laporan kasus abses cerebri multiple
Post on 07-Jul-2015
1.121 Views
Preview:
TRANSCRIPT
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 1/32
LAPORA KASUS
ABSES CEREBRI MULTIPLE
Oleh
ur Rahmat Wibowo
I11106029
Pembimbing
dr. Ibnu Suhartono, Sp. S
KEPAITERAA KLIIK ILMU EUROLOGIFAKULTAS KEDOKTERA DA ILMU KESHATA
PROGRAM STUDI PEDIDIKA DOKTER
UIVERSITAS TAJUGPURA
RSU DOKTER SOEDARSO
POTIAAK
2010
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 2/32
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN i
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2
Definisi 2
Faktor Etiologi dan Predisposisi 2
Neuropatologi dan gambaran CT Scan 5
Gambaran Klinis 7
Pemeriksaan Penunjang 8
Diagnosis Banding 9
Komplikasi 9
Pengobatan Abses Otak 10
BAB III PENYAJIAN KASUS 14
BAB IV PEMBAHASAN 24
BAB V KESIMPULAN 27
DAFTAR PUSTAKA 28
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 3/32
Lembar Persetujuan
Telah disetujui Laporan Kasus dengan judul :
“Abses Cerebri Multiple”
Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Kepaniteraan Klinik Modul Neurologi
Telah disetujui,
Pontianak, 12 April 2010
Pembimbing Laporan,
dr. Ibnu Suhartono, Sp.S
NIP.
Disusun oleh :
Nur Rahmat Wibowo
NIM. I11106029
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 4/32
BAB I
PEDAHULUA
Abses otak (abses cerebri) adalah suatu proses pernanahan yang
terlokalisir di antara jaringan otak yang dapat disebabkan oleh berbagai macam
variasi bakteri, fungus dan protozoa. Biasanya tumpukan nanah ini mempunyai
selubung yang disebut sebagai kapsul. Tumpukan nanah tersebut bisa tunggal atau
terletak beberapa tempat di dalam otak.Abses otak timbul karena ada infeksi pada otak. Infeksi ini dapat berasal
dari bagian tubuh lain, menyebar lewat jaringan secara langsung atau melalui
pembuluh darah. Infeksi juga dapat timbul karena ada benturan hebat pada kepala,
misalnya pada kecelakaan lalu lintas. Pada beberapa sumber dikatakan bahwa
abses otak dapat terjadi tanpa faktor atau dari sumber yang tidak diketahui.
Organisme penyebab abses otak yang paling sering adalah dari golongan
Streptococci. Kebanyakan bakteri ini tidak membutuhkan oksigen dalam hidupnya
(anaerobik). Bakteri Streptococci ini seringkali berkombinasi dengan bakteri
anaerobik lainnya seperti Bacteriodes, Propinobacterium dan Proteus.
Beberapa jenis jamur yang berperan terhadap pembentukan abses otak antara lain
Candida, Mucor, dan Aspergilus.
Walaupun kemajuan dalam hal diagnostik dan antibiotika cukup pesat saat
ini. Insiden abses otak tidak terlihat menurun dan kenyataannya masih banyak
dijumpai kasus ini di dalam masyarakat. Diagnosa dan pengelolaan abses otak
tetap masih merupakan tantangan, walaupun dengan kemajuan-kemajuan dalam
hal cara diagnostik radiologis dengan memakai CT Scan kepala dan
didapatkannya berbagai antibiotika yang bekerja luas, angka kematian masih tetap
tinggi, antara 40% atau lebih.
Maka pengenalan dini dari suatu abses otak sangat memegang peranan
penting di dalam pengelolaannya.
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 5/32
BAB II
TIJAUA PUSTAKA
A. Definisi
Abses otak ( abses serebri ) adalah infeksi pada otak yang diselubungi
kapsul dan terlokalisasi pada satu atau lebih area di dalam otak.
Abses otak terdapat pada semua usia. Terbanyak pada usia dekade kedua dari
kehidupan, antara 20-50 tahun. Perbandingan antara penderita laki-laki
dengan perempuan adalah 3 : 1 atau 3 : 2.
B. Faktor Etiologi dan Predisposisi
Sebagian besar abses otak timbul secara penyebaran langsung dari
infeksi telinga tengah, sinusitis, atau mastoiditis. Sinusitis dapat berupa
sinusitis paranasal, sinusitis etmoidalis, sfenoidalis dan maksilaris. Juga dapat
diakibatkan oleh infeksi paru sistemik, endokarditis bakterial akut dan
subakut, serta sepsis mikroemboli menuju ke otak.
Penyebab lain tetapi jarang adalah osteomielitis tulang tengkorak,
sellulitis, erisipelas pada wajah, infeksi gigi, luka tembus pada tengkorak oleh
trauma. Bahkan masih banyak penulis lain yang masih belum menemukan
penyebab yang jelas.
Berdasarkan sumber infeksi tersebut, dapat ditentukan kira-kira dari
lobus mana dari otak abses tersebut bakal timbul.
Infeksi pada sinus paranasal, dapat menyebar secara retrograd tromboflebitis
melalui klep vena-vena diploika menuju frontal atau lobus temporal.
Biasanya bentuk absesnya tunggal, terletak suferfisial di otak, dekat dengan
sumber infeksinya. Sinusitis frontal dapat menyebabkan abses di bagian
anterior atau inferior dari lobus- lobus frontalis. Sinusitis sfenoidalis,
biasanya abses didapati pada lobus frontalis atau temporalis. Sinusitis
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 6/32
maksilaris absesnya didapati pada lobus temporalis. Sinusitis etmoidalis
absesnya didapati pada lobus frontalis.
Infeksi pada telinga tengah dapat menyebar ke lobus temporalis.
Infeksi pada mastoid dapat mebnyebar ke dalam serebelum. Kadang-kadang
kerusakan tengkorak kepala oleh karena kelainan bawaan, seperti kerusakan
tegmentum timpani atau karena kelainan yang didapat seperti pada kerusakan
tulang temporal oleh kolesteatoma, memberi jalan untuk penyebaran infeksi
ke dalam lobus frontalis atau serebelum. Infeksi juga dapat menyebar secara
retrograd tromboflebitis pada cabang-cabang vena di temporal. Cabang-
cabang vena ini bergabung menuju vana-vena kortikal atau ke salah satu sinus
venosus (lateral, inferior, atau petrosal superior).
Abses otak dapat juga timbul akibat penyebaran secara hematogen
dari infeksi yang letaknya jauh dari otak seperti pada infeksi paru sistemik
(empiema, abses paru, bronkiektasis, pneumonia) atau pada endokarditis
bakterialis akut dan subakut dan pada penyakit-penyakit jantung lain seperti
Tertalogi Fallot . Abses yang terbentuk sering sekali multipel dan terdapat
pada substansia alba dan substansis grisea dari jaringan otak.
Dibeberapa negara, penyebaran infeksi secara sistemik ini frekuensinya
terlihat meningkat. Lokalisasi abses otak yang penyebarannya secara
hematogen ini sesuai dengan peredaran darah, paling sering pada daerah yang
didistribusi oleh arteri serebri media, terutama pada lobus parietalis. Bisa juga
pada daerah lain seperti serebelum dan batang otak. Krayenbuhl dan Garfiels
mendapatkan endokarditis subakut bersama sama dengan penyakit jantung
bawaan ataupun penyakit jantung rematik yang amenjadi penyebab abses otak
ini.
Lesi primer lainnya bisa juga akibat pustula kulit, infeksi gigi, abses
tonsil, osteomielitis dan septikemia. Sebaga penyebab abses otak yang tidak
diketahui, persentasenya cukup tinggi, antara 20-37%.
Pada penderita penyakit jantung bawaan ataupun kelainan bentuk arteri dan
vena paru terutama yang didapati adanya aliran darah pintas dari kanan ke
kiri, sangat mudah terkena abses otak, oleh karena darahnya tidak disaring
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 7/32
melalui kapiler-kapiler paru. Polisitemia dapat menyebabkan infark-infark
kecil di otak yang mengakibatkan daerah iskemik untuk perkembangan
organisme. Pada keadaan bakterimia jarang menyebabkan terbentuknya abses
otak oleh karena “ Blood brain barrier ” yang masih baik sangat resisten
terhadap infeksi.
Sebagai faktor pencetus lain adalah terjadinya trauma tembus pada kepala,
terutama bila didapatkan adanya benda asing yang tertinggal di dalam
jaringan otak, umpamanya tulang.
Luka tembak akibat senjata api dapat menyebabkan abses otak setelah
beberapa lama dari kejadiannya, tetapi ini jarang di jumpai oleh karena
biasanya logam panas tersebut steril. Untuk mencegah terjadinya abses otak
akibat trauma tembus kepala, dinjurkan untuk segera melakukan
“debridenment ” .
Patah tulang dasar tengkorak yang disertai dengan kebocoran cairan
serebrospinal dapat menyebabkan meningitis yang mengakibatkan terjadinya
abses otak. Pada kraniotomi, bila terjadi infeksi osteomielitis dari “bone
flap”, kemungkinan dapat menyebabkan abses otak. Demikian pula dengan
pemakaian implan, bila terinfeksi dapat menyebabkan abses otak.
Akhir-akhir ini terlihat adanya peningkatan insiden abses otak pada
penderita penyakit imunologik. Termasuk dalam kelompok ini yaitu penderita
dengan penyakit kronis seperti pada penderita yang menggunakan kemoterapi
untuk penyakit-penyakit malignan yang dapat menekan kekebalan tubuh,
penderita yang mendapat pengobatan dengan steroid ataupun bahan
sitotoksik, antibiotika dengan kerja luas dan penderita dengan sindroma
kegagalan sistem kekebalan tubuh (AIDS).
Pernah dilaporkan abses otak disebabkan oleh organisme parasit, seperti
Schistosomiasis atau amoeba, tetapi sangat jarang. Juga oleh jamur seperti
Aktinimikosis, okardiosis, Candida Albicans dan lain-lain . Abses otak oleh
bakteri multosida yang tumbuh saprofit pada saluran pencernaan binatang
piaraan seperti anjing dan kucing pernah juga dilaporkan. Infeksi biasanya
karena gigitan hewan tersebut.
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 8/32
C. europatologi dan Gambaran CT Scan
Perjalanan bentuk abses otak oleh infreksi Streptococcus alfa
hemolitikus secara histologis dibagi dalam 4 fase, dan ini memerlukan waktu
sampai 2 minggu untuk terbentuknya kapsul dari abses.
Keempat fase tersebut ailah :
1. Early cerebritis ( hari ke 1 - 3 )
2. Late cerebritis ( hari ke 4 – 9 )
3. Early capsule formation ( hari ke 10 – 13 )
4. Late capsule formation ( hari ke 14 atau lebih )
a. “ Early cerebritis”
Terjadi reaksi radang lokal dengan infiltrasi polimorfonuklear leukosit,
limfosit dan plasma sel dengan pergeseran aliran darah tepi. Dimulai pada
hari pertama dan meningkat pada hari ke-tiga. Sel-sel radang terdapat pada
tunika adventisia dari pembuluh darah dan mengelilingi daerah nekrosis
infeksi. Peradangan perivaskuler ini disebut cerebritis. Pada waktu ini
terjadi edema sekitar otak dan peningkatan efek dari massa oleh karena
pengembangan abses.
Gambaran CT Scan :
- Pada hari pertama terlihat daerah yang hipodens dengan sebagian
gambaran seperti cincin.
- Pada hari ketiga gambaran cincin lebih jelas, sesuai derngan
diameter cerebritisnya, didapati mengelilingi pusat nekrosis.
b. “Late Cerebritis”
Pada wakti ini terjadi perubahan histologis yang sangat berarti. Daerah
pusat nekrosis membesar oleh karena meningkatnya “acellular debris” dan
pembentukan nanah oleh karena perlepasan enzim-enzim dari sel radang.
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 9/32
Pada tepi-tepi pusat nekrosis didapati daerah sel-sel radang, makrofag-
mafrofag besar dan gambaran fibroblas yang terpencar-pencar. Fibroblas
mulai menjadi anyaman retikulum, yang akan membentuk kapsul kollagen,
lesi menjadi sangat besar.
Gambaran CT Scan :
- Gambaran cincin sempurna, 10 menit setelah pemberian kontras
perinfus. Kontras masuk ke daerah sentral dengan gambaran lesi
yang homogen. Gambaran ini menunjukkan adanya cerebritis.
c. “ Early Capsule Formation”
Pusat nekrosis mulai mengecil, makrofag-makrofag menelan “acelluler
debris” dan fibroblas meningkat dalam pembentukan kapsul. Lapisan
fibroblas membentuk anyaman retikulum, mengelilingi pusat nekrosis.
Di dalam ventrikel, pembentukan dinding sangat lambat oleh karena
kurangnya vaskularisasi di daerah substansi alba dibandingkan dengan
substansi grisea. Pembentukan kapsul yang terlambat dipermukaan
tengah memungkinkan abses membesar ke dalam substansia alba. Bila
abses cukup besar, dapat robek ke dalam ventrikel lateralis. Pada
pembentukan kapsul, terlihat daerah anyaman retikulum yang tersebar
membentuk kapsul kollagen. Mulai meningkatnya reaksi astrosit di
sekitar otak.
Gambaran CT Scan :
- Hampir sama dengan fase cerebritis, tetapi pusat nekrosis terlihat
lebih kecil.
- Kapsul terlihat lebih tebal.
d. “Late Capsule Formation”
Terjadi perkembangan lengkap dari abses otak dengan gambaran
histologisnya berupa :
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 10/32
- Bentuk pusat nekrosis diisi oleh “acelluler debris” dan sel-sel
radang.
- Daerah tepi dari sel radang, mafrofag, dan fibroblas.
- Kapsul kolagen yang tebal.
- Lapisan neovaskuler sehubungan dengan cerebritis yang berlanjut.
- Reaksi astrosit, gliosis, dan edema otak di luar kapsul.
Gambaran CT Scan :
- Gambaran kapsul dari abses jelas terlihat, sedangkan daerah
nekrosis diisi oleh kontras.
D. Gambaran Klinis
Penderita datang dengan keluhan berupa sakit kepala, mintah-muntah,
kejang dan bisa disertai gangguan penglihatan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan demam, kaku kuduk, papil bendung, bisa pula dijumpai pupil
anisokor, afasia, hemiparese, parastesia, nistagmus ataupun ataksis. Gejala-
gejala tersebut tergantung pada berbagai faktor seperti lokasi abses, virulensi
dari bakteri penyebab, apakah edema otak hebat dan kondisi tubuh atau daya
tahan si penderita sendiri. Tidak dijumpai tanda-tanda spesifik dan gejala
yang khas untuk suatu abses otak.
Paling sering dijumpai tanda-tanda umum peningkatan tekanan
intrakranial. Bisa dijumpai tanda-tanda peningkatan tekanan intrakranial
tanpa tanda-tanda infeksi pada waktu penderita datang ke rumah sakit. Pada
umumnya peningkatan tekanan intrakranial oleh tumor jinak lebih pelan
daripada oleh abses otak.
Pada abses yang letaknya pada “ silent area” dari otak seperti pada
lobus frontalis atau lobus temporal non dominan, mungkin didapati
pembesaran abses sebelum adanya gejala-gejala dan tanda-tanda.
Gejala sakit kepala yang hebat pada penderita abses otak ini sering
tidak dapat diatasi hanya dngan pengobatan simptomatis saja. Hampir seluruh
penderita didapati keluhan sakit kepala.
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 11/32
Beberapa penulis mendapatkan gejala-gejala dengan persentase sebagai
berikut : muntah (25-50%), kejang-kejang (30-50%). Pada penderita dengan
abses serebelli, didapatkan gejala-gejala pusing, vertigo, ataksis, dan gejala-
gejala serebelar lainnya. Gejala fokal yang sering ditemukan (61%) pada
kasus dengan abses supratentorial. Pada abses temporal dapat dijumpai
gangguan bicara pada 19,6% kasus, hemianopsia pada 31% kasus, 20,5%
kasus dijumpai unilateral midriasis yang merupakan indikasi terjadinya
herniasi tentorial. 30% dari kasus tidak didapati tanda-tanda fokal.
E. Pemeriksaan Penunjang
Untuk mencari sumber infeksi primer dari suatu abses otak dapat dibuat
suatu foto rontgen polos kepala, sinus ataupun mastoid. Pada foto rontgen
polos kepala, mungkin terlihat pergeseran letak glandula pinealis yang
mengalami kalsifikasi. Didapatkan pneumosefali kalau penyebarannya bakteri
anaerob.
Pada anak-anak kemungkinan sutura melebar oleh karena peninggiantekanan intrakranial. Kalau ada indikasi, kemungkinan dapat dibuat foto
rontgen toraks untuk mencari apakah ada infeksi dari paru. Dengan
ultrasonografi didapatkan gambaran lateralisasi pada 34,5% kasus. Dengan
angiografi dapat ditentukan lokalisasi abses secara tepat pada 34% kasus.
Pemeriksaan dengan “Computerized Tomography Scanning ”(CT Scan) dapat
terlihat lokasi yang tepat dari abses dan juga fase dari abses tersebut, apakah
pada fase cerebritis atau pada fase sudah terbentuknya kapsul. Dengan adanya
CT Scan ini, pengelolaan abses otak dapat dilakukan secara cepat dan tepat.
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 12/32
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan jumlah leukosit dan laju endap darah hasilnya selalu
abnormal. Pada 60-70% kasus dijumpai jumlah leukosit antara 10.000-
20.000/cm3. Sampai 40% kasus dijumpai normal atau sedikit meningkat.
Laju endap darah meningkat pada 75-90% kasus, rata-rata 45 mm/jam.
Cairan serebrospinal tidak dianjurkan untuk diperiksa. Abnormalnya hasil LP
tidak spesifik untuk abses otak. Penderita abses otak dengan peninggian
tekanan intrakranial, terlalu riskan untuk dilakukan LP ( lumbal pungsi ).
Yang S.Y melaporkan beberapa kasus yang dilakukan lumbal pungsi
dengan cepat menunjukkan tanda-tanda herniasi otak, oleh karena itu pada
penderita dengan sangkaan meningitis dan dijumpai tanda-tanda neurologis
abnormal, sebaiknya lebih dulu dilakukan pemeriksaan CT Scan untuk
menyingkirkan diagnosa abses otak. Bila ditemkan abses dengan efek massa
yang jelas, maka tidak dianjurkan untuk melakukan LP.
F. Diagnosa Banding
Dari gejala-gejala dan keluhan yang umum pada penderita dengan
peningkatan tekanan intrakranial serta kemungkinan didapatkan tanda-tanda
infeksi, maka abses otak ini didiagnosis banding antra lain dengan tumor,
terutama tumor ganas yang tumbuh dengan cepat, tromboflebitis intra
serebral, empiema subdural, abses ektra dural dan ensefalitis.
G. Komplikasi
Sebagai komplikasi didapati robeknya kapsul abses kedalam ventrikel
atau keruangan subarakhnoidal, penyumbatan cairan serebrospinalis
mengakibatakan hidrosefalus, edema otak dan terjadinya herniasi tentorial
oleh massa abses otak tersebut.
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 13/32
H. Pengobatan Abses Otak
Pengobatan abses otak ditujukan kepada menghilangkan proses infeksi
dan mengurangkan atau menghilangkan efek massa pada otak dan oleh edema
otak, sebagian besar infeksi ini diobati dengan antibiotika yang tepat dan
dihilangkan dengan tindakan pembedahan, baik dengan aspirasi maupun
dengan eksisi.
Williams-Maurice RS melaporkan bahwa tindakan bedah yang
memuaskan hasilnya adalah evakuasi, eksisi total beserta kapsul abses,
mereka melakukan pembedahan semua kasus dengan pembiusan umum.
Pendekatan dengan osteoplastik supratentorial dan intratentorial, ataupun
suboksipital osteoklastik luas dengan membuang arkus dari atlas untuk
dekompresi. Pengobatan medikamentosa disesuaikan dengan hasil kultur dari
abses otak, kultur darah ataupun sekret nasofaring.
Beberapa peneliti melaporkan hasil pengobatan hanya dengan
medikamentosa saja pada beberapa kasus berhasil, tetapi ini banyak yang
menentang. Heineman et al (1971) memperkenalkan cara pengobatan hanyadengan antibiotika tanpa tindakan pembedahan. Dilaporkan, pada abses otak
dengan fase cerebritis pengobatan hanya dengan antibiotika. Diperiksa kultur
darah, cairan serebrospinal, sesuai dengan kultur luka apabila ditemukan.
Tidak diperiksa bakteriologis dari nanah abses intrakranial. Untuk
mengurangi edema otak, digunakan kortikosteroid.
Rosenblum dkk menemukan pengobatan medikamentosa pada abses
yang kecil dengan diameter rata-rata 1,7 cm ( 0,8 – 2,5 cm ). Kalau diameter
lebih besar antara 2 – 6 cm ( rata-rata 4,2 cm ) dianjurkan untuk dilakukan
tindakan bedah. Sebagai tambahan bahwa ada beberapa abses otak yang kecil
yang tidak berhasil dengan pengobatan antibiotika, bahkan absesnya
bertambah besar, pada pengobatan dengan hanya antibiotika ini diperlukan
pemeriksaan CT Scan secara serial. Kalau dari hasil CT Scan memperlihatkan
keadaan bertambah buruk, maka ini merupakan indikasi untuk dilakukan
pembedahan.
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 14/32
Penderita dengan abses otak yang multipel, kemungkinan hanya abses
yang besar saja yang dapat dilakukan aspirasi atau eksisi dan ini sangat
riskan. Maka selain tindakan pembedahan, untuk abses yang dalam dan riskan
diperlukan pemberian antibiotika.
Adapun antibiotika yang dianjurkan diantara nya :
- Kombinasi penisilin dan metronidazol/kloramfenikol adalah
pilihan pertama. Kombinasi alternatif adalah sefalosporin generasi
III seperti seftriakson/sefotaksim dan metronidazol.
- Penisilin G atau sefalosporin generasi III ( sefotaksim, seftriakson )
dapat digunakan untuk Streptococci sp. Dosis penisilin G 20-24
juta unit, dan juga 4-6 juta unit. Kloramfenikol atau metronidazol
dapat dierikan secara intravena dengan loading dose 15 mg/kg
diikuti 7,5 mg/kg setiap 6 jam.
- Golongan penisilin resisten beta laktam ( oksasilin, metisilin,
nafilin ) dengan dosis 1,5 g setiap 4 jam IV atau vankomisin dosis
1 g setiap 12 jam IV, diberikan untuk Staphylococcus aureus,
paska operasi saraf, trauma, atau endokarditis bakterialis.
- Metronidazol dosis 500 mg setiap 6 jam dapat menembus sawar
darah otak dan tidak dipengaruhi oleh kortikosteroid, tetapi hanya
aktif untuk bakteri Streptococcus anaerob, aerob, dan
mikroaerofilik,
- Sefalosporin generasi III ( sefotaksim, seftriakson ) umumnya
adekuat untuk organisme gram negatif aerob. Jika terdapat
Pseudomonas, sefalosporin parenteral pilihan adalah seftazidim
atau sefepim.
- Trimetoprim-sulfametoksazol dosis tinggi 15 mg/kg/hari dari
komponen trimetoprim dibagi 3 - 5 dosis untuk abses otak dengan
penyebab ikardia sp. Dosis dapat diturunkan 1/2 selama 3-6
bulan pada pasien tanpa penekanan imun dan selama 1 tahun pada
pasien dengan penekanan imun.
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 15/32
Apabila didapatkan sinusitis, mastoiditis, dilakukan drainase. Pada
kasus-kasus abses otak yang dilakukan tindakan pembedahan digunakan dua
cara yaitu aspirasi melalui pengeboran tulang tengkorak dan eksisi melalui
kraniotomi.
Tindakan Pembedahan
Aspirasi
Lebih dahulu dilakukan desinfeksi dan penentuan lokasi yang akan
diaspirasi. Dengan hasil CT Scan yang ada, dapat ditentukan secara pasti.
Dilakukan pembuisan lokal dengan memakai prokain 1 %, diinfiltrasikan ke
kulit di daerah yang akan dilakukan pengbeboran. Kemudian dibuat insisi
kulit kulit kepala sebesar 3-5 cm lapis demi lapis sampai pada periosteum.
Setelah tulang tampak jelas, daerah operasi tersebut dengan alat dibuka
selebar-lebarnya. Dengan alat dilakukan pengeboran tulang sampai terlihat
duramater. Duramater dibersihkan, kalau ada perdarahan dirawat sampai
benar-benar bersih. Dengan pisau runcing perlahan-lahan duramater diiiris
sampai lapisan arakniod. Setelah korteks serebri terlihat jelas, daerah yang
akan dilakukan pungsi atau aspirasi dibakar dengan alat elektris. Dengan
jarum pungsi khusus, dilakukan aspirasi nanah pada abses. Jarum pungsi tetap
di dalam kapsul abses, dengan semprit 10 cc dilakukan aspirasi berulang-
ulang kemudian diirigasi dengan larutan garam fisiologis sampai bersih.
Akhirnya ke dalam rongga abses dimasukkan larutan 3 cc Garamicin 10 mg.
Dipasang drain, dan setiap hari drain diawasi dan dilakuan irigasi dengan
larutan Garamicin 20 mg. Kalau sampai 3-5 hari hail dari irigasi terlihat
jernih, tidak terbentuk pernanahan baru maka drain dapat dilepaskan. Drain
dapat dipertahankan sampai gari ke-7 -10 dengan dijaga kesterilannya.
Disamping itu sejak sebelum pembedahan penderita telah mulai diberi
antibiotika dengan dosis tinggi seperti ampicillin 6x1 g, kloramfenikol 4 x
500 mg, metronidazol 2 x 500 mg. Sampai menunggu hasil kultur, obat-obat
tersebut terus diteruskan. Pemberian antibiotika yang sesuai diberikan sampai
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 16/32
dengan 6 minggu setelah tindakan pembedahan. Pemberian deksametason 4 x
5 mg diturunkan perlahan-lahan setelah pembedahan
Kraniotomi Osteoplastik
Penderita dipersiapkan dengan persiapan bedah selengkap-lengkapnya.
pembedahan dilakukan dengan pembiusan umum. Tergantung dari lokasi
absesnya, kita melakukan kraniotomi osteoplastik dan flap kulit dipersiapkan.
untuk abses fosa posterior/serebellum dilakukan suboksipital kraniotomi yang
luas, sampai membuang arkus dari tulang atlas bila diperlukan. Setelah insisi
kulit sesuai dengan lokasi absesnya, dilakukan pengeboran dibeberapa tempat
untuk kraniotomi tersebut. Tulang dilepaskan, duramater dibuka lebar.
Dengan jarum fungsi khusus dilakukan penusukan pada absesnya. Dilakukan
aspirasi, disediakan untuk dikultur.
Kemudian melalui bekas pungsi, diikuti dengan spatel sampai dinding
abses tersebut terlihat. Korteks serebri diinsisi sepanjang 2-4 cm sampai
dinding abses yang paling permukaan ditemukan. Secara perlahan-lahandinding abses dibebaskan dari jaringan otak yang normal sampai terlepas
keseluruhannya. Daerah bekas abses dicuci dengan larutan antibiotika seperti
Garamycin. Setalah perdarahan dihentikan dan luka pembedahan bersih,
duramater ditutup rapat kembali, dijahit dengan cara “interupted suture”
dengan benang sutura 03. Tulang dikembalikan, periosteum dijahit. Kulit
dijahit lapis demi lapis. Dipasang drain subkutan.
Pemberian antibiotika diteruskan sambil menunggu hasil kultur dan
sensitivitas test. Sebagai pencegahan, diberi anti konvulsan Dilantin 5
mg/kgBB. Setelah satu minggu kemudian, dibuat CT Scan sebagai kontrol.
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 17/32
BAB III
PEYAJIA KASUS
I. AAMESIS
Identitas
Nama : Tn. I
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 34 th
Alamat : Jalan Gusti Situt Mahmud, Siantan Hulu, Pontianak
Agama : Islam
Status : Menikah
Pekerjaan : Swasta
Tanggal Masuk RS : 31 Maret 2010 pukul 19.39 WIB
Autoanamnesis dan alloanamnesis dilakukan dengan ibu pasien pada tanggal 1
April 2010 pukul 09.00 WIB
Keluhan utama
Sakit kepala
Riwayat Penyakit Sekarang
Sakit kepala dirasakan selama 2 minggu SMRS dan dirasakan semakin
memberat. Sakit kepala terkadang dirasakan berdenyut dan terasa seperti kepala
sedang diregangkan. Sakit kepala dirasakan di semua bagian kepala terutama
pada kepala bagian belakang. Apabila sakit kepalanya timbul, Os terkadang
sampai menelungkupkan kepalanya dan memegangi kepalanya dengan kedua
tangannya. Sakit kepalanya timbul terus-menerus dan menetap serta lebih
sering terasa semakin memberat pada pagi hari dan menjelang malam hari
sehingga membuat Os tidak dapat beristirahat. Untuk mengurangi sakit
kepalanya, Os lebih senang berbaring pada sisi sebelah kiri.
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 18/32
Awalnya sakit kepala dirasakan 2 minggu yang lalu ketika Os sedang bekerja,
yang membuat Os beristirahat sejenak, kemudian tanpa timbul mual Os
muntah beberapa kali. Muntahnya timbul pada saat Os sedang berbaring dan
terkesan muncrat. Karena tidak ada perbaikan selama beberapa hari berada di
rumah, dan muntah terus-menerus, serta tidak ada perbaikan pada sakit
kepalanya walaupun telah diberikan obat sakit kepala, akhirnya Os dibawa oleh
keluarganya ke rumah sakit.
Di rumah sakit, Os masih sering muntah-muntah, terkadang didahului oleh rasa
mual. Akhir-akhir ini Os merasa gelisah dan susah sekali buat tidur, khususnya
menjelang malam. Lebih banyak diam, dan tampak acuh tak acuh, serta sering
tidak merespon terhadap panggilan serta terkadang berbicara ngelantur ( sering
tidak nyambung ). Bahkan menurut pengakuan istrinya, Os terkadang tidak
mengenali lagi saudara-saudaranya sendiri bahkan kepada istrinya sendiri. Os
seringkali merintih kesakitan.
Ketika berumur sekitar 25 tahun, Os pernah mengalami trauma pada kepalanya
karena tertimpa kayu belian ketika sedang membuat rumah. Pada saat itu, Os
pingsan selama kurang lebih 2 jam dan dibawa oleh keluarganya ke rumah sakit
dan dirawat selama beberapa hari.
Saat ini Os mengalami demam dan tidak pernah mengalami kejang-kejang.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat hipertensi disangkal , riwayat diabetes disangkal, riwayat sakit pada
telinga, gigi disangkal, riwayat sakit pada kulit disangkal. Riwayat kejang
disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada pada keluarga yang mengalami keluhan yang serupa.
Riwayat Kebiasaan
Merokok sejak remaja, menghabiskan 2 bungkus rokok/hari
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 19/32
Minum kopi 3 gelas/hari
II. PEMERIKSAA FISIK (dilakukan pada tanggal 1 April 2010)
Status Generalis
Keadaan umum : tampak sakit sedang, gelisah
Kesadaran : Apatis
Status gizi : cukup
Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi : 88x/ menit, teratur, isi cukup
Nafas : 21x/ menit, teratur, kedalaman cukup
Suhu : 38,50C
Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Telinga : sekret (-)
Hidung : sekret (-), deviasi septum (-)
Tenggorokan : faring tidak hiperemis
Jantung : bunyi jantung I/II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : suara dasar vesikuler , rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : perut datar, lemas, tidak teraba hati maupun limpa
bising usus 3x/menit
Ekstremitas : akral hangat, perfusi perifer baik
Kulit : kering pada kedua tungkai
Status eurologik
• GCS 13 , E4M5V4
• Orientasi, jalan pikiran, daya ingat kejadian baru dan lama terganggu.
Kemampuan berbicara tidak terganggu.
• Cara berjalan tidak terdapat kelainan
• Tidak ada gerakan abnormal
• Kepala : bentuk tidak ada kelainan, simetris, dan nyeri tekan (+) pada
daerah belakang kepala sebelah kanan.
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 20/32
• Leher : sikap dinamis, gerakan memalingkan kepala ke kiri dan ke kanan
baik • Vertebra : tidak terdapat deformitas
• Pemeriksaan Rangsang Meningeal
- Kaku kuduk ( + )
- Lasegue ( - )
- Kernig ( - )
- Brudzinski I/ Brudzinski’s neck sign ( - )
- Brudzinski II/ Brudzinski’s contralateral leg sign ( - )
• Nervus kranialis
N.I : daya pembau baik
N.I : daya penglihatan baik
N.III : ptosis (-), gerak kedua mata ke medial, atas, dan
bawah baik, pupil bulat isokor, diameter 3 mm,
Refleks pupil +/+, strabismus divergen (-), diplopia
(-)
N.IV :gerak kedua mata ke lateral bawah baik,
strabismus konvergen (-), diplopia (-)
N.V : sensibilitas baik, motorik baik
N.VI : gerak kedua mata ke lateral baik, strabismus
konvergen (-), diplopia (-)
N.VII : motorik baik, tidak tampak paresis, salivasi dan
lakrimasi baik.
N. VIII : pendengaran suara baik pada telinga kanan dan kiri
N.IX & X : arkus faring simetris, bersuara baik, tidak sengau,
menelan baik
N.XI : bisa memalingkan kepala dan mengangkat bahu
N.XII : artikulasi baik, kekuatan lidah baik, deviasi (-),
tremor (-)
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 21/32
• Motorik: Kekuatan : 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4
Tonus : N N
N N
Trofi : atrofi - -
- -
• Sensorik: Eksteroseptif: - Ekstremitas atas: baik
- Ekstremitas bawah: baik
• Refleks fisiologis: bisep (+/+)
trisep (+/+)
radius (+/+)
patella (+/+)
achilles (+/+)
• Refleks patologis: Hoffman-Trommer (-/-)
Babinsky (-/-)
Oppenheim (-/-)
Gordon (-/-)
Gonda (-/-)
Schaffer (-/-)
Chaddock (-/-)
• Otonom: retensio urin (-), inkotinensia alvi (-)
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 22/32
III. PEMERIKSAA PEUJAG
1. Laboratorium ( hasil pemeriksaan tanggal 2 April 2010)
Hb : 13,4 g/dL
Ht : 41,6 %
Leukosit : 8.900/L
Trombosit : 319.000 /L
2. Radiologi ( hasil pemeriksaan tanggal 7 April 2010 )
Foto thorak : Cor Pulmo tidak tampak kelainan
CT Scan Kepala : Tampak midline shift ke kiri, tampak gambaran hipodens
di temporofrontalis dekstra dan temporooksipitalis sinistra
yang pada pemberian larutan kontras tampak gambaran
“ring enhancement” di frontalis dekstra dengan ukuran
3,5 x 2,8 cm.
3. Laboratorium (hasil pemeriksaan tanggal 9 April 2010)
Waktu perdarahan : 2’30’’
Waktu pembekuan : 7’30’’
IV. RESUME
Tn.I, 34 tahun mengeluh sakit kepalayang telah dirasakan selama 2
minggu ini dan dirasakan semakin memberat. Sakit kepala terkadang dirasakan
berdenyut dan terasa seperti kepala sedang diregangkan. Sakit kepala dirasakan
di semua bagian kepala terutama pada kepala bagian belakang. Apabila sakit
kepalanya timbul, Os terkadang sampai menelungkupkan kepalanya dan
memegangi kepalanya dengan kedua tangannya. Sakit kepalanya timbul terus-
menerus dan menetap serta lebih sering terasa semakin memberat menjelang
malam hari sehingga membuat Os tidak dapat beristirahat. Untuk mengurangi
sakit kepalanya, Os lebih senang berbaring pada sisi sebelah kiri.
mual (+), muntah (+), riwayat trauma pada kepala (+), sering gelisah dan susah
tidur pada malam hari. Terkadang Os tidak ingat pada siapapun.
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 23/32
Pada pemeriksaan fisik tidak didapatkan adanya kelainan . Tidak ada
parese N. Kranialis. Pemeriksaan motorik dan sensorik pada ekstremitas baik.
Refleks fisiologis (+). Tidak terdapat refleks patologis. Gangguan saraf otonom
(-). Hanya ditemukan kaku kuduk (+) pada pemeriksaan fisik.
Pada pemeriksaan laboratorium (7/05/10) tidak di didapatkan adanya
kelainan. Pada pemeriksaan radiologi dengan CT Scan kepala didapatkan
midline shift ke kiri, tampak gambaran hipodens di temporofrontalis dekstra
dan temporooksipitalis sinistra yang pada pemberian larutan kontras tampak
gambaran “enhancement” di frontalis dekstra dengan ukuran 3,5 x 2,8 cm.
V. DIAGOSIS
Abses Cerebri Multiple
Diagnosis Banding
- Tumor otak
- TB otak
VI. TATALAKSAA
on Medikamentosa :
- Terapi nutrisi
Medikamentosa :
- IVFD RL + Antrain
- Drip Ketorolac 2 x 1 Amp
-
Injeksi Ceftriakson 2 x 2 gram iv- Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp iv
- Injeksi Piracetam 3 x 1 gram iv
- Metronidazol 3 x 500 mg
- Injeksi Deksametason 2 x 10 mg iv
- Phenitoin 2 x 100 mg iv
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 24/32
Program :
- Rujuk ke Spesialis Bedah Saraf untuk dilakukan tindakan pembedahan.
VII. PROGOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanactionam : dubia ad bonam
CATATA KEMAJUA
Jum’at, 02/04/10
S : Kepala terasa sakit
O : Keadaan umum tampak sakit sedang
Mual dan muntah (+), Riwayat trauma kepala (+) dengan hilang
kesadaran (+) kurang lebih 2 jam
Kesadaran kompos mentis, GCS 15
TD : 130/70 mmHg, FN : 88x/menit, FP : 26x/menit, suhu afebris
Nyeri tekan pada kepala bagian belakang terutama sebelah kanan
Pupil isokor, bulat, diameter : 3 mm/3 mm, RCL/RCTL : +/+
N. cranialis tak ditemukan parese
Kekuatan otot : 5 5 5 5 5 5 5 5
5 5 5 5 5 5 5 5
Tonus : N N
N N
Atrofi : tidak terdapat adanya atrofi
Refleks fisiologis : biceps +/+, triceps +/+, radius +/+, patela +/+
Refleks patologis : tidak didapatkan adanya refleks patologis
Klonus : kaki –/–
Sensorik : Ekstremitas atas N/N, ekstremitas bawah N/N
Otonom : retensio urin (-), inkontinensia alvi (-)
A : Cephalgia et causa Post Concussion Syndrome
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 25/32
P : - RL + Drip Ketorolac
- Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp
- Injeksi Piracetam 3 x 1 gr iv
- Injeksi Ondansetron 2 x 1 amp
- Asam mefenamat 3 x 500 mg tab
- Terapi nutrisi tinggi kalori
- Rencana pemeriksaan CT Scan kepala
Senin, 05/04/10
S : Sakit kepala terus menerus dan gelisah
O : Keadaan umum tampak sakit sedang
Kesadaran Apatis, GCS 13
TD : 120/70 mmHg, FN : 90x/menit, FP : 24x/menit, suhu afebris
Pupil isokor, bulat, diameter : 3 mm/3 mm, RCL/RCTL : +/+
N. cranialis tak ditemukan parese
Motorik : 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4
Tonus : N N
N N
Atrofi : tidak terdapat atrofi
Refleks fisiologis : biceps +/+, triceps +/+, radius +/+, patela +/+
Refleks patologis : Babinsky -/- Gonda -/-, Gordon -/-,
Oppenheim -/-, Schaffer -/-
Klonus : kaki –/–
Sensorik : ektremitas atas dan bawah normal
Otonom : retensio urin (-), inkontinensia alvi (-)
A : Cephalgia et causa Post Concussion Syndrome
P : Terapi lanjut + Amitriptilin 3 x ½ tablet
Rencana Pemeriksaan CT Scan kepala
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 26/32
Rabu, 07/04/10
S : Kepala masih terasa sakit, bahkan semakin memberat.
O : Keadaan umum tampak sakit sedang
Mual dan muntah (-), demam (+)
Kesadaran apatis, GCS 13
TD : 110/70 mmHg, FN : 70x/menit, FP : 20x/menit, suhu 39,8 C
Nyeri tekan pada kepala bagian belakang terutama sebelah kanan
Pupil isokor, bulat, diameter : 3 mm/3 mm, RCL/RCTL : +/+
N. cranialis tak ditemukan pareseKekuatan otot : 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 4 4
Tonus : N N
N N
Atrofi : tidak terdapat adanya atrofi
Refleks fisiologis : biceps +/+, triceps +/+, radius +/+, patela +/+
Refleks patologis : tidak didapatkan adanya refleks patologis
Klonus : kaki –/–
Sensorik : Ekstremitas atas N/N, ekstremitas bawah N/N
Otonom : retensio urin (-), inkontinensia alvi (-)
Hasil foto CT Scan Kepala
- Tampak midline shift ke kiri, tampak gambaran hipodens di
temporofrontalis dekstra dan temporooksipitalis sinistra yang
pada pemberian larutan kontras tampak gambaran
“enhancement” di frontalis dekstra dengan ukuran 3,5 x 2,8 cm.
Hasil Thoraks foto
- Cor Pulmo tidak terdapat kelainan
A : Abses Cerebri Multiple
P : - IVFD RL + Antrain
- Drip Ketorolac 2 x 1 Amp
- Injeksi Ceftriakson 2 x 2 gram iv
- Injeksi Ranitidin 2 x 1 amp iv
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 27/32
- Injeksi Piracetam 3 x 1 gram iv
- Metronidazol 3 x 500 mg
- Phenitoin 2 x 100 mg
- Konsultasi ke spesialis bedah saraf untuk dilakukan tindakan
pembedahan
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 28/32
BAB IV
PEMBAHASA
Pada kasus ini diketahui seorang laki-laki, usia 34 tahun mengeluhkan
Sakit kepala yang telah dirasakan selama 2 minggu ini dan dirasakan semakin
memberat. Sakit kepala terkadang dirasakan berdenyut dan terasa seperti kepala
sedang diregangkan. Sakit kepala dirasakan di semua bagian kepala terutama
pada kepala bagian belakang. Apabila sakit kepalanya timbul, Os terkadang
sampai menelungkupkan kepalanya dan memegangi kepalanya dengan keduatangannya. Sakit kepalanya timbul terus-menerus dan menetap serta lebih
sering terasa semakin memberat pada pagi hari dan menjelang malam hari
sehingga membuat Os tidak dapat beristirahat. Untuk mengurangi sakit
kepalanya, Os lebih senang berbaring pada sisi sebelah kiri. Os juga muntah
hebat pada saat pertama kali merasakan sakit kepala tersebut. Dan keluhan
tersebut berlanjut sampai Os di rawat di rumah sakit, terkadang didahului oleh
rasa mual sebelum akhirnya Os muntah.
Dari keterangan di atas, dapat diketahui bahwa telah terjadi
peningkatan TIK pada pasien ini. Gejala peningkatan tekanan intrakranial
diantaranya berupa nyeri kepala, mual dan muntah. Nyeri kepala yang terjadi
dikarenakan terjadinya peregangan duramater akibat terjadinya penambahan
massa di dalam otak. Duramater merupakan salah satu dari bangunan yang peka
nyeri di dalam otak. Os lebih senang berbaring pada sisi sebelah kiri untuk
mengurangi sakit kepala, pada penderita yang mengalami sakit kepala
dikarenakan oleh massa atau tumor di otak, penderita lebih suka berbaring pada
posisi tertentu dan menghindari perubahan-perubahan posisi terutama bangkit
dari tempat tidur.
Dari hasil pemeriksaan fisik tidak didapatkan adanya kelainan
neurologis pada pasien, hanya didapatkan adanya kaku kuduk. Dari hasil
penelitian Adril pada pengamatan pengelolaan abses otak di RSUD dr.
Soetomo Surabaya didapatkan tanda-tanda klinis kaku kuduk sebanyak 9%.
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 29/32
Dari hasil pemeriksaan CT Scan kepala didapatkan midline shift ke
kiri, juga tampak gambaran hipodens di temporofrontalis dekstra dan
temporooksipitalis sinistra yang pada pemberian larutan kontras tampak
gambaran “enhancement” di frontalis dekstra dengan ukuran 3,5 x 2,8 cm.
Kesimpulan terdapat abses otak multipel pada pasien ini.
Pada gambaran CT Scan tersebut, tampak gambaran abses otak
tersebut telah membentuk cincin dan terlihat kapsul serta terjadi edema di luar
dari kapsul tersebut. Berdasarkan gambaran ini maka dapat dikatakan abses
otak tersebut berada pada fase “ late capsule formation”. Late capsule
formation dapat terbentuk pada hari ke-14 atau lebih.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang dengan CT Scan yang merupakan golden standar, dapat disimpulkan
bahwa pasien menderita Abses Otak Multiple yang berada pada fase “late
capsule formation”.
Terapi medikamentosa yang diberikan berupa kombinasi antara
sefaloporin generasi III yaitu ceftriakson dengan metronidazol yang merupakan
pilihan kombinasi alternatif pada penderita abses otak.
Diberikan juga kortikosteroid yang berupa deksametason yang berguna untuk
mengurangi edema serebri yang terjadi. Walaupun pemberian kortikosteroid
masih kontroversional. Dosisnya adalah 16 mg/hari pada orang dewasa dan 0,5
mg/kg/hari pada anak. Pada edema serebri oleh karena abses otak deksametason
dapat diberikan 10 mg IV, dilanjutkan 4-6 mg setiap 6 jam. Kerugian dari
pemberian kortikosteroid adalah berkurangnya kemampuan penetrasi antibiotik,
berkurangnya pembentukan kapsul, dan meningkatkan nekrosis, penggunaan
kortikosteroid sebaiknya berdurasi singkat dan dosisnya perlu dikurangi secara
bertahap ( tapering off ).
Diberikan juga Phenitoin yang digunakan untuk pencegahan terjadinya kejang.
diberikan secara parenteral dengan dosis loading pada dewasa 18 mg/kgBB
secara perlahan-lahan untuk menghindari atau mengurangi resiko terjadinya
aritmia dan hipotensi. Dosis maintenance 200-500 mg perhari dalam dosis
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 30/32
terbagi. Sebagian besar penderita dewasa cukup dengan 100 mg dua atau tiga
kali sehari.
Pada pasien ini, terdapat indikasi untuk dilakukan pembedahan.
Indikasi untuk dilakukan pembedahan pada abses serebri adalah apabila
ditemukan abses dengan diameter > 2,5 cm dan telah terbentuk kapsul definitif
yang tampak pada pencitraan. Kedua hal in telah terdapat pada pasien ini.
tindakan pembedahan yang dilakukan dapat dengan aspirasi atau eksisi atau
kedua-duanya. Tindakan terapi ini bermanfaat untuk mengisolasi organisme
dan menurunkan TIK.
Prognosis pada pasien ini kemungkinan baik. Karena dengan
penatalaksanaan yang baik, mayoritas pasien abses serebri dapat disembuhkan.
Prognosis akan lebih baik lagi pada usia muda, pada kasus yang tidak disertai
defisit neurologis yang berat, tidak terjadi perburukan gejala pada awal terapi,
dan tidak ada faktor komorbid.
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 31/32
BAB V
KESIMPULA
Tn,. I, 34 tahun mengalami keluhan sakit kepala hebat yang telah
berlangsung selama 2 minggu dengan diikuti mual dan muntah yang hebat. Dari
hasil pemeriksaan CT Scan kepala didapatkan gambaran abses yang multiple dan
pasien ini didiagnosis menderita abses Cerebri multiple. Selain mendapatkan
terapi obat-obatan pasien ini juga dikonsulkan kepada spesialis bedah saraf untuk
dilakukan tindakan pembedahan.
Prognosis pada pasien ini kemungkinan baik. Karena dengan
penatalaksanaan yang baik, mayoritas pasien abses serebri dapat disembuhkan.
Prognosis akan lebih baik lagi pada usia muda, pada kasus yang tidak disertai
defisit neurologis yang berat, tidak terjadi perburukan gejala pada awal terapi, dan
tidak ada faktor komorbid
5/9/2018 Laporan Kasus Abses Cerebri Multiple - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/laporan-kasus-abses-cerebri-multiple 32/32
DAFTAR PUSTAKA
Dewantoro, G dkk., Panduan Praktis Diagnosis dan tata Laksana Penyakit
Saraf ., Jakarta : EGC., 2009.
Hakim, AR., Pengamatan Pengelolaan Abses Otak di RSUD dr. Soetomo FK
Universitas Airlangga Surabaya pada tahun 1984-1986 , Lab/UPF
Ilmu Bedah FK UNAIR/dr. Soetomo Surabaya., 1986.
Panitia Lulusan Dokter 2002-2003 FKUI., Updates in euroemergencies., Jakarta
: Balai Penerbit FKUI., 2002.
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia., Buku ajar eurologi Klinis .,
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press., 1996.
top related