korelasi antara kemampuan membaca kitab kuning …
Post on 19-Oct-2021
14 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA
KITAB KUNING DENGAN MENULIS TULISAN PEGON
(Studi Kasus Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurussibyan
Sepat Kerep, Karawang, Jawa Barat)
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
.
Oleh:
Hilda Amelia
NIM. 12311116
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)
JAKARTA
1437 H/ 2016 M
KORELASI ANTARA KEMAMPUAN MEMBACA
KITAB KUNING DENGAN MENULIS TULISAN PEGON
(Studi Kasus Siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurussibyan
Sepat Kerep, Karawang, Jawa Barat)
Skripsi ini Diajukan
Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
.
Oleh:
Hilda Amelia
NIM. 12311116
Pembimbing
Prof. Dr. H. Artani Hasbi, MA
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT ILMU AL-QUR`AN (IIQ)
JAKARTA
1437 H/ 2016 M
xvii
ABSTRAK
Hilda Amelia (NIM: 12311116). Skripsi dengan judul
“Korelasi Antara Kemampuan Membaca Kitab Kuning
dengan Menulis Tulisan Pegon, Studi Kasus Siswa Kelas IV
Madrasah Nurussibyan Sepat Kerep Karawang”, diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar strata
satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I), Fakultas Tarbiyah
Institut Ilmu Al-Qur`an (IIQ) Jakarta.
Kitab kuning merupakan salah satu kitab yang sangat
penting untuk dikaji, akan tetapi semakin berkembangnya
zaman, kitab kuning semakin terlupakan. Kitab kuning
kebanyakan dipakai di pesantren-pesantren. Tidak jarang
orang yang tidak bisa membaca kitab tersebut. Ketika
membicarakan kitab kuning maka tidak terlepas dari kata
“memaknai”. Untuk memaknai suatu kitab biasanya
menggunakan tulisan pegon.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
memahami korelasi antara kemampuan membaca kitab
kuning dan menulis tulisan pegon pada siswa kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Nurussibyan Sepat Kerep
Karawang.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode
kuantitatif. Penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan
antara variabel yang diteliti yaitu korelasi antara kemampuan
membaca kitab kuning dengan menulis tulisan pegon.
Sedangkan teknik pengumpulan data menggunakan
kuisioner/angket, wawancara dan dokumentasi.
Berdasarkan hasil analisis data pembahasan dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan
antara membaca kitab kuning dengan menulis tulisan pegon
pada siswa-siswi kelas IV MI Nurussibyan Sepat Kerep,
Karawang. Hal ini terbukti dari hasil analisis yang
xviii
memperoleh nilai sebesar 0,3465 dengan r tabel masing-
masing sebesar 0,361 taraf signifikan 5% dan 0,463 taraf 1%
dari perolehan df sebesar 28. Maka dengan demikian ro lebih
kecil dari r tabel baik pada taraf 5% atau 1%.
Kata kunci: Membaca, kitab kuning, menulis, tulisan pegon.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Membaca dan menulis merupakan komponen penting
dalam pembelajaran. Perintah untuk belajar membaca
merupakan perintah langsung dari Allah Swt. melalui
firman-Nya dalam surat Al-„Alaq ayat 1 yaitu:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yangmenciptakan”(QS. Al-„Alaq [96]:1)
Dengan membaca manusia akan mengetahui berbagai
ilmu. Seseorang akan bisa mengetahui hukum-hukum Allah
yang ada dalam kitab-Nya dengan membacanya. Selain
membaca Allah juga memerintahkan kita untuk belajar
menulis. Allah Swt. berfirman dalam surat Al-Qalam ayat 1
yaitu:
“Nun, demi pena dan apa yang mereka tuliskan.” (QS.
Al-Qalam [68]:1)
Melihat dua ayat diatas peneliti tertarik untuk meneliti
tentang membaca kitab kuning, Karena semakin
berkembangnya zaman, kitab kuning semakin di lupakan
2
oleh orang-orang modern. Kitab kuning kebanyakan
dipakai di pesantren-pesantren. Banyak orang yang tidak
bisa membaca kitab tersebut. Ketika membicarakan kitab
kuning maka tidak terlepas dari kata “memaknai”. Untuk
memaknai suatu kitab biasanya menggunakan tulisan pegon
(Melayu Arab).
Arab pegon sebenarnya hanya merupakan ungkapan
yang digunakan oleh orang Jawa, sedangkan untuk
daerah Sumatera disebut dengan aksara Arab-Melayu.
Jadi, huruf Arab pegon atau disebut dengan aksara
Arab-Melayu ini merupakan tulisan dengan Arab tapi
menggunkan bahasa lokal. Dikatakan bahasa lokal
karena ternyata tulisan pegon itu tidak hanya
menggunakan Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda, di
Sulawesi menggunakan Bahasa Bugis, dan di wilayah
Sumatera menggunakan Bahasa Melayu1. Dari sisi
politik, penggunaan Bahasa Jawa dapat mengurangi
ketersinggungan pihak lain jika ditemukan kata-kata
Bahasa Indonesia misalnya, yang sulit dicari
padanannya yang lebih halus. Bahasa Jawa memiliki
tingkatan bahasa dari kromo inggil sampai ngo-ko
kasar, yang dapat menyampaikan pesan kasar dengan
ragam bahasa yang halus.2
1Tafsiyatun Rohanah, “Pembelajaran Kitab Kuning dengan Arab
Pegon”, skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kali Jaga Yogyakarta,
2005, h. 1 2Abu Rokhmad, “Telaah Karakteristik Tafsir Arab-Pegon Al-
Ibriz”, dalam Jurnal Analisa, Vol. XVIII No. 1 Januari-1 Juni 2011, h.
35
3
Mempelajari kitab kuning, secara tidak langsung kita
mempelajari Bahasa Arab, karena bahasa yang di gunakan
dalam kitab kuning adalah Bahasa Arab.
“Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa mayor yang
dituturkan oleh lebih dari dua ratus juta umat manusia di
dunia. Bahasa ini digunakan secara resmi oleh kurang lebih
dua puluh negara”3
Bahasa Arab merupakan bahasa kitab suci dan tuntunan
umat sedunia, maka tentu saja ia merupakan bahasa yang
paling besar signifikasinya bagi ratusan juta umat muslim
sedunia, baik yang berkebangsaan Arab ataupun bukan.
Mempelajari Bahasa Arab sangatlah penting bagi kita
umat islam, karena setiap bacaan dalam shalat
menggunakan Bahasa Arab, begitu juga kitab kuning yang
sama pentingnya untuk dipelajari.
“Kitab kuning merupakan buku tentang ilmu-ilmu
keislaman yang dipelajari di pesantren yang ditulis dengan
tulisan dan Bahasa Arab dengan sistem klasik”.4
3Azhar Arysad, Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), h. 1 4Dyan Kurnia, “Studi Korelasi Antara Metode Penerjemahan Arab
Pegon dengan Kemampuan Memahami Teks Arab Santri Pondok
Pesantren Minhajut Tamyiz Timoho Yogyakarta” skripsi, Jurusan
Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014, h. 2
4
“Kitab kuning merupakan hasil karya ulama terkenal
pada abad pertengahan, sehingga kitab kuning dinamakan
juga dengan kitab Islam klasik yang dibawa dari Timur
Tengah pada awal abad ke dua puluh”.5
Isi dari kitab kuning hampir selalu terdiri dari dua
komponen, pertama komponen matan dan kedua adalah
komponen syarah. Matan adalah isi/inti yang akan dikupas
oleh syarah. Dalam lay-out nya, matan diletakkan di luar
garis segi empat yang mengelilingi syarah. Penjilidan kitab-
kitab ini biasanya dengan sistem korasan, dimana
lembaran-lembarannya dapat dipisah-pisahkan, sehingga
lebih memudahkan para pembaca menelaahnya sambil
santai atau tiduran tanpa harus menggotong semua tubuh
kitab, yang terkadang sampai ratusan halaman.
Belajar kitab kuning sudah lumrah dikalangan
pesantren. Namun penulis berfikir lain dalam persoalan
tersebut, apakah orang yang bisa membaca kitab kuning
dan memaknainya dengan tulisan pegon hanya ada di
pesantren?
Peneliti memiliki ketertarikan dengan Madrasah
Ibtidaiyah (MI) Nurussibyan Sepat Kerep Karawang
5Martin Van Bruinessen, Kitab Kuning,Pesantren dan Tarekat,
(Bandung : Mizan,1995), h. 132
5
sebagai objek penelitian. MI Nurussibyan Sepat Kerep
Karawang merupakan sekolah swasta yang terletak di
Kampung Sepat Kerep, Desa Cikarang, Kecamatan
Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, Provinsi Jawa
Barat. MI Nurussibyan telah terakreditasi “B+”. Sekolah
tersebut merupakan satu-satunya sekolah tingkat dasar yang
ada di kampung tersebut. Tidak sedikit anak-anak dari
tetangga desa yang sekolah di tempat itu dikarenakan
prestasinya yang terlihat bagus dan seringkali mendapatkan
juara pertama dalam lomba Cerdas Cermat Agama (CCA)
antar Kecamatan. MI Nurussibyan bukan sekolah yang
berlabel pesantren akan tetapi dalam pengajarannya
memasukkan pembelajaran kitab kuning bagi siswa dan
siswinya, dan dalam pembelajarannya siswa dan siswi tidak
hanya dituntut untuk bisa membaca kitab kuning tapi juga
bisa untuk memaknai kitab tersebut dengan tulisan pegon.
Hal inilah yang menjadi ketertarikan peneliti untuk melihat
kemampuan mereka dalam membaca kitab kuning
sekaligus memaknai dengan tulisan pegon.
Untuk selanjutnya, peneliti akan lebih spesifik meneliti
pada kelas IV MI Nurussibyan, peneliti memilih kelas IV
karena kelas IV merupakan awal mereka mendapatkan
pelajaran kitab kuning di Madrasah tersebut diantaranya
6
yaitu Durusul Fiqhiyah, Khulasoh Nurul Yaqin, dan Akhlak
lil Banin. Selain itu kelas IV tahun ajaran 2015-2016
merupakan kelas yang paling banyak sehingga dibagi
kedalam dua kelompok yaitu kelas IV A dan kelas IV B.
Melihat latar belakang tersebut, peneliti termotivasi
untuk melakukan penelitian, yang berjudul :“Korelasi
Antara Kemampuan Membaca Kitab Kuning dengan
Menulis Tulisan Pegon” (Studi Kasus Siswa Kelas IV
Madrasah Ibtidaiyah Nurussibyan Sepat Kerep).
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut terdapat beberapa
identifikasi masalah diantaranya yaitu:
1. Metode apa yang dipakai dalam pembelajaran kitab
kuning di kelas IV MI Nurussibyan Sepat Kerep
Karawang?
2. Bagaimana sistem pembelajaran kitab kuning di kelas
IV MI Nurussibyan Sepat Kerep Karawang?
3. Adakah kesulitan bagi siswa kelas IV MI Nurussibyan
Sepat Kerep Karawang dalam memaknai kitab kuning
dengan menggunakan tulisan pegon?
7
4. Bagaimana pengetahuan siswa kelas IV MI
Nurussibyan Sepat Kerep Karawang tentang tata cara
membaca kitab kuning?
5. Bagaimana korelasi antara kemampuan membaca kitab
kuning dan menulis tulisan pegon siswa kelas IV MI
Nurussibyan Sepat Kerep Karawang?
C. Pembatasan Masalah
Untuk memfokuskan arah penelitian maka peneliti
membatasi penelitian ini pada point 5 yaitu “Korelasi
Antara Kemampuan Membaca Kitab Kuning dengan
Menulis Tulisan Pegon” (Studi Kasus Siswa Kelas IV MI
Nurussibyan Sepat kerep Karawang).
D. Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah tersebut maka peneliti
merumuskan pada penelitian ini yaitu: Adakah korelasi
antara kemampuan membaca kitab kuning dengan menulis
tulisan pegon pada siswa kelas IV MI Nurussibyan Sepat
Kerep Karawang?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Berdasarkan dengan pembatasan dan perumusan
masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan memahami korelasi antara kemampuan
8
membaca kitab kuning dan menulis tulisan pegon pada
siswa kelas IV MI Nurussibyan Sepat Kerep Karawang.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yaitu:
a. Secara teoritis untuk menambah khasanah
pengetahuan tentang korelasi antara kemampuan
membaca kitab kuning dan menulis tulisan pegon
pada siswa kelas IV MI Nurussibyan Sepat Kerep
Karawang.
b. Secara praktis untuk memberi kontribusi kepada
guru dan juga orang tua dalam meningkatkan
kemampuan membaca kitab kuning dan menulis
tulisan pegon pada siswa kelas IV MI Nurussibyan
Sepat Kerep Karawang.
c. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana (S1) Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu Al-
Qur`an Jakarta
F. Hipotesis Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah ada
hubungan yang signifikan antara variabel X (membaca
kitab kuning) dan variabel Y (menulis tulisan pegon).
Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan hipotesis
penelitian sebagai berikut:
9
1. Hipotesis Nihil (Ho). Tidak terdapat korelasi positif
yang signifikan antara Variabel X (membaca kitab
kuning) dan variabel Y (menulis tulisan pegon).
2. Hipotesis Alternatif (Ha). Terdapat korelasi positif
yang signifikan antara Variabel X (membaca kitab
kuning) dan variabel Y (menulis tulisan pegon).
Peneliti menarik kesimpulan sementara yaitu tidak
terdapat korelasi antara Variabel X (membaca kitab
kuning) dan variabel Y (menulis tulisan pegon) pada
siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurussibyan Sepat
Kerep Karawang.
G. Tinjauan Pustaka
Penelitian ini merupakan kelanjutan dari penelitian
sebelumnya yang mempunyai bahasan senada yang ditulis
pada skripsi terdahulu antara lain:
1. Ibra Él-Fatéh, Kediri Jawa Timur, CV. Harapan
Mandiri, 2006, dengan judul “Rahasia Sukses
Belajar Pegon”. Buku tersebut berisi 114 halaman,
enam Bab. Bab yang pertama membahas tentang
tata cara menyambung huruf-huruf arab, kedua
membahas tentang pegon ke-I cara menulis pegon,
10
ketiga membahas pegon ke-II cara membaca tulisan
pegon yang berharakat, keempat membahas pegon
ke-III cara membaca tulisan pegon yang tidak
berharakat, kelima berisi kamus pegon, dan yang
keenam berisi kamus ma‟na. penulis menyimpulkan
bahwa salah satu solusi untuk memahami pemikiran
ulama salaf yang mayoritas Berbahasa Arab adalah
dengan member makna pegon, hal tersebut
merupakan salah satu peninggalan wali songo yang
sampai sekarang masih dipakai dikalangan
pesantren.
2. Muhammad Muhtar Mubarok, 08420131, Jurusan
Pendidikan Bahasa Arab (PBA) Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan
Kalijaga Yogyakarta, 2012, dengan judul
“Penerapan Metode Sorogan dalam Memahami
Kitab Kuning di Pondok Pesantren Al-Munawwir”.
Skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif
deskriptif. Penulis menyimpulkan bahwa penerapan
metode sorogan ini efektif dalam mendidik santri
agar lebih aktif dalam mempelajari dan memahami
kitab kuning karena kegiatan belajar mengajar
secara individual dapat meningkatkan keaktifan
11
santri dalam membahas masalah dan
memecahkannya, dengan penerapan metode
sorogan ini akan menimbulkan proses
pembelajaran yang beragam, keberagaman ini akan
menjadi sebuah kekayaan ilmu pengetahuan untuk
dikaji lebih mendalam.
Persamaan judul skripsi Muhammad Muhtar
Mubarok dengan judul yang penulis akan teliti yaitu
keduanya sama-sama mengenai kitab kuning.
Perbedaannya yaitu pada skripsi Muhammad
Muhtar Mubarok menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif, dan juga mengarah ke metode
pembelajaran kitab tersebut. Sedangkan judul yang
penulis akan teliti menggunakan metode penelitian
kuantitatif dan dalam pembahasannya ingin
mengetahui kemampuan anak dalam membaca
kitab.
3. Dyan Kurnia Efendi, 10420105, Jurusan Pendidikan
Bahasa Arab (PBA) Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta, 2014, dengan judul “Studi Korelasi
Antara Metode Penerjemahan Arab Pegon dengan
Kemampuan Memahami Teks Arab Santri Pondok
12
Pesantren Minhajut Tamyiz Timoho Yogyakarta”.
Skripsi ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Metode pengumpulan datanya menggunakan
wawancara, observasi, angket, tes dan dokumentasi.
Penulis menyimpulkan bahwa implementasi
penerjemahan arab pegon di Pondok Pesantren
Minhajut Tamyiz Timoho dalam kegiatan
pembelajaran yaitu: bandongan, sorogan,
musyawarah dan lalaran. Dari ke empat kegiatan
tersebut, bandongan dan sorogan memegang
peranan lebih dalam mengembangkan metode
terjemahan arab pegon untuk membantu memahami
santri terhadap teks arab. Metode penerjemahan
arab pegon dalam pembelajaran kitab klasik di
pondok pesantren mampu membantu santri dalam
memahami teks arab. Besar pengaruh metode
penerjemahan arab pegon terhadap pemahaman teks
arab santri berdasarkan hasil penelitian product
moment adalah 45%. Hasil tersebut masuk dalam
kategori sedang. Dan sisanya yaitu 55% berasal dari
faktor internal maupun faktor eksternal. Seperti
guru, siswa, lingkungan dan lain-lain.
13
4. Ibnu Fikri M.Si, NIP: 197806212008011005
Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Walisongo
Semarang, tahun 2014, dengan judul “Aksara
Pegon: Studi Tentang Simbol Perlawanan Islam di
Jawa pada Abad XVIII-XIX.” Penelitian ini
menggunakan metode sejarah yang bersifat
historikal deskriptif dalam melukiskan,
menjelaskan, serta menerangkan fakta sejarah pada
saat itu. Sedangkan jenis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan
pengumpulan data, kritik (verivikasi), penafsiran,
penulisan sejarah. Penulis menyimpulkan hasil
penelitianya bahwa latar belakang sejarah
perkembangan aksara pegon pada abad XVIII-XIX
didasarkan pada sebuah konsekwensi terhadap
muncul dan berkembangnya islam sebagai sebuah
kepercayaan baru di tengah-tengah masyarakat
Jawa. Aksara pegon telah menunjukkan kekuatan
spiritualitas masyarakat yang mampu
mempertemukan antara kebudayaan islam (Arab)
dan kebudayaan Jawa. Kebudayaan islam diwakili
oleh struktur abad hijaiyah, sementara kebudayaan
jawa diwakili oleh struktur Bahasa Kawi melalui
14
abjad honocoroko. Sejarah mencatat bahwa aksara
pegon sebagai alat komunikasi, doktrin ajaran islam
dan perjuangan melawan colonial. Aksara ini telah
ada sejak abad ke 14 seiring dengan munculnya
aksara melayu di wilayah Sumatra yang di gagas
oleh ulama-ulama abad XVIII. gagasan
pemberlakuan aksara pegon terjadi setelah ulama-
ulama Jawa menyebar dan menuntut ilmu di
Makkah, mereka telah membuat jaringan Islam
nusantara dengan berbagai latar belakang.
Persamaan judul skripsi Ibnu Fikri dengan judul
yang penulis akan teliti yaitu keduanya sama-sama
membahas tentang aksara pegon.
Perbedaannya yaitu pada skripsi Ibnu Fikri
menggunakan metode penelitian kualitatif dan
dalam pembahasannya mengkaji tentang
penggunaan tulisan pegon, sedangkan judul yang
penulis akan teliti menggunakan metode penelitian
kuantitatif dan dalam pembahasannya ingin
mengetahui kemampuan anak dalam menulis tulisan
pegon.
5. M. Masyhuri Mochtar, Pasuruan Jawa Timur,
Pustaka Sidogiri Pondok Pesantren Sidogiri, 2014,
15
dengan judul “Dinamika Kajian Kitab Kuning”.
Buku tersebut berisi 210 halaman, dengan empat
bagian pembahasan pokok yaitu mengenai sejarah
perkembangan kitab kuning, ragam keilmuan kitab
kuning, karakteristik kitab kuning, dan kajian kitab
kuning di pesantren. Penulis menyimpulkan bahwa
kitab kuning banyak dipelajari dikalangan
pesantren. Beberapa disiplin ilmu muncul seperti
ilmu hadis, ilmu tafsir, ushul fiqh, ilmu fiqh dan
qaidah fiqh, semuanya adalah ragam keilmuan kitab
kuning. Metode pembelajarannya dapat
menggunakan metode bandongan, sorogan, syawir,
dan bahtsul masail. Tetapi kebanyakan pesantren
lebih sering menggunakan metode bandongan dan
sorogan.
6. Amrina Rosyada A, 11311067, Jurusan Pendidikan
Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah Institut Ilmu
Al-Qur`an Jakarta, tahun 2015, dengan judul
“Korelasi Al-Qur`an Braile Terhadap Prestasi
Baca Tulis Al-Qur`an pada Anak Tunanetra di
Pondok Pesantren Raudhatul Makfufin Serpong
Tangerang Selatan” Skripsi ini didasarkan pada
penelitian yang dilakukan di Pondok Pesantren
16
Raudhatul Makfufin Serpong Tangerang Selatan
menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan
teknik pengumpulan datanya menggunakan
wawancara, kuisioner, dan dokumentasi. Teknik
penarikan sampel menggunakan cluster random
sampling. Penulis mengambil sampel 10-15% dari
jumlah populasi yaitu sebanyak 20 siswa-siswi
Pondok Pesantren Raudhatul Makfufin Serpong
Tangerang Selatan. Penulis menyimpulkan hasil
penelitianya bahwaterdapat korelasi antara Al-
Qur`an Braile Terhadap Prestasi Baca Tulis Al-
Qur`an pada Anak Tunanetra di Pondok Pesantren
Raudhatul Makfufin Serpong Tangerang Selatan.
Dengan adanya hasil korelasi antara Al-Qur`an
Braile Terhadap Prestasi Baca Tulis Al-Qur`an pada
Anak Tuna Netra, maka dapat diartikan bahwa Al-
Qur`an Braile yang diterapkan memberikan
pengaruh yang sangat besar atau hubungan yang
sangat erat terhadap peningkatan prestasi baca tulis
santri.
Persamaan judul skripsi Amrina Rosyada A
dengan judul yang penulis akan teliti yaitu
17
keduanya sama-sama menggunakan metode
kuantitatif.
Perbedaannya yaitu pada skripsi Amrina
Rosyada ingin mengetahui kemampuan membaca
dan menulis Al-Qur`an, sedangkan judul yang
penulis akan teliti adalah kemampuan menulis dan
membaca kitab kuning.
Persamaan penelitian penulis dengan empat skripsi
dan dua buah buku di atas adalah sama-sama mengkaji
tentang aksara pegon dan juga kitab kuning.
Sedangkan letak perbedaan penelitian penulis
dengan empat skripsi dan dua buah buku di atas adalah
penulis ingin meneliti lebih spesifikasi tentang
kemampuan dalam membaca kitab kuning dengan
memaknainya menggunakan tulisan pegon.
H. Metodologi Penelitian
Metode penelitian yang akan penulis gunakan adalah
metode kuantitatif. Metode atau teknik pengumpulan data
merupakan faktor penting demi keberhasilan penelitian.
Teknik pengumpulan data dapat terdiri dari wawancara,
observasi, kuisioner dan pengambilan sampling.
18
a. Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan guru pelajaran kitab
kuning MI Nurussubyan Sepat Kerep Karawang.
b. Observasi
Obyek observasi dalam penelitian ini adalah guru
pelajaran kitab kuning dan siswa-siswi kelas IV MI
Nurussibyan Sepat Kerep Karawang.
c. Kuisioner
Kuisioner ini diberikan kepada siswa-siswi kelas IV MI
Nurussibyan Sepat Kerep Karawang dengan populasi
siswa 203 siswa kemudian diambil sampel sebanyak 30
siswa.
d. Dokumentasi
Peneliti memperoleh data yang telah di dokumentasikan
oleh pihak perguruan berupa nilai ujian akhir pada mata
pelajaran kitab kuning, dan data-data yang menyangkut
perguruan berupa sejarah berdirinya Madrasah Sepat
Kerep Karawang.
I. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi” yang diterbitkan
19
oleh Institut Ilmu Al-Qur`an Jakarta tahun 2009 adapun
sistematika penulisannya adalah sebagaimana dibawah ini:
Pada Bab pertama, berisi pendahuluan yang meliputi:
latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan
maslah, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
hipotesis penelitian, tinjauan pustaka, metodologi
penelitian, dan sistematika penyusunan.
Pada Bab kedua, membahas secara konseptual tentang
korelasi antara kemampuan membaca kitab kuning dengan
menulis tulisan pegon pada siswa kelas IV MI Nurussibyan
Sepat Kerep Karawang, meliputi: pengertian membaca,
pengertian kitab kuning, sejarah kitab kuning, metode
pembelajaran kitab kuning, pengertian menulis, pengertian
tulisan pegon, sejarah tulisan pegon, cara menulis pegon.
Pada Bab ketiga, Bab ini meliputi pembahasan
mengenai jenis penelitian, subjek, tempat dan waktu
penelitian, serta desain prosedur penelitian (metode
penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data dan
teknik analisis data).
20
Pada Bab keempat, Bab ini meliputi pembahasan yang
mencakup gambaran umum objek penelitian, deskripsi data
dan analisa data serta interpretasi data.
Pada Bab kelima, membahas tentang penutup yang
berisi kesimpulan dan saran.
107
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang penulis lakukan dengan judul
“Korelasi Antara Membaca Kitab Kuning dengan Menulis
Tulisan Pegon” maka penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut:
Hasil analisis data penelitian menunjukkan nilai
korelasi sebesar dengan r tabel masing-masing
sebesar 0,361 taraf signifikan 5% dan 0,463 taraf 1% dari
perolehan df sebesar 28. Maka dengan demikian ro lebih
kecil dari r tabel baik pada taraf 5% atau 1%, maka
berdasarkan data yang ada, maka dengan demikian
Hipotesis alternative (Ha) yang menyatakan “Terdapat
Korelasi yang Signifikan Antara Kemampuan Membaca
Kitab Kuning dengan Menulis Tulisan Pegon” ditolak,
sedangkan Hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan “Tidak
Terdapat Korelasi Positif yang Signifikan Antara Membaca
Kuning dengan Menulis Tulisan Pegon” diterima. Hal ini
sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh penulis pada
BAB I.
Jika dilihat secara umum antara kitab kuning dengan
tulisan pegon sangat erat kaitannya, namun dalam
108
penelitian yang dilakukan penulis kali ini malah sebaliknya.
Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa tidak
terdapat korelasi yang signifikan antara membaca kitab
kuning dengan menulis tulisan pegon pada siswa-siswi
kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurussibyan Sepat Kerep
Karawang, dan berdasarkan interpretasi sederhana dengan
memperhatikan besarnya rxy ( korelasi antara
kemampuan membaca kitab kuning dengan menulis tulisan
pegon berada pada tingkat rendah atau lemah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas,
maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Saran bagiLembagaAkademik
Di usahakan di Madrasah Ibtidaiyah Sepat Kerep
Karawang di ajarkan mata pelajaran nahwu dan
sharaf sebagai dasar siswa-siswi dalam mengetahui
kaidah-kaidah membaca kitab kuning supaya dapat
meningkat dibandingkan sebelumnya.
2. Saran bagi guru
a. Untuk guru matapelajaran kitab kuning
hendaknya mencari metode yang baru sehingga
pembelajaran kitab kuning semakin diminati,
109
Karena ini berperan penting baik di lingkungan
sekolah maupun masyarakat.
b. Hendaknya guru lebih menekankan kembali
kepada siswa-siswi untuk mempelajari kitab
kuning, sehingga siswa-siswi merasa bahwa
amat penting mempelajari kitab kuning.
3. Saran bagisiswa-siswi
a. Hendaknya siswa-siswi memiliki kesadaran
yang tinggi akan pentingnya belajar kitab
kuning dalam rangka untuk mengetahui ilmu-
ilmu yang disampaikan oleh para ulama.
b. Hendaknya siswa-siswi lebih sering berlatih
menulis tulisan pegon, karena dengan terus
berlatih maka sesulit apapun akan terasa mudah.
110
107
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penelitian yang penulis lakukan dengan judul
“Korelasi Antara Membaca Kitab Kuning dengan Menulis
Tulisan Pegon” maka penulis dapat menyimpulkan sebagai
berikut:
Hasil analisis data penelitian menunjukkan nilai
korelasi sebesar dengan r tabel masing-masing
sebesar 0,361 taraf signifikan 5% dan 0,463 taraf 1% dari
perolehan df sebesar 28. Maka dengan demikian ro lebih
kecil dari r tabel baik pada taraf 5% atau 1%, maka
berdasarkan data yang ada, maka dengan demikian
Hipotesis alternative (Ha) yang menyatakan “Terdapat
Korelasi yang Signifikan Antara Kemampuan Membaca
Kitab Kuning dengan Menulis Tulisan Pegon” ditolak,
sedangkan Hipotesis nihil (Ho) yang menyatakan “Tidak
Terdapat Korelasi Positif yang Signifikan Antara Membaca
Kuning dengan Menulis Tulisan Pegon” diterima. Hal ini
sesuai dengan hipotesis yang diajukan oleh penulis pada
BAB I.
Jika dilihat secara umum antara kitab kuning dengan
tulisan pegon sangat erat kaitannya, namun dalam
108
penelitian yang dilakukan penulis kali ini malah sebaliknya.
Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa tidak
terdapat korelasi yang signifikan antara membaca kitab
kuning dengan menulis tulisan pegon pada siswa-siswi
kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Nurussibyan Sepat Kerep
Karawang, dan berdasarkan interpretasi sederhana dengan
memperhatikan besarnya rxy ( korelasi antara
kemampuan membaca kitab kuning dengan menulis tulisan
pegon berada pada tingkat rendah atau lemah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas,
maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Saran bagiLembagaAkademik
Di usahakan di Madrasah Ibtidaiyah Sepat Kerep
Karawang di ajarkan mata pelajaran nahwu dan
sharaf sebagai dasar siswa-siswi dalam mengetahui
kaidah-kaidah membaca kitab kuning supaya dapat
meningkat dibandingkan sebelumnya.
2. Saran bagi guru
a. Untuk guru matapelajaran kitab kuning
hendaknya mencari metode yang baru sehingga
pembelajaran kitab kuning semakin diminati,
109
Karena ini berperan penting baik di lingkungan
sekolah maupun masyarakat.
b. Hendaknya guru lebih menekankan kembali
kepada siswa-siswi untuk mempelajari kitab
kuning, sehingga siswa-siswi merasa bahwa
amat penting mempelajari kitab kuning.
3. Saran bagi siswa-siswi
a. Hendaknya siswa-siswi memiliki kesadaran
yang tinggi akan pentingnya belajar kitab
kuning dalam rangka untuk mengetahui ilmu-
ilmu yang disampaikan oleh para ulama.
b. Hendaknya siswa-siswi lebih sering berlatih
menulis tulisan pegon, karena dengan terus
berlatih maka sesulit apapun akan terasa mudah.
110
111
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Moeslim. “Islam SebagaiKritikSosial”,
Jakarta: Erlangga, 2014.
Arikunto,Suharsimi,“ProsedurPenelitianSuatuPendekatan
Praktek”, Jakarta: PT. RinekaCipta, 1992, Cetke-
VIII
Arsyad, Azhar. “Bahasa Arab dan Metode
Pengajarannya”. Yogyakarta: PustakaPelajar, 2003.
Azra, Azyumardi. “Pendidikan Islam Tradisidan
Modernisasi Menuju Milenium Baru”, Ciputat: PT
Logos Wacana Ilmu, 2002, cet IV.
Baso, Ahmad. “Pesantren Studies 2a (Buku II:
Kosmopolitanisme Peradaban Kaum Santri di Masa
Kolonial”, juz pertama: Pesantren, Jaringan
Pengetahuan dan Karakter Kosmopolitan-
Kebangsaannya), Jakarta: Pustaka Afis, 2012.
Bruinessen, Martin Van. “Kitab Kuning Pesantrendan
Tarekat Tradisi-Tradisi Islam di Indonesia”.
Bandung: Mizan, 1999, cetke-III
Bruinessen, Martin Van. “Kitab Kuning Pesantrendan
Tarekat”, Yogyakarta: Gading Publishing, 2012,
cetke-I, edisi revisi.
Budiono. “Bahasa Indonesia”, Jakarta: Bintang Indonesia
Jakarta, t.t.
Chudari, A. Mudjahid. “Tata Bahasa Jawa Banten”,
Serang: Pustaka Sarana Cipta, 2011.
112
Departemen Pendidikan Nasional, Tesaurus Alfabetis
Bahasa Indonesia, Bandung: Mizan, 2009.
Dhofier, Zamakhsyari. “Tradisi Pesantren Studi
Pandangan Hidup Kyai dan Visinya Mengenai Masa
Depan Indonesia”, Jakarta: LP3ES, 2011, cet VIII
revisi.
Él-Fatéh, Ibra. “Rahasia Sukses Belajar Pegon”, Kediri:
CV. HarapanMandiri, 2006.
Fikri, Ibnu. “Aksara Pegon: Studi Tentang Simbol
Perlawanan Islam di Jawa pada Abad XVIII-XIX”,
Semarang: Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Walisongo, 2014, tidak diterbitkan (t.d).
Hadi, Amiruldan H. Haryono, “Metodologi Penelitian”,
Bandung: Pustaka Setia, 2005.
Jurnal Analis. Telaah Karakteristik Tafsir Arab-Pegon Al-
Ibriz, Vol. XVIII No. 1 Januari-1 Juni 2011
Koentjaraningrat. “Pengantar Antropologi”, Jakarta:
Rineka Cipta, 1996.
Kurnia, Dyan. “Studi Korelasi Antara Metode
Penerjemahan Arab Pegon dengan Kemampuan
Memahami Teks Arab Santri Pondok Pesantren
Minhajut Tamyiz Timoho Yogyakarta”, Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2014,
tidak diterbitkan (t.d).
Mochtar, Affandi. “Kitab Kuning dan Tradisi Akademik
Pesantren”, Bekasi: Pustaka Isfahan, 2010.
113
Mochtar, M. Masyhuri. “Dinamika Kajian Kitab Kuning di
Pesantren”, Pasuruan Jawa Timur: Pustaka Sidogiri
Pondok Pesantren Sidogiri, 2015.
Muktiono, Joko D. “Aku Cinta Buku Menumbuhkan Minat
Baca Pada Anak”, Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2003.
Nasuha, A. Chozin. “Diskursus Kitab Kuning Pesantren
dan Pengembangan Ahlu as-Sunnah wa al-jamaah”,
Cirebon: Institut Studi Islam Fahmina, 2015
Olivia, Femi. “Membantu Anak Punya Ingatan Super”,
Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2007.
Rahayu, Wahyuningsih.“Model Pembelajaran Komiks
Bermuatan Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Aspek
Membaca Intensif di SD”, Jakarta: Deepublish,
2015.
Rohanah, Tafsiyatun.“Pembelajaran Kitab Kuning dengan
Arab Pegon”, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
2005, tidak diterbitkan (t.d).
Rosidi, Imron. “Menulis Siapa Takut”, Yogyakarta:
Kanisius, 2009.
Sevilla, Consuelo G. “Pengantar Metode Penelitian”,
Jakarta: Universitas Indonesia (UI), 1993.
Shaleh, Qamaruddin, “Asbabun Nuzul Latar Belakang
Historis Turunnya Ayat-ayat Al-Qur`an”, Bandung:
CV Diponegoro, 1982.
114
Shihab, M. Quraish, “Tafsir Al-Misbah”, Jakarta: Lentera
Hati, 2009.
Wicaksono, Andri. “Menulis Kreatif Sastra dan Beberapa
Model Pembelajarannya”, Yogyakarta:
Garudhawaca, 2014.
Zarman, Wendi. “Inilah Wasiat Nabi Bagi Para Penuntut
Ilmu”, Bandung: Ruang Kata Imprint Kawan
Pustaka, 2012.
http://misykat.lirboyo.net/mengenal-warisan-walisongo-
huruf-pegon/mht, diakses tanggal 02 Mei 2016
top related