kata pengantar - pusdatin.kemkes.go.id filekata pengantar profil kesehatan kabupaten tahun 2011...
Post on 27-Jun-2019
242 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KATA PENGANTAR
Profil kesehatan Kabupaten Tahun 2011 merupakan sarana penyajian
data dan informasi yang menggambarkan situasi dan status kesehatan
masyarakat yang ada diwilayah Kab. Mamuju. Selain itu Profil kesehatan
Kabupaten Mamuju Tahun 2011 merupakan salah satu wujud
akuntabilitas dan kinerja Dinas Kesehatan Kab. Mamuju.
Dalam penyusunan Profil kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2011
tersebut kami berupaya menyajikan data secara lengkap sesuai dengan
Petunjuk Teknis Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/ Kota Tahun
2011. Secara umum Profil kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2011
menyajikan data kesehatan yang terpilah menurut jenis kelamin. Dengan
tersedianya data kesehatan yang responsif Gender, diharapkan dapat
mengidentifikasi ada tidaknya atau besarnya kesenjangan mengenai
kondisi, kebutuhan, dan persoalan yang dihadapi laki-laki dan perempuan
terkait dengan akses, partisipasi, kontrol, dan manfaat dalam
pembangunan di bidang kesehatan.
Kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Profil
kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2011, saya ucapkan banyak terima
kasih dan penghargaan yang tinggi. Kritik dan saran dari semua pihak
demi penyempurnaan buku ini sangat kami harapkan. Semoga
bermanfaat.
Mamuju, Juni 2012 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju,
Drg. H. FIRMON, MPH
Kab. Mamuju Utara
Kab. Luwu Utara
Kab. Tana Toraja Kab. Mamasa
Kab. Majene
Durikumba
Lara
Topoyo
Babana Tobadak
Polocamba
Pangale Tommo
Campaloga
Tarailu
Topore
Tampapadang
Bambu
Binanga
Botteng
Tapalang
Rangas
Kalumpang
Ranga-ranga
Bonehau
Buttuada
Karataun
Dungkait
Karama
Salopangkang
Keang
Salissingan
Saluadak Salugatta
Beru-beru
VISI, MISI PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU
VISI
“GERAKAN MEMBANGUN MAMUJU MENUJU MASYARAKAT MAJU DAN MANDIRI (GERBANG MAJU)”
MISI, (yang searah dengan Komitme Lima Jilid II, yaitu :
� Meneruskan layanan pendidikan dan kesehatan gratis yang semakin
dimantapka
� Ekonomi yang berbasis UKM dan lembaga Ekonomi Desa serta
menghidupkan pasar rakyat
� Percepatan pertumbuhan dengan memperkuat daya tahan ekonomi yang
didukung oleh pembangunan pertanian, infrastruktur dan energi
� Mewujudkan Pemerintah bersih dan baik, berlandaskan pada kedamaian yang
bermuara pada peningkatan layanan sistem satu atap
� Mendorong terciptanya Mamuju sebagai Provinsi yang berwawasan
lingkungan
VISI, MISI DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAMUJU
VISI
“Mamuju sehat secara merata, bermutu dan berkeadilan (Maju Serentak)
MISI
� Meningkatkan status kesehatan masyarakat
� Meningkatkan manajemen Sumber Daya Manusia Kesehatan yang tepat dan
mantap
� Meningkatkan disiplin pegawai yang kuat dan konsisten
� Meningkatkan regulasi yang berpihak kepada rakyat tanpa merugikan petugas
kesehatan
� Meningkatkan dukungan politik (Political will) Eksekutif dan Legislatif serta
pengelolaan keuangan yang kuat, akuntabel dan berkesinambungan
� Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan Kesehatan
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I : Pendahuluan
Bab II : Gambaran Umum
2.1 Keadaan Gegrafis
2.2 Penduduk
2.3 Iklim
2.4 Sosial Ekonomi
2.4.1 Pendidikan
2.4.2 Agama
2.4.3 Ekonomi
2.4.4 Kemiskinan
Bab III : Situasi Derajat Kesehatan
3.1 Angka Kematian
3.1.1 Angka Kematian Bayi
3.1.2 Angka Kematian Balita
3.1.1 Jumlah Kematian Ibu
3.2 Angka Kesakitan
3.2.1 Cakupan Penemuan & Penanganan Penderita
Penyakit “Acute Flaccid Paralysis” AFP per 100.000
Penduduk
3.2.2 Prevalensi Tuberkulosis
3.2.3 Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+
3.2.4 Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+
3.2.5 Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani
3.2.6 Persentase HIV/AIDS ditangani
3.2.7 Persentase Infeksi Menular Seksual Diobati
3.2.8 Darah Donor Diskrining terhadap HIV
3.2.9 Kasus Diare Ditangani
3.2.10 Prevalensi Kusta
3.2.11 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat
3.2.12 Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
3.2.13 Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)
per-100.000 Penduduk
3.2.14 Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)
3.2.15 Angka Kesakitan Malaria per-1.000 Penduduk
3.2.16 Angka Kematian Malaria
3.2.17 Kasus Penyakit Filariasis Ditangani
3.3 Status Gizi
3.3.1 Persentase Berat Bayi Lahir Rendah
3.3.2 Persentase Balita dengan Gizi Kurang
3.3.3 Persentase Balita dengan Gizi Buruk
Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan
4.1 Pelayanan Kesehatan
4.1.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1
4.1.2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4
4.1.3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan
4.1.4 Cakupan Pelayanan Nifas
4.1.5 Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil
4.1.6 Persentase Ibu Hamil yang mendapatkan Tablet Fe
4.1.7 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
4.1.8 Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang
Ditangani
4.1.9 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi
4.1.10 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Balita
4.1.11 Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas
4.1.12 Persentase KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi
4.1.13 Persentase KB Baru
4.1.14 Persentase KB Aktif
4.1.15 Cakupan Kunjungan Neonatus
4.1.16 Cakupan Kunjungan Bayi
4.1.17 Cakupan Desa/Kelurahan “Universal Child
Immunization” (UCI)
4.1.18 Persentase Cakupan Imunisasi Bayi
4.1.19 Persentase Bayi yang Mendapat ASI Ekslusif
4.1.20 Cakupan Pemberian Makanan Penadamping ASI
pada anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin
4.1.21 Jumlah Balita Ditimbang
4.1.22 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
4.1.23 Cakupan Pelayanan Anak Balita
4.1.24 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan
Setingkat
4.1.25 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila
4.1.26 Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1
4.1.27 Desa/Kelurahan Terkena KLB yang Ditangani 24
Jam
4.1.28 Jumlah Penderita dan Kematian Pada KLB
4.1.29 Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
4.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
4.2.1 Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra
Bayar
4.2.2 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan
Masyarakat Miskin
4.2.3 Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap
Masyarakat Miskin
4.2.4 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap
4.2.5 Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana
Pelayanan Kesehatan
4.2.6 Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit
4.2.7 Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit
4.3 Perilaku Hidup Masyarakat
4.3.1 Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS
4.4 Keadaan Lingkungan
4.4.1 Persentase Rumah Sehat
4.4.2 Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa
Jentik Nyamuk Aedes
4.4.3 Persentase Keluarga Menurut Jenis Sarana Air
Bersih yang Digunakan
4.4.4 Persentase Keluarga dengan Kepemilkan Sarana
Sanitasi Dasar
4.4.5 Persentase TTU & TPM
4.4.6 Persentase Institusi Dibina Kesehatan
Lingkungannya
Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan
5.1 Sarana Kesehatan
5.1.1 Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat
5.1.2 Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut
Kepemilkan
5.1.3 Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan
Labkes & Memiliki 4 Spesialis Dasar
5.1.4 Posyandu Menurut Strata
5.1.5 Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
5.2 Tenaga Kesehatan
5.2.1 Jumlah dan Rasio Tenaga Medis di Sarana
Kesehatan
5.2.2 Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan di Sarana
Puskesmas
5.2.3 Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian di Sarana
Kesehatan
5.2.4 Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat
di Sarana Kesehatan
5.2.5 Jumlah dan Rasio Tenaga Teknis Medis &
Fisioterapis di Sarana Kesehatan
5.3 Pembiayaan Kesehatan
Bab VI : Kesimpulan
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 1
BAB I
PENDAHULUAN
Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan Visi Pembangunan
Kesehatan Tahun 2010-2014 adalah “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan
Berkeadilan”. Dengan Misi : 1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat
madani, 2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya
upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, 3)
Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan, dan 4)
Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Dalam upaya mencapai Visi & Misi tersebut salah satu sarana yang
dapat digunakan adalah dengan melakukan pelaporan, pemantauan dan
evaluasi terhadap pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk
kinerja dari penyelenggaraan pelayanan minimal di bidang kesehatan di
kabupaten/kota yang tertuang dalam Profil Kesehatan Kabupaten Kota.
Pelaksanaan pembangunan kesehatan yang dilaksanakan secara
merata, terjangkau dan berkesinambungan, ditunjang oleh informasi
kesehatan yang baik sehingga sejalan dengan hal tersebut di harapkan pula
terjadi peningkatan derajat kesehatan masyarakat secara bermakna. Sistem
informasi kesehatan merupakan sumber daya non fisik manajemen
kesehatan yang bertujuan untuk memperoleh data / informasi yang akurat
dan lengkap sehingga dapat memonitor perkembangan operasional program
dan untuk menentukan strategi dan kebijakan kesehatan baik tingkat daerah
maupun nasional.
Kebutuhan data dan informasi kesehatan dari hari ke hari semakin
meningkat masyarakat semakin peduli dengan situasi kesehatan dan hasil
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 2
pembangunan kesehatan yang telah di lakukan oleh pemerintah terutama
terhadap masalah – masalah kesehatan yang berhubungan langsung dengan
kesehatan mereka, sebab kesehatan menyangkut hajat hidup masyarakat
luas, kepedulian masyarakat akan informasi kesehatan ini memberikan nilai
positif bagi pembangunan kesehatan itu sendiri. Untuk itu pengelola program
mengadakan dan memberikan data serta informasi yang di butuhkan
masyarakat yang dikemas secara baik.
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang – undang nomor 32 tahun
2004 tentang pemerintah daerah yang mengatur berbagai kewenangan
antara pemerintah pusat dan daerah mengundang konsekuensi bahwa
masing – masing daerah harus memiliki system kesehatan sendiri. Termasuk
dukungan system informasinya, profil kesehatan adalah salah satu produk
dari system informasi kesehatan .
Dalam rangka penyebaran data dan informasi kesehatan, “Profil
Kesehatan” Kabupaten Mamuju merupakan sarana informasi yang bertujuan
untuk mengetahui tentang gambaran situasi dan kondisi kesehatan
masyarakat yang ada di Wilayah Kabupaten Mamuju yang diterbitkan setiap
tahun oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju.
Profil kesehatan ini menyajikan tentang (1) Gambaran Umum
Kabupaten Mamuju yang meliputi ; keadaan geografis dan administratif
Wilayah Kabupaten Mamuju, dinamika penduduk, komposisi penduduk dan
kepadatan penduduk, situasi pendidikan menurut Kecamatan dan tingkat
pendidikan masyarakat yang ditamatkan, keadaan sosial ekonomi, sosial
budaya dan lingkungan yang dapat mempengaruhi timbulnya masalah-
masalah kesehatan masyarakat , (2) Situasi Derajat Kesehatan yang meliputi
; angka kelahiran penduduk, angka kematian bayi dan balita, angka kematian
Ibu akibat persalinan, angka kematian akibat kecelakaan lalulintas, angka
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 3
kesakitan penduduk dalam masyarakat berdasarkan golongan penyakit
dalam waktu tertentu, status gizi balita yang ada di wilayah Kabupaten
Mamuju yang mencakup BBLR, balita yang ditimbang, balita berat badan
naik, balita dibawah garis merah (BGM) dan balita gizi buruk (3) Situasi
Upaya Kesehatan yang meliputi ; pencapaian program pokok pelayanan
kesehatan dasar di Puskesmas, Rumah Sakit dan Unit-unit pelayanan
kesehatan lainnya, jenis pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang di
Puskesmas dan Rumah Sakit, upaya kesehatan keluarga, upaya
pemberantasan penyakit menular, upaya pembinaan kesehatan lingkungan
dan sanitasi dasar, upaya perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian
dan alat/sarana kesehatan, (4) Situasi Sumber Daya Kesehatan yang
meliputi ; keadaan tenaga kesehatan menurut kualifikasi pendidikan yang
ditamatkan dan jenis jabatan, keadaan sarana pelayanan kesehatan sebagai
penunjang, sumber dan besarnya pembiayaan kesehatan dalam program
pembangunan kesehatan di daerah, pembiayaan sumber daya kesehatan
lainnya, (5) Kesimpulan yang meliputi ; uraian tentang pencapaian program
pembangunan kesehatan di Kabupaten Mamuju dan masalah-masalah
kesehatan yang belum tercapai, serta (6) Lampiran yang meliputi ; penyajian
data umum dan kesehatan yang disajikan dalam bentuk tabel pada lampiran
profil yang merupakan sumber rujukan dalam pembahasan Profil Kesehatan
Kabupaten Mamuju, Tahun 2011.
Dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju, uraian penyajian
data dan informasi kesehatan meliputi :
Bab I : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil
Kesehatan dan sistematika dari penyajiannya.
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 4
Bab II : Gambaran Umum
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten/Kota.
Selain uraian tentang letak geografis, administratif dan informasi
umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal
kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan
lingkungan.
Bab III : Situasi Derajat Kesehatan
Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka
kematian, angka kesakitan, dan angka status gizi masyarakat
di wilayah Kabupaten Mamuju.
Bab IV : Situasi Upaya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan
penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan
kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam
situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan
dalam Bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya
pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan di
Kabupaten Mamuju.
Bab V : Situasi Sumber Daya Kesehatan
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga
kesehatan, pembiayaan kesehatan dan sumber daya kesehatan
lainnya yang ada di Kabupaten Mamuju.
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 5
Bab VI : Penutup
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu
disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan
Kabupaten Mamuju Tahun 2011. Selain keberhasilan-
keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan
hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka
penyelenggaraan program pembangunan kesehatan di wilayah
Kabupaten Mamuju.
Lampiran : Pada lampiran ini berisi Resume/angka pencapaian Kabupaten
Mamuju dan 79 tabel kesehatan yang terkait dengan kesehatan
yang responsif gender.
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 6
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 KEADAAN GEOGRAFIS
Kabupaten Mamuju terletak pada Provinsi Sulawesi Barat pada
posisi 10 38’ 110” – 20 54’ 552” Lintang Selatan; dan 110 54’ 47” – 130
5’ 35 Bujur Timur dari Jakarta; (00 0’ 0” Jakarta = 1600 48’ 28” Bujur
Timur Green Wich). Kabupaten yang beribukotakan di Kecamatan
Mamuju mempunyai batas wilayah sebagai berikut:
Utara :Kabupaten Mamuju Utara
Timur :Kabupaten Luwu Utara
Selatan :Kabupaten Majene, Kabupaten Mamasa dan Kabupaten Tana
Toraja
Barat :Selat Makassar.
Kabupaten Mamuju dengan luas wilayah 794.276 Ha, secara
administrasi pemerintahan terbagi atas 16 Kecamatan, terdiri dari 143
Desa, 10 Kelurahan, dan 2 UPT.
Kecamatan Kalumpang merupakan Kecamatan terluas dengan
luas 1.731,99 km² atau 21,81 persen dari seluruh luas wilayah
Kabupaten Mamuju. Sedangkan yang terkecil adalah Kecamatan
Balabalakang dengan luas wilayah 21,86 km² atau 0,28 persen dari
seluruh luas wilayah Kabupaten Mamuju.
Kabupaten Mamuju memiliki wilayah yang berbukit-bukit dan
hampir seluruh kecamatan dilintasi oleh sungai. Kecamatan yang paling
banyak dilintasi oleh sungai adalah kecamatan Bonehau yaitu sebanyak
12 sungai.
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 7
Diantara 16 kecamatan di Kabupaten Mamuju, ibu kota
kecamatan yang letaknya paling jauh dari ibu kota kabupaten adalah ibu
kota Kecamatan Balabalakang yaitu sejauh 202 km, dan ibu kota
kecamatan yang terdekat dari ibu kota kabupaten adalah ibu kota
kecamatan Simboro dengan jarak 6 km.
Tabel 1. Luas Wilayah, Persentase dan Banyaknya
Desa/Kelurahan/UPT menurut Kecamatan Tahun 2011.
NO KECAMATAN DESA/KEL/UPT LUAS
(Km²) %
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Tapalang
Tapalang Barat
Mamuju
Simboro
Balabalakang
Kalukku
Papalang
Sampaga
Tommo
Kalumpang
Bonehau
Budong-budong
Pangale
Topoyo
Karossa
Tobadak
9
7
8
8
2
13
9
7
14
13
9
11
9
15
13
8
283,31
131,72
206,64
111,94
21,86
470,26
197,60
119,40
827,35
1.731,99
962,12
222,39
111,70
869,89
1.138,30
536,29
3,57
1,66
2,60
1,41
0,28
5,92
2,49
1,50
10,42
21,81
12,11
2,80
1,41
10,95
14,33
6,75
JUMLAH 155 7.942,76 100,00
(Sumber : BPS Kab. Mamuju)
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 8
2.2 PENDUDUK
Jumlah penduduk Kabupaten Mamuju pada Tahun 2011 sebesar
336.973 Jiwa dengan jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Mamuju
yaitu 55.105 jiwa, dan Kecamatan Balabalakang adalah kecamatan
yang jumlah penduduknya paling sedikit yaitu 2.347 jiwa.
Kepadatan penduduk Kabupaten Mamuju pada tahun 2011 adalah
42 jiwa per Km², atau terdapat sekitar 42 jiwa setiap 1 Km².
Jumlah penduduk laki-laki di Kabupaten Mamuju pada tahun 2011
sebanyak 173.413 jiwa, sedangkan jumlah penduduk perempuan
sebanyak 163.560 jiwa. Data ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk
laki-laki 1,06% lebih banyak dari jumlah penduduk perempuan, dengan
perbandingan jenis kelamin (sex ratio) 106 atau diantara 100 orang
perempuan terdapat 106 laki-laki.
Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Mamuju sebanyak 75.746,
kecamatan yang jumlah rumah tangganya paling banyak adalah
Kecamatan Mamuju yaitu sebanyak 11.916 dengan rata-rata jumlah
anggota rumah tangga sebanyak 5 orang dan kecamatan yang jumlah
rumah tangganya paling sedikit adalah Kecamatan Balabalakang
sebanyak 412 dengan rata-rata jumlah jumla anggota rumah tangga
sebanyak 6 orang.
2.3 IKLIM
Curah hujan di Kabupaten Mamuju tertinggi pada bulan September
sebesar 17.570 mm³ dengan hari hujan selama 11 hari. Sedangkan
curah hujan terendah terjadi pada bulan Januari sebesar 2.781mm³
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 9
dengan jumlah hari hujan selama 6 hari. Selengkapnya dapat dilihat
pada gambar 2 dibawah ini.
Gambar 1. Curah Hujan setiap bulan di Kabupaten Mamuju Tahun 2011
2.4 SOSIAL EKONOMI
2.4.1. Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan
Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu upaya pemerintah
dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan SDM melalui
pendidikan adalah dengan mencanangkan program wajib
belajar 9 tahun. Dengan program ini diharapkan akan tercipta
SDM yang siap bersaing dalam Era Globalisasi.
Pemerintah Kabupaten Mamuju menetapkan Visi dan Misi untuk
mendukung pengembangan SDM di sektor pendidikan, salah
satu Misi Pemerintah Kab. Mamuju yang menyentuh langsung
2.781 3.135
7.336
5.099
9.654
5.865
11.806
11.838
17.570
10.024
10.467
6.916
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
12.000
14.000
16.000
18.000
20.000
Sumber : BPS Kab. Mamuju
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 10
pada sektor pendidikan adalah “Meneruskan layanan
Pendidikan dan Kesehatan Gratis yang semakin dimantapkan”.
Keadaan pendidikan di kabupaten Mamuju dapat dilihat dari
jumlah sekolah dan murid, mulai dari tingkat Sekolah Dasar
(SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA).
Tabel 2. : Banyaknya Sekolah, Guru, Murid Menurut
Kecamatan di Kabupaten Mamuju Tahun 2010
Uraian Sekolah
Guru Murid Rasio Murid
terhadap Guru
Laki-
laki Perempuan
Laki-
laki Perempuan
SD 415 1.470 2.314 30.104 28.418 15
SMP 74 522 526 7.233 7.387 14
SMA 24 234 208 3.095 3.496 15
2.4.2. Agama
Tabel 3. : Banyaknya Tempat Peribadatan di Kabupaten
Mamuju Tahun 2011
TAHUN
TEMPAT PERIBADATAN
MASJID MUSHOLLAH GEREJA PURA VIHARA
2011 586 195 252 58 6
53,42% 17,77% 22,97% 5,29% 0,55%
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Tabel 4.:
TAHU
2011
2.4.3. Ekonomi
Salah satu ukuran yang digunakan untuk melihat kemajuan
ekonomi suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB). Selain itu PDRB juga dapat dijadikan cerminan
keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang telah
dilaksanakan oleh suatu daerah.
Gambar 2.
Mamuju
Secara umum sejak tahun 2008 perekonomian di Kabupaten
Mamuju selalu mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun
PDRB
10
12
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
4.: Banyaknya penduduk Menurut Agama di
Kabupaten Mamuju Tahun 2011
TAHUN
AGAMA
ISLAM PROTESTAN KATOLIK HINDU
2011 245.425 23.641 3.717 6.229
87,57% 8,43% 1,33% 2,22%
Ekonomi
Salah satu ukuran yang digunakan untuk melihat kemajuan
ekonomi suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto
. Selain itu PDRB juga dapat dijadikan cerminan
keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang telah
dilaksanakan oleh suatu daerah.
Gambar 2. : Trend Perekonomian (PDRB) di kabupaten
Secara umum sejak tahun 2008 perekonomian di Kabupaten
u selalu mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun
2008 2009 2010
PDRB 9,69 8,26 10,59
9,69
8,26
0
2
4
6
8
10
12
11
Banyaknya penduduk Menurut Agama di
HINDU BUDHA
6.229 1.251
2,22% 0,45%
Salah satu ukuran yang digunakan untuk melihat kemajuan
ekonomi suatu daerah adalah Produk Domestik Regional Bruto
. Selain itu PDRB juga dapat dijadikan cerminan
keberhasilan pelaksanaan pembangunan yang telah
Trend Perekonomian (PDRB) di kabupaten
Secara umum sejak tahun 2008 perekonomian di Kabupaten
u selalu mengalami peningkatan. Tercatat pada tahun
2010
10,59
10,59
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 12
2008 perekonomian Mamuju tumbuh sebesar 9,69% tahun
2009 sebesar 8,26% dan tahun 2010 sebesar 10,59%.
PDRB Kabupaten Mamuju atas harga berlaku tahun 2010
sebesar 3.327.886,64 juta rupiah dengan kontribusi terbesar
dari sektor pertanian yaitu 49,04% sedangkan sektor dengan
kontribusi terkecil adalah sektor listrik, gas dan air bersih
sebesar 0,48%. (sumber BPS Kab. Mamuju)
2.4.4. Kemiskinan
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata
pengeluaran perkapita perbulan berada di bawah garis
kemiskinan, pendekatan yang dilakukan oleh BPS adalah
konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs
aproach), yakni ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar
makanan yang disetarakan 2100 kilokalori serta kebutuhan
bukan makanan, yakni kebutuhan minimum perumahan,
sandang, pendidikan, dan kesehatan.
Persentase penduduk miskin di Kabupaten Mamuju dari tahun
2006 hingga tahun 2010 menurun dari tahun ke tahun. Yaitu
dari 11,96% pada tahun 2006 turun menjadi 8,17% pada tahun
2010. Sedangkan garis kemiskinan dari tahun ke tahun terus
meningkat yaitu Rp118.318 pada tahun 2006 menjadi Rp
158.782 pada tahun 2010. Hal ini menunjukkan bahwa
kemakmuran masyarakat Kabupaten Mamuju semakin
meningkat
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 13
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Derajat kesehatan Masyarakat yang optimal adalah tingkat kondisi
kesehatan yang tinggi dan mungkin dicapai pada suatu saat yang sesuai
dengan kondisi dan situasi serta kemampuan yang nyata dari setiap
orang atau masyarakat dan harus selalu diusahakan peningkatannya
secara terus menerus.
Kesehatan merupakan hak dasar setiap manusia dan sangat
penting bagi perkembangan sosial dan ekonomi. Pembangunan
kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional yang
bertujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang dipengaruhi
4 (empat) faktor menurut “Hendrik L. Blum” yakni lingkungan, perilaku,
keturunan dan pelayanan kesehatan. Dalam mencapai tujuan itu
Pemerintah telah banyak berupaya dan bersungguh-sungguh
meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan baik yang bersifat
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Indikator yang dipergunakan untuk mengukur derajat kesehatan
Masyarakat Kabupaten Mamuju mengacu pada Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor 1202/Menkes/SK/VII/2003, tentang indikator
Indonesia Sehat 2010 dan pedoman Penetapan Indikator Propinsi Sehat
dan Kabupaten/Kota yang antara lain Mortalitas, Morbiditas, dan Status
gizi.
Derajat Kesehatan adalah parameter penilaian indeks
pembangunan kesehatan yang sering digunakan sebagai indikator
keberhasilan Pembangunan Kesehatan, Indikator utama yang digunakan
antara lain :
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 14
3.1. Angka Kematian (Mortality Rate)
3.1.1 Angka Kematian Bayi
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator sosial
yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan program
pemberantasan berbagai sebab kematian maupun program
kesehatan ibu dan anak, sebab AKB ini berkaitan erat dengan
tingkat kesehatan ibu dan anak.
Kematian Bayi adalah kematian yang terjadi antara saat
setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu tahun.
Banyak faktor yang dikaitkan dengan kematian bayi. Secara garis
besar kematian bayi, dari sisi penyebabnya, ada 2 macam yaitu
endogen (Neonatal) dan kematian eksogen (post neonatal).
Kematian Neonatal adalah kematian bayi yang terjadi pada
bulan pertama setelah dilahirkan, dan umumnya disebabkan oleh
faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir, yang diperoleh dari
orang tuanya pada saat konsepsi atau didapat selama kehamilan.
Dan kematian post neonatal adalah kematian bayi yang terjadi
setelah usia satu bulan sampai menjelang usia satu tahun yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang bertalian oleh pengaruh
lingkungan luar.
Salah satu indikator kesejahteraan rakyat di bidang kesehatan
adalah Angka kematian bayi ( AKB ) dalam setiap seribu
kelahiran hidup. Tingginya AKB merupakan indikator buruknya
derajat kesehatan masyarakat secara umum, sebagai dampak
dari rendahnya pelayanan kesehatan dan ketidakmampuan
secara ekonomi. Jumlah kematian Bayi dalam dua tahun terakhir
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 15
dapat di tekan melalui program – program dibidang kesehatan.
Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten Mamuju sebanyak 87 orang,
Laki-laki (39 orang) Perempuan (48 orang). AKB Kabupaten
Mamuju tahun 2011 sebesar 13,2 per 1000 kelahiran hidup atau
sebanyak 87 dari 6.601 kelahiran hidup, mengalami penurunan
dari Tahun 2010 yaitu 14,8 per 1000 kelahiran hidup atau 85 dari
5.584 kelahiran hidup. Tingginya AKB Tahun 2011 disebabkan
karena berbagai macam faktor yaitu disebabkan Asfiksia, BBLR,
infeksi dan cacat bawaan.
3.1.2 Angka Kematian Balita
Angka kematian Balita menggambarkan tingkat permasalahan
kesehatan anak dan factor – factor yang berpengaruh terhadap
kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi,
kecelakaan.
Angka Kematian Balita (AKBA) adalah jumlah kematian anak
berusia 0-4 tahun (59 Bulan) selama satu tahun tertentu per
1.000 kelahiran hidup pada tahun yang sama (termasuk kematian
bayi). AKBA menggambarkan faktor-faktor lingkungan yang
berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti Gizi,
sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Jumlah Kematian
Balita di Kabupaten Mamuju tahun 2011 sebanyak 92 orang,
laki-laki (42 orang) perempuan (50 orang). AKBA Kabupaten
Mamuju Tahun 2011 yang tercatat sebesar 13,9 per 1.000
kelahiran hidup.
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Gambar 3.
3.1.3 Jumlah Kematian Ibu
Jumlah kematian ibu ( AKI ) berguna untuk menggambarkan
tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan
ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pela
terutama untuk kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu
melahirkan dan masa nifas.
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau
kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan
tanpa memendang lamanya keha
yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab
kecelakaan, terjatuh dan lain
Kematian ibu maternal di Kabupaten Mamuju Tahun 2
sebanyak 13 Kasus, dengan rincian Kematian Ibu Hamil (5
2,4
17,2
0
5
10
15
20
25
2007
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Gambar 3. :Trend Angka Kematian Bayi dan
(AKB/AKABA) per 1000 kelahiran hidup
Jumlah Kematian Ibu
Jumlah kematian ibu ( AKI ) berguna untuk menggambarkan
tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan
ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan
terutama untuk kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu
melahirkan dan masa nifas.
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau
kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan
tanpa memendang lamanya kehamilan atau tempat persalinan,
yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan, terjatuh dan lain-lain (Budi Utomo 1985). Angka
Kematian ibu maternal di Kabupaten Mamuju Tahun 2
sebanyak 13 Kasus, dengan rincian Kematian Ibu Hamil (5
1,8 2,2 2,10,76
14,7 14,8 15,2
13,2
2007 2008 2009 2010 2011
16
ayi dan Anak Balita
per 1000 kelahiran hidup
Jumlah kematian ibu ( AKI ) berguna untuk menggambarkan
tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan
yanan kesehatan
terutama untuk kesehatan ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu
Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau
kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan
milan atau tempat persalinan,
yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau
sebab lain seperti
lain (Budi Utomo 1985). Angka
Kematian ibu maternal di Kabupaten Mamuju Tahun 2011
sebanyak 13 Kasus, dengan rincian Kematian Ibu Hamil (5
Bayi
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Kasus) Kematian Ibu Bersalin (3 Kasus) dan kematian Ibu Nifas
(5 kasus).
Gambar 4
3.2. Angka Kesakitan
3.2.1. Cakupan Penemuan & Penanga
Flaccid Paralysis” (AFP) per 100.000 Penduduk.
Surveilans AFP pada hakekatnya adalah pengamatan dan
penjaringan semua kelumpuhan yang terjadi secara mendadak
dan bukan karena trauma.
tidak ditemukan jumlah penderita AFP.
21
0
5
10
15
20
25
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Kasus) Kematian Ibu Bersalin (3 Kasus) dan kematian Ibu Nifas
.
4. :Trend Jumlah Kematian Ibu di Kab. Mamuju Tahun
2007-2011
Angka Kesakitan
Cakupan Penemuan & Penanganan Penderita Penyakit “Acute
Flaccid Paralysis” (AFP) per 100.000 Penduduk.
Surveilans AFP pada hakekatnya adalah pengamatan dan
penjaringan semua kelumpuhan yang terjadi secara mendadak
bukan karena trauma. Kabupaten mamuju pada tahun 2011
emukan jumlah penderita AFP.
21
15
18
10
2007 2008 2009 2010
17
Kasus) Kematian Ibu Bersalin (3 Kasus) dan kematian Ibu Nifas
di Kab. Mamuju Tahun
nan Penderita Penyakit “Acute
Surveilans AFP pada hakekatnya adalah pengamatan dan
penjaringan semua kelumpuhan yang terjadi secara mendadak
Kabupaten mamuju pada tahun 2011
13
2011
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
3.2.2. Prevalensi Tuberkulosis
TB atau yang dulu dikenal TBC adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobecterium
Tuberculosis). TB dapat menyerang siapa saja, terutama
menyerang usia produktif/masi
anak-anak.
3.2.3. Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+
Berdasarkan Laporan Bidang P2PL Angka Penemuan Kasus
TB Paru BTA+ di Kabupaten Mamuju pada tahun 2011
sebanyak 326 kasus dari 705 kasus yang diperkirakan atau
sebesar
Gambar
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Prevalensi Tuberkulosis
TB atau yang dulu dikenal TBC adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobecterium
Tuberculosis). TB dapat menyerang siapa saja, terutama
menyerang usia produktif/masih aktif bekerja (15-50 tahun) dan
anak.
Angka Penemuan Kasus TB Paru BTA+
Berdasarkan Laporan Bidang P2PL Angka Penemuan Kasus
TB Paru BTA+ di Kabupaten Mamuju pada tahun 2011
sebanyak 326 kasus dari 705 kasus yang diperkirakan atau
sebesar 46,24%.
Gambar 5. :Trend Jumlah Penemuan Penderita Baru TB BTA+
di Kab. Mamuju Tahun 2007-2011
18
TB atau yang dulu dikenal TBC adalah penyakit menular
langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobecterium
Tuberculosis). TB dapat menyerang siapa saja, terutama
50 tahun) dan
Berdasarkan Laporan Bidang P2PL Angka Penemuan Kasus
TB Paru BTA+ di Kabupaten Mamuju pada tahun 2011
sebanyak 326 kasus dari 705 kasus yang diperkirakan atau
Jumlah Penemuan Penderita Baru TB BTA+
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 19
3.2.4. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+
TB dapat menyebabkan kematian, apabila tidak diobati, 50%
dari pasien akan meninggal setelah 5 tahun.
Keberhasilan pelaksanaan program penanggulangan TB Paru
dapat diukur dari pencapaian angka kesembuhan penderita.
Pada Tahun 2011 Angka kesembuhan penderita TB Paru
BTA+ di Kabupaten Mamuju sebesar 95,65 %. Laki-laki
(96,97%) Perempuan (93,33%)
3.2.5. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani
Sampai saat ini diketahui bahwa 80% - 90% dari seluruh kasus
kematian ISPA disebabkan Pneumonia dan Pneumonia
merupakan salah satu penyebab kematian bayi dan balita.
Pada tahun 2011 jumlah perkiraan penderita pneumonia pada
balita sebanyak 4.212 dengan jumlah penderita balita dan
balita yang ditemukan dan ditangani adalah 556 dengan
persentasi 13,2%.
3.2.6. Persentase HIV/AIDS ditangani
Penyakit HIV/AIDS yang 30 tahun lalu sama sekali belum
dikenal, tapi saat ini sudah sangat memprihatinkan
kelangsungan hidup manusia. Epidemi AIDS telah menyebar
dengan sangat cepat dan melanda hampir seluruh negara di
dunia. Saat ini Indonesia mengalami epidemi yang
berkembang paling cepat di Asia.
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 20
Sampai dengan 30 Juni 2009, Departemen Kesehatan sudah
melaporkan secara kumulatif kasus AIDS sebesar 17.699
orang dan dilaporkan dari 32 provinsi serta 300 Kab/Kota.
Berdasarkan laporan dari Bidang P2PL Dinkes Kab. Mamuju
Tahun 2011 tidak ada kasus HIV/AIDS yang ditangani. Akan
tetapi hal ini harus tetap menjadi perhatian kita mengingat
adanya fenomena “Gunung Es” dan tidak tertutup
kemungkinan ada kasus yang tidak terlapor dan akan ada
bahkan cenderung akan terus meningkat di masa yang akan
datang.
3.2.7. Persentase Infeksi Menular Seksual Diobati
Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah salah satu
penyakit infeksi yang disebabkan oleh faktor perilaku
seseorang akibat hubungan seksual. Penyakit ini biasanya
sering terjadi pada daerah – daerah perkotaan karena penyakit
ini erat kaitannya dengan keberadaan sarana / tempat –
tempat hiburan seperti diskotik, Bartempat penginapan atau
hotel sebagai sarana prostitusi bagi wanita tuna susila ( WTS ).
Pada tahun 2011 jumlah Infeksi Menular Seksual (IMS)
sebanyak 630 kasus , laki-laki (241 kasus) perempuan (389
kasus). Hal ini mengalami peningkatan dari jumlah kasus pada
tahun 2010 yaitu sebanyak 493 Kasus.
3.2.8. Darah Donor Diskrining terhadap HIV
Jumlah pendonor di UTD RSUD Mamuju tahun 2011 menurut
jenis kelamin sebanyak 930 orang dengan rincian laki – laki
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 21
sebanyak 751 orang dan perempuan 179 orang. Banyaknya
jumlah pendonor di RSUD Mamuju semua dilakukan
pemeriksaan sampel darah baik laki – laki maupun perempuan
(100%). Dari hasil pemeriksaan ditemukan postif HIV
sebanyak 3 orang, laki-laki (2 orang) perempuan (1 orang).
3.2.9. Kasus Diare Ditangani
Diare merupakan penyakit menular berbasis lingkungan.
Penyakit ini akan tinggi apabila kondisi sanitasi lingkungan
yang rendah dan tidak memenuhi syarat – syarat kesehatan.
Jumlah kasus diare pada tahun 2011 sebanyak 18.425, laki-
laki (9.327) perempuan (9.098), dari 13.850 kasus yang
diperkirakan.
3.2.10. Prevalensi Kusta
Jumlah Kasus Penyakit Kusta di Kabupaten Mamuju Tahun
2011 tercatat sebanyak 32 kasus dengan rincian PB 4 kasus
dan MB 28 kasus.
Sedangkan prevalensi penyakit kusta sebesar 0,9 per 10.000
penduduk.
3.2.11. Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat
Persentase penderita kusta selesai berobat baik dari penderita
kusta yang tercatat pada tahun 2009 dan 2010 yang berjumlah
14 orang sebesar 100%.
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 22
3.2.12. Jumlah Kasus Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengn
Imunisasi (PD3I)
Program Imunisasi merupakan salah satu bentuk pencegahan
penularan penyakit menular. Pada tahun 2011 Berdasarkan
laporan dan catatan Bidang P2PL Dinas Kesehatan
Kabupaten Mamuju tidak terdapat kasus penyakit menular
yang di cegah dengan imunisasi (PD3I).
3.2.13. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per-
100.000 Penduduk
Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit menular
bersifat akut yang disebabkan oleh virus Dengue, yang
ditularkan melalui perantaraan vektor (nyamuk Aedes Aegypti).
Jumlah kasus DBD di Kabupaten Mamuju Tahun 2011
sebanyak 173 kasus , laki-laki (64 kasus) perempuan (109
kasus). Kasus DBD pada tahun 2011 terbanyak ditemukan di
Kecamatan Kalukku (81 kasus), Kecamatan Karossa (66
kasus), Kecamatan Topoyo (17 kasus) dan Kecamatan
Mamuju (9 kasus).
Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue tahun 2011
sebesar 51,34 per-100.000 penduduk
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Gambar
3.2.14. Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dari 173 kasus DBD yang ditemukan di Kabupaten Mamuju
pada tahun 2011 tercatat ada 1 Kematian akibat DBD yang
berasal dari Kecamatan Mamuju.
3.2.15. Angka Kesakitan Malaria per
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia. Walaupun angka kesakitan dan kematian akibat
malaria di Indonesia saat ini cenderung menurun, namun
demikian Pemerintah memandang malaria masih merupakan
ancaman terhadap status keseha
pada masyarakat yang hidup di daerah terpencil.
Kab. Mamuju yang mana sebagian besar wilayahnya masih
tergolong daerah terpencil memiliki Angka Kesakitan Malaria
sebesar 4,1 per 1000 Penduduk
0
20
40
60
80
100
120
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Gambar 5. :Trend Jumlah kasus DBD di Kab. Mamuju Tahun
2007-2011
Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dari 173 kasus DBD yang ditemukan di Kabupaten Mamuju
pada tahun 2011 tercatat ada 1 Kematian akibat DBD yang
berasal dari Kecamatan Mamuju.
Angka Kesakitan Malaria per-1.000 Penduduk
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia. Walaupun angka kesakitan dan kematian akibat
malaria di Indonesia saat ini cenderung menurun, namun
demikian Pemerintah memandang malaria masih merupakan
ancaman terhadap status kesehatan masyarakat terutama
pada masyarakat yang hidup di daerah terpencil.
Kab. Mamuju yang mana sebagian besar wilayahnya masih
tergolong daerah terpencil memiliki Angka Kesakitan Malaria
sebesar 4,1 per 1000 Penduduk
2
25
37
2007 2008 2009 2010
23
Jumlah kasus DBD di Kab. Mamuju Tahun
Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dari 173 kasus DBD yang ditemukan di Kabupaten Mamuju
pada tahun 2011 tercatat ada 1 Kematian akibat DBD yang
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat
di Indonesia. Walaupun angka kesakitan dan kematian akibat
malaria di Indonesia saat ini cenderung menurun, namun
demikian Pemerintah memandang malaria masih merupakan
tan masyarakat terutama
Kab. Mamuju yang mana sebagian besar wilayahnya masih
tergolong daerah terpencil memiliki Angka Kesakitan Malaria
8
91
2010 2011
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
3.2.16. Angka Kematian Malaria
Di Kabu
Kematian akibat Malaria.
3.2.17. Kasus Penyakit Filariasis Ditangani
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan
Kabupaten Mamuju Tahun 2011 tidak ditemukan penderita
Filariasis.
Gambar
3.3. Status Gizi
3.3.1. Persentase Berat Bayi Lahir Rendah
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia
kehamilan yang belum cukup bulan ( premature ) disamping itu
0
1
2
3
4
5
6
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Angka Kematian Malaria
Di Kabupaten Mauju pada tahun 2012 tidak ditemukan
Kematian akibat Malaria.
Kasus Penyakit Filariasis Ditangani
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan
Kabupaten Mamuju Tahun 2011 tidak ditemukan penderita
Filariasis.
Gambar 6. :Trend Jumlah kasus Filariasis di Kab. Mamuju
Tahun 2007-2011
Persentase Berat Bayi Lahir Rendah
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia
kehamilan yang belum cukup bulan ( premature ) disamping itu
2007 2008 2009 2010
0 0 0
6
24
paten Mauju pada tahun 2012 tidak ditemukan
Berdasarkan laporan Bidang P2PL Dinas Kesehatan
Kabupaten Mamuju Tahun 2011 tidak ditemukan penderita
Jumlah kasus Filariasis di Kab. Mamuju
Secara umum bayi BBLR ini berhubungan dengan usia
kehamilan yang belum cukup bulan ( premature ) disamping itu
2011
0
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 25
juga disebabkan dismaturitas. Artinya bayi lahir cukup bulan
(Usia kehamilan 38 minggu), tapi berat badan (BB) lahirnya lebih
kecil ketimbang masa kehamilannya, yaitu tidak mencapai 2.500
gram.
Biasanya hal ini terjadi karena adanya gangguan pertumbuhan
bayi sewaktu dalam kandungan yang disebabkan oleh penyakit
ibu seperti adanya kelainan plasenta, infeksi, Hipertensi dan
keadaan – keadaan lain yang menyebabkan suplai makanan ke
bayi jadi berkurang .” ( Pringgardani,SpA).
Berat badan Lahir Rendah ( < 2.500 gram ) merupakan salah
satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal
dan neonatal. Barker dkk dalam Hardiansyah dkk ( 2000 )
mengungkapkan bahwa BBLR mempunyai dampak yang
kompleks sampai usia dewasa antara lain meningkatkan resiko
terkena penyakit jantung koroner, Diabetes mellitus, gangguan
metabolik dan kekebalan tubuh serta ketahanan fisik yang
resultantenya adalah beban ekonomi individu dan masyarakat.
Berdasarkan catatan dan laporan Bidang Bina Kesehatan
Keluarga Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2011
jumlah bayi lahir yang ditimbang sebanyak 6.337 dari jumlah lahir
hidup 6.601 dengan persentase bayi ditimbang 96 %
Jumlah bayi lahir BBLR pada tahun 2011 sebanyak 147 bayi
dengan persentase 2,3% mengalami peningkatan dari tahun
2010 (1,79%)
3.3.2. Persentase Balita dengan Gizi Kurang
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 26
Masalah gizi kurang atau kurang energy protein ( KEP ) adalah
masalah gizi yang banyak diderita oleh anak dinegara
berkembang, gangguan ini dapat dilihat dari kurangnya
pertumbuhan berat badan atau tinggi badan anak sesuai dengan
pertumbuhan umur. Dikatakan gizi buruk apabila berat badan
menurut umur tidak sesuai dengan berat badan normal atau
kurang <-3 standar deviasi (SD).
Jumlah kasus Gizi Kurang di Kabupaten Mamuju Tahun 2011
sebanyak 1.774 atau 7,18%
3.3.3. Persentase Balita dengan Gizi Buruk
Gizi buruk adalah bentuk terparah dari proses terjadinya
kekurangan gizi menahun. Anak balita atau kurang gizi secara
sederhana dapat diketahui dengan membandingkan antara berat
badan menurut umurnya dengan rujukan ( standar ) yang telah
ditetapkan. pengertian busung lapar adalah keadaan yang terjadi
akibat kekurangan pangan dalam kurun waktu tertentu pada satu
wilayah, sehingga mengakibatkan kurangnya asupan gizi yang di
perlukan, yang pada akhirnya berdampak pada kondisi status gizi
menjadi gizi buruk.
Jumlah Balita Gizi Buruk di wilayah Kabupaten Mamuju Tahun
2011 sebanyak 59 Balita atau 0,24%, mengalami peningkatan
yang cukup signifikan dari tahun 2010 sebanyak 18 kasus atau
0.08%.
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 27
BAB IV
PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN
4.1. Pelayanan Kesehatan
4.1.1. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1
Cakupan K1 merupakan gambaran seberapa besar ibu
hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan. Pelayanan yang diberikan oleh petugas
Kesehatan pada ibu hamil yang berkunjung ke tempat
pelayanan kesehatan atau antenatal care ( ANC ) meliputi
penimbangan, berat badan, pemeriksaan kehamilannya,
pemberian tablet besi (fe), pemberian imunisasi TT dan
konsultasi.
Cakupan kunjungan K1 di Kabupaten Mamuju Tahun
2011 sebesar 99,95%
4.1.2. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4
Sedang K4 adalah merupakan gambaran
seberapa besar ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan ibu hamil sesuai standar dengan paling sedikit 4
( empat ) kali kunjungan selama kehamilan dengan kriteria
sekali pada trisemester pertama, sekali pada trisemester
kedua dan dua kali pada trisemester ketiga.
Cakupan kunjungan K4 di Kabupaten Mamuju Tahun
2011 sebesar 81,1%
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 28
4.1.3. Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Tenaga yang dapat memberikan pertolongan
persalinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tenaga
profesional ( dokter spesialis, kebidanan, dokter umum,
bidan, pembantu bidan, dan perawat bidan ) dan dukun bayi
( dukun terlatih dan tidak terlatih).
Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru
lahir sebagian terjadi pada masa di sekitar persalinan, salah
satu cara untuk menghindari atau mengatasi masalah
tersebut yaitu dengan melakukan persalinan yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan yang mempunyai potensi kebidanan.
Cakupan Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan tahun 2011 sebesar 80%, mengalami
peningkatan dari tahun 2010 (66,95%)
Gambar 7. :Trend Cakupan Persalinan di Tolong oleh
Nakes di Kab. Mamuju Tahun 2007-2011
56,4158,24
66,95
80
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
2008 2009 2010 2011
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 29
4.1.4. Cakupan Pelayanan Nifas
Cakupan kunjungan nifas merupakan perawatan ibu
maternal pasca persalinan, Kunjungan nifas sering
disamaartikan dengan kunjungan neonatus karena
waktunya yang bersamaan.
Penurunan angka kematian ibu dapat ditempuh dengan
menciptakan kondisi ibu selama kehamilan, persalinan dan
post – partum atau nifas menjadi aman dan terpantau oleh
Petugas Kesehatan. Cakupan Pelayanan Ibu Nifas tahun
2011 sebesar 82,9%
4.1.5. Persentase Cakupan Imunisasi TT Ibu Hamil
Persentase cakupan Imunisasi TT2+ Ibu Hamil tahun 2011
sebesar 79,4%. TT-1 (66,1%) TT-2 (51,6%) TT-3 (13,8%)
TT-4 (6,0) TT-5 (8,0)
4.1.6. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tablet Fe
Pada tahun 2011 Persentase Ibu Hamil yang mendapatkan
Tablet Fe1 (30 tablet) sebesar 92,15% dan Persentase Ibu
Hamil yang mendapatkan Tablet Fe2 (90 tablet) sebesar
79,42%
4.1.7. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Penanganan komplikasi kebidanan adalah pelayanan
kepada ibu dengan komplikasi kebidanan untuk mendapat
penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan
kompeten pada tingkat pelayanan dasar dan rujukan.
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 30
Diperkirakan sekitar 15-20% ibu hamil akan mengalami
komplikasi kebidanan. Komplikasi dalam kehamilan dan
persalinan tidak selalu dapat diduga sebelumnya, oleh
karenanya semua persalinan harus ditolong oleh tenaga
kesehatan agar komplikasi kebidanan dapat segera
dideteksi dan ditangani
Resiko tinggi pada ibu hamil adalah keadaan ibu hamil
yang mengancam kehidupannya maupun janinnya,
misalnya umur, paritas, interval dan tinggi badan.
Sedangkan yang dimaksud dengan komplikasi pada proses
persalinan adalah keadaan dalam proses persalinan yang
mangancam keadaan ibu maupun janinnya, misalnya
perdarahan, preklamsia ( keracunan kehamilan ), infeksi
jalan lahir, letak lintang, partus lama dan lain – lain.
Cakupan komplikasi kebidanan yang ditangani tahun 2011
berjumlah 573 kasus dari 1.631 perkiraan kasus komplikasi
kebidanan atau sebesar 35,1%
4.1.8. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
Cakupan Neonatus Risti dengan komplikasi yang ditangani
berjumlah 308 kasus dari 990 perkiraan Neonatus
Risti/Komplikasi atau sebesar 31,1%.
4.1.9. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Bayi
Cakupan pemberian Vitamin A pada Bayi usia 6-11 bulan
tahun 2011 sebesar 41%.
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
4.1.10. Cakupan Pemb
Cakupan pemberian Vitamin A pada Anak Balita banyak 2
kali sebesar 66,09%
4.1.11. Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas
Cakupan pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas tahun 2011
sebesar 77,04%
4.1.12. Persentase Peserta K
Persentase peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi
Tahun 2011 yang menggunakan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) sebesar
Kontrasepsi Jang
Gambar
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Cakupan Pemberian Vitamin A pada Anak Balita
Cakupan pemberian Vitamin A pada Anak Balita banyak 2
kali sebesar 66,09%
Cakupan Pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas
Cakupan pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas tahun 2011
sebesar 77,04%
Persentase Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi
Persentase peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi
Tahun 2011 yang menggunakan Metode Kontrasepsi
Jangka Panjang (MKJP) sebesar 1,5%. Dan Non Metode
Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) sebesar 98
Gambar 8. : Persentase KB Aktif Manurut Jenis
Kontrasepsi (MKJP) di Kab. Mamuju Tahun
2011
0,3
1,1
IUD MOP MOW IMPLAN
31
erian Vitamin A pada Anak Balita
Cakupan pemberian Vitamin A pada Anak Balita banyak 2
Cakupan pemberian Vitamin A pada Ibu Nifas tahun 2011
B Aktif menurut Jenis Kontrasepsi
Persentase peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi
Tahun 2011 yang menggunakan Metode Kontrasepsi
%. Dan Non Metode
ka Panjang (Non MKJP) sebesar 98,5%
ntase KB Aktif Manurut Jenis
Kontrasepsi (MKJP) di Kab. Mamuju Tahun
0
0,1
IMPLAN
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Gambar
4.1.13. Persentase KB Baru
Jumlah
Tahun 2
Subur (PUS) atau sebesar 19,3%
4.1.14. Persentase KB Aktif
Jumlah
Tahun 2011
Subur (PUS) ata
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Gambar 9. : Persentase KB Aktif Manurut Jenis
Kontrasepsi (Non MKJP) di Kab. Mamuju
Tahun 2011
Persentase KB Baru
Jumlah Persentase KB Baru di Kabupaten Mamuju
Tahun 2011 sebanyak 11.717 dari 60.745 Pasangan Usia
Subur (PUS) atau sebesar 19,3%
Persentase KB Aktif
Jumlah Persentase KB Aktif di Kabupaten Mamuju
Tahun 2011 sebanyak 45.134 dari 60.745 Pasangan Usia
Subur (PUS) atau sebesar 74,3%
57,4
2,1
SUNTIK PIL KONDOM
32
: Persentase KB Aktif Manurut Jenis
Kontrasepsi (Non MKJP) di Kab. Mamuju
Persentase KB Baru di Kabupaten Mamuju
11.717 dari 60.745 Pasangan Usia
di Kabupaten Mamuju
dari 60.745 Pasangan Usia
39,1
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 33
4.1.15. Cakupan Kunjungan Neonatus
Cakupan kunjungan Neonatus 1 kali (KN1) tahun 2011
sebesar 95,3%
Cakupan kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) tahun
2011 sebesar 78,2%.
4.1.16. Cakupan Kunjungan Bayi
Cakupan kunjungan Bayi (minimal 4 kali) tahun 2011
sebesar 99,2%
4.1.17. Cakupan Desa/Kelurahan “Universal Child Immunization”
(UCI)
Pencapaian Universal Child Imunization (UCI) pada
dasarnya merupakan suatu gambaran terhadap cakupan
sasaran bayi yang telah mendapatkan imunisasi secara
lengkap dengan di tunjukkan pada cakupan Imunisasi
campak dan polio. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan
batasan Wilayah tertentu (desa), hal ini berarti dalam
Wilayah tersebut dapat diprediksi tingkat kekebalan
masyarakat terhadap penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi.
Cakupan desa UCI di Kabupaten Mamuju tahun 2011
sebesar 85,8%. Berdasarkan laporan dan catatan Bidang
P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju, Bahwa jumlah
Desa/Kelurahan UCI tahun 2010 sebesar 76% Tahun 2009
sebesar 20%.
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Gambar
4.1.18. Persentase Cakupan Imunisasi Bayi
Gambar 11
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
20
40
60
80
100
120
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Gambar 10. : Trend Cakupan Desa UCI di Kab. M
Persentase Cakupan Imunisasi Bayi
Gambar 11 : Trend Cakupan imunisasi DPT1+HB1
15
30
76
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
2008 2009 2010
39,4
91 85,3
100
0
20
40
60
80
100
120
2007 2008 2009 2010
34
di Kab. Mamuju
imunisasi DPT1+HB1
85,8
2011
91,7
2010 2011
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Gambar 12 : Trend
90%
Gambar 13 : Trend
91,5%
20
40
60
80
100
120
20
40
60
80
100
120
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Gambar 12 : Trend Cakupan imunisasi DPT3+HB3 sebesar
Gambar 13 : Trend Cakupan imunisasi Campak sebesar
26,9
81
72,8
95,5
0
20
40
60
80
100
120
2007 2008 2009 2010
66,1
81
71,6
98,9
0
20
40
60
80
100
120
2007 2008 2009 2010
35
Cakupan imunisasi DPT3+HB3 sebesar
Cakupan imunisasi Campak sebesar
90
2010 2011
91,5
2010 2011
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Gambar 14 : Trend
Gambar 15 :
20
40
60
80
100
120
20
40
60
80
100
120
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
Gambar 14 : Trend Cakupan Imunisasi BCG sebesar 91%
Gambar 15 : Trend Cakupan Imunisasi Polio3
Mamuju
87,988
81,9
98,6
0
20
40
60
80
100
120
2007 2008 2009 2010
67,8
82
75,6
97,2
0
20
40
60
80
100
120
2007 2008 2009 2010
36
munisasi BCG sebesar 91%
Cakupan Imunisasi Polio3 di Kab.
91
2010 2011
90,8
2010 2011
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 37
4.1.19. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Ekslusif
ASI ( Air susu ibu ) merupakan salah satu makanan yang
sempurna dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur
– unsur gizi yang dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan
dan perkembangan bayi guna mencapai pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang optimal. Oleh sebab itu pemberian
ASI perlu diberikan secara eksklusif sampai umur 6 bulan
dan dapat dilanjutkan sampai anak umur 2 tahun.
ASI Ekslusif adalah memberikan ASI saja kepada bayi
sejak lahir sampai 6 bulan.
Pada tahun 2011 cakupan pemberian ASI Ekslusif sebesar
77,9% mengalami peningkatan dari tahun 2010 (72,84%).
Meskipun pemberian ASI Eksklusif meningkat di tahun
2011 tetapi belum memenuhi target yang diharapkan yaitu
80%, perlu mendapat perhatian khusus dan memerlukan
pemikiran dalam mencari upaya terobosan serta tindakan
nyata yang harus dilakukan oleh provider dibidang
kesehatan dan semua komponen masyarakat dalam rangka
penyampaian informasi maupun sosialisasi guna
meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat.
4.1.20. Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Anak
Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau
minuman yang mengandung Gizi, diberikan kepada bayi
atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi Gizi selain dari
ASI. MP-ASI harus segera diberikan mulai bayi berusia 6
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 38
bulan karena pada usia 6-12 bulan ASI hanya menyediakan
½ atau lebih kebutuhan Gizi bayi dan pada usia 12-24 bulan
ASI menyediakan 1/3 dari kebutuhan Gizi bayi.
MP-ASI dapat berasal dari bahan makanan lokal yang
dibuat sendiri maupun yang berasal dari olahan pabrik
dalam bentuk bungkusan, kaleng, atau botol.
4.1.21. Jumlah Balita Ditimbang
Perkembangan keadaan gizi masyarakat yang dapat
dipantau berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan tiap
pemegang Program. Perbaikan gizi masyarakat yang
tercermin dalam hasil penimbangan balita setiap bulan di
posyandu menunjukkan bahwa pada tahun 2011 jumlah
Balita ditimbang (D) sebanyak 24.760 atau 58,8%.
Cakupan Balita dengan BB naik (N/D) tahun 2011 sebesar
61,8% dan Cakupan Balita BGM sebesar 1,2%.
4.1.22. Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Jumlah Balita Gizi buruk tahun 2011 berjumlah 59 orang
dan yang mendapatkan perawatan berjumlah 59 orang.
Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapatkan perawatan
sebesar 100%
4.1.23. Cakupan Pelayanan Anak Balita
Cakupan Anak Balita yang mendapat pelayanan kesehatan
(minimal 8 kali) sebesar 71,5%
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 39
4.1.24. Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Cakupan murid SD dan setingkat yang mendapatkan
pelayanan kesehatan yang sesuai standar di Kabupaten
Mamuju Tahun 2011 sebesar 42,8%
4.1.25. Cakupan Pelayanan Kesehatan Usila
Cakupan pelayanan kesehatan Usia Lanjut (60 Tahun+)
tahun 2011 sebesar 71,91% dengan rincian laki-laki
(74,69%) perempuan (69,11%)
4.1.26. Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus
diberikan pelayanan Kesehatan (RS) di Kab/Kota
Persentase sarana kesehatan dengan kemampuan
pelayanan Gawat Darurat (Gadar) level 1 di Kabupaten
Mamuju tahun 2011 berjumlah 11 buah, 1 buah Rumah
Sakit Umum dan 10 buah puskesmas perawatan atau
sebesar 100%.
4.1.27. Desa Kelurahan Terkena KLB yang ditangani P24 jam
Selama tahun 2011 tercatat ada 1 Kejadian Luar Biasa
(KLB) Diare tepatnya pada bulan Februari terjadi di
Kecamatan Karossa, khususnya di Desa Kayucalla wilayah
kerja puskesmas Durikumba.
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 40
4.1.28. Jumlah Penderita dan Kematian pada KLB
Kejadian Luar Biasa (KLB) Diare di Desa Kayucalla
Kecamatan Karossa menyebabkan kematian (1 orang)
dengan penderita yang tercatat berjumlah 4 orang dari 584
penduduk di Desa tersebut.
4.2.29. Jumlah Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Jumlah seluruh kegiatan penyuluhan kelompok yang
dilaksanakan selama Tahun 2011 sebanyak 857 kali yang
berasal dari kegiatan penyuluhan 29 Puskesmas.
4.2. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
4.2.1. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar
Berdasarkan Laporan dan Catatan Bidang Bina Upaya
Pelayanan Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2011
Jumlah peserta Jaminan Kesehatan Pra Bayar (Askes)
sebanyak 19.234 dan Peserta Jaminan Kesehatan Pra
Bayar (Askeskin/Jamkesmas) sebanyak 123.352. Secara
keseluruhan cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Pra Bayar sebesar 42,31%
4.2.2. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Jalan Masyarakat
Miskin (dan Hampir Miskin)
Upaya pelayanan kesehatan pada masyarakat di
lakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat
gangguan kesehatan ringan. Puskesmas dipersiapkan
untuk pelayanan kesehatan dasar terutama pelayanan
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 41
rawat jalan, sedangkan rumah sakit disamping memberikan
pelayanan pada kasus rujukan untuk rawat inap juga
melayani kunjungan rawat jalan
Berdasarkan Laporan Bidang Bina Upaya pelayanan
Kesehatan di Dinas Kesehatan Kabupaten Tahun 2011,
Jumlah Kunjungan Rawat jalan Masyarakat Miskin yang
mendapatkan Pelayanan Kesehatan Dasar sebanyak
93.704 atau sebesar 76%. Dan pelayanan Kesehatan
Rujukan sebanyak 1.416 atau sebesar 1,1%.
4.2.3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rawat Inap Masyarakat
Miskin (dan Hampir Miskin)
Pelayanan rawat inap bagi masyarakat yang
mendapat gangguan kesehatan berat. Dari 29 Puskesmas
yang ada di Kabupaten Mamuju terdapat 10 puskesmas
yang melaksanakan pelayanan kesehatan Rawat Inap.
Cakupan pelayanan kesehatan rawat inap yang
mendapatkan pelayanan kesehatan dasar sebesar 76% dan
cakupan pelayanan kesehatan rawat inap yang
mendapatkan pelayanan kesehatan rujukan sebesar 1,1%.
4.2.4. Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana
Pelayanan Kesehatan.
Jumlah kunjungan rawat jalan di puskesmas sebanyak
388.061 dan jumlah kunjungan rawat jalan di Rumah sakit
Umum Daerah sebanyak 20.938. secara keseluruhan
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 42
Jumlah kunjungan rawat jalan di Kabupaten Mamuju Tahun
2011 sebanyak 408.999.
Jumlah kunjungan rawat Inap di Puskesmas sebanyak
2.441 dan jumlah kunjungan rawat inap di rumah sakit
Umum daerah sebanyak 6.492. Jumlah seluruh kunjungan
rawat Inap di kabupaten Mamuju Tahun 2011 sebanyak
8.933
4.2.5. Jumlah Kunjungan Gangguan Jiwa di Sarana Pelayanan
Kesehatan
Berdasarkan Laporan Puskesmas dan Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Mamuju Tahun 2011 tidak ada
kunjungan gangguan jiwa. Salah satu Permasalahan yang
dihadapi saat ini adalah masih adanya masyarakat yang
beranggapan bahwa kesehatan jiwa belum menjadi alasan
penting untuk datang berobat kesarana pelayanan
kesehatan. Dari permasalahan tersebut, upaya yang perlu
dilakukan adalah peningkatan pembinaan program
kesehatan jiwa disarana kesehatan milik pemerintah
ataupun milik swasta, pelatihan / refressing bagi dokter dan
paramedis puskesmas terutama upaya promotif dan
preventif serta peningkatan pelaksanaan sistem monitoring
dan evaluasi maupun pencatatan pelaporan program
kesehatan jiwa.
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 43
4.2.6. Angka Kematian Pasien di Rumah Sakit
Angka kematian Pasien di Rumah Sakit untuk tiap-tiap
1.000 penderita keluar (GDR) Tahun 2011 sebesar 2,7.
4.2.7. Indikator Kinerja Pelayanan di Rumah Sakit
Untuk melengkapi Indikator Standar Pelayanan Minimal
sebagai salah satu indikator pelayanan publik dalam
penyusunan profil ini, disajikan hasil pengumpulan dan
analisis data dirumah sakit Kabupaten Mamuju sebagai
jenis rumah sakit Type D.
Persentase pemakaian tempat atau Bed Occupancy Rate
(BOR) di Rumah Sakit Tahun 2011 sebesar 69,8%. Rata-
rata lama rawatan (dalam satuan hari) seorang pasien atau
Length of Stay (LOS) di Rumah Sakit Tahun 2011 sebesar
4,1%. Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat
terisi ke saat terisi berikutnya atau Turn Over Interval (TOI)
sebesar 1,8%
Tabel 5 : Indikator Pelayanan Rumah Sakit Kabupaten
Mamuju Tahun 2011
No Nama Rumah Sakit BOR LOS TOI GDR
1 Rumah Sakit Pemerintah
( RSUD Kab. Mamuju )
69,8 4,1 1,8 2,7
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 44
4.3. Perilaku Hidup Masyarakat
4.3.1. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS.
Rumah Tangga ber-PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya
berperilaku hidup bersih dan sehat, yang meliputi 10
indikator, yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan, bayi diberi ASI Ekslusif, Balita ditimbang setiap
bulannya, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan
air bersih dan sabun, menggunakan jamban sehat,
memberantas jentik di rumah sekali seminggu, makan sayur
dan buah setiap hari, melakukan aktifitas fisik setiap hari,
dan tidak merokok di dalam rumah.
Berdasarkan laporan dari puskesmas yang telah
melaksanakan pembinaan dan pendataan Rumah Tangga
ber PHBS. Jumlah Rumah Tangga yang telah dipantau
sebanyak 15.221 RT dari 75.746 RT yang ada di Kabupaten
Mamuju atau sebesar 20,1%. Yang telah ber-PHBS
sebanyak 11.279 RT atau sebesar 74,1 %.. Akan tetapi dari
data yang ada diatas belum mencakup seluruh puskesmas
yang ada dimana hanya 7 dari 29 puskesmas yang
memasukkan laporan hasil pantauan RT ber-PHBS.
4.4. Keadaan Lingkungan
4.4.1. Persentase Rumah Sehat
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia
yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan
sarana pembinaan keluarga. Rumah haruslah sehat dan
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 45
nyaman agar penghuninya dapat berkarya untuk
meningkatkan produktifitas. Konstruksi rumah dan
lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
merupakan faktor resiko sumber penularan berbagai jenis
penyakit khususnya penyakit yang berbasis lingkungan.
Upaya penyehatan lingkungan dilaksanakan dengan
lebih diarahkan pada peningkatan kualitas lingkungan, yaitu
melalui kegiatan yang bersifat preventif, promotif dan kuratif.
Namun yang menjadi permasalahan utama pada umumnya
yaitu masih rendahnya jangkauan program. Hal ini lebih
banyak diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain : masih
kurangnya tenaga promosi di lapangan, terbatasnya
anggaran serta akses terhadap lingkungan yang masih
rendah.
Pada tahun 2011 jumlah Rumah Tangga sehat 11.279
dari 15.221 Rumah Tangga yang diperiksa atau persentase
Rumah Sehat sebesar 74,1%.
4.4.2. Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa Jentik
Nyamuk Aedes
Secara umum rumah dikatakan sehat apabila
memenuhi beberapa kriteria, diantaranya adalah bebas
jentik nyamuk aedes aegypti yang merupakan vektor
penyakit demam berdarah dengue. Penyakit ini dapat
menyerang semua orang dan dapat mengakibatkan
kematian terutama pada anak serta sering menimbulkan
kejadian luar biasa atau wabah.
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 46
Untuk mencegah dan mengendalikan populasi
nyamuk aedes ini yang menjadi vektor DBD adalah
digalakkan upaya Pemberantasan sarang Nyamuk ( PSN)
melalui kegiatan 3 M ( Menguras, Menutup, Mengubur )
secara terus menerus yang melibatkan peran serta
masyarakat.
Berdasarkan Laporan dan Catatan Bidang P2PL
Dinas Kabupaten Mamuju tahun 2011 tidak dilakukan
pemeriksaan jentik nyamuk Aedes.
4.4.3. Persentase Keluarga menurut Jenis Sarana Air Bersih yang
Digunakan
Lingkungan fisik dan biologis berpengaruh terhadap
derajat kesehatan masyarakat, Terutama terlihat dari masih
tingginya kesakitan penduduk yang disebabkan penyakit
berbasis lingkungan. Timbulnya penyakit yang berbasis
lingkungan diantaranya diare, typus dan penyakit parasit
serta penyakit lainnya akibat mutu lingkungan yang kurang
sebagai dampak dari pencemaran lingkungan dan
pertambahan penduduk yang tidak terkendali.
Upaya untuk menekan penyakit berbasis lingkungan
dengan penyediaan air bersih serta pembuangan kotoran
manusia yang memenuhi syarat kesehatan, Pembuangan
kotoran baik sampah, air limbah dan tinja yang tidak
memenuhi syarat kesehatan berpengaruh langsung
terhadap rendahnya kualitas air, serta dapat menimbulkan
penyakit menular di masyarakat.
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 47
Penyediaan air bersih ( Water Supply ) dapat menjadi
media penularan penyakit . Oleh karena sarana yang tidak
memenuhi syarat akan tercemar oleh bakteriologis sehingga
berpotensi menimbulkan penyakit. Untuk menghindari
penyakit yang timbul akibat mengkonsumsi air yang tidak
memenuhi syarat kesehatan, Maka harus menggunakan
sarana yang menurut standar kesehatan berbagai sarana
yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi
penduduk baik untuk keperluan air minum, masak, mencuci,
dan keperluan lainnya.
Berdasarkan Laporan dan Catatan Dinas Kesehatan
Kabupaten Mamuju Tahun 2011 Bidang P2PL, Bahwa
jumlah keluarga yang diperiksa dengan kepemilikan Akses
Air Bersih sebesar 75.746 (100%)
4.4.4. Persentase Keluarga dengan Kepemilikan Sarana Sanitasi
Dasar
Saluran pembuangan air limbah adalah suatu bangunan
yang digunakan untuk membuang air buangan dikamar
mandi, tempat mencuci, dapur dan lain – lain bukan dari
jamban. SPAL yang sehat hendaknya memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
1) Tidak mencemari sumber air bersih ( jarak air dari air
bersih minimal 15 meter)
2) Tidak menimbulkan genangan air yang dapat menjadi
sarang nyamuk (diberi tutup yang cukup rapat)
3) Tidak menimbulkan bau
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 48
4) Tidak menimbulkan becek atau pandangan yang tidak
menyenangkan ( tidak bocor sampai meluap).
Berdasarkan Laporan dan catatan Bidang P2PL Dinas
Kesehatan Kabupaten Mamuju Tahun 2011 Jumlah KK
sasaran sebanyak 75.746 yang memiliki sarana Sanitasi
Dasar berupa Jamban sebanyak 37.436 dan yang
memenuhi syarat kesehatan sebanyak 30.964 atau sebesar
82,7%.
Jumlah keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar
berupa tempat sampah yaitu 28.281 dan yang memenuhi
syarat kesehatan berjumlah 11.723 atau sebesar 41,5%.
Jumlah keluarga dengan kepemilikan sarana pengelolaan air
limbah yaitu 29.171 dan yang memenuhi syarat kesehatan
sebanyak 9.179 atau sebesar 31,5%.
Untuk menunjang keberhasilan kegiatan sarana sanitasi
dasar di kabupaten mamuju maka berbagai upaya kegiatan
dilakukan meliputi pembangunan, perbaikan, dan
penggunaan sarana sanitasi seperti jamban, tempat sampah
dan saluran pembuangan air limbah dilingkungan kita namun
masih banyak terdapat permasalahan yang dihadapi dalam
penyediaan sarana dan prasarana penyehatan lingkungan,
yaitu :
1. Air hanya dipandang sebagai benda
2. Keterbatasan kemampuan pemerintah
3. Penyehatan lingkungan belum menjadi perhatian dan
prioritas
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 49
4. Estimasi dalam hal penganggaran sangat jauh dari yang
diharapkan
4.4.5. Persentase Tempat-Tempat Umum dan Pengelolaan
Makanan (TUPM) Sehat.
Tempat-tempat umum adalah kegiatan bagi umum
yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta atau
perorangan yang langsung digunakan oleh masyarakat
yang mempunyai tempat dan kegiatan tetap serta memiliki
fasilitas.
Yang dimaksud dengan tempat umum adalah suatu
tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti
hotel / penginapan, restorant / rumah makan, toko, pasar,
salon kecantikan, terminal, tempat wisata,tempat ibadah Dll.
Berdasarkan Laporan yang masuk tahun 2011 per
dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat yang ada di
Kabupaten Mamuju Jumlah TUPM yang ada sebanyak 525
buah yang diperiksa sebanyak 127, dan yang memenuhi
syarat kesehatan sebanyak 86 buah atau sebesar 67,72%.
4.4.6. Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya
Berdasarkan Laporan dan Catatan Dinas Kesehatan
Bidang Promosi Kabupaten Mamuju Tahun 2011, Jumlah
Institusi yang ada di Kabupaten Mamuju sebanyak 1.692
dan yang dibina sebanyak 1.101 dengan persentase 65,1%.
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 50
BAB V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
5.1. SARANA KESEHATAN
5.1.1. Ketersediaan Obat Menurut Jenis Obat
Selama tahun 2011, Seksi Farmasi dan POM telah melakukan
penyusunan rencana / usulan kebutuhan obat PKD (Pelayanan
Kesehatan Dasar) berdasarkan data/laporan LPLPO atau LB-2
dari GFK dan PKM secara terkoordinasi. Konsep penyusunan
rencana kebutuhan obat PKD menggunakan Metode
”Konsumsi” yaitu berdasarkan pemakaian obat yang ada.
Konsep ini ditunjang dengan melihat asumsi yang ada seperti
laju pertumbuhan penduduk Mamuju yang dipatok pada angka
5% pertahun serta asumsi Standar skala nasional tentang
biaya pelayanan kesehatan sekitar Rp. 9000,- / kapita, Asumsi
lainnya yang dijadikan acuan dalam penyusunan rencana
kebutuhan obat PKD antara lain waktu tunggu (lead – time)
yaitu waktu yang diperhitungkan terhadap ketersediaan obat di
GFK dari proses pemesanan hingga obat tersebut ada dalam
gudang Farmasi dan siap di distribusikan . Rata – rata lead
time dipatok pada 3 sampai 6 bulan.
Adapun kendala yang ditemukan yaitu masih kurangnya sumber
daya manusia yang mengerti tentang dunia obat – obatan
ditingkat puskesmas, sehingga penanganan obat – obatan
sering ditangani oleh sumber daya yang tidak sesuai bidangnya,
mengakibatkan banyaknya pemakaian obat yang tidak rasional
di puskesmas. Oleh karena itu diharapkan ada solusi,
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 51
mengingat obat merupakan obyek yang sangat berperan pada
pelayanan kesehatan , maka pelatihan tentang manajemen obat
mutlak dilaksanakan agar dapat menghasilkan sumber daya
manusia yang siap pakai.
Untuk ketersediaan obat baik ditingkat Kabupaten (Gudang
Farmasi) maupun di tingkat puskesmas dan jajarannya
sepanjang tahun 2011, masih dalam keadaan cukup.
5.1.2. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan Menurut
Kepemilikan/Pengelola
Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan dasar
yang menyelenggarakan kegiatan promosi kesehatan,
kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA)
termaksud keluarga berencana (KB), perbaikan gizi,
pemberantasan penyakit menular dan pengobatan. Beberapa
puskesmas yaitu puskesmas perawatan, selain
penyelenggarakan pelayanan kesehatan seperti puskesmas
pada umumnya, juga menyediakan fasilitas pelayanan rawat
inap. Dengan demikian puskesmas perawatan juga berfungsi
sebagai “pusat rujukan antara” yang melayani penderita gawat
darurat sebelum dirujuk kerumah sakit.
Jumlah puskesmas di Kabupaten Mamuju tahun 2011 sebanyak
29 buah dengan kepemilikan Pemerintah Kabupaten yang terdiri
dari 10 buah puskesmas Perawatan dan 19 puskesmas non
perawatan. Puskesmas keliling sebanyak 25 buah, dengan
kepemilikan Kemenkes 2 buah, dan kepemilikan Pemerintah
Kabupaten sebanyak 23 buah. Jumlah Poskesdes sebanyak
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 52
171 buah dengan kepemilikan Pemerintah Kabupaten.
Posyandu berjumlah 392 buah dengan kepemilikan swasta.
Sedangkan Rumah Sakit Umum sebanyak 2 buah dengan
kepemilikan Pemerintah Provinsi (1 buah) dan Pemerintah
Kabupaten (1 buah).
5.1.3. Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan Labkes dan
Memiliki 4 Spesialis Dasar.
Jumlah sarana Pelayanan Kesehatan labkes dan Memiliki 4
Spesialis Dasar di Kabupaten Mamuju Tahun 2011 sebanyak 2
buah yaitu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kab. Mamuju
(1 buah) dan Rumah Sakit Regional (1 buah).
5.1.4. Posyandu Menurut Strata
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya
Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola
dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi.
Terjadinya krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak
tahun 1997, berpengaruh terhadap kinerja posyandu yang turun
secara bermakna. Dampaknya terlihat pada menurunnya status
gizi dan kesehatan masyarakat. Menyikapi kondisi tersubut,
pemerintah telah mengambil langkah bijak dengan
mengeluarkan Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
441.3/1116/SJ/ tanggal 13 Juni 2011 tentang Revitalisasi Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Sasaran Revitalisasi Posyandu adalah seluruh posyand
di Seluruh Indonesia. Menyikapi hal tersebut Pemerintah
Kabupaten Mamuju dalam hal Ini Bapak Bupati mengeluarkan
Instruksi Bupati Mamuju pada hari Gerak PKK ke 34 tanggal 17
Februari 2007 untuk Merevitalisasi Posyandu Di Kabupaten
Mamuju.
Jumlah posyand
mengalami peningkatan dibanding tahun 2010 yaitu 375 dan
tahun 2009 sebanyak 334 buah. Persentase Posyandu Aktif
tahun 2011 sebesar 7,91% mengalami peningkatan dari Tahun
2010 (1,6%)
Gambar
Profil Kesehatan Kab.Mamuju
441.3/1116/SJ/ tanggal 13 Juni 2011 tentang Revitalisasi Pos
Pelayanan Terpadu (Posyandu).
Sasaran Revitalisasi Posyandu adalah seluruh posyand
di Seluruh Indonesia. Menyikapi hal tersebut Pemerintah
Kabupaten Mamuju dalam hal Ini Bapak Bupati mengeluarkan
Instruksi Bupati Mamuju pada hari Gerak PKK ke 34 tanggal 17
Februari 2007 untuk Merevitalisasi Posyandu Di Kabupaten
Mamuju.
Jumlah posyandu tahun 2011 sebanyak 392 buah
mengalami peningkatan dibanding tahun 2010 yaitu 375 dan
tahun 2009 sebanyak 334 buah. Persentase Posyandu Aktif
tahun 2011 sebesar 7,91% mengalami peningkatan dari Tahun
2010 (1,6%)
Gambar 16. : Persentase Posyandu Menurut Strata di
Kabupaten Mamuju Tahun 2011
52,339,8
7,14
0,76
53
441.3/1116/SJ/ tanggal 13 Juni 2011 tentang Revitalisasi Pos
Sasaran Revitalisasi Posyandu adalah seluruh posyandu
di Seluruh Indonesia. Menyikapi hal tersebut Pemerintah
Kabupaten Mamuju dalam hal Ini Bapak Bupati mengeluarkan
Instruksi Bupati Mamuju pada hari Gerak PKK ke 34 tanggal 17
Februari 2007 untuk Merevitalisasi Posyandu Di Kabupaten
u tahun 2011 sebanyak 392 buah
mengalami peningkatan dibanding tahun 2010 yaitu 375 dan
tahun 2009 sebanyak 334 buah. Persentase Posyandu Aktif
tahun 2011 sebesar 7,91% mengalami peningkatan dari Tahun
ut Strata di
52,3
PRATAM
A
MADYA
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 54
5.1.5. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM)
Pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Desa Siaga Aktif atau
Kelurahan Siaga Aktif diselenggarakan melalui berbagai UKBM
seperti Poskesdes dan Posyandu. Kabupaten Mamuju memiliki
131 Desa/Kelurahan Siaga dari 155 Desa/Kelurahan atau
sebesar 84,52%. Sedangkan Jumlah Desa Siaga Aktif
sebanyak 30 Desa/Kelurahan atau 23,66%. Sedangkan Jumlah
Poskesdes sebanyak 171 buah dan Posyandu sebanyak 392
buah.
5.2. TENAGA KESEHATAN
5.2.1. Jumlah dan Rasio Tenaga Medis (Dokter Umum, Spesialis,
Dokter Gigi) di Sarana Kesehatan
Untuk membantu pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat serta dalam upaya mendekatkan pelayanan
kesehatan masyarakat, Pemerintah telah mengangkat
dokter/dokter gigi dan bidan sebagai Pegawai tidak tetap
dengan masa bakti selama tiga tahun, baik yang diangkat oleh
pemerintah pusat dalam hal ini adalah Depkes RI atau dengan
cara lain. Pemerintah kabupaten juga diberikan kewenangan
untuk mengangkat Dokter/ Dokter Gigi sebagai Pegawai tidak
tetap Daerah (PTTD) yang dibiayai oleh APBD masing-masing.
Jumlah dokter umum di wilayah kerja dinas kesehatan
kab. Mamuju tsebanyak 51 orang yang tersebar di 29
Puskesmas dan 17 orang dokter umum yang ada di RSUD Kab.
Mamuju, sehingga total dokter umum yang ada di kabupaten
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 55
Mamuju tahun 2011 sebanyak 68 orang. Rasio Dokter Umum
terhadap 100.000 pddk sebesar 20,2.
Jumlah dokter spesialis yang ada di Rumah Sakit
sebanyak 8 orang, Spesialis kandungan (1 orang), Spesialis
Bedah (3 Orang) Spesialis anak (1 orang), Spesialis Penyakit
Dalam (1 orang), Spesialis THT (1 orang) Spesialis Patologi
Klinik (1 orang). Rasio Dokter Spesialis terhadap 100.000
penduduk sebesar 2,4.
Jumlah Dokter Gigi yang ada di wilayah kerja dinas
kesehatan Kab. Mamuju sebanyak 20 orang yang tersebar di 16
Puskesmas. Sedangkan jumlah dokter Gigi yang ada di RSUD
Kab. Mamuju sebanyak 3 orang, sehingga jumlah dokter gigi di
Kabupaten Mamuju Tahun 2011 sebanyak 23 orang. Rasio
Dokter Gigi terhadap 100.000 penduduk adalah 6,8.
5.2.2. Jumlah dan Rasio Tenaga Keperawatan (Bidan, Perawat) di
Sarana Puskesmas
Jumlah Bidan yang ada di Kabupaten Mamuju Tahun 2011
sebanyak 217 orang, Puskesmas (194 orang) RSUD Kab.
Mamuju (23 orang). Rasio Tenaga Bidan terhadap 100.000
penduduk sebesar 64.
Jumlah Perawat yang ada di Kabupaten Mamuju Tahun 2011
sebanyak 394 orang. Puskesmas (238) RSUD Kab. Mamuju
(156 orang). Rasio tenaga perawat terhadap 100.000 penduduk
yaitu 117.
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 56
5.2.3. Jumlah dan Rasio Tenaga Kefarmasian (Apoteker, Asisten
Apoteker) di Sarana Kesehatan
Jumlah Tenaga Apoteker di Kabupaten Mamuju tahun 2011
sebanyak 20 orang, puskesmas (6 orang) RSUD Kab. Mamuju
(14 orang).
Jumlah Tenaga Asisten Apoteker sebanyak 9 orang,
puskesmas (3 orang) dan RSUD Kab. Mamuju (6 orang).
Secara keseluruhan jumlah Tenaga Kefarmasian yang ada di
Kabupaten Mamuju sebanyak 29 orang. Rasio Jumlah Tenaga
Kefarmasian dengan 100.000 penduduk sebesar 9.
5.2.4. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat (Kesmas,
Sanitarian) di Sarana Kesehatan
Jumlah tenaga Kesehatan Masyarakat (Kesmas) tahun 2011
sebanyak 21 orang, Puskesmas (12 orang) dan RSUD Kab.
Mamuju (9 orang). Rasio Tenaga Kesehatan Masyarakat
(Kesmas) terhadap 100.000 penduduk sebesar 6,2.
Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat (Sanitarian) tahun 2011
sebanyak 25 orang, puskesmas (22 orang) dan RSUD Kab.
Mamuju (3 orang). Rasio Tenaga Kesehatan masyarakat
(Sanitarian) terhadap 100.000 penduduk sebesar 7,4.
5.2.5. Jumlah dan Rasio Tenaga Teknis Medis dan Fisioterapis di
Sarana Kesehatan
Jumlah Tenaga Teknis Medis di Kabupaten Mamuju tahun 2011
sebanyak 20 orang dengan rincian jumlah Analisis Lab
sebanyak 10 orang, jumlah Teknisi Elektro Medis & Pranata
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 57
Rontgen sebanyak 8 orang, dan Pranata Anastesi sebanyak 2
orang. Rasio Tenaga Teknis Medis terhadap 100.000 penduduk
sebesar 5,9.
Jumlah tenaga Fisioterapis di Mabupaten Mamuju tahun 2011
sebanyak 8 orang. Dengan rasio terhadap 100.000 penduduk
sebesar 2,4.
Tabel 6 : Ketenagaan Kesehatan di Kab. Mamuju Tahun
2007-2011
2007 2008 2009 2010 2011
Dokter Umum 16 24 47 70 68
Dokter Spesialis 4 3 3 8
Dokter Gigi 2 9 19 23 23
Apoteker 7 6 8 14 20
Sarjana Kesehatan Masyarakat 23 24 31 29 21
Perawat 179 202 209 213 394
Bidan 61 71 110 220 217
Gizi 13 11 13 17 25
Sanitarian 16 20 11 32 25
317 371 451 621 801JUMLAH
TENAGA KESEHATANTAHUN
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 58
Tabel 7 : Kebutuhan Tenaga Kesehatan Di Kabupaten Mamuju
Berdasarkan Kep.Men.Kes. No. :
1202/Menkes/SK/VIII/2003.
(Dihitung dengan asumsi pertambahan rasio tenaga
kesehatan dan jumlah penduduk secara linear).
NO KETENAGAANKONDISI KETENAGAAN
TAHUN 2011
KEBUTUHAN
KETENAGAAN TAHUN
2012
1 Dokter Umum 68
2 Dokter Spesialis 8
2 Dokter Gigi 23
3 Apoteker 20
5 Sarjana Kesehatan Masyarakat 21
6 Perawat 394
7 Bidan 217
8 Gizi 25
9 Sanitarian 25
5.3. PEMBIAYAAN KESEHATAN
5.3.1. Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten/Kota
Salah satu sumber daya yang sangat penting dalam
mendukung berbagai aspek kegiatan pembangunan adalah
sumber daya pembiayaan. Pada tahun 2011 sumber
pembiayaan yang ada dikelola pada Dinas Kesehatan
Kabupaten mempunyai sumber dari APBD-II terdiri dari :
1. Belanja langsung
� Dana Alokasi Umum (DAU) sebanyak: Rp. 5.294.180.050,-
� Dana Alokasi Khusus DAK) sebanyak: Rp. 3.024.700.000,-
� Dana Daerah (PAD) sebanyak: Rp. 1.220.000.000,-
� Dana fiskal Rp. 2.750.719.100,-
� lain –lain pendapatan daerah yang sah Rp. 9.925.000.000,-
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 59
2. Belanja tidak langsung
� Gaji Pegawai (DAU) Rp. 19.828.602.027,-
Berdasarkan rincian diatas, disebutkan bahwa Total Anggaran
Dinas Kesehatan Kab. Mamuju yang bersumber APBD II
sebanyak Rp. 42.043.201.177. Selain pembiayaan kesehatan
yang bersumber dari APBD-II, sumber pembiayaan lain yang
ada di Dinas Kesehatan Kab. Mamuju adalah yang berasal dari
APBN sebanyak Rp. 8.712.286.000. Sehingga Total Anggaran
Dinas Kesehatan Kab. Mamuju pada tahun 2011 sebanyak Rp.
50.755.487.177.
Gambar 17 : Trend Alokasi Anggaran Dinas Kesehatan
Kabupaten Mamuju
Rp31.125.115.376
Rp34.370.211.986
Rp46.746.203.279
Rp40.426.748.003
Rp50.755.487.177
Rp-
Rp10.000.000.000
Rp20.000.000.000
Rp30.000.000.000
Rp40.000.000.000
Rp50.000.000.000
Rp60.000.000.000
2007 2008 2009 2010 2011
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 60
BAB VI PENUTUP
Dalam upaya mencapai Visi Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju
yaitu Mamuju Sehat Secara Merata, Bermutu dan Berkeadilan (Maju
Serentak) salah satu sarana yang dapat digunakan adalah dengan
melakukan Pelaporan, Pemantauan dan Evaluasii terhadap pencapaian hasil
pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan
sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang telah ditetapkan.
Keberhasilan dan kegagalan suatu program tidak terlepas dari kinerja
yang baik dan didukung oleh perencanaan yang baik dan realistis sesuai
dengan tujuan sasaran. Oleh karena itu Profil Dinas Kesehatan Kabupaten
Mamuju Tahun 2011 diharapkan mampu memberikan dan menyajikan data
dan informasi kesehatan yang ada di Wilayah Kabupaten Mamuju untuk
kemudian dapat dijadikan acuan dalam membuat perencanaan khususnya di
bidang kesehatan.
A. Hambatan-Hambatan
Adapun hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Program dan Kegiatan
selama Tahun 2011, antara lain :
1. Adanya keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) baik dari segi
kuantitas maupun kualitas
2. Masih adanya daerah terpencil yang menyebabkan sulitnya akses
pelayanan terhadap sarana kesehatan.
3. Masih kurangnya partisipasi atau kerjasama lintas sektor terhadap
pelaksanaan kegiatan atau program yang mendukung peningkatan
derajat kesehatan masyarakat
Profil Kesehatan Kab.Mamuju 61
4. Fungsi manajemen yang masih perlu dibenahi secara komprehensif
B. Saran
1. Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Sumber Daya Manusia (SDM)
2. Penyusunan rencana tahunan dilakukan dengan berdasarkan pada
kondisi dan kebutuhan secara lebih realistis dan objectif.
3. Peningkatan kemitraan dengan instansi terkait dan pihak swasta
termasuk Organisasi Kemasyarakatan atau Lembaga Swadaya
Masyarakat
Akhirnya kepada semua pihak kami selalu mengharapkan bimbingan dan
arahan untuk penyempurnaan dari Profil Kesehatan Kabupaten Mamuju
Tahun 2011 dan dapat dijadikan bahan acuan pembangunan kesehatan di
Kabupaten Mamuju.
top related