makalah bahasa indonesia
Post on 26-Oct-2015
94 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
MAKALAH BAHASA INDONESIA
PARAGRAF
Disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
dengan Dosen Dr. Nurlis Suryani, M.Pd.I
Penyusun : M. JANUAR MUBAROK
NIM : 10012054
Program Studi : S1 Farmasi
Kelas : Resgular Khusus
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI INDUSTRI DAN FARMASI
BOGOR
Jalan Kumbang No. 23 Bogor 16151 Telp. 0251 832819
Email : sttifkumbangbogor@yahoo.co.id Website : sttif_bogor.com
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya makalah ini dapat disusun. Pada kesempatan ini penyusun tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu demi tersusunnya
makalah ini khususnya Dr. Nurlis Suryani, M.Pd.I selaku dosen pengajar yang telah
banyak memberikan bantuan.
Makalah ini disusun dalam rangka pemenuhan rangkaian penilaian Mata Kuliah
Bahasa Indonesia bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor
tahun ajaran 2013/2014.
Garis besar makalah ini meliputi pendahuluan, pembahasan, simpulan dan daftar
pustaka.
Makalah yang disusun oleh penulis ini tidaklah lepas dari kesalahan, mengingat
kemampuan dan pengetahuan penulis yang terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik pembaca yang dapat membangun demi perbaikan di masa
yang akan datang.
Bogor, Mei 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan masalah ....................................................................... 1
C. Tujuan penulisan ........................................................................ 2
D. Sistematika penulisan ................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. Pengertian paragraf ...................................................................... 3
B. Pembagian paragraf ..................................................................... 3
C. Syarat pembentukan paragraf ...................................................... 11
D. Jenis-jenis tulisan ......................................................................... 13
E. Topik, tujuan, judul, tema dan kerangka karangan ...................... 14
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Umumnya kesulitan pertama membuat karya tulis ilmiah adalah mengungkapkan
pikiran menjadi kalimat dalam bahasa ilmiah. Sering dilupakan perbedaan antara
paragraf dan kalimat. Suatu kalimat dalam tulisan tidak berdiri sendiri, melainkan kait-
mengait dalam kalimat lain yang membentuk paragraph, paragraf merupaka sanian
kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran sebagai pesan yang
disampaikan oleh penulis dalam karangan.
Paragraf atau alinea adalah suatu bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil
penggabungan beberapa kalimat. Dalam upaya menghimpun beberapa kalimat
menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan
berarti seluruh kalimat dalam paragraf membicarakan satu gagasan (gagasan tunggal).
Kepaduan berarti seluruh kalimat dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan
mendukung gagasan tunggal paragraf.
Dalam kenyataannya kadang-kadang kita menemukan alinea yang hanya terdiri
atas satu kalimat, dan hal itu memang dimungkinkan. Namun, dalam pembahasan ini
wujud alinea semacam itu dianggap sebagai pengecualian karena disamping
bentuknya yang kurang ideal jika ditinjau dari segi komposisi, alinea semacam itu
jarang dipakai dalam tulisan ilmiah. Paragraf diperlukan untuk mengungkapkan ide
yang lebih luas dari sudut pandang komposisi, pembicaraan tentang paragraf
sebenarnya ssudah memasuki kawasan wacana atau karangan sebab formal yang
sederhana boeh saja hanya terdiri dari satu paragraf. Jadi, tanpa kemampuan
menyusun paragraf, tidak mungkin bagi seseorang mewujudkan sebuah karangan.
B. Rumusan masalah
Masalah yang akan penulis bahas dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana pengertian paragraf?
2. Bagaimana pembagian paragraf?
3. Bagaimana syarat pembentukan paragraf?
4. Bagaimana jenis-jenis tulisan?
5. Bagaimana topik, tujuan, judul, tema dan kerangka karangan?
C. Tujuan penulisan
Tujuan penulis dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian paragraf
2. Mengetahui pembagian paragraf
3. Mengetahui syarat pembentukan paragraf
4. Mengetahui syarat pembentukan paragraph
5. Mengetahui jenis-jenis tulisan
6. Mengetahui topik, tujuan, judul, tema dan kerangka karangan
D. Sistematika penulisan
Secara garis besar dalam penulisan makalah ini meliputi sampul, kata pengantar,
daftar isi, pendahuluan, pembahasan, penutup dan daftar pustaka.
Pada bab satu dalam makalah ini berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang,
rumusan masalah, tujuan penulisan masalah dan sistematika penulisan. Dilanjutkan
pada bab dua berisi tentang pembahasan, yaitu merupakan penjabaran dari tujuan
dalam penulisan makalah ini. Kemudian dalam bab tiga berisi penutup yang meliputi
simpulan dan saran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian paragraf
Paragraf atau alinea merupakan sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara
kalimat yang satu dengan kalimat yang lain. Paragraf juga disebut sebagai karangan
singkat, karena dalam bentuk inilah penulis menuangkan ide atau pikirannya sehingga
membentuk suatu topik atau tema pembicaraan. Dalam 1 paragraf terdapat beberapa
bentuk kalimat, kalimat-kalimat itu ialah kalimat pengenal, kalimat utama (kalimat
topik), kalimat penjelas, dan kalimat penutup. Kalimat-kalimat ini terangkai menjadi
satu kesatuan yang dapat membentuk suatu gagasan. Panjang pendeknya suatu
paragraf dapat menjadi penentu seberapa banyak ide pokok paragraf yang dapat
diungkapkan.
B. Pembagian paragraf
1. Paragraf narasi
Paragraf narasi ialah jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau
peristiwa berdasarkan urutan waktu. Paragraf narasi terdiri atas narasi kejadian
dan narasi runtut cerita. Paragraf narasi kejadian adalah paragraf yang
menceritakan suatu kejadian atau peristiwa, sedangkan paragraf narasi runtut
cerita adalah paragraf yang pola pengembangannya dimulai dari urutan tindakan
atau perbuatan yang menciptakan atau menghasilkan sesuatu. Dalam paragraf
narasi terdapat alur cerita, tikoh, setting dan konflik, paragraf narasi juga tidak
memiliki kalimat utama.
Contoh:
Kemudian mobil meluncur kembali, Nyonya Marta tampak bersandar lesu.
Tangannya dibalut dan terikat di leher. Mobil itu berhenti didepan rumah. Lalu
bawahan suaminya beserta istri-istri mereka pada keluar rumah untuk
menyongsong. Tuan Hasan memapah istrinya yang sakit. Sementara bawahan
tuan Hasan berlomba menyambut kedatangan nyonya Marta.
Paragraf narasi juga dapat dibedakan menurut jenis ceritanya, yaitu:
a. Narasi ekspositoris ialah jenis narasi yang berisikan rangkaian perbuatan yang
disampaikan secara informatif sehingga pembaca mengetahui peristiwa itu
secara tepat.
Contoh :
Siang itu, sabtu pekan lalu, Ramin bermain sangat bagus. Mula-mula ia
menyodorkan sebuah kontramelodi yang hebat, lalu bergantian dengan
klarinet, meniupkan garis melodi utamanya. Ramin dan tujuh kawannya
berbaris seperti serdadu masuk ke tangsi, mengiringi Akhmad, memepelai
pria yang akan menyunting Mulyati, gadis yang rumahnya di Perumahan
Kampung Meruyung. Mereka membawakan "Mars Jalan" yang dirasa tepat
untuk mengantar Akhmad, sang pengantin ....
b. Narasi sugestif ialah jenis narasi yang hanya mengisahkan suatu hasil rekaan,
khayalan, atau imajinasi pengarang. Jenis karangan ini dapat dilihat pada
roman, cerpen, hikayat, dongeng, dan novel. Narasi sugestif selalu melibatkan
daya khayal atau imajinasi karena sasaran yang ingin dicapai yaitu kesan
terhadap peristiwa.
Contoh :
Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan
pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. Tapi, aneh sebeleum menyentuh tubuh
Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut
pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih
Pranggulang melakukan hal itu, Akan tetapi, semuanya gagal.
2. Paragraf deskripsi
Paragraf deskripsi ialah paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan
kata-kata yang mampu merangsang indra pembaca. Artinya penulis ingin
membuat pembaca melihat, mendengar maupun merasakan apa yang sedang
mereka baca dari paragraf tersebut.
Contoh :
Pemandangan indah nan elok pantai Swarangan masih melekat di mataku.
Gelombang ombak yang tidak terlalu besar datang bergulung silih berganti
menyambut siapapun yang datang seakan ingin mengajak bermain. Air yang
jernih dan pasir putih lembut yang terhampar luas tanpa ada karang yang
menghalangi membuatku ingin kembali lagi. Sejauh mata memandang yang
kulihat hanya laut yang terbentang luas dan biru. Kurasakan dingin membasuh
kakiku karena ombak yang terus-menerus menghempas kakiku dan terasa asin
ketika air laut itu menyentuh bibirku karena percikannya. Disepanjang bibir pantai
kulihat wisatawan beserta keluarga dan teman-teman mereka berkumpul
membentuk suatu kelompok kecil untuk menikmati keindahan pantai Swarangan.
Tidak jauh dari tempat itu aku juga melihat beberapa wisatawan berkejar-kejaran
di bibir pantai, bermain bola, bermain dengan air, atau berfoto-foto dengan latar
belakang pantai. Meskipun tak seramai dengan pantai-pantai yang sudah terkenal
di kancah nasional maupun internasional pantai ini tak pernah surut oleh
wisatawan yang datang.
Ciri-ciri paragraf deskriptif ialah:
a. Menggambarkan atau melukiskan suatu benda, tempat, atau suasana tertentu.
b. Penggambaran dilakukan dengan melibatkan panca indra (pendengaran,
penglihatan, penciuman, pengecapan, dan perabaan).
c. Bertujuan agar pembaca seolah-olah melihat atau merasakan sendiri objek
yang dideskripsikan.
d. Menjelaskan ciri-ciri objek seperti warna, ukuran, bentuk, dan keadaan suatu
objek secara terperinci.
Didalam paragraf deskriptif terdapat pola pengembangan paragraf, yaitu:
a. Pola Spasial
b. Pola Sudut Pandang
Pola sudut pandang adalah pola pengembangan yang berdasarkan pada posisi
penulis saat menggambarkan suatu objek. Pola sudut pandang terbagi lagi
menjadi 2 pola yaitu:
1) Pola Subjektif ialah pola yang menggambarkan objek sesuai penafsiran
dengan disertai kesan atau opini dari penulis.
2) Pola Objektif ialah pola pengembangan paragraf deskripsi dengan cara
menggambarkan objek secara apa adanya tanpa disertai opini penulis.
3. Paragraf eksposisi
Paragraf eksposisi adalah paragraf yang bertujuan untuk memaparkan,
menjelaskan, menyampaikan informasi, mengajarkan, dan menerangkan suatu
topik kepada pembaca dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga
memperluas pengetahuan pembaca. Untuk memahaminya pun pembaca perlu
melakukan proses berpikir dan melibatkan pengetahuan.
Ciri-ciri paragraf eksposisi:
a. Memaparkan definisi dan memaparkan langkah-langkah, metode atau
melaksanakan suatu tindakan.
b. Gaya penulisannya bersifat imformatif.
c. Menginformasikan/menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat
indra.
d. Paragraf eksposisi umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, dimana,
kapan, mengapa dan bagaimana.
Contoh :
Sejak zaman dahulu, nenek moyang kita telah mengenal tanaman lidah buaya
beserta manfaatnya bagi manusia. Manfaat lidah buaya tidak hanya sebagai
penyubur rambut, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Tumbuhan tanpa buah ini
memilikii ciri fisik sebagai berikut: daun berbentuk panjang dengan duri kedua
sisi daunnya, tebal, dan berwarna hijau. Daunnya mengandung serat bening
sebagai daging. Meskipun lidah buaya sejak dahulu dikenal memiliki banyak
khasiat, belum banyak yang mengetahui bahwa tanaman ini bisa menjadi
komoditas yang menguntungkan. Menariknya, komoditas ini tidak hanya
bermanfaat sebagai ramuan penyubur rambut, tapi juga sebagai minuman yang
menyehatkan seperti teh lidah buaya yang terbuat dari daun lidah buaya yang
dikeringkan dan kuliner sepert: kerupuk dan jelly lidah buaya.
Paragraf eksposisi terbagi dalam beberapa jenis yaitu:
a. Eksposisi definisi, batasan pengertian topik dengan menfokuskan pada
karakteristik topik itu sendiri.
Contoh :
Ceplukan adalah tumbuhan semak liar yang biasanya tumbuh di tanah-tanah
kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan pada saat musim
penghujan. Tumbuhan ini memiliki tinggi antara 30-50 Cm, dengan ciri
fisiknya ialah memiliki batang yang berwarna hijau kekuningan, buahnya
berbentuk bulat dan berwarna kuning. Daging buah ceplukan yang tidak
hanya terasa manis, ternyata juga mengandung beberapa khasiat penting
untuk menyembuhkan penyakit seperti influenza, sakit paru-paru, kencing
manis, dan beberapa penyakit lain. Meski memiliki beberapa khasiat penting,
keberadaan tumbuhan ini sering disepelekan karena diangggap sebagai
tumbuhan liar yang sama tidak pentingnya dengan tumbuhan liar yang lain.
b. Eksposisi klasifikasi ialak paragraf yang membagi sesuatu dan
mengelompokkannya ke dalam kategori-kategori.
Contoh :
Sistem penamaan jenis-jenis kritik sastra bervariasi, tergantung pada
pendekatan yang digunakan. Pendekatan moral menekankan pada pertalian
karya sastra dengan wawasan moral dan agama. Pendekatan historis, bekerja
atas dasar lingkungan karya sastra yang berkaitan dengan fakta-fakta dari
zaman dan hidup pengarang. Pendekatan impresionistik menjadi ciri khas
aliran sastra romantik, menekankan pada efek personil karya sastra pada
kritikusnya.
c. Eksposisi proses, paragraf jenis ini sering ditemukan pada buku-buku
petunjuk pembuatan, penggunaan, atau cara-cara tertentu.
Contoh :
Lemon dan jeruk nipis ternyata memiliki khasiat sebagai penghilang jerawat.
Kedua buah ini mengandung citric acid yang sangat kaya dan sangat baik
untuk memindahkan sel-sel kulit mati yang bisa menjadi penyebab jerawat.
Cara menggunakannya ialah dengan mencampurkan perasan lemon atau jeruk
nipis dengan air mawar, kemudian oleskan di wajah secara merata dan
biarkan selama 10-15 menit. Setelah itu bilas wajah dengan air hangat.
Penerapan yang dilakukan secara rutin dan konsisten selama 15 hari akan
memberikan hasil yang maksimal.
d. Eksposisi ilustrasi (contoh), pengembangannya menggunakan gambaran
sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu
dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat.
Biasanya menggunakan frase penghubung "seperti" dan "bagaikan."
Contoh :
Sebenarnya, kondisi ekonomi kita sudah relatif membaik. Indikatornya dapat
dilihat dari berbagai aspek. Misalnya, dalam bidang otomotif. Setiap hari kita
temukan aneka kendaraan melintas di jalan raya. Sepeda motor baru, mobil
pun baru. Ini menandakan bahwa taraf hidup masyarakat mulai membaik.
Indikator lain seperti daya beli masyarakat akan kebutuhan sandang, pangan,
dan papan. Dalam bidang papan, misalnya, banyak warga masyarakat yang
membangun tempat tinggal yang permanen.
e. Eksposisi pertentangan, berisi pertentangan antara sesuatu dengan sesuatu
yang lain. Frase penghubung yang digunakan adalah "akan tetapi", "meskipun
begitu", "sebaliknya".
Contoh :
Orang yang gemar bersepeda, pada umumnya ialah orang-orang yang suka
pada alam. Sebaliknya, orang yang tak pernah bersepeda kebanyakan orang
kota yang ke mana-mana terbiasa naik mobil nyaman. Mereka akan
menggerutu jika menemui jalan sempit di desa-desa.
f. Eksposisi berita ialah paragraf yang berisi pemberitaan mengenai suatu
kejadian. Jenis ini banyak ditemukan pada surat kabar
Contoh :
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak
pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir
mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan
terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
g. Eksposisi perbandingan, dalam hal ini penulis mencoba menerangkan ide
dalam kalimat utama dengan cara membandingkannya dengan hal lain.
Contoh :
Tinju bukanlah jenis olah raga yang banyak peminatnya, yang banyak adalah
penggemarnya. Berbeda dengan olah raga jalan kaki, peminatnya banyak,
penggemarnya sedikit. Karena, tidak ada orang yang menonton orang lain
berjalan kaki.
h. Eksposisi analisis, proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu
gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing
subbagian dikembangkan secara berurutan.
Contoh :
Beragam teori dikemukakan untuk menemukan latar belakang kematian
Merilyn Monroe. Ada yang berpendapat dia diancam oleh mafia. Seorang
detektif memperkirakan, Merilyn memiliki hubungan dengan J.F. Kennedy.
Dia dibunuh untuk menutupi kejadian yang dapat merusak nama baik tokoh
penting AS tersebut …
4. Paragraf argumentasi
Paragraf argumentasi ialah jenis paragraf yang mengungkapkan ide, gagasan,
atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta (benar-benar terjadi).
Tujuannya adalah agar pembaca yakin bahwa ide, gagasan, atau pendapat tersebut
adalah benar dan terbukti.
Ciri-ciri paragraf argumentasi, yaitu:
a. Menjelaskan suatu pendapat agar pembaca yakin.
b. Memerlukan fakta untuk membuktikan pendapatnya biasanya beruapa
gambar/grafik, dll.
c. Menggali sumber ide dari pengamatan, pengalaman dan penelitian.
d. Penutup berisi kesimpulan.
Jenis-jenis paragraf argumentasi:
a. Pola analogi adalah penalaran induktif dengan membandingkan dua hal yang
banyak persamaannya. Contoh Pola Analogi: Sifat manusia ibarat padi yang
terhampar di sawah yang luas. Ketika manusia itu meraih kepandaian,
kebesaran, dan kekayaan, sifatnya akan menjadi rendah hati dan dermawan.
Begitu pula dengan padi yang semakin berisi, ia akan semakin merunduk.
Apabila padi itu kosong, ia akan berdiri tegak.
b. Pola aeneralisasi (pola umum) adalah penalaran induktif dengan cara menarik
kesimpulan secara umum berdasarkan sejumlah data. Contoh Pola
Generalisasi: Setelah karangan anak-anak kelas 8 diperiksa, ternyata Ali,
Toto, Alex, dan Burhan mendapat nilai 8. Anak-anak yang lainmendapat 7.
Hanya Maman yang 6, dan tidak seorang punmendapat nilai kurang. Boleh
dikatakan, anak kelas 8 cukup pandaimengarang.
c. Pola hubungan sebab akibat adalah paragraf yang dimulai dengan
mengemukakan fakta khusus yang menjadi sebab, dan sampai pada simpulan
yang menjadi akibat. Contoh Pola Hubungan Sebab Akibat: Kemarau tahun
ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan sebagai penyerap air
banyak yang ditebang. Di samping itu, irigasi di desa initidak lancar.
Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dankurangnya
pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh karena
itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
5. Paragraf persuasi
Paragraf persuasi ialah suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk
pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengan keinginan penulisnya. Agar
tujuannya dapat tercapai, penulis harus mampu mengemukakan pembuktian
dengan data dan fakta.
Ciri-ciri paragraf persuasi, yaitu:
1. Persuasi berasal dari pendirian bahwa pikiran manusia dapat diubah.
2. Harus menimbulkan kepercayaan para pembacanya.
3. Persuasi harus dapat menciptakan kesepakatan atau penyesuaian melalui
epercayaan antara penulis dengan pembaca.
4. Persuasi sedapat mungkin menghindari konflik agar kepercayaan tidak hilang
dan supaya kesepakatan pendapatnya tercapai.
5. Persuasi memerlukan fakta dan data.
Contoh :
Masyarakat Hindu di Bali memiliki upacara kematian yang sangat unik dan
memiliki daya tarik tersendiri untuk wisatawan asing maupun lokal. Ritual unik
ini disebut dengan ngaben. Ngaben adalah ritual atau upacara pembakaran mayat
sebagai simbol penyucian roh orang yang sudah meninggal. Karena dalam
pelaksanaannya membutuhkan berbagai perlengkapan dengan biaya yang cukup
besar, maka tidak semua orang telah meninggal bisa langsung di aben. Jenazah
yang belum di aben biasanya akan dikubur terlebih dahulu sambil menunggu
semua perlengkapan ngaben telah siap dan lengkap. Jika ingin melihat ritual
pembakaran mayat yang sangat unik ini, tidak ada salahnya anda berkunjung ke
Provinsi Bali karena Upacara Ngaben dilakukan oleh hampir seluruh masyarakat
Hindu di Bali.
C. Syarat pembentukan paragraf
1. Kesatuan (kohesi)
Kesatuan yaitu semua kalimat dalam paragraf itu secara bersama-sama
mendukung satu ide atau gagasan pokok. Jadi, tidak boleh ada kalimat sumbang
atau menyimpang dari pikiran utamanya.
Contoh paragraf berkalimat sumbang :
Hari akan hujan. Angin bertiup kencang. Debu-debu beterbangan. Awan hitam
bergerak dengan cepat. Burung-burung berkicau riang. Para pedagang kaki lima
sibuk mengemas dagangannya.
2. Koherensi
Koherensi yaitu kepaduan atau kekompakan hubungan antara kalimat satu
dengan kalimat lain dalam paragraf tersebut. Kepaduan kalimat dalam suatu
paragraf dapat dijalin dengan penanda hubungan, baik penanda hubungan eksplisit
maupun implisit.
a. Penanda hubungan secara eksplisit
1) Pengulangan kata
Contoh :
Semua isi alam ini adalah makhluk, artinya ciptaan Tuhan. Ciptaan
Tuhan yang paling sempurna dan paling mulia adalah manusia. Manusia
diizinkan oleh Tuhan memanfaatkan semua isi alam ini untuk keperluan
hidupnya. Akan tetapi, tidak diizinkan menyakiti, menyiksa, dan menyia-
nyiakan.
2) Kata ganti
Contoh :
Johan anak Bu KArtika. Sekarang ia duduk di kelas III SMP. Tiap pagi
teman-temannya selalu menghampirinya. Mereka berangkat dan pulang
bersama-sama.
3) Kata-kata penghubung
Contoh :
Semalam suntuk Darto menonton pertandingan sepakbola di televisi.
Oleh karena itu, ia bangun kesiangan. Akibatnya, ia terlambat masuk ke
sekolah.
b. Penanda hubungan secara implisit
Contoh :
Matahari belum tinggi benar, baru sepenggalan. Sinarnya yang keemasan
membuat suasana sangat cerah. Angin segar bertiup sepoi-sepoi
basa menggerak-gerakkan daun pepohonan. Burung-burung pun berkicau
riang. Tampak segalanya indah.
3. Pengembangan yaitu pengembangan ide atau gagasan dengan menggunakan
kalimat-kalimat pendukung.
4. Efektif yaitu disusun dengan menggunakan kalimat efektif sehingga ide bisa
tersampaikan dengan tepat.
D. Jenis-jenis Tulisan
Penulisan Ilmiah adalah karya tulis yang disusun oleh seorang penulis
berdasarkan hasil-hasil penelitian ilmiah yang telah dilakukannya. Dari definisi yang
lain dikatakan bahwa karya ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan
dipublikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan
oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Sesuai dengan cirinya yang tertulis tadi, maka karya tulis ilmiah dapat berwujud
dalam bentuk makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan praktikum,
skripsi, tesis, dan disertasi, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan produk
dari kegiatan ilmuwan. Data, simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam
karya ilmiah tersebut dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam
melaksanakan penelitian atau pengkajian selanjutnya.
1. Makalah
Makalah adalah karya ilmiah yang membahas suatu pokok persoalan, sebagai
hasil penelitian atau sebagai hasil kajian yang disampaikan dalam suatu
pertemuan ilmiah (seminar) atau yang berkenaan dengan tugas-tugas perkuliahan
yang diberikan oleh dosen yang harus diselesaikan secara tertulis oleh mahasiswa.
2. Skripsi
Skripsi adalah karya ilmiah yang ditulis berdasarkan hasil penelitian lapangan
atau kajian pustaka dan dipertahankan di depan sidang ujian (munaqasyah) dalam
rangka penyelesaian studi tingkat Strata Satu (S1) untuk memperoleh gelar
Sarjana.
3. Tesis
Tesis adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi pada
tingkat program Strata Dua (S2), yang diajukan untuk dinilai oleh tim penguji
guna memperoleh gelar Magister. Pembahasan dalam tesis mencoba
mengungkapkan persoalan ilmiah tertentu dan memecahkannya secara analisis
kristis.
4. Disertasi
Disertasi adalah karya ilmiah yang ditulis dalam rangka penyelesaian studi
pada tingkat Strata Tiga (S3) yang dipertahankan di depan sidang ujian promosi
untuk memperoleh gelar Doktor (Dr.). Pembahasan dalam disertasi harus analitis
kritis, dan merupakan upaya pendalaman dan pengembangan ilmu pengetahuan
yang ditekuni oleh mahasiswa yang bersangkutan, dengan menggunakan
pendekatan multidisipliner yang dapat memberikan suatu kesimpulan yang
berimplikasi filosofis dan mencakup beberapa bidang ilmiah.
5. Artikel
Artikel merupakan karya tulis lengkap, seperti laporan berita atau esai di
majalah, surat kabar, dan sebagainya (KBBI 2002: 66). Artikel adalah sebuah
karangan prosa yang dimuat dalam media massa, yang membahas isu tertentu,
persoalan, atau kasus yang berkembang dalam masyarakat secara lugas (Tartono
2005: 84).
Artikel merupakan: karya tulis atau karangan; karangan nonfiksi; karangan
yang tak tentu panjangnya; karangan yang bertujuan untuk meyakinkan,
mendidik, atau menghibur; sarana penyampaiannya adalah surat kabar, majalah,
dan sebagainya; wujud karangan berupa berita atau “karkhas” (Pranata 2002:
120).
Artikel mempunyai dua arti:
a. Barang, benda, pasal dalam undang- undang dasar atau anggaran dasar.
b. Karangan, tulisan yang ada dalam surat kabar, majalah, dan sebagainya.
Tetapi, kita akan lebih jelas lagi dengan penguraian Webster`s Dictionary
yang mengartikan bahwa artikel adalah a literary compositon in a journal
(suatu komposisi atau susunan tulisan dalam sebuah jurnal atau penerbitan
atau media massa). Sejak tahun 1980 para jurnalis Amerika sepakat untuk
memakai istilah artikel bagi tulisan yang berisi pendapat, sikap, atau
pendirian subjektif mengenai masalah yang sedang dibahas disertai dengan
alasan dan bukti yang mendukung pendapatnya.
6. Esai
Esai adalah ekspresi tertulis dari opini penulisnya. Sebuah esai akan makin
baik jika penulisnya dapat menggabungkan fakta dengan imajinasi, pengetahuan
dengan perasaan, tanpa mengedepankan salah satunya. Tujuannya selalu sama,
yaitu mengekspresikan opini, dengan kata lain semuanya akan menunjukkan
sebuah opini pribadi (opini penulis) sebagai analisa akhir. Perbedaannya dengan
tulisan yang lain, sebuah esai tidak hanya sekadar menunjukkan fakta atau
menceritakan sebuah pengalaman; ia menyelipkan opini penulis di antara fakta-
fakta dan pengalaman tersebut. Jadi intinya kita harus memiliki sebuah opini
sebelum menulis esai.
7. Opini
Opini adalah sebuah kepercayaan yang bukan berdasarkan pada keyakinan
yang mutlak atau pengetahuan sahih, namun pada sesuatu yang nampaknya benar,
valid atau mungkin yang ada dalam pikiran seseorang; apa yang dipikirkan
seseorang; penilaian.
8. Fiksi
Fiksi satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa
kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat
sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb
adalah hal-hal penting yang memerlukan perhatian tersendiri. Meski demikian,
dengan kisah (bisa juga data) yang asalnya dari imajinasi pengarang tersebut,
tulisan fiksi memungkinkan kebebasan bagi seorang pengarang untuk membangun
sebuah ‘kebenaran’ yang bisa digunakan untuk menyampaikan pesan yang ingin
ia sampaikan kepada pembacanya. Sementara itu, kebebasan yang dimiliki
pengarang fiksi tadi di lain pihak juga memungkinkan adanya kebebasan bagi
pembaca untuk menginterpretasikan makna yang terkandung dalam tulisan
tersebut. Artinya, fiksi sangat memungkinkan adanya multi interpretasi makna.
Para pendukung tulisan fiksi meliputi: novelis, cerpenis, dramawan dan kadang
penyair pun sering dimasukkan ke dalam golongan ini.
Di Perguruan Tinggi, khususnya jenjang S1, mahasiswa dilatih untuk
menghasilkan karya ilmiah, seperti makalah, laporan praktikum, dan skrispsi (tugas
akhir). Yang disebut terakhir umumnya merupakan laporan penelitian berskala kecil
tetapi dilakukan cukup mendalam. Sementara itu makalah yang ditugaskan kepada
mahasiswa lebih merupakan simpulan dan pemikiran ilmiah mahasiswa berdasarkan
penelaahan terhadap karya-karya ilmiah yang ditulis pakar-pakar dalam bidang
persoalan yang dipelajari.
E. Topik, tujuan, judul, tema, dan kerangka karangan
1. Topik
Secara etimologis, kata “topik” berasal dari kata bahasa Yunani yaitu “topoi”
yang berarti “tempat”. Ini berarti topik merupakan sesuatu yang sudah ditentukan
dan dibatasi. Dalam tulis menulis berarti pokok pembicaraan atau sesuatu yang
menjadi landasan penulisan suatu artikel. Topik juga bisa diartikan sebagai pokok
pembicaraan dalam diskusi.
Jika yang dibicarakan hanya satu masalah saja, maka hal semacam itu disebut
topik tunggal. Akan tetapi, kadangkala seseorang mula-mula membicarakan satu
masalah saja, kemudian berkembang kepada masalah lain, maka topiknya menjadi
banyak. Topik semacam itu disebut multitopik atau topik ganda
ciri-ciri topik, antara lain:
a. Topik harus menarik perhatian si pembaca, sehingga mampu menimbulkan
rasa keingintahuan pembaca.
b. Mencakup keseluruhan isi cerita
2. Tujuan
Setelah menemukan topik, langkah selanjutnya menentukan tujuan penulisan.
Maksudnya, apa yang ingin dicapai dengan menulis topik karangan terntentu.
Pada dasarnya tujuan penulisan dapat dikelompokkan atas tujuan umum dan
tujuan khusus (Rakhmat 1999:24). Tujuan umum bersifat informatif. Adapun
tujuan khusus adalah tujuan yang dijabarkan dari tujuan umum.
3. Judul
Judul adalah nama yang dipakai untuk buku, bab dalam buku, kepala berita,
dan lain-lain, identitas atau cermin dari jiwa seluruh karya tulis, bersifat
menjelaskan diri dan yang menarik perhatian dan adakalanya menentukan wilayah
(lokasi). Dalam artikel judul sering disebut juga kepala tulisan. Ada juga yang
mendefinisikan judul sebagai lukisan suatu artikel atau juga disebut miniature isi
bahasan.
Judul dapat dikatakan sebagai jabaran topik atau tema. Karena itu, judul harus
mampu mencerminkan topik atau tema, tidak boleh menyimpang dari intinya.
4. Tema
Secara etimologis, kata “tema” berasal dari bahasa Yunani yaitu tithenai yang
berarti ”sesuatu yang telah diuraikan. Tema berarti pokok pemikiran. Pokok
pemikiran tertentu yang akan disampaikan oleh penulis dalam karangannya
disebut tema karangan. Penetapan tema sebelum mulai mengarang sangatlah
penting untuk menjamin penyampaian ide secara teratur dan jelas sehingga isi
karangan akan dapat dipahami oleh pembaca dengan mudah.
Tema hendaknya harus diungkapkan secara eksplisit agar dapat membantu
memudahkan penulis dalam menulis sebuah kerangka karangan (outline).
5. Kerangka karangan
Kerangka karangan adalah rencana penulisan yang memuat garis-garis besar
dari suatu karangan yang akan ditulis, dan merupakan rangkaian ide-ide yang
disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Kerangka karangan
dibuat untuk mempermudah penulisan agar tetap terarah dan tidak keluar dari
topik atau tema yang dituju. Pembuatan kerangka karangan ini sangat penting,
terutama bagi penulis pemula, agar tulisan tidak kaku dan penulis tidak bingung
dalam melanjutkan tulisannya.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini. Dapat disimpulkan bahwa paragraf atau alinea merupakan
sekumpulan kalimat yang saling berkaitan antara kalimat yang satu dengan kalimat
yang lain. Adapun pembagian paragraf yaitu paragraf narasi, paragraf deskripsi,
paragraf eksposisi, paragraf argumentasi, dan paragraf persuasi. Kesatuan (kohesi) dan
kepaduan (koherensi) merupakan syarat terbnetuknya paragraf.
Jenis-jenis tulisan dapat berwujud dalam bentuk makalah (dalam seminar atau
simposium), skripsi, tesis, disertasi artikel, esai, opini, fiksi, laporan praktikum.
Dalam suatu penulisan makalah atau karya ilmiah maka penulis harus menentukan
topik, tujuan, judul, tema dan kerangka karangan agar mempermudah dalam penulisan
makalahh atau karya ilmiah.
B. Saran
Dalam penulisan suatu makalah atau karya ilmiah yang perlu diperhatikan adalah
sistematika penulisan, sehingga karya tersebut dapat diterima oleh berbagai kalangan.
Diharapkan penulis mengkaji berbagai fenomena dan permasalahan yang menarik dan
manfaat bagi para pembaca. Penulis juga berharap pembaca dapat memberikan kritik
atau saran yang dapat menjadi motivasi untuk masa depan yang lebih baik daripada
masa sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pengertian dan jenis paragraf. Diambil dari : http://id.wikibooks.Org/wiki/Subjek:
Bahasa_Indonesia/Materi:Paragraf. Diakses pada tanggal 15 Mei 2013.
2. Makalah Bahasa Indonesia - paragraf. Diambil dari : http://guntur66studentsite
gunadarma.blogspot.com/2012/12/makalah-bahasaindonesia-paragraf28.html. Diakses
pada tanggal 15 Mei 2013.
3. Makalah Bahasa Indonesia - paragraf. Diambil dari : http://simba-
corp.blogspot.com /2012/03/makalah-bahasa-indonesia-paragraf.html. Diakses pada
tanggal 17 Mei 2013.
4. Topik, tujuan, judul, tema, dan kerangka karangan. Diambil dari : http://mugni
sulaeman.blogspot.com/2012/11/tema-judul-topik-kerangka-karangan.html. Diakses
pada tanggal 17 Mei 2013.
5. Contoh makalah Bahasa Indonesia. Diambil dari : http://www.slideshare.net/
aldyzilverz/contoh-makalah-bi. Diakses pada tanggal 17 Mei 2013.
top related