kacang koro pedang
Post on 01-Jan-2016
977 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kacang adalah istilah non-botani yang biasa dipakai untuk
menyebut biji sejumlah tumbuhan polong-polongan, namun tidak
semuanya. Kacang-kacangan merupakan sumber nutrisi utama
terutama dalam diet vegetarian. Kacang-kacangan biasanya
mengandung protein dan/atau lemak yang cukup tinggi, sehingga
dihargai sebagai bahan pangan yang penting. Biji legum kering
yang besar dan mengandung banyak tepung biasanya tidak disebut
"kacang", melainkan "kara" atau "koro". Nilai gizi dari kacang
tergantung pada metode pengolahan, ada atau tidak adanya
antinutritional dan interaksi nutrisi dengan komponen makanan
lainnya. Untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat perlu adanya
pemanfaatan yang -kacangan efektif dari kacang.
Jenis kacang-kacangan yang sering dikonsumsi di Indonesia
adalah kedelai (Glicyne max) yang merupakan bahan pokok
pembuatan tahu dan tempe serta merupakan makanan yang sering
dikonsumsi masyarakat Indonesia. Namun, akhir-akhir ini harga
kedelai semakin naik, terlebih kedelai banyak yang diimpor. Oleh
karena itu perlu adanya suatu solusi seperti pemanfaatan jenis
kacang-kacangan lain, salah satunya kacang koro pedang
(Canavalia gladiata).
Banyak makanan terfermentasi dibuat dengan bahan dasar
kedelai, yang sebenarnya dapat dicampur dengan jenis kacang-
kacangan yang lain, seperti kacang koro pedang (Canavalia
gladiata). Kacang ini mempunyai kandungan kimia yang hampir
sama dengan kedelai, sehingga hasil pemanfaatannya juga hampir
sama dengan kualitas kacang kedelai. Tanaman koro pedang telah
lama dikenal di Indonesia, namun konpetisi antar jenis tanaman
menyebabkan tanaman ini tersisih dan jarang ditanam dalam skala
luas. Secara tradisional tanaman koro pedang digunakan untuk
pupuk hijau, polong muda, digunakan untuk sayur yaitu dimasak
seperti irisan kacang buncis. Biji koro pedang tidak dapat dimakan
secara langsung karena akan menimbulkan rasa pusing.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana struktur anatomi dan morfologi kacang-kacangan jenis
koro pedang?
2. Bagaimana sifat kimia maupun sifat fisik dari kacang-kacangan
jenis koro pedang?
3. Apa saja manfaat kacang-kacangan jenis koro pedang?
1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui struktur anatomi dan morfologi kacang-
kacangan jenis koro pedang
2. Untuk mengetahui sifat kimia dan fisik dari kacang-kacangan jenis
koro pedang
3. Untuk mengetahui manfaat kacang-kacangan jenis koro pedang
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi Koro Pedang
Nama lain koro pedang (Canavalia gladiata) adalah koro adalah
koro parasman. Di Jawa Tengah, kara pedang dikenal dengan nama
koro bedog, koro bendo, koro loke, koro gogok, koro wedhung, dan
koro kaji (Handajani, 2003). Di Jawa Barat, kara pedang dikenal
dengan nama kaos bakol (Handajani, 2003),dan dalam bahasa Inggris
disebut Sword Jack Bean. Sedangkan klasifikasi kacang kara pedang
(Canavalia gladiata) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta (berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus : Canavalia
Spesies : Canavalia gladiata (Jack) D.C
2.2 Struktur Anatomi dan Morfologi Koro Pedang
Kacang koro pedang merupakan salah satu jenis koro yang
dapat ditemukan dengan mudah di Indonesia. Koro Pedang
(Canavalia gladiata), berasal dari Asia atau Afrika. Koro Pedang
secara luas ditanam di Asia Selatan dan Asia Tenggara, terutama
di India, Sri Lanka, Myanmar dan Indo-China. Dan kini telah
tersebar di seluruh daerah tropis dan telah ternaturalisasi di
beberapa daerah termasuk juga Indonesia.
Tanaman koro pedang (Canavalia gladiata), Merupakan
tanaman pemanjat bertahunan yang tumbuh cepat dan berkayu
dengan panjang 3—10 m. Berdaun tiga, daun berbentuk
membundar telur, melancip, berbulu jarang pada kedua sisinya.
Perbungaan tandan di ketiak, bunga sering terkeluk balik berwarna
putih. Buah polong, berbentuk memita-lonjong, melebar pada
ujungnya, kadang-kadang melengkung dengan bubungan, berisi 8
—16 biji. Biji berbentuk lonjong-menjorong, berwarna merah muda,
merah, coklat kemerahan hingga hampir hitam, dan ada pula yang
berwarna putih.
2.3 Macam Koro Pedang
Secara botani tanaman koro pedang dibedakan kedalam dua
tipe tanaman yaitu:
1. Koro pedang yang tumbuh merambat (climbing) dan berbiji
merah (Canavalia gladiata) (Jack) DC)). Tipe merambat
(Canavalia gladiata) dikenal denagn Swordbean tersebar di
Asia Tenggara, India, Myanmar, Ceylon dan negara-negara
Asia Timur. Bentuk tanamannya merambat dan selalu melilit
kearah kanan (berlawanan dengan jarum jam). Akar termasuk
akar tunggang dan batang tumbuh sangat kokoh dan diameter
dapat mencapai 5 mm. Panjang kubu (intermode) sekitar 20
cm dengan selalu umbuhnya selalu keatas dan panjang/tinggi
mencapai 10 m. Tangkai daun dan pangkal batang berwarna
merah muda.
Panjang polong sekitar 40 cm lebar 5 cm dan warna
polong tua coklat muda, umur tanaman sampai panen terakhir
yaitu 9 .15 bulan. Biji berwarna merah atau coklat muda. Koro
rambat berbiji coklat muda memiliki daun agak sempit dan
kaku di banding tanaman berbiji merah yang memiliki daun
lebih lebar dan kelopak bunga berwarna putih.
2. Koro pedang tumbuh tegak dan berbiji putih (Canavalia
ensiformis (L.) DC.). Koro pedang tipe tegak/perdu,
polongnya dapat menyentuh permukaan tanah sehingga
disebut Koro Dongkrak (Jackbean). Bentuk tanaman yang
menyerupai perdu batangnya bercabang pendek dan lebat
dengan jarak percabangan pendek dan perakaran termasuk
akar tanggung. Bentuk daun trifoliat dengan panjang tangkai
daun 7-10 cm, lebar daun sekitar 10 cm, tinggi tanaman
dapat mencapai 1 meter. Bunga berwarna kuning, tumbuh
pada ketiak/buku cabang. Bunga termasuk bunga
majemukdan berbunga mulai umur 2 bulan hingga umur 3
bulan. Polong dalam satu tangkai berkisar 1 . 3 polong,
tetapi umumnya 1 polong/tangkai. Panjang polong 30 cm
dan lebar 3,5 cm, polong muda berwarna hijau dan polongh
tua berwarna kuning jerami. Biji berwarna putih dan tanaman
koro dapat dipanen pada 9-12 bulan, namun terdapat
varietas berumur genjah umur 4-6 bulan.
Gambar 1. Biji koro pedang tumbuh tegak dan berbiji putih (Canavalia
ensiformis (L.) DC.)
Sumber: Pontjowati, 2008.
2.4 Penanaman dan Pemanenan
Penyiapan lahan untuk koro pedang tipe tegak di lahan kering
dapat dilakukan sebagaimana tanaman kacang-kacangan, seperti
kedelai atau kacang tanah. Sedangkan untuk koro pedang tipe
menjalar tidak perlu penyiapan lahan secara khusus, karena biasa
ditanam secara tumpang sari dengan tanaman keras sebagari
rambatan.
Untuk tanaman koro tipe tegak, biji ditanam secara berbaris
dengan jarak tanam 80 cm -100 cm antara baris dan 40 cm-50 cm
didalam baris Tanaman akan tumbuh cepat, 6 minggu setelah
tanam tanah sudah tertutup rapat dan 4-5 bulan setelah tanaman
daun koro dapat digunakan sebagai pupuk hijau/pakan. Pupuk hijau
tanaman koro tipe tegak sekitar 40 . 50 ton/bahan organik segar. Di
AS, tumpangsari tanaman koro pedang dengan tanaman temkakau
dan nenas yang diberi pupuk hijau daun koro dapat meningkatkan
hasil tanaman tersebut yang signifikan. Untuk koro pedang tipe
menjalar, biji ditanam mengikuti jarak tanaman keras dan tingkat
kepentinmgan penamanamannya. Pada perkebunan Kakao, Jeruk,
dan kelapa di Amerika, kebutuhan pupuk hijau dapat dicukupi dari
daun tanaman koro pedang. Pada tanaman koro, semakin panjang
batang menjalar, semakin banyak polong yang dihasilkan. Panjang
batang mencapai + 10 m, tergantung kesuburan dan kelembaban
tanah.
Waktu penanaman yang paling tepat adalah pada akhir musim
hujan sekitar bulan Maret di lahan tegal karena untuk pertumbuhan
awal tanaman masih cukup air untuk pertumbuhan membentuk
percabangan yang rimbun. Pada saat berbunga, pengisian polong
dan pemasakan, keadaan cuaca dalam kondisi kering, sehingga
pada bulan Agustus hingga September dapat mempercepat proses
pemasakan biji.
Dalam pemupukan tergantung dari tingkat kesuburan tanah
dan tingkat hasil yang ingin dicapai. Tanaman koro pedang di
Indonesia jarang dibudidayakan secara intensif. Namun dosis
pupuk 50 kg Urea, 100 kg SP 36 dan 75 kg KCl dapat digunakan
sebagai patokan.
Tanaman koro pedang tipe tegak dapat dipanen pada umur 9-
12 bulan, yang ditandai oleh polong tua yang berwarna kuning
jerami. Panen dapat dilakukan sekali atau dua kali, sebab polong
tidak mudah pecah. Sedangkan tanaman koro tipe merambat dapat
dipanen pada umur 12-15 bulan.
Hasil biji koro tergantung dari populasi tanaman, varietas dan
teknik produksi. Hasil biji tertinggi dilaporkan mencapai 4,6 ton biji
kering, namun hasil biji koro di tingkat petani yang ditanam tidak
teratur dilaporkan mencapai 0,7-1,0 t/ha dan ukuran biji 40-60
kg/100 biji.
2.5 Kandungan Gizi Koro Pedang
Koro – koroan merupakan salah satu jenis kacang – kacangan
lokal yang memiliki beragam varietas dan biasa digunakan sebagai
bahan baku pengganti kedelai dalam pembuatan tempe.
Kandungan gizi koro tidak kalah dengan kedelai yaitu karbohidrat
dan protein yang cukup tinggi serta kandungan lemak yang rendah.
Akan tetapi koro juga mengandung beberapa senyawa merugikan
yaitu glukosianida yang bersifat toksik dan asam fitat yang
merupakan senyawa anti gizi. Sebaliknya, koro –koroan juga
berpotensi sebagai pangan fungsional dengan adanya kandungan
polifenol.
Pada umumnya kacang-kacangan merupakan sumber protein,
vitamin dan mineral yang sangat bagus. Koro pedang, merupakan
salah satu jenis dari kacang-kacangan yang memiliki kandungan
lemak dan protein yang tinggi (Handayani, 1993). Kebanyakan
protein yang diteliti terletak pada biji, dan hanya sebagian kecil saja
terdapat pada kulit biji.
Kandungan protein biji koro pedang dan bibi kacang-kacangan
lain berturut-turut adalah: koro pedang biji putih (27,4 %), koroi
pedang biji merah (32 %), kedelai (35 %) dan kacang tanah (23,1
%). Selain itu, biji koro pedang putih (Canavalia ensiformis)
mengandung zat toksik, yaitu: kholin, asam hidrozianine dan
trogonelin. Pada biji koro ini juga mengandung tripsin dan
cymotrypcine inhibitors. Koro pedang biji merah (Canavalia
gladiata) memiliki kandungan protein dan garam yang cukup tinggi,
asam hidroianik dan saponine. Karena biji koro mengandung racun
maka perlu cara masak khusus untuk menetralkan racun sebelum
dikonsumsi.
Tabel 1. Kandungan Gizi dan Hara Pada Beberapa Tanaman Kacang-kacangan
Analisis
nutrisi
Satuan
Species
Arachishypogaea
Canavliaensiformis
Canavlia
gladiata
Glycine
max
Lupinus
Sp
Phasoelus
vulgaris
1. Bagian2. Calori3. Protein4. Lemak5. TotalCarbohidrat6. Serat7. abu8. Ca9. P
--ggg
ggr(mg)mg
Seed58724,847,824,6
3,12,71,218381,00
Seed38927,42,966,1
8,33,615,1339
Seed37532,00,763,5
13,74,2526350
Seed44439,019,635,5
4,75,5251580
Seed44047,817,830,4
7,73,697588
Green seed41714,226,74,8
7,513,3350300
10. Fe11. Na12. K13. BetaCaroten14. Thiamine15. Riboflavin16. Niacin17. Ascorbidacid
mgmgmgmg
mg
mg
mg
mg
19,50--35,967
1,07
2,88
7,44
456,00
9,740,848,-
0,73
0,15
3,50
2,00
17,5--219
0,88
-
-
-
10,8-46711
0,73
0,24
2,44
-
6,8--1
0,30
0,54
2,81
-
6,7---
-
-
-
-
Sumber: Udedibie, A.BI. and C.O. Nkwocha, 2000
Koro pedang bukan merupakan suatu polong-polongan yang
terkenal karena baunya yang kuat dan kulit bijinya yang tebal. Biji
yang telah kering dan telah matang secara penuh harus hati-hati
apabila akan dikonsumsi karena mungkin sedikit beracun.
Detoksifikasi dapat dilakukan dengan direbus, diseduh, dibilas atau
difermentasikan. Proses perkecambahan kacang-kacangan yang
menghasilkan kecambah (sprouts), yang kemudian ditepungkan,
ternyata dapat menghilangkan berbagai senyawa anti gizi di
dalamnya, dapat mempertahankan mutu proteinnya dan
menandung vitamin C yang cukup tinggi (Koswara ,2005).
Ekanayake , dkk (2006), menuliskan kacang koro pedang
memilki kandungan canavanine yang sangat tinggi (88 – 91 %).
Menurut Campbell (2004), Canavanine merupakan suatu senyawa
asam amino yang mirip Arginin. Arginin adalah salah satu dari 20
asam amino yang digunakan oleh organism untuk menyusun
proteinnya. Apabila Canavanine ini dikonsumsi senyawa ini akan
bergabung ke dalam protein yang biasa ditempati oleh arginin.
Canavanine sangat berbeda dengan arginin, sehingga dapat
mengganggu fungsi protein tersebut. Namun kandungan
Canavanine ini dapat dihilangkan dengan cara direndam, dan
dihancurkan / digiling (Ekanayake, 2006).
Kacang koro pedang juga mengandung lectin, yaitu
karbohidrat sederhana yang berikatan dengan protein (Delatorre, et
al, 2008). Menurut Healthy Life, 2000, Lectin memiliki nama lain
hemaglutinin. Senyawa ini dapat menggumpalkan darah. Tetapi
pengolahan yang benar, dengan terlebih dahulu dilakukan
perendaman, dapat menghilangkan senyawa ini.
2.5 Kelemahan dan Kelebihan
2.5.1 Kelemahan1. Kelemahan utama tanaman koro pedang adalah mengandung
senyawa yang bersifat toksik berupa Con Canavalia A dan B,
tetapi penelitian di Guetamala telah dapat mengisolasi protein
tanpa toksin.
2. Berumur 9-15 bulan
3. Kurang promosi/soliaslisasi tentang kandungan gizi dan
manfaatnya
4. Kandungan protein tidak setinggi kandungan protein pada tempe
kedelai.
2.5.2 Kekuatan
1. Mudah dibudidayakan secara tumpangsari (ubikayu, Jagung,
sengon, kopi, kakao, pekaya dll).
2. Adaptif pada lahan kering masam
3. Penghasiil pupuk hijau sebanyak 40-50 t/ha umur 3-6 bulan
4. Diolah lebih lanjut menjadi tepung atau keripik tempe dengan
penggunaan yang lebih luas dan penampakan yang lebih dapat
diterima.
5. University Hospital di Taipei Medical Colage melaporkan bahwa
ekstrak biji koro pedang dapat meningkatkan ketahanan tubuh
dan mencegah penyakit kanker karena Con canavalin A yang
merupakan suatu protein bertindak sebagai anti bodi yang dapat
mengaktifkan sel anti kanker atau sel T, dan juga mampu
menggumpalkan virus dan Spermatozoa serta dapat mengisolasi
subtansi immonoglobulin dan glikoprotein darah.
2.6 Manfaat Koro Pedang
Koro pedang digunakan sebagai sayuran, makanan hewan
dan pupuk hijau. Polong muda yang masih hijau digunakan sebagai
bahan makanan di Asia tropis, sebagai sayuran hijau yang direbus
mirip dengan buncis ( Phaseolus vulgaris L.). Polong yang sudah
dewasa tetapi masih segar dan berwarna hijau juga dikonsumsi
sebagai sayuran. Bunga dan daun muda digunakan dalam
mengukus sebagai perasa. Di Jawa kara pedang digunakan
sebagai penutup tanaman yang berjangka waktu pendek dan
sebagai pupuk hijau. Kadang-kadang digunakan sebagai makanan
hewan tetapi lebih sedikit dibanding dengan koro parang (
Canavalia ensiformis ( L.) DC.). Biji merah muda kadang-kadang
digunakan sebagai obat tradisional Cina. Urease yang diekstrak
dari koro pedang digunakan dalam analisis laboratorium.
Selain itu kacang koro pedang juga dimanfaatkan untuk
membuat tahu dan tempe. Koro pedang digunakan sebagai
pengganti kedelai, karena selain harganya jauh lebih murah
dibanding kedelai (per kilo Rp. 3500), juga penanamannya sangat
mudah. Tak hanya itu, tepung kacang koro ini juga bisa
menurunkan kadar gula darah penderita diabetes karena memiliki
rasio asam amino esensial yang tinggi dan nilai indeks glisemik (IG)
yang rendah, yaitu antara 40,71 sampai 44,05. Bahan pangan
dengan dengan IG rendah sangat cocok untuk diet bagi penderita
kencing manis.
Kacang koro pedang biji putih/biji merah dengan jenis kacang
yang kacang gude, komak dan koro benguk dapat dibuat tempe.
Biji kacang-kacangan tersebut memiliki kulit yang keras sehingga
sebelum dibuat tempe perlu pengupasan kulit biji secara mekanis.
Kacang-kacang di atas mengandung senyawa beracun, sehingga
dalam pembuatan tempe, setelah kulit biji dukupas, direbus dengan
air yang dicampur abu kapus dan selanjutnya biji direndam dalam
air dua kali selama selama dua hari dua malam agar kandungan
racun dapat dinetralkan. Perendaman terbaik bila dilakukan pada
air yang mengalir, bila hal tersebut tidak dapat dilakukan (air tetap),
maka air perlu sering diganti agar terhindar dari aroma kurang
sedap. Proses selanjutnya, termasuk jenis ragi yang digunakan
relatif sama dengan pembuatan tempe kedelai.
Rasa tempe koro pedang tidak seenak tempe kedelai,
kenampakan tempe tidak semenarik tempe kedelai, dan kandungan
protein juga tidak setinggi kandungan protein tempe kedelai.
Namun kekuatan yang menjadi peluang dari tempe koro pedang
adalah dapat diolah lebih lanjut menjadi tepung atau keripik tempe
dengan penggunaan yang lebih luas dan penampakan yang lebih
dapat diterima.
Perkembangan IPTEK yang pesat, saat ini biji koro pedang
diolah menjadi bahan baku untuk industri farmasi dan kosmetika di
Jepang dan Amerika Serikat. Industri yang bergerak di bidang
pengolahan hasil tanaman pertanian di negara maju menggunakan
bahan alami (natural ingredient) yang mempunyai kandungan
unsur-unsur tertentu antara lain : protein tinggi, lemak dan minyak
non kolesterol, enzym urease, asam amino dan zat-zat yang
mengandung bius.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kacang koro pedang secara botani dibedakan kedalam dua
tipe tanaman, yaitu koro pedang yang tumbuh merambat (climbing)
dan berbiji merah (Canavalia gladiata) (Jack) DC)) dan koro
pedang tumbuh tegak dan berbiji putih (Canavalia ensiformis (L.)
DC.). Koro pedang memiliki kandungan zat gizi yang tinggi antara
lain protein, lemak dan mineral. Selain itu juga memiliki serat yang
dapat digunakan sebagai dietary fiber. Kacang ini memiliki
kandungan nilai gizi, diantaranya Lectin dan Canavanine. Namun,
biji kacang koro pedang memiliki bau yang kuat dan bersifat racun.
Hal ini dapat diatasi dengan perendaman, penghancuran,
pemanasan, dan dapat juga dengan fermentasi. Manfaat dari
kacang ini diantaranya sebagai sayur, pengganti kedelai untuk
produk tempe, tahu, kecap dan juga bisa menurunkan kadar gula
darah pada penderita diabetes.
3.2 Saran
Dalam pembuatan tempe, tahu dan kecap masyarakat lebih
banyak menggunakan kedelai. Padahal kacang koro pedang
memiliki kandungan zat gizi yang tinggi antara lain protein, lemak
dan mineral yang tidak jauh beda dengan kedelai. Oleh karena itu,
perlu adanya pemanfaatan yang lebih maksimal pada kacang jenis
ini agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dan
meningkatkan kesehatan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Balai penelitian tanaman kacang-kacangan dan umbi-umbian. 2007.
www.puslittan.bogor.net/downloads/ Budidayakacangkoro .pdf .
Diakses tanggal 23 Maret 2012. Jam 19.12 WIB
Campbell, 2003. Biologi. Erlangga : Jakarta
D.C. Anyanwu, E.O. Nwoye and J.I. Offor. 2011. Effects of Dietary Levels
of Jackbean (Canavalia ensiformis) Meal on Body Composition of
Clarias gariepinus Fingerling. Department of Agriculture Science,
A.I.F.C.E, Owerri : Nigeria
Delatorre.P. et al. 2008. Structure of a lectin from Canavalia gladiata
seeds: new structural insights for old molecules. Departamento de
Bioquímica e Biologia Molecular, Universidade Federal do Ceará,
Ceará : Brazil
Ekanayake.S. et al.2006. Canavanine content in sword beans (Canavalia
gladiata): Analysis and effect of processing Department of
Biochemistry, Faculty of Medical Sciences, University of Sri
Jayewardenepura, Nugegoda : Sri Lanka
Handajani,S.2003. Analisa sifat Phisis-Khemis Beberapa Biji Kacang-
Kacangan, kekerasan, Kualitas Tanak, Protein, dan Kandungan
Mineralnya. Lembaga penelitian Universitas Sebelas Maret:
Surakarta
Healthy Life. 2000. Waspadai Zat Anti Gizi pada Kacang-Kacangan.
http://www. wok.Com/healthy-life. Diakses tanggal 23 Maret 2012.
Jam 19.32 WIB
Koswara . S. 2005. Kacang-kacangan, Sumber Serat yang Kaya Gizi.
http//www.Ebookpangan.com. Diakses tanggal 23 Maret 2012. Jam
19.15 WIB
Pontjowati. 2008. Biokimia Bahan Pangan dan Obat : Fotokimia Koro
Pedang (Canavalia gladiata) ( Jack. DC). Universitas Sebelas
Maret : Surakarta
Udedibie, A.BI. and C.O. Nkwocha. 2000. Comparative study of Jack bean
and Sword bean as protein supplements for young broiler chicks.
Agric. J., 24:7-11.
top related