makalah ps jss butaru nov08 edit jurnalis + redaksi

11
 I F Poernomosidhi P oerwo 1 SEGERA BANGUN JEMBATAN SELAT SUNDA! oleh: Dr. Ir. I.F. Poernomo sidhi Poerwo, M.Sc, MCIT, MIHT Tenaga Ahli Fungsional Ditjen Penataan Ruang Departemen PU Indonesia terletak di antara dua benua, dua samudra, dan terdiri dari gugus pulau yang disebut Nusantara. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari 17.508  pulau. Membentang 1.888 km dari 6 0 08 0  Lintang Utara sampai 11 0 15 0  Lintang Selatan dan 94 0 45 0  Bujur Timur sampai 141 0 05 0  Bujur Barat. 81% wilayah Indonesia terdiri atas lautan/perairan, termasuk zona ekonomi ekslusif. Aglomerasi permukiman dan sebaran penduduk di Indonesia menciptakan fenomena anthropocentris dari ribuan suku dan ras di seluruh kepulauan Nusantara. Komposisi dan ratio antara jumlah penduduk dan luas wilayah pulau (besar) dan Gugus Kepulauan Laut menjadi „tidak seimbangdalam konteks daya dukung Pulau dan „threshold„ nya. Saat ini diperkirakan penduduk Indonesia mencapai 225.6 juta (2007, Bank Dunia). Ini berarti Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar ke-4 di dunia. Namun kurang lebih 60%  penduduk tinggal di Pulau Jawa yang luasnya sekitar 6% dari seluruh Nusantara. Ditambah dengan P.Sumatera, maka dua pulau besar di bagian Barat Indonesia ini „membangkitkantidak saja pergerakan barang dan manusia, tetapi juga kegiatan ekonomi. Perhubungan antar pulau, khususnya pulau-pulau besar dilakukan dengan kapal laut dan  pesawat te rbang. Namun kedua sarana angkutan tersebut tidak le pas dari pengaruh cuaca, angin, kabut, arus laut serta kondisi siang dan malam. Pulau Jawa dan Sumatera, dihubungkan oleh Selat Sunda yang secara administratif masuk dalam wilayah dua propinsi. Pulau Sangiang ke timur masuk wilayah Propinsi Banten, sedangkan pulau-pulau sebelah barat Pulau Sangiang masuk wilayah propinsi Lampung. Jarak Bakauheni ke Teluk Betung adalah 90 km, sedangkan jarak Anyer ke Jakarta adalah 120 km. Dalam konstelasi ekonomi dunia, posisi P.Sumatera (RA) dan P.Jawa (JA) berperan sangat penting dalam konteks region al. Berdasarkan laporan Bank Dunia 2007, rata-rata  pertumbuhan tenaga kerja 1.9% di atas pertumbuhan Asia Timur & Pasifik yang 1.2%, dengan proporsi penduduk di bawah garis kemiskinan 17%. Gagasan Pembangunan Jembatan Selat Sunda

Upload: reztyoktaviani

Post on 16-Jul-2015

66 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 1/

I F Poernomosidhi Poerwo  1

SEGERA BANGUN JEMBATAN SELAT SUNDA!

oleh: Dr. Ir. I.F. Poernomosidhi Poerwo, M.Sc, MCIT, MIHTTenaga Ahli Fungsional Ditjen Penataan Ruang Departemen PU

Indonesia terletak di antara dua benua, dua samudra, dan terdiri dari gugus pulau yangdisebut Nusantara. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari 17.508

pulau. Membentang 1.888 km dari 6008

0Lintang Utara sampai 11

015

0Lintang Selatan dan

94045

0Bujur Timur sampai 141

005

0Bujur Barat. 81% wilayah Indonesia terdiri atas

lautan/perairan, termasuk zona ekonomi ekslusif.

Aglomerasi permukiman dan sebaran penduduk di Indonesia menciptakan fenomena

anthropocentris dari ribuan suku dan ras di seluruh kepulauan Nusantara. Komposisi dan

ratio antara jumlah penduduk dan luas wilayah pulau (besar) dan Gugus Kepulauan Laut

menjadi „tidak seimbang‟ dalam konteks daya dukung Pulau dan „threshold„nya. Saat ini

diperkirakan penduduk Indonesia mencapai 225.6 juta (2007, Bank Dunia). Ini berarti

Indonesia adalah negara berpenduduk terbesar ke-4 di dunia. Namun kurang lebih 60%penduduk tinggal di Pulau Jawa yang luasnya sekitar 6% dari seluruh Nusantara.

Ditambah dengan P.Sumatera, maka dua pulau besar di bagian Barat Indonesia ini

„membangkitkan‟ tidak saja pergerakan barang dan manusia, tetapi juga kegiatan

ekonomi.

Perhubungan antar pulau, khususnya pulau-pulau besar dilakukan dengan kapal laut dan

pesawat terbang. Namun kedua sarana angkutan tersebut tidak lepas dari pengaruh cuaca,

angin, kabut, arus laut serta kondisi siang dan malam.

Pulau Jawa dan Sumatera,

dihubungkan oleh Selat

Sunda yang secara

administratif masuk dalam

wilayah dua propinsi. Pulau

Sangiang ke timur masuk 

wilayah Propinsi Banten,

sedangkan pulau-pulau

sebelah barat Pulau Sangiang

masuk wilayah propinsi

Lampung. Jarak Bakauheni

ke Teluk Betung adalah 90km, sedangkan jarak Anyer

ke Jakarta adalah 120 km.

Dalam konstelasi ekonomi dunia, posisi P.Sumatera (RA) dan P.Jawa (JA) berperan

sangat penting dalam konteks regional. Berdasarkan laporan Bank Dunia 2007, rata-rata

pertumbuhan tenaga kerja 1.9% di atas pertumbuhan Asia Timur & Pasifik yang 1.2%,

dengan proporsi penduduk di bawah garis kemiskinan 17%.

Gagasan Pembangunan Jembatan Selat Sunda

5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 2/

I F Poernomosidhi Poerwo  2

Dengan adanya akses Jembatan Selat Sunda, pengaruh kedua pulau ini pada Geoekonomi

Dunia akan sangat signifikan. Terutama terhadap sektor industri jasa Pariwisata &

Transportasi Lintas ASEAN bahkan ASIA – Australasia, termasuk akses ekonomi dengan

Semenanjung Asia Tenggara (Thailand, Malaysia, Singapura). Peta Geoekonomi Industri

Pariwisata akan  berubah dengan dihubungkannya Kawasan Telah BerkembangP.Sumatera dan Kawasan Sangat Berkembang P.Jawa-Bali.

Gagasan untuk menghubungkan Pulau Jawa dan Pulau Sumatera dengan prasaran

  jembatan maupun terowongan melalui Selat Sunda telah sering disampaikan,

dipublikasikan, didiskusikan dan dipelajari. Pada saat itu persoalan utama dalam

mewujudkan gagasan tersebut adalah karena keterbatasan pengetahuan mengenai kondisi

selat dan kekuatan alam yang mengaturnya, ketersediaan teknologi dan biaya, dan

keterbatasan sumber daya manusia, sehingga keraguan yang tak terpecahkan

menyebabkan perkembangan gagasan tersebut tidak berlanjut.

Untuk menyeberangi Selat Sunda dibutuhkan jembatan dengan bentang yang panjang.

Namun demikian, teknologi yang telah diterapkan pada beberapa negara dewasa ini telah

menggugah kembali untuk melihat kemungkinan tersebut sebagai tantangan. Jembatan-

  jembatan dengan bentang panjang melalui selat-selat yang ada telah dimungkinkan dan

telah diwujudkan dibeberapa negara seperti Jepang, Denmark, Inggris, Amerika Serikat

dan lain-lain.

Tujuan pembangunan Infrastruktur Penghubung Selat Sunda dikaji dan rumuskan dari sisi:

a.  Keseimbangan sumberdaya dan pemerataan penduduk karena pada saat ini sumber

daya manusia terkumpul di Pulau Jawa sedangkan Pulau Sumatera memiliki

potensi sebagai sumberdaya alam.

b.  Komunikasi lebih intensif sehingga akan berdampak pada kestabilan politik,

ekonomi dan sosial.

5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 3/

I F Poernomosidhi Poerwo  3

c.    Jaringan jalan arteri primer. Untuk menutup kesenjangan jaringan jalan arteri

primer sepanjang 3.500 km di Sumatera (Banda Aceh-Bangkauheni) dan 1.000 km

di Jawa (Anyer-Banyuwangi)

d.  Pengembangan Pariwisata domestik akan lebih mudah dipromosikan.

Jembatan Selat Sunda perlu, karena:

a.  Transportasi barang dan jasa antara Jawa dan Sumatera melalui jalan darat dan

penyeberangan kapal feri pada Selat Sunda sudah sangat padat. Waktu tempuh

selama 2 - 3 jam untuk menyeberang Selat Sunda dengan menggunakan kapal feri

dapat ditekan serta memberikan alternatif prasarana angkutan lain (jembatan) yang

tidak tergantung pada pengaruh cuaca dan waktu. Jumlah penumpang yang naik 

dari Bakauheni adalah 450.523 orang per tahun dan dari Merak 364.329 orang per

tahun dengan perkiraan pertumbuhan 6,29% per tahun.

b.  Pengembangan kegiatan industri yang terkonsentrasi di Pulau Jawa dapat

didistribusikan ke Pulau Sumatera.

c.  Pembangunan jembatan Selat Sunda akan mempengaruhi pola pemanfaatan ruangdan struktur kegiatan di pulau Jawa dan pulau Sumatera terutama pada kawasan

yang dipengaruhi (Propinsi Banten dan Lampung)

Rencananya, jembatan di atas Selat Sunda itu memanjang 27,4 km, namun lokasi titik 

awal dan akhirnya belum ditetapkan (masih dalam tahap pre-FS). Pulau-pulau yang dilalui

adalah pulau Kandang Lumuk, pulau Prajurit, pulau Sangiang dan pulau Ular dengan

kedalaman dasar laut antara + 25 m s/d + 200 m dibawah permukaan air laut. Terdapat

palung selebar 2  –  3 km dengan panjang lebih dari 14 km yang terletak antara pulau

Sangiang dan pulau Jawa.

Sementara itu, meski aktifitas gunung Anak Krakatau semenjak tahun 1927 telah terjadi

24 kali letusan (erupsi) namun merupakan letusan yang normal dan tidak membahayakan

 jembatan yang akan dibangun. Berdasarkan penelitian kemungkinan letusan dasyat akan

terjadi lagi pada tahun 2363.

Payung Hukum Jembatan Selat Sunda

Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 2008 tentang RTRWN telah memberikan arahan:

(1) pengembangan transportasi nasional ditujukan untuk menunjang kegiatan sosial,

ekonomi, pertahanan keamanan negara, menggerakkan dinamika pembangunan, dan

memantapkan kesatuan wilayah nasional dengan mendukung peruntukan ruang di

kawasan budidaya dan penyebaran pusat-pusat permukiman serta sektor terkait lainnya;(2) pengembangan jaringan transportasi nasional menghubungkan antar pulau, pusat

permukiman, kawasan produksi, pelabuhan laut dan udara, sehingga terbentuk satu

kesatuan sistem transportasi darat, laut dan udara, dan (3) jaringan transportasi nasional

dikembangkan saling terkait meliputi wilayah nasional dengan luar negeri, antar wilayah

dan antar kota, dan dalam keterkaitan intra dan intermoda transportasi. Sedangkan jaringan

transportasi jembatan dan terowongan antarpulau dititik beratkan untuk melayani arus lalu

lintas antar pulau yaitu antara Pulau Jawa dan Pulau Sumatera, antara Pulau Jawa dan

Pulau Madura, antara Pulau Jawa dan Pulau Bali, serta di kawasan yang mendukung

kelancaran kerjasama antara pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain.

5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 4/

I F Poernomosidhi Poerwo  4

Sementara visi pemanfaatan ruang yang terdapat dalam RTRWN adalah :

a.  perkembangan kegiatan ekonomi antar pulau yang semakin seimbang dan semakin

terkait untuk mendorong terwujudnya pemerataan pembangunan dan kesatuan wilayah

nasional.

b.  sektor industri yang semakin menyebar di luar P. Jawa dan P. Sumatera sesuai denganpotensinya untuk mempercepat perkembangan ekonomi wilayah.

c.  penyebaran kegiatan ekonomi yang sesuai dengan potensi kawasan di wilayah nasional

dan membentuk keterkaitan yang mewujudkan penguatan struktur ekonomi secara

sektoral dan regional.

d.  industri di P. Jawa tetap berkembang akan tetapi perlu memberi perhatian khusus pada

ketersediaan air dan kelestarian lingkungan.

e.  luas lahan pertanian secara nasional tetap dipertahankan untuk menjaga kemandirian

dibidang produksi pangan. Dengan demikian perubahan fungsi lahan pertanian yang

ada di P. Jawa yang menjadi permukiman dan kawasan industri harus diganti dengan

pembukaan sawah baru di luar P. Jawa.

f.  penyebaran kegiatan ekonomi didorong ke KTI dengan memperhatikan potensi sumberdaya alam, saling menguatkan dengan pengembangan pusat-pusat permukiman dan

dapat menciptakan kesempatan kerja sehingga dapat menarik penduduk dari daerah

padat.

Jika kembali melihat ke dalam PP 26 tahun 2008, ada beberapa hal yang perlu menjadi

pertimbangan, yaitu kawasan-kawasan lindung diupayakan agar dapat membentuk suatu

kesatuan, dan di dalam kawasan lindung sejauh mungkin dihindari kegiatan budi daya dan

permukiman. Apabila dalam kawasan lindung perlu dikembangkan kegiatan budi daya

yang sangat menguntungkan untuk pembangunan nasional, kegiatan tersebut dapat

dilakukan dengan syarat fungsi lindung tidak terganggu.

Apabila dibutuhkan, jaringan prasarana dasar seperti jaringan transportasi, jaringan

kelistrikan, jaringan telekomunikasi, prasarana dan sarana distribusi air bersih serta

bangunan pengendali gempa dan bencana alam dapat dibangun melalui atau dalam

kawasan lindung dengan tetap mempertahankan fungsi kawasan lindung dan tidak 

mengganggu kelestariannya.

Sementara pemanfaatan ruang dan sumber daya untuk kegiatan produksi dalam kawasan

budi daya di darat, laut dan udara diutamakan untuk kemakmuran masyarakat melalui

upaya peningkatan keterkaitan dengan kegiatan lain yang berdekatan, serta upaya

mengurangi semaksimal mungkin dampak negatif terhadap kelestarian lingkungan dankehidupan sosial-budaya masyarakat di sekitarnya.

Kegiatan budi daya di darat, laut dan udara dikembangkan saling menguatkan, serasi dan

selaras dengan pengembangan permukiman, dengan memperhatikan potensi sumber daya

alam, sumber daya buatan, prasarana pendukung, kemampuan investasi nasional dan

kondisi ekonomi global.

5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 5/

I F Poernomosidhi Poerwo  5

Pada saat yang sama perlu diupayakan

untuk menyebarkan perkembangan

kawasan-kawasan andalan dengan

sektor unggulannya di wilayah nasional

untuk mendorong pertumbuhan danpemerataan perkembangan antar

wilayah. Perkembangan tersebut

dilakukan dengan memperhatikan

potensi daerah, permukiman dan

sumberdaya manusia, kemampuan

investasi nasional, sumber daya buatan

dan kondisi ekonomi global.

Perlu juga diupayakan untuk meningkatkan keterkaitan yang saling menguatkan antar

kawasan andalan dalam wilayah nasional untuk meningkatkan sinergi perkembangan

sebesar-besarnya.

Kawasan permukiman diupayakan dapat berfungsi sebagai pusat pelayanan ekonomi yang

berkembang secara selaras, saling memperkuat dan serasi dalam ruang wilayah nasional.

Pusat-pusat permukiman tersebut membentuk suatu sistem yang mencerminkan fungsi dan

hirarki pusat sesuai dengan wilayah pelayanannya dan pola keterkaitan pusat-pusat

permukiman serta antara permukiman perkotaan dan perdesaan.

Pengembangan pusat-pusat kegiatan itu didukung perluasan jaringan transportasi nasional

untuk melayani kegiatan sosial ekonomi masyarakat, termasuk permukiman transmigrasi,

kawasan-kawasan terpencil, daerah terbelakang, dan daerah perbatasan. Jaringantransportasi itu ini juga berguna untuk menghubungkan pintu-pintu ekspor-impor.

Pengembangan jaringan transportasi diselaraskan dan dipadukan dengan pengembangan

sistem permukiman dengan menggunakan pertimbangan :

1.  pusat-pusat permukiman sebagai simpul pelayanan transportasi;

2.  kebutuhan pelayanan dan jenis moda pada masing-masing simpul didasarkan pada

hirarki dan fungsi permukiman serta tingkat perkembangan kawasan.

3.  untuk kota-kota metropolitan, diupayakan mengembangkan jaringan transportasi

yang efisien melalui penggunaan moda angkutan umum masal dipadukan dengan

moda angkutan umum lainnya dengan memperhatikan efisiensi penggunaan ruang

dan mempertimbangkan kemungkinan penggunaan terpadu (multi use) dari suaturuang. Untuk kota yang memungkinkan pengembangannya diarahkan dengan

pemanfaatan ruang di bawah kota.

Pengembangan lintas dilakukan melalui pembangunan salah satu atau kombinasi dari

prasarana jalan darat (jalan raya, kereta api, sungai dan danau) dan angkutan

penyeberangan yang dapat mendorong peningkatan perkembangan kawasan dan

permukiman. Melalui sistem transportasi yang efisien dan efektif dengan keterpaduan

antar dan intramoda.

Selanjutnya, berkaitan dengan arahan pengembangan kawasan andalan di dalam PP 26

tahun 2008 perlu dikenali beberapa kawasan andalan yang terpengaruh dengan adanyaJembatan Selat Sunda ini, yaitu Kawasan Andalan Bojonegara – Merak  – Cilegon dsk. di

9

Tangerang

Peta Kawasan Andalan

& Sistem Kota-kota

Serang

Rangkasbitung

Pandeglang

Bdr Lampung

Kalianda

Metro

Kotabumi

Bakauheni

1

2

Kawasan Andalan

1. Bojonegara – Merak – Cilegon dsk.

2. Bandar Lampung – Metro dsk.

Merak

Cilegon

PKN

PKW

PKL

Keterangan

5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 6/

I F Poernomosidhi Poerwo  6

Propinsi Banten dengan sektor unggulan industri, tanaman pangan, pariwisata, perikanan

dan pertambangan dan Kawasan Andalan Bandar Lampung  –  Metro dsk. di Propinsi

Lampung dengan sektor unggulan perkebunan, pariwisata, tanaman pangan, industri, dan

perikanan.

Beberapa Isu Strategis Pulau Sumatera

Ada beberapa pokok masalah yang ada di Pulau Sumatera, di antaranya, kesenjangan

perkembangan wilayah antara Pantai Barat  –  Pantai Timur Sumatera. Wilayah Pantai

Barat Pulau Sumatera lebih tertinggal dibandingkan dengan Pantai Timur Pulau Sumatera.

Kemudian, pertumbuhan penduduk Sumatera rata-rata tahun 1995  – 1999 sebesar 1,90%

per tahun relatif lebih tinggi dari laju tertumbuhan nasional pada periode waktu yang sama

yang hanya sebesar 1,66%, namun pertumbuhan penduduk ini secara spasial tidak tersebar

merata, hanya pada bagian Tengah dan Pantai Timur Sumatera saja.

Selain itu, adanya gejala “primacy” kota dan lemahnya keterkaitan antar kota pada setiap

propinsi di Pulau Sumatera, terutama yang berstatus sebagai ibukota propinsi. Kota-kotametropolitan Medan dan Palembang merupakan konsentrasi penduduk dan ekonomi di

Sumatera, serta kota-kota cepat bertumbuh berada di Pantai Timur dan Pantai Tengah. Di

Pantai Barat hanya terdapat kota Padang dan Bengkulu yang minim keterkaitannya satu

dengan yang lain. Keterkaitan kedua kota ini justru ke Pantai Timur dengan kota

Pekanbaru dan Palembang sebagai outlet utama. Juga lemahnya koordinasi pengelolaan

kawasan lindung lintas propinsi dan Kabupaten/Kota. 

Dalam pengelolaan sumberdaya alam dan kelautan juga terdapat sejumlah masalah, seperti

pendayagunaan potensi sumberdaya kelautan kurang optimal  bahkan kurang terkontrol.

Penguasaan teknologi prosesing perikanan laut masih lemah sehingga sumberdayakelautan masih terbatas pada perikanan laut yang dalam kondisi “mentah”.  Marine-

industry belum berkembang dengan baik di Pulau Sumatera. Ini karena kurangnya

perhatian dalam pengembangan pulau-pulau kecil. Pulau-pulau kecil terutama di bagian

barat Pulau Sumatera menjadi kawasan yang relatif terisolir dan kurang dapat

berkembang, karena infrastruktur pendukung kegiatan perikanan laut masih sangat

terbatas.

Dalam pengembangan ekonomi kawasan dan kerjasama regional di Pulau Sumatera juga

masih terjadi kompetisi antar propinsi untuk komoditi yang sama. Seharusnya, menyikapi

kerjasama regional IMT-GT dan IMS-GT, masing-masing propinsi berupaya

mengembangkan komoditi atau sektor unggulan agar daya saingnya lebih tinggi.Keterkaitan ekonomi antar propinsi se Sumatera (inter-regional trade) juga belum tercipta

karena masing-masing propinsi cenderung melakukan kebijakan berorientasi ekspor

komoditi “mentah”, dibanding industri “ processing” seperti agroindustri dan agrobisnis

dengan nilai tambah tinggi.

Dalam pengembangan prasarana wilayah di Pulau Sumatera, termasuk bidang transportasi

masih lemah. Karena kurang terpadunya pengembangan prasarana yang mendukung

sistem inter-moda transportasi, yang dapat dilihat dari dominasi transportasi di Sumatera

oleh transportasi jalan raya sehingga akibat tingginya arus kendaraan, kerusakan jalan

merupakan tantangan yang sangat serius. Sementara alternatif untuk mengatasi hal itu,

yaitu pengembangan sistem jaringan kereta api (Trans Sumatera Railway) yang sinergis,masih terbatas pada pelayanan di daerah-daerah di Sumatera Utara, Sumatera Barat,

5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 7/

I F Poernomosidhi Poerwo  7

Sumatera Tengah dan Lampung. Sedangkan moda lainnya seperti sistem transportasi laut

dan udara, kurang bisa optimal karena ada prasyarat teknis yang harus dipenuhi.

Keterisoliran pulau-pulau kecil di sekitar pantai barat Sumatera yang diakibatkan kecilnya

skala ekonomi yang dihasilkan untuk langsung dijual ke kota besar. Orientasi langsung kekota besar kurang menguntungkan bagi daerah ini. Saat sekarang wilayah ini hanya

dilayani secara terbatas baik frekuensi penyeberangan maupun jumlah dan kualitas

prasarana yang ada.

Sistem jaringan telekomunikasi yang terbentuk di Sumatera telah melayani seluruh

wilayah, hanya saja belum membentuk sistem yang kompak dan sama terutama pada

pantai Barat dan Kepualuannya. Untuk itu perlu dilakukan integrasi sistem jaringan

telekomunikasi dalam skala Pulau Sumatera.

Beberapa Isu Strategis Pulau Jawa

Sejumlah persoalan pada umumnya sama dengan Pulau Sumatera, bahkan di Jawa dengantingkat intensitas persoalan yang dua kali lipat. Contoh, kesenjangan Pertumbuhan

Kawasan Koridor Pantura dan Pansela Jawa maupun masalah kawasan rawan bencana

gunung berapi, gempa bumi, gerakan tanah longsor dsb.

Saat ini penduduk Pulau Jawa naik dari 128 juta (2005) ke 151 juta (2020) atau 58% dari

220 (2005) ke 55% dari 274 juta (2020) seluruh penduduk RI. 65% penduduk Jawa adalh

kaum urban (2020). Lemahnya penyelenggaraan penataan ruang nasional dan daerah

terutama implementasi rencana tata-ruang dan pengendalian, mengakibatkan hutan-tanah-

sungai Jawa rusak dan mengakibatkan bencana banjir serta erosi yang memukul penduduk 

miskin. Padahal tingkat Kesuburan tanah Jawa 4 x Sumatera, 6 x Kalimantan untuk tanaman padi. Air tawar Jawa menciut langka. Daya dukung ekologi dan PDB hijau

membuktikan ambang batas pulau dilampaui.

Kebutuhan Lahan Per Orang Per Tahun Berdasarkan Kriteria Dunia:

1. untuk lahan energi = 2.34 ha/orang

2. lahan terdegradasi = 0.20 ha/orang

3. kebun = 0.02 ha/orang

4. lahan pertanian = 0.66 ha/orang

5. lahan peternakan = 0.46 ha/orang

6. hutan = 0.50 ha/orang

Total Kebutuhan Lahan = 4.18 ha/orangBerdasarkan Kriteria tersebut, maka Daya Dukung Pulau Jawa rata-rata sudah dilampaui.

5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 8/1

I F Poernomosidhi Poerwo  8

Tabel Jejak Ekologi ( Ecological Footprint ) untuk P. Jawa(Sumber Tim Studi Daya Dukung P.Jawa Ditjen Taru & Menko Perekonomian 2007)

No Provinsi

Penduduk

(jutaorang) LuasLahan (Ha)

Kebut

Lahan(Ha/orng)

Total

KebuthnLahan (Ha) Kondisi (Ha) Daya Dukung

1 DKI 9.16 66,100 4.18 38,288,800 -38,222,700 dilampaui

2Jabar Banten 38.34 4,630,000 4.18 160,261,200 -155,631,200 dilampaui

3 Jateng 29.69 3,420,600 4.18 124,104,200 -120,683,600 dilampaui

4 DIY 2.90 318,800 4.18 12,122,000 -11,803,200 dilampaui

5 Jatim 33.80 4,792,200 4.18 141,284,000 -136,491,800 dilampaui

TotalP.Jawa 113.89 13,227,700 476,060,200 -462,832,500 dilampaui

Jadi, perlu dicermati lebih lanjut bagaimana perkiraan dampak pembangunan Jembatan

Selat Sunda terhadap Daya Dukung dan Daya Tampung Pulau Jawa versus Pulau

Sumatera.

Pulau Jawa sendiri memiliki banyak Sumber Daya Alam yang dapat dikembangkan.

Misal, Tropical terrestrial and marine resources yang khas utk bahan baku obat,

kosmetika, produk industri dan pangan. Namun Prinsip Eco Region atau Bio-Region yang

dipakai sebagai landasan UU 26/2007 Tentang Penataan Ruang perlu dijabarkan dalam

konsep ‘One Island One Plan One Integrated Management’. 

Apalagi saat ini air tawarmenjadi bahan langka,

karena hutan dan Daerah

Aliran Sungai dalam

kondisi kritis. Pada tahun

1800an, terdapat ± 11.5 juta

ha lahan hutan. Tahun 1989 

tinggal ± 3 juta ha.

Lahan pertanian dalam

periode 1880-1930an

meningkat tajam seiringlaju pertumbuhan

penduduk. Sampai dengan

Tahun 1990 lahan pertanian

relatif konstan, sementara

pertumbuhan penduduk terus meningkat tajam. (Kajian Daya Dukung P.Jawa, Tim Menko

Perekonomian, 2007)

Dampak Pembangunan Jembatan Selat Sunda

a.  Perubahan struktur dan pola pemanfatan ruang pada kawasan pengaruh (outlet-

inlet, kabupaten dan pulau-pulau yang dilalui oleh jembatan Selat Sunda).

5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 9/

I F Poernomosidhi Poerwo  9

MASALAH DASAR : Hak dan Akses 

terhdap SDA 

MASALAH LANJUT : P  -  SDA berbasis  -  e ,

SDA -  asset  

MASALAH

STRUKTURAL : PerUU  , birokrasi  ,

administrasi  

KERUSAKAN SDA

DAN DAYA DUKUNG

MENURUN 

KINERJA

PENGELOLA SDA KEMISKINAN &

KUALITAS SDM OVER EXPL SDA

& TATA RUANG 

ak

bada

akbada

Lingkup P  . Jawa  Masalah Distribusi Penduduk secara 

Nasional dan Dampak Ekonomi Global  

BagaimanaDAMPAKPembangunanInfrastruktur LintasPulau SumatRA – 

JAwa ?

b.  Perubahan kegiatan ekonomi, sosial budaya regional yang lebih intensif yang

berdampak pada adanya kecenderungan regionalisasi wilayah pengembangan tanpa

dibatasi oleh batas administrasi.

c.  Kecenderungan perubahan fungsi kegiatan pelabuhan baik di Bakauheni, Panjang

maupun Merak.d.  Perubahan fungsi sistem jaringan jalan Sumatera – Jawa serta perubahan tata guna

lahan sepanjang jaringan jalan tersebut.

e.  Lokasi pilar jembatan menyebabkan perubahan arus air laut yang mempengaruhi

  jalur pelayaran regional dan internasional dan berdampak pada ekosistem laut di

sekitarnya, pola tangkapan ikan serta abrasi pantai.f.  Adanya perubahan fungsi kota (PKL, PKW) dan fungsi kegiatan kota (pariwisata,

industri, permukiman, pertanian).

g.  Timbulnya kegiatan ekonomi (perubahan pemanfaatan ruang) di sepanjang akses

yang dapat mengganggu tingkat aksesibilitas.

h.  Adanya kemungkinan terganggunya ekosistem laut antara lain terumbu karang.

i.  Adanya reklamasi pantai disebelah barat pulau Ular yang memerlukan pengelolaan

ruang.

 j.  Adanya peningkatan

polusi (sampah,

suara, estetika) pada

daerah pantai danpulau Sangiang

karena peningkatan

kegiatan.

k.  Adanya gangguan

lingkungan akibat

galian material yang

membutuhkan pengelolaan terpadu antar wilayah.

l.  Potensi Kalianda – Way Kambas – Teluk Semangka – 

Waduk Batutegi, Anak Krakatau, Tj. Lesung, P.

Sangiang, Anyer dsb. sebagai tempat pariwisata

dapat lebih dikembangkan.

5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 10

I F Poernomosidhi Poerwo  10

m.  “  Lesson Learned ” dari Jembatan yang menghubungkan P.Honshu  dengan P.

Shikoku di Jepang (Gambar : Jembatan Seto-Chuo 37 km)  maka waktu kajian

kelayakan, termasuk kajian pengembangan wilayahnya sampai dengan Disain

Rinci diperlukan paling tidak 20 tahun (1955 – 1975), untuk konstruksi sampai

selesai 15 tahun (1975-1990). (Sumber: Survey, R&D, Design and Construction for Seto Ohashi Bridges Presentation, 2008).

CATATAN PENUTUP

1. Perlunya analisis Penataan Ruang yang

mendalam terhadap dampak 

Infrastruktur (Jembatan) Selat Sunda,

pada :

o  Perubahan pola dan struktur

pemanfaatan ruang

o  Perubahan Orientasi Pelayanan Sebelum – Sesudah (Before&After) (Lihat Gambar) 

o  Perubahan sistem transportasi

o  Perubahan fungsi pelabuhan

o  Kajian sosial ekonomi dan action plan

untuk masyarakat terkena dampak 

o  Pengembangan kegiatan pariwisata

meliputi : Kalianda – Way Kambas – Tl.

Semangka  –  Waduk Batutegi, A.

Krakatau, Tj. Lesung, P. Sangiang,

Anyer dsb.

2. Perlunya Kajian yang mendalam

terhadap Pilihan Tipe Infrastruktur

Lintas Pulau yang dapat mengurangi

dampak negatif dan menjadi pengungkit

(leverage) untuk pengembangan

wilayah di kedua Pulau dengan padanan

dunia International terhadap Infrastruktur

berbasis Jalan atau berbasis Jalan Rel atau

Infrastruktur Bangunan Layang (spt

Jembatan) atau Infrastruktur BangunanBawah Tanah / Bawah Laut (spt

Terowongan). Demikian pula pengaruh

gandanya (Multiplier Effect) terhadap

perwujudan Ruang Nusantara.

3. Perlunya buffer zone di sepanjang

  jalan nasional untuk menghindari

tumbuhnya kegiatan-kegiatan di sepanjang

 jalan tersebut

4. Perlunya sosialisasi rencana kegiatan

pada stake holder  pada saat FS untuk 

mendapatkan masukan perubahan tata ruangakibat pembangunan Jembatan Selat Sunda

10

Peta Orientasi Pelayanan

Sebelum Dibangun JRaja

Rangkasbitung

Pandeglang

Bdr Lampung

Kalianda

Metro

Kotabumi

Bakauheni

1

2

Merak

Cilegon

PKN

PKW

PKL

Keterangan

TangerangJkt

Seran

g

11

Peta Orientasi Pelayanan

Sesudah Dibangun JRaja

Rangkasbitung

Pandeglang

Bdr Lampung

Kalianda

Metro

Kotabumi

Bakauheni

1

2

Merak

Cilegon

PKN

PKW

PKL

Keterangan

TangerangJkt

Seran

g

Terowongan Jalan Rel Selat Inggris-Perancis.Channell Tunnel panjang 505 km

5/13/2018 Makalah PS JSS Butaru Nov08 Edit Jurnalis + Redaksi - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-ps-jss-butaru-nov08-edit-jurnalis-redaksi 11

I F Poernomosidhi Poerwo  11

5. Perlunya kerjasama pihak perencana desain teknik Jembatan Selat Sunda dengan

pihak perencana tata ruang untuk mengantisipasi dampak pemanfaatan ruang

6. Perlunya revisi RTR propinsi/kabupaten/kota dengan masukan dari analisis dampak 

pemanfaatan ruang pada studi Amdal dan desain teknik 

7. Perlunya dibentuk forum kerjasama pengembangan wilayah melalui legalisasi untuk mendukung terjadinya regionalisasi kegiatan yang merumuskan kesepakatan serta

 jaminan kepastian hukum dalam pemanfaatan ruang

8. Perlunya kerjasama Pemerintah Propinsi Banten, Kabupaten Serang, Kota Cilegon,

serta Pemerintah Propinsi Lampung dan Kabupaten Lampung Selatan untuk 

menyiapkan sistem jaringan jalan lokal dan regional yang tidak hanya bertumpu

pada / membebani jalan nasional

9. Perlunya revitalisasi kawasan

pelabuhan Merak yang akan

mengalami penurunan fungsi

10. Perlunya kajian terhadap integrasi

moda transportasi dan utilitas.11. Akhirnya dari berbagai pengalaman

dunia Internasional Gagasan untuk 

mewujudkan Jembatan Selat Sunda

harus segera dirintis sebagaimana

Gagasan Terowongan Selat Inggris

(Channel Tunnel / 

Chunnel /  Eurotunnel) sudah dimulai sejak 1802 dan dibuka pada 1993.