makalah penelitian survei
Post on 14-Dec-2014
11.774 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENELITIAN SURVEI
Oleh
Kelompok 1
ALFIRAMITA HERTANTI
M. AKBAR PASRY
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIEVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2013/2014
A. Pengertian penelitian survei
Penelitian survei merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang
dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada
responden. Dalam penelitian survei , peneliti meneliti karakteristik atau hubungan
sebab akibat antar variabel tanpa adanya intervensi peneliti (wikipedia).
Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sample dari satu
populasi dan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data yang pokok
(Singarimbun, 1998). Sedangkan, menurut Zikmund (1997), metode penelitian
survei adalah satu bentuk teknik penelitian di mana informasi dikumpulkan dari
sejumlah sampel berupa orang, melalui pertanyaan-pertanyaan.
Penelitian survei adalah suatu penelitian yang menggunakan prosedur
yang sistematik, dengan cara mencari pengaruh dari variabel satu dengan variabel
lain yang sesuai dengan variabel yang dipilih dengan cara mengumpulkan
informasi dari sampel melalui metode-metode yang terukur.
B. Karakteristik penelitian survei
Di bawah ini disajikan beberapa karakteristik penelitian yang bentuknya
survai . (Nan Lin, 1976).
1. Melibatkan sampel yang mampu mewakili populasi. Jadi teknik pengambilan
sampelnya harus sampling probabilistic (sampel acak). Survai yang dilakukan
terhadap populasi dinamakan sensus.
2. Informasi yang dikumpulkan berasal langsung dari responden. Responden
dapat menyatakan langsung pandangannya berdasarkan pertanyaan tertulis
yang diberikan kepadanya (kuesioner), atau juga berdasarkan pertanyaan lisan
(wawancara).
3. Karena sampel harus representatif (mewakili populasi), maka ukuran
sampelnya relatif banyak (sebanding dengan populasi), dibandingkan dengan
metode lainnya.
4. Penarikan data dilakukan dalam tatanan yang natural, apa adanya, sesuai
dengan kondisi sebenarnya. Responden harus tidak boleh mengemukakan
tanggapannya dalam lingkungan asing yang tidak nyaman, atau akrab dengan
dirinya. Misalnya, kuesioner diisi di ruang khusus. Biasanya peneliti datang
ke tempat kerja atau ke rumah responden.
C. Jenis-jenis penelitian survei
Penelitian survei mempunyai banyak variasi dalam pelaksanaannya.
Dalam konteks pendidikan dan tingkah laku penelitian survei minimal dapat
dikelompokkan menjadi lima macam bentuk, yaitu survei catatan, survei
menggunakan angket yang menggunakan jasa pos, survei melalui telepon, survei
dengan wawancara kelompok, dan wawancara individual.
1. Survei catatan
Jenis survei ini disebut survei of records, karena dalam kegiatan
penelitian ini banyak menggunakan sumber-sumber yang berupa catatan atau
informasi nonreaksi. Dalam penelitian nonreaksi ini, peneliti biasanya tidak
banyak melibatkan jawaban langsung dari orang atau subjek yang diteliti.
Survei model catatan ini mempunyai keuntungan dibanding dengan model
lainnya, yaitu objektivitas informasi yang diperoleh lebih objektif dan bisa
dipertanggungjawabkan. Di samping itu, survei menggunakan sumber catatan
ini mempunyai kelebihan lain, termasuk:
a. Catatan merupakan sumber informasi yang tidak dapat bereaksi terhadap
perlakuan yang diterima yang berasal dari para peneliti,
b. Sumber-sumber yang ada murah, dan tidak berpindah-pindah tempat,
sehingga lebih cepat diakses,
c. Catatan yang ada memungkinkan dilakukan perbandingan secara historis
dan dilakukan analisis kecenderungan dari satu keadaan ke keadaan lain
yang berbeda,
d. Jika catatan tepat dan up to date, mereka dapat menjadi acuan
perbandingan yang sangat baik.
Di samping kelebihan seperti di atas, survei menggunakan sumber
catatan juga mempunyai kelemahan yang apabila peneliti tidak menyadari
akan dapat meminimalkan efektivitas penelitian itu sendiri. Beberapa
kelemahan yang dimiliki oleh penelitian dengan survei catatan di antaranya
sebagai berikut:
a. Penelitian terhalang dengan sumber catatan yang memiliki sifat
confidential atau rahasia Negara, kelompok atau mungkin juga pribadi.
b. Sumber-sumber catatan mungkin sekali tidak lengkap, tidak tepat, dan
obsolete atau kadarluarsa.
c. Adanya aturan untuk usia suatu catatan dapat diketahui publik sering
membuat perbandingan tidak valid, misalnya catatan highly secret Negara
maka baru setelah masa 30 tahun, rahasia Negara tersebut dapat dibuka
untuk diketahui publik.
d. Catatan dapat meneyebabkan salah persepsi, utamanya jika peneliti tidak
dapat menerangkan bagaimana catatan dikumpulkan dan diadminstrasi.
e. Tujuan pencatatan biasanya tidak berhubungan dengan kegiatan survei.
Oleh karena itu, peneliti perlu menyeleksi bagian informasi yang relevan
dan menganalisisnya dengan menggunakan teknik yang tepat.
f. Catatan pada umumnya hanya berupa informasi faktual yang masih
memerlukan kajian lebih lanjut guna mencapai kebermaknaanya.
2. Survei dengan menggunakan angket
Jenis kedua adalah metode survei dengan menggunakan angket atau
kuesioner. Survei dengan angket ini biasanya didistribusikan ke responden
melalui jasa pos di Negara-negara dimana masyarakatnya telah lebih maju
tingkat pendidikannya, penelitian ini termasuk aman, tetapi untuk di Negara
kita masih memerlukan pencermatan secara intensif. Walaupun demikian,
sebaiknya kita perlu mengetahui keunggulan dan kelemahan penelitian survei
yang menggunakan angket sebagai alat pengumpul data.
a. Keunggulan penelitian survei dengan menggunakan angket di antaranya
adalah, bahwa penelitian survei dengan metode angket:
1) Merupakan penelitian dengan biaya murah, jika dibandingkan dengan
alat pengumpul data lainnya, misalnya : wawancara dan observasi
2) Dapat menjangkau responden dengan jumlah besar dan tempat tinggal
yang jauh
3) Dapat direncanakan dengan penampilan angket bagus, sederhana, dan
menarik
4) Dapat diadministrasi dengan lebih mudah
5) Karena alasan tertentu, pengisian angket dapat dilakukan dengan
model anonim atau merahasiakan nama responden.
b. Kelemahan penelitian survei dengan metode angket, diantaranya sebagai
berikut:
1) Kemungkinan terjadi tingkat pengembalian responden rendah. Ini
terjadi jika responden memiliki tingkat pendidikan rendah atau banyak
melibatkan orang-orang tua
2) Tidak ada kepastian bahwa pertanyaan dalam angket diketahui
maksudnya oleh responden
3) Tidak ada kepastian bahwa yang menjawab adalah responden yang
dimaksud oleh peneliti
3. Wawancara Melalui Telepon
Penelitian survei jenis lainnya adalah penelitian dengan menggunakan
jasa telepon. Pada penelitian ini, penelitian dengan menggunakan buku
petunjuk telepon (buku kuning) menghubungi responden, kemudian
mengatakan kepada mereka maksud dan tujuannya memperoleh informasi
yang diinginkan adalah jawaban dari mereka.
Seiring dengan kemajuan teknologi, penelitian survei melalui telepon
juga masih dan banyak digunakan baik dalam bidang pendidikan maupun
pada penelitian sosial. Karenanya penelitian ini ternyata juga mempunyai
keunggulan dan kelemahan.
a. Keunggulan penelitian survei melalui telepon
Seperti model penelitian lainnya survei melalui telepon, mempunyai
beberapa keunggulan di antaranya, yaitu sebagai berikut:
1) Lebih murah jika dibandingkan dengan metode wawancara langsung
2) Memungkinkan menghubungi responden dalam jumlah besar
3) Dapat dilakukan dengan waktu fleksibel, misalnya siang dan sore hari
dimana para responden sudah berada di rumahnya masing-masing
4) Dapat mencakup daerah tinggal yang lebih luas, yaitu di mana
responden berdomisili
5) Responden merasa lebih mudah dalam berkomunikasi, misalnya; di
rumah mereka masing-masing dan mereka cenderung lebih jujur
b. Kelemahan survei melalui telepon
1) Banyak penduduk yang belum memiliki pesawat komunikasi telepon.
Kondisi ini jika diabaikan akan mempengaruhi tingkat
representativeness atau keterwakilan responden.
2) Strata masyarakat yang ada tidak dapat dijangkau generalisasi yang
terwakili, karena tidak semua masyarakat memiliki sarana komunikasi
telepon
3) Mengganggu hak kerahasiaan (privacy) seseorang, karena peneliti
seolah-olah langsung masuk ke rumah dan menanyakan sesuatu lewat
pesawat telepon
4) Hilangnya beberapa keuntungan yang ada pada wawancara langsung
seperti hilangnya ekspresi wajah, gerak anggota badan tangan dan
kaki, serta gambaran lingkungan rumah responden
4. Survei dengan menggunakan wawancara kelompok
Penelitian survei lain yang juga banyak digunakan oleh para peneliti
adalah survei dengan menggunakan wawancara kelompok. Teknik ini mirip
dengan wawancara orang perorang. Peneliti dalam menggali informasi
terhadap grup, memungkinkan terjadinya interaksi di antara anggota
kelompok dan dengan peniliti, sehingga menghasilkan suatu gambaran yang
lebih baik tentang keadaan subjek atau objek yang diteliti.
Peneliti survei dengan menggunakan grup wawancara mempunyai
beberapa keuntungan, yaitu sebagai berikut:
a. Cara tersebut lebih efisien dan lebih murah jika dibandingkan dengan
wawancara secara individual
b. Hasil survei lebih merefleksikan tingkah laku kelompok dan merupakan
basil konsensus antar-responden
c. Menunjukkan adanya bentuk interaksi kelompok dalam suatu lembaga
d. Dapat merangsang produktivitas yang lebih tinggi di antara kelompok
Di samping kelebihan di atas, survei dengan menggunakan wawancara
kelompok juga mempunyai kelemahan, yaitu :
a. adanya interaksi antaranggota dalam suatu kelompok, memungkinkan
terjadi rasa terintimidasi perbedaan yang ada dalam individual.
b. Menimbulkan terjadinya loyalitas kelompok yang dapat mempengaruhi
keadaan kelompok tersebut.
c. Memungkinkan terjadinya manipulasi oleh anggota grup yang memiliki
kelebihan, misalnya pandai bicara.
5. Survei dengan melakukan wawancara individual
Penelitian survei jenis yang kelima ini merupakan survei dengan
menggunakan cara konvensional, yaitu wawancara perorangan. Pada
penelitian dengan wawancara individual ini lebih berhasil apabila peneliti
merasa tertantang atau challenging untuk melakukan eksplorasi permasalahan
dengan informasi yang terbatas.
a. Kelebihan penelitian survei dengan wawancara individual adalah seperti
1) Dapat lebih bersifat personal,
2) Memungkinkan terjadinya wawancara yang mendalam dengan jawaban
bebas,
3) Proses dapat fleksibel dengan menyesuaikan situasi dan kondisi
lapangan yang ada
4) Memungkinkan peneliti memperoleh informasi tambahan dari
responden yang berkaitan dengan gerakan tangan, badan, nada dan
suara jawaban.
5) Lingkungan rumah juga dapat meningkatkan ketepatan teknik
wawancara.
b. Kelemahan penelitian survei dengan wawancara individual adalah seperti :
1) Lebih mahal dan memerlukan waktu lama , memungkinkan terjadinya
intimidasi ketika terjadi hal yang mengecewakan responden, misalnya:
karena atribut yang dimiliki responden berbeda . atribut responden
tersebut misalnya: perbedaan ras, perbedaan etnis, perbedaan latar
belakang sosial antara peneliti dan responden
2) Terjadinya manipulasi secara terang-terangan dari pewawancara
3) Memungkinkan terjadinya konflik pribadi
4) Memerlukan keterampilan berwawancara
5) Mungkin sulit menyimpulkan hasil temuan wawancara
D. Tujuan penelitian survei
Tujuan penelitian survei ditunjukan untuk:
1. Mengumpulkan informasi tentang variabel bukan informasi tentang individu-
individu. Oleh karna itu, metode ini lebih menekankan pada penentuan
informasi tentang variabel daripada informasi tentang individu. (Wirartha,
2006)
2. Survai digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki
mengapa gejala-gejala tersebut ada. (Wirartha, 2006)
3. Memperoleh gambaran umum tentang karakteristik atau berbagai aspek
populasi
4. Mengumpulkan data berkenaan dengan sikap, nilai, kepercayaan, pendapat,
kebiasaan, perilaku dan lain-lain
5. Menghasilkan deskripsi beberapa aspek dari populasi dan memerlukan
informasi dari subjek yang di pelajari.
6. Mencari informasi faktual secara mendetail yang sedang menggejala
7. Mengidentifikasi masalah-masalah
E. Prosedur pelaksanaan penelitian survei
Agar diperoleh data atau informasi yang diharapkan, ada beberapa
langkah yang sebaiknya ditempuh oleh peneliti dalam pengumpulan data survai
terutama yang menggunakan jasa pos, menurut MCMillan &Scumacher (2001)
yang dikutip oleh Nana Syaodih Sukmadinata (2010), yaitu:
1. Merumuskan tujuan umum dan tujuan khusus. Langkah pertama dalam
pelaksanaan survai, adalah merumuskan tujuan penelitian. Tujuan ini
mencakup tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum berisi rumusan
yang lebih bersifat umum tentang apa yang ingin dicapai dengan penelitian
ini, sedang tujuan khusus berisi rumusan tentang sasaran-sasaran lebih sfesifik
yang ingin dicapai.
2. Memilih sumber dan populasi target. Langkah selanjutnya yang harus
ditempuh adalah populasi target yang ingin dicapai. Keluasan wilayah,
penyebaran populasi dan besarnya populasi akan mempengaruhi waktu, dana
dan jumlah personil yang diperlukan. Berbagai jenis sumber daya ini perlu
dirumuskan bersamaan dengan penentuan populasi target.
3. Pemilihan teknik dan pengembangan instrumen pengumpulan data. Untuk
mendapatkan instrumen pengumpulan data. Untuk mendapatkan data yang
objektif dan akurat diperlukan instrumen yang valid atau menghimpun data
yang benar-benar ingin dihimpun. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam survai biasanya ada dua macam, yaitu pedoman wawancara dan angket.
4. Petunjuk pengisian. Petunjuk pengisian sangat penting di dalam pelaksanaan
survai, karna dalam survai umumnya pengisian instrumen dilakukan tanpa
kehadiran peneliti. Responden mengisi atau menjawab pernyataan sesuai
dengan penafsiran dia tentang apa yang ada dalam petunjuk. Petunjuk harus
berisi rumusan yang jelas tentang maksud pengedaran angket, serta apa yang
harus dikerjakan oleh responden dan bagaimana pengerjaannya.
5. Penentuan sampel. Pemilihan dan penarikan sampel sangat penting dalam
survai. Sampel harus mewakili populasi baik dalam jumlah maupun
karakteristiknya. Karakteristik sampel diambil jumlah sampel secara
proposional berdasarkan basar populasi. Selain jumlah dan karakteristiknya,
dalam survai juga perlu dipertimbangkan kemampuan responden yang
menjadi sampel dan memberikan jawaban secara tertulis.
6. Pembuatan alamat. Dalam pengumpulan data yang menggunakan jasa pos,
alamat baik respondenmaupun alamat penelitian, sangat memegang peranan
penting. Buatlah alamat yang jelas, dan gunakan alamat yang mudah
dijangkau oleh petugas dari kantor pos.
7. Uju coba. Sebelum digunakan untuk menghimpun data dari sampel yang
sesungguhnya, sebaiknya diadakan uji coba terlebih dahulu. Uji coba
dilakukan terhadap kelompok orang (sampel) dari populasi target, tetapi tidak
termasuk sampel yang akan mengisi instrumen pada penelitian sesungguhnya.
Uji coba penting dilakukan untuk mengujicobakaninstrumen, apakah
petunjuk pengisisan dan butir-butir pertanyaan dipahami oleh responden,
butir-butir pertanyaan nama yang tidak jelas atau menimbulkan penafsiran
ganda. Uji coba dilakukan dalam dua bentuk melalui pos dan penyampaian
langsung. Uji coba melalui pos selain memberikan masukan tentang kejelasan
petunjuk dan rumusan pertanyaan, juga memberikan sampel berapa persen
yang mengembalikan angket tepat waktu, terlambat berapa lama dan tidak
mengembalikan sama sekali. Uji coba langsung selain memberikan masukan
tentang kejelasan petunjuk dan pertanyaan juga laa waktu pengisian.
8. Tidak lengkap dan tidak mengembalikan. Dalam pelaksanaan survai melalui
pos seringkali tidak semua instrumen dapat kembali dan terjawab lengkap.
Rata-rata rate yang kembali dan terjawab lengkap adalah 70% dan itu
termasuk kurang berhasil dan harus ada kegiatan lanjutan untuk mengirimkan
angket pada sampel lainnya.
9. Tidak lanjut. Apabila jumlah angket yang kembali dan terjawab lengkap
kurang dari 70% terutama untuk pengedaran melalui pos, maka harus
dilakukan kegiatan tindak lanjut. Kegiatan tindak lanjut dilakukan setelah
satu atau dua minggu dari batas pengembalian angket. Responden yang
dikirimi angket dapat orang yang sama tidak mengembalikan, atau responden
baru. Kalu bisa dijangkau jawaban yang tidak lengkap, dilengkapi dengan
cara mendatangani langsung. Baik pada penyampaian angket yang pertama
maupun yang kedua jumlah yang dikirimkan lebih banyak dari besarnya
sampel yang diharapkan, biasanya tambahannya sekitar 30% sampai dengan
40%.
F. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian survei
1. Kuesioner
Dalam penggunaan alat ini, penelitian banyak mendapatkan data secara
faktual.
a. Yes – No question atau skala dikotomus adalah pilihan jawaban hanya
terdiri dari 2 pilihan.
Contoh : Apakah anda sudah menikah? Ya atau Tidak
b. Forced choice adalah pertanyaan yang memaksa kita untuk menjawab
walaupun pilihannya tidak begitu sesuai dengan keadaan kita (jadi, kita
memilih pilihan yang paling mendekati dengan keadaan kita).
Contoh: Saat berlibur saya lebih suka pergi ke pantai atau mall.
c. Pilihan ganda adalah pertanyaan dimana responden dapat memilih
jawaban sesuai dengan pilihan yang tersedia.
Contoh : saya berstatus sebagai a. single b. bertunangan c.menikah.
d. Open ended question adalah pertanyaan dimana responden dapat
menjawab pertanyaannya dengan kalimatnya sendiri, jawaban responden
terbuka.
Contoh : bagaimana pendapat anda tentang fakultas psikologi ?
2. Skala
Dalam penggunaan alat ini, jawaban dari subjek akan lebih bersifat konseptual
sesuai dengan self-concept masing-masing individu, adanya peran interpretasi
dalam menjawab pertanyaan. Bertujuan untuk mengetahui ciri-ciri atau
karakteristik sesuatu hal berdasarkan suatu ukuran tertentu sehingga dapat
dibedakan.
Contoh: Bagaimana menurut anda mengenai jadwal kuliah yang akan di
padatkan?
3. Tes
Dalam penggunaan alat ini, pertanyaan yang di ajukan sudah memiliki
standardisasi dan norma yang berlaku terhadap jenis tes yang di gunakan
sebagai alat tes.
a. Achievement test : Tes mengenai kemampuan kita terhadap pengetahuaan
umum, biasa di sebut tes prestasi.
b. Aptitude test : Tes yang memberikan informasi tentang potensi seseorang,
biasa di sebut tes kemampuan atau ability test.
c. Personality test
4. Interview Guide
Pedoman wawancara mencakup beberpa hal, diantaranya adalah :
a. Tujuan wawancara
b. Topik yang akan digali
c. Kemungkinan urutan topik yang akan disampaikan
d. Susunan kata – kata untuk pertanyaan khusus
e. Catatan kapan konteks dan transisi akan dilakukan
f. Kemungkinan urutan pertanyaan dalam masing- masing topik
5. Observation Checklist
Lembar observasi adalah pedoman terperinci yang berisi langkah – langkah
melakukan observasi, mulai dari perumusan masalah , kerangka teori untuk
menjabarkan hal yang akan diobservasi, prosedur dan teknik perekaman, dan
kriteria analisis dan interpretasi.
KS STSSSS TS
G. Prinsip penyusunan pertanyaan
Kata kunci survai adalah “bertanya”. Artinya kalau kita mengadakan
penelitian di mana datanya diperoleh dari hasil pertanyaan yang kita ajukan, maka
penelitian tersebut sudah bisa dimamakan survai. Agar pertanyaan yang diajukan
kepada responden bisa menghasilkan jawaban yang berguna bagi penelitian maka
ada beberapa prinsip yang perlu dikuasai dan dilaksanakan oleh seorang peneliti.
1. Kuasai konsep penelitian. Hal ini sangat penting karena tanpa penguasaan
konsep penelitiannya, maka besar kemungkinan peneliti akan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak relevan. Seorang peneliti yang ingin
meneliti tingkat produktivitas , dia harus benar-benar mengerti konsep
“produktivitas”. Demikian pula jika dia ingin meneliti bauran pemasaran
maka penguasaan konsep “bauran pemasaran” merupakan syarat yang tidak
dapat ditawar (conditio sine qua non). Sumber penguasaan konsep adalah
informasi-informasi yang berasal dari buku-buku teks, jurnal-jurnal ilmiah,
yang secara khusus membahas konsep tersebut. Agar penguasaannya cukup
komprehensif, disarankan kepada peneliti untuk mempelajari konsep
penelitiannya tidak hanya dari satu atau dua sumber, melainkan dari banyak
sumber sehingga konsep penelitiannya memperoleh dukungan akademik yang
memadai. Catatan : Ada beberapa penulis yang membedakan kata “concept”
dengan “construct”. Menurutnya concept untuk sesuatu yang kongkret,
misalnya “upah”, “usia”, “pohon”. “rumah” dsb. sedangkan construct untuk
sesuatu yang abstrak misalnya “motivasi”, kepuasan”, “haus”, “belajar”,
“citra”, “budaya” dan sebagainya.
2. Tetapkan variabel utama penelitian. Yang dimaksud adalah variabel utama
pada dasarnya adalah konsep utama penelitian.. Konsep tadi bisa disebut
variabel jika mempunyai nilai yang bervariasi. Jenis kelamin disebut variabel
karena ada dua variasi yaitu laki-laki dan perempuan. Usia bisa disebut
variabel karena ada yang berusia 12 tahun, 19 tahun dst. Lajimnya, variabel
utama penelitian secara eksplisit tertulis dalam judul penelitian. Misalnya
judul penelitian adalah “pengaruh upah terhadap kinerja”, maka variabel
utama adalah “upah” dan “kinerja”. Besarnya upah bervariasi, demikian pula
kinerja pegawai.
3. Tetapkan variabel pendukung. Yaitu variabel lain di luar variabel utama yang
oleh peneliti dianggap sebagai sesuatu hal yang dapat mendukung analisis
hasil penelitiannya. Misalnya, penelitian tentang kepuasan kerja dapat
memasukan variabel jenis kelamin dan usia jika kedua variabel tambahan tadi
dianggap bisa mendukung atau penting bagi analisis hasil penelitian. Jika
peneliti menduga bahwa pegawai wanita mempunyai tingkat kepuasan yang
lebih rendah dibanding pegawai laki-laki, maka konsekuensinya adalah
menambahkan variabel jenis kelamin ke dalam rancangan penelitiannya.
Jumlah variabel pendukung sebaiknya dibatasi karena akan berakibat pada
biaya (dana, waktu, tenaga ). Jika memang tidak penting sebaiknya jangan
dimunculkan.
4. Susun definisi operasional variabel penelitian. Kegiatan ini sangat penting
jika analisis penelitian dilakukan secara kuantitatif. Tujuan kegiatan ini adalah
untuk mengurangi tingkat “keabstrakan” suatu konstrak sehingga bisa
dilakukan pengukuran. Misalkan. “haus” diukur dengan jumlah air yang
diminum; motivasi belajar diukur dengan jumlah jam membaca buku
pelajaran. Makin abstrak variabel penelitiannya makin sulit
dioperasionalisasikannya. Penelitian dalam bidang kebudayaan, filsafat, dan
humaniora, lebih sering menggunakan analisis kualitatif antara lain
disebabkan oleh sulitnya memberikan definisi operasional pada variabel-
variabel penelitiannya.
H. Hal-hal yang perlu dihindari dalam membuat pertanyaan dalam membuat
pertanyaan untuk penelitian survei
1. Hindari penggunaan jargon dan penggunaan singkatan.
2. Hindari ambiguitas atau pertanyaan-pertanyaan yang membingungkan dan
pertanyaan yang kabur.
3. Hindari bahasa yang emosional dan bias, gunakan bahasa yang netral.
4. Hindari pertanyaan yang di dalam satu kalimat terdapat 2 pertanyaan
sekaligus.
5. Hindari pertanyaan yang mengarahkan jawaban responden.
6. Hindari pertanyaan yang di luar kemampuan responden untuk menjawabnya.
7. Hindari pertanyaan yang dimulai dengan premis yang salah.
8. Hindari pertanyaan mengenai masa depan.
9. Hindari pertanyaan yang menggunakan dua pernyataan negatif.
10. Hindari pertanyaan dengan kategori jawaban yang tumpang tindih.
DAFTAR PUSTAKA
Darmodi, Hamid.2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Ilyas, Baharuddin dan Muhammad Arif Tiro.2002.Metodologi Penelitian
untuk Ilmu-Ilmu Sosial dan Ekonomi. Makassar : Andira Publisher.
Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Rosda.
Wirartha, I. M. (2006). Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta:
ANDI.
Wirawan.2011. Evaluasi Teori, Model, Standar, Aplikasi Dan Profesi.
Rajawali Press, PT Rajagrafindo Persada.
http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_survei
top related