laporan hb
Post on 19-Feb-2016
62 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Tanggal Praktikum : Rabu, 9 September 2015
A. TUJUAN
a. Tujuan Umum
1. Mahasiswa dapat mengetahui cara penetapan kadar Hemoglobin dengan
metode sahli.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan cara penetapan kadar Hemoglobin dengan
metode sahli.
b. Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan cara penetapan kadar Hemoglobin darah
probandus dengan menggunakan metode Sahli.
2. Mahasiswa dapat mengetahui kadar Hemoglobin darah probandus.
3. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil penetapan kadar Hemoglobin
darah probandus.
B. DASAR TEORI
Hemoglobin adalah salah satu protein yang bertanggung jawab untuk
transportasi oksigen dari paru-paru ke jaringan (A, Lopez dkk. 2010). Ketika
sel-sel darah merah (eritrosit) hancur dalam kompartemen vaskular, maka
hemoglobin dapat keluar menuju plasma (P. Rother, Russell dkk. 2005). Hasil
studi struktural dipelopori oleh Max Perutz mengungkapkan struktur
hemoglobin dalam berbagai bentuk, seperti; Humanhemoglobin A yang dapat
ditemukan pada orang dewasa. Hemoglobin terdiri dari empat subunit: dua
subunit α dan dua subunit β yang homolog dan memiliki struktur tiga
dimensi yang sama.
Kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen tergantung pada
adanya kelompok prostetik terikat yang disebut heme. Kelompok heme yang
menyebabkan warna merah khas darah. Kelompok heme terdiri dari
komponen organik dan atom besi pusat. Komponen organiknya disebut
protoporphyrin, yang terdiri dari empat cincin pirol dan dihubungkan oleh
jembatan methene untuk membentuk sebuah cincin tetrapyrrole. Empat
kelompok metil, dua kelompok vinil, dan dua rantai samping propionat
terpasang
Selain untuk mengangkut oksigen, hemoglobin juga membantu untuk
mengangkut ion hidrogen dan karbondioksida. (P. Rother, Russell dkk. 2005).
Berikut adalah ringkasan statistic mengenai kadar Hemoglobin :
(Fomovska, Alina. 2008)
Menurut Sam Ononge, rata-rata Hb normal untuk wanita adalah 11,5 (±
1,38) g/dl dan angka kejadian (prevalensi) anemia, jika kadar Hb <11,0 g / dl.
C. METODE
Metode yang digunakan adalah metode Sahli
D. PRINSIP
Hemoglobin diubah menjadi hematin asam oleh HCl 0.1 N, kemudian warna
yang terjadi dibandingkan secara visual dengan standar permanen pada alat itu.
E. ALAT DAN BAHAN
a) Alat :
Nama Alat : Jumlah :
1) Haemometer Sahli 1 buah
2) Pipet Sahli yang berskala dari 0.02 ml 1 buah
3) Tabung pengencer haemometer 1 buah
4) Pipet pasteur 1 buah
5) Bola karet 1 buah
6) Batang pengaduk 1 buah
7) Beaker gelas 2 buah
8) Standart sumber cahaya Secukupnya
9) Tissue Secukupnya
b) Bahan Pemeriksaan :
1) Darah Vena (EDTA)
c) Reagent :
1) Aquadest
2) HCL 0.1N
F. CARA KERJA
1. Larutan HCl 0,1 N dimasukkan ke dalam tabung pengencer haemometer
sampai tanda 2 gr%.
2. Sampel darah dihisan dengan pipet hemoglobin sampai garis tanda
20cmm.
3. Sisa darah yang melekat pada sebelah luar ujung pipet dibersihkan
dengan tissue.
4. Mulailah mencatat waktunya dan segeralah alirkan darah dari pipet ke
dalam dasar tabung pengenceran yang telah berisi HCl itu. (Hati – hati
jangan sampai terjadi gelembung udara).
5. Angkatlah pipet itu sedikit, lalu dipipet asam HCl yang jernih ke dalam
pipet sebanyak 2-3 kali untuk membersihkan darah yang masih tertinggal
dalam pipet.
6. Homogenkan darah dan asam bersenyawa hingga warna campuran
menjadi coklat tua.
7. Tambahkan aquadest setetes demi setetes dan aduk dengan batang
pengaduk yang tersedia. Persamaan warna campuran dan warna standart
harus dicapai dalam waktu 3 – 5 menit ketika darah dan HCl
dihomogenkan di dalam alat sahli. Ketika mempersamakan warna
hendaknya tabung diputar sehingga garis bagi tidak terlihat.
8. Kadar hemoglobin dibaca dalam gram/100 ml darah (gr%).
G. INTERPRETASI HASIL
Adapun nilai normal kadar hemoglobin adalah sebagai berikut:
1. Untuk Usia Dewasa
- Laki-laki : 13,0 - 16,0 gr%
- Perempuan : 12,0 - 14,0 gr%
H. HASIL PENGAMATAN
Gambar
Sampel darah EDTASatu set alat Haemometer
SahliProses memasukkan HCL 0,01 N ke dalam tabung pengencer Haemometer
Proses memasukkan sampel darah ke dalam pipet Sahli
Proses memipet darah sampai tanda 20 cmm
Proses menghapus sisa darah yang melekat pada ujung luar
pipet
Proses memasukkan sampel darah ke dalam tabung
Proses penghomogenan HCl 0,01 N dan Sampel Darah
Tabung Pengencer diletakkan di dalam alat
pengencer Haemometer Sahli
Proses persamaan warna campuran dengan warna
standar
Proses pembacaan kadar Hemoglobin, didapatkan
kadar Hb probandus adalah 10 gr%
Data Probandus :
Nama : Siluh Putu Ermawati
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Kadar Hb : 10,0 gr%
I. PEMBAHASAN
Hemoglobin merupakan zat protein yang terdapat pada sel darah merah
(eritrosit) yang memberi warna merah pada darah. Hemoglobin berfungsi sebagai
pembawa oksigen (O2) dan karbondioksida (CO2) dalam jaringan-jaringan tubuh
dengan cara mengambil oksigen dari paru-paru untuk dibawa ke seluruh tubuh,
kemudian mengambil karbondioksida dari jaringan sebagai hasil metabolisme
untuk dibawa ke paru-paru untuk dibuang. Jika jumlah hemoglobin berkurang
tentu saja fungsi tersebut akan terganggu. (Riswanto, 2013).
Kadar hemoglobin normal untuk wanita berusia 15-49 tahun adalah 120 g/L
atau 12 g/dl, sedangkan untuk wanita hamil dan menyusui adalah 110 g/L atau 11
g/dl (World Health Organization, 2011).
Pada saat praktikum penetapan kadar hemoglobin, metode yang digunakan
adalah metode Sahli. Metode ini merupakan metode yang sederhana, namun tetap
membutuhkan ketelitian ketika proses persamaan warna dan pengamatan angka
Hemoglobin (Hb) probandus.
Prinsip dari Metode Sahli hematin asam adalah hemoglobin diubah menjadi
hematin asam oleh HCl. Selanjutnya hematin asam diencerkan sampai warnanya
sama persis dengan standar permanen pada blok pembanding. Konsentrasi
hemoglobin dapat dibaca langsung dari tabung kalibrasi atau tabung standar pada
alat tersebut (G.K. & Pal,Pal,Pravati, 2006).
Sampel darah yang digunakan pada praktikum ini adalah Sampel darah
EDTA. Hal yang pertama kali dilakukan adalah memasukkan larutan HCL ke
dalam tabung pengencer haemometer sampai tanda 2gr%. HCl dipipet dengan
menggunakan pipet tetes dan pembacaan skala pada tabung pengencer harus
dilakukan sejajar dengan mata. Miniskus yang digunakan adalah miniskus bawah
karena larutan HCl merupakan larutan yang bening. Selanjutnya sampel darah
dipipet dengan menggunakan pipet sahli sampai tanda 20 cmm, setelah itu sisa
darah yang masih melekat pada ujung luar pipet harus dihapus dengan
menggunakan tissue. Hal ini harus dilakukan agar volume darah yang digunakan
tepat 20 cmm. Sampel darah dialirkan ke dasar tabung pengencer yang telah berisi
larutan HCl (Hati-hati gelembung udara). Jangan lupa untuk membilas pipet
dengan HCl jernih hingga tidak ada sisa darah yang tertinggal di dalam pipet.
Mulailah mencatat waktunya, lalu campuran darah dan HCl tersebut dapat
dihomogenkan dengan bantuan batang pengaduk.
Pada proses ini hemoglobin dihidrolisis dengan HCl menjadi globin
ferroheme. Ferroheme oleh oksigen yang ada di udara dioksidasi menjadi
ferriheme yang akan segera bereaksi dengan ion Cl- membentuk ferrihemechlorid
yang juga disebut hematin atau hemin yang berwarna cokelat (Sopny, 2011).
Selanjutnya, dapat dilakukan proses pengenceran dan penyesuaian dengan
warna standar yang terdapat pada alat tersebut. Proses pengenceran dilakukan
dengan meneteskan aquadest ke dalam tabung pengencer dan tiap kali diaduk
dengan batang pengaduk. Pengadukan dengan batang pengaduk harus dilakukan
dengan hati-hati agar tidak terjadi gelembung. Proses pengenceran sebaiknya
dilakukan di tempat yang cukup sumber cahaya, hal ini agar memudahkan ketika
menyamakan warna dengan warna standar permanen. Persamaan warna ini tidak
boleh dilakukan terlalu lama, karena batas waktunya adalah 3-5 menit terhitung
ketika saat pertama mencampur darah dengan HCl. Apabila proses persamaan
warna dilakukan terlalu lama atau terlalu cepat, maka hasil yang didapatkan tidak
akan akurat.
Campuran HCl dan sampel darah yang telah diencerkan menghasilkan
warna coklat jernih, sehingga pembacaan nilai hemoglobin probandus dinyatakan
dengan menggunakan miniskus bawah. Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan, probandus atas nama Siluh Putu Ermawati berumur 46 tahun (wanita
dewasa) didapatkan nilai Hemoglobin adalah 10,0 gr%. Sedangkan berdasarkan
kadar Hemoglobin yang telah ditetapkan WHO pada tahun 2011 menyatakan
bahwa kadar Hb normal untuk wanita berusia 15-49 tahun adalah 12 g/dl. Rata-
rata Hb normal untuk wanita adalah 11,5 (± 1,38) g/dl dan angka kejadian
(prevalensi) anemia, kadar Hb <11,0 g / dl (Ononge , Sam dkk., 2014). Hal ini
menunjukkan bahwa kadar Hb probandus di bawah normal (anemia).
Menurut Riswanto, dalam bukunya Pemeriksaan Laboraotium
Hematologi, menyatakan bahwa penurunan kadar hemoglobin abnormal disebut
dengan anemia. Penyebab anemia bermacam-macam, yaitu; gangguan
pembentukkan eritrosit, kehilangan eritrosit yang berlebian, hemodilusi
(pengenceran darah) dan pengaruh obat-obatan. Jika dianalisis, probandus
memiliki kadar Hb yang rendah karena jarang berolahraga sehingga menyebabkan
gangguan pembentukkan eritrosit. Hal ini dikuatkan dengan adanya pernyataan
dari Williams pada tahun 2007, yaitu; Aktivitas fisik yang terus menerus (seperti
berolahraga) tersebut akan menimbulkan keadaan hipoksia (kandungan oksigen
abnormal rendah pada organ dan jaringan tubuh), pada level seluler keadaan
hipoksia ini akan memicu faktor transkripsi HIF-1 (hypoxia induced factor-1)
yang berperan dalam adaptasi jaringan terhadap keadaan rendah oksigen, HIF-1
pada jaringan di ginjal dan hati akan memicu teranskripsi gen eritropoietin
sehingga akan dihasilkan eritropoietin yang akan dilepas ke peredaran darah.
Ketika eritropoietin dilepas ke peredaran darah, maka produksi sel eritrosit akan
meningkat, meningkatnya jumlah eritrosit akan berbanding lurus dengan jumlah
hemoglobin.
Namun hasil yang didapatkan tidak dapat dianggap mutlak, pengukuran
kadar Hb dapat dipastikan lagi dengan menggunakan alat yang lebih canggih atau
dengan metode lain yang lebih akurat. Penetapan kadar Hb dengan metode Sahli
ini sudah mulai ditinggalkan karena beberapa faktor. Kelemahan metode ini
terutama karena kolorimetri visual tidak teliti dan alat tidak dapat distandarkan.
Selain itu, tidak semua macam hemoglobin yang dapat diubah menjadi asam
hematin, seperti; karbosihemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin
(Gandasoebrata, R., 2009)
Kesalahan – kesalahan pada penetapan kadar Hb cara Sahli:
1. Tidak dapat mengambil sebanyak 0.02 ml (20 cmm) darah
2. Masih terdapat sisa darah di dalam pipet karena tidak dibilas sempurna
dengan HCl.
3. Tidak sempurna mengaduk campuran darah dan asam pada waktu
mengencerkan.
4. Tidak memperhatikan waktu yang seharusnya berlaku untuk mengadakan
pembandingan warna.
5. Kehilangan cairan dari tabung karena untuk menghomogenkan campuran
dalam tabung, dibolak balikkan dengan menutupnya memakai ujung jari.
6. Ada gelembung udara di permukaan pada waktu membaca.
7. Membandingkan warna pada cahaya yang kurang terang.
8. Menggunakan tabung pengencer yang tidak sesuai.
J. SIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Cara penetapan kadar hemoglobin probandus dilakukan dengan
metode Sahli menggunakan alat yang disebut Haemometer Sahli dan
Larutan HCl 0,01 N
2. Langkah awal penetapan kadar Hb dengan metode Sahli adalah
mencampurkan 2 gr% HCl 0,01 N dengan 20cmm darah hingga
terbentuk warna cokelat. Selanjutnya dilakukan proses pengeceran
dengan aquadest dan warna yang terbentuk dibandingkan dengan
warna standar yang terdapat pada alat tersebut.
3. Kadar Hemoglobin Pobandus atas nama Siluh Putu Ermawati, Wanita
Dewasa (46 tahun) adalah 10,0 gr%. Sedangkan berdasarkan kadar
Hemoglobin yang telah ditetapkan WHO pada tahun 2011 menyatakan
bahwa kadar Hb normal untuk wanita berusia 15-49 tahun adalah 12
g/dl. Hal ini menunjukkan bahwa kadar Hb probandus di bawah
normal (anemia).
DAFTAR PUSTAKA
A, Lopez dkk. 2010. Iron deficiency anaemia . (online). tersedia:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26314490 (diakses 11 September
2015, jam 11:30)
Br J Haematol. 2005. An elevated venous haemoglobin concentration cannot be
used as a surrogate marker for absolute erythrocytosis: a study of patients
with polycythaemia vera and apparent polycythaemia. (online). Tersedia:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/15916693 (diakses 11 September
2015, jam 11:22)
Fomovska, Alina. 2008. Blood Spot Measurement of Hemoglobin in Wave I of the
National Social Life Health & Aging Project. (online). tersedia:
http://biomarkers.bsd.uchicago.edu/pdfs/TR-Hemoglobin.pdf (diakses 13
September 2015, jam 06:45)
Gandasoebrata, R., 2009. Penuntun Laboratorium Klinik. Jakarta: PT. Dian
Rakyat
G.K. & Pal,Pal,Pravati . 2006. Textbook Of Practical Physiology. (online).
tersedia:https://books.google.co.id/books?
id=XpUAihQ7Ib4C&pg=PA13&dq=hemoglobin+sahli&hl=id&sa=X
&redir_esc=y#v=onepage&q=hemoglobin%20sahli&f=false (diakses
13 September 2015, jam 07:00)
Ononge , Sam.,dkk. 2014. Haemoglobin status and predictors of anaemia among pregnant women in Mpigi, Uganda. (online). tersedia: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4198670/. (diakses: 9 September 2015, jam 16:10)
P. Rother, Russell dkk. 2005. The Clinical Sequelae of Intravascular Hemolysis
and Extracellular Plasma Hemoglobin. (online). tersedia:
http://jama.jamanetwork.com/article.aspx?articleid=200611&resultClick=3
(diakses 12 September 2015, jam 17:00)
Riswanto. 2013. Pemeriksaan Laboratorium Hematologi. Yogyakarta: Alfamedia
Kanal Medika
Sopny. 2010. Kadar hemoglobin darah. (online). tersedia:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/ 123456789/ 20481/4/Chapter
%20II.pdf (diakses 11 September 2015, jam 11:20)
World Health Organization. 2011. 58 Anaemia prevalence in women of
reproductive age. pdf . (online). Tersedia:
www.who.int/healthinfo/indicators/2015/chi_2015_58_anaemia_women.p
df (diakses 12 September 2015, jam 17:15)
Denpasar, 14 September 2015
Praktikan
Made Wulan Kesumasari
P07134014028
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing I
Dr. dr. Sianny Herawati, Sp.PK
Pembimbing II
Rini Riowati, B.Sc
Pembimbing III
I Ketut Adi Santika, A.Md.AK
Pembimbing IV
Luh Putu Rinawati, A.Md. A.K
Pembimbing V
Surya Bayu Kurniawan, S.Si
LAMPIRAN
SURAT PERSETUJUAN / PENOLAKAN MEDIS KHUSUS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama :
Umur/Tgl Lahir :
Alamat :
Telp :
Dengan ini menyatakan SETUJU/MENOLAK untuk dilakukan tindakan medis
berupa pengambilan darah vena
Dari penjelasan yang diberikan, telah saya mengerti segala hal yang berhubungan
dengan penyakit tersebut, serta tindakan medis yang akan dilakukan dan
kemungkinan pasca tindakan yang dapat terjadi sesuai penjelasan yang diberikan.
Denpasar,
(……………………………)
top related