laporan kinerjabbppmbtph.tanamanpangan.pertanian.go.id/assets...laporan kinerja sesuai amanat...
Post on 09-Feb-2021
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
Balai Besar PPMB - TPH i
LAPORAN KINERJA
Kata Pengantar
aporan Kinerja Balai Besar Pengembangan
Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH)
tahun 2019 disusun sebagai implementansi amanat Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP). Dalam penyusunan laporan ini berpedoman pada Peraturan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Laporan Kinerja ini disusun pada akhir periode anggaran pelaksanaan program/kegiatan yang berfungsi sebagai sarana
untuk menyampaikan pertanggungjawaban kepada pimpinan dan seluruh stakeholder yang memuat pencapaian kinerja dibandingkan
dengan target yang telah ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja yang ditetapkan pada awal tahun 2019 yang dilengkapi dengan
keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya. Disamping itu laporan ini juga digunakan sebagai sarana dan upaya untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja di masa yang akan datang,
baik dalam bentuk regulasi maupun aplokasi sumberdaya yang dimiliki oleh Balai Besar PPMB-TPH.
Permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pencapaian target 2019 akan menjadi rencana tindak lanjut untuk perbaikan kinerja
tahun berikutnya terutama dalam Rencana Strategis 2020-2024. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada seluruh jajaran
lingkup Balai Besar PPMB-TPH dan semua pihak yang berperan serta dalam mendukung kegiatan kami dan pada penyusunan
Laporan Kinerja ini.
Depok, Januari 2020
Kepala Balai Besar PPMB-TPH,
Ir. Warjito, M.Si NIP 196307121989031017
L
ACERPlaced Image
-
ii Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
Ringkasan Eksekutif
Laporan Kinerja Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu
Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) Tahun 2019 disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja selama tahun 2019, dikaitkan dengan
Rencana Kinerja tahun 2019 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana Strategis Ditjen Tanaman Pangan dan Rencana Strategis Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2015-2019.
Balai Besar PPMB-TPH telah menetapkan peta strategis tahun 2019 dalam bentuk kontrak kinerja antara Kepala Balai Besar
PPMB-TPH dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan, terdiri dari 3 sasaran kegiatan dengan 4 indikator kinerja.
Indikator kinerja Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019 hampir
seluruhnya tercapai, da nada yang melebihi target, kecuali jumlah temuan BPK atas pelaporan keuangan yang terjadi
berulang, karena tidak ada pemeriksaan oleh BPK.
Keberhasilan capaian indikator kinerja Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019 tentu tidak lepas dari upaya seluruh jajaran Balai
Besar untuk memperbaiki layanan publik yang diberikan dan peningkatan kinerja serta kompetensi sumberdaya manusia
pendukungnya. Untuk itu telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian indikator kinerja tersebut.
Sebagai langkah antisipatif dalam pelaksanaan kegiatan mendatang, perlu adanya akselerasi pelaksanaan kegiatan dan
penyerapan anggaran dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan yang berkontribusi dalam pencapaian indikator kinerja.
Laporan kinerja ini diharapkan dapat dijadikan umpan balik dan acuan perencanaan pelaksanaan kegiatan tahun berikutnya.
-
Balai Besar PPMB - TPH iii
LAPORAN KINERJA
Daftar Isi
Kata Pengantar i Ringkasan Eksekutif ii Daftar Isi iii Daftar Tabel iv Daftar Gambar v BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang 1 Kedudukan, tugas, dan Fungsi 2 Susunan Organisasi dan Tata Kerja 3 Sumberdaya Manusia 7 Dukungan Anggaran 8 BAB 2 PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA 9 Rencana Stratejik 9 Rencana Kinerja Tahun 2019 12 Perjanjian Kinerja Tahun 2019 21 BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA 23 Capaian Kinerja Organisasi 23 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja 25 Capaian Kinerja Lainnya 71 Realisasi Anggaran 74 Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) 75 Rencana Aksi Tindak Lanjut Perbaikan Kinerja Tahun 2020 75 BAB 4 PENUTUP 82
-
iv Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
Daftar Tabel
Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2019 24
Tabel 2. Interprestasi Hasil Pengukuran IKM 27 Tabel 3. Capaian IKM Tahun 2014-2019 28 Tabel 4. Perbandingan Capaian IKM Tahun 2019 28 Tabel 5. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Untuk IKM atas layanan publik Balai Besar PPMB-TPH 42 Tabel 6. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Untuk Rasio Metode Pengujian Mutu Benih
yang Dimanfaatkan 64 Tabel 7. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Untuk Jumlah temuan BPK atas
pengelolaan keuangan Balai Besar PPMB-TPH yang terjadi berulang 69 Tabel 8. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Untuk Jumlah Temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi berulang 71 Tabel 9. Perkembangan Pagu dan Realisasi Anggaran Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2014-2019 74 Tabel 10. Realisasi Anggaran Balai Besar PPMB-TPH
Tahun 2019 (Berdasarkan Output) 75 Tabel 11. Realisasi Anggaran Balai Besar PPMB-TPH
Tahun 2019 (Berdasarkan Jenis Belanja) 75 Tabel 12. Rencana Aksi Peningkatan Kinerja Balai Besar PPMB-TPH Tahun 2020 81
-
Balai Besar PPMB - TPH v
LAPORAN KINERJA
Daftar Gambar
Gambar 1. Pengujian Mutu Benih (Salah Satu Pelayanan
Balai Besar PPMB-TPH) 31 Gambar 2. Penyelenggaraan Uji Profisiensi 33 Gambar 3. Bimbingan Teknis Penerapan Sistem
Manajemen Mutu Laboratorium di BPSB 38 Gambar 4. Pengawalan metode evaluasi mutu benih padi selama periode transportasi 50 Gambar 5. Pelaksanaan metode evaluasi kesehatan benih padi lokal 52 Gambar 6. Pemberian penghargaan WBK UPT Lingkup
Kementerian Pertanian Tahun 2019 72
-
Balai Besar PPMB - TPH
LAPORAN KINERJA
BAB 1
PENDAHULUAN
-
Balai Besar PPMB - TPH 1
LAPORAN KINERJA
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Peningkatan produksi dan produktivitas tanaman pangan salah
satunya dilakukan melalui penggunaan benih bermutu. Namun
masih terdapat permasalahan perbenihan antara lain terkait
dengan jaminan kualitas, ketersediaan, dan sistem distribusinya,
sehingga belum memenuhi enam tepat yaitu jumlah, lokasi,
mutu, jenis, waktu, dan harga.
Sertifikasi merupakan proses yang sangat menentukan dalam
menjamin mutu benih. Proses sertifikasi ini juga berhubungan
dengan ketersediaan benih. Untuk meningkatkan ketersediaan
benih agar tepat waktu, diperlukan metode pengujian mutu
benih yang secara cepat, akurat, dan mudah diimplementasikan
oleh laboratorium di daerah.
Balai Besar PPMB-TPH yang sesuai tugas dan fungsinya
mengembangkan metode pengujian mutu benih, diharapkan
kedepan akan semakin dapat berinovasi dalam pengembangan
metodenya. Bukan hanya pengujian standar mutu benih, namun
juga kesehatan benih seperti pathogen terbawa benih yang akan
menyebabkan penyakit.
Disamping pengembangan metode, selama tahun 2019 Balai
Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan
dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) juga melaksanakan uji
profisiensi dengan peserta dari laboratorium Balai Pengawasan
dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura
(BPSBTPH) provinsi se-Indonesia, laboratorium instansi
pemerintah, dan swasta.
-
2 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
Balai Besar PPMB-TPH juga memberikan bimbingan teknis
penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan
hortikultura terhadap beberapa BPSBTPH yang membutuhkan.
Kegiatan utama Balai Besar PPMB-TPH ini sebagaimana tertuang
dalam Rencana Strategis Tahun 2014-2019, disamping kegiatan
lainnya. Semua kegiatan tersebut tentunya dilaksanakan dalam
rangka mendukung pencapaian target-target yang ditetapkan
dalam Perjanjian Kinerja antara Kepala Balai Besar PPMB-TPH
dengan Direktur Jenderal Tanaman Pangan.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan dan
pengukuran kinerja instansi pemerintah maka disusun suatu
Laporan Kinerja sesuai amanat Presiden Nomor 29 Tahun 2014
tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP). Teknis penyusunannya diatur melalui Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Tenis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinejra, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
1.2. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
-
Balai Besar PPMB - TPH 3
LAPORAN KINERJA
1.3. Susunan Organisasi dan Tata Kerja
Struktur organisasi Balai Besar PPMB-TPH dipimpin oleh
seorang Kepala dan memiliki dua eselon III, yaitu Bagian Umum
dan Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium serta
Kelompok Jabatan Fungsional. Dalam melaksanakan tugas dan
Tugas
Melaksanakan pengembangan serta pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura
-
4 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
fungsinya, Bagian Umum terdiri dari tiga unit kerja eselon IV
yaitu Subbagian Program dan Evaluasi, Subbagian Kepegawaian
dan Tata Usaha, dan Subbagian Keuangan dan Perlengkapan.
Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium terdiri dari dua
unit kerja eselon IV yaitu Seksi Informasi dan Dokumentasi dan
Seksi Jaringan Laboratorium. Kelompok Jabatan Fungsional
yang terdapat di Balai Besar PPMB-TPH adalah fungsional
Pengawas Benih Tanaman (PBT) yang dikoordinasikan oleh
seorang tenaga fungsional senior yang ditetapkan oleh Kepala
Balai Besar.
Balai Besar PPMB-TPH mempunyai struktur dan fungsi yang
cukup memadai untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
secara optimal. Dari masing-masing unit tersebut di atas
mempunyai tugas dan fungsi sebagai berikut:
1. Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
program dan evaluasi kegiatan pelaksanaan pengembangan
pengujian mutu benih, pemberian bimbingan teknis
pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen
mutu benih tanaman pangan dan hortikultura, serta
pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. Dalam
melaksanakan tugasnya, Bagian Umum menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyiapan penyusunan program, anggaran dan evaluasi
serta pelaporan;
b. Fasilitasi kegiatan pengembangan pengujian mutu benih
serta pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih
dan penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman
pangan dan hortikultura;
c. Pelaksanaan urusan kepegawaian, tata usaha dan rumah
tangga;
-
Balai Besar PPMB - TPH 5
LAPORAN KINERJA
d. Pelaksanaan urusan keuangan, perlengkapan dan
perpustakaan.
Bagian Umum terdiri atas: (1) Subbagian Program dan
Evaluasi yang mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan penyusunan program, anggaran dan evaluasi serta
pelaporan; (2) Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha yang
mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, tata
usaha dan rumah tangga; (3) Subbagian Keuangan dan
Perlengkapan yang mempunyai tugas melakukan urusan
keuangan, perlengkapan dan perpustakaan, fasilitasi
kegiatan pengembangan pengujian mutu benih serta
pemberian bimbingan teknis pengujian mutu benih dan
penerapan sistem manajemen mutu benih tanaman pangan
dan hortikultura. Uraian tugas unit eselon IV diatur dalam
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 46/Permentan/OT.140/
6/2013.
2. Bidang Informasi dan Jaringan Laboratorium mempunyai
tugas melaksanakan penyusunan informasi dan dokumentasi
hasil pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan
dan hortikultura serta pelaksanaan pemberian bimbingan
teknis pengujian mutu benih dan penerapan sistem
manajemen mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.
Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Informasi dan
Jaringan Laboratorium menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan informasi dan dokumentasi hasil
pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan
dan hortikultura.
b. Pengelolaan sampel dan koleksi varietas, isolate pathogen
tular benih dan benih hasil uji tanaman pangan dan
hortikultura.
-
6 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
c. Penyiapan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis
pengujian mutu benih dan penerapan sistem manajemen
mutu benih tanaman pangan dan hortikultura.
d. Fasilitasi pelaksanaan sertifikasi sistem mutu dan
pemberian hak penandaan Standar Nasional Indonesia
(SNI) pada pelaku usaha perbenihan tanaman pangan dan
hortikultura.
Bidang Informasi dan jaringan Laboratorium terdiri atas: (1)
Seksi Informasi dan Dokumentasi yang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan penyusunan informasi dan
dokumentasi hasil pengembangan pengujian mutu benih,
serta pengelolaan sampel dan koleksi varietas isolate
pathogen tular benih dan benih hasil uji tanaman pangan
dan hortikultura; (2) Seksi Jaringan Laboratorium yang
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan pelaksanaan
bimbingan teknis pengujian mutu benih dan penerapan
sistem manajemen mutu benih tanaman pangan dan
hortikultura, serta fasilitasi pelaksanaan sertifikasi sistem
mutu dan pemberian hak penandaan Standar Nasional
Indonesia (SNI) pada pelaku usaha perbenihan tanaman
pangan dan hortikultura.
3. Kelompok Jabatan Fungsional yang terdiri dari Pengawas
Benih Tanaman (PBT) dalam melaksanakan tugas
berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 39 Tahun
2006 tentang produksi, sertifikasi dan peredaran benih bina
pada pasal 35 dinyatakan bahwa pengujian mutu benih di
laboratorium mengacu pada ISTA Rules yang dikembangkan
agar dapat diterapkan dan sesuai dengan kondisi di
Indonesia. Kegiatan pengembangan metode/validasi/
verifikasi ini dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH
-
Balai Besar PPMB - TPH 7
LAPORAN KINERJA
merupakan visualisasi dari salah satu fungsi Balai Besar
PPMB-TPH.
Struktur Organisasi Balai Besar PPMB-TPH seperti pada
gambar berikut.
STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR PPMB-TPH
(Permentan Nomor 78/Permentan/OT.140/11/2011)
1.4. Sumberdaya Manusia
KEPALA
BAGIAN
UMUM
BIDANG INFORMASI
DAN JARINGAN
LABORATORIUM SUBBAG
PROGRAM DAN EVALUASI
SUBBAG KEPEGAWAIAN
DAN TATA USAHA SUBBAG
KEUANGAN DAN PERLENGKAPAN
SEKSI INFORMASI DAN DOKUMENTANSI
SEKSI JARINGAN LABORATORIUM
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
-
8 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
1.5. Dukungan Anggaran
Dukungan anggaran Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019 pada
awalnya sebesar Rp14,046 milyar untuk membiayai kegiatan
utama dan pendukung, termasuk pelaksanaan kegiatan
pelayanan perkantoran. Seluruh alokasi anggaran bersumber
dari APBN. Pada bulan Oktober 2019 Balai Besar PPMB-TPH
memperoleh tambahan anggaran untuk pengawalan UPSUS,
pengembangan karaketer, dan peralatan pendukung sebesar Rp1
milyar, sehingga total pagu anggaran menjadi Rp15,046 milyar.
-
Balai Besar PPMB - TPH
LAPORAN KINERJA
BAB 2
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN
KINERJA
-
Balai Besar PPMB - TPH 9
LAPORAN KINERJA
PERENCANAAN DAN
PERJANJIAN KINERJA 2.1. Rencana Stratejik
Kebutuhan produk tanaman pangan semakin meningkat seiring
laju pertumbuhan penduduk dan pola konsumsi masyarakat
yang masih didominasi oleh beras, serta semakin
berkembangnya industri olahan berbahan dasar pangan.
Tantangan kedepan adalah bagaimana mewujudkan produksi
tanaman pangan yang cukup dan berkelanjutan serta bagaimana
menyediakan dan menyalurkan sarana produksi dan benih
secara tepat kepada kelompok tani dan petani. Dalam rangka
untuk meningkatkan produksi tanaman pangan, salah satu cara
yang dapat ditempuh adalah dengan penggunaan benih varietas
unggul yang telah disertifikasi. Tujuan dari sertifikasi benih
adalah untuk menjamin kemurnian dan kebenaran varietas
benih yang ditanam. Dalam proses sertifikasi tersebut,
ditetapkan pula persyaratan standar minimal yang ditetapkan
untuk menjamin mutu benih.
Pembangunan perbenihan nasional harus diarahkan untuk
mewujudkan sistem dan usaha perbenihan/industri benih yang
tangguh berbasis potensi nasional yang mampu menyediakan
benih bermutu tinggi. Penggunaan benih bermutu dari varietas
unggul difasilitasi melalui pembinaan produsen benih untuk
dapat menghasilkan benih secara enam tepat yaitu: tepat waktu,
tepat mutu, tepat varietas, tepat jumlah, tepat lokasi dan tepat
harga. Sebagai persiapan pelaksanaan pembangunan jangka
menengah, maka perlu dibuat rencana pembangunan lima
tahunan yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra)
Balai Besar PPMB-TPH 2015-2019.
-
10 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
Renstra Balai Besar PPMB-TPH 2015-2019 merupakan dokumen
perencanaan yang berisikan visi, misi, tujuan, sasaran strategis,
kebijakan, strategi, program dan kebijakan yang akan
dilaksanakan oleh Balai Besar PPMB-TPH selama lima tahun
(2015-2019). Dokumen ini disusun berdasarkan analisis strategis
atas potensi, peluang, tantangan dan permasalahan serta
rencana kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan
Balai.
Dalam rangka meningkatkan capaian pembangunan pertanian
melalui peningkatan kualitas, akuntabilitas dengan pendekatan
balanced scorecard, telah dilakukan revisi Renstra Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan 2015-2019. Dengan mengacu pada
revisi Renstra Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2015-2019
tersebut, Balai Besar PPMB-TPH juga melakukan perubahan
pada Renstra, yang merevisi Sasaran Kegiatan beserta
indikatornya untuk tahun 2018-2019.
Terwujudnya lembaga pengembangan pengujian mutu benih bertaraf
internasional untuk mendukung sistem perbenihan tanaman pangan dan
hortikultura yang tangguh dan berdaya saing
Visi
1. Mengembangkan metode pengujian mutu benih
yang valid dan aplikatif
2. Meningkatkan kompetensi kelembagaan Balai
Besar PPMB-TPH
3. Mewujudkan standardisasi laboratorium
penguji benih diseluruh Indonesia
4. Melaksanakan sertifikasi benih pada
perdagangan internasional (orange dan blue
international certificate)
Misi
-
Balai Besar PPMB - TPH 11
LAPORAN KINERJA
Mengembangkan metode pengujian mutu benih dan penerapan sistem mutu
laboratorium pengujian benih untuk mendukung tersedianya benih tanaman
pangan varietas unggul bersertifikat
Tujuan
Mengembangkan metode pangujian dan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium
pengujian benih
Sasaran Strategis
Peningkatan kompetensi laboratorium, SDM dan
pemenuhan sarana prasarana
dalam meningkatkan pelayanan
kepada masyarakat
Kebijakan Umum
Mendukung program pembangunan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu hasil tanaman
pangan
Program
Pengembangan Metode Pengujian Mutu Benih dan Penerapan Sistem Mutu
Laboratorium Pengujian Benih
Kegiatan
-
12 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
2.2. Rencana Kinerja Tahun 2019
Rencana Kinerja Tahunan (RKT) merupakan rencana kegiatan
Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019 yang meliputi program,
sasaran dan kegiatan (indikator dan rencana tingkat capaian)
dengan mengacu pada Renstra tahun 2015-2019. Untuk
mendukung program peningkatan produksi, produktivitas dan
mutu hasil tanaman pangan serta pencapaian sasaran yang
ditetapkan, maka Balai Besar PPMB-TPH TA. 2019
melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
1. Rancangan Kerja Pengembangan Pengujian Mutu Benih TPH
Perencanaan kegiatan merupakan suatu proses awal
pelaksanaan anggaran yang bertujuan mengalokasikan
sumber daya anggaran sesuai prioritas dan pemanfaatannya
secara efektif dan efisien. Penerapan anggaran dilakukan
secara terpadu yang memuat seluruh kegiatan balai yang
terintegrasi pada program peningkatan produksi,
produktivitas dan mutu hasil tanaman pangan. Output yang
diharapkan dalam kegiatan ini berupa 1 rancangan yang
mencakup penyusunan RKAKL, ROPAK, TOR, JUKNIS, POK
sebagai dasar dalam melaksanakan kegiatan TA. 2019 dan
RKT tahun 2019 yang didasarkan pada RENSTRA tahun
2015-2019. Rancangan tersebut diharapkan dapat menjadi
salah satu acuan bagi pelaksana kegiatan dalam
melaksanakan kegiatan.
2. Pedoman/Literatur
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menambah literasi/
referensi bagi masyarakat mengenai perbenihan. Buku
literatur ini memuat tentang pengembangan pengujian mutu
benih yang dapat dijadikan acuan dalam pengujian mutu
benih. Diharapkan pembuatan buku literatur ini menambah
-
Balai Besar PPMB - TPH 13
LAPORAN KINERJA
pengetahuan dan wawasan khususnya para pengawas benih
tanaman dalam melaksanakan pengujian baik di
laboratorium maupun di lapangan. Target pada tahun 2019
sebanyak 1 pedoman/literatur.
3. Pengembangan Metode dan Validasi Metode
Terlaksananya kegiatan pengembangan metode dan validasi
metode sebanyak 10 metode. Tujuan kegiatan pengembangan
metode adalah untuk mendapatkan metode yang aplikatif
dalam pengujian di laboratorium sehingga hasil yang
diharapkan dalam pengembangan metode pengujian
diperolehnya metode yang dapat digunakan sebagai metode
pengujian dalam melayani pelanggan/customer baik di
laboratorium pusat maupun di daerah di seluruh Indonesia.
4. Pelayanan Pengujian Mutu Benih
Kegiatan pelayanan pengujian di laboratorium Balai Besar
PPMB-TPH mencakup kegiatan pengujian benih eksternal
dan Internal. Pengujian benih eksternal merupakan
permintaan pengujian dari customer/pelanggan, sedangkan
pengujian benih internal dilakukan untuk mendukung
kegiatan uji profisiensi, uji petik mutu benih yang beredar,
pemeliharaan ruang lingkup akreditasi, serta pemeliharaan
kompetensi alat dan kompetensi analis. Didalam pelaksanaan
pengujian tersebut, Balai Besar PPMB-TPH didukung oleh 8
(delapan) laboratorium pengujian, yaitu: laboratorium fisika,
laboratorium biologi, laboratorium cendawan, laboratorium
bakteri, laboratorium elektroforesis (penanda genetik),
laboratorium virus, laboratorium nematoda dan satu
laboratorium pengembangan teknik kultur jaringan. Pada
tahun 2019 pelaksanaan pengujian yang akan dilaksanakan
sebanyak 1000 sampel (contoh benih).
-
14 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
5. Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium
Dalam rangka standardisasi laboratorium pengujian benih
(penerapan ISO/IEC 17025:2017) maka dilakukan kegiatan
kerjasama/fasilitasi penerapan sistem mutu. Untuk tahun
2019, Balai Besar PPMB-TPH akan melakukan kerjasama
dengan beberapa laboratorium yang ada di BPSBTPH
Provinsi. Kegiatan tersebut adalah memfasilitasi
laboratorium penguji benih di daerah untuk menerapkan
sistem manajemen mutu laboratorium sesuai SNI ISO/IEC
17025:2017. Target fasilitasi penerapan sistem mutu
sebanyak 8 laboratorium BPSBTPH di Indonesia.
6. Penguatan Laboratorium Penguji Benih
Dalam rangka menjaga kompetensi laboratorium pengujian
perlu dilakukan survailen/asesmen/reakreditasi oleh KAN
untuk menilai/mengevaluasi penerapan SNI ISO/IEC
17025:2017 di laboratorium. Untuk itu laboratorium Balai
Besar harus melakukan peningkatan yang terus menerus
untuk memelihara akreditasi atau pemenuhan persyaratan
reakreditasi. Keluaran yang diharapkan adalah tetap
diakuinya kompetensi laboratorium pengujian benih Balai
Besar PPMB-TPH oleh KAN baik melalui assesmen maupun
reakreditasi.
7. Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi
Balai Besar PPMB-TPH telah terakreditasi oleh KAN pada
tahun 2011 sebagai Laboratorium Penyelenggara Uji
Profisiensi (LPUP) dengan nomor akreditasi UPP-001-IDN.
Reakreditasi telah dilakukan sebanyak satu kali pada tahun
2014 dan telah dilakukan asesmen ulang pada tahun 2015
sesuai dengan kebijakan dari KAN yaitu perubahan nama
dan nomor registrasi yang semula Laboratorium
-
Balai Besar PPMB - TPH 15
LAPORAN KINERJA
Penyelenggara Uji profisiensi dengan Nomor UPP-001-IDN
berubah menjadi Penyelenggara Uji Profisiensi dengan Nomor
PUP-001-IDN. Sebagai penyelenggara uji profisiensi maka
LPUP Balai Besar PPMB-TPH menyelenggarakan kegiatan uji
profisiensi untuk laboratorium penguji benih yang ikut
berpartisipasi. Target Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019
adalah tetap diakuinya kompetensi laboratorium pengujian
benih Balai Besar PPMB-TPH oleh KAN baik melalui
assesmen maupun reakreditasi.
8. Keanggotaan dalam Organisasi Internasional
Berpartisipasi aktif mengikuti kegiatan uji profisiensi yang
diselenggarakan oleh ISTA antara lain: melakukan perbaikan
hasil asessmen dari akreditasi ISTA, melakukan upaya dalam
rangka persiapan administrasi maupun teknis, dan
melakukan koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri
tentang pembayaran iuran keanggotaan ISTA. Target sasaran
adalah memperoleh sertifikat reakreditasi ISTA.
9. Sertifikasi pelayanan publik Balai Besar PPMB-TPH
Salah satu upaya yang dilakukan Balai Besar PPMB-TPH
untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui
penerapan SNI ISO/IEC 9001:2015, yang selanjutnya
ditanyakan tingkat kepuasan masyarakat atas layanan
tersebut melalui kuisioner. Balai Besar PPMB-TPH telah
mendapat sertifikasi pelayanan publik oleh PT Sucofindo
pada tahun 2014. Target dari sertifikasi pelayanan publik
yaitu tetap disertifikasinya pelayanan publik Balai Besar
PPMB-TPH oleh PT. Sucofindo.
10. Uji Petik Mutu Benih
Uji petik mutu benih yang beredar dilakukan untuk
mengevaluasi tingkat mutu benih yang beredar di pasaran
-
16 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
dan salah satu realisasi bantuan pemerintah pusat dalam hal
pengawasan mutu terutama pada pengawasan hilir. Balai
Besar PPMB-TPH melakukan uji petik mutu benih yang
beredar dan melakukan pengujian di laboratorium untuk
mengetahui tingkat mutu benih tersebut sehingga dapat
diketahui kondisi mutu benih yang beredar di beberapa
wilayah di Indonesia dan sebagai bahan masukan bagi
pimpinan dalam menyusun pengembangan metode. Pada
tahun 2019 akan dilakukan pengambilan contoh benih
tanaman pangan di tujuh provinsi dengan jumlah sampel
sebanyak 90 sampel (contoh benih).
11. Bimbingan Teknis
Dalam mendukung kegiatan pengujian di laboratorium
diperlukan Pengawas Benih Tanaman/Analis Benih yang
mampu melaksanakan pengujian dengan hasil yang akurat
dan dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu, pengetahuan
dan keterampilan bagi Pengawas Benih Tanaman/Analis
Benih dan pegawai Balai Besar PPMB-TPH mutlak
diperlukan. Pelatihan yang diperlukan antara lain pelatihan
teknis dan non teknis. Pelatihan teknis antara lain adalah
pelatihan sistem mutu (ISO 9000, ISO 9001, SNI ISO/IEC
17025:2017, ILAC G 13-2007), pelatihan bagi analis benih
(pelatihan petugas pengambil contoh benih dan pelatihan
analis pengujian laboratorium). Untuk meningkatkan
keterampilan pegawai dari segi non teknis, Balai Besar PPMB-
TPH merencanakan mengikutsertakan dalam pelatihan
peningkatan SDM antara lain SAI/SIMAK BMN, Simpeg,
Bendahara, 3M, Kepegawaian, pengadaan barang dan jasa
(Perpres 70 tahun 2012) dan lain-lain. Target jumlah peserta
pelatihan teknis, umum dan magang sebanyak 115 orang.
-
Balai Besar PPMB - TPH 17
LAPORAN KINERJA
12. Administrasi Pelaksanaan Kegiatan
Terlaksananya Pengelolaan administrasi satker didasarkan
pada peraturan perundang-undangan yang berlaku sehingga
diperoleh pengelolaan administrasi yang tertib dan akuntabel
selama satu tahun secara terus menerus. Pembinaan dan
pengawasan pengelolaan administrasi untuk menghindari
penyalahgunaan dan kerugian negara.
13. Jurnal/Majalah Vigor
Untuk menginformasikan dan menyebarluaskan hasil
kegiatan pengembangan dan pengujian mutu benih di
laboratorium, Balai Besar PPMB-TPH menerbitkan
majalah/jurnal sebagai sumber informasi khususnya yang
berkaitan dengan bidang perbenihan kepada masyarakat,
aparatur pertanian dan pemangku kepentingan yang terkait.
Penerbitan majalah vigor ini dilaksanakan sebanyak tiga edisi
atau 600 eksemplar yang memuat informasi tentang hasil-
hasil pengujian mutu benih di laboratorium dan informasi
lainnya yang terkait dengan kinerja Balai Besar PPMB-TPH.
14. Pengelolaan Data Base/Website
Terlaksananya penyusunan database/Website berupa sistem
informasi perbenihan secara komputerisasi dan
terselenggaranya website mengenai pengembangan pengujian
mutu benih yang mutakhir di Balai Besar PPMB-TPH. Target
pencapaian sasaran adalah tersedianya laporan tentang data
hasil-hasil pengujian mutu benih selama satu tahun sehingga
pencarian data menjadi lebih cepat dan efisien dengan target
satu laporan.
-
18 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
15. Pameran Pertanian
Terlaksananya penyebarluasan informasi pengembangan
mutu benih tanaman pangan dan hortikultura kepada
masyarakat dan stakeholder melalui kegiatan pameran.
Target pencapaian sasaran yaitu terselenggaranya pameran
pembangunan pertanian sebanyak satu laporan pelaksanaan
pameran sehingga masyarakat dan stakeholder mengetahui
informasi tentang teknologi pengembangan pengujian mutu
benih.
16. Laporan Bulanan dan SIMONEV, LAKIN, SPI dan Laporan
Tahunan
Terlaksananya penyusunan Laporan Bulanan, Laporan
Monitoring dan Evaluasi (SIMONEV), Laporan Kinerja, Sistem
Pengendalian Intern (SPI), dan Laporan Tahunan Balai Besar
PPMB-TPH. Dengan adanya laporan ini diharapkan dapat
memberikan informasi tentang capaian pelaksanaan kegiatan
dan permasalahan yang dihadapi sehingga dapat diambil
langkah-langkah untuk meningkatkan kinerja Balai dan
mencari solusi pemecahan apabila terdapat hambatan/
kendala dalam pelaksanaannya. Target pencapaian sasaran
adalah 31 laporan.
17. Pengelolaan Urusan Kepegawaian dan Tata Usaha
Terselenggaranya pengelolaan urusan kepegawaian dan tata
usaha perkantoran dalam rangka peningkatan kualitas
pelayanan di bidang kepegawaian dan tata usaha dengan
target pencapaian sasaran sebanyak 2 laporan.
18. Penyusunan Laporan SAI dan SABMN
Terlaksananya Penyusunan Laporan Sistem Akuntansi
Instansi dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN)
-
Balai Besar PPMB - TPH 19
LAPORAN KINERJA
untuk mengetahui keadaan keuangan dan asset Satuan Kerja
Balai Besar PPMB-TPH yang meliputi: neraca keuangan,
realisasi anggaran belanja, pernyataan tanggung jawab dan
Catatan atas Laporan Keuangan dari Kuasa Pengguna
Anggaran. Sasaran yang ingin dicapai dari kegiatan ini yaitu
meningkatnya kualitas Laporan Keuangan (SAI) sebanyak 12
laporan dan Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SABMN)
sebanyak dua laporan.
19. Jumlah laboratorium yang melaksanakan uji profisiensi
Tujuan uji profisiensi adalah melakukan evaluasi kinerja
dalam pengujian tertentu atau pemantauan kinerja
laboratorium berkesinambungan, identifikasi permasalahan
di laboratorium serta inisiasi tindakan untuk peningkatan
kepercayaan pelanggan terhadap laboratorium, identifikasi
perbedaan antar laboratorium, evaluasi karakteristik kinerja
dari sebuah metode sering dinyatakan sebagai uji coba
kolaboratif (SNI ISO/IEC 17043:2010). Pada tahun 2019
target peserta uji profisiensi sebanyak 35 laboratorium
peserta.
20. Layanan Perkantoran
Terbayarnya gaji pegawai, tunjangan-tunjangan, honorarium
dan lembur dengan target sasaran 742 OB untuk belanja
pegawai. Penyelenggaraan operasional dan pemeliharaan
perkantoran juga tercapai dengan dilaksanakannya
pemeliharaan gedung dan halaman kantor, perbaikan
peralatan kantor, perawatan kendaraan roda dua dan empat,
langganan daya dan jasa dan belanja keperluan operasional
perkantoran selama 1 tahun.
-
20 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
21. Perlengkapan sarana gedung dan inventaris kantor
Kegiatan ini bertujuan menyediakan sarana gedung dan
fasilitas perkantoran guna mendukung kelancaran tugas dan
fungsi Balai berupa pengadaan meubeleir. Untuk mendukung
pelaksanaan pengujian mutu benih di laboratorium dan
kegiatan-kegiatan di Balai Besar PPMB-TPH dilakukan
pengadaan kendaraan roda 4 sebanyak 2 unit; kendaraan
roda 2 sebanyak 12 unit; lemari arsip 5 unit; rak loker besi 4
pintu 2 unit; lemari loker besi 2 pintu 1 unit; filling kabinet 1
unit; meja penerima tamu 1 paket; filling kabinet arsip 7 unit;
personal komputer 2 unit; laptop 3 unit; proyektor 1 unit;
computer desktop 4 unit; notebook 6 unit; notebook
multimedia 1 unit; server 1 unit; printer laser 4 unit; printer
ink jet 4 unit; UPS 1 unit; sistem informasi manajemen
laboratorium 1 paket; televisi 3 unit; dan AC 6 unit.
22. Alat laboratorium
Kegiatan ini bertujuan menyediakan sarana gedung dan
fasilitas perkantoran guna mendukung kelancaran tugas dan
fungsi Balai Besar PPMB-TPH berupa pengadaan alat
laboratorium. Untuk mendukung dan menunjang
pelaksanaan pengujian mutu benih di laboratorium, maka
dilakukan pengadaan alat laboratorium sebanyak 13 unit
yang terdiri dari: Thermal Cycler 1 unit; power supply
elektroforesis 1 unit; analitycal balance 1 unit; refrigerator 1
unit; mill husker 5 unit; mikroskop stereo 2 unit; mikroskop
trinokuler 1 unit; dan grinder 1 unit.
23. Rehabilitasi dan renovasi gedung dan bangunan
Kegiatan ini bertujuan menyediakan sarana gedung dan
fasilitas perkantoran guna mendukung kelancaran tugas dan
fungsi Balai berupa pengadaan alat laboratorium. Untuk
-
Balai Besar PPMB - TPH 21
LAPORAN KINERJA
mendukung dan menunjang pelaksanaan kegiatan di Balai
Besar PPMB-TPH dilakukan rehabilitasi dan renovasi gedung
dan bangunan yaitu untuk rehabilitasi rumah kaca seluas 87
m2; renovasi gedung kultur jaringan 40 m2; renovasi ruang
laboratorium dan ruang kantor 290 m2; renovasi kamar
mandi 19 m2; renovasi aula dan ruang Kepala Balai Besar
136 m2; renovasi lantai laboratorium 125 m2; dan renovasi
ruang penyimpanan benih dan koleksi benih126 m2.
2.3. Perjanjian Kinerja Tahun 2019
Perjanjian Kinerja tahun 2019 merupakan bagian dari dokumen
yang diperjanjikan antara Kepala Balai Besar PPMB-TPH dengan
Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan merupakan dokumen
perjanjian kinerja selama satu tahun, khususnya dalam
mendukung program Direktorat Jenderal Tanaman Pangan yaitu
program peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman
pangan.
Selanjutnya Perjanjian Kinerja tahun 2019 ini dijabarkan lebih
lanjut ke dalam indikator kinerja sebagai acuan penilaian kinerja
masing-masing kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator Kinerja
Utama (IKU) Kepala Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019 berbeda
dengan tahun-tahun sebelumnya. IKU tahun 2019 telah dibahas
dengan pihak ketiga dalam rangka membuat indikator yang
SMART.
IKU Kepala Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019 diusahakan telah
selaras dan mendukung IKU Direktur Jenderal Tanaman Pangan
dengan sasaran program:
1. Meningkatkan kualitas layanan publik Ditjen Tanaman
Pangan
2. Terwujudnya akuntabilitas kinerja instansi pemerintah di
lingkungan Ditjen Tanaman Pangan
-
22 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
Berdasarkan sasaran program tersebut, sasaran kegiatan Kepala
Balai Besar PPMB-TPH menjadi sebagai berikut:
1. Meningkatnya kualitas layanan publik pengembangan
pengujian mutu benih tanaman pangan dan hortikultura
2. Meningkatnya pemanfaatan metode pengembangan
pengembangan pengujian mutu benih tanaman pangan dan
hortikultura
3. Meningkatnya akuntabilitas kinerja di lingkungan Balai Besar
PPMB-TPH
Dengan sasaran kegiatan tersebut, indikator kinerja Kepala Balai
Besar PPMB-TPH sebagai berikut:
1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai
Besar PPMB-TPH dengan target 3,28 pada Skala Likert
2. Rasio metode pengujian mutu benih yang dimanfaatkan
penggunaan dibanding total metode pengujian mutu benih
yang dihasilkan dengan target 100%
3. Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan Balai Besar
PPMB-TPH yang terjadi berulang dengan target 0
4. Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yangterjadi
berulang (5 aspek SAKIP sesuai PermenPAN RB Nomor 12
Tahun 2015) dengan target 0
-
Balai Besar PPMB - TPH
LAPORAN KINERJA
BAB 3
AKUNTABILITAS KINERJA
-
Balai Besar PPMB - TPH 23
LAPORAN KINERJA
AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Capaian Kinerja Organisasi
Berdasarkan PermenPAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang
Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka
capaian kinerja dianalisa dengan:
1. Membandingkan antara target dengan realisasi kinerja tahun
ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja
tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
dokumen perencanaan strategis organisasi;
4. Membandingkan realisasi kinerja tahun ini dengan standar
nasional (jika ada);
5. Analisa penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/
penurunan kinerja serta alternatif solusi yang telah
dilakukan;
6. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya;
7. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan
ataupun kegagalan pencapaian kinerja
Keberhasilan dan kegagalan setiap sasaran indikator yang
dinyatakan dalam persentase, dengan mengacu pada kriteria
ukuran keberhasilan yang digunakan oleh Kementerian
Pertanian, sebagai berikut: (1). Sangat berhasil apabila capaian
>100%, (2). Berhasil apabila capaian 80-100%, (3). Cukup
berhasil apabila capaian 60-80%, dan (4). Kurang berhasil
apabila capaian
-
24 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
Dari empat indikator kinerja Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019,
satu diantaranya dengan kategori capaian Sangat Berhasil
(capaian diatas 100%) yaitu Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
atas layanan publik Balai Besar PPMB-TPH. Sedangkan dua
indikator yaitu rasio metode pengujian mutu benih yang
dimanfaatkan pengguna dibanding total metode pengujian mutu
benih yang dihasilkan dan jumlah temuan Itjen atas
implementasi SAKIP yang terjadi berulang dengan kategori
Berhasil. Sementara satu indikator tidak ada penilaian.
Pengukuran pencapaian sasaran dan evaluasi akuntabilitasi
kinerja pada masing-masing kegiatan sebagaimana terlihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Capaian Indikator Kinerja Tahun 2019
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi%
CapaianKategori Keterangan
1 Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM) atas layanan publik Balai
Besar PPMB-TPH
Skala Likert 3,28 3,63 110,67 Sangat
Berhasil
2 Rasio metode pengujian mutu
benih yang dimanfaatkan
pengguna dibanding total metode
pengujian mutu benih yang
dihasilkan
% 100 100 100 Berhasil
3 Jumlah temuan BPK atas
pengelolaan keuangan Balai
Besar PPMB-TPH yang terjadi
berulang
Temuan 0 0 - - BBPPMB-TPH tidak
menjadi sampel pada
saat BPK melakukan
pemeriksaan
laporan keuangan
Ditjen Tanaman
Pangan tahun 2019
4 Jumlah temuan Itjen atas
implementasi SAKIP yang terjadi
berulang (5 aspek SAKIP sesuai
PermenPAN RB Nomor 12 Tahun
2015)
Temuan 0 0 100 Berhasil
1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai
Besar PPMB-TPH mencapai nilai 3,61 atau 110,06% dari
target 3,28, dengan kategori Sangat Berhasil.
-
Balai Besar PPMB - TPH 25
LAPORAN KINERJA
2. Rasio metode pengujian mutu benih yang dimanfaatkan
pengguna dibanding total metode pengujian mutu benih yang
dihasilkan dengan hasil pengukuran atas 10 metode yang
dihasilkan sebelumnya dimanfaatkan oleh 16 provinsi dengan
capaian 100% dengan kategori Berhasil.
3. Jumlah temuan BPK atas pengelolaan keuangan Balai Besar
PPMB-TPH yang terjadi berulang, dengan target 0, namun
realisasinya tidak dapat diukur karena Balai Besar PPMB-
TPH tidak menjadi sampel pada saat BPK melakukan
pemeriksaan ke Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.
4. Jumlah temuan Itjen atas implementasi SAKIP yang terjadi
berulang (5 aspek SAKIP sesuai PermenPAN RB Nomor 12
Tahun 2015) dengan target 0 dan realisasi 0 (100%) dengan
kategori Berhasil, karena tidak ada temuan yang berulang
dari hasil evaluasi SAKIP oleh tim Itjen.
3.2. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja
Evaluasi dan analisis capaian kinerja Balai Besar PPMB-TPH
adalah sebagai berikut:
3.2.1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) atas layanan publik Balai Besar PPMB-TPH
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) merupakan salah satu tolok
ukur penilaian masyarakat terhadap kepuasan layanan Balai
Besar PPMB-TPH. Metode yang digunakan dalam penilaian IKM
adalah melalui metode survei terhadap pelanggan/customer dan
penerima manfaat. Pengukuran IKM berpedoman pada Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.080/4/2018
tentang Pedoman Survei Kepuasan Masyarakat Unit Kerja
Pelayanan Publik lingkup Kementerian Pertanian.
Sesuai Permentan, unsur survei pelayanan masyarakat ada
sembilan unsur, yaitu: persyaratan pelayanan, prosedur
-
26 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
pelayanan, kecepatan waktu dalam memberikan pelayanan,
kewajaran biaya/tarif dalam pelayanan, keseuaiaan produk
pelayanan, kemampuan petugas pelayanan, kesopanan dan
keramahan petugas, penanganan pengaduan pengguna layanan,
dan kualitas sarana dan prasarana.
Survei kepuasaan masyarakat dilaksanakan dengan mengisi
kuisioner oleh semua pelanggan/costumer yang memanfaatkan
pelayanan Balai Besar PPMB-TPH secara online melalui
ikm.pertanian.go.id. Rekapitulasi dan pelaporannya
dilaksanakan setiap semester yaitu periode Januari-Juni dan
Juli-Desember. Dengan demikian dapat diketahui tingkat
kepuasan masyarakat secara berkala dan juga sebagai bahan
untuk menetapkan kebijakan dalam peningkatan kualitas
pelayanan publik dimasa mendatang.
Pengukuran IKM menggunakan Skala Likert, dimana setiap
pertanyaan survei masing-masing unsur diberi nilai. Nilai
dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata tertimbang dari
masing-masing unsur pelayanan. Setiap unsur pelayanan
memiliki penimbang yang sama dengan rumus sebagai berikut:
Untuk memperoleh nilai IKM, digunakan pendekatan nilai rata-
rata tertimbang dengan rumus:
Untuk memudahkan interpretasi terhadap penilaian IKM yaitu
antara 25-100, maka hasil penilaian tersebut diatas
dikonversikan dengan nilai dasar 25, dengan rumus:
IKM unit pelayanan x 25
-
Balai Besar PPMB - TPH 27
LAPORAN KINERJA
Adapun kriteria hasil penilaian terhadap unsur pelayanan
tersebut sebagai berikut:
Tabel 2. Interprestasi Hasil Pengukuran IKM
Nilai Nilai Interval Nilai Interval Mutu Kinerja Unit
Persepsi IKM Konversi IKM Pelayanan Pelayanan
1 1,00-2,5996 25,00-64,99 D Tidak Baik
2 2,60-3,064 65,00-76,60 C Kurang Baik
3 3,0644-3,532 76,61-88,30 B Baik
4 3,532-4,00 88,31-100,00 A Sangat Baik
Pada tahun 2019 telah dilaksanakan survei kepuasan
masyarakat terhadap pelanggan yang memanfaatkan jasa atau
pelayanan Balai Besar PPMB-TPH, antara lain pelayanan
pengujian mutu benih, bimbingan teknis, inhouse training,
magang, dan lain-lain. Survei dilaksanakan sepanjang tahun
setiap bulan, namun dilaporkan ke Sekretariat Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan sebanyak dua kali yaitu periode
semester 1 (Januari-Juni 2019) dan semester 2 (Juli-Desember
2019). Rekapitulasi hasil survei kepuasan masyarakat dari
Januari-Desember 2019 84 orang diperoleh nilai IKM Balai Besar
PPMB-TPH tahun 2019 sebesar 3,63, dikonversi menjadi 90,76
dengan kriteria Sangat Baik.
Capaian IKM tahun 2019 sebesar 3,63 mencapai 110,67%
dibandingkan target yang juga merupakan target akhir RPJMN
2015-2019. Demikian juga bila dibandingkan terhadap capaian
tahun 2018 meningkat 0,09 atau 2,54% dan meningkat 0,42
(13,08%) terhadap rerata capaian IKM periode 2014-2018.
Capaian IKM tahun 2019 tidak dapat dibandingkan dengan
standar nasional, karena belum ada standarnya.
-
28 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
Tabel 3. Capaian IKM Tahun 2014-2019
2014 2015 2016 2017 2018 Rerata
IKM 3,16 3,16 3,23 3,26 3,54 3,21 3,63
Tahun2019
Tabel 4. Perbandingan Capaian IKM Tahun 2019
Rerata Capaian Target Capaian
2014-2018 2018 2019 2019
IKM 3,21 3,54 3,28 3,63
% Capaian
2019 thd 113,08 102,54 110,67
Peningkatan nilai IKM tahun 2019 ini disebabkan karena
peningkatan pelayanan yang diberikan oleh Balai Besar PPMB-
TPH sehingga tingkat kepuasan pelanggan/costumer cukup
tinggi bagi. Atas unsur pelayanan terendah tahun 2018
dilakukan tindaklanjut dan perbaikan. Unsur pelayanan tersebut
antara lain: prosedur layanan, produk layanan, dan penanganan
saran dan keluhan pengaduan.
Tindak lanjut yang telah dilakukan antara lain:
1. Merevisi SOP pelayanan dan mensosialisasikannya terhadap
petugas yang melaksanakan pelayanan;
2. Mensosialisasikan bahwa Balai Besar PPMB-TPH telah bisa
menerbitkan Blue certificate;
3. Untuk memudahkan pelanggan/costumer menyampaikan
keluhan atau pengaduan, maka kotak pengaduan diletakkan
di tempat yang mudah terlihat dan menyediakan form
pengaduan pada website Balai Besar PPMB-TPH. Selanjutnya
percepatan penanganan pengaduan melalui WhatsApp atau
media lainnya.
Pelayanan yang diberikan berpedoman pada Standar Pelayanan
Publik yang salah satunya pada pelayanan pengujian mutu
benih. Disamping pelayanan pengujian, pelayanan lainnya yang
-
Balai Besar PPMB - TPH 29
LAPORAN KINERJA
diberikan Balai Besar PPMB-TPH antara lain penyelenggaraan uji
profisiensi, fasilitasi sistem manajemen mutu laboratorium,
bimbingan teknis, pendampingan magang dan lainnya.
Dalam memberikan pelayanan publik kepada masyarakat, Balai
Besar PPMB-TPH mengikuti standar pelayanan publik yang
ditetapkan oleh Kepala Balai Besar PPMB-TPH yang telah
diperbaharui Nomor 194.KP.430/C.3/4/2019 tentang Penetapan
Standar Pelayanan Publik pada Jenis Pelayanan Pengujian Mutu
Benih Laboratorium, Uji Profisiensi, dan Bimbingan Teknis.
Secara kelembagaan, laboratorium penguji benih Balai Besar
PPMB-TPH mendapatkan akreditasi baik nasional maupun
internasional, yang meliputi:
1. Laboratorium penguji benih diakreditasi oleh International
Seed Testing Association (ISTA)
2. Laboratorium penguji benih diakreditasi oleh Komite
Akreditasi Nasional berdasarkan SNI ISO/IEC 17025:2008
(sekarang ISO/IEC 17025:2017)
3. Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi diakreditasi oleh
Komite Akreditasi Nasional berdasarkan ISO/IEC 17043:2010
4. Sertifikasi pelayanan publik Balai Besar PPMB-TPH
berdasarkan ISO 9001:2015
Disamping itu, Balai Besar PPMB-TPH selalu meningkatkan
kompetensi petugas pelaksana pelayanan melalui bimbingan
teknis, pelatihan, inhouse training, dan lain-lain.
Dalam mendukung pencapaian indikator IKM atas layanan
publik Balai Besar PPMB-TPH, Balai Besar PPMB-TPH
melaksanakan kegiatan-kegiatan antara lain sebagai berikut:
1. Penguatan Laboratorium Pengujian Benih
Kegiatan penguatan laboratorium penguji benih merupakan
kegiatan penerapan sistem manajemen mutu laboratorium
-
30 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
Balai Besar PPMB-TPH untuk memelihara dan meningkatkan
kompetensi laboratorium dengan menerapkan sistem
manajemen mutu berdasarkan ISO/IEC 17025:2017. Dalam
rangka memelihara status akreditasi yang diberikan oleh
KAN, kegiatan laboratorium Balai Besar PPMB-TPH pada
tahun 2019 meliputi: (1) audit internal serta tindakan
perbaikannya; (2) survailen II dan tindakan perbaikan; dan
(3) sosialisasi dokumen sistem manajemen mutu. Realisasi
fisik kegiatan mencapai 100%, sedangkan realisasi keuangan
99,90%.
2. Pelayanan Pengujian Mutu Benih
Kegiatan pelayanan pengujian di Laboratorium Balai Besar
PPMB-TPH mencakup kegiatan pengujian internal dan
eksternal. Pengujian internal dilakukan untuk mendukung
kegiatan uji profisiensi, uji petik mutu benih yang beredar,
pemeliharaan ruang lingkup akreditasi serta pemeliharaan
kompetensi alat serta analis, sedangkan pengujian eksternal
merupakan permintaan pengujian dari pelanggan (customer).
Dalam pelaksanaan kegiatan Pelayanan pengujian didukung
oleh delapan laboratorium yaitu; Laboratorium Fisika,
Laboratorium Biologi, Laboratorium Elektroforesis,
Laboratorium Cendawan, Laboratorium Bakteri,
Laboratorium Virus, Laboratorium Nematoda, serta
Laboratorium Kultur Jaringan.
Ruang lingkup pelayanan pengujian adalah uji eksternal yang
meliputi uji servis untuk sertifikat ISTA, uji banding, uji
profisiensi dari customer luar Balai Besar PPMB-TPH dan uji
internal yang meliputi pemeliharaan ruang lingkup pengujian
terakreditasi, uji banding unjuk kerja laboratorium/analis,
pengecekan/kalibrasi alat untuk pengukuran.
-
Balai Besar PPMB - TPH 31
LAPORAN KINERJA
Target pada tahun 2019 sebanyak 1.000 sampel, realisasi
pengujian sampai akhir tahun 2019 sebanyak 1.589 sampel
atau 158,90% dari target, dengan realisasi keuangan
mencapai 99,89%. Jumlah contoh benih yang masuk berasal
dari pemeliharaan ruang lingkup sebanyak 696 sampel, uji
profisiensi Balai Besar PPMB-TPH 632 sampel, dan uji servis
141 sampel. Realisasi jumlah sampel yang diuji mengalami
peningkatan dibandingkan dengan tahun 2018 yang hanya
1.295 sampel.
Gambar 1. Pengujian Mutu Benih (Salah Satu Pelayanan Balai Besar
PPMB-TPH)
3. Laboratorium Penyelenggara Uji Profisiensi (PUP)
PUP Balai Besar PPMB-TPH adalah penyelenggara uji
profisiensi bagi laboratorium penguji benih tanaman pangan
dan hortikultura. Balai Besar PPMB-TPH merupakan PUP
yang terakreditasi oleh KAN dengan ruang lingkup meliputi
benih tanaman pangan dan hortikultura dengan parameter
penetapan kadar air, analisis kemurnian, pengujian daya
berkecambah dan penetapan berat 1.000 butir serta
kesehatan benih (Cendawan terbawa benih Cabai).
Tujuan dari kegiatan PUP dalam penguatan kelembagaan ini
adalah pemeliharaan status akreditasi yang diberikan oleh
-
32 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
KAN dan penyelenggaraan uji profisiensi untuk menilai
kinerja laboratorium penguji benih di Indonesia.
Dalam rangka pemeliharaan status akreditasi, beberapa
kegiatan terkait PUP selama tahun 2019 antara lain: (1) audit
kecukupan serta tindakan perbaikannya; (2) audit internal
dan tindakan perbaikan; (3) asesmen reakreditasi dan
tindakan perbaikan; (4) revisi dokumen sistem mutu; dan (5)
kaji ulang manajemen. Realisasi fisik kegiatan mencapai
100%, sedangkan realisasi keuangan 99,85%.
4. Penyelenggaraan Uji Profisiensi
Tujuan dari kegiatan penyelenggaraan uji profisiensi adalah
untuk menilai unjuk kerja laboratorium penguji benih yang
berpartisipasi pada kegiatan uji profisiensi tahun 2019.
Peserta uji profisiensi berasal dari laboratorium yang telah
diakreditasi oleh KAN maupun yang belum terakreditasi.
Kegiatan ini merupakan salah satu monitoring jaminan mutu
hasil pengujian yang dilakukan oleh laboratorium peserta.
Sasaran yang hendak dicapai yaitu penyelenggaraan kegiatan
uji profisiensi yang diikuti oleh 35 laboratorium pengujian
benih di Indonesia.
Peserta uji profisiensi adalah laboratorium BPSBTPH dengan
ruang lingkup pengujian benih tanaman pangan dan
hortikultura serta laboratorium instansi lain atau
laboratorium perusahaan swasta. Jumlah peserta uji
profisiensi tahun 2019 sebanyak 58 peserta laboratorium.
Komoditas yang diuji tahun 2019 adalah jagung (Zea mays)
dan bayam (Amaranthus sp.). Parameter yang diuji meliputi
penetapan kadar air (KA), analisis kemurnian (KM), dan daya
berkecambah (DB). Peserta yang mengikuti uji profisiensi
-
Balai Besar PPMB - TPH 33
LAPORAN KINERJA
sebanyak 58 peserta, terdiri dari 53 peserta benih jagung dan
41 peserta benih bayam.
Realisasi fisik kegiatan uji profisiensi mencapai 165,71%,
sedangkan realisasi keuangan 99,90%. Hasil evaluasi unjuk
kerja peserta uji profisiensi sebagai berikut:
a. Hasil uji homogenitas benih jagung dan bayam
menunjukkan tidak signifikan heterogen, yang berarti
contoh uji yang dikirimkan ke peserta adalah homogen.
b. Hasil uji stabilitas benih jagung dan bayam menunjukkan
hasil yang stabil.
c. Semua peserta menyampaikan hasil uji, namun masih
ditemukan laboratorium yang kurang cermat dan teliti
dalam perhitungan, penulisan pelaporan dan penulisan
kode bahan uji.
d. Peserta yang mendapat nilai A (sangat memuaskan) dan B
(memuaskan) pada bahan uji benih jagung untuk
penetapan kadar air sebanyak 64%, analisis kemurnian
86%, dan daya berkecambah 76%.
e. Sedangkan pada bahan uji benih bayam perserta yang
memperoleh nilai A dan B untuk penetapan kadar air
sebanyak 39%, analisis kemurnian 73%, dan daya
berkecambah 78%.
Gambar 2. Penyelenggaraan Uji Profisiensi
-
34 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
5. Fasilitasi Penerapan Sistem Manajemen Mutu Laboratorium
Penerapan sistem manajemen mutu laboratorium bertujuan
untuk menciptakan laboratorium penguji benih yang sesuai
standar dan membantu laboratorium penguji benih dalam
menerapkan sistem manajemen laboratorium berdasarkan
SNI ISO/IEC 17025:2017. Penerapan sistem manajemen
mutu mengacu pada SNI ISO/IEC 17025:2017 yang
merupakan persyaratan umum kompetensi laboratorium
pengujian dan laboratorium kalibrasi. Laboratorium yang
menerapkan sistem manajemen mutu secara efektif akan
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaksanaan tugas
sehari-hari. Penilaian dan pengakuan kompetensi
laboratorium dilakukan oleh Komite Akreditasi Nasional
(KAN) melalui program akreditasi laboratorium.
Laboratorium yang terakreditasi berarti memiliki kompetensi
minimal sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2017.
Sertifikat hasil uji yang dikeluarkan oleh laboratorium
terakreditasi dijamin mutunya, artinya hasil uji yang tertera
dalam sertifikat itu akurat sesuai dengan kondisi sampel
yang diuji dan datanya dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah dan secara hukum. Penggunaan benih bermutu tinggi
yang dijamin dengan sertifikat hasil uji dari laboratorium
yang terakreditasi akan dapat meningkatkan penggunaan
benih secara lebih rasional.
Balai Besar PPMB-TPH memberikan bimbingan teknis
penerapan sistem manajemen mutu laboratorium kepada
laboratorium yang melaksanakan tugas dan fungsi
pengawasan dan sertifikasi benih. Bimbingan teknis
diberikan melalui kegiatan fasilitasi penerapan sistem
manajemen mutu laboratorium.
-
Balai Besar PPMB - TPH 35
LAPORAN KINERJA
Sasaran kegiatan penerapan sistem manajemen mutu
laboratorium sebanyak delapan laboratorium penguji benih
yaitu UPT BPSBTPH Provinsi Sumatera Utara, UPTD PSMB
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, UPTD BPSBTPH
Provinsi Sumatera Selatan, UPTD BPSBTPH Provinsi Bali,
UPTD PSBTPH Provinsi Kalimantan Timur, UPT PMSBPTPH
Provinsi Sulawesi Tengah, BP2STP Provinsi Maluku Utara,
dan BPSBTPH Provinsi Papua.
Realisasi fisik kegiatan telah mencapai 100%, demikian juga
realisasi keuangan 100,00%. Secara umum, tahapan kegiatan
penerapan sistem manajemen mutu adalah sebagai berikut:
a. Sosialisasi SNI ISO/IEC 17025:2017, ISTA Rules dan
peraturan-peraturan terkait lainnya seperti Permentan,
ketentuan akreditasi, uji profisiensi, dan lain sebagainya
b. Bimbingan teknis penyusunan dokumen sistem mutu
c. Bimbingan teknis penerapan sistem mutu ISO/IEC
17025:2017 dan teknis pengujian mutu benih
d. Bimbingan teknis proses akreditasi
e. Pemantauan penerapan sistem mutu
Rincian kegiatan penerapan sistem manajemen mutu pada
delapan laboratorium UPTD BPSBTPH sebagai berikut:
a. Provinsi Sumut: (1) bimbingan teknis penerapan sistem
mutu ISO/IEC 17025:2017 dan teknis pengujian mutu
benih; dan (2) bimbingan teknis proses akreditasi.
Laboratorium UPT BPSBTPH Provinsi Sumatera Utara
sedang dalam tahap menyelesaikan tindakan perbaikan
hasil asesmen.
b. Provinsi Kep. Babel: (1) bimbingan teknis penerapan
sistem mutu ISO/IEC 17025:2017 dan teknis pengujian
mutu benih; dan (2) bimbingan teknis proses akreditasi
-
36 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
(pendaftaran permohonan akreditasi ke Komite Akreditasi
secara online melalui KANMIS). UPTD PSMB Provinsi Kep.
Babel sedang proses pendaftaran dan melengkapi
dokumen di KANMIS.
c. Provinsi Sumsel: (1) Bimbingan teknis penyusunan
dokumen sistem mutu (berdasarkan ISO/IEC
17025:2017); (2) bimbingan teknis penerapan sistem
mutu dan teknis pengujian; dan (3) bimbingan teknis
proses akreditasi. UPTD BPSBTPH Provinsi Sumsel
sedang penyusunan draf dokumen sistem mutu
berdasarkan ISO/IEC 17025:2017 dan dokumen lain
untuk persiapan pengajuan permohonan akreditasi ke
Komite Akreditasi Nasional.
d. Provinsi Bali: (1) bimbingan teknis penerapan sistem
mutu ISO/IEC 17025:2017 dan teknis pengujian mutu
benih; dan (2) bimbingan teknis proses akreditasi
(tindakan perbaikan terhadap temuan hasil asesmen).
Tindakan perbaikan temuan ketidaksesuaian asesmen
lapang telah dinyatakan memenuhi oleh Asesor Komite
Akreditasi Nasional, menunggu keputusan akreditasi dari
KAN.
e. Provinsi Kaltim: (1) bimbingan teknis penerapan sistem
mutu ISO/IEC 17025:2017 dan teknis pengujian mutu
benih; dan (2) bimbingan teknis proses akreditasi
(tindakan perbaikan terhadap temuan hasil asesmen).
Tindakan perbaikan temuan ketidaksesuaian asesmen
lapang telah dinyatakan memenuhi oleh Asesor Komite
Akreditasi Nasional, menunggu keputusan akreditasi dari
KAN.
-
Balai Besar PPMB - TPH 37
LAPORAN KINERJA
f. Provinsi Sulteng: (1) sosialisasi 17025:2017, ISTA Rules
dan aturan lain; (2) bimbingan teknis penyusunan
dokumen sistem mutu (berdasarkan ISO/IEC
17025:2017); (3) bimbingan teknis penerapan sistem
mutu ISO/IEC 17025:2017 dan teknis pengujian mutu
benih; dan (4) bimbingan teknis proses akreditasi. UPT
PMSBPTPH Provinsi Sulawesi Tengah sedang menyusun
draf dokumen sistem mutu berdasarkan ISO/IEC
17025:2017 dan melengkapi persyaratan dalam
penerapan sistem manajemen mutu.
g. Provinsi Malut: (1) sosialisasi 17025:2017, ISTA Rules dan
aturan lain; (2) bimbingan teknis penyusunan dokumen
sistem mutu (berdasarkan ISO/IEC 17025:2017); (3)
bimbingan teknis penerapan sistem mutu ISO/IEC
17025:2017 dan teknis pengujian mutu benih; dan (4)
bimbingan teknis proses akreditasi. BP2STP Provinsi
Maluku Utara sedang menyusun draf dokumen sistem
mutu berdasarkan ISO/IEC 17025:2017 dan melengkapi
persyaratan dalam penerapan sistem manajemen mutu.
h. Provinsi Papua: (1) sosialisasi 17025:2017, ISTA Rules
dan aturan lain; (2) bimbingan teknis penyusunan
dokumen sistem mutu (berdasarkan ISO/IEC
17025:2017); dan (3) bimbingan teknis penerapan sistem
mutu ISO/IEC 17025:2017 dan teknis pengujian mutu
benih. BPSBTPH Provinsi Papua sedang menyusun draf
dokumen sistem mutu berdasarkan ISO/IEC 17025:2017
dan melengkapi persyaratan dalam penerapan sistem
manajemen mutu.
-
38 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
Gambar 3. Bimbingan Teknis Penerapan Sistem Manajemen Mutu
Laboratorium di BPSB
Selain itu, Balai Besar PPMB-TPH juga memfasilitasi
beberapa laboratorium provinsi lain dalam proses
penerapan sistem manajemen mutu, penyelesaian
tindakan perbaikan baik hasil asesmen ataupun
survailen, dan pengajuan permohonan akreditasi ke
Komite Akreditasi Nasional. Beberapa laboratorium
tersebut adalah BPSBTPH Provinsi Sulawesi Barat dan
BPSB Yogyakarta.
6. Sertifikasi Pelayanan Publik
Dalam fungsi layanan ada dua hal yang sangat penting
diperhatikan yaitu tugas/pekerjaan itu sendiri yang harus
selesai sesuai syarat dan ketentuan yang ada, dan proses
penyelesaian dalam bentuk layanan yang memuaskan bagi
orang yang menerima layanan. Informasi yang ditemukan
secara langsung sering kali mengungkapkan berbagai
kelemahan pelayanan pemerintah yang mencerminkan
ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan tersebut.
Untuk itu, salah satu usaha yang dilakukan Balai Besar
PPMB-TPH yaitu melakukan sertifikasi pelayanan publik
dengan menerapkan SNI ISO/IEC 9001:2015. Balai Besar
PPMBTPH telah disertifikasi pelayanan publik oleh PT
Sucofindo pada tahun 2014. Target dari sertifikasi pelayanan
-
Balai Besar PPMB - TPH 39
LAPORAN KINERJA
publik yaitu tetap disertifikasinya pelayanan publik Balai
Besar PPMB-TPH oleh PT. Sucofindo.
Kegiatan yang dilaksanakan selama tahun 2019 yaitu: (1)
audit internal pelayanan publik sesuai SNI ISO 9001:2015;
(2) revisi Keputusan Kepala Balai Besar PPMB-TPH tentang
pelayanan publik pada jenis pelayanan pengujian mutu benih
laboratorium, uji profisiensi, dan bimbingan teknis; (3)
tinjauan manajemen; dan (4) surveilen oleh PT. Sucofindo.
Realisasi fisik kegiatan mencapai 100%, sedangkan realisasi
keuangan 99,82%.
7. Bimbingan Teknis
Realisasi peserta bimbingan teknis mencapai 120 orang
104,35% dari target 115 orang dan serapan anggaran
99,85%. Beberapa kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka
bimbingan teknis antara lain:
a. Inhouse Training Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) Benih Padi
Semakin pesatnya perkembangan ilmu bioteknologi, maka
penting juga bagi Pengawas Benih Tanaman (PBT)
terutama di Balai Besar PPMB-TPH untuk memahami dan
mempelajarinya. Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan
Inhouse Training Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) Benih Padi
untuk meingkatkan pemahaman PBT dalam
mengaplikasikan ilmu bioteknologi baik secara teori
maupun praktikal di laboratorium.
Inhouse training dilaksanakan pada tanggal 18-20
Februari 2019 di Balai Besar PPMB-TPH. Peserta terdiri
dari PBT Balai Besar PPMB-TPH sebanyak 25 orang.
Narasumber berasal dari Balai Besar Penelitian
Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (BB
Biogen) Badan Litbang Pertanian. Dari hasil penilaian
-
40 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
dapat disimpulkan tingkat pemahaman peserta dalam
penerimaan materi dari narasumber semakin tinggi.
b. Bimbingan Teknis Petugas Pengambil Contoh (PPC) dan
Analis Laboratorium
Dalam mendukung kegiatan pengujian di laboratorium
diperlukan Pengawas Benih Tanaman/Analis
Laboratorium yang mampu melaksanakan pengujian
dengan hasil yang akurat dan dapat
dipertanggungjawabkan Untuk itu, Balai Besar PPMB-
TPH menyelenggarakan bimbingan teknis bagi Petugas
Pengambil Contoh (PPC) dan analis laboratorium pada
tanggal 22-26 April 2019 di Hotel Salak, Bogor. Peserta
bimbingan teknis sebanyak 33 orang PPC dan 32 analis
laboratorium dari 32 provinsi.
Narasumber berasal dari Direktorat Perbenihan Ditjen
Tanaman Pangan, IPB, Balai Kalibrasi Kementerian
Perdagangan, dan Balai Besar PPMB-TPH. Hasil pre test
dan post test memperlihatkan peningkatan nilai yang
cukup signifikan yang mengindikasikan tingkat
pemahaman para peserta cukup tinggi.
c. Pelatihan SNI/IEC 17024:2012 Lembaga Sertifikasi
Personel (LSP)
Seiring dengan semakin kompetitifnya persaingan pasar
global, sangat penting bagi Pengawas Benih Tanaman
(PBT) memiliki sertifikat kompetensi sehingga dapat
bersaing di pasar global. Balai Besar PPMB-TPH sudah
selayaknya menjadi Lembaga Sertifikasi Personel (LSP)
sehingga PBT dapat memiliki sertifikat kompetensi
sehingga hasil kerja PBT tidak diragukan.
-
Balai Besar PPMB - TPH 41
LAPORAN KINERJA
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Balai Besar
PPMB-TPH melaksanakan pelatihan SNI/IEC 17024:2012
LSP dengan narasumber dari BSN. Tujuan pelatihan ini
antara lain:
a. Memberikan pembekalan pengetahuan dasar tentang
prinsip dan prosedur penyiapan langkah-langkah yang
akan dilakukan dalam pembentukan LSP.
b. Meningkatkan pemahaman dan kemampuan dalam
penyusunan dokumen sistem mutu SNI/IEC
17024:2012.
Peserta terdiri dari pejabat Eselon III dan IV, PBT, dan staf
lingkup Balai Besar PPMB-TPH sebanyak 30 orang.
Meskipun peserta telah memahami tentang SNI/IEC
17024:2012, namun dari tugas dan fungsi Balai Besar
PPMB-TPH belum mendukung untuk menjadi LSP. Untuk
itu perlu diusulkan perubahan tugas dan fungsi dalam
mendukung Balai Besar PPMB-TPH menjadi sebuah LSP.
Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Untuk IKM atas
layanan publik Balai Besar PPMB-TPH
Analisis efisiensi pengunaan sumber daya dilakukan dengan
menghitung penghematan anggaran dalam mencapai output
kegiatan. Menurut Peraturan Menteri Keuangan Nomor 214
Tahun 2017, pengukuran efisiensi dilakukan dengan
membandingkan penjumlahan dari selisih antara perkalian pagu
anggaran keluaran dan realisasi anggaran keluaran dengan
capaian keluaran dan realisasi anggaran keluaran dengan
penjumlahan dari perkalian pagu anggaran keluaran dengan
capaian keluaran. Rumus untuk pengukuran tersebut adalah:
-
42 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
Keterangan : E : Efisiensi
PAKi : Pagu Anggaran Keluaran i RAKi : Realisasi Anggaran Keluaran i
CKi : Capaian keluaran i
Tabel 5. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumberdaya Untuk IKM atas layanan publik Balai Besar PPMB-TPH
Efisiensi
Target Realisasi Pagu Realisasi (%)
1 Penguatan Laboratorium
Pengujian Benih
Sertifikasi 1 1 77.650.000 77.572.500 0,10
2 Pelayanan Pengujian Mutu
Benih
Sampel 1.000 1.589 170.600.000 170.413.000 37,14
3 Laboratorium Penyelenggara
Uji Profisiensi (PUP)
Sertifikasi 1 1 68.975.000 68.868.264 0,15
4 Penyelenggaraan Uji
Profisiensi
Laboratorium 35 58 176.725.000 176.543.890 39,72
5 Fasilitasi Penerapan Sistem
Manajemen Mutu
Laboratorium
Laboratorium 8 8 180.950.000 180.945.862 0,00
6 Sertifikasi Pelayanan Publik Sertifikasi 1 1 35.400.000 35.336.000 0,18
7 Bimbingan Teknis Orang 115 120 500.080.000 499.318.990 4,31
11,66 Rata-rata
No Kegiatan SatuanFisik Keuangan (Rp)
Efisiensi rata-rata penggunaan sumberdaya untuk IKM atas
layanan publik Balai Besar PPMB-TPH tahun 2019 sebesar
11,66%. Hal ini menunjukkan bahwa Balai Besar PPMB-TPH
dapat melakukan efisiensi penggunaan anggaran untuk
mencapai indikator kinerja IKM yang ditetapkan.
Efisiensi tertinggi dicapai pada komponen penyelenggaraan uji
efisiensi yang mencapai 39,72%, karena realisasi fisiknya jauh
melebihi target. Hal ini dikarenakan antusias peserta untuk
mengikuti uji profisiensi yang diselenggarakan Balai Besar
PPMB-TPH. Demikian juga dengan pelayanan pengujian dengan
nilai efisiensi 37,14%, yang realisasi outputnya mencapai
158,90% dari target.
-
Balai Besar PPMB - TPH 43
LAPORAN KINERJA
3.2.2. Rasio metode pengujian mutu benih yang dimanfaatkan pengguna dibanding total metode pengujian mutu benih
yang dihasilkan
Pengembangan metode pengujian mutu benih merupakan
kegiatan utama Balai Besar PPMB-TPH. Dengan adanya
pengembangan metode ini diharapkan dapat membantu
memecahkan permasalahan dalam bidang pengujian, sertifikasi
dan pengawasan peredaran benih sehingga petani akan
menggunakan benih bermutu dan bersertifikat, yang akhirnya
akan mendukung pada peningkatan produksi.
Pengembangan metode pengujian mutu benih yang dilaksanakan
oleh Balai Besar PPMB-TPH berpedoman pada ISTA Rules,
selanjutnya dikembangkan, divalidasi, dan diverifikasi di
laboratorium Balai Besar PPMB-TPH sendiri dan BPSB di daerah.
Dengan demikian metode yang dikembangkan tidak semua dapat
dimanfaatkan dalam tahun yang sama, kadang membutuhkan
waktu dua sampai tiga tahun agar dapat dimanfaatkan dalam
pengujian mutu benih.
Pengukuran indikator kinerja rasio metode pengujian mutu benih
yang dimanfaatkan penggunaan dibanding total metode
pengujian mutu benih yang dihasilkan dilakukan dengan
menyebarkan kuesioner ke BPSB tentang pemanfaatan metode
pengujian mutu benih yang telah dilaksanakan oleh Balai Besar
PPMB-TPH. Adapun metode yang dimanfaatkan merupakan
sepuluh metode yang dihasil sejak tahun 2016-2019, dengan
rincian satu metode tahun 2019, tiga metode tahun 2018, dan
sisanya enam metode tahun 2016-2017. Adapun BPSB yang
dipilih untuk mengisi kuisioner pemanfaatan metode sebanyak
16 BPSB (50% dari keseluruhan BPSB se-Indonesia).
Capaian indikator kinerja rasio metode pengujian mutu benih
yang dimanfaatkan penggunaan dibanding total metode
-
44 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
pengujian mutu benih yang dihasilkan sebesar 100% dengan
kategori Berhasil. Ini berarti semua metode yang dihasilkan (10
metode) semua dimanfaatkan oleh laboratorium BPSB di daerah.
Capaian ini sama dengan pemanfaatan metode pada tahun 2018.
Sepuluh metode pengujian mutu benih yang dihasilkan yang
dimanfaatkan oleh laboratorium BPSB, yaitu:
1. Beberapa jenis trier hasil validasi metode yang dapat
digunakan untuk pengambilan contoh benih padi
Pengembangan metode ini memperoleh beberapa jenis trier
(alat pengambil contoh benih) yang dapat digunakan oleh
Petugas Pengambil Contoh (PPC) sebagai alternatif apabila
trier yang direkomendasikan ISTA tidak tersedia benih.
Sehingga contoh benih yang diperoleh sesuai dengan
parameter pengujian/analisis dan mewakili kelompok benih
yang akan diuji.
2. Penetapan kadar air benih kedelai secara cepat selama 1 jam
menggunakan suhu 130-133oC
Metode ini dilaksanakan dalam rangka pengujian kadar air
benih kedelai secara cepat dengan menggunakan suhu tinggi
130-133oC, 1 jam dapat menggantikan penetapan kadar air
dengan metode oven suhu rendah (103ºC, 17 jam).
3. Penetapan kadar air benih kacang tanah secara cepat selama
1 jam menggunakan suhu 130-133oC dengan keseragaman
pemotongan
Sama dengan pengujian kadar air kedelai secara cepat,
metode ini juga untuk menentukan kadar air pada benih
kacang tanah secara cepat dengan metode oven suhu tinggi
130-133oC dalam waktu 1 jam dan keseragaman
pemotongan.
-
Balai Besar PPMB - TPH 45
LAPORAN KINERJA
4. Kalibrasi internal moisture meter dengan metode acuan (oven)
Penetapan kadar air menggunakan moisture meter dapat
mempercepat pengujian penetapan kadar air dengan hasil uji
yang valid, sehingga dapat mempercepat pengujian penetapan
kadar air. Namun laboratorium perlu melakukan kalibrasi
moisture meter dengan metode acuan (oven) secara berkala
untuk menjaga validitas alat.
5. Analisis kemurnian kacang tanah dengan contoh kerja
berbentuk polong menggunakan Pure Seed Definition Number
(PSDN) 21
Analisis kemurnian benih kacang tanah dengan PSD 21
(Polong) dapat menggantikan analisis kemurnian kacang
tanah dengan PSD 11 (Clean Seed). Penggunaan PSD 21 ini
memudahkan analisis kemurnian kacang tanah yang dalam
aturannya dapat mengakomodir benih dalam bentuk polong.
6. Pengujian daya berkecambah benih kedelai pada media
kertas dan pasir (pengulangan sampai 3x)
Media kertas CD dan media pasir sama-sama dapat
digunakan untuk pengujian daya berkecambah pada kedelai
dengan daya berkecambah tinggi, untuk benih kedelai
dengan nilai daya berkecambah rendah, pengujian daya
berkecambah dilakukan dengan media pasir.
Untuk alasan ekonomis, media pasir dapat digunakan sampai
tiga kali pakai dalam pengujian daya berkecambah benih
kedelai dengan catatan media diayak ulang dan disterilisasi
menggunakan air panas sebelum digunakan.
-
46 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
7. Penggunaan metode pematahan dormansi pada benih padi
Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan cara pematahan
dormansi benih padi varietas lokal, padi gogo dan padi rawa
yang paling sesuai dan untuk mempercepat waktu
pematahan dormansi benih padi. Kombinasi pemanasan oven
suhu 50oC dan perendaman pada larutan KNO3, dapat
direkomendasikan untuk pematahan dormansi benih padi.
8. Pengujian nematoda Aphelenchoides besseyi terbawa benih
padi
Dari hasil pengembangan metode ini diperoleh standar
parameter kesehatan benih padi yaitu maksimal jumlah
nematoda Aphelenchoides besseyi sebanyak 898 spesimen
(900 nematoda) per 400 butir masih aman, karena belum
mempengaruhi hasil/produksi padi.
9. Benih padi yang mengandung bakteri Xanthomonas oryzae pv
oryzae (Xoo) lebih dari 7x108 cfu (colony form unit) mulai
berpengaruh nyata menurunkan hasil panen
Penyakit hawar daun bakteri atau Baterial Leaf Blight (BLB)
disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv oryzae (Xoo)
merupakan penyakit yang paling merugikan karena dapat
mengurangi hasil panen dengan tingkat yang bervariasi. Dari
kegiatan ini diperoleh bahwa jumlah bakteri 7x108 cfu per
gram benih padi mulai berpengaruh pada hasil panen.
10. Deteksi dan identifikasi bakteri Xanthomonas oryzae pv
oryzae (Xoo) penyebab penyakit hawar daun bakteri pada
benih padi
Penyakit hawar daun bakteri (HDB) disebabkan oleh bakteri
Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo). Patogen ini dapat
menginfeksi tanaman padi pada semua fase pertumbuhan
-
Balai Besar PPMB - TPH 47
LAPORAN KINERJA
tanaman dari mulai pesemaian sampai menjelang panen.
Penyakit ini juga tergolong penyakit terbawa benih (seed
borne). Metode pengujian yang dilakukan menggunakan
metode tidak langsung atau metode liquid assay dengan
pencucian dan penghancuran benih. Dari kegiatan ini
disimpulkan bahwa metode liquid assay modifikasi dapat
digunakan untuk mempercepat pengujian bakteri Xoo
terbawa benih padi.
Laboratorium yang telah memanfaatkan sepuluh metode di 16
provinsi yaitu: Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan,
Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, DKI Jakarta, Jawa
Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi
Utara, Sulawesi Barat dan Papua.
Tercapainya indikator metode pengujian mutu benih yang
dimanfaatkan pengguna dibanding total metode pengujian mutu
benih yang dihasilkan disebabkan karena metode yang
dikembangkan dirasa sangat bermanfaat bagi analis di
laboratorium daerah dalam rangka penyediaan benih
bersertifikat terutama mendukung program dan kegiatan
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan. Meskipun pengujian
kesehatan benih belum dilakukan pengujian rutin oleh
BPSBTPH, karena kesehatan benih belum termasuk standar
kelulusan benih dalam sertifikasi.
Metode-metode tersebut agar bisa digunakan laboratorium di
daerah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pertanian tentang
petunjuk teknis pengambilan contoh benih dan pengujian/
analisis mutu benih tanaman pangan dan disebarkan melalui
buku, buletin vigor, website, dan lain-lain.
-
48 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
Disamping itu keberhasilan ini juga dipengaruhi oleh
sumberdaya manusia yang melaksanakan pengembangan,
validasi dan verifikasi metode di Balai Besar PPMB-TPH yang
selalu meningkatkan kompetensi melalui pelatihan, bimbingan
teknis, dan lain sebagainya, dan didukung oleh peralatan yang
lengkap, dirawat dan dikalibrari secara berkala, serta dukungan
dari institusi terkait seperti yaitu lembaga akreditasi nasional
maupun internasional, perguruan tinggi, dan swasta.
Namun demikian untuk memperoleh metode yang valid dan
aplikatif diperlukan pelaksanaan validasi atau verifikasi yang
berulang dan kadang membutuhkan waktu lebih dari satu tahun
anggaran.
Beberapa kegiatan tahun 2019 yang mendukung pemanfaatan
metode yang dihasilkan oleh Balai Besar PPMB-TPH baik yang
bersifat teknis maupun manajemen, antara lain:
1. Pengembangan/Validasi Metode
Pada tahun 2019 Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan
kegiatan pengembangan metode dalam rangka memecahkan
permasalahan, kendala maupun harmonisasi perkembangan
teknologi di bidang pengujian mutu benih. Dalam kegiatan
pengembangan metode ini ada tiga jenis kegiatan yang
dilaksanakan yaitu: verifikasi metode, validasi metode dan
pengembangan/pengkajian metode. Kegiatan ini terdiri dari
sepuluh judul, yaitu sebagai berikut:
a. Evaluasi Mutu Benih Padi selama periode Transportasi
b. Evaluasi Mutu Benih Jagung selama periode Transportasi
c. Evaluasi Mutu Benih Kedelai selama periode Transportasi
d. Evaluasi Kesehatan Benih Padi Lokal
e. Verifikasi Metode Sertifikasi Benih Padi Sesuai OECD
Seed Scheme
-
Balai Besar PPMB - TPH 49
LAPORAN KINERJA
f. Verifikasi Metode Pematahan Dormansi Benih Padi
g. Deteksi Kemurnian Beberapa Benih Padi Lokal
Menggunakan Marka Molekuler
h. Validasi Uji Cepat Mutu Fisiologis Benih Padi dengan
Metode Pemunculan Radikula (Radicle Emergence)
i. Validasi Uji Cepat Mutu Fisiologis Benih Jagung dengan
Metode Pemunculan Radikula (Radicle Emergence)
j. Validasi Uji Cepat Mutu Fisiologis Benih Kedelai dengan
Metode Pemunculan Radikula (Radicle Emergence)
Diantara sepuluh metode tersebut, beberapa metode
merupakan lanjutan dari tahun sebelumnya. Kegiatan yang
dilaksanakan terkait pengembangan metode tersebut yaitu
seminar proposal eksternal pada tanggal 7 Februari 2019 di
Aula Balai Besar PPMB-TPH. Peserta seminar dari staf dan
fungsional Balai besar PPMB-TPH, perwakilan Direktorat
Perbenihan, Direktorat Serealia dan Direktorat Aneka Kacang
dan Umbi. Narasumber yang memberikan masukan berasal
dari IPB, Balai Besar Biogen, dan Balai Besar Padi.
Seminar hasil pelaksanaan pengembangan metode telah
dilaksanakan pada tanggal 14-15 November 2019 di IPB
Convention Center, Bogor dengan narasumber dari IPB, Balai
Besar Biogen, dan Balai Besar Padi. Peserta seminar selain
dari internal Balai Besar PPMB-TPH juga mengundang
beberapa BPSBTPH Provinsi dan stakeholder terkait. Seminar
sekaligus membahas rancangan judul pengembangan metode
pada tahun 2020.
Realisasi fisik kegiatan pengembangan/validasi metode tahun
2019 mencapai 100%, dan realisasi keuangan 99,98%.
Sementara realisasi seminar juga terlaksana 100% dengan
serapan anggaran 99,93%. Rincian realisasi kesepuluh
-
50 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
pengembangan/validasi metode sampai dengan Desember
2019 sebagai berikut:
a. Evaluasi Mutu Benih Padi selama periode Transportasi
Kegiatan ini bertujuan untuk: 1) memperoleh mutu benih
padi selama periode transportasi; 2) memperoleh kemasan
yang dapat mempertahankan mutu benih padi selama
periode transportasi; dan 3) Untuk mengetahui titik kritis
mutu benih padi selama periode transportasi.
Kesimpulan yang diperoleh antara lain: 1) Kemasan
plastik Polyethylene (PE) ketebalan 0,1 mm, merupakan
kemasan terbaik yang dapat digunakan untuk
transportasi benih padi dan dapat disimpan selama 3
bulan setelah transportasi yang berasal dari lot sertifikat
awal dengan kelas benih sebar, meskipun kemasan
plastik PE 0,08 mm dan PP 0,08 mm juga dapat
digunakan; 2) benih padi yang berasal dari lot sertifikat
perpanjangan label yang mendekati masa edar dapat
ditransportasikan tetapi tidak direkomendasikan untuk
disimpan, jadi langsung digunakan oleh petani.
Gambar 4. Pengawalan metode evaluasi mutu benih padi selama
periode transportasi
-
Balai Besar PPMB - TPH 51
LAPORAN KINERJA
b. Evaluasi Mutu Benih Jagung selama periode Transportasi
Pengembangan metode ini bertujuan untuk: 1)
memperoleh mutu benih jagung selama periode
transportasi; 2) memperoleh kemasan yang dapat
mempertahankan mutu benih jagung selama periode
transportasi; dan 3) Untuk mengetahui titik kritis mutu
benih jagung selama periode transportasi.
Kesimpulan yang diperoleh antara lain: Kemasan plastik
Polyethylene (PE) dengan ketebalan 0,12-0,15 mm dapat
digunakan untuk pengemasan benih jagung selama
periode transportasi/pengiriman ke wilayah dengan jarak
dan/atau waktu kirim tertentu dan dapat disimpan
selama dua bulan setelah pengiriman benih jagung dalam
kondisi suhu yang terkontrol.
c. Evaluasi Mutu Benih Kedelai selama periode Transportasi
Pengembangan metode ini bertujuan untuk: 1)
memperoleh mutu benih kedelai selama periode
transportasi; 2) memperoleh kemasan yang dapat
mempertahankan mutu benih kedelai selama periode
transportasi. 3) Untuk mengetahui titik kritis mutu benih
kedelai selama periode transportasi.
Kesimpulan dari metode ini adalah penyimpanan benih
kedelai dengan menggunakan kemasan Polyethylene (PE)
0,8 mm suhu ruang antara 20-28oC mampu
mempertahankan benih sampai 2 bulan setelah masa
kadaluarsa label, dan Benih kedelai yang sudah
mendekati masa kadaluarsa label sebaiknya tidak
ditransportasikan/dikirim.
-
52 Balai Besar PPMB-TPH
LAPORAN KINERJA
d. Evaluasi Kesehatan Benih Padi Lokal
Pengembangan metode ini bertujuan untuk
menginventarisasi data patogen yang terbawa benih padi
varietas lokal yang beredar di beberapa provinsi.
Kesimpulan dari kegiatan ini diperoleh bahwa Beberapa
benih padi varietas lokal masih banyak yang terinfeksi
penyakit blast, kresek, busuk bulir, dan white tip, namun
deteksi bakteri Xoo dan BG dengan uji PCR menggunakan
metode isolasi DNA pada koloni bakteri yang
ditumbuhkan diatas media PDA memerlukan optimasi
program elektroforesis DNA untuk mendapatkan separasi
Ladder yang lebih jelas.
Gambar 5. Pelaksanaan metode evaluasi kesehatan benih p
top related