laporan implementasi dan evaluasi program promosi...
Post on 15-Mar-2020
13 Views
Preview:
TRANSCRIPT
ii
LAPORAN IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
PROGRAM PROMOSI KESEHATAN KELOMPOK DUSUN PUNDONG II
Dosen: Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si,Ph.D
Oleh:
Muhammad Cahyo Wicaksono (17/418300/PKU/16792)
Raehal Akal (17/418327/PKU/16819)
Rifqi Utari (17/418333/PKU/16825)
Suhartin Haringi (17/418358/PKU/16850)
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
ii
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………………………….. I DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………..… II DAFTAR TABEL……………………………………………………………………………………….. III DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………………………. VI 1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah…………………………………………………………. 1 2. Tujuan dan Manfaat………………………………………………………………………………... 3 3. Landasan Teori dan Kerangka Konsep………………………………………………………….. 4 4. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian…………………………………………………………….. 6 5. Rancangan Penelitian……………………………………………………………………………... 6
a. Rancangan Penelitian Kuantitatif……………………………………………………………. 7 b. Rancangan Penelitian Kualitatif……………………………………………………………… 7
6. Lokasi dan Populasi………………………………………………………………………………... 7 7. Sampel Penelitian Kuantitatif……………………………………………………………………… 7
8. Sampel Penelitian Kualitatif……………………………………………………………………….. 8
9. Pelaksanaan Program……………………………………………………………………………... 8
a. Reviu dan Adjustment program……………………………………………………………… 8
b. Pelaksanaan Program………………………………………………………………………… 10
c. Evaluasi Program……………………………………………………………………………… 22
10. Hasil dan Pembahasan……………………………………………………………………………. 31
11. Kesimpulan dan Saran…………………………………………………………………………….. 34
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Klasifikasi hipertensi menurut JNC* VII, 2003…………………………….................................... 1 Tabel 2. Hasil rekapitulasi jawaban responden pada pre test dan post test penyuluhan bahaya
merokok pada kelompok bapak-bapak...................................................................................... 22 Tabel 3. Analisis deskriptif perubahan sikap responden sebelum dan sesudah penyuluhan bahaya
merokok pada kelompok bapak-bapak.…………….................................................................... 23 Tabel 4. Hasil rekapitulasi jawaban responden pada pre test dan post test penyuluhan bahaya
merokok pada kelompok remaja.……………............................................................................. 24 Tabel 5. Analisis deskriptif perubahan sikap responden sebelum dan sesudah penyuluhan bahaya
merokok pada kelompok Remaja................................................................................................ 25 Tabel 6. Hasil rekapitulasi variable pengetahuan pre test dan post test penyuluhan Pola Makan
pada kelompok Ibu-ibu……………………................................................................................... 26 Tabel 7. Hasil rekapitulasi variable sikap pre test dan post test penyuluhan Pola Makan
Pada kelompok Ibu-ibu……………………….............................................................................. 27
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kunjunagn Penyakit Tidak Menular Puskesmas Mlati II……………...................................... 1 Gambar 2. Transtheoritical Model............................................................................................................ 5 Gambar 3. Kerangka Konsep (Prochaska & DiClemente, 1983)……………........................................... 5 Gambar 4. Analisis deskriptif perubahan pengetahuan responden sebelum dan sesudah penyuluhan
bahaya merokok pada kelompok bapak-bapak ……………................................................. 23 Gambar 5. Analisis deskriptif perubahan pengetahuan responden sebelum dan sesudah
penyuluhan bahaya merokok pada kelompok remaja........................................................... 24 Gambar 6. Analisis deskriptif perubahan pengetahuan responden sebelum dan sesudah penyuluhan
pola makan pada kelompok ibu-ibu....................................................................................... 23
1
1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah
Penyakit tidak menular (PTM) merupakan pembunuh pertama di dunia, PTM
merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke orang (Riskesdas, 2013),
penyakit ini terjadi karena berbagai faktor risiko khususnya perilaku hidup tidak sehat.
salah satu penyakit tidak menular yang prevalensinya cukup tinggi di masyarakat adalah
hipertensi. Hipertensi sendiri merupakan penyebab dari berbagai penyakit lain diantaranya
penyakit jantung koroner, stroke dan gagal ginjal.
Hipertensi atau umumnya dikenal dengan istilah tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih
dari 90 mmHg. Hal ini disebabkan karena jantung bekerja lebih keras memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi tubuh. Peningkatan tekanan darah yang
berlangsung dalam jangka waktu lama jika tidak segera dikendalikan dapat mengganggu
fungsi organ-organ vital seperti jantung, ginjal dan otak, kondisi inilah yang dapat
menyebabkan gagal jantung, stroke dan gagal ginjal.
Tabel 1: klasifikasi hipertensi menurut JNC* VII, 2003
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan (Pusdatin-Kemenkes)
menyatakan bahwa banyak pasien hipertensi dengan tekanan darah tidak terkontrol dan
jumlahnya terus meningkat. Hipertensi merupakan silent killer dimana gejala dapat
bervariasi pada masing-masing individu dan hampir sama dengan gejala penyakit lainnya.
Gejala-gejalanya itu adalah sakit kepala atau rasa berat di tengkuk, vertigo, jantung
berdebar-debar, mudah Ielah, penglihatan kabur, telinga berdenging, dan mimisan
(Pusdatin Kemenkes).
WHO mencatat bahwa terdapat sejumlah 972 juta kasus hipertensi pada tahun
2013, diperkirakan menjadi 1,15 milyar kasus pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total
penduduk dunia diantaranya 333 juta berada di negara maju dan 639 sisanya berada
dinegara berkembang termasuk Indonesia (Triyanto, 2014). Prevalensi hipertensi di
2
Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada kelompok umur ≥18 tahun sebesar 25,8%
(Riskesdas, 2013). Kriteria hipertensi berdasarkan Riskesdas 2013 yaitu seseorang yang
pernah terdiagnosis hipertensi oleh tenaga kesehatan, orang yang sedang meminum obat
hipertensi dan orang yang terdeteksi hipertensi berdasarkan pengukuran. Jadi cakupan
nakes hanya 36,8 persen, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak
terdiagnosis (Riskesdas, 2013).
Berdasarkan Profil Kesehatan Puskesmas Mlati II diketahui bahwa hipertensi
menduduki urutan keempat dalam daftar 10 penyakit terbanyak di wilayah kerja
Puskesmas Mlati II, sedangkan untuk kunjungan penyakit tidak menular pada tahun 2017
lalu hipertensi merupakan penyakit tertinggi pertama dari golongan PTM yaitu sebanyak
1023 kasus.
Gambar 1: kunjungan penyakit tidak menular Puskesmas Mlati II
Sedangkan data Posyandu Lansia yang rutin dilaksanakan di dusun Pundong II
tercatat sebanyak 101 kasus pada periode April 2017 hingga April 2018 dengan rata-rata 7
kasus hipertensi tiap bulannya.
Berdasarkan pemaparan diatas, penyakit hipertensi harus ditangani secara serius
agar tidak menimbulkan komplikasi penyakit berbahaya lainnya. Hal yang harus dilakukan
adalah dengan mengendalikan factor risiko hipertensi. Faktor risiko hipertensi sendiri
terbagi menjadi dua yaitu: factor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan factor risiko yang
dapat dimodifikasi. factor risiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain umur, jenis
kelamin, riwayat keluarga dan genetic. Sedangkan factor risiko yang dapat dimodifikasi
antara lain kebiasaan merokok, konsumsi garam, konsumsi lemak jenuh, kebiasaan
mengonsumsi minuman beralkohol, obesitas, kurang beraktifitas fisik, stres, penggunaan
estrogen (Kementerian Kesehatan RI, 2014). Faktor risiko hipertensi yang dapat
dimodifikasi sangat terkait dengan gaya hidup. Berdasarkan analisis komunitas dan
8 4 2 74 57 54 10 51023
2670500
10001500
Kunjungan Penyakit Tidak Menular
Kunjungan Penyakit Tidak Menular
3
analisis kebutuhan diketahui bahwa gaya hidup seperti perilaku merokok, konsumsi buah
dan sayur serta aktivitas fisik menjadi faktor risiko kejadian hipertensi di padukuhan
Pundong II. Oleh karena itu, diperlukan melakukan intervensi dan implementasi program
bersama-sama dengan masyarakat yang focus pada ketiga faktor risiko tersebut untuk
mencegah dan mengurangi kejadian hipertensi di masyarakat Padukuhan Pundong II.
2. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan
a) Tujuan umum
Meningkatkan pengetahuan, sikap dan intensi masyarakat Dukuh Pundong II untuk
mengatasi penyakit-penyakit tidak menular khususnya hipertensi melalui kegiatan
pemberdayaan masyarakat yang dilakukan bersama-sama masyarakat dan untuk
masyarakat Dukuh Pundong II.
b) Tujuan khusus
- Meningkatkan pengetahuan, sikap dan intensi masyarakat tentang bahaya asap
rokok didalam rumah dan menumbuhkan kesadaran untuk menaati peraturan
rumah bebas asap rokok yang telah ada di Dukuh Pundong II
- Meningkatkan pengetahuan, sikap dan intensi remaja tentang bahaya asap rokok
didalam rumah dan menumbuhkan kesadaran untuk menaati peraturan rumah
bebas asap rokok yang telah ada di Dukuh Pundong II
- Meningkatkan pengetahuan, sikap, intensi serta keterampilan ibu-ibu dalam
menerapkan pola gizi seimbang dan konsumsi buah dan sayur
- Meningkatkan pengetahuan, sikap dan intensi remaja untuk memiliki pola hidup
sehat seperti pola makan sehat, konsumsi buah dan sayur dan melakukan
aktivitas fisik yang benar
- Menumbuhkan kesadaran masyarakat dukuh Pundong II untuk menerapkan
perilaku hidup sehat dengan rutin melakukan aktivitas fisik.
2. Manfaat
Upaya pemberdayaan masyarakat yang diselenggarakan dapat bermanfaat
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat Dukuh Pundong
II untuk melakukan upaya pencegahan terhadap penyakit tidak menular khususnya
penyakit hipertensi secara mandiri dan berkelanjutan.
4
3. Landasan Teori dan Kerangka Konsep
Transtheoritical Model
Transtheoretical Model dikemukakan oleh Prochaska pada tahun 1983. Teori ini
menjelaskan tentang tahapan perubahan perilaku yang terdiri dari beberapa tahap yaitu: 1)
prekontemplasi, 2) kontemplasi, 3) persiapan (siap), 4) tindakan, dan 5) pemeliharaan.
1. Prekontemplasi
Prekontemplasi adalah tahapan awal dari trantheoritical model. Pada tahap ini,
seseorang masih bersikukuh dengan pendiriannya, tidak termotivasi, dan belum mau
menerima masukan dari pihak luar.
2. Kontemplasi
Kontemplasi adalah tahapan saat seseorang merenungkan informasi-informasi yang
didapatkan dari luar serta mempertimbangkan keuntungan dan kerugian yang akan dia
dapatkan. Pada tahap ini seseorang belum siap untuk melaksanakan perubahan.
3. Persiapan
Persiapan adalah tahap ketika seseorang siap untuk memulai perubahan. Umumnya
dalam tahap ini seseorang sudah berniat untuk berubah dengan menunjukkan kegiatan
permulaan seperti mengikuti pelatihan-pelatihan kesehatan yang mendukung niatannya
tersebut.
4. Tindakan
Tindakan adalah tahapan ketika seseorang sudah membuat perubahan perilaku dalam
hidupnya. Umumnya perilaku-perilaku ini dapat diamati.
5. Pemeliharaan
Pemeliharahaan adalah tahap terakhir dalam transtheoritical model. Pada tahap ini,
seseorang mengusahakan agar perilakunya dapat terjaga dan berusaha untuk
menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan kekambuhan. Apabila perilaku sudah
terjaga, maka orang tersebut lebih percaya diri dan keyakinan dirinya menjadi lebih kuat.
5
Gambar 2. Transtheoritical Model (Prochaska & DiClemente, 1983)
Kerangka konsep penelitian adalah sebagai berikut:
Keterangan: garis putus-putus tidak menjadi kajian dalam implementasi kegiatan.
Gambar 3. Kerangka Konsep
3. Tahap III.
Preparation. Melihat
respon masyarakat
terkait intensi tentang
perilaku merokok
dalam rumah, pola
makan serta konsumsi
sayur dan buah, dan
aktivitas fisik
1. Tahap I. Precontemplation.
Kondisi masyarakat tentang
permasalahan kesehatan
yang ada : kurangnya
penerimaan RBAR, persepsi
yang salah terhadap pola
makan serta konsumsi sayur
dan buah, dan kurangnya
aktivitas fisik pada remaja
putri
2. Tahap II. Contemplation.
Hasil need assessment di
mana masyarakat mulai
mempertimbangkan
mengenai bahaya merokok
dalam rumah, pola makan
serta konsumsi sayur dan
buah, dan aktivitas fisik.
Action
Maintenance
6
Model evaluasi RE-AIM
RE-AIM adalah model evaluasi yang terdiri dari lima kerangka yaitu Reach,
Effectiveness, Adoption, Implementation, dan Maintenance (Glasgow, Vogt, dan Boles,
1999; Glasgow, McKay, Piette, dan Reynolds, 2001). Reach mengacu pada persentase
calon peserta yang terpapar dengan intervensi dan seberapa representatifnya mereka.
Effectiveness menyangkut dampak positif dari suatu intervensi pada hasil yang ditargetkan
dan kemungkinan negatif atau konsekuensi yang tidak diinginkan dari intervensi pada
kualitas hidup dan hasil yang tidak ditargetkan. Adoption mengacu pada tingkat partisipasi
dan keterwakilan dari kedua setting di mana suatu intervensi dilakukan. Implementation
mengacu pada sejauh mana suatu intervensi disampaikan secara konsisten di berbagai
komponen dan staf, dan dari waktu ke waktu. Maintenance memiliki indeks di keduanya
tingkat individu dan setting. Pada tingkat individu, ini mengacu pada jangka panjang hasil
intervensi yaitu minimal enam bulan setelah intervensi terakhir kontak. (Glanz, K. et al,
2008).
4. Hipotesis dan Pertanyaan Penelitian
Hipotesis dalam penelitian adalah sebagai berikut:
Hipotesis nol: Tidak ada pengaruh pengetahuan, sikap, dan intensi warga dukuh
Pundong II dengan program terkait pencegahan hipertensi terhadap perilaku merokok,
pola makan, dan aktivitas fisik.
Hipotesis alternatif: Ada pengaruh pengetahuan, sikap, dan intensi warga dukuh
Pundong II dengan program terkait pencegahan hipertensi terhadap perilaku merokok,
pola makan, dan aktivitas fisik.
Berdasarkan rumusan masalah, maka pertanyaan penelitian adalah sebagai
berikut:
Bagaimana pelaksanaan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan di padukuhan
Pundong II dalam program pencegahan Hipertensi?
5. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan rancangan mixed method dengan pendekatan
parallel konvergen. Rancangan ini merupakan rancangan penelitian di mana penelitian
kuantitatif dan kualtitatif dapat berlangsung bersama atau analisisnya dapat dilakukan
bersama tanpa mempertimbangkan keterkaitan khusus antara satu dengan yang lainnya
(Creswell, 2016).
7
a. Rancangan Penelitian Kuantitatif
Rancangan penelitian kuantitatif digunakan dalam melakukan evaluasi pre test
dan post test kepada sasaran yaitu pada kelompok bapak-bapak (pada saat pemberian
materi mengenai bahaya rokok), kelompok ibu-ibu (pada saat pemberian materi
mengenai pola makan), dan kelompok remaja (pre test diberikan sebelum pemberian
materi mengenai asap rokok dan post test diberikan sebulan setelah pemberian materi
mengenai asap rokok).
b. Rancangan Penelitian Kualitatif
Rancangan penelitian kualitatif digunakan dalam melalukan evaluasi proses dan
evaluasi hasil melalui wawancara mendalam dan observasi kepada sasaran dengan
informan dari kelompok bapak-bapak, ibu-ibu, dan remaja.
6. Lokasi dan Populasi
a. Lokasi
Lokasi penelitian dilakukan di Padukuhan Pundong II, Desa Tirtoadi, Kecamatan
Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh warga Padukuhan Pundong II
dengan jumlah keseluruhan penduduk dukuh Pundong II sebanyak 316 jiwa, yang terdiri
dari jumlah penduduk laki-laki sebesar 159 jiwa dan jumlah penduduk perempuan
sebesar 157 jiwa. Sedangkan total jumlah KK dukuh pundong II adalah 149, yang terdiri
dari jumlah KK laki-laki adalah 122, dan jumlah KK Perempuan adalah 27. Dukuh
Pundong II terbagi menjadi 4 RT. Pada penelitian yang dilakukan, populasi dalam
penelitian dikelompokkan menjadi tiga kelompok yaitu kelompok bapak-bapak,
kelompok ibu-ibu, dan kelompok remaja.
7. Sampel Penelitian Kuantitatif
Adapun sampel penelitian kualitatif yaitu sebagai berikut:
a. Pada penyuluhan mengenai Bahaya Rokok. Sampel yang digunakan dalam
penyuluhan yaitu kelompok bapak-bakap dan kelompok remaja. Dalam kelompok
bapak-bapak jumlah sampel yaitu 40 peserta, namun jumlah peserta yang mengikuti
penyuluhan mengenai bahaya rokok sebanyak 12 peserta. Sedangkan pada kelompok
remaja jumlah sampel sebanyak 20 peserta, namun jumlah peserta yang mengikuti
penyuluhan mengenai bahaya rokok sebanyak 18 peserta.
8
b. Pada penyuluhan mengenai Pola Makan. Sampel yang digunakan dalam penyuluhan
pola makan yaitu kelompok ibu-ibu. Jumlah sampel dalam penyuluhan pola makan
sebanyak 60 peserta namun jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan pola makan
sebanyak 35 peserta.
c. Pada intervensi yang dilakukan melalui whats app grup. Penyuluhan atau edukasi pada
remaja Padukuhan Pundong II diberikan sebanyak 3 hari setiap minggunya selama 3
minggu dengan tema yang berbeda ditiap minggunya. Peserta yang mengikuti
penyuluhan melalui whats app di berikan materi dengan menggunakan berbagai media
berupa poster, materi melalui Microsoft word dan power point, serta melalui media
video dengan tema mengenai faktor resiko hipertensi meliputi rokok, pola makan, dan
aktivitas fisik.
8. Sampel Penelitian Kualitatif
Adapun sampel penelitian kualitatif yaitu sebagai berikut:
a. Pada penyuluhan mengenai bahaya rokok. Sampel penelitian dalam penyuluhan
bahaya rokok yaitu kelompok bapak-bapak dan kelompok remaja. Di mana teknik
pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan menggunakan teknik wawancara
mendalam dan observasi.
b. Pada penyuluhan mengenai pola makan. Sampel penelitian dalam penyuluhan pola
makan yaitu kelompok ibu-ibu dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui
wawancara mendalam dan observasi.
c. Pada intervensi yang dilakukan melalui whats app grup. Sampel penelitian yang
digunakan melalui media whats app grup yaitu kelompok remaja dengan menggunakan
teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi peserta
intervensi tersebut.
9. Pelaksanaan Program
a. Review dan adjustmen program
Terdapat beberapa kegiatan yang mengalami perubahan dari rencana awal
disebabkan oleh beberapa hal diantaranya sebagai berikut:
1) Penyuluhan pola makan beserta konsumsi sayur dan buah pada kelompok ibu
Rencana awal penyampaian materi pola makan serta konsumsi sayur dan buah
oleh pemateri akan dilengkapi dengan role play penyusunan menu sehat berdasarkan
pedoman gizi seimbang oleh peserta. Namun karena keterbatasan waktu dan waktu
9
sudah cukup siang sehingga kelompok menunda penyampaian materi tersebut.
Namun, kelompok memberikan materi tambahan yaitu demonstrasi 7 langkah cuci
tangan pakai sabun (CTPS) dengan lagu yang diikuti oleh seluruh peserta
penyuluhan.
2) Diskusi kesehatan online melalui whatsapp grup remaja
Pada awalnya kegiatan diskusi ini rencananya bekerjasama dengan narasumber
dari fakultas FKKMK dan Puskesmas Mlati II, namun narasumber dari FKKMK cukup
sibuk sehingga tidak bersedia menjadi narasumber diskusi. Sementara itu,
narasumber dari Puskesmas Mlati II yang dihubungi adalah koordinator UKM esensial
dan nutrisionis pada awalnya menyatakan bersedia namun karena pertimbangan
waktu diskusi yang malam hari, bulan ramadhan dan ketiadaan wifi menyebabkan
beliau mengundurkan diri menjadi narasumber. Namun demikian, kelompok memilih
alternative lain yaitu menghadirkan narasumber dari luar yaitu Ibu Nurdiani Risma
Dewi, SKM selaku Promotor Kesehatan di RSUD Muntilan Magelang dan dr. Indah
Rahmawaty selaku dokter muda dari RSUD Bima. Selain itu, untuk mengisi
kekosongan pemateri kelompok juga menjadi narasumber pada diskusi tersebut.
Penyesuaian lain yang dilakukan adalah perubahan waktu diskusi yang sebelum
masuk bulan ramadhan diskusi dilaksanakan pada pukul 19.00-20.00 WIB, namun
ketika memasuki bulan ramadhan kelompok mahasiswa dan remaja sepakat untuk
mengundur waktu pelaksanaan diskusi menjadi pukul 21.00-22.00. Demikian pula
aturan diskusi yang semula pertanyaan diajukan melalui admin berubah menjadi
pertanyaan dan diskusi langsung dalam grup.
3) Jalan sehat dan deklarasi komitmen “Panca Prasetya cegah Hipertensi”
Pada awalnya kegiatan tersebut tidak termuat dalam rencana intervensi
kelompok. Namun, karena berbagai pertimbangan diantaranya masukan dari tokoh
masyarakat (pak Widagdo) dan bu dukuh saat sosialisasi kegiatan serta masukan
dari pembimbing lapangan sehingga kegiatan tersebut diselenggarakan. Terlebih lagi
bertepatan dengan momentum perayaan 17 Agustus dan karang taruna padukuhan
Pundong II bersedia memfasilitasi dan mengadakan kepanitian bersama.
10
b. Pelaksanaan Program
1) Sosialisasi Program Promosi Kesehatan kepada Warga Dusun Pundong II
Pada kegiatan sosialisasi ini, sebelumnya telah dilakukan briefing dan persiapan
oleh kelompok. Sosialisasi dilaksanakan pada hari Kamis, 10 Mei 2018 pukul 08.00-
11.00 (digabungkan dengan kegiatan penyuluhan kepada bapak-bapak). Tempat
berlangsungnya sosialisasi adalah rumah bapak dukuh (Bapak Yartana). Sosialisasi
ini sebagai muara kegiatan kelompok mahasiswa yang dilakukan dari awal yang
sedianya akan dilakukan NGT beberapa waktu sebelumnya, akan tetapi karena
berbagai macam kendala terutama menemukan waktu yang tepat dan kesibukan
berbagai macam pihak, akhirnya sosialisasi baru terlaksana pada tanggal 10 Mei
2018. LCD diperoleh dengan meminjam dari kampus, sementara sound system
disediakan oleh Bapak Dukuh. Media berupa Power Point telah disiapkan oleh
kelompok. Pamflet dan poster yang sedianya akan disiapkan oleh kelompok, karena
mendapatkan bantuan dari Quit Tobacco Indonesia (QTI), pada akhirnya memakai
pamplet dan poster yang disediakan dari QTI. Konten materi sosialisasi berupa
rangkuman kegiatan yang telah dilakukan kelompok mahasiswa mulai dari diagnosis
masalah, analisis kebutuhan, analisis komunitas, dan penyusunan program. Materi
disampaikan oleh mahasiswa M. Cahyo Wicaksono selaku ketua kelompok dan
dimoderatori oleh mahasiswa Rifqi Utari yang juga merangkap sebagai pemandu
acara pada kegiatan sosialisasi. Durasi penyampaian materi sosialisasi sekitar 20
menit.
Undangan sebanyak 40 orang sudah disampaikan melalui Bapak Dukuh akan
tetapi sampai dengan selesai peserta yang hadir hanya sejumlah 12 orang saja.
Sedikitnya peserta yang hadir dikarenakan pada hari yang sama ada orang
meninggal di Dusun Pundong II, ada kegiatan kerja bakti masjid mendadak, dan ada
kegiatan piknik kelompok USEP dan KWT yang tidak diketahui oleh bapak dukuh dan
ibu dukuh. Adanya kegiatan tersebut membuat sebagian undangan tidak dapat
menghadiri kegiatan sosialisasi. Namun demikian peserta-peserta yang hadir pada
kegiatan sosialisasi tersebut merupakan para stake holder padukuhan Pundong II
yang terdiri dari ketua RT/RW, tokoh masyarakat dan kader sehingga cukup
merepresentasikan masyarakat Pundong II.
Undangan mulai berdatangan pukul 08.00 disusul undangan yang lain. Rencana
acara yang akan dimulai pukul 08.30 mundur menjadi pukul 09.00. Pada saat
berjalannya acara terdapat sedikit kekeliruan yang dibuat oleh pemandu acara, yaitu
11
terlupa untuk memberikan waktu kepada bapak dukuh dan sesepuh (Bapak Widagdo/
Mantan Kepala Desa Tirtoadi) untuk memberikan sambutan. Namun kekeliruan ini
dapat diatasi dan dapat diterima oleh tokoh-tokoh tersebut. Pada saat memberikan
tanggapan, bapak dukuh dan bapak Widagdo sekaligus memberikan sambutan.
Meskipun ada beberapa perubahan waktu, tapi sesuai dengan rundown kegiatan,
acara selesai kurang lebih pukul 11.00. Acara sosialisasi dan penyuluhan perilaku
merokok pada bapak-bapak diakhiri dengan pembagian pamflet dan foto bersama.
Snack yang telah disiapkan oleh kelompok sejumlah 50 pada akhirnya bersisa
banyak. Sisa snack kemudian disumbangkan kepada warga yang sedang kerja bakti
di masjid. Pada acara ini ibu dukuh juga menyiapkan minuman tambahan (teh
hangat) selain yang telah disediakan oleh kelompok (air mineral kemasan). Hal ini
dikarenakan sesuai kebiasaan warga yang cenderung menyukai suguhan teh hangat
dibandingkan air mineral kemasan.
Bapak Margono (pemilik kebun TOGA dan pensiunan penyuluh pertanian di
Dusun Pundong II) justru hadir pada saat sesi siang (penyuluhan perilaku merokok
pada kelompok remaja) dikarenakan keliru dalam memahami undangan yang
semestinya pagi akan tetapi beliau hadir siang hari.
Acara sosialisasi berlangsung cukup baik dan interaktif. Peserta antusias
mengikuti kegiatan, beberapa peserta memberikan tanggapan di antaranya yaitu:
a. Bapak Widagdo: mengharapkan ada deklarasi di Dusun Pundong II mengenai
Dusun PHBS dan dusun GERMAS, mengusulkan adanya jalan sehat,
pemeriksaan PAP SMEAR, IVA, ternak lele oleh KWT seperti di Kulonprogo
b. Bapak Sarbini: menanyakan mengenai program yang berkaitan dengan sosial
ekonomi, menanyakan mengenai pola makan dan pola tidur yang baik pada
lansia
c. Ibu Dukuh/ Ibu Rusmini: menanyakan tindak lanjut mengenai apotek hidup yang
sedianya akan diinisiasi bersama Bapak Margono, mengusulkan adanya
penyuluhan mengenai Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), pemeriksaan
kesehatan pada ibu-ibu, penyuluhan mengenai pola makan yang sehat pada
balita dan lansia. Di luar sesi, ibu dukuh juga menyampaikan supaya diadakan
jalan sehat dan ada doorprize bagi peserta.
d. Bapak Dukuh/ Bapak Yartana: mengusulkan adanya penyuluhan mengenai
ekonomi produksi.
12
2) Penyuluhan mengenai Perilaku Merokok kepada Kelompok Bapak-Bapak Dusun
Pundong II
Kegiatan penyuluhan merupakan sesi lanjutan dari kegiatan sosialisasi. Pada
sesi ini Bapak Widagdo ijin untuk pulang terlebih dahulu karena ada agenda lain.
Bapak Widagdo yang masuk kelompok bapak, sebelum pulang telah mengisi lembar
pre test mengenai rokok dan mendapatkan pamflet rokok dari QTI. Sebelum
penyuluhan, seluruh peserta kelompok bapak diminta untuk mengisi lembar pre test.
Terdapat satu peserta yang tidak dapat membaca, sehingga lembar pre test dan post
test diisikan oleh Ibu Dukuh. Lembar ini nantinya akan dieliminasi oleh kelompok agar
tidak mengganggu hasil penilaian pre test dan post test. Terdapat beberapa peserta
kelompok ibu yang hadir yang merupakan peserta lanjutan dari sosialisasi. Peserta
kelompok ibu ini merupakan kader yang diundang dalam sosialisasi dan ada ibu yang
mewakili suaminya untuk hadir dikarenakan suaminya sedang kerja bakti di masjid.
Peserta ini tidak diminta untuk mengisi lembar pre test dan post test.
Materi penyuluhan disampaikan oleh mahasiswa Raehal Akal dan
dimoderatori oleh mahasiswa Rifqi Utari. Durasi penyampaian materi sekitar 20
menit. Setelah materi disampaikan dilanjutkan dengan diskusi interaktif antara
mahasiswa dengan peserta. Beberapa tanggapan yang disampaikan di antaranya
yaitu:
a. Bapak Sarbini: menceritakan pengalaman merokok yang dialami dan
menanyakan mengenai rokok herbal apakah menyehatkan atau tidak
b. Ibu Dukuh: menyarankan adanya penyuluhan kepada remaja mengenai perilaku
merokok.
c. Ibu Yati : menyampaikan kerisauan terkait perilaku merokok pada remaja dan
mengharapkan penyuluhan bahaya merokok ini disampaikan pula kepada
kelompok remaja, serta menyarankan agar ada semacam stiker atau pamflet
yang ditempel pada tiap rumah untuk mengingatkan akan bahaya asap rokok
tersebut.
Setelah diskusi, peserta kelompok bapak diminta untuk mengisi lembar post
test. Acara penyuluhan rokok berjalan lancar dan interaktif, peserta cukup antusias
dan mengharapkan kegiatan lebih lanjut. Acara ditutup kurang lebih pukul 11.00 dan
diakhiri dengan pembacaan ulang poin-poin dalam deklarasi RBAR, pembagian
masing-masing 2 pamflet rokok dari QTI serta foto bersama.
13
3) Penyuluhan mengenai Perilaku Merokok pada Kelompok Remaja Dusun Pundong II
Penyuluhan dilakukan pada hari Kamis, 10 Mei 2018 pukul 12.30-15.00.
Jumlah undangan yang dibagikan berjumlah 20 orang. Peserta yang hadir total 18
orang (laki-laki dan perempuan, usia SMP, SMA, Mahasiswa, dan beberapa sudah
bekerja). Peserta remaja beberapa ada yang merokok dan beberapa lainnya bukan
perokok. Acara sekitar pukul 13.15, mundur dari rundown yang telah disusun.
Terdapat perubahan acara, di mana sebelum penyuluhan disampaikan terlebih
dahulu sosialisasi kegiatan mahasiswa di Dusun Pundong II. Sosialisasi disampaikan
oleh mahasiswa M. Cahyo Wicaksono yang sekaligus bertugas sebagai moderator
penyuluhan. Narasumber penyuluhan adalah mahasiswa Suhartin Haringi. Durasi
penyampaian materi sekitar 20 menit. Sebelum penyampaian materi, terlebih dahulu
peserta diberikan lembar pre test untuk diisi. Setelah penyampaian materi, dilanjutkan
dengan diskusi interaktif. Berdasarkan observasi, peserta awalnya masih malu-malu
untuk menyampaikan pendapat dan bertanya. Setelah beberapa waktu, ada
beberapa peserta yang bertanya, di antaranya yaitu:
a. Niken: apakah rokok „lintingan‟ berbahaya juga bagi kesehatan?
b. Nia: bagi perokok pasif, asap vapor berbahaya juga atau tidak? Dan berapa jarak
aman antara perokok pasif dan perokok aktif?
c. Moko: kenapa ada orang yang merokok tetap sehat dan yang tidak merokok
malah cepat meninggal?
Setelah sesi diskusi, dilanjutkan dengan role play menolak ajakan merokok.
Role play ini diperankan oleh empat remaja yaitu Andri, Moko, Azis dan Johan. Dua
orang berperan untuk mengajak 1 orang lainnya merokok. Setting role play seperti di
warung burjo. Role play berdurasi kurang lebih lima menit. Pemeran role play
menyampaikan kurang lancar saat roleplay karena briefingnya kurang matang.
Meskipun demikian, remaja cukup mampu melakukan role play dengan persiapan
yang mendadak.
Sesi penyuluhan berjalan lancar dan berakhir pada pukul 15.00 dari yang
awalnya direncanakan pukul 14.30. Pada sesi ini tidak ada post test pada peserta
dikarenakan tema perilaku rokok masih akan diberikan pada WA Group. Sebelum
acara ditutup, Bapak Margono yang hadir memberikan nasihat kepada pemuda untuk
berhenti merokok. Mahasiswa membagikan doorprize kepada peserta yang bertanya,
peserta yang berperan dalam roleplay, dan peserta yang hadir awal. Doorprize
berupa gantungan kunci dari QTI. Sesi penyuluhan pada remaja ditutup dengan
14
pembacaan ulang poin-poin dalam deklarasi RBAR, pembagian masing-masing 2
pamflet dari QTI, poster, dan foto bersama. Kegiatan diakhiri dengan memobilisasi
remaja untuk melakukan penempelan poster di titik-titik strategis di dusun Pundong II.
Penempelan poster dilakukan oleh remaja Pundong II dan dilanjutkan pada malam
harinya.
4) Diskusi Kesehatan Sesi 1 mengenai Perilaku Merokok pada Remaja di Whatsapp
Group Remaja Susila Dusun Pundong II
a. Hari Pertama, Sabtu 12 Mei 2018, pukul 19.00-20.00
Diskusi pertama mendatangkan narasumber dari luar kelompok yaitu Ibu
Nurdiani Risma Dewi, SKM. Beliau adalah Promotor Kesehatan di RSUD
Muntilan Magelang. Moderator di diskusi pertama ini adalah mahasiswa Suhartin
Haringi. Untuk hari pertama, jalannya diskusi sudah cukup berjalan baik akan
tetapi belum begitu tertata. Beberapa poin yang belum berjalan baik di antaranya
adalah:
Materi dari pemateri telah disampaikan satu hari sebelum hari diskusi, akan
tetapi baru disampaikan pada peserta pada saat diskusi, sehingga diprediksi
peserta belum sepenuhnya membaca materi.
Peserta masih belum memahami aturan diskusi, yang semestinya peserta
membaca materi terlebih dahulu dan bertanya melalui percakapan pribadi
ke nomor WA moderator, akan tetapi peserta langsung melayangkan
pertanyaan di grup. Hal ini sebagai pertimbangan untuk diskusi hari
berikutnya agar aturan diskusi dapat disesuikan dengan suasana grup.
Pada awalnya hanya satu peserta yang bertanya (Andri), namun dapat
dikelola baik oleh moderator dan narasumber, sehingga muncul pertanyaan-
pertanyaan beruntut berikutnya. Pertanyaan awal dan pertanyaan lanjutan
yang diajukan adalah: “Apa yang terjadi kalau seorang perokok yang sudah
berhenti selama dua minggu kembali merokok satu bungkus rokok pada
akhir pecan saja? Apa dua minggu itu jadi sia-sia? Fakta apa saja yang bisa
dan tak bisa tentang merokok di tempat umum? Kenapa orang merokok
walaupun tahu bahwa rokok sangat berbahaya bagi tubuh?”
Sedikitnya peserta yang aktif diprediksi karena masih ada yang bekerja dan
waktunya adalah malam minggu sehingga remaja kurang fokus mengikuti
15
diskusi. Disamping itu, tidak semua anggota grup online pada saat diskusi
sedang berlangsung.
Narasumber cakap dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dan memicu
tanggapan dari peserta. Sesi diskusi berlangsung selama 60 menit dan ditutup
dengan moderator memberikan rangkuman diskusi.
b. Hari Kedua, Minggu 13 Mei 2018, pukul 19.00-20.00
Pada hari kedua diskusi, Narasumber utama yaitu Ibu Nurdianai tidak dapat
mengisi, sehingga Narasumber diisi oleh mahasiswa M. Cahyo Wicaksono dan
Raehal Akal. Moderator masih sama yaitu mahasiswa Suhartin Haringi. Sesi
Diskusi dimulai pukul 19.00-20.00 (60 menit). Materi berupa teks, poster dan, video
telah disampaikan moderator pada sore hari sehingga harapannya peserta dapat
membaca materi terlebih dahulu dan menyiapkan materi diskusi. Pada sesi ini,
diskusi berlangsung cukup baik dan interaktif. Aturan diskusi juga telah diubah,
sehingga peserta dapat menyampaikan pertanyaan secara langsung. Pertanyaan
dilontarkan oleh tiga penanya (Aji, Andri, Hakim) dengan rangkuman sebagai
berikut:
“Jika rokok itu sangat berbahaya dan orang yang merokok tau bahayanya
mengapa masih banyak orang yang merokok?”
“Kenapa orang-orang muda 18 tahun ke bawah masih tetap merokok
walaupun tahu bahaya merokok?”
“Mungkin bisa dijelaskan lebih detail lagi tentang dampak asap rokok bagi
perokok pasif, padahal kan asap yang masuk ke perokok aktif lebih banyak
daripada ke perokok pasif. Nah kok dampak/ akibatnya bisa sama kuatnya?”
“Itu kan si perokok pasif menghirup dari perokok aktif. Nah si perokok
aktifnya udah lewat filter. Jadi bisa dikatakan asap rokok yang terhisap si
perokok pasif udah lewat filter juga to?”
“Saya mau bertanya lagi. Apa cara terbaik untuk mengurangi dampak buruk
dari merokok juga menghentikannya?”
“Gimana menurut mas/mbak narasumber apabila misal saya merokok tetapi
saya mengimbanginya dengan olahraga (berat) yang mengeluarkan banyak
keringat juga banyak mengkonsumsi buah?”
“Kalo rokok sangat berbahaya mengapa negara masih mengijinkannya?”
16
c. Hari Ketiga, Senin 14 Mei 2018, pukul 19.00-20.00
Narasumber pada diskusi hari ketiga kembali kepada Ibu Nurdiani Risma
Dewi, SKM. Diskusi berjalan lebih lancar dibandingkan dengan hari-hari
sebelumnya. Narasumber menjawab pertanyaan dan memberikan beberapa
penekanan mengenai dampak merokok dan tips-tips untuk menghindari serta
berhenti merokok. Terdapat beberapa pertanyaan dari peserta (Andri, Aziz, Dwi),
di antaranya adalah:
“Apa dampak bagi anak 2 tahun yang menghirup asap dari rokok”
“Saya juga mau bertanya mbak, bagaimana ya proses pengaruh rokok bagi
paru-paru?”
“Mengapa rokok dapat mempengaruhi sistem imun tubuh?”
“Mbak saya mau bertanya, mengapa perokok identic dengan kopi,
maksudnya jika dia pecandu rokok pasti dia juga pecandu kopi?? Lalu
bagaimana efeknya jika orang seperti itu (contoh fakta yang pernah terjadi),
mengingat pecandu rokok aja sudah banyak efek yang ditimbulkan? Terima
kasih”
5) Diskusi Kesehatan Sesi 2 mengenai Pola Hidup Sehat (Pola Makan, Konsumsi Buah
dan Sayur, Pola Tidur, dan Aktivitas Fisik) pada Remaja di Whatsapp Group Remaja
Susila Dusun Pundong II
a. Hari Pertama, Sabtu 19 Mei 2018, pukul 21.00-22.00
Diskusi melalui WA Group ini memasuki tema kedua setelah tema rokok.
Sebelumnya peserta ditanyakan kembali mengenai kesepakatan waktu
pelaksanaan diskusi. Karena waktu diskusi sudah memasuki bulan Ramadhan dan
mayoritas remaja mempunyai aktivitas ramadhan seperti shalat tarawih, maka
pelaksanaan diskusi diundur menjadi pukul 21.00 hingga 22.00. Narasumber yang
direncanakan sebelumnya berasal dari Promotor Kesehatan Puskesmas Mlati II.
Penunjukan narasumber ini dari kelompok mahasiswa dan berdasarkan saran dari
pembimbing lapangan dikarenakan supaya ada kesinambungan program dan
pengelolaan program kerjasama dengan Puskesmas Mlati II/ Stakeholder terkait,
akan tetapi karena narasumber menyampaikan tidak sanggup dan sudah dialihkan
kepada Nutrisionis Puskesmas Mlati II juga tidak sanggup, maka Narasumber
dihadirkan dari sumber lainnya. Pada hari pertama diskusi, tema dikhususkan
mengenai pola makan secara umum. Narasumber adalah mahasiswa Rifqi Utari
17
dan moderator adalah mahasiswa Suhartin Haringi. Pada hari pertama ini belum
banyak peserta yang aktif berdiskusi, hanya beberapa remaja saja yang bertanya
(Andri dan Aji) dengan beberapa pertanyaan yaitu:
“Bagaimana cara menjaga pola hidup yang sehat dan baik?”
“Saya di bulan ramadhan ini sering tidur dan tidak pernah beraktivitas itu
termasuk pola hidup yang tidak baik bagi tubuh”
“Mbak saya mau tanya..Apakah benar the dapat meningkatkan penguapan di
dalam tubuh/ mempercepat dehidrasi?”
“Jika ketika sahur kita makan gorengan,apakah benar jika sebagian
minyaknya ada yang menempel tenggorokan..? Jika benar apakah dengan
mengkonsumsi air hangat dapat menghilangkannya..?
“Terus ketika berbuka kita tidak dianjurkan meminum es terlebih dahulu.
Mengapa demikian..?”
b. Hari Kedua, Minggu 20 Mei 2018, pukul 21.00-22.00
Pada hari kedua diskusi, tema yang diangkat adalah khusus mengenai
konsumsi buah dan sayur. Narasumber pada diskusi tersebut adalah Promotor
Kesehatan RSUD MUntilan Magelang yaitu Ibu Nurdiani Risma Dewi, SKM.
Diskusi pada sesi ini lebih ramai, antuasias, dan banyak peserta yang aktif
bertanya. Beberapa pertanyaan yang disampaikan oleh peserta (Johan, Andri,
Danar, Niken, Fauzan, dan 1 peserta lainnya) di antaranya adalah:
“Saya banyak juga makan buah mbak..sayur juga olahraga juga..tapi
merokok gak bisa berhenti tuh..padahal udah ada niat juga..”
“Saya mau Tanya kak. Kalok jarang mengonsumsi buah gimana ya? Mohon
pencerahannya?”
“Ow ya. Apakah tiap hari harus mengonsumsi buah dan sayur?”
“Saya mau tanya gimana pola makan yang benar bagi penderita sakit maag?
Pola tidur pengaruh juga? Berpengaruh pada meningkatnya asam lambung?”
“Apa benar dengan mengonsumsi karbohidrat bisa menyuplai energy dan
kebugaran tubuh?”
“Apa saja manfaat pola hidup sehat itu?”
“Mbak saya mau bertanya, kira kira 1 porsi sayur yang disarankan itu
seberapa untuk ukuran sendok sayur, atau seberapa untuk ukuran mangkuk/
piring? Dan 1 porsi buah itu kira-kira berapa potong? Terima kasih”
18
“Saya pernah mendengar ada yang bilang bahwa makan buah itu sebaiknya
sebelum makan berat. Nah pernyataan itu benar atau tidak?”
c. Hari Ketiga, Senin 21 Mei 2018, pukul 21.00-22.00
Pada hari ketiga, tema diskusi yang diangkat adalah masih mengenai
konsumsi buah dan sayur. Awalnya diskusi hari ketiga akan diisi dengan materi
tentang aktifitas fisik namun karena kendala belum menemukan narasumber yang
bersedia mengisi sesi tersebut maka diskusi hari ketiga dilanjutkan dengan materi
yang sama dengan hari sebelumnya. Narasumber pada diskusi tersebut adalah
Raehal Akal, SKM dengan moderator Suhartin Haringi. Sesi Diskusi dimulai pukul
19.00-20.00 (60 menit). Materi berupa teks, poster dan, video disampaikan oleh
moderator beberapa saat sebelum diskusi dimulai. Sosialisasi diskusi hari ketiga
terlambat disampaikan ke grup diskusi disebabkan karena perubahan rencana
materi diskusi. Beberapa pertanyaan yang muncul adalah sebagai berikut:
1. Niken : ada kasus pakde saya yang mengalami tekanan darah tinggi,
kemudian diberikan jus seledri oleh bukde sehingga tekanan darah pakde
justru turun tajam dibawah tekanan darah normal. Bagaimana pendapat
narasumber?apakah karena terlalu banyak mengkonsumsi jus seledri atau
bagaimana?
2. Niken : sayur atau buah apa saja yang dapat dikonsumsi untuk menurunkan
tekanan darah tinggi?
6) Penyuluhan mengenai Pola Makan Sehat kepada Kelompok Ibu PKK Dusun
Pundong II
Kegiatan penyuluhan mengenai Pola Makan Sehat dan Konsumsi Buah dan
Sayur dilaksanakan pada hari Minggu, 20 Mei 2018. Kegiatan dilaksanakan di rumah
Bapak Dukuh (di samping rumah) dan dijadwalkan pukul 09.00 hingga 12.00 pada
rundown kegiatan. Kegiatan ini mendapatkan saran dari Ibu Dukuh agar digabungkan
dengan pertemuan rutin PKK Dusun Pundong II setiap tanggal 20. Beliau
memberikan saran agar kegiatan dapat dilaksanakan setelah pembayaran-
pembayaran iuran rutin PKK. Undangan yang dibuat ditujukan kepada 60 undangan,
akan tetapi sampai pada pelaksanaan, total pesera yang tercatat hadir dan mengisi
presensi sebanyak 35 orang. Pada saat acara dilangsungkan, terdapat pula kegiatan
posyandu balita dan posyandu lansia. Hal ini menjadikan suasana kegiatan menjadi
19
ramai dan hidup, akan tetapi di sisi lain, beberapa peserta sibuk untuk bergantian
mengurus posyandu. Acara yang sedianya akan diawali dengan acara PKK akan
tetapi diurungkan.
Acara dimulai kurang lebih pukul 10.00 dengan pembawa acara sekaligus
moderator adalah mahasiswa Suhartin Haringi. Susunan acara diawali dengan
sambutan dari Ibu Dukuh (Ibu Rusmini), lalu dilanjutkan dengan sambutan dari ketua
kelompok yaitu mahasiswa M. Cahyo wicaksono, pengisian lembar pre test,
penyampaian materi dan diskusi oleh mahasiswa Rifqi Utari serta pengisian lembar
post test. Beberapa media pendukung telah disiapkan di antaranya adalah leaflet
yang dibagikan di akhir acara bersama dengan konsumsi yang dibawa pulang oleh
peserta, poster yang diperoleh dari kampus akan tetapi pada saat pelaksanaan
terlupa untuk disampaikan kepada peserta sehingga setelah akhir acara disampaikan
pada satu peserta saja untuk ditempel di PAUD. Beberapa peralatan pendukung
seperti laptop, LCD, Proyektor, meja, lembar presensi juga telah disiapkan oleh
kelompok bekerjasama dengan pihak padukuhan. Media yang direncanakan akan
dibagikan kepada peserta penyuluhan berupa piring pola makan/ Nutrition Plate tidak
dapat terealisasikan dikarenakan beberapa kendala yaitu singkatnya waktu
perencanaan dan kendala biaya.
Kegiatan berjalan sesuai dengan harapan meskipun ada pergeseran waktu
dari rundown yang telah ditetapkan. Pada saat pengisian lembar pre test dan post
test, terdapat beberapa kendala pengisian karena beberapa warga terutama lansia
mempunyai keterbatasan dalam membaca dan berbahasa Indonesia, sehingga
memerlukan bantuan mahasiswa dalam mendampingi pengisian lembar pre test dan
post test. Pada saat berlangsungnya penyampaian materi, peserta juga antusias
dalam berinteraksi dengan pemateri. Pemateri juga menggunakan bahasa Jawa
dalam penyampaian materi dikarenakan masyarakat Pundong II yang mayoritas
menggunakan bahasa Jawa. Materi yang sudah dirancang sedianya akan
menyertakan roleplay penyusunan menu makan oleh peserta, akan tetapi karena
waktu sudah cukup siang, maka kelompok memutuskan untuk menunda
penyampaian materi.
Setelah penyampaian materi, dilanjutkan dengan sesi diskusi Beberapa poin
pertanyaan yang disampaikan oleh peserta di antaranya:
1) Ibu Sugiyati: keterkaitan antara buah sayur yang disemprot bagaimana dan
bagaimana kita menyikapinya?
20
2) Ibu Dukuh/ Ibu Rusmini: bagaimana mengenai penyedap yang sudah biasa
digunakan dn takarannya bagaimana?
3) 1 peserta lain (belum tercatat namanya): mengenai sup/ sayuran yang
dipanaskan, bagaimana kalau kuahnya dipisah dan yang dipanaskan hanya
kuahnya apakah berbahaya?
Penyuluhan dan diskusi interaktif mengenai pola makan ini dilanjutkan dengan
bonus penyampaian simulasi Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) oleh mahasiswa
Raehal Akal. Mahasiswa mendemonstrasikan 7 langkah CTPS dengan lagu. Peserta
kemudian diajak untuk mengikuti contoh CTPS yang telah disampaikan. Peserta
antusias mengikuti gerakan CTPS disertai lagu, serta meminta pemateri untuk
mengulang beberapa kali. Kelompok sebelumnya berencana untuk
mendemonstrasikan CTPS menggunakan sabun cair dan air mengalir, akan tetapi
dikarenakan kondisi yang kurang memungkinkan, sehingga simulasi hanya dilakukan
tanpa menggunakan sabun cair dan air mengalir. Acara diakhiri dengan pembagian
leaflet pola makan serta foto bersama.
7) Pendidikan dan promosi kesehatan melalui media
Salah satu bentuk intervensi yang dilakukan adalah edukasi melalui media.
Media pendidikan dan promosi kesehatan tersebut berupa media visual dan audio
visual diantaranya video, stiker, leaflet, poster, kalender, banner dan lain-lain. Media
lain juga berupa souvenir menarik yang berisi pesan-pesan kesehatan diantaranya
nutrition plate, mug, dan gantungan kunci. Jenis dan jumlah media terlampir. Konten
pesan kesehatan pada media sesuai dengan topic intervensi yaitu berkaitan dengan
perilaku merokok, pola makan dan konsumsi sayur buah, aktifitas fisik dan poin-poin
deklarasi komitmen cegah hipertensi.
Penggunaan dan distribusi media tersebut berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan intervensi. Media berupa leaflet dan poster didistribusikan pada saat
penyuluhan bahaya merokok dan pola makan serta konsumsi sayur dan buah. Poster
juga ditempelkan di tempat posyandu dan ruang pertemuan warga di rumah kepala
dukuh. Selain itu, poster juga ditempelkan di titik-titik strategis padukuhan Pundong II
oleh pemuda karang taruna. Banner juga dipasang di tempat strategis padukuhan
agar mudah diakses oleh masyarakat. Media kalender dibagikan sebagai door prize
pada kegiatan jalan sehat yang dirangkaikan dengan penandatanganan komitmen
Panca Prasetya Cegah Hipertensi. Kalender juga dibagikan pada saat kegiatan
21
senam lansia dan sebagai souvenir responden yang diwawancarai saat evaluasi.
Adapun media berupa souvenir seperti nutrition plate dan mug dibagikan juga
sebagai door prize pada kegiatan jalan sehat dan deklarasi komitmen cegah
hipertensi. gantungan kunci diberikan pada remaja pada saat kegiatan penyuluhan
bahaya merokok sebagai door prize peserta yang aktif dan pemeran role play.
Sedangkan video dan poster dibagikan dalam grup diskusi melalui whatsapp grup
remaja.
8) Jalan sehat dirangkaikan dengan deklarasi dan penandatanganan komitmen “Panca
Prasetya cegah Hipertensi”.
Kegiatan Jalan sehat yang dirangkaikan dengan deklarasi dan
penandatanganan komitmen “Panca Prasetya cegah Hipertensi” ini merupakan
puncak program promosi kesehatan yang dilakukan di padukuhan Pundong II.
Kegiatan ini diawali dengan pertemuan warga yang terdiri dari kepala dukuh, ketua
RT/RW, tokoh masyarakat, ketua karang taruna, kader dan mahasiswa. Pertemuan
ini dilakukan pada tanggal 13 Agustus 2018. Pertemuan tersebut membahas tindak
lanjut dari seluruh rangkaian intervensi yang dilakukan oleh mahasiswa, seluruh
peserta pertemuan tidak terkecuali memberikan ide dan saran untuk keberlanjutan
program kedepan. Hasilnya berupa lahirnya komitmen bersama untuk pencegahan
penyakit hipertensi dengan pengendalian faktor risikonya. Adapun poin-poin yang
dihasilkan terdiri dari lima poin utama yaitu: menggalakkan kembali deklarasi RBAR,
mengatur pola makan dengan mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari,
memeriksakan tekanan darah secara rutin di pelayanan kesehatan padukuhan
Pundong II, memanfaatkan sarana prasarana untuk melakukan aktifitas fisik dan olah
raga secara rutin dan selalu berfikir positif dan meningkatkan ibadah. Kelima poin
tersebut selanjutnya disebut sebagai “Panca Prasetya Cegah Hipertensi”.
Sebelumnya pemuda karang taruna telah membentuk kepanitian untuk
memperingati hari kemerdekan RI ke 73 tahun. Mahasiswa dalam hal ini masuk
dalam kegiatan tersebut dan mengusulkan agar puncak kegiatannya dirangkaikan
dengan jalan sehat bersama seluruh elemen masyarakat padukuhan Pundong II.
Momentum tersebut merupakan saat yang tepat untuk deklarasi komitmen“Panca
Prasetya Cegah Hipertensi” yang telah disusun oleh perwakilan masyarakat Pundong
II. Pada tanggal 19 Agustus 2018 yang merupakan puncak dari seluruh rangkaian
acara peringatan hari kemerdekaan tersebut diisi dengan deklarasi dan
22
penandatanganan komitmen “Panca Prasetya Cegah Hipertensi”. Komitmen tersebut
ditandatangani oleh kepala dukuh, para ketua RT/RW, tokoh masyarakat, ketua
karang taruna dan perwakilan kader. Serta dibacakan dihadapan seluruh masyarakat
Pundong II yang hadir pada kegiatan tersebut. acara tersebut selain dihadiri oleh para
stake holder dan masyarakat padukuhan Pundong II, juga dihadiri oleh kepala
Puskesmas Mlati II dan staf. Kegiatan diakhiri dengan jalan sehat bersama dan
pembagian door prize pada peserta yang beruntung.
c. Evaluasi Program
Evaluasi program dilakukan baik secara kuantitatif maupun kualitatif menggunakan
metode campuran (mix method) konvergen. Evaluasi mencakup evaluasi proses dan
evaluasi hasil.
1. Evaluasi kuantitatif
a) Penyuluhan bahaya merokok pada kelompok bapak-bapak
Kegiatan ini diikuti oleh 12 peserta, namun yang mengisi kuesioner pre test
sebanyak 7 orang dan post test sebanyak 6 orang. Setelah dilakukan cleaning
data kuesioner yang dapat dianalisis hanya sejumlah 5 kuesioner. Kuesioner
mengukur variabel pengetahuan dan sikap. Berikut Hasil rekapitulasi jawaban
responden pada pre test dan post test penyuluhan bahaya merokok pada
kelompok bapak-bapak.
Tabel 2: Hasil rekapitulasi jawaban responden pada pre test dan post test penyuluhan bahaya merokok pada kelompok bapak-bapak.
No. Test Jawaban Benar Jawaban Salah
Jumlah % Jumlah %
1 Pre test 27 54 23 46
2 Post test 31 62 19 38
Berdasarkan tabel 2, diketahui bahwa terdapat peningkatan pengetahuan
responden setelah diberikan intervensi sebesar 14,81%.
23
Gambar 4. Analisis deskriptif perubahan pengetahuan responden sebelum dan
sesudah penyuluhan bahaya merokok pada kelompok bapak-bapak.
Sedangkan variabel sikap diukur dengan menggunakan skala likert yang
meliputi sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju
(STS). Berikut hasil Analisis deskriptif perubahan sikap responden sebelum dan
sesudah penyuluhan.
Tabel 3: Analisis deskriptif perubahan sikap responden sebelum dan sesudah
penyuluhan bahaya merokok pada kelompok bapak-bapak.
No. Sikap
Skor
Keterangan
Pre Test Post Test
1 Merokok berbahaya bagi kesehatan 17 17 Tetap
2 Sikap terhadap RBAR
88 101 Meningkat
3 Merokok didekat wanita hamil dan anak-anak
14 14 Tetap
4 Merugikan ekonomi keluarga
35 35 Tetap
Total skor 154 167
Berdasarkan analisis deskriptif perubahan sikap responden sebelum dan
sesudah intervensi dengan menggunakan instrument kuesioner pre test dan post
test diketahui bahwa terdapat peningkatan yang positif pada sikap responden
terhadap Rumah bebas asap rokok (RBAR) sebesar 13 poin atau 14,77%.
Sementara itu, tidak terdapat perubahan yang bermakna pada sikap terhadap
bahaya merokok bagi kesehatan, persepsi responden tentang merokok didekat
wanita hamil dan anak-anak serta merokok merugikan ekonomi keluarga.
45%
50%
55%
60%
65%
Pre test post test
54%
62%
Perubahan Pengetahuan
% Jawaban Benar
24
b) Penyuluhan bahaya merokok pada kelompok Remaja
Kegiatan ini diikuti oleh 18 peserta, seluruh peserta mengisi kuesioner
pre test, kemudian post test dilakukan tiga minggu setelah penyuluhan yang diisi
oleh 16 remaja baik yang mengikuti penyuluhan maupun yang hanya mengikuti
diskusi kesehatan melalui whatsapp grup. Setelah dilakukan cleaning data
kuesioner yang dapat dianalisis sejumlah 14 kuesioner. Kuesioner mengukur
variabel pengetahuan dan sikap. Berikut Hasil rekapitulasi jawaban responden
pada pre test dan post test penyuluhan bahaya merokok pada kelompok remaja.
Tabel 4. Hasil rekapitulasi jawaban responden pada pre test dan post test
penyuluhan bahaya merokok pada kelompok remaja.
No. Test Jawaban Benar Jawaban Salah
Jumlah % Jumlah %
1 Pre test 93 66,43 47 33,57
2 Post test 98 70 42 30
Berdasarkan tabel 4, diketahui bahwa terdapat peningkatan pengetahuan
responden setelah diberikan intervensi sebesar 5,38%.
Gambar 5. Analisis deskriptif perubahan pengetahuan responden sebelum dan
sesudah penyuluhan bahaya merokok pada kelompok remaja.
Sedangkan variabel sikap diukur dengan menggunakan skala likert yang
meliputi sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju
(STS). Berikut hasil Analisis deskriptif perubahan sikap responden sebelum dan
sesudah penyuluhan.
64.00%
66.00%
68.00%
70.00%
72.00%
Pre test post test
66.43%
70%
Perubahan Pengetahuan
% Jawaban Benar
25
Tabel 5. Analisis deskriptif perubahan sikap responden sebelum dan sesudah penyuluhan bahaya merokok pada kelompok Remaja
No. Sikap Skor
Keterangan
Pre Test Post Test
1 Merokok berbahaya bagi kesehatan
46 49 Meningkat
2 Sikap terhadap RBAR 260 243 Menurun
3 Merokok didekat wanita hamil dan anak-anak
54 56 Meningkat
4 Merugikan ekonomi keluarga 100 87 Menurun
Total skor 460 435
Berdasarkan analisis deskriptif perubahan sikap responden sebelum dan
sesudah intervensi menggunakan instrument kuesioner pre test dan post test
diketahui bahwa terdapat peningkatan yang positif pada sikap remaja terhadap
bahaya merokok bagi kesehatan sebesar 6,52% dan merokok di dekat wanita
hamil dan anak-anak sebesar 3,7%. Namun, terjadi penurunan pada sikap
remaja terhadap Rumah Bebas Asap Rokok (RBAR) sebesar 6,54% dan
merokok dapat merugikan ekonomi keluarga sebesar 13%.
c) Penyuluhan pola makan dan konsumsi sayur dan buah pada kelompok ibu-ibu
Kegiatan ini diikuti oleh 35 peserta, namun peserta yang melengkapi
kuesioner sejumlah 30 peserta. Berdasarkan tabel hasil pre test dan post test
yang dilakukan pada kelompok ibu-ibu bahwa terdapat peningkatan
pengetahuan responden setelah diberikan intervensi yaitu sebesar 4,31%. Hasil
pengetahuan pre test dan post test variable pengetahuan pada kelompok ibu-ibu
dapat dilihat dalam diagram berikut:
Tabel 6. Hasil rekapitulasi variable pengetahuan pre test dan post test
penyuluhan Pola Makan pada kelompok Ibu-ibu.
No. Pengetahuan Jawaban Benar Jawaban Salah
Jumlah % Jumlah %
1 Pre test 348 77,33 102 22,66
2 Post test 363 80,66 87 19,33
Berdasarkan tabel 6, diketahui bahwa terdapat peningkatan pengetahuan
responden setelah diberikan intervensi sebesar 4,31%.
26
Gambar 6. Analisis deskriptif perubahan pengetahuan responden sebelum dan
sesudah penyuluhan pola makan pada kelompok ibu-ibu.
Sedangkan variabel sikap diukur dengan menggunakan skala likert yang
meliputi sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju
(STS). Berikut hasil Analisis deskriptif perubahan sikap responden sebelum dan
sesudah penyuluhan.
Tabel 7. Hasil rekapitulasi variable sikap pre test dan post test penyuluhan Pola
Makan pada kelompok Ibu-ibu.
No.
Kategori Sikap Skor
Keterangan Pre Test Post Test
1 Pola Makan 768 772 Meningkat
2 Konsumsi Sayur dan Buah
336 341 Meningkat
3 Aktivitas Fisik 182 188 Meningkat
Total skor 1286 1301
Berdasarkan analisis deskriptif perubahan sikap responden sebelum dan
sesudah intervensi dengan menggunakan instrument kuesioner pre test dan post
test diketahui bahwa terdapat peningkatan yang positif pada setiap kategori
sikap yaitu tentang Pola Makan, Konsumsi Sayur dan Buah, serta Aktivitas Fisik.
Pada kategori sikap tentang Pola Makan mengalami peningkatan sebesar 3 point
atau 0,39%. Sedangkan pada kategori sikap tentang Konsumsi Sayur dan Buah
sebesar 5 point atau 1,48%. Sementara pada kategori Aktivitas Fisik mengalami
peningakatan sebesar 6 point atau 3,29%.
60.00%
70.00%
80.00%
90.00%
Pre test post test
70.33%80.66%
Perubahan Pengetahuan
% Jawaban Benar
27
2. Evaluasi kualitatif
a. Evaluasi proses
Program pencegahan hipertensi di padukuhan Pundong II
menitikberatkan pada pengendalian faktor risiko hipertensi yaitu perilaku
merokok, konsumsi sayur buah dan peningkatan aktifitas fisik. Untuk itu,
intervensi yang dilakukan sesuai segmentasi sasaran yaitu penyuluhan bahaya
merokok pada bapak-bapak, penyuluhan pola makan serta konsumsi sayur buah
pada ibu-ibu, penyuluhan bahaya merokok pada remaja, diskusi kesehatan via
whats app grup serta jalan sehat yang dirangkaikan dengan deklarasi komitmen
“panca prasetya cegah hipertensi”.
Berdasarkan evaluasi proses pada kegiatan penyuluhan perilaku
merokok pada bapak-bapak dapat disimpulkan sebagai berikut:
Peserta yang hadir tidak mencapai 50% dikarenakan pada hari yang sama
ada orang meninggal di Dusun Pundong II, ada kegiatan kerja bakti masjid
mendadak, dan ada kegiatan piknik kelompok USEP dan KWT. Meskipun,
demikian peserta yang hadir adalah para stake holder dan merepresentatikan
warga Pundong II.
Peserta antusias mengikuti diskusi interaktif dan memberikan ide dan saran
untuk kegiatan tersebut.
Kegiatan berlangsung lancar dan sesuai rundown acara yang telah dibuat
sebelumnya, tetapi waktu mulainya acara molor sekitar 30 menit.
Kegiatan sosialisasi dan penyuluhan mengenai perilaku merokok cukup
menarik dan informatif karena dilengkapi video, materi power point dan leaflet
terkait materi yang disampaikan.
Berdasarkan evaluasi proses pada kegiatan penyuluhan perilaku
merokok pada kelompok remaja dapat disimpulkan sebagai berikut:
Peserta yang hadir sebanyak 90% dari undangan yang disebar
Peserta antusias mengikuti kegiatan, bertanya dan berpartisipasi dalam role
play menolak ajakan untuk merokok.
Acara berjalan lancar dan sesuai rundown yang telah dibuat sebelumnya.
Berdasarkan evaluasi proses pada kegiatan penyuluhan pola makan dan
konsumsi sayur dan buah dapat disimpulkan sebagai berikut:
Peserta yang hadir lebih dari 50% dari undangan yang disebar
28
Peserta antusias mengikuti kegiatan, dapat memahami materi yang
disampaikan dengan cukup baik. Materi menarik dan praktis dilengkapi
dengan video/materi power point dan leaflet dan disampaikan dalam bahasa
jawa serta dilengkapi dengan simulasi 7 langkah CTPS dengan lagu.
Beberapa peserta lansia yang hadir tidak bisa membaca dibimbing oleh
mahasiswa untuk pengisian pre test dan post testnya.
Sebagian peserta menyarankan agar narasumber menyampaikan materi
lebih pelan (tidak cepat) agar peserta khususnya Lansia dapat mengikuti
dengan baik.
Acara berjalan lancar dan sesuai dengan rundown acara, namun sesi role
play penyusunan menu sehat tidak berjalan.
Berdasarkan evaluasi proses pada kegiatan diskusi kesehatan via
whatsapp grup remaja dapat disimpulkan sebagai berikut:
Partisipasi peserta dalam diskusi kurang dari 50% dari jumlah anggota dalam
grup disebabkan karena sebagian peserta tidak mengakses wifi dan memiliki
kesibukan lain terutama aktifitas di bulan ramadhan.
Penyesuaian program dilakukan sesuai dengan situasi dan proses diskusi
pada hari pertama, dimana awalnya aturan diskusi peserta bertanya melalui
admin namun banyak peserta yang belum memahami aturan diskusi dan
bertanya langsung dalam forum, sehingga hari berikutnya aturan diskusi
berubah dan peserta dapat bertanya dan berdiskusi langsung didalam grup.
Dalam setiap sesi diskusi terkadang sepi pertanyaan dan terkadang
pertanyaan sangat banyak sehingga moderator menambah waktu diskusi
sesuai dengan kesediaan waktu narasumber untuk menjawab.
Diskusi kesehatan berjalan lancar dan sesuai dengan rundown acara.
b. Evaluasi hasil (outcome)
Evaluasi hasil dilakukan melalui wawancara terhadap sasaran program
baik pada kelompok remaja, bapak-bapak dan ibu-ibu. Wawancara dilakukan
dengan menggunakan panduan wawancara berupa daftar pertanyaan yang
memuat variabel-variabel yang ingin diketahui dari hasil wawancara. Wawancara
dilakukan antara lain wawancara warga setelah kegiatan senam Lansia, melalui
kunjungan ke kepala dukuh, tokoh masyarakat, ketua RT, ketua pemuda karang
taruna serta wawancara online kepada remaja peserta diskusi via whatsapp
29
grup. Sampel yang diwawancarai terdiri dari 11 remaja melalui wawancara
online, 3 remaja wawancara tatap muka, 8 ibu-ibu dan 4 bapak-bapak.
Secara umum aspek pengetahuan masyarakat meningkat setelah
dilakukan intervensi baik melalui penyuluhan tatap muka, diskusi kesehatan
online dan melalui berbagai media promosi kesehatan yang dibagikan. Hal ini
tampak dari pengakuan masyarakat yang menjadi tahu hal-hal praktis seperti
tidak boleh langsung mandi setelah melakukan aktifitas fisik, pengaturan menu
gizi seimbang dengan prinsip sajian sekali makan, konsep 4 sehat 5 sempurna
yang telah berubah menjadi gizi seimbang, mengingat kembali bahaya asap
rokok bagi kesehatan, tips melakukan aktifitas fisik dan lain-lain.
Sedangkan aspek sikap masyarakat semakin memahami pentingnya
menjauhkan keluarga dari asap rokok, bahwasannya peraturan Rumah Bebas
asap rokok perlu digalakkan kembali dan bahwa merokok ada tempatnya agar
warga yang tidak merokok tidak terganggu dengan asap rokok dari perokok.
Namun demikian, sebagian responden yang diwawancarai menyadari bahwa
pelaksanaan peraturan rumah bebas asap rokok ini belum 100% didukung oleh
masyarakat, masih ada beberapa orang yang belum menyadari pentingnya
peraturan tersebut dan butuh waktu dan proses yang lama agar terlaksana
sesuai dengan yang diharapkan, namun demikian menurut responden mayoritas
masyarakat mendukung program-program kesehatan tersebut. Mengenai pola
makan serta konsumsi sayur dan buah terbentuk sikap yang positif terutama
pada kelompok ibu-ibu yang menjadi sasaran intervensi. Demikian pula dengan
sikap terhadap aktifitas fisik, terdapat motivasi dan sikap yang positif dari
sasaran intervensi khususnya remaja dan kader.
Hal yang menarik dari evaluasi ini adalah terungkapnya intensi (niat atau
keinginan) masyarakat serta motivasi yang semakin kuat untuk mengaplikasikan
perilaku hidup sehat khususnya mengenai faktor risiko hipertensi ini. Diantaranya
beberapa remaja yang mengaku sebagai perokok aktif memiliki keinginan untuk
mengurangi atau berhenti merokok termasuk diantaranya salah seorang remaja
putri perokok aktif yang berniat untuk berhenti merokok. Selanjutnya, terdapat
motivasi dan keinginan yang kuat dari kepala dukuh, ketua-ketua RT/RW dan
tokoh masyarakat (pak Widagdo) untuk merealisasikan poin-poin deklarasi
komitmen cegah hipertensi dengan menyampaikan pada setiap pertemuan
warga baik tingkat RT maupun padukuhan. Sebagian warga khususnya ibu-ibu
30
dan remaja juga mengatakan berupaya untuk meningkatkan konsumsi buah dan
sayur setelah mengikuti penyuluhan terkait pola makan dan konsumsi buah dan
sayur dan aktifitas fisik.
Evaluasi terhadap media juga dilakukan untuk mengetahui efektifitas dan
pengaruh media dalam mendukung intervensi yang dilakukan. Dari wawancara
yang dilakukan terhadap remaja diketahui bahwa media yang paling menarik
adalah video dan poster, bahwa poster juga selain dibagikan pada saat diskusi
online juga ditempel di titik-titik strategis padukuhan Pundong II sehingga mudah
diakses oleh masyarakat yang melewatinya. Sasaran ibu-ibu menyukai media
berupa nutrition plate, mug dan kalender. Menurut warga media tersebut sangat
menarik dan informatif serta bermanfaat bagi masyarakat, namun demikian
mereka menyayangkan keterbatasan jumlah media tersebut sehingga hanya
sebagian warga yang mendapatkannya. Terkait konten media kalender ada yang
termotivasi untuk melakukan aktifitas fisik dengan melihat gambar di kalender.
Adapun sasaran bapak-bapak tertarik dengan media kalender, namun mereka
juga menyayangkan keterbatasan jumlahnya. Adapun media lain berupa stiker
semua warga mendapatkannya karena didistribusikan sejumlah KK yang ada,
hanya saja ternyata sebagian masyarakat tidak menempelkannya dikarenakan
kurangnya informasi yang sampai kepada masyarakat penggunaan stiker
tersebut agar ditempelkan di depan rumah masing-masing.
Evaluasi menggunakan kerangka RE-AIM yang sejak awal direncanakan masih
terlalu dini untuk dilakukan mengingat implementasi program baru sampai pada tahap
upaya peningkatan kesadaran masyarakat serta waktu evaluasi yang pendek. Namun
secara umum berdasarkan kerangka RE-AIM dapat disimpulkan sebagai berikut: Reach;
persentasi peserta intervensi untuk remaja mencapai 90%, kelompok ibu-ibu sebanyak
58,3% serta bapak-bapak kurang dari 50%, peserta intervensi tersebut juga cukup
merepresentasikan masyarakat Padukuhan Pundong II. Effectiveness; program
memberikan dampak positif terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan intensi
masyarakat untuk mencegah hipertensi melalui pengendalian faktor risikonya. Namun
demikian, sebagian kecil masyarakat masih kontra atau belum menyadari pentingnya
intervensi khususnya peraturan rumah bebas asap rokok. Adoption; sangat potensial
untuk dilakukan mengingat adanya peningkatan intensi sasaran dalam mengaplikasikan
perilaku hidup sehat untuk mencegah hipertensi. Implementation dan institusionalisasi
31
program belum dapat diukur dan belum ada bukti dalam implementasinya namun adanya
deklarasi dan komitmen yang cukup kuat dari stake holder menjadi sangat berpotensi
untuk terlaksana. Maintenance; belum dapat diukur.
10. Hasil dan pembahasan
Program pengendalian hipertensi di padukuhan Pundong II dilakukan pada tiga
segmentasi sasaran yaitu kelompok remaja, kelompok bapak-bapak dan kelompok ibu-ibu.
Sedangkan intervensi yang dilakukan berfokus pada tiga faktor risiko utama hipertensi yaitu
perilaku merokok, konsumsi sayur buah dan peningkatan aktifitas fisik. Penentuan
segmentasi sasaran dan intervensi yang dilakukan tersebut berdasarkan penilaian
kebutuhan, analisis sasaran dan analisis komunitas. Perencanaan program sejak awal
telah melibatkan masyarakat terutama stake holder. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat serta untuk menjamin adopsi dan keberlangsungan program di
masa mendatang. Keputusan untuk mengadopsi program bergantung pada pengetahuan
masyarakat tentang adanya suatu inovasi program, kesadaran akan kebutuhan yang tidak
terpenuhi, dan keputusan bahwa suatu inovasi tersebut dapat memenuhi kebutuhan yang
dirasakan (Bartholomew, 2006).
Secara umum kegiatan edukasi berupa penyuluhan baik tentang perilaku merokok
pada kelompok bapak-bapak dan remaja serta penyuluhan pola makan sayur dan buah
pada kelompok ibu-ibu serta diskusi interaktif melalui whatsapp grup remaja disambut
antusias oleh masyarakat sasaran. Masyarakat juga mengharapkan agar kegiatan-kegiatan
seperti itu terus-menerus dilakukan di seluruh elemen masyarakat baik tingkat anak-anak,
remaja dan dewasa. Selain itu, masyarakat juga mengharapkan pendidikan kesehatan
dilakukan dalam berbagai forum masyarakat seperti majelis ta‟lim, pertemuan tingkat
RT/RW dan berbagai forum masyarakat lainnya. Hal ini mengindikasikan sambutan yang
positif dari masyarakat terkait pendidikan dan promosi kesehatan yang dilakukan.
Berdasarkan hasil evaluasi kuantitatif diketahui terjadi peningkatan pengetahuan pada
seluruh kelompok intervensi baik remaja, bapak-bapak dan ibu-ibu (4,31%-14,81%). Fakta
ini juga didukung oleh hasil evaluasi kualitatif dimana responden yang diwawancarai
mengaku mendapatkan tambahan pengetahuan baru mengenai pengaturan pola makan
serta konsumsi buah dan sayur, hal-hal yang berkaitan dengan aktifitas fisik dan bahaya
merokok. Dengan demikian, baik evaluasi secara kualitatif maupun kuantitatif saling
mendukung keterangan satu sama lain. Aspek pengetahuan (knowledge) merupakan tahap
32
awal menuju fase kontemplasi dimana jika didukung oleh faktor-faktor lain akan
mempengaruhi keputusan untuk mengadopsi perilaku baru yang ditawarkan.
Sikap sasaran mengenai pola makan, konsumsi buah dan sayur dan aktifitas fisik
meningkat pada kelompok ibu-ibu (0,4%-3,29%). Demikian pula sikap terhadap Rumah
bebas asap rokok meningkat pada kelompok bapak-bapak (14,77%). Adapun kelompok
remaja perubahan sikap pada evaluasi kuantitatif mengalami fluktuasi dimana terjadi
peningkatan yang positif pada kategori “merokok berbahaya bagi kesehatan”(6,52%) dan
“merokok didekat wanita hamil dan anak-anak” (3,7%.) namun terjadi penurunan pada
kategori “sikap terhadap Rumah bebas asap rokok”( 6,54%) dan “merokok merugikan
ekonomi keluarga”( 13%). Hal ini disebabkan karena jarak antara pre test dan post test
yang cukup lama (tiga minggu setelah intervensi) dan responden yang mengisi post test
hanya separuh dari sasaran yang mengisi pre test, namun demikian semuanya merupakan
sasaran intervensi baik penyuluhan tatap muka maupun melalui diskusi via grup whatsapp.
Adapun kategori “merokok merugikan ekonomi keluarga” mungkin disebabkan karena isu
ekonomi keluarga belum menjadi perhatian remaja. Secara kualitatif, diketahui ada
perubahan positif pada sikap masyarakat baik pada kelompok remaja, bapak-bapak dan
ibu-ibu tentang faktor risiko hipertensi. Adapun mengenai peraturan rumah bebas asap
rokok, masih ada sebagian kecil masyarakat yang kurang menerima regulasi lokal tersebut
terutama pemuda, namun masyarakat mengakui terdapat motivasi dan perubahan yang
positif dalam mengurangi intensitas merokok terutama pada saat pertemuan warga dan
sebagainya. Berdasarkan pengakuan masyarakat juga sudah cukup konsisten dalam
menjaga komitmen tersebut. untuk menjaga keberlangsungan program perlu didukung oleh
faktor-faktor lain diantaranya kemampuan dan motivasi stake holder untuk mendukung
program dengan menjalin komunikasi yang baik, dan sasaran didalam menciptakan
lingkungan yang mendukung program (Fertman & Allensworth, 2006).
Evaluasi secara kualitatif juga diketahui terjadi peningkatan intensi dan motivasi
masyarakat dalam upaya menerapkan perilaku hidup sehat khususnya dalam pencegahan
hipertensi. Peningkatan intensi ini terutama pada remaja terkait perilaku merokok dan
kelompok ibu-ibu mengenai pengaturan pola makan sesuai prinsip dan pedoman gizi
seimbang, meskipun belum sepenuhnya dapat menerapkan karena berbagai keterbatasan
namun niat dan keinginan untuk menerapkannya sudah cukup baik. Adanya intensi ini
sangat penting dalam tahap persiapan menuju terwujudnya perilaku yang diharapkan.
Adapun kelompok bapak-bapak khususnya stake holder (kepala dukuh, ketua RT/RW dan
tokoh masyarakat) cukup antusias untuk merealisasikan deklarasi komitmen “Panca
33
Prasetya cegah Hipertensi” yang dicanangkan pada puncak pelaksanaan program promosi
kesehatan di padukuhan Pundong II. Para stake holder tersebut berkomitmen untuk
menyosialisasikan isi deklarasi komitmen dalam pertemuan-pertemuan tingkat RT/RW dan
berbagai forum masyarakat. Adanya kesadaran (awareness) dan minat (interest) dalam hal
ini sikap yang positif dan minat atau keinginan atau intensi merupakan tahap-tahap menuju
adopsi program atau perilaku baru oleh individu (Rogers, 1983).
Evaluasi terhadap media dan deklarasi komitmen “Panca Prasetya cegah Hipertensi”
juga dilakukan. Berdasarkan evaluasi tersebut diketahui bahwa penggunaan media dalam
mendukung upaya promosi kesehatan cukup membantu dalam meningkatkan pengetahuan
dan minat masyarakat. Terdapat beberapa media sangat menarik diantaranya video,
poster, nutrition plate, mug dan kalender. Namun ada saran dan masukan sasaran terkait
media tersebut terkait jumlah dan kontennya. Adapula media yang tidak efektif dalam
penggunaannya dikarenakan kurangnya penekanan kepada masyarakat dalam
penggunaannya pada saat ditribusinya. Sedangkan deklarasi komitmen hidup sehat
berjalan lancar namun sosialisasi kepada masyarakat perlu dilakukan secara terus-
menerus dalam berbagai forum pertemuan masyarakat.
Terdapat beberapa faktor yang mendukung pelaksanaan program yaitu adanya
dukungan dari kepala dukuh, tokoh masyarakat dan stake holder lainnya dalam
memfasilitasi pelaksanaan program serta memberikan saran dan masukan dalam
implementasi program. Hal lain adalah antusias masyarakat untuk berpartisipasi dalam
implementasi program. Adapun faktor-faktor yang menghambat pelaksanaan program ini
adalah waktu implementasi program pendek serta bersamaan dengan jadwal perkuliahan
yang padat di fakultas. Selain itu, faktor lain yang menghambat adalah ketidaksesuaian
waktu pelaksanaan program dengan kesibukan masyarakat dalam berbagai kegiatan
seperti lomba TK-PAUD, kegiatan kampung menyambut bulan ramadhan dan kesibukan di
bulan ramadhan, pertandingan Voli se- Tirtoadi serta kegiatan-kegiatan lainnya.
34
11. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut:
a. Kegiatan pendidikan dan promosi kesehatan yang dilakukan dapat meningkatkan
pengetahuan sasaran pada semua kelompok intervensi baik remaja, bapak-bapak dan
ibu-ibu.
b. Kegiatan pendidikan dan promosi kesehatan yang dilakukan juga meningkatkan sikap
yang positif terhadap pencegahan factor risiko hipertensi pada kelompok bapak-bapak
dan ibu-ibu serta sebagian kelompok remaja.
c. Terjadi peningkatan intensi untuk pengendalian factor risiko hipertensi pada sebagian
sasaran intervensi
d. Rangkaian kegiatan pendidikan dan promosi kesehatan yang dilakukan menghasilkan
sebuah komitmen dari para stake holder untuk pengendalian factor risiko hipertensi.
Komitmen tersebut tertuang dalam deklarasi komitmen “Panca Prasetya Cegah
Hipertensi”
e. Seluruh intervensi berjalan lancar dan mendapatkan dukungan dari stake holder dan
masyarakat sasaran.
Untuk menjaga keberlangsungan program dan meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pemeliharaan (maintenance) program, saran yang penting untuk diperhatikan
sebagai berikut:
a. Perlu dukungan dari dinas kesehatan dan Puskesmas Mlati II untuk menindaklanjuti
program-program pemberdayaan di masyarakat padukuhan Pundong II khususnya
dalam pengendalian hipertensi dan penyakit tidak menular lainnya.
b. Perlu dilakukan sosialisasi secara massif kepada masyarakat terkait deklarasi komitmen
pencegahan hipertensi oleh stake holder dan kader padukuhan Pundong II.
c. Perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkelanjutan terhadap deklarasi
komitmen pencegahan hipertensi oleh kelurahan Tirtoadi, stake holder dan pemangku
kepentingan lainnya.
d. Perlu dilakukan kegiatan pemberdayaan yang terus-menerus kepada masyarakat
padukuhan Pundong II untuk meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menerapkan
perilaku hidup sehat serta meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap peraturan
rumah bebas asap rokok yang sudah dirintis.
e. Untuk memfasilitasi keinginan stake holder dan masyarakat di wilayah lain (seperti
Pundong I dan Pundong III) program serupa perlu diperluas cakupannya ke wilayah
tersebut.
35
Daftar Pustaka
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Riset Kesehatan
Dasar Tahun 2013
Barholomew, LK. et al. 2006. Planning health promotion programs. San fransisco: john wiley
and sons, inc
Creswell. W. John. 2016. Pendekatan Metode Kualitatif, Kuantitatif, dan Campuran Edisi
Keempat, SAGE Publication, Inc.
Data Register Bulanan Posyandu Lanjut Usia tahun 2017-2018
Fertman, C.I., Allensworth, D.D., (2010). Health Promotion Programs: From Theory To Practice.
San Fransisco: Jossey-BassA Wiley Imprint
Glanz, K.,Barbara K. Rimer, Viswanath. 2008. Health Behavior And Health Education Theory,
Research, And Practice 4th Edition Published by Jossey-Bass, A Wiley Imprint 989
Market Street, San Francisco.
Pusat Data Dan Informasi Kementerian Kesehatan RI (2014), Infodatin Hipertensi. Jakarta
Puskesmas Mlati II (2018). Profil Kesehatan Puskesmas Mlati II Tahun 2018. Sleman-DIY
Roger, E.M., (1983). Diffusion of Innovation. London: The Free Press
Sugiyono. 2017. Buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Method).
Bandung: Alfabeta, cv
The Transtheoretical Model. Pro-change behavior system.
https://www.prochange.com/transtheoretical-model-of-behavior-change. Diakses: 2018.
World Health Organization (2013), High Blood Pressure: The Sillent Killer, Western Pasific
Region
36
Lampiran
1. Foto Bersama Peserta Sosialisasi dan
Penyuluhan Kelompok Bapak
2. Foto Bersama Peserta Sosialisasi dan
Penyuluhan Kelompok Remaja
3. Foto Bersama Peserta Sosialisasi dan
Penyuluhan Kelompok Ibu
4. Foto Penempelan Poster oleh Remaja
Pundong
Foto Penempelan Poster oleh Remaja Pundong
5. Foto Peserta Penyuluhan Kepada Remaja
37
6. Foto Perumusan Deklarasi
7. Foto Penandatanganan Deklarasi
Foto Deklarasi
8. Foto Jalan Santai
9. Foto Nutrition Plate
10. Foto Mug Mengenai Rokok
38
11. Kalender 2019 “Panca Prasetya Cegah
Hipertensi”
12. Banner Komitmen Panca Prasetya
Cegah Hipertensi
13. Media Deklarasi Komitmen Padukuhan Pundong II Cegah Hipertensi
39
14. Profil WAG Remaja Susila
15. Undangan melalui Grup WAG Remaja
16. Aturan Diskusi di WAG (Sebelum diubah)
Sesudah diubah
17. Media Poster di WAG Remaja
Media Poster di WAG Remaja
Media Poster di WAG Remaja
Media Poster di WAG Remaja
40
18. Pengumuman untuk berpasrtisipasi aktif di diskusi online
Lampiran Media Leaflet yang dibagikan pada saat Penyuluhan Pola Makan pada
Kelompok Ibu (20 Mei 2018)
50
Lampiran Materi WAG Remaja Susila Mengenai Perilaku Merokok (format word)
ROKOK
Rokok adalah lintingan atau gulungan tembakau yang digulung / dibungkus
dengan kertas, daun, atau kulit jagung, sebesar kelingking dengan panjang 8-10 cm,
biasanya dihisap seseorang setelah dibakar ujungnya. Rokok merupakan pabrik bahan
kimia berbahaya. Hanya dengan membakar dan menghisap sebatang rokok saja, dapat
diproduksi lebih dari 4000 jenis bahan kimia. 400 diantaranya beracun dan 40 diantaranya
bisa berakumulasi dalam tubuh dan dapat menyebabkan kanker.
Rokok juga termasuk zat adiktif karena dapat menyebabkan adiksi (ketagihan) dan
dependensi (ketergantungan) bagi orang yang menghisapnya. Dengan kata lain, rokok
termasuk golongan NAPZA (Narkotika, Psikotropika, Alkohol, dan Zat Adikti
Didalam dunia merokok dikenal denga 2 istilah :
1. Perokok aktif
Perokok Aktif adalah seseorang yang dengan sengaja menghisap lintingan atau gulungan
tembakau yang dibungkus biasanya dengan kertas, daun, dan kulit jagung. Secara langsung
mereka juga menghirup asap rokok yang mereka hembuskan dari mulut mereka. Tujuan
mereka merokok pada umumnya adalah untuk menghangatkan badan mereka dari suhu yang
dingin. Tapi seiring perjalanan waktu pemanfaatan rokok disalah artikan, sekarang rokok
dianggap sebagai suatu sarana untuk pembuktian jati diri bahwa mereka yang merokok
adalah ”keren”.
Ciri-ciri fisik seorang perokok : Gigi kuning karena nikotin. Kuku kotor karena nikotin. Mata
pedih. Sering batuk – batuk. dan Mulut dan nafas bau rokok.
2. Perokok Pasif
Perokok Pasif adalah seseorang atau sekelompok orang yang menghirup asap rokok orang
lain. Telah terbukti bahwa perokok pasif mengalami risiko gangguan kesehatan yang sama
seperti perokok aktif, yaitu orang yang menghirup asap rokoknya sendiri.
Adapun gejala awal yang dapat timbul pada perokok pasif : Mata pedih, Hidung beringus,
Tekak yang serak, dan Pening / pusing kepala
KANDUNGAN DI DALAM ROKOK
Faktor penyebab seseorang merokok,antara lain:
1. Tekanan sosial
51
Tekanan dan pengaruh dari seorang teman, kelompok sebaya, menjadikan orang yang tidak
merokok menjadi seorang perokok berat. Namun, ini bukan satu-satunya alasan bagi orang-
orang merokok. Tekanan sosial menunjukkan sejumlah motif lain yang akhirnya mengubah
seseorang menjadi perokok aktif.
2. Kurangnya pengetahuan tentang rokok
Seseorang yang pengetahuannya kurang tentang rokok akan mudah terpengaruh dari
temannya untuk merokok, karena dia tidak mengetahui bahaya rokok secara detail bagi
kesehatannya dan akhirnya mengikuti ajakan temannya untuk merokok.
3. Ingin terlihat lebih bergaya
Seseorang yang ingin merokok beranggapan bahwa merokok akan semakin menambah
gayanya. Apalagi bagi seorang laki-laki yang secara umum menjadi perokok aktif. Padahal
anggapan seperti itu adalah sebuah kesalahan besar yang berujung pada terganggunya
kesehatan mereka.
4. Ingin terlihat jantan sebagai pria
Kebanyakan seorang pria menganggap, dengan merokok mereka akan terlihat lebih jantan
dan seolah-olah mereka adalah seseorang yang kuat. Didorong dg iklan ttg rokok yang
beredar di masyarakat, membuat image seolah-olah seorang yg merokok adalah seorang
yang jantan.
5. Stres
Jika seseorang mengalami stres, maka orang tersebut cenderung melakukan hal-hal yang
dapat merugikan dirinya sendiri, salah satunya adalah dengan merokok. Dengan merokok
mereka beranggapan bahwa mereka akan lebih tenang padahal itu adalah efek dari zat kimia
berbahaya, seperti nikotin dan tar yang lama kelamaan akan merusak kerja fungsi otaknya.
6. Faktor Lingkungan
Biasanya didalam keluarga salah satu ada yg merokok, misal si bapak,maka kecenderungan
si anak juga akan mengikuti prilaku orang tua menjadi perokok.
Penyakit-penyakit akibat rokok
Penyakit yang disebabkan oleh rokok tidak terbatas pada yang disebutkan di dalam
bungkus rokok. Penyakit yang terkait dengan rokok ada banyak sekali, seperti:
Kanker kandung kemih, kanker lambung, usus dan colon
Kanker mulut, tekak dan esophagus, kanker hati dan pankreas
Kanker payudara, mulut rahim dan rahim
Kanker paru-paru, bronkhitis dan infeksi saluran pernafasan kronis
Penyakit jantung dan stroke hemoragik
Pengeroposan tulang atau osteoporosis
Penurunan kesuburan bahkan kemandulan
Keguguran bahkan hingga melahirkan bayi yang cacat
52
Emfisima, ulser peptik dan batuk menahun
Lemah otot, penyakit gusi dan kerusakan pada mata
Bahaya merokok bagi perokok pasif
Diatas adalah penyakit yang banyak diderita oleh meraka sebagai perokok aktif. Perokok
aktif adalah orang yang secara langsung menghisap rokok atas kehendak pribadinya. Selain
perokok aktif, ada juga perokok pasif, yakni orang yang menghisap asap rokok yang dikeluarkan
dari mulut perokok. Tidak hanya perokok aktif saja yang memiliki resiko terkena penyakit,
perokok pasif pun juga demikian. Berikut adalah penyakit yang sangat mungkin menyerang
perokok pasif.
Meningkatnya resiko kanker paru-paru dan serangan jantung
Meningkatnya resiko penyakit saluran pernafasan seperti radang paru-paru dan bronkhitis
Iritasi pada mata yang menyebabkan rasa sakit dan pedih
Bersin dan batuk-batuk karena alergi
Sakit pada tekak, esofagus, kerongkongan dan tenggorokan
Sakit kepala sebagai reaksi penolakan nikotin
Selain itu, asap rokok yang dikeluarkan lebih berbahaya daripada yang masuk ke dalam
tubuh perokok pasif. Hal ini dikarenakan asap rokok mengandung zat-zat seperti:
Mengandung nikotin dua kali lebih banyak
Mengandung karbon monoksida lima kali lebih banyak
Mengandung tar lima kali lebih banyak
Meningkatnya zat kimia berbahaya bagi kesehatan hingga berkali lipat.
Pakar kesehatan mengklaim bahwa dari 100 persen bahaya dari asap rokok, hanya 25
persen yang dirasakan oleh perokok aktif mengingat adanya filter pada ujung batang rokok.
Sementara itu 75 persen sisa bahaya justru didapatkan oleh perokok pasif karena terpapar asap
rokok secara langsung. Asap rokok yang dihirup oleh perokok pasif memiliki setidaknya 4000
senyawa kimia berbahaya layaknya sianida, tar, arsenik, benzene, dan berbagai senyawa
berbahaya lainnya. Dengan menghirup berbagai senyawa kimia berbahaya, maka perokok pasif
tentu saja berpotensi mendapatkan penyakit-penyakit yang mengerikan.
Bahaya asap rokok bagi ibu hamil, janin dan bayi
Selain bagi perokok pasif yang dalam keadaan normal, asap rokok lebih berbahaya bagi
ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Akibat dari asap rokok tersebut antara lain:
Keguguran pada janin yang dikandung
Kematian janin di dalam kandungan
Pendarahan pada plasenta dan terjadi pembesaran lebih dari 30 persen
Berat badan janin berkurang sekitar 20-30 persen dari normal
Bayi yang lahir prematur dalam keadaan kesehatan yang tidak stabil
53
Asap rokok lebih berbahaya lagi jika dihisap oleh bayi, akibatnya adalah:
Mengalami gangguan dan penyakit pernafasan
Terganggunya perkembangan kecerdasan anak, baik motorik maupun kognitif
Terjangkitnya penyakit telinga
Bisa meningkatkan resiko penyakit leukimia sebanyak dua kali lipat
Meningkatkan resiko kanker otak hingga 22 persen
Bayi akan lebih mudah lelah karena oksigen yang tidak terserap sempurna
Sindrom kematian secara mendadak
Cara berhenti merokok
Tidak semudah mengucapkannya, berhenti merokok membutuhkan waktu dan proses
yang panjang. Tidak heran, akan melalui berbagai kesulitan, bahkan hanya untuk menjalani satu
hari tanpa merokok. Meski begitu, keinginan untuk berhenti merokok bukanlah suatu impian yang
mustahil. Kuncinya terletak pada dirimu sendiri.
Tips Powerful Untuk Berhenti Merokok
1. Publikasikan keputusan anda untuk berhenti merokok
Biarkan teman-teman dan keluarga tahu keputusan anda untuk berhenti merokok. Dapatkan
dukungan ke orang dekat anda untuk mengingatkan anda tentang target anda berhenti
merokok dan manfaat kesehatan setiap kali anda merasakan keinginan yang kuat untuk
merokok. Juga, yang sangat penting, mintalah teman dan keluarga untuk tidak merokok di
depan anda dan tidak meninggalkan rokok di sekitar anda.
2. Tetapkan target waktu
Tetapkan target waktu selama 2-3 minggu dimulai saat anda mengambil keputusan untuk
berhenti merokok. Pastikan bahwa periode ini tidak bertepatan dengan kondisi stress yang
mungkin akan anda alami agar usaha anda berhenti merokok lebih mudah untuk dijalani.
Cobalah untuk secara bertahap mengurangi jumlah rokok yang anda hisap dalam beberapa
minggu mendatang sampai akhirnya anda berhenti sama sekali pada target waktu yang sudah
anda tetapkan.
3. Buat jadwal
Atur jadwal tertentu, yang tidak terlalu ketat atau terlalu pendek durasinya, untuk mentoleransi
kemungkinan terjadinya “pelanggaran”, dimana anda memiliki keinginan yang kuat untuk
merokok dan jangan kecewa jika anda tidak berhasil melakukannya dalam tiga hari pertama.
Teruslah berusaha. Sedikit orang yang berhasil pada percobaan pertama mereka.
4. Mulai dengan cara yang mudah
Rekamlah dalam kondisi apa anda lebih sering merokok (kebosanan, kecemasan,
persahabatan, kesepian, menonton televisi, bermain kartu, kopi, dll). Beri nilai 0 sampai 5
dengan kriteria 0 adalah “seperti kereta api” dan 5 adalah “hanya jika diperlukan”. Cari saat di
mana anda merokok “seperti kereta api”, dan buatlah upaya untuk mulai berhenti merokok
54
secara bertahap. Dengan cara ini anda akan membuat awal yang baik dan juga meningkatkan
kepercayaan diri anda untuk melanjutkan pada tahap untuk berhenti merokok sepenuhnya.
5. Hindari kebiasaan yang membuat anda merokok
Hindari alasan utama yang menyebabkan keinginan anda untuk merokok seperti minum kopi,
alkohol, acara malam, berdebat dll. Jika anda tidak bisa melawan godaan, cobalah untuk
mengkonsumsi produk susu, buah-buahan dan sayuran lebih banyak, seperti telah
ditunjukkan dalam survei bahwa makanan tersebut akan memberikan cita rasa yang kurang
enak dalam merokok.Juga hindari kebiasaan yang selalu anda kombinasikan dengan merokok
seperti menonton televisi, membaca majalah atau surfing internet.
6. Carilah kesibukan
Terutama di hari-hari awal anda mencoba, carilah kesibukan dengan hal-hal yang anda sukai
dan cobalah untuk tidak meninggalkan banyak waktu untuk menyendiri sehingga terpikir
keinginan untuk merokok. Juga, cobalah untuk mengalihkan keinginan tersebut dalam
kegiatan yang intens, misalnya dengan melakukan beberapa kegiatan olahraga, berjalan atau
bersepeda.
7. Tidur lebih banyak
Cobalah untuk tidur lebih banyak dari yang biasanya anda lakukan. Tubuh dan jiwa menjadi
lebih lelah karena upaya untuk berhenti merokok sehingga membutuhkan istirahat lebih
banyak. Disamping itu, jam tidur adalah saat dimana anda tidak berpikir untuk merokok.
8. Minum lebih banyak air
Cobalah untuk minum lebih banyak air. Air membantu dalam menghilangkan racun dari
merokok yang telah terakumulasi dalam tubuh anda lebih cepat, sekaligus mengurangi
keinginan anda untuk merokok.
9. Kunjungi tempat tanpa asap rokok
Cobalah untuk menghabiskan berjam-jam sehari di tempat dimana merokok tidak
diperbolehkan, seperti perpustakaan atau toko buku. Jika anda mengambil istirahat untuk
duduk minum kopi bersama teman-teman, pilihlah non-smoking area.
10. Buatlah tangan anda sibuk
Buatlah tangan anda sibuk. Telah terbukti bahwa salah satu alasan orang-orang tetap
merokok adalah karena kebiasaan merokok mereka terhubungan dengan apa yang mereka
lakukan dengan tangan mereka. Buatlah tangan anda memegang apa saja, kecuali rokok,
seperti memegang pena, secarik kertas, atau apapun yang dapat mengelabui diri anda, yang
digunakan untuk membuat gerakan mekanis merokok (sebuah gerakan yang sama berulang-
ulang ketika merokok).
11. Hindari godaan merokok setelah makan
Kebanyakan perokok cenderung untuk merokok segera setelah makan. Berdiri segera dari
55
meja anda setelah makan untuk sikat gigi atau berjalan-jalan. Cobalah untuk tidak masuk ke
dalam godaan merokok.
12. Jangan jatuh ke dalam “perangkap satu batang rokok”
Cobalah untuk menahan godaan untuk merokok “hanya satu batang”. Hal ini untuk
memastikan bahwa sekali anda merokok satu batang saja maka anda akan merusak usaha
anda untuk berhenti merokok, karena rokok berikutnya akan segera mengikuti.
Jika anda jatuh dalam perangkap, jangan menghukum diri anda terlalu keras. Cobalah untuk
tidak membuat kesalahan yang sama lagi dan selalu ada dalam pikiran anda bahwa ini hanya
kesalahan langkah sementara dalam upaya anda untuk berhenti merokok selamanya.
Biasanya terjadi saat berkumpul dgn teman-teman yang notabene perokok, yang selalu
menawarkan rokok, kendalikan diri anda !!! JAUHi ROKOKNYA BUKAN ORANGNYA
13. Cobalah akupunktur
Akupunktur adalah metode alami pengobatan ketergantungan nikotin, tanpa rasa sakit dan
aman. Dengan satu sampai lima kunjungan akan mengurangi intensitas gejala seperti tekanan
psikologis, kecemasan, ketegangan, depresi, dan perasaan kosong yang disebabkan oleh
penggunaan obat jangka panjang seperti nikotin. Survei juga menunjukkan bahwa akupunktur
meningkatkan vitalitas dan kesuburan serta membantu otak untuk berpikir jernih.
14. Beri penghargaan untuk diri sendiri atas upaya keras anda
Hadiahi diri anda sendiri untuk setiap hari tanpa rokok. Sebuah ide yang baik ke arah ini
adalah dengan menggunakan uang tabungan karena tidak merokok untuk membeli sesuatu
atau pergi berjalan-jalan.
15. Perhatikan diet anda
Pertimbangkan konsultasi pada ahli gizi dan mengikuti program gizi untuk beberapa bulan
pertama, mengingat mayoritas perokok mendapatkan tubuh mereka naik beberapa kg karena
mereka cenderung makan/mengemil lebih banyak sebagai tindakan pengganti untuk tidak
merokok.
16. Berpikirlah positif
Jangan anda berpikir berhenti merokok sebagai sebuah pengorbanan. Pikirlah bahwa anda
akan mendapatkan lebih banyak manfaat dengan tidak merokok.
17. Berhenti merokok – Mulai dari sekarang
Anda sudah membaca cara untuk berhenti merokok dan anda juga memiliki kemauan untuk
melakukannya, mengapa tidak memulai usaha anda dari sekarang. Tetapkan target tanggal
anda dan ikuti langkah-langkah di atas. Berhenti merokok benar-benar bermanfaat untuk anda
dan kesehatan anda
Jika mmg terlalu sulit untuk berhenti langsung, silahkan dicoba untuk mngurangi frekuensi
merokok setiap harinya.
SAYANGI DIRI SENDIRI DAN ORANG DI SEKITAR ANDA DENGAN BERHENTI MEROKOK
56
Lampiran Materi WAG Remaja mengenai Konsumsi Buah dan Sayur (format word)
Yuk, Mari Makan Buah dan Sayur
(Dalam Rangka menurunkan angka Hipertensi khususnya
dikalangan remaja). Sebelum kita membahas pentingnya
makan buah dan sayur, akan kita bahas secara singkat
mengenai Hipertensi atau yang biasa kita sebut Tekanan
Darah Tinggi. Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan
darah melebihi 140/95 mmHg (WHO).
Penyebab dari Hipertensi : Faktor Keturunan. Obesitas
(Kegemukan). Stress, merokok. Dan Kurang konsumsi
buah dan sayur dan mengkonsumsi Garam berlebih.
Tanda dan Gejala yaitu tangan sering kesemutan, pusing, telinga berdengung, gangguan
penglihatan (kabur), rasa berat ditengkuk, susah Tidur., dan usah Nafas.
Komplikasi : Gangguan Jantung, Gangguan otak, Gangguan Penglihatan, Gangguan Ginjal dan
Stroke. Bisa dibayangkan beratnya penyakit yang disebabkan oleh hipertensi, Yuk Mulai sekarang
cegah Hipertensi dengan cara :
1. Rajin cek tekanan darah di pelayanan kesehatan terdekat.
2. Kurangi beban pikiran yang berat dan Menurunkan berat badan
3. Olah Raga secara teratur dan Memperbanyak makan buah dan sayur.
4. Mengurangi konsumsi garam, ikan asin, daging kambing dan jeroan.
5. Minum air putih 8 gelas perhari atau sesuai ajaran petugas kesehatan.
6. Menghindari merokok dan minum-minuman.
Nah, disini kita akan membahas lebih jauh poin 5 “Memperbanyak makan buah dan sayur”
Perlu kita ketahui, Tekanan darah pada kondisi hipertensi sebenarnya masih berkemungkinan
untuk bisa dikelola tanpa perlu banyak mengonsumsi obat-obatan. Menerapkan gaya hidup baru yang
lebih sehat, terutama pada pola makan sehari-hari, dapat menyeimbangkan tekanan darah secara
alami. tekanan darah seseorang yang mengonsumsi makanan kaya akan sayuran dan buah
berpotensi menurunkan tekanan darah setidaknya hingga 14 mmHg. Magnesium, serat, dan kalium
adalah kelompok nutrisi yang dapat membantu pengelolaan tingkat tekanan darah. Bahan-bahan ini
banyak terkandung di dalam sayur-sayuran dan buah-buahan yang mana di lain sisi turut memberikan
keuntungan lain untuk tubuh karena rendah sodium.
Buah dan sayur menjadi bagian penting dari diet mengelola tekanan darah atau disebut juga
dengan Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH). Selain buah dan sayur, diet ini juga bisa
didukung oleh konsumsi kacang-kacangan, ikan, unggas, gandum utuh, dan susu rendah lemak.
Contoh buah penurun darah tinggi adalah apel, bit, tomat, pisang, anggur, melon, mangga, jeruk, jeruk
keprok, stroberi, dan nanas. Sementara sayur-sayuran penurun darah tinggi yang direkomendasikan
adalah wortel, kacang hijau, kacang polong, kentang, dan bayam.
57
Mengapa kita perlu setiap hari mengkonsumsi buah dan sayur ?
Sayuran dan buah bisa melindungi sel tubuh dari kerusakan DNA, melawan zat karsinogen, dan
mengurangi peradangan di tubuh. Itulah mengapa rajin menyantap sayuran bisa melindungi Anda dari
penyakit kronis bertahun-tahun ke depan.
Manfaat lain mengkonsumsi sayuran setiap hari nya adalah :
1. Buah dan sayur melindungi kesehatan.
Buah-buahan dan sayuran dikemas dengan vitamin, mineral, dan serat yang penting bagi tubuh.
Makan buah dan sayur setiap hari dapat memberi keuntungan:
Mengurangi risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes tipe II
Mengurangi risiko kanker dan Melancarkan sistem pencernaan
Sistem penglihatan yang sehat dan Fungsi memori yang sehat
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Tulang dan gigi yang sehat
2. Buah dan sayur melawan berbagai jenis penyakit
Buah dan sayur mengandung fitokimia yaitu senyawa kimia seperti beta-karoten yang terjadi secara
alami pada tanaman, dan sangat penting melawan berbagai jenis penyakit.
Fitokimia biasanya terkait dengan warna. Warna hijau, kuning-oranye, merah, biru-ungu, dan putih
mengandung kombinasi mereka sendiri. Berikut arti warna buah dan sayur bagi kesehatan tubuh:
1. Warna hijau, mengandung berbagai fitokimia seperti lutein dan indoles, yang berfungsi sebagai
antioksidan dan meningkatkan kekebalan tubuh.
2. Warna kuning-oranye, mengandung berbagai jumlah antioksidan seperti vitamin C serta
karotenoid dan bioflavonoid.
3. Warna merah, mengandung vitamin A yang baik untuk kesehatan mata. Khasiat kandungan lain
seperti lycopene dan anthocyanins sedang dipelajari.
4. Warna biru-ungu, mengandung berbagai jumlah fitokimia yang mempromosikan kesehatan
seperti anthocyanin dan fenolat, antioksidan yang melawan penuaan dini.
5. Warna putih dan coklat, mengandung berbagai jumlah fitokimia yang berfungsi untuk kebugaran
tubuh.
3. Buah dan sayur untuk mengatur berat badan
Buah dan sayur yang rendah kalori dan tinggi serat dapat membantu mengendalikan berat badan.
Dengan makan banyak buah dan sayur, serta makanan rendah kalori, Anda akan mudah mengontrol
berat badan Anda.
Apa yang terjadi ketika tidak rutin atau tidak pernah mengkonsumsi sayur dan buah?
Yang mungkin terrjadi dalam waktu singkat adalah sembelit dan kembung akibat
kekurangan serat. Karena sayur kaya akan vitamin dan mineral yang menyalurkan nutrisi di seluruh
tubuh, maka jika kurang atau tidak makan sayur, mungkin tubuh akan mulai merasa kurang
58
bertenaga. Imunitaspun akan terkena dampak yang menyebabkan kemungkinan akan mudah
menderita demam. Lebih spesifiknya, jika tubuh kekurangan zat besi dapat memicu kerontokan
rambut dan yang kekurangan vitamin B ditandai dengan kulit kering.
Selain itu, dampak kurang makan sayur dan buah sebagai berikut:
1. Kurang vitamin dan mineral
Saat tubuh kekurangan vitamin dan mineral, akan menyebabkan gusi sering berdarah tanpa sebab,
anemia, pembuluh darah pecah, susah berpikir, serta detak jantung tidak beraturan. Untuk
mengatasinya, perbanyak konsumsi buah dan sayuran, dengan variasi jenis serta warna.
2. Peningkatan risiko penyakit tidak menular
Lima penyakit pembunuh tertinggi di Indonesia dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) adalah
hipertensi, diabetes, jantung, strok, dan osteoporosis. Kelima penyakit tidak menular ini sebenarnya
bisa dicegah dengan perubahan pola makan dan gaya hidup,"
3. Risiko kanker meningkat
Menurut American Institute for Cancer Research (AICR), tidak ada satu makanan yang bisa
melindungi diri dari kanker. Namun, pola makan kaya akan sayur dan buah bisa mengurangi risiko
kanker.
Antioksidan dalam sayur dan buah, seperti vitamin E, vitamin C, dan karotenoid mengurangi risiko
kanker dengan melindungi sel sehat tubuh dari radikal bebas. Studi lain melihat adanya keterkaitan
erat antara konsumsi lemak (dalam berbagai bentuk) dengan kanker.
4. Peningkatan berat badan
Jarang makan buah dan sayur? Besar kemungkinan Anda menggantinya dengan makanan atau
minuman tinggi energy density dan kalori kosong. Studi mengungkap, orang dengan masalah berat
badan cenderung jarang konsumsi buah dan sayur. Kedua jenis makanan sehat ini rendah kalori
dan energy density. Artinya, konsumsi buah dan sayur akan membuat Anda kenyang lebih lama
tanpa merasa energi turun mendadak.
5. Tekanan darah tinggi
Pola makan yang tinggi sodium tapi kurang buah dan sayur akan membuat tekanan darah
meningkat. Anda akan memiliki risiko untuk menderita sakit kepala terus menerus, risiko strok, risiko
sakit jantung, dan berbagai penyakit lainnya.
59
Lalu apa yang sebaiknya harus dilakukan?
Mulailah perbanyak asupan sayuran. Jika terasa sulit, Anda bisa menebusnya dengan
menambahkan lebih banyak buah dan biji-bijian ke dalam makanan Anda. Jika Anda tak suka
mengonsumsi secara langsung, bisa juga mencampur sayur hijau dengan buah untuk dijadikan
smoothie.
Jadi tunggu apalagi..mulai sekarang perbanyak makan sayur dan buah demi masa
depan yang sehat !!
Lampiran Materi WA Group Remaja mengenai Pola Makan (artikel langsung di WA)
60
Lampiran Rundown Kegiatan
Rundown Sosialisasi Kegiatan dan Penyuluhan Perilaku Merokok Bapak-Bapak 10 Mei
Tempat : Rumah Bapak Dukuh
Waktu : Kamis, 10 Mei 2018, 08.00-11.00
No Waktu Agenda PJ Kelengkapan
*** Rabu, 9 Mei, Ba‟da Maghrib
Briefing All, di kosan Mb Raehal Cek Materi, Pre Post, Daftar Hadir, Media, Rundown, dll
1 08.00-08.30 Registrasi Pemegang Daftar Hadir dan Snack : Tini
Dok : Cahyo
Daftar Hadir
Map
Meja Registrasi
Pulpen
Kamera
Snack
2 08.30-08.40 Pembukaan MC: Rifqi Lembar Susunan Kegiatan
Microphone
Sound System (s.d. akhir sesi)
3 08.40-08.50 Sambutan Kepala Dukuh
Rifqi
Dok: Tini
4 08.50-09.00 Sambutan Bapak Widagdo
Rifqi Dok: Tini
09.00-09.30 Sosialisasi Narsum: Cahyo Time Keeper: Rifqi Dok: Tini
LCD
Laptop
PPT
Lembar Bagi
5 09.30-09.40 Jeda Pergantian Rifqi
6 09.40-09.55 Pre Test Rifqi Lembar Pre Test
7 09.55-10.15 Penyuluhan Bapak-Bapak
Moderator & Time Keeper: Rifqi
Narasumber: Mb Raehal
Dok: Cahyo
LCD
Laptop
PPT
8 10.15-10.30 Tanya Jawab Moderator & Time Keeper: Rifqi
Narasumber: Mb Raehal
Catatan
9 10.30-10.45 Post Test Rifqi Lembar Post Test
10 10.45-11.00 Penutupan Rifqi Leaflet
*** Kamis, 10 Mei, Ba‟da Ashar
Evaluasi dan Pengumpulan catatan observasi kegiatan
All, di tempat makan/kosan Mb Raehal
61
Lampiran Pre dan Post Test
KUISIONER PRE TEST PENYULUHAN DAMPAK MEROKOK PADA
KESEHATAN MASYARAKAT
Nama :
usia :
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat!
PENGETAHUAN
1. Manakah yang termasuk bahaya rokok?
a. Penyakit jantung, lambung dan gagal ginjal
b. Penyakit jantung, kanker paru-paru dan kanker mulut
c. Hipertensi, kolesterol dan asam urat
2. Siapa saja yang dirugikan oleh asap rokok orang yang merokok?
a. Perokok itu sendiri
b. Orang di sekitar perokok tersebut
c. Perokok dan orang disekitar perokok
3. Manakah yang termasuk bahaya rokok pada wanita hamil?
a. Berpotensi mengalami keguguran, bayi lahir kurang bulan dan berat bayi lahir rendah
b. Berpotensi melahirkan bayi cacat sumbing dan kematian bayi di dalam perut
c. Semua benar
4. Pada lelaki bahaya asap rokok dapat menyebabkan….
a. Mandul dan impoten
b. Stamina meningkat
c. Fertilitas
5. Manakah yang merupakan bahaya dari Nikotin pada asap rokok?
a. Menyebabkan dahak dan kanker paru-paru
b. Menyebabkan kecanduan, tekanan darah tinggi dan jantung berdegup
c. Menyebabkan kekurangan oksigen dan dapat merusak otak
6. Manakah yang merupakan bahaya dari Tar pada asap rokok?
a. Menyebabkan dahak dan kanker paru-paru
b. Menyebabkan kecanduan, tekanan darah tinggi dan jantung berdegup
62
c. Menyebabkan kekurangan oksigen dan dapat merusak otak
7. Manakah yang merupakan bahaya dari Karbon Monoksida pada asap rokok?
a. Menyebabkan dahak dan kanker paru-paru
b. Menyebabkan kecanduan, tekanan darah tinggi dan jantung berdegup
c. Menyebabkan kekurangan oksigen dan dapat merusak otak
8. Zat racun lain yang ada pada rokok kecuali….
a. Cadmium yang terdapat pada baterai
b. karbon dioksida pada minuman keras
c. Arsenic pada racun serangga
9. Manakah pernyataan berikut yang salah ?
a. Selepas 24 jam, karbon monoksida akan mulai hilang dari tubuh, menyebabkan lebih
banyak oksigen diserap oleh sel darah merah
b. Dalam masa 2 – 3 hari, hasil sampingan nikotin akan hilang dari tubuh
c. Selepas beberapa minggu, silia/bulu getar dalam saluran pernafasan akan hilang dari
paru-paru
10. Manakah pernyataan berikut yang salah ?
a. Merokok adalah kebutuhan bukan keinginan
b. Merokok adalah sebab kematian utama yang bisa dicegah
c. Membakar rokok sama dengan membakar Uang
63
SIKAP
Beri tanda check list ( √) pada tempat yang sesuai dengan jawaban anda.
Keterangan SS = Sangat Setuju, S= Setuju, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju
No. Pertanyaan SS S TS STS
1. Merokok merupakan hak setiap manusia sehingga bebas
dilakukan di mana saja dan kapan saja
2. Saya percaya bahwa rokok sangat berbahaya bagi
kesehatan
3. Merokok sebaiknya bebas dilakukan dimana saja
4. Saya terganggu dengan peraturan rumah bebas asap rokok
5. Sebaiknya merokok tidak perlu diatur oleh aturan tertentu
6.
Menghirup udara yang bebas asap rokok merupakan hak
asasi manusia
7.
Merokok tidak boleh dilakukan di depan/di dekat wanita
hamil dan anak-anak
8
Peraturan rumah bebas asap rokok membantu saya
melindungi keluarga dari bahaya asap rokok
9. Perilaku merokok merugikan ekonomi keluarga
10. Uang untuk membeli rokok sebaiknya digunakan untuk
membeli kebutuhan keluarga sehari-hari
64
KUISIONER PRE TEST PENYULUHAN DAMPAK MEROKOK PADA
KESEHATAN REMAJA
Nama :
usia :
Petunjuk: Pilihlah jawaban yang paling tepat!
PENGETAHUAN
1. Manakah yang termasuk bahaya rokok?
a. Penyakit jantung, lambung dan gagal ginjal
b. Penyakit jantung, kanker paru-paru dan kanker mulut
c. Hipertensi, kolesterol dan asam urat
2. Siapa saja yang dirugikan oleh asap rokok orang yang merokok?
a. Perokok itu sendiri
b. Orang di sekitar perokok tersebut
c. Perokok dan orang disekitar perokok
3. Manakah yang termasuk bahaya rokok pada wanita hamil?
a. Berpotensi mengalami keguguran, bayi lahir kurang bulan dan berat bayi lahir rendah
b. Berpotensi melahirkan bayi cacat sumbing dan kematian bayi di dalam perut
c. Semua benar
4. Pada lelaki bahaya asap rokok dapat menyebabkan….
a. Mandul dan impoten
b. Stamina meningkat
c. Fertilitas
5. Manakah yang merupakan bahaya dari Nikotin pada asap rokok?
a. Menyebabkan dahak dan kanker paru-paru
b. Menyebabkan kecanduan, tekanan darah tinggi dan jantung berdegup
c. Menyebabkan kekurangan oksigen dan dapat merusak otak
6. Manakah yang merupakan bahaya dari Tar pada asap rokok?
a. Menyebabkan dahak dan kanker paru-paru
b. Menyebabkan kecanduan, tekanan darah tinggi dan jantung berdegup
c. Menyebabkan kekurangan oksigen dan dapat merusak otak
65
7. Manakah yang merupakan bahaya dari Karbon Monoksida pada asap rokok?
a. Menyebabkan dahak dan kanker paru-paru
b. Menyebabkan kecanduan, tekanan darah tinggi dan jantung berdegup
c. Menyebabkan kekurangan oksigen dan dapat merusak otak
8. Zat racun lain yang ada pada rokok kecuali….
a. Cadmium yang terdapat pada baterai
b. karbon dioksida pada minuman keras
c. Arsenic pada racun serangga
9. Manakah pernyataan berikut yang salah ?
a. Selepas 24 jam, karbon monoksida akan mulai hilang dari tubuh, menyebabkan lebih
banyak oksigen diserap oleh sel darah merah
b. Dalam masa 2 – 3 hari, hasil sampingan nikotin akan hilang dari tubuh
c. Selepas beberapa minggu, silia/bulu getar dalam saluran pernafasan akan hilang dari
paru-paru
10. Manakah pernyataan berikut yang salah ?
a. Merokok adalah kebutuhan bukan keinginan
b. Merokok adalah sebab kematian utama yang bisa dicegah
c. Membakar rokok sama dengan membakar Uang
66
SIKAP
Beri tanda check list ( √) pada tempat yang sesuai dengan jawaban anda.
Keterangan SS = Sangat Setuju, S= Setuju, TS = Tidak Setuju, STS = Sangat Tidak Setuju
No. Pertanyaan SS S TS STS
1. Merokok merupakan hak setiap manusia sehingga bebas
dilakukan di mana saja dan kapan saja
2. Saya percaya bahwa rokok sangat berbahaya bagi
kesehatan
3. Merokok sebaiknya bebas dilakukan dimana saja
4. Saya terganggu dengan peraturan rumah bebas asap rokok
5. Sebaiknya merokok tidak perlu diatur oleh aturan tertentu
6.
Menghirup udara yang bebas asap rokok merupakan hak
asasi manusia
7.
Merokok tidak boleh dilakukan di depan/di dekat wanita
hamil dan anak-anak
8
Peraturan rumah bebas asap rokok membantu saya
melindungi keluarga dari bahaya asap rokok
9. Perilaku merokok merugikan ekonomi keluarga
10. Uang untuk membeli rokok sebaiknya digunakan untuk
membeli kebutuhan keluarga sehari-hari
67
Kuesioner Pre Test Pola Makan pada Kelompok Ibu
Nama :
Usia :
Berilah tanda centang pada pernyataan yang sesuai:
No Pernyataan Benar Salah
1 Prinsip makan saat ini adalah 4 sehat 5 sempurna.
2 Aktivitas fisik merupakan salah satu Pilar Gizi Seimbang.
3 Tidak ada makanan pokok selain nasi.
4 Cukup satu jenis makanan saja untuk mencukupi kebutuhan gizi
tubuh.
5 Berat badan merupakan salah satu ukuran Gizi Seimbang.
6 Ibu hamil dan menyusui tidak perlu perhatian khusus dalam hal
gizi.
7 Dalam sekali sajian makan atau 1 piring makan perlu terdapat
makanan pokok, lauk-pauk, buah-buahan, dan sayuran.
8 Sayur dan buah merupakan sumber vitamin dan mineral yang
sangat dibutuhkan tubuh.
9 Porsi makan buah-buahan dan sayuran per hari adalah 3 porsi.
10 Ukuran 1 porsi sayuran adalah seperti 1 mangkuk sup dan
kuahnya.
11 Tidak ada ukuran untuk konsumsi garam dan gula serta tidak ada
batasan untuk mengkonsumsi makanan berlemak.
12 Sayur dan buah mengandung serat yang sangat baik untuk
pencernaan dan mencegah berbagai penyakit.
13 Buah-buahan dapat menjadi sumber gula yang aman untuk tubuh.
14 Dalam Pedoman Gizi Seimbang terdapat 10 Pesan Umum Gizi
Seimbang.
15 Sumber protein berasal dari protein nabati dan hewani.
68
Berilah tanda centang pada pernyataan yang sesuai:
No Pernyataan Sangat Setuju
Setuju Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
1 Melakukan pekerjaan rumah seperti
mencuci, menyapu dan lain-lain sama
dengan berolahraga atau aktifitas fisik.
2 Saya perlu mencuci tangan setelah
makan saja.
3 Saya perlu membaca label di makanan
untuk tahu kandungan garam secara rinci.
4 Tidak masalah bagi saya untuk minum
minuman kemasan.
5 Sarapan dapat dilakukan jam berapa saja
asalkan sebelum jam 12.00.
6 Saya perlu membatasi konsumsi mie
instan.
7 Dalam sehari, asal saya sudah makan
sayur hijau sekali, itu sudah cukup.
8 Saya merasa puas jika bisa
mengkonsumsi buah dua porsi dalam
sehari.
9 Tidak apa-apa jika sayur sering
dipanaskan.
10 Dalam sekali makan, mengkonsumsi
makanan pokok dan lauk saja sudah
cukup.
11 Saya sudah memakan kudapan dari
kentang pukul 7 pagi, tapi saya harus
tetap makan nasi.
12 Lansia memakan makanan yang asin-asin
secara terus tidak berbahaya.
13 Memesan makanan instant setiap hari
tetap sehat menurut saya.
14 Saya perlu menimbang berat badan
setiap bulan.
15 Karena beberapa buah berharga mahal,
saya tidak perlu memakan buah setiap
hari.
69
Lampiran Daftar Pertanyaan Wawancara
Panduan Wawancara Evaluasi Pada Kelompok Bapak-Bapak
1. Terkait Penyuluhan:
Bagaimana pengalaman Anda selama mengikuti penyuluhan mengenai rokok?
Bagaimana pendapat Anda mengenai penyuluhan tersebut (proses, efek)? Apa yang
ada pahami terhadap penyuluhan tersebut? Adakah saran berkaitan dengan materi
yang diberikan?
Bagaimana pendapat Anda mengenai pemateri penyuluhan mengenai rokok?
Bagaimana cara penyampaiannya? Adakah saran mengenai pemateri pada penyuluhan
tersebut?
2. Terkait Media:
Bagaimana pendapat Anda mengenai poster dan lealtet mengenai rokok? Apakah
media mudah untuk dipahami? Apakah media mudah diakses dan berapa sering Anda
melihatnya?
Bagaimana menurut Anda mengenai piring gizi seimbang? Apakah mudah untuk di
pahami? Apa saran Anda mengenai piring gizi seimbang?
Bagaimana menurut Anda mengenai mug larangan merokok? Apakah mudah untuk
dipahami? Apakah media mudah diakses dan berapa sering Anda melihatnya? Apa
saran Anda mengenai mug larangan merokok tersebut?
3. Terkait Deklarasi:
Bagaimana menurut Anda mengenai deklarasi komitmen “Panca Prasetya Cegah
Hipertensi”? Setelah deklarasi tersebut, menurut Anda hal apa yang perlu dilakukan
agar deklarasi member dampak positif kepada masyarakat? Apa harapan Anda setelah
adanya deklarasi tersebut?
70
Panduan Wawancara Evaluasi Pada Kelompok Remaja
1. Terkait Penyuluhan:
Bagaimana pengalaman Anda selama mengikuti Penyuluhan remaja mengenai Rokok?
Bagaimana pendapat Anda mengenai penyuluhan yang diadakan (proses, efek)? Apa
yang Anda pahami mengenai penyuluhan yang diberikan? Adakah saran yang ingin
Anda sampaikan mengenai materi yang diberikan?
Bagaimana pendapat Anda mengenai pemateri yang memberikan Penyuluhan
mengenai Rokok? Bagaimana cara penyampaian dan pemateri? Adakah saran yang
ingin Anda sampaikan kepada pemateri?
Bagaimana pendapat Anda mengenai Leaflet dan Poster yang diberikan pada
Penyuluhan mengenai Rokok? (kemenarikan akan media, kemudahan untuk dipahami,
intensitas dalam melihat kemudahan akses)
2. Terkait WAG dan Media:
Bagaimana pengalaman Anda selama mengikuti WAG? Bagaimana pendapat Anda
tentang WAG? Apakah Anda memahami materi yang diberikan? Adakah saran
mengenai WAG?
Bagaiamana pendapat Anda mengenai pemateri WAG? Adakah saran mengenai
pemateri?
Bagaimana pendapat Anda mengenai media yang diberikan pada WAG? (video,
poster, meteri)
3. Terkait Deklarasi:
Bagaimana pendapat Anda mengenai Deklarasi Komitmen Panca Prasetya Cegah
Hipertensi? Setelah adanya deklarasi tersebut hal apa yang menurut Anda perlu dilakukan
agar deklarasi tersebut terus terlaksana dengan baik? apa harapan Anda setelah adanya
deklarasi tersebut?
71
Panduan Wawancara Evaluasi Pada Kelompok Ibu-Ibu
1. Terkait penyuluhan:
Bagaimana pengalaman Anda selama mengikuti Penyuluhan mengenai Pola Makan?
Bagaimana pendapat Anda mengenai penyuluhan yang diadakan (proses, efek)? Apa
yang Anda pahami mengenai penyuluhan yang diberikan? Adakah saran yang ingin
Anda sampaikan mengenai materi yang diberikan?
Bagaimana pendapat Anda mengenai pemateri yang memberikan Penyuluhan
mengenai Pola makan? Bagaimana cara penyampaian dan pemateri? Adakah saran
yang ingin Anda sampaikan kepada pemateri?
2. Terkait Media:
Bagaimana pendapat Anda mengenai Leaflet dan Poster yang diberikan pada
Penyuluhan mengenai Pola Makan? (kemenarikan akan media, kemudahan untuk
dipahami, intensitas dalam melihat kemudahan akses)
Bagaimana pendapat Anda mengenai media yang diberikan berupa Piring pengingat
untuk mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari? (kemenarikan akan media,
kemudahan untuk dipahami, intensitas dalam melihat kemudahan akses)
Bagaimana pendapat Anda mengenai media Mug tentang Perilaku rokok yang
diberikan? (kemenarikan akan media, kemudahan untuk dipahami, intensitas dalam
melihat kemudahan akses)
3. Terkait Deklarasi:
Bagaimana pendapat Anda mengenai Deklarasi Komitmen Panca Prasetya Cegah
Hipertensi? Setelah adanya deklarasi tersebut hal apa yang menurut Anda perlu
dilakukan agar deklarasi tersebut terus terlaksana dengan baik? apa harapan Anda
setelah adanya deklarasi tersebut?
72
Panduan wawancara evaluasi Diskusi online WA grup Remaja
Nama : (kosongkan)
Umur :
Jenis kelamin :
Panduan: mohon menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan lengkap dan
jelas sesuai keadaan sebenarnya!
1. Bagaimana kesan anda tentang diskusi kesehatan via WA grup yang kami selenggarakan?
Berikan saran anda!
2. Apakah anda membaca/melihat materi yang kami share baik berupa poster, video dan materi
lainnya?
3. Apakah materinya mudah untuk dipahami?
4. Media apa yang paling menarik menurut anda? (video, poster dll) Berikan saran untuk
media!
5. Bagaimana pendapat anda terkait penyampaian pemateri? Berikan saran anda!
6. Bagaimana pendapat anda terkait moderator? Berikan saran anda!
Terima kasih atas kerjasamanya!
75
Daftar inventaris media promosi kesehatan praktik lapangan pemberdayaan Masyarakat
Padukuhan Pundong 2 Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman
NO JENIS MEDIA JUMLAH SUMBER MEDIA KETERANGAN
1 Sticker 160 Cetak sendiri
154 yang dibagi, sisa 6
2
Leaflet
Rokok
Konsumsi sayur buah
±30
60
Cetak sendiri
QTI
3
Poster
Rokok
Konsumsi sayur buah
Cetak sendiri
QTI
4 Kalender 70 Cetak sendiri
5 Banner 2 Cetak sendiri
6 Nutrition plate 15 Cetak sendiri
7 Mug 22 Cetak sendiri
8 Gantungan kunci ± 20 QTI
9 PPT 3 Modifikasi&buat
sendiri
10 Materi word 3 Narasumber
11
Video (ILM rokok, aktiftas fisik, konsumsi sayur buah dan tips sehat berpuasa)
6 ILM Kemenkes dll
top related