laporan puskesmas mangasa
Post on 19-Jul-2016
375 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
I. KONSEP DASAR PUSKESMAS
I.1 Definisi Puskesmas
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Dengan kata
lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan
kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya.
I.2 Wilayah Kerja Puskesmas
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga
pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota, dengan
saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota.
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan
infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah
kerja Puskesmas. Sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata
30.000 penduduk setiap Puskesmas. Khusus untuk kota besar dengan jumlah
penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi 1 Kelurahan.
1
Puskesmas di ibukota Kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih,
merupakan “Puskesmas Pembina“ yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi
Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.
Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu
ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yanng disebut
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.
I.3 Fungsi, Peran dan Kedudukan Puskesmas
I.3.1 Fungsi Puskesmas
1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat di wilayah kerjanya.
Adapun proses dalam melaksanakan fungsinya, dilaksanakan dengan cara:
a. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri.
b. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
menggunakan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien.
c. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
2
d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
e. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam melaksanakan
program Puskesmas.
I.3.2 Peran Puskesmas
Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, Puskesmas mempunyai peran
yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki
kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan.
Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan
daerah melalui sistem perencanaan yang matang dan realisize, tatalaksana
kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.
Rangkaian manajerial di atas bermanfaat dalam penentuan skala prioritas daerah
dan sebagai bahan kesesuaian dalam menentukan RAPBD yang berorientasi
kepada kepentingan masyarakat. Adapun ke depan, Puskesmas juga dituntut
berperan dalam pemanfaatan teknologi informasi terkait upaya peningkatan
pelayanan kesehatan secara komprehensif dan terpadu.
I.3.3 Kedudukan Puskesmas
1. Kedudukan secara administratif:
Puskesmas merupakan perangkat teknis Pemerintah Daerah Tingkat II
dan bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif kepada
Kepala Dinas Kesehatan Dati II.
2. Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan:
3
Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan, sesuai SKN maka
Puskesmas berkedudukan pada Tingkat fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pertama.
Yang dimaksud Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah fasilitas,
sedangkan dalam hal pengembangan pelayanan kesehatan, Puskesmas dapat
meningkatkan dan mengembangkan diri ke arah modernisasi sistem
pelayanan kesehatan di semua lini, baik promotif, preventif, kuratif maupun
rehabilitatif sesuai kebijakan Rencana Strategis daerah tingkat II di bidang
kesehatan.
Kedudukan Puskesmas dalam Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
adalah sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas pembangunan
kesehatan kabupaten/kota di wilayah kerjanya. Kedudukan Puskesmas
dalam Sistem Pemerintahan Daerah adalah sebagai unit pelaksana teknis
dinas kesehatan kabupaten/kota yang merupakan unit struktural Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota bidang kesehatan di tingkat kecamatan.Kedudukan
Puskesmas di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan strata pertama ini
adalah sebagai mitra. Di wilayah kerja Puskesmas terdapat pula berbagai
bentuk upaya kesehatan berbasis dan bersumberdaya masyarakat seperti
Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa dan Pos UKK. Kedudukan Puskesmas
di antara berbagai sarana pelayanan kesehatan berbasis dan bersumberdaya
masyarakat adalah sebagai Pembina.
4
I.4 Visi, Misi dan Tujuan Puskesmas
I.4.1 Visi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah tercapainya “Kecamatan Sehat” menuju terwujudnya ”Indonesia Sehat
2010”. Adapun kecamatan sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa
depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat
yang hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, memilki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta
memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Adapun indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai merangkum 4
indikator utama, yaitu :
1. Lingkungan yang sehat
2. Perilaku yang sehat
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan yang tinggi.
I.4.2 Misi Puskesmas
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas
adalah tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah
seperti berikut :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan
kesehatan di wilayah kerjanya.
5
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga
dan masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan
dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan
perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya. Memelihara
dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat beserta
lingkungannya.
I.4.3 Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan “Indonesia Sehat
2010”.
I.5 Azas Penyelenggaraan Puskesmas
1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah
Dalam arti Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya
2. Azas Pemberdayaan Masyarakat
6
Dalam arti Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan
masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya
Puskesmas.
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumberdaya serta diperolehnya hasil optimal,
penyelenggaraan setiap upaya Puskesmas harus diselenggarakan secara
terpadu, jika mungkin sejak dari tahap perencanaan.
4. Azas Rujukan
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas kasus
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik,
baik secara vertical dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan ke
strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal dalam
arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
II. STRUKTUR ORGANISASI
Pola struktur organisasi Puskesmas terdiri dari :
1. Kepala Puskesmas.
Kepala Puskesmas mempunyai tugas pokok dan fungsi: memimpin, mengawasi
dan mengkoordinir kegiatan puskesmas yang dapat dilakukan dalam jabatan
struktural dan jabatan fungsional.
2. Unit Tata Usaha.
7
Unit Tata Usaha bertanggung jawab membantu Kepala Puskesmas dalam
pengelolaan data dan informasi, perencanaan dan penilaian, keuangan, umum dan
kepegawaian.
3. Unit Pelaksana Teknis Fungsional Puskesmas ( Unit I-VII)
1. Unit I.
Mempunyai tugas pokok dan fungsi melaksanakan kegiatan Kesejahteraan
Ibu dan Anak, Keluarga Berencana dan Perbaikan Gizi.
2. Unit II.
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan pencegahan
dan pemberantasan penyakit, khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan
dan laboratorium.
3. Unit III.
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan Kesehatan Gigi
dan Mulut, Kesehatan tenaga Kerja dan Lansia (lanjut usia).
4. Unit IV.
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan Perawatan
Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah dan Olah Raga, Kesehatan Jiwa,
Kesehatan Mata dan kesehatan khusus lainnya.
5. Unit V.
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan di bidang
pembinaan dan pengembangan upaya kesehatan masyarakat dan Penyuluhan
Kesehatan Masyarakat.
8
6. Unit VI.
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan kegiatan pengobatan
Rawat Jalan dan Rawat Inap ( Puskesmas Perawatan ).
7. Unit VII.
Mempunyai tugas pokok dan fungsi: melaksanakan pengelolaan Farmasi.
Gambar 1. Struktur Organisasi Puskesmas Secara Umum
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib menetapkan
prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Puskesmas
maupun dengan satuan organisasi di luar Puskesmas sesuai dengan tugasnya
masing-masing.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk-petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis
pelaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Dati II, sesuai dengan
9
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kepala Puskesmas bertanggung
jawab memimpin, mengkoordinasi semua unsur dalam lingkungan Puskesmas,
memberikan bimbngan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas masing-masing
petugas bawahannya.
Demikian pula setiap unsur di lingkungan Puskesmas wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas.
III. JARINGAN PELAYANAN PUSKESMAS
a. Unit Puskesmas Pembantu, Puskesmas Pembantu yang lebih sering
dikenal sebagai Pustu atau Pusban, adalah unit pelayanan kesehatan
sederhana dan berfungsi menunjang serta membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup
wilayah yang lebih kecil.
b. Unit Puskesmas Keliling, Puskesmas Keliling merupakan unit
pelayanan kesehatan Keliling yang dilengkapi dengan kendaraan bermotor
roda 4 atau perahu bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan
komunikasi serta sejumlah tenaga dari Puskesmas. Puskesmas Keliling
berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan kegiatankegiatan
Puskesmas dalam wilayah kerjanya yang belum terjangkau oleh pelayanan
kesehatan. Kegiatan Puskesmas Keliling adalah:
Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di daerah
terpencil atau daerah yang tidak atau sulit dijangkau oleh pelayanan
10
Puskesmas atau Puskesmas Pembantu dengan frekuensi 4 kali dalam
seminggu, atau disesuaikan dengan kondisi geografis tiap Puskesmas.
Melakukan penyelidikan tentang Kejadian Luar Biasa ( KLB ).
Dapat dipergunakan sebagai alat transport penderita dalam rangka
rujukan bagi kasus darurat.
Melakukan penyuluhan kesehatan dengan menggunakan alat
audiovisual.
c. Unit Bidan di Desa/Komunitas, Pada setiap desa yang belum
ada fasilitas pelayanan kesehatannya, ditempatkan seorang Bidan yang
bertempat tinggal di desa tersebut dan bertanggung jawab langsung
kepada Kepala Puskesmas. Wilayah kerja bidan desa adalah satu desa
dengan jumlah penduduk rata-rata 3.000 jiwa. Tugas utama bidan desa
adalah membina peran serta masyarakat melalui pembinaan Posyandu dan
pembinaan kelompok Dasawisma, disamping memberikan pelayanan
langsung di Posyandu dan pertolongan persalinan di rumah penduduk.
Selain itu juga menerima rujukan masalah kesehatan anggota keluarga
Dasawisma untuk diberi pelayanan seperlunya atau dirujuk lebih lanjut ke
Puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih mampu dan
terjangkau secara rasional.
IV. PROGRAM POKOK PUSKESMAS
11
Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga
maupun fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat
berbeda-beda. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan
seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )
2. Keluarga Berencana
3. Usaha Peningkatan Gizi
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
8. Usaha Kesehatan Sekolah
9. Kesehatan Olah Raga
10. Perawatan Kesehatan Masyarakat
11. Usaha Kesehatan Kerja
12. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut
13. Usaha Kesehatan Jiwa
14. Kesehatan Mata
15. Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )
16. Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan
17. Kesehatan Usia Lanjut
18. Pembinaan Pengobatan Tradisional
12
Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga sebagai
satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas ditujukan untuk
kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari masyarakat di wilayah kerjanya.
BAB II
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS MANGASA
II. 1. KEADAAN GEOGRAFIS
Puskesmas Mangasa terletak di jalan Monumen Emmy Saelan, Komp.
BTN II Mangasa Kelurahan Gunung Sari Kecamatan Rappocini, Kota
Makassar. Luas wilayah kerja puskesmas mangasa ± 306,5 Ha dengan batas
wilayah sebagai berikut:
1. Sebelah Utara dengan Kelurahan Kassi-Kassi.
2. Sebelah Timur dengan Kelurahan Karunrung.
3. Sebelah Barat dengan Kelurahan Pa’Baeng-baeng
4. Sebelah Selatan dengan Kab. Gowa.
II. 2. KEADAAN DEMOGRAFIS
Berdasarkan hasil survei Tahun 2007 penduduk wilayah Puskesmas
Mangasa sebanyak 36.987 jiwa.
13
II. 3. SARANA DAN FASILITAS KESEHATAN
1. Sarana Kesehatan
a. Posyandu
Jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas Mangasa
sebanyak 22 buah yang tersebar di tiga kelurahan Mangasa,
Mannuruki, dan Gunung Sari.
b. Keadaan Lingkungan
Keadaan lingkungan di wilayah kerja Mangasa pada tahun
2007 dapat dilihat dari kondisi :
- Jumlah rumah : 9250
- S P A L : 5843 unit
- J A G A : 9058 unit
- Sumur Gali : 1344 unit
- PAM/ RT : 8225 unit
- TPS : 6 unit
c. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas Kesehatan yang ada di Puskesmas Mangasa tahun
2007 yaitu:
14
- Kamar 1 : Kartu/ Pendaftaran
- Kamar 2 : BP
- Kamar 3 : Poli Gigi
- Kamar 4 :Gabungan Seksi-seksi (KIA/KB, Gizi,
Imunisasi, P2, Kesling, Apotik)
- Kamar 5 : Laboratorium
- Kamar 6 : Tata Usaha/Personalia, Bendahara
- Kamar 7 :Ruang Tamu, Ruang Kepala Puskesmas
- Kamar Mandi : 2 Buah
- Dapur : 1 Buah
II.4. JUMLAH TENAGA KESEHATAN
Jumlah tenaga kesehatan di Puskesmas Mangasa pada tahun 2007 yaitu
sebanyak 30 orang. Distribusi tenaga kesehatan tersebut terbagi atas:
- Dokter Umum : 2 Orang
- Dokter Gigi : 1 Orang
- Dokter PTT : - Orang
- Sarjana Kesehatan Masyarakat: 2 Orang
- Bidan : 5 Orang
- Perawat : 10 Orang
- Perawat Gigi : 2 Orang
- Pelaksana Sanitasi : 2 Orang
15
- Pelaksana Gizi : 2 Orang
- Laboran : 1 Orang
- Pelaksana Farmasi : 1 Orang
- Pekarya Kesehatan : 2 Orang
- Magang : 2 Orang
II.5. KEADAAN SOSIAL EKONOMI DAN BUDAYA
1. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas Mangasa
pada tahun 2007 terdiri dari:
- Pegawai Negeri Sipil : 882 jiwa
- POLRI/ TNI : 83 jiwa
- Pedagang : 284 jiwa
- Tukang Batu : 1.118 jiwa
- Tukang Kayu : 47 jiwa
- Tukang Becak : 607 jiwa
- Pengusaha : 39 jiwa
- Pengrajin : 35 jiwa
- Buruh : 2.056 jiwa
- Lain-lain : 3.739 jiwa
2. Agama
Jumlah penduduk menurut agama di wilayah kerja Puskesmas
Mangasa pada tahun 2007 yaitu:
16
- Islam : 32.485 jiwa
- Kristen katolik : 164 jiwa
- Kristen Protestan : 4086 jiwa
- Hindu : 91 Jiwa
- Buddha : 161 Jiwa
II.6. RUANG LINGKUP KEGIATAN
Puskesmas Mangasa melaksanakan pelayanan kesehatan menyeluruh dan
terpadu yaitu pengobatan, pencegahan, peningkatan dan pemeliharaan kesehatan
dalam bentuk kegiatan pokok dimana pada tahun 2007 terdapat 12 kegiatan pokok
Puskesmas yaitu :
1. Kesehatan Ibu dan Anak ( K I A )
2. Keluarga Berencana (KB)
3. Kesehatan Gigi dan Mulut
4. Kesehatan Lingkungan
5. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M)
6. Pengobatan
7. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat (PKM)
8. Upaya Kesehatan Sekolah
9. Kesehatan Gigi dan Mulut
10. Laboratorium Sederhana
11. Pencatatan dan Pelaporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan
12. Kesehatan Usia Lanjut
17
II. 7. VISI DAN MISI PUSKESMAS MANGASA
Visi
Mewujudkan Kelurahan Mangasa, Manuruki, dan Gunung Sari Sehat tahun
2015.
Misi
- Menggerakkan pembangunan berwawasan sehat.
- Memberdayakan masyarakat dan keluarga.
- Memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang bernutu dan
efisien.
II. 8. TUJUAN DAN SASARAN PUSKESMAS MANGASA
Tujuan
- Pembangunan di kecamatan seyogyanya yang berdampak positif terhadap
lingkungan sehat dan perilaku sehat.
- Pemberdayaan masyarakat dan keluarga adalah upaya fasilitas yang
bersifat non instruktif guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah, merencanakan dan
18
melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi setempat dan
fasilitas yang ada, baik dari instalasi lintas sektoral maupun LSM dan
tokoh masyarakat.
- Pelayanan kesehatan tingkat pertama adalah pelayanan yang bersifat
mutlak perlu.
Sasaran
- Tatanam Sehat : Sekolah, Tempat kerja, dan Tempat-tempat Umum.
- Tumbuh Kembang UKBM ( Upaya Kesehatan Berbasil Masyarakat),
LSM.
- Program minimal yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas yang dikenal
dalam “ Basic Six”.
II.9. TUGAS DAN FUNGSI PUSKESMAS MANGASA
Tugas Pokok
Puskesmas berperan sebagai motor dan motivator terselenggaranya
pembangunan yang mengacu, berorientasi serta dilandasi oleh kesehatan
sebagai faktor pertimbangan utama.
Fungsi
Menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama menyeluruh, terpadu,
dan berkesinambungan.
19
II. 10. ALUR PELAYANAN PUSKESMAS
Gambar 2. Alur pelayanan Puskesmas Mangasa
20
KARTU
KELUAR
POLI GIGI
RUANG OBAT LABORATORIUM
POLI UMUM KB/KIA
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN DI PUSKESMAS MANGASA
Puskesmas Mangasa merupakan salah satu tempat stase saat menjalani
pendidikan di Bagian Ilmu Kedokteran Komunitas dan Ilmu Kedokteran Pencegahan
pada minggu III dan IV. Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung selama 2 minggu,
mulai tanggal 14-26 Maret 2011, mulai pukul 08.00-12.00 WITA kecuali hari Jumat
08.00-11.00 WITA dengan 6 hari dinas.
Beberapa kegiatan yang dilakukan selama stase adalah Poliklinik Umum di
Puskesmas Mangasa dan di beberapa Posyandu yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Mangasa. Pembagian ini dibagi langsung oleh Kepala Puskesmas yang
menerima kami pada saat melapor di Puskesmas Mangasa. Pelaksanaan kegiatan ini
mendapat bantuan dari para pegawai puskesmas.
1. POLIKLINIK DI PUSKESMAS MANGASA
Poliklinik merupakan bentuk pelayanan kesehatan rawat jalan yang bertujuan
untuk penyembuhan penyakit dan pemeliharaan kesehatan baik secara perorangan
atau berkelompok (masyarakat). Poliklinik di Puskesmas Mangasa terdiri atas Poli
Gigi dan Poli Umum. Khusus Poli Gigi ditangani oleh satu dokter gigi dengan 1
orang asisten. Peralatan di Poli ini terdiri atas kursi periksa dan beberapa peralatan
standar pemeriksaan dan perawatan gigi. Jumlah pasien yang datang di Poli Umum
rata-rata 100 orang per hari dengan kasus terbanyak adalah Influenza.
21
Kegiatan di Poliklinik Umum dan Gigi berlangsung selama 6 hari (Senin s/d
Sabtu) mulai pukul 8.00 hingga 12.00 WITA kecuali hari Jumat pukul 08.00 hingga
11.00. Dokter yang bertanggungjawab dan bertugas di Poliklinik umum adalah
dr.Hj.Janet LH, M.Si. Kegiatan yang dilakukan di poliklinik meliputi anamnesis,
pemeriksaan fisis, diagnosa, peresepan dan pemberian obat. Beberapa hal penting
yang didapatkan adalah mempelajari cara berkomunikasi yang benar dengan pasien
yang datang dari berbagai golongan dan latar belakang. Rata-rata pasien yang datang
terdiri dari golongan anak-anak dan usia lanjut.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan selama tahun 2007 berupa pengobatan dan
perawatan kepada penderita untuk pelayanan lain yang diperlukan (rujukan) dan
memberikan pertolongan pertama pada keadaan gawat darurat baik karena kecelakaan
atau sebab lain. Hasil kegiatan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.1 Jumlah Kunjungan di Puskesmas Mangasa tahun 2007
Jenis Kunjungan Jumlah
Umum 20762
Askes 4613
Pra Sejahtera 6583
Bebas 2
Total 31661
22
Selain pengobatan di Puskesmas Mangasa, program ini didukung pula dengan
Puskesmas Keliling (Puskel) di kelurahan-kelurahan. Hasil kegiatan ini dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 3.2 Jumlah Kunjungan Selama Puskel di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa
tahun 2007
Jenis Kunjungan Jumlah
Umum 370
Askes 26
JPS 371
Total 767
Selama tahun 2010 pengobatan dilakukan terhadap penyakit yang diderita
pasien yang berkunjung. Adapun penyakit yang mempunyai angka tertinggi yang
tergolong dalam 10 penyakit tertinggi di Puskesmas Mangasa terlihat pada tabel
berikut ini :
23
Tabel 3.3 Sepuluh Penyakit Tertinggi di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa tahun
2010
Jenis Penyakit Jumlah
Influenza 6198
ISPA 5214
Dermatitis Alergi 2130
Hipertensi 1746
Batuk 1642
RA 1557
Gastritis 1402
Cefalgia 1208
Penyakit Pulpa 1194
Diare 1102
Total 23393
Dari tabel di atas dapat diketahui lima urutan terbanyak distribusi penyakit
berdasarkan diagnosa penyakit dan keluhan utama yaitu kunjungan penderita dengan
Influenza sebanyak 6198 orang yang menduduki urutan pertama kemudian disusul
dengan ISPA sebanyak 5214 orang, kemudian Dermatitis Alergi sebanyak 2130
orang, Hipertensi sebanyak 1746 orang, dan Batuk sebanyak 1642 orang. Dengan
24
demikian, maka kasus yang paling banyak didapatkan selama bertugas di Poliklinik
adalah penyakit infeksi sistem pernapasan, penyakit kulit, dan hipertensi.
Kamar obat melayani setiap hari Senin - Sabtu mulai dari pukul 08.00 –
12.30. Kamar obat diawasi oleh satu orang apoteker dan dua orang asisten. Adapun
pemakaian obat selama tahun 2010 di Puskesmas Mangasa dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 3.4 Pemakaian Obat di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa tahun 2010
Jenis Obat Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des
Analgesik/Antipiretik
a. Antalgin - 2000 - 2000 2000 4000 3000 2000 2000 2000 4000 2000
b. Asam Mefenamat 800 1000 800 12000 500 1000 1000 1100 - 1200 800 1500
c. Ibuprofen 400 100 500 500 500 500 700 500 - 100 - -
Antihipertensi & Anti DM
a. HCT 300 1200 500 200 300 600 200 100 50 30 20 200
b. Captopril 500 - 500 500 500 600 400 400 400 700 800 500
Antialergi, batuk, & asma
a. CTM 4000 6000 8000 8000 8000 8000 6000 7000 8000 7000 6000 5000
b. GG 3000 4000 4000 4000 3000 - - 3000 - 5000 5000 4000
c. Prednison 2000 3000 3000 1000 - 1000 3000 3000 3000 1000 - -
d. Deksametason 4000 4000 5000 3000 4000 5000 5000 5000 5000 4000 4000 4000
Antibiotik
a. Amoxicillin 15 80 80 24 60 40 20 30 40 60 65 60
b. Tetracyclin 1000 4000 - - - - - 6000 3000 2000 1000 2000
c. Kotri adult 1500 500 1000 1000 1000 2000 2000 1800 1500 1500 500 1000
d. Kotri Ped 1400 1100 800 400 1900 1500 1800 2000 2000 2000 1800 -
Vitamin
a. Vit C 3000 4000 5000 5000 5000 7000 15000 400 - 700 200 400
25
b. Vit B1 - 2000 3000 3000 3000 3000 - 4000 4000 3000 3000 3000
c. Vit B com 2000 2000 3000 3000 3000 5000 7000 7000 7000 7000 9000 7000
d. Vit B12 - - 2000 1000 1000 2000 2000 2000 1000 1000 1000 1000
Selain itu, di Puskesmas Mangasa juga tersedia obat dalam bentuk puyer
untuk bayi dan anak di mana pemberiannya disesuaikan dengan berat badan
bayi/anak, yaitu :
- Puyer Flu Anak, mengandung PCT 100 mg, GG 25 mg dan CTM 1 mg.
- Puyer Flu Bayi, mengandung PCT 50 mg, GG 12,5 mg, Efedrin 1 mg,
CTM 1/8 tab dan DMP 1/8 tab.
- Cotrimoksazol Ped mengandung Cotrimoksazol 120 mg.
- Cefadroxil dapat dibuat dalam dosis 100 mg, 200 mg dan 250 mg.
2. KIA
Kegiatan KIA di Puskesmas Mangasa dilakukan setiap hari dari Hari Senin
sampai Sabtu pada pukul 08.00-12.00. Di kamar KIA terdapat 2 orang bidan yang
bertugas dan beberapa asisten bidan. Beberapa kegiatan yang dilakukan di KB/KIA
adalah sebagai berikut:
Melaksanakan pemeriksaan rutin bagi bumil trimester pertama, kedua
dan ketiga (K1-K4).
26
Pemberian tablet Fe, Kalsium, Vit. B complex.
Pemberian suntikan Tetanus Toxoid , sebanyak 2 kali selama hamil,
dengan interval 1 bulan, dosis 0,5 ml.
Mengadakan penimbangan dan pemeriksaan bagi balita dan anak.
Mengukur tekanan darah ibu hamil dan lingkar lengan atas (LILA).
Pemeriksaan hemoglobin.
Mendeteksi resiko tinggi pada ibu hamil.
KIA meliputi pemeliharaan kesehatan kepada ibu hamil (K1-K4) dan ibu
menyusui. Hasil kegiatan ini dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.5 Kunjungan Ibu Hamil dan Ibu Menyusui di Puskesmas Mangasa
tahun 2007
Jenis kunjunganJumlah
TotalBaru Lama
Ibu Hamil 746 1898 2644
Ibu Menyusui 115 132 247
Resti Nakes 164 - 164
Resti Masyarakat 13 - -
Sedangkan untuk persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan dan dukun
selama tahun 2007 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
27
Tabel 3.6 Persalinan yang Dibantu Oleh Tenaga Kesehatan, Masyarakat, dan
Dukun di Puskesmas Mangasa tahun 2007
Persalinan Jumlah
Tenkes 202
Masyarakat -
Dukun 5
Total 307
Kegiatan KIA yang lain adalah mengamati perkembangan dan pertumbuhan
anak di bawah umur lima tahun. Jumlah kunjungan anak lima tahun selama tahun
2007 yaitu :
Tabel 3.7 Jumlah Kunjungan Anak di Bawah Lima Tahun di Puskesmas Mangasa
tahun 2007
Umur AnakJumlah
JumlahBaru Lama
Neonatal (0-28 hari) 593 159 795
28
0-11 bulan 109 335 444
1-3 tahun 17 472 489
3-5 tahun 13 520 533
5-6 tahun 21 325 346
Jumlah 753 1811 2607
Program lain yaitu imunisasi guna memberikan kekebalan terhadap penyakit
untuk bayi, anak sekolah, wanita usia subur, dan ibu hamil. Pelayanan Imunisasi
dilaksanakan selama sekali seminggu yaitu setiap hari Kamis mulai pukul 08.00 s/d
12.00 WITA. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan pada pelayanan imunisasi adalah
sebagai berikut :
- Pelaksanaan Imunisasi lengkap terdiri dari BCG, DPT, Polio, campak
dan Hepatitis.
- Mengadakan imunisasi BCG pada bayi yang baru lahir di RSB
(Rumah Bersalin Mamajang) setiap hari Kamis.
- Mengadakan pelatihan kader mengenai Imunisasi polio dalam rangka
PIN.
- Penyuluhan di Puskesmas maupun di lapangan.
Imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan umurnya dan dicatat di KMS.
Adapun jenis imunisasi yang diberikan adalah:
1. BCG
29
Diberikan pada bayi berumur kurang lebih 2 bulan, hanya satu kali.
Disuntikkan sebanyak 0,05 cc intrakutan, posisi : lengan kanan atas
Imunisasi ini dimaksudkan untuk member kekebalan terhadap
microorganisme Mycobacterium sp, untuk mengurangi angka kesakitan
akibat mikroorganisme ini (TB).
2. Polio
Diberikan pada bayi usia 0-11 bulan, sebanyak 4 kali dengan interval 4
minggu
Diberikan sebanyak 2 tetes tiap kali pemberian peroral.
Imunisasi ini sangat efektif dalam memproduksi imunitas terhadap poliovirus,
imunitasnya panjang, mungkin seumur hidup.
3. DPT
Diberikan pada bayi usia > 2 bulan, diberikan 3 kali, dengan interval waktu 4
minggu
Disuntikkan sebanyak 0,5 cc intramuscular (IM), posisi : lateral paha
Imunisasi ini dimaksudkan untuk memberi kekebalan tubuh terhadap diphteri,
pertusis dan tetanus, jika penyakit terjadi pada orang dengan imunisasi
lengkap akibatnya menjadi ringan dan tidak fatal.
4. Campak
Diberikan pada bayi berusia 9-11 bulan, diberikan sekali saja, atau dua kali
pada daerah resiko tinggi.
Disuntikkan sebanyak 0,5 cc subkutan , posisi : lengan kiri atas.
30
Imunisasi ini dimaksudkan untuk memberi kekebalan terhadap kejadian
penyakit campak/sarampa (95-98 % terjadi imunitas dalam 1 dosis).
Sebelum melakukan imunisasi, penyediaan alat maupun penyimpanannya
merupakan hal yang sangat perlu diperhatikan. Sediaan ditempatkan dalam pendingin
(freezer) dengan suhu optimal (ditetapkan 2-80C), Freeze watch : menentukan kondisi
vaksin di dalam safety box, sekiranya sudah pecah, semua vaksin dalam penyimpanan
sudah tidak boleh digunakan. Sebelum pemberian, semua vaksin harus diperiksa :
nomor kode vaksin dan expire date, serta simbol VVM (warnanya harus lebih cerah
dari lingkaran luar, jika warna sudah sama atau lebih gelap, vaksin sudah tidak boleh
digunakan). Hasil kegiatan imunisasi terlihat pada tabel 3.8 sampai 3.11 berikut:
Tabel 3.8 Jenis Vaksinasi Bayi yang Diberikan di Puskesmas Mangasa tahun 2010
Jenis Vaksinasi Jumlah
BCG 727
DPT I 879
DPT II 808
PDT III 845
Polio I 776
Polio II 739
Polio III 781
Polio IV 841
HP I 879
31
HP II 808
HP III 845
Campak 738
Total 9666
Imunisasi pada anak usia sekolah melalui program BIAS untuk kelas I adalah
DT, kelas II & III adalah TT. Jumlah anak sekolah yang diimunisasi pada tahun 2007
dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 3.9 Jumlah Anak Sekolah yang Diimunisasi di Puskesmas Mangasa tahun
2007
Imunisasi Jumlah
TT Kelas I 599
TT Kelas II 534
TT Kelas III 536
Total 1629
Imunisasi pada wanita usia subur adalah TT1, TT2, Booster. Jumlah WUS
yang diimunisasi pada tahun 2007 dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 3.10 Jumlah WUS yang Diimunisasi di Puskesmas Mangasa tahun 2007
32
Imunisasi Jumlah
TT I 599
TT II 590
Total 1189
Imunisasi pada ibu hamil adalah TT1 & TT2. Jumlah ibu hamil yang
diimunisasi pada tahun 2010 dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 3.11 Jumlah Ibu Hamil yang Diimunisasi di Puskesmas Mangasa tahun 2010
Imunisasi Jumlah
TT I 489
TT II 650
Total 1139
3. KB
Kegiatan yang dilakukan dengan program KB yaitu memberikan pelayanan
baik di Puskesmas maupun Posyandu. Jumlah pemakaian alat kontrasepsi selama
tahun 2010 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.12 Pemakaian Alat Kontrasepsi di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa Tahun
2010
Jenis Kontrasepsi Jumlah Pengguna
33
IUD
Suntkan
Kondom
PIL
Implant
19
324
19
232
3
Total 616
Jenis kontrasepsi yang paling banyak digunakan selama tahun 2010 adalah
suntikan. Suntikan yang digunakan terdiri dari suntiukan dengan jangka waktu satu
bulan dan tiga bulan. Pelayanan pada program ini masih dibutuhkan kreativitas dari
petugas guna lebih memasyarakatkan alat kontrasepsi yang lain guna mencapa taraf
hidup yang lebih baik.
4. GIZI
Kegiatan pemberian zat gizi di Puskesmas Mangasa dilakukan setiap hari dari
Senin sampai Sabtu pada pukul 08.00-12.00. Di bagian ini terdapat 1 orang pelaksana
gizi yang bertugas dan 1 orang asisten bidan. Adapun kegiatan yang dilakukan di poli
ini adalah melakukan layanan konseling dan konsultasi gizi, melakukan pengukuran
status gizi pada bayi dan anak-anak dan melakukan pemberian supplemen makanan
dan vitamin bagi mereka yang menderita kekurangan gizi.
34
Program perbaikan gizi ditujukan untuk mempertinggi status gizi masyarakat.
Adapun hasil kegiatan selama tahun 2007 yaitu:
1. Jumlah Balita
a. Seluruhnya (S) : 2485
b. Memiliki KMS (K) : 2455
c. Mengikuti penimbangan : 1557
d. Naik timbangannya : 964
2. Pemberian Vitamin A
a.Biru : 1050
b. Merah : 4502
3. Pemberian tablet Fe
a. Ibu Hamil Baru :746
b. Ibu Hamil Lama : 476
4. Status Gizi
a. Baik
1. Bayi : 458
2. Balita : 920
b. Kurang
1. Bayi : 23
2. Balita : 177
b. Buruk
35
1. Bayi : 2
2. Balita : 52
Pelaksanaan program perbaika gizi dilakukan disetiap kelompok penimbangan
(posyandu) setiap bulan. Dimana jumlah posyandu di wilayah kerja Puskesmas
Mangasa sebanyak 22 posyandu dengan jumlah kader sebanyak 110 orang, yang
aktif sebanyak 88 orang dan yang tidak aktif sebanyak 22 orang.
Cakupan program yang dicapai Puskesmas Mangasa sampai triwulan IV 2007
dapat dilihat dari:
a. Penyebaran KMS (K/S) = 98,8%
Kegiatan penyebaran KMS sudah mencapai target yaitu 98%
b. Partisipasi Masyarakat (D/S) = 62,5%
Target dari program ini yaitu 70%. Dilihat dari hasil yang diperoleh
Puskesmas Mangasa sampai akhir Desember sudah mencapai target.
c. Jumlah balita yang tidak mengikuti penimbangan (DO) = 36,7%
Jumlah balita yang tidak mengikuti penimbangan masih tergolong tinggi.
d. Balita yang tidak memperoleh kesempatan pelayanan (MO) = 1,2%
Di wilayah kerja Puskesmas Mangasa masih ada 4,85 % balita yang tidak
memperoleh kesempatan pelayanan baik di Puskesmas maupun di Posyandu.
Dari cakupan perbaikan gizi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mangasa
yang menjadi masalah adalah masih ada 36,7 % balita yang tidak mengikuti
penimbangan. Hal ini berarti pertisipasi ibu dalam kegiatan posyandu masih rendah.
36
Ada kecenderungan ibu akan membawa anaknya ke Posyandu apabila ada pemberian
makanan tambahan. Sehingga dibutuhkan kreatifitas dan motivasi dari berbagai pihak
khususnya petugas dari puskesmas dan para kader untuk menanamkan arti pentingnya
tumbuh kembang bagi balita. Yang akhirnya terjadi perubahan prilaku ibu-ibu yang
lebih aktif lagi membawa balitanya setiap penimbangan di Posyandu.
5. PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
Pencegahan penyakit dilakukan dengan memberikan imunisasi pada bayi,
berupa imunisasi terhadap Tuberkulosis, Tetanus, Difteri, dan Batu Rejan, anak
sekolah (imunisasi DT dan TT), WUS (imunisasi TT), dan ibu hamil (imunisasi TT),
(Hasil kegiatan telah diuraikan pada program KIA).
Pemberantasan penyakit di wilayah kerja Puskesmas Mangasa selama tahun
2007 dapat dilihat sebagai berikut:
1. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Jumlah penderita DBD selama tahun 2007 sebanyak 47 orang dengan
penderita terbanyak pada bulan Juni.
2. Diare
Selama tahun 2007, angka kejadian diare pada anak umur <1 tahun terbanyak
pada bulan juni. Jumlah penderita pada tahun 2007 sebanyak 125 orang.
Jumlah penderita diare pada anak umur 1-4 tahun sebanyak 270 orang. Pada
anak umur >5 tahun yang menderita diare selama tahun 2007 adalah sebanyak 556
orang.
37
3. ISPA
Jumlah penderita ISPA pada tahun 2007 sebanyak 3.241 orang. Dapat
dikategoroikan pada kelompok umur <6 bulan dan 1-4 tahun.
Jumlah penderita ISPA pada golongan anak <6 bulan sebanyak 138 orang
penderita meningkat pada bulan Aril 2007.
Anak umur 6 bulan- 4 tahun yang menderita ISPA di wilayah kerja Mangasa
sebanyak 901 orang.
4. Kusta
Penderita kusta di wilayah kerja Puskesmas Mangasa selama tahun 2007 sebanyak 6
orang. Dimana terdapat 2 orang pada bulan mei serta 4 orang pada bulan juni.
5. TB Paru
Penderita TB Paru di Wilayah kerja Puskesmas Mangasaselama tahun 2007 dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3.13 Angka Kejadian TB Paru Di Wilayah Kerja Puskesmas Mangasa tahun 2007
Angka Kejadian (Bulan) Suspek BTA Positif
Januari
Februari
Maret
April
12
12
13
19
3
5
3
5
38
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
17
13
20
19
9
10
5
8
4
6
2
5
2
0
3
2
Total 148 40
Dari 148 orang yang diperiksa dan dicurigai menderita TB paru hanya 40
orang yang positif menderita.
6. PENYULUHAN KESEHATAN MASYARAKAT
Dalam kegiatan penyuluhan kesehatan masyarakat kegiatan yang telah
dilaksanakan selama tahun 2007 adalah sebagai berikut:
a. Penyuluhan
Materi penyuluhan yang diberikan selama kegiatan penyuluhan yaitu:
1. Penanggulangan DBD, Vitamin A, dan penyakit Mata dan Diare
Sasaran : Kader dan Masyarakat
Lokasi : RW V Kelurahan Mangasa
RW IV Kelurahan Manuruki
39
RW IX Kelurahan Gunung Sari
Frekwensi : RW V Kelurahan Mangasa : 5 kali
RW IV Kelurahan Manuruki : 5 kali
RW IX Kelurahan Gunung Sari : 5 kali
Jumlah Peserta : RW V Kelurahan Mangasa : 68 orang
RW IV Kelurahan Manuruki : 81 orang
RW IX Kelurahan Gunung Sari : 67 orang
2. Kebersihan Diri dan Lingkungan
Sasaran : Kader dan Masyarakat
Lokasi : RW V Kelurahan Mangasa
RW IV Kelurahan Manuruki
RW IX Kelurahan Gunung Sari
Frekwensi : RW V Kelurahan Mangasa : 3 kali
RW IV Kelurahan Manuruki : 3 kali
RW IX Kelurahan Gunung Sari : 3 kali
Jumlah Peserta : RW V Kelurahan Mangasa : 43 orang
RW IV Kelurahan Manuruki : 51 orang
RW IX Kelurahan Gunung Sari : 63 orang
3. Narkoba
Sasaran : Masyarakat umum
Lokasi : RW III Kelurahan Mannuruki
Frekwensi : 2 kali
40
Jumlah Peserta : 60 orang
b. Pelatihan Kader Posyandu
Sasaran : Kader Posyandu
Lokasi : Seluruh posyandu di kelurahan Mangasa, Mannuruki,
dan Gunung Sari
Frekwensi : 1 kali
Jumlah Peserta : 110 orang
c. Pelatihan kader TOGA
Sasaran : Kader Posyandu
Lokasi : Seluruh posyandu di kelurahan Mangasa, Mannuruki,
dan Gunung Sari
Frekwensi : 8 kali
Jumlah Peserta : 110 orang
d. Pencegahan dan penanggulangan DBD
Sasaran : Kader Posyandu dan Masyarakat
Lokasi : Posyandu RW X kelurahan Mangasa sebanyak 2 kali
Puskesmas Mangasa sebanyak 1 kali.
Frekwensi : 2 kali seminggu
Jumlah Peserta : Posyandu RW X kelurahan Mangasa : 75 orang
Puskesmas Mangasa : 368 orang
e. Arisan Kader
Sasaran : Seluruh kader posyandu
41
Lokasi : Puskesmas Mangasa sebanyak sekali sebulan
Frekwensi : 1 kali sebulan
Kegiatan penyuluhan sedah berjalan dengan baik, namun peninggkatan
kreatifitas dari petugas perilaku masyarakat agar menjadi lebih baik makin
dibutuhkan. Masyarakat yang berbeda dari segi sikap, perilaku dan pengetahuan
menjadi factor utama yang perlu diperhatikan sebelum memberikan penyuluhan
sehingga tujuan yang diharapkan berhasil.
42
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
IV.1 KESIMPULAN
1. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja.
2. Upaya kesehatan di tingkat Puskesmas dilakukan secara terpadu melalui
empat pendekatan pelayanannya, yaitu Promotif (peningkatan kesehatan),
Preventif (pencegahan), Kuratif (pengobatan), dan Rehabilitatif (perawatan).
3. Pelayanan kesehatan di Puskesmas dilaksanakan secara menyeluruh dan
terpadu yaitu pengobatan, pencegahan, peningkatan dan pemeliharaan
kesehatan dalam bentuk kegiatan pokok dimana terdapat 18 program pokok
Puskesmas.
4. Kegiatan dokter muda bagian IKM/IKK selama stase di Puskesmas
Mangasa adalah poliklinik umum, kamar obat, dan beberapa posyandu.
5. Distribusi penyakit terbanyak yang terdapat di Puskesmas Mangasa
berdasarkan data pada tahun 2010 adalah Influenza sebanyak 6198 orang
yang menduduki urutan pertama kemudian disusul dengan ISPA sebanyak
5214 orang, kemudian Dermatitis Alergi sebanyak 2130 orang, Hipertensi
44
sebanyak 1746 orang, dan Batuk sebanyak 1642 orang. Dengan jumlah
kunjungan setiap hari rata-rata sebanyak 100 pasien per hari.
6. Penyakit terbanyak di Puskesmas Mangasa selama stase dokter muda bagian
IKM/IKK di poliklinik umum adalah penyakit infeksi saluran pernapasan,
penyakit kulit, dan hipertensi.
IV.2 SARAN
1. Diharapkan agar komunikasi antara pihak Puskesmas Mangasa dan bagian
IKM-IKK lebih ditingkatkan sehingga pengontrolan, pencapaian target dan
evaluasi bagi Dokter Muda dalam Sistem Kedokteran Komunitas dan
Kedokteran Pencegahan ini lebih maksimal.
2. Diharapkan kegiatan Dokter Muda selama stase di Puskesmas Mangasa
lebih ditingkatkan lagi, baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
3. Diharapkan pelayanan yang ada disosialisasikan dan dimaksimalkan
pelaksanaannya, terutama penyuluhan kepada masyarakat.
4. Diharapkan agar Puskesmas Mangasa menambah tenaga kesehatan dokter
umum yang bertugas di poliklinik umum mengingat banyaknya jumlah
pasien yang datang berobat yang tidak seimbang dengan jumlah dokter
umum yang ada.
45
top related