kuliah hukum darah wanita.ppt

Post on 25-Oct-2015

45 Views

Category:

Documents

6 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

darah

TRANSCRIPT

HUKUM ISLAM TENTANGDARAH WANITA

Dr. Eva Triani

FK UNIZAR 2009

Wanita dalam pandangan Islam

• Dalam Islam, wanita bukanlah musuh atau lawan kaum laki-laki. Sebaliknya wanita adalah bagian dari laki-laki demikian pula laki-laki adalah bagian dari wanita, keduanya bersifat saling melengkapi. (QS. Ali Imran (3) : 195)

• Bolehkah seorang wanita yang sedang haid masuk dan duduk di dalam

masjid ?

• Sebagian ulama melarang seorang wanita masuk dan duduk di dalam masjid dengan dalil:

• �ب� ن و�ال ج� �ض�� ج�د� لح�ائ �م�س� ال ح�ل�� �أ ال

“ Aku tidak menghalalkan masjid untuk wanita yang haid dan yang junub “

(Diriwayatkan oleh Abu Daud no.232, al Baihaqi II/442-443, dan lain-lain)

• Akan tetapi hadits di atas merupakan hadits (lemah) meski memiliki beberapa (penguat) namun sanad-sanadnya lemah sehingga tidak bisa menguatkannya dan tidak dapat dijadikan hujjah.

Berikut ini sebagian dalil yang digunakan oleh ulama yang

membolehkan seorang wanita haid duduk di masjid ( I/191-192):

1. Adanya seorang wanita hitam yang tinggal di dalam masjid pada zaman Nabi . Namun tidak ada dalil yang menyatakan bahwa Nabi memerintahkannya untuk meninggalkan masjid ketika ia mengalami haidh.

2. Sabda Nabi kepada ‘Aisyah :

Larangan thowaf ini dikarenakan thowaf di Baitullah termasuk sholat, maka wanita itu hanya dilarang untuk thowaf dan tidak dilarang masuk ke dalam masjid.

Apabila orang yang berhaji diperbolehkan masuk masjid, maka hal tersebut juga diperbolehkan bagi seorang wanita yang haidh.

Kesimpulan

• Wanita yang sedang haid diperbolehkan masuk dan duduk di dalam masjid karena tidak ada dalil yang jelas dan shohih yang melarang hal tersebut. Namun, hendaknya wanita tersebut menjaga diri dengan baik sehingga darahnya tidak mengotori masjid.

• Bolehkah seorang wanita yang sedang haid membaca Al Qur’an (dengan

hafalannya) ?

• Sebagian ulama berpendapat bahwa wanita yang haid dilarang untuk membaca Al Qur’an (dengan hafalannya) dengan dalil:

• ان� �ق�ر� ال م�ن� �ئ ا ي ش� �ب� �ج�ن ال �� ءض� و�ال �ح�ا ال � أ �قر� ت � ال “ Orang haid danorang junub sama sekali tidak

boleh sedikitpun membaca Al Qur’an “

(Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi I/236; Al Baihaqi I/89 dari Isma’il bin ‘Ayyasi dari Musa bin ‘Uqbah dari Nafi’ dari Ibnu ‘Umar)

• Seorang yang melakukan haji diperbolehkan untuk berdzikir dan membaca Al Qur’an. Maka, kedua hal tersebut juga diperbolehkan bagi seorang wanita yang haid karena yang terlarang dilakukan oleh wanita tersebut -berdasar hadits di atas- hanyalah thowaf di Baitullah. ( I/183)

Kesimpulan:

• Wanita yang sedang haid diperbolehkan untuk berdzikir dan membaca Al Qur’an karena tidak ada dalil yang jelas dan shohih dari Rasulullah yang melarang hal tersebut.

• Bolehkah seorang wanita yang sedang haid menyentuh mushhaf Al Qur’an ?

• Telah terjadi perselisihan pendapat di kalangan ulama. Ulama yang melarang hal tersebut berdalil dengan ayat:

• ون� �م�ط�ه'ر� ال ' �ال إ ة� �م�س' ي ' ال• Artinya: “ Tidak menyentuhnya kecuali

hamba – hamba yang disucikan “ (QS. Al Waqi’ah: 79)

• �م�س� maksudnya adalah menyentuh يmushhaf al Qur’an. ون� maksudnya الم�ط�ه'ر�adalah orang-orang yang bersuci. Oleh karena itu tidak boleh menyentuh mushaf al Qur’an kecuali bagi orang-orang yang telah bersuci dari hadats besar atau kecil.

• Mereka juga berdalil dengan hadits Abu Bakar bin Muhammad bin ‘Amr bin Hazm dari bapaknya dari kakeknya bahwasanya Nabi menulis surat kepada penduduk Yaman dan di dalamnya terdapat perkataan:

• ه�ر. ط�ا ' �ال إ �ن� ا �ق�ر� ال �م�س� ي ' Tidak boleh “ الmenyentuh Al Qur’an kecuali orang yang bersuci “ (Hadits Al Atsram dari Daruqutni)

• Ulama yang membolehkan wanita haid menyentuh mushhaf Al Qur’an memberikan penjelasan sebagai berikut:

• ' �ال إ ه� �م�س' ي ' ال ن� �و �ن م'ك �اب� �ت ك ف�ي �م. �ر�ي ك ء�ان. �ق�ر� ل 'ه� �ن إ�م�ين� ل �ع�ا ال ب> ر' م>ن �ريل. �ت ت ون� �م�ط�ه'ر� ال

• Artinya:“ Sesungguhnya Al Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia pada kitab yang terpelihara. Tidak menyentuhnya kecuali ( hamba – hamba ) yang disucikan. Diturunkan oleh Robbul Alamin”

(QS. Al Waqi’ah: 77-80)

• Imam Asy Syaukani berkata dalam , Kitab Thoharoh, Bab Wajibnya Berwudhu Ketika Hendak Melaksanakan Sholat, Thowaf, dan Menyentuh Mushhaf:

• “Hamba-hamba yang disucikan adalah hamba yang tidak najis, sedangkan seorang mu’min selamanya bukan orang yang najis berdasarkan hadits:

• �ج�س� �ن ي � ال �م�ؤ�م�ن� Orang mukmin itu “ الtidaklah najis “ (Muttafaqun ‘alaih)

• Maka tidak sah membawakan arti (hamba) yang disucikan bagi orang yang tidak junub, haid, orang yang berhadats, atau membawa barang najis. Akan tetapi, wajib untuk membawanya kepada arti: Orang yang tidak musyrik sebagaimana dalam firman Allah Ta’ala yang artinya, “ Sesungguhnya orang musyrik itu najis “ (QS. At Taubah: 28)

Kesimpulan

• Wanita yang sedang haid diperbolehkan menyentuh mushhaf Al Qur’an karena tidak ada dalil yang jelas dan shohih yang melarang hal tersebut.

Referensi

• Larangan-larangan Seputar Wanita Haid, artikel Majalah As Sunnah 01/ IV/ 1420-1999, Abu Sholihah Muslim al Atsari.

• Jami’ Ahkamin nisa’, Syaikh Musthofa al ‘Adawi.

• Tafsir Al Qur’an Al Adhiim (Terj. Jilid 8), Ibnu Katsir.

• Artikel www.muslimah.or.id

SEKIAN

TERIMA KASIH

top related