makalah b6s1
Post on 20-Dec-2015
247 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Mekanisme Emosi pada Tubuh Manusia
Johanes Kevin Kegan Theodore (102011090), Irma Chaerunnisa (102012260), Dominic
Timotius (102012296), Gracita Geminica (102013042), Andrew Timothy Fane (102013135),
Maria Febriany Ndapa (102013140), Hanna Maria Gracella (102013340), Frisillia V Sapulete
(102013349), Afifah Nur Utami (102013448), Kasoki Sifa Justine (102013478), Muhammad
Syafiq Bin Md Sohaimi (102013499)
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna No.6, Kebun Jeruk, Jakarta Barat 11510
Abstrak
Manusia terdiri dari susunan organ-organ yang kompleks seperti tulang, otot, otak, saraf dan organ penyokong lainnya. Dengan koordinasi susunan yang kompleks tersebut manusia dapat melakukan aktivitasnya. Salah satu organ yang penting adalah otak, dimana otak tersebut dapat mengekspresikan emosinya, tingkah lakunya dan sebagainya. Emosi merupakan perasaan yang berlangsung cepat sedangkan mood perasaan yang berlangsung lama. Semua itu di atur di sistem limbic, disaring di amigdala dan diolah di hypothalamus untuk responnya. Semua itu nantinya akan dibawa oleh neurotransmitter yang juga berkaitan dengan emosi. Seperti neurotransmitter serotonin, norepinefrin, dopamine dan asetilkolin. Selain itu ada juga sistem saraf otonom yang mengekspresikan emosi tersebut sehingga seseorang manusia bisa berbedar-debar saat amarah yang melonjak.
Kata kunci: sistem limbik, hypothalamus, amigdala, emosi, neurotransmitter, sistem saraf otonom.
Abstract
Human containing an array of complex organs like as bone, muscle, brain, nerves and other ancillary organs. With the coordination of the complex arrangement human can activities like as usual. One of the important organ is the brain, where the brain is able to express his emotions, behavior and so on. Emotion is a feeling that goes fast while the mood feeling that lasts a long time. All of it set in the limbic system, the amygdala filtered and processed in the hypothalamus for the response. All of it will be carried by neurotransmitters that are also associated with emotions. Neurotransmitters such as serotonin, norepinephrine, dopamine and acetylcholine. There was also the autonomic nervous system that express these emotions so that one man could berbedar-pounding moment of anger that surged.
Key words : the limbic system, hypothalamus, amygdala, emotions, neurotransmitters, autonomic nervous system.
1
Pendahuluan
Sistem saraf terdiri dari sel-sel saraf dan sel-sel penyokong. Kedua jenis sel tersebut
demikian sangat berkaitan dan terintegrasi satu sama lain sehingga bersama-sama berfungsi
sebagai satu unit.1 Secara umum, sistem saraf bertanggung jawab untuk mengkoordinasi
respon. Sinyal - sinyal saraf dalam bentuk potensial aksi secara cepat merambat di sepanjang
serat-serat sel saraf, menyebabkan pelepasan suatu neurotransmitter di ujung saraf yang akan
berdifusi hanya dalam jarak yang sangat dekat ke sel sasarannya sebelum respon timbul.2
Respon yang diperantarai oleh sel saraf secara singkat, kerjanya dengan cepat terhenti karena
neurotransmitter dengan cepat disingkirkan dari sasarannya. Hal ini memungkinkan
penghentian respon, pengulangan respon yang berlangsung hampir dengan segera atau
muncul respon alternatif dengan segera, bergantung pada keadaan. Mekanisme ini
menyebabkan komunikasi saraf berlangsung cepat.
Selain tubuh kita terbentuk dari banyak jaringan dan organ yang masing-masingnya
mempunyai fungsi yang khusus untuk dilaksanakan. Tubuh kita juga mempunyai pean
penting seperti sebagai pengantur dan pengontrol segala kegiatan kita. Otak kita juga
mengatur bagaimana emosi terjadi dan bagaimana kita merasakan emosi pada saat yang
berbeda-beda. Emosi merupakan energi jika kita mampu menguasai dan mengendalikan.
Membiarkan emosi menguasai dan mengendalikan diri kita hanya akan merupakan dan
menghancurkan diri kita. Emosi merupakan potensi kekuatan yang tersembunyi pada diri
setiap manusia. Keberadaan emosi merupakan anugrah yang mendasari tingkah laku kita,
serta merupakan bahasa komunikasi yang unik dalam diri kita dan dalam hubungan antar
manusia.3
Identifikasi istilah yang tidak diketahui
o Tidak ada
Rumusan masalah
o Seorang perempuan berusia 55 tahun mempunyai keluhan berdebar sejak
seminggu yang lalu.
Hipotesis
o Seorang perempuan berusia 55 tahun mempunyai keluhan berdebar sejak
seminggu yang lalu dikarenakan emosi yang mempengaruhi sistem saraf
otonomnya terganggu.
2
Menentukan sasaran pembelajaran
o Mahasiswa dapat menjelaskan tentang organ-organ yang berhubungan dengan
emosi.
o Mahasiswa dapat menjelaskan tentang sistem saraf otonom.
o Mahasiswa dapat menjelaskan tentanf neurotransmitter yang berhubungan
dengan emosi.
Skenario
Seorang perempuan umur 55 tahun datang keklinik dengan keluhan berdebar sejak
seminggu yang lalu. Dari anamnesa diketahui bahwa ia baru saja kehilangan suaminya yang
meninggal tiba-tiba, diduga karena serangan jatung. Pada pemeriksaan fisik dokter tidak
menemukan kelainan apa-apa, jantung dan paru-paru dalam keadaan normal.
Pembahasan
A. Emosi
Kata emosi berasal dari bahasa latin yaitu emovere, yang berarti bergerak menjauh. Arti
kata ini menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.
Menurut Daniel Goleman emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran yang khas, suatu
keadaan biologis dan psikologis dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak.1 Emosi
pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak.2
Salah satu pengendali kematangan emosi adalah pengetahuan yang mendalam mengenai
emosi itu sendiri. Banyak orang tidak tahu menahu mengenai emosi atau besikap negatif
terhadap emosi karena kurangnya pengetahuan akan aspek ini. Seorang anak yang terbiasa
dididik orang tuanya untuk tidak boleh menangis, tidak boleh terlalu memakai perasaan
akhirnya akan membangun kerangka berpikir bahwa perasaan, memang sesuatu yang negatif
dan oleh karena itu harus dihindari. Akibatnya anak akan menjadi sangat rasional, sulit untuk
memahami perasaan yang dialami orang lain serta menuntut orang lain agar tidak
menggunakan emosi. Sifat dan intensitas emosi biasanya terkait erat dengan aktivitas kognitif
(berpikir) manusia sebagai hasil persepsi terhadap situasi. Emosi adalah hasil reaksi kognitif
terhadap situasi spesifik.3
3
Emosilah yang seringkali menghambat orang tidak melakukan perubahan. Ada perasaan
takut dengan yang akan terjadi, ada rasa cemas, ada rasa khwatir, ada pula rasa marah karena
adanya perubahan. Hal tersebut itulah yang seringkali menjelaskan mengapa orang tidak
mengubah polanya untuk berani mengikuti jalur-jalur menapaki jenjang kesuksesan. Hal ini
sekaligus pula menjelaskan pula mengapa banyak orang yang sukses yang akhirnya terlalu
puas dengan kondisinya, selanjutnya takut melangkah. Akhirnya menjadi orang yang gagal.
Emosi menjadi penting karena ekspresi emosi yang tepat terbukti bisa melenyapkan stress
pekerjaan. Semakin tepat mengkomunikasikan perasaan, semakin nyaman perasaan tersebut.
Ketrampilan manajemen emosi memungkinkan individu menjadi akrab dan mampu
bersahabat, berkomunikasi dengan tulus dan terbuka dengan orang lain.
Gambar no. 1 ekspresi wajah.1
B. Struktur Otak yang Berperan pada Emosi
Emosi adalah rangsangan karena merupakan keadaan seseorang saat waktu terjadinya
rangsangan, dan biasanya di timbulkan oleh rangsang yang datang dari luar dan biasanya
pengungkapan emosi umumnya di arahkan pada lingkungan yang menimbulkan dorongan
dari dalalm yang dapat menghasilkan suatu reaksi.4 Semua itu di atur oleh sistem saraf yang
ada di otak. bagian otak yang mengatur emosi seseorang, yaitu:2,3,4
1. Sistem Limbik
Sistem limbik terletak di bagian tengah otak, membungkus batang otak ibarat kerah baju.
Limbik berasal dari bahasa latin yang berarti batas.1 Sistem limbik memungkinkan kita
mengontrol insting atau naluri kita. Bagian otak ini sama dimiliki juga oleh hewan mamalia
sehingga sering disebut dengan otak mamalia. Komponen limbik antara lain hipotalamus,
talamus, amigdala, dan hipocampus. Sistem limbik berfungsi menghasilkan perasaan,
4
mengatur produksi hormon, memelihara homeostasis, rasa haus, rasa lapar, dorongan seks,
pusat rasa senang, metabolisme dan juga memori jangka panjang.2
Sistem limbik menyimpan banyak informasi yang tak tersentuh oleh indera. Dialah yang
lazim disebut sebagai otak emosi atau tempat bersemayamnya rasa cinta dan kejujuran.
Sebagai "Alam Bawah Sadar" atau ketidaksadaran kolektif, yang diwujudkan dalam perilaku
baik seperti menolong orang dan perilaku tulus lainnya. Sistem limbik terdiri atas bagian
diensafalon yang terdiri dari: 2,3
Hipotalamus
Bagian dari otak yang terdiri dari sejumlah nukleus, tempat neurosekresi yang
mempengaruhi pengeluaran hormon pada hipofisis. Terletak di dasar otak depan.2
Hipotalamus juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem limfatik dan
merupakan konektor sinyal dari berbagai bagian otak menuju ke korteks otak besar
yang mengatur bermacam-macam fungsi seperti suhu tubuh, pola tidur, keseimbangan
air, rasa lapar dan kenyang , rasa haus, emosi , dan tingkah laku reproduktif.3
Gambar 1. Letak hipotalamus dalam sistem limbik.2
Fungsi Perilaku oleh Hipotalamus
o Hipotalamus Lateral : rasa haus, lapar dan marah,
o Nukleus Ventromedial : rasa kenyak dan tenang,
o Nukleus Paraventrikular : rasa takut dan terhukum,
o Bagian anterior dan posterior : dorongan seksual.3
Hipokampus
Hipokampus berasal dari Bahasa Yunani, yaitu hippo = kuda, kampos = monster laut
atau biasa di sebut kuda laut, dilihat dari bentuknya yang menyerupai kuda laut.
5
Hipokampus merupakan bagian dari sistem limbik yang berada di bagian medial
lobus temporalis.2 Hipokampus merupakan bagian korteks serebri yang memanjang
melipat ke dalam untuk membentuk lebih banyak bagian dalam ventrikel lateralis.
Hipokampus merupakan saluran tambahan yang dilewati oleh sinyal sensorik yang
masuk, yang dapat memulai reaksi perilaku dengan tujuan yang berbeda. Hipokampus
ini berperan vital dalam ingatan jangka pendek yang melibatkan integrasi berbagai
rangsangan terkait serta penting bagi konsolidasi ingatan tersebut menjadi ingatan
jangka panjang.4 Hipokampus berfungsi sebagai kegiatan mengingat dan navigurasi
ruangan. hipokampus juga bertanggung jawab untuk menyimpan kenangan, biasanya
bagian ini akan mengalami atrofi rata-rata pada usia 55-60 tahun.3
Gambar 2. Hipokampus.2
Amigdala
Amigdala berasal dari bahasa Latin Amigdalae yaitu sekelompok saraf yang
berbentuk seperti kacang almond. Amigdala merupakan kompleks beragam nukleus
kecil yang terletak tepat di bawah korteks serebri dari tiang (pole) medial anterior
setiap lobus temporalis yang berfungsi dalam pengolahan data sensorik dan ingatan
atas emosi.2 Tubuh akan bereaksi menggunakan amigdala sebagai pusat emosi lebih
cepat daripada tubuh menyadari apa yang dilakukannya. Emosi yang ditangkap oleh
amigdala akan di rasionalisasikan oleh salah satu komponen dari system limbik yang
lain yang dinamakan korteks prefrontal.2,3 Ketika amigdala mengontrol emosi, korteks
prefrontal mengendalikannya dalam proporsi seimbang.
6
Gambar 2. Letak amigdala pada sistem limbik2
Amigdala maupun Hipotalamus (yang juga menerima sinyal dari amigdala) memiliki
fungsi ganda yang saling berlawanan, artinya perubahan yang akan dihasilkan dari
perangsangan ini dapat memicu kompoen pembentuk stres maupun juga komponen
pembentuk ketentraman jiwa.2 Komponen perilaku ini berada pada nukleus-nukleus
berbeda sehingga pemunculannya pun tergantung pada bagian mana yang mengalami
perangsangan. Jika emosi timbul, hal ini akan terjadi umpan balik dimana rangsangan
ini akan terjadi peningkatan keresahan sehingga situasi panik yang akhirnya akan
timbul. Karena rangsangan ini terjadi pengembalian melalui hipotalamus ke system
limbik kemudian ke korteks prefrontal. Di korteks prefrontal akan terjadi peningkatan
kadar katekolamin, yaitu sekelompok hormon yang memiliki gugus kotekol yang
dikeluarkan oleh kelenjar adrenal dalam menanggapi stress.3
Amigdala memproses emosi secara langsung atau melalui system limbik yang lain
yang sinyalnya diberikan oleh amigdala. Untuk komponen emosi yang kerjanya
dijalarkan ke hipotalamus, maka yang menentukan komponen emosi apa yang akan
timbul senang atau kecewa, marah atau bahagia serta komponen lain yang ditentukan
oleh amigdala.2 Hipotalamus hanya sebagai tempat pembentukan, tapi konsep atau
pola emosi yang akan dibentuk sudah ditentukan oleh amigdala meskipun
hipotalamus sendiri dapat menghasilkan komponen prilaku dengan menggunakan
rangsangan listrik.4
Kesimpulannya, Amigdala berperan besar dalam memebentuk kepribadian seseorang.
Jika amigdala bekerja dengan baik, maka baik pula sistem yang lain. Karena
pengaruhnya sehingga menghasilkan kepribadian yang baik pula terhadap seseorang.
7
2. Korteks Serebri
Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak manusia yang juga disebut dengan nama
Cerebral Cortex, Forebrain atau Otak Depan.3 Cerebrum merupakan bagian otak yang
membedakan manusia dengan binatang. Cerebrum membuat manusia memiliki kemampuan
berpikir, analisa, logika, bahasa, kesadaran, perencanaan, memori dan kemampuan visual.
Kecerdasan intelektual atau IQ kita juga ditentukan oleh kualitas bagian ini.
Cerebrum secara terbagi menjadi 4 (empat) bagian yang disebut Lobus. Bagian lobus
yang menonjol disebut gyrus dan bagian lekukan yang menyerupai parit disebut sulcus.
Keempat Lobus tersebut masing-masing, yaitu:4
Lobus Frontal
Lobus frontal merupakan bagian lobus yang ada dipaling depan dari Otak Besar.
Lobus ini berhubungan dengan kemampuan membuat alasan, kemampuan gerak,
kognisi, perencanaan, penyelesaian masalah, memberi penilaian, kreativitas, kontrol
perasaan, kontrol perilaku seksual dan kemampuan bahasa secara umum.
Lobus Parietal
Lobus pariental berada di tengah, berhubungan dengan proses sensor perasaan seperti
tekanan, sentuhan dan rasa sakit.
Lobus Temporal
Lobus temporal berada di bagian bawah berhubungan dengan kemampuan
pendengaran, pemaknaan informasi dan bahasa dalam bentuk suara.
Lobus Occipital
Lobus occipital ada di bagian paling belakang, berhubungan dengan rangsangan
visual yang memungkinkan manusia mampu melakukan interpretasi terhadap objek
yang ditangkap oleh retina mata.
Apabila diuraikan lebih detail, setiap lobus masih bisa dibagi menjadi beberapa area
yang punya fungsi masing-masing, seperti terlihat pada gambar di bawah ini.
8
Gambar 4. Lobus-lobus otak.3
Selain dibagi menjadi 4 lobus, cerebrum (otak besar) juga bisa dibagi menjadi dua
belahan, yaitu belahan otak kanan dan belahan otak kiri. Kedua belahan itu terhubung
oleh kabel-kabel saraf di bagian bawahnya. Secara umum, belahan otak kanan mengontrol
sisi kiri tubuh, dan belahan otak kiri mengontrol sisi kanan tubuh. Otak kanan terlibat dalam
kreativitas dan kemampuan artistik. Sedangkan otak kiri untuk logika dan berpikir rasional.
Korteks terdiri dari banyak lapisan dari banyak lapisan sel saraf yaitu subtansi kelabu
serebrum. Korteks serebri ini tersusun dalam, banyak gulungan-gulungan dan lipatan yang
tidak teratur dan dengan demikian menambah daerah permukaan korteks serebri, persis sama
seperti melipat sebuah benda yang justru memperpanjang jarak sampai titik ujungnya yang
sebenarnya.4 Korteks serebri dibagi menjadi beberapa daerah yang memiliki fungsi motorik,
dan sebagaiannya lagi mempunyai fungsi sensorik.Area Motorik dan Sensorik dapat dilihat
pada gambar nomor 5.
Gambar 5. area fungsi sensorik dan motorik.3
9
Pada daerah motorik terletak persis didepan sulkus sentralis dan memanjang terus hingga
sulkus lateralis. Daerah motorik ini pada korteks, mengandung sel-sel besar yang merupakan
awal jalur motorik yang mengendalikan gerakan pada sisi lain dari tubuh. Keseluruhan tubuh
justru dilukiskan secara berbalik yaitu diurutkan dari atas kebawah adalah daerah motorik
yang mengendalikan anggota badan bawah, badan, dan anggota atas. Daerah motorik atau
area motorik dapat dilihat pada gambar nomor 6. Daerah motorik atau area motorik
dibedakan sebagai berikut:3
Area Korteks Motorik Primer
Area Kotreks Motorik Primer mempunyai peran sebagai mengontrol fungsi motorik.
Korteks motorik primer juga disebut area somatomotorik. Terletak di gyrus
precentralis berada pada area broadman 4. Pada area korteks motorik primer ini
terdapat sel piramidalis, sel piramidalis merupakan neuron korteks motorik primer
yang berukuran besar.
Area Mata Frontal
Area mata frontal terletak di sebelah anterior korteks premotorik pada area Brodmann
8. Berperan dalam mengontrol gerakan mata yang disadari yang digeraka oleh otot
lurik terutama saat menggerakkan mata untuk mengikuti obyek yang bergerak.
Contohnya seperti saat mata kita sedang melihat balapan mobil atau sepakbola pasti
mata kita mengikuti kemana arah mobil dan bola itu bergerak.
Area Broca
Area Broca terletak di hemispherium cerebri sinistra pada area Brodmann 44 dan 45.
Area broca mempunyai peran dalam mengatur pengeluaran suara. Berkaitan dengan
area di hemispherium cerebri dextra adalah mengontrol nada suara yang dikeluarkan.
Korteks Premotorik
Kotreks premotorik terletak di anterior gyrus precentralis. Berperan dalam mengontrol
gerakan yang lebih kompleks.
Pada daerah sensorik juga memiliki beberapa area pada Area korteks cerebri yang terlibat
dalam penerimaan rangsang secara sadar. Terletak di postsentralis yaitu di lobus parietal,
temporal, dan occipital. Disini bersifat perasaan dirasakan dan lantas ditafsirkan oleh kata-
kata. Sensorik utama yang berbeda diterima oleh area korteks motorik yang berbeda pula.
Berikut adalah beberapa area bagian dari daerah sensorik:3
10
Korteks Somatosensorik Primer
Korteks somatosensorik Primer terletak di sepanjang gyrus postcentralis pada area
Brodmann 1-3. Korteks somatosensorik Primer berperan pada penerimaan rangsang
sensorik umum yang disadari. Diskriminasi ruangnya untuk menentukan lokasi
rangsang dengan tepat. Area Asosiasi Somatosensoriknya terletak di posterior korteks
somatosensorik primer pada area Brodmann 5 dan 7. Area asosiasi somatosensorik
berfungsi mengingat kembali pengalaman yang lalu.
Area Visual
Ada dua bagian pada area visual yaitu area visual primer dan area asosiasi visual.
Pada area visual primer terletak di dalam sulcus calcarinus (bagian posterior dan
medial lobus occipitalis) pada area Brodmann 17. Berperan dalam menerima
informasi penglihatan yang ditangkap oleh retina. Awal dari serangkaian kegiatan
interpretasi input visual yang melibatkan beberapa area korteks. Pada area asosiasi
visual ini mengelilingi area visual primer pada area Brodmann 18 dan 19. Kelanjutan
proses dari informasi visual yang diterima area visual primer. Proses visual yang
kompleks dilanjutkan ke lobus temporal dan parietal. Area visual ini mempunyai
jaras-jaras baik jaras ventral maupun jaras dorsal. Pada jaras ventral merupakan jaras
yang menuju bagian inferior lobus temporal. Jaras ventral pada area visual berfungsi
untuk mengenali benda, kata-kata dan wajah. sedangkan jaras dorsal merupakan jaras
yang menuju ke gyrus postcentralis. Jaras dorsal ini berfungsi dalam membentuk
perspektif ruangan.
Area Auditorik
Terdapat dua area pada area auditorik ini yaitu area korteks auditorik primer dan
korteks asosiasi auditorik. Pada area korteks auditorik primer ini berfungsi untuk
sadar atau tidaknya dalam menangkap adanya suara. Area ini berada di tepi lobus
temporal pada area brodman 41-42. Pada area asosiasi korteks auditorik ini terletak di
posterior korteks auditorik primer, dalam area Brodmann 22. Area asosiasi korteks
auditorik mempunyai fungsi mengenali suara yang berbeda artinya mengenali dan
memahami perkataan. Area asosiasi auditorik ini terletak di pusat area Wernicke.
Area Sensorik Korteks Gustatorik
11
Area sensorik korteks gustatorik mempunyai fungsi menyadari adanya rangsang
kecap. terletak pada area Brodman 43. Area sensorik ini terletak dalam “atap” fissura
lateralis.
Area Sensorik Vestibular
Area Senorik Vestibular ini terletak di bagian posterior insula. Tepatnya berada di
profunda sulcus lateralis.
Area Sensorik Korteks Olfaktorik
Area Sensorik Korteks Olfaktorik terletak disebelah medial hemispherium cerebri
tepatnya di daerah yang disebut lobus piriformis. Nervus olfactorius menyalurkan
rangsang ke korteks olfaktorik. Mempunyai peran dalam mengenali adanya rangsang
bau. Area sensorik korteks olfaktorik merupakan bagian dari rhinencephalon yang
meliputi lobus piriformis, traktus olfaktorius, dan bulbus olfaktorius. Korteks
Olfaktorik menghubungkan otak ke sistem limbik yang akan menjelaskan kenapa bau-
baunya bisa menimbulkan emosi didalam korteks olfaktorik terdapat juga Korteks
orbitofrontal yang berfungsi mengidentifikasi bau spesifik yang bisa diingat secara
sadar.
3. Batang Otak
Batang otak merupakan bagian otak yang menghubungkan otak itu sendiri dengan
sumsum tulang belakang yang terdiri dari otak tengah (mesencephalon), pons, dan medula
oblongata. Motor dan neuron sensorik bergerak melalui batang otak yang memungkinkan
untuk meneruskan sinyal antara otak dan sumsum tulang belakang. Batang otak
mengkoordinasikan sinyal kontrol motor yang di kirim dari otak ke tubuh. Batang otak juga
mengontrol kehidupan mendukung fungsi otonom dari sistem saraf perifer, fungsinya antara
lain yaitu mengontrol beberapa fungsi penting tubuh termasuk kewaspadaan, gairah,
pernafasan, tekanan darah, pencernaan, detak jantung. Serta meempunyai fungsi otonom
lainnya seperti meneruskan informasi antara saraf perifer dan spinal cord ke bagian atas otak.
Batang otak juga mempunyai organ yang berperan dalam emosi, yaitu:2,3,4
Mesencephalon
Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari
batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil. Otak tengah berfungsi
dalam hal mengontrol respon penglihatan, gerakan mata, pembesaran pupil mata,
mengatur gerakan tubuh dan pendengaran.
Pons
12
Pons meupakan bagian tengah batang otak dan karena itu memliki jalur lintas naik
dan turun seperti pada otak tengah. Selain itu juga dapat banyak serabut yang berjalan
menyilang pons untuk menghubungkan kedua lobus serebelum dan menguhubungkan
serebelum dengan kortex serebri. Pons merupakan stasiun pemancar yang
mengirimkan data ke pusat otak bersama dengan formasi reticular. Pons yang
menentukan apakah kita terjaga atau tertidur.
Medula Oblongata
Medula Oblongata membentuk bagian bawah otak serta mengandung pons dengan
sumsum tulang belakang. Medulla oblongata terletak dalam fosa kranialis posterior
dan bersatu dengan sumsum tulang belakang tepat di bawah foramen magnum tulang
occipitalis. Sifat-sifat utama medula oblongata adalah jalur motorik desendens
(menurun) melintasi batang otak dari sisi yang satu menuju yang lain. Hal ini disebut
dengan dekusasio motorik. Perpotongan seperti itu yang dilakukan jalur sensorik pada
medulla juga terjadi dan disebut dengan dekusasio sensorik. Medulla oblongata
mengandung nucleus atau badan sel dari berbagai saraf otak yang penting. Selain itu
medulla mengandung pusat-pusat vital yang berfungsi sebagai mengendalikan
pernafasan dan system kardiovaskuler.5
Secara makroskopis, otak terdiri dari substantia grisea dan sustansia alba. Sedangkan
secara makroskopis, substansia grissea terdiri atas badan sel neuron, serabut myelin dan tidak
beermielin, astrosit protoplasmic, oligodendrosit, dan microglia. Substansia alba terdiri dari
serabut saraf bermielin, astrosit fibrosa, oligodendrosit, dan microglia.4 Secara
mikroskopisnya organ tersebut terdiri atas jaringan saraf, yang merupakan jenis ke-4 dari
jaringan dasar terdapat hampir di seluruh jaringan tubuh sebagai jaringan komunikasi.
Rangkaian kegiatan tersebut dapat terselenggara oleh karena bentuk sel saraf yang khas yaitu
mempunyai tonjolan yang panjang dan bercabang-cabang.5 Kategori sel saraf berdasarkan
jumlah tonjolan yaitu:5
Sel saraf unipoler : hanya punya satu tonjolan
Sel saraf bipolar : punya satu dendrite dan satu axon
Sel saraf pseudo unipoler : punya tonjolan yang secara bercabang menjadi dua
sehingga mirip huruf T
Sel saraf multipoler : punya satu axon dan banyak dendrite
Penggolongan neuron berdasarkan peran fungsional:5
13
Neuron motoris (eferen) mengendalikan organ efektor seperti serat otot dan kelenjar
eksokrin dan endokrin.
Neuron sensoris (aferen), terlibat dalam penerimaan stimulus sensoris dari lingkungan
dan dari dalam tubuh.
Interneuron, mengadakan hubungan sesama neuron, membentuk rantai atau sirkuit
fungsional kompleks (seperti pada retina).
Komponen jaringan saraf terdiri atas :5,6
Sel saraf
Sel saraf yang dinamakan pula sel neron berbeda dengan sel-sel dari jaringan dasar
lainnya karena adanya tonjolan-tonjolan yang panjang dari badan selnya. Oleh karena
itu sel saraf dibedakan menjadi:5
o Badan sel
Badan sel yaitu bagian sel saraf yang mengandung inti, maka kadang-kadang
bagian ini disebut pula sebagai perikaryon. Bentuk dan ukuran dapat beraneka
ragam, tergantung fungsi dan letaknya. Inti sel biasanya terletak sentral,
walaupun kadang-kadang dapat eksentrik. Biasanya berbentuk bulat; dan
berukuran besar. Di dalamnya terdapat butir-butir khromatin halus yang
tersebar. Nukleolus biasanya besar sehingga kadang-kadang dapat disangka
sebagai intinya sendiri. Penampilan inti yang demikian merupakan ciri khas
dari sel saraf, oleh karena berkaitan erat sekali dengan kegiatan sel saraf.
Dalam nukleolus banyak mengandung molekul RNA yang penting untuk
kegiatan sel terutama dalam sintesis protein, sehingga mengikat warna basofil.
Sitoplasma sel saraf mengandung berbagai macam organela seperti halnya
jenis sel lain. Ciri khas dari sitoplasma sel neron yaitu adanya bangunan
basofil yang berbentuk sebagai bercak-bercak yang dinamakan Substansi Nissl
yang tidak lain adalah granular endoplasmic reticulum yang banyak
mengandung butir-butir ribosom sebesar 100–300. Kehadiran bangunan
tersebut mendukung adanya kegiatan sintesis protein. Bentuk dan susunan
substansi Nissl sangat tergantung dari jenis sel saraf nya.5
Mitokondria yang dikenal sebagai sumber energi bagi sebuah sel juga terdapat
dalam sitoplasma sel saraf bahkan meluas ke dalam tonjolan-tonjolannya.
Energi yang dibutuhkan oleh jaringan saraf jelas apabila diukur konsumsi
oksigen dan kandungan glukosa dalam sel saraf.
14
Kompleks Golgi merupakan organela yang untuk pertama kalinya
diketemukan dalam sel saraf oleh Camillo Golgi dalam tahun 1898, yang di
kemudian hari juga diketemukan dalam sel-sel bukan saraf. Kedudukan
kompleks Golgi tergantung jenis sel sarafnya.
Organela lain dalam sel saraf yang meluas sampai tonjolan-tonjolannya yaitu
yang dinamakan nerofibril. Dengan berbagai teknik histologi dapat
ditunjukkan adanya serabut-serabut halus khususnya dalam axon. Apa yang
dilihat sebagai nerofibril dengan mikroskop cahaya, ternyata dengan M.E.
terdiri atas berbagai bentuk misalnya sebagai mikrotubuli, nerofilamen dan
aktin. Fungsinya selain bertindak sebagai kerangka sel juga diduga sangat
berguna dalam pengangkutan bahan-bahan dalam tonjolan sel.5
Di samping organela, di dalam sel saraf diketemukan pigmen yang fungsinya
kurang jelas. Ada dua jenis pigmen dalam sel saraf, yaitu: pigmen lipokhrom
yang berwarna kuning dan pigmen melanin yang berwarna coklat atau hitam.5
o Dendrit
Dendrit merupakan tonjolan-tonjolan dari badan sel saraf yang bercabang-
cabang sebagai pohon sehingga memperluas permukaan sel saraf. Pada
pangkalnya di badan sel terdapat perluasan substansi Nissl dan mitokondria,
namun nerofibril dan mikrotubuli meluas sampai ujung dendritnya. Dengan
pewarnaan khusus menggunakan inpregnasi perak dapat terlihat adanya
tonjolan-tonjolan pada permukaan percabangan dendrit yang disebut gemula
dan spina. Bangunan tersebut digunakan untuk tempat kontak dengan sel saraf
lainnya melalui sinapsis. Bentuk percabangan dendrit tergantung dari jenis sel
sarafnya. Fungsinya merambatkan impuls ke arah badan sel.5
o Axon
Semua akson berawal dari daerah berbentuk piramid yang disebut akson hilok
yang keluar dari perikarion. Membran plasma dari akson disebut aksolema
isinya dikenal dengan aksoplasma. Semua cabang akson dikenal sebagai
cabang-cabang kolateral. Sitoplasma akson (aksoplasma) memiliki sedikit
mitokondria, mikrotubul dan neurofilamen dan beberapa sisterna dari RE
licin.5
Berbeda dengan tonjolan yang dinamakan dendrit, maka axon merupakan
tonjolan yang hanya terdapat sebuah dan berfungsi merambatkan impuls yang
15
meninggalkan badan sel. Bahkan salah satu jenis sel saraf dalam retina yang
disebut sel amakrin tidak memiliki axon sama sekali. Axon berpangkal pada
badan sel sebagai suatu bukit kecil yang dinamakan oxon hillock. Di dalam
daerah ini tidak terdapat substansi Nissl, karena di daerah ini banyak nerofibril
yang akan meninggalkan badan sel.5
Panjang axon dari beberapa cm sampai beberapa puluh cm demikian pula
diameternya juga berbeda-beda. Makin besar diameternya makin cepat
perambatan impulsnya. Di beberapa tempat axon memberikan percabangan
yang dinamakan kolateral, sedang ujung axon akan bercabang-cabang sebagai
pohon yang dinamakan telodendron.
Oleh karena axon perlu menghantarkan impuls yang tidak lain adalah
perubahan potensial listrik, maka agar efisien perlu dibungkus dengan bahan
isolator yang dinamakan Selubung mielin. Sebelah luarnya masih ada
selubung lain yang dinamakan selubung nerolema.5
Dalam meneruskan impuls axon akan melakukan transportasi dengan protein
yang disintesa di perikarion sel saraf dikirimkan sepanjang akson sampai ke
bagian distal akson. Akson tidak dapat mensintesa protein karena tidak
mengandung badan nissl, ribosom dan kompleks golgi. Berdasarkan arahnya
transportasi aksonal ini mempunyai dua macam jenis, yaitu :5
Anterograde transport
Pengangkuran protein dan bahan-bahan lain dari perikarion ke ujung
akson. Misalnya aktin, miosin, enzim untuk sintesis neurotransmitter di
ujung akson.
Retrograde transport
Pengakutan bahan-bahan dalam akson dari ujung akson ke perikarion.
Materi yang diangkut adalah sisa-sia protein vesikel sinaps yang sudah
lama yang akan didegradasi di lisosom, zat-zat sisa lainnya. Toksin
seperti toksin tetanus dan virus tertentu dan rabies diangkut secara
retrograde.
Jaringan Pengisi.
Yang dimaksudkan dengan jaringan pengisi meliputi semua komponen jaringan saraf
yang tidak ikut berfungsi dalam merambatkan impuls saraf, tetapi bukan jaringan
pengikat oleh karena berasal dari jaringan ektoderm.
16
Jaringan pengisi ini dibedakan untuk Sistem Saraf Pusat dan Sistem Saraf Perifer,
yaitu:5
o Sistem Saraf Pusat
Sel-sel jaringan pengisi dinamakan neuroglia. Fungsi jaringan neroglia bertindak
sebagai penyokong, untuk nutrisi dan sebagai isolator terhadap gel saraf.
Hubungan antara sel glia dan sel saraf demikian eratnya sehingga merupakan unit
fungsional. Dalam Sistem Saraf Pusat dibedakan adanya beberapa jenis sel
seperti:5
Oligodendrosit
Oligodendrosit (Yn, oligos, kecil + kytos, sel) menghasilkan selubung
mielin yang membentuk penyekat listrik dari neuron pada susunan saraf
pusat.5
Astrosit
Astrosit (Yn, astron, bintang+kytos) adalah sel yang bentuknya seperti
bintang karena memiliki banyak juluran yang memancar. Sel ini memiliki
banyak filamen yang memperkuat strukturnya.astrosit mengikat neuron
pada kapiler dan piamater. Astrosit dengan beberapa juluran panjang
disebut astrosit fibrosa dan berlokasi di substansi putih (white matter);
astrosit protoplasmatis, dengan banyak cabang-cabang pendek ditemukan
ditemukan dalam substansi kelabu.5
Sel ependim
Sel ependim telah umum disepakati dimasukkan ke dalam kelompok
neroglia, walaupun badan selnya tidak terdapat di antara sel-sel saraf. Oleh
karena pada saat pembentukan Sistem Saraf Pusat sel-sel ependim
membatasi Tuba neuralis maka setelah lahir sel-sel ini masih diketemukan
membatasi rongga otak yang dinamakan ventriculus dan rongga pada
Medulla spinalis yang dinamakan Canalis centralis.5
Sel-sel ependim yang berbentuk silindris pendek tersusun sebagai epitil
paling sedikit mempunyai fungsi yaitu:
Sebagai pembatas rongga Sistem Saraf Pusat.
Sebagai penyokong karena tonjolan-tonjolannya terdapat di antara sel-
sel saraf
Sebagai epitil plexus choroideus.
17
Fungsi terakhir ini mempunyai kaitan dengan produksi cairan
serebrospinal.
Sel mirip spongioblas diketemukan di antara sel-sel neuroglia yang lain
mempunyai inti yang paling kecil, berbentuk bulat dan lebih padat susunan
khromatinnya. Untuk mempelajari percabangan tonjolan sitoplasma sel-sel
neroglia digunakan fiksasi larutan bikhromat yang kemudian dilakukan
pewarnaan khusus. Dengan mempelajari tonjolan-tonjolan tersebut orang lebih
dapat memahami fungsi menopang, karena ternyata betapa kompleksnya
tonjolan-tonjolan tersebut membentuk anyaman.5
Mikroglia
Sel kecil yang bentuknya memanjang dengan juluran-juluran pendek yang
iregular, inti selnya panjang dan padat, yang berbeda dengan inti sel-sel glia
lainnya yang berbentuk bulat.5
Gambar 7. Sel saraf SSP.6
SSP terdiri serebrum, serebelum dan medula spinalis. Saraf pusat mengandung
ratusan milyar neuron dan neuroglia. Cerebrum mengandung sel piramid dan
cerebellum mengandung sel Purkinje. Susunan Sistem Saraf Pusat ini terdiri dari
dua substansi yaitu Substansi putih dan kelabu.5
Substansi putih adalah akson yang bermielin dan oligodendrosit yang
memproduksi mielin, tidak mengandung badan sel neuron. Substansi kelabu
mengandung badan sel neuron, dendrit dan bagian awal dari akson dan sel glia
yang tidak bermielin. Substansi kelabu berada pada permukaan serebrum dan
serebelum, membentuk korteks serebral dan serebelar, sedangkan substansi putih
18
berada pada daerah yang lebih sentral. Neuron-neuron pada beberapa tempat di
korteks serebri mengatur impuls aferen (sensorik); sedangkan di tempat lain,
neuron eferen (motorik) mengaktifkan impuls motorik yang mengatur pergerakan
volunter. Pada potongan melintang medula spinalis, substansi putih berada di tepi
dan substansi kelabu berada di tengah berbentuk huruf H. Neuron pada medula
spinalis besar dan multipolar, terutama pada kornu anterior, dimana ditemukan
neuron motorik yang besar. Secara mikroskopis, kortex cerebelli terdiri atas:5
Stratum molecular, yaitu sel keranjang yang merupakn cabang azon yang
menyelubungi sel purkinje.
Stratum ganglionare, yaitu sel purkinje dengan percanagan dendrite di stratum
molecular.
Stratum granulare, tersusun atas sel-sel granulare. Dendritnya berada di
lapisan, tetapi axonnya berada pada stratus molecular.
Medulla spinalis berbentuk silindris panjang dan mengisi canalis vertebralis. Pada
setiap segmennya keluas sepasan nervus spinalis. Secara mikroskopis, bagian
sustansia grissea tersusun atas sel-sel neuron yang membentuk nucleus, pada
bagian tengah terdapat kanalis sentralis. Potongan sustansia grissea menyerupai
bentuk kupu-kupu, terdiri dari cornu dorsalis dan cornu ventralis. Pada bagian
sustansia alba terdapat sulcus medianus dorsalis. Sebagian serabut saraf yang
memanjang membentuk fasciculus yang menuju atau ke otak.6
Selubung otak (meninges):6
Duramater : terdapat jaringan pengikat padat
Arachnoid : merupakan bagian yang kontak dengan duramater,
membentuk trabecula, tanpa pembuluh darah. Terdapat spatium
subarachnoidea, yaitu ruangan diantara trabecula yang terisi Liquot
Crebrospinalis
Piamater : menutupi langsung permukaan susunan saraf pusat. Di beberapa
tempat tertentu menonjol kedalam rongga ventrikulus yang dindingnya tidak
berkembang yang selanjutnya membentuk pleksus choroideus.
Cairan Cerebrospinalis dimana cairan ini mengisi ventrikel (rongga otak), saluran
sentral (lobang batang saraf punggung), rongga meninx. Berguna untuk
19
melindungi saraf pusat dari tekanan fisik. Cairan ini diproduksi oleh choroid
plexus yang merupakan cekukan pia mater ke ventrikel otak.6
Pleksus choroideus tersusun atas jaringan pengikat longgar dan banyak terdapat
sel makrofag, permukannya dilapisi oleh epitel kuboid selapis yang berasal dari
sel ependim yang memiliki banyak mikrovili. Fungsi utama membentuk cairan
cerebrospinal.6
Selubung medulla spinalis:5
Duramater : dipisahkan dengan permukaan kanalis vetebralis oleh spatium
epidurale, dilapisi epitel gepeng selapis.
Arachnoid : dipisahkan dengan duramater oeh celah sempit.
Piamater: lebih tebal daripada di daerah otak.
o Sistem Saraf Perifer
Komponen utama dari SST adalah Serabut saraf, ganglia dan ujung saraf.
Serabut saraf merupakan kumpulan serat saraf yang dikelilingi oleh sel satelit,
sel Schwann, mielin, jaringan ikat.4 Saraf tepi berfungsi sebagai konduktor
rangsangan dan respons terhadap rangsangan . Rangsangan dalam bentuk
impuls diterima saraf tepi dari reseptor. Reseptor ada disebelah dalam, ada di
luar. Reseptor tersusun dalam indra. Reseptor menerima rangsangan dalam
bentuk stimulus.5
Sel penyelubung dari SST berupa sel Schwann yang membentuk selubung
mielin (suatu kompleks lipoprotein). Selubung mielin menampakkan lekukan-
lekukan dalam sepanjang serat disebut Nodus Ranvier.5
Pada serat bermielin dari SST ini, plasmalema dari sel Schwann membungkus
dan membalut akson. Lapisan membran sel selubung menyatu dan membentuk
mielin, yaitu suatu kompleks lipoprotein. Pada SST semua akson tanpa mielin
dibungkus dalam celah celah sederhana dari sel Schwann. Serat saraf tanpa
mielin tidak memiliki nodus ranvier.5
Serat memiliki selubung fibrosa luar yang terdiri atas jaringan ikat padat yang
disebut Epineurium. Setiap berkas dikelilingi oleh Perineurium. Jaringan ikat
pembungkus akson dinamakan Endoneurium.5
20
Saraf mengadakan komunikasi antar pusat-pusat di otak dan medula spinalis
serta organ-organ sensoris dan efektor (otot, kelenjar). Mereka memiliki serat
aferen dan eferen yang menuju dan dari SSP. Serat eferen membawa impuls
dari SSP menuju ke organ efektor yang dikendalikan oleh pusat-pusat ini.
Saraf yang hanya memiliki serat-serat sensoris (aferen) disebut saraf sensoris;
yang hanya terdiri atas serat-serat yang membawa impuls ke efektor disebut
saraf motoris. Kebanyakan saraf memiliki serat sensoris dan motoris dan
disebut saraf campuran; saraf ini memiliki akson bermielin dan tanpa mielin.4
Sinaps berperan pada penghantaran satu arah dari impuls saraf. Sinaps adalah tempat
dimana neuron-neuron saling berkontak atau antara neuron dengan sel efektor lainnya (otot
dan sel kelenjar). Hampir semua sinaps menghantarkan impuls lewat pelepasan
neurotransmiter pada terminal akson; mereka adalah substansi kimiawi yang menginduksi
perpindahan impuls saraf ke neuron lainnya atau ke sebuah sel efektor.
Sinaps dibentuk oleh suatu terminal akson (terminal prasinaps) yang menghantarkan
impuls; bagian sel lain dimana impuls baru dibentuk ( terminal pascasinaps); dan suatu celah
sempit intraseluler yang disebut celah sinaps. Bila satu akson membentuk sinaps dengan sel
tubuh disebut suatu sinaps aksosomatik; dengan dendrit, aksodendritik; atau dengan suatu
akson, aksoaksonik. Hampir semua sinaps merupakan sinaps kimiawi dan menghantarkan
impuls melalui neurotransmitter, Menurut tebal membran di tempat kontak:4
Sinaps Asimetris
Celah sinaps pada membran pasca sinaps penebalan lebih nyata, sifat menggertak /
mempercepat kegiatan alat target, vesikula bulat.
Sinaps Simetris
Celah sinaps dengan penebalan sama yang nyata pada membran pra-sinaps dan pre-
sinpas. Vesikula di sini lonjong dan gepeng sifat menghalangi atau melambatkan
kegiatan alat target.
Hampir semua sinaps merupakan sinaps kimiawi dan menghantarkan impuls saraf melalui
hubungan celah (gap junctions) yang melewati membran pre dan pascasinaps.4
Susunan saraf otonom berhubungan dengan pengendalian otot polos, sekresi beberapa
kelenjar, dan modulasi irama jantung. Fungsinya menyesuaikan aktivitas tubuh tertentu agar
dapat mempertahankan lingkungan dalam yang konstan (homeostasis).3
Susunan saraf otonom merupakan rangkaian dua neuron. Neuron pertama dari rantai
otonom terletak di dalam susunan saraf pusat. Aksonnya membentuk sinaps dengan neuron
21
multipolar kedua rantai, yang terletak dalam ganglion dari SST. Serat saraf (akson) dari
neuron pertama disebut serat praganglion; akson dari neuron kedua menuju ke efektor otot
atau kelenjar disebut serat pascaganglion.3
Sistem Simpatis
Inti (yang dibentuk oleh kumpulan badan-badan sel saraf) dari sistem simpatis terletak
pada segmentorakal dan lumbal dari medula spinalis.3
Sistem Parasimpatis
Sistem parasimpatis mempunyai inti di medula dan otak tengah dan dalam bagian
sakrum medula spinalis. Neuron kedua ditemukan dalam ganglion lebih kecil dari
yang terdpat pada sistem simpatis. Ia selalu dekat atau terletak di dalam organ-organ
efektor.3
Proses hantaran implus pada saraf dimulai dengan terjadinya potensial aksi. Pada
awalnya, serabut saraf mendapatkan stimulus yang cukup, sehingga mengakibatkan gerbang
Na+ terbuka. Kemudian, ion Na+ bermuatan positif ini bergerak ke dalam sel, mengubah
potensial istirahat (Polarisasi) menjadi potensial aksi (depolarisasi). Ditunjukan dengan
pergeseran deferensial dari - 65 mV ke puncak listrik (Potensial Puncak) yang hampir
mencapai +40 mV. Depolarisasi juga menyebabkan terbukanya lebih banyak lagi gerbang
natrium, yang kemudian akan mempercepat respon dalam siklus umpan balik positif. Setelah
inisiasi, potensial aksi menjalar disepanjang serabut saraf dengan kecepatan dan amplitudo
yang tetap. Arus listrik lokal yang menyebar keare membran yang berdekatan. Hal ini
menyebabkan gerbang natrium membuka dan mengakibatkan gelombang depolarisasi
menjalar sepanjang saraf. Dengan cara ini, sinyal atau implus saraf ditransmisi dari satu sisi
dalam sistem saraf ke sisi lain. Pada tahap inilah kita mengenal dengan istilah sinaps
(transmisi sinaptik). Sinaps adalah sisi (penghubung/jungtion yang tidak berdekatan), tempat
berlangsungnya pemindahan implus dari ujung akson suatu neuron ke neuron lain atau ke
otot atau ke kelenjar. Pada transmisi akson suatu neuron ke dendrit, kebadan sel atau akson
neuron yang ke dua. Neuron presinaptik membawa implus menuju sinaps, sedangkan neuron
post sinaptik membawa implus menjauhi sinaps. Ada dua jenis sinaps, yaitu sinaps kimiawi
dan sinaps listrik. Sinaps pada sinaps kimiawi merupakan suatu neurontransmitter yang
vesikel sinaptik saat potensial aksi mencapai terminal, saluran ion kalsium terbuka dan ion
kalsium memasuki terminal bouton. Ion kalsium memfasilitasi aliran neurotransmitter saat
menyebrangi celah sinaptik dan melekat pada reseptor post sinaptik. Transmisi zat kimia
bersifaft satu arah karena neurotransmitter hanya dilepas dari neuronpresinaptik. Ada dua
22
sinaps kimiawi yaitu sinaps eksitatori dan sinaps inhibitorik. Kalau yang sinaps eksitatorik itu
beberapa neurotrasmitter mengeksitasi neuropostsinaptik, menyebabkan depolarisasi dan
mengakibatkan terbentuknya potensial postsinaptik eksitatoris. Sedangkan sinaps inhibitorik
itu neurotrasmitternya menyebabkan peningkatan potensial istirahat neuron post sinaptik
bersifat inhibitorik, neurotransmitter ini membuat post sinaptik lebih bermuatan negatif
akibat penurunan permeabilitas membran terhadap aliran masuk Na+ dan meningkatkan
permeabilitas membran terhadap aliran keluar ion K+. Peningkatan negativitas internal ini
disebut hiperpolarisasi dan mengakibatkan bentuknya potensial postsinaptik inhibitorik. Pada
sinaps kimiawi ini terdapat suatu istilah adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyebrangi
suatu sinaps kimiawi, dibutuhkan waktu lebih banyak untuk pelepasan, difusi, penerimaan,
dan untuk melihat pengaruh neurotrasmitter terhadap sebuah sinaps dari pada wkatu yang
dibutuhkan untuk perambatan potensial aksi di sepanjang serabut saraf tersebut. Selain itu.
Ada efek transmisi kimia pada neuronposinaptik adalah pertambahan jumblah dan jenis
neurotrasmitter yang mencapai membran postsinaptik. Ada tiga jenis sumasi :4
Sumasi temporal adalah penambahan jumblah neurotrasmitter karena adanya
peningkatan frekuensi stimulasi oleh satu atau beberapa neuron postsinaptik.
Sumasi pasial adalah stimulasi pada penambahan jumblah terminal presinaptik
ekstatoris untuk menambah jumblah neurotrasmitter.
Jika potensial postsinaptik eksitatoris dan potensial postsinaptik inhibitor memngenai
membran postsinaptik, maka hasilnya eksitasi atau inhibisi ditentukan melalui penjumblahan
aljabar efek eksitatoris dan inhibitorik, sumasi temporal dan sumasi spasial. Adapun molekul
neurotrasmitter yang dilepas kedalam celas sinaptik harus segera di inaktifkan agar
repolarisasi neuronpostsinaptik dapat terjadi untuk lintasan implus selanjutnya.
Neurotrasmitter dapat di inaktivasi oleh kerja enzim. Molekul neurotrasmitter dapat ditarik
kembali kedalam neuron yang melepaskanya dan diperbaharui untuk penggunaan tambahan.
Neurotrasmitter dapat berdifusi pasif menjauhi celah sinaps. Sebuah sinaps merupakan
subyek keletihan setelah stimulasi berulang dengan kecepatan tinggi.setelah beberapa mili
detik, kecepatan output neuronpostsinaptik berkurang walaupun neuron presinaptik masih
melontarkan ion. Di otak, keletihan sinaptik berperan sebagai mekanisme presinaptik
merupakan alasan utama dibalik keletihan sinaptik, tetaapi inaktivitasi pada reseptor
membran neuron postsinaptik dapat juga menjadi suatu penyebab. Pada sinaps kimiawi ini,
ada suatu bahan yang bernama neuromodulasi. Neuromodulasi ini adalah zat kimia seperti
hormon yang dapat meningkat atau mengurangi respons sinaptik. Zat ini dapat bekerja pada
23
sisi presinaptik atau postsinaptik. Sinaps listrik jika dua sel yang dapat terektasi berhubungan
melalui aliran arus listrik langsung pada suatu area dengan tahanan listrik rendah, maka
sinaps tersebut dinamakan sinaps listrik. Gap juntion (sambungan celah) menghubungkan
pasangan sel yang bermuatan listrik. Sambungan ini dianggap memiliki tahanan listrik yang
rendah. Sinaps listrik tidak memiliki waktu tunda sinaptik yang terdapat pada isnaps kimiawi.
Sinaps listrik ini ditemukan di otot polos, otot jantung, dan otak. Pada umumnya sinaps listrik
memungkinkan terjadinya transmisi dua arah, bukanya satu arah seperti pada sinaps
kimiawi.2
C. Jaras / Mekanisme Emosi
Stimulus yang diterima akan dikirimkan ke dalam daerah asosiasi dari korteks serebri
tertentu melalui sinaps-sinaps saraf aferen (saraf sensorik).2 Setelah sampai di korteks serebri,
stimulus yang diterima akan diteruskan ke sistem limbik. Disistem limbik, informasi dari
stimulus akan diproses melalui memori jangka pendek dan memori jangka panjang. Pada
sistem limbik ini juga, emosi pertama kali terbentuk. Setelah itu, untuk bisa
“mengekspresikan” emosi yang tercipta, dibutuhkan peran hipotalamus.7
Hipotalamus akan mengeluarkan respon yang sesuai dengan informasi dan emosi yang
ada. Respon-respon yang diciptakan oleh hipotalamus terdiri dari respon somatik (respon
yang berhubungan dengan tubuh), respon otonom (respon yang berhubungan dengan organ
viseral), respon endokrin, dan respon imun.7
Untuk lebih memahami mekanisme ini, kita akan melihat contoh berikut ini: seorang
perempuan melihat orang yang dia sukai – dengan demikian ia menerima impuls visual yang
kemudian akan dikirimkan ke korteks serebri terutama ke area visual primer yang terletak
pada ujung lobus oksipitalis (area brodmann 18 dan 19 - gyrus lingualis). Dari sana informasi
akan diteruskan ke sistem limbik. Di sistem limbik, terjadi proses mengingat yang diawali
dengan ingatan jangka pendek yang dihubungkan dengan ingatan jangka panjang. Dari
ingatan atau memori tersebut, informasi tentang orang yang dia sukai akan bertambah.7
Selanjutnya, akan mulai muncul emosi yang menyertai informasi tersebut. Emosi yang
muncul adalah perasaan senang yang kemudian dikirimkan ke hipotalamus. Hipotalamus
akan “mengekspresikan” rasa senang tersebut lewat beberapa respon. Misalnya saja dari
respon somatik, tubuh perempuan tersebut akan berjalan mendekati orang yang dia sukai.
24
Respon secara otonom, pembuluh darah mengalami dilatasi sehingga wajah memerah, dan
respon-respon lain yang menyertai.7
D. Sistem Saraf Otonom
Sistem saraf otonom adalah sistem saraf motorik eferen visceral. Serat saraf otonom
meninggalkan korda spinalis dan mempersyarafi otot jantung dan polos serta kelenjar
endokrin dan esokrin. Sistem saraf otonom terdiri dari dua divisi sistem saraf simpatik dan
parasimpatik. Srat sraf simpatik berasal dari daerah torakal dan lumbal korda spinalis.
Sebagian besar serat praganglion simpatis berukuran sangan pendek, bersinaps dengan badan
sel neuron pascaganglion di dalam fanglion yang terdapat di rantai ganglion simpatis myang
terletak di kedua sisi korda spinalis. Serat pascaganglion panjang berasal dari rantai ganglion
itu berakhir di organ-organ efektor. Sebagian serat praganglion melewati rantai ganglion
tanpa membentuk sinaps dan kemudian berakhir di ganglion kolateral simpatis yang terletak
sekitar serat pascaganglion menjalani jarak sisanya.
Serat praganglion parasimpatis berasal dari daerah cranial dan sacral ssp serat ini
berukuran lebih panjang dibandingkan dengan serat praganglion simpatik karena serat itu
tidak terputus sampai mencapai ganglion terminal yang terletak di dalam atau di dekat organ
efektor. Serat-serat pascaganglion yang sangat pendek berakhir di sel-sel organ yang
bersangkutan itu sendiri.
Serat praganglin simpatis dan parasimpatis mengeluarkan neurontransmitter yang sama
yaitu, asetilkolin (Ach), tetapi ujung pascaganglion kedua sistem ini mengeluarkan
meurotransmitter yang berlainan. Serat pasca praganglion parasimpatis mengeluarkan
asetilkolin. Dengan demikian, serat itu besaan dengan semua serat praganglion otonom,
disebut serat koligernik. Sebaliknya, sebagian besar serat pascaganglion simpatik disebut
serat adregenik, karena mengeluarkan noradrenalin, lebih umum dikenal sebagai
noripineprin. Baik asetilkolin maupun norepineprin juga berfungsi sebagai zat penghantar
kimiawi di bagian tubuh lainnya.
Serat otonom pascaganglion tidak berakhir disebuah tonjolan seperti kepala sinaps,
bamun cabang terminal dari serat otonom mengandung banyak tonjolan, atau varicositiwes,
yang secara simultan mengeluarkan meurotransmitter ke daerah luas pada organ yang
dipersarafi dan bukan ke sebuah sel. Pelepasan neurotransmitter bahwa di otot polos atau
jantung setiap perubahan aktivitas listrik akan disebarkan melalui gap junction, memiliki arti
bahawa keseluruhan organ biasanya dipengaruhi aktivitas otonom, bukan sel satu persatu.
25
Tabel 1. Persarafan otonom
Cara kerja saraf simpatik selalu berlawanan dengan saraf parasimpatik (bersifat antagonis).7
Simpatik Parasimpatik
Memperbesar pupil mata
Menghambat keluarnya air ludah
(saliva)
Meningkatkan ekresi keringat dan
sekresi getah pancreas
Menghambat sekresi enzim pada
kelenjar pencernaan
Menghambat kontraksi kandung
kemih (vesica urinaria)
Mempercepat denyut jantung
Menambah volume darah
Memperbesar pembuluh darah
koroner
Mempersempit pembuluh darah ateri
paru- paru dan ateri pada organ
kelamin
Melebarkan cabang tenggorokan
(bronkhia)
Mengerutkan kura (limpa)
Menyebabkan kontraksi (meremas)
rahim pada saat kehamilan dan
relaksasi rahim pada saat tidak ada
Mengecilkan pupil mata
Membantu (stimulasi) keluarnya air
ludah (saliva)
Menurunkan eksresi keringat dan
getah pancreas
Menstimulasi sekresi enzim pada
kelenjar pencernaan
Mengerutkan kantung kemih (vesica
urinaria)
Memperlambat denyut jantung
Mengurangi volume darah
Mempersempit pembuluh darah
koroner
Memperbesar pembuluhdarah arteri
paru-paru dan arteri pada organ
kelamin
Memperempit cabang tenggorokan
(bronkhia)
Melebar kura (limpa)
Tidak berpengaruh pada kontraksi
dan relaksasi rahim
26
Saraf spinal
Saraf parasimpati
k
Saraf tak sadar (otonom) Saraf
Saraf
kehamilan.
E. Neurotransmitter
Neurotransmitter adalah penghantar bahan kimia dari system saraf. Neurotransmitter
adalah molekul yang dimana harus memenuhi sejumlah kriteria harus diklasifikasikan
sebagai neurotransmiter.7 Kriteria ini biasanya harus dipenuhi melalui berbagai ilmu
pengetahuan dasar dan studi penelitian klinis. Zat yang hanya memiliki telah ditunjukkan
untuk memenuhi beberapa kriteria yang disebut sebagai neurotransmitter putatif, berarti
mereka belum terbukti secara eksperimental untuk memenuhi semua kriteria. Depresi
berhubungan dengan emosi. Pusat pengatur emosi di tubuh kita ada di sitem limbik.4
Terdapat neurotransmitter yang berhubungan dengan emosi, yaitu :7
1. Norepinefrin, epinephrine, dan dopamine
Noepinephrine, epinephrine, dan dopamine dikelompokkan dalam cathecolamines.
Hidroksilasi tirosin merupakan tahap penentu (rate-limiting step) dalam biosintesis
cathecolamin. Disamping itu, enzim tirosin hidroksilase ini dihambat oleh oleh katekol
(umpan balik negatif oleh hasil akhirnya).7
Dopamin
Merupakan neurotransmiter yang mirip dengan adrenalin dimana mempengaruhi
proses otak yang mengontrol gerakan, respon emosional dan kemampuan untuk
merasakan kesenangan dan rasa sakit. Dopamin sangat penting untuk mengontrol
gerakan keseimbangan. Jika kekurangan dopamin akan menyebabkan berkurangnya
kontrol gerakan seperti kasus pada penyakit Parkinson. Jika kekurangan atau masalah
dengan aliran dopamine dapat menyebabkan orang kehilangan kemampuan untuk
berpikir rasionil, ditunjukkan dalam skizofrenia. dari perut tegmental area yang
banyak bagian limbic sistem akan menyebabkan seseorang selalu curiga dan
memungkinkan untuk mempunyai kepribadian paranoia. Jika kekurangan Dopamin di
bidang mesocortical dari daerah perut tegmental ke neocortex terutama di daerah
prefrontal dapat mengurangi salah satu dari memori.
Epinefrin
Epinefrin terdapat di badan sel di bagian medula oblongata yang memproyeksikan ke
hipotalamus, talamus, periaqueedktus, medula spinalis. Tetapi fungsinya belom
diketahui.
27
Norephineprin
Disekresi oleh sebagian besar neuron yang badan sel/somanya terletak pada batang
otak dan hipothalamus. Secara khas neuron-neuron penyekresi norephineprin yang
terletak di lokus seruleus di dalam pons akan mengirimkan serabut-serabut saraf yang
luas di dalam otak dan akan membantu pengaturan seluruh aktivitas dan perasaan,
seperti peningkatan kewaspadaan. Pada sebagian daerah ini, norephineprin mungkin
mengaktivasi reseptor aksitasi, namun pada yang lebih sempit malahan mengatur
reseptor inhibisi. Norephineprin juga sebagian disekresikan oleh sebagian besar
neuron post ganglion sistem saraf simpatisdimana ephineprin merangsang beberapa
organ tetapi menghambat organ yang lain.
2. Serotonin
Serotonin (5-hydroxytryptamine, atau 5-HT) adalah suatu neurotransmitte rmonoamino
yang disintesiskan dalam neuron-neuron serotonergis dalam sistem saraf pusat (CNS) dan
sel-sel enterochromaffin dalam saluran pencernaan. Pada system saraf pusat serotonin
memiliki peranan penting sebagai neurotransmitter yang berperan pada proses marah,
agresif, temperature tubuh, mood, tidur, human sexuality, selera makan, dan metabolisme,
serta rangsang muntah. Serotonin memiliki aktivitas yang luas pada otak dan variasi
genetic pada reseptor serotonin dan transporter serotonin, yang juga memiliki
kemampuan untuk reuptake yang jika terganggu akan memiliki dampak pada kelainan
neurologist. Obat-obatan yang mempengaruhi jalur dari pembentukan serotonin biasanya
digunakan sebagai terapi pada banyak gangguan psikiatri, selain itu serotonin juga
merupakan salah satu dari pusat penelitian pengaruh genetic pada perubahan genetic
psikiatri.
Pada beberapa studi yang telah dilakukan dapat dibuktikan bahwa pada beberapa orang
dengan gangguan cemas memiliki serotonin transporter yang tidak normal dan efek dari
perubahan ini adalah adanya peluang terjadinya depresi jauh lebih besar dibanding orang
normal. Dari peneltian terbaru juga didapatkan bahwa serotonin bersama-sama dengan
asetilkolin dan norepinefrin akan bertindak sebagai neurotransmitter yang dilepaskan
pada ujung-ujung saraf enteric. Kebanyakan nuclei rafe akan mensekresi serotonin yang
membantu dalam pengaturan tidur normal. Serotonin juga merupakan salah satu dari
beberapa bahan aktif yang akan mengaktifkan proses peradangan, yang akan dimulai
dengan vasodilatasi pembuluh darah lokal sampai pada tahap pembengkakan sel jaringan,
selain itu serotonin juga memiliki kendali pada aliran darah, kontraksi otot polos,
rangsang nyeri, system analgesic, dan peristaltic usus halus.
28
F. Hubungan Emosi dengan Persarafan Otonom
Secara sederhana peristiwa emosional dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, tentunya
adalah diterimanya implus sensorik berupa rangsang emosi. Selanjutnya implus tersebut
diteruskan ke hypothalamus sebagai pusat pengaturan sistem saraf otonom. Dari
hypothalamus, implus tersebut kemudian diteruskan lagi ke sistem limbik dan korteks
serebral. Disini kemudian terjadi saling pengaruh-mempengaruhi yang dapat menimbulkan
respon. Respon tersebut ada macam-macam. Ada otonomik respon dimana yang berperan
adalah saraf simpatik yang kerjanya dalam kondisi terancam, terdapat rumus “ fight or
flight”, yang kemudian akan mempengaruhi sistem endokrin untuk bekerja, yaitu berupa
sekresi hormon yang berkaitan, misalnya adrenalin. Dan yang terakhir adalah respon
perilaku. Respon perilaku ini terjadi jika ada pengingkatan emosi, sehingga kerja saraf
simpatik meningkat. Jika sampai medula adrenal terangsang, maka akan disekresikanlah
epinefrin dan norepinefrin dari medula adrenal tersebut ke seluruh tubuh, terutama kebagian
ekstremitas kemudian diteruskan sebagai respon.7
Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesisnya benar, yaitu
jantung berdebar-debar dapat dipengaruhi oleh emosi yang merupakan suatu rangsangan
melalui persarafan otonom, karena, fungsi hipothalamus adalah pusat emosi dan pusat SSO
dan sistem saraf otonom dapat distimulasi oleh emosi seperti rasa takut, marah, dan gembira.
Fungsi saraf simpatik berhubungan sangat erat dengan medulla adrenal yang distimulasi saraf
simpatis. Sistem saraf ini membantu tubuh beresponterhadap emosi maka kerja saraf simpatis
pada SSO akan menigkat sehingga menghasilkan respon berupa jantung yang berdetak lebih
cepat.
Daftar Pustaka
1. Goleman D. Working Emotional Intelligence (terjemahan). Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama; 2000. hal 411.
2. Pearce, EC. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama;2000.p.281-90, p.305-6.
29
3. Gilroy AM, MacPherson B, Ross L. Atlas of Anatomy. New York: Thieme Medical
Publisher, Inc; 2003. hal 90-4.
4. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta: EGC; 2003. hal 180-6.
5. Fawcett DW, Bloom. Buku ajar histologi. Ed 12. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2002.
6. Unqueira, Luiz C. Histologi dasar : teks dan atlas. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC; 2007.
7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. ed 6th. Jakarta : EGC;2011.p. 155.
30
top related