makalah alinyemen horizontal act
Post on 24-Dec-2015
579 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
1
1. URAIAN PRESENTASI
1.1. DIAGRAM ALIR / FLOWCHART PEMILIHAN BENTUK LENGKUNG
HORIZONTAL
Dalam merencanakan Alinyemen Horizontal suatu trase, bentuk
lengkung horizontal yang akan digunakan harus ditentukan terlebih
dahulu. Terdapat tiga bentuk lengkung horizontal, yaitu lengkung
busur lingkaran sederhana (circle), lengkung busur lingkaran dengan
lengkung peralihan (spiral-circle-spiral), dan lengkung peralihan saja
(spiral-spiral). Bentuk-bentuk lengkung horizontal tersebut memiliki
ketentuan dalam penggunaannya. Untuk mempermudah dalam
pemilihan bentuk lengkung maka digunakanlah flowchart.
2
START
INPUTVr, e max, en, β, Ls
e > 1.5 en
TIPE C-C
HITUNGΘsΘc = β-2 ΘsLc
TIPE S-C-SP > 150 mmLs > Lsmin
Lc ≥ 20 m
TIPE S-SP > 150 mmLs > Lsmin
END
YA
TIDAK
YA
TIDAK
FLOWCHARTPEMILIHAN BENTUK
LENGKUNG HORIZONTAL
3
1.1.1 DESKRIPSI FLOWCHART Berdasarkan flowchart di atas langkah pertama yang
dilakukan adalah input data yang telah direncanakan. Data tersebut dapat berupa kecepatan rencana (Vr), e max, en, β, dan Ls bergantung kepada data yang tersedia.
Langkah selanjutnya menentukan nilai (e) berdasarkan tabel panjang lengkung peralihan minimum dan super elevasi. Apabila nilai (e) yang diperoleh lebih besar atau sama dengan 1.5 en lakukan perhitungan Θs, Θc = β-2 Θs, dan Lc.
Apabila Lc yang didapat bernilai lebih besar atau sama dengan 20m maka lengkung yang digunakan berbentuk lengkung busur lingkaran dengan lengkung peralihan (spiral-circle-spiral).
Jika nilai Lc lebih kecil dari 20m maka kengkung yang digunakan adalah lengkung peralihan saja (spiral-spiral).
Namun, jika nilai e yang diperoleh lebih kecil dari 1.5 en maka bentuk lengkung yang digunakan adalah lengkung busur lingkaran sederhana (circle).
Setelah memenuhi beberapa persyaratan tersebut maka bentuk lengkung horizontal dapat ditentukan (end).
4
1.2. CONTOH PERHITUNGAN PEMILIHAN BENTUK LENGKUNG
HORIZONTAL DAN DIAGRAM SUPERELEVASI
1.2.1 Contoh perhitungan: Full Circle
Diketahui :
Kecepatan rencana = 60 km/jame maksimum = 10%β = 20˚Lebar jalan = 2 x 3,75 m (tanpa median)Kemiringan melintang normal= 2%R = 716 mDiminta : Rencanakan Alinyemen Horizontal trase di atas dan Belok
Kanan!
Jawab:
Metode Bina Marga
Berdasarkan tabel (metode Bina Marga) diperoleh e = 0,029 dan
Ls= 50 m
1.5 x en = 0.03
e < 1.5 en
Sehingga soal tersebut dapat dibuat dengan lengkung busur lingkaran
sederhana (circle).
Tc = R tg ½ β = 716. Tg 100
= 126,25 m
Ec = T tg ¼ β = 126,25 tg 50
= 11,05
Lc = 0,01745. Β . R = 0,01745. 20. 716
= 249,884
Data lengkung yang diperoleh untuk lengkung busur lingkaran
sederhana tersebut adalah:
V = 60 km/jam β = 200
R = 716 m Tc =126,25 m
Lc = 249,884 m e = 2.9 %
Ec =11,05 m Ls’ = 50 m
9
Metode AASHTO
Dari tebel metode AASHTO diperoleh e = 0,029 dan Ls’ = 40 m.
1.5 x en = 0.03
Karena e < 1.5 en 2,9% < 3% , maka bentuk lengkung yang
digunakan adalah Full Circle
Tc = R tg½β = 716 tg10º = 126,25 m.
Ec = Tc tg¼β = 126,25 tg5º = 11,05 m.
Lc = 0,01745.β.R = 0,01745 . 20 . 716 = 249,88 m.
Sehingga, data lengkung untuk lengkung busur lingkaran sederhana
tersebut diatas:
V = 60 km/jam Lc = 249,88 m
β = 20º e = 2,9%
R = 716 m Ec = 11,05 m
Tc = 126,25 m Ls’ = 40 m
11
1.2.2 Contoh perhitungan: Spiral-Circle-Spiral
Diketahui :
Kecepatan recana = 60 km/jam,
e maksimum = 10%
Sudut β =200 .
Lebar jalan (B)= 2 x 3.75 m tanpa medium.
Kemiringan melintang normal jalan (en) = 2%
R = 318 m.
Diminta :
Hitung data lengkung dan landai relatif !
Jawab :
Untuk metode Bina Marga (luar kota) dari tabel 4.7 (hal 11 ; Silvia
Sukirman) diperoleh e = 0.059 dan Ls = 50 m.
Dari persamaan 19 (hal 107 ; Silvia Sukirman) , diperoleh :
θs=ls .90π . R
=50 x90π .318
=4.504 °
θc=β−2θs=20−2.4.504=10,99 °
Dari persamaan 30 (hal 128 ; Silvia Sukirman) , diperoleh :
Lc= θc180
x π Rc=10,99180
x π 318=60.996m (≥20m)
Karena Lc ≥ 20 , maka lengkung yang digunakan adalah lengkung Spiral-
circle-spiral sesuai dengan syarat pada flowchart.
L=Lc+2 Ls=60.996+100=160.996m
12
Dari persamaan 20 (hal 107 ; Silvia Sukirman) diperoleh :
p= Ls26 Rc
−Rc (1−cosθs )p= 502
6.318−318 (1−cos4,504 )
p=0,328mDan dari persamaan 21 (hal 108 ; Silvia Sukirman) diperoleh :
k=Ls− Ls3
40RC 2−Rc sinθsk=50− 503
40 .3182−318sin 4,504k=24,99m
*) Syarat untuk lengkung busur lingkaran
dengan bentuk spiral- lingkaran-spiral
e > 1.5 en ; 0,059 > 1,5 x 0,02 ; 0,059 > 0,03
P > 150 mm ; 0,328 m > 150 mm ; 328 mm > 150 mm
Lc ≥ 20 m ; 60,996 ≥ 20
Ls > Lsmin ; Lsmin = m ( e+en ) B
untuk nilai (m) lihat table 4.5 metode Bina marga ( hal 101 ; Silvia Sukirman ), dengan kecepatan rencana 60 km/jam, landai relativenya adalah :
( lm
¿= 1125
Lsmin = 125 ( 0.059+ 0.02 ) 3,75 = 37,03 m
50 > 37,03
Dari persamaan 28 (hal 128 ; Silvia Sukirman) diperoleh :
Es=(Rc+ p ) sec 12β−Rc
¿ (318+0,328 ) sec10 °−318
13
¿ (318+0,328 ) 1
cos10 - 318
¿5,239 m
Dari persamaan 29 (hal 128 ; Silvia Sukirman) diperoleh :
Ts=(Rc+p ) tg 12β+k
¿ (318+0,328 ) tg 10°+24,99
¿81,12m
Data lengkung untuklengkung spiral-lingkaran-spiral tersebut di atas
adalah :
V = 60 km/jam β = 200
θs =4,5040 Rc = 318 m
Es = 5,239 m Ts = 81,12 m
L = 160,996 me =5,9% / 0,059
Ls =50 m P = 0,328 m
k = 24,99 m Lc = 60,996 m
14
Menurut Bina Marga :
landai relative ( lm
¿ = (en+e ) xBLS
= {(0,02 + 0,059) . 3,75} / 50 = 0,00593
16
Jika ada seorang pengemudi menjalankan kendaraannya dengan
kecepatan yang sama dengan kecepatan rencana, secara teoritis
koefisien gesekan dapat dihitung sebagai berikut:
Pada lokasi TS dari gambar terlihat:
e = -0,02, karena jalan belok kanan dan penampang melintang berbentuk
crown.
Dengan mempergunakan persamaan 10 (hal 74 ; Silvia Sukirman)
e+f= V 2
127. R
−0,02+ f= 602
127.318diperoleh f=0,109
Pada lokasi I-I, dari gambar terlihat:
e= 0,02, sehingga dengan mempergunakan persamaan 10 (hal 74 ; Silvia
Sukirman)
diperoleh f = 0,069
Pada lokasi SC-SC disepanjang busur lingkaran, dari gambar terlihat :
e = 0,059, sehingga dar persamaan 10 (hal 74 ; Silvia Sukirman)
diperoleh f = 0,0301
top related