kumpulan cerpen.doc

Post on 25-Dec-2015

74 Views

Category:

Documents

26 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Kumpulan Cerpen

Sahabat Yang Terlupakan

Sewaktu SD aku dan temanku selalu bersam tertawa bersama. Kita bermain bersam kita

berbagi suka duka bersama. SD ku tempat aku bergembira sahabatku alasan aku bahagia,

sahabatku orang yang bisa membuat senyuman di saat aku menangis, sahabatku selalu

membuat aku percaya diri. Sahabatku orang yang mau bercerita denganku sahabatku

alasan aku menangis ketika perpisahan sekolah walau aku mencoba bertahan tetap saja

airmata membasahi pipiku.

Seiring berjalannya waktu aku menjadi anak SMP aku menemukan sahabat baru yang baik.

Aku dan sahabatku berpisah karena di SD ku hanya aku yang masuk SMP itu. Seiring

berjalannya waktu aku merindukan sahabat SD ku. Aku mencoba mengirim pesan

dengannya tapi dia tidak membalasnya. Aku berkata mengapa bisa dia melupakannya aku

selalu mengingat kejadian saat SD dengannya, bahkan aku mengingat kejadian yang biasa

saja. Aku mengingat sewaktu sahabatku bercerita kepadaku cerita yang luar biasa tentang

perasaannya.

Sahabatku tak mengingatku sama sekali mungkin karena dia kini memiliki sahabat baru.

Aku tetap menyayangi sahabatku. Walau kini sahabatku itu telah melupakanku aku tetap

tidak akan melupakannya. Aku berharap kini kita akan seperti dulu. Sahabatku aku

berharap kau membaca ini agar kau tau aku tak akan melupakan itu. Bukan hanya 1

sahabatku yang melakukuan ini ada banyak sahabatku yang menjauh tak ingat aku. Bukan

aku berlebihan.

Rahasia Pak Remon

Sebuah kelas yang berisi 38 murid itu kini hening. Murid-muridnya sedang keluar kelas untuk praktek IPA di halaman sekolah yang penuh dengan aneka tumbuh-tumbuhan bermanfaat. Tapi kali ini mereka keluar kelas hanya sekedar memenuhi permintaan kepala sekolah supaya mereka tetap belajar seperti biasa walaupun tak ada gurunya.Ini menjadi dampak dari tidak adanya Pak Remon, guru IPA SDN 1. Sejak 3 hari yang lalu Pak Remon menghilang setelah berbelanja ke minimarket yang cukup jauh dari tempat tinggalnya.Kriiing… Kriiing… Bel sekolah berbunyi tanda pulang. Murid-murid di sekolah itu merasa senang dan segera membereskan peralatan tulis mereka. Namun Killua langsung lari menuju parkiran sepeda. Cagalli yang merasa Killua sedang ada sesuatu, langsung mengejar Killua di parkiran sepeda. “Killuaa..!! Ada apa denganmu!, kenapa kamu begitu buru-buru?” Tanya Cagalli sambil terengah-engah. “Sebenarnya aku ingin mencari Pak Remon,” terang Killua sambil menaiki sepedanya. “Ayo, kalau mau ikut!” Killua menepuk jok di belakangnya. “Waktu itu, kalau tidak salah ia membeli 4 bungkus makanan ringan, dua kotak susu cair, tiga buah baterai ukuran besar, sebuah sabun dan sikat gigi. Dia pergi buru-buru lalu tidak menerima kembalian yang saya berikan” terang si penjaga toko.“Oh iya, waktu itu ia hendak membeli sebuah selimut, tapi tidak jadi setelah melihat isi dompetnya.” Tambah si penjaga toko. “Ah, mungkin Pak Remon ingin membeli selimut itu untuk tidur di udara luar seperti hutan atau…” Cagalli mencoba mengeluarkan pendapat.“Benar juga, mungkin dia tinggal di suatu tempat yang pada siang hari udaranya panas namun pada malam hari juga tidak terlalu dingin” Killua mulai menebak-nebak.“Sekarang aku tahu, dimana Pak Remon berada!” seru Killua bersemangat.Tok.. tok..SepiKali ini Killua yang mengetuk agak keras Tok.. tok.. Masih sepi. Perlahan Killua membuka pintu itu dengan hati-hati sementara Cagalli mengikuti Killua dari belakang. Ternyata rumah, lebih tepatnya ruangan kecil berdebu itu ternyata kosong. Tiba-tiba ada yang menghampiri mereka dari belakang. “Killua? Cagalli?” kata orang itu yang ternyata Pak Remon. “Mengapa kalian tahu bapak tinggal di sini?” “Tumben diem aja. Ngantuk, ya?” sapa Killua sambil mengayuh sepeda.“Ah, enggak. Aku masih mikirin soal Pak Remon tadi. Aku kepikiran, gimana Pak Remon dapet makanan, buat tidur aja susah. Apalagi buat ngajar kita lagi. Kamu ada usul nggak buat bantu Pak Remon?” tanya Cagalli yang berada di jok belakang sepeda Killua.“Mmm… gimana kalau kita minta teman-teman ngumpulin uang buat Pak Remon? Kita buat kotak amal buat meminta bantuan ke anak-anak. Terus kalau sudah terkumpul banyak, kita berikan pada Pak Remon sebagai balas budi kita selama dia mengajar kita. Gimana? Setuju nggak?” Killua menanyakan pendapatnya.“Boleh juga usul kamu. Oke, besok kita mulai aja sumbangan buat Pak Remon itu…” jawab Cagalli ceria.

“Oke deh!” jawab Killua senang.Mereka menyusuri jalanan sore itu dengan gembira.

Emily dan 7 Berlian Ungu

Sudah 4 hari Holly dan kedua adiknya, Lizzie dan Bishop berlibur di rumah paman Aldwin di kota JuemprTown. Kota itu terletak di ujung Provinsi Houldshiz. Mereka berlibur disana karena orangtua mereka sedang pergi ke kota Shopdesnv. Betsy dan Hazel, kedua putri paman Aldwin sangatlah baik. hanya saja mereka mempunyai perbedaan. Betsy sangatlah manja pada paman Aldwin dan bibi Lark, istri paman Aldwin. Sedangkan Hazel sangatlah suka berpetualang. “Huahmmm…” Lizzie menguap lebar. “Membosankan….! Liburan akhir tahun tidak kemana-mana…Ya kan Bishop?” Kata Lizzie sembari mengambil sikat gigi di tasnya. “Yeah” Jawab Bishop. “Sabarlah… Ayah dan Ibu akan cepat pulang dari kota Shopdesnv. Dan kita akan pergi ke pantai” Ujar Holly. “Apakah itu pasti Holly? Kami hanya bisa berharap” Kata Bishop. “Yah semoga saja” Jawabnya.“Aha! Aku punya ide Lizzie, Holly!” Seru Bishop. “Apa?” Lizzie penasaran. “Baiklah. Begini, kita tanya saja pada Hazel, apakah ada tempat wisata disini atau ada sebuah tempat yang misterius yang akan kita petualangi. Kita kan pernah menguak misteri yang terkandung di dalam Gua Sovt, Bukit Xolp, Rumah Tuan Ayato dan Gunung Alpyi” Saran Bishop. “Bravo!” Seru Lizzie dan Holly bersamaan.“Holly, Lizzie, Bishop!!! Mari kita makan bersama…” Pangil bibi Lark. “Ah, ya! Baik bibi Lark!” Jawab Bishop. “Ayo!” Holly menggandeng tangan kedua adiknya.“Selamat pagi paman, bibi, Hazel dan Betsy” Sapa Lizzie. “Oh, hai!” Jawab Betsy. Hazel, paman, dan bibi menjawab dengan senyuman. “Sarapan hari ini cornflakes dengan susu” Bibi Lark membuka pembicaraan. “Wah, sepertinya menarik. Biarku bantu bibi” Tawar Holly. “Oh, terimakasih Holly. Bisakah kau mengambil susu di kulkas?” Tanya bibi Lark. “Tentu” Kata Holly.Esoknya…Mereka mengendap-endap keluar lewat pintu belakang. Mereka melewati tumpukan bata-bata dan semak belukar. “Nah kita sampai” Kata Hazel. “Ayo!” Lizzie memberanikan diri masuk ke gua duluan. Betsy yang berjalan paling belakang serasa ada yang memanggilnya. Tap… tap.. tap.. Terdengar suara langkah seseorang. Lalu mereka melihat ada seorang perempuan memakai baju warna biru muda dan mempunyai rambut panjang. “Siapa kau?” Tanya Lizzie ketakutan. “Maaf mengagetkan. Aku Emily Cliffrto.” Kata anak yang bernama Emily itu. “Oh.. Salam kenal.. Aku Holly, ini kedua adikku Lizzie dan Bishop. Ini sepupuku, Betsy dan Hazel” Kata Holly. “Sebaiknya kalian jangan kesini. Pulanglah. Disini ada penyihir bernama Chloert Daherna yang menjaga hutan Berlian. Jika kalian kesana kalian akan dikutuk menjadi katak yang tiap harinya mengeluarkan 231 berlian warna-warni.” Cegah Emily. “Tapi, kami ingin kesana” Kata Lizzie. “Kuharap Jangan” Kata Emily. Emily lalu menjatuhkan kotak berwarna kelabu dan pergi. “perempuan aneh” Kata Betsy.Akhirnya Mereka pun sampai di depan pintu gerbang hutan berlian. Tiba-tiba datang penyihir. “Hihihi… Aku Chloert Daherna penjaga hutan ini” Kata penyihir Chloert. Chloert siap-siap mengangkat tongkat sihirnya, tetapi… “Hai, Chloert Daherna… Bertemu lagi denganku Emily Cliffrto” Tiba-tiba Emily sudah ada di depan mereka. “Oh… Kau Emily Cliffrto… Mau apa kau kesini… ini bukan urusanmu..!” Bentak Chloert. “Heehhh… Urusanku Chloert! Tugasku menyelamatkan mereka! Cepat! Masuk ke dalam hutan!” Kata Emily pada Mereka.Mereka pun masuk ke hutan. “Wow… banyak sekali berliannya” Kata Betsy. “Cepat keluar dari hutan ini!” Perintah Emily. Mereka hanya dapat 7 berlian ungu.Akhirnya berlian itu dipakai mereka sebagai tanda persaudaraan mereka. Berlian itu bisa mengabulkan semua permintaan yang mereka bicarakan. Sedangkan Emily gadis misterius itu tidak diketahui keberadaanya.

Marbhike, Ular Putih Pemberani

Pada zaman dahulu, di sebuah Kerajaan di daerah pesisir pantai Pasar Bawah Kabupaten Bengkulu Selatan, Provinsi Bengkulu. Hiduplah sepasang Raja dan Ratu. Sang Raja bernama Soeparau, sedangkan Sang Ratu bernama Dini Terira. Mereka berdua hidup bahagia sampai sang Ratu melahirkan. Suatu hari, ketika sang Ratu hendak melahirkan, mereka mengharapkan anak yang berbakti dan berwibawa. Kalau bisa si cakep baik perempuan maupun laki-laki. Sebelum sang Ratu melahirkan, sang Ratu mendapat perasaan yang tidak baik terhadap kandungannya. Ternyata, perasaan itu menjadi kenyataan. Sang Ratu melahirkan anak yang tidak meraka harapkan. Akan tetapi, sang Ratu melahirkan seekor ular putih betina. Sang Ratu pun terkejut sambil berkata, “Ini tidak mungkin, ini hanya mimpi kan? Kanda, aku… aku… aku tidak mungkin melahirkan seekor ular putih ini, Ya Tuhan, apakah ini cobaan bagi keluargaku?” Ratu pun menangis karena Ratu tidak menyangka bahwa bayi yang ia lahirkan adalah seekor ular betina yang tidak mereka harapkan.Lalu, sang ular putih pun berbicara “Bunda, ini merupakan sebuah kutukan dari seorang penyihir keji yang tidak menginginkan Bunda dan Ayah hidup bahagia.”Ratu pun terkejut ketika mendengar perkataan dari ular putih itu, sambil berkata. “Ya Tuhan. Kanda, ular ini bisa berbicara, apakah ini merupakan keajaiban dari tuhan, Kanda?”Raja pun tersenyum sambil menjawab, “Mungkin saja Dinda, maka dari itu, alangkah baiknya jika kita merawat ular ini sampai besar kelak, Dinda?” Sang Ratu pun menganggukkan kepalanya sambil berkata, “Baiklah, Kanda, ular ini akan Dinda beri nama Marbhike Poetrie, yaitu ular putih betina yang hebat.” 6 tahun kemudian, Marbhike menjadi lebih dewasa, dia sering ke hutan mencari mangsa untuk makananannya sambil diikuti lima orang penjaga. Suatu hari, entah kenapa dia hanya ingin pergi ke hutan sendirian tanpa harus dikawal para penjaga istana. Ratu melarang Marbhike kehutan sendirian karena ia khawatir terjadi hal-hal buruk yang menimpa Marbhike. Akan tetapi Marbhike merujuk terus-menerus sampai Ratu mengizinkan ia pergi. Ratu sangat keberatan ditinggal Marbhike. Akan tetapi, mau gimana lagi, sang Ratu hanya bisa pasrah sambil berkata, “dengan berat hati bunda melepasmu, nak.” Ratu bersedih. “Terimakasih Bunda, aku akan membawakan kejutan untukmu. Aku berjanji, Bunda.”Marbhike pun pergi dengan waspada. Ketika di tengah tengah perjalanan. Ternyata, banyak sekali mata-mata yang mengikutinya, termasuk ayahnya. Mereka mengikuti Marbhike agar tidak terjadi hal-hal yang demikian. Mereka sangat sayang kepada Marbhike, karna Marbhike adalah seekor ular yang imut, manis, pintar, dan bisa berbicara.Ketika Marbhike di tengah-tengah hutan, Marbhike mendengar suara misterius yang menyebut namanya. “Marbhike… Marbhike… Marbhike..” Marbhike sangat ketakutan ketika mendengar suara misterius itu. Tiba-tiba… “auuuu… wah, cantik sekali diriku. Mungkin ini hanya mimpi, coba aku cubit pipiku. Au, sakit.” Marbhke sangat tidak menyangka perkataan yang ia bilang kepada bundanya menjadi kenyataan. “terimakasih, Ya Tuhan. Engkau telah membuatku menjadi manusia” Marbhike terharu. Tetapi, Marbhike tidak mengetahui bagaimana caranya ia pulang. Untung saja ada sang raja dan pasukanya. Marbhike pun pulang dengan wajah yang sangat gembira dan rindu kepada sang bunda. Sesampainya di Istana, Marbhike langsung memeluk bunda dan ayahnya. Marbhike menangis terharu karena tidak menyangka dirinya akan menjadi seperti ini. “Bunda, aku sangat senang akhirnya diriku bisa memelukmu. Ayah, terimakasih telah mengantarkanku pulang dengan selamat, yah. Engkau memang ayah yang cerdik dan pemberani. Marbhike pun menikah dengan sang pangeran dari kerajaan sebelah. Dan akhirnya, Marbhike, sang pangeran, raja, dan ratu pun hidup bahagia selama-lamanya.Tamat…

Penyesalan Seorang Kakak

Suatu hari, hiduplah seorang sepasang suami istri yang kaya raya. Meskipun kaya, mereka tidak sombong. Mereka dikaruniai dua orang putri yang cantik jelita. Sifat mereka sangat bertolak belakang. Anak pertama mereka sifatnya sombong dan angkuh, namanya Tania. Anak kedua mereka bernama Fani, sifatnya baik dan ramah. Karena sifatnya, Fani lebih disayang dan diperhatikan oleh orang-orang di sekitarnya. Karena itu, Tania menjadi iri kepada Fani.

Ketika orangtua mereka pergi bekerja, Tania selalu mengejek dan menyuruh Fani mengerjakan semua pekerjaan di rumah itu. Saat orangtua mereka pulang, Fani mengatakan Tania yang mengerjakan semua pekerjaan rumah itu. Fani melakukan itu karena dipaksa dan diancam Tania. Saat Tania ulang tahun, ulang tahunnya tidak dirayakan. Ia juga hanya diberi hadiah sebuah pulpen dan sebuah pensil. Sedangkan ketika Fani berulang tahun, ulang tahunnya dirayakan dengan meriah. Fani juga mendapat banyak hadiah mahal dan bagus. Orangtuanya melakukan ini agar Tania dapat berubah sikap menjadi lebih baik lagi.

Hal ini membuat Tania semakin iri sama Fani. Karena kecemburuannya itu, Tania sering mendoakan Fani cepat meninggal. Sifat Tana pun berubah menjadi lebih angkuh terhadap Fani. Meskipun begitu, Fani tetap menyayangi dan berbuat baik kepada kakaknya. Fani melakukan itu dengan ikhlas dan ia tidak pernah marah atau dendam pada Tania Kebaikan Fani membuat hati Tania luluh dan Tania pun berubah sikap. Tania sudah menyadari semua kesalahannya. Setiap hari, Fani dan Tania selalu bersama. Mereka pun menjadi akur. Orangtua mereka sangat bangga kepada mereka berdua.

Suatu hari, Tania mengajak Fani pergi ke taman kota untuk bermain. Sesampainya di taman, mereka langsung asyik bermain. Karena asyiknya, Fani dan Tania kehausan. Atas izin Tania, Fani pun pergi membeli air minum di seberang jalan. Saat Fani hendak menyebrang, dari arah kanan muncul mobil sedan yang langsung menabrak Fani. Tania yang melihat kejadian itu langsung berteriak minta tolong. Fani pun dibawa ke rumah sakit.

Tania dan orangtua mereka menunggu di luar ruanagan ICU dengan cemas. Saat dokter keluar ruangan, dokter mengatakan bahwa nyawa Fani tidak terselamatkan lagi. Orangtua mereka langsung menangis histeris dan Tania pingsan. Setelah Tania siuman, ia menangis histeris atas kematian saudaranya, sekalian menangis meratapi nasibnya. Dalam hati ia berkata, umur seseorang hanya bisa ditentukan oleh Tuhan. Ia juga menyesal selama ini telah mendoakan dan menyumpahi Fani agar Fani cepat meninggal. Ia juga menyesal telah berbuat jahat pada Fani. Tetapi… penyesalan selalu datang terlambat.

Arti Sebuah Waktu

Alkisah ada seorang wanita yang hidup di sebuah desa terpencil, dia ingin pergi

kerja ke kota agar dia bisa mengoprasi wajahnya. Kemudian dia mengutarakan

keinginannya untuk kerja di kota kepada kedua orang tuanya, tapi keinginannya tersebut di

tolak oleh kedua orang tuanya. Mendengar kata kedua orang tuanya yang menolak

keinginannya dia pun menangis, tapi tak berapa lama kemudian ibunya datang

menghampiri dia. Dan tiba-tiba ibunya bilang “Kamu boleh pergi ke kota nak”. Mendengar

perkataan ibunya dia pun tersenyum. Dan pagi harinya dia bersiap-siap untuk pergi ke

kota. Di tengah perjalanan yang lama dan melelahkan dia istirahat di sebuah rumah, dan

dia pun membayangkan, ” andai ku bisa membangun rumah mewah dan dapat mengoprasi

wajah ku yang biasa menjadi luar biasa ini.” Tiba-tiba di tengah-tengah hayalannya datang

seorang nenek tua menghampirinya, dan bertanya “kenapa nak kamu tersenyum sendiri?”

“Saya sedang membayangkan andaikan saja ku bisa sukses di kota dan dapat mengoprasi

wajahku ini”, kata dia.

Dan nenek itu mengeluarkan jam kecil dari kantongnya, kemudian nenek itu

berkata “Kamu tinggal putar jam itu sesuai dengan putaran jarum jam, bila kamu ingin

segera meraih cita-citamu”. “Baik nek”, kata wanita tadi. Kemudian tak berapa lama dia

memutar jam tersebut sesuai dengan apa yang dikatakan nenek tadi. Dan tiba-tiba dia bisa

bekerja di sebuah perusahaan ternama di Jakarta. Tapi dia tak puas dengan lamanya waktu

yang di perlukan agar bisa mengoprasi wajahnya. Kemudian dia kembali memutar jam

tersebut, dan wajahnya pun menjadi cantik. Lagi-lagi dia kurang puas dengan wajahnya,

dan kembali dia memutar jam kecil pemberian nenek-nenek yang pernah dia temui sekali

lagi. Tapi setelah memutar jamnya dia mendapati wajahnya yang semula cantik jelita

menjadi tua dan keriput. Dan dia menyesal dengan keadaan dia sekarang. Kemudian dia

kembali menemui nenek-nenek yang memberi dia jam di tempat di mana dia bertemu. Tapi

dia tak melihat nenek tersebut karena nenek itu telah lama meninggal. Dia pun hanya bisa

menyesal dan menangisi nasibnya.

Tabrakan Terindah

Pagi yang cerah, udara yang sejuk di daerah sekitar danau toba. Saat itu ku

langkahkan kaki ku setapak demi setapak menuju ke balkon vila yang ku tempati untuk

beberapa hari ini. Ku pandangi alam yang indah ini. Tak puas melihat dari atas balkon aku

pun bergegas turun dan berkeliling di sekitar daerah danau toba.

Aku sangat menikmati pemandangannya sampai-sampai aku tak melihat sosok pria

yang jalan di depanku, dia membawa kamera digital. Karena menyenggol bahu ku, kamera

ia pun terjatuh dan akhirnya bagian-bagiannya sudah berserak di tanah. hey kau! Kenapa

jalan gak lihat-lihat? Kau lihat itu apa yang telah kau buat! Kalau punya mata dipake!

Jangan dipajang aja di muka kau itu!” cerocos pria tersebut dengan muka marah.

Dengan muka yang terkesan malu, aku pun hanya bisa berkata “maaf aku gak

sengaja menyenggolmu” “gak sengaja? Dasar ceroboh! Ta..p..i tung..gu, sepertinya aku

kenal dengan kau! Apa mungkin kauuu del..ia siregar? Mantanku sewaktu SMA?” tanya

pria tersebut dengan muka penasaran.

“ha? Gimana bisa kau tau namaku? Apa mungkin ka…uu mar..io ardi..aan tarigan? io?”

tanyak balik lia ke pria yang bernama rio itu.

“tunggu! Sepertinya kita perlu banyak cerita, apa kau mau sarapan pagi dengan ku?” ajak

mario

“Maaf aku gak bisa, aku harus pergi” jawab lia dengan terbata-bata dan bergegas pergi

meninggalkan mario.

Ditemani dengan cuaca yang sejuk di sini, aku pun berjalan menuju balik ke villa

dan mulai merasa kepikiran dengan orang yang ku tabrak tadi. “gimana bisa aku jumpa

dengan dia lagi? Aku sudah melupakannya, ya tuhan jangan biarkan rasa itu hadir

kembali” gumam ku dalam hati. Setelah berjalan beberapa menit aku akhirnya tiba di vila

dan bergegas masuk ke kamar, di kamar aku terpikir dia lagi, iya dia si mario itu! Tapi

kalau ku ingat kembali itu tabrakan yang terindah setelah bertahun-tahun aku tak jumpa

denganya lagi.

Tiba-tiba saja aku merasa kecipratan air, ternyata itu adalah temanku yang

menyiram air ke muka ku agar aku bangun :D ternyata tabrakan terindah itu tidak ada dan

hanya sebuah mimpi. Tapi aku berharap agar bisa jumpa dengan mario ataupun sekedar

mengetahui kabarnya saja. Tetapi hanya sebagai teman.

Tamat.

Kita Sahabat

Teet.. Teet.. Teeet.. Bunyi bel sekolah tanda untuk masuk kelas. Vyo, vina dan yani memasuki kelas“vyo, si udik kemana, kok gak keliatan dari tadi?” kata vina sambil melihat seisi kelas“gak tau, tanya aja sama sahabatnya. Tuh.. Si yani.” kta vyo sambil menunjuk yani“aku juga gak tau, sakit mungkin” sahut yani“Ssst.. Mr. kasir dateng” kata vinaSemua siswa tenang mendengarkan Mr. kasir, selain vyo vina, iqbal dan rangga, yaa.. Mungkin kami sedikiit nakalSelang beberapa menit kemudian ada suara yang memecah keheningan“maaf mister, saya terlambat, saya bangun kesiangan” kata aisah memelas“ya sudah.. Letakan tas kamu di meja lalu berdiri satu kaki di depan kelas sampai jam pelajaran saya habis” kata Mr. kasir seenaknya“yaah.. Gak bisa dinego ya pak?” tanya aisah“nego nego!” Hentak Mr. kasir“iya iya pak!” aisah pun menyerah“udah udik, alay, pemalas lagi. Aduh, pake hidup segala” celoteh vyo“dasar udik” sahut rendra“udik dipelihara” fernanda pun ikut menyautsemua menertawakan aisah dan menyorakinya“Sudah! Diam semua. Apa mau ikut dihukum?” Kata Mr. kasirDetik demi detik berlalu jam Mr. kasir pun berakhir, Aisah langsung diserbu anak-anak sekelas menggunakan sampah yang dilemparkan ke mukanya, dan saat itu pula aisah berlari ke kamar mandi, mungkin dia menangis. Penyebabnya dia dimusuhi adalah karena dia merusak kelas saat semua anak di kelas menghias dan membersihkannya dengan susah payah, dia kotori dengan sepatunya yang kotor karena menginjak lumpur saat berangkat sekolah, dan akhirnya kelas IX B tidak jadi juara kelas“yaah.. Beraninya lari, dasar pecundang!” Ejek vyoVyo dan vina pergi ke aula untuk mencari tau tugas yang diberikan pak sumardi guru bahasa Indonesia “eh.. Ada si udik disini” kata vyo sambil menunjuk aisah“iya, udik udiik.. Huh, udah kayak kuman kamu, bawa sial!” cemooh vinaVyo dan vina pun kembali ke kelas karna guru yang seharusnya mengajar tidak ada, suasana kelas sangat ricuh dan ramai tapi disitu tidak ada aisah..Keesokan harinyaSebelum masuk kelas sudah kebiasaan anak satu kelas nongkrong di kantin, walau hanya sekedar ngerumpi. Bel kelas berbunyi kami semua memasuki kelas, tapi, ada sesuatu yang berbeda, saat kami sampai di dalam kelas. Sangat bersih dan indah.. Kami menemukan tulisan di board: kawan, maafkan aku.. Hari itu memang kesalahanku. Tapi, itu belum penilaian terakhir, hari inilah penilaian terakhir, aku sengaja sebelum pulang sekolah mempersiapkan ini semua.. Ku mohon kalian bisa memaafkan ku”tertanda: aisah Lantas kami pun tercengang melihat tulisan itu, kami sepakat untuk memaafkan aisah, saat aisah masuk kelas semua tersenyum padanya“good job!” puji bowo“elo nggak ngecewain kita!” tandas udin“aisah! Loe emang nggak kuman!” kata vyo dan aisahSaat pak. sumarno mengumumkan juara kelas, semua terdiam dan tenang“juara kelas umum adalaah.. Sembilaan B” “Yeee…” Semua bersorak sorai dan untuk merayakannya kami anak IX B makan makan di mall ternama di kota kami

My First Love

Suatu pagi aku terjaga dari tidur ku dan bergegas ke sekolah untuk mengikuti

pelajaran tuk pertama kalinya. mengapa pertama kalinya? karena itu adalah hari pertama

ku duduk di bangku kelas 9 sekolah menengah pertama. Mungkin aku merasa sedikit

gugup karena akan menemui pelajaran baru dan yang pasti teman teman yang baru juga

pastinya. Di hari pertama. seperti biasa tak ada yang spesial Esoknya aku bangun seperti

biasa. karena ada tugas Bahasa indonesia aku bergegas pergi ke perpustakaan untuk

meminjam buku. Di suatu rak aku menemukan buku yang kucari. dan saat ku ambil apa

yang kuliat di depan ku adalah seorang bidadari. aku tak percaya dan aku pun bingung

dimana aku berada (surga atau dunia) “ya tuhan mengapa jantung ku berdegup berirama?

apakah arti semua ini?”

Lalu dia pun pergi. tapi aku juga tidak boleh hanyut begitu saja dari paras

seseorang. aku pergi masuk kelas, dan ternyata perempuan yang aku lihat tadi adalah

teman satu kelas ku sendiri. aku merasa tambah gembira. Hari ini adalah presentasi

meresensi buku. dan si bidadari itu pun presentasi lebih awal. Cukup lama ku

mendangarkan tapi lama kelamaan aku hanya melihat wajahnya yang manis itu. selesai dia

presentasi aku terbangun dari khayal ku dan apa yang kuliat dia mendapatkan nilai 100,

bukan hanya cantik tapi pintar juga anak itu. dan aku bertekad untuk menyamai nilainya

agar dia tau aku itu siapa. Bla bla bla… aku pun mempresentasikan tugas ku. tapi apa yang

kudapat? ” izal kamu mendapat nilai 8″ guruku mengucap. “ah sial” sedikit kecewa tentang

apa yang ku dapat itu. Bel sekolah pun berbunyi dan semua siswa pun pulang… dan

kebetulan aku mendapat jadwal piket hari ini. Tanpa sengaja aku menumpahkan air untuk

pel teman ku dan sebagai hukumannya aku sendiri yang kan menyelesaikan piket hari ini.

Selesai piket aku pun bergegas pulang tapi apa yang kuliat di depan gerbang.

perempuan itu yang ku dambakan sedang menanti seorang pangeran.. Aku pun

menghampirinya tuk mengajaknya berjalan bersama mengundakan motor kulit alias jalan

kaki. tapi hanya baru berjarak 10 M antara ku dan nya datang seorang laki-laki membawa

motor menjemputnya. hati remuk disana seketika.

“Ya Tuhan Apakah ini yang kau inginkan dari apa yang kau lakukan yaitu menemukan aku

dengan bidadari itu?”

Lestarikan Budaya

Sekar adalah salah satu dari beberapa orang yang mengikuti sanggar tari Pustaka.

Sanggar tari Pustaka memang terkenal dengan sanggar tari terbaik di kota ini. Bayangkan

Sekar dan teman-teman Sekar sudah keliling dunia untuk menampilkan tarian khas

Indonesia. Kira-kira Sekar dan teman-temannya sudah sampai di Australia, China, Filipina,

Belanda, Jerman, Suriname, Jepang dll. Baru-baru ini saja katanya Sekar akan lomba

menari tradisional hanya individu di singapura. Memang kadangkala di sekolah Sekar

diejek oleh teman-temannya yang sombong-sombong mereka tak mau berteman dengan

Sekar karena ia adalah seorang yang sederhana apalagi begitu teman-temanya tau bahwa

Sekar mengikuti sanggar tari tradisional, dan teman-teman Sekar menganggap Sekar

“NGGAK LEVEL”. Tidak dengan Fifi ia bersahabat dengan Sekar sejak kecil jelas saja

mereka bertetangga. Sekar memberikan surat untuk bu Lina “Sekar semoga sukses ya..”

sekar menjawab “iya bu.. terimakasih”. Saat istirahat kelompok teman-teman yang

sombong berkumpul yaitu Angel, Chatrin, Oca, Vita, Clarin mereka membicarakan Sekar

Angel berkata “halah paling Cuma nari-nari di rumah saudaranya hahaha NGGAK

LEVEL” kata mereka hampir bersamaan. Seminggu telah berlalu dan Sekar

memberitaukan bahwa ia menari tradisional individu mendapat juara 2.

Saat upacara hari senin Sekar dipanggil maju kedepan pak kepala sekolah berkata ”

ekar Ayu Lestini, selamat taukah sekar mendapat juara 2 ia lomba di singapura, ia hanya

menarikan tarian tradisional bapak bangga mempunyai murid yang masih melestarikan

budaya kita, bayangkan di singapura, silahkan sekar” sekar berpidato “Pertama-tama saya

berterimakasih kepada Tuhan yang Maha Esa, bapak-ibu guru, dan semua teman-teman

jika misalnya bu Lina tidak mengijinkan saya ijin pasti sangat disayangkan sekali saya tak

mendapatkan piala ini, saya sungguh berterimakasih kepada semua yang mendukung saya,

sanggar tari, ibu saya, keluarga. Tuhan, teman-teman, semuanya saja TERIMAKASIH”

semua bertepuk tangan. Walaupun juara 2 tapi hadiah yang dihadiahkan lumayan, uang

kira-kira 50.000.000 piala, sertifikat. itu merupakan kebanggaan untuk semua. Saat di

kantin sekar dan fifi bertemu gerombolan anak sombong fifi berkata kepada angel “hei

kamu kira sekar libur seminggu pergi ke desa tidak, apa kau pernah keliling dunia hai

orang-orang sombong, belum pernah aja sombong” Sekar menenangkan fifi “Fifi sudah

ayo kita pergi” “Fifi terimakasih kau sudah mendukungku ya.. kau memang sahabatku

yang baik” fifi berkata “Sekar kau tau… aku bangga sekali mempunyai teman sepertimu,

aku sampai berfikir siapa aku hingga bisa berteman denganmu” sekar berkata “Fifi kau tau

aku hanya ditugaskan untuk melestarikan budaya kita yang ada di Indonesia aku tak mau

budaya kita diambil orang lain” “sekar aku akan membantumu”

top related