karya ilmiah pkp

Post on 11-Dec-2015

502 Views

Category:

Documents

64 Downloads

Preview:

Click to see full reader

DESCRIPTION

MAKALAH GC-MS

TRANSCRIPT

Karya IlmiahPemantapan Kemampuan Profesional

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE

NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK PENINGKATAN

PRESTASI BELAJAR IPA PADA MATERI ENERGI BUNYI PADA

SISWA KELAS IV SD NEGERI 06 KENDARI BARAT

Oleh

Wendi Sarina Dewi823197581

Pokjar Kendari E

JURUSAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANPENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS TERBUKAKENDARI

2015

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan oleh Wendi Sarina Dewi dengan NIM:823197581 yang berjudul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif TipeNumbered Heads Together(NHT) Untuk Peningkatan Prestasi Belajar IPA MateriEnergi Bunyi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 06 Kendari Barat.” Mata pelajaranIPA sebagai salah satu matapelajaran di sekolah dinilai sangat memegang perananpenting karena dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam berpikir secaralogis dan rasional. Oleh kara itu dipandang penting agar matapelajaran IPA dapatdikuasai sedini mungkin oleh para siswa, namun matapelajaran IPA dianggapsebagai matapelajaran yang kurang menarik, sukar dan membosankan sehinggahasil belajar siwa tergolong rendah. Adapun masalah dalam penelitian ini adalahbagaimanakah metode pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together(NHT) dalam meningkatkan hasil belajar IPA pada materi energi bunyi pada kelasIV SD Negeri 06 Kendari Barat. Dan bertujuan untuk mendeskripsikanpenerapan penggunaan metode pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered HeadsTogether (NHT) dalam pembelajaran IPA untuk materi energi bunyi, untukmemperbaiki praktek pembelajaran dengan sasaran akhir belajar, serta mampumencapai Standar Ketuntasan Belajar. Adapun hasil dari penelitian inimenunjukan bahwa Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapatmeningkatkan aktivitas mengajar guru dan dapat meningkatkan aktifitas siswa.

KATA KUNCI: Metode Kooperatif NHT, Prestasi Belajar, Aktivitas gurudan siswa.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mata pelajaran IPA sebagai salah satu matapelajaran di sekolah dinilai sangat

memegang peranan penting karena dapat meningkatkan pengetahuan siswa dalam

berpikir secara logis dan rasional. Oleh kara itu dipandang penting agar

matapelajaran IPA dapat dikuasai sedini mungkin oleh para siswa, namun

matapelajaran IPA dianggap sebagai matapelajaran yang kurang menarik, sukar

dan membosankan sehingga hasil belajar siwa tergolong rendah.

Hasil pengamatan pada proses belajar mengajar di kelas guru hanya

memberikan informasi atau pengetahuan kepada siswa, dimana siswa hanya

mendengarkan penjelasan guru dan kurang aktif dalam proses pembelajaran,

metode dan strategi pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik perhatian

dan minat siswa, sehingga berpengaruh pada rendahnya hasil belajar siswa.

Selama ini proses pembelajaran berpusat atau terfokus pada guru, serta dalam

pelaksanaannya guru memegang kendali, memainkan peran aktif, sedangkan

siswa cenderung pasif dalam menerima informasi, pengetahuan dan keterampilan

dari guru. Persoalannya sekarang adalah bagaimana menemukan cara yang terbaik

untuk menyampaikan berbagai konsep pembelajaran sehingga siswa dapat

berperan aktif dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Guru diharapkan dapat mengembangkan suatu model pembelajaran yang

dapat memotivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar. Model

pembelajaran kooperatif merupakan salah satu cara yang dapat digunakan guru

untuk mengatasi masalah di atas. Pembelajaran kooperatif merupakan starategi

pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama antar siswa dalam

kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi kedalam

kelompok- kelompok kecil dan diarahkan untuk materi pelajaran yag telah

ditentukan. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada

siswa yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan

masalah. Salah satu tipe dalam pembelajaran kooperatif yang dianggap peneliti

dapat memotivasi siswa dalam peran aktif dalam proses belajar mengajar adalah

model pembelajaran kooperatif tipe numbered heads together (NHT).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan suatu

penelitian tindakan kelas yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Numbered Heads Together(NHT) Untuk Peningkatan Prestasi

Belajar Matapelajaran IPA Materi Energi Bunyi Pada Siswa Kelas IV SD Negeri

06 Kendari Barat.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

1. Bagaimanakah penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe numbered

heads together (NHT) dalam meningkatan hasil belajar IPA pada materi

energi bunyi pada kelas IV SD Negeri 06 Kendari Barat?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan PembelajaranBerdasarkan masalah diatas, maka tujuan penelitian perbaikan pembelajaran

ini adalah:

1. Mendeskripsikan penerapan penggunaan metode pembelajaran Kooperatif

Tipe Numbered Heads Together (NHT) dalam pembelajaran IPA untuk

materi energi bunyi, untuk memperbaiki praktek pembelajaran dengan

sasaran akhir belajar, serta mampu mencapai mencapai Standar

Ketuntasan Belajar.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Manfaat yang diharapkan dari penilitian ini adalah:

1. Bagi Siswa

Siswa dapat mengatasi kesulitan memahami konsep dalam mata pelajaran

IPA, meningkatkan minat dan motivasi belajar siswa, sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar.

2. Bagi Guru

Guru dapat memperbaiki kinerja, meningkatkan kemampuan dan

profesionalisme dalam memilih metode pengajaran yang baik.

3. Bagi Sekolah

Sekolah dapat memberikan masukan bagi kebijakan yang akan diambil

oleh sekolah guna meningkatkan mutu hasil belajar dan memberikan

kontrubusi yang baik dalam peningkatan proses pembelajaran untuk semua

mata pelajaran.

4. Bagi Peneliti

Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk

penelitian selanjutnya yang relevan dengan penelitian ini.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Konsep Belajar dan Pembelajaran

Sudjana dalam Rustam( 2010:8) mengatakan bahwa belajar adalah suatu

perubahan yang relatif dan permanen dari suatu kecenderungan. Hamalik

(2003:27) menyatakan bahwa belajar merupakan suatu proses suatu kegiatan dan

bukan suatu hasil atau tujuan.Selanjutnya Dimyanti dan Mudjiono dalam Sagala

(2005: 62) mengatakan bahwa pembelajaran adalah kegiatan guru secara

terprogram dalam desain instruksional untuk membuat siswa secara aktif yang

menekankan pada bahan ajar. Dengan demikian pembelajaran sebagai proses

belajar harus ditekankan pada usaha untu mengembang kereatifitas berfikir yang

dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa serta dapat meningktkan

kemampuan menginstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan

penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.

Suatu pembelajaran dikatakan berhasil dengn baik manakala ia mampu

mengubah diri siswa dalam arti luas serta menumbuh kembangkan peserta didik

untuk belajar sehingga pengalaman yang diperoleh peserta didik selama ini

terlibat didalam proses pembelajaran itu dapat dirasaka manfaatnya secara

langsung.

2. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran menurut Sanjana (2006:89) belajar bukanlah sekedar

mengumpulkan pengatahuan. Belajar adalah proses mental yang terjadi dalam diri

seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas

mental itu terjadi karena adanya intereaksi induvidu dengan lingkunganya yang

disadari. Lebih lanjut (Hamalik, 2003:27) mengemukakan bahwa belajar adalah

modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman. Menurut pengertian

ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau

tujuan.

B. Prestasi Belajar

1. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar diartikan sebagai tingkat keterkaitan siswa dalam proses

belajar mengajar sebagai Hasil evaluasi yang dilakukan guru. Sutratinah

Tirtonegoro (1984 :4), mengemukakan bahwa Prestasi belajar adalah penilaian

hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol angka, huruf

maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap

anak didik dalam periode tertentu.

Siti Partini (1980:49), “Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh

seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat dicapai oleh

seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat itu Sunarya (1983:4)

menyatakan “Prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi

ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan

siswa”.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan ukuran

keberhasilan kegiatan belajar siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran

selama periode siswa dalam menguasai sejumlah mata pelajaran selama periode

tertentu.

2. Definisi Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah kemampuan seorang dalam pencapaian berfikir yang

tinggi. Prestasi belajar harus memiliki tiga aspek, yaitu kognitif, affektif dan

psikomotor. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai sebaik-baiknya pada

seorang anak dalam pendidikan baik yang dikerjakan atau bidang keilmuan.

Prestasi belajar dari siswa adalah hasil yang telah dicapai oleh siswa yang didapat

dari proses pembelajaran. Prestasi belajar adalah hasil pencapaian maksimal

menurut kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan,

dipelajari, difahami dan diterapkan.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi BelajarSlameto (2003: 54-72) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:

1. Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar.

faktor internal terdiri dari:

a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh).

b. Faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan

dan kesiapan).

c. Faktor kelelahan.

2. Faktor eksternal yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:

a. Faktor keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar

belakang kebudayaan).

b. Faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu

sekolah, standar belajar diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan

tugas rumah.

c. Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman

bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat)

Faktor-faktor diatas saling berinterkasi secara langsung dalam mempengaruhi

prestasi belajar siswa, maka sangat diperlukan lingkungan yang baik dan kesiapan

dalam diri siswa yang meliputi strategi, metode serta gaya belajar, agar dapat

memberi pengaruh terhadap prestasi belajar yang akan dihasilkan.

C. Pembelajaran IPA

Pengertian Energi Bunyi

Energi bunyi adalah segala kemampuan yang terjadi akibat adanya pengaruh

bunyi. Bunyi adalah geteran di udara. Benda yang bergetar akan menghasilkan

bunyi. Saat berbicara kita mengeluarkan bunyi. Suara musik atau lagu-lagu dari

radio, tape, dan tv juga merupakan bunyi. Semua bunyi itu dihasilkan oleh suatu

sumber bunyi.

Energi adalah tenaga. Sumber nergi yang sering kita gunakan dalam

kehidupan sehari- hari adalah panas, listrik. Gerak bunyi dan cahaya.

D. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together(NHT)

1. Pengertian kooperatif NHTNurhadi (2004:112) menyatakan bahwa pembelajaran kooperaatif adalah

pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk

bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan.

Menurut Ismail (2002:21) menyatakan bahwa pengoahan pembelajaran dengan

menggunakan strategi pembelajaran kooperatif, paling tidak ada tiga tujuan yang

hendak dicapai yaitu:

a. Hasil belajar akademik.

b. Pengakuan adanya keragaman.

c. Pengembangan keterampilan sosial.

Isjoni (2007:39-40) teori yang melandasi pembelajaran kooperatif adalah teori

Vygosky. Teori ini menekankan pada bakat sosiokultural dalam pembelajaran

tingkat perkembangan potensi dalah kemampuan pemecahan masalah di bawah

bimbingan orang dewasa melalui kerja sama dengan teman yang lebih mampu

dengan demikian, tingkat perkembangan potensial dapat disalurkan melalui

cooperatif learning.

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen

dalam Ibrahim (2000: 29), dengan tiga langkah yaitu:

a. Pembentukan kelompok.

b. Diskusi masalah.

c. Tukar jawaban antar kelompok.

2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran NHTLangkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000:29)

menjadi enam langkah sebagai berikut :

1. Persiapan.

2. Pembentukan kelompok.

3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan.

4. Diskusi masalah.

5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban

3. Manfaat Dan Kelebihan Model Pembelajaran NHT

a. Manfaat model pembelajaran NHT

Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT

terhadap siswa yang hasil belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren

dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :

a. Rasa harga diri menjadi lebih tinggi

b. Memperbaiki kehadiran

c. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar

d. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil

e. Konflik antara pribadi berkurang

f. Pemahaman yang lebih mendalam

g. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

h. Hasil belajar lebih tinggi

b. Kelebihan model pembelajaran NHTDengan melihat sintaksnya saja, Anda pasti dapat mengira-ngira apa saja

kelebihan dari model ini,sebagaimana dijelaskan oleh Hill (1993) dalam Tryana

(2008) bahwa model NHT memiliki kelebihan diataranya:

a. dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

b. mampu memperdalam pamahaman siswa

c. menyenangkan siswa dalam belajar

d. mengembangkan sikap positif siswa

e. mengembangkan sikap kepemimpinan siswa

f. mengembangkan rasa ingin tahu siswa

g. meningkatkan rasa percaya diri siswa

h. mengembangkan rasa saling memiliki

i. serta mengembangkan keterampilan untuk masa depan.

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Dan Waktu Penelitian, Pihak Yang Membantu

1. Subjek PenelitianSubjek penelitian adalah siswa-siswi kelas IV SD Negeri 06Kendari Barat

tahun pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran IPA pada materi energi bunyi.

Mengingat data yang ada maka siswa dijadikan objek peneliti yaitu siswa

sebanyak 25 orang.

2. Tempat dan Waktu PenelitianPerbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 06 Kendari

Barat. jadwal pelaksanaan prasiklus, siklus 1 sampai siklus 2 dapat dilihat pada

tabel 1.

Tabel 1

Jadwal Pelaksanaan Prasiklus, Siklus 1 Sampai Siklus 2

No Siklus Hari/ Tanggal jam Pengamat

1. prasiklus Sabtu, 9 Mei 2015 09.30 Supervisor 1Supervisor 2 danPenilai 1/penilai2

2. siklus 1 Senin, 11 Mei 2015 07.30 Penilai 1

3. Siklus 2 Selasa, 12 Mei 2015 07.30 Penilai 2 dansupervisor

3. Pihak Yang Membantu

Pihak yang membantu dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini adalah

kepala sekolah SD Negeri 06 kendari barat sebagai supervisor 2 dan penilai 2 ibu

Ratman Sarita, S.Sos, penilai 2 guru SD negeri 06 kendari barat Ibu Maryani,

S.Pd, dan tutor pembimbing sebagai supervisor 1 Prof. Dr. I Sahidin, S.Pd. M.si.

B. Desain Prosedur Perbaikan PembelajaranProsedur penelitian perbaikan pembelajaran dilakukan di SD Negeri 06

kendari barat pada kelas IV adalah sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan perbaikan pembelajaran

Sebelum pelaksanaan perbaikan pembelajaran, peneliti mempersiapakan

perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)

untuk siklus 1 dan 2.

2. Tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran

Pada tahap pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilakukan dalam 2 siklus

yaitu:

a. Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 11 Mei 2015 di kelas IV SD Negeri 06

kendari barat, dengan jumlah 25 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai

guru. Adapun proses kegiatan belajar mengajar mengacuh pada Rencana

Perbaikan Pembelajaran yang telah disiapakan. Pada akhir proses pembelajaran

siswa diberi lembar kerja individu 1, dengan tujuan untuk mengetahui hasil

penelitian siklus 1.

b. Siklus 2

Siklus 2 dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2015. Dalam hal ini peneliti

masih bertindak sebgai guru. Adapun proses belajar mengajar mengaju pada

rencana perbaikan pembelajaran dengan memperhatikan refleksi dari pelaksanaan

perbaikan pembelajaran pada siklus 1, sehingga kesalahan siklus 1 tidak terulang

lagi dalam pelaksanaan siklus 2. Pada akhir proses pembelajaran siswa diberi

lembar kerja induvidu 2. Dan hasil dari perbaikan pembelajaran pada siklus 2

mengalami peningkatan ketuntasan belajar dalam mencapai KKM.

3. Tahap Pengamatan Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

a. Siklus 1

Pada siklus 1 pelaksanaan perbaikan pembelajaran diamati oleh penilai 1

untuk membantu penelitian untuk merekam data. Dalam tahap pengamatan

pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini yang menjadi fokus perhatian adalah

siswa dalam menerima materi pembelajaran IPA.

b. Siklus 2

Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 2 diamati oleh penilai 1/

penilai 2 dan supervisor 2 dalam merekam data untuk membantu peneliti. Dalam

pelaksanaan perbaikan kali ini yang menjadi fokus perhatian adalah meningkatkan

pemahaman dan hasil belajar siswa tentang energi bunyi melalui model

pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT).

4. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan merenung atau mengingat dan menghubungkan

kinerja mengajar dalam pembelajaran. Melalui refleksi guru dapat melihat

kekuatan/ kelebihan dan kelemahan/kekurangan yang dimiliki dalam kegiatan

pembelajaran yang telah dilaksanakan. Berdasakan hasil refleksi ini guru dapat

mengatahui apakah tujuan perbaikan pembelajaran yang telah ditetapkan sudah

tercapai atau belum. Dengan demikian hasil refleksi digunakan sebagai dasar

untuk merencanakan perubahan atau perbaikan dalam pembelajaran selanjutnya.

C. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh pada saat pelaksanaan perbaikan pembelajaran

dianalisisb baik secara kuantitatif maupun kualitatif sesuai dengan jenis data yang

dikumpul. Hasil analisis data ini akan menjadi dasar bagi guru dalam melakukan

refleksi pembelajaran sehingga dapat merancang perbaikan dan/ atau peningkatan

kualitas pembelajaran berikutnyapada siklus selanjutnya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Perbaikan pembelajaran bidang studin IPA dengan menggunakan metode

pembelajaran kooperatif (NHT) dilakukan dua siklus. Setiap penerapan tindakan

diperoleh data temuan kemudian dianalisis.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Ketuntasan hasil belajar

Tabel 2.7

Data Hasil Siswa Kelas IV SD Negeri Kendari Barat Pada Materi

Energi Bunyi Dari Prasiklus,Siklus 1 Sampai Siklus 2

No. Nama Siswa

Nilai yang diperoleh dan tingkat ketuntasan

belajar siswa pada mata pelajaran IPA

Pra

siklusKet.

Siklus

1Ket.

Siklus

2Ket.

1. TaufikRahman 60 BT 80 T 85 T

2. Muh. WahyuS 70 T 85 T 100 T

3. Muh. AkbarM 60 BT 80 T 80 T

4. Muh. NurHidaya 60 BT 70 T 85 T

5. Muh. AlifRezky. F. 50 BT 55 BT 70 T

6 Muh. RezkyFausan 65 T 70 T 95 T

7. Hasbianto 70 T 85 T 100 T

8. Muh. SukrufHadid 65 T 70 T 95 T

9. Muh.Randy.p 50 BT 55 BT 75 T

10. Amar FaizRaihan 60 BT 75 T 85 T

11. Surya SalimPratama 80 T 85 T 100 T

12. Fahrudin 50 BT 55 BT 65 T

13. DheanIrigian 50 BT 60 BT 80 T

14. Farhan 60 BT 60 BT 85 T

15. Nurwati 65 T 70 T 95 T

16. FebrianyResky . A.A 50 BT 60 BT 85 T

17. TanfiziahAidin 55 BT 60 BT 75 T

18. JuliantiMarzuki 55 BT 60 BT 80 T

19. FarahAmelia. M. J 65 T 70 T 95 T

20. WindiLestari 50 BT 60 BT 75 T

21. FadillahAprilia. M 70 T 80 T 100 T

22. FaziyyahZahra. B 50 BT 60 BT 85 T

23. ReskyApriliaMudfi

50 BT 60 BT 70 T

24. FaniFaddilah. R.

A. M.50 BT 60 BT 70 T

25. Kayla 45 BT 50 BT 75 T

Jumlah Nilai 1455 1685 2105Nilai Minimal 45 50 65

Nilai Maksimal 80 85 100Nilai Rata-Rata 58,20 67.40 84.20

Keterangan: T = Tuntas

BT = Belum Tuntas

Dari deskripsi hasil penelitian perbaikan kelas IV SD Negeri 06 kendari

barat pada mata pelajaran IPA materi energi bunyi berhasil dengan baik. Proses

perbaikan dari prasiklus, siklus 1 sampai siklus 2 hasil belajar IPA siswa

meningkat baik secara induvidu maupun kelompok, serta jumlah siswa mencapai

standar ketuntasan belajar minimal (≥100) juga meningkat.

Begitu pula yang terjadi dengan nilai minimum yang diperoleh siswa dari

prasiklus sebesar 45, kemudian pada siklus 1 meningkat menjadi 50 dan

meningkat lagi pada siklus 2 yaitu 65. Sedangkan nilai maksimal yang diperoleh

siswa dari prasiklus sebesar 80, siklus 1 berubah menjadi 85, dan siklus 2

meningkat menjadi 100. Berkenan dengan nilai rata-rata pada prasiklus yang

diperoleh siswa adalah 58,20 terdiri dari 1 siswa (4%) katagori baik, 7 siswa

(28%) dengan nilai sedang dan 17 siswa (68%) katagori rendah. Pada siklus 1

nilai rata-rata yang diperoleh siswa meningkat menjadi 67,40. Selanjutnya pada

siklus 2 nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara sinigfikan meningkat menjadi

84.20 dalam mencapai ketuntasan belajar.

2. Aktivitas guru dan sisa dalam proses pembelajaran

Berdasarkan analisis data, diperoleh aktivitas guru selama proses

pembelajaran berhasil secara maksimal dengan menggunakan metode kooperatif

tipe NHT dalam bentuk diskusi kelompok. Hal ini terlihat dari munculnya

aktivitas guru dalam membimbing dan mengamati siswa dalam kerja kelompok

serta pemberian kegiatan lembar kerja siswa dalam memberi umpan

balik/evaluasi, dan tanya jawab yang baik dalam mencapai ketuntasan belajar.

Begitupula dengan aktivitas siswa dalam proses belajar. Siswa antusias dan aktif

dalam menerima materi pelajaran dengan penerapan metode kooperatif tipe NHT.

3. Tanggapan Siswa Terhadap Strategi Pembelajaran KooperatifDalam menerima pembelajaran siswa merespon dengan baik. Hal ini

ditunjukkan dengan jawaban siswa yang menyatakan senang dan tertarik dengan

proses pembelajaran yang menggunakan metode kooperatif tipe NHT. Karena

siswa merasa mudah dalam menerima materi pembelajaran.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasaan, maka dapat

disimpulkan bahwa:

1. Bahwa model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri 06 Kendari Barat pada

matapelajaran IPA pada materi Energi Bunyi. Hal ini terlihat dari

persentase ketuntasan belajar siswa setelah pelaksanaan tindakan siklus 1

nilai rata-rata yang dicapai siswa 67,40 dan selanjutnya pada siklus 2 nilai

rata-rata meningkat secara signifikan menjadi 84,20 dalam mencapai

ketuntasan belajar.

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan

aktivitas mengajar guru dan dapat meningkatkan aktifitas siswa.

B. Saran dan Tindak Lanjut1. Kepada guru diharapkan dapat mengatahui,memahami dan menerapkan

model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam upaya meningkatkan

prestasi belajar siswa dalam matapelajaran IPA.

2. Mengingat pentingnya model pembelajaran yang berfungsi sebagai media

informan bahan pelajaran terhadap tujuan yang hendak dicapai, maka

peneliti menyarankan pula kepada guru untuk bisa menggunakan model

pembelajaran yang bervariasi sesuai denagn kondisi lapangan.

3. Kepada peneliti berikutnya, diharapkan dapat menjadikan hasil penelitian

ini sebagai salah satu bahan rujukan untuk melakukan penelitian

selanjutnya, dan dapat membandingkan penggunaan berbagai tipe

pendekatan model pembelajaran kooperatif untuk mengatahui mana yang

lebih efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Fathurrohman P. dan Suktino S., 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT.Refika Aditama

Hamalik, O., 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

Isjoni. 2007.Cooperative Learning Efektivitas Pembelajaran Kelompok. Bandung.Alfabeta.

Ismail. 2002. Model-Model pembelajaran. Jakarta. Depdiknas.

Ibrahim, Muslim, dkk. 2000. Pembelajaran kooperatif. Surabaya. UniversitasNegeri

Munawar,Indra.(10 Juni 2009). Hasil belajar (pengerian dan defenisi). Diambil27 juni 2009 daridari http://indramunawa.blogspot.com//2009/06/hasil-belajar-pengertian-dan-defenisi.html.Surabaya. University Press.

Nurhadi, 2009. Pembelajaran Kooperatif. University Pers. UNESA. Surabaya

Rosdiana dan Lambertus. 2007. Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika SiswaKelas VIII pada Pokok Bahasan Faktorisasi Suku Aljabar MelaluiPembelajaran Kooperatif Tipe NHT di SMP Negeri 15 Kendari. GemaPendidikan. Hal 49, Volume 14 Nomor 2, Edisi Juli 2007

Suyitno, A dan Rachmadi Achirul Salam. 2010. Ilmu Pengetahua Alam.Yudistira. Jakarta Timur:

Sudjana, Nana. 1989.Penilaian hasil proses belajar mengajar. Remaja

Rosdakarya. Bandung

Suyitno, A dan Rachmadi Achirul Salam. 2010. Ilmu Pengetahua Alam.Yudistira. Jakarta Timur:

Slamento. 2003. Belajar dn Faktor-Faktor yang mengpengaruhinya. Jakarta:Rianeka Cipta.

Usman, M. U., 1990. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. RemajaRosda Karya. Bandung

Winkel, W.S. 1991. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Gramedia.Jakarta.

Winataputra U. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

top related