lapsus demam typhoid reni
Post on 21-Oct-2015
25 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada kegiatan kepaniteraan klinik bagian Ilmu Kesehatan Anak, setiap
sarjana kedokteran harus membuat laporan kasus mengenai penyakit yang ada di
bangsal dan merupakan salah satu bagian dari penilaian dan salah satu syarat
untuk mengikuti ujian kepaniteraan diakhir bagian Ilmu Kesehatan Anak.
Penentuan judul penyakit yang akan dibuat laporan dilakukan oleh dosen
pembimbing klinik di tiap bagian.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan pembuatan laporan kasus ini:
1. Diharapkan pada semua sarjana kedokteran dapat memahami setiap kasus yang
didapat secara menyeluruh.
2. Diharapkan adanya pola berpikir kritis setelah dilakukannya diskusi laporan
kasus ini dengan pakar atau pun dosen pembimbing klinik yang membimbing.
3. Diharapkan pada semua sarjana kedokteran dapat mengaplikasikan pemahaman
yang didapat mengenai kasus yang terkait pada kegiatan kepaniteraan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identitas Pasien
Nama : DW
Usia : 10 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. RM : 389659
Tanggal masuk : 12-8-2012
Alamat : Jl. Pertahanan Plaju
2.2 Anamnesis
Keluhan utama : sakit kepala
Keluhan tambahan : muntah(+)
Riwayat Perjalanan Penyakit Sekarang:
+ 1 minggu SMRS, Os mengeluh demam. Demam naik turun. Demam
dirasakan pada malam hari dan turun pada siang hari. Batuk (-), pilek (-),
nyeri saat menelan (-), menggigil (-), mual (+), muntah (-), BAK biasa,
BAB keras (+).
+ 2 hari SMRS, Os mengeluh muntah (+) 2x. Muntah menyembur (-),
muntah apa yang dimakan. Demam (-) Os juga mengeluh sakit kepala (+).
+ 11.00 SMRS Os merasa keluhan tidak berkurang dan Os memutuskan
untuk datang berobat ke IGD RSUD Palembang BARI dan dianjurkan
untuk dirawat.
Riwayat Penyakit Terdahulu:
Disangkal
Riwayat Penyakit keluarga:
Disangkal
2
Riwayat Pengobatan:
Pernah berobat ke dokter diberikan obat penurun panas, Os merasakan
keluhan tidak berkurang.
Riwayat Kelahiran
Lahir dari ibu G2P2A0, cukup bulan, spontan langsung menangis, ditolong
bidan, BBL = 3100gram. Riwayat ibu demam (-), riwayat KPSW (-).
Riwayat Makan
0 – 2 bulan : ASI
3 – 6 bulan : ASI dan bubur bayi
6 bln – 1 thn : nasi tim
1 thn s/d skrg : nasi biasa
Riwayat Perkembangan Fisik Tengkurap : 3 bulan
Merangkak : 5 bulan
Duduk : 8 bulan
Berdiri : 10 bulan
Berjalan : 12 bulan
Kesan : Perkembangan dalam batas normal.
Riwayat Imunisasi
BCG : 1 kali
DPT : 3 kali
Polio : 3 kali
Hepatitis B : 3 kali
Campak : 1 kali
Kesan: status imunisasi dasar penderita lengkap
Riwayat Sosial Ekonomi
3
Penderita adalah anak pertama dari Tn.U yang bekerja sebagai buruh
bangunan dan Ny B sebagai ibu rumah tangga. Secara ekonomi, keluarga
penderita tergolong kurang.
2.3 Pemeriksaan Fisik
Kesan Umum : Tampak sakit ringan
Sensorium : Compos mentis
Tanda Utama Tekanan Darah : 90/70 mmHg Nadi : 94x/menit reguler, isi dan tegangan cukup. Pernapasan : 21x/menit Suhu : 36,9°C
Status Gizi
Berat Badan : 25 Kg
Tinggi Badan : 125 cm
Kesimpulan status gizi : Baik
Keadaan spesifik
Kepala : Normocephali, rambut hitam, dan tidak
mudah dicabut
Wajah : Simetris, sianosis (-), pucat (-)
Mata : Oedem Palpebra (-), anemis (-), sklera
ikterik (-)
Telinga : Refleks Cahaya (+) membran Tympani
(utuh), Sekret (-)
Hidung : Deviasi septum (-), sekret (-), Napas
cuping hidung(-)
Mulut : Bibir kering (-), thifoid tounge (-), sianosis
(-), tonsil T1/T1 tenang , hiperemis (-), Detritus (-), crypta (-)
Leher : Perbesaran KGB (-), Kelenjar Tiroid tidak
teraba membesar, Peningkatan JVP (-)
4
Thoraks :
Paru-paru
Inspeksi : Gerak napas kedua hemithoraks simetris, Retraksi sela iga (-)
Palpasi : Vocal fremitus sama kiri dan kanan Perkusi : Sonor kiri dan kanan Auskultasi : Vesikuler (+) normal, Wheezing (-/-), Rochi (-/-)
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Palpasi : Thrill tidak teraba Perkusi : Batas jantung kiri pada 1 cm medial garis mid
klavikula sinistra ICS 5 Batas jantung kanan pada garis sterna dextra ICS 4 Auskultasi : HR: 88x/menit ,S1-S2 regular, murmur (-), gallop
(-)
Abdomen
Inspeksi : Perut tampak datar Palpasi : Lemas, Nyeri tekan (-), Hepar dan lien tidak teraba Perkusi : Tympani Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas
Atas : akral hangat, edema (-), sianosis (-), CRT< 2 detik Bawah : Akral hangat, edema (-), sianosis (-), CRT<2 detik
Status neurologikus
Fungsi motorik
Pemeriksaan
Tungkai Lengan
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Luas Luas Luas Luas
Kekuatan +5 +5 +5 +5
Tonus Eutoni Eutoni Eutoni Eutoni
Klonus (-) (-)
Refleks fisiologis (+)
normal
(+)
normal
(+)
normal
(+)
normal
5
Refleks patologis (-) (-) (-) (-)
Fungsi sensorik : dalam batas normal
Nn. Cranialis : dalam batas normal
GRM : tidak ada
2.4 Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin : 11 gr/dl
Leukosit : 8300 /ul
Trombosit : 273.000
Ht : 34
Hitung Jenis : 0/8/2/55/30/4
Widal Test :
Titer O H
Typhus 1/320 1/160
Parathypus A - -
Parathypus B - -
Parathypus C - -
2.5 Diagnosis
Demam Thifoid
2.6 Tatalaksana
1. Chloramphenicol 4x500mg (4 x II Caps)
2. Paracetamol 3 x 500 mg ( jika T > 38°C)
3. Antasid syrup 3 x 1 cth
4. Diet rendah serat
5. IVFD RL gtt 25x/menit
2.7 Follow up
Tanggal 13/8/2012
Pukul 07.00 WIB
6
S/ Mual
O/ Keadaan umum : Baik
Sensorium : Compos Mentis
Vital Sign
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 72x/menit, reguler, isi tegangan cukup
RR : 23 x/menit
Temp : 36,8°C
A/ Demam Thifoid
T/
1. Chloramphenicol 4x500mg (4 x II Caps)
2. Paracetamol 3 x 500 mg ( jika T > 38°C)
3. Antasid syrup 3 x 1 cth
4. Diet rendah serat
5. IVFD RL gtt 25x/menit
Tanggal 14/8/2012
Pukul 07.00 WIB
S/ Mual
O/ Keadaan umum : Baik
Sensorium : Compos Mentis
Vital Sign
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 90x/menit, reguler, isi tegangan cukup
RR : 24 x/menit
Temp : 36,4°C
A/ Demam Thifoid
T/
1. Chloramphenicol 4x500mg (4 x II Caps)
2. Paracetamol 3 x 500 mg ( jika T > 38°C)
3. Antasid syrup 3 x 1 cth
7
4. Diet rendah serat
5. IVFD RL gtt 25x/menit
Tanggal 15/8/2012
Pukul 07.00 WIB
S/ -
O/ Keadaan umum : Baik
Sensorium : Compos Mentis
Vital Sign
TD : 90/70 mmHg
Nadi : 90x/menit, reguler, isi tegangan cukup
RR : 24 x/menit
Temp : 36,4°C
A/ Demam Thifoid
T/
1. Chloramphenicol 4x500mg (4 x II Caps)
2. Paracetamol 3 x 500 mg ( jika T > 38°C)
3. Antasid syrup 3 x 1 cth
4. Diet rendah serat
5. IVFD RL gtt 25x/menit
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
8
3.1 Pengertian
Demam thifoid adalah suatu penyakit sistemik akut yang disebabkan oleh
Salmonella enterica serotype typhi, dapat juga disebabkan oleh Salmonella
enterica serotype paratyphi A,B,atau C (Demam paratifoid).
3.2 Etiologi
Salmonella enterica serotype typhi, dapat juga disebabkan oleh
Salmonella enterica serotype paratyphi A,B,atau C (Demam paratifoid).
3.3 Epidemiologi
Di banyak negara berkembang termasuk Indonesia, demam tifoid masih
merupakan masalah kesehatan masyarakat, berbagai upaya dilakukan untuk
memberantas penyakit ini dan tampaknya belum memuaskan.
Insidensi demam tifoid secara tepat tidaklah diketahui mengingat tampilan
kliniknya yang bervariasi sehingga bila tanpa konfirmasi laboratorium, terkadang
terbaurkan dengan penyakit infeksi lainnya.
Diseluruh dunia diperkirakan antara 16-16,6 juta kasus baru demam tifoid
ditemukan dan 600.000 diantaranya meninggal dunia. Di Asia diperkirakan
sebanyak 13 juta kasus tiap tahunnya.
3.4 Patogenesis
Benda tercemar kuman (tinja, muntah, keringat)sistem
pencernaanlambungsebagian kuman akan berkurang karena HCLsebagian
kuman masuk pada usus kecil, melakukan penetrasi dan berbiak dikelenjar limfoid
mesenterikmasuk ductus thoracicus masuk ke peredaran darah (bakteremia
I)ditangkap oleh sistem RES akan bermutiplikasi intraseluler masuk kedalam
peredaran darah (bakteriemi II)beredar seluruh tubuhmasuk kedalam empedu
dan usus, di usus akan membuat luka plaque payeri. Bila salmonela typhi menetap
di empedu/limpa dapat terjadi relaps/carrier.
9
Pada fase bakteriemi (minggu ke 1, 7 hari pertama) salmonella ada di hati,
limpa, ginjal, sumsung tulang, kantung empedubermanifestasi di usus (plaque
payeri) dimana akan terjadi:
Minggu I : Membuat luka hiperemis pada plaque payeri
Minggu II : Terjadi necrosis pada plaque payeri
Minggu III : Terbentuk tukak/ulkus yang ukurannya bervariasi dimana dapat
terjadi perdarahan dan perforasi
Minggu IV : Dapat sembuh dengan sendirinya
3.5 Kriteria Diagnosis
3.5.1 Gejala Klinis
a. Demam lebih dari 7 hari
b.Gangguan GIT: anoreksia, konstipasi/diare, rhagaden, tyhphoid tongue,
meteorismus, bau nafas tak sedap.
c. Hepatomegali
d. Splenomegali
e. Bradikardi relatif
f. Kesadaran menurun
3.5.2 Laboratorium
a. leukopeni
b. Trombositopeni
c. Aneosinofilia
d. Anemia
e. Limfositosis relatif
3.5.3 Serologis
Titer O antigen >1/160 atau meningkat 4 kali dalam interval 1 minggu
3.5.4 Mikrobiologis
Salmonella Typhi (+) pada biakan darah, urine, feses
3.6 Diagnosa
3.6.1 Klinis demam Tifoid
Apa bila ditemukan gejala klinis:
10
1. Panas lebih dari 7 hari
2. Gangguan GIT: Typhoid tounge, rhagaden, anoreksia, konstipasi, diare
3. Hepatomegali
4. Tidak ditemukan penyebab lain dari panas
3.6.2 Demam Tifoid
Apabila ditemukan gejala klinis seperti ad 1+ Salmonella Typhi (+) pada biakan
darah, urine atau feses dan atau pemeriksaan serologis didapatkan titer O
Ag>1/160 atau meningkat 4 kali dalam interval 1 minggu. Gejala klinis lain
kesadaran menurun, bau nafas tidak sedap, splenomegali, meteorismus, bradikardi
relatif, kesadaran berubah. Laboratorium: Leukopenia, trombositopenia,
aneosinofilia, anemia, limfositosis relatif.
3.7 Tatalaksana
1. Perawatan
Isolasi
Tirah baring sampai 7 hari bebas panaslalu mobilisasi secara bertahap
2. Diet
Bebas serat tidak merangsang
Tidak menimbulkan gas
Mudah dicerna
Tidak dalam jumlah banyak
Bila perlu makan personde atau IVFD
Bubur saring sampai tujuh hari bebas panas, bubur biasa 3 hari, kemudian
makan biasa.
3. Medikamentosa
Kloramfenikol 100mg/kgbb/hari maksimal 2g/hari, sampai 7 hari bebas
panas, minimal 10 hari
Indikasi pulang:
11
Penderita dipulangkan setelah 5 hari bebas panas atau 2 hari setelah
terapidihentikan diharapkan compliance baik
3.8 Komplikasi
1. Perforasi usus
2. Miokarditis
3. Cholecystitis
4. Thyfoid toxic
5. Hepatitis thyphosa
3.9 Prognosis
Quo ad vitam : Dubia ad bonam
Quo ad Fungsionam : Dubia ad bonam
3.10 Analisis kasus
Berdasarkan data-data yang didapat adapun gejala-gejala klinis pada
pasien ini antara lain:
Anamnesis:
1. demam + selama 5 hari. Demam naik turun. Demam dirasakan pada malam hari
dan turun pada siang hari
2. BAB Keras
3. Muntah (+)
4. Sakit kepala (+)
Laboratorium:
Antigen O : 1/320 (+)
Pembahasan:
Berdasarkan teori, gejala klinis dari demam thifoid adalah panas lebih dari
7 hari, gangguan GIT antara lain typhoid tounge, rhagaden, anoreksia, konstipasi,
diare, meteorismus, bau nafas tak sedap, hepatomegali, splenomegali, bradikardi
relatif. Pada pasien ini demam hanya berlangsung selama 5 hari dengan tipe
demam naik turun, naik pada malam hari dan dirasakan turun pada siang hari.
12
Adanya riwayat demam yang hanya berlangsung selama 5 hari disebabkan karena
adanya konsumsi obat penurun panas, yang dapat mempengaruhi lama dan pola
demam pasien ini. Pada pasien demam thifoid juga biasanya kita temui adanya
bradikardi relatif, namun tidak ditemukan pada pasien ini dikarenakan suhu tubuh
sudah tidak lagi panas pada saat pemeriksaan dilakukan.
Sementara untuk gangguan pada gastrointestinal, pasien mengeluh adanya
mual, muntah dan BAB keras (konstipasi) tanpa disertai adanya tanda gangguan
GIT seperti thifoid tounge(-), rhagaden (-). Tidak adanya tanda rhagaden dan
thifoid tounge pada pasien ini kemungkinan disebabkan karena sudah adanya
proses penyembuhan, oleh karena itu pada saat pemeriksaan fisik khusus tidak
didapatkan lagi tanda rhagaden dan thifoid tounge.
Pada pemeriksaan penunjang laboratorium serologis, didapatkan pada
pemeriksaan widal titer O antigen 1/360, dimana nilai titer O antigen dikatakan
positif apabila 1/160 untuk demam thifoid.
Dari semua gejala klinis yang didapat, pola demam (+) dan gangguan
gastrointestinal menunjukkan adanya gejala klinis dari demam thifoid dan
dipastikan dengan adanya pemeriksaan serologi pada titer O antigen 1/360 sebagai
tanda klinis dari demam thifoid.
3.11 Kesimpulan
Berdasarkan tanda dan gejala klinis yang ada, keluhan yang dirasakan oleh
pasien disebabkan karena demam thifoid dengan gejala klinis yang sudah tidak
khas lagi karena pasien telah mendapatkan pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
13
1. Standar Penatalaksanaan Ilmu Kesehatan Anak, Bagian IKA RSMH, 2012.
2. Hassan, Rusepno dkk Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak, FKUI. 2002
3. Robert M. Kliegman and friends, Nelson Essentials of Pediatrics, 15th edition,
Elsevier Saunders,USA. 2006
4. Brush JL. Typhoid Fever, in: http//www.emedicine.com/JVLED/pic2331.htm.
akses: kamis, 19 april 2012, jam 22.00 wib
14
top related