laringitis dftr ppt

Post on 27-Nov-2015

214 Views

Category:

Documents

15 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Laringitis Laringitis DifteriDifteri

Difteri adalah suatu penyakit infeksi akut yang sangat menular. Penyakit ini disebabkan oleh toksin dari bakteri dengan ditandai pembentukan pseudomembran pada kulit dan atau mukosa dan penyebarannya melalui udara.

Penyebab penyakit ini adalah Corynebacterium diphteriae, dimana manusia merupakan salah satu reservoir dari bakteri ini.

Infeksi biasanya terdapat pada faring, laring, hidung dan kadang pada kulit, konjugtiva, genitalia dan telinga. Laringitis difteri biasanya merupakan perluasan dari faringitis difteri.

Anatomi laring

Pengertian laringitis difteri :• Laringitis merupakan suatu proses inflamasi pada laring yang dapat

terjadi, baik secara akut maupun kronik.

• Laringitis difteri adalah suatu peradangan laring karena infeksi Corynebacterium diphteriae. Biasanya dimulai dengan invasi lokal diikuti nekrosis jaringan. Bakteri batang gram positif ini akan memproduksi eksotoksin menyebabkan timbulnya gambaran klinis.

Spesies Corynebacterium Diphteriae, dengan ciri – ciri : kuman batang gram-positif (basil aerob)

tidak bergerak, pleomorfik

tidak berkapsul, tidak membentuk spora

mati pada pemanasan 60ºC, tahan dalam keadaan beku dan kering.

Dengan pewarnaan, kuman ini bisa terlihat dalam susunan palisade, bentuk L atu V, atau merupakan formasi mirip huruf cina.

Kuman tidak bersifat selektif dalam pertumbuhannya

Etiologi laringitis

difteri

c. difteri ----- kulit / mukosa ---- melekat dan berkembang biak di mukosa saluran pernafasan atas ---- memproduksi toksin ---- menyebar melewati p. Darah dan paralimfe ---- efek toksin ini menghambat pertumbuhan protein dalam sel ---- sel mengalami nekrosis (terutama pada daerah kolonisasi) ---- inflamasi lokal ---- pseudomembran

Masa inkubasi antara 1-5 hari dengan perjalanan penyakit bersifat perlahan-lahan dimulai dengan :

Gejala yang tidak spesifik seperti:Demam, lesu, dan nafsu makan menurun

Gejala klinis yang khas diantaranya:

sekret hidung bercampur darah (serosanguinus) dan kemudian mukopurulen

membran putih keabu-abuan di tonsil/faring/laring (psudomembran) yang bila dilepaskan akan mengakibatkan perdarahan

limfadenitis servikalis dan submandibula disertai dengan bullneck

stridor akibat obstruksi jalan nafas atas.

Gejala klinis

Diagnosis pasti, dengan cara :

Kultur: Isolasi Corynebacterium diphtheriae dengan pembiakan pada media Loeffler.

Diagnosis banding :1.spasmodic croup

2. angioneurotik edema pada laring 3. benda asing dalam laring

a. Pengobatan umum Pada umumnya pasien tetap diisolasi selama 2-3 minggu. Istirahat

tirah baring selama kurang lebih 2-3 minggu

pemberian cairan serta diet yang adekuat, makanan lunak yang mudah dicerna, cukup mengandung protein dan kalori.

Penderita diawasi ketat atas kemungkinan terjadinya komplikasi antara lain dengan pemeriksaan ekokardiogram (EKG) pada hari 0, 3, 7 dan setiap minggu selama 5 minggu

Khusus pada laringiis difteri di jaga agar nafas tetap bebas serta dijaga kelembaban udara dengan menggunakan nebulizer.

Penatalaksanaan

b. Pengobatan khusus Antitoksin : Anti Difteri Serum (ADS)

• ADS yang dipakai untuk laringitis difteri adalah dengan dosis 40.000 iu.

Antibiotik• Eritromisin 40-50 mg/kgBB/hari, maks 2 g/hari, p.o., tiap 6 jam selama 14

hari.

Kortikosteroid• Prednison 1,0-1,5 mg/kgBB/hari p.o. tiap 6-8 jam pada kasus berat selama

14 hari.

Trakeostomi

Prognosis

Umumnya tergantung dari umur, virulensi kuman, lokasi dan penyebaran membran, status imunisasi, kecepatan pengobatan, ketepatan diagnosis, dan perawatan umum.

Prognosis difteri setelah ditemukan ADS dan antibiotik, lebih baik daripada sebelumnya.

Pencegahan

• Pencegahan secara umum dengan menjaga kebersihan • Memberikan pengetahuan tentang bahaya difteri bagi anak

kepada orang tua

• imunisasi DPT

top related