kritik teori perencanaan terhadap pengembangan desa wisata nglanggeran
Post on 16-Apr-2017
552 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Kritik, Krisis dan Tantangan Teori PerencanaanTerhadap Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran Arief Budiman | Aziza Novia Ma’sum |
Destia Setiarini | Febriyanto | Novia Purbasari |
Desa Wisata Nglanggeran
Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat
Pendekatan Model Teori Perencanaan Radikal
Model Teori Perencanaan pada Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran
Pendekatan Model Social Learning and Communicative Action
Kesimpulan dan Saran
Desa Wisata Nglanggeran
LOKASI GUNGUNG PURBA NGLANGGERAN
Desa Nglanggeran merupakan desa yang secara administratif terbagi kedalam 5 dusun (Karangsari, Doga, Nglanggeran Kulon, Nglanggeran Wetan, Gunung Butak) dan 23 Rukun Tetangga (RT) dengan luas wilayah 370.658,5 ha/m2.
Gunung Nglanggeran adalah satu-satunya gunung api purba di Yogyakarta yang terbentuk dari pembekuan magma yang terjadi kurang lebih 60 juta tahun yang lalu. Gunung Nglanggeran tersusun oleh batuan beku berupa andesit, lava dan breksi andesit. Gunung ini terletak di Desa Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunung Kidul yang berada pada deretan Pegunungan Sewu.
Gunung api purba Embung Nglanggeran air terjun kedung kandang
Desa Wisata NglanggeranAneka wisata
Educational tourism
Culture tourism
Adventure tourism
Agro tourism
Green tourism
Belanja & SPA
Cikal bakal berdiri, dari Karang Taruna Bukit Putra Mandiri Tahun 1999 di Desa Nglanggeran, Patuk,
Gunungkidul melalui upaya konservasi mulai merintis
kegiatan pariwisata konservatif dan mendapat ijin pengelolaan
melalui SK SK Kepala Desa Nglanggeran No.05/KPTS/1999
Terjadi perkembangan signifikan, sehingga perlu adanya wadah
khusus sehingga dibentuk Badan Pengelola Desa Wisata ditahun
2007
BPDW berganti nama menjadi POKDARWIS sesuai dengan SK
Kementrian Pariwisata; Mendapat bantuan stimulan
PNPM Mandiri Pariwisata selama tiga tahun berturut-turut 2011-
2013;
Adanya penarikan retribusi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Gunungkidul sebagai bentuk
kontribusi terhadap PAD dan sebagai payung hukum
Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat Nglanggeran
1999 2007 2011-2013 2014
Tipologi Perencanaan dari Bawah (Bottom Up) dan Penerapannya Pada Pariwisata Berbasis Masyarakat di Desa Wisata Nglanggeran
Adanya isu dan permasalahan terkait tingginya angka kemiskinan dan terancamnya kondisi lingkungan yang merupakan kawasan gunung yang gundul/gersang diantara bongkahan-bongkahan batu pencakar langit
Pengalaman
KebutuhanTindakan
Pertimbangan Praktis Tindakan
Teori – Pengetahuan Lokal
Perlu adanya pengoptimalan potensi yang dimiliki namun juga harus mengedepankan konservasi lingkungan
Adanya suatu kearifan lokal dimana mengedepankan musyawarah mufakat dan kebersamaan sebagai jalan pengambil keputusan
Diawali keberhasilan karang taruna bukit putra mandisi dalam upaya konservasi lingkungan
Community Based Tourism dimana pengembangan, pelaksanaan, serta pengawasannya dilakukan oleh masyarakat, pemerintah bereran sebagai fasilitator.
Transformasi Sosial dalam Desa WisataBerbasis Masyarakat Nglanggeran
Sepenuhnya merupakan inisiasi dan dilakukan oleh masyarakat
Inisiasi dan dilakukan oleh masyarakat, namun sudah mulai masuk intervensi pemerintah
Perencanaan radikal bergerak di luar sistem
(diluar pemerintah).
Pendekatan perencanaan ini terbuka pada
kemungkinan belajar melalui tindakan atau
pengalaman secara konkret dengan
menyelesaikan suatu permasalahan dari
akarnya dan menempatkan diri sebagai bagian dari
masyarakat
Menekankan pada jenis tindakan komunal yang menghasilkan hasil yang nyata secara cepat, dan fokus terhadap bidang-bidang yang berada di luar jangkauan sistem
pemerintah.
Bersifat spontan, oposisi (ilegal) dan
pembiayaannya bersifat swadaya.
PENDEKATAN MODEL TEORI PERENCANAAN RADIKAL
Inisiasi Awal(1999-2006)
• Kesadaran peduli lingkungan (penghijauan)
• Upaya menumbuhkan kesadaran terhadap potensi desa.
• Rintisan kegiatan pariwisata berbasis lingkungan atau ekowisata
• Pembiayaan bersifat swadaya
Pengembangan Desa Pariwisata (2007-
2011)
• Pembentukan lembaga BPDW (Badan Pengelola Desa Wisata) yang melibatkan seluruh komponen masyarakat
• Mulai adanya pendampingan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul
Peningkatan Kapasitas (2011-
2013)
• Pembentukan Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS)
• Bantuan dari pemerintah melalui dana stimulan PNPM mandiri pariwisata (pelatihan)
• Peran serta Pemkab Gunungkidul dalam bentuk promosi.
Desa Mandiri(2014-sekarang)
• Peningkatan kesejahteraan masyarakat desa
• Perubahan sosial masyarakat agraris kearah jasa pariwisata
Radical Model Social Learning Model
2006 akhir-2007 pertengahan terjadi kevakuman pengelolaan pasca gempa
Pendekatan Model Teori Perencanaan Terhadap Proses Pengembangan Desa Wisata
Adanya komunikasi antara perencana dan masyarakat sebagai objek
perencanaan yang mengedepankan
rasa empati
Adanya kerjasama yang saling
menguntungkan
Mempertimbangkanadanya local
genius (kearifanlokal) &
perlu adanya sebuah proses pembelajaran
bersama
Perencanaan tidak hanya terdiri dari survey & analisis data namun lebih
kepada proses pembelajaran
masyarakat melalui dialog demi terciptanya
pemahaman bersama
Menekankan kepada
pengembangan nilai-nilai dalam organisasi dan
personal (harga diri, efektifitas,
sikap, kemampuan kerjasama, dll)
The model of social learning and communicative action
RADIKALMasyarakat sebagai penggerak
(komunal), menyelesaikan langsung di akar permasalahan
Penyelesaian masalah berdasarkan pengalaman
Tidak bergantung pada peranan pemerintah
RASIONALMelihat keseluruhan sistem, sehingga
seringkali tidak menyelesaikan masalah di akarnya
Penyelesaian berdasarkan pemikiran para ahli, seringkali tidak tepat sasaran
Sangat bergantung pada peran serta pemerintah
Pada kasus desa Nglanggeran: Permasalahan yang diselesaikan lebih kepada isu lingkungan dan pengembangan potensi wisata (skala mikro). Inisiatif berasal dari masyarakat => penyelesaian merupakan hasil pemikiran masyarakat yang paham terhadap akar
permasalahan. Pemerintah cenderung belum berperan pada saat masyarakat mulai tergerak melakukan perubahan.
vs
Kesimpulan & SaranIsu Strategis Perencanaan Pengembangan Desa Wisata Nglanggeran• Diawali oleh isu degredasi lingkungan dan kemiskinan masyarakat >
konservasi dan potensi objek wisata.• Inisiatif perencanaan pengembangan berasal dari masyarakat desa
(karang taruna).Pendekatan Model Teori Perencanaan• bergerak dari luar pemerintah & penyelesaian permasalahan secara
konkret (strategis).• bertindak secara komunal & berfokus pada bidang-bidang yang
berada di luar jangkauan sistem pemerintah.• Pembiayaan bersifat swadaya & ada sebuah proses pembelajaran bersama.• Model perencanaan rasional tidak dapat menyentuh kasus seperti ini,
karena sifat dan skalanya yang mikro dan sangat lokal.
Referensi
Kelompok Sadar Wisata Desa Nglanggeran. 2013. Profil POKDARWIS Desa Nglanggeran “Penghargaan Kelompok Sadar Wisata 2013”. Tidak Diterbitkan
Purbasari,Novia.2014. “Model Community Based Tourism Pada Desa Wisata Kembangarum, Pentingsari dan Nglanggeran Sebagai Penerima PNPM Mandiri Pariwisata”. Tugas Akhir Tidak Diterbitkan, Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.
Hermawan, Heri. 2015. “Belajar Dari Sejarah Desa Wisata Nglanggeran”. http. jogjacultureandtourism.blogspot.com. Diunduh tanggal 7 Januari 2016
Schönwandt, Walter L.. 2008. Planning in Crisis? Theoretical Orientations for Architecture and Planning. University of Stuttgart, Germany
Terimakasih...
Jadi, kapan kita ke jogja??
top related