keanekaragaman famili serangga permukaan tanah pada daerah terbuka dan ternaungi di padang rumput...
Post on 28-Jul-2015
641 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KEANEKARAGAMAN FAMILI SERANGGA PERMUKAAN TANAH PADA
DAERAH TERBUKA DAN TERNAUNGI DI PADANG RUMPUT CIKAMAL
PANANJUNG PANGANDARAN, CIAMIS, JAWA BARAT
LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN
Disusun oleh :
AFIFI RAHMADETIASSANI (083112620150008)
DEVI JUNITA SARI (083112620150022)
MARLIA FAJRI HAYOTO (083112620150011)
MUHAMMAD ARFAN (083112620150016)
RIKA SAFIRA (083112620150026)
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS NASIONAL JAKARTA
2011
1
KEANEKARAGAMAN FAMILI SERANGGA PERMUKAAN TANAH PADA DAERAH TERBUKA DAN TERNAUNGI DI PADANG RUMPUT CIKAMAL
PANANJUNG PANGANDARAN, CIAMIS, JAWA BARAT
Afifi Rahmadetiassani, Devi Junita Sari, Marlia Fajri Hayoto, M. Arfan, Rika Safira
Abstrak
Taman Wisata Alam (TWA) dan Cagar Alam (CA) Pananjung Pangandaran memiliki kekayaan biodiversitas. Salah satu fauna yang terdapat disana adalah serangga permukaan tanah. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui dan membandingkan keanekaragaman serangga permukaan tanah pada dua habitat yang berbeda, yaitu pada lokasi terbuka dan lokasi ternaungi. Pengambilan data dilakukan dengan metode pit fall trap dengan 30 perangkap. Jumlah Ordo yang ditemukan pada lokasi terbuka sebanyak 7 Ordo dengan 19 Famili. Pada daerah lokasi ternaungi didapatkan sebanyak 8 Ordo dengan 23 Famili. Kelimpahan dan frekuensi kehadiran tertinggi adalah Famili Formicidae dari Ordo Hymenoptera. Keanekargaman Famili di lokasi terbuka adalah 1,691 dengan nilai E sebesar 0,574, sedangkan di lokasi ternaungi adalah 1,525 dengan nilai E sebesar 0,486.
Kata kunci : perangkap pitfall, serangga permukaan tanah, lokai ternaungi, lokasi terbuka
PENDAHULUAN
Taman Wisata Alam (TWA) dan Cagar Alam (CA) Pananjung Pangandaran
memiliki kekayaan sumber daya alam berupa flora, fauna dan keanekaragaman hayati
lainnya yang didukung dengan potensi keindahan alam. TWA dan CA Pananjung
Pangandaran secara administratif terletak di Desa Pangandaran, Kecamatan
Pangandaran dan terletak di Kabupaten Ciamis. Secara geografis terletak pada
108º40' BT dan 7º43' LS dengan geomorfologi bergelombang dan datar berbentuk
seperti tanjung yang menjorok ke laut (BKSDA JABAR,2011).
Salah satu kekayaan sumber daya hayati berupa fauna adalah serangga.
Serangga merupakan salah satu kelas dalam filum Arthropoda yang paling banyak
jumlahnya. Lebih kurang 70% dari filum Arthropoda yang ada di dunia adalah
serangga. Tubuh serangga terbagi menjadi tiga bagian utama, yaitu kepala (caput),
2
dada (thoraks) dan perut (abdomen). Pada kepala terdapat sepasang antena yang
ukurannya sangat bervariasi dan alat mulut yang memiliki berbagai tipe sesuai
dengan jenis makananya; ada yang memiliki tipe mulut untuk menggigit dan
mengunyah, menghisap, menyerap, menjilat, menusuk dan menghisap serta
modifikasi bentuk mulut lainnya. Bagian dada pada serangga terdiri dari tiga segmen,
masing-masing didukung oleh sepasang kaki, sehingga serangga mempunyai enam
kaki (heksapoda). Berbeda dengan hewan Arthropoda lainnya, pada toraks insekta
terdapat dua pasang sayap, masing-masing pada segmen dada kedua dan ketiga.
Adanya sayap memungkinkan kelompok serangga dapat terbang dan berpindah ke
tempat yang jauh. Bagian perut pada dasarnya terdiri dari 12 ruas, tetapi pada
beberapa serangga hanya mempunyai 6-8 ruas karena ada ruas-ruas bagian perut yang
mereduksi (Elzinga, 1978).
Serangga termasuk hewan kosmopolit, yaitu dapat dijumpai di banyak tempat
dan mempunyai persebaran yang luas. Beberapa faktor yang membuat serangga
tersebar luas antara lain : ukuran tubuh yang kecil, memiliki siklus hidup yang cepat,
menghasilkan telur dan keturunan dalam jumlah banyak dan memiliki kemampuan
adaptasi yang tinggi baik secara morfologi, anatomi dan fisiologinya. Selain faktor
tersebut, keberadaan serangga dalam suatu habitat juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan, seperti kelembaban, intensitas cahaya matahari, curah hujan, angin dan
suhu (Borror,et.all,1992).
Serangga hidup pada habitat air, tanah, udara, hutan, tetumbuhan, manusia,
hewan, dan berbagai habitat lainya. Serangga hidup dengan memakan bahan keras
seperti kayu, menghisap cairan tanaman, menghisap darah manusia dan hewan, atau
menyerap berbagai bentuk makanan lainnya, baik bersifat parasitik maupun
mutualistik (Sambel, 2009). Salah satu habitat yang banyak ditemukan serangga
adalah tanah. Serangga dalam tanah berfungsi utama sebagai salah satu komponen
ekosistem yang dapat mengurai serasah, bangkai, kotoran atau bahan organik lainnya.
Dengan fungsi tersebut, serangga dapat menjaga stabilitas ekosistem tanah yang
3
meliputi kesuburan, kandungan nutrisi, daya produktifitas tanah dan indikator hama
(Suin, 1989)
Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
membandingkan keanekaragaman serangga tanah pada dua habitat yang berbeda,
yaitu pada lokasi terbuka dan lokasi ternaungi.
METODOLOGI
A. Waktu dan Lokasi Kegiatan
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 25-28 April 2011 di wilayah Cikamal
TWA dan CA Pananjung Pangandaran, Kabupaten Ciamis, Propinsi Jawa Barat.
Lihat Gambar 1.
Gambar 1. Peta Lokasi Pengambilan Data Serangga
4
B. Alat, Bahan dan Cara kerja
Alat:
1. Alat tulis 9. Tusuk sate
2. Akua gelas 10. Wadah tertutup
3. Kertas label 11. Meteran
4. Soil tester 12. Mikroskop
5. Termometer 13. Buku panduan serangga tanah
6. Pinset 14. Sekop kecil
7. Kantung plastik es 15. GPS
8. Sterofoam 16. Higrometer
Bahan:
1. Alkohol 70%
2. Asetil aseton
Cara kerja :
1. Penentuan lokasi sampling
Pengambilan sampling dilakukan pada dua lokasi yang berbeda lokasinya
yakni di wilayah terbuka berupa wilayah yang tanpa adanya naungan dan wilayah
yang ternaungi yang terdapat pepohonan yang menaungi serangga tanah. Disetiap
wilayah masing-masing diletakkan 15 pit fall trap pada tiga plot secara random
dengan ukuran 5 m x 5 m.
2. Pengambilan dan Pengawetan sampel dilapangan
Pengambilan sampel dilakukan dengan pemasangan pit fall trap yang berisi
alkohol 70% dengan penambahan asetil aseton selama tiga hari. Selama tiga hari
diamati, dan diberi tambahan alkohol bila kuramg pada pit fall trap. Setelah tiga hari
sampel diambil, dipindahkan ke dalam kantung plastik yang telah diberi alkohol 70%
dan sampel diletakkan di wadah tertutup.
5
Gambar 2. Pitfall trap
3. Parameter lingkungan
Parameter yang digunakan adalah pengukuran suhu tanah, kelembaban udara,
dan pH pada tanah.
4. Identifikasi sample serangga tanah
Identifikasi sampel serangga tanah dilakukan dengan menggunakan buku
identifikasi karya Ying Wenying dkk. (2000) berjudul Pictorial Keys to Soil Animal
of China, The insect of Australia Volume 1 & 2 (Anonymous, 1991) dan pengenalan
pelajaran serangga edisi keenam (Borror et al, 1992). sampai tingkatan famili di
Laboratorium Zoologi Fakultas Biologi Universitas Nasional, Jakarta.
5. Analisa Data
A. Indeks keanekaragaman di setiap lokasi (Maguran,1988) :
H = - ∑ pi . ln pi
Keterangan :
H = Indeks keanekaragaman
Pi = Hasil bagi Ni / N
ln = Logaritma natural
N = Jumlah individu seluruh spesies yang terdapat disuatu lokasi
Ni = Jumlah individu satu spesies dari satu lokasi
6
Uji Hutchenson digunakan untuk mambandingkan indeks keanekaragaman
dari suatu komunitas (H1) dengan indeks keanekaragaman dari komunitas yang lain
(H2). Uji ini menggunakan uji ”t” dengan peluang 95 % (α = 0,05)
t hit=H 1−H 2
√var H 1+var H 2
dimana derajat bebas dihitung sebagai berikut :
Var H '=∑ pi¿¿¿¿
db=H 1+H 2
(var H 1)2
N1
+(var H 2)
2
N2
Keterangan :
Var : Varians, yaitu perbedaan keanekaragaman jenis antar stasiun.
S : Jumlah famili yang ditemukan
Kriteria penolakan hipotesis :
T hit > t (n1-1) + (n2-1) → tolak Ho (terdapat perbedaan yang bermakna)
T hit < t (n1-1) + (n2-1) → terima Ho (terdapat perbedaan yang tidak
bermakna)
B. Indeks kesamaan famili serangga pada dua habitat dengan menggunakan
Indeks Similaritas Sorensen (Magurran, 1998) dengan rumus :
IS = 2 C X 100%
A + B
Keterangan :
IS = Indeks similaritas (Indeks kesamaan)
C = Jumlah family serangga yang ada di kedua habitat
A = Jumlah famili serangga yang hanya ada di habitat pertama
B = Jumlah famili serangga yang hanya ada di habitat kedua.
C. Keseragaman famili (Odum,1993)
7
E = H’
H max
Keterangan :
E = Indeks ekuitabilitas (Keseragaman)
H’ = Indeks keseragaman Shannon-Wiener
H max = indeks keseragaman maksimum (ln S)
D. Frekuensi kehadiran (Suin,1989) :
E. Kelimpahan (Suin,1989) :
Keterangan :
K = Kelimpahan suatu famili
ni = Jumlah individu famili jenis ke-i
A = Volume pit fall trap
F. Kelimpahan Relatif (Suin,1989)
Keterangan :
KR = Kelimpahan relatif famili
ni = Jumlah individu famili jenis ke-i
Σ N = Total seluruh famili
HASIL DAN PEMBAHASAN
8
FK =Jumlah plot yang ditemukan famili Jumlah plot yang ditemukan diseluruh famili
x 100 %
K = niA
KR = ni
∑ Nx 100 %
A. Keanekaragaman Serangga Tanah
Pengamatan keanekaragaman serangga permukaan tanah pada kawasan
Cikamal Cagar Alam Pananjung Pangandaran dilakukan pada dua lokasi yang
berbeda yaitu wilayah lokasi terbuka dan lokasi ternaungi. Berdasarkan hasil yang
diperoleh pada lokasi terbuka ditemukan 7 ordo yang terdiri dari 19 famili dengan
jumlah 249 individu. Pada daerah lokasi ternaungi diperoleh 8 ordo yang terdiri dari
23 famili dengan jumlah 219 individu. (tabel 1)
Tabel 1. Jumlah Famili dan jumlah individu serangga permukaan tanah yang didapat di padang rumput dan kanopi, Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat.
No. OrdoLokasi Terbuka Lokasi Ternaungi
Famili Individu Famili Individu
1 Coleoptera 4 20 7 42
2 Dermaptera 0 0 3 11
3 Diptera 5 5 3 4
4 Hemiptera 3 17 2 2
5 Hymenoptera 1 143 1 144
6 Isoptera 1 1 2 2
7 Orthoptera 4 44 4 13
8 Psocoptera 1 19 1 1
Total 19 249 23 219
Tabel 1 memperlihatkan bahwa pada kanopi jumlah famili dan jumlah
individu serangga permukaan tanah yang ditemukan terdapat perbedaan. Pada lokasi
ternaungi jumlah famili lebih tinggi dari lokasi terbuka, tetapi jumlah individu pada
lokasi terbuka lebih tinggi dari pada lokasi ternaungi. Hal ini disebabkan karena
lingkungan yang ada sesuai untuk mendukung kehidupannya. Keberadaan serangga
9
permukaan tanah disuatu tempat tergantung dengan faktor lingkungannya yaitu biotik
dan abiotik (Suin, 1989).
Tabel 2. Kelimpahan (individu/perangkap/3 hari), kelimpahan relative (%) dan frekuensi kehadiran (%) dari masing2 famili serangga permukaan tanah.
No
TaksaLokasi Terbuka Lokasi Ternaungi
K KR FK K KR FK1 Coleoptera
Biphyllidae 0.004 0.457 6.667Carabidae 0.004 0.457 6.667Curculionidae 0.004 0.402 6.667Discolomidae 0.038 3.614 33.333Nitidulidae 0.008 0.913 6.667Ptiliidae 0.008 0.913 6.667Scarabaeidae 0.029 2.811 33.333 0.050 5.479 33.333Scolytidae 0.033 3.653 26.667Staphylinidae 0.013 1.205 13.333 0.067 7.306 46.667
2 DermapteraChelisocidae 0.008 0.913 13.333Forficulidae 0.029 3.196 26.667Spongiforidae 0.008 0.913 13.333
3 DipteraAnthomyzidae 0.008 0.913 13.333Diaphiridae 0.004 0.402 6.667Dolichopodidae 0.004 0.402 6.667Eulophidae 0.004 0.402 6.667Mymaromatidae 0.004 0.402 6.667Phoridae 0.004 0.457 6.667Tephritidae 0.004 0.402 6.667Xylophagidae 0.004 0.457 6.667
4 HymenopteraFormicidae 0.596 57.430 86.667 0.600 65.753 93.333
5 HemipteraCercopidae 0.013 1.205 13.333 0.004 0.457 6.667Ceratocombidae
0.004 0.457 6.667
10
Cicadellidae 0.029 2.811 33.333Lygaeidae 0.029 2.811 40.000
6 IsopteraKalotermitidae 0.004 0.457 33.333Termitidae 0.004 0.402 6.667 0.004 0.457 6.667
7 OrthopteraAcrididae 0.046 4.418 20.000 0.017 1.826 13.333Gryllacrididae 0.013 1.205 6.667 0.004 0.457 6.667Gryllidae 0.108 10.442 73.333 0.029 3.196 33.333Tetrigidae 0.017 1.606 26.667 0.004 0.457 6.667
8 PsocopteraTrogiidae 0.079 7.631 66.667 0.004 0.457 6.667
Pada tabel 2, Pada dua lokasi secara umum dapat dinyatakan bahwa ordo
Hymenoptera terutama famili Formicidae memiliki kelimpahan, kelimpahan relatif
dan frekuensi kehadiran paling tinggi dibandingkan yang lainnya. Hal ini disebabkan
karena Formicidae merupakan serangga sosial yang bersifat kosmopolit, suka hidup
membuat sarang pada pohon dibawah batu-batuan, ditimbunan sampah, didalam
tanah, dan adapula yang membuat sarang berupa gundukan dipermukaan tanah
(Borror et al., 1992).
Ordo Dermaptera pada lokasi habitat terbuka tidak ditemukan sedangkan pada
lokasi ternaungi ditemukan. Hal ini disebabkan karena Ordo Dermaptera hidup pada
tempat-tempat yang sejuk seperti dibawah batu, celah atau lubang bawah tanah,
dibawah batang pohon, dibalik kayu, dan juga dibawah sampah. Pada Ordo
Orthoptera lebih banyak didapatkan jumlah individunya di lokasi terbuka
dibandingkan dengan lokasi ternaungi karena ordo dari Orthoptera memiliki tipe
mulut menggigit – mengunyah dimana sumber pakannya berupa rerumputan yang
berada di padang rumput tersebut.
Tabel 3. Indeks keanekaragaman dan indeks kesamaan famili serangga permukaan tanah pada lokasi padang rumput dan kanopi cikamal
Habitat Indeks Keanekaragaman Indeks Kemerataan Indeks kesamaan
Lokasi Terbuka 1,691 0,574 0,47
11
Lokasi Ternaungi 1,525 0,486
Pada lokasi terbuka didapatkan angka indeks keanekaragaman serta jumlah
individu yang lebih tinggi dibandingkan dengan lokasi ternaungi, hal ini disebabkan
karena lokasi terbuka memiliki vegetasi herba lebih beragam dan rimbun
dibandingkan dengan lokasi ternaungi. Pada lokasi terbuka sinar matahari lebih
banyak sehingga vegetasi herba atau rumput yang membutuhkan sinar matahari untuk
kehidupan dapat dipenuhi sedangkan pada lokasi ternaungi lebih rapat, penetrasi sinar
matahari kurang. Hal ini lah yang menyebabkan indeks keanekaragaman dan jumlah
individu lebih tinggi. Menurut Suhardjono dkk (1997) faktor vegetasi dapat
mempengaruhi penyediaan habitat bagi serangga permukaan tanah. Dari
perbandingan kedua habitat, berdasarkan uji Hutchenson diperoleh hasil thitung yang
lebih kecil dibandingkan ttabel dengan db 87 dan α 0,005 yaitu 0,381 berbanding 1,664.
Dari hasil tersebut terima Ho, artinya terdapat perbedaan yang tidak bermakna di
antara kedua habitat tersebut.
Pada lokasi terbuka didapatkan indeks kemerataan lebih tinggi dari lokasi
ternaungi. Hal ini disebabkan karena pada lokasi terbuka vegetasi yang ada tersebar
secara merata. Indeks kesamaan famili serangga permukaan tanah yang didapat
sebesar 0,47. Hal ini menunjukan sekitar 47% famili yang ditemukan pada dua lokasi
yaitu lokasi terbuka dan lokasi ternaungi adalah sama.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut
1. Serangga permukaan tanah yang terdapat di lokasi terbuka 19 famili (249
individu) dan lokasi ternaungi terdapat 23 famili (219 individu).
2. Famili Formicidae ( Hymenoptera) mempunyai kelimpahan dan frekuensi
kehadiran yang paling tinggi pada lokasi terbuka dan lokasi ternaungi.
12
3. Indeks keanekaragaman famili lokasi terbuka lebih tinggi dibandingkan
dengan lokasi ternaungi.
4. Pada lokasi ternaungi terdapat ordo Dermaptera sedangkan di lokasi terbuka
tidak ada.
5. Indeks kesamaan famili serangga pada dua lokasi berbeda adalah sebesar 47%
yang memiliki arti kesamaan yang hampir sama pada famili.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kuliah kerja lapangan ini.
Banyak pihak yang telah membantu dalam perencanaan, pelaksaan penelitian dan
penulisan laporan ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh staff yang
telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Cagar Alam Pananjung
Pangandaran, Ciamis, Jawa Barat. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :
Orang tua kami yang telah memberikan motivasi dan doa, Panitia KKL 2011 (Drs.
Hasmar Rusmendro dan Dra. Noortiningsih, MS.) atas fasilitas yang diberikan selama
penelitian berlangsung; Dra. Hasni Ruslan sebagai pembimbing yang telah
meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing, memberikan saran dan kritik
yang membangun selama penulisan; Drs. Ikhsan Matondang,MSi. sebagai
pembimbing akademis angkatan 2008; Dra. Wayan Supradyani yang telah membantu
dalam pengambilan data; Peserta KKL 2011, Senior dan teman-teman di FABIONA
atas diskusi, masukan dan canda tawanya; Arif Rifqi yang telah memberikan kritik
dan saran. Beserta pihak-pihak lain yang yang turut membantu pembuatan laporan ini
yang terlalu banyak jika disebutkan satu persatu.
13
DAFTAR PUSTAKA
BKSDA Jawa Barat. Informasi mengenai CA/CA Laut/TWA Pangandaran.
http://bbksda-jabar.dephut.go.id/?q=node/70. 01 Juni 2011.
Borror, D.J., C.A. Triplehorn dan N. F. Johnson. Pengenalan Jenis Serangga. Edisi
keenam. Soetiono Porto Soejono. Gajah Mada University Press. Yogyakarta,
1992.
Elzinga, R.J. Fundamentals Of Entomology. Prentice Hall Of India, Privite limited.
New Delhi, 1978.
Magurran, AE. Ecological Diversity and Its Measurement. Princeton University
Press. New Jersey, 1998.
Odum, E.P. Dasar-dasar Ekologi, Edisi Ketiga. Gajah Mada University Press. Ineka
Cipta. Jakarta 1993.
Sambel, D.T. Entomologi Kedoktean. Andi Publisher. Jakarta, 2009.
Suin,N.M. Ekologi Hewan Tanah. Bumi Aksara. 1989, Jakarta.
Ying Wenying, dkk. Pictorial Keys to Soil Animal of China. China, 2000.
14
LAMPIRAN
A. Gambaran Lokasi
Gambar 1. Lokasi pengambilan sampel pada lokasi terbuka
Gambar 2. Lokasi pengambilan sampel pada lokasi ternaungi
15
B. Gambar beberapa serangga permukaan tanah yang ditemukan
Gambar 3. Ordo Hymenoptera- Famili Formicidae
Gambar 4. Ordo Dermaptera – Famili Forficulidae
Gambar 5. Ordo Ortoptera – Famili Gryllidae
16
top related