kuliah kimia kuantitatif balai budidaya laut batam (romi novriadi)
Post on 20-Jun-2015
901 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
PENGANTAR KULIAHPENGANTAR KULIAHKIMIA ANALISA KUANTITATIFKIMIA ANALISA KUANTITATIF
OlehOlehROMI NOVRIADIROMI NOVRIADI
PHPI Ahli Balai Budidaya Laut PHPI Ahli Balai Budidaya Laut BatamBatam
Dosen Akademi Analis Dosen Akademi Analis Kesehatan Putra Jaya BatamKesehatan Putra Jaya Batam
ANALISA KIMIA
Dibagi atas 2 (dua) :
1. Kualitatif, suatu analisis untuk mengetahui jenis-jenis zat yang terdapat dalam suatu larutan atau campuran zat-zat
2. Kuantitatif, suatu analisis untuk mengetahui banyaknya suatu zat dalam larutan atau campuran zat-zat
Metoda Analisis Kuantitatif
Metode KimiaTermasuk ke dalam metoda ini antara lain :1. Gravimetri, suatu cara untuk menentukan banyaknya suatu unsur (elemen) dengan menentukan berat yang terjadi pada suatu reaksi.2. Volumetri (Titrasi), berdasarkan pengukuran volume larutan3. Analisis gas, untuk menentukan gas dalam campurannya
Metode Fisika-KimiaTermasuk ke dalam metode ini antara lain : Kolorimetri, Nefalamoteri, Konduktometri, Potensiometri, Khromatografi
Metode FisikaTermasuk kedalam metode ini adalah Spektroskopi, Luminessense,dsb
Faktor Pemilihan Metoda
Faktor-faktor yang harus diperhitungkan bila ingin memilih metoda analisis yang tepat : Sifat Informasi yang dicari Ukuran contoh yang tersedia dan proporsi
penyusun yang akan ditetapkan Tujuan diperlukannya data analisis tersebut
Tipe Analisis KimiaBerdasarkan sifat informasi yang diberikan, maka analisis
kimia dibedakan atas beberapa tipe :1. Analisis Proksimat (kira-kira), menetapkan banyaknya
masing-masing unsur dalam suatu contoh, tanpa memperhatikan senyawa yang sebenarnya terdapat dalam contoh tersebut
2. Analisis Parsial, mencakup penetapan penyusun terpilih dalam suatu contoh
3. Analisis Penyusun Runutan Lengkap, merupakan contoh khusus analisis parsial, namun yang diperhatikan adalah komponen-komponen khusus yang kuantitasnya sangat kecil
4. Analisis Lengkap, bila proporsi tiap komponen dalam contoh itu ditetapkan
Pengelompokan Metoda Analitis
Makro, penetapan kuantitas 0,1 gr atau lebih
Semi-mikro, menangani kuantitas 0,01 gr ke 0,1 gr
Mikro, untuk kuantitas tidak melebihi 0,001 gr.
Untuk besaran bahan penyusun dari suatu sampel, maka dapat dibedakan atas, Konstituen Utama, ialah bahan penyusun yang ada lebih dari 1%, Konstituen minor, ialah antara 0,01 – 1 persen dari contoh, Konstituen Runutan, ialah yang berada kurang dari 0,01 % contoh.
Klasifikasi Volumetri (Titrasi)Klasifikasi Volumetri (Titrasi)
Ditinjau dari reaksi yang terjadi, maka volumetri dibagi Ditinjau dari reaksi yang terjadi, maka volumetri dibagi atas 4 metode utama :atas 4 metode utama :1.1. Metoda Netralisasi, berdasarkan reaksi asam-basa, termasuk Metoda Netralisasi, berdasarkan reaksi asam-basa, termasuk
kedalamnya asidimetri dan alkalimetrikedalamnya asidimetri dan alkalimetri
2.2. Metoda Oksidasi – Reduksi, berdasarkan adanya reaksi oksidasi Metoda Oksidasi – Reduksi, berdasarkan adanya reaksi oksidasi dan reduksi, termasuk kedalamnya antara lain :dan reduksi, termasuk kedalamnya antara lain :
Permanganometri, Yodometri, Khromatometri, Bromatometri, Permanganometri, Yodometri, Khromatometri, Bromatometri, Vanadometri, TitanometriVanadometri, Titanometri
3.3. Metoda Pengendapan (Presipitasi), berdasarkan terbentuknya zat Metoda Pengendapan (Presipitasi), berdasarkan terbentuknya zat yang mengendap pada suatu reaksi. Contoh : Argentometriyang mengendap pada suatu reaksi. Contoh : Argentometri
4.4. Metoda Pembentukan Garam Kompleks, berdasarkan Metoda Pembentukan Garam Kompleks, berdasarkan terbentuknya garam-garam kompleks pada suatu reaksi.terbentuknya garam-garam kompleks pada suatu reaksi.
Beberapa Hal Penting Yang Harus Diketahui :
MolMol adalah berat zat tersebut dibagi dengan berat molekulnya
Berat
Mol = BM atau, Berat = Mol x BM
MolaritasMolaritas suatu zat dalam suatu larutan adalah banyaknya mol zat itu dalam 1 liter larutan. M = mol/l.
Contoh : 49 gr H2SO4 dilarutkan dalam 100 mL air, volume larutan dianggap sama dengan volume air, maka :
Molaritas = 49/98 mol/100 ml air = 1000/100 x ½ = 5 ml/l = 5 M
Gram Ekivalen (Gram Setara) = Grek
Pengertian Gram ekivalen ini sangat penting pada titrasi karena prinsip perhitungan pada pada titrasi ialah menyetarakan (meng-ekivalenkan) dua zat yang bereaksi. Dalam menentukan gramekivalen suatu zat tergantung pada reaksi yang dialami zat tersebut. Oleh karena itu penetapannya berbeda untuk masing-masing metoda titrasi.
1. Pada asidi-alkalimetri
Untuk asam dan basa : 1 grek asam/basa ialah banyaknya asam/basa yang setara dengan 1 mol ion.
contoh :
HCl = melepaskan 1 H+ valensi 1 1 grek = 1 mol
2. Pada Permanganometri,
Ketentuan 1 grek suatu zat ialah banyaknya zat itu yang setara dengan ½ mol atom O atau 1 mol atom O = 2 grek
3. Pada Yodometri
Ketentuan 1 grek adalah banyaknya zat tersebut yang setara dengan 1 mol atom I atau 1 mol atom I2 (yodium) = 2 grek
4. Pada Argentometri
Ketentuan 1 grek suatu zat ialah banyaknya zat tersebut yang setara dengan 1 mol ion Ag+ atau 1 mol AgNO3 = 1 grek. Disini diperhatikan reaksi zat itu dengan AgNO3
KCl + AgNO3 AgCl + KNO2
dari reaksi : 1 mol KCl = 1 mol AgNO3 = 1 grek
maka 1 mol KCl = 1 grek
Normalitas
Ketentuan : Normalitas suatu zat dalam suatu larutan adalah banyaknya gram ekivalen zat tersebut dalam 1 liter larutan
atau N = grek/liter. 1 liter = 1000 ml
1 grek = 1000 miligrek (mgrek)Contoh :
Berapa N larutan 20 gr NaOH dalam 100 mL air? Volume larutan = volume air
20 gr NaOH = 20/40 = ½ grek. Jadi banyaknya NaOH dalam 100 mL = ½ grek. Atau banyaknya NaOH dalam 1000 ml = 1000/100 x ½ = 5 grek.
Jadi, Normalitas NaOH = 5 N
Larutan BakuLarutan BakuLarutan Baku adalah adalah larutan yang normalitasnya diketahui dengan tepat dan dipergunakan untuk menetapkan normalitas larutan lain yang belum diketahui.Ada 2 macam larutan baku :1.Larutan Baku Primer, ini maksudnya suatu zat ditimbang
dengan teliti menggunakan neraca analitik, dimasukkan dalam labu ukur, dilarutkan dengan aquadest. Dan dihitung normalitasnya. Namun tidak semua zat dapat dibaut sebagai larutan baku primer, HCl tidak dapat dipakai karena mudah menguap ataupun NaOH yang bersifat Higroskopis dan mudah
bereaksi dengan CO2.
Contoh yang bisa : H2C2O4. 2H2O; Na2B4O7
2. Larutan Baku Sekunder, ini maksudnya suatu zat yang akan dipakai sebagai larutan baku untuk titrasi zat lainnya. Tetapi zat tersebut tidak memenuhi syarat sebagai larutan baku primer. Maka normalitasnya tidak ditentukan dengan menimbang seperti membuat larutan baku primer tetapi ditentukan dengan menitrir dulu zat tersebut dengan larutan baku primer atau ditentukan secara gravimetri.
Sebagai contoh, agar NaOH dapat digunakan sebagai larutan baku, maka perlu distandarisasi oleh H2C2O4.2H2O. Dan untuk masing-masing jenis titrasi larutan baku primer yang digunakan berbeda. MisalnyaAlkalimetri = H2C2O4.2 H2O.
Asidimetri = Na2B4O7.10 H2O
Syarat Larutan Baku PrimerSyarat Larutan Baku Primer
Zat tersebut harus benar-benar murni, jika ada zat lain maka tidak boleh melebihi 0,05 s/d 1%Komposisi zat harus sesuai dengan rumusnya. Misalnya jika ada air kristalnya maka banyaknya air kristal harus sesuai dengan yang dituliskan pada rumusDapat ditimbang dengan teliti dan mudahTidak HigroskopisZat tersebut tidak berubah keadaannya (stabil) sewaktu disimpan baik sebagai padatan ataupun larutan
SELAMAT BELAJAR
top related