laporan anfis
Post on 08-Aug-2015
140 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Nama : Felisia A. Nuhan
NRP : 2443011127
Gol : U
KERJA OTOT
I. Tujuan
Untuk mengetahui kerja otot pada katak
Mengukur kerja otot dalam dua kondisi; after loaded dan pre loaded.
II. Teori :
Otot rangka memiliki empat karakteristik fungsional sebagai berikut:
1. kontraktilitas; kemampuan untuk memendek karena adanya gaya
2. eksitabilitas; kapasitas otot untuk merespons sebuah rangsang
3. ekstensibilitas; kemampuan otot untuk memanjang
4. elastisitas; kemampuan otot untuk kembali ke panjang normal
setelah mengalami
pemanjangan.
Empat macam bentuk rangsangan otot rangka, yaitu:
Mekanik
Dapat berupa pijitan, tarikan, maupun pukulan.
Kimia
Dapat berupa larutan asam dan larutan garam.
Panas
Dapat berupa keadaan yang bersifat panas maupun dingin.
Listrik
Dapat berupa arus listrik yang diberikan terhadap otot atau saraf.
Di antara keempat macam bentuk rangsangan tersebut di atas yang sering
digunakan adalah rangsangan listrik, karena intensitas rangsang, lamanya pemberian
rangsang, dan frekwensi rangsang dapat dengan mudah diatur dan kerusakan yang
ditimbulkan pada jaringan adalah minim
Kontraksi otot dibagi menjadi kontraksi isometrik dan kontraksi isotonik. Pada
kontraksi isometrik (jarak sama), besarnya tekanan meningkat saat proses kontraksi,
tetapi panjang otot tidak berubah. Di sisi lain, pada kontraksi isotonik (tekanan sama),
besarnya tekanan yang dihasilkan otot adalah konstan saat kontraksi, tetapi panjang otot
berkurang (otot memendek).
Kalau otot dirangsang dengan dua rangsangan berturut-turut, tanggapannya
tergantung dari jarak waktu antara kedua rangsangan tersebut di atas. Di sini dibedakan 3
macam tanggapan:
1. Kontraksi tunggal berturut-turut
Apabila rangsangan yang kedua diberikan setelah kontraksi yang pertama selesai
sehingga terjadilah dua buah kontraksi tunggal yang berturut-turut.
2. Penjumlahan rangsang
Apabila rangsangan kedua diberikan pada waktu otot berada dalam keadaan refrakter,
sehingga rangsangan kedua tidak mengakibatkan pengaruh apapun.
3. Penjumlahan kontraksi
Apabila rangsangan kedua diberikan setelah rangsangan pertama, di sini terlihat ada
penambahan tanggapan.
Menurut Wulangi, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kuat kontraksi
(amplitudo) dan durasi (lamanya waktu) dari kontraksi otot. Pada umumnya kuat
kontraksi akan meningkat bila intensitas rangsang meningkat. Faktor lain yang sangat
berpengaruh terhadap kuat kontraksi otot adalah tegangan awal dari otot pada waktu akan
dilakukan perangsangan.
Kontraksi After Loaded
After loaded disebut juga after stimulated loaded artinya setelah otot berkontraksi
akibat rangsangan barulah otot mendapat pembebanan (after stimulated loaded).
Pembebanan tersebut mempengaruhi sifat kontraksi, yaitu :
a. Dengan bertambahnya beban pada kontraksi after loaded, maka jarak pemendekan
otot berkurang
b. Dengan bertambahnya berat beban pada kontraksi after loaded maka kecepatan otot
berkurang.
Kontraksi Pre Loaded
Kontraksi pre loaded disebut juga pre stimulated loaded yaitu kontraksi yang terjadi
apabila otot diberi beban terlebih dahulu sebelum dirangsang untuk berkontraksi.
Berbeda dengan after loaded, masa laten kontraksi pre loaded relatif lebih cepat sehingga
kecepatan pemendekan otot juga menjadi lebih cepat. Pemendekan otot juga dipengaruhi
oleh beban yang diangkat. Semakin besar beban yang diangkat menyebabkan pada suatu
saat resultan kontraksi otot dengan gaya beban sama dengan nol di mana otot tidak dapat
mengangkat beban lagi.
III. Alat dan Bahan
Kimograf Gunting
Induktorium Pinset
Paku Stimulator
Statif dan klem Beban dan tempatnya
Signal magnet rangseng Larutan ringer
Benang dan jarum Palu
IV. Cara Kerja
Membuat sediian syaraf otot seperti telah dijelaskan
A. Kontraksi “After Loaded”
1) Gantunglah tempat beban pada alat pencatat (berat tempat beban = 16,5 gr)
2) Aturlah sekrup penyangga sehingga ujungnya menyangga pencatat, dengan
demikian garis dasar pencatat tidak berubah
3) Rangsanglah sediaan dengan rangsangan hubung (make stimulus) tunggal
maksimal, kimograf dalam keadaan diam, sehingga terlihat amplitudo
kontraksi otot
4) Berikan beban 10 gram. Putarlah kimograf sedikit (+ 1cm) dan rangsanglah
lagi sehingga akan didapatkan amplitude kontraksi otot yang dibebani (after
loaded)
5) Lakukanlah tindakan seperti no.4 dengan setiap kali menambah beban sebesar
10gr sampai otot tidak dapat mengangkat beban lagi
B. Kontraksi “Pre-Loaded”
Ambil semua beban dari tempat beban pada percobaan A, kecuali tempat bebannya
1) Lepaskan sekrup penyangga sehingga sekarang otot yang menahan beban
2) Lakukan tindakan-tindakan seperti percobaan A.3,4,5. Mulailah dari tempat
setinggi mungkin pada kimograf untuk pencatatan ini
V. Pembahasan
o Guna sekrup penyangga : untuk mengetahui apakah kontraksi tersebut pre-loaded
atau after-loaded.
o Pada percobaan ini, otot dirangsang dengan rangsang tunggal maksimal. Pada
percobaan after loaded dilakukan dengan memasang sekrup penyangga sehingga
sebelum dirangsang, otot belum berkontraksi dan belum mengangkat beban
o Pada percobaan pre loaded dilakukan dengan melonggarkan sekrup penyangga
sehingga sebelum dirangsang otot belum berkontraksi dan sudah menahan beban
o Percobaan pre-loaded dan after-loaded tidak memenuhi hukum starling
o Pada percobaan ini penulis otot menggunakan system pengungkit, karena itu
untuk menghitung pemendekan digunakan rumus segitiga
o Kontraksi isotonic adalah kontraksi dimana otot memendek, dan panjang otot
berubah
o Kontraksi isometric adalah kontraksi dimana otot tidak memendek, dan panjang
otot tidak berubah.
VI. Daftar Pustaka
Frandson, G. M. 1992. Anatomi dan Fisiologi Kedokteran. Buku kedokteran EGC,
Jakarta.
Buku diktat kuliah Anatomi faal
Buku Petunjuk Praktikum Anatomi Fisioligi
Nama : Felisia A. Nuhan
NRP : 2443011127
Gol : U
FAAL DARI KONTRAKSI OTOT KATAK
I. Tujuan
Mengamati kontraksi pada otot gastrocnemius katak
Untuk membuat grafik kontraksi otot katak
II. Teori Dasar
Otot merupakan suatu organ yang sangat penting bagi tubuh, karena dengan otot
tubuh dapat berdiri tegak. Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan
tubuh agar dapat bergerak. Otot merupakan alat gerak aktif, ini adalah suatu sifat
yang penting bagi organisme. Sebagaian besar otot tubuh melekat pada kerangka,
yang menyebabkan dapat bergerak secara aktif sehingga dapat menggerakkan bagian-
bagian kerangka dalam suatu letak yang tertentu. Otot merupakan sebuah alat
yang menguasai gerak aktif dan memelihara sikap tubuh. Dalam tubuh terdiri dari
bermacam-macam jenis otot serta mempunyai sifat dan cara kerja sendiri-sendiri,
untuk saling menujang agar dapat bergerak
O t o t m e r u p a k a n a l a t g e r a k a k t i f , d i s e b u t a l a t g e r a k a k t i f
k a r e n a m a m p u berkontraksi. Fungsi Otot antara lain adalah:
•Membuat gerakan tubuh
•Mempertahankan postur tubuh bersama rangka
•Menstabilkan hubungan antar tulang
•Mempertahankan suhu tubuh
•Melindungi jaringan dalam tubuh
•Berfungsi sebagai pintu keluar masuk
•Menyimpan sedikit nutrisiOtot memiliki tiga kemampuan khusus yaitu :
•Kontraktibilitas:kemampuan untuk berkontraksi / memendek.
•Ekstensibilitas:kemampuan untuk melakukan gerakan kebalikan dari gerakan
yangditimbulkan saat kontraksi,
•Elastisitas:kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula setelah berkontraksi.Saat
kembali pada ukuran semula otot disebut dalam keadaan relaksasi.
Berdasarkan sifat kerjanya, otot dibedakan menjadi:
•Sinergis:
yaitu cara kerja dari dua otot atau lebih yang sama berkontraksi dansama-
sama berelaksasi. Contoh: otot-otot pronator yang terletak pada
lenganbawah
•Antagonis:
ca ra ker ja dar i dua o to t yang sa tu berkont raks i dan yang
la in relaksasi. Contoh: otot trisep dan bisep pada lengan atas
Kimograf adalah alat untuk pembelajaran dan penelitian kontraksi otot dan
biasanya menggunakan otot gastrocnemius katak. Otot yang mengalami pemendekan
pada pembarian beban yang konstan (tidak ada perubahan pada tekanan) dinamakan
kontraksi isotonik. Sedangkan bila otot menghasilkan tekanan tetapi tidak mengubah
panjang otot dinamakan kontraksi isometrik.
Otot dapat berkontraksi baik secara isometrik, isotonik, atau gabungan keduanya.
Kontraksi isometrik pada otot gastronekmus memiliki lama kontraksi kira-kira 1/30
detik. Lama kontraksi disesuaikan dengan fungsi masing-masing otot. Otot
gastroknemus harus berkontraksi dengan kecepatan yang cukup pada pergerakan
tungkai untuk berlari atau melompat.
III. Alat dan bahan
Statif dan klem
Papan bedah
Kemograf pegas
Garpu tala
Kunci arus
Signal magnet rangsang
Stimulasi
Elektroda perangsang
Kabel
Penulis otot rangsang
Adaptor
Katak
Papan bedah
Gunting
Palu
Paku
Tali
Larutan ringer
IV. Cara Kerja
A. Menyediakan sediaan otot katak
Peganglah katak dengan tangan kiri sedemikian rupa sehingga jari telunjuk
diletakkan di bagian belakang kepala, dan ibu jari di bagian punggung. Tekan jari
telunjuk agar kepala sedikit tunduk, sehingga terdapat lekukan antara cranium
dan Columna Vertebral.
Ujung jarum penusuk yang dipegang di tangan kanan diletakkan di tempat
lekukan antara Cranium dan Columna Vertebrae, di tempat mana sela
interapinalis lebar.
Tusukkan jarum ke dalam canalis spinalis ke arah tengkorak, gerakkan kian
kemari berkali – kali untuk merusak otak katak.
Untuk percobaan – percobaan dimana diperlukan pengrusakkan medulla spinalis
maka kerjakanlah tindakan no.3 dengan jarum ke arah sacral untuk merusak
medulla spinalis.
a. Membuat sediaan M.Gastrocnemius
Setelah tindakan merusak otak katak sempurna, maka kerjakanlah tindakan tersebut
di bawah ini :
Dari tungkai kanan, guntinglah kulitnya melingkar setinggi pergelangan kaki.
Jepit ujung kulit yang telah dilepas, dan perlahan – lahan angkatlah ke atas
sampai di atas sendi lutut.
Pisahkan dan bebaskan tendon achilles dengan alat tumpul dari jaringan –
jaringan sekitarnya. Jangan dipotong dulu.
Ikatlah tendon itu dengan benang yang kuat dekat pada insertionya.
Potonglah kemudian tendon itu di bawah ikatan benang.
Potonglah benang – benang tibia dan fibula beserta otot – otot yang melekat
padanya, kira – kira 5 mm di bawah sendi lutut.
Kembalikan kulit tadi ke bawah sehingga menutup kembali otot
gastrocnemius untuk melindunginya dan menjaganya agar tidak kering. Basahi
sediaan tersebut dengan larutan ringer setiap kali.
b. Membuat Sediaan Nervus Sciaticus
Letakkan katak tertelungkup, hilangkan kulit seluruh bagian belakang paha
kanan.
Pisahkan otot – otot satu sama lain dengan menggunakan alat tumpul dan
carilah nervus Sciaticus. Jangan merusak pembuluh – pembuluh darah yang
berjalan bersama – sama dengan nervus tersebut.
Ambil benang halus, buatlah suatu simpul longgar mengelilingi syaraf
tersebut, kemudian kembalikan syaraf diantara otot – otot seperti keadaan
semula.
c. Mempersiapkan Sediaan Saraf Otot untuk Percobaan
Tempatkan katak tertelungkup di atas papan katal, fiksir kedua kaki depannya
dengan kaki belakang kiri pada papan katak dengan menggunakan paku atau
jarum.
Fiksir pula sendi lutut belakang kanan pada papan katak, sedemikian sehingga
M.Gastrocnemius tetap dapat bergerak dengan bebas.
Pasanglah papan katak pada statip yang telah tersedia. Aturlah letak papan
katak pada statif sedemikian rupa sehingga M. gastrocnemius tetap dapat
bergerak bebas (tidak melekat pada papan).
Hubungkan otot (dengan perantaraan benang yang telah terikat padanya )
pada kait di pangkal penulis otot.
Aturlah sedemikian rupa sehingga ujung – ujung jari penulis otot, tanda
rangsangan dan tanda waktu terdapat pada satu garis vertikal pada kertas
hitam.
Sediaan otot sudah siap untuk bermacam – macam percobaan.
B. Memutar kimograf sebanyak 1 putaran per detik dan harus dihentikan pada putaran
kedua.
C. Cari kekuatan rangsangan yang memberi kontraksi maksimal.
D. Rangsang dan putarlah kimograf pada waktu yang bersamaan.
E. Pencatat harus dilakukan dengan Synchroom untuk tanda waktu, tanda rangsang,
kontraksi otot.
F. Carilah waktu laten, waktu kontraksi otot dan waktu relaksasi.
V. Data hasil pengamatan
VI. Menjawab Pertanyaan
1. Mengapa harus ada waktu talent ?
Waktu talent harus ada karena pada saat saraf menerima rangsangan, waktu
diteruskan keujung sinaps dan sambungan akson yang satu dengan akson yang
lain terhadap rangsangan.
2. Sebutkan energi untuk kontraksi otot?
Energi untuk kontraksi otot ialah energi yang diperlukan oleh otot untuk
berkontraksi yaitu molekul ATP.
3. Kontraksi otot pada percobaan ini termasuk kontraksi (isotonis/isometris)
o Kerja oto pada percobaan ini termasuk kontraksi isometris karena
panjang otot dicegah untuk tidak memendek dan tegangan dari otot
meningkat.
VII. Pembahasan
Waktu talent (A – B) waktu mulai hingga terjadi kontraksi pertama
Gel (A – B) x 1 = 2/100 x 1 = 0,02 second.
Frek. Garpu tala
Waktu kontraksi (B – C) = Gel ( B – C) x1 = 6/100x1 = 0,06 second
Frek. Garpu tala
Waktu relaksasi (D)= Gel (C – D) x1= 16/100x1 = 0,1 second
Frek garpu tala
Kecepatan Penghantar = Jarak B – D = 12/0.16 = 75 cm/second
VIII. Daftar Pustaka
Buku Petunjuk Praktium Anatomi Fisiologi
Buku diktat kuliah Anatomi Faal
Nama : Felisia A. Nuhan
NRP : 2443011127
Gol : U
TETANUS
A. Tujuan
Untuk mengetahui amplitudo kontraksi tetanus lebih besar dari amplitudo kontraksi rangsangan.
Untuk mengetahui timbulnya tetanus complete dan incomplete. Untuk mengetahui keadaan grafik yang dibuat setelah obat menunjukkan tanda
kelelahan.
B. Teori
Dalam praktikum ini ditunjukkan apa yang disebut tetanus. Bila kita berurutan merangsang
syaraf otot skelet tanpa ada kesempatan otot mengadakan relaksasi, maka terjadi
penggabungan dari kontraksi-kontraksi itu. Kontraksi otot yg dipertahankan itu disebut
tetanus.
Bila frekuensi rangsangan rendah, kontraksi-kontraksi yang dihasilkannya berupa
kontraksi-kontraksi sederhana dengan relaksasi sempurna. Disini juga terjadi treppe. Bila
frekuensi dipertinggi, maka terjadi kontraksi-kontraksi dengan relaksasi yang tidak
sempurna, yang disebut kontraksi tetanus inkomplit. Bila frekuensi dipertinggi lagi, otot
tidak sempat lagi berelaksasi, melainkan terjadi kontraksi yang disebut kontraksi tetanus
komplit. Kontraksi ini meningkat terus, tapi pada suatu saat kontraksi ini menurun. Hal ini
terjadi karena otot sudah mengalami kelelahan.
Kontraksi tetanus juga bisa terjadi pada otot jika diberi rangsangan yang sangat kuat.
Gerakan Sebelum mengalami kontraksi tetanus, terjadi beberapa fase terlebih dahulu.
Pertama ketika diberi rangsangan, akan timbul fase inkomplit dimana rangsangannya masih
stabil, ada perubahan naik turun antara relaksasi dan kontraksi. Selanjutnya masuk pada
fase komplit yaitu kontraksi tetanus dimana sudah tidak terlihat perbedaan antara kontraski
dan relaksasi pada otot, sehingga saat mencapai fase maksimum otot akan kelelahan dan
berhenti bereaksi.
Tetani terjadi apabila frekuensi stimulasi menjadi demikian cepat sehinggatidak ada
peningkatan frekuensi lebih jauh lagi yang akan meningkatkan tegangankontraksi, tenaga
terbesar yang dapat dicapai oleh otot telah tercapai
C. Alat dan Bahan
Kimograf
Pencatat tanda waktu
Alat perangsang listrik
Katak dan papan katak
Hawand opporoty induction stimulator
Statif dan lem
Signal magnet
Induktorium
Penulis
Larutan ringer
Jarum
Paku, palu
Benang
Cairan fiksasi
Gunting
D. Cara Kerja
Membuat sediaan saraf otot seperti yang tlah dijelaskan pada praktikum 1.
Letakkan elektroda perangsang pada
Cari rangsangan maksimal sehingga ditimbulkan kontraksi yang maksimal.
Rangsanglah otot dgan kontraksi tunggal 1 x / detik selama 10 detik.
Rangsanglah otot kontraksi tunggal 1 x / 0,5 detik selama 10 detik.
Rangsanglah otot dengan kontraksi tunggal secepatnya selama 10 detik.
Rangsanglah otot dengan kontraksi beruntun selama 10 detik. Pertahankan
rangsangan sampai kelihatan kontraksi otot kembali ke garis semula.
Tentukanlah waktu dimulainya saat rangsangan sampai tetanus complete.
Tentukan waktu dimulainya tetanus complete sampai fatigue
Daftar Pustaka
Buku Petunjuk Praktium Anatomi Fisiologi
Buku diktat kuliah Anatomi Faal
top related