lap ebm
Post on 03-Jun-2018
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/12/2019 lap EBM
1/13
EVIDENC-BASED MEDI CINE(EBM)
(Laporan Praktikum EBM Blok Komunitas)
Disusun oleh:
Kelompok 7
Ummi Kaltsum 0918011083
R.A. Siti Marhani 0918011095
A. Zahrah Fadhilah 0918011101
Aprilia Elisabeth 0918011105
I Wayan Eka D 0918011117
Nanang Hidayatullah 0918011122
Reni Patriana 0918011130
Salman Alfarisi 0918011135
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
-
8/12/2019 lap EBM
2/13
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum wr. wb.
Dengan mengucap puji dan syukur ke hadirat Allah Subhanahu Wataala, kami
dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Evidence-Based Medicine untuk blok
Komunitas pada program studi Pendidikan Dokter Universitas Lampung pada
tahun ajaran 2011/2012 sebagai salah satu tugas yang harus dipenuhi.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kami ucapkan kepada teman-teman
kelompok 7 yang telah bekerja keras untuk menyelesaikan laporan ini, Ketua
Program Studi, Para Dokter dan Dosen yang bersedia meluangkan waktu untuk
membimbing kami dan seluruh staf Pendidikan Dokter Universitas Lampung.
Tak ada gading yang tak retak, tak ada sesuatu yang sempurna, semoga laporan
tutorial kasus ini dapat dimanfaatkan dengan sebagaimana mestinya. Kritik dan
sarannya sangat kami tunggu dan harapkan.
Wassalammualaikum wr. wb.
Penyusun,
Kelompok 7
-
8/12/2019 lap EBM
3/13
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................ i
Daftar Isi .......................................................................................................... ii
I. Foreground Question .................................................................................. 1
II. Langkah-Langkah EBM (Evidence-Based Medicine)
2.1 Langkah 1 .............................................................................................
2.2 Langkah 2 .............................................................................................
2.3 Langkah 3 .............................................................................................
2.4 Langkah 4 .............................................................................................
2.5 Langkah 5 .............................................................................................
Kesimpulan .....................................................................................................
Daftar Pustaka .................................................................................................
-
8/12/2019 lap EBM
4/13
I. FOREGROUND QUESTION
Manakah yang lebih efektif, doxapram intravena atau methylxanthine (misalnya,
theophylline, aminophylline atau caffeine) intravena untuk pengobatan apnea pada
bayi prematur?
-
8/12/2019 lap EBM
5/13
II. LANGKAH-LANGKAH EBM (EVIDENCE-BASED MEDICINE)
Pada tahun 1996 Sackett dan para pakar epidemiologi klinik pada McMaster
University mendefinsikan EBM "the conscientious, explicit and judicious use of
current best evidence in making decisions about the care of the individual patient.
It means integrating individual clinical expertise with the best available externalclinical evidence from systematic research" EBM adalah penggunaan bukti
terbaik saat ini dengan hati-hati, jelas, dan bijak, untuk pengambilan keputusan
pelayanan individu pasien. EBM memadukan keterampilan klinis dengan bukti
klinis eksternal terbaik yang tersedia dari riset (Sackett et al, 1996).
Pada tahun 2000 Sackett et al. (2000) mendefinisikan EBM: the integration of
best research evidence with clinical expertise and patient values EBM adalah
integrasi bukti-bukti riset terbaik dengan keterampilan klinis dan nilai-nilai
pasien. Ketiga elemen itu disebut triad EBM (Gambar 1)
EBM bertujuan membantu klinisi memberikan pelayanan medis yang lebih baik
agar diperoleh hasil klinis (clinical outcome) yang optimal bagi pasien, dengan
cara memadukan bukti terbaik yang ada, keterampilan klinis, dan nilai-nilai
pasien. Penggunaan bukti ilmiah terbaik memungkinkan pengambilan keputusan
-
8/12/2019 lap EBM
6/13
klinis yang lebih efektif, aman, bisa diandalkan (reliable), efisien, dan cost-
effective.
Praktik EBM terdiri atas lima langkah Kelima langkah EBM bisa disingkat 5A:
asking, acquiring, appraising, applying, assessing. (Tabel 1) (Sackett, 1997; Straus
et al., 2005).
2.1 Langkah 1: Merumuskan Pertanyaan Klinis
Banyak pertanyaan klinis lainnya yang sulit dijawab, yang tidak memadai untuk
dijawab hanya berdasarkan pengalaman, membaca buku teks, atau mengikuti
seminar. Pertanyaan yang sulit dijawab disebut pertanyaan latar depan
(foreground questions) (Sackett et al., 2000; Hawkins, 2005). Pertanyaan latar
depan bertujuan untuk memperoleh informasi spesifik yang dibutuhkan untuk
membuat keputusan klinis. Pertanyaan latar depan tentang keakuratan diagnosis,kebenaran kausa, keakuratan prognosis, efektivitas dan kerugian terapi, tidak
memadai dan tidak dibenarkan jika diperoleh jawabnya hanya berdasarkan
mengikuti seminar, membaca tinjauan pustaka dan buku teks. Pertanyaan latar
depan memerlukan upaya yang lebih sistematis untuk menjawabnya, dengan
menggunakan bukti-bukti dari sumber database hasil riset yang otoritatif dan
terpercaya kebenarannya. Jawaban yang benar atas pertanyaan latar depan
memerlukan keterampilan dokter untuk menilai kritis kualitas bukti hasil riset.
-
8/12/2019 lap EBM
7/13
Berikut adalahforeground questionkelompok kami:
Manakah yang lebih efektif, doxapram intravena atau methylxanthine (misalnya,
theophylline, aminophylline atau caffeine) intravena untuk pengobatan apnea pada
bayi prematur?
Agar jawaban yang benar atas pertanyaan klinis latar depan bisa diperoleh dari
database, maka pertanyaan itu perlu dirumuskan dengan spesifik, dengan struktur
terdiri atas empat komponen, disingkat PICO:
Patient dan problem (P): bagaimana pasien dan masalah apa, yaitukausa/etiologi/harm, diagnosis, terapi, atau prognosis.
Intervention (I): tes diagnostik, terapi, paparan, dsb. Comparison (C): jika relevan, misalnya terapi standar, gold standard,
placebo.
Clinical outcome (O): Patient-Oriented Evidence that Matters, misalnya,perbaikan klinis, mortalitas, morbiditas, kualitas hidup.
Berikut adalah pertanyaan yang didapatkan dari metode PICO:
P : Apa yang diberikan pada bayi apnea yang prematur? I : Pengobatan apa yang dapat dilakukan pada bayi apnea? C : Pengobatan manakah yang lebih baik untuk penderita apnea?
(doxapram iv/metilsantin iv)
O : Apakah terjadi perbaikan klinis pada bayi yang diberikan doxapram ivdan metilsantin iv?
Langkah 2: Mencari Bukti
Setelah merumuskan pertanyaan klinis secara terstruktur, langkah berikutnya
adalah mencari bukti-bukti untuk menjawab pertanyaan tersebut. Bukti adalah
hasil dari pengamatan dan eksperimentasi sistematis (McQueen dan Anderson
2001). Jadi pendekatan berbasis bukti sangat mengandalkan riset, yaitu data yang
dikumpulkan secara sistematis dan dianalisis dengan kuat setelah perencanaan
riset (Banta 2003). Bukti ilmiah yang dicari dalam EBM memiliki ciri-ciri -
-
8/12/2019 lap EBM
8/13
EUREKA- Evidence that is Understandable, Relevant, Extendible, Current and
Appraised- yaitu bukti yang dapat dipahami, relevan, dapat diterapkan/
diekstrapolasi, terkini, dan telah dilakukan penilaian (Mathew, 2010). Gambar di
bawah ini menyajikan algoritme untuk mencari bukti dari artikel riset asli dengan
lebih efisien. Pertama, mulailah dengan memperhatikan judul artikel. Meskipun
hanya terdiri atas sekitar 10-15 kata, judul artikel sangat penting.
Sumber bukti meliputi: BMJ Clinical Evidence (http://www.clinicalevidence.
com), UpToDate (http://www.uptodate.com), PIER: The Physicians Information
and Education Resource (http://pier.acponline.org/index.html), WebMD
(http://webmd.com)denan koneksi ke ACP Medicine (www.acpmedicine.com),
dan Bandolier (http:// www.ebandolier.com/).
Pada praktikum EBM ini, kami memilih sumber bukti dari pubmed. Berikut
langkah-langkah kami mencari sumber bukti yang relevan dengan foreground
question yang diberikan.
Bukagoogle Tulis disearch engine: Pubmed Lalu pilihPubmed Clinical Queries Setelah terbuka pilih Clinical Study Categories Pada kotak Category, pilihDiagnosis
-
8/12/2019 lap EBM
9/13
Pada kotak Scope, pilihBroad Pada kotaksearch engine, ketik: doxapram and methylxanthine and preterm
infant apnea
Lalu pilih jurnal yang sesuai Kami memilih jurnal yang berjudul: Doxapram Vs Methylxannthine for
apnea in preterm infants
Langkah 3: Menilai Kritis Bukti
EBM merupakan praktik penggunaan bukti riset terbaik yang tersedia (best
available evidence). Tetapi not all evidences are created equal- tidak semua
sumber bukti memberikan kualitas bukti yang sama. Dokter dituntut untuk
berpikir kritis dan menilai kritis bukti (critical appraisal). Nilai bukti ditentukan
oleh dua hal: (1) desain riset; dan (2) kualitas pelaksanaan riset.
Secara formal penilaian kritis (critical appraisal) perlu dilakukan terhadap
kualitas buki-bukti yang dilaporkan oleh artikel riset pada jurnal. Intinya,
penilaian kritis kualitas bukti dari artikel riset meliputi penilaian tentang validitas
(validity), kepentingan (importance), dan kemampuan penerapan (applicability)
bukti-bukti klinis tentang etiologi, diagnosis, terapi, prognosis, pencegahan,
kerugian, yang akan digunakan untuk pelayanan medis individu pasien, disingkat
VIA.
Validity (V): bukti yang diperoleh dari sebuah riset tergantung dari desainstudi, cara peneliti memilih subjek/ sampel pasien penelitian, cara mengukurvariabel, dan mengendalikan pengaruh faktor ketiga yang disebut faktor
perancu (confounding factor).
Importance/Impact (I): Suatu intervensi medis yang mampu secarasubstantif dan konsisten mengurangi risiko terjadinya hasil buruk (bad
outcome), atau meningkatkan probabilitas terjadinya hasil baik (good
outcome).
-
8/12/2019 lap EBM
10/13
Aplicability (A): efikasi (efficacy) dan efektivitas (effectiveness) dari sebuahintervensi.
Berikut hasil yang didapat dari sumber bukti yang relevan menggunakan metode
VIA:
V : Metode sampel: randomized dan quasi RT.Sampel: 56 infants.
I : No difference in 48 hours (relative risk 1.16, 95% confidence interval0.43 to 3.13).
A : Berdasarkan penelitian, keduanya (doxapram iv dan metilsantin iv)dapat diaplikasikan.
Langkah 4: Menerapkan Bukti
Langkah EBM diawali dengan merumuskan pertanyaan klinis dengan struktur
PICO, diakhiri dengan penerapan bukti intervensi yang memperhatikan aspek -
PICO- patient, intervention, comparison, dan outcome. Selain itu, penerapan bukti
intervensi perlu mempertimbangkan kelayakan (feasibility) penerapan bukti di
lingkungan praktik klinis.
Tindakan ini dapat dilakukan mengingat adanya fasilitas yang mendukung
pengobatan ini di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek. Neonatus Intensive Unit
Care (NICU) merupakan salah satu modal RSUAM untuk menangani bayi
prematur yang mengalami apnea. NICU adalah tempat dimana bayi baru lahir
dengan keadaan kritis atau gawat dirawat dengan prosedur sebagai berikut:
1. Dilakukan terapi intensif2. Didukung teknologi tinggi3. Monitoring intensif4. Perawatan paripurna5. Pemberian obat-obat paten6. Menentukan tindakan khusus
-
8/12/2019 lap EBM
11/13
Perawatan NICU diberikan kepada bayi kurang dari dua bulan dengan keadaan
kritis dan membutuhkan perawatan dengan monitoring jantung dan alat bantu
nafas, karena jika tidak ditangani dengan segera akan menyebabkan kecacatan
sementara, kecacatan permanen, atau bahkan kematian.
Langkah 5: Mengevaluasi Kinerja Penerapan EBM
Dilihat dari langkah 1 sampai langkah 4 pada langkah-langkah EBM yang telah
dilakukan, terlihat bahwa EBM ini sangat membantu dalam membandingkan
keefektifan dan keefisienan doxapram iv dan metilxantin iv.
Dari segi efektivitasnya, kedua obat ini sangat efektif pada 48 jam pertama,
sementara metilxantin iv tetap efektif dalam jangka panjang yaitu 27 hari.
Pemakaian jangka panjang ini tidak efektif jika kita menggunakan doxapram iv.
Dari segi efisiensinya, doxapram iv mungkin lebih mahal dari metilxantin iv. Hal
ini dilihat dari sifat obatnya. Dari beberapa sumber didapatkan bahwa doxapram
iv merupakan obat yang bersifat sedatif, sedangkan metilxantin iv bukan
merupakan obat sedatif. Belum didapatkan daftar harga obat dari kedua obat ini.
-
8/12/2019 lap EBM
12/13
KESIMPULAN
EBM adalah integrasi bukti-bukti riset terbaik dengan keterampilan klinis dan
nilai-nilai pasien. EBM bertujuan membantu klinisi memberikan pelayanan medis
yang lebih baik agar diperoleh hasil klinis (clinical outcome) yang optimal bagi
pasien, dengan cara memadukan bukti terbaik yang ada, keterampilan klinis, dannilai-nilai pasien. Penggunaan bukti ilmiah terbaik memungkinkan pengambilan
keputusan klinis yang lebih efektif, aman, bisa diandalkan (reliable), efisien, dan
cost-effective. Praktik EBM terdiri atas lima langkah Kelima langkah EBM bisa
disingkat 5A: asking, acquiring, appraising, applying, assessing.
Langkah EBM diawali dengan merumuskan pertanyaan klinis dengan struktur
PICO, diakhiri dengan penerapan bukti intervensi yang memperhatikan aspek -
PICO- patient, intervention, comparison, dan outcome. Selain itu, penerapan bukti
intervensi perlu mempertimbangkan kelayakan (feasibility) penerapan bukti di
lingkungan praktik klinis. Bukti ilmiah yang dicari dalam EBM memiliki ciri-ciri
-EUREKA-Evidence that is Understandable, Relevant, Extendible, Current and
Appraised- yaitu bukti yang dapat dipahami, relevan, dapat diterapkan/
diekstrapolasi, terkini, dan telah dilakukan penilaian. Bukti adalah hasil dari
pengamatan dan eksperimentasi sistematis. Jadi pendekatan berbasis bukti sangat
mengandalkan riset, yaitu data yang dikumpulkan secara sistematis dan dianalisis
dengan kuat setelah perencanaan riset.
-
8/12/2019 lap EBM
13/13
DAFTAR PUSTAKA
Murti Bhisma Prof. 2011. Pengantar Evidence-Based Medicine. Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret
top related