kementerian pendidikan nasional fakultas …/penerapan... · kementerian pendidikan nasional...
Post on 14-Mar-2019
232 Views
Preview:
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK
BOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KECEPIT
KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
Skripsi
Oleh :
Sutarman
X4709188
KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK
BOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KECEPIT
KECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011
Oleh :
SUTARMAN
NIM. X4709188
SKRIPSI
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Progran Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, Juni 2011
Dosen Pembimbing I
Drs. Mulyono, MM.
NIP. 19510809 197611 1 001
Dosen Pembimbing II
Fadilah Umar, S.Pd.M.Or
NIP. 19720927 200212 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari : …………………
Tanggal : ………..…. 2011
Tim Penguji Skripsi :
(Nama Terang) (Tanda Tangan)
Ketua : Drs. H. Sunardi, M.Kes ____________
Sekretaris : Sri Santosa Sabarini, S.Pd.M.Or. ____________
Anggota I : Drs. Mulyono, M.M ____________
Anggota II : Fadilah Umar, S.Pd.M.Or. ____________
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret
Dekan,
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Sutarman. PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENENDANG BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KECEPITKECAMATAN PUNGGELAN KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011 Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni. 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan bermain dalam
meningkatkan hasil belajar menendang bola dalam permainan sepak bola melalui
pendekatan bermain pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kecepit, Kecamatan
Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (Classroom
Action Research), sumber data penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 2
Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran
2010/2011, yang berjumlah 24 orang yang terdiri dari 12 siswa putra dan 12 siswa
putri, teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja siswa,
observasi, dan angket. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan data kuantitatif dari
studi awal, siklus I, dan siklus II dengan menggunakan prosentase.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa : penggunaan
pendekatan/metode bermain dapat meningkatkan hasil belajar menendang bola
dalam permainan sepak bola melalui pendekatan bermain pada siswa V SD Negeri
2 Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran
2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
Motto
v Hati yang suci mengarah ke keselamatan
v Tandanya orang yang luhur, budinya halus dan suka memberi pertolongan
dengan tulus hati
v Kalau madu kecampuran racun, ambillah madunya. Kalau emas kecampuran
kotoran, ambillah emasnya kemudian cucilah. Carilah dan ikutilah
keutamaan, ajaran yang baik, meskipun berasal dari orang rendah.
v Kalau hati sedang gelap, janganlah malah marah-marah, tapi mintalah
penerangan dari tuhan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
SD Negeri 2 Kecepit
Istri tercinta
Anak-anak dan cucu kami
Semua sahabat kelompok VIII
Teman-teman PPKHB UNS
Banjarnegara
Almamater UNS Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, taufik,
dan hidayah-Nya, sehingga penulis peneliti dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Selama menyelesaikan tugas akhir ini menemui hambatan dan kesulitan, tetapi
karena bantuan, bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak akhirnya
hambatan dan kesulitan tersebut dapat teratasi. Untuk itu penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayattullah, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Drs. H. Sunardi, M.Kes. Penasehat Akademik dan Ketua Program
Penjaskesrek, yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian tugas akhir ini.
3. Bapak Drs. H. Agus Margono, M.Kes. Ketua Jurusan POK , Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
4. Dosen Pembimbing Kami Drs. Mulyono, MM. dan Fadilah Umar, S.Pd.M.Or
5. Kepala Sekolah SD Negeri 1 Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten
Banjarnegara, yang telah memberikan izin dan kemudahan selama penulisan
melakukan praktik penelitian.
6. Semua rekan-rekan observer kelompok VIII dan semua pihak yang telah membantu
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian tugas akhir ini.
Akhirnya penulis sudah bekerja secara optimal. Oleh karena itu, segala
saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya
penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.
Surakarta, Juni 2011
S
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul …………………………………………………………….. i
Halaman Pengajuan ………………………………………………………... ii
Halaman Persetujuan ……………………………………………………... iii
Halaman Pengesahan ……………………………………………………… iv
Abstrak …………………………………………………………………….. v
Motto …………….………………………………………………………… vi
Persembahan ………..…………………………………………………….. vii
Kata Pengantar …………………………………………………………….. viii
Daftar Isi ………….………………………………………………………... ix
BAB. I PENDAHULUAN …………………………..………………. 1
A. Latar Belakang Masalah ……………..…………………… 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………... 5
C. Tujuan Penelitian …………………………………………. 5
D. Manfaat Penelitian ………………………………………... 5
BAB. II KAJIAN PUSTAKA …………………………………………. 6
A. Landasan Teori ...………….………………….……………. 6
1. Sejarah Singkat Sepak Bola ………..……….………….. 6
2. Teknik Dasar Permainan Sepak Bola ………………..…. 7
a. Menendang Bola ….………………..………………... 7
b. Teknik Menendang Bola dengan Punggung Kaki …... 8
c. Teknik Menendang Bola dengan punggung Kaki 8
Bagian Luar ………………………………………….
d. Teknik Menendang Bola dengan Ujung Jari Kaki …. 8
e. Mengontrol Bola …….………………………………. 9
f. Menggiring Bola …………………………………….. 11
g. Menyundul Bola …………………………………….. 12
h. Merebut Bola dari Kaki Lawan ……………………... 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
3. Teknik Gerakan Tanpa Bola ……………..…………….. 13
4. Teknik Gerakan dengan Bola Pola Penyerangan ………. 14
5. Teknik Gerakan dengan Bola Pola Pertahanan ………… 15
6. Pembelajaran …………………………………………… 17
a. Konsep Pembelajaran ……………………………….. 17
b. Hakekat Pembelajaran ………………………………. 18
c. Prinsip-prinsip Pembelajaran ………………………... 20
7. Pendekatan Bermain ……………………………………. 21
a. Pengertian Bermain …………………………………. 21
b. Pembelajaran Bermain ………………………………. 22
c. Tujuan Pembelajaran Bermain ……………………… 22
B. Kerangka Berfikir …………………………………………. 23
C. Hipotesis ……………………………………………........... 23
BAB. III METODOLOGI PENELITIAN ………………………………. 24
A. Setting Penelitian ………………………………………….. 24
1. Waktu Penelitian ……………………………………… 24
2. Tempat Penelitian ……………………………………... 24
3. Siklus PTK ……...…………………………………….. 24
B. Subyek Penelitian ………………………………………….. 25
C. Sumber Data ……………………………………………….. 25
D. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ………………..……... 26
E. Teknik Analisis Data ………………………………………. 26
F. Prosedur Penelitian ………………………………………... 26
G. Rancangan Siklus I ………………...………………............ 28
H. Rancangan Siklus II ……………………………………….. 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………. 30
A. Hasil Penelitian ……………………………………………. 30
1. Siklus Pertama ………………………………………… 30
2. Siklus Kedua ………………………………………….. 33
B. Pembahasan ………………………………………………... 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Daftar Pustaka ……………………………………………………………….. 50
Daftar Lampiran …………………………………………………………….. 51
1. Deskripsi Temuan …………………………………….. 44
2. Refleksi ………………………………………………... 45
BAB V PENUTUP …………………………………………………….. 47
A. Kesimpulan ………………………………………………... 47
B. Implikasi ……………….………………………………… 47
C. Saran …………………….………………………………… 49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jadwal Kegiatan PTK …………..……………..…………....…………. 20
2. Jadwal Rancangan Kegiatan PTK ………………..…………………… 20
3. Hasil Test Formatif Siklus Pertama …………………………………... 37
4. Hasil Test Formatif Siklus Kedua …………………….………………. 39
5. Data Ketuntasan Hasil Belajar Menendang Bola ………………..……. 40
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Diagram Batang Tentang Presentase …………………………………. 41
2. Diagram Jumlah Ketuntasan Belajar Siswa Studi Awal ………….... 42
3. Diagram Jumlah Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I …………..…... 42
4. Diagram Jumlah Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ……………..…. 42
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. RPP Siklus I ……….………...…………………………….………... 52
2. RPP Siklus II ……….………...…..………………………..………... 64
3. Pendapat Siswa Terhadap Kegiatan Pembelajaran ………..………… 77
4. Rekapitulasi Hasil Angket …………………………………..………. 80
5. Lembar Pengamatan ……………………………………….………... 85
6. Hasil Pengamatan Siklus I ……………………………….…………. 86
7. Alokasi Waktu Pembelajaran Sepak Bola ……………….………….. 88
8. Hasil Pengamatan Siklus II ………………………………………… 89
9. Daftar Nilai Siklus I ………………………………………………... 91
10. Daftar Nilai Siklus II ……………………………………………….. 92
11. Pengajuan Judul …………………………..…………..…..…………. 93
12. Validasi Proposal Skripsi PTK ……………...……...…..…………… 94
13. Surat Ijin Penelitian ………………….………………….…………... 95
14. Surat Keterangan ……………………………………...….…………. 96
15. Foto-foto Kegiatan ………………………………………………….. 97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sepakbola adalah salah satu jenis olah raga yang sangat digemari orang
seluruh dunia. Olah raga ini sangat universal. Selain digemari orang laki-laki
olahraga ini juga digemari para perempuan tidak hanya tua muda bahkan
anak-anak sejak tahun 1990 an olah raga ini mulai digunakan untuk para
wanita meskipun sebelumnya olah raga ini hanya diperuntukkan bagi kaum
pria.
Olah raga ini melibatkan 11 orang dalam satu teamnya.Untuk menjadi
pemenang dalam satu pertandingan harus melawan satu team lainnya.
Lapangan para pemain sepak bola memperebutkan sebuah bola untuk
dimasukkan ke dalam gawang yang dijaga seorang penjaga gawang (goal
keeper).
Olah raga ini menjadi sangat menarik karena selain hanya
memperebutkan sebuah bola dilapangan dengan menggunakan kaki tetapi
juga terlihat gaya-gaya permainannya dalam memperebutkan bola untuk
memeasukkan bola ke dalam gawang lawan. Oleh karena olah Raga ini
melibatkan banyak orang tentunya kerjasama team yuang baik sangat
idbutuhkan selain teknik bermain yang baik.
Hanya para atlet sepak bola manca Negara yang sukses membina karier di
bidang olah raga ini. Tentunya diperlukan usaha dan latihan yang keras untuk
menjadi atlet sepak bola yang handal dan professional.
‘’goalll…!’’ teriakan ini sungguh identik dengan sepak bola siapapun yang
berteriak ‘’goal’’ dapat dipastikan akan mengangkat tangan, berdiri, wajah
mendongak, mulut terbuka lebar, mata berbinar-binar, hati berbunga-bunga
dan diakhiri dengan tengok kanan, tengok kiri sambil mengulurkan tangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
dan suara gemuruh. Hal ini sungguh kontradiksi dengan sebagian orang yang
ada ditempat yang sama yang tidak bisa berteriak ‘’goal..’’ mereka duduk
diam, kaget, gelisah, kecewa, dengan tangan didepan mulut, sambil menggigit
jari dengan muka yang pucat. Sebagian lain berteriak langkat, mengutuki,
menyumpahi, protes keras, pemandangan seperti ini selalu ada di dalam
permainan sepak bola, baik di kampong, halaman rumah, sekolah, lapangan
kecil atau di stadion yang megaah.
Olahraga ini juga dilakukan anak kecil, anak-anak, remaja, pemuda, orang
dewasa, pria bahkan wanita. Sepak bola sungguh popular di mata masyarakat,
dari pelosok desa hingga kota besar diseluruh dunia.
Sepak bola merupakan olah raga yang simple, sederhana dan nurah.
Bahkan hampir tidak memerlukan biaya. Namun bila pertandingan yang
professional, olahraga ini biayanya bisa terbesar dari aneka cabang olah raga
lainnya. Untuk mengelola dan menghidupi sebuah klub sepak bola bisa
memakan biaya milyaran rupiah. Di satu pihak sepak bola dikatakan hampir
tidak memerlukan biaya, karena alat dan sarana yang dibutuhkan hanya satu
benda bulat dan tanah lapang. Benda bulat yang disebut bola itu bisa bola
yang malah (bola karet), bola plastic, jeruk bali (keprok) atau jerami, kertas,
serabut kelapa, yang pengelola harus mengadakan studi banding, harus
tanggap akan anak asuhnya, mau belajar Dari pengalaman pahit, sekaligus
berusaha membuktikan pengelolaan yang lebih professional.
Bila dikaji bersama pola permainan sepak bola. Itu sederhana, pola
permainan hanya menyerang (Attacktion), mempertahankan (defention) dan
menyusun posisi strategi ini, keahlian dan ketrampilan masing-masing
pemain tampak jelas, kemauan membawa bola, menggiring bola, merebut
bola, mempertahankan bola, mengecoh lawan, sangat diperlukan oleh
individu pemain untuk diterapkan dalam kerja sama antar pemain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
Tiap pemain harus punya kemampuan DK4, maksudnya daya tahan tubuh,
kekuatan, kelenturan, kecepatan dan kelincahan. Ke 5 faktor ini harus dimiliki
para pemain untuk mengembangkan ke posisi puncak. Dri kelima faktor
tersebut menarik untuk dikaji bersama adalah faktor kecepatan dan
kelincahan. Kecepatan dan kelincahan ini dapat dibentuk dari dalam diri
(pembawaan) atau dari luar diri (karena mampu mengkombinasikan dari
segala teknik yang dimiliki).
Mempunyai kecepatan dan kelincahan yang lebih, bagi setiap pemain
merupakan mudah dan sukses untuk mencetak gol. Dan mempertahankan
kemasukan bola. Dengan kemampuan kecepatan dan kelincahan akan
memudahkan pemain tersebut dalam rangka membawa bola (menggiring
bola) ke hadapan gawang lawan.
Seorang pemain yang mempunyai kelincahan dan kecepatan yang bagus,
bola yang digiring bagaikan lekat di kaki dan tentu mudah melewati halangan
lawan dan tidak mudah dikelabuhi lawan.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, cabang olah raga bola sepak bola
menarik untuk dikaji bersama, sehingga perkembangan sepak bola Indonesia
semakin diminati masyarakat sekaligus mampu duduk sejajar dengan club-
club di negeri luar. Sedangkan masalah yang khusus menarik untuk dibahas
bersama dalam penelitian ini berjudul ‘’Upaya Meningkatkan Penguasaan
Dasar-Dasar Sepak Bola Dengan Metode Demontrasi Pada Siswa Kelas v SD
Negeri 2 Kecepit Tahun Pelajaran 2010/2011.’’
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan suatu masalah
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
1. Bagaimana peningkatan penguasaan dasar-dasar sepak bola bagi siswa
dengan diterapkan metode demontrasi?
2. Bagaimanakah pengaruh metode demontrasi terhadap motivasi belajar
dasar - dasar sepakbola pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kecepit Tahun
pelajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar dasar-dasar bermain sepak bola
pada siswa setelah diterapkan metode demontrasi.
2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar dasar-dasar bermain sepak bola
pada siswa setelah diterapkan metode demonstrasi.
D. Manfaat Penelitian
Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat :
1. Memberikan informasi tentang model pembelajaran yang sesuai dengan
mata pelajaran pendidikan jasmani.
2. Meningkatkan motivasi pada mata pelajaran Pendidikan jasmani.
3. Mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran
Pendidikan jasmani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xx
E. Definisi Operasional Variabel
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka perlu
didefinisikan hal-hal sebagai berikut:
1. Metode demontrasi adalah:
Suatu pembelajaran yang mengharuskan guru untuk memperagakan
gerakan-gerakan tertentu dihadapan siswa, kemudian siswa diberi
kesempatan untuk melakukan latihan ketrampilan seperti yang telah
diperagakan oleh guru.
2. Motivasi belajar adalah:
Dorongan dan keamanan belajar yang dinyatakan dalam nilai atau skor
yang dijaring melalui angket motivasi.
3. Prestasi belajar adalah:
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
setelah siswa mengikuti pelajaran.
F. Asumsi
Dalam penelitian ini diasumsikan bahwa:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa kelas V SD Negeri 2 kecepit.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Pebruari 2011 Semester I tahun
ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxi
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan permainan sepak bola.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Sejarah Singkat Sepak Bola
Permainan sepak bola berasal dari Inggris. Pada tanggal 26 Oktober 1963.
Terdapat organisasi yang menyusun peraturan permainan dalam sepak bola,
yaitu The Foofball Associaton. Sebelumnya, pada tanggal 21 September 1904
telah terbentuk Federasi sepak bola dunia yaitu Federation International the
Football Association (FIFA) yang diketahui oleh Guirin.
Bangsa Indonesia mengenal permainan sepak bola dari bangsa Belanda.
Bangsa Belanda mengenalkan sepak bola pada Indonesia pada tanggal 19
April 1930. Hal ini ditandai dengan dibentuknya Persatuan Sepakbola
Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta, yang diketahui oleh Mr Soeratin
Sosro Soegondo.
Permainan sepak bola termasuk permainan bola besar. Sepak bola
dimainkan di lapangan rumput oleh dua regu atau dua kesebelasan yang
saling berhadapan. Tujuan permainan sepak bola adalah memasukkan bola ke
gawang lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan daerah sendiri dari
serangan lawan. Karakteristik permainannya adalah memainkan bola dengan
menggunakan kaki ataupun dengan seluruh anggota tubuh kecuali bengan
lengan.
Hakekat permainan sepak bola adalah mempertahankan dan penyerangan
(Pend. Jasmani SLTP 3, Slamet, 26), maka untuk kelincahan dan kecepatan
yang diprediksikan berpengaruh terhadap kemampuan menggiring bola,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxii
berpatokan pada hakekat permainan yang menitik beratkan pada pertahanan
dan nilai tersendiri bagi penonton, jika mereka memahami betul akan
peraturan permainan sepak bola, sikap yang dilarang untuk dilakukan dalam
permainan, tentu mereka akan terlihat lincah, cepat dan atraktif.
Penelitian ini juga berlandaskan pada penerobosan srategi pertahanan
lawan, teknik menghadang lawan, teknik mengendalikan lawan, dan teknik
merebut bola. Dengan dasar kemampuan pemahaman teknik-teknik tersebut,
tentu mendukung kualitas pemain dalam melakukan unsure kelincahan dan
kecepatan. Baik pada saat sendirian, atau bersama kawan bermain.
Oleh sebab itu penelitian ini juga akan membahas tentang :
- Penerobosan strategi pertahanan lawan..
- Teknik menghadang bola
- Teknik merebut bola
- Teknik mengendalikan lawan/bola
Selain menghubungkan dengan unsur-unsur permainan sepak bola yang
terfokus pada kecepatan, kelincahan dalam proses kemampuan menggiring
bola dalam permainan.
B. Teknik Dasar Permainan Sepak bola
Ada beberapa teknik dasar dalam permainan sepak bola yang harus
dikuasai oleh pemain, antara lain menendang, menggiring, mengontrol,
menyundul dan menghentikan bola.
1. Menendang Bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiii
Pemain sepak bola harus mampu melakukan gerkan menendang bola
dengan baik dan benar sesuai dengan funsi atau bagian kaki yang akan
digunakan. Pada dasarnya cara menendang bola dapat dibedakan menjadi
empat yaitu:
a. Teknik menendang dengan kaki bagian dalam
Teknik menendang dengan kaki bagian dalam dapat dilakukan
sebagai berikit :
1. Sikap permulaan
Posisi badan harus sejajar dengan bola. Salah satu kaki menumpu di
samping bola dengan ujung kaki mengarah ke depan serta lututnya
sedikit ditekuk dan badan agak condong ke depan. Kaki sepak (tendang)
dibuka selebar 90^ hingga mata kaki mengarah ke depan bola.Pandangan
dipusatkan pada bola yang akan ditendang.kedua lengan menjaga
keseimbangan.
2. Gerakan
Kaki tending ditarik ke belakang, kemudian diayunkan ke depan
mengenai bola dengan menggunakan kaki bagian dalam tepat pada titik
pusat tending hingga bola bergerak ke depan.
3. Sikap akhir
Gerakan selanjutnya diikuti oleh gerak lanjut dari kaki tendang yang
diimbangi anggota tubuh lainnya, kesadaran yang sering terjadi adalah:
1. Sikap badan kaki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxiv
2. Kaki tumpu tidak disamping bola
3. Badan kurang condong
4. Tidak diikuti gerak lanjut
b. Teknik menendang bola dengan punggung kaki
Teknik menggunakan punggung kaki dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Sikap permulaan
Sikap badan di belakang bola yang menyudut + 30^. Kemudian pada
saat akan menendang bola yang berjarak sekepal tangan. Bersamaan
dengan mengayun kaki tendang bola ke belakang, badan sedikit
condong ke depan dan kedua lengan menjaga keseimbangan pandangan
dipusatkan ke bola.
2. Gerakan
Pada saat kaki tendang mengayun ke depan, kaki mengarah ke bola,
pergelangan kaki di titik tengah, ujung kaki selangkah ke samping
bawah, kemudian bola ditendang tepat pada sasaran titiik pusat tedang.
3. Sikap akhir
Sikap akhir tendangan didukung oleh gerak lanjut tendang yang
diikuti anggota badan seluruhnya.
c. Teknik menendang dengan punggung kaki adalah sebagai berikut :
1. Sikap permulaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxv
Pemain berdiri agak ke belakang di samping bola dengan jarak kaki
tumpu lebih kurang sekepal tangan. Kemudian gerak kaki tendang ke
belakang lurus dengan bola. Pandangan kearah tendangan.
2. Gerakan
Dengan mengayun dan menggerakan kaki, tendangan bola sekuat-
kuatnya ke depan dengan menggunakan punggung kaki.
3. Sikap akhir
Sikap akhir dari tendangan diikuti dengan gerak lanjut kaki tendang
dan diikuti oleh anggota tubuh lainnya.
d. Teknik menendang dengan punggung kaki bagian luar
2. Mengontrol Bola
Mengontrol bola adalah suatu upaya untuk menguasai bola sebelum
bola dihentikan oleh kaki. Dalam upaya mengontrol bola pemain harus
dalam kondisi siap dengan pengamanan yang tepat agar dapat menguasai
bola sepenuhnya. Setelah bola tersebut terkontrol dengan baik , bola baru
dihentikan.
Menghentikan bola dapat dilakukan dengan cara:
a. Menghentikan bola depan dengan telapak kaki
Sebelum menghentikan bola dengan telapak kaki pemain terlebih
dahulu mengontrol bola dan mendekati bola yang sedang bergerak.
Bola tersebut dihentikan dengan telapak kaki, dengan cara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvi
menyongsong bola yang datang, kemudian telapak kaki ditarik ke
belakang bersamaan dengan datangnya bola.
b. Menghentikan bola dengan punggung kaki
pada umumnya menghentikan bola dengan punggung kaki dilakukan
jika bola jauh dari udara. Cara menghentikan bola dengan punggung kaki
sebagai berikut :
1. Pemain bergerak ke arah bola
2. Tepat di bawah bola melambung, angkatlah kaki ke depan atas yang
digerakkan untuk menghentikan bola dengan punggung kaki.
3. Tahan bola dengan menggunakan kaki dengan sedikit sentuhan atau
tarikan.
4. Bola jatuh diantara kedua kaki.
C. Menghentikan bola dengan dada
Cara menghentikan bola dengan dada sebagai berikut
1. Pemain mengontrol bola yang melayang dengan cermat
2. Majulah untuk menjemput bola
3. Dalam posisi seimbang, dada dibuka lebar dan kedua tangan melebar
4. Tahan bola yang tepat di dada dengan sedikit sentuhan atau berikan
kebelakang
5. Bola jatuh di antara kedua kaki
D. Menghentikan bola dengan paha
Cara menghentikan bola dengan menggunakan paha adalah sebagai
berikut:
1. Pemain mengontrol dan menghentikan bola yang melayang di udara.
2. Pemain bergerak kearah datangnya bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxvii
3. Tempatkan tubuh di bawah datangnya bola. Kemudian tekuk lutut hingga
bidang datar paha berada tepat di bawah lambungan bola.
4. Angkat salah satu kaki yang akan digunaka, kemudian tekuk lutut hingga
bidang datar paha berada tepat di bawah lambungan bola.
5. Dengan sedikit sentuhan, bola dihentikan dengan paha.
6. Bola jatuh diantara perut.
E. Mengambil bola dengan perut
Menahan bola dengan menggunakan perut dapat dilakukan apabila posisi
bola melayang di atas tanah. Caranya sebagai berikut
1. Amati pergerakan bola yang melayang
2. Begerak kedepan menjemput bola
3. Dengan menjaga keseimbangan tahan bola dengan menggunakan perut
dengan sentuhan ataau menarik perut kebelakang dan jatuhkan bola antara
kedua kaki.
3. Menggiring bola
Menggiring bola adalah suatu gerakan membawa bola dengan
menggunakan kaki untuk menuju daerah pertahanan lawan dan untuk
mengelak penjagaan lawan.
Ada beberapa cara menggiring bola yaitu menggiring bola
menggunakan punggung kaki bagian dalam dan menggiring bola
menggunakan punggung kaki bagian luar.
a. Menggiring bola Mengggunakan Punggung Kaki Bagian Dalam
Cara melakukannya sebagai berikut :
1. Sikap permulaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxviii
Posisi badan agak condong ke depan, punggung kaki bagian dalam dekat
bola, paha sedikit ditekuk dan kaki kiri digunakan untuk bertumpu. Untuk
letak kaki tumpu di samping bola dengan sedikit lutut dan kedua lengan
menjaga keseimbangan.
2. Gerakan
Pemain bergerak ke depan sambil menggiring bola, kaki dan bola sekali-
kali bersentuhan, dan kedua kaki selalu dekat dengan bola. Sesuai irama
langkah dengan bola.
b. Menggiring Bola Menggunakan Punggung Kaki bagian Luar
Cara melakukannya sebagai berikut:
1. Sikap permulaan
Salah satu kaki ditempatkan didepan dengan pergelangan kaki sedikit
diputar kedalam, lutut agak ditekuk dan kaki lainnya sebagai tumpuan.
Sikap badan sedikit condong ke depan dan berat badan berada di kaki
belakang dengan kedua lengan tergantung rileks.
2. Gerakan
Pemain bergerak ke depan dengan kedua kaki selalu berdekatan dengan
bola. Persentuhan bola dengan kaki tepat pada bagian kaki bagian luar.
4. Menyundul Bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxix
Menyundul bola adalah saat upaya mengambil bola yang melayang di
udara dengan menggunakan kepala.
Daerah pernekaan bola dan kepala pada saat akan melakukan sebuah
sundulan adalah kening, karena kening merupakan bagian yang terkuat
dari kepala. Ada beberapa cara yang digunakan untuk menyundul bola,
yaitu sebagai berikut:
a. Menyundul Dengan Awalan Melompat
Cara menyundul dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Sikap permulaan
Pemain berdiri dari posisi seimbang menghadap sasaran. Pandangan
mengarah dan mengontrol bola yang berada diudara.
2. Gerakan
Bergeraklah mendekati bola setelah berjarak satu meter antara kepala
dan bola, lalu melompat untuk melakukan sundulan dengan
menguatkan leher. Sundulan bola dilakukan dengan kepala atau kening.
Mendaratlah dengan tumpuan kaki.
b. Menyundul bola Tanpa Awalan
Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
1. Sikap permulaan
Pemain berdiri dalam posisi seimbang menghadap kearah bola yang
dating. Kedua kaki di buka sejajar dan pandangan ke arah bola. Kedua
lengan terbuka ke samping tetapi rileks.
2. Gerakan
Bola kira-kira satu meter didepan kepala dengan melengkungkan sedikit
ke belakang otot leher. Kemudian gerakan bola ke depan sehingga
kepala menyundul bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxx
5. Merebut bola dari kaki lawan
Merebut bola adalah usaha untuk menguasai atau menghadang bola dari
penguasaan lawan. Hal itu biasanya dilakukan ketika pemain sedang
berada dalam posisi bertahan. Teknik merebut bola dapat di bedakan
menjadi :
a. Merebut bola dari posisi depan
b. Merebut bola dari posisi samping
c. Merebut bola sambil meluncur
d. Merebut bola dengan menggunakan bahu
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemain dalam merebut
bola, yaitu:
a. Konsentrasi dan pandangan selalu mengarah pada bola
b. Saat menghadapi bola, dibutuhkan ketenangan dan keseimbangan
c. Dituntut ketepatan dalam merampas bola
d. Ketika melakukan perebutan bola, tidak boleh melakukan pelanggaran.
F. Teknik Gerakan Tanpa Bola
Gerakan tanpa bola, sebenarnya sangat penting dan menentukan dalam
suatu serangan. Dengan gerakannya, pemain tanpa bola dapat menciptakan
berbagai keadaan yang menguntungkan bagi pihaknya. Pemain sepak bola
modern sekarang ini dimainkan dengan cara bermain dengan rajin bergerak.
Pemain yang tidak mampu bergerak dengan cepat dan rajin, tidak akan
pernah dapat menjadi pemain baik.
Membebaskan diri dari lawan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxi
1. Dengan gerak yang tiba-tiba sehingga lawan ketinggalan untuk bertindak
dan menggunakan ‘’saat’’ yang mengerikan untuk dapat menerima operan
dalam keadaan bebas.
2. Pemain juga dapat menciptakan ‘’posisi bebas’’ tersebut dengan berhenti
tiba-tiba atau dengan cepat mengubah arah.
3. Atau pemain mencoba ‘’melelahkan’’ lawan dengan cara terus menerus
berlari, sehingga dapat menerima bola tanpa gangguan lawan.
4. Dapat berpura-pura tidak aktif, seperti kelalahan atau seakan-akan tidak
berminat, sehingga lawan lengah, lalu mengambil kesempatan tersebut.
Berlari ke tempat kosong dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Setiap
bentuk mengandung makna. Bentuk-bentuk berlari ke tempat kosong sebagai
berikut:
1. Bergerak kearah teman yang membawa bola
2. Berlari menjauhi ‘’daerah bola’’ dengan maksud untuk dapat menerima
operan jauh.
3. Pemain penyerang depan bergerak mundur, berlari telah melepaskan diri
dari kawalan fisik lawan, untuk dapat menerima operan.
4. Pemain yang berlari dengam kencang kearah pertahanan lawan dan
menuju kearah tengah lapangan, merupakan cirri dari serangan balik.
5. Mengikuti teman yang membawa bola juga berarti siap untuk membantu
dan memperkuat penyerangan. Sering dilakukan dalam daerah pertahanan
sendiri atau di lapangan tengah.
G. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Penyerangan
Pemain yang menguasai bola, sebelum bola tersebut dioperkan kepada
temannya akan melakukan ngerakan dengan bola, baik itu berupa ‘’berlari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxii
dengan bola’’ atau gerakan menggiring bola. Memang terdapat sedikit
perbedaan antara ‘’berlari dengan bola’’ dan menggiring bola. Berlari dengan
bola selalu dalam jangkauan. Langkah konstan dan tidak terlalu sering
menyentuh bola. Sedangkan menggiring bola adalah mengubah arah dan
kecepatan bola drngan sentuhan-sentuhan aki yang cepat.
Teknik gerakan dengan bola pada pola penyerangan sebagai berikut:
1. Wall Pass atau Operan Satu-Dua
Wall Pass atau operan satu-dua memang merupakan gerak yang sangat
sederhana dari dua orang pemain. Pemain A mengoper bola pada B,
kemudian lari ke posisi baru. Pemain B tanpa menahan bola mengoper
kembali kepada A yang menerima bola tersebut pada posisi baru.
Walaupun sederhana namun diperlukan latihan yang tekun dan sungguh-
sungguh dari pemain. Diperlukan kecerdikan dari pemberi bola pertama
untuk mencari ‘’lobang’’ kemana dia bisa berlari untuk menerima operan
kedua.
Bagi penerima operan pertama, diperlukan kemahiran untuk
memperhitungkan saat dalam melakukan operan kedua yang akuran,
sehingga pemberi operan pertama dapat ‘’bertemu’’ bola pada posisi baru
saat yang tepat. Perlu diingat bahwa pemain yang melakukan operan yang
pertama kemudian’’pelari’’ yang harus mencari posisi baru yang kosong
untuk menerima operan kedua dari temannya. Pelari inilah yang
menentukan kemana operan kedua harus dilakukan.
2. Lemparan ke Dalam
Jika dilakukan secara baik, berencana dan dilatih dengan sungguh-
sungguh maka lemparan ke dalam dapat menjadi awal dari serangan yang
berbahaya. Terutama sekali jika lemparan ke dalam ini terjadi di daerah
pertahanan lawan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiii
3. Tendangan Penjuru
Keberhasilan tendangan sudut ke kotak penalty bergantung pada dua
hal yaitu :
a. Keterampilan pemain penyerang dalam menyundul bola ke gawang
lawan.
b. Kemampuan pihak bertahan untuk menyapu bola-bola tinggi di daerah
penalty, termasuk kemahiran penjaga gawang dalam memotong dan
menangkap bola-bola tinggi di kotak penalty.
H. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Pertahanan
Dalam permainan sepak bola dikenal tiga barisan pemain yaitu (!), Barisan
penyerang (2), barisan Pemain lapangan tengah dan(3), barisan pertahanan
(pemain belakang). Pemain belakang atau barisan pertahanan ini mempunyai
‘’tugas utama’’ , untuk mempertahankan dan melindungi daerah berbahaya
atau gawangnya dari serangan lawan. Dalam menjalankan tugas utama ini,
terdapat cara-cara, tugas, pola teknik, atau strategi tertentu yang perlu
dipahami.
bertahan, pertahanan itu terlaksana dengan terkoordinir dan terpola serta
merupakan gerakan bersama bukan tindakan sendiri-sendiri yang lepas satu
sama lain.
1. Penjagaan Satu Lawan Satu ( Man to Man Marking)
Prinsip dasar permainan bertahan adalah penjagaan (Marking).
Penjagaan yang paling pantas dilakukan di daerah pertahanan adalah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxiv
penjagaan orang per orang. Dalam hal ini setiap pemain bertanggung
jawab untuk menjaga seorang pemain lawan. Penjaga yang lebih
diutamakan adalah penjagaan dilakukan secara ketat, dan diminta tidak
perlu lawan dapat ditinggalkan. Dari cara seperti inilah datangnya
kemungkinan-kemungkinan dalam sepak bola modern dimana pemain
belakang justru dapat ikut menyerang bahkan mencetak gol.
2. Penjagaan Daerah (Zona Marking)
Dalam pertahanan dengan cara penjagaan daerah ini, seorang pemain
menjaga daerah (zone) tertentu di daerah pertahanan. Setiap lawan yang
masuk ke daerah tersebut menjadi urusan dari men-tackle pemain lawan
yang masuk ke daerahnya. Begitu lawan meninggalkan daerahnya urusan
diambil alih oleh pihak bertahan lain, ke daerah mana lawan tersebut
masuk.
3. Penjagaan Gabungan
Penjagaan gabungan adalah cara penjagaan terpadu antara satu lawan
dengan penjagaan daerah. Artinya setiap pemain menjaga lawan tertentu,
akan tetapi jika lawan tersebut tiba-tiba menukar posisinya dengan pemain
lawan. Maka ‘’jagaannya’’ dapat diserahkan kepada teman lain dan yang
satu menjaga pemain lainnya.
Dengan kata lain tidak perlu ‘’mengikuti’’ lawan yang harus dijaganya
terus menerus. Untuk pelaksanaan ini tentu saja diperlukan pengertian dan
kerjasama yang baik sesama pemain bertahan. Sebab sering mengalami
adanya tukar menukar posisi dari lawan, sehingga terjadi tukar menukar
tugas.
4. Latihan Bermain Dengan Teknik Sederhana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxv
Latihan bermain sepak bola mempunyai berbagai tujuan khusus, antara
lain dapat meningkatkan penguasaan keterampilan teknis dalam situasi
bermain, melatih dan menerapkan teknik tertentu, melatih kerja sama yang
baik bagian atau unit tertentu, maupun tim secara keseluruhan dan
meningkatkan kualitas fisik.
Teknik dasar yang telah dipelajari seperti menggiring bola, mengoper
bola, cara menerima bola, menembak dan sebagainya diterapkan lagi
dalam bentuk latihan bermain. Dalam hal ini kita dihadapkan dengan
situasi permainan yang sebenarnya. Artinya dalam mengolah bola akan
senantiasa berhadapan dengan lawan inilah yang menjadi tujuan latihan.
Apabila siswa telah mampu menguasai situasi tersebut, maka dapat
dikatakan telah menguasai teknik sepak bola sebenarnya. Maksudnya
siswa tidak saja menguasai teknik sepak bola konteks latihan teknik tetapi
telah menguasai teknik sepak bola dalam situasi permainan atau
pertandingan sesungguhnya.
Selanjutnya berbagai strategi teknik bermain, gerakan tertentu, tidak
akan dapat dikuasai tanpa penerapan lapangan, terutama dalam situasi
permainan. Hal tersebut dilatih dalam bentu-bentuk latihan bermain
dengan tugas-tugas yang ditentukan, sesuai dengan aspek-aspek seperti
yang di kemukakan di atas. Bersamaan dengan melatih unsur-unsur
tersebut terbina pula kerjasama antara pemain dalam unit-unit tertentu
menurut tugas masing-masing.
Dengan latihan bermain, siswa dilatih dalam menguasai segi teknik,
menerapkan teknik, strategi dan gerakan tertentu serta melatih kerjasama.
Siswa juga dalam waktu yang bersamaan memelihara bahkan dengan
penekanan khusus dapat meningkatkan kondisi fisik yang sesuai dengan
tuntutan permainan sepak bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvi
I. Metode Demonstrasi
Penggunaan metode demonstrasi dapat diterapkan dengan syarat memiliki
keahlian untuk mendemonstrasikan alata atau melaksanakan kegiatan tertentu
seperti kegiatan yang sesungguhnya. Keahlian mendemonstrasikan tersebut
harus dimiliki oleh guru atau pelatih yang ditunjuk, setelah didemonstrasikan,
siswa diberi kesempatan melakukan latihan keterampilan seperti yang
diperagakan oleh guru atau pelatih.
Metode demonstrasi ini sangat efektif menolong siswa mencari jawaban
atas pertanyaan seperti bagaimana prosesnya? Terdiri dari unsure apa? Cara
mana yang paling baik? Bagaimanakah dapat diketahui kebenarannya?
Melalui Pengamatan Induktif.
Metode demonstrasi dapat dilaksanakan:
1. Manakala kegiatan pembelajaran bersifat formal, magang atau latihan
2. Bila materi pelajaran berbentuk ketrampilan gerak, petunjuk sederhana
untuk melakukan ketrampilan dengan menggunakan bahasa asing dan
prosedur melaksanakan suatu kegiatan.
3. Manakala guru, pelatih, insrtruktur bermaksud menyederhanakan akan
pelaksanaan suatu prosedur maupun dasar teorinya.
4. Pengajar bermaksud menunjukkan suatu standar penampilan.
5. Untuk menumbuhkan motivasi siswa tentang latihan/praktik yang kita
laksanakan.
6. Untuk dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan
kegiatan hanya mendengar ceramah atau membaca didalam buku, karena
siswa memperoleh gambaran yang jelas atau eksperimen.
7. Bila beberapa masalah yang menimbulkan pertanyaan pada siswa dapat
dijawab lebih teliti waktu proses demonstrasi atau eksperimen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxvii
8. Bila siswa turut aktif bereksperimen maka ia akan memperoleh
pengalaman-pengalaman praktik untuk mengembangkan kecakapan dan
memperoleh pengakuan dan pengharapan dari lingkungan social.
Batas-batas metode demonstrasi:
1. Demonstrasi akan merupakan metode yang tidak wajar bila alat atau
gerakan yang didemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh
siswa.
2. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah
aktifitas dimana para siswa dapat ikut bereksperimen dan menjalankan
aktifitas itu sebagai pengalaman pribadi.
3. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan di dalam kelompok.
4. Kadang-kadang bila suatu alat dibawa ke dalam kelas kemudian
didemonstrasikan terjadi proses yang berlainan dengan proses dalam
situasi nyata.
5. Manakala setiap orang diminta mendemonstrasikan dapat menyita waktu
yang banyak dan membosankan bagi peserta yang lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxviii
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action class research)
karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di
kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat tercapai.
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam titik sugiarti, 1997:8) ada 4 macamk
bentuk penelitian tindakan, yaitu penelitian tindakan guru sebagai peneliti,
penelitian tindakan kolaboratif, penelitian tindakan simulative terinteratif dan
penelitian tindakan social eksperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif
dan partisipatif, dimana dalam penelitian ini mengkolaborasikan peran
peneliti dan peran siswa sebagai obyek penelitian. Sedangkan partisipatif
disini dimaksudkan bahwa siswa ikut berpartisipasi langsung dalam
penelitian yang dilangsungkan oleh peneliti. Penanggung jawab penuh
penelitian tindakan adalah pengamat (peneliti). Tujuan utama dari penelitian
tindakan ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran dikelas dimana peneliti
secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xxxix
pengamat dan refleksi. Dengan cara ini diharapkan adanya kerja sama dari
seluruh siswa dan bisa mendapatkan data yang seobjektif mungkin demi
kevalidan data yang diperlukan.
A. Setting, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Setting Penelitian
Setting penelitian adalah tempat yang digunakan dalam melakukan
penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini
bertempat di SD Negeri 2 Kecepit.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian atau saat
penelitian ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
September semester ganjil tahun ajaran 2010/2011
3. Subyek Penelitian
Subyek penelitian adalah siswa-siswa kelas V SD Negeri 2 Kecepit
tahun pelajaran 2010/2011
B. Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Sarwiji Suwandi, PTK merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan
belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau
dengan arahan guru yang dilakukan oleh siswa. Sedangkan menurut Mukhlis
(2003:5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat sistematis reflektif
oleh pelaku tindakan untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang
dilakukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk
memperbaiki/mewningkatkan praktek pembelajaran secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xl
berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya adalah menumbuhkan
budaya meneliti dikalangan guru (Mukhlis, 2003:5).
PTK terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana), action (Tindakan),
observasi (Pengamatan) dan reflection (Refleksi). Siklus spiral dari tahap-
tahap PTK dapat dilihat pada gambar-gambar berikut:
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti
menyusun rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan,
termasuk didalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati
hasil atau dampak dari ditetapkannya metode demonstrasi.
3. Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan
yang diisi oleh pengamat.
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus
berikutnya.
Observasi terbagi dalam dua putaran, dimana pada masing-masing putaran
dikenal perilaku yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu sub
pokok bahasan yang diakhiri dengan tes praktek diakhir masing-masing
putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki system
pengajaran yang dilaksanakan.
C. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
1. Silabus
Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xli
2. Rencana Pembelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
masing RP berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar,
tujuan pembelajaran khusus dan kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengelolaan metode demonstrasi, untuk mengamati
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru untuk mengamati aktifitas
siswa dan guru selama proses pembelajaran.
4. Angket Motivasi Terhadap Demonstrasi
Angket ini digunakan untuk mengetahui apakah siswa-siswa tersebut
menyenangi model pembelajaran yang ditawarkan penulis.
5. Tes Praktek
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman materi yang
diajarkan. Tes praktek ini diberikan disetiap akhir putaran.
6. Lembar observasi penilaian kinerja siswa ranah psikomotor.
7. Lembar observasi penilaian kinerja siswa ranah afektif.
D. Metode Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi
pengolahan metode demonstrasi, observasi aktivitas siswa dan guru, angket
motivasi siswa dn tes praktek.
E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
pelu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlii
deskriptif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh
respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama
proses pembelajaran.
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap pemutarannya dilakukan dengan
cara memberikan evaluasi berupa text praktek pada setiap akhir putaran.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana yaitu:
1. Untuk menilai text praktek
Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang ada diperoleh siswa yang
selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada dikelas tersebut
sehingga diperlukan rata-rata tes praktek dapat dirumuskan
X = ∑ X ∑ N
Dengan X = Nilai Rata – rata
∑X = Jumlah semua nilai siswa
∑N = Jumlah Siswa
2. Untuk Ketuntasan Belajar
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara
klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar kurikulum 1994
(Depdikbud, 1994) yaitu siswa telah tuntas belajar bila di kelas tersebut
mendapat 85% yang telah mencapai dya serap dari mata pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliii
Untuk menghitung presentase ketuntasan belajar digunakan rumus
sebagai berikut :
P =∑ Siswa yang tuntas belajar x 100% ∑ siswa
3. Untuk Lembar Observasi
a. Lembar observasi pengolahan metode penampilan dan eksperimen
Untuk menghitung lembar observasi pengolahan metode penampilan
dan ekspeimen digunakan rumus sebagai berikut :
X = P1 + P2
2 Dimana : P1 = pengamatan 1 P2 = pengamat 2
b. Lembar observasi aktifitas guru dan siswa
Untuk menghitung lembar observasi aktifitas guru dan siswa
digunakan rumus sebagai berikut:
% = X x 100% dengan ∑X X = Jumlah pengamatan = P1 + P2 Jumlah pengamat 2
4. Untuk menghitung presentase angket digunakan rumus sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xliv
5. Aspek yang diamati
Mengadakan analisis terhadap data hasil pengamatan yang menggunakan
rating scale, hal ini dimaksudkan apakah penelitian bisa dihentikan atau
dilanjutkan pada siklus berikutnya.
a. Ranah Psikomotor
Skala penilaian yang digunakan sesuai dengan instrument yang telah
direncanakan, yaitu antara 1-3 (1= kurang tepat, 2= cukup dan 3 =
tepat) untuk aspek penilaian. Hal ini berarti bahwa:
- Skor minimal yang diperoleh siswa adalah : 1 x 4 = 4
- Skor maksimal yang diperoleh siswa adalah : 3 x 4 = 12
- Medium skor adalah : (4 + 12) = 8
2
- Dibuat rentang skor dan dikonversi menjadi nilai rapor sebagai
pedoman penilaian.
Table 3.1 Pedoman Penilaian Ranah Psikomotor
No Rentang Skor Nilai Rapor Prediket
1
2
3
4
11-12
9-10
7-8
5-6
A
B
C
K
Baik Sekali
Baik
Cukup
Kurang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlv
5 3-4 KS Kurang sekali
Mutu pembelajaran dikatakan baik apabila siswa yang mendapat nilai
diatas 70 mencapai 85% atau lebih dari keseluruhan siswa.
b. Ranah Afektif
Skala penilaian yang digunakan sesuai dengan instrument yang telah
direncanakan yaitu antara 1-4 (1= kurang baik, 2= cukup baik, 3= baik,
4= sangat baik) untuk 3 aspek penilaian. Hal ini berarti bahwa :
- Skor mininmal yang diperoleh siswa adalah : 1 x 3 = 3
- Skor maksimal yang diperoleh siswa adalah : 4 x 3 = 12
- Medium skor adalah : (3 + 12) = 7,5
∑
2
- Dibuat rentang skor dan dikonversikan menjadi nilai rapor sebagai
pedoman penilaian
Table 3.1 Pedoman Penilaian Ranah Psikomotor
No Rentang Skor Nilai Rapor Prediket
1
2
3
11-12
9-10
7-8
A
B
C
Baik Sekali
Baik
Cukup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xlvi
4
5
5-6
3-4
K
KS
Kurang
Kurang sekali
Mutu pembelajaran dikatakan baik apabila siswa yang mendapat nilai
diatas C mencapai 85% atau lebih dari keseluruhan siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mengacu
pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan
nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri dari standar isi, standar proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan. Sebagai acuan utama adalah Peraturan
Menteri Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi, Peraturan Menteri Nomor 23
tahun 2006 tentang standar kompetensi lulusan, dan Peraturan Menteri Nomor 24
tahun 2006 tentang pelaksanaan Permen Nomor 22 dan 23 tersebut.
Salah satu tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, ahlak mulia, dan keterampilan untuk hidup mandiri,
serta mengikuti pendidikan lebih lanjut. Pendidikan jasmani sebagai salah satu
materi pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan
pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran
jasmani dan olahraga yang terpilih, serta meningkatkan kemampuan gerak dasar.
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan adalah proses pendidikan
menyeluruh yang menggunakan aktifitas fisik dengan permainan dan olaharaga
sebagai alatnya (Rusli Lutan, 2001:22). Dengan demikian dapat diduga bahwa
tujuannya bukan sekedar pencapaian yang bersifat fisik semata, akan tetapi juga
melibatkan aktifitas psikis. Oleh karena itu penyelenggaraan pendidikan jasmani
olahraga dan kesehatan harus dikembangkan lebih optimal sehingga peserta didik
lebih inovatif, terampil, kreatif, memiliki kesehatan jasmani dan kebiasaan hidup
sehat serta memiliki pengetahuan dan pemahaman gerak manusia.
Sepakbola adalah salah satu jenis olah raga yang sangat digemari orang
seluruh dunia. Olah raga ini sangat universal. Selain digemari orang laki-laki
olahraga ini juga digemari para perempuan tidak hanya tua muda bahkan anak-
anak sejak tahun 1990 an olahraga ini mulai digunakan untuk para wanita
meskipun sebelumnya olah raga ini hanya diperuntukkan bagi kaum pria.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Olah raga ini melibatkan 11 orang dalam satu teamnya. Untuk menjadi
pemenang dalam satu pertandingan harus melawan satu team lainnya. Lapangan
para pemain sepak bola memperebutkan sebuah bola untuk dimasukkan ke dalam
gawang yang dijaga seorang penjaga gawang (goal keeper).
Olah raga ini menjadi sangat menarik karena selain hanya
memperebutkan sebuah bola dilapangan dengan menggunakan kaki tetapi juga
terlihat gaya-gaya permainannya dalam memperebutkan bola untuk memeasukkan
bola ke dalam gawang lawan. Oleh karena olah Raga ini melibatkan banyak orang
tentunya kerjasama team yuang baik sangat dibutuhkan selain teknik bermain
yang baik.
Seorang pemain yang mempunyai kelincahan dan kecepatan yang bagus,
bola yang digiring bagaikan lekat di kaki dan tentu mudah melewati halangan
lawan dan tidak mudah dikelabuhi lawan.
Proses pembelajaran dan manajemen pendidikan jasmani olahraga dan
kesehatan di sekolah SD Negeri 2 Kecepit tidak berjalan sebagaimana yang
diharapkan, seperti pada pembelajaran permainan bola besar khususnya sepak
bola pada siswa Kelas V, hal ini dapat dilihat bahwa peserta didik mengalami
kesulitan dalam memahami konsep dan penguasaan teknik dasar menendang bola,
demikian pula guru mengalami kesulitan dalam menanamkan konsep penguasaan
teknik dasar menendang bola pada peserta didik kelas V di SD Negeri 2 Kecepit,
Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegera.
Dari hasil pengamatan penulis sekaligus guru Pendidikan Jasmani,
olahraga dan kesehatan di SD Negeri 2 Kecepit, Kecamatan Punggelan, minat
siswa terhadap pembelajaran Permaninan khususnya sepak bola masih sangat
kurang. Siswa cenderung memilih pembelajaran permainan lainnya dari pada
pembelajaran sepak bola. Hal ini menjadi tantangan bagi guru, bagaimana agar
pembelajaran cabang permainan sepak bola diminati oleh siswa. Keberhasilan
pembelajaran ditujukan dengan di kuasainya materi pembelajaran oleh siswa.
Berdasarkan hasil tes formatif mata pelajaran pendidikan jasmani dengan materi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
cabang permainan sepak bola pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kecepit,
Kecamatan Punggelan, terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan.
Siswa dalam mengikuti pembelajaran materi sepak bola hanya sekedar
bermain tanpa memahami konsep dari sepak bola sehingga anak-anak sering
bermain kasar, tidak positif, serta hanya sebagian anak saja yang menyukai
pembelajaran sepak bola, apalagi anak perempuan jarang yang mau bermain sepak
bola, anak perempuan lebih menyukai permainan bola kasti sehingga guru dalam
memberikan pembelajaran mengikuti keingginan siswa. Siswa yang perempuan
bermain kasti siswa yang laki-laki bermain sepak bola.
Berdasarkan uraian-uraian diatas, cabang olah raga bola sepak bola
menarik untuk dikaji bersama, sehingga perkembangan sepak bola Indonesia
semakin diminati masyarakat sekaligus mampu duduk sejajar dengan klub-klub di
negeri luar. Termasuk juga bagi siswa Sekolah Dasar yang mempunyai minat
tersendiri terhadap permainan sepak bola tersebut. Oleh karena itu, kemampuan
menendang bola pada siswa putra akan dibahas bersama dalam penelitian ini yang
berjudul “Penerapan Pendekatan Bermain Untuk Meningkatakan Kemampuan
Menendang Bola Dalam Permainan Sepak Bola Pada Siswa Kelas V SD Negeri 2
Kecepit Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran
2010/2011.’’
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan suatu masalah yaitu
Apakah pendekatan bermain dapat meningkatkan kemampuan menendang bola
dalam permainan sepak bola pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kecepit, Kecamatan
Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan menendang bola
dalam permainan sepak bola dengan pendekatan bermain pada siswa kelas V SD
Negeri 2 Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun
Pelajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian bermanfaat secara toeritis dan praktis, sebagai
berikut :
1. Secara teoritis dapat memberikan masukan kepada pihak-pihak yang
terkait dengan bidang pendidikan sehingga mengembangkan teori
pembelajarandan meningkatkan hasil pembelajaran siswa.
2. Secara praktis, penelitian ini dapat memberikan masukan bagi guru
penjasorkes sebagai alternatif penggunaan model pembelajaran yang aktif
dan kreatif sehingga meningkatkan minat dan motifasi siswa dalam
mengikuti pembelajaran permaninan sepak bola di SD Negeri 2 Kecepit,
Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran
2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Sejarah Singkat Sepak Bola
Permainan sepak bola berasal dari Inggris. Pada tanggal 26 Oktober 1963
Terdapat organisasi yang menyusun peraturan permainan dalam sepak bola, yaitu
The Foofball Associaton. Sebelumnya, pada tanggal 21 September 1904 telah
terbentuk Federasi sepak bola dunia yaitu Federation International the Football
Association (FIFA) yang diketahui oleh Guirin.
Bangsa Indonesia mengenal permainan sepak bola dari bangsa Belanda.
Bangsa Belanda mengenalkan sepak bola pada Indonesia pada tanggal 19 April
1930. Hal ini ditandai dengan dibentuknya Persatuan Sepakbola Seluruh
Indonesia (PSSI) di Yogyakarta, yang diketahui oleh Mr Soeratin Sosro
Soegondo.
Permainan sepak bola termasuk permainan bola besar. Sepak bola
dimainkan di lapangan rumput oleh dua regu atau dua kesebelasan yang saling
berhadapan. Tujuan permainan sepak bola adalah memasukkan bola ke gawang
lawan sebanyak-banyaknya dan mempertahankan daerah sendiri dari serangan
lawan. Karakteristik permainannya adalah memainkan bola dengan menggunakan
kaki ataupun dengan seluruh anggota tubuh kecuali bengan lengan.
Hakekat permainan sepak bola adalah mempertahankan dan penyerangan
(Pend. Jasmani SLTP 3, Slamet, 26), maka untuk kelincahan dan kecepatan yang
diprediksikan berpengaruh terhadap kemampuan menggiring bola, berpatokan
pada hakekat permainan yang menitik beratkan pada pertahanan dan nilai
tersendiri bagi penonton, jika mereka memahami betul akan peraturan permainan
sepak bola, sikap yang dilarang untuk dilakukan dalam permainan, tentu mereka
akan terlihat lincah, cepat dan atraktif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
2. Teknik Dasar Permainan Sepak bola
Ada beberapa teknik dasar dalam permainan sepak bola yang harus
dikuasai oleh pemain, antara lain menendang, menggiring, mengontrol,
menyundul dan menghentikan bola.
1) Menendang Bola
Pemain sepak bola harus mampu melakukan gerkan menendang bola
dengan baik dan benar sesuai dengan funsi atau bagian kaki yang akan
digunakan. Pada dasarnya cara menendang bola dapat dibedakan menjadi
empat yaitu:
1) Teknik menendang dengan kaki bagian dalam
Teknik menendang dengan kaki bagian dalam dapat dilakukan sebagai
berikit:
a) Sikap permulaan
Posisi badan harus sejajar dengan bola. Salah satu kaki menumpu di
samping bola dengan ujung kaki mengarah ke depan serta lututnya
sedikit ditekuk dan badan agak condong ke depan. Kaki sepak
(tendang) dibuka selebar 90^ hingga mata kaki mengarah ke depan
bola.Pandangan dipusatkan pada bola yang akan ditendang.kedua
lengan menjaga keseimbangan.
b) Gerakan
Kaki tending ditarik ke belakang, kemudian diayunkan ke depan
mengenai bola dengan menggunakan kaki bagian dalam tepat pada
titik pusat tending hingga bola bergerak ke depan.
c) Sikap akhir
Gerakan selanjutnya diikuti oleh gerak lanjut dari kaki tendang yang
diimbangi anggota tubuh lainnya, kesadaran yang sering terjadi
adalah:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
(1) Sikap badan kaki
(2) Kaki tumpu tidak disamping bola
(3) Badan kurang condong
(4) Tidak diikuti gerak lanjut
b. Teknik menendang bola dengan punggung kaki
Teknik menggunakan punggung kaki dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Sikap permulaan
Sikap badan di belakang bola yang menyudut + 300. Kemudian pada
saat akan menendang bola yang berjarak sekepal tangan. Bersamaan
dengan mengayun kaki tendang bola ke belakang, badan sedikit
condong ke depan dan kedua lengan menjaga keseimbangan
pandangan dipusatkan ke bola.
2) Gerakan
Pada saat kaki tendang mengayun ke depan, kaki mengarah ke bola,
pergelangan kaki di titik tengah, ujung kaki selangkah ke samping
bawah, kemudian bola ditendang tepat pada sasaran titiik pusat
tedang.
3) Sikap akhir
Sikap akhir tendangan didukung oleh gerak lanjut tendang yang
diikuti anggota badan seluruhnya.
c. Teknik menendang bola dengan punggung kaki bagian luar
1) Sikap permulaan
Pemain berdiri agak ke belakang di samping bola dengan jarak kaki
tumpu lebih kurang sekepal tangan. Kemudian gerak kaki tendang ke
belakang lurus dengan bola. Pandangan kearah tendangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2) Gerakan
Dengan mengayun dan menggerakan kaki, tendangan bola sekuat-
kuatnya ke depan dengan menggunakan punggung kaki
3) Sikap akhir
Sikap akhir dari tendangan diikuti dengan gerak lanjut kaki tendang
dan diikuti oleh anggota tubuh lainnya.
d. Teknik menendang dengan ujung jari kaki
Teknik menendang bola dengan ujung jari kaki adalah sebagai berikut :
1) Sikap permulaan
Pemain berdiri agak kebelakang disamping bola dengan jarak kaki
tumpu lebih kurang sekepal tangan. Kemudian gerak kaki tendang
kebelakang lurus dengan bola. Pandangan kearah tendangan.
2) Gerakan
Kaki yang menendang diangkat kebelakang, selanjutnya, kaki yang
menendang diayunkan kedepan himgga ujung jari kaki atau ujung
sepatu tepat mengenai tengah-tengah belakang bola.
3) Sikap akhir
Sikap akhir dari tendangan diikuti dengan gerak lanjut kaki tendang
dan diikuti oleh anggota tubuh lainnya.
e. Mengontrol Bola
Mengontrol bola adalah suatu upaya untuk menguasai bola sebelum
bola dihentikan oleh kaki. Dalam upaya mengontrol bola pemain harus dalam
kondisi siap dengan pengamanan yang tepat agar dapat menguasai bola
sepenuhnya. Setelah bola tersebut terkontrol dengan baik , bola baru
dihentikan.
Menghentikan bola dapat dilakukan dengan cara:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
1) Menghentikan bola depan dengan telapak kaki
Sebelum menghentikan bola dengan telapak kaki pemain terlebih dahulu
mengontrol bola dan mendekati bola yang sedang bergerak. Bola tersebut
dihentikan dengan telapak kaki, dengan cara menyongsong bola yang
datang, kemudian telapak kaki ditarik ke belakang bersamaan dengan
datangnya bola.
2) Menghentikan bola dengan punggung kaki
pada umumnya menghentikan bola dengan punggung kaki dilakukan jika
bola jauh dari udara. Cara menghentikan bola dengan punggung kaki
sebagai berikut:
a) Pemain bergerak ke arah bola
b) Tepat di bawah bola melambung, angkatlah kaki ke depan atas yang
digerakkan untuk menghentikan bola dengan punggung kaki.
c) Tahan bola dengan menggunakan kaki dengan sedikit sentuhan atau
tarikan.
d) Bola jatuh diantara kedua kaki.
3) Menghentikan bola dengan dada
Cara menghentikan bola dengan dada sebagai berikut
a) Pemain mengontrol bola yang melayang dengan cermat
b) Majulah untuk menjemput bola
c) Dalam posisi seimbang, dada dibuka lebar dan kedua tangan melebar
d) Tahan bola yang tepat di dada dengan sedikit sentuhan atau berikan
kebelakang
e) Bola jatuh di antara kedua kaki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
4) Menghentikan bola dengan paha
Cara menghentikan bola dengan menggunakan paha adalah sebagai
berikut:
a) Pemain mengontrol dan menghentikan bola yang melayang di udara.
b) Pemain bergerak kearah datangnya bola.
c) Tempatkan tubuh di bawah datangnya bola. Kemudian tekuk lutut
hingga bidang datar paha berada tepat di bawah lambungan bola.
d) Angkat salah satu kaki yang akan digunaka, kemudian tekuk lutut
hingga bidang datar paha berada tepat di bawah lambungan bola.
e) Dengan sedikit sentuhan, bola dihentikan dengan paha.
f) Bola jatuh diantara perut.
5) Mengambil bola dengan perut
Menahan bola dengan menggunakan perut dapat dilakukan apabila posisi
bola melayang di atas tanah. Caranya sebagai berikut
a) Amati pergerakan bola yang melayang
b) Begerak kedepan menjemput bola
c) Dengan menjaga keseimbangan tahan bola dengan menggunakan
perut dengan sentuhan ataau menarik perut kebelakang dan jatuhkan
bola antara kedua kaki.
f. Menggiring bola
Menggiring bola adalah suatu gerakan membawa bola dengan
menggunakan kaki untuk menuju daerah pertahanan lawan dan untuk
mengelak penjagaan lawan.
Ada beberapa cara menggiring bola yaitu menggiring bola
menggunakan punggung kaki bagian dalam dan menggiring bola
menggunakan punggung kaki bagian luar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
1) Menggiring bola Mengggunakan Punggung Kaki Bagian Dalam
Cara melakukannya sebagai berikut:
a) Sikap permulaan
Posisi badan agak condong ke depan, punggung kaki bagian dalam
dekat bola, paha sedikit ditekuk dan kaki kiri digunakan untuk
bertumpu. Untuk letak kaki tumpu di samping bola dengan sedikit
lutut dan kedua lengan menjaga keseimbangan.
b) Gerakan
Pemain bergerak ke depan sambil menggiring bola, kaki dan bola
sekali-kali bersentuhan, dan kedua kaki selalu dekat dengan bola.
Sesuai irama langkah dengan bola.
2) Menggiring Bola Menggunakan Punggung Kaki bagian Luar
Cara melakukannya sebagai berikut:
a) Sikap permulaan
Salah satu kaki ditempatkan didepan dengan pergelangan kaki
sedikit diputar kedalam, lutut agak ditekuk dan kaki lainnya sebagai
tumpuan. Sikap badan sedikit condong ke depan dan berat badan
berada di kaki belakang dengan kedua lengan tergantung rileks.
b) Gerakan
Pemain bergerak ke depan dengan kedua kaki selalu berdekatan
dengan bola. Persentuhan bola dengan kaki tepat pada bagian kaki
bagian luar.
g. Menyundul Bola
Menyundul bola adalah saat upaya mengambil bola yang melayang di
udara dengan menggunakan kepala. Daerah pernekaan bola dan kepala pada
saat akan melakukan sebuah sundulan adalah kening, karena kening
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
merupakan bagian yang terkuat dari kepala. Ada beberapa cara yang
digunakan untuk menyundul bola, yaitu sebagai berikut:
1) Menyundul Dengan Awalan Melompat
Cara menyundul dapat dilakukan sebagai berikut
a) Sikap permulaan
Pemain berdiri dari posisi seimbang menghadap sasaran. Pandangan
mengarah dan mengontrol bola yang berada diudara.
b) Gerakan
Bergeraklah mendekati bola setelah berjarak satu meter antara
kepala dan bola, lalu melompat untuk melakukan sundulan dengan
menguatkan leher. Sundulan bola dilakukan dengan kepala atau
kening. Mendaratlah dengan tumpuan kaki.
2) Menyundul bola Tanpa Awalan
Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
a) Sikap permulaan
Pemain berdiri dalam posisi seimbang menghadap kearah bola yang
datang. Kedua kaki di buka sejajar dan pandangan ke arah bola.
Kedua lengan terbuka ke samping tetapi rileks.
b) Gerakan
Bola kira-kira satu meter didepan kepala dengan melengkungkan
sedikit ke belakang otot leher. Kemudian gerakan bola ke depan
sehingga kepala menyundul bola.
h. Merebut bola dari kaki lawan
Merebut bola adalah usaha untuk menguasai atau menghadang bola dari
penguasaan lawan. Hal itu biasanya dilakukan ketika pemain sedang berada
dalam posisi bertahan. Teknik merebut bola dapat di bedakan menjadi:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
1) Merebut bola dari posisi depan
2) Merebut bola dari posisi samping
3) Merebut bola sambil meluncur
4) Merebut bola dengan menggunakan bahu
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemain dalam merebut
bola, yaitu:
1) Konsentrasi dan pandangan selalu mengarah pada bola
2) Saat menghadapi bola, dibutuhkan ketenangan dan keseimbangan
3) Dituntut ketepatan dalam merampas bola
4) Ketika melakukan perebutan bola, tidak boleh melakukan pelanggaran.
3. Teknik Gerakan Tanpa Bola
Gerakan tanpa bola, sebenarnya sangat penting dan menentukan dalam
suatu serangan. Dengan gerakannya, pemain tanpa bola dapat menciptakan
berbagai keadaan yang menguntungkan bagi pihaknya. Pemain sepak bola modern
sekarang ini dimainkan dengan cara bermain dengan rajin bergerak. Pemain yang
tidak mampu bergerak dengan cepat dan rajin, tidak akan pernah dapat menjadi
pemain baik.
Membebaskan diri dari lawan dilakukan dengan berbagai cara, antara lain:
a. Dengan gerak yang tiba-tiba sehingga lawan ketinggalan untuk bertindak dan
menggunakan ‘’saat’’ yang mengerikan untuk dapat menerima operan dalam
keadaan bebas.
b. Pemain juga dapat menciptakan ‘’posisi bebas’’ tersebut dengan berhenti
tiba-tiba atau dengan cepat mengubah arah.
c. Atau pemain mencoba ‘’melelahkan’’ lawan dengan cara terus menerus
berlari, sehingga dapat menerima bola tanpa gangguan lawan.
d. Dapat berpura-pura tidak aktif, seperti kelalahan atau seakan-akan tidak
berminat, sehingga lawan lengah, lalu mengambil kesempatan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Berlari ke tempat kosong dapat dilakukan dalam berbagai bentuk. Setiap
bentuk mengandung makna. Bentuk-bentuk berlari ke tempat kosong sebagai
berikut:
a. Bergerak kearah teman yang membawa bola
b. Berlari menjauhi ‘’daerah bola’’ dengan maksud untuk dapat menerima
operan jauh.
c. Pemain penyerang depan bergerak mundur, berlari telah melepaskan diri dari
kawalan fisik lawan, untuk dapat menerima operan.
d. Pemain yang berlari dengam kencang kearah pertahanan lawan dan menuju
kearah tengah lapangan, merupakan cirri dari serangan balik.
e. Mengikuti teman yang membawa bola juga berarti siap untuk membantu dan
memperkuat penyerangan. Sering dilakukan dalam daerah pertahanan sendiri
atau di lapangan tengah.
4. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Penyerangan
Pemain yang menguasai bola, sebelum bola tersebut dioperkan kepada
temannya akan melakukan ngerakan dengan bola, baik itu berupa ‘’berlari dengan
bola’’ atau gerakan menggiring bola. Memang terdapat sedikit perbedaan antara
‘’berlari dengan bola’’ dan menggiring bola. Berlari dengan bola selalu dalam
jangkauan. Langkah konstan dan tidak terlalu sering menyentuh bola. Sedangkan
menggiring bola adalah mengubah arah dan kecepatan bola drngan sentuhan-
sentuhan aki yang cepat.
Teknik gerakan dengan bola pada pola penyerangan sebagai berikut:
a. Wall Pass atau Operan Satu-Dua
Wall Pass atau operan satu-dua memang merupakan gerak yang
sangat sederhana dari dua orang pemain. Pemain A mengoper bola pada B,
kemudian lari ke posisi baru. Pemain B tanpa menahan bola mengoper
kembali kepada A yang menerima bola tersebut pada posisi baru. Walaupun
sederhana namun diperlukan latihan yang tekun dan sungguh-sungguh dari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
pemain. Diperlukan kecerdikan dari pemberi bola pertama untuk mencari
‘’lobang’’ kemana dia bisa berlari untuk menerima operan kedua.
Bagi penerima operan pertama, diperlukan kemahiran untuk
memperhitungkan saat dalam melakukan operan kedua yang akuran, sehingga
pemberi operan pertama dapat ‘’bertemu’’ bola pada posisi baru saat yang
tepat. Perlu diingat bahwa pemain yang melakukan operan yang pertama
kemudian’’pelari’’ yang harus mencari posisi baru yang kosong untuk
menerima operan kedua dari temannya. Pelari inilah yang menentukan
kemana operan kedua harus dilakukan.
b. Lemparan ke Dalam
Jika dilakukan secara baik, berencana dan dilatih dengan sungguh-
sungguh maka lemparan ke dalam dapat menjadi awal dari serangan yang
berbahaya. Terutama sekali jika lemparan ke dalam ini terjadi di daerah
pertahanan lawan.
c. Tendangan Penjuru
Keberhasilan tendangan sudut ke kotak penalty bergantung pada dua
hal yaitu:
1) Keterampilan pemain penyerang dalam menyundul bola ke gawang
lawan.
2) Kemampuan pihak bertahan untuk menyapu bola-bola tinggi di daerah
penalty, termasuk kemahiran penjaga gawang dalam memotong dan
menangkap bola-bola tinggi di kotak penalty.
5. Teknik Gerakan Dengan Bola Pola Pertahanan
Dalam permainan sepak bola dikenal tiga barisan pemain yaitu (1),
Barisan penyerang (2), barisan Pemain lapangan tengah dan(3), barisan
pertahanan (pemain belakang). Pemain belakang atau barisan pertahanan ini
mempunyai ‘’tugas utama’’ , untuk mempertahankan dan melindungi daerah
berbahaya atau gawangnya dari serangan lawan. Dalam menjalankan tugas utama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
ini, terdapat cara-cara, tugas, pola teknik, atau strategi tertentu yang perlu
dipahami.
Bertahan, pertahanan itu terlaksana dengan terkoordinir dan terpola serta
merupakan gerakan bersama bukan tindakan sendiri-sendiri yang lepas satu sama
lain.
a. Penjagaan Satu Lawan Satu ( Man to Man Marking)
Prinsip dasar permainan bertahan adalah penjagaan (Marking).
Penjagaan yang paling pantas dilakukan di daerah pertahanan adalah
penjagaan orang per orang. Dalam hal ini setiap pemain bertanggung jawab
untuk menjaga seorang pemain lawan. Penjaga yang lebih diutamakan adalah
penjagaan dilakukan secara ketat, dan diminta tidak perlu lawan dapat
ditinggalkan. Dari cara seperti inilah datangnya kemungkinan-kemungkinan
dalam sepak bola modern dimana pemain belakang justru dapat ikut
menyerang bahkan mencetak gol.
b. Penjagaan Daerah (Zona Marking)
Dalam pertahanan dengan cara penjagaan daerah ini, seorang pemain
menjaga daerah (zone) tertentu di daerah pertahanan. Setiap lawan yang
masuk ke daerah tersebut menjadi urusan dari men-tackle pemain lawan yang
masuk ke daerahnya. Begitu lawan meninggalkan daerahnya urusan diambil
alih oleh pihak bertahan lain, ke daerah mana lawan tersebut masuk.
c. Penjagaan Gabungan
Penjagaan gabungan adalah cara penjagaan terpadu antara satu lawan
dengan penjagaan daerah. Artinya setiap pemain menjaga lawan tertentu,
akan tetapi jika lawan tersebut tiba-tiba menukar posisinya dengan pemain
lawan. Maka ‘’jagaannya’’ dapat diserahkan kepada teman lain dan yang satu
menjaga pemain lainnya.
Dengan kata lain tidak perlu ‘’mengikuti’’ lawan yang harus dijaganya
terus menerus. Untuk pelaksanaan ini tentu saja diperlukan pengertian dan
kerjasama yang baik sesama pemain bertahan. Sebab sering mengalami
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
adanya tukar menukar posisi dari lawan, sehingga terjadi tukar menukar
tugas.
d. Latihan Bermain Dengan Teknik Sederhana
Latihan bermain sepak bola mempunyai berbagai tujuan khusus, antara
lain dapat meningkatkan penguasaan keterampilan teknis dalam situasi
bermain, melatih dan menerapkan teknik tertentu, melatih kerja sama yang
baik bagian atau unit tertentu, maupun tim secara keseluruhan dan
meningkatkan kualitas fisik.
Teknik dasar yang telah dipelajari seperti menggiring bola, mengoper
bola, cara menerima bola, menembak dan sebagainya diterapkan lagi dalam
bentuk latihan bermain. Dalam hal ini kita dihadapkan dengan situasi
permainan yang sebenarnya. Artinya dalam mengolah bola akan senantiasa
berhadapan dengan lawan inilah yang menjadi tujuan latihan. Apabila siswa
telah mampu menguasai situasi tersebut, maka dapat dikatakan telah
menguasai teknik sepak bola sebenarnya. Maksudnya siswa tidak saja
menguasai teknik sepak bola konteks latihan teknik tetapi telah menguasai
teknik sepak bola dalam situasi permainan atau pertandingan sesungguhnya.
Selanjutnya berbagai strategi teknik bermain, gerakan tertentu, tidak
akan dapat dikuasai tanpa penerapan lapangan, terutama dalam situasi
permainan. Hal tersebut dilatih dalam bentu-bentuk latihan bermain dengan
tugas-tugas yang ditentukan, sesuai dengan aspek-aspek seperti yang di
kemukakan di atas. Bersamaan dengan melatih unsur-unsur tersebut terbina
pula kerjasama antara pemain dalam unit-unit tertentu menurut tugas masing-
masing.
Dengan latihan bermain, siswa dilatih dalam menguasai segi teknik,
menerapkan teknik, strategi dan gerakan tertentu serta melatih kerjasama.
Siswa juga dalam waktu yang bersamaan memelihara bahkan dengan
penekanan khusus dapat meningkatkan kondisi fisik yang sesuai dengan
tuntutan permainan sepak bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
6. Pembelajaran
a. Konsep Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu
dan pengetahuan penugasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap
dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain pembelajaran adalah
proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Proses
pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku
dimanapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan belajar,
walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan,
guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran
baik dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.
Peran guru bukan semata memberikan informasi melainkan juga
mengarahkan dan memberi fasilitas belajar agar proses belajar lebih memadai
dan mudah diterima oleh peserta didik. Pembelajaran mengandung arti setiap
kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu
kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran merupakan
seperangkat prinsip-prinsip yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk
menyusun berbagai kondisi yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
pendidikan.
b. Hakekat Pembelajaran
Istilah pembelajaran sama dengan instruction atau pengajaran. Menurut
Purwadinata 1976 yang dikutip H.J. Gino Suwarni, Suripto, Maryanto dan
Sutijan (1998:30) bahwa pengajaran mempunyai arti cara (perbuatan)
mengajar atau mengajarkan. Hal ini juga dikemukakan Wina Sanjaya
(2006:74) bahwa mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi
dari guru kepada siswa. Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang
lebih baik. Interaksi adalah saling mempengaruhi yang bermula adanya saling
hubungan antar komponen yang satu dengan yang lainnya. Interaksi dalam
pembelajaran adalah kegiatan timbal balik dan saling mempengaruhi antara
guru dengan peserta didik.
Pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistematik untuk
memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar, maka kegiatan pembelajaran
berkaitan erat dengan jenis hakikat dan jenis belajar serta hasil belajar
tersebut. Kegiatan belajar merupakan masalah yang kompleks dan melibatkan
keseluruhan aspek psikofisik, bukan saja aspek kejiwaan, tetapi juga aspek
neurofisiologis. Oleh karena itu guru harus mengupayakan semaksimal
mungkin penataan lingkungan belajar dan perencanaan materi agar terjadi
proses pembelajaran di dalam maupun di luar kelas.
Dengan demikian proses belajar bisa terjadi di kelas, lingkungan
sekolah dan dalam kehidupan masyarakat, termasuk dalam bentuk interaksi
sosial kultural melalui media massa. Dalam konteks pendidikan non formal
justru sebaliknya, proses pembelajaran sebagian besar terjadi dalam
lingkungan masyarakat, termasuk dunia kerja, media massa dan lain
sebagainya. Hanya sebagain kecil saja pembelajaran terjadi di kelas dan
lingkungan.
Dalam Undang-Undang Sisdiknas sendiri disebutkan bahwa
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Jadi kita dapat mengetahui bahwa ciri pembelajaran
yaitu inisiasi, fasilitasi dan peningkatan proses belajar siswa ini menunjukkan
bahwa unsur kesengajaan dari pihak diluar individu yang melakukan proses
belajar, dalam hal ini pendidik secara perorangan atau kolektif dalam suatu
sistem, merupakan ciri utama dalam pembelajaran.
Kegiatan mengajar selalu terkait langsung dengan tujuan yang jelas. Ini
berarti, proses mengajar itu tidak begitu bermakna jika tujuannya tidak jelas.
Jika tujuan tidak jelas maka isi pengajaran berikut metode mengajar juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
tidak mengandung apa-apa. Oleh karena itu seorang guru harus menyadari
benar-benar keterkaitan antara tujuan, pengalaman belajar, metode, dan
bahkan cara mengukur perubahan atau kemajuan yang dicapai. Untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar, maka
seorang guru harus mampu menerapkan cara mengajar yang cocok untuk
mencapai tujuan yang dimaksud.
Dalam kegiatan pembelajaran, guru bertugas merencanakan program
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai kemajuan pembelajaran
dan menguasai materi atau bahan yang diajarkannya. Jika seorang guru
mempunyai kemampuan yang baik sesuai dengan bidang yang diajarkan,
maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Hasil belajar dapat dicapai
dengan baik jika seorang guru mampu melaksanakan tugas diantaranya
mengelola proses pengajaran berupa aktivitas merencanakan dan
mengorganisasikan semua aspek kegiatan.
Untuk itu seorang guru harus memiliki beberapa kemampuan dalam
menyampaikan tugas ajar, agar tujuan pengajaran dapat tercapai. Hal yang
terpenting dan harus diperhatikan dalam mengajar yaitu guru harus mampu
menerapkan metode mengajar yang tepat dan mampu membelajarkan siswa
menjadi aktif melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru.
c. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Belajar suatu keterampilan adalah hal yang sangat kompleks. Belajar
membawa suatu perubahan pada individu ytang belajar. Menurut Nasution
yang dikutip H.J. Gino dkk (1998:51) bahwa perubahan akibat belajar tidak
hanya mengenai jumlah pengethuan, melainkan juga dalam kecakupan,
kebiasaan, sikap, pengertian, penyesuaian diri, minat, penghargaan,
pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.
Perubahan akibat belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk
mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses
pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Menurut Wina Sanjaya (2006:30) bahwa sejumlah prinsip yang harus
diperhatikan dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran diantaranya :
1) Berpusat pada siswa
2) Belajar dengan melakukan
3) Mengembangkan kemampuan sosial
4) Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah
5) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah
6) Mengembangkan kreatifitas siswa
7) Mengembangkan kemampuan ilmu dan teknologi
8) Menumbuhkan kesadaran sebagai warga negara yang baik
9) Belajar sepanjang hayat
Prinsip-prinsip pembelajaran tersebut sangat penting untuk diperhatiak
oleh seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Pembelajaran
yang didasarkan pada prinsip-prinsip belajar yang benar akan memperoleh
hasil belajar yang optimal.
7. Pendekatan Bermain
a. Pengertian Bermain
Seorang guru Pendidikan Jasmani haurs mengetahui karakteristik siswa,
apabila siswa usia Sekolah Dasar, agar apa yang diberikan tidak salah. Menurut
Elizabeth B. Hurlock (1991:159-160), “Bahwa anak-anak usia sekolah dasar
bermain dianggap sangat penting untuk pertumbuhan dan perkembangan,
sehingga anak didorong untuk bermain, tanpa memperdulikan status sosial
ekonomi keluarga meraka“. Selanjutnya Abdul Kadir Ateng (1992:116)
Berpendapat bahwa “Pembelajaran Pendidikan Jasmani disekolah dasar
khususnya kelas I dan II, yang paling tepat adalah bermain“. Hal ini dikuatkan
oleh Ki Hajar Dewantara (1977:256) “Bahwa anak-anak usia sekolah dasar
pada umumnya sangat menyukai bentuk-bentuk permianan, bahkan apabila
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
anak tidak tidur atau tidak melakukan aktivitas lainnya, maka anak selalu
bermain-main dengan temannya“.
Telah dikemukakan (Cowell dan Hazelton, 1956:146) “Bahwa untuk
membawa anak kepada tujuan pendidikan secara umum dan pendidikan
secara khusus, maka perlu adanya usia peningkatan keadaan jasmani, sosial,
mental, dan moral yang optimal“. Selanjutnya dinyatakan bahwa untuk
memperoleh peningkatan tersebut, maka anak perlu dibantu dengan permaina
atau bermain. Hal ini karena anak dapat menampilkan dan memperbaiki
keterampilan jasmani, rasa sosial, percaya diri, peningkatan, moral dan
spiritual lewat bermain jujur, sopan, dan berjiwa olahraga.
Sukintaka (1992:2) berpendapat bahwa “Bermain merupakan peristiwa
atau kegiatan yang dilakukan dengan sunguh-sungguh”. Sedangkan Bruner
(Elizabeth B. Hurlock, 1991:121) berpendapat bahwa “Bermain pada masa
anak-anak merupakan kegiatan pokok pada masa anak-anak tersebut, dan
bermain merupakan sarana untuk improvisasi dan kombinasi melalui kendali-
kendali budaya menggantikan sifat anak yang dikuasai oleh dorongan-
dorongan kekanak-kanakan“.
b. Pembelajaran Bermain
Pembelajaran bermain mengandung pengertian bagaimana mengajarkan
sesuatu kepada anak didik, tetapi juga ada suatu pengertian bagaimana peserta
didik mempelajarinya. Dalam satu peristiwa pembelajaran ada suatu kejadian,
ialah pertama ada satu pihak yang memberi, dan kedua, ada satu pihak yang
menerima. Oleh sebab itu pada satu peristiwa tersebut dapat dikatakan terjadi
proses interaksi edukatif.
Winarno Surrachmad (1976:14) mengutaran ciri-ciri proses interaksi
edukatif sebagai berikut :
1) Ada bahan yang menjadi isi proses 2) Ada tujuan yang jelas yang akan dicapai 3) Ada pelajar yang aktif mengalami 4) Ada guru yang melaksanakan 5) Proses interaksi tersebut berlangsung dalam ikatan situasional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
c. Tujuan Pembelajaran Bermain
Perlu diketahui, bahwa ada pemilihan antara filsafat pendidikan dan
tujuan pendidikan. Meski tujuan pendidikan itu merupakan penjabaran dari
filsafat pendidikan dan filsafat pendidikan sangat dijiwai oleh filsafat Negara.
Pendidikan dapat dikatan baik bila pendidikan itu dapat memberi kesempatan
berkembangnya suatu aspek pribadi manusia, atau dengan kata lain rumusan
tujuan itu berisikan pengembangan aspek pribadi manusia.
Winarno Surrachmad (1976:24) mengutarakan bahwa “Mengajar
merupakan peristiwa yang terkait oleh tujuan, terarah kepada tujuan, dan
dilaksanakan semata-mata untuk mencapai tujuan”.
Oleh sebab itu seorang harus benar-benar memahami tujuan pendidikan,
sehingga guru tersebut mampu menentukan langkah-langkah yang tepat
sehingga pencapaian tujuan akan lebih terjamin.
B. Kerangka Berfikir
Kemampuan gerak dasar merupakan kemampuan yang mendasar dari
gerak yang dibawa sejak lahir yang bersifat umum atau fundamental yang
berperan untuk melakukan suatu keterampilan. Kemampuan gerak dasar pada
dasarnya bersifat relatif statis dan permanen yang ditentukan oleh faktor
bawaan. Kemampuan gerak dasar berkembang relatif secara otomatis sesuai
dengan tingkat perkembangan,pertumbuhan, dan kematangan anak. Untuk
mencapai kemampuan gerak dasar yang optimal, maka komponen-komponen
kemampuan gerak dasar termasuk gerak dasar dalam sepak bola, perlu dilatih
dan dikembangkan melalui latihan dan pendekatan yang tepat.
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan
di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : Pendekatan bermain dapat
meningkatkan kemampuan menendang bola sepak secara optimal pada siswa
kelas V SD Negeri 2 Kecepit Kecamatan Punggelan Kabupaten Banjarnegara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dari bulan Maret 2011 dan
selesai penyusunan laporan pada bulan Mei 2011. Pengumpulan data dilakukan
pada bulan April 2011 karena sesuai dengan program semester, materi
pembelajaran lari cepat kelas V dilaksanakan bulan Maret 2011. Secara lebih jelas
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Table 1. Jadwal Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
No. Waktu Kegiatan Keterangan
1. Maret 2011
Perencanaan
Pembuatan Proposal
Penyusunan Instrumen
2. Maret 2011 Pelaksanaan Tindakan Kelas
3. April 2011 Pengumpulan Data
4. Mei 2011 Penyusunan Laporan Penelitian
Table 2. Jadwal Rencana Kegiatan PTK
Kegiatan pokok PTK Sesi Ke
1 2 3 4 5 6
o Siklus I
Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi
o Siklus II
Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi dan Refleksi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
2. Tempat Penelitian
Lokasi Penelitian adalah di SD Negeri 2 Kecepit, Kecamatan Punggelan,
Kabupaten Banjarnegera, pada semester genap Tahun Pelajran 2010/2011. Kelas
V dijadikan subyek penelitian karena hasil belajar permainan sepak bola kelas ini
masih rendah dan peneliti mengajar pada kelas ini.
3. Siklus PTK
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini direncanakan dalam beberapa siklus
untuk melihat peningkatan hasil menendang bola dalam penjasorkes dengan
peneerapan pendekatan bermain.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa-siswa kelas V SD Negeri 2 Kecepit,
Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011.
C. Sumber Data
Data dan sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
terdiri dari:
1. Rencana Pembelajaran (RP)
Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman
guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP
berisi kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan
pembelajaran khusus dan kegiatan belajar mengajar.
2. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar
a. Lembar observasi pengelolaan pendekatan bermain, untuk mengamati
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran.
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru untuk mengamati aktifitas
siswa dan guru selama proses pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
3. Angket Motivasi Terhadap Pendekatan Bermain
Angket ini digunakan untuk mengetahui apakah siswa-siswa tersebut
menyenangi model pembelajaran yang ditawarkan penulis.
4. Tes Praktek
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
digunakan untuk mengukur kemampuan pemahaman materi yang diajarkan.
Tes praktek ini diberikan disetiap akhir putaran.
5. Lembar observasi penilaian kinerja siswa ranah psikomotor.
6. Lembar observasi penilaian kinerja siswa ranah afektif.
D. Teknik Pengumpulan Data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi
pengolahan pendekatan bermain, observasi aktivitas siswa dan guru, angket
motivasi siswa dan tes praktek.
E. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran
perlu diadakan analisis data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis
deskriptif kualitatif, yaitu suatu penelitian yang bersifat menggambarkan
kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon
siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran.
F. Prosedur Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action class research)
karena penelitian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas.
Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat tercapai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Titik Sugiarti, 1997:8) ada 4 macam
bentuk penelitian tindakan, yaitu penelitian tindakan guru sebagai peneliti,
penelitian tindakan kolaboratif, penelitian tindakan simulative terinteratif dan
penelitian tindakan social eksperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentuk penelitian kolaboratif
dan partisipatif, dimana dalam penelitian ini mengkolaborasikan peran peneliti
dan peran siswa sebagai obyek penelitian. Sedangkan partisipatif disini
dimaksudkan bahwa siswa ikut berpartisipasi langsung dalam penelitian yang
dilangsungkan oleh peneliti. Penanggung jawab penuh penelitian tindakan adalah
pengamat (peneliti). Tujuan utama dari penelitian tindakan ini adalah
meningkatkan hasil pembelajaran dikelas dimana peneliti secara penuh terlibat
dalam penelitian mulai dari perencanaan, tindakan, pengamat dan refleksi.
Dengan cara ini diharapkan adanya kerja sama dari seluruh siswa dan bisa
mendapatkan data yang seobjektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.
Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan
praktek pembelajaran secara berkesinambungan, sedangkan tujuan penyertaannya
adalah menumbuhkan budaya meneliti dikalangan guru (Mukhlis, 2003:5).
PTK terdiri atas empat tahap, yaitu planning (Rencana), action (Tindakan),
observasi (Pengamatan) dan reflection (Refleksi). Siklus spiral dari tahap-tahap
PTK dapat dilihat pada gambar-gambar berikut:
1. Rancangan/rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk
didalamnya instrument penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti
sebagai upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil
atau dampak dari ditetapkannya pendekatan bermain.
3. Refleksi, peneliti mengkaji melihat dan mempertimbangkan hasil atau
dampak dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang
diisi oleh pengamat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
4. Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat
membuat rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.
Dalam penelitian ini,kegiatan akan terbagi dalam dua siklus, yaitu :
G. Rancangan Siklus I
a. Perencanaan
1) Penentuan waktu tindakan kelas
2) Penentuan kelas yang akan diberi tindakan/kegiatan
3) Perencanaan kegiatan yang akan diberikan
4) Pembuatan RPP
5) Persiapan alat-alat yang digunakan dalam pembelajaran
b. Kegiatan
1) Pendahuluan
a) Siswa dibariskan, dihitung, dipimpin berdoa
b) Apersepsi
c) Memimpin pemanasan
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti berupa games atau permainan yaitu :
a) Permainan pertama berupa latihan menendang bola secara
berpasangan dengan jarak 5 meter.
c. Observasi
Observasi terbagi dalam dua putaran, dimana pada masing-masing
putaran dikenal perilaku yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas
satu sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes praktek diakhir masing-
masing putaran. Dibuat dalam dua putaran dimaksudkan untuk memperbaiki
sistem pengajaran yang dilaksanakan. Dalam observasi ini akan dicatat atau
direkam semua hasil temuan yang ditemukan pada saat pelaksanaan kegiatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
d. Refleksi
Pada akhir siklus diadakan refleksi terhadap hasil-hasil yang diperoleh
baik dari hasil angket, maupun catatan guru.
Diagram siklus dalam penelitian tindakan kelas
Revised Plan
H. Rancangan Siklus II
a. Perencanaan
Pada Siklus II direncanakan melanjutkan rangkaian program siklus I dengan
penambahan tindakan.
b. Kegiatan
1) Pendahuluan
a) Siswa dibariskan, dihitung, dipimpin berdoa
b) Apersepsi
c) Memimpin pemanasan
2) Kegiatan Inti
Kegiatan inti berupa games atau permainan yaitu :
a) Permainan kedua berupa latihan menendang bola secara berpasangan
dengan jarak 10 meter.
c. Observasi
Dalam observasi ini akan dicatat atau direkam semua hasil temuan yang
ditemukan pada saat pelaksanaan kegiatan.
d. Refleksi
Pada akhir siklus diadakan refleksi terhadap hasil-hasil yang diperoleh baik
dari hasil angket, maupun catatan guru untuk membedakan hasil siklus I
Kegiatan, Observasi
Refleksi
Perencanaan
Satu Siklus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
dengan siklus II ,apakah ada peningkatan partisipasi dari hasil belajar siswa
atau tidak, jika belum ada, maka siklus dapat diulang kembali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Setelah peneliti melaksanaan perbaikan pembelajaran sepak bola bermain
melalui bermain pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kecepit, Kecamatan Punggelan,
Kabupaten Banjarnegara, hasil yang didapat selalu mengalami peningkatan dari
setiap siklusnya.
1. Siklus I
Pembelajaran menendang bola dalam permainan sepak bola melalui
pendekatan bermain sepak bola siklus I adalah perkenalan teknik dasar
menendang pada permainan sepak bola yang meliputi : 1) tendangan, 2) operan,
3) menghentikan bola, 4) menggiring bola. Pembelajaran teknik dasar menendang
bola dalam permainan sepak bola melalui pendekatan bermain pada siklus I
dilakukan selama satu kali pertemuan.
a. Rencana Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 Maret
2011 di SD Negeri 2 Kecepit, Kecamatan Punggelan, Kabupaten
Banjarnegara. Peneliti dan guru penjaskes yang ada di kelompok VIII sebagai
mitra kolabolator mendiskusikan rencana tindakan yang akan dilaksanakan
dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus I. Melalui RPP siklus I
tersebut maka disepakati bahwa pelaksaan tindakan pada siklus I diadakan
satu kali pertemuan. Peneliti bersama kolabolator melakukan pengukuran tes
kemampuan siswa dalam pembelajaran menendang bola dalam permainan
sepak bola.
Dari hasil tes pengukuran kemampuan menendang bola dalam permainan
sepak bola di peroleh hasil yang kurang maksimal, dari keseluruhan siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
yang mengikuti tes hanya 10 siswa yang mendekati dapat melakukan gerakan
menendang bola dalam permainan sepak bola dari jumlah 24 siswa.
Melalui dasil pengukuran tersebut maka peneliti dan kolabolator
merancang rencana pelaksaan tindakan siklus I sebagai berikut :
1) Peneliti dengan kolabolator merancang skenarioi model pembelajaran
menendang bola dalam permainan sepak bola melalui pendekatan
bermain, untuk meningkatkan motivasi dan kemampuan siswa terhadap
menendang bola dalam permainan sepak bola melalui pendekatan
bermain sebagai berikut :
a)Peneliti menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang
pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar
b)peneliti mendemonstrasikan keterampilan dengan baik, atau
menyajikan informasi tahap demi tahap
c)Peneliti merencanakan dan memberi bimbingan pembelajaran awal
d)mengecek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik,
memberi umpan balik
e)Peneliti mempersiapkan kesempatan melakukan pelatihan lanjutan,
dengan perhatian khusus pada penerapan kepada situasi lebih kompleks
dala kehidupan sehari-hari
2) Peneliti dan kolabolator menyusun RPP pembelajaran menendang bola
dalam permainan sepak bola melalui pendekatan bermain.
3) Peneliti dan kolabolator menyiapkan peralatan yang akan digunakan
dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang telah direncanakan dalam
RPP.
4) Peneliti dan kolabolator menyusun pembelajaran yakni berupa tes dan
non tes. Instrumen tes dinilai hasil peningkatan kemampuan menendang
bola dalam permainan sepak bola melaluui pendekatan bermain.
Sedangkan non tes di nilai berdasarkan pedoman obsevasi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
dilakukan oleh kolaborator dengan mengamati keaktifan, sikap siswa,
keseriusan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan melalui formulir
penilaian siswa.
5) Peneliti dan kolaborator menyusun standar penilaian pada penguasaan
teknik dasar menendang bola dalam permainan sepak bola.
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Pelaksanaan tindakan kelas pada proses pembelajaran dalam satu siklus
berlangsung satu pertemuan tatap muka (70 menit). Materi menendang bola
dalam permainan sepak bola melalui pendekatan bermain.
Adapun bentuk pembelajarannya menggunakan pendekatan permainan.
Siswa dibariskan kemudian guru memimpin berdo’a, setelah itu dilakukan
presensi. Setelah semua siswa dipresensi kemudian guru menjelaskan materi
pembelajaran yang akan diajarkan.
Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, pemanasan dilakukan dengan
bentuk permainan (games) “estafet bola” yang mengarah pada inti
pembelajaran hal ini agar membuat siswa lebih senang dalam mengikuti
pembelajaran yang akan diajarkan oleh guru.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok
saling berhadapan kemudian siswa menendang bola secara
berpasangan.kemudian dilanjutkan dengan menggiring bola, mengoper bola
kepada pasangannya dan pasangannya menghentikan bola tersebut kemudian
bergantian. Setelah semua melakukan pada akhir pembelajaran siswa
bermain kucing-kucingan dengan bola untuk mengaplikasikan materi yang
sudah diberikan.
Dalam melakukan teknik menendang bola awalnya kebanyakkan siswa
agak kesulitan, setelah dilakukan berulang-ulang kesalahan-kesalahan siswa
dalam melakukan menendang bola dalam permainan sepak bola melalui
pendekatan bermain mulai berkurang dan kebanyak siswa sudah diaggap bisa.
Siswa yang sudah bisa melakukan dengan benar salah satunya dipanggil oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
guru untuk memberikan contoh. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan
penutup, dalam kegiatan penutup siswa dibariskan dalam tiga bersaf. Guru
kemudian memberikan koreksi atas kesalahan-kesalahan siswa. Serta
memberi penghargaan (reward) bagi siswa yang sudah dapat melakukan
passing bawah dengan benar, guru memberikan waktu kepada siswa untuk
bertanya apabila dalam materi yang sudah diajarkan ada yang belum jelas,
kemudian diakhiri dengan berdo’a dan pembubaran.
c. Observasi (observation)
Pada pertemuan yang pertama ini, kolaborator mencermati, mencatat dan
mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran atau
tindakan berlangsung, meliputi sikap siswa, guru, penggunaan alat dan
fasilitas yang digunakan selama proses pembelajaran. Secara umum suasana
kelas cukup aktif, ini terlihat dari antusiasme siswa dalam mengikuti
pembelajaran, dari pemanasan sampai kegiatan penutup.
d. Refleksi (reflection)
Setelah selesai tindakan pada pertemuan pertama, peneliti dan
kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan siswa dalam melakukan belajar
passing bawah. Hambatan-hambatan atau kendala yang ditemukan dalam
proses pembelajaran menendang bola dalam permaina sepak bola yang
banyak dialami oleh siswa adalah kesalahan pada saat melakukan tendangan,
pengoperan bola dan menghentikan bola. Hambatan tersebut diatasi oleh guru
selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan cara melakukan
koreksi terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan latihan atau gerakan
passing bawah. Sedangkan untuk siswa yang kurang tertib guru selalu
memberikan teguran dan bimbingan.
Untuk mengurangi hambatan-hambatan yang muncul pada saat tindakan
pertama, peniliti merencanakan tindakan kedua yang diutamakan pada teknik
menendang bola dalam permainan sepak bola melalui pendekatan bermain
pada saat games (permainan), sikap badan dan kaki pada saat menendang,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
menggiring, menghentikan bola lebih ditegaskan sehingga gerakan akan
benar. Untuk teknik menendang bola hampir sudah paham, namun masih ada
yang melakukan kesalahan, jadi disiklus kedua nanti masih akan diulang.
2. Siklus II
Siklus II merupakan tindakan lanjut dari hasil analisis dan refleksi yang
dilakukan pada siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam siklus I, rata-
rata siswa menunjukan peningkatan baik dalam kemampuan dan hasil belajar
menendang bola dalam permainan sepak bola melalui pendekatan bermain. Akan
tetapi target dari peneliti dan kolaborator belum terpenuhi. Oleh sebab itu
pelaksanaan siklus II mengacu pada pelaksanaan siklus I , karena merupakan
perbaikan dari siklus I, karena merupakan perbaikan dari siklus I, maka tidak jauh
berbeda dengan yang dilaksanakan pada siklus I.adapun tahapan yang dilakukan
pada siklus II ini antara lain:
a. Rencana Tindakan
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah berkonsultasi
dengan kolaborasi untuk menentukan permasalahan dalam penelitian,
membuat skenario, menentukan waktu tindakan, perencanaan tindakan
(games dan materi), pembuatan RPP dan menyiapkan sarana dan prasarana
yang akan digunakan dalam proses pembelajaran.
Adapun waktu pelaksanaan tindakan pada hari selasa, 19 April 2011,
pada tahap ini peneliti sudah mendata dan mengidentifikasi serta
menganalisis pada siklus pertama serta yang akan dilakukan dalam Penelitian
Tindakan Kelas.
b. Pelaksanaan Tindakan (action)
Dengan melihat hasil pada siklus pertama serta hasil konsultasi dengan
kolabortaor maka diperlukan tindakan lanjutan. Materi pokok menendang
bola dalam permainan sepak bola melalui pendekatan bermain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Adapun bentuk pembelajarannya menggunakan pendekatan permainan.
Siswa dibariskan kemudian guru memimpin berdo’a, setelah itu dilakukan
presensi. Setelah semua siswa dipresensi kemudian guru menjelaskan materi
pembelajaran yang akan diajarkan.
Kegiatan berikutnya adalah pemanasan, pemanasan dilakukan dengan
bentuk permainan (games) “Tembak Burung” hal ini agar membuat siswa
lebih senang dalam mengikuti pembelajaran yang akan diajarkan oleh guru.
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, masing-masing kelompok
saling berhadapan tetapi jaraknya 10 kemudian siswa menendang bola secara
berpasangan, setelah itu dilanjutkan dengan menendang bols kearah sasaran
gawang kecil, kemudian dikombonasikan dengan diawali dengan menggiring
bola kemudian menendang bola kearah sasaran, setelah itu siswa bermain
sepak bola dengan gawang yang kecil tanpa dijaga oleh penjaga gawang.
Dalam melakukan menendang bola dalam permainan sepak bola melalui
pendekatan bermain awalnya kebanyakkan siswa agak kesulitan, setelah
dilakukan berulang-ulang kesalahan-kesalahan siswa dalam melakukan
tekni9k menendang bola dalam permainan sepak bola mulai berkurang dan
kebanyakkan siswa sudah dianggap bisa.. Setelah itu dilanjutkan dengan
kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup siswa dibariskan dalam tiga bersaf.
Guru kemudian memberikan koreksi atas kesalahan-kesalahan siswa. Serta
memberi penghargaan (reward) bagi siswa yang sudah dapat melakukan
teknik menendang bola dalam permainan sepak bola dengan benar , guru
memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya apabila dalam materi yang
sudah diajarkan ada yang belum jelas, kemudian diakhiri dengan berdo’a dan
pembubaran.
c. Observasi (observation)
Pada pertemuan yang kedua ini, kolaborator mencermati, mencatat dan
mendokumentasikan hal-hal yang terjadi selama proses pembelajaran atau
tindakan berlangsung, meliputi sikap siswa, guru, penggunaan alat dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
fasilitas yang digunakan selama proses pembelajaran. Kolaborator
memberikan masukan terhadap hasil pengamatan kepada guru yang sedang
melakukan penelitian. Secara umum suasana kelas cukup aktif, ini terlihat
dari antusiasme siswa dalam mengikuti pembelajaran, dari pemanasan sampai
kegiatan penutup.
d. Refleksi (reflection)
Setelah selesai tindakan pada pertemuan pertama, peneliti dan
kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan siswa dalam melakukan belajar
menendang bola dalam permainan sepak bola melalui pendekatan bermain,
kolaborator memberikan masukan dan saran terhadap peneliti untuk bahan
pada pembelajaran yang berikutnya. Hambatan-hambatan atau kendala yang
ditemukan dalam proses pembelajaran menendang bola dalam permainan
sepak bola yang banyak dialami oleh siswa adalah kesalahan pada saat
melakukanmenendang bola kearah sasaran. Hambatan tersebut diatasi oleh
guru selama proses pembelajaran berlangsung, yaitu dengan cara melakukan
koreksi terhadap siswa yang kesulitan dalam melakukan latihan atau gerakan
menendang bola dalan permainan sepak bola. Sedangkan untuk siswa yang
kurang tertib guru selalu memberikan teguran dan bimbingan.
Untuk mengurangi hambatan-hambatan yang muncul pada saat tindakan
pertama, peniliti merencanakan tindakan berikutnya yang diutamakan pada teknik
menendang bola pada permainan sepak bola pada saat games (permainan), sikap
badan pada saat menendang bola, mengoperkan bola dan menhentikan bola lebih
ditegaskan sehingga gerakan akan benar. Untuk teknik menendang bola dalam
permainan sepak bola kebanyakan sudah paham, namun masih ada yang
melakukan kesalahan.
Pada siklus pertanma diperoleh hasil yang kurang memuaskan, karena
siswa melakukan tendangan sesuai dengan pengetahuannya sendiri, gerakannya
belum terorganisir dengan baik sehingga bentuk-bentuk tendangan bermacam-
macam gaya. Siswa belum memahami, apa itu hasil belajar, sikap dan konsep
gerakan menendang bola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Pada siklus kedua setelah guru melakukan pembelajaran dengan metode
bermain yang memotivasi anak untuk bergerak untuk melakukan gerakan sepak
bola siswa mulai termotivasi untuk melakukan gerakan yang diarahkan oleh guru
dan siswa begitu aktif dan senang dalam mengikuti pembelajaran. Dari hasil
pengamatan dsri beberapa guru kolaborasi dan hasil test formatif didapat dari
siklus pertama siswa yang dapat melakukan gerakan sepak bola dari 24 siswa
hanya 10 siswa yang sudah mendekati gerakan menendang bola.baru pada siklus
ke dua terjadi peningkatan 90% siswa dapat melakukan gerakan menendang bola.
Langkah-langkah yang peneliti lakukan untuk menguraikan hasil
penelitian adalah sebagai berikut :
1. Membuat histogram batang untuk menggambarkan tingkat ketuntasan siswa
dalam prosentase.
2. Membuat diagaram lingkaran untuk melihat jumlah ketuntasan masing-
masing siklus dari studi awal sampai siklus kedua.
3. Membuat diagram peningkatan nilai-nilai rata-rata dari studi awal, siklus
pertama dan siklus kedua.
Agar mudah dipahami dapat dilihat pada data sebagai berikut :
Tabel 3. Hasil tes formatif menendang bola, siklus I pada siswa kelas V SD
Negeri 2 Kecepit, dengan KKM : 70
No Nama Siswa Aspek Nilai
Ket Psikomotor Affektif Kognitif
Rata- rata
1. DENI NUR RIZKI 60 70 65 65,0 remidi 2. ANDINA TRI Z 75 65 65 68,3 remidi 3. SUKENTO 70 80 65 71,6 tuntas 4. RIZKI HIDAYAH 75 65 80 73,3 tuntas 5. IRFAN SUSILO 60 70 80 70 tuntas 6. DWI NOVANTO 60 60 65 61,7 remidi 7. ILHAM T 70 60 60 63,3 remidi 8. RIZKI ARDI P 75 65 80 73,3 tuntas 9 EKA CAHYO N.F 65 65 80 70 tuntas 10. YOSI DIAH F 75 75 75 75 tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
11. SETIA R 60 65 65 63,3 remidi 12. ALWIYANI 60 70 70 66,7 remidi 13. IDA TRIYANI 65 65 80 70 tuntas 14. ASRI NUR M H 65 75 80 73,3 tuntas 15. EVI SRI W 65 60 65 63,3 remidi 16. EYESA FATWA M 75 65 80 73,3 tuntas 17. FARIKHATUL D 60 65 65 63,3 remidi 18. HALIM NUR R 70 70 70 70 tuntas 19. IRFAN HIDAYAT 70 60 65 65 remidi 20. IBNU HASAN M 70 80 75 75 tuntas 21. INDRI M 70 80 60 70 tuntas 22. KANTIKA V 60 65 60 61,7 remidi 23. KHOMSATUN K 70 65 65 66,7 remidi 24. LATIFAH R 60 70 60 63,3 remidi Jumlah 1605 1630 1675 1636,4 Rata-rata 66,8 67,9 69,7 68,1
Hasil akhir pada siklus pertama pada aspek psikomotor jika
dipersentasekan adalah sebagai berikut :
1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 12 siswa (50%)
2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 12 siswa (50%)
3. Rata-rata aspek psikomotor 66,8%
Hasil akhir pada siklus pertama pada aspek affektif jika dipersentasekan
adalah sebagai berikut :
1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 10 siswa (41,6%)
2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 14 siswa (58,4%)
3. Rata-rata aspek affektif 67,9%
Hasil akhir pada siklus pertama pada aspek kognitif jika dipersentasekan
adalah sebagai berikut :
1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 11 siswa (45,8%)
2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 13 siswa (54,2%)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
3. Rata-rata aspek affektif 69,7%
Pada siklus kedua terjadi perubahan yang sangat signifikan baik pada
waktu proses pembelajaran maupun hasil pembelajaran, siswa yang mengikuti
pembelajaran sepak bola dari sejumlah 24 siswa semua terlihat aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran dan siswa begitu antusias mengikuti pembelajaran
sepak bola dengan pendekatan pendekatan modifikasi alat peraga. Siswa begitu
senang dan aktif bergerak dalam mengikuti pembelajaran hal ini terlihat dengan
hasil pencaian hasil test formatif yang meningkat dari siklus I yang hanya 45%
sekarang menjadi 91% semua siswa sudah dapat memenuhi KKM yang telah
ditentukan yaitu 70. Dalam proses pembelajaran sepak bola pada siklus II siswa
begitu senang ini dibuktikan dengan semua siswa begitu aktif mengikuti proses
pembelajaran tidak ada lagi siswa yang malas-malasan dan duduk-duduk. Hal ini
dapat dilihat dari hasil data test formatif siklus II meningkat drastis dari yang 10
siswa yang belum tuntas pada siklus I menjadi 22 siswa telah tuntas atau
memenuhi KKM yang ditentukan oleh sekolah.
Tabel 4. Hasil tes formatif siklus II siswa belajar sepak bola pada siswa kelas V
SD Negeri 2 Kecepit dengan KKM : 70
No Nama Siswa Aspek Nilai
Ket Psikomotor Affektif Kognitif
Rata- rata
1. DENI NUR RIZKI 75 70 65 70 tuntas 2. ANDINA TRI Z 75 75 70 73.3 tuntas 3. SUKENTO 70 80 70 73.3 tuntas 4. RIZKI HIDAYAH 75 70 80 75 tuntas 5. IRFAN SUSILO 70 75 80 75 tuntas 6. DWI NOVANTO 65 70 70 68.3 remidi 7. ILHAM T 70 70 70 70 tuntas 8. RIZKI ARDI P 75 75 80 76.6 tuntas 9 EKA CAHYO N.F 70 70 80 73.3 tuntas 10. YOSI DIAH F 80 75 75 76.6 tuntas 11. SETIA R 70 75 70 71.6 tuntas 12. ALWIYANI 75 70 70 71.6 tuntas 13. IDA TRIYANI 75 65 80 73.3 tuntas 14. ASRI NUR M H 70 75 80 75 tuntas 15. EVI SRI W 70 75 70 71.6 tuntas 16. EYESA FATWA M 80 70 80 76.6 tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
17. FARIKHATUL D 75 70 70 71.6 tuntas 18. HALIM NUR R 75 75 70 73.3 tuntas 19. IRFAN HIDAYAT 75 70 70 71.6 tuntas 20. IBNU HASAN M 75 80 75 76.6 tuntas 21. INDRI M 75 80 70 75 tuntas 22. KANTIKA V 70 75 60 68.3 remidi 23. KHOMSATUN K 75 70 70 71.6 tuntas 24. LATIFAH R 75 75 75 75 tuntas Jumlah 1760 1755 1750 1755 Rata-rata 73,3 73,1 72,9 73,1
Hasil akhir pada siklus II pada aspek psikomotor jika dipersentasekan
adalah sebagai berikut :
1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 23 siswa (95,8%)
2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 1 siswa (4,2%)
3. Rata-rata aspek psikomotor 73,3%
Hasil akhir pada siklus II pada aspek affektif jika dipersentasekan adalah
sebagai berikut :
1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 23 siswa (95,8%)
2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 1 siswa (4,2%)
3. Rata-rata aspek affektif 73,3%
Hasil akhir pada siklus II pada aspek kognitif jika dipersentasekan adalah
sebagai berikut :
1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 22 siswa (91,6%)
2. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 berjumlah 2 siswa (8,4%)
3. Rata-rata aspek affektif 72,9%
Hasil akhir tersebut jika dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada
semester sebelumnya, maka terjadi adanya peningkatan yang sangat berarti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
setelah mengikuti pembelajaran dengan pendekatan bermain dan modifikasi alat
peraga.
Nilai akhir yang diperoleh siswa kelas V SD Negeri 2 Kecepit,
Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara, Tahun Pelajaran 2010/2011 pada
siklus II dengan jumlah siswa 24 pada nilai-nilai rata-rata diperoleh persentase
sebagai berikut :
1. Siswa yang memperoleh nilai 70-80 berjumlah 22 siswa (91,6%)
2. Siswa yang memperoleh nilai 60-70 berjumlah 2 siswa (8,4%)
3. Siswa yang memperoleh nilai 50-60 berjumlah 0 siswa (0%)
4. Rata-rata 73,1%
Pada proses pembelajaran terjadi perubahan sikap siswa tentang :
1. Kehadiran siswa yang menyeluruh mencapai 100%
2. Partisipasi dalam kegiatan pembelajaran mencapai 100%
3. Keseriusan dalam kegiatan dapat dinyatakan optimal, karena tidak ada siswa
yang bermain sendiri dan bermalas-malasan.
4. Usaha yang dilakukan peserta didik untuk menguasai materi pembelajaran
sangat tinggi.
5. Kerjasama mereka sangat baik, dilihat dari pengamatan ketika mereka
melaksanakan perlombaan dan tugas
6. Siswa aktif bertanya kepada guru tentang materi yang belum mereka pahami
7. Siswa begitu senang dalam mengikuti pembelajaran ini dilihat setelah materi
pembelajaran selesai siswa minta lagi pembelajaran
8. KKM yang telah ditentukan dapat tercapai secara optimal
Data kentutasan hasil belajar sepak bola melalui penerapan bermain dan
modifikasi alat peraga dapat dilihat dari hasil rekapitulasi test formatif dari studi
awal, siklus I sampai siklus II sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Tabel 5. Data ketuntasan belajar sepak bola dari studi awal, siklus pertama,
sampai siklus kedua SD Negeri 2 Kecepit.
Uraian Belum Tuntas Sudah Tuntas Jumlah
Rata-rata Frekuensi % Frekuensi % Siswa
Studi Awal 16 66,6 8 33,4 24 66,2 Siklus I 14 58,3 10 41,7 24 68,1 Siklus II 2 8,4 22 91,6 24 73,3
Dari tabel diatas dapat kita lihat peningkatan hasil belajar siswa pada
pembelajaran sepaki bola dari studi awal siklus I dan siklus II mengalami
Peningkatan yang cukup berarti, hal ini tentu sangat memuaskan.
Hal ini dapat kita sajikan dalam histogram batang sebagai berikut :
Gambar 2. Diagram batang tentang prensentase belajar sepaki bola dari Studi
Awal, Siklus I, dan Siklus II.
Dengan memperhatikan histogram batang tersebut dapat dilihat kemajuan
belajar siswa, terutama ketuntasan belajar siswa. Dari Studi awal ke Siklus I, dari
Siklus I ke Siklus II terlihat adanya peningkatan. Sebaliknya dapat dilihat
penurunan ketidaktuntasan belajar siswa terutama pada Siklus II. Dengan
memperhatikan data-data pada Studi Awal, Siklus I dan Siklus II maka
pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa pembelajaran sepak bola melalui
pendekatan bermain dan modifiasi alat peraga. Hal ini dapat kita sajikan dalam
diagram lingkaran sebagai berikut :
66.658.3
8.4
33.441.7
91.6
0
20
40
60
80
100
Studi Awal Siklus I Siklus II
Chart TitleBelum Tuntas
Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Gambar 3. Diagram jumlah ketuntasan belajar siswa pada studi awal
Gambar 4. Diagram jumlah ketuntasan belajar siswa pada Siklus I
Gambar 5. Diagram jumlah ketuntasan belajar siswa pada Siklus II
Dengan memperhatikan diagram lingkaran tersebut dapat kita melihat
peningkatan hasil belajar siswa, dilihat dari hasil nilai rata-rata kelas dari Studi
Awal, Siklus pertama dan Siklus kedua.
B. Pembahasan
Dari hasil evaluasi belajar sepak bola bermain dapat ditarik kesimpulan
bahwa pembelajaran dengan metode pendakatan bermain dapat meningkatkan
hasil belajar sepak bola bermain pada siswa kelas V SD Negeri 1 Kecepit,
816 Tuntas
Belum
1014 Tuntas
Belum
2
22
Belum
Tuntas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Kecamatan Punggelan, Kabupaten Banjarnegara. Hal ini ditandai dengan nilai
rata-rata diatas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM), yang telah ditetapkan oleh
sekolah yaitu 70.
Pada kegiatan ini “learning by doing” sangat tepat diterapkan, dimana
peserta didik diberi tugas untuk menemukan sendiri gerakan sepak bola baik
secara kelompok maupun individual. Menurut Endang Suyatna dan Adang
Suherman (2001:10) “Kegiatan pembelajaran dengan pendekatan bermain
menyediakan pengalaman gerak yang akan membangkitkan motivasi pada peserta
didik untuk berprestasi dalam kegiatan pembelajaran”. Kegitan bermain sepak
bola diawali dengan gagasan yang dapat memotivasi peserta didik untuk berlari,
melompat dan melempar dalam bentuk yang paling sederhana. Faktor motivasi
merupakan bagian dari tugas guru yang merupakan tantangan didalam
memerlukan jawaban agar dapat merangsang peserta didik untuk aktif bergerak.
Di sisi lain untuk tercapainya keefektifan pembelajaran sepak bola, guru-
guru Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan perlu memberikan rangsangan
yang dapat membangkitkan motivasi belajar peserta didik. Motivasi belajar
peserta didik dalam mempelajari Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
sangat terkait dengan sikap mental dan kepribadian yang dimiliki, hal tersebut
meliputi :
1. Penerimaan
Penerimaan mencakup kepekaan adanya suatu stimulus dan adanya kesediaan
untuk memperhatikan rangsangan. Kesediaan dinyatakan dalam
memperhatikan sesuatu namun masih pasif.
2. Partisipasi
Partisipasi mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Keaktifan ini dinyatakan dalam
memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
3. Penilaian atau penentuan sikap
Penilaian atau penentuan sikap yang mencakup kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu atau membawa diri sesuai dengan
penilaian itu, kemampuan ini dinyatakan dalam suatu perkataan atau
tindakan.
4. Organisasi
Organisasi meliputi kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai
pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Kemampuan ini dinyatakan dalam
mengembangkan suatu perangkat nilai.
5. Pembentukan pola hidup
Pembentukan pola hidup merupakan kemampuan untuk menghayati nilai-
nilai kehidupan sedemikian rupa sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi
pegangan nyata dan jelas untuk mengatur kehidupan sendiri. Kemampuan ini
dinyatakan dalam pengaturan hidup berbagai bidang.
1. Deskripsi Temuan
Dengan melihat data hasil observasi dan tes formatif siswa dari studi
awal, siklus pertama dan siklus kedua terjadi peningkatan penguasaan materi oleh
siswa.
Hal ini dapat dilihat dari hasil tes formatif secara klasikal rata-rata nilai
siswa naik pada setiap siklusnya. Kenaikan nilai rata-rata kelas untuk setiap
siklusnya adalah sebagai berikut, dari studi awal ke siklus pertama nilai rata-rata
naik hal itu karena penggunaan pendekatan belajar dengan bentuk-bentuk
permainan.
Dari siklus pertama ke siklus kedua nilai rata-rata kelas naik hal ini
karena pendekatan belajar dengan bentuk-bentuk permainan, anak menjadi lebih
senang dan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran karena ada unsur kompetisi
yang ini merupakan karakteristik anak-anak usia Sekolah Dasar yang masih
senang bermain dengan berlomba sehingga terjadi peningkatan dalam belajarnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
2. Refleksi
Dari hasil diatas menunjukkan bahwa metode pembelajaran dengan
penerapan pendekatan bermain dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
belajar, dan secara klasikal dapat menuntaskan belajar siswa.
Demikian pula penggunaan pendekatan belajar ini akan lebih membantu
siswa memahami materi pelajaran yang disajikan. Selain itu dalam menyajikan
suatu materi pembelajaran guru juga harus melengkapi pembelajaran dengan
penetapan atau pemilihan metode belajar yang memakai, menciptakan iklim
belajar yang kondusif, lebih komunikatif antara guru dan siswa, siswa dengan
siswa, maka siswa jadi terlatih dan terbiasa memiliki rasa tanggung jawab dalam
belajar. Sehingga prestasi belajar yang dicapai memuaskan, siswa lebih giat dan
bersemangat dalam belajar, tingkat penguasaan materi baik secara klasikal
maupun individual.
Agar pembelajaran sepak bola dapat berjalan efektif, maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Guru harus mampu membimbing dan mengarahkan peserta didik menuju
tercapainya tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan.
2. Guru harus pandai memilih dan menyusun variasi permainan dengan
memperhatikan karakteristik dan kemampuan peserta didik guna mencapai
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.
3. Guru dituntut memiliki kreatifitas dalam memberikan materi pembelajaran
baik mengenai teknik penyajian, pengelolaan kelas dan mendorong peserta
didik untuk berani mengemukakan pendapat dan kreatif dalam menjalankan
tugas dari guru.
4. Guru harus mampu mendorong peserta didik untuk berfikir kreatif dan
mandiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan memperhatikan data yang didapat pada siklus pertama dan siklus
kedua perbaikan pembelajaran sepak bola yang telah dilaksanakan dan
berdasarkan penelitian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Melalui
pendekatan bermain dapat meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran sepak bola.
B. Implikasi
Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan
proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut
berasal pihak guru, siswa, alat/media, dan metode pembelajaran yang digunakan.
Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan materi,
menyampaikan materi, pengelolaan kelas, metode yang digunakan dalam proses
pembelajaran, kreatifitas guru dalam keterbatasan sarana dan prasarana, serta
teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi.
Sedangkan faktor dari siswa meliputi minat dan motivasi siswa dalam mengikuti
proses pembelajaran. Ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat
juga membantu motivasi siswa belajar siswa sehingga akan diperoleh hasil belajar
yang optimal.
Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus
diupayakan dengan maksimal, agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru
dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di
lapangan. Apabila guru kreatif, inovatif dalam mengemas, ketersediaan sarana
prasarana, proses pembelajaran, pengelolaan kelas maka akan tercapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Apalagi bila didukung oleh sarana prasarana dan ,
media pembelajaran yang memadai maka proses pembelajaran akan berjalan
lancar dan lebih baik. Materi pembelajaran yang dikemas dan disajikan dengan
melihat karakteristik, latar belakang siswa maka akan memudahkan siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
mengikuti proses pembelajaran, serta didukung oleh minat dan motivasi siswa
yang tinggi untuk aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian,
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, efisien,
dan menyenangkan.
Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan
penerapan model pembelajaran yang memodifikasi alat dan disajikan dalam
bentuk permainan dalam proses pembelajaran menendang bola dalam permainan
sepak bolamelalui pendekatan bermain dapat meningkatkan kemampuan,
ketangkasan, serta hasil belajar siswa, sehingga penelitian ini dapat digunakan
sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin mengembangkan proses
pembelajaran menendang bola dalam permainan sepak bola kepada peserta
didiknya. Bagi guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, hasil penelitian
ini dapat dijadikan referensi dalam pelaksanaan proses pembelajaran pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan yang berkaitan dengan materi menendang bola
dalam permainan sepak bola bagi siswa sekolah dasar agar lebih efektif dan
efisien. Akan lebih baik apabila guru dan siswa dapat mengembangkan kreatifitas
dan inovasi dalam membuat model-model pembelajaran yang lebih banyak.
Dengan pembelajaran menendang bola dalam permainan sepak bola
melalui pendekatan bermain dalam pelaksanaan proses pembelajaran, maka siswa
memperoleh pengalaman yang baru dan berbeda dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Siswa mampu mencermati lebih
jelas konsep gerak yang ada pada pembelajaran menendang bola dalam permainan
sepak bola, sehingga mampu memahami dan menirukan dengan baik.
Pemberian tindakan dari studi awal, siklus I, dan siklus II memberikan
deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama
proses pembelajaran berlangsung. Namun kekurangan-kekurangan tersebut dapat
diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaan
tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat
dideskripsikan terdapat peningkatan hasil belajar siswa, motivasi siswa, dan
keaktifan siswa dalam mengiktui proses pembelajaran. Dari segi proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, penerapan modifikasi
alat dan pendekatan bermain dapat merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal
ini siswa dituntut untuk aktif dalam mengikuti pembelajaran pendidikan jasmani,
olahraga dan kesehatan yang akan berguna dan bermanfaat untuk
mengembangkan kebugaran jasmani, rohani, kerjasama, toleransi, kejujuran, serta
skill dan pengetahuan yang kesemuan ini sangat penting dalam pendidikan
jasmani.
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan saran-saran
sebagai berikut :
1. Guru Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan perlu menetapkan
pembelajaran menendang bola dalam permainan sepak bola melalui
pendekatan bermain. Agar pembelajaran sepak bola dapat diperoleh hasil
yang diharapkan oleh guru perlu melaksanakan hal-hal sebagai berikut :
a. Merancang materi pembelajaran secara terprogram dengan
memperhatikan karakteristik siswa, sehingga pembelajaran yang kita
sampaikan akan berjalan lancar, efektif, efisien dan menyenangkan.
b. Memilih permainan yang sesuai dengan karakteristik dan kemampuan
siswa, kondisi dan situasi sekolah dan sarana prasarana yang tersedia,
sehingga dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran
dengan mudah.
c. Memberikan kesempatan kepada seluruh siswa dengan semaksimal
mungkin untuk ikut aktif melakukan kegiatan bermain, berdiskusi,
latihan dan berlomba.
d. Permainan yang disajikan harus mengarah kepada tujuan dari
pembelajaran yang akan diberikan.
e. Mampu mengendalikan suasana pada saat proses pembelajaran
berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
f. Bersikap terbuka dalam membantu kesulitan yang dihadapi siswa pada
saat proses pembelajaran dengan memperhatikan kerakteristik dan
kemampuan siswa.
g. Mendorong siswa untuk mau dan mampu memahami konsep sepak bola
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Dalam hal ini guru-guru
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan diharapkan :
1) Mampu mengembangkan permainan yang memancing perhatian dan
kreatifitas siswa untuk tertarik pada pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan.
2) Bersikap sabar dan mengatur jalannya permainan.
3) Mampu menyesuaikan perasaan terhadap keberadaan siswa.
2. Sekolah mengusahakan tersedianya sarana dan prasarana pendukung proses
pembelajaran.
3. Penyusunan Kurikulum Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan SD
untuk lebih bijak dalam membuat Kurikulum yang sesuai dengan karakter,
motivasi belajar, kondisi siswa SD, kondisi geografis, dan kondisi lingkungan
tempat tinggal siswa.
4. Dapat dikembangkan model-model pembelajaran dan media pembelajaran
lainnya dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian
prestasi belajar siswa, misalnya kondisi geografis, karakteristik anak, kondisi
sekolah, kesiapan guru dan faktor pendukung lainnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineksa Cipta
Bachrie, Eddy, dkk. 1982. Buku Kerja Pelatih Sepakbola Remaja. Bandung;
Binacipta Betty, C. Eric. 1987. Latihan Sepakbola Metode Baru Pertahanan. Bandung :
Pioner Jaya Coever, Weil, 1982, Sepakbola Pembinaan Pemain Ideal. Jakarta : PT. Gramedia Engkos S.R. 1994. Penjaskes. Jakarta : Erlangga Kristiyanto, Agus, 2010, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan
Jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta : UNS Press Remmy, Muchtar. 1992. Olah Raga Pilihan Sepakbola. Jakarta : Depdikbud
Dirjen Dikti Roji. 1996. Penjaskes 3. Jakarta : Tiga Serangkai Sarjono, 1986. Pembinaan dan Kondisi Fisik. Jakarta : Depdikbud Dirjen Dikti Slamet, S.R. 1994. Penjaskes 3. Jakarta : Tiga Serangkai Sneyer, J. 1988. Sepakbola Latihan dan Strategi. Jakarta : PT. Rosda karya Suharno, 1986. Ilmu Kepelatihan Olah Raga. Yogyakarta : IKIP Yogyakarta Suwandi, Sarwiji. 2009. Penelitian Tindakan Kelas(PTK) dan Penulisan Karya
Ilmiah. Panitia Sertifikasi Guru (PSG), Rayon 13. Surakarta Syafi’I, Imam, 1999. Sepakbola Dasar. Surabaya : UM Press IKIP Surabaya Syarifudin, Aib. 1997. Penjaskes 1,2,3. Jakarta : PT. Gramedia Widiasmara
Indonesia
top related