lap. modul 1 kv kongenital
Post on 07-Aug-2015
47 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Program Studi Ilmu KeperawatanFakultas Kedokteran dan Kesehatan
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
Universitas Muhammadiyah Jakarta2010
Kelainan Jantung Bawaan
Skenario 1
Seorang anak laki-laki 7 tahun, tiba-tiba sesak napas saat bermain bola, anak tidak terlihat biru /
sianosis dan kadang batuk-batuk. Ibu pasien mengatakan berat badan pasien susah bertambah
walaupun makan cukup. Pasien terlihat langsing. Perawat melakukan pemeriksaan fisik didapatkan
pulsasi yang kuat pada sela iga ke 2-3 linea parasternalis kiri. BJ 2 teraba. Dada sebelah kiri
mencembung. Hasil ECG terdapat hipertrofi ventrikel kanan. Hasil rongsen thorax: corak pembuluh
darah bertambah, ventrikel kanan dan atrium kanan membesar. Ibu pasien tampak cemas dan
menghawatirkan kondisi anak nya.
A. Mengklarifikisasikan hal-hal yang belum diketahui dalam skenario
Sianosis: Diskolorasi kebiruan pada darah yang terjadi jika sejumlah besar
hemoglobin dalam darah tidak secara maksimal berikatan dengan molekul oksigen.
Linea parasternalis: Bercak garis didaerah sternal tapi sebagian.
BJ 2: Bunyi jantung 2 / lup dup-dup.
Hipertropi: Pertambahan ukuran sel
Hiperplasia: Peningkatan jumlah sel
Pulsasi: Denyutan / detakan berirama seperti jantung
B. Difinisi, analisa, dan daftar penjelasan dari masalah
1. Kenapa anak mengalami sesak napas bila beraktivitas?
Jawab:
Pada kerja fisis, kebutuhan metabolisme jaringan tubuh( terutama otot-otot gerak ) akan
meningkan disertai peningkatan kebutuhan oksigen, sehingga jantung dirangsang untuk
bekerja lebih berat dalam memenuhi suplai kebutuhan metabolisme tersebut. Keadaan ini
diikuti oleh peningkatan refleks pernafasan agar dapat menangkap oksigen lebih banyak.
Bila ada gangguan atau hambatan sirkulasi paru akibat gagal jantung , jantung kurang
mampu untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, terjadilah keadaan kesukaran bernapas
( Respiratory distrees) dengan tanda-tanda dispnea. Apabila terdapat kelainan pada
dinding pemisah ruang jantung( kebocoran pada septum ventrikel kanan dan kiri) akan
menyebabkan peningkatan beban volume pada ventrikel jantung. Sehingga tekanan pada
arteri pulmunalis akan meningkat lalu terjadilah bendungan paru yang diikuti oleh
hipertensi pulmonal kemudian untuk mengatasi masalah tersebut pembuluh darah pada
paru-paru akan mengalami vaso kontriksi. Ketika pembulu darah mengalami vaso
kontriksi maka darah yang mengalir kepembuluh darah paru pun sedikit. Sehinga
pertukaran oksigen dan karbondioksida pun berkurang lalu timbulah dispnea.
2. Kenapa berat badan pada penderita kelainan jantung bawaan pada skenario susah
bertambah walaupun asupan makanan cukup?
Jawab:
Ketika suplai darah yang membawa oksigen tidak maksimal menyuplai kejaringan perifer
maka menimbulkan beberapa akibat, misalnya gagal tumbuh. Darah yang membawa sari-
sari makanan, yang seharusnya diedarkan ke seluruh tubuh, malah masuk keparu-paru
dan bercampur dengan darah kotor( darah yang mengandung karbon dioksida ).
Akibatnya pertumbuhan tubuh jadi lambat ( berat badan susah naik ), paru-paru harus
bekerja extra( terlalu banyak darah yang masuk kedalam paru-paru ) dan daya tahan
tubuh anak lemah ( mudah terserang penyakit).
3. Kenapa terdapat hipertropi ventrikel kanan?
Jawab:
Ventrikel kanan menghasilkan kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk
mengalirkan darah kedalam arteri pulmunalis. Sirkulasi paru merupakan sistem aliran
darah yang bertekanan rendah, dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran
darah dari ventrikel kanan, dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap aliran
darah dari ventrikel kiri. Oleh karena itu, beban kerja ventrikel kanan jauh lebih ringan
dari pada ventrikel kiri. Akibatnya tebal dinding ventrikel kanan hanya 1/3 dari tebal
dinding ventrikel kiri. Hal ini dapat menyebabkan sel otot ventrikel kanan mengalami
hipertropi untuuk membesar daya pompa agar dapat mengatasi peningkatan resistensi
pulmonar dan dapat mengosongkan ventrikel.
4. Mengapa ventrikel kanan dan atrium kanan membesar?
Jawab:
Apabila terjadi kebocoran pada septum ventrikel kanan dan ventrikel kiri, maka darah
yang berada di ventrikel kiri ( banyak mengandung oksigen ) sebagian ada yang masuk
ke ventrikel kanan, banyaknya volume darah yang masuk tergantung pada besar kecilnya
lubang. Ketika semua darah tertampung di ventrikel kanan, maka beban kerja pada
jantung bagian kanan semakin berat, akibatnya terjadilah pembesaran.
5. Kenapa dada sebelah kiri terjadi penyembungan ?
Jawab:
Pada kasus ini anak mengalami penyakit jantung bawaan yang sudah dapat terdeteksi
pada usia 4 bulan didalam janin, gejala penyakit jantung ini baru diketahui setelah anak
berumur 7 tahun. Ketika tulang iga pada anak masih lentur dan masih mengalami
pertumbuhan, maka pembesaran jantung dapat mendorong tulang iga dan terjadilah dada
yang mencembung.
6. Apa maksud BJ II teraba ?
Jawab:
Bunyi jantung II terdengar pada permulaan relaksasi ventrikel karena tekanan ventrikel
turun sampai dibawah tekanan arteri pulmonalis dan aorta, sehingga katup pulmonalis dan
aorta tertutup. Biasanya ejeksi ventrikel kanan lebih lama dari ventrikel kiri sehingga
aorta menutup sebelum katup pulmonal tertutup. Terdapat bunyi tambahan seperti lup-
dup-dup (split/pecah).
7. Bagaimana dampak psikologis pada penderita terhadap keluarga atau lingkungan ?
Jawab:
Pada anak usia 7 tahun, dampak psikologis yang mungkin terjadi, misalnya jika anak
sakit maka aktifitasnya pun berkurang sehingga tidak dapat sekolah atau bermain seperti
keadaan sehat. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya tumbuh kembang anak, karena
dengan bermain sebenarnya si anak dapat mengekplorasikan segala perasaan, dapat
dikatakan juga bahwa bermain dapat menstimulus tumbuh kembang anak. Dampak
psikologi juga berpengaruh terhadap orang tua karena perasaan cemas yang berlebihan
dapat menimbulkan sikap overprotektif kepada anak.
C. Rumusan tujuan pembelajaran
1. Anatomi dan fisiologi sistem kardiovaskuler.
2. Patofisiologi kardiovaskuler ( kelainan jantung bawaan dan jenisnya, tidak sianosis,
sesak nafas, Hipertrofi ventrikel kanan, pembesaran ventrikel kanan dan atrium
kanan, gangguan nutrisi, Corak pembuluh darah bertambah).
3. Dampak psikologis pada si penderita terhadap keluarga ataupun lingkungan.
4. Pemeriksaan diagnostik ( hasil EKG : Hipertrofi ventrikel kanan).
5. Pemeriksaan fisik ( bunyi jantung 2 teraba, pulsasi yang kuat pada sela iga ke 2-3
linea parasternalis, dada kiri mencembung )
6. Masalah keperawatan ( penurunan cardiac output, gangguan nutrisi, resiko
terhambatnya tumbuh kembang, intoleransi aktivitas )
D. Informasi tambahan ( active learning )
1. Sumber pakar
Sesak nafas
menurut hukum starli bahwa jantung itu ibarat sebuah per yang apabila
direnggangkan maka akan semakin besar tekanan untuk kembali.
Apabila terdapat kelainan pada dinding pemisah ruang jantung( kebocoran
pada septum ventrikel kanan dan kiri) akan menyebabkan peningkatan beban
volume pada ventrikel jantung. Sehingga tekanan pada arteri pulmunalis akan
meningkat lalu terjadilah bendungan paru yang diikuti oleh hipertensi
pulmonal kemudian untuk mengatasi masalah tersebut pembuluh darah pada
paru-paru akan mengalami vaso kontriksi. Ketika pembulu darah mengalami
vaso kontriksi maka darah yang mengalir kepembuluh darah paru pun sedikit.
Sehinga pertukaran oksigen dan karbondioksida pun berkurang lalu timbulah
dispnea.
Hipertensi pulmonal → vasokonstriksi pembuluh darah → pertukaran oksigen
berkurang→sesak napak/dispnea
( Dr. Prastowo Sidi.P Sp.A)
Nutrisi
Ketika suplai darah yang membawa oksigen tidak maksimal menyuplai
kejaringan perifer maka menimbulkan beberapa akibat, misalnya gagal
tumbuh. Darah yang membawa sari-sari makanan, yang seharusnya diedarkan
ke seluruh tubuh, malah masuk keparu-paru dan bercampur dengan darah
kotor( darah yang mengandung karbon dioksida). Akibatnya pertumbuhan
tubuh jadi lambat ( berat badan susah naik), paru-paru harus bekerja
extra( terlalu banyak darah yang masuk kedalam paru-paru) dan daya tahan
tubuh anak lemah ( mudah terserang penyakit).
( Ns. Nyimas Heni Purwati, S.Kep)
Psikologi
Ketika anak pada usia infant maka dampak psikologi ( kecemasan orang tua
dapat dirasakan dari sebuah mother instinct karena pada saat itu anak masih
menyusui sehingga anak dan ibu memiliki ikatan batin yang kuat. Jika pada
anak usia sekolah yang tidak lagi menyusui, maka dampak psikologi
(kecemasan orang tua) dapat dilihat dari sikap overprotektif orang tua
terhadap anak. Sehingga anak pun dilarang-larang untuk beraktivitas yang
berlebihan, dampaknya anak pun menjadi terbatas dalam bersosialisasi,
mengekplorasi perasaan dalam masa tumbuh kembangnya.
Padahal dalam keadaan sakit pun anak diperbolehkan untuk bermain dengan
syarat, memilih permainan yang tidak banyak mengeluarkan energi, bermain
dengan anak seusianya serta didampingi orang tua dan permainan yang tidak
membahayakan bagi dirinya.
( Ns. Nyimas Heni Purwati, S.Kep)
Corak pembuluh darah bertambah
Karena terjadinya hipertensi pulmonal, maka pembuluh darah dalam paru pun
ikut bertambah karena terdapatnya vasokonstriksi pembuluh darah dalam
paru, sehingga corak pembuluh darah pun bertambah.
2. Sumber buku bacaan
Batuk
Batuk non produktif juga dapat terjadi karena kongesti paru, terutama pada
posisi berbaring. Batuk merupakan mekanisme pertahanan paru untuk
menjaga agar saluran nafas tetap bersih dan terbuka. Ketika terjadi hipertensi
pulmonal pada paru, maka antara alveoli dan kapiler akan mengalami proses
osmosis, dimana alveoli yang seharusnya berisi udara maka akan terisi oleh
cairan hasil osmosis antara kapiler.
(Patofisiologi, Sylvia Wilson, Vol 1, Hal 637)
Dispnea ( sesak napas)
Pada kerja fisis, kebutuhan metabolisme jaringan tubuh( terutama otot-otot
gerak) akan meningkan disertai peningkatan kebutuhan oksigen, sehingga
jantung dirangsang untuk bekerja lebih berat dalam memenuhi suplai
kebutuhan metabolisme tersebut. Keadaan ini diikuti oleh peningkatan refleks
pernafasan agar dapat menangkap oksigen lebih banyak. Bila ada gangguan
atau hambatan sirkulasi paru akibat gagal jantung , jantung kurang mampu
untuk memenuhi kebutuhan metabolisme, terjadilah keadaan kesukaran
bernapas ( Respiratory distrees) dengan tanda-tanda dispnea.
SKEMA TERJADINYA SESAK NAPAS PADA PENYAKIT JANTUNG
Gagal Jantung
Bendungan Paru
(Hipertensi Pulmonal)
Refleks Bronko-konstriksi volum vaskuler pulmonal ↑
(pada fase akut) Cairan interstitial paru ↑
(edema paru) ↑
Ventilasi paru ↓ kapasitas total paru menurun ↑
Restrictive work ↑ dan lung compliance berkurang ↓
(frictional resistance) ↑ resistensi elastik ↑
Dispnea
(buku ajar ilmu penyakit dalam jilid 1, edisi 3, hal : 858)
Bunyi Jantung II
Ditimbulkan karena vibrasi akibat penutupan katup aorta (komponen aorta),
penutupan katup pulmonal (komponen pulmonal), perlambatan aliran yang
mendadak dari darah pada akhir ejeksi sistolik, dan benturan balik dari kolom
darah pada pangkal aorta, dan membentur katup aorta yang baru tertutup
rapat.
Bunyi jantung II terdengar pada permulaan relaksasi ventrikel karena tekanan
ventrikel turun sampai dibawah tekanan arteri pulmonalis dan aorta, sehingga
katup pulmonalis dan aorta tertutup. Biasanya ejeksi ventrikel kanan lebih
lama dari ventrikel kiri sehingga aorta menutup sebelum katup pulmonal
tertutup. Terdapat bunyi tambahan seperti lup-dup-dup (split/pecah).
(Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, Edisi 3, Hal: 881)
Tumbuh Kembang
Gagal jantung akibat penyakit jantung bawaan akan menyebabkan gangguan
pertumbuhan. Berat badan lebih terganggu daripada panjang badan. Tidak
jarang berat badan kurang dari persentil 3 (failure to thrive) dengan tinggi
badan normal atau sedikit kurang.
(Buku Kesehatan Anak,Jilid 1, FK UI, Hal: 529)
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskuler
Patofisiologi
Penyakit jantung bawaan (PJB)
Penyakit jantung bawaan ialah kelainan susunan jantung, mungkin sudah terdapat sejak lahir.
Perkataan “susunan“ berarti menyingkirkan aritmia jantung sedangkan “mungkin” sudah terdapat
sejak lahir berarti tidak selalu dapat ditemukan selama beberapa minggu/bulan setelah lahir.
Kemudian PJB merupakan kelainan yang disebabkan oleh gangguan perkembangan sistem
kardiovaskular pada masa embrio.
Defek septum ventrikel (ventricular septal defekct, VSD). Frekuensinya lebih kurang 25%
(terbanyak pada PJB). Dinding pemisah antara kedua ventrikel tidak tertutup sempurna pada VSD,
akibatnya ialah darah dari ventrikel kiri langsung mengalir ke ventrikel kanan dan sebaliknya.
Kelainan ini umumnya kongenital, tetapi dapat pula terjadi karena trauma. Besarnya defek bervariasi
dari diameter beberapa milimeter sampai beberapa centimeter. Pada defek besar atau pada pulmonari
vaskuler resistensi (PVR) yang meninggi, maka tekanan pada ventrikel kanan akan sama dengan
tekanan pada ventrikel kiri, sehingga hampir tidak terjadi pirau kiri ke kanan.
DEFEK SEPTUM VENTRIKEL (VSD)
Volume Ventrikel Kanan Volume Ventrikel Kiri
Hipertensi Pulmonal Hipertensi Ventrikel Cardiac Output↓ BJ II Teraba kanan Pulsasi kuat sela iga ke 2-3 Linea Parasternalis kiri
Hipertensi Pulmonal Pembesaran Atrium & Ventrikel Suplai Darah Kanan Kejaringan Perifer↓
Difusi Alveoli & Kapiler↓ Dada Mencembung Kebutuhan Nutrisi Terganggu
Sesak Nafas & Batuk Resiko Terhambatnya Tumbang Intoleransi Aktivitas
Dampak psikologis
Ketika anak pada usia infant maka dampak psikologi ( kecemasan orang tua
dapat dirasakan dari sebuah mother instinct karena pada saat itu anak masih menyusui
sehingga anak dan ibu memiliki ikatan batin yang kuat. Jika pada anak usia sekolah
yang tidak lagi menyusui, maka dampak psikologi (kecemasan orang tua) dapat
dilihat dari sikap overprotektif orang tua terhadap anak. Sehingga anak pun dilarang-
larang untuk beraktivitas yang berlebihan, dampaknya anak pun menjadi terbatas
dalam bersosialisasi, mengekplorasi perasaan dalam masa tumbuh kembangnya.
Padahal dalam keadaan sakit pun anak diperbolehkan untuk bermain dengan
syarat, memilih permainan yang tidak banyak mengeluarkan energi, bermain dengan
anak seusianya serta didampingi orang tua dan permainan yang tidak membahayakan
bagi dirinya.
Pemeriksaan Diagnostik (ECG)
Terdapat hipertrofi ventrikel kanan,karena ventrikel kanan menghasilkan
kontraksi bertekanan rendah yang cukup untuk mengalirkan darah kedalam arteri
pulmunalis. Sirkulasi paru merupakan sistem aliran darah yang bertekanan rendah,
dengan resistensi yang jauh lebih kecil terhadap aliran darah dari ventrikel kanan,
dibandingkan tekanan tinggi sirkulasi sistemik terhadap alirann darah dari ventrikel
kiri.oleh karena itu, beban kerja ventrikel kanan jauh lebih ringan dari pada ventrikel
kiri. Akibatnya tebal dinding ventrikel kanan hanya 1/3 dari tebal dinding ventrikel
kiri. Hal ini dapat menyebabkan sel otot ventrikel kanan mengalamii hipertropi
untuuk membesar daya pompa agar dapat mengatasi peningkatan resistensi pulmonar
dan dapat mengosongkan ventrikel.
Nutrisi
Ketika suplai darah yang membawa oksigen tidak maksimal menyuplai ke
jaringan perifer maka menimbulkan beberapa akibat, misalnya gagal tumbuh. Darah
yang membawa sari-sari makanan, yang seharusnya diedarkan ke seluruh tubuh,
malah masuk keparu-paru dan bercampur dengan darah kotor( darah yang
mengandung karbon dioksida). Akibatnya pertumbuhan tubuh jadi lambat ( berat
badan susah naik), paru-paru harus bekerja extra( terlalu banyak darah yang masuk
kedalam paru-paru) dan daya tahan tubuh anak lemah ( mudah terserang penyakit).
Pemeriksaan Fisik (BJ 2 Teraba)
Bunyi jantung 2 ditimbulkan karena vibrasi akibat penutupan katup aorta
(komponen aorta), penutupan katup pulmonal (komponen pulmonal), perlambatan
aliran yang mendadak dari darah pada akhir ejeksi sistolik, dan benturan balik dari
kolom darah pada pangkal aorta, dan membentur katup aorta yang baru tertutup rapat.
Bunyi jantung II terdengar pada permulaan relaksasi ventrikel karena tekanan
ventrikel turun sampai dibawah tekanan arteri pulmonalis dan aorta, sehingga katup
pulmonalis dan aorta tertutup. Biasanya ejeksi ventrikel kanan lebih lama dari
ventrikel kiri sehingga aorta menutup sebelum katup pulmonal tertutup. Terdapat
buunyi tambahan seperti lup-dup-dup (split/pecah).
Masalah Keperawatan
Dari skenario diatas didapatkan beberapa masalah keperawatan yang mungkin timbul :
1. Penurunan Cardiac Output
Cardiac output/ curah jantung adalah jumlah darah yang di pompakan dalam satu
menit, sama dengan perkalian isi sekuncup dan frekuensi denyut jantung semenit. Ketika
terdapat kelainan pada septum veentrikel maka cardiac output pun akan ikut berubah.
Banyaknya volume darah di ventrikel kanan tergantung pada besar kecilnya lubang pada
septum ventrikel tersebut. Dalam skenario ini, yang terjadi adalah kebocoran lubang septum
yang masih berukuran kecil. Hal tersebut dapat dilihat dari gejala-gejala yang timbul pada
penderita, seperti : sesak napas, batuk, BJ 2 teraba. Apabila terjadi penurunan cardiac output
maka ada beberapa tanda dan gejala yang timbul : kelemahan fisik, kulit pucat, mudah lelah.
Jika lubang kebocoran septum membesar maka Cardiac output pun juga terlihat lebih
jelas dan gejala pada penderita juga akan terlihat makin jelas. Misalnya : kulit pucat dan
dingin disebabkan oleh vasokonstriksi perifer, makin berkurangnya cardiac output dan
meningkatnya kadar hemoglobin tereduksi menyebabkan terjadinya sianosis. Vasokonstriksi
kulit menghambat kemampuan tubuh untuk melepaskan panas, oleh karena itu dapat
ditemukan demam ringan dan keringat yang berlebihan.
2. Gangguan nutrisiVSD
↓Curah jantung ↓
↓Darah yang ke perifer (O2 dan sari-sari makanan) ↓
↓Gangguan nutrisi (pertumbuhan terhambat)
Tanda dan gejala :- Tampak kurus- Lesu- Kurang energy- Mudah tertidur- Mudah capek- Berat badan susah naik
3. Resiko terhambatnya tumbuh kembang
Orang tua cemas↓
Aktivitas anak terhambat↓
Tumbang anak terhambat
VSD ↓
Darah yang mengandung nutrisi ↓↓
Kebutuhan berbagai organ ↓↓
Tumbang terhambat
Tanda dan gejala :- Kehilangan gairah, berat badan sulit naik- Pucat- Menjadi sangat pasif- Tidak bereaksi terhadap rangsangan
4. Intoleransi aktivitasVSD
↓Volume ventrikel kiri ↓
↓Darah yang ke aorta ↓
↓Curah jantung ↓
↓Darah yang mengandung O2 dan nutrisi mengalir
Keseluruh tubuh ↓↓
Badan cepat lelah↓
Orang tua membatasi aktivitas anak
Tanda dan gejala :- Aktivitas terbatas karena si anak cepat lelah- Adanya kelemahan fisik sehingga aktivitas tertentu perlu di bantu
top related