laporan akuntabilitas kinerja instansi … disnakan 2013.pdflakip ini merupakan bentuk laporan dan...
Post on 10-Aug-2019
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA
INSTANSI PEMERINTAH
( LAKIP )
Tahun Anggaran 2013
PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG
DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Bandung 40911
Jl. Raya Soreang, Telp. 022 589 1694-5891695-5891729 Soreang
2014
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang telah memberikan
Rakhmat dan Karunia-Nya sehingga penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung Tahun Anggaran 2013 dapat
diselesaikan. LAKIP ini merupakan bentuk laporan dan pertanggungjawaban Dinas Peternakan dan
Perikanan pada pelaksanaan kegiatan secara kinerja dan anggaran pada tahun 2013.
Laporan ini berisikan tentang perbandingan target kinerja dan anggaran yang sudah ditetapkan
dengan realisasi kinerja dan anggaran pada tahun 2013. Laporan ini juga bisa dijadikan sebagai
evaluasi dan bahan dasar pengambilan kebijakan pembangunan peternakan dan perikanan pada waktu
yang akan datang.
Demikian penyusunan Laporan ini, semoga bermanfaat bagi yang berkepentingan
Soreang, Januari 2014
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Bandung
Ir H. Hermawan Pembina Utama Muda
NIP 19590120 198603 1 008
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii
IKHTISAR EKSEKUTIF ................................................................................................... iii
BAB IPENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2. Gambaran Umum .................................................................................................... 1
1.3. Permasalahan utama yang dihadapi .......................................................................... 6
BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA ........................................ 7
2.1. Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2010-2015....................... 7
2.2. Penetapan KinerjaRenstra dan Tahun 2013 ............................................................ 12
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA .............................................................................. 14
3.1. Akuntabilitas Kinerja ............................................................................................ 14
3.2. AnalisisAkuntabilitas Kinerja ................................................................................ 15
3.3. Analisis Akuntabilitas Keuangan ........................................................................... 35
BAB IV P E N U T U P ...................................................................................................... 43
iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Dinas peternakan dan perikanan Kabupaten Bandung pada tahun 2013 melaksanakan
mengalokasikan anggaran sebesar Rp. 24.320.887.539,- yang terealisasi sebesar Rp. 22.649.546.862,-
(93,13%). Anggaran tersebut dibagi menjadi 2 jenis belanja yaitu belanja langsung yang digunakan
untuk membiayai 10 Program yang diuraikan 35 kegiatan. Adapun total anggaran belanja langsung
mencapai Rp. 18.447.503.884,-dengan realisasi sebesar Rp. 17.570.889.303,- atau 95,25%. Sedangkan
target belanja tidak langsung sebesar Rp. 5.873.383.655,- yang terealisasi sebesar Rp. 5.078.657.559,-
(86,47%). Jumlah anggaran tersebut dipergunakan untuk mencapai beberapa target indikator yang telah
ditetapkan di dalam Renstra Disnakan, dimana turunannya dibuat Renja sebagai target tahunan dari
Dinas Peternakan dan Perikanan.
Indikator utama yang ditetapkan hampir sebagian besar dapat tercapai bahkan melebihi
targetseperti produksi ikan, konsumsi ikan, pelayanan kesehatan hewan serta beberapa indikator yang
lain. Hal ini dikarenakan oleh peran serta stakeholders peternakan/perikanan, masyarakat dan
seluruhmasyarakat peternakan dan perikananyang didukung pula oleh peran aktif pemerintah
Kabupaten Bandung pada proses pembangunan tersebut. Indikator lain yang belum mencapai target
yang sudah ditetapkan diantaranya populasi sapi perah, populasi unggas dan produksi produk
peternakan. Hal tersebut lebih diakibatkan oleh masih tingginnya ancaman penyakit pada unggas,
masih tingginya harga bakalan ternak sapi perah, dan juga masih tingginya harga pakan serta
rendahnya harga jual produksi produk peternakan.
Beberapa masalah yang dihadapi diantaranya masih tingginya ancaman penyakit ternak dan
hewan, belum optimalnya produktivitas ternak, belum optimalnya penerapan teknologi peternakan dan
perikanan, masih rendahnya daya saing produk peternakan dan perikanan di pasaran, dan belum
optimalnya penyediaan sarana dan prasarana peternakan dan perikanan. Sehingga dengan keadaan ini
maka pemerintah Kabuapten Bandung melalui Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung
perlu melakukan antisipasi untuk masa depan diantaranya dengan melakukan peningkatan
pencehgahan penyakit ternak/ hewan, peningkatan sarana dan prasarana produksi peternakan dan
perikanan, pengembangan SDM peternakan dan perikanan, peningkatan kualitas produk peternakan
dan perikanan serta Pembangunan Usaha peternakan dan perikanan yang berpihak kepada pengentasan
kemiskinan, perluasan kesempatan kerja dan pertumbuhan usaha peternakan dan perikanan dari yang
sifatnya tradisional, pelaku ekonomi subsistem menjadi pelaku usaha modern.
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pemberlakuan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara pemerintah, Pemerintahan provinsi, dan pemerintah kabupaten/ kota dan
Urusan Pemerintah Kabupaten/Kota dan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Organisasi Pemerintah Daerah (OPD), menyebabkan banyak perubahan dalam tatanan
penyelenggaraan Pemerintahan baik dalam skala Nasional maupun Penyelenggaraan
Pemerintahan di daerah pada khususnya.Hal pokok dari perubahan tersebut adalah cara pandang
penyelenggaraan Pemerintahan yang dahulu cenderung bersifat sentralistik menjadi
pemerintahan desentralistik dengan ditandai oleh pemberian otonomi yang luas, nyata dan
bertanggungjawab kepada daerah, selain itu pula diarahkan pada penyelenggaraan pemerintahan
dengan mengacu pada good governance. Sistem pemerintahan ini melibatkan semua pihak baik
pemerintah, sektor swasta maupun masyarakat sebagai komponen utama yang berperan secara
aktif dan sejajar sebagai mitra dalam pembangunan. Salah satu langkah mewujudkan hal tersebut
diperlukan upaya terpadu dan sinergis menciptakan pemerintahan yang baik dan bersih,
masyarakat maju dan mandiri serta dunia usaha yang tangguh.
Good Governance memiliki ciri-ciri efisien, efektif, demokratis, partisifatif, transparan,
akuntabel, dan berlandaskan kerangka hukum yang adil. Salah satu bentuk pertanggungjawaban
dan pelaksanaan pencapaian good governance ialah dengan melaporkan pelaksanaan kegiatan
yang telah dilaksanakan.Pelaporan yang dimaksud harus berupa pertanggungjawaban secara
anggaran, dan yang paling utama pertanggung jawaban dalam bentuk kinerja. Berdasarkan
Keputusan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
No. 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang merupakan bentuk laporan pertanggungjawaban
penyelenggaraan pemerintahan daerah selama 1 (satu) Tahun Anggaran yang merupakan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD berdasarkan pada Rencana Kerja (Renja) dan Rencana
Strategis (Renstra).
1.2. Gambaran Umum
Tugas Pokok dan Fungsi
Dalam rangka meningkatkan kerja aparat maka telah dilakukan penataan
kelembagaandengan dikeluarkannya Peraturan Daerah No. 20 Tahun 2007 tentang Pembentukan
Dinas Daerah Kabupaten Bandung. Adapun Struktur Organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut:
2
Berdasarkan Peraturan Bupati Bandung Nomor 5 Tahun 2008 tanggal 26 Pebruari 2008
tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Bandung, Tupoksi Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut:
KEPALA DINAS
Tugas Pokok:
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan mempunyai tugas pokok memimpin, mengatur,
merumuskan, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan merumuskan serta
mempertanggungjawabkan kebijakan teknis pelaksanaan urusan pemerintahan daerah
berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kelautan dan perikanan serta
sebagian bidang pertanian dan ketahanan pangan
SEKERTARIS
Tugas Pokok :
Sekertarismempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas –
tugas di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan yang meliputi pengkoordinasian
penyusunan program, pengelolaan umum dan kepegawaian serta pengelolaan keuangan.
3
Sub Bagian Penyusunan Program
Tugas Pokok :
Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan,
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan dan pengkoordinasian penyusunan
rencana dan program dinas.
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Tugas Pokok :
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan administrasi umum dan
kerumahtanggaan serta administrasi kepegawaian.
Sub Bagian Keuangan
Tugas Pokok :
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi
dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan administrasi dan pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan dinas.
BIDANG PETERNAKAN
Tugas Pokok :
Bidang Peternakan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan
mengendalikan tugas – tugas di bidang pengelolaan peternakan yang meliputi perbibitan,
produksi dan pengembangan.
Seksi Perbibitan
Tugas Pokok :
Seksi Perbibitan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan
melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan perbibitan peternakan.
Seksi Produksi
Tugas Pokok :
Seksi Produksi mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan
melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan produksi peternakan.
Seksi Pengembangan
Tugas Pokok :
Seksi Pengembangan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan
melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan pengembangan peternakan.
BIDANG PERIKANAN
Tugas Pokok :
Bidang Perikanan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan
tugas – tugas di bidang pengelolaan perikanan yang meliputi pembenihan, produksi serta
kesehatan ikan dan lingkungan.
4
Seksi Pembenihan
Tugas Pokok :
Seksi Pembenihan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan
melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan pembenihan perikanan.
Seksi Produksi
Tugas Pokok :
Seksi Produksi mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan
melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan produksi perikanan.
Seksi Kesehatan Ikan dan Lingkungan
Tugas Pokok :
Seksi Kesehatan Ikan dan Lingkungan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan kesehatan ikan dan lingkungan.
BIDANG KESEHATAN HEWAN
Tugas Pokok :
Bidang Kesehatan Hewan mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan
mengendalikan tugas – tugas di bidang pengelolaan kesehatan hewan yang meliputi
pengendalian penyakit hewan, sarana dan pelayanan kesehatan hewan serta kesehatan
masyarakat veteriner (kesmavet).
Seksi Pengendalian Penyakit Hewan
Tugas Pokok : Seksi Pengendalian Penyakit Hewan mempunyai tugas pokok
merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan
pengamatan, penyidikan, pencegahan, pemberantasan dan pengendalian penyakit hewan.
Seksi Sarana dan Pelayanan Kesehatan Hewan
Tugas Pokok :
Seksi Sarana dan Pelayanan Kesehatan Hewan mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan sarana pelayanan
kesehatan hewan.
Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner
Tugas Pokok :
Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan
mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas kesmavet dan kesejahteraan hewan.
BIDANG BINA USAHA
Tugas Pokok :
Bidang Bina Usaha mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan
mengendalikan tugas – tugas di bidang pengelolaan pembinaan usaha peternakan dan perikanan
yang meliputi pengolahan dan pemasaran hasil peternakan, pengolahan dan pemasaran hasil
perikanan serta pelayanan peternakan dan perikanan.
5
Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan
Tugas Pokok :
Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan mempunyai tugas pokok merencanakan,
melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan pengolahan dan
pemasaran hasil peternakan.
Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan
Tugas Pokok : Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan mempunyai tugas pokok
merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan
pengolahan dan pemasaran hasil perikanan.
Seksi Pelayanan Peternakan dan Perikanan
Tugas Pokok : Seksi Pelayanan Peternakan dan Perikanan mempunyai tugas pokok
merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan
peternakan dan perikanan.
UPTD PERBIBITAN TERNAK
Tugas Pokok :
UPTD Perbibitan Ternak mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, melaksanakan
mengevaluasi dan melaporkan pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang pelayanan dan
pengembangan perbibitan ternak.
Sub Bagian Tata UsahaUPTD Perbibitan Ternak
Tugas Pokok : Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok menyusun dan
melaksanakan pengelolaan ketatausahaaan UPTD di bidang pelayanan dan pengembangan
perbibitan ternak.
UPTD PEMBENIHAN IKAN
Tugas Pokok :
UPTD Pembenihan Ikan mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan, melaksanakan
mengevaluasi dan melaporkan pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang pelayanan dan
pengembangan pembenihan ikan.
Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pembenihan Ikan
Tugas Pokok : Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok menyusun dan
melaksanakan pengelolaan ketatausahaaan UPTD di bidang pelayanan dan pengembangan
pembenihan ikan.
UPTD RUMAH POTONG HEWAN
Tugas Pokok :
UPTD Rumah Potong Hewan mempunyai tugas pokok memimpin, merencanakan,
melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pengelolaan sebagian fungsi Dinas di bidang
pelayanan dan pengendalian rumah potong hewan (RPH) dan rumah potong unggas (RPU).
Sub Bagian Tata Usaha UPTD Rumah Potong Hewan
6
Tugas Pokok : Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok menyusun dan
melaksanakan pengelolaan ketatausahaaan UPTD di bidang pelayanan dan pengendalian rumah
potong hewan.
UPTD PUSAT KESEHATAN HEWAN DAN LABORATORIUM
Tugas Pokok :
UPTD Pusat Kesehatan Hewan dan Laboratorium mempunyai tugas pokok memimpin,
merencanakan, melaksanakan mengevaluasi dan melaporkan pengelolaan sebagian fungsi
Dinas di bidang pelayanan dan pengembangan pusat kesehatan hewan dan laboratorium.
Sub Bagian Tata Usaha UPTD Pusat Kesehatan Hewan dan Laboratorium
Tugas Pokok : Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas pokok menyusun dan
melaksanakan pengelolaan ketatausahaaan UPTD di bidang pelayanan dan pengembangan
pusat kesehatan hewan dan laboratorium.
Jabatan Fungsional
Pengaturan tugas pokok dan fungsi jabatan fungsional diatur lebih lanjut setelah dibentuk dan
ditetapkan jenis dan jenjangnya oleh Bupati sesuai dengan peraturan perundang - undangan
yang berlaku.
1.3. Permasalahan utama yang dihadapi
Permasalahan utama yang dihadapai oleh pemerintah Kabupaten Bandung dalam proses
pembangunan peternakan dan perikanan selama ini ialah:
1. Masih tingginya ancaman penyakit hewan/ ternak dan ikan
2. Masih belum optimalnya penerapan teknologi peternakan dan perikanan tepat guna di
masyarakat.
3. Masih belum optimalnya penyediaan Hijauan Makanan Ternak (HMT).
4. Masih rendahnya daya saing produkolahan hasil ternak maupun ikan.
5. Belum optimalnya penyediaan infrastruktur dibidang peternakan yang mendukung upaya
perbibitan, budidaya, kesehatan hewan, dan kesehatan masyarakat veteriner.
6. Masih rendahnya pengetahuan peternak dan pembudidaya ikan dalam proses budidaya
ternak maupun ikan
7. Masih rendahnya kualitas produk peternakan dan perikanan sehingga tidak bisa bersaing
dan mendapatkan nilai lebih.
8. Masih rendahnya pemanfaatan kotoran ternak/ limbah ternak menjadi bahan lain yang
bernilai ekonomi.
7
BAB II RENCANA STRATEGIS DAN PENETAPAN KINERJA
2.1. Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2010-2015.
Rencana strategis merupakan bahandasar pengukuran kinerja instansi pemerintah. Renstra
merupakan target/ kebijakan yang telah ditentukanuntuk 5 tahun yang akan datang. Selain itu, rencana
strategis instansi pemerintah memerlukan integrasi antara keahlian Sumber Daya Manusia dan Sumber
Daya lainnya agar mampu memenuhi keinginan stakeholders dan menjawab tuntutan perkembangan
lingkungan strategis baik regional, nasional maupun global.Analisis terhadap kinerja organisasi baik
secara internal maupun eksternal merupakan langkah yang sangat penting dalam memperhitungkan
kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan yang ada.Analisis terhadap unsur-unsur tersebut sangat
penting dan merupakan dasar bagi perwujudan visi dan misi serta strategis instansi pemerintah pada
umumnya, khususnya Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung.
Sebagai panduan dalam pelaksanaan kegiatan dalam jangka waktu menengah maka dinas
peternakan dan perikanan menyusun Renstra 2010-2015 sesuai dengan yang diamanatkan dalam
peraturan maupun perundang-undangan.Tujuan dari penyusunan Renstra itu sendiri ialah sebagai acuan
pelaksanaan kebijakan dan bahan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada dinas peternakan dan
perikanan.Visi dan Misi Dinas Peternakan dan Perikanan untuk tahun 2010-2015 ialah:
Visi
Menjadikan Dinas Peternakan Dan Perikanan sebagai institusi yang profesional dalam
mewujudkan peternakan dan perikanan yang unggul,berdaya saing dengan memanfaatkan Sumber
Daya Lokal yang berwawasan lingkungan.
Misi
Untuk mewujudkan Visi Dinas Peternakan dan Perikanan tersebut, ditetapkan Misi sebagai
berikut :
1. Meningkatkan Kualitas SDM dengan mengoptimalkan partisipasi masyarakat dan
profesionalisme aparatur dalam rangka pelayanan prima.
2. Meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas peternakan dan perikanan berbasis
teknologi dan sumberdaya lokal yang unggul.
3. Menciptakan keseimbangan ekosistem Sumber Daya Alam yang mendukung keberlanjutan
pembangunan Peternakan dan Perikanan.
4. Mengembangkan usaha Peternakan dan Perikanan sebagai usaha ekonomi produktif yang
mandiri dan berdaya saing.
8
Tujuan dan Sasaran Strategis
Tujuan Pertama: Mendorong Peningkatan kualitas SDM aparatur yang dapat mewujudkan
pelayanan prima, serta pemberdayaan masyarakat peternakan dan perikanan yang kreatif dan
inovatif dalam pengembangan usaha.
Sebagai upayadalam mencapai tujuan ini maka ditetapkan beberapa sasaran dengan beberapa indikator
Kinerja utamayang ditetapkan untuk tahun 2013, seperti yang terurai pada tabel dibawah ini:
Tabel 1. Sasaran dan Indikator kinerja Utama Tujuan Pertama
Sasaran Indikator Kinerja Utama
1. Peningkatan kualitas SDM
pelaku usaha peternakan
dan perikanan
Pelatihan SDM pelaku peternakan
Pelatihan SDM Pelaku Perikanan
Pembesar yang bersertifikat
Jumlah pengolah produk perikanan yang sertifikasi
Tujuan Kedua: Terpenuhinya penyediaan produk peternakan dan perikanan untuk konsumsi
didalam daerah dengan ketersediaan infrastukturpeternakan dan perikanan yang mampu
mendukung peningkatan produksi ternak dan ikan yang unggul.
Sasaran pada tahun 2013yang ditetapkan sebagai upaya untuk mencapai tujuan ini ialah seperti terurai
pada tabel dibawah ini:
Tabel 2. Sasaran dan Indikator kinerja Utama Tujuan Kedua
Sasaran Indikator Kinerja Utama
1. Mendorong Peningkatan populasi
peternakan
Meningkatnya populasi Sapi perah
Meningkatnya populasi Sapi potong
Meningkatnya populasi Domba
Meningkatnya populasi Unggas
Penyediaan bibit ternak sapi perah dari UPTD perbibitan ternak
2. Mendorong
Peningkatan produksi peternakan
Jumlah Pemotongan ternak di RPH
Meningkatkan produksi:
a. Daging
b. Telur
c. Susu
3. Peningkatan produksi ikan konsumsi, benih,
dan ikan olahan
Produksi Ikan Konsumsi
Produksi Benih
Produksi Ikan Olahan
Produksi benih ikan di UPTD BBI
4. Peningkatan pelayanan
perizinan usaha
perikanan
Rekomendasi untuk izin usaha perikanan yang diterbitkan
Tujuan Ketiga: Meningkatnya pencegahan dan pengendalian Penyakit ternak dan Ikan untuk
peningkatan kualitas produk peternakan dan Ikan.
Pada tujuan ini terdapat 2 sasaran untuk tahun 2013yang ditetapkan seperti terurai pada tabel dibawah
ini:
Tabel 3. Sasaran dan Indikator kinerja Utama Tujuan Ketiga
Sasaran Indikator Kinerja Utama
9
1. Peningkatan kesehatan
hewan/ ternak/ ikan
Pelayanan Kesehatan di UPTD Puskeswanlab
Penanggulangan PHMS (5 penyakit)
2.Peningkatan kesmavet
untuk mendukung jaminan keamanan pangan
Pengawasan dan pembinaan pelaku penghasil PAH
Pengawasan kualitas produk PAH
Tujuan Keempat: Terkendalinya dampak pembangunan peternakan dan perikanan dengan
memperhatikan sarana prasarana dan daya dukung serta daya tampung lingkungan.
Pada tujuan ini terdapat 2 sasaran untuk tahun 2013 yang ditetapkan sebagai upaya pencapain tujuan
seperti terurai padatabel dibawah ini:
Tabel 4. Sasaran dan Indikator kinerja Utama Tujuan Keempat
Sasaran Indikator Kinerja Utama
1. Peningkatan pemanfaatan hasil ikutan
produksi peternakan serta
penerapan teknologi peternakan
Terlaksananya penerapan teknologi Biogas
Terlaksananya penerapan teknologi kompos
Tersedianya sarana dan prasarana peternakan
2. Mendorong
terwujudnya sistem
pengelolaan Sumber daya perikanan yang
berwawasan lingkungan
Pembentukan Culture Base Fishery (CBF) disetiap perairan umum
Restocking di perairan umum
Tujuan Kelima: Meningkatkan pendapatan untuk meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan
masyarakat melalui pengembangan aktivitas ekonomi berbasis potensi lokal.
Pada tujuan ini ada 1 sasaran yang ditetapkan utuk tahun 2013 yaitu seperti terurai pada tabel dibawah
ini:
Tabel 5. Sasaran dan Indikator kinerja Utama Tujuan Kelima
Sasaran Indikator Kinerja Utama
Melakukan promosi
produk hasil peternakan
dan perikanan
Terpromosikanya hasil produk peternakan dan perikanan
Strategi PencapaianTujuandanSasaran Strategis
Berdasarkan kepada Tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan maka ada beberapa kebijakan dan
program yang ditetapkan sebagai upaya untuk mencapai sasaran yaitu:
a. Kebijakan
Kebijakan yang diperlukan adalah sebagai berikut :
Meningkatkan sinergitas seluruh komponen masyarakat peternakan dan perikanan, baik
aparatur maupun pelaku usaha peternakan dan perikanan.
Mendukung peningkatan populasi dan produksi melalui pengembangan mutu genetik
bibit dan benih komoditas unggulan, sumberdaya lokal serta pengembangan manajemen
usaha peternakan dan perikanan.
10
Pengembangan usaha dengan pendekatan kawasan, penggunaan teknologi dengan tetap
memperhatikan daya dukung lahan, kelestarian lingkungan dan usaha yang
berkelanjutan.
Mengembangkan sistem pengendalian penyakit hewan dan ikan.
Pengembangan sarana dan prasarana promosi, pengembangan pemasaran ternak ikan
dan produk-produknya.
Penataan sarana dan prasarana UPTD peternakan dan perikanan.
Pembangunan Usaha peternakan dan perikanan yang berberbasis ekonomi, perluasan
kesempatan kerja dan pertumbuhan usaha peternakan dan perikanan dari yang sifatnya
tradisional, pelaku ekonomi subsistem menjadi pelaku usaha modern
b. Program
Sejalan dengan visi, misi, tujuan dan sasaran, berdasarkan Permendagri Nomor 59
Tahun 2007 pelaksanaan pembangunan diklasifikasikan ke dalam Urusan.Pembangunan
peternakan dan perikanan pada tahun 2013 ini meliputi Urusan wajib yang dilaksanakan pada
setiap SKPD, Urusan Pilihan Pertanian dan Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan.
A. Urusan Wajib setiap SKPD
Pada Urusan Wajib pada setiap SKPD terdapat 3 Program yang meliputi kegiatan-kegiatan
sebagai penunjang kegiatan dinas/operasional kedinasan untuk kurun waktu satu tahun
dengan rincian program sebagai berikut :
1. Pelayanan Administrasi Perkantoran
2. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
3. Peningkatan pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
B. Urusan Pilihan Pertanian
1. Pencegahan dan penanggulangan Penyakit ternak
2. Peningkatan Produksi Hasil Peternakan
3. Peningkatan Pemasaran hasil produksi peternakan
4. Peningkatan penerapan teknologi peternakan
C. Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan
1. Pengembangan Budidaya Perikanan
2. Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
3. Pengembangan Kawasan Budidaya Laut, Air Payau dan Air Tawar
c. Kegiatan
Pencapaian sasaran program dan kegiatan tersebut tentunya perlu ditunjang oleh alokasi anggaran
dalam pelaksanaan program dan kegiatandinas peternakan dan perikanan.Pada Tahun 2013 alokasi
anggaran Belanja Langsung yang digunakan dalam kegiatan Dinas Peternakan dan Perikanan
sebesar Rp.18.447.503.884,-yang terdiri dari anggaran yang bersumber dari APBD Kabupaten
sebesar Rp. 13.463.739.884,-, APBD Provinsi sebesar Rp.981.000.000,-; DBHCHT dari pusat Rp.
400.000.000,-serta DAK sebesar Rp. 3.602.764.000,-.Adapun anggaran sebesar tersebut digunakan
11
untuk pelaksanaan kegiatan Urusan Wajib, Urusan Program Pilihan Pertanian dan Urusan Program
Pilihan Kelautan dan Perikanan. Adapun anggaran sebesar tersebut digunakan untuk pelaksanaan
kegiatan sebagai berikut:
Urusan Wajib pada setiap SKPD
1) Kegiatan Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumberdaya Air dan Listrik
2) Kegiatan Penyediaan Jasa Peralatan dan Perlengkapan Kantor
3) Kegiatan Penyediaan jasa kebersihan kantor
4) Kegiatan Penyediaan Alat Tulis Kantor
5) Kegiatan Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
6) Kegiatan Penyediaan Komponen Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan Kantor
7) Kegiatan Penyediaan Peralatan dan Perlengkapan Kantor
8) Kegiatan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undangan
9) Kegiatan Penyediaan Makanan dan Minuman
10) Kegiatan Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
11) Kegiatan Rapat Koordinasi dan Konsultasi Dalam Daerah
12) Kegiatan Penunjang Peringatan Hari-Hari Bersejarah (PHHB)
13) Pengadaan Mobil Jabatan
14) Kegiatan Penyediaan Mebeleur
15) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
16) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas /Operasional
17) Kegiatan Pemeliharaan Rutin/ Berkala Perlengkapan Gedung Kantor
18) Kegiatan Penyusunan Laporan Capaian Kinerja dan Ikhtisar Realisasi Kinerja SKPD
19) Kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran
Urusan Pilihan Pertanian
1) Kegiatan Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit menular ternak
2) Kegiatan Pemusnahan Ternak yang terjangkit Penyakit endemik
3) Kegiatan Pelayanan Kesehatan Hewan dan Laboratorium
4) Kegiatan Pengawasan dan Pembinaan penerapan kesmavet dan kesrawan
5) Kegiatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Perbibitan Ternak
6) Kegiatan Perbibitan dan Perawatan Ternak
7) Kegiatan Agribisnis Peternakan
8) Kegiatan Promosi atas hasil produksi peternakan unggulan daerah
9) Pengembangan Pemasaran dan pengolahan hasil produksi peternakan
10) Kegiatan Pengadaan sarana dan prasarana teknologi peternakan tepat guna
11) Kegiatan Peningkatan sarana dan prasarana teknologi Rumah Potong Hewan
Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan
1) Kegiatan Pengembangan Bibit Ikan Unggul
2) Kegiatan Pendampingan pada Kelompok Tani Pembudidaya Ikan
12
3) Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Perikanan
4) Kegiatan Pengembangan pengolahan pemasaran dan pelayanan usaha perikanan
5) Kegiatan Peningkatan pengendalian penyakit ikan dan lingkungan kawasan perikanan
2.2. Penetapan Kinerja Renstra dan Tahun 2013
Sebagai upaya pencapaian Tujuan pada akhir periode Renstra Tahun 2015 maka di tetapkan
beberapa sasaran dengan beberapa Indikator utama yang akan diurai pada bagian bab utama
sedangkan untuk indikator tambahan terdapat pada lampiran.Indikator Kinerja utama pada Dinas
peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung adalah sebagai berikut:
Tabel 6. Sasaran, indikator sasaran pada tahun 2013dan 2015.
Sasaran Indikator Kinerja Utama Target tahun
2013 Target Tahun
2015
1. Peningkatan kualitas
SDM pelaku usaha perikanan
Pelatihan SDM Pelaku Perikanan
(Orang) 650
3.250
(akumulasi)
Pembesar yang bersertifikat (orang akumulasi)
20 100
Jumlah pengolah produk perikanan
yang sertifikasi (orang) 2 2 (10
akumulasi)
2. Mendorong
Peningkatan populasi peternakan
Mendorong pencapaian populasi :
a. Sapi perah (Ekor) 32.831 34.696
b.Sapi potong (ekor) 28.552 28.798
c. Domba ekor) 237.166 241.981
d.Unggas (ekor) 5.436.698 6.159.209
Penyediaan bibit ternak sapi perah
dari UPTD perbibitan ternak
sebanyak (ekor) 14
14 (68
akumulasi)
3. Mendorong
Peningkatan produksi peternakan
Pemotongan ternak di RPH (ekor) 14.000
14.857 (4.600
akumulasi)
Meningkatkan produksi:
a. Daging (Ton) 28.873 31.181
b. Telur (Ton) 7.745 8.701
c. Susu (Ton) 60.831 64.267
4. Peningkatan produksi ikan
konsumsi, benih, dan
ikan olahan
Peningkatan produksi Benih ikan (ribu ekor)
1.326.002 1.558.446
Peningkatan produksi Ikan Olahan
(Ton) 12.789,52 14.370,30
Mendorong pencapaian produksi ikan konsumsi (Ton)
11.126,05 11.412,57
Tersedianya benih ikan yang
berkualitas dan unggul di BBI (Ekor)
17.173.500 19.661.940
5. Peningkatan
pelayanan
rekomendasi perizinan usaha
perikanan
Rekomendasi untuk izin usaha
perikanan yang ditebitkan (orang)
20 25 (105
akumulasi)
6. Peningkatan Rekomendasi
pelayanan perizinan
rekomendasi usaha peternakan
Jumlah Rekomendasi izin usaha peternakan yang ditebitkan
(orang/thn) (akumulasi 50 orang) 10 10 (50
akumulasi)
13
Sasaran Indikator Kinerja Utama Target tahun
2013 Target Tahun
2015
7. Peningkatan
kesehatan hewan/
ternak/ ikan
Pelayanan Kesehatan (ekor) 9.075
10.982 (45.790
akumulasi)
Penanggulangan PHMS (ekor) (untuk 5 penyakit)
56.500 57.500 (283.099
akumulasi)
Terfasilitasinya kesehatan ikan
terintegrasi (paket) (akumulasi 9
paket)
3 3 (9 akumulasi)
8. Peningkatan
kesmavet untuk
mendukung jaminan keamanan pangan
Pengawasan dan pembinaan pelaku
penghasil PAH (orang) 240
240 (1.200
Akumulasi)
Pengawasan kualitas produk PAH (sampel) (akumulasi 800 sampel)
160 160 (800
Akumulasi)
9. Peningkatan
pemanfaatan hasil ikutan produksi
peternakan serta
penerapan teknologi peternakan
Terlaksananya penerapan teknologi
Biogas(unit) 46 49(245
akumulasi)
Terlaksananya penerapan teknologi kompos (unit)
35 32 (175
akumulasi)
Penyediaan sarana prasarana peternakan (paket)
20 20 (100
akumulasi)
10. Mendorong terwujudnya sistem
pengelolaan Sumber daya perikanan yang
berwawasan
lingkungan
Terbentuknya kelompok masayarakat pengawas lingkungan
PU (lokasi)
1 1 (5 akumulasi)
Pembentukan Culture Base Fishery (CBF) disetiap perairan umum
(paket)
1 1 (akumulasi)
Restocking di perairan umum (liter) 1.650
2.050 (8.225 akumulasi)
Adapun sasaran startegis yang lebih spesifik berdasarkan pada program dan kegiatan terdapat pada
uraian di lampiran.
14
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. Akuntabilitas Kinerja
Evaluasi kinerja dimulai dengan pengukuran kinerja yang mencakup penetapan indikator
kinerja dan penetapan capaian indikator kinerja, yang digunakan sebagai dasar untuk menilai
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan kegiatan/program sesuai dengan sasaran dan tujuan yang
telah ditetapkan Dinas Peternakan dan perikanan Kabupaten Bandung sebagaimana tertuang
dalam Rencana strategis.Terdapat 10 sasaran strategis dan 26indikator sasaran dari Dinas
Peternakan dan Perikanan, dan terdapat 9 indikator yang tidak mencapai target.Adapun uraian
realisasi tiap indikator dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 7. Target dan realisasi indikator kinerja pada Dinas peternakan dan Perikanan Tahun 2013
Sasaran Indikator Kinerja Utama Target tahun
2013
Realisasi tahun 2013
Persen tase
1. Peningkatan
kualitas SDM pelaku usaha
peternakan dan perikanan
Pelatihan SDM pelaku
peternakan (orang)
220
555 252,27
Pelatihan Inseminator untuk
peternak (orang)
9 9 100,00
Pelatihan SDM Pelaku
Perikanan (Orang)
650 700 107,69
Pembesar yang bersertifikat (orang akumulasi)
20 26 130,00
Jumlah pengolah produk
perikanan yang sertifikasi (orang) (akumulasi 10 orang)
2 8 400,00
2. Mendorong
Peningkatan
populasi peternakan
Mendorong pencapaian
populasi :
a. Sapi perah (Ekor) 32.831 32.358 98,56
b.Sapi potong (ekor) 28.552 28.745 100,68
c. Domba ekor) 237.166 241.910 102,00
d.Unggas (ekor) 5.436.698 5.312.122 97,71
Penyediaan bibit ternak sapi
perah dari UPTD perbibitan
ternak sebanyak (ekor)
14 14 100
3. Mendorong
Peningkatan produksi
peternakan
Pemotongan ternak di RPH
sebanyak 46.000 ekor
14.280 14.830 103.9
Meningkatkan produksi:
a. Daging (Ton) 28.873 28.799 99,74
b. Telur (Ton) 7.745 7.639 98,63
c. Susu (Ton) 60.831 59.937 98,53
4. Peningkatan produksi ikan
konsumsi, benih,
dan ikan olahan
Peningkatan produksi Benih ikan (ribu ekor)
1.409.962 1.410.650 100,05
Peningkatan produksi Ikan
Olahan (Ton)
12.789,52 13.003,55 101,67
Mendorong pencapaian produksi ikan konsumsi
(Ton)
11.126,06 11.131,14 100,04
15
Sasaran Indikator Kinerja Utama Target tahun
2013
Realisasi tahun 2013
Persen tase
Tersedianya benih ikan yang
berkualitas dan unggul di BBI (Ekor)
17.173.500 17.173.526 100,00
5. Peningkatan
pelayanan rekomendasi
perizinan usaha
perikanan
Rekomendasi untuk izin
usaha perikanan yang ditebitkan (orang)
20 55 275,00
6. Peningkatan
sarana pemasaran
hewan dan rekomendasi
pelayanan
perizinan rekomendasi
usaha peternakan
Jumlah Rekomendasi izin
usaha peternakan yang
ditebitkan (orang/thn) (akumulasi 50 orang)
10 6 60,00
Penyediaan sarana dan
prasarana Pasar Hewan (FS pasar hewan) (paket)
1 1 100
7. Peningkatan
kesehatan hewan/ ternak/ ikan
Pelayanan Kesehatan (ekor) 9.075 9.658 106,42
Penanggulangan PHMS
(ekor) (untuk 5 penyakit)
56.500 61.244 108,40
8. Peningkatan kesmavet untuk
mendukung
jaminan keamanan pangan
Pengawasan dan pembinaan pelaku penghasil PAH
(orang)
240 240 100
Pengawasan kualitas produk
PAH (sampel) (akumulasi 800 sampel)
160 100 62,50
9. Peningkatan
pemanfaatan hasil ikutan produksi
peternakan serta
penerapan teknologi
peternakan
Terlaksananya penerapan
teknologi Biogas (akumulasi 245 unit)
46 24 52,17
Terlaksananya penerapan
teknologi kompos (akumulasi 175 unit)
35 20 57,14
Penyediaan sarana prasarana
peternakan 100 paket
(akumulasi)
20 55 275
10. Mendorong
terwujudnya
sistem pengelolaan
Sumber daya
perikanan yang berwawasan
lingkungan
Pembentukan Culture Base
Fishery (CBF) disetiap
perairan umum (paket) (akumulasi 5 paket)
1 1 100
Restocking di perairan umum
(liter) (akumulasi 8.225 liter)
1.650 1.690 102,42
3.2. Analisis Akuntabilitas Kinerja
Analisis akuntabilitias kinerja dilakukan dengan cara membandingkan tiap indikator sasaran
dengan target pada tahun bersangkutan.Adapun analisa sasaran pada Dinas Peternakan dan
Perikanan untuk tahun 2013 ini ialah sebagai berikut:
1. SasaranPertama: Peningkatan kualitas SDM pelaku usaha peternakan dan perikanan.
a. Peningkatan Kualitas SDM Peternakan
16
Sasaran ini ditetapkan sebagai upaya dinas peternakan dan perikanan dalam upaya
peningkatan SDM untuk para pelaku usaha peternakan atau external improvement capacity
indicators for livestock stakeholders. Adapun capaian indikatornya dapat dilihat pada table
dibawah ini:
Tabel8.Perbandingan target dan realisasi indikator sasaran pertama peternakan.
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
Realisasi
2012
Pelatihan SDM pelaku
peternakan (orang)
220 555 252,27 1.005
Sumber: Laporan kegiatan Bidang Peternakan dan Bina Usaha 2013
Target indikator yang ditetapkan ialah sebanyak 220 orang dapat terealisasi sebesar
252,27%atau sebanyak 555 orang. Realisasi pelatihan yang cukup tinggi dari target yang
sudah ditetapkan merupakan salah satu kebrhasilan kebijakan yang mengharuskan pada
setiap kegiatan, setiap peternak yang menerima bantuan,akan mendapat pelatihan/
Bimbingan teknis terlebih dahulu mengenai budidaya ternak. Pelatihan ini bertujuan untuk
menjaga keberlanjutan dari pelaksanaan program kegiatan. Jumlah peternak yang mendapat
pelatihan dari tahun 2011-2013 ini seperti tergambarkan pada grafik dibawah ini:
Grafik 1. Perbandingan Target dan Realisasi Pelatihan untuk Peternak dan pengolah produk
Tahun 2011-2013
Sumber: Laporan Kegiatan Bidang 2010-2013 diolah.
Selain pelatihan budidaya peternakan terdapat juga pelatihan teknis lainnya seperti
pelatihan petugas Inseminasi Buatan (IB). Pada tahun 2013 ini terdapat 9 orang yang
mengikuti pelatihan IB.Peserta pelatihan IB ini diarahkan menjadi kader untuk membantu
dinas dalam pelayanan Inseminasi buatan di Kabupaten Bandung.
b. Peningkatan Kualitas SDM Perikanan
Sasaran ini ditetapkan sebagai upaya Dinas Peternakan dan Perikanan dalam upaya
peningkatan SDM untuk para pelaku usaha perikanan. Adapun yang menjadi indikator dari
sasarn ini dapat dilihat pada table dibawah ini:
2011 2012 2013
Target 220 440 660
Realisasi 210 1215 1770
0
200
400
600
800
1000
1200
1400
1600
1800
2000
Jum
lah
aku
mu
lasi
Pe
tern
ak (
ora
ng)
17
Tabel 9.Perbandingan target dan realisasi indikator sasaran pertama perikanan
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
Realisasi
2012
Pelatihan SDM pelaku Perikanan (orang)
650 700 107,69 1.097
Sumber : Laporan kegiatan Perikanan dan Binus 2013
Jumlahpembudidaya yang ditargetkan untuk dilatih pada tahun 2013 sebanyak 650
orang.dan dapatterealisasi sebanyak 700 orang atau 107,69%.Pencapain yang melebihi
target ini karena adanya peningkatan dukungan anggaran tambahan yang diarahkan untuk
peningkatan kualitas SDM pembudidaya ikan.Selain itu juga, pembudidaya ikan yang
mendapat bantuan diharuskan diberi pelatihan/ bimbingan teknis agar pembudidaya dan
pengolah perikanan dapat meningkatkan keahliannya sehingga stimulan yang diberikan
akan dapat dikembangkan. Pencapaian pelatihan pembudidaya perikanan dapat
digambarkan pada grafik dibawah ini:
Grafik 2. Perbandingan Target dan Realisasi Pelatihan untuk pembudidaya ikan dan
pengolah produk Tahun 2011-2013
Sumber: Laporan Kegiatan tiap bidang diolah 2011-2013.
c. Sertifikasi pembudidaya dan pengolah produk
Indikator selanjutnya yang digunakan untuk mengukur tujuan ini ialah jumlah pembudidaya
dan pengolah yang mendapatkan sertifikasi.uraian target dan realisasi dapat terlihat pada
tabel dibawah ini:
Tabel 10.Perbandingan target dan realisasi indikator sasaran pertama tahun 2013.
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
Realisasi
2012
Pembesar yang
bersertifikat (orang)
20 26 130 17
2011 2012 2013
target 650 1300 1950
realisasi 685 1782 2482
0
500
1000
1500
2000
2500
3000
Jum
lah
Pe
mb
ud
iday
a ik
an (
ora
ng)
18
Jumlah pengolah
produk perikanan yang sertifikasi
(orang)
2 8 400 2
Sumber: laporan kegiatan perikanan dan Binus 2013.
Berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat bahwa semua indikator melebihi target yang
ditentukan. Pencapain yang melebihi target ini merupakan peran aktif dari masyarakat yang
difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten Bandung melalui dinas peternakan dan perikanan.
2. Sasaran Kedua: Mendorong Peningkatan populasi Ternak.
Indikator ini ditetapkan untuk mengukur proses pembangunan peternakan yang bersifat
pengadaan ternak secara langsung serta sarana lainnya yang dapat menunjang pertumbuhan
populasi ternak seperti teknologi IB, manajemen pemeliharaan dan lainnya. Adapun
indiator untuksasaran ini terurai seperti pada tabel dibawah ini:
Tabel 11.Perbandingan target dan realisasi indikator sasaran kedua tahun 2013.
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
Relisasi
tahun 2012
- Mendorong pencapaian populasi:
1. Sapi perah (ekor) 32.831 32.358 98,56 31.937
2. Sapi potong (ekor) 28.552 28.745 100,68 28.067
3. Domba (ekor) 237.166 241.910 102,00 234.795
4. Unggas (ekor) 5.436.968 5.312.122 97,71 5.112.029
- Penyediaan bibit ternak sapi
perah dari UPTD perbibitan ternak sebanyak (ekor)
14 14 100 12
Pada tabel 11 terlihat bahwa pencapaian populasi sapi perah dan unggas belum mencapai
target yang ditetapkan, namun jika capaian ini dibandingkan dengan tahun 2012 terjadi
peningkatan sebanyak 421 ekor untuk sapi perah atau sebesar 1,31%. Pada ternak unggas
jika dibandingkan dengan tahun 2012 maka terjadi peningkatan 200.093 ekor atau sebesar
3,9%.Berdasarkan table populasi ternak domba dan sapi potong melebihi target yang sudah
ditetapkan. Khusus untuk penyediaan bibit sapi perah di UPTD Perbibitan ternak tercapai
sesuai target yaitu sebanyak 14 ekor (100%).
Realisasi populasi sapi perah yang tidak mencapai target yang telah ditentukan lebih
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya:
- Berkurangnya populasi sapi perah pada tahun 2012 yang berpengaruh pada perlambatan
pertumbuhan populasi sapi perah.
- Masih tingginya harga pedet pada tahun 2013 mengakibatkan para peternak belum
mampu untuk mengganti sapi perah yang telah terjual sebelumnya sehingga target tidak
dapat dipenuhi.
Realisasi populasi unggas yang tidak mencapai target yang di tentukan lebih disebabkan
oleh beberapa faktor diantaranya:
19
- Masih tingginya harga pakan sehingga kurang menarik minat para peternak untuk
beternak ayam pedaging (Broiler).
- Masih adanya ancaman penyakit unggas membuat peternak mengurangi aktivitas
budidaya ternak unggas.
Sedangkan upaya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bandung melalui Dinas
Peternakan dan Perikanan untuk mendukung peningkatan populasi sapi perah memberikan
beberapa stimulan diantaranya seperti yang terdapat pada tabel dibawah ini:
Tabel 12 Stimulan ternak dari Disnakan tahun 2010-2013
Jenis ternak 2010 2011 2012 2013 Jumlah
Sapi potong (ekor) 6 10 36 134 186
Sapi perah (ekor) 12 15 20 45 92
Domba (ekor) 163 125 360 415 1.063
Kambing (ekor) 20 36 165 53 274
Kelinci (ekor) 200 260 618 946 2.024
ayam buras (ekor) 100 1600 5.405 300 7.405
Itik (ekor) 0 0 1.100 3.990 5.090
ayam pelung (ekor) 147 102 285 138 672
Sumber: DPA bidang Peternakan TA 2010-2013 diolah.
Berdasarkan tabel di atas dapat terlihat bahwa tiap tahunnya stimulan ternak mengalami
peningkatan. Khusus ternak unggas dan kelinci secara akumulasi paling banyak dimana
sampai 2013 mencapai sebanyak 7.405 ekor dan itik 5.090 ekor hal ini merupakan upaya
untuk mengurangi penurunan populasi unggas yang cukup tinggi dan salah satu upaya
untuk substitusi daging.
Gambaran pertumbuhan tiap komoditi untuk ternak ruminansia dapat dilihat pada Grafik
dibawah ini:
Grafik 3. Data Populasi Ternak Ruminansia di Kabupaten Bandung Tahun 2009-2013
-
50.000
100.000
150.000
200.000
250.000
Sapi perah sapi potong Domba2009 28.123 14.611 220.531
2010 29.702 16.658 223.437
2011 36.045 36.849 232.107
2012 31.937 28.067 234.795
2013 32.358 28.745 241.910
Po
pu
lasi
(e
kor)
20
Sumber: Profil Dinas Peternakan dan Perikanan 2012 dan Laporan Tahunan disnakan 2012.
Bardasarkan tabel dapat dilihat bahwa peningkatan populasi domba secarakeseluruhan
menunjukan peningkatan pada setiap tahunnya. Khusus untuk komoditas ternak sapi potong dan
sapi perah nampak berfluktuatif dimana terjadi peningkatan yang cukup tinggi dari tahun 2009
sampai dengan tahun 2011 lalu terjadi penurunan pada tahun 2012 dan meningkat lagi pada
tahun 2013. Kondisi yang berfluktuatif ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya:
a. Sapi Perah
Untuk beberapa sentra sapi perah terjadinya penurunan jumlah populasi dikarenakan
tingginya harga pakan ternak sedangkan harga jual susu rendah. Hal tersebut
menyebabkan para peternak memilih untuk beralih fungsi ke sub sektor lain yang lebih
menguntungkan/menjanjikan seperti ke perkebunan (tanam kopi), hortikultura (sayur
mayur), peternakan kelinci atau perdagangan (sapi perah dijual untuk dipotong pada saat
harga daging sapi sedang tinggi) dikarenakan nilai tambah yang lebih baik dibandingkan
dengan ternak sapi. Ini terjadi di daerah kecamatan pangalengan, pasirjambu, kertasari dll.
b. Sapi Potong
- Tingginya harga anak sapi yang mencapai 7 juta s.d 9 juta (thn 2013) dibandingkan
dengan harga di tahun 2012 sekitar 3,5 juta s.d 4,5 juta per ekor. Sehingga peternak sapi
yang memelihara sapi dengan tujuan untuk penggemukan kemudian setelah dijual tidak
lagi melakukan usaha tersebut karena ketidakmampuan membeli anakan dengan harga
yang tinggi.
- Kelangkaan anakan/bakalan sapi juga disebabkan karena pengurangan“keran impor”
sehingga perusahaan penggemukan sapi yang biasanya lancar menjadi tidak lancar. Dalam
keadaan normal perbandingan ternak sapi penggemukan 90 persen berasal dari impor
dan 10 persen berasal dari lokal. Agar usaha tetap beroperasi maka perusahaan mengambil
kebijakan merubah komposisi 40 persen bakalan sapi impor dan 60 persen bakalan sapi
lokal.
Sedangkan untuk ternak unggas, terutama untuk ternak ayam buras meningkat dengan rata-rata
pertumbuhan mencapai 6,81%. sedangkan untuk ternak ayam petelur, pedaging, dan itik
nampak berfluktuatif dimana puncak populasi berada pada tahun 2010 untuk ternak ayam
petelur dan tahuun 2011 untuk itik dan ayam pedaging lalu pada tahun 2013 mengalami
peningkatan.
Gambaran pertumbuhan untuk tiap komoditi ternak unggas dapat dilihat pada grafik dibawah
ini.
Grafik 4. Data Populasi Ternak unggas di Kabupaten Bandung Tahun 2009-2013
21
Sumber: Profil Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2012 dan Laporan Tahunan 2012.
3. Sasaran ketiga: Mendorong Peningkatan produksi peternakan.
Indikator ini memiliki keterkaitan yang erat dengan indikator populasi yang biasanya
berbanding lurus jadi jika populasi meningkat maka produksi produk peternakan juga akan
meningkat dan sebaliknya. Indikator ini ditetapkan untuk menggambarkan tentang proses
dukungan pemerintah dalam proses penyediaan produk peternakan. Adapun indikator yang
digunakan untuk sasaran ini terurai sebagai berikut:
Tabel 13.Perbandingan target dan realisasi indikator sasaran ketiga tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
Realisasi
tahun
2012
- Pemotongan ternak di RPH 14.280 14.830 103,90 12.960
- Meningkatkan produksi:
a. Daging (Ton) 28.873 28.799 99,74 27.839
b. Telur (Ton) 7.745 7.639 98,63 7.297
c. Susu (Ton) 60.831 59.937 98,53 59.157
Sumber laporan kegiatan bidang peternakan 2013
Berdasarkan tabel diatas terlihat pencapaian pada semua indikator tidak sesuai dengan yang
telah ditargetkan kecuali untuk indikator pemotongan di RPH yang dapat terealisasi sebesar
14.380 ekor (103,90%) dari target pemotongan sebesar 14.280 ekor. Pemotongan yang
cukup tinggi ini lebih didorong oleh cukup tingginya pemotongan seiring dengan menin
gkatnya kebutuhan akan daging yang HAUS atau sesuai dengan standar yang ditentukan.
Namun jika produksi tahun 2013 ini dibandingkan dengan tahunsebelumnya(2012), maka
secara kuantitas menunjukan peningkatan.Produksi daging meningkat sebanyak 960 ton
atau 3,4 %.Produksi telur juga mengalami peningkatan sebesar 4,6% atau sebanyak 342
-
1.000.000
2.000.000
3.000.000
4.000.000
5.000.000
Ayam buras Ayam Petelur Ayam Pedaging
Itik
2009 1.372.951 383.612 3.657.911 359.662
2010 1.373.201 501.917 4.383.865 438.561
2011 1.644.558 443.951 4.920.976 477.430
2012 1.863.970 414.129 2.443.390 389.739
2013 1.881.491 436.663 2.584.107 409.861
Po
pu
lasi
(e
kor)
22
Ton. Selain itu, produksi susu meningkat sebesar 1,3 % atau 780 ton jika dibandingkan
dengan tahun 2013.
Evaluasi produksi produk peternakan untuk 5 tahun kebelakang nampak berfluktuatif
terutama untuk produksi daging dimana puncak produksi tercapai pada tahun 2010
selanjutnya menurun pada tahun 2012 dan meningkat lagi pada tahun 2013. Hal ini
merupakan efek domino dari tidak tercapainya populasi ternak unggas dan ternak
ruminansia besar, sehingga penyediaan daging, telur dan susujuga terpengaruhi.
Grafik data produksi Daging, Telur dan Susu di Kabupaten Bandung dari tahun 2009
sampai 2013 dapat dilihat dibawah ini:
Grafik 5. Data Produksi Daging, Telur, dan Susu di Kabupaten Bandung Tahun 2009-2013
Catatan: Data Produksi 2009-2013 merupakan data produksi bersih.
Sumber: Kompulasi data laporan tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2009-
2012.
Upaya tindaklanjut yang dilakukan ialah terutama untuk mengejar produksi telur maka
perlu dilakukan kebijakan khusus yang mendukung peningkatan produksi telur seperti
pencegahan penyakit unggas yang lebih intensif, meningkatkan dan mengupayakan
penyediaan agroinput produksi yang berasal dari hasil local sehingga biaya produksi dapat
ditekan. Hal ini memerlukan kerjasama dengan dinas lain seperti pertanian, Badan
penyuluhan dan Ketahanan pangan, serta stakeholder lainnya.
4. Sasaran Keempat: Peningkatan produksi ikan konsumsi, benih dan ikan olahan. Indikator ini ditetapkan untuk mengukur kinerja proses pembangunan Dinas Peternakan dan
Perikanan dalam penyediaan produk asal ikan. Adapun indikator yang ditetapkan terurai
sebagai berikut:
Tabel 14.Perbandingan target dan realisasi indikator sasaran keempat tahun 2013
-
10.000
20.000
30.000
40.000
50.000
60.000
70.000
Daging Telur susu2009 40.912 7.128 59.534
2010 45.183 8.323 62.876
2011 57.356 7.823 67.429
2012 27.839 7.297 59.157
2013 28.799 7.639 59.937
Pro
du
ksi (
ton
)
23
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
Realisasi
2012
Peningkatan produksi Benih ikan (ribu ekor)
1.409.962 1.410.650 100,05 1.317.721
Peningkatan produksi Ikan konsumsi (Ton)
10.750,16 11.131,14 103,54 10.281
Peningkatan produksi
Ikan Olahan (Ton)
12.789,52 13.003,55 101,67 12.474,92
Tersedianya benih ikan yang berkualitas dan
unggul di BBI (Ekor)
17.173.500 17.173.526 100 16.070.000
Sumber: Laporan pada bidang perikanan dan UPTD BBI 2013
Berdasarkan table diatas semua indikator untuk mencapai sasaran kelima ini melebihi
target.Hal ini lebih dikarenakan oleh usaha pelaku pembudidaya ikan aktif dalam
menerapkan teknologi perikanan dan didukung pula oleh peran serta pemerintah dalam
diiseminasi teknologi serta penyediaan stimulan ikan kepada masyarakat.
Adapun peran pemerintah Kabupaten Bandung melalui dinas peternakan dan perikanan
dalam mendorong peningkatan produksi ikan konsumsi yang mencapai (11.131,14 Ton)
103,54% dari target yang ditetapkan :
a. Memberikan stimulan bantuan kepada masyarakat berupa sarana budidaya dan bibit
ikandari sumber APBN dan APBD kabupaten yaitu dengan kegiatan
pengembangan usaha mina pedesaaan (PUMP APBN) serta bantuan sarana
budidaya perikanan dari APBD Kabupaten.
b. Meningkatkan minat pembudidaya ikan terhadap usaha budidaya ikan lele dikolam
terpal (Balistik) dimana dari tahun 2011-2013 ini pemerintah Kabupaten Bandung
memberikan kolam balistik sebanyak 196 paket dengan uraian sebagai berikut:
Tabel 15.Stimulan Kolam Balistik kepada Masyarakat Tahun 2011-2013
No Jenis Bantuan (kolam
Balistik)
Tahun
2011 2012 2013
1. Kolam balistik 8 terpal 70 unit 118 unit
2. Ikan lele 1 paket Benih Lele
48ribu ekor,
benih udang
galah (30ribu
ekor)
132.200 ekor
3. Pakan 100 Kg 5600 Kg 2.730 Kg
Sumber: Laporan Kegiatan Bidang Perikanan Tahun 2013
c. Bantuan lain yang menunjang peningkatan produksi ikan konsumsi :
- Benih ikan nila uk. 5-8 cm 200 kg; pakan 400 kg
- Benih ikan nila 3-5 cm 250 liter; pakan 300 kg
- Benih ikan mas uk. 5-8 cm 300 kg ; pakan 450 kg
24
- Benih lele uk. 7-9 cm 60.000 ekor; pakan 2.160 kg
- Benih udang galah 20.000 ekor; pakan 250 kg
d. Ikan Hias :
- Induk koki 80 ekor.
- Induk lobster 7 paket
- Induk koi 170 ekor
Adapun data produksi ikan konsumsi di Kabupaten Bandung untuk tahun 2009-2013 dapat
digambarkan pada Grafik dibawah ini:
Grafik 6. Data Produksi Ikan di Kabupaten Bandung Tahun 2009-2013
Sumber: Kompulasi data laporan tahunan Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2009-
2012.
2009 2010 2011 2012 2013
Ikan Konsumsi 7.718 8.112 8.695 10.398 11.131
-
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
Pro
du
ksi (
ton
)
25
Perkembangan produksi benih ikan pertahun dapat dilihat pada grafik dibawah ini:
Grafik6.Produksi Benih ikan di Kabupaten Bandung Tahun 2009-2013.
Sumber: Kompilasi Laporan Tahunan Disnakan tahun 2009-2011.
berdasarkan tabel diatas maka dapat dilihat perkembangan produksi benih ikan di
Kabupaten Bandung menunjukan trend positif hal ini tentunya sangat dipengaruhi oleh
peran para pembenih ikan dilapangan sedangkan pemerintah berperan mebrikan dorongan
serta stimulan untuk mengakselerasi pencapain produksi. Adapun peran pemerintah
Kabupaten Bandung dalam pencapaian produksi benih ini ialah :
a. Memberikan stimulan induk untuk para pembudidaya ikan. Dimana jumlah induk
yang diberikan dari tahun 2010-2012 dapat dilihat pada tabel 17 dibawah ini.
Tabel 16. Jumlah Stimulan induk ikan tahun 2010-2013
No Jenis Bantuan Tahun
2010 2011 2012 2013
1. a. Calon Induk ikan mas 80 Kg - 900 Kg 1.150 kg
b. Calon induk Nila 5 paket - - 14 paket
c. Calon induk Lele 5 paket 35 paket 16 paket 136 paket
2. Pakan 700 Kg 1700 Kg 6820 Kg 8.547 kg
3. Kakaban - - 96 buah 450 buah
4. Pupuk - 650 kg - -
4. Waring - - - 14 buah
5. Lambit - - - 7 buah
Sumber: Laporan Kegiatan Bidang Perikanan Tahun 2012
-
200.000
400.000
600.000
800.000
1.000.000
1.200.000
1.400.000
1.600.000
2009 2010 2011 2012 2013Benih Ikan 1.004.640 1.088.942 1.188.641 1.317.721 1.410.650
Pro
du
ksi (
Rib
ek)
26
selain itu uga pada tahun 2013 ini diberikan beberapa stimulan lain yang dapat
meningkatkan produksi benih perikanan diantaranya:
- Pengadaan benih ikan mas (uk. 1-3 cm) sebanyak 2.500 liter
- Pengadaan benih ikan nila ukuran 3-5 cm sebanyak 650 liter
- Pengadaan pakan ikan sebanyak 1.174 Kg
- Peralatan Budidaya perikanan (waring, ayakan, sirib, blower, pompa, timbangan,
dan bak fiber tertutup) sebanyak 104 buah.
b. Peningkatan Pengetahuan SDM pembenih ikan dengan bimbingan teknis dan
pelatihan.
c. Fasilitasi sertfikasi CPIB untuk para pembenih ikan.
Sebagai upaya untuk meningkatkan nilai jual dan daya saing produksi perikanan
pembudidaya dapat mengolah produk ikan menjadi beberap jenis produk diantaranya,
pindang, baso, abon dan lainnya. Adapun produksi olahan di Kabupaten Bandung dari tiap
tahunnya menunjukan peningkatan hal ini dapa dilihat pada table dibawah ini:
Tabel 17. Produksi Olahan Kabupaten Bandung Tahun 2010-2012
No Jenis Olahan 2010 (Kg) 2011 (Kg) 2012 (Kg) 2013 (Kg)
1 Pindang 9,449,285 10,885,151 11,313,027 11,741,942
2 Bakso 888,951 1,024,031 1,113,780 1,207,918
3 Olahan lain 36,957 42,572 48,106 53,685
Jumlah 10,375,193 11,951,755 12,474,915 13,003,546
Sumber: Laporan Kegiatan Bidang Binus Tahun 2010-2013.
Peningkatan produksi olahan asal ikan ini merupakan peran aktif masyarakat untuk
meningkatkan nilai ekonomi dari produk peternakan.Selain itu, upaya masyarakat ini
didukung oleh pemerintah Kabupaten Bandung melalui kegiatan pelatihan, stimulan bahan
dan sarana pengolahan produk ikan, serta kegiatan lainnya.
5. Sasaran keenam: Fasilitasi Rekomendasi pelayanan perizinan usaha perikanan. Indikator ini ditetapkan untuk mengukur kinerja dinas dalam memfasilitasi pelaku
perikanan jika ingin mendirikan perusahaan/ usaha kecil pada bidang perikanan. Adapun
indikator yang ditetapkan terurai sebagai berikut:
Tabel 18.Perbandingan target dan realisasi indikator sasaran kelima tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%) Capaian 2011
Jumlah rekomendasi izin usaha perikanan yang
ditebitkan (orang)
20 31 155 32
Berdasarkan pada tabeldiatas dapat dilihat bahwa rekomendasi untuk pembuatan usaha
perikanan dari 20 orang yang menjadi target ternyata dapat terealisasi sebanyak 31
orangatau 155%. Pencapaian yang cukup ini dikarenakan oleh kesadaran masyarakat akan
pentingnya kelengkapan administrasi/SIUP.
27
Jumlah pembudidaya ikan yang mendapatkan rekomendasi pada tahun 2011-2013 seperti
terdapat pada dibawah ini.
Tabel 19. Jumlah kelompok/ pelaku usaha perikanan yang mendapat SIUP-Perikanan
Tahun 2011-2013
No Jenis Usaha Tahun
2011 2012 2013
1 Budidaya ikan (orang) 10 27 21
2 Pembenihan (orang) 0 1 2
3 Pembesaran ikan (orang) 0 1 5
4 Pemancingan ikan (orang) 0 3 3
Jumlah 10 32 31
Sumber: Laporan Kegiatan Binus tahun 2011-2013
Berdasarkan tabel jika dibandingkan antara tahun 2013 dengan tahun 2012 maka dapat
terlihat peningkatan yang tinggi terdapat pada jenis usaha pembesaran ikan sebanyak 4
orang. Pada izin usaha budidaya ikan sebaliknya mengalami penurunan sebanyak 6 orang
jika dibanding tahun sebelumnya hal kemungkinan meningkatnya minat pembesar ikan
seiring dengan semakin tingginya kebutuhan akan konsumsi ikan yang meningkat.
6. Sasaran Keenam: Peningkatan sarana pemasaran dan rekomendasi perizinan usaha peternakan. Penetapan indikator sasaran ini ialah untuk mengukur kinerja dinas dalam memfasilitasi
pelaku peternakan jika ingin mendirikan perusahaan/ badan usaha pada bidang peternakan.
Adapun indikator yang ditetapkan terurai sebagai berikut:
Tabel20.Perbandingan target dan realisasi indikator sasaran keenamtahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian (%)
Realisasi
tahun
2012
Jumlah rekomendasi
izin usaha peternakan yang diterbitkan
(orang)
10 6 60
12
Penyediaan sarana dan
prasarana Pasar Hewan
(FS pasar hewan) (paket)
1 1 100 -
Sumber: Laporan Kegiatan Binus 2013
Berdasarkan tabel 17 diatas dapat dilihat bahwa realisasi perizinan untuk usaha peternakan
pada tahun 2013 dimana target yang sudah ditetapkan sebanyak 10 orang dapat terealisasi
sebanyak 6 orang.Adapun data mengenai jumlah rekomendasidapat dilihat pada dibawah
ini.
28
Tabel 21. Jumlah peternak yang mendapat rekomendasi peternakan tahun 2010-2013
No Jenis Usaha/
Rekomendasi
Tahun
2010 2011 2012 2013
1 Pemotongan Ayam
(orang)
1 3 1 0
2 Ayam petelur (orang)
(Budidaya)
2 1 0 0
3 Ayam pedaging
(Budidaya)
2 2 1 0
4 Sapi potong/ kerbau
(Ternak Masuk)
0 1 5 0
5 Budidaya ternak sapi
(ternak masuk)
0 0 0 3
5 Sapi perah 0 0 0 0
6 Rekomendasi KKPE 0 0 5 3
Jumlah 6 7 12 6
Sumber: Laporan kegiatan binus tahun 2010-2013
Realisasi rekomendasi ternak hanya tercapai sebesar 60% hal ini dikarenakan oleh
sedikitnya lalu lintas ternak seiring dengan masih tingginya harga ternak serta masih
dibatasinya pemasukan ternak dari luar negeri oleh pemerintah pusat.
Khusus untuk pembangunan pasar hewan Feasibility Study telah selesai dilaksanakan
dimana lokasi pembangunan berada di Desa Majasetra Kecamatan Majalaya.Berdasarkan
kajian tersebut pada tahun 2014 mulai dilakukan pengurugan dan pembangunan pasar
hewan. Diharapkan dengan terbangunnya pasar hewan maka pasar hewan ini bisa menjual
ternak sapi sebanyak 100 ekor/minggu dan ternak domba sebanyak 50 ekor/minggu.
7. Sasaran ketujuh: Peningkatan kesehatan hewan/ ternak/ ikan.
Indikator sasaran ini ditetapkan untuk mengukur kinerja dinas dalam pelayanan kesehatan
hewan dan ikan. Adapun uraian indikator dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 22. Perbandingan target dan realisasi indikator sasarantahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
Realisasi
2012
Pelayanan Kesehatan
ternak/hewan 45.000 ekor
9.075 9.658 106,42 12.232
Penanggulangan PHMS (untuk
5 penyakit ternak/ hewan)
32.889 ekor
56.500 61.244 108,40 57.196
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa capain pada tahun 2013 dari 3 indikator terdapat 2
indikator yang melampaui target, 1 indikator dapat dilaksanakan 100%. Pada target realisasi
pelayanan kesehatan ternak/ hewan oleh UPTD Puskeswan dan laboratorium realisasi
29
pelayanan mencapai 103,29% dari target 9.350 ekor dapat direalisasikan pelayanan
sebanyak 9.658 ekor.Pencapaian yang melebihi target sebesar 3,29% dikarenakan adanya
bantuan obat-obatan, vitamin, dan atibiotik dari APBD provinsi Jawa Barat sebanyak 3.000
dosis. Obat-obatan bantuan tersebut telah dialokasikan pada tahun 2013 sebanyak 308 dosis
untuk 125 ekor ternak besar dan 183 ternak kecil sedangkan sisanya akan dialokasikan pada
tahun 2014.
a. Pengendalian AI dan ND
Pada tahun 2013, target daerah vaksinasi AIND merupakan daerah endemik AI atau Flu
Burung di tahun 2012 maupun daerah baru di tahun 2013. Sumber Vaksin AI berasal dari
APBD Kabupaten sejumlah 50.000 dosis. Uraian pelaksanaan vaksinasi AIND tahun 2013
ialah sebagai berikut:
Tabel 23. Target dan Hasil Vaksinasi AIND pada Tahun 2013
Target Lokasi Target
Populasi
(ekor)
Terealisasi
Realisasi Jumlah
Populasi
(ekor) Puskeswan Kecamatan Desa
Katapang
Rancaekek Sangiang 2.000 √ 6.369
Sukamanah 2.000 √ 3.971
Bojongsoang Cipagalo 2.000 √ 2.259
Tegaluar 2.000 √ 1.487
Cicalengka Panenjoan 2.000 √ 2.368
Waluya 2.000 √ 1.613
Cileunyi Cimekar 2.000 √ 2.086
Katapang Pangauban 2.000 √ 1.960
Gandasari 2.000 √ 1.797
Jumlah 23.910
Pasir Jambu
Soreang Panyirapan 2.000 √ 5.354
Sukanagara 4.529
Ciwidey Panyocokan 2.000 √ 2.700
Kutawaringin Gajahmekar 2.000 √ 2.790
Jumlah 15.373
Pangalengan
Banjaran
Mekarjaya 2.000 √ 1.653
Neglasari 2.000 √ 1.409
Margahurip 2.000 √ 1.623
Cimaung Jagabaya 2.000 √ 959
Cikalong 2.000 √ 579
Pangalengan Lamajang 2.000 √ 536
Arjasari Patrolsari 2.000 √ 427
Jumlah 7.186
Kertasari Pacet Cipeujeuh 2.000 √ 1.476
Maruyung 2.000 √ 744
30
Target Lokasi Target
Populasi (ekor)
Terealisasi
Realisasi
Jumlah Populasi
(ekor) Puskeswan Kecamatan Desa
Paseh Cijagra 2.000 √ 506
Cipedes 2.000 √ 444
Solokan
Jeruk
Padamukti 2.000 √ 361
Cibodas 2.000
Jumlah 3.531
Baleendah
Manggahang 2.000 −
Rancamanyar 2.000 −
Sumber Laporan Kegiatan Keswan 2013
Kecamatan Baleendah dan Desa Cibodas Kecamatan Solokan Jeruk yang menjadi target
vaksinasi tidak dilakukan karena berdasarkan pemantauan lapangan populasi unggas di
lokasi sudah berkurang dan perwakilan masyarakat memohon untuk dilakukan desinfeksi.
Sementara realisasi jumlah populasi yang divaksin ada yang lebih dan ada yang kurang dari
target dikarenakan lalu lintas unggas yang masih belum dapat diprediksi dengan pasti.
Jumlah pelaksanaan vaksinasi sebagai upaya pengendalian AI dan ND dari tahun 2008-
2013 dapat terlihat pada tabel 12 dibawah ini:
Tabel 24. Hasil Vaksinasi Unggas dari tahun 2008 – 2013
Jenis Unggas
2008 2009 2010 2011 2012 2013
Ayam 500.572 321.043 189.560 66.032 36.278 30.312
Itik 209.124 91.805 48.427 16.128 9.193 13.281
Entog 68.711 37.861 24.947 16.522 4.176 6.220
Angsa 6.703 4.516 1.205 808 67 185
Burung 14.890 1.775 861 510 286 2
Jumlah 800.000 457.000 265.000 100.000 50.000 50.000
Pada tahun 2013 jumlah yang divaksin sama dengan jumlah yang divaksin pada tahun 2012
yaitu 50000 ekor unggas. Jumlah tersebut sudah terealiasai sesuai dengan target.
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa alokasi vaksinasi dari tahun ketahun menurun. Hal
ini terjadi biasanya dikarenakan menurunnya kasus AI dan ND di Kabupaten Bandung.
Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pengendalian penyakit AI dan ND
di Kabupaten Bandung cukup efektif.Untuk itu harus selalu ditingkatkan dalam hal
pemeliharaan kesehatan hewan agar tidak terjadi kenaikan kembali untuk masalah penyakit
AIND ataupun penyakit-penyakit yang lainnya.
b. Surveilance dan Monitoring AI dan ND
Dinas Peternakan melakukan surveilance AI dan ND adalah untuk melihat titer antibody
dari vaksinasi yang dilaksanakan. Pada tahun 2013, surveilance AI dan ND mengambil 200
sampel darah unggas. Pada Kecamatan Rancaekek dengan hasil diagnosanya adalah
specimen yang diuji titer antibodi AI protektif AI 17% dan specimen yang diuji titer
31
antibodi ND protektif ND 70%.Kecamatan Soreang survailance AIND dilakukan dengan
jumlah 100 sampel. Hasil diagnosanya adalah specimen yang diuji titer antibodi AI
protektif AI 97% dan specimen yang diuji titer antibodi ND protektif ND 99%. Berdasarkan
hasil tersebut dapat diketahui bahwa penyakit AI dan ND masih rentan. Untuk itu perlu
ditingkatkan kembali kebersihan yang mencakup pada pemeliharaan unggas seperti
kebersihan kandang, kebersihan lingkungan kandang ataupun kebersihan penjaga kandang.
c. Pengendalian Penyakit Brucelosis
Pada tahun 2013, vaksinasi Brucellosis dilakukan pada bulan Agustus di tiga kecamatan
yaitu Pangalengan, Kertasari dan Cilengkrang. Uraian pelaksanaan kegiatan vaksinasi
terurai pada table dibawah ini:
Tabel 25. Hasil Vaksinasi Brucellosis pada Tahun 2013
Kecamatan Tanggal pelaksanaan Jumlah (ekor)
Total
Pedet Dewasa
Pangalengan 27 dan 28 Agustus 120 191 311
Kertasari 27 dan 28 Agustus 120 319 439
Cilengkrang 27 dan 28 Agustus 80 299 379
Jumlah 1129
Pada tahun 2013, vaksinasi Brucellosis terjadi penurunan dari tahun
sebelumnya,dikarenakan berkurangnya populasi yang divaksin dan adanya mutasi hewan ke
luar Kabupaten Bandung. Data hasil vaksinasi brucellosis dari tahun 2009-2013 dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 26. Data Hasil Vaksinasi Brucellosis pada tahun 2009-2013
Jumlah ternak sapi yang di vaksin
2009 2010 2011 2012 2013
0 1.074 2.817 1.696 1.129
d. Surveilance dan monitoring :
Berdasarkan rencana surveilance yang akan dilaksanakan yaitu untuk melihat titer antibody
dari vaksinasi yang dilaksanakan. Dari hasil uji laboratorium untuk Desa Nagrak
Kecamatan Pacet diambil 22 sampel dengan hasil negatif brucellosis. Namun terdapat 3
sampel positif brucellosis di Kecamatan Pangalengan.
Monitoring penyakit brucellosis yang dilakukan di peternak sapi perah binaan KUD Pasir
Jambu dengan hasil pemeriksaan dari 45 sampel darah menunjukkan enam ekor sapi
terjangkit penyakit brucellosis. Vaksinasi brucellosis di Kecamatan Cilengkrang, Kertasari
dan Pangalengan merupakan vaksinasi ulangan dari tahun 2012.
32
e. Pengendalian Rabies
Pada tahun 2013, vaksinasi rabies sebanyak 5.000 HPR, dilakukan di 27 kecamatan dengan
sumber pengadaan vaksin dari APBD provinsi 1.000 dosis, APBD kabupaten 3.000 dosis,
dan APBN 2.000dosis. Daerah vaksinasi yaitu daerah resiko tinggi / pernah ada laporan
kasus penggigitan, daerah perbatasan dengan Kab/ Kota yang resiko tinggi rabies dan
populasi HPR yang tinggi, dimana selama 3 tahun terakhir belum diintervensi dengan
kegiatan vaksinasi.
Target populasi vaksinasi rabies sebanyak 5.000 HPR dan untuk tahun 2013 ini target
tersebut sudah terealisasi. Petugas yang melakukan vaksinasi adalah THL Paramedik
Deptan sebanyak 8 orang dibantu dengan kurang lebih 3 orang Kader Penanggulangan
PHMS di setiap desa target. Uraian pelaksanaan kegiatan vaksinasi terurai pada table
dibawah ini:
Tabel 27. Pelaksanaan Vaksinasi Rabies Persumber Anggaran Tahun 2013
Sumber Vaksin
Nama Vaksin Jumlah Bulan Penerimaan
Pelaksanaan Jumlah
APBD II Defensor+Kartu 3000 25 Maret
2013
April 1.500
Mei 1.176
Mei 824
APBD I Rabisin 1000 6 Mei 2013 Oktober 1.000
APBN Biocan 2000 Mei 2013 Juni 750
Oktober 500
Adapun hasil vaksinasi rabies pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 28. Hasil Vaksinasi Rabies Tahun 2013 Bulan
Vaksinasi Puskeswan
Anjing Kucing Kera Total
Jantan Betina Jantan Betina Jantan Betina
Apr-14
Katapang 137 136 75 49 0 0 397
Pasir Jambu 170 166 76 97 0 0 509
Pangalengan 101 94 62 69 0 0 326
Kertasari 134 76 69 63 0 0 342
Mei-14
Katapang 112 105 38 35 0 0 290
Pasir Jambu 125 102 102 53 0 0 382
Pangalengan 133 79 42 30 0 0 284
Kertasari 80 61 49 30 0 0 220
Jun-14
Katapang 46 38 55 52 0 0 191
Pasir Jambu 88 88 68 76 0 0 320
Pangalengan 14 34 42 44 0 0 134
Kertasari 22 31 27 25 0 0 105
Okt-14
Katapang 89 94 98 101 0 0 382
Pasir Jambu 158 173 140 169 0 0 640
Pangalengan 62 86 57 63 0 0 268
Kertasari 52 55 55 48 0 0 210
Jumlah 5.000
33
Tabel tersebut menunjukkan bahwa hasil vaksinasi rabies sudah terealisasi yaitu 5.000 ekor
HPR. Pada vaksinasi rabies tahun 2013 tidak ada hewan kera yang divaksin. Adapun uraian
kegiatan vaksinasi dari tahun 2008-2013 dapat terlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 27. Hasil Eliminasi HPR tahun 2008-2013
D
a
p
a
t diketahui dari tabel di atas bahwa adanya penurunan untuk melakukan vaksinasi rabies.
Hal ini dikarenakan berkurangnya populasi HPR.
Upaya pengendalian rabies selain vaksinasi dilakukan juga eliminasi terhadap HPR (Hewan
Pembawa Rabies). Tahun 2013 ini dlaksanakan eliminasi HPR dengan jumlah hewan yang
dimusnahkan sebanyak 280 ekor. Jumlah HPR yang dieliminasi dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 29. Eliminasi HPR tahun 2013
Tahun Kec. Lokasi
HPR yang dieliminasi
(Ekor) Total
(Ekor) Anjing Kucing Kera
2009 24 52 1.030 110 1.140
2010 335 165 500
2011 17 29 241 9 250
2012 25 34 349 1 0 350
2013 8 16 193 87 0 280
Dari tabel hasil eliminasi HPR pada tahun 2013 terjadi penurunan, karena adanya
penurunan populasi. Penurunan populasinya karena sudah dilakukan eliminasi sebelumnya
dan adanya mutasi ke luar Kabupaten Bandung.
f. Surveilance dan Monitoring Rabies.
Pada tahun 2013 surveilance rabies dilakukan untuk mengetahui titer antibodi post
vaksinasi. Kegiatan yang dibiayai oleh APBD Kabupaten sebanyak 20 sampel diambil di 2
Kecamatan ( Soreang dan Cilengkrang ), sementara 6 lokasi lainnya merupakan kegiatan
active service dari BPPV Subang. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa hasil vaksinasi
protektif bagi HPR. Sementara hasil negatif sebaiknya ditindaklanjuti dengan vaksinasi
ulangan untuk meningkatkan kekebalan.
Dalam pelaksanaan pengendalian penyakit ternak di wilayah agar lebih optimal, Dinas
Peternakan dan Perikanan mempunyai Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskeswan
Tahun Jenis HPR Yang di Vaksin ( Ekor )
Anjing Kucing Kera Jumlah
2008 3.284 715 1 4.000
2009 4.513 464 23 5.000
2010 5.090 765 45 5.900
2011 4.314 681 5 5.000
2012 3.449 1751 0 5.200
2013 2.941 2059 0 5.000
34
dan Laboratorium. UPTD ini memiliki tempat pelayanan di Kecamatan Katapang dan
Pasirjambu.
8. Sasaran kedelapan: Peningkatan kesmavet untuk mendukung jaminan keamanan
pangan.
Sasaran ini ditetapkan untuk mengukur kinerja dinas dalam menjamin penyediaan Pangan
asal hewan yang sehat. Adapun indikator yang ditetapkan ialah sebagai berikut:
Tabel 30.Perbandingan target dan realisasi indikator sasarankedelapan tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%) Realisasi
2012
Pengawasan dan pembinaan pelaku penghasil PAH (orang)
240 240 100 240
Pengawasan kualitas produk PAH(Sampel)
160 100 62,50 100
Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa capain pada tahun untuk indikator ini sebesar 100%
untuk pengawasan dan pembinaan pelaku penghasil. Pada indikator pengawasan kualitas
PAH dari target renstra/ renja 160 sampel pada tahun 2013 ternyata cuma terealisasi
sebanyak 100 sampel atau 62,5%.Pencapaian pengawasan kualitas PAH yang tidak tercapai
dikarenakan oleh adanya efisiensi anggaran untuk pelaksanaan kegiatan prioritas lainnya.
9. Sasaran Kesembilan: Peningkatan pemanfaatan hasil ikutan produksi peternakan serta
penerapan teknologi peternakan.
Sasaran ini ditetapkan untuk mengukur kinerja dinas dalam menanggulangi efek samping
dari proses pembangunan peternakan dan perikanan kepada lingkungan. Adapun indicator
yang digunakan antaralain:
Tabel 31.Perbandingan target dan realisasi indikator sasaran kesembilan tahun 2013
Indicator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%)
Realisasi
2012
Terlaksananya penerapan teknologi Biogas(unit)
46 24 52,17 40
Terlaksananya penerapan
teknologi kompos (unit)
35 20 57,14 30
Penyediaan sarana prasarana peternakan (paket)
20 55 275 10
Berdasarkan tabel pelaksanaanaan pemanfaatan hasil ikutan dari produksi peternakan
berupa pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas dapat dicapai 52,17% adanya perubahan
bahan pembuat biogas dari bahan plastik ke fiber dan beton dengan harapan agar biogas
dapat lebih bertahan lama.Berdasarkan kondisi tersebut maka target yang ditetapkan tidak
dapat tercapai karena harga biogas dengan bahan fiber dan beton ini mencapai 3-5 kali
biogas dengan bahan plastik. Khusus untuk pemanfaatan kotoran menjadi kompos dari
target 35 buah pada renstra/renja 2013 hanya dapat terealisasi sebanyak 20 buah hal ini
35
lebih dikarenakan oleh terjadinya peningkatan harga pada peralatan kompos yang
mengakibatkan berkurangnya jumlah penerima bantuan kompos jika dibandingkan dengan
target renstra yang sudah ditetapkan. Selain itu, adanya penambahan realisasi penyediaan
sarana prasarana peternakan yang ditargetkan hanyan 20 paket menjadi 55 paket sebagian
anggarannya merupakan alihan dari pengadaan teknologi dan biogas, terutama untuk
pengadaan sarana teknologi pakan ternak sebagai upaya untuk pemecahan masalah kualitas
pakan yang masih rendah.
10. Sasaran kesepuluh: Mendorong terwujudnya sistem pengelolaan Sumber daya
perikanan yang berwawasan lingkungan.
Sasaran ditetapkan untuk mengukur kinerja proses pembangunan perikanan dihubungkan
dengan kelestarian lingkungan perikanan. Adapun indicator yang ditetapkan ialah:
Tabel 32.Perbandingan target dan realisasi indikator sasaran tahun 2013
Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian
(%) Realisasi
2012
Pembentukan Culture Base Fishery (CBF) disetiap perairan umum
(paket)
1 1 100 1
Restocking di perairan umum (liter) 1.650 1.690 102,42 1.455
Berdasarkan tabel dapat dilihat semua target yang ditetapkan dapat teralisasi secara
keseluruhan (100%).Khusus untuk sub-kegiatan restocking, dapat melebihi target yang
ditetapkan karena berdasarkan evaluasi, minat masyarakat untuk memanfaatkan ikan dari
perairan umum semakin tinggi sehingga perlu dilakukan penambahan jumlah ikan
restocking sebanyak 40 liter.
3.3. Analisis Akuntabilitas Keuangan
1. Belanja Tidak Langsung
Realisasi anggaran Belanja Tidak Langsung berkaitan erat dengan kondisi kepegawaian
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung.Di dalamnya meliputi Belanja Gaji
dan Tunjangan Pegawai, serta Tambahan Penghasilan Pegawai.
Adapun uraian realisasi Belanja Tidak Langsung adalah sebagai berikut :
Tabel 33. Uraian target dan realisasi belanja tidak langsung pada Dinas Peternakan dan
Perikanan tahun 2013
Kode Rekening Uraian Target Realisasi Capaian
(%)
5 1 BELANJA TIDAK
LANGSUNG
5.873.383.655 5.078.657.559 86,47
5 1 1 BELANJA PEGAWAI 5.873.383.655 5.078.657.559 86,47
5 1 1 01 GAJI DAN
TUNJANGAN
4.807.853.000 4.062.668.059 84,50
5 1 01 01 01 Gaji Pokok PNS 3.584.932.000 3.051.550.940 85,12
36
Kode Rekening Uraian Target Realisasi Capaian
(%)
5 1 1 01 02 Tunjangan Keluarga 339.724.000 321.127.581 94,53
5 1 1 01 03 Tunjangan Jabatan 270.008.000 258.185.000 95,62
5 1 1 01 04 Tunjangan Fungsional 22.584.000 19.665.000 87,07
5 1 1 01 05 Tunjangan Umum 125.789.000 116.820.000 92,87
5 1 1 01 06 Tunjangan Beras 396.926.000 235.262.000 59,27
5 1 1 01 07 Tunjangan PPH 67.757.000 59.995.070 88,54
5 1 1 01 08 Pembulatan Gaji 133.000 62.468 46,97
5 1 1 02 Tambahan Penghasil
PNS
1.035.769.500 1.015.989.500 98,09
5 1 1 02 01 Tambahan Penghasil
Berdasarkan Beban Kerja
790.169.500 781.949.500 98,96
5 1 1 02 07 Tambahan penghasilan
berdasarkan obyektif
lainnya
245.600.000 234.040.000 95,29
5 1 1 06 Insentif Pemungutan
Retribusi Daerah
29.761.155 0 0
5 1 1 06 01 Insentif Pemungutan
Retribusi Daerah
29.761.155 0 0
Sumber : Laporan Relisasi anggaran pada Sub Bagian Keuangan
Gambaran umum pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan pada akhir Tahun
2013(Desember) adalah sebagai berikut :
Struktur pegawai berdasarkan Golongan :
Golongan IV c :1 orang
Golongan IV b :2 orang
Golongan IV a :5 orang
Golongan III d :14 orang
Golongan III c :12 orang
Golongan III b :16 orang
Golongan III a : 6 orang
Golongan II c :4 orang
Golongan II b :18 orang
Golongan II a :3 orang
Golongan I d :2 orang
Golongan Ib :1 orang
Jumlah :84 orang
Sedangkan berdasarkan Perda Nomor 20 tahun 2007 struktur organisasi Dinas
Peternakan dan Perikanan terdiri dari :
Eselon IIb : 1 orang
Eselon IIIa : 1 orang
Eselon IIIb : 4 orang
Eselon IVa :19 orang
37
Eselon IVb :4 orang
Jumlah : 29 orang
2. Belanja Langsung
Besarnya alokasi anggaran Belanja Langsung Dinas Peternakan dan Perikanan pada
Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp.18.447.503.884,- dan dapat terealisasi sebesar
Rp.17.570.889.303 atau 95,25%.
Anggaran tersebut dipergunakan untuk :
a. Belanja Urusan Wajib pada setiap SKPD dari alokasi anggaran sebesarRp.
1.870.838.000,- dan terealisasi sebesar Rp.1.838.419.019,- atau 98,27% dengan sisa
anggaran sebesar Rp. 32.418.981,- Sisa anggaran tersebut berasal dari :
- Negosiasi barang jasa
- Hadiah untuk perayaan hari besar.
- Sisa pembayaran rekening telepon dan listrik.
- Sisa BBM dan Pemeliharaan kendaraan.
- Akomodasi Perjalanan dinas luar daerah
b. Belanja Urusan Pilihan Pertanian sebesar Rp. 10.368.150.384,- dan teralisasi sebesar
Rp. 10.191.004.269,-atau 98,29% dengan sisa anggaran sebesar Rp. 177.146.115,-
Adapun sisa anggaran tersebut berasal dari:
- Hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa
- Rapat pertemuan P2SDS.
- Perjalanan dinas.
- Honorarium pengadaan barang dan jasa
c. Belanja Urusan Pilihan Kelautan dan Perikanan sebesar Rp. 6.208.515.500,- dan
teralisasi sebesar Rp. 5.541.466.015,-atau 89,26% dengan sisa anggaran sebesar Rp.
667.049.485,- Adapun sisa anggaran tersebut berasal dari :
- Hasil negosiasi pengadaan barang dan jasa.
- Perjalanan dinas.
- Honorarium pengadaan barang dan jasa.
Secara rinci pencapaian kinerja keuangan Tahun Anggaran 2013berdasarkan program dan
kegiatan adalah sebagai berikut:
Tabel 34.Ringkasan anggaran Belanja Langsung TA 2013
Koderek
U R A I A N Target (Rp) Realisasi (Rp) % Pro
g Keg
2.05.01 URUSAN WAJIB SETIAP SKPD
1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
753.766.000 735.650.719 97,60
02 Penyediaan Jasa
Komunikasi, Sumberdaya
Air dan Listrik
40.100.000 36.294.434 90,50
38
Koderek U R A I A N Target (Rp) Realisasi (Rp) %
03 Penyediaan Jasa Peralatan
dan Perlengkapan Kantor
12.500.000 12.500.000 100
08 Penyediaan jasa kebersihan
kantor
91.377.000 91.377.000 100
10 Penyediaan Alat Tulis
Kantor
88.221.000 87.487.800 99,16
11 Penyediaan Barang Cetakan
dan Penggandaan
91.008.000 90.379.200 99,30
12 Penyediaan Komponen
Instalasi Listrik / Penerangan Bangunan
Kantor
7.000.000 7.000.000 100
13 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor
146.140.000 145.704.450 99,70
15 Penyediaan Bahan Bacaan
dan Peraturan Perundang-undangan
13.0000.000 13.000.000 100
17 Penyediaan Makanan dan
Minuman
26.300.000 26.300.000 100
18 Rapat Koordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
129.800.000 122.187.835 94,14
20 Rapat Koordinasi dan
Konsultasi Dalam Daerah
77.000.000 77.000.000 100
21 Penunjang Peringatan Hari-Hari Bersejarah (PHHB)
31.320.000 26.420.000 84,35
2 Program peningkatan sarana dan prasarana
aparatur
1.041.546.000 1.029.242.300 98,81
04 Pengadaan Mobil Jabatan 314.000.000 307.885.000 98,05
10 Pengadaan mebeleur 14.000.000 14.000.000 100
22 Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
183.036.000 182.809.300 99,87
24 Pemeliharaan Rutin /
Berkala Kendaraan Dinas / Operasional
515.700.000 509.738.000 98,84
26 Pemeliharaan rutin berkala
perlengkapan gedung kantor
14.810.000 14.810.000 100
5 Program Peningkatan
Kapasitas Sumber Daya Aparatur
10.000.000 8.000.000 80,00
05 Pendidikan dan pelatihan
teknis dinas
10.000.000 8.000.000 80,00
6 Program peningkatan
pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja
dan keuangan
65.526.000 65.526.000 100
01 Penyusunan laporan capaian
dan ikhtisar realisasi SKPD
55.684.000 55.684.000 100
02 Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran
9.842.000 9.842.000 100
JUMLAH URUSAN WAJIB SETIAP
SKPD
1.870.838.000 1.838.419.019 98,27
2.01 (URUSAN PERTANIAN)
39
Koderek U R A I A N Target (Rp) Realisasi (Rp) %
21 Program Pencegahan dan
penanggulangan penyakit ternak
1.394.126.050 1.386.422.984 99,44
02 Pemeliharaan Kesehatan dan Pencegahan Penyakit
Menular Ternak
678.260.550 676.227.450 99,70
03 Pemusnahan Ternak yang terjangkit Penyakit endemik
276.880.000 274.470.534 99.12
06 Pelayanan Kesehatan Hewan
dan Laboratorium
232.531.000 231.001.500 99,34
07 Pengawasan dan pembinaan penerapan kesmavet dan
kesrawan
206.454.500 204.723.500 99,16
22 Program Peningkatan
Produksi Hasil Peternakan
5.210.751.000 5.115.192.230 98,17
01 Pembangunan Sarana Dan Prasarana Perbibitan Ternak
895.281.000 839.181.730 93,73
02 Perbibitan Dan Perawatan
Ternak
1.365.885.000 1.349.364.300 98,79
08 Pengembangan agribisnis peternakan
2.949.585.000 2.926.646.200 99,22
23 Program Peningkatan pemasaran hasil produksi
peternakan
953.290.000 946.535.955 99,29
07 Promosi atas hasil produksi
peternakan unggulan daerah
321.105.000 317.832.355 98,98
14 Pengembangan Pemasaran
dan pengolahan Hasil
Produksi Peternakan
632.185.000 628.703.600 99,44
24 Program Peningkatan penerapan teknologi
peternakan
2.809.983.334 2.742.853.100 97,61
02 Pengadaan sarana dan
prasarana teknologi peternakan tepat guna
1.402.000.000 1.393.383.400 99,38
07 Peningkatan sarana dan
prasarana teknologi Rumah
Potong Hewan
1.407.983.334 1.349.469.700 95,84
JUMLAH URUSAN PERTANIAN 10.368.150.384 10.191.004.269 98,29
2.05 (URUSAN KELAUTAN DAN
PERIKANAN)
20 Program Pengembangan
Budidaya Perikanan
5.652.080.500 4.988.272.215 88,26
01 Pengembangan Bibit Ikan
Unggul
551.625.000 548.219.800 99,38
02 Pendampingan Pada
Kelompok Tani
Pembudidaya Ikan
575.867.500 572.032.090 99,33
03 Kegiatan Pembinaan dan
Pengembangan Perikanan
4.524.588.000 3.868.020.325 85,48
23 Program optimalisasi
pengelolaan dan pemasaran produksi
perikanan
346.845.000 345.138.450 99,50
40
Koderek U R A I A N Target (Rp) Realisasi (Rp) %
07 Pengembangan pengolahan
pemasaran dan pelayanan usaha perikanan
346.845.000 345.138.450 99,50
24 Program pengembangan
kawasan budidaya laut, air
payau dan air tawar
209.590.000 208.055.350 99,26
02 Peningkatan pengendalian penyakit ikan dan lingkungan
kawasan perikanan
209.590.000 208.055.350 99,26
JUMLAH URUSAN KELUTAN DAN
PERIKANAN
6.208.515.500 5.541.466.015 89,26
JUMLAH TOTAL 18.447.503.884 17.570.889.303 95,25
Sumber : Laporan Realisasi anggaran pada Sub Bagian Keuangan 2013. 3. Penerimaan Pendapatan Dinas
Penerimaan PAD dari Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun Anggaran 2013 target
sebesar Rp. 381.993.500,-dapat tercapai pada akhir bulan Desember 2013 sebesar Rp.
382.715.000,- (100,19%).Secara Rinci Target dan Realisasi PAD Dinas Peternakan dan
Perikanan Tahun 2013 tertuang dalam Tabel 31.
Tabel 35. Target dan Realisasi PAD Dinas Peternakan dan Perikanan tahun 2013
No Jenis Pendapatan Target Realisasi
(Rp) (Rp) (%)
1 Retribusi Rumah Potong Hewan 211.440.000 211.660.000 100,10
2 Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
87.253.500 87.255.000 100,02
3 Retribusi Izin Usaha Perikanan 17.600.000 17.800.000 101,14
4 Penjualan Hasil Peternakan 65.700.000 66.000.000 100,46
JUMLAH 381.993.500 382.715.000 100,19
Sumber: Laporan Pertanggung jawaban Penerimaan SKPD tahun 2013
41
Grafik 7 . Pencapaian PAD Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2013
Adapun secara lengkap uraian PAD Dinas Peternakan dan Perikanan adalah
sebagai berikut:
1. Retribusi RPH
Retribusi RPH merupakan salah satu sumber pendapatan yang berasal dari hasil pelayanan jasa
pemotongan di RPH pemerintah yang berjumlah 6 buah yang berlokasi di Ciwidey, Banjaran,
Pangalengan, Solokanjeruk, Cicalengka dan Baleendah (MBC). Selain itu, ada RPH swasta
sebanyak 5 kecamatan yaitu Soreang, Baleendah, Pameungpeuk, Cilengkrang dan Pt. Kadila/
Andini Makmur (Cikancung). Adapun besaran kontribusi beragam disesuaikan dengan potensi,
dan banyaknya ternak yang dipotong di lokasi bersangkutan yaitu berkisar antara Rp.
3.170.000,- (RPH Soreang) s/d Rp. 51.500.000,- (RPH MBC Baleendah). Secara total
sumbangsih PAD tahun 2013 dari sektor ini sebesar Rp.211.660.000,-.
2. RetribusiPenjualan Produksi Usaha Daerah
Kontribusi PAD dari Jenis penerimaan ini menyumbang sebesar Rp 87.255.000. Retribusi
Penjualan produksi usaha daerah ini bersumber dari dua sumber, yaitu:
a. Hasil Penjualan Benih Ikan
Kontribusi dari sumber ini didapatkan dari UPTD pembenihan ikan yang memproduksi
benih ikan sebanyak 17.173.506ekor yang setara dengan Rp. 41.355.000 atau 100,002% dari
target yang ditetapkan.
b. Hasil Penjualan Bibit Ternak
Kontribusi PAD didapat dari penjualan bibit ternak sapi perah sebanyak 14 ekor yang setara
dengan Rp.45.900.000,- atau 100% dari target awal yang ditetapkan.
-
50.000.000
100.000.000
150.000.000
200.000.000
250.000.000
Retribusi Rumah Potong Hewan
Retribusi Penjualan Produksi
Usaha Daerah
Retribusi Izin Usaha Perikanan
Penjualan Hasil
Peternakan
Target 211.440.000 87.253.500 17.600.000 65.700.000
Realisasi 211.660.000 87.255.000 17.800.000 66.000.000
An
ggar
an (
Rp
.)
42
3. Retribusi izin usaha perikanan
Target yang ditetapakan dari sumber retribusi izin usaha perikanan ialah Rp.17.600.000,- dan
dapat terealisasi sebesar Rp. 17.800.000,- atau 101,14%. Adapun uraian PAD dari sumber ini
terdiri dari:
a. Izin usaha budidaya di perairan umum.
Target PAD yang bersumber dari perizinan yang dikeluarkan ditargetkan sebanyak
2 unit atau setara dengan Rp. 200.000,- yang dapat terealisasi 100%.
b. Izin usaha pembudidayaan ikan di air tawar.
Target PAD yang ditetapkan pada pos ini ditetapkan sebesar Rp. 17.400.000,-
dapat terealiasasi sebesar Rp. 17.600.000,- atau 101,15%.Adapun uraian rinci dari
pos ini ialah sebagai berikut:
- SIUP air deras dari target sebesar Rp. 5.111.000,- atau setara dengan 9.975 m2
dapat terealisasi sebesar Rp. 5.111.000,- atau setara dengan 9.975 m2 (100%).
- Retribusi di kolam air tenang dari target sebesar Rp. 2.867.000,- atau setara
dengan 72.400 m2 dapat terealisasi sebesar Rp. 3.067.000,- atau setara 77.450 m
2.
- Retribusi Kolam Penampungan ikan dengan omzet ditargetkan sebesar Rp.
1.750.000,- atau 7 unit dapat terealisasi sebesar Rp. 1.750.000,- atau setara 7 unit
kolam (100%).
- Retribusi kolam ikan pemancingan dari target sebesar Rp. 5.422.000,- setara
13.990 m2 dapat terealisasi sebesar Rp. 5.422.000,- (143.990 m
2) atau 100%.
- SIUP budidaya ikan hias dengan omzet dari target sebesar Rp. 2.250.000,- (7
unit) dapat terealisasi sebesar Rp. 2.250.000,- (7 unit) atau 100%.
4. Retribusi Penjualan Hasil Peternakan
Sumber PAD merupakan hasil dari penjualan produk lainnya dari UPTD Perbibitan
Ternak yaitu penjualan susu. Dari target sebesarRp. 65.700.000,- atau penjualan susu
sebanyak 21.900liter dapat dicapai Rp. 66.000.000,- atas penjualan 22.000 liter susu
atau dapat terealisasi 100,45%.
43
BAB IV P E N U T U P
Secara umum pelaksanaan sasaran dapat berjalan dengan baikyang terdiri atas 10sasaran dan
26indikator hampir semua indikator dapat mencapai target yang sudah ditetapkan bahkan ada beberapa
indikator yang melebihi target yang telah ditetapkan.Pencapaian kinerja Dinas Peternakan dan
Perikanan ditunjang oleh sistem kerjasama yang telah terjalin baik antara Kecamatan, Petugas
Lapangan, Penyuluh dan Dinas Peternakan dan Perikanan yang terkait dengan Misi Dinas yang secara
periodik dan kontinu senantiasa melaksanakan konsolidasi dan koordinasi dengan mengacu kepada
Rencana Strategis yang telah disepakati bersama, sehingga masalah yang muncul pada tahun 2013
dapat diselesaikan dan diatasi bersama.
Laporan Akuntabilitas Kinerja ini bersifat terbuka untuk diperbaiki terus menerus dimasa akan
datang. Laporan ini pula diharapkan dapat dipakai sebagai alat introspeksi berbagai pihak di
lingkungan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung. Kinerja organisasi dinas secara
keseluruhan sebagai bahan evaluasi kewenangan, tugas pokok dan fungsi yang dijalankan Dinas
Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung.
top related