kata pengantar - polhukam - kementerian koordinator … · bais, mabes polri, mabes tni, big,...
Post on 09-Mar-2019
228 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Ungkapan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala Rahmat-Nya, sehingga Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kedeputian I Bidang
Koordinasi Politik Dalam Negeri (Poldagri) dapat tersusun.
LAKIP merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi
pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai
tujuan/sasaran strategis instansi.
Sebagai salah satu unit Eselon I Bidang Koordinasi Politik, Hukum dan
Keamanan, Kedeputian I/Poldagri berkewajiban menyusun LAKIP berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2016 tentang Pedoman Evaluasi Implementasi
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta Peraturan Menteri Koordinator
Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Nomor: 4 Tahun 2015 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.
Mengacu kepada “Nawa Cita”, 9 Agenda Prioritas Jokowi-JK, Kedeputian
I/Poldagri akan terus berupaya dan bekerja secara maksimal guna mendukung
Kemenko Polhukam dalam menjalankan tugas Pemerintahan. Adapun tugas-tugas
meliputi percepatan pada program dukungan menajemen teknis Sekretariat Deputi-I
Bidang Koordinasi Dalam Negeri, Demokrasi dan Organisasi Masyarakat Sipil,
Desentralisasi dan Otonomi Daerah,Pengelolaan pemilu dan Penguatan Parpol, serta
Otonomi Khusus terhadap provinsi yang diberikan kekhususan/keistimewaan dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Terlaksananya tugas-tugas secara efektif dan efesien menjadi tolak ukur
keberhasilan suatu program di masa yang akan datang. Namun demikian hambatan
dan kendala selama tahun 2016 akan menjadi bahan evaluasi dan perbaikan kinerja
Kedeputian I/Poldagri. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu dalam pelaksanaan tugas, semoga Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah Kedeputian I/Poldagri Tahun 2016 dapat dimanfaatkan
sebagai bahan informasi dan evaluasi kinerja guna penyempurnaan program dan
kegiatan di masa yang akan datang.
Jakarta, Januari 2017
Deputi I Bidang Koordinasi Politik Dalam
Negeri
Yoedhi Swastono
DAFTAR ISI
Halaman
Pengantar ............................................................................................ i
Daftar ................................................................................................... ii
Ringkasan (Ikhtisar Eksekutif) ............................................................. iii
BAB I Pendahuluan ......................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................... 1
B. Visi, Misi, dan Tujuan Deputi Bidkoor Poldagri ............... 1
C. Tugas dan fungsi Deputi Bidkoor Poldagri …................... 2
D. Struktur Organisasi ......................................................... 3
BAB IIPerencanaan Kinerja .............................................................. 5
A. Perjanjian Kinerja ............................................................ 5
B. Program Utama dan Kegiatan Pokok ............................. 6
A.a.1. Kegiatan
Prioritas Nasional ….................................. 6
A.a.2. Kegiatan
Prioritas Bidang ......................................... 6
A.a.3. Kegiatan
prioritas K/L …………………...................... 6
BAB III Akuntabilitas Kinerja .............................................................. 8
A. Capaian Kinerja .............................................................. 8
B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Bidang Poldagri .. 9
C. Realisasi Anggaran ………………………………………… 12
BAB IVPenutup .................................................................................. 13
Lampiran
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan laporan kinerja
tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai
tujuan/sasaran strategis. Berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum
dan Keamanan Nomor: 4 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, Deputi Bidang Koordinasi Poldagri
memiliki tugas dalam mensinkronisasikan dan mengkoordinasikan perencanaan,
penyusunan, dan pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang politik dalam negeri dalam
rangka tetap terjaminnya stabilitas politik dalam negeri.
Kondisi politik dalam negeri pada tahun 2016 cukup dinamis salah satunya yakni
persiapan pelaksanaan Pilkada Serentak tanggal 15 Februari 2017 yang diharapkan dapat
terselenggara dengan situasi dan kondisi relatif aman dan terkendali, hal ini menjadi moment
penting dalam pelaksanaan berdemokrasi. Kegiatan Pilkada serentak sebagai tolak ukur
untuk mengetahui tingkat partisipasi pemilih agar pada Pemilu Tahun 2019 dapat
ditingkatkan menjadi 77,5%.
Dalam rangka mewujudkan Indonesia yang aman, adil dan demokratis,
Kedeputian I/Poldagri menetapkan sasaran strategis yang menjadi target capaian
kinerja bagi organisasi Kedeputian I/Poldagri yakni :
1. Meningkatnya kualitas demokrasi, kebijakan politik dalam negeri dan diplomasi
dengan indikator kinerja:
a. Skor Aspek Kebebasan Sipil 80,00;
b. Skor Aspek Hak-hak Politik 70,00; dan
c. Skor Aspek Lembaga-lembaga Demokrasi 66,00;
2. Terwujudnya daya dukung managemen unit organisasi yang berkualitas dengan
indikator kinerja:
Prosentase Terwujudnya daya dukung managemen unit organisasi yang berkualitas 80%.
Kedeputian I telah mampu melampaui target tersebut diatas dengan capaian skor
aspek kebebasan sipil sebesar 85,65, skor aspek hak-hak politik sebesar 70,63, dan
skor aspek lembaga-lembaga demokrasi sebesar 66,87, serta prosentase terwujudnya
daya dukung managemen unit organisasi yang berkualitas sebesar 86,84%.
Penyusunan LAKIP Kedeputian I/Poldagri tahun 2016 diharapkan dapat
menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan tahunan di lingkungan organisasi
Kemenko Polhukam sehingga dapat meningkatkan kinerja pada tahun-tahun yang
akan datang.
Jakarta, Januari 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
aporan Akuntabilitas Kinerja Kedeputian Bidang Politik Dalam Negeri Tahun 2016
disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan tugas dan
fungsi Kedeputian Bidang Politik Dalam Negeri. Sebagai unit kerja Eselon I
Kemenko Polhukam, pembuatan LAKIP disusun berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor
12 Tahun 2016 tentang Pedoman Evaluasi Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Kedeputian Bidang Politik Dalam Negeri Tahun
2016 memberikan informasi mengenai pencapaian kinerja dalam mencapai sasaran
strategisnya melalui pelaksanaan program dan kegiatan Kedeputian Bidang Politik
Dalam Negeri Tahun 2016. Selain wujud pertanggungjawaban atas pelaksanaan
tugas dan fungsi, laporan kinerja ini dibuat dalam rangka wujud akuntabilitas kepada
publik sesuai dengan tuntutan reformasi birokrasi serta sebagai bahan dalam
rangka pemantauan, penilaian, evaluasi dan pengendalian atas kualitas kinerja
sekaligus menjadi pendorong perbaikan kinerja guna terciptanya tata kelola
kepemerintahan yang baik.
B. Visi, Misi, dan Tujuan Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri
1. Visi Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri adalah :
“Terwujudnya koordinasi, sinkronisasi perumusan, penetapan,
dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan di bidang
politik dalam negeri yang demokratis dan efektif”.
2. Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut di atas, dibutuhkan tindakan nyata
dengan menetapkan Misi yang sesuai dengan peran Deputi Bidang
Koordinasi Politik Dalam Negeri, yakni sebagai berikut :
“Meningkatkan kualitas koordinasi perencanaan, penyusunan,
pelaksanaan, dan pengendalian kebijakan di bidang politik dalam
negeri”.
3. Berdasarkan Visi dan Misi tersebut di atas, dirumuskan tujuan Deputi Bidang
Koordinasi Politik Dalam Negeri yaitu :
“Terwujudnya kualitas koordinasi yang demokratis dan efektif
dalam pelaksanaan kebijakan di bidang politik dalam negeri”.
4. Sasaran Strategis
Sasaran Strategis merupakan penjabaran lebih lanjut dari tujuan, yang
dirumuskan secara spesifik dan terukur. Sasaran strategis merupakan
ukuran dalam pencapaian yang diharapkan dalam kurun waktu tertentu,
sehingga sasaran strategis dari Kedeputian I/Poldagri adalah :
a. Meningkatnya kualitas demokrasi dan diplomasi;
b. Terselenggaranya koordinasi demokrasi dan Organisasi Masyarakat
Sipil;
c. Terselenggaranya koordinasi desentralisasi dan otonomi daerah;
d. Terselenggaranya koordinasi pengelolaan pemilu dan penguatan partai
poilitik;
e. Terselenggaranya koordinasi otonomi khusus;
f. Terselenggaranya dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis
lainnya yang optimal Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri.
C. Tugas dan Fungsi Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri
Berdasarkan Peraturan Menko Polhukam Nomor: 4 Tahun 2015 tentang
Organisasi Tata Kerja Kemenko Polhukam, menetapkan tugas pokok Deputi Bidang
Politik Dalam Negeri yaitu untuk menyelenggarakan koordinasi dan sinkronisasi
perumusan, penetapan, dan pelaksanaan serta pengendalian pelaksanaan kebijakan
Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang politik dalam negeri. Dalam
melaksanakan tugasnya, Deputi I/Poldagri menyelenggarakan fungsi:
1. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan, penetapan, dan pelaksanaan
kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait dengan isu di bidang politik
dalam negeri;
2. Pengendalian pelaksanaan kebijakan Kementerian/Lembaga yang terkait
dengan isu di bidang politik dalam negeri;
3. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang kelembagaan demokrasi;
4. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang desentralisasi dan otonomi daerah;
5. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang organisasi masyarakat sipil;
6. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pemilihan umum dan partai politik;
7. Koordinasi dan sinkronisasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di
bidang otonomi khusus;
8. Pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang politik dalam
negeri;
9. Koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan
administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan Deputi Bidang
Koordinasi Politik Dalam Negeri; dan
10. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Koordinator.
Sesuai dengan tugas dan fungsinya, Deputi Bidang Politik Dalam Negeri dalam
mendorong tercapainya visi, misi dan sasaran Rencana Kerja Pemerintah dan
RPJMN yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga teknis. Tugas ini
dilaksanakan melalui penyelenggaraan Rapat Koordinasi, meliputi Rapat Koordinasi
Terbatas (Rakortas), Rapat Koordinasi Khusus (Rakorsus) Tingkat Eselon I, Rapat
Kelompok Kerja (Pokja), Desk, pemantapan, monitoring dan evaluasi kebijakan,
Forum Koordinasi, Focus Group Discussion, Seminar, Tim Kerja dan lain sebagainya
yang menghasilkan rekomendasi kebijakan yang disampaikan kepada Menko
Polhukam dan Sesmenko Polhukam.
Dalam melaksanakan tugasnya Kedeputian Bidang Politik Dalam Negeri
melaksanakan koordinasi dengan Kementerian/Lembaga yang menjadi mitra
diantaranya: Kemendagri, Kemlu, Kemhan, Kemenkumham, Kemendari, BNPT, BIN,
BAIS, Mabes Polri, Mabes TNI, BIG, Bappenas, BPS. Dalam melaksanakan
tugasnya Deputi Bidang Politik Dalam Negeri dibantu oleh 5 (lima) Pejabat Eselon II
yang terdiri dari:
1. Sekretaris Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri.
2. Asdep Bidang Koordinasi Demokrasi dan Organisasi Masyarakat Sipil.
3. Asdep Bidang Koordinasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah.
4. Asdep Bidang Koordinasi Pengelolaan Pemilu dan Partai Politik.
5. Asdep Bidang Koordinasi Otonomi Khusus.
Selain para Pejabat Eselon II, terdapat 10 (sepuluh) Pejabat Eselon III dan
Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Eselon IV) serta staf yang kesemuanya berasal dari
berbagai unsur lintas instansi dan perbantuan.
D. Struktur Drganisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan Nomor 4 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemenko
Polhukam, terdapat beberapa perubahan nomenklatur di Unit Kerja Kedeputian
Bidang Politik Dalam Negeri, menjadi:
1. Untuk Pejabat setingkat Eselon II terdiri dari:
A.a.Sekretaris Deputi;
A.b.Asisten Deputi Koordinasi Demokrasi dan Organisasi Masyarakat Sipil;
A.c.Asisten Deputi Koordinasi Desentralisasi dan Otonomi Daerah;
A.d.Asisten Deputi Koordinasi Pengelolaan Pemilu dan Partai Politik; dan
A.e.Asisten Deputi Koordinasi Otonomi Khusus.
2. Sekretaris Deputi dan Para Asisten Deputi dalam melaksanakan tugasnya
masing-masing dibantu oleh 2 (dua) orang pejabat setingkat Eselon III yaitu
untuk Sekretaris Deputi dibantu oleh Kepala Bagian Program dan Evaluasi
serta Kepala Bagian Tata Usaha dan Umum. Sedangkan para Asisten Deputi
dibantu oleh 2 (dua) Kepala Bidang (Eselon III).
3. Struktur Organisasi
Perubahan nomenklatur tersebut dilakukan melalui proses analisa serta
mempertimbangkan perkembangan lingkungan strategis yang membutuhkan
penajaman terhadap struktur Deputi Bidang Politik Dalam Negeri.
Dalam mendukung capaian kinerja, dilaksanakan peningkatan kualitas SDM
melalui kegiatan Bimbingan teknis terkait penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, Rencana Kerja dan Anggaran, Penyusunan Laporan Triwulan,
Penyusunan Analisis Beban Kerja, Pemanfaatan Jaringan Data dan Informasi
Hukum, serta pengelolan SIMAK BMN pada tahun 2016 baik oleh Biro Perencanaan
dan Organisasi maupun Biro Umum.
BAB IIPERENCANAAN KINERJA
A. Perjanjian Kinerja
Untuk mewujudkan manajemen kinerja yang efektif, transparan, akuntabel dan
berorientasi hasil (outcome), maka Kedeputian I/Poldagri menetapkan perjanjian
kinerja tahun 2016. Perjanjian kinerja tersebut merupakan suatu kontrak kinerja dari
pemberi amanah (Menko Polhukam) kepada penerima amanah (Deputi Bidang
Koordinasi Politik Dalam Negeri) yang dilaksanakan selama 1 (satu) tahun anggaran
beserta target pencapaiannya. Berkomitmen dengan tekad dan janji akan
mewujudkan target kinerja tahunan yang jelas dan terukur, dengan menetapkan
sasaran strategis, indikator kinerja utama yaitu hal-hal utama yang akan diwujudkan
Kedeputian I/Poldagri sesuai tugas dan fungsi serta kewenangannya dengan
mempertimbangkan sumber daya yang dikelola dari target kinerja yang akan
diwujudkan. Perjanjian kinerja Kedeputian I/Poldagri tahun 2016 dilakukan melalui
program kegiatan Kedeputian I/Poldagri sesuai tabel penetapan kinerja sebagai
berikut :
SASARAN STRATEGIS INDIKATDR KINERJATARG
ET
1. Meningkatnyakualitas demokrasi,kebijakan politik dalamnegeri dan diplomasi;
1. Skor Aspek Kebebasan Sipil 80,00
2. Skor Aspek Hak-hak Politik 70,00
3. Skor Aspek Lembaga-lembagaDemokrasi
66,00
2. Terwujudnya dayadukung managemen unitorganisasi yangberkualitas;
4. Prosentase Terwujudnya dayadukung managemen unitorganisasi yang berkualitas
80%
Jumlah Anggaran Program : Peningkatan Koordinasi Bidang Politik, Hukum dan
Keamanan Bidang Poldagri : Rp.36.720.943.000,- (Tiga Puluh Enam Milyar Tujuh
Ratus Dua Puluh Juta Sembilan Ratus Empat Puluh Tiga Ribu Rupiah). Dari
anggaran tersebut, karena adanya self blocking dan pengalihan alokasi anggaran
untuk saber pungli, maka anggaran yang digunakan hanya sebesar
28.704.374.000,- (Dua Puluh Delapan Milyar Tujuh Ratus Empat Juta Tiga Ratus
Tujuh Puluh Empat Ribu Rupiah).
B. Program Utama dan Kegiatan Pokok
Selain dari indikator yang menjadi prioritas dari sasaran strategis Deputi
I/Poldagri terdapat program kegiatan yang menjadi prioritas sebagai berikut:
1. Kegiatan Prioritas Nasional
Koordinasi demokrasi dan Organisasi Masyarakat Sipil dengan indikator :
a. Jumlah rekomendasi kebijakan Debottlenecking permasalahan
demokrasi, OMS dan OMA;
b. Presentase rekomendasi kebijakan Debottlenecking permasalahan
demokrasi, OMS dan OMA yang ditindaklanjuti;
c. Skor Variabel Kebebasan berkumpul dan berserikat (dihitung dari IDI);
d. Skor Variabel Kebebasan Berpendapat (dihitung dari IDI);
e. Skor Variabel Kebebasan Berkeyakinan (dihitung dari IDI); dan
f. Skor Variabel Kebebasan dari Diskriminasi (dihitung dari IDI).
2. Kegiatan Prioritas Bidang
Koordinasi Otonomi Khusus dengan indikator:
a. Jumlah rekomendasi kebijakan Debottlenecking permasalahan Otonomi
Khusus;
b. Presentase rekomendasi kebijakan Debottlenecking permasalahan
Otonomi Khusus yang ditindaklanjuti;
c. Peningkatan capaian nilai IDI di wilayah Otonomi Khusus :
c.1) Prov. Papua;
c.2) Prov. Papua Barat;
c.3) Prov. Daerah Khusus Ibukota Jakarta;
c.4) Daerah Istimewa Yogyakarta; dan
c.5) Prov. Aceh.
d. Jumlah rekomendasi kebijakan Debottlenecking permasalahan Isu Aceh
dan Papua;
e. Presentase rekomendasi kebijakan Debottlenecking permasalahan
Khusus yang ditindaklanjuti terkait isu Aceh dan Papua.
3. Kegiatan Prioritas K/L
A.e.a. Koordinasi pemantapan desentralisasi dan otonomi daerah dengan
indikator :
a.1) Jumlah rekomendasi kebijakan Debottlenecking permasalahan
Desentralisasi dan Otonomi Daerah;
a.2) Presentase rekomendasi kebijakan Debottlenecking permasalahan
Desentralisasi dan Otonomi Daerah yang ditindaklanjuti;
a.3) Skor Variabel Peran DPRD (dihitung dari IDI);
a.4) Skor Variabel Peran Birokrasi Pemerintah Daerah (dihitung dari IDI);
a.5) Skor Variabel Partisipasi Politik dalam pengambilan Keputusan dan
Pengawasan (dihitung dari IDI).
A.e.b. Koordinasi pengelolaan Pemilu dan Partai Politik Dengan indikator:
1) Jumlah rekomendasi kebijakan Debottlenecking permasalahan
Pengelolaan Pemilu & Penguatan Partai Politik;
2) Presentase rekomendasi kebijakan Debottlenecking permasalahan
Pengelolaan Pemilu & Penguatan Partai Politik yang ditindaklanjuti;
3) Skor Variabel Hak Memilih dan dipilih (dihitung dari IDI);
4) Skor Variabel Pemilu yang bebas dan Adil (dihitung dari IDI); dan
5) Skor Variabel Peran Partai Politik (dihitung dari IDI).
A.e.c. Sekretariat Deputi Koordinasi Politik Dalam Negeri Dengan
indikator:
1) Persentase temuan yang ditindaklanjuti;
2) Persentase penurunan jumlah temuan;
3) Persentase realisasi penyerapan anggaran;
4) Persentase Barang Milik Negara dalam kondisi baik;
5) Persentase realisasi program dan kegiatan yang direncanakan; dan
6) Nilai Laporan Akuntabilitas Kinerja Instnasi Pemerintah Unit Kerja
Kedeputian Bidkoor Poldagri.
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Tahun 2016
Capaian kinerja merupakan dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan
pelaksanaan kegiatan yang dilakukan melalui pengukuran kinerja yakni dengan
membandingkan antara target kinerja (Penetapan Kinerja) dengan realisasi kinerja
pada setiap sasaran strategis yang akan diukur. Dengan pengukuran kinerja dapat
diketahui celah kinerja, keberhasilan/kegagalan yang kemudian dianalisis untuk
mengetahui penyebab keberhasilan/kegagalan, jika ada ketidakberhasilan
kemudian ditetapkan strategi untuk meningkatkan kinerja di masa mendatang.
Hasil pengukuran kinerja Kedeputian I/Poldagri menunjukkan bahwa rata-rata
capaian kinerja dari sasaran strategis yang diukur dengan 4 (empat) Indikator
Kinerja Utama/IKU (outcome) melalui rekomendasi kebijakan yang efektif dengan
capaian kinerja sebesar 104,44 % dengan penjelasan pada tabel sebagai berikut :
ND SASARAN
STRATEGIS
INDIKATDR
KINERJA
TAR
G
E
T
REALIS
ASI
CAPA
IA
N
%
1 Meningkatnya kualitas
demokrasi,
kebijakan politik
dalam negeri dan
diplomasi
1. Skor Aspek
Kebebasan Sipil
80,00 85,65 107
2. Skor Aspek Hak-hak
Politik
70,00 70,63 100,9
3. Skor Aspek
lembaga-lembaga
Demokrasi
66,00 66,87 101,3
1
2 Terwujudnya daya
dukung managemen
unit organisasi yang
berkualitas
Prosentase
Terwujudnya
daya dukung
managemen
unit organisasi
yang
80% 86,84 108,55
berkualitas
Jumlah rata-rata 104,44%
ND SASARAN
STRATEGI
S
INDIKAT
DR
KINERJA
CAPA
IA
N
20
15
CAPA
IA
N
2016
KETERAN
GAN
1 Meningkatnya
kualitas
demokrasi,
kebijakan politik
dalam negeri
dan diplomasi
1. Skor Aspek
Kebebasan
Sipil
73,04 85,65
2. Skor Aspek
Hak-hak
Politik
63,72 70,63
3. Skor Aspek
lembaga-
lembaga
Demokrasi
75,81 66,87 Terjadinya
perubah
an
indikator
sehingga
merubah
skor
capaian
2016
2 Terwujudnya daya
dukung
managemen unit
organisasi yang
berkualitas
Prosentase
Terwujud
nya daya
dukung
manage
0 86,84
men unit
organisas
i yang
berkualita
s
B. Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja Bidang Politik Dalam Negeri
1. Evaluasi dan analisis terhadap capaian kinerja bidang politik dalam negeri
tidak terlepas dari pengaruh faktor pendukung baik internal maupun
eksternal, dimana terdapat faktor pendukung keberhasilan maupun faktor
penghambat pencapaian program. Adapun faktor tersebut sebagai berikut:
a. Faktor pendukung keberhasilan
1) Faktor internal
1.a) Terkoordinasikannya perencanaan kegiatan antar keasdepan;
1.b) Terkoordinasikannya pelaksanaan kegiatan antar keasdepan;
1.c) Terkoordinasikannya pelaksanaan monitoring kegiatan antar
keasdepan;
1.d) Terlaksananya evaluasi pelaksanaan kegiatan antar keasdepan;
dan
1.e) Adanya efektifitas koordinasi dan sinkronisasi kebijakan yang
dilakukan oleh Menko Polhukam.
2) Faktor Eksternal
2.a) Target RPJMN Tahun 2016 sudah ditetapkan oleh pemerintah
melalui Bappenas;
2.b) Efektifitas pelaksanaan program dan kegiatan oleh masing-
masing K/L telah mengacu pada target RPJMN;
2.c) Adanya harmonisasi dan Sinkronisasi kebijakan antar K/L
dalam pencapaian sasaran RPJMN;
2.d) Tim Ahli sudah memiliki pengalaman dalam pengukuran IDI;
2.e) Tim ahli IDI menguasai business process pengukuran IDI.
b. Faktor penghambat
1) Faktor internal
1.a) Terjadinya perubahan anggaran dalam tahun berjalan karena
target penerimaan Negara tidak tercapai sesuai APBN;
1.b) Adanya perubahan nomenklatur sesuai dengan Permenko No 4
Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kemenko
Polhukam;
1.c) Adanya perubahan target capaian Renstra 2016 – 2019
sehingga terdapat perubahan indikator capaian dalam rencana
kerja tahun 2016; dan
1.d) Adanya perubahan metodologi dan indikator dalam pengukuran
Indeks Demokrasi Indonesia tahun 2015 yang dilaksanakan
pada tahun 2016.
2) Faktor Eksternal
2.a) Pejabat yang hadir dalam Rapat Koordinasi, FGD bukan
pejabat yang berwenang dalam pengambilan keputusan;
2.b) Masih adanya ego sektoral antar K/L; dan
2.c) Keterlambatan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama antara
PPK PPK BPHK I Kemenko Polhukam dengan Direktur Statistik
Ketahanan Sosial BPS sehingga kegiatan pengukuran IDI
Tahun 2015 yang dilaksanakan pada tahun anggaran 2016,
dilaksanakan mulai bulan Maret 2016.
2. Untuk mengatasi hambatan terhadap capaian program, maka dilaksanakan
solusi alternatif kegiatan sebagai berikut:
a. Menyusun skala prioritas pelaksanaan program kegiatan berdasarkan
anggaran yang tersedia;
b. Penyusunan rencana anggaran dan revisi anggaran disesuaikan dengan
perubahan target capaian Renstra 2016 – 2019;
c. Melaksanakan koordinasi secara intensif dengan pejabat pengambil
keputusan dalam rangka menindaklanjuti hasil rapat koordinasi dan
FGD serta kegiatan lainnya; dan
d. Melaksanakan percepatan kegiatan pengukuran IDI Tahun 2015 yang
dilaksanakan pada tahun 2016 sehingga rilis capaian IDI tahun 2015
tetap dapat dilaksanakan pada bulan Juli 2016 sesuai tenggat waktu
yang ditentukan.
3. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
a. Dalam rangka efisiensi penggunaan sumber daya guna mendukung
program yang menjadi prioritas untuk ditingkatkan, dilaksanakan melalui
optimalisasi anggaran, sarana dan prasarana serta sumberdaya
manusia yang ada.
b. Penyelesaian penyusunan IDI seharusnya disesuaikan dengan
periodisasi tahun anggaran, sehingga data IDI dapat dipergunakan
sebagai dasar penyusunan program dan anggaran pengembangan
demokrasi oleh K/L dan pemerintah daerah.
4. Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian Pernyataan Kinerja
a. Program yang mendukung keberhasilan capaian kinerja yaitu:
1) Melaksanakan kegiatan evaluasi terhadap daerah yang hasil IDI
berdasarkan aspek, variabel dan indikator yang masih rendah.
2) Mendorong, mengadvokasi, dan memfasilitasi daerah yang capaian
nilai IDI-nya masih rendah.
3) Melakukan koordinasi dengan K/L terkait.
4) Sinkronisasi program antar K/L.
5) Melakukan pengendalian terhadap program K/L.
b. Hambatan dalam pencapaian Program
1) Aspek lembaga demokrasi IDI tahun 2014 mencapai 75,81
dibandingkan IDI tahun 2015 mencapai 66,87, mengalami
penurunan sebesar -8,94 poin.
2) Variabel peran DPRD semua indikatornya berkategori buruk.
Indikator alokasi anggaran pendidikan dan kesehatan, perda yang
merupakan inisiatif DPRD, rekomendasi DPRD kepada Eksekutif.
3) Variabel peran partai politik khususnya indikator kaderisasi partai
politik mengalami penurunan.
4) Adanya perubahan metodologi dengan memasukan dua indikator
baru yakni:
(1). kebijakan pemerintah daerah yang dinyatakan bersalah oleh
Keputusan PTUN, dan
(2). upaya penyediaan informasi APBD oleh pemerintah daerah.
Hambatan tersebut diatas mengakibatkan menurunnya target capaian IDI Tahun
2015.
C. Realisasi Anggaran
Realisasi anggaran Kedeputian I/Poldagri Tahun 2016 dalam mendukung
pencapaian kinerja program kegiatan sebesar Rp. 26.474.241.000,- (Dua puluh
enam milyar empat ratus tujuh puluh empat juta dua ratus empat puluh satu ribu
rupiah) dengan penyerapan anggaran Rp. 25.543.240.583,- (dua puluh lima milyar
lima ratus empat puluh tiga juta dua ratus empat puluh ribu lima ratus delapan
puluh tiga rupiah) dengan persentase serapan 96,48 %.
Sisa anggaran sebesar Rp. 1.103.565.597 (3,84%) merupakan optimalisasi
pelaksanaan kegiatan dengan melakukan efisiensi anggaran antara lain
pelaksanaan kajian otonomi daerah, perjalanan dinas dalam dan luar negeri.
Adapun rincian pagu dan realisasi anggaran yang terkait dengan program
kegiatan bidang koordinasi yang ada di Kedeputian I/Poldagri sebagai berikut :
KDDE NAMA KEGIATAN PAGU AKHIR REALISASI % SISA %
2465
Koordinasi
Demokratisasi &
Organisasi
Masyarakat Sipil
9.230.645.000 9.029.700.286 97.82200.944.71
42.18
2466
Koordinasi
Pemantapan
Desentralisasi &
Otda
1.145.949.000 997.590.233 87.05148.358.76
712.95
2475 Koordinasi
Pengelolaan
Pemilu dan
1.777.907.000 1.723.421.696 96.94 54.485.304 3.06
Penguatan Partai
Politik
2467
Koordinasi
Pemantapan
Otonomi Khusus
15.815.831.000 15.212.620.688 96.19603.210.31
23.81
5902
Dukungan manajemen
dan pelaksanaan
tugas teknis lainnya
Sekretariat Deputi
Bidang Koordinasi
Poldagri
734.042.000 637.475.500 86.84 96.566.500 13.16
JUMLAH 28.704.374.000 27.600.808.403 96.161.103.565.5
973.84
BAB IV
PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja Kedeputian I/Poldagri Tahun 2016
merupakan gambaran capaian kinerja yang akuntabel dan dapat
dipertanggungjawabkan sekaligus sebagai alat ukur dalam menjalankan tugas
pokok dan fungsi melaksanakan amanah yang diberikan berdasarkan peraturan
yang berlaku.
Secara umum hasil capaian kinerja Kedeputian I/Poldagri Tahun 2016
telah dapat memenuhi target sesuai rencana kinerja yang ditetapkan, namun ada
beberapa program kegiatan yang belum mencapai target dan menjadi bahan
perbaikan untuk pelaksanaan program dan kegiatan tahun anggaran 2017.
Keberhasilan atas pencapaian target dari rencana kinerja yang ditetapkan
Kedeputian I/Poldagri tidak lepas dari peran serta semua pihak yang terlibat
didalamnya. Keberhasilan tersebut merupakan cerminan dari telah berjalannya
sistem kerja yang berlaku dan didukung oleh suasana kerja yang dinamis dan
bersifat kekeluargaan.
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Kedeputian I/Poldagri Tahun 2016
dibuat dengan harapan semoga dapat dimanfaatkan sebagai alat kendali
kualitas kinerja serta alat pendorong terwujudnya tata kelola pemerintahan yang
transparan dan akuntabel, serta menjadi media evaluasi, sekaligus menjadi
instrumen untuk melakukan perbaikan yang berkesinambungan.
top related