laporan kinerja tahun 2018ditjenpdn.kemendag.go.id/.../lakip_binus_2018.pdf · 2019. 9. 4. ·...
Post on 19-Mar-2021
3 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Laporan Kinerja Tahun 2018
Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
Kementerian Perdagangan
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
i
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja (LAPKIN) Tahun 2018 ini disusun dalam rangka memenuhi
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (AKIP). Hal tersebut merupakan wujud pertanggungjawaban atas
pelaksanaan tugas sesuai visi dan misi yang dibebankan kepada Direktorat Bina
Usaha dan Pelaku Distribusi dalam kurun waktu tahun 2018. Selain itu, laporan ini
disusun sebagai sarana pengendalian dan penilaian kinerja dalam rangka
mewujudkan penyelenggaraan pemerintah yang baik dan bersih (good governance
and clean government) serta sebagai umpan balik dalam perencanaan dan
pelaksanaan kegiatan pada tahun berikutnya.
LAPKIN Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018 disusun
dengan mengacu pada Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi di Lingkungan
Kementerian Perdagangan. Laporan ini memuat pencapaian kinerja pelaksanaan
program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi Direktorat Bina Usaha dan Pelaku
Distribusi serta Rencana Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Tahun
2015-2019. LAPKIN Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi ini sebagai sumber
informasi/bahan untuk memperbaiki serta meningkatkan kinerja secara
berkelanjutan dan pada dasarnya berisikan informasi mengenai rencana kerja dan
capaian kinerja untuk tahun 2018. Tingkat pencapaian sasaran dan tujuan serta
hasil yang diperoleh pada tahun 2018 berorientasi pada pencapaian sasaran visi dan
misi. Keberhasilan pada tahun 2018 akan menjadi tolak ukur untuk peningkatan
kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi di Tahun 2019.
LAPKIN sebagai media pertanggungjawaban kinerja suatu unit, maka
informasi kinerja yang diungkapkan tidak terbatas pada sasaran yang capaian
kinerjannya memenuhi target yang ditetapkan, tetapi juga meliputi informasi
kinerja dari sasaran yang belum memenuhi target yang telah ditetapkan berikut
penjelasannya.
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
ii
Akhir kata, semoga LAPKIN Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi ini
dapat memberikan informasi mengenai seberapa jauh capaian kinerja Direktorat
Bina Usaha dan Pelaku Distribusi dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya
pada tahun 2018 serta bermanfaat bagi peningkatan kinerja Direktorat Bina Usaha
dan Pelaku Distribusi di masa mendatang.
Jakarta,31 Maret 2019
Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
I Gusti Ketut Astawa
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
iii
Ringkasan Eksekutif
Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAPKIN) Direktorat Bina Usaha dan Pelaku
Distribusi Tahun 2018 merupakan wujud akuntabilitas pencapaian kinerja dari
pelaksanaan Rencana Strategis Kementerian Perdagangangn Tahun 2015-2019 dan
Rencana Kinerja Tahunan 2018 yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja
Tahun 2018. Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku
Distribusi Tahun 2018 ini pada hakekatnya merupakan kewajiban dan upaya untuk
memberikan penjelasan mengenai akuntabilitas terhadap kinerja yang telah
dilakukan selama tahun 2018. Dalam upaya merealisasikan good governance,
Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi telah melaksanakan berbagai kegiatan
dan program, dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran, untuk mewujudkan visi
dan misi yang telah dituangkan dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri Tahun 2015-2019. Hak tersebut menjadi bahan dalam
rangka penyusunan dan penetapan Kontrak Kinerja dan Rencana Kinerja, yang
nantinya hal tersebut dijadikan acuan dalam pelaksanaan program/kegiatan pada
tahun anggaran 2018. Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Direktorat Bina Usaha
dan Pelaku Distribusi berkewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun
2018 yang memuat capaian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan di
lingkungan Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun Anggaran 2018.
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya, Direktorat Bina Usaha dan
Pelaku Distribusi telah merumuskan beberapa indikator kinerja yang hendak
dicapai. Indikator Kinerja tersebut disesuaikan dengan Rencana Strategis
Kementerian Perdagangan tahun 2015-2019. Adapun beberapa indikator kinerja
yang hendak dicapai dalam RENSTRA tersebut meliputi:
1. Terintegrasinya Layanan Perijinan Perdagangan Dalam Negeri di Daerah dengan
Sistem Informasi Kemendag;
2. Jumlah Pelaku Usaha Jasa yang Bersertifikat;
3. Jumlah Pembinaan/Bimbingan Teknis di Bidang Kelembagaan dan Pelaku Usaha;
4. Jumlah Penyusunan Rekomendasi Peraturan terkait Kebijakan Usaha
Perdagangan;
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
iv
5. Jumlah Daerah yang Kebijakan Terkait Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
Disinkronisasi dengan Pemerintah Pusat;
6. Jumlah Prosedur Perizinan Terkait Bina Usaha Perdagangan yang
Disederhanakan dan Waktu Perizinan Usaha Perdagangan.
Untuk mengetahui pencapaian beberapa indikator sasaran tersebut, maka
dilakukan penilaian dan evaluasi capaian kinerja terhadap kinerja Direktorat Bina
Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018. Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan
Pelaku Distribusi Tahun 2018 ini menyajikan berbagai keberhasilan maupun
kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan selama tahun 2018.
Dari target kinerja secara umum persentase capaian Indikator Kinerja (IK)
Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi melebihi target yang menunjukkan
indikasi capaian kinerja tersebut sangat baik. Capaian kinerja Direktorat Bina
Usaha dan Pelaku Distribusi sebagai berikut:
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018
1 Terintegrasinya layanan perijinan perdagangan dalam negeri di daerah dengan sistem informasi Kemendag
Persen 40 40 40 80 45 65 44 100
2 Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh Ijin/Tanda Daftar
Pelaku Usaha
- - - 2000 - - - 5.515
3 Jumlah Pembinaan/Bimbingan Teknis di Bidang Pelaku Usaha Distribusi
Pelaku 20 20 20 600 20 25 34 1.315
4 Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang diperdagangkan di Toko Swalayan
Persen 60 65 70 75 - 69 70 84
5 Jumlah Penyusunan Rekomendasi Peraturan terkait Kebijakan Usaha Perdagangan
Rekomendasi
4 4 4 4 7 9 7 7
Sumber: Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
Dari Indikator Kinerja tersebut, Direktorat Bina Usaha Perdagangan telah
menentukan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2018, yaitu:
1. Terintegrasinya layanan perijinan Perdagangan Dalam Negeri di daerah dengan
Sistem Informasi Kemendag
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
v
2. Jumlah Penyusunan Rekomendasi Peraturan Terkait Kebijakan Usaha Perdagangan
3. Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh Ijin/Tanda Daftar
4. Jumlah Pelaku Usaha dan Aparatur yang Mendapat Pembinaan/Bimbingan Teknis
di Bidang Pelaku Usaha
5. Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang Diperdagangkan di Toko Swalayan
Terintegrasinya layanan perijinan Perdagangan Dalam Negeri di daerah
dengan Sistem Informasi Kemendag pada capaian indikator 1 dapat terealisasi
seluruhnya sejak Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik, dimana peran
Kementerian Perdagangan berubah dari penerbit menjadi pengawas. Semenjak
diundangkan pada Juni 2018, penerbitan perizinan sektor perdagangan di Indonesia
kini dilaksanakan oleh Lembaga OSS (Online Single Submission). Sistem Informasi
Perusahaan Online (SIPO) Kemendag sejak tahun 2018 sudah terintegrasi dengan
sistem OSS. Dengan adanya reformasi perizinan tersebut, maka upaya implementasi
SIPO di seluruh Kabupaten/Kota di Indonesia dapat terealisasi sepenuhnya.
Pada indikator 3, keberhasilan pencapaian target jumlah pelaku usaha yang
memperoleh ijin/tanda daftar sebesar 5.515 pelaku usaha. Hal ini diukur dari
banyaknya perijinan yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Usaha dan Pelaku
Distribusi yang telah menggunakan Sistem Informasi Perizinan Terpadu (SIPT) dan
Tanda Tangan Elektronik (Digital Signature).
Pada indikator 2, keberhasilan pencapaian target indikator tersebut tinggi,
yaitu dari target semula yang hanya berupa 4 (empat) rekomendasi/draft
rancangan peraturan, Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi berhasil
membuat 7 (tujuh) rekomendasi/draft rancangan. Hal tersebut dikarenakan
Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi ingin mendorong peningkatan iklim
usaha yang sehat melalui rekomendasi peraturan yang mendukung peningkatan
kinerja perdagangan dalam negeri.
Pada indikator 4, keberhasilan pencapaian target indikator ini terdapat
peningkatan pada Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi dimana dalam
meningkatkan kinerja sektor perdagangan dalam negeri melalui kegiatan
pembinaan dan bimbingan teknis di bidang pelaku usaha distribusi untuk
mendorong masyarakat terutama dunia usaha untuk menaati ketentuan-ketentuan
yang berlaku sehingga tercipta tertib berusaha dan iklim usaha yang sehat untuk
melindungi masyarakat dari kegiatan perdagangan yang tidak baik.
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
vi
Untuk indikator 5, keberhasilan Persentase Barang Produksi Dalam Negeri
yang diperdagangkan di Toko Swalayan. Berdasarkan hasil sampel pada toko
modern/tradisional yang dilaksanakan selama tahun 2018 didapatkan data bahwa
rata-rata toko swalayan yang telah disurvey telah memperdagangkan barang
produksi dalam negeri sebesar 84%.
Dalam rangka mencapai Indeks Kinerja (IK) pada tabel diatas, pada tahun
2018 Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi mendapat alokasi anggaran dalam
DIPA APBN (DIPA awal) sebesar Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah),
kemudian terjadi penghematan belanja barang berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun
2017 sebesar Rp. 1.764.618.000,- (satu milyar tujuh ratus enam puluh empat juta
enam ratus delapan belas ribu rupiah). Dari total tersebut dana yang dapat
dicairkan sebesar Rp. 18.235.382.000,- dan terserap sebesar Rp. 16.783.725.257,-
(enam belas milyar tujuh ratus delapan puluh tiga juta tujuh ratus dua puluh lima
ribu dua ratus lima puluh tujuh rupiah) atau sebesar 92,03% dari pagu anggaran
yang tersedia dengan sisa anggaran Rp. 1.451.656.743,- atau 7,97%.
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
vii
Daftar Isi
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………………. i
Ringkasan Eksekutif ………………………………………………………………………………….. iii
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………………… vii
BAB I PENDAHULUAN 1
Latar Belakang ………………………………………………………………………….. 1
Peran Strategis dan Struktur Organisasi ……………………………………. 2
Analisis Perkembangan Isu Strategis …………………………………………. 9
BAB II PERENCANAAN DAN KONTRAK KINERJA 12
Rencana Strategis ………………………………………………………………........ 12
Visi ……………………………………………………………………………………………. 12
Misi ………………………………………………………………………………………….. 13
Tujuan ………………………………………………………………………………………. 13
Sasaran …………………………………………………………………………………….. 14
Kebijakan dan Program……………………………………………………………… 16
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Bina Usaha
Dan Pelaku Distribusi ……………………………………………………………….. 17
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 21
Capaian Kinerja Organisasi ……………………………………………………….. 21
Analisis dan Evaluasi Capaian Indikator Kinerja
Kegiatan Direktorat Bina Usaha Perdagangan ………………………….. 25
Indikator Kinerja 1 …………………………………………………………………….. 25
Indikator Kinerja 2 …………………………………………………………………….. 28
Indikator Kinerja 3 …………………………………………………………………….. 29
Indikator Kinerja 4 …………………………………………………………………….. 30
Indikator Kinerja 5 …………………………………………………………………….. 35
Indikator Kinerja 6 …………………………………………………………………….. 36
Akuntabilitas Keuangan Direktorat Bina Usaha
Perdagangan …………………………………………………………………………….. 38
BAB IV PENUTUP 42
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Laporan Kinerja merupakan suatu bentuk ikhtisar yang menjelaskan secara
ringkas dan lengkap tentang capaian kinerja yang disusun berdasarkan rencana
kerja yang ditetapkan dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN). Selain itu, Laporan Kinerja ini bertujuan untuk mendorong instansi
pemerintah melaksanakan Good Governance, karena Laporan Kinerja merupakan
dasar untuk mengukur kinerja instansi pemerintah secara transparan, sistematik dan
dapat dipertanggungjawabkan, memberikan masukan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan (stakeholders) dengan instansi pemerintah, dan meningkatkan
kepercayaan masyarakat kepada pemerintah. Laporan Kinerja juga menjadi
kebutuhan bagi instansi pemerintah dalam melakukan pemantauan kesesuaian
orientasi pelaksanaan tugas dan fungsi dengan pencapaian visi-misi pemerintah,
serta tujuan dan sasaran organisasi secara menyeluruh.
Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi sebagai instansi pemerintah
dibawah Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan
dan juga sebagai unsur penyelenggara Negara diwajibkan menetapkan target kinerja
dan melakukan pengukuran kinerja yang telah dicapai serta menyampaikan Laporan
Kinerja. Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
tahun 2018 bertujuan untuk mengkomunikasikan capaian kinerja Direktorat Bina
Usaha dan Pelaku Distribusi dalam satu tahun anggaran agar dapat diambil suatu
tindakan perbaikan atau antisipasi apabila ditemukan adanya penyimpangan
terhadap perencanaan kinerja. Pada akhirnya, proses pelaksanaan program dan
kegiatan dapat berjalan baik dan selaras dengan tujuan dan sasaran strategis
Kementerian Perdagangan. Oleh karena itu, substansi penyusunan Laporan Kinerja
didasarkan pada hasil-hasil capaian indikator kinerja pada Direktorat Bina Usaha
dan Pelaku Distribusi.
Penyusunan Laporan Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku
Distribusi Tahun 2018 ini merupakan suatu tahapan yang tidak terpisahkan dari
penyelenggaraan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), yang
merupakan rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
2
dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data,
pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah,
dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 dan Peraturan Presiden Nomor
29 Tahun 2014 mewajibkan setiap instansi pemerintah menyusun laporan kinerja
dan laporan keuangan untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan
sesuai tugas dan fungsinya, termasuk pengelolaan sumber daya dengan didasarkan
suatu perencanaan strategis. Pertanggungjawaban dimaksud dilaporkan kepada
pemberi mandat, pimpinan masing-masing instansi, lembaga pengawasan dan
penilai akuntabilitas, dan akhirnya disampaikan kepada Presiden. Sebagai tindak
lanjut dari penetapan dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014, tanggal 18
Agustus 2015 Kementerian Perdagangan telah menetapkan Pedoman Penyusunan
Dokumen SAKIP di lingkungan Kementerian Perdagangan yang tertuang dalam Surat
Keputusan Menteri Perdagangan “Penyusunan laporan kinerja bertujuan untuk
memantau kesesuaian orientasi pelaksanaan tugas dan fungsi dengan pencapaian
visi-misi pemerintah, serta tujuan dan sasaran Kementerian Perdagangan”, Nomor
794 Tahun 2015 yang merupakan revisi dari Kepmendag Nomor 1011 Tahun 2012.
B. PERAN STRATEGIS DAN STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No: 08/M-DAG/PER/2/2016
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan, Direktorat Bina Usaha
dan Pelaku Distribusi yang mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan pedoman, norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisI, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang pembinaan usaha perdagangan dan pelaku distribusi.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Direktorat Bina Usaha
dan Pelaku Distribusi menyelenggarakan fungsi:
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang distribusi langsung, distribusi
tidak langsung, jasa perdagangan, perdagangan melalui sistem
elektronik, dan informasi perusahaan;
2. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang distribusi langsung, distribusi
tidak langsung, jasa perdagangan, perdagangan melalui sistem
elektronik, dan informasi perusahaan;
3. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
distribusi langsung, distribusi tidak langsung, jasa perdagangan,
perdagangan melalui sistem elektronik, dan informasi perusahaan;
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
3
4. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang distribusi
langsung, distribusi tidak langsung, jasa perdagangan, perdagangan
melalui sistem elektronik, dan informasi perusahaan;
5. Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan di bidang distribusi langsung,
distribusi tidak langsung, jasa perdagangan, perdagangan melalui sistem
elektronik, dan informasi perusahaan;
6. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Direktorat.
Guna menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi sebagaimana tersebut di atas,
susunan organisasi Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi terdiri dari :
1. Subdirektorat Distribusi Langsung dan Waralaba
Subdirektorat Distribusi Langsung dan Waralaba mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi
dan pelaporan di bidang distribusi langsung dan waralaba. Dalam melaksanakan
tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat Distribusi Langsung dan Waralaba
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang distribusi langsung dan
waralaba;
b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang distribusi langsung dan
waralaba;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
distribusi langsung dan waralaba;
d. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
distribusi langsung dan waralaba; dan
e. Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan di bidang distribusi langsung dan
waralaba.
Subdirektorat Distribusi Langsung dan Waralaba terdiri atas:
a. Seksi Sistem dan Pengawasan Distribusi Langsung dan Waralaba, yang
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
sistem dan pengawasan distribusi langsung dan waralaba.
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
4
b. Seksi Pelaku Distribusi Langsung dan Waralaba, yang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan
teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang pelaku distribusi
langsung dan waralaba.
2. Subdirektorat Distribusi Tidak Langsung
Subdirektorat Distribusi Tidak Langsung mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi, evaluasi dan pelaporan di
bidang distribusi tidak langsung. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana
dimaksud, Subdirektorat Distribusi Tidak Langsung menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang distribusi tidak langsung;
b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang distribusi tidak langsung;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
distribusi tidak langsung;
d. Penyiapan bahan pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi di bidang
distribusi tidak langsung; dan
e. Penyiapan bahan evaluasi dan pelaporan di bidang distribusi tidak langsung.
Subdirektorat Distribusi Tidak Langsung terdiri atas:
a. Seksi Sistem dan Pengawasan Distribusi Tidak Langsung, yang mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan
teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang sistem dan
pengawasan distribusi tidak langsung.
b. Seksi Pelaku Distribusi Tidak Langsung, yang mempunyai tugas melakukan
penyiapan bahan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma,
standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi,
serta evaluasi dan pelaporan di bidang pelaku usaha distribusi tidak
langsung.
3. Subdirektorat Jasa Perdagangan Distribusi dan Bisnis
Subdirektorat Jasa Perdagangan Distribusi dan Bisnis mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
5
norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan
supervisi serta evaluasi dan pelaporan di bidang jasa perdagangan distribusi dan
bisnis. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat Jasa
Perdagangan Distribusi dan Bisnis menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang jasa perdagangan distribusi dan
bisnis;
b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang jasa perdagangan distribusi
dan bisnis;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang jasa
perdagangan distribusi dan bisnis;
d. Penyiapan bahan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di
bidang jasa perdagangan distribusi dan bisnis; dan
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang jasa perdagangan distribusi dan
bisnis.
Subdirektorat Jasa Perdagangan Distribusi dan Bisnis terdiri atas:
a. Seksi Sistem dan Pengawasan Jasa Perdagangan, Distribusi dan Bisnis, yang
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang sistem dan pengawasan jasa perdagangan, distribusi, dan bisnis.
b. Seksi Pelaku Jasa Perdangangan, Distribusi dan Bisnis, yang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
pelaku jasa perdagangan, distribusi, dan bisnis.
4. Subdirektorat Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
Subdirektorat Perdagangan Melalui Sistem Elektronik mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan
norma, standar, prosedur, dan kriteria pemberian bimbingan teknis dan
supervisi serta evaluasi dan pelaporan di bidang perdagangan melalui sistem
elektronik. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Subdirektorat
Perdagangan Melalui Sistem Elektronik menyelenggarakan fungsi:
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
6
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang perdagangan melalui sistem
elektronik;
b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang perdagangan melalui
sistem elektronik;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
perdagangan melalui sistem elektronik;
d. Penyiapan bahan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di
bidang perdagangan melalui sistem elektronik; dan
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang perdagangan melalui sistem
elektronik.
Subdirektorat Perdagangan Melalui Sistem Elektronik terdiri atas:
a. Seksi Sistem dan Pengawasan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik, yang
mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pemberian bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di
bidang sistem dan pengawasan perdagangan melalui sistem elektronik.
b. Seksi Pelaku Usaha Perdagangan Melalui Sistem Elektronik, yang mempunyai
tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
pelaku usaha perdagangan melalui sistem elektronik.
5. Subdirektorat Informasi Perusahaan
Subdirektorat Informasi Perusahaan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur,
dan kriteria, pemberian bimbingan teknis dan supervisi serta evaluasi dan
pelaporan di bidang informasi perusahaan. Dalam melaksanakan tugas
sebagaimana dimaksud, Subdirektorat Informasi Perusahaan menyelenggarakan
fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang informasi perusahaan;
b. Penyiapan bahan pelaksanaan kebijakan di bidang informasi perusahaan;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
informasi perusahaan;
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
7
d. Penyiapan bahan pelaksanaan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di
bidang informasi perdagangan; dan
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang informasi perdagangan.
Subdirektorat Informasi Perusahaan terdiri atas:
a. Seksi Kelembagaan dan Pendaftaran Perusahaan, yang mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
kelembagaan dan pendaftaran perusahaan.
b. Seksi Analisa Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, pemberian
bimbingan teknis dan supervisi, serta evaluasi dan pelaporan di bidang
analisa laporan keuangan tahunan perusahaan.
6. Subbagian Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,
administrasi keuangan, perlengkapan, persuratan, kearsipan, dokumentasi dan
rumah tangga Direktorat.
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
8
Struktur organisasi Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 1.1 - Struktur Organisasi Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
Sumber: Peraturan Menteri Perdagangan No: 08/M-DAG/PER/2/2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan
Komposisi pegawai Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018
berdasarkan pangkat dapat dilihat pada tabel berikut :
NO SUB DIREKTORAT GOLONGAN
IV III II I JUMLAH
1 Subdirektorat Distribusi Langsung dan Waralaba
1 6 - - 7
2 Subdirektorat Distribusi Tidak Langsung
1 5 - - 6
3 Subdirektorat Jasa Perdagangan Distribusi dan Bisnis
3 4 - - 7
4 Subdirektorat Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
1 4 - - 5
5 Subdirektorat Informasi Perusahaan 1 5 - - 6
6 Subbagian Tata Usaha 1 4 1 - 6
Jumlah 8 28 1 - 37
Tabel 1.2 Rekapitulasi Pegawai Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi (Menurut Golongan) per 31 Desember 2018
Sumber: Sistem Informasi Kepegawaian (SIPEG) Kementerian Perdagangan
DIREKTORAT
BINA USAHA DAN PELAKU
DISTRIBUSI
SUBDIREKTORAT
DISTRIBUSI
LANGSUNG DAN
WARALABA
SUBDIREKTORAT
PERDAGANGAN
MELALUI SISTEM
ELEKTRONIK
SUBDIREKTORAT JASA
PERDAGANGAN
DISTRIBUSI DAN BISNIS
SUBDIREKTORAT
DISTRIBUSI TIDAK
LANGSUNG
SEKSI SISTEM DAN
PENGAWASAN
DISTRIBUSI
LANGSUNG DAN
WARALABA
SEKSI PELAKU
DISTRIBUSI
LANGSUNG DAN
WARALABA
SEKSI SISTEM DAN
PENGAWASAN
DISTRIBUSI TIDAK
LANGSUNG
SEKSI PELAKU
DISTRIBUSI TIDAK
LANGSUNG
SEKSI SISTEM DAN
PENGAWASAN JASA
PERDAGANGAN
DISTRIBUSI DAN
BISNIS
SEKSI PELAKU JASA
PERDAGANGAN
DISTRIBUSI DAN
BISNIS
SEKSI SISTEM DAN
PENGAWASAN
PERDAGANGAN
MELALUI SISTEM
ELEKTRONIK
SEKSI PELAKU
PERDAGANGAN
MELALUI SISTEM
ELEKTRONIK
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUBDIREKTORAT
INFORMASI
PERUSAHAAN
SEKSI
KELEMBAGAAN DAN
PENDAFTARAN
PERUSAHAAN
SEKSI ANALISA
LAPORAN
KEUANGAN
TAHUNAN
PERUSAHAAN
SUBBAGIAN
TATA USAHA
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
9
Selain itu, jenjang pendidikan di lingkungan Direktorat Bina Usaha dan Pelaku
Distribusi cukup beragam, mulai dari pegawai yang bergelar Doktor sampai dengan
pegawai yang berijazah SLTP. Untuk perincian komposisi tingkat pendidikan
pegawai di lingkungan Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi dapat dilhat pada
tabel di bawah ini.
NO SUBDIREKTORAT PENDIDIKAN
JUMLAH S3 S2 S1 D3 SLTA SLTP SD
1 Subdirektorat Distribusi Langsung dan Waralaba
- 3 4 - - - - 7
2 Subdirektorat Distribusi Tidak Langsung
- 3 2 - 1 - - 6
3 Subdirektorat Jasa Perdagangan Distribusi dan Bisnis
- 5 1 - 1 - - 7
4 Subdirektorat Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
- 2 2 - 1 - - 5
5 Subdirektorat Informasi Perusahaan
- 3 2 1 - - - 6
6 Subbagian Tata Usaha 1 - 3 - 1 1 - 6
Jumlah 1 16 14 1 4 1 - 37
Tabel 1.3 Rekapitulasi Pegawai Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi (Menurut Pendidikan) per 31 Desember 2018
Sumber: Sistem Informasi Kepegawaian (SIPEG) Kementerian Perdagangan
C. ANALISIS PERKEMBANGAN ISU STRATEGIS
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Direktorat Bina Usaha dan
Pelaku Distribusi menghadapi situasi dan kondisi lingkungan yang berkembang
dinamis, baik internal maupun eksternal. Beberapa hal yang cukup strategis dan
berpengaruh terhadap pencapaian Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku
Distribusi.
Permasalahan internal, yaitu minimnya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM).
Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi terdiri dari 5 Subdit, 10 Seksi dan 1 Sub
Bagian Tata Usaha dengan jumlah pegawai sebanyak 37 orang. Menurut analisa
beban kerja (ABK) 2018, idealnya Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
memiliki jumlah pegawai sebanyak 56 orang.
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
10
Permasalahan eksternal antara lain :
1. Perlunya harmonisasi kebijakan dan koordinasi antara pemerintah pusat dan
daerah mengenai kebijakan waralaba untuk hal-hal antara lain : penerbitan
Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) terutama penerbitan STPW yang
penerbitannya diserahkan kepada Pemerintah Daerah, implementasi kebijakan
waralaba, dan pembinaan dan pengawasan usaha waralaba.
2. Masih terdapat beberapa kasus perdagangan dengan sistem penjualan langsung
yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada, sehingga diperlukan koordinasi
antara instansi teknis terkait (misal : OJK, BI, Dinas yang membawahi
perdagangan di tingkat Provinsi maupun Kab/Kota, PTSP).
3. Tingkat kesadaran pelaku usaha di bidang distribusi langsung dan waralaba
untuk memenuhi berbagai ketentuan sesuai peraturan perundang-undangan
masih rendah. Hal ini terlihat dari walau sudah banyak sosialisasi dan
penegakan hukum terhadap aturan tersebut masih terdapat banyak pelaku
usaha yang melanggar, mengingat luasnya wilayah kerja dibandingkan petugas
pembinanya.
4. Pelaku usaha toko swalayan yang kurang kooperatif ketika dilakukan
pengawasan di lapangan.
5. Kurangnya pemahaman aparatur daerah terhadap kebijakan Toko Swalayan.
Hal ini terlihat masih ditemukannya Toko Swalayan lokal di daerah yang
Izinnya masih SIUP Umum.
6. Belum semua Pemerintah Kabupaten/Kota menerbitkan Izin Usaha Toko
Swalayan (IUTS) sesuai ketentuan.
7. Kurangnya pemahaman aparatur daerah terhadap kebijakan jasa perdagangan,
khususnya jasa perantaraan perdagangan properti yang mengakibatkan pelaku
usaha yang bukan dibidang tersebut dikenakan kewajiban SIUP Bidang Usaha
Perantara Perdagangan Properti, contohnya jasa pengembangan properti.
8. Masih banyak pelaku usaha perdagangan jasa distribusi dan bisnis (misalnya
jasa perantaraan perdagangan properti dan jasa survey) yang melakukan
kegiatan usaha sebelum memiliki izin usaha dan belum memiliki tenaga teknis
yang kompeten, meskipun pembinaan pelaku usaha dan pengawasan telah
dilakukan beberapa kali.
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
11
9. Penyelesaian RPP PMSE tidak dapat memenuhi target waktu yang telah
ditetapkan dalam Roadmap E-Commerce, yaitu bulan Oktober 2017, mengingat
masih terdapat beberapa substansi yang perlu disepakati di level pimpinan K/L
seperti isu penguatan dan daya saing produk lokal, pembagian kewenangan
antar K/L, isu perizinan dan pengumpulan data PMSE.
10. Saat melakukan implementasi SIPO di kabupaten/kota, sebagian dari
kabupaten/kota telah memiliki sistem aplikasi sendiri, ataupun menggunakan
SPIPISE (BKPM) dan SICANTIK (Kominfo). Untuk implementasi SIPO
menggunakan integrasi data, sedikit terjadi perubahan pada database PTSP
Kabupaten/Kota maka akan memutuskan aliran data penerbitan perizinan ke
database SIPO Kementerian Perdagangan. Permasalahan implementasi SIPO
terjadi sebelum diberlakukannya OSS (Online Single Submission). Setelah
diberlakukannya OSS, masih terdapat PTSP yang menerbitkan SIUP dan TDP
tidak melalui OSS akibat berlum terinformasikan dengan baik perihal
penerbitan perizinan berusaha melalui Lembaga OSS.
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
12
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS
Perencanaan yang dilakukan oleh Direktorat Bina Usaha dan
Pelaku Distribusi mengacu kepada Rencana Strategis Ditjen Perdagangan
Dalam Negeri dan Rencana Strategis Kementerian Perdagangan tahun
2015 – 2019. Hal ini dikarenakan Direktorat Bina Usaha dan Pelaku
Distribusi tidak mempunyai rencana strategis sendiri.
Rencana Strategis Kementerian Perdagangan, 2015-2019
merupakan penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019, yang disusun sebagai implementasi
pelaksanaan kebijakan dan program bagi pembangunan perdagangan
selama periode 2015-2019, yang menjadi tugas pokok dan fungsi
Kementerian Perdagangan. Rencana Strategis ini disusun dengan
mempertimbangkan perkembangan lingkungan strategik, baik di
lingkungan internal maupun lingkungan eksternal yang saling berpengaruh
dalam penyelenggaraan pembangunan perdagangan. Kementerian
Perdagangan berperan dalam pertumbuhan ekonomi nasional,
pengendalian inflasi, peningkatan penerimaan devisa dari ekspor,
penciptaan lapangan kerja, dan pengembangan ekonomi regional. Secara
singkat rencana strategis tersebut dapat dikemukakan dalam perumusan
visi, misi tujuan, dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra
dimaksud dalam kurun waktu 2015-2019 sebagai berikut :
VISI
Pemerintahan periode 2015-2019 berkeyakinan bahwa bangsa
Indonesia mampu bertahan apabila dipandu oleh suatu ideologi yaitu
Pancasila dan Trisakti. Adapun Trisakti dijabarkan dalam: 1) Kedaulatan
dalam politik, 2) Berdikari dalam ekonomi, dan 3) Kepribadian dalam
kebudayaan. Dengan Trisakti sebagai dasar merupakan pembangunan
Indonesia dalam 5 (lima) tahun kedepan, maka visi pemerintahan tahun
2015 - 2019 adalah sebagai berikut:
”Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong Royong”
Visi dan Misi Kementerian Perdagangan 2015-2019
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
13
MISI
Selanjutnya, untuk menjembatani visi dan misi pemerintah dalam
melaksanakan Agenda Pembangunan Nasional, Kementerian Perdagangan
memiliki 3 (tiga) misi dalam membangun sektor perdagangan, yaitu:
1. Meningkatkan pertumbuhan kinerja perdagangan luar negeri yang
berkelanjutan.
2. Meningkatkan perdagangan dalam negeri yang bertumbuh dan
berkualitas.
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik di sektor
perdagangan.
Dalam melaksanakan visi dan misi pemerintah, Direktorat Jenderal
Perdagangan Dalam Negeri (Ditjen PDN) mengemban amanah:
1. Peningkatan surplus neraca perdagangan yang bertumbuh dan
berkelanjutan.
2. Penguatan konsumsi dalam negeri yang bertumbuh dan berkualitas.
3. Tata kelola reformasi birokrasi/pemerintahan yang baik di sektor
perdagangan.
TUJUAN
Dalam rangka mewujudkan visi dan misi tersebut, ditetapkan
beberapa program utama yang diusung Ditjen PDN periode 2015−2019
sebagai berikut :
1. Peningkatan pelayanan perizinan/non-perizinan sektor perdagangan
dalam negeri melalui penyederhanaan prosedur dan waktu, serta
harmonisasi kebijakan perdagangan dalam negeri.
2. Stabilisasi harga bahan pokok yang terkendali, agar kemampuan/daya
beli masyarakat terjaga.
3. Penurunan disparitas harga bahan pokok antar provinsi.
4. Peningkatan kontribusi sektor perdagangan besar dan eceran terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB)
5. Pengembangan sarana distribusi perdagangan dalam mendukung
kinerja logistik nasional.
6. Peningkatan penggunaan produk dalam negeri dan perubahan pola
konsumsi.
Tujuan dan Sasaran Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
14
SASARAN
Dari tujuan tersebut maka Direktorat Bina Usaha dan Pelaku
Distribusi menetapkan sasaran kinerja yang hendak dicapai seperti yang
tertuang di dalam Sasaran Strategis Ditjen PDN Tahun 2015 antara lain :
1. Meningkatnya Pelayanan dan Kemudahan Berusaha Bidang PDN;
2. Kontribusi PDB Sub Sektor Perdagangan terhadap PDB Nasional Tanpa
Migas.
Adapun dari sasaran tersebut, ditetapkanlah indikator kinerja
Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi yang hendak dicapai dan
dijadikan tolak ukur keberhasilan sasaran dalam perencanaan strategis ini
antara lain :
1. Terintegrasinya layanan perijinan perdagangan dalam negeri di daerah
dengan sistem informasi Kemendag;
2. Jumlah Pemberi/Penerima Waralaba Baru;
3. Jumlah Pelaku Usaha Jasa yang Bersertifikat;
4. Jumlah Pembinaan/Bimbingan Teknis di Bidang Kelembagaan dan
Pelaku Usaha
5. Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang diperdagangkan di Toko
Swalayan;
6. Jumlah Penyusunan Rekomendasi Peraturan Terkait Kebijakan Usaha
Perdagangan.
Berkenaan dengan restrukturisasi organisasi Kementerian
Perdagangan berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010
tentang Kedudukan, Tugas dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan
Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara, maka Renstra
Kementerian Perdagangan Tahun 2015-2019 perlu dilakukan beberapa
perubahan, khususnya terkait dengan Program dan Kegiatan. Perubahan
tersebut dilakukan mengingat nomenklatur Program dan Kegiatan
mengacu pada unit kerja yang menjadi penanggungjawabnya. Disamping
itu, perubahan Renstra ini juga dilakukan terhadap sasaran dan indikator
serta target-target yang harus dicapai sampai dengan tahun 2017.
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
15
Dalam melakukan perubahan Renstra ini, Kementerian
Perdagangan senantiasa berkoordinasi dengan para pemangku
kepentingan, berpegangan kepada RPJPN 2005−2025 yang telah
dielaborasi dalam RPJMN 2015−2019 dan secara aktif melakukan analisis
terhadap kekuatan dan potensi yang dimiliki serta tantangan dan
permasalahan yang dihadapi, sehingga dapat dihasilkan sebuah rencana
strategis yang komprehensif, optimis tetapi dapat diimplementasikan, dan
berkesinambungan dengan RPJPN. Adapun Kontrak Kinerja pada
Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018 adalah sebagai
berikut :
Sasaran Indikator Kinerja Target
Meningkatnya
kemudahan dan
kesempatan
berusaha dalam
Perdagangan
Dalam Negeri
Terintegrasinya Layanan Perijinan
Perdagangan Dalam Negeri di Daerah
dengan Sistem Informasi Kemendag
80%
Jumlah Penyusunan Rekomendasi
Peraturan Terkait Kebijakan Usaha
Perdagangan
4 Rekomendasi
Peraturan
Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh
Ijin/Tanda Daftar 2.000 Pelaku
Usaha
Jumlah Pelaku Usaha dan Aparatur yang
Mendapat Pembinaan/Bimbingan Teknis
di Bidang Pelaku Usaha
600 Pelaku Usaha dan Aparatur
Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang Diperdagangkan di Toko Swalayan
75%
Tabel 2.1 - Tabel Indikator Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi sesuai dengan Renstra Ditjen PDN 2015-2019
Sumber: Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018
KEBIJAKAN DAN PROGRAM
Untuk merealisasikan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
maka dapat dicapai dengan cara mengembangkan kebijakan, program dan
kegiatan secara optimal. Dimana hal tersebut dituangkan dalam formulir
Rencana Strategis dan Rencana Kinerja.
Kebijakan merupakan ketentuan-ketentuan yang bersifat taktis
strategis yang diambil dan ditetapkan untuk dijadikan pedoman dan
petunjuk bagi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan pada Direktorat Bina
Usaha dan Pelaku Distribusi. Kebijakan yang ditetapkan untuk mendorong
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
16
dan memfokuskan pada usaha mencapai tujuan dan sasaran. Kebijakan
untuk Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi yang selengkapnya
dapat dilihat dalam Renstra Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam
Negeri 2015-2019.
Program merupakan penjabaran dari kebijakan yang telah
dirumuskan. Program ini merupakan dukungan nyata bagi keberhasilan
pelaksanaan tujuan dan sasaran serta berkewajiban yang ditetapkan.
Dengan demikian program disusun secara nyata, sistematis dan terpadu.
Program-program Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri secara
rinci dilihat dari Renstra Kementerian Perdagangan 2015-2019.
Tabel 2.2 - Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Perdagangan Dalam Negeri 2015-2019
Sumber: Renstra Ditjen Perdagangan Dalam Negeri 2015-2019
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
17
B. RENCANA KINERJA TAHUNAN DIREKTORAT BINA USAHA DAN
PELAKU DISTRIBUSI
Secara umum rencana kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku
Distribusi tahun 2018 merupakan penjabaran lebih lanjut dari Renstra
Kementerian Perdagangan tahun 2015-2019 yang diselaraskan dengan
Renstra Ditjen Perdagangan Dalam Negeri 2015-2019. Hal tersebut
merupakan tekad dan janji rencana kinerja tahunan yang akan dicapai
selama tahun 2018. Oleh karena itu, rencana kinerja ini harus diwujudkan
melalui pengelolaan dan dukungan sumber daya yang tersedia. Berikut
adalah tabel rencana kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
tahun 2018:
Sasaran Indikator Kinerja Target
Meningkatnya
kemudahan dan
kesempatan
berusaha dalam
Perdagangan
Dalam Negeri
Terintegrasinya Layanan Perijinan
Perdagangan Dalam Negeri di Daerah
dengan Sistem Informasi Kemendag
80%
Jumlah Penyusunan Rekomendasi
Peraturan Terkait Kebijakan Usaha
Perdagangan
4 Rekomendasi
Peraturan
Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh
Ijin/Tanda Daftar 2.000 Pelaku
Usaha
Jumlah Pelaku Usaha dan Aparatur yang
Mendapat Pembinaan/Bimbingan Teknis
di Bidang Pelaku Usaha
600 Pelaku Usaha dan Aparatur
Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang Diperdagangkan di Toko Swalayan
75%
Tabel 2.3 - Perjanjian Kinerja Tahun 2018
Sumber: Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018
Untuk mencapai rencana kinerja tersebut di atas, maka secara detail
Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi melaksanakan kegiatan sebagai
berikut :
1. Perumusan Kebijakan di Bidang Jasa Perdagangan
2. Penyempurnaan Kebijakan Distribusi Tidak Langsung
3. Perumusan dan Penyempurnaan Kebijakan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
4. Penyusunan/Penyempurnaan Kebijakan di Bidang Distribusi Langsung dan Waralaba
Rencana Kinerja Tahunan Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
18
5. Perumusan/Penyusunan/Penyempurnaan Perizinan dan Non Perizinan Dalam Rangka Peningkatan Kemudahan Berusaha (Ease of Doing Business)
6. Penyusunan RSKKNI/KKNI Tenaga Jasa Perdagangan
7. Diseminasi Kebijakan di Bidang Usaha dan Pelaku Distribusi
8. Pendampingan Waralaba Nasional dan Diaspora
9. Penilaian dan Pengawasan Kegiatan Usaha dengan Sistem Distribusi Langsung dan Waralaba
10. Analisa Data dan Supervisi Kepada Wajib LKTP
11. Pengawasan Pelaku Usaha Distribusi Tidak Langsung
12. Pemantauan/Asistensi Efektifitas SIPO Dalam Rangka Peningkatan Kemudahan Berusaha (Ease of Doing Business)
13. Pengawasan Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
14. Pembinaan dan Pengawasan Pelaku Jasa Perdagangan
15. Pembinaan dan Pendampingan Pelaku Usaha Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
16. Fasilitator Edukasi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
17. Fasilitasi Pelaku Usaha Waralaba dan Partisipasi Klinik Bisnis pada Pameran di Dalam Negeri dan Luar Negeri
18. Fasilitasi Pelaku Usaha Distribusi Tidak Langsung
19. Pembinaan Penerimaan Negara Bukan Pajak
20. Sinergy Kebijakan Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi dengan Daerah
21. Pengembangan dan Perluasan SIPO dalam rangka Peningkatan Kemudahan Berusaha (Ease of Doing Bussiness)
Rencana Aksi Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi di Tahun 2018
sesuai dengan Perjanjian Kinerja Direktur Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
pada triwulan ke 1, yaitu persiapan dari segi teknis maupun administratif
dalam rangka pelaksanaan kegiatan di Direktorat Bina Usaha dan Pelaku
Distribusi. Pada triwulan ke 2, Direktorat menargetkan telah melaksanakan
kegiatan sosialisasi, Focus Group Discussion (FGD), Diseminasi, Pertemuan
Teknis dengan daerah serta beberapa kegiatan yang sifatnya sinergi dengan
stakeholders di daerah. Triwulan ke 3, Direktorat menargetkan
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
19
finalisasi/penyelesaian rumusan kebijakan menjadi Permendag/PP/Perpres
serta pelaksanaan sosialisasi kebijakan baru tersebut. Target triwulan ke 4,
Direktorat menargetkan menyelesaikan seluruh kegiatan yang ada, baik yang
sifatnya teknis maupun administratif.
Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target Anggaran
(1) (2) (3) (4) (5)
Terlaksananya kebijakan dan bimbingan teknis di bidang pembinaan usaha perdagangan dalam negeri dalam rangka meningkatkan pertumbuhan PDB sektor perdagangan besar dan eceran
Jumlah Penyusunan Rekomendasi Peraturan Terkait Kebijakan Usaha Perdagangan
Rancangan 4 6.081.912.000
Terintegrasinya Layanan Perijinan Dalam Negeri di Daerah dengan Sistem Informasi Kemendag
Pelaku Usaha 226 10.487.448.000
Jumlah Pelaku Usaha dan Aparatur yang Mendapat Pembinaan/ Bimbingan Teknis di Bidang Pelaku Usaha Distribusi
Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh Ijin/Tanda Daftar
Presentase Barang Produksi Dalam Negeri yang diperdagangkan di Toko Swalayan
Tabel 2.4 - Rincian Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018 Sumber: Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
20
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Sebagai pelaksanaan dari Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor PER/09/M.PAN/05/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan
Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, maka Kementerian
Perdagangan telah menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk hal itu
Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi telah mengimplementasikan ke dalam
Indikator Kinerja Tahun 2018 yang lebih lanjut dituangkan ke dalam Perjanjian
Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018, serta
memperhatikan kebutuhan stakeholders.
Menurut Badan Pusat Statistik, Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan
gambaran kemampuan suatu negara untuk menciptakan output (nilai tambah) pada
suatu waktu tertentu. Dalam penyusunan laporan ini, digunakan data PDB yang
diperoleh melalui pendekatan sektoral, yaitu data PDB yang merupakan hasil
penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh
sektor-sektor ekonomi atas berbagai aktivitas produksinya. Ruang lingkup
perhitungan PDB dalam laporan ini meliputi PDB sektor Perdagangan Besar dan
Eceran.
Sasaran dari indikator kinerja ini ditujukan untuk mendukung sasaran dari
indikator kinerja Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri yaitu terjadinya
peningkatan pertumbuhan PDB pada sektor perdagangan.
Kinerja perdagangan, selain dipengaruhi oleh kondisi perekonomian dunia,
juga dipengaruhi oleh dinamika ekonomi Indonesia. Dinamika ekonomi Indonesia
mempengaruhi kinerja perdagangan melalui berbagai mekanisme, antara lain:
stabilitas makro, kondisi sarana dan prasarana, kebijakan iklim usaha dan investasi,
serta kebijakan perdagangan dalam dan luar negeri. Secara kualitas, semakin
pentingnya sektor perdagangan terlihat dari kegiatan-kegiatan yang lebih
mengedepankan kegiatan usaha perdagangan untuk mendukung sektor lain seperti
sektor industri, telekomunikasi, transportasi, pertanian, kehutanan, perikanan,
turisme, pertambangan, dan lain-lain. Dukungan kegiatan tersebut memberikan
Capaian Indikator Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
21
pengaruh yang positif terhadap meningkatnya kontribusi sektor perdagangan dalam
pembangunan ekonomi secara nasional. Kegiatan ini antara lain meliputi perbaikan
pelayanan publik, peningkatan iklim usaha, pembangunan/revitalisasi pasar
tradisional, peningkatan kelancaran distribusi bahan kebutuhan pokok dan barang
strategis, penurunan disparitas harga antar provinsi serta stabilisasi harga dengan
harga yang layak untuk konsumsi masyarakat.
Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi menetapkan beberapa indikator
kinerja untuk tahun 2018, antara lain:
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2018
Capaian 2018
Capaian (%)
1 Terintegrasinya layanan perijinan perdagangan dalam negeri di daerah dengan sistem informasi Kemendag
% 80 80 100
2 Jumlah Penyusunan Rekomendasi Peraturan Terkait Kebijakan Usaha Perdagangan
Rekomendasi
Peraturan 4 7 175
3 Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh Ijin/Tanda Daftar
Pelaku Usaha
2.000 5.515 275
4 Jumlah Pelaku Usaha dan Aparatur yang Mendapat Pembinaan/Bimbingan Teknis di Bidang Pelaku Usaha
Pelaku Usaha dan Aparatur
600 1.315 219
5 Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang Diperdagangkan di Toko Swalayan
% 75 84 84
Tabel 3.1 - Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2017 Sumber: Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
Berdasarkan data pada tabel diatas, maka semua indikator kinerja yang ada pada
Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi pada tahun 2018 telah sepenuhnya
tercapai sesuai target yang telah dibuat.
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
22
No Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi
2015 2016 2017 2018 2015 2016 2017 2018
1
Terintegrasinya layanan perijinan perdagangan dalam negeri di daerah dengan sistem informasi Kemendag
Kab/ Kota 40 80 120 160 45 80 124 160
2
Jumlah Penyusunan Rekomendaasi Peraturan terkait Kebijakan Usaha Perdagangan
Rekomendasi
4 4 4 7 7 9 7 7
3 Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh Ijin/Tanda Daftar
Pelaku Usaha
- - - 2.000 - - - 5.515
4
Jumlah Pelaku Usaha dan Aparatur yang Mendapat Pembinaan/Bimbingan Teknis di Bidang Pelaku Usaha
Pelaku Usaha dan
Aparatur
- - - 600 - - - 1.315
5
Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang diperdagangkan di Toko Swalayan
Persen 60 65 - 75 - 69 - 84
Tabel 3.2 - Perbandingan Capaian Indikator Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2015 sampai dengan Tahun 2018
Sumber: Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
Jika melihat dari tabel di atas terjadi peningkatan kinerja Direktorat Bina
Usaha dan Pelaku Distribusi tercermin dari jumlah capaian yang dihasilkan telah
melebihi target yang ditetapkan. Hal ini mengindikasikan bahwa Direktorat Bina
Usaha dan Pelaku Distribusi ikut mendukung program pengembangan perdagangan
dalam negeri khususnya pengembangan pelaku usaha perdagangan dan distribusi.
Disamping itu berdasarkan tabel tersebut di atas bahwa Direktorat Bina
Usaha dan Pelaku Distribusi sangat serius dalam melaksanakan pelayanan publik
tercermin dari tingkat pelayanan yang lebih baik. Peningkatan kualitas pelayanan
publik merupakan salah satu indikator tercapainya good governance. Kementerian
Perdagangan berkewajiban mewujudkan good governance melalui pelayanan prima
dibidang perizinan dan non perizinan di sektor perdagangan, guna mendorong
pertumbuhan investasi yang lebih kondusif. Dalam hal penerbitan perizinan dan non
perizinan, kecepatan dan kepastian waktu penerbitan merupakan suatu hal yang
penting bagi pelaku usaha, karena bagi pelaku usaha waktu mencerminkan biaya
yang harus dikeluarkan.
Indikator peningkatan output Sektor Perdagangan Besar dan Eceran yang
digunakan adalah pertumbuhan PDB riil tahunan Sektor Perdagangan Besar dan
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
23
Eceran. Pertumbuhan Sektor Perdagangan tidak terlepas dari kondisi perekonomian
nasional. Oleh karena itu, penentuan target pertumbuhan tahunan sektor
perdagangan besar dan eceran selain mengacu pada kondisi periode 5 tahun lalu,
juga mengacu pada target pertumbuhan tahunan PDB nasional yang telah
ditentukan oleh pemerintah.
Sasaran dari indikator kinerja ini ditujukan untuk mendukung sasaran dari
indikator kinerja Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri yaitu terjadinya
peningkatan pertubuhan PDB pada sektor perdagangan untuk tahun 2016 sebesar
6.9%.
Metodologi pengukuran pencapaian dalam indicator kinerja secara umum
digunakan dua jenis rumus yang tersedia yaitu rumus I dan II, dipakai dengan
mempertimbangkan karakteristik komponen realisasi yang dihadapi. Adapun rumus
pengukuran capaian kinerja secara umum dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Rumus I
Presentase
Pencapaian Target =
Realisasi
x 100%
Rencana
Rumus II
Presentase
Pencapaian Target =
Rencana – (Realisasi – Rencana)
x 100%
Rencana
Tabel 3.3 - Rumus Pengukuran Capaian Kinerja Secara Umum
Penggunaan rumus I akan tepat digunakan apabila kondisi capaian realisasi
mencerminkan semakin tinggi/rendah realisasi, menunjukan pencapaian kinerja
yang semakin baik/buruk, hubungan baik/buruk realisasi capaian menunjukan
hubungan linear. Sedangkan rumus II akan tepat digunakan apabila kondisi capaian
realisasi mencerminkan semakin tinggi/rendah realisasi menunjukan pencapaian
kinerja yang semakin buruk/baik atau mempunyai hubungan terbalik.
B. Analisis dan Evaluasi Capaian Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku
Distribusi Tahun 2018
Analisis dan evaluasi kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
berisikan penjabaran hasil capaian kinerja menurut indikator-indikator yang
tertuang dalam kontrak kinerja secara terperinci meliputi pengukuran target dan
realisasi, membandingkan dengan capaian tahun lalu, serta mengulas kembali
Analisis dan Evaluasi Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Disrtribusi
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
24
capaian Indikator Kinerja. Keenam indikator kinerja tersebut dapat menggambarkan
keberhasilan pencapaian kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi pada
tahun 2018 yang berdasarkan realisasi dan rata-rata capaiannya yaitu sebesar 100%.
Adapun pencapaian dari masing-masing indikator dapat dijabarkan sebagai berikut :
Indikator ini dimaksudkan untuk mengukur kinerja Direktorat Bina Usaha dan
Pelaku Distribusi dalam mendorong penerapan aplikasi Sistem Informasi Perusahaan
Online (SIPO) oleh instasi-instansi penerbit perijinan perdagangan dalam negeri di
daerah sehingga informasi perusahaan dapat diakses secara luas oleh masyarakat
secara cepat dan mudah. Sistem informasi Perusahaan Online (SIPO) merupakan
sistem aplikasi berbasis web yang menerbitkan, menghimpun, serta merekapitulasi
data-data Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), Tanda Daftar Perusahaan (TDP), Izin
Usaha Toko Modern (IUTM), Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) dan Tanda
Daftar Gudang (TDG) secara online dari kantor-kantor instansi penerbit tingkat
Kabupaten/Kota (PTSP) untuk disimpan secara terpusat di database Kementerian
Perdagangan.
Namun, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 77 Tahun 2018 Tentang Pelayanan
Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Di Bidang Perdagangan, perizinan
berusaha di bidang perdagangan termasuk TDP (menjadi NIB), SIUP, IUTM, TDG, dan
STPW yang sebelumnya diterbitkan oleh PTSP di Kabupaten/Kota berubah menjadi
Lembaga OSS (Online Single Submission). Adapun peran PTSP di Kabupaten/Kota
dan Kementerian Perdagangan perihal perizinan sektor perdagangan berubah dari
penerbit menjadi pengawas. Peran pengawas yang dilakukan meliputi pemenuhan
komitmen untuk masing-masing perizinan berusaha.
Semenjak diberlakukannya OSS, maka upaya implementasi SIPO di DPMPTSP
seluruh Indonesia beralih menjadi sosialisasi perizinan berusaha terintegrasi secara
elektronik melalui OSS. Dengan disosialisasikannya OSS kepada aparatur daerah dan
pelaku usaha di kabupaten/kota seluruh Indonesia, maka diharapkan perizinan
sektor perdagangan melalui OSS dapat terimplementasi di seluruh Indonesia dalam
rangka kemudahan berusaha.
Indikator Kinerja 1: Terintegrasinya layanan perijinan perdagangan dalam negeri di daerah dengan sistem informasi Kemendag
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
25
Indikator ini dimaksudkan untuk mengukur kinerja Direktorat Bina Usaha
dan Pelaku Distribusi dalam mendorong peningkatan iklim usaha yang sehat melalui
rekomendasi peraturan yang mendukung peningkatan kinerja perdagangan
domestik. Target untuk indikator ini di tahun 2017 adalah 4 rekomendasi dengan
realisasi 7 rekomendasi/rancangan peraturan. Rincian realisasi indikator ini di
tahun 2018 adalah sebagai berikut:
1. Permendag 76 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan
Revisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 37/M-DAG/PER/9/2007 tentang
Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 08/M-
DAG/PER/2/2017 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri
Perdagangan Nomor 37/M-DAG/PER/9/2007 tentang Penyelenggaraan
Pendaftaran Perusahaan dilakukan dalam rangka penyesuaian terhadap
Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi secara Elektronik. Adapun pokok pengaturan adalah
pendaftaran perusahaan dilakukan melalui Online Single Submission (OSS),
dimana akan diperoleh Nomor Induk Bersama (NIB) yang berlaku sebagai Tanda
Daftar Perusahaan (TDP).
2. Rancangan Permendag tentang Simplifikasi Kebijakan Waralaba
Latar belakang dilakukan Revisi Rancangan Peraturan Menteri Perdagangan ini
adalah simplifikasi 4 Peraturan Menteri Perdagangan terkait Waralaba menjadi
1 Peraturan Menteri Perdagangan tentang Penyelenggaraan Waralaba, termasuk
me-review beberapa pengaturan yang dinilai kurang implementatif. Revisi ini
dilakukamn dalam upaya meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembinaan
usaha waralaba sehingga sesuai dengan dinamika usaha waralaba. Pengaturan
waralaba adalah menciptakan kepastian beusaha dan kepastian hukum bagi
Pemberi Waralaba maupun Penerima Waralaba. Untuk itu, Pemerintah
mewajibkan Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba untuk memiliki Surat
Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) guna mengetahui legalitas dan bonafiditas
usaha Pemberi Waralaba dapat diketahui serta memantau dan menyusun data
waralaba baik jumlah maupun jenis usahayang diwaralabakan.
Indikator Kinerja 2: Jumlah Penyusunan Rekomendasi Peraturan terkait Kebijakan Usaha Perdagangan
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
26
3. Rancangan Permendag tentang Kegiatan Usaha Distribusi Barang Secara
Langsung
R-Permendag tentang Kegiatan Usaha Distribusi Barang secara Langsung
merupakan amanat dari Pasal 17 ayat (2) Permendag Nomor 22/M-
DAG/PER/3/2016 tentang Ketentuan Umum Distribusi Barang dan akan
menggantikan Permendag Nomor 32/M-DAG/PER/8/2008 Jo. Permendag Nomor
47/M-DAG/PER/9/2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perdagangan
dengan Sistem Penjualan Langsung. Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan
efektivitas pembinaan kegiatan usaha distribusi langsung, diperlukan revisi
terhadap kebijakannya yang telah ada sehingga sesuai dengan dinamika
kegiatan usaha distribusi langsung. Untuk mengsinergikan kebijakan distribusi
langsung dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Online
Single Submission dan Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor
77 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara
Elektronik Di Bidang Perdagangan diperlukan revisi Permendag Nomor 32/M-
DAG/PER/8/2008 serta Permendag 36 Tahun 2018 Pelaksanaan Pengawasan
Kegiatan Perdagangan.
4. RPP Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
Latar belakang penyusunan ini yaitu sesuai amanat Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2014 tentang Perdagangan Pasal 66 untuk menyusun aturan lebih lanjut
mengenai transaksi perdagangan melalui sistem elektronik.
RPP PMSE merupakan amanat dari Pasal 65 UU Perdagangan, dan terdiri dari 19
bab dan 82 pasal. Penyusunan RPP PMSE bertujuan untuk membangun
consumer trust dan consumer confidence dengan cara memastikan adanya
perlindungan konsumen dan persaingan usaha yang sehat serta terciptanya
ekosistem e-commerce yang aman, yang diharapkan akan mendorong
peningkatan aktivitas dan pertumbuhan perdagangan serta industri e-
commerce. Prinsip pengaturan dalam RPP PMSE:
a. Persamaan perlakuan (antara pelaku usaha dalam negeri dengan luar
negeri, pedagang online dengan offline, pedagang formal dengan informal).
b. Memperhatikan kepentingan nasional melalui penguatan pelaku usaha dan
produk lokal.
c. Perlindungan kepada konsumen.
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
27
Saat ini posisi RPP Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (RPP PMSE) berada di
Kementerian Sekretariat Negara untuk difinalisasi dan diproses lebih lanjut
sebelum disampaikan ke Presiden untuk ditandatangani. RPP PMSE ini akan
mengatur mengenai hak dan kewajiban para pihak yang terlibat dalam aktivitas
perdagangan online, seperti kewajiban pelaku usaha untuk menyediakan
informasi yang lengkap dan benar mengenai produk yang ditawarkan dan
kewajiban untuk menyediakan layanan pengaduan.
5. Rancangan Perpres tentang Pengembangan, Penataan dan Pembinaan Pasar
Rakyat, Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan
RPerpres Tentang Pembangunan dan Pemberdayaan Pasar Rakyat serta
Penataan Pusat Perbelanjaan dan Toko Swalayan merupakan penyempurnaan
dari Perpres Nomor 112 Tahun 2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar
Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Penyempurnaan ini
dimaksudkan untuk menyesuaikan dengan aturan yang ada pada UU Nomor 7
Tahun 2014 tentang Perdagangan serta penyesuaian terhadap perkembangan
ritel dan ekonomi yang berubah.
6. Rancangan Permendag tentang Penerapan Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI) Ritel Modern
Penyusunan Permendag ini pada umumnya bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan dan profesionalisme tenaga kerja di Indonesia agar sesuai dengan
kebutuhan sektor atau lapangan usaha. Selain itu, keberadaan tenaga kerja
merupakan elemen penting dalam perusahaan yang bergerak di bidang
perdagangan jasa, contohnya jasa ritel modern. Ritel modern saat ini bahkan
menjadi salah satu jenis perdagangan jasa yang menyerap banyak tenaga kerja
di Indonesia. Setelah disahkan, rancangan Permendag tentang penerapan
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) Bidang Ritel Modern nantinya
akan diimplementasikan bersama dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia (SKNI) Bidang Ritel Modern yang telah ditetapkan dalam Keputusan
Menteri Ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 2018 tentang Penetapan Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Kategori Perdagangan Besar Bukan
Mobil dan Sepeda Motor Bidang Ritel Modern.
7. Rancangan Permendag tentang Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan
Revisi Permendag dilakukan dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan
informasi keuangan perusahaan serta memudahkan pelaku usaha dalam
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
28
memenuhi kewajiban penyampaian Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan
(LKTP), dimana penyampaian LKTP dilakukan secara daring.
Indikator di tahun 2018 telah tercapai sebanyak 7 rekomendasi peraturan.
Keberhasilan pencapaian target pada indikator ini disebabkan dengan pengalaman
panjang dari pegawai Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi yang kompeten di
bidangnya dan bekerja sama dengan baik dengan Biro Hukum maupun instansi
terkait sehingga memperlancar pembuatan rancangan peraturan terkait Kebijakan
Usaha Perdagangan dan Pelaku Distribusi sehingga dapat dengan sukses
merealisasikan target terkait rancangan peraturan tersebut.
Jumlah prosedur perizinan terkait kebijakan usaha perdagangan yang
disederhanakan dan waktu perizinan usaha perdagangan ini dimaksud untuk
mengukur kinerja pelayanan perizinan yang dilakukan di Direktorat Bina Usaha
dan Pelaku Distribusi dimana perizinan yang diterbitkan telah menggunakan
Sistem Informasi Perizinan Terpadu (SIPT) sesuai yang telah diatur dalam
Permendag Nomor 85/M-DAG/PER/12/2016 tentang Pelayanan Terpadu
Perdagangan dan Permendag Nomor 86/M-DAG/PER/12/2016 tentang
Ketentuan Pelayanan Perizinan di Bidang Perdagangan Secara Online dan Tanda
Tangan Elektronik (Digital Signature).
Pada indikator ini, tercapainya target prosedur dan jumlah hari
diterbitkan izin pada Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi terkait erat
dengan Permendag Nomor 86/M-DAG/PER/12/2016 dimana perizinan secara
online dan tanda tangan elektronik harus sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan. Kegiatan yang mendukung pencapaian target pada indikator ini
karena adanya kegiatan pembinaan/bimbingan teknis yang telah dilakukan oleh
Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi kepada aparatur daerah maupun
kepada pengusaha di daerah terkait prosedur perijinan yang diperlukan untuk
melakukan kegiatan usaha perdagangan yang dilakukan.
Jumlah perizinan yang telah diterbitkan menggunakan SIPT di Direktorat
Bina Usaha dan Pelaku Distribusi selama tahun 2018 adalah sebagai berikut:
1. Surat Ijin Jasa Survey : 37 izin.
Indikator Kinerja 3: Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh
Ijin/Tanda Daftar
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
29
2. Surat Ijin Usaha Perusahaan Perantara Perdagangan Properti (SIU-P4) : 213
izin.
3. Surat Tanda Pendaftaran Agen atau Distributor Barang atau Jasa Dalam atau
Luar Negeri : 3.828 izin.
4. Informasi Pendaftaran Petunjuk Penggunaan (Manual) dan Kartu Garansi
(Garansi)/Purna Jual Dalam Bahasa Indonesia bagi Produk
Telematika/Elektronika : 1.360 izin.
5. Persetujuan Penyelenggaraan Pameran Dagang, Konvensi, dan atau Seminar
Dagang Internasional (EO) : 32 izin.
6. Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (Pemberi Waralaba Dalam Negeri/Luar) :
20 izin.
7. Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (Pemberi Waralaba Lanjutan Berasal
Dalam Luar Negeri) : 1 izin.
8. Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (Penerima Waralaba Berasal dari Luar
Negeri) : 3 izin.
9. Persetujuan Prinsip Pameran Dagang, Konvensi dan atau Seminar Dagang
Internasional (Pemilik Gudang) : 21 izin.
Secara keseluruhan, jumlah ijin yang telah diterbitkan oleh Direktorat
Bina Usaha dan Pelaku Distribusi selama tahun 2018 sebanyak 5.515 izin.
Pelaksanaan kegiatan pembinaan dan bimbingan teknis di bidang
kelembagaan dan pelaku usaha dimaksudkan untuk mendorong masyarakat terutama
dunia usaha untuk menaati ketentuan-ketentuan yang berlaku sehingga dapat
tercipta tertib berusaha dan iklim usaha yang sehat untuk melindungi masyarakat
dari kegiatan-kegiatan perdagangan yang tidak baik. Dalam penyelenggaraan
kegiatan ini dihadiri oleh pelaku usaha, aparatur daerah, dan UKM daerah. Kegiatan
pembinaan dan bimbingan teknis yang dilaksanakan selama tahun 2018 adalah
sebagai berikut:
Indikator Kinerja 4: Jumlah Pelaku Usaha dan Aparatur yang
Mendapat Pembinaan/Bombingan Teknis di Bidang Pelaku Usaha
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
30
1. Pendampingan Waralaba Nasional dilaksanakan di 3 daerah, yaitu: Jakarta, Bekasi
dan Korea yang dihadiri oleh 185 peserta.
2. Fasilitasi Pelaku Usaha dan Partisipasi Klinik pada Pameran Dalam Negeri dan Luar
Negeri dilaksanakan di 3 daerah, yaitu: Bandung, Surabaya dan Jakarta yang
dipartisipasi oleh 38 stand.
3. Pengawasan Kegiatan Distribusi Langsung dan Waralaba yang dilaksanakan di 12
daerah, yaitu: Surabaya, Malang, Semarang, Deli Serdang, Bandung, Bekasi,
Sragen, Medan, Surabaya, Yogyakarta, Gresik, dan Sidoarjo dengan total 30
perusahaan.
4. Pengawasan Pelaku Usaha Distribusi Tidak Langsung dilaksanakan di 9 daerah,
yaitu: Palangkaraya, Padang, Boyolali, Malang, Yogyakarta, Pati, Pekalongan,
Pasuruan, dan Sleman dengan total 27 perusahaan.
5. Fasilitasi Pelaku Usaha Distribusi Tidak Langsung (Temu Usaha) yang dilaksanakan
di 3 daerah, yaitu: Surakarta, Serang, dan Batam yang dihadiri oleh 150 peserta.
6. Pengawasan Pelaku Usaha Jasa Perdagangan yang dilaksanakan di Jakarta dihadiri
oleh 55 peserta.
7. Pertemuan Pembinaan Pelaku Usaha Jasa Perdagangan yang dilaksanakan di 3
daerah, yaitu: Pekanbaru, Pontianak, dan Denpasar yang dihadiri oleh 165
peserta.
8. Pengawasan Transaksi Perdagangan Melalui Sistem Elektronik yang dilaksanakan di
20 daerah, yaitu: Palangkaraya, Bogor, Bekasi, Bandung, Denpasar, Kabupaten
Sleman, Balikpapan, Banda Aceh, Cirebon, Yogyakarta, Semarang, Kabupaten
Bogor, Surabaya, Sukabumi, Medan, Batam, Banten, Kabupaten Bekasi, Malang
dan Yogyakarta dengan total 60 UKM.
9. Pembinaan dan Pendampingan Pelaku Usaha Perdagangan Melalui Sistem
Elektronik yang dilaksanakan di 3 daerah, yaitu: Yogyakarta, Banyuwangi dan
Sukabumi yang dihadiri oleh 180 peserta.
10. Fasilitator Edukasi Perdagangan Melaui Sistem Elektronik dilaksanakan di 4
daerah, yaitu: Bandung, Cirebon, Solo dan Malang yang dihadiri oleh 240
peserta.
11. Optimalisasi Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan dilaksanakan di 3 daerah,
yaitu: Batam, Makassar, dan Palembang yang dihadiri oleh 126 peserta.
12. Supervisi Wajib Laporan Keuangan Tahunan Perusahaan dilaksanakan di 7
daearh, yaitu: Bandung, Bali, Batam, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi, Palembang
dan Cilegon dengan total 14 perusahaan.
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
31
13. Pemantauan Efektivitas/Asistensi Sistem Informasi Perusahaan Online telah
dilaksanakan di 45 Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Indikator ini merupakan indikator baru sehingga tidak dapat dibandingan
dengan tahun-tahun sebelumnya. Indikator ini mencapai target yang telah
direncanakan sebelumnya disebabkan karena banyaknya perkembangan peraturan
yang berkembang di pemerintah pusat terkait Kebijakan di Bidang Usaha
Perdagangan dan perkembangan isu strategis yang perlu dikoordinasikan dengan
pemerintah daerah. Selain itu, perkembangan terkait kebijakan dan peraturan dari
Pemerintah Pusat dibutuhkan transfer knowledge kepada aparatur daerah maupun
pengusaha yang terkait di bidangnya.
Indikator kinerja ini merupakan salah satu ketentuan yang terdapat pada
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Pedoman Penataan
dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern. Indikator
tersbut berguna untuk mengetahui sejauh mana implikasi peraturan terhadap toko
swalayan dalam mematuhi dan berpartisipasi aktif dalam membantu
mengembangkan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Indonesia. Meskipun barang
dagangan hasil produksi dalam negeri paling sedikit 80 persen dari jumlah dan jenis
barang yang diperdagangkan di toko swalayan, namun dalam Peraturan Menteri
Perdagangan No. 56 tahun 2014, Menteri Perdagangan memberikan izin penyediaan
barang dagangan produksi dalam negeri kurang dari 80 persen kepada toko modern
yang berbentuk stand alone brand dan/atau outlet/toko khusus (specialty stores),
dalam hal barang dagangan:
a. memerlukan keseragaman produksi (uniformity) dan bersumber dari satu
kesatuan jaringan pemasaran global (global supply chain);
b. memiliki brand/merek sendiri yang sudah terkenal di dunia (premium
product) dan belum memiliki basis produksi di Indonesia; atau
c. berasal dari negara tertentu untuk memenuhi kebutuhan warga negaranya
yang tinggal di Indonesia.
Toko modern sebagaimana dimaksud di atas secara bertahap meningkatkan
penjualan barang serupa yang diproduksi di Indonesia dan melaporkan
pelaksanaannya kepada Menteri melalui Direktur Jenderal Perdagangan Dalam
Indikator Kinerja 5: Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang
Diperdagangkan di Toko Swalayan
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
32
Negeri. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka target yang ditetapkan untuk
tahun 2018 ialah 75 persen, dengan harapan nantinya secara perlahan akan
meningkat menjadi 80 persen di 2019.
Penghitungan indikator telah dilaksanakan dengan mengambil sampel toko
modern/ tradisional di 11 (sebelas) kabupaten/kota yakni Malang, Yogya, Solo,
Serang, Lampung, Banjarbaru, Pati, Pasuruan, Sleman, Karanganyar dan
Pekalongan. Pemilihan kota tersebut sebagai tempat pengambilan sampel
disebabkan konsentrasi perekonomian yang masih berada di wilayah barat
Indonesia, terutama Pulau Jawa sehingga dapat dianggap mewakili secara
keseluruhan.
Rata-rata persentase produk dalam negeri yang diperdagangkan di gerai-gerai
toko swalayan di lokasi-lokasi tersebut di tahun 2018 adalah 84 persen yang artinya
melebihi target yang hanya 75 persen.
C. Akuntabilitas Keuangan Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
Capaian Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018
secara keseluruhan belum optimal. Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
mendapat alokasi anggaran dalam DIPA APBN (DIPA awal) sebesar Rp.
20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah), terjadi penghematan belanja barang
berdasarkan Inpres Nomor 4 Tahun 2017 sebesar Rp. 1.764.618.000,- (satu milyar
tujuh ratus enam puluh empat juta enam ratus delapan belas ribu rupiah) dan
terserap sebesar Rp. 16.783.725.257,- (enam belas milyar tujuh ratus delapan
puluh tiga juta tujuh ratus dua puluh lima ribu dua ratus lima puluh tujuh
rupiah) atau sebesar 83,90% dari pagu anggaran yang tersedia dengan sisa
anggaran sebesar Rp. 3.216.274.743,- atau 16,1%. Adanya sisa dari alokasi
anggaran dikarenakan hal-hal sebagai berikut:
1. Adanya sisa lelang dari kegiatan direktorat.
2. Adanya sisa anggaran dari perjalanan dinas karena biaya perjalanan dinas sudah
dilakukan secara at cost.
3. Penghematan Inpres Nomor 4 Tahun 2017.
Apabila dibandingkan dengan tahun 2017 Direktorat Bina Usaha dan Pelaku
Distribusi mendapat alokasi anggaran dalam DIPA APBN (DIPA awal) sebesar
Rp. 29.881.556.000 (dua puluh sembilan milyar delapan ratus delapan puluh satu
juta lima ratus lima puluh enam ribu rupiah), kemudian direvisi penghematan
Penyerapan anggaran Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018 mencapai 83.90%
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
33
menjadi Rp. 17.978.249.000 (tujuh belas milyar sembilan ratus tujuh puluh delapan
juta dua ratus empat puluh sembilan ribu rupiah). Dari total anggaran tersebut
dapat direalisasi sebesar Rp. 17.111.454.438 (tujuh belas milyar seratus sebelas
juta empat ratus lima puluh empat ribu empat ratus tiga puluh delapan rupiah) atau
sebesar 95,21% dengan sisa anggaran sebesar Rp. 866.794.562 (delapan ratus enam
puluh enam juta tujuh ratus sembilan puluh empat ribu lima ratus enam puluh dua
rupiah) atau 4,79%. Sehingga jika dibandingkan tahun 2017, pada tahun 2018 terjadi
penurunan penyerapan anggaran sebesar 3,18%. Hal ini disebabkan karena kegiatan
Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi selama tahun 2018 telah sesuai dengan
target perencanaan yang telah direncanakan sebelumnya. Namun, ada
penghematan anggaran yang tidak dapat dicairkan. Maka dapat disimpulkan
efisiensi dan efektivitas kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi tahun
2018 ini baik.
Perbandingan anggaran dan realisasinya untuk tahun 2017 dan tahun 2018
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
No. Keterangan 2017 (Rp) 2018 (Rp)
1 Pagu Awal 29.881.556.000 20.000.000.000
2 Pagu Revisi 17.978.249.000 18.235.382.000
3 Realisasi 17.111.454.438 16.783.725.257
4 Prosentasi 95,21% 92,03%
Tabel 3.5 - Perbandingan Anggaran Tahun 2017 dan Tahun 2018
Sumber: Sistem Informasi Keuangan Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018
Untuk mencapai Indikator Kinerja yang telah ditetapkan pada tahun 2018,
maka diperlukan tersedianya anggaran yang memadai dengan penggunaan yang se-
efisien mungkin. Alokasi anggaran pada Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
pada tahun 2018 dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
NO.
KEGIATAN IKU
PAGU (Rp)
REALISASI (Rp)
% SISA (Rp)
1.
Pembinaan Usaha dan Pelaku Distribusi Perdagangan
Rancangan Kebijakan di Bidang Usaha Perdagangan
6.081.912.000 4.225.874.130 82,84 875.235.870
Pelaku Usaha dan Aparatur di Bidang Perdagangan yang Mendapat Pembinaan
10.487.448.000 9.041.003.842 82,71 1.897.246.158
Tabel 3.6 - Pagu dan Realisasi Anggaran Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi menurut IK Tahun 2018 Sumber: Sistem Informasi Keuangan Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018
Realisasi Anggaran berdasarkan Indikator Kinerja Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
Rata-rata penyerapan anggaran menurut output kegiatan
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
34
Realisasi anggaran pada Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun
2018 yang terdistribusi menurut kegiatan pada Direktorat Bina Usaha dan Pelaku
Distribusi, rincian anggaran dan realisasinya dapat terlihat pada tabel berikut ini :
NO KEGIATAN
PAGU
(Rp)
REALISASI
(Rp) %
SISA
(Rp)
1. Rancangan Kebijakan di Bidang Usaha Perdagangan
6.081.912.000 4.225.874.130 82,84 875.235.870
2. Pelaku Usaha dan Aparatur di Bidang Perdagangan yang Mendapat Pembinaan
10.487.448.000 9.041.003.842 82,71 1.897.246.158
3. Layanan Internal 1.945.040.000 1.729.138.941 88,89 215.901.059
4. Layanan Perkantoran 1.485.600.000 1.787.708.344 88,69 227.891.656
T O T A L 20.000.00.000 16.783.725.257 83,90 3.216.274.743
Tabel 3.7 - Realisasi Anggaran Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Menurut Output Kegiatan Tahun 2018 Sumber: Sistem Informasi Keuangan Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018
Keterangan : Pagu yang digunakan merupakan Pagu setelah direvisi.
Berdasarkan tabel diatas, dapat kami sampaikan bahwa pagu kegiatan yang
terbesar adalah Output Pelaku Usaha dan Aparatur di Bidang Perdagangan yang
Mendapat Pembinaan sebesar Rp. 10.487.448.000,- atau sekitar 52,4% dari total
anggaran Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi.
Capaian realisasi anggaran pada Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
untuk Tahun 2018 adalah sebesar 83,90%. Namun, dihitung berdasarkan anggaran
yang dapat dicairkan maka realisasi pada direktorat sebesar 92,03%. Berdasarkan
realisasi anggaran diatas, dapat kami sampaikan bahwa Direktorat Bina Usaha dan
Pelaku Distribusi mengalokasikan anggaran secara efektif dan efisien untuk
indikator kinerja utama.
Berdasarkan jenis belanja, anggaran terbagai kedalam 2 (dua) bagian, yaitu
belanja barang dan belanja modal. Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
mendapat alokasi anggaran untuk tahun 2018 sebesar Rp. 20.000.000.000,- yang
terealisasi sebesar Rp. 16.783.725.257,-. Dari dana yang terealisasi, belanja barang
dialokasikan sebesar Rp 18.986.937.000,- dan terealisasi sebesar Rp
15.975.918.459,- sehingga dana yang tersisa sebesar Rp 3.011.018.541,-. Maka
dapat disimpulkan anggaran belanja barang tersebut dapat tercapai sebesar
86,14%. Sedangkan belanja modal dialokasikan sebesar Rp 1.013.063.000,- dan
terealisasi sebesar Rp 877.466.220,- sehingga dana yang tersisa sebesar Rp
Realisasi Anggaran dan Prosentase pada Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi mencapai 83,90%
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
35
135.596.780,-. Maka dapat disimpulkan anggaran belanja modal tersebut dapat
tercapai sebesar 86,62%.
Indikator Kinerja Target Anggaran
Awal Anggaran
Revisi Realisasi
(1) (2) (3) (4) (5)
Rancangan Kebijakan di Bidang Usaha Perdagangan
4
Rancangan 6.081.912.000 5.101.110.000 4.225.874.130
Pelaku Usaha dan Aparatur yang Mendapat Pembinaan
226 Pelaku
Usaha 10.487.448.000 10.938.250.000 9.041.003.842
Tabel 3.8 - Rincian Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi Tahun 2018 Sumber:Perjanjian Kinerja dan Sistem Informasi Keuangan (SIK) Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi TA 2018
Alokasi anggaran Direktorat Bina Usaha Perdagangan berdasarkan jenis belanja
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
36
BAB IV
PENUTUP
Tata kelola pemerintahan yang baik dapat terwujud dan berkelanjutan
apabila terdapat kerjasama yang intensif antara semua pihak yang terlibat di dalam
implementasi program dan kerja sesuai dengan prosedur dan kebijakan yang ada.
Pada tahun 2018, Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi telah
melaksanakan berbagai kegiatan dengan output yang mendukung pencapaian
indikator kinerja utama yang dimiliki Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi.
Sebagian besar dari kegiatan-kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan
dapat diselesaikan pada tahun 2018 walaupun dari hasil yang didapat memang tidak
sesuai dengan yang direncanakan, namun diharapkan hal ini dapat menjadi bahan
evaluasi untuk perbaikan kinerja pada tahun yang akan datang.
Kegiatan yang mendukung indikator kinerja kegiatan yang dimiliki Direktorat
Bina Usaha dan Pelaku Distribusi telah berjalan dengan sangat baik, tercermin dari
semua target indikator kinerja kegiatan telah terealisasi lebih dari 100%. Berikut
tabel yang menggambarkan pencapaian indikator kinerja utama yang dimiliki
Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi beserta prosentase pencapaiannya.
No. Indikator Kinerja Satuan Target 2018
Capaian 2018
Capaian (%)
1 Terintegrasinya Layanan Perijinan Perdagangan Dalam Negeri di Daerah dengan Sistem Informasi Kemendag
Persen 80 80 100
2 Jumlah Penyusunan Rekomendasi Peraturan Terkait Kebijakan Usaha Perdagangan
Rekomendasi 4 7 175
3 Jumlah Pelaku Usaha yang Memperoleh Ijin/Tanda Daftar
Pelaku Usaha 2.000 5.515 276
4 Jumlah Pelaku Usaha dan Aparatur yang Mendapat Pembinaan/Bimbingan Teknis di Bidang Pelaku Usaha
Pelaku Usaha dan Aparatur
600 1.315 219
5 Persentase Barang Produksi Dalam Negeri yang Diperdagangkan di Toko Swalayan
Persen 75 84 84
Tabel 4.1 - Capaian Indikator Kinerja Kegiatan Dit. Bina Usaha Perdagangan Tahun 2018
Sumber: Perjanjian Kinerja Dit. Bina Usaha dan Pelaku Distribusi
Capaian Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi pada Tahun 2018
LAPORAN KINERJA DIT. BINA USAHA DAN PELAKU DISTRIBUSI 2018
37
Sesuai dengan fungsi laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah
(LAKIP) sebagai wujud pertanggungjawaban kinerja kepada para pemangku
kepentingan (stakeholders), maka informasi dan analisis kinerja yang diungkapkan
dalam laporan ini tidak terbatas pada sasaran yang capaian kinerjanya mencapai
target yang sudah ditetapkan, tetapi juga mencakup informasi kinerja dari sasaran
yang tidak memenuhi target disertai penjelasannya. Oleh karena itu, dalam laporan
akuntabilitas kinerja Direktorat Bina Usaha Perdagangan ini, secara umum
dijelaskan mengenai informasi dan analisis pencapaian kinerja tahun 2017.
Penetapan kinerja tahun 2018, mengandung program dan sasaran yang ingin
dicapai, dengan mengacu kepada Rencana Strategis (Renstra) Ditjen Perdagangan
Dalam Negeri dan Rencana Strategis Kementerian Perdagangan tahun 2015–2019.
Untuk perbaikan dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan, maka informasi
yang disampaikan dalam Laporan Kinerja ini juga meliputi analisis, yang bertujuan
mengidentifikasi umpan balik guna perbaikan kinerja dimasa mendatang. Beberapa
umpan balik yang dapat digunakan sebagai strategi untuk perbaikan kinerja
Direktorat Bina Usaha dan Pelaku Distribusi dimasa mendatang antara lain :
Penyusunan program dan sasaran yang akan dicapai hendaknya disusun secara
realistis dengan indikator yang jelas berdasarkan prinsip efisiensi dan efektivitas
pencapaian sasaran, serta tetap mengacu kepada Renstra Ditjen Perdagangan
Dalam Negeri dan Rencana Strategis Kementerian Perdagangan tahun 2015–2019;
Penyusunan program dan sasaran yang hendak dicapai perlu disertai dengan
analisis biaya dan manfaat (cost and benefit analysis), guna mengetahui suatu
program layak atau tidak untuk dilaksanakan;
Perlu disusun jadwal pelaksanaan yang jelas untuk setiap program agar dapat
dilaksanakan sesuai dengan sasaran dan indikator yang telah ditetapkan;
Mendayagunakan seluruh potensi dan sumber daya Direktorat Bina Usaha dan
Pelaku Distribusi secara optimal untuk mewujudkan sasaran yang hendak
dicapai.
Strategi pemecahan masalah tersebut di atas, kiranya dapat dilaksanakan di
tahun-tahun mendatang guna lebih meningkatkan kinerja Direktorat Bina Usaha dan
Pelaku Distribusi, terutama dalam rangka mewujudkan visi dan misi Direktorat
Jenderal Perdagangan Dalam Negeri secara khusus dan Kementerian Perdagangan
secara umum melalui tugas pokok dan fungsi yang menjadi tanggung jawab
Direktorat.
Laporan Kinerja Direktorat Bina Usaha da Pelaku Distribusi pada Tahun 2018
top related