laporan kunjungan kerja komisi viii dpr ri ke …laporan kunjungan kerja komisi viii dpr ri ......
Post on 05-Mar-2020
29 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VIII DPR RI
KE PROVINSI SUMATERA SELATAN MASA RESES I TAHUN SIDANG 2019 – 2020
TANGGAL 18 DESEMBER 2019
Sekretariat Komisi VIII DPR RI Set_komisi8@dpr.go.id
JAKARTA TAHUN 2019
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
B. Dasar Kunjungan Kerja
C. Maksud dan Tujuan
BAB II
KINERJA KOMISI VIII DPR RI
A. Fungsi Legislasi
B. Fungsi Anggaran
C. Fungsi Pengawasan
BAB III
HASIL DAN ANALISA KUNJUNGAN KERJA
A. Sekilas Sumetera Selatan
B. Hasil Kunjungan Kerja
1. Kunjungan ke Kanwil Kemenag Sumsel
2. Kunjungan ke Dinas Sosial Provinsi Sumsel
3. Kunjungan ke BPBD Provinsi Sumsel
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
B. Rekomendasi
BAB V
PENUTUP
DAFTAR NAMA ANGGOTA
TIM KUNJUNGAN KERJA RESES KOMISI VIII DPR RI
KE PROVINSI SULAWESI SELATAN
TANGGAL 18 DESEMBER 2019
NOMOR N A M A JABATAN FRAKSI DAPIL URUT ANG
1.
A-509
H. YANDRI SUSANTO, S.Pt
Ketua Komisi VIII/
Ketua Tim
PAN BANTEN II
2. A-3 H. MARWAN DASOPANG, M.Si
Wakil Ketua Komisi VIII PKB SUMUT II
3. A-
154
I KOMANG KOHERI, SE. Anggota PDIP
LAMPUNG II
4. A-
211
UMAR BASHOR Anggota PDIP JATIM IV
5. A-
260
H. ARWAN M. ARAS T. S.Kom Anggota PDIP SULBAR
6. A-
280 MOHAMMAD SALEH, SE. Anggota GOLKAR
BENGKU LU
7. A-
346 Dra. Hj. IDAH SYAHIDAH, MH. Anggota GOLKAR
GORONTALO
8. A-
125 Drs. H. SYAIFUL RASYID, MM. Anggota
GERIN DRA
KALSEL I
9. A-
351
Dra. DELMERIA Anggota NASDEM SUMUT II
10. A-
529
Drs. H. ACHMAD, M.Si Anggota
DEMOK RAT
RIAU I
11. A-
559
H. HASANI BIN ZUBER, S.IP Anggota
DEMOK RAT
JATIM XI
12. A-
440
K.H. BUCHORI YUSUF, Lc., MA. Anggota PKS JATENG I
13. A-
413
H. ISKAN QOLBA LUBIS, MA. Anggota PKS SUMUT II
14. A-
483
H. MHD. ASLI CHAIDIR, SH. Anggota PAN SUMBAR I
15. - Agus Widijatmoko, SH.
Sekretariat Komisi VIII DPR RI
16. - Reno Bulan Sekretariat Komisi VIII DPR RI
17. - Dicky Rachmadi, S.A.P
Sekretariat Komisi VIII DPR RI
18. - Mohammad Hasyim, M.Si.
Tenaga Ahli Komisi VIII DPR RI
19. - Ferdian Nur Rachman
TV PARLEMEN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Umum
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi DPR RI, sesuai ketentuan
Peraturan Tata Tertib DPR RI, maka Komisi VIII DPR-RI dalam kunjungan Kerja
Masa Reses I Tahun Sidang 2019-2020 telah membentuk 3 Tim yakni ke
Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel), dan
Provinsi Bali.
B. Dasar Kunjungan Kerja
1. Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20,
20A, 21 dan 23 tentang tugas DPR-RI di bidang Legislasi, Anggaran dan
Pengawasan.
2. Undang-undang Nomor 17 tahun 2014 tentang MD3 sebagaimana telah
diubah dalam Undang undang Nomor 42 Tahun 2014 tentang perubahan atas
Undang undang Nomor 17 tahun 2014 tentang Majelis Permusyawaratan
Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah.
3. Keputusan DPR RI Nomor 01 tahun 2014 tentang Tata Tertib:
a. Pasal 6 dan 7 tentang Wewenang dan Tugas DPR RI;
b. Pasal 58 Ayat (3) tentang Tugas Komisi di bidang Pengawasan; dan
c. Pasal 59 Ayat (3) huruf (f) tentang Pelaksanaan Kunjungan Kerja Komisi
DPR RI pada Masa Reses.
4. Keputusan Rapat Internal Komisi VIII DPR RI
C. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
a. Melakukan komunikasi intensif antara DPR RI khususnya Komisi VIII DPR
RI dengan daerah, baik Pemerintah Daerah maupun lembaga-lembaga
yang berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan di bidang Agama,
Sosial, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Badan
Nasional Penanggulangan Bencana.
b. Melaksanakan fungsi Pengawasan atas Pelaksanaan Undang-undang
termasuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
c. Menggali dan menyerap aspirasi daerah dari unsur Pemerintah Daerah
maupun masyarakat.
2. Tujuan
a. Secara umum untuk mendapatkan masukan berupa data faktual tentang
pelaksanaan program pembangunan di bidang agama, sosial,
pemberdayaan perempuan, dan perlindungan anak serta pelaksanaan
penanggulangan bencana di daerah.
b. Secara khusus untuk memperoleh informasi dan data akurat mengenai
kinerja Kanwil Kemenag Sumatera Selatan dan pelaksanaan PMA No 29
Tahun 2019 tentang Majelis Taklim; penyaluran program PKH dan BPNT di
Sumatera Selatan; serta penanggulangan kabut asap akibat kebakaran
lahan di wilayah Sumatera Selatan.
BAB II
KINERJA KOMISI VIII DPR RI
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 20 ayat (1)
menyatakan bahwa “Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk
undang-undang.*). Kemudian Pasal 20A ayat (1) menyatakan bahwa ”Dewan
Perwakilan Rakyat memiliki fungsi legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi
pengawasan.**)1
Untuk menjalankan fungsi tersebut dibentuk alat kelengkapan Dewan, antara lain
Komisi VIII yang bermitra kerja dengan Kementerian Agama RI; Kementerian Sosial RI;
Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Komisi
Perlindungan Anak Indonesia (KPAI); Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB); dan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) serta Badan Wakaf Indonesia
(BWI).
Atas dasar konstitusional di atas, Komisi VIII DPR-RI melaksanakan tugas-
tugasnya dalam tiga fungsi:
A. Fungsi Legislasi
1. Dalam melaksanakan fungsi legislasi ini Komisi VIII DPR RI telah
menyelesaikan 3 (tiga) RUU pada Tahun 2019 yakni:
a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan
Ibadah Haji dan Umroh (PIHU) yang disahkan pada tanggal 29 Maret
2019.
b. Undang-undang Nomor 14 Tahun 2019 tentang Pekerja Sosial
(Peksos) yang disahkan pada tanggal 3 September 2019.
c. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren yang
disahkan pada tanggal 24 September 2019.
2. Komisi VIII DPR RI kini sedang menyusun RUU Inisiatif dan yang menjadi
prioritas Tahun 2020 yakni RUU tentang Penanggulangan Bencana dan RUU
tentang Penghapusan Kekerasan Seksual.2
B. Fungsi Anggaran
Komisi VIII DPR RI dalam Rapat Gabungan dengan Menteri Agama RI, Menteri
Sosial RI, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI serta
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tanggal 16
September 2019 telah menyepakati:
1 http://www.dpr.go.id/jdih/uu1945
2 Keputusan Rapat Paripurna DPR RI tanggal 17 Desember 2019 tentang Daftar RUU Prioritas Tahun 2020 dan
Program Legislasi Nasional 2020-2024.
1. Anggaran Kementerian Agama RI Tahun 2020 sebesar
Rp65.060.948.695.000,- (enam puluh lima triliun enam puluh miliar sembilan
ratus empat puluh delapan juta enam ratus sembilan puluh lima ribu rupiah),
yang dialokasikan untuk program:
a. Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya
Rp1.921.417.232.000,- (Satu Triliun
Sembilan Ratus Dua Puluh Satu Miliar
Empat Ratus Tujuh Belas Juta Dua
Ratus Tiga Puluh Dua Ribu Rupiah).
b. Kerukunan Umat Beragama Rp53.341.037.000,- (Lima Puluh Tiga
Miliar Tiga Ratus Empat Puluh Satu
Juta Tiga Puluh Tujuh Ribu Rupiah).
c. Pengawasan Aparatur dan
Akuntabilitas
Rp162.396.272.000,- (Seratus Enam
Puluh Dua Miliar Tiga Ratus Sembilan
Puluh Enam Juta Dua Ratus Tujuh
Puluh Dua Ribu Rupiah).
d. Bimbingan Masyarakat
Islam
Rp5.617.461.944.000,- (Lima Triliun
Enam Ratus Tujuh Belas Miliar Empat
Ratus Enam Puluh Satu Juta Sembilan
Ratus Empat Puluh Empat Ribu
Rupiah).
e. Pendidikan Islam Rp51.454.932.558.000,- (Lima Puluh
Satu Triliun Empat Ratus Lima Puluh
Empat Miliar Sembilan Ratus Tiga
Puluh Dua Juta Lima Ratus Lima Puluh
Delapan Ribu Rupiah).
f. Bimbingan Masyarakat
Kristen
Rp1.779.757.940.000,- (Satu Triliun
Tujuh Ratus Tujuh Puluh Sembilan
Miliar Tujuh Ratus Lima Puluh Tujuh
Juta Sembilan Ratus Empat Puluh Ribu
Rupiah).
g. Bimbingan Masyarakat
Katolik
Rp884.926.735.000,- (Delapan Ratus
Delapan Puluh Empat Miliar Sembilan
Ratus Dua Puluh Enam Juta Tujuh
Ratus Tiga Puluh Lima Ribu Rupiah).
h. Bimbingan Masyarakat
Hindu
Rp760.797.881.000,- (Tujuh Ratus
Enam Puluh Miliar Tujuh Ratus
Sembilan Puluh Tujuh Juta Delapan
Ratus Delapan Puluh Satu Ribu
Rupiah).
i. Bimbingan Masyarakat
Buddha
Bimbingan Masyarakat Buddha sebesar
Rp269.783.529.000,- (Dua Ratus Enam
Puluh Sembilan Miliar Tujuh Ratus
Delapan Puluh Tiga Juta Lima Ratus
Dua Puluh Sembilan Ribu Rupiah).
j. Penyelenggaraan Haji dan
Umrah
Rp1.554.866.308.000,- (Satu Triliun
Lima Ratus Lima Puluh Empat Miliar
Delapan Ratus Enam Puluh Enam Juta
Tiga Ratus Delapan Ribu Rupiah).
k. Penelitian Pengembangan
dan Pendidikan Pelatihan
Rp560.978.718.000,- (Lima Ratus
Enam Puluh Miliar Sembilan Ratus
Tujuh Puluh Delapan Juta Tujuh Ratus
Delapan Belas Ribu Rupiah).
l. Penyelenggaraan Jaminan
Produk Halal
Rp40.288.541.000,- (Empat Puluh Miliar
Dua Ratus Delapan Puluh Delapan Juta
Lima Ratus Empat Puluh Satu Ribu
Rupiah).
2. Anggaran Kementerian Sosial RI Tahun 2020 sebesar
Rp62.767.643.594.000,- (enam puluh dua triliun tujuh ratus enam puluh tujuh
miliar enam ratus empat puluh tiga juta lima ratus sembilan puluh empat ribu
rupiah), yang dialokasikan untuk program:
a. Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Kementerian Sosial
RI
Rp469.129.710.000,- (empat ratus
enam puluh sembilan miliar seratus dua
puluh sembilan juta tujuh ratus sepuluh
ribu rupiah).
b. Pengawasan dan
Peningkatan Akuntabilitas
Aparatur Kementerian
Sosial
Rp46.550.770.000,- (empat puluh enam
miliar lima ratus lima puluh juta tujuh
ratus tujuh puluh ribu rupiah).
c. Pemberdayaan Sosial Rp391.757.849.000,- (tiga ratus
sembilan puluh satu miliar tujuh ratus
lima puluh tujuh juta delapan ratus
empat puluh sembilan ribu rupiah).
d. Rehabilitasi Sosial Rp973.764.729.000,- (sembilan ratus
tujuh puluh tiga miliar tujuh ratus enam
puluh empat juta tujuh ratus dua puluh
sembilan ribu rupiah).
e. Perlindungan dan Jaminan
Sosial
Rp31.380.074.415.000,- (tiga puluh
satu triliun tiga ratus delapan puluh
miliar tujuh puluh empat juta empat
ratus lima belas ribu rupiah).
f. Penanganan Fakir Miskin Rp28.975.250.028.000,- (dua puluh
delapan triliun sembilan ratus tujuh
puluh lima miliar dua ratus lima puluh
juta dua puluh delapan ribu rupiah).
g. Pendidikan, Pelatihan, Pendidikan, Pelatihan, Penelitian
Penelitian Pengembangan
dan Penyuluhan Sosial
Pengembangan dan Penyuluhan Sosial
sebesar Rp531.116.093.000,- (lima
ratus tiga puluh satu miliar seratus
enam belas juta sembilan puluh tiga
ribu rupiah).
3. Anggaran Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
RI sebesar Rp.273.641.802.000,- (Dua Ratus Tujuh Puluh Tiga Milyar Enam
Ratus Empat Puluh Satu Juta Delapan Ratus Dua Ribu Rupiah).
4. Anggaran Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Tahun 2020
sebesar Rp.700.646.814.000,- (Tujuh Ratus Milyar Enam Ratus Empat
Puluh Enam Juta Delapan Ratus Empat Belas Ribu Rupiah) yang
dialokasikan untuk program:
a. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Teknis Lainnya
Rp213.608.214.000,- (Dua Ratus Tiga Belas Milyar Enam Ratus Delapan Juta Dua Ratus Empat Belas Ribu Rupiah)
b. Program Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BNPB
Rp8.924.900.000,- (Delapan Milyar Sembilan Ratus Dua Puluh Empat Juta Sembilan Ratus Ribu Rupiah)
c. Program Penanggulangan Bencana sebesar
Rp478.113.700.000,- (Empat Ratus Tujuh Puluh Delapan Milyar Seratus Tiga Belas Juta Tujuh Ratus Ribu Rupiah)
C. Fungsi Pengawasan
Komisi VIII DPR RI juga menjalankan fungsi pengawasan atas
pelaksanaan Undang Undang dan APBN tahun 2019 terkait dengan program dan
kinerja Kementerian Agama RI; Kementerian Sosial RI; Kementerian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI; Badan Nasional
Penanggulangan Bencana; serta Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) dan Badan
Wakaf Indonesia (BWI).
BAB III
HASIL DAN ANALISA KUNJUNGAN KERJA
KE SUMATERA SELATAN
A. Sekilas Sumatera Selatan
Provinsi Sumatera Selatan (disingkat Sumsel), dengan Ibukota
Palembang, adalah provinsi yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatra,
berbatasan dengan Provinsi Jambi di utara, Provinsi Kepulauan Bangka-
Belitung di timur, Provinsi Lampung di selatan dan Provinsi Bengkulu di barat.3
Sumatera Selatan kaya akan sumber daya alam seperti minyak bumi, gas
alam dan batu bara dan terkenal sejak dahulu karena menjadi pusat Kerajaan
Sriwijaya. Provinsi ini memiliki 17 kabupaten dan kota yakni:
1. Kabupaten Ogan Komering Ulu
2. Kabupaten Ogan Komering Ilir
3. Kabupaten Muara Enim
4. Kabupaten Lahat
5. Kabupaten Musi Rawas
6. Kabupaten Musi Banyuasin
7. Kabupaten Banyuasin
8. Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
9. Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan
10. Kabupaten Ogar Ilir
11. Kabupaten Empat Lawang
12. Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir
13. Kabupaten Musi Rawas Utara
14. Kota Palembang
15. Kota Pagar Alam
16. Kota Lubuk Linggau
17. Kota Prabumulih
3 https://id.wikipedia.org/wiki/Sumatra_Selatan
Provinsi ini dipimpin oleh Gubernur H. Herman Deru, SH., MH dan Wakil
Gubernur Ir. H. Mawardi Yahya.
B. Hasil Kunjungan Kerja
1. Kunjungan ke Kanwil Kemenag Sumsel
Dalam kunjungan ke Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Sumatera
Selatan, tim Komisi VIII DPR RI diterima oleh Kepala Kanwil DR. H. Alfajri
Zabidi, S.Pd., MM., M.Pd.I beserta jajarannya serta Kepala Kandepag dari 17
kabupaten/kota se-Sumsel. Dalam pertemuan ini dibahas isu tentang:
a. Peraturan Menteri Agama (PMA) No 29 Tahun 2019 tentang Majelis Taklim
dipertanyakan oleh Komisi VIII DPR RI karena dinilai mengintervensi
kegiatan keagamaan. PMA ini, seperti diatur dalam Pasal 6 ayat (1)
mengharuskan semua Majelis Taklim terdaftar di Kantor Kemenag.
Peraturan ini dianggap menyulitkan karena jumlah Majelis Taklim sangat
banyak sehingga akan membebani tugas para penyuluh yang sudah
berat. Selain itu Majelis Taklim ini juga tumbuh dari, oleh dan untuk
masyarakat sehingga dapat mandiri tanpa bantuan dari Pemerintah.
Kepala Kanwil Kemenag Sumsel H. Alfajri mengemukakan, jumlah Majelis
Takim di Sumsel cukup banyak yakni 3.192 Majelis Taklim. Jumlah ini
tersebar di 17 kabupaten/kota di Sumsel, yakni di Kota Palembang 825
Majelis Taklim; OKU Timur 578 Majelis Taklim; Muara Enim (337); Empat
Lawang (221); OKU (204); PALI (182); Lubuk Linggau (143); Musi
Banyuasin (124); Lahat (120); Musi Rawas Utara (119); Banyuasin (87);
OKU Selatan (60); Musi Rawas (54); Pagaralam (51); Ogan Ilir (42);
Prabumulih (42); dan OKI (3).
Namun bantuan yang disalurkan oleh Kanwil Kemenag Sumsel Tahun
2019 hanya mampu untuk 72 Majelis Taklim saja dengan nilai total Rp
516juta. Bantuan ini terdiri dari bantuan yang melalui Kanwil Kemenag di
empat Majelis Taklim @Rp10.000.000 dan melalui Kemenag
Kabupaten/Kota di 68 lokasi total Rp476.000.000.
Bantuan ini sama sekali tidak sebanding dengan jumlah Majelis Taklim
yang menurut PMA 29/2019 harus didata untuk keperluan penyaluran
bantuan keuangan. Alih-alih mau membantu Majelis Taklim, Kemenag
justru diminta fokus untuk menyelesaikan utang atau pembayaran yang
tertunggak kepada para guru agama yang honor atau tunjangan
kinerjanya sampai sekarang belum dicairkan.
Namun demikian, Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag RI DR. H.
A. Juraidi, MA yang hadir dalam pertemuan itu mengatakan, alasan
Kemenag RI menyusun dan melahirkan PMA yang mengatur Majelis
Taklim ini karena organisasi Majelis Taklim sendiri tidak mengetahui
berapa banyak jumlah Majelis Taklim di Indonesia.
b. Kerukunan Umat Beragama (KUB) di Sumatera Selatan. Indeks KUB di
Sumsel dinilai rendah karena skornya hanya 72,4 dan berada di urutan
ke-25 dari 34 provinsi di Indonesia atau berada di bawah rata-rata indeks
KUB secara nasional yakni 73,83. Demikian hasil survey Puslitbang dan
Diklat Kemenag.4
NO PROVINSI SKOR NO PROVINSI SKOR
1. Papua Barat 82,1 18. Kalimantan Timur 73,6
2. Nusa Tenggara Timur 81,1 19. Gorontalo 73,2
3. Bali 80,1 20. Bangka Belitung 73,1
4. Sulawesi Utara 79,9 21. Lampung 73,1
5. Maluku 79,4 22. Kepulauan Riau 72,8
6. Papua 79,0 23. Maluku Utara 72,7
7. Kalimantan Utara 78,0 24. Kalimantan Selatan 72,5
8. Kalimantan Tengah 77,8 25. Sumatera Selatan 72,4
9. Kalimantan Barat 76,7 26. Bengkulu 71,8
10. Sumatera Utara 76,3 27. DKI Jakarta 71,3
11. Sulawesi Selatan 75,7 28. Jambi 70,7
12. Sulawesi Tengah 75,0 29. Nusa Tenggara Barat 70,4
13. Jawa Tengah 74,6 30. Riau 69,3
14. DI Yogyakarta 74,2 31. Banten 68,9
15. Sulawesi Barat 74,1 32. Jawa Barat 68,5
16. Sulawesi Tenggara 73,9 33. Sumatera Barat 64,4
17. Jawa Timur 73,7 34. Aceh 60,2
Indeks KUB menunjukkan lemahnya peran Kanwil Kemenag Sumsel
dalam membina kerukunan umat beragama di Sumsel. Apalagi saat ini
sedang terjadi moratorium pembangunan sekretariat Forum Komunikasi
Umat Beragama (FKUB) Sumsel. Forumnya sudah terbentuk namun
kantornya belum ada. Hal ini menyebabkan peran FKUB Sumsel belum
maksimal dalam mewujudkan kerukunan antar umat beragama.
c. Kemenag diminta fokus pada tugas dan fungsi agama dan Pendidikan
keagamaan saja seperti:
Menjalankan fungsi agama dengan memberikan pemahaman
agama kepada para penganut LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual dan
Transgender) serta pecandu narkoba.
4 https://news.detik.com/berita/d-4818287/menag-umumkan-indeks-kerukunan-beragama-2019/2
Memastikan UU No 16 Tahun 2019 tentang Perubahan atas UU No
1 Tahun 1974 tentang Pernikawinan dapat dilaksanakan sehingga
usia wanita menikah adalah 19 tahun.
Memberikan kesempatan kepada calon Jemaah haji yang sama
sekali belum berhaji agar mendapatkan prioritas untuk naik haji.
FOTO PERTEMUAN DI KANWIL KEMENAG SUMSEL
Ketua Komisi VIII DPR RI memberikan sambutan
Berfoto bersama usai pertemuan di Kanwil Kemenag Sumsel
2. Kunjungan ke Dinas Sosial Sumsel
Dalam kunjungan ke Kantor Dinas Sosial Provinsi Sumatera Selatan, tim
Komisi VIII DPR RI diterima oleh Kepala Dinas Sosial Sumsel DR. H.
Rosyidin Hasan, M.Pd.I dan disambut dengan tarian khas Sumsel. Tim
Komisi VIII DPR RI juga melakukan dialog dengan para Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Pangan Non-
Tunai (BPNT) sekaligus secara simbolis menyalurkan bantuan dan
penghargaan kepada KPM yang berprestasi. Dalam audiensi di Dinsos
Sumsel ini disampaikan:
a. Angka kemiskinan di Sumsel masih tinggi yakni mencapai 1.730.000 atau
12,71 persen (Data BPS Sumsel pada Maret 2019) dari jumlah penduduk
8,4juta dan berada di atas rata-rata angka kemiskinan nasional sebesar
9,5 persen. Hal ini menjadi tugas Dinsos Sumsel untuk memastikan
bahwa semua instrumen bantuan sosial dari dapat direalisasikan dalam
rangka mengurangi angka kemiskinan yang masih tinggi tersebut.
b. Penerima manfaat di Sumsel mencapai 294.000 keluarga untuk PKH dan
469.000 keluarga untuk BPNT dengan nilai bantuan sebanyak
Rp221.488.815.000,- pada penyaluran tahap 4 tahun 2019. Namun jika
bantuan Kemensos untuk PKH dan BPNT yang disalurkan ke Sumsel ini
ditotal seluruhnya maka nilainya mencapai Rp2.436.985.390.000 sampai
Desember 2019.
c. Jumlah KPM di 17 kabupaten/kota di Sumsel yang sudah graduasi dari
tahun 2015 hingga 2019 sebanyak 43.063 KPM. Jumlah ini terdiri dari
KPM yang graduasi tahun 2015 sebanyak 1.384 KPM; tahun 2016
sebanyak 2.231 KPM; tahun 2017 sebanyak 8.414 KPM; tahun 2018
sebanyak 23.524 KPM dan tahun 2019 sebanyak 7.511 KPM.
d. Jumlah SDM Pelaksana PKH di Sumsel total sebanyak 1.476 orang terdiri
dari 2 orang Koordinator Wilayah; 4 Adiminstrator Pangkalan Data, 24
Koordinator Kabupaten/Kota, 5 Peksos Supervisi; 77 Administrator
Pangkalan Data tingkat Kabupaten/Kota dan tercatat sebanyak 1.364
pendamping.
FOTO PERTEMUAN DI DINSOS SUMSEL
Tim Komisi VIII DPR RI Disambut Tarian Khas Sumsel
Ketua Komisi VIII DPR RI memberikan pengarahan kepada KPM
3. Kunjungan ke BPBD Sumsel
Dalam kunjungan ke Kantor Badan Penanggulangan Bencana Daerah
(BPBD) Sumsel, tim Komisi VIII DPR RI diterima oleh Kepala BPBD Sumsel
H. Iriansyah, S.Sos., SKM., M.Kes beserta jajaran Satgas Penanggulangan
Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumsel. Dalam dialog ini diungkap beberapa
permasalahan:
a. Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumsel dibentuk oleh Gubernur H.
Herman Deru pada April 2019 dengan melibatkan 13.000 personel dari
unsur Polda, Korem dan Kodim, Lanud Palembang, Polhut dan Satpol
PP, Dinsos, Dinkes dan stakeholder terkait.
b. Dari luas wilayah Sumatera Selatan sekitar 8,3juta hektare, lahan yang
rawan kebakaran meliputi 3,4juta hektare lahan hutan; 1,8juta hektare
lahan perkebunan; 752ribu hektare lahan pertanian; 1,2juta hektare lahan
gambut dan 1,5juta hektare lahan lainnya.
c. Puncak kebakaran hutan terjadi pada bulan September dan Oktober 2019
dan menghanguskan lahan seluas 428.356 hektar yang tersebar di 14
kabupaten di Sumsel.
d. Pada puncak kebakaran hutan bulan September dan Oktober 2019 jumlah
penderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Sumsel meningkat
hingga 55.248 orang per bulan.
FOTO PERTEMUAN DI BPBD SUMSEL
Ketua Komisi VIII DPR RI memberikan pengarahan
Ketua Komisi VIII DPR RI Didampingi Kalak BPBD Sumsel
BAB IV
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
1. Dalam kunjungan ke Kanwil Kemenag Sumsel dapat disimpulkan:
a. Komisi VIII DPR RI tidak percaya jika Peraturan Menteri Agama (PMA) No
29 Tahun 2019 tentang Majelis Taklim disusun untuk keperluan
penyaluran bantuan kepada Majelis Taklim. Buktinya bantuan untuk
Majelis Taklim di Sumsel sangat kecil dan Majelis Taklim di Sumsel justru
berkembang tanpa bergantung kepada Kemenag. PMA ini justru dicurigai
sebagai alat Pemerintah Cq Kemenag untuk memata-matai kegiatan
agama karena ada ketakutan bahwa kegiatan keagamaan di lingkungan
Majelis Taklim itu digunakan untuk kegiatan radikalisme, ekstremisme
hingga terorisme. Alasan inilah yang mendorong Kemenag menerbitkan
PMA No 29 Tahun 2019 tentang Majelis Taklim.
b. Peran Kanwil Kemenag Provinsi Sumsel dalam membina kerukunan umat
beragama di Sumsel mengalami kendala. Kendalanya adalah belum ada
kantor sekretariat Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sumsel.
Saat ini FKUB mengalami moratorium sebab meskipun forumnya sudah
terbentuk tetapi kantor sekretariatnya belum ada. Kanwil Kemenag siap
menyediakan lahan untuk kantor sekretariat FKUB tetapi tidak memiliki
dana untuk pembangunannya.
c. Kanwil Kemenag Provinsi Sumsel harus fokus pada fungsinya di bidang
agama dan pendidikan keagamaan.
2. Dalam kunjungan ke Dinas Sosial Sumsel dapat disimpulkan:
a. Dinas Sosial Sumsel diminta untuk memastikan bahwa bantuan PKH dan
BPNT dapat disalurkan secara tepat sasaran, tepat jumlah dan tepat
kualitasnya. Komisi VIII DPR RI tidak ingin mendengar adanya data yang
keliru atau invalid dan juga adanya penyaluran bantuan yang tidak tepat
sasaran.
b. Dinsos Sumsel diminta untuk cermat apabila ada KPM yang sudah lulus
atau graduasi perlu segera diisi oleh masyarakat lainnya yang belum
mendapatkan bantuan. Hal ini penting agar bantuan sosial dari
Pemerintah dapat diakses seluas-luasnya oleh masyarakat yang benar-
benar membutuhkan.
c. Bantuan sosial dari Kementerian Sosial ini sifatnya sementara dan jumlah
anggaran Pemerintah Cq. Kemensos juga terbatas sehingga harus
dimanfaatkan sebaik-baiknya dan masyarakat perlu diedukasi agar tidak
selalu bergantung pada bantuan Pemerintah sebab tangan di atas lebih
baik daripada tangan di bawah.
3. Dalam kunjungan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)
Sumsel dapat disimpulkan:
a. Penetapan status Siaga Darurat dan Tanggap Darurat Kebakaran Hutan
dan Lahan harus dipersiapkan sejak awal agar ada deteksi dini terhadap
potensi kebakaran hutan dan lahan. Hal ini penting agar kebakaran hutan
dan lahan tidak selalu terjadi setiap tahun, setidaknya dapat diminimalisir
agar tidak sampai meluas.
b. Melakukan pelatihan dan pembinaan kepada kelompok masyarakat,
relawan dan regu pemadam kebakaran perusahaan yang memiliki lahan
rawan kebakaran. Hal ini harus dilakukan sebagai bagian dari proses
edukasi sebab 99 persen penyebab kebakaran hutan dan lahan adalah
karena faktor manusia dan sisanya baru faktor alam.
c. Menghindari upaya membuka lahan dengan cara membakar karena
potensial mengakibatkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
Pembukaan lahan dengan cara membakar pada musim kemarau saat
angin berhembus sangat kencang dan sumber air sangat terbatas
potensial mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan.
B. Rekomendasi
1. Untuk Kanwil Kemenag Sumsel dapat direkomendasikan:
a. Tunda implementasi PMA No 29 Tahun 2019 tentang Majelis Taklim
karena lebih banyak mudharatnya dibanding manfaatnya.
b. Persoalan kerukunan umat beragama di Sumsel perlu mendapat perhatian
yang serius karena FKUB belum dapat berjalan dengan baik.
2. Untuk Dinas Sosial Sumsel dapat direkomendasikan:
a. Penyaluran bantuan sosial di Sumsel seperti PKH dan BPNT harus tepat
sasaran, tepat jumlah dan tepat kualitas.
b. Efektifkan pemberian bantuan sosial dengan segera mengalihkan bantuan
dari KPM yang sudah graduasi kepada masyarakat yang benar-benar
membutuhkan.
3. Untuk BPBD Sumsel dapat direkomendasikan:
a. Membuat embung, kanal, sodetan sungai atau sumur bor untuk
memudahkan pemadaman kebakaran hutan dan lahan agar tim Satgas
Kebakaran mendapat akses sumber air dalam penanggulangan
kebakaran hutan dan lahan.
b. Optimalkan upaya pencegahan dan kesiapsiagaan masyarakat melalui
sosialisasi, edukasi dan patroli di lahan-lahan hutan dan perkebunan yang
rawan kebakaran sebab faktor kelalaian manusia sangat berperan penting
dalam menyebabkan terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
BAB V
PENUTUP
Demikian laporan kegiatan Kunjungan Kerja Komisi VIII DPR RI ke Sumatera
Selatan pada Masa Reses I Tahun Persidangan 2019-2020, dengan harapan dapat
menjadi bahan rujukan dalam menjalankan fungsi pengawasan, legislasi dan anggaran
dengan mitra kerja Komisi VIII DPR RI.
PIMPINAN KOMISI VIII DPR RI
KETUA TIM
ttd
(H. Yandri Susanto, S.Pt)
top related