lap survey scabies pediculosis
Post on 30-Nov-2015
40 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI
SURVEI PENYAKIT SKABIES DAN PEDIKULOSIS
DI SD N 1 KENTENG KECAMATAN MADUKARA
Oleh:
1. Ade Saputra (B0903001)
2. Aditya Candra (B0903002)
3. Ajeng Rizky (B0903003)
4. Aji Nurokhim (B0903004)
5. Aji Pratama (B0903005)
POLITEKNIK BANJARNEGARA
PROGRAM STUDI KESEHATAN LINGKUNGAN
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Negara berkembang seperti Indonesia banyak ditemukan penyakit yang
disebabkan oleh serangga. Entomologi merupakan ilmu yang mempelajari
serangga, mencakup artropoda (hewan beruas-ruas) lainnya, seperti pinjal, tungau
dan kutu. Kutu dan tungau biasanya sering menyebabkan infeksi pada kulit
sehingga menimbulkan berbagai macam menular, seperti penyakit scabies dan
pediculus humanus capitis.
Kedua penyakit ini mudah kita temukan pada masyarakat dengan tingkat
sosial ekonomi yang rendah, kebersihan perorangan yang jelek, lingkungan yang
tidak bersih, perilaku yang tidak mendukung kesehatan, serta kepadatan
penduduk. Kemiskinan dan kebersihan perorangan yang jelek merupakan salah
satu faktor yang paling dominan karena penyakit ini sifatnya mudah menular dan
dapat menyerang semua golongan, tanpa membeda-bedakan umur, jenis kelamin
dan status sosial. Namun golongan umur yang sering terkena penyakit tersebut
yaitu anak-anak sampai remaja karena kurangnya kesadaran untuk selalu menjaga
kebersihan pribadi.
B. Tujuan
1. Mengetahui hubungan antara kebersihan yang buruk dengan penyakit
pediculus capitis dan penyakit scabies
2. Mengetahui jumlah siswa yang menderita pediculus capitis dan scabies
BAB II
MATERI
A. Materi
Penelitian ini menggunakan Kuesioner, yaitu suatu teknik pengumpulan
informasi yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan,
perilaku, dan karakteristik beberapa orang di dalam suatu kelompok. Sehingga
didapat suatu data yang akurat untuk menentukan derajat kesehatan dan responden
muridnya yaitu kelas 1 dari SDN 1Kenteng kecamatan Madukara.
B. Metode
Metode praktikum yang digunakan adalah wawancara dan observasi langsung
kepada siswa-siswa SDN 1 Kenteng kecamatan Madukara.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
No Nama Siswa Jenis Kelamin
Umur (tahun)
Pediculus humanus capitis
Scabies Keterangan
1 Abil Nurfidin
Laki-laki 6 - - Keramas 2x seminggu pakai sampo, rambut pendek
2 Chalrani Lailatur Arafah
Perempuan 7 - - Keramas terus, pakai shampo dan rambut panjang
3 Isdieni jumratun chanifah
Perempuan 8 - - Keramas 3x seminggu dan rambut panjang
4 Ahmad Narif Laki-laki 7 - - Kerams 3x seminggu, pake sampo rambut pendek
5 Abid Laki-laki 7 - - Keramas terus dan rambut pendek
6 AlfinaDiani Perempuan 6 + - Jarang keramas dan rambut pendek
7 Khanif Laki-laki 7 - - Kerams terus pakai sampo rambut pendek
8 Muhamad harir
Laki-laki 7 - - Kerams terus pakai sampo rambut pendek
9 Kurni Risliana
Perempuan 7 - - Keramas dan rambut panjang
10 Agus Laki-laki 6 - - Keramas 3x semingu dan rambut pendek
11 Tri fatma perempuan 7 + - keramas terus pakai sampo dan rambut panjang
12 Muhamad hardiansah
Laki-laki 7 - - Keramas 4x seminggu pakai sampo, rambut pendek
13 Isynur afida Perempuan 7 + - Keramas pakai sampo dan rambut panjang
14 Rizki latiful Laki-laki 6 - - Keramas pakai sampo dan rambut pendek
15 Umi nurul perempuan 6 - - Keramas 4x pakai sampo dan rambut pendek
16 Aftu Laki-laki 7 - - Keramas 3x dan rambut pendek
17 Miftah Laki-laki 8 - - Keramas setiap hari dan pakai sampo
18 Arfa rifngga Laki-laki 8 - - Keramas setiap hari dan pakai sampo
19 Susmita rara kirana
perempuan 7 - - Keramas terus dan pakai sampo
20 Janati aden Perempuan 7 - - Keramas terus dan pakai sampo
21 Afid nurul rohman
Laki-laki 8 - - Keramas seminggu 1x pakai sampo
22 Erwin putra Laki-laki 6 - - Keramas 4x pakai sampo dan rambut pendek
23 Lutfia ramadani
putri 6 - - Seminggu 1x pakai sampo dan rambut panjang
24 Muhamad ulinuha
Laki-laki 7 - - Keramas 2x seminggu pakai sampo, rambut pendek
25 Sinaya frisa Perempuan 7 - - Keramas terus pakai sampo dan rambut panjang
Jumlah 3 0
Digram lingkaran jumlah penderita pediculosis di SDN 1 Kenteng
Digram lingkaran jumlah penderita skabies di SDN 1 Kenteng
B. Pembahasan
Berdasarkan data praktikum yang telah kami lakukan, jumlah siswa penderita
pediculosis adalah siswa berjenis kelamin perempuan hal ini disebabkan karena
siswa berjenis kelamin perempuan mempunyai rambut lebih panjang dari pada
siswa berjenis kelamin laki-laki, sehingga rambut yang panjang merupakan
tempat yang cocok untuk perkembangbiakan Pediculus humanus capitis. Namun
tidak hanya siswa yang rambutnya panjang, terdapat 1 siswa berambut pendek
penderita Pediculus humanus capitis dikarenakan kurangnya kebersihan pribadi
yang menyebabkan kutu betah dan berkembangbiak di rambut.
Tidak ditemukan siswa yang menderita skabies, hal ini karena dikarenakan
karena siswa-siswa kebersihan pribadi yang cukup baik menyebabkan kutu tidak
dapat berkembangbiak dan tidak dapat menularkan ke siswa yang lain. Scabies
bersifat menular dengan cepat pada suatu komunitas yang tinggal bersama
sehingga dalam pengobatannya harus dilakukan secara serentak dan menyeluruh
pada semua orang dan lingkungan pada komunitas yang terserang scabies, karena
apabila dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah tertular
kembali penyakit scabies.
Bentuk Pediculus humanus lonjong, pipih dorso ventral, berukuran 1,0-1,5
mm, berwarna kelabu, kepala berbentuk segitiga, segmen toraks bersatu dan
abdomen bersegmen. Ujung tiap kaki di lengkapi dengan kuku. Tuma / kutu
kepala berjalan dari satu helai rambut ke rambut lainnya dengan menjepit rambut
dengan kuku-kukunya. Tuma dapat pindah ke hospes lain. Telur (nits) berwarna
putih di lekatkan pada rambut dengan perekat kitin.
Pediculus dewasa lebih menyukai rambut di bagian belakang kepala
daripada rambut bagian depan kepala. Tuma kepala menghisap darah sedikit demi
sedikit dalam janka waktu yang lama. Waktu yang di perlukan untuk pertumbuhan
sejak telur sampai menjadi dewasa rata-rata 18 hari, sedangkan tuma dewasa
dapat hidup 27 hari. Pada infeksi berat, rambut akan melekat satu dengan yang
lainnya dan kemudian mengeras, dapat di temukan banyak tuma dewasa,telur dan
eksudat nanah yang berasal dari luka gigitan yang meradang dan dapat pula di
tubuhi jamur.
Sarcoptes scabiei adalah tungau penyebab skabies yang badannya
berbentuk oval dan gepeng. Pada stadium dewasa mempunyai 4 pasang kaki, 2
pasang merupakan pasangan kaki depan dan 2 pasang lainnya kaki belakang.
Setelah lekukan kopulasi, si jantan mati tetapi kadang dapat bertahan hidup
beberapa hari.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Terdapat hubungan yang erat antara kebersihan yang buruk dengan
penyakit yang disebabkan oleh kutu yaitu semakin sering orang merawat
kebersihan dirinya, maka semakin kecil kemungkinan orang tersebut
terkena penyakit.
2. Jumlah penderita pediculosis pada siswa kelas 1 SD N 1 Kenteng,
Kecamatan Madukara sebanyak 3 orang, sedangkan jumlah penderita
skabies tidak ditemukan.
B. Saran
1. Perlu adanya pengawasan dari guru maupun orang tua agar kebersihan
siswa selalu terjaga dan terhindar dari berbagai macam penyakit, terutama
penyakit akibat serangga seperti scabies dan pediculus humanus capitis.
2. Bagi siswa yang menderita Pedikulosis diharapkan apabila keramas
memakai sampo dan keramaslah sesering mungkin dengan bertujuan
menjaga rambut supaya tidak terkena Pedikulosis karena penyakit ini
bersifat menular.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2008. Entomologi. http://wikipedia.com. Diakses tanggal 1 Juni 2010.
Anonim. 2008. Skabies. http://ngobrolkesehatan.wordpress.com/2008/09/03/
skabies-kulit-gatal-bikin-sebal/. Diakses tanggal 1 Juni 2010.
Anonim. 2008. Pediculus humanus capitis. http://ngobrolkesehatan.wordpress.
com/2008/09/03/skabies-kulit-gatal-bikin-sebal/. Diakses tanggal 1 Juni
2010.
top related