jurnal paedagogy volume 2 nomor 2 edisi oktober 2015...
Post on 06-Feb-2018
220 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | i
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | ii
JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Dewan Redaksi
Pelindung dan Penasihat
:
Prof. Drs. Toho Cholik Mutohir, MA., Ph.D
Penanggung Jawab : Dra. Ni Ketut Alit Suarti, M.Pd
Ketua Penyunting : Drs.Wayan Tamba, M.Pd.
Sekertaris Penyunting : 1. M. Arief Rizka, M.Pd.
2. Hariadi Ahmad, M.Pd.
Keuangan : Junain Huri
Penyunting Ahli : 1. Prof. Dr. Azis Abdul Wahab, M.Pd.
2. Prof. Dr. Gede Sedamayasa, M.Pd.
3. Prof. Dr. Wayan Maba
4. Dr. Hj. Jumailiyah, M.M.
5. Dr. Gunawan, M.Pd.
Penyunting Pelaksana : 1. Muh. Husein Baysha, S.Pd., M.Pd.
2. Mujiburrahman, M.Pd.
3. M. Ary Irawan, M.Pd.
4. Endah Resnandari Puji Astuti, S.Pd.,M.Pd.
5. Restu Wibawa, M.Pd.
6. Wiwien Kurniawati, M.Pd.
Pelaksana Ketatalaksanaan : 1. Hardiansyah, S.Pd., MM.Pd.
2. Jien Tirta Raharja, M.Pd.
Distribusi : Nuraeni, M.Si.
Desain Cover : Muh. Husein Basyha, S.Pd., M.Pd.
Alamat Redaksi:
Redaksi Jurnal Paedagogy
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Gedung Dwitiya, Lt.3. Jalan Pemuda No.59 A Mataram
Telp.(0370) 638991
Email: jurnal.fip.ikipmataram@gmail.com
Jurnal Paedagogy menerima naskah tulisan penulis yang original (belum pernah
diterbitkan sebelumnya) dalam bentuk soft file, office word document (CD/
Flashdisk/ Email).
Diterbitkan Oleh: Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram.
ISSN 2355-7761 Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | iii
JURNAL PAEDAGOGY Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan
Daftar Isi Halaman
Hadi Gunawan Sakti
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH
VERSUS PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MOTIVASI
BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR PEMAHAMAN KONSEP
DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA ………………………..…
82 – 100
Zulfakar
PERANAN PIMPINAN PERGURUAN TINGGI DALAM
MENINGKATKAN MUTU DOSEN ………………………………………...
101 – 112
Zinnurain
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI TATA CARA SHOLAT
UNTUK KELAS II SEKOLAH DASA ………………………………………..
113 – 121
Rudi Hariawan dan M. Faqih
DAYA TARIK PONPES YANMU NW PRAYA SEBAGAI PILIHAN
MASYARAKAT DALAM PENDIDIKAN ANAK DI KABUPATEN
LOMBOK TENGAH ………………………………………………...………….
122 – 130
Yessi Yosari dan Mujiburrahman
PENGARUH TEKNIK HOMEWORK BEHAVIORISTIK TERHADAP
KEMANDIRIAN SISWA SMP NEGERI 1 BRANG ENE KABUPATEN
SUMBAWA BARAT …………………………………….………………………
131 – 133
Agus Fahmi
MANAJEMEN PERPUSTAKAAN DAN MUTU PENDIDIKAN DI
SEKOLAH ……………………………………………………………………….
134 – 141
Ni Ketut Alit Suarti
BERMAIN PUZZLE MEMUPUK SIKAP KEMANDIRIAN PADA ANAK
USIA DINI ………………………………………………………………………..
142 – 150
Wawan Sukmawansyah dan Jien Tirta Raharja
HUBUNGAN PERGAULAN SOSIAL REMAJA DENGAN MOTIVASI
BELAJAR SISWA PADA SMA ISLAM AL-AZHAR NW KAYANGAN
…………………………...………………………………………………………...
151 – 156
Made Piliani dan Anak Agung Rai Sunanjaya
HUBUNGAN MANAJEMEN HUMAS DENGAN PEMBANGUNAN
CITRA SEKOLAH DI SMP IT TUNAS CENDEKIA MATARAM
……………………………………………………………………………………………..
157 – 163
Junaidi Zultoni dan Farida Herna Astuti
PENGARUH LAYANAN KONSELING INDIVIDU TERHADAP
PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS XI DI SMAN 2 PRINGGARATA
…………………………………………………………………………………….
164 – 170
ISSN 2355-7761 Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Jurnal Fakultas Ilmu Pendidikan
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 82
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH VERSUS
PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MOTIVASI BERPRESTASI
TERHADAP HASIL BELAJAR PEMAHAMAN KONSEP DAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA
Hadi Gunawan Sakti Program Studi Teknologi Pendidikan, FIP IKIP Mataram
e-mail: hadi_gunawan_sakti@yahoo.com
Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji (1) perbedaan hasil belajar
pemahaman siswa yang diajari menggunakan pembelajaran berbasis masalah dan
pembelajaran langsung; (2) perbedaan hasil pembelajaran dari pemahaman dengan tinggi
motivasi dan rendah motivasi; (3) apakah ada atau tidak interaksi antara strategi pembelajaran
dan motivasi terhadap konsep pemahaman; (4) perbedaan hasil belajar dari kemampuan
berfikir kritis siswa yang diajari menggunakan pembelajaran berbasis masalah dan
pembelajaran langsung; (5) perbedaan hasil belajar dari kemampuan berfikir kritis siswa
dengan tinggi motivasi dan rendah motivasi; (6) apakah ada atau tidak interaksi antara
strategi dan motivasi terhadap berfikir kritis. Desain penelitian ini adalah desain
nonequivalent control group dengan desain faktorial 2x2. Subyek penelitian diambil dari
sebuah kelompok yang utuh terdiri dari kelas X IPS 1 dengan 32 siswa sebagai kelompok
eksperimen (pembelajaran berbasis masalah) dan X IPS 2 dengan 33 siswa sebagai kelompok
kontrol (pembelajaran langsung). Data penelitian dianalisis menggunakan t-test untuk
kesetaraan rata-rata dan MANOVA (Multivariate Analysis of Variance), dimana uji
normalitas dilakukan terlebih dahulu menggunakan kolmogorov-smirnova dan uji
homogenitas untuk mengetahui normalitas dan homogenitas dari distribusi data. Hasil dari
data analisis data disimpulkan bahwa (1) ada perbedaan hasil belajar pemahaman siswa yang
diajari menggunakan pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran langsung; (2) ada
perbedaan hasil pembelajaran dari pemahaman dengan tinggi motivasi dan rendah motivasi;
(3) ada interaksi antara strategi pembelajaran dan motivasi terhadap konsep pemahaman; (4)
ada perbedaan hasil belajar dari kemampuan berfikir kritis siswa yang diajari menggunakan
pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran langsung; (5) ada perbedaan hasil belajar
dari kemampuan berfikir kritis siswa dengan tinggi motivasi dan rendah motivasi; (6) ada
interaksi antara strategi dan motivasi terhadap berfikir kritis.
Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Pembelajaran Langsung, Motivasi Berprestasi,
dan Kemampuan Berpikir Kritis.
PENDAHULUAN
Tujuan utama ilmu pengetahuan sosial
ialah untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar peka terhadap
masalah sosial yang terjadi di
masyarakat, memiliki sikap mental
positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil
dalam mengatasi setiap masalah yang
terjadi sehari-hari baik yang menimpa
masyarakat. Tujuan tersebut dapat
dicapai manakala program-program
pembelajaran ekonomi di sekolah
diorganisasikan secara baik. Untuk
mewujudkan hal tersebut peran guru
sangat penting dan menentukan
meskipun peran pihak-pihak lain dalam
bidang pendidikan tidak bisa diabaikan.
Sesuai dengan karakteristik dari
mata pelajaran ekonomi ini adalah untuk
dapat mengembangkan kemampuan
pemahaman fenomena kehidupan
sehari-hari, sehingga mata pelajaran
ekonomi bukan hanya penguasaan ilmu
pengetahuannya yang berupa fakta-
fakta, konsep-konsep, atau prinsip-
prinsip saja tetapi juga merupakan
proses penemuan apa yang terjadi pada
masyarakat. Mata pelajaran ekonomi
sangat perlu diajarkan dalam pendidikan
menengah untuk membekali siswa
memahami terhadap berbagai peran
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 83
sosial dalam kehidupan bermasyarakat
(BSNP, 2006).
Untuk itu diperlukan sebuah
strategi pembelajaran yang tepat dan
lebih bermakna, terutama dalam
penguasaan pemahaman konsep dan
kemampuan berpikir kritis. Strategi
pembelajaran yang sudah terbukti dapat
menjembatani permasalahan tersebut
adalah pembelajaran berbasis masalah.
Pembelajaran berbasis masalah
merupakan strategi pembelajaran yang
memfasilitasi siswa belajar melalui
pemecahan masalah dunia nyata dan
autentik serta mengintegrasikan
pengetahuan lintas disiplin (Keziah,
2010). Menurut Savery (2006)
pembelajaran berbasis masalah adalah
suatu strategi pembelajaran yang
mengutamakan pendekatan student
centered learning yang memberdayakan
siswa untuk melakukan penelitian,
memadukan antara teori dan praktek,
mengaplikasikan, pengetahuan, dan
keterampilan siswa untuk memecahkan
masalah nyata. Melalui pembelajaran
berbasis masalah siswa dapat ditantang
untuk mencari sebuah solusi dari
permasalahan dunia nyata secara
individu maupun kelompok (Akcay,
2009).
Dalam pembelajaran berbasis
masalah tidak diajarkan informasi
bidang ilmu dan keterampilan belajar,
tapi strategi memecahkan masalah
(Gijselaers,1996). Pembelajaran
berbasis masalah mengintegrasikan
pembelajaran bidang ilmu dan
keterampilan, serta memanfaatkan
situasi yang kolaboratif pada proses
“Belajar untuk belajar.” Pembelajaran
berbasis masalah memiliki keterkaitan
antara keterampilan dengan bidang ilmu
yang menjadi ciri belajar, keterampilan
berpikir kritis, keterampilan
berkolaborasi, berdiskusi, dan
berargumentasi, serta kemampuan
menemukan informasi dalam
melakukan diagnosa terhadap isu dalam
bidang ilmunya.
Penelitian tentang penggunaan
strategi pembelajaran berbasis masalah
diawali dalam bidang kedokteran,
kemudian meluas dalam bidang ilmu
lain, arsitektur, manajemen, hukum,
ilmu sosial, dan pendidikan. “Problem
based learning has been applied
globally in a variety of professional
schools.” (Hung, et al. 2011). Hasil
menunjukkan bahwa strategi
pembelajaran berbasis masalah dapat
mengembangkan keterampilan berpikir
kritis, memecahkan masalah, dan
keterampilan intelektual. Disamping itu,
dapat memberikan kesempatan belajar
melalui perlibatan siswa dalam
pengalaman nyata, dan menjadikan
siswa otonom, mandiri, serta dapat
mengembangkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Hal tersebut sesuai
dengan temuan penelitian yang
dilakukan oleh Mergendoller, et al.
(2006) yang menyatakan bahwa
penggunaan strategi pembelajaran
berbasis masalah dapat meningkatkan
kemampuan berbahasa, ketertarikan
dalam hal ekonomi, rujukan untuk
belajar kelompok dan ke efektifan
pemecahan masalah dibandingkan
dengan strategi pembelajaran
tradisional. Pembelajaran berbasis
masalah adalah model pembelajaran
yang berpusat pada siswa,
mengembangkan pembelajaran aktif,
keterampilan pemecahan masalah dan
bidang pengetahuan yang berdasar pada
pemahaman dan pemecahan masalah
(Barrows & Tamblyn, 1980; Mayo, et
al. 1993; Mechling, 1995; Skrutvold,
1995; Major, et al. 2000;
Malinowski&Johnson, 2001).
Penelitian Harvey, et al. (2005)
menyatakan bahwa perolehan secara
substansial kompetensi siswa yang
diajarkan dengan menggunakan
pembelajaran berbasis masalah
ditemukan pada empat keterampilan
umum penting, yaitu: Problem solving,
communication skill, discipline
knowledge building, and personal and
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 84
interpersonal development. Penelitian
Van Til, et al. (1997); Danielson, et al.
(2003); Feng, (2005); Akinnoglu &
Tandongan, (2007); Franz, et al. (2007);
Tan, et al. (2009); Tegeh, (2009)
menunjukkan bahwa strategi
pembelajaran berbasis masalah dapat
meningkatkan hasil belajar memahami,
mengingat, dan menjelaskan khususnya
pada aspek kognitif.
Ada kecenderungan beberapa
siswa mengasumsikan bahwa untuk
memahami fenomena sosial siapapun
bisa melakukannya tanpa perlu belajar
dan berusaha. Hal ini diperparah lagi
oleh proses pembelajaran yang hanya
mengacu pada hafalan konsep-konsep
saja tidak diarahkan pada analisis kasus-
kasus yang menarik yang terjadi dalam
masyarakat, sehingga siswa cenderung
meremehkan dan menganggap bahwa
pelajaran ekonomi adalah pelajaran
hafalan dan membosankan bagi siswa.
Penghafalan mengharuskan kita
mengingat lebih banyak informasi
(Schunk, 2012). Kegiatan menghafal
suatu informasi tanpa ada pemaknaan
pada diri individu berdampak pada
kemampuan memori manusia yang tidak
akan bertahan lama. Padahal
pengalaman belajar yang dilakukan
siswa akan lebih bermakna jika dapat
bermanfaat selama hidupnya.
Namun kenyataan di lapangan,
belum sepenuhnya sesuai dengan
seharusnya. Banyak pembelajaran yang
bersifat ceramah yang lebih banyak
menonjolkan aktivitas guru
dibandingkan siswa. Bahkan siswa lebih
banyak diarahkan untuk menghafal
meteri pelajaran sehingga cenderung
mengabaikan gagasan, konsep, dan
kemampuan berpikirnya. Selain itu,
pembelajaran guru dewasa ini belum
mampu membangkitkan budaya belajar
para siswa. Akibatnya, para siswa
cenderung menerima dan tidak mau
berpikir sendiri.
Seperti halnya juga terjadi di
SMA Negeri 1 Sakra Timur, khususnya
pada mata pelajaran ekonomi.
Berdasarkan hasil observasi dikelas X
IPS terlihat, bahwa selama ini proses
pembelajaran ekonomi masih bersifat
teacher centered learning yang diselingi
dengan penugasan Lembar Kerja Siswa
(LKS) dan diskusi. Berdasarkan fakta
tersebut, siswa masih tergantung pada
guru sebagai sumber informasi utama,
sehingga kemampuan siswa dalam
berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta
pemahamannya masih kurang. Hasil
belajar pemahaman konsep dan
kemampuan berpikir kritis pada siswa
kelas X di SMA Negeri 1 Sakra Timur
cenderung masih kurang, ketika
mereka diminta mencari data dan
informasi agar mendapatkan solusi
terhadap suatu masalah yang otentik.
Hal ini terbukti dari siswa yang belum
bisa merespon secara optimal pada saat
menjawab pertanyaan yang dilontarkan
guru maupun pada saat diskusi di kelas.
Siswa terkadang menjawab pada
tahap menjelaskan saja belum pada
tahap menganalisis. Salah satu faktor
yang menyebabkan rendahnya
kemampuan memahami konsep dan
kemampuan berpikir kritis siswa adalah
kekurangseriusan siswa dalam
pembelajaran ekonomi. Selain itu juga,
siswa kurang terbiasa merumuskan
permasalahan yang ada sebab siswa
hanya menghafal konsep dan kurang
mampu menggunakan konsep tersebut
jika menemui masalah dalam kehidupan
nyata yang berhubungan dengan konsep
yang dimilikinya, sehingga hasil belajar
siswa juga masih rendah. Itu
dikarenakan, sebagian besar siswa
kurang mampu menghubungkan antara
apa yang mereka pelajari dengan
bagaimana pengetahuan tersebut akan
dimanfaatkan, dan diaplikasikan pada
situasi baru.
Maka di dalam proses
pembelajaran suatu mata pelajaran
ekonomi, sifat pemecahan masalah
ekonomi yang terintegrasi dari berbagai
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 85
aspek tersebut, sesuai dengan karakter
pembelajaran berbasis masalah.
Margetson (1997) mengemukakan
bahwa “Pembelajaran berbasis masalah
membutuhkan jauh lebih besar integrasi
pengetahuan. Misalnya masalah
pemanasan global, membutuhkan
pemecahan dari banyak disiplin ilmu
seperti politik, organisasi sosial, budaya,
ekonomi, kimia, fisika, dan meteorologi.
Semua area disiplin ilmu tersebut, saling
terkait dalam berkontribusi untuk
mengatasi masalah fenomena global
warming”.
Pembelajaran berbasis masalah ini
merupakan salah satu alternatif untuk
memenuhi harapan tersebut. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Boud &
Felletti (1997) yang menyatakan bahwa
pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu strategi pembelajaran
yang menuntut aktivitas mental siswa
untuk memahami suatu konsep
pembelajaran melalui situasi dan
masalah yang disajikan di awal
pembelajaran, masalah yang disajikan
pada siswa merupakan masalah
kehidupan sehari-hari. Pembelajaran
berbasis masalah dirancang dengan
tujuan untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir
dan mengembangkan kemampuan
dalam memecahkan masalah, belajar
berbagai peran orang dewasa melalui
keterlibatan mereka dalam pengalaman-
pengalaman nyata. Pada pembelajaran
berbasis masalah siswa dituntut untuk
melakukan pemecahan masalah-
masalah yang disajikan dengan cara
menggali informasi sebanyak-
banyaknya, kemudian dianalisis, dan
dicari solusi dari permasalahan yang
ada. Seperti halnya, yang dinyatakan
solusi dari permasalahan tersebut tidak
mutlak mempunyai jawaban yang
benar. Artinya, siswa dituntut pula
untuk belajar secara kreatif (Ross,
1997).
Torp & Sage (1998)
mengungkapkan definisi tentang
pembelajaran berbasis masalah sebagai
pembelajaran berbasis masalah yang
menyediakan pengalaman otentik,
mendorong penyusunan pengetahuan,
dan memadukan belajar di sekolah
dengan kehidupan nyata. Pada intinya
pembelajaran berbasis masalah
merupakan suatu pembelajaran yang
menggunakan masalah nyata yang
disajikan di awal pembelajaran.
Kemudian, masalah tersebut diselidiki
untuk diketahui solusi pemecahannya.
Kwan (2000) mengungkapkan bahwa
ciri utama pembelajaran berbasis
masalah meliputi mengorientasi siswa
kepada masalah atau pertanyaan yang
autentik, menuntut agar dapat
bekerjasama dalam penyelidikan
masalah, dan menghasilkan karya.
Pembelajaran berbasis masalah
memiliki karakteristik berawal dari
masalah, berpusat pada siswa, dan
berkaitan dengan masalah nyata dalam
kehidupan sehari-hari, konstruktif, serta
kooperatif. Pembelajaran berbasis
masalah mempunyai beberapa
keunggulan yakni mampu
meningkatkan pengetahuan siswa
sekaligus mendorong pengembangan
keterampilan pemecahan masalah,
berpikir kritis, kolaborasi, belajar
mandiri, komunikasi, meningkatkan
motivasi, dan aktivitas belajar siswa
serta menjadikan kegiatan belajar
berlangsung secara aktif dan
menyenangkan. Strategi pembelajaran
berbasis masalah menuntut siswa
memiliki pengetahuan sebagai prasyarat
untuk dapat memahami masalah dan
mengemukakan argumentasi atas solusi
pemecahan permasalahan yang
disampaikan, serta kemampuan untuk
bekerjasama dalam pemecahan masalah
tersebut.
Penggunaan strategi pembelajaran
berbasis masalah dalam kegiatan belajar
di kelas sejalan dengan ide pentingnya
aplikasi pembelajaran kolaborasi
sebagai landasan untuk
mengembangkan keterampilan sosial,
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 86
rasa saling menghargai, dan tanggung
jawab siswa (Setyosari, 2009). Lebih
lanjut, dinyatakan bahwa melalui
pembelajaran kolaborasi mampu
mendorong secara aktif dan interaktif
para pebelajar untuk saling kerjasama,
berinteraksi, dan terjadinya sharing
goals diantara siswa. Strategi
pembelajaran berbasis masalah selaras
dengan paradigma pendidikan sebagai
kerja membangun manusia supaya bisa
survive melindungi diri terhadap alam
serta mengatur hubungan antar
manusia. Melalui strategi pembelajaran
berbasis masalah ini terjadi proses
dimana suatu kompleks pengetahuan,
kecakapan (capacities), sikap, serta
nilai diolah, dan diteruskan kepada
generasi berikutnya, sebagaimana
makna hakiki dari pendidikan sebagai
“a life long process of self-
discovery”(BSNP, 2010).
Sebagai pembanding strategi
keefektifan pembelajaran berbasis
masalah digunakan strategi
pembelajaran langsung, karena strategi
pembelajaran langsung merupakan
strategi pembelajaran yang lebih
berpusat pada guru dan lebih
mengutamakan strategi pembelajaran
yang lebih efektif guna memperluas
informasi mata pelajaran. Tetapi dalam
strategi ini, menurut peneliti merupakan
strategi yang tepat dilakukan sesuai
esensi dari pembelajaran ekonomi yang
bersifat prosedural dan deklaratif.
Dalam menerapkan strategi
pembelajaran langsung, guru harus
dapat mendemonstrasikan pengetahuan
atau keterampilan yang akan diberikan
kepada siswa langkah demi langkah,
karena dalam pembelajaran peran guru
sangat dominan maka guru dituntut agar
dapat menjadi seorang model yang
menarik bagi siswa. Strategi
pembelajaran langsung dirancang
secara khusus untuk mengembangkan
pengetahuan prosedural dan deklaratif,
strategi pembelajaran ini menekankan
pada penguasaan konsep dan perubahan
perilaku dengan mengutamakan
pendekatan deduktif. Strategi
pembelajaran ini mempunyai beberapa
ciri-ciri sebagai berikut: (1)
transformasi dan keterampilan secara
langsung, (2) pembelajaran berorientasi
pada tujuan tertentu, (3) materi
pembelajaran yang telah terstruktur, (4)
lingkungan belajar yang telah
terstruktur,dan (5) distruktur oleh guru.
Pada penerapannya, strategi
pembelajaran langsung sebagian tugas
guru adalah membantu siswa
memperoleh pengetahuan prosedural,
yakni bagaimana melakukan sesuatu
dan membantu siswa untuk memahami
pengetahuan deklaratif, yaitu
pengetahuan tentang sesuatu (dapat
diungkapkan dengan kata-kata).
Pembelajaran langsung selain efektif
untuk digunakan oleh guru menguasai
suatu pengetahuan deklaratif dan
prosedural, juga efektif digunakan
untuk mengembangkan keterampilan
hasil belajar siswa.
Selain faktor penerapan strategi
pembelajaran dalam pencapaian hasil
belajar yang optimal, motivasi
berprestasi juga diduga ikut
mempengaruhi dalam pencapaian hasil
belajar. Motivasi berprestasi sebagai
keinginan untuk mencapai prestasi
sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan (Degeng, 1997). Agar siswa
dapat memahami materi pembelajaran
ekonomi yang banyak menggali
pengetahuan dari kehidupan masyarakat
dari aspek kognisi tingkat tinggi,
dibutuhkan motivasi berprestasi siswa.
Motivasi berprestasi memberikan andil
yang cukup besar untuk meraih hasil
belajar yang optimal.
Cohen (1976) menyatakan bahwa
terdapat dua aspek yang mendasari
motivasi berprestasi, yaitu:
pengharapan untuk sukses dan
mengakhiri kegagalan. Kedua aspek
motivasi ini berhubungan dengan hal-
hal/tugas-tugas dikemudian hari.
McClelland (1975) mendefinisikan
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 87
motivasi berprestasi sebagai motivasi
yang mendorong individu untuk
mencapai sukses, dan bertujuan untuk
berhasil dalam kompetisi atau beberapa
ukuran keunggulan (Standard of
excelence). Heckhausen (1967)
mengemukakan bahwa konsep motivasi
berprestasi berorientasi kearah aspek
kognitif adalah suatu usaha untuk
meningkatkan dan mempertahankan
kecakapan peribadi setinggi mungkin
dalam segala aktivitas dengan ukuran
keunggulan sebagai pembanding. Lebih
lanjut, Heckhausen membedakan tiga
jenis ukuran keunggulan, yaitu: (1) task
related standard of excelence; atau
suatu patokan yang berhubungan
dengan tugas, yaitu menilai berdasarkan
pencapaian hasil; (2) self related
standard of excellence yaitu patokan
keunggulan yang berhubungan dengan
prestasi yang pernah dicapai sendiri
pada masa lalu; (3) other related
standard of excellence merupakan
patokan keunggulan prestasi yang
pernah dicapai oleh orang lain, dengan
membandingkan hasil sendiri dengan
hasil orang lain.
Upaya untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran ekonomi di
sekolah merupakan tugas yang perlu
dilakukan oleh pembelajar. Pembelajar
merupakan komponen penting untuk
melakukan perbaikan mutu
pembelajaran. Di tangan pembelajar
yang profesional, kreatif, dan inovatif
proses pembelajaran akan berjalan
dengan baik, sebaliknya jika pembelajar
tidak profesional dalam menjalankan
tugas akan berdampak pada proses
pembelajaran yang kurang bermutu dan
pada gilirannya akan berpengaruh
terhadap rendah kemampuan berpikir
kritis. Salah satu faktor yang
menyebabkan rendahnya kemampuan
berpikir kritis siswa adalah
kekurangseriusan siswa dalam
pembelajaran ekonomi.
Berdasarkan hasil evaluasi
tersebut, akhirnya peneliti dan guru
bersepakat untuk mencoba
mengembangkan kemampuan berpikir
kritis siswa terhadap segala
permasalahan yang terjadi di sekitarnya
secara optimal dan dapat mengambil
sikap yang benar menghadapi suatu
permasalahan. Upaya pengembangan ini
disepakati dilakukan dengan mencoba
suatu strategi pembelajaran. Salah satu
strategi pembelajaran yang dipandang
dapat membantu mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa adalah
strategi pembelajaran berbasis masalah.
Untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritis tersebut tentunya harus
dimulai dari lingkungan belajar siswa di
kelas yang dapat dilakukan oleh guru
dengan meningkatkan kualitas
pembelajaran, sehingga kemampuan
berpikir kritis dan hasil belajar siswa
dapat meningkat. Berkembangnya
kemampuan berpikir siswa diharapkan
akan dapat menumbuhkan rasa ingin
tahu siswa terhadap objek yang sedang
dipelajari. Permasalahan-permasalahan
yang muncul sebagai akibat dari rasa
ingin tahu siswa tersebut. Tentunya,
akan menuntut adanya pemecahan
masalah di dalam kelas baik secara
individu maupun kelompok.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan desain
penelitian kuasi eksperimen, dengan
menggunakan rancangan faktorial 2x2.
Rancangan faktorial membagi
kelompok-kelompok sesuai dengan
jumlah kelompok yang ditentukan
berdasarkan jumlah perlakuan dan
kelompok yang akan diteliti. Kemudian,
untuk menganalisis data digunakan
dengan teknik MANOVA (Multivariate
Analysis Of Variance) (Tuckman, 1999
& Kerlinger, 2000). Untuk
menggambarkan hubungan konseptual
antar variabel dalam penelitian ini
adalah:
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 88
Keterangan:
: Arah pengaruh
Penelitian ini dilaksanakan di
SMA Negeri 1 Sakra Timur pada kelas X
kompetensi keahlian ilmu pengetahuan
sosial pada semester ganjil tahun pelajaran
2014/2015 dengan pertimbangan SMA ini
sedang mengalami perkembangan yang
sangat dinamis. Kelompok-kelompok
belajar seperti kelompok Bahasa Inggris,
kelompok Fisika, kelompok Biologi dan
kelompok PMR yang telah terbentuk
secara dinamis dan menghasilkan karya-
karya yang inovatif. Sementara, yang
menjadi sampel adalah siswa kelas X IPS1
dan kelas X IPS2. Masing-masing kelas
terdiri dari 34 siswa. Kedua kelompok
tersebut diberikan perlakuan yang satu
dengan menggunakan strategi
pembelajaran berbasis masalah dan yang
kedua dengan pembelajaran langsung.
Untuk menentukan kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol dilakukan dengan
cara diundi. Perlakuan pada kelompok
ekperimen dan kelompok kontrol
dilakukan dengan berpedoman pada
perangkat pembelajaran yang terdiri dari
Silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa
(LKS) dan Lembar Penilaian.
HASIL PENELITIAN
A. Pengaruh Strategi Pembelajaran
terhadap Hasil Belajar
Pemahaman Konsep dan
Kemampuan Berpikir Kritis
Deskripsi hasil belajar pemahaman
konsep yang menggunakan
pembelajaran berbasis masalah dan
pembelajaran langsung, masing-
masing berturut-turut diperoleh nilai
dan nilai
, artinya nilai mean pemahaman
konsep siswa yang diajar dengan
pembelajaran berbasis masalah lebih
besar dari nilai mean pemahaman
konsep siswa yang diajar dengan
pembelajaran langsung. Hasil
penelitian ini, juga menunjukkan
bahwa kemampuan berpikir kritis
antara kelompok siswa yang belajar
menggunakan pembelajaran berbasis
masalah dan kelompok pembelajaran
langsung berbeda secara signifikan.
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa strategi pembelajaran berbasis
masalah dapat meningkatkan hasil
belajar siswa baik hasil belajar
pemahaman konsep maupun
Strategi
Pembelajaran
- PBL
- PL
Pemahaman Konsep
Motivasi
Berprestasi
- Tinggi
- Rendah
Kemampuan Berpikir Kritis
Strategi
Pembelajaran dan Motivasi
Berprestasi
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 89
kemampuan berpikir kritis yang
dibenarkan oleh hasil pretest dan
hasil posttest, Artinya proses
pembelajaran berbasis masalah
memberikan kesempatan terjadinya
proses secara aktif dan kreatif,
dimana siswa dapat membangun
pengetahuan dan keterampilannya.
Dalam hal ini, siswa didorong untuk
mampu memahami dan memecahkan
permasalahannya.
Temuan penelitian ini, sesuai
dengan hasil penelitian terdahulu
yang dilakukan oleh: Suardana
(2006); Herman (2007); Setiawan
(2008); Kharida dan Rusilowati
(2009) yang menggunakan
pembelajaran berbasis masalah
sebagai variabel penelitian. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa
strategi pembelajaran berbasis
masalah aktif meningkatkan hasil
belajar pemahaman konsep.
Didukung juga hasil penelitian oleh
Alkhasawneh (2007) bahwa
pembelajaran berbasis masalah
meningkatkan pemahaman yang lebih
baik terhadap konsep dan pemecahan
sehingga terjadi peningkatan terhadap
struktur materi yang bermakna dalam
pengembangan profesional.
Beberapa hasil penelitian, yang
menunjukkan bahwa penerapan
strategi pembelajaran berbasis
masalah memberikan pengaruh yang
lebih baik terhadap hasil belajar
pemahaman konsep ditemukan oleh:
Akinnoglu & Tandongan (2007);
Folashade dan Akinbobola (2009);
Potvin (2010); Yadav (2011). Hal ini
membuktikan bahwa strategi
pembelajaran berbasis masalah
merupakan salah satu upaya untuk
membiasakan dan mambantu siswa
dalam menggunakan kemampuan
pemecahan masalah dan mampu
meningkatkan pemahaman konsep,
serta kemampuan untuk berpikir
kritis. Meningkatkan pemahaman
konsep tentunya akan berdampak
terhadap hasil belajar siswa
B. Pengaruh Motivasi Berprestasi
terhadap Hasil Belajar
Pemahaman Konsep dan
Kemampuan Berpikir Kritis
Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa terdapat perbedaaan yang
signifikan antara kelompok siswa
yang memiliki motivasi berprestasi
belajar tinggi dan kelompok siswa
yang memiliki motivasi belajar yang
rendah, baik pada hasil belajar
pemahaman konsep dan kemampuan
berpikir kritis. Nilai mean
pemahaman konsep siswa yang
motivasi berprestasinya tinggi sebesar
, dan sebesar untuk siswa
yang motivasi berprestasinya rendah,
artinya secara signifikan nilai mean
pemahaman konsep siswa yang
motivasi berprestasinya tinggi lebih
besar daripada nilai mean kelompok
siswa yang motivasi berprestasinya
rendah,
Berdasarkan hasil penelitian ini,
menunjukkan bahwa nilai mean
pemahaman konsep dan kemampuan
berpikir kritis siswa jelas
menunjukkan adanya perbedaan
signifikan antara siswa yang motivasi
berprestasinya tinggi dengan motivasi
motivasi berprestasinya rendah. Hal
ini berarti bahwa motivasi yang kuat
dalam diri siswa akan meningkatkan
minat, kemauan dan semangat yang
tinggi dalam belajar, karena antara
motivasi dan semangat belajar
mempunyai hubungan yang erat.
Dengan kata lain bahwa memili
motivasi merupakan daya pendorong
(driving force) yang menyebabkan
orang dapat berbuat sesuatu untuk
mencapai tujuan (Uno, 2007).
Sehubungan dengan tujuan, Sardiman
(2005) mendefinisikan motivasi
sebagai perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai dengan
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 90
munculnya feeling dan didahului
dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan.
Sebagaimana yang dikatakan oleh
Schunk, et al. (2008) motivasi
berprestasi mampu mengatasi tekanan
seseorang dan mementingkan sebuah
tujuan. Motivasi sangat berperan
dalam belajar, dengan motivasi inilah
siswa menjadi tekun dalam proses
belajar mengajar, dan dengan
motivasi itu pula kualitas hasil belajar
siswa dapat terwujud dengan baik.
Siswa yang dalam proses belajar
mempunyai motivasi yang kuat akan
tekun dan berhasil dalam belajarnya.
Seseorang yang memiliki motivasi
akan memiliki kecenderungan selalu
menunjukkan semangat dalam
menyelesaikan tugas secara konsisten,
bekerja keras, bekerja terus walaupun
tidak diawasi, bekerja secara sukarela
dan selalu bergairah selama
melakukan aktivitas yang
dilakukannya. Dalam motivasi
tercakup konsep-konsep, seperti
kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan berafiliasi, kebiasaan, dan
keingintahuan seseorang terhadap
sesuatu (Good, et al. 1990). Kuat
lemahnya perbedaan pengaruh
motivasi berprestasi terhadap hasil
belajar dapat diidentifikasi dari
beberapa hasil penelitian sebelumnya
dan pendapat para ahli. Beberapa
hasil peneliti terdahulu yang
dilakukan oleh Kristian (1995), Lee &
Liu (2009) menunjukkan bahwa
motivasi berprestasi yang berbeda
dari setiap individu akan berbeda pula
perolehan belajar dan kinerjanya.
Jadi, semakin tinggi motivasi
berprestasi seseorang akan
menunjukkan perolehan belajar dan
kinerjanya cenderung semakin tinggi.
Hasil studi yang dilakukan oleh Putra
(2002) menemukan siswa yang
memiliki tingkat kecerdasan berpikir
tinggi, mereka memiliki tingkat
motivasi berprestasi tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian di
atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
dalam kaitanya dengan aktivitas
belajar, motivasi berprestasi
memegang peranan yang penting
dalam belajar, karena seseorang yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi
akan berusaha dengan keras dalam
belajar, sehingga dapat meningkatkan
kemampuan berpikir kritis. Dengan
mengetahui tingkat motivasi
berprestasi siswa, akan memudahkan
guru dalam mengelola pembelajaran
yang lebih optimal dengan
penggunaan terhadap strategi
pembelajaran langsung. Jadi hasil
penelitian-penelitian tentang motivasi
berprestasi telah banyak dilakukan
oleh pakar, seperti: Atkinson &
Litwin (1960), McClelland (1972),
Tempelaar, et al. (2010), Al-Shabatat,
et al. (2010) yang menunjukkan
bahwa keunggulan prestasi belajar
atau prestasi pegawai dengan
motivasi berprestasi yang tinggi.
C. Interaksi antara Strategi
Pembelajaran dan Motivasi
Berprestasi terhadap Hasil Belajar
Pemahaman Konsep dan
Kemampuan Berpikir Kritis.
Berdasarkan hasil uji hipotesis
terkait ada tidaknya interaksi antara
strategi pembelajaran dan motivasi
belajar terhadap hasil belajar
pemahaman konsep, berdasarkan hasil
analisis multivariate yang ditunjukkan
pada tabel 4.19 memperlihatkan hasil
uji dengan prosedur Pillai's Trace,
Wilks' Lambda, Hotelling's Trace,
Roy's Largest Root, semua
menunujukkan angka signifikan
lebih kecil dari
. Demikian halnya dengan
hasil analisis Manova pervariabel (Test
of Between-Subjects Effects) pada tabel
4.20 menunjukkan nilai
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 91
,807 dan nilai probalitas
variabel interaksi strategi pembelajaran
dan motivasi berprestasi pada hasil
belajar pemahaman konsep yaitu (sig)
= 0,000 yang lebih kecil dari 0,05
, sehingga hipotesis H1
diterima dan H0 ditolak. Artinya “Ada
interaksi antara strategi pembelajaran
dan motivasi berprestasi terhadap hasil
belajar pemahaman konsep”, karena
. Dengan demikian, dapat
diinterpretasikan bahwa hipotesis nol
(H0) yang menyatakan tidak ada
interaksi antara strategi pembelajaran
dan motivasi berprestasi terhadap
pemahaman konsep, ditolak. Sehingga,
hipotesis yang diajukan dalam
penelitian diterima yang berarti bahwa
ada interaksi yang signifikan antara
strategi pembelajaran dan motivasi
berprestasi terhadap hasil belajar
pemahaman konsep.
Demikian halnya, dengan hasil
pengujian hipotesis terkait ada tidaknya
interaksi antara strategi pembelajaran
dan motivasi berprestasi belajar
terhadap hasil belajar kemampuan
berpikir kritis berdasarkan hasil analisis
multivariate yang ditunjukkan pada
tabel 4.26 memperlihatkan hasil uji
dengan prosedur Pillai's Trace, Wilks'
Lambda, Hotelling's Trace, Roy's
Largest Root, semua menunujukkan
angka signifikan lebih
kecil dari . Demikian
halnya dengan hasil analisis Manova
pervariabel (Test of Between-Subjects
Effects) pada tabel 4.27 menunjukkan
nilai ,873 dan nilai
probalitas variabel interaksi strategi
pembelajaran dan motivasi berprestasi
pada hasil belajar kemampuan berpikir
kritis yaitu (sig) = 0,000 yang lebih
kecil dari 0,05 , sehingga
hipotesis H1 diterima dan H0 ditolak.
Artinya “Ada interaksi antara strategi
pembelajaran dan motivasi berprestasi
terhadap hasil belajar kemampuan
berpikir kritis”, karena .
Dengan demikian, dapat
diinterpretasikan bahwa hipotesis nol
(HO) yang menyatakan tidak ada
interaksi antara strategi pembelajaran
dan motivasi berprestasi terhadap hasil
belajar kemampuan berpikir kritis,
ditolak. Sehingga hipotesis yang
diajukan dalam penelitian diterima
yang berarti ada interaksi yang
signifikan antara strategi pembelajaran
dan motivasi berprestasi terhadap hasil
belajar kemampuan berpikir kritis.
Berdasarkan hasil analisis
pengujian hipotesis, menyimpulkan
bahwa ada interaksi yang signifikan
antara strategi pembelajaran
(pembelajaran berbasis masalah dan
pembelajaran langsung) dan motivasi
berprestasi (tinggi dan rendah) terhadap
hasil belajar pemahaman konsep dan
kemampuan berpikir kritis sesuai
dengan hipotesis alternatif penelitian
yang diajukan. Adanya interaksi antara
strategi pembelajaran dan motivasi
berprestasi, mengindikasikan bahwa
dalam pencapaian hasil belajar
pemahaman konsep dan kemampuan
berpikir kritis yang lebih baik akibat
dari strategi pembelajaran yang
digunakan, juga dikarenakan oleh
tinggi rendahnya motivasi berprestasi.
Pecapaian hasil belajar pemahaman
konsep dan kemampuan berpikir kritis
siswa melalui strategi pembelajaran
berbasis masalah secara umum lebih
baik hasil belajarnya daripada siswa
yang diajar melalui strategi
pembelajaran langsung, baik bagi siswa
yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi maupun siswa bagi siswa yang
memiliki motivasi berprestasi rendah.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
siswa yang belajar melalui strategi
pembelajaran berbasis masalah yang
memiliki motivasi berprestasi rendah
memperoleh manfaat yang lebih besar
jika dibandingkan dengan siswa yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 92
yang diajar melalui strategi
pembelajaran langsung.
Hasil belajar pemahaman konsep
dan kemampuan berpikir kritis siswa
akan lebih tinggi dicapai jika
diterapkan dengan strategi
pembelajaran secara bersama-sama
dengan motivasi berprestasi
mempengaruhinya. Hal ini menujukkan
bahwa pembelajaran yang menerapkan
strategi pembelajaran berbasis masalah
lebih efektif daripada strategi
pembelajaran langsung. Selain itu,
strategi pembelajaran berbasis masalah
ini dapat diterapkan dalam segala
kondisi dan karakteristik siswa
(motivasi berprestasi inggi dan
motivasi berprestasi rendah). Jadi,
berdasarkan temuan penelitian ini
strategi pembelajaran langsung hanya
cocok diterapkan bagi siswa yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi
dan berakibat fatal jika diterapkan bagi
kelompok siswa yang bermotivasi
rendah, karena akan berimplikasi pada
perolehan hasil belajar siswa yang
semakin merosot.
Beberapa hasil penelitian, yang
menunjukkan bahwa penerapan strategi
pembelajaran berbasis masalah dan
motivasi memberikan pengaruh yang
lebih baik terhadap hasil belajar baik
pemahaman konsep dan kemampuan
berpikir kritis ditemukan oleh (Dobbs,
2008; Demirel & Turan, 2009 dan
Kaufman & Mann, 1999) bahwa “ada
pengaruh interaksi antara strategi
pembelajaran berbasis masalah dengan
motivasi berprestasi yang tinggi. Hal
ini juga sejalan dengan hasil penelitian
Machmudah (2010); Rusydiyah (2012),
bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara strategi pembelajaran dan
motivasi berprestasi terhadap hasil
belajar siswa. Dan penelitian Bringer
(2007) yang mengemukakan
keteraturan berpikir dalam pemahaman
konsep dan kemampuan pemecahan
masalah mahasiswa yang mengikuti
pembelajaran berbasis masalah
mengalami peningkatan secara
signifikan dari tahun pertama ke tahun
kedua dan ke tahun ketiga.
Selain itu, penelitian Nichbuhr
(1995) menemukan bahwa adanya
hubungan motivasi belajar dan hasil
pemahaman konsep dan kemampuan
berpikir kritis pebelajar, semakin tinggi
motivasi belajar yang dimiliki semakin
tinggi pula hasil belajar yang mereka
capai, sebaliknya semakin rendah
motivasi belajar yang dimiliki semakin
rendah pula hasil belajar yang
diperoleh. Hal ini sejalan dengan kajian
empiris dari hasil-hasil penelitian, yang
menunjukkan bahwa adanya pengaruh
yang signifikan motivasi berprestasi
tinggi terhadap perolehan hasil belajar
siswa dibandingkan siswa dengan
motivasi berprestasi rendah. Penelitian
Mentzer & Becker (2010),
mengemukakan bahwa motivasi
berprestasi memiliki pengaruh intraksi
yang positif dalam menunjang kesiapan
belajar siswa, sehingga memberikan
dampak positif terhadap kemajuan
belajarnya. Kemudian, hasil penelitian
Fatchurrahman (2011) menemukan
bahwa, motivasi berprestasi juga
mempunyai pengaruh yang positif
dalam menunjang keberhasilan proses
belajar.
SIMPULAN DAN SARAN Di dalam kesimpulan hasil penelitian ini
dibagi menjadi dua simpulan yaitu
sebagai berikut: (a) terdapat perbedaan
hasil belajar pemahaman konsep yang
signifikan antara kelompok siswa yang
diberi perlakuan dengan strategi
pembelajaran berbasis masalah dan
kelompok siswa yang diberi dengan
perlakuan strategi pembelajaran langsung.
Perolehan hasil belajar pemahaman
konsep kelompok siswa dengan perlakuan
strategi pembelajaran berbasis masalah
lebih unggul dibandingkan dengan
kelompok siswa dengan perlakuan strategi
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 93
pembelajaran langsung, (b) terdapat
perbedaan hasil belajar pemahaman
konsep yang signifikan antara kelompok
siswa yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi dan kelompok siswa yang memiliki
motivasi berprestasi rendah. Perolehan
hasil belajar pemahaman konsep
kelompok siswa yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi lebih unggul
dibandingkan dengan kelompok siswa
yang memiliki motivasi berprestasi
rendah, (c) terdapat interaksi antara
strategi pembelajaran dan motivasi
berprestasi terhadap hasil belajar
pemahaman konsep, (d) terdapat
perbedaan hasil belajar kemampuan
berpikir kritis yang signifikan antara
kelompok siswa yang diberi perlakuan
dengan strategi pembelajaran berbasis
masalah dan kelompok siswa yang diberi
dengan perlakuan strategi pembelajaran
langsung. Perolehan hasil belajar
kemampuan berpikir kritis kelompok
siswa dengan perlakuan strategi
pembelajaran berbasis masalah lebih
unggul dibandingkan dengan kelompok
siswa dengan perlakuan strategi
pembelajaran langsung, (e) terdapat
perbedaan hasil belajar kemampuan
berpikir kritis yang signifikan antara
kelompok siswa yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi dan kelompok siswa
yang memiliki motivasi berprestasi
rendah. Perolehan hasil belajar
kemampuan berpikir kritis kelompok
siswa yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi lebih unggul dibandingkan dengan
kelompok siswa yang memiliki motivasi
berprestasi rendah, (f) terdapat interaksi
antara strategi pembelajaran dan motivasi
berprestasi terhadap hasil belajar
kemampuan berpikir kritis.
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, maka
saran yang direkomendasikan antara lain:
1. Saran untuk pemanfaatan penelitian
a. Guru mata pelajaran ekonomi agar
dapat mempertimbangkan strategi
pembelajaran berbasis masalah
sebagai salah satu alternatif untuk
meningkatkan hasil belajar siswa
pada pembelajaran berbasis
masalah, kegiatan pembelajarannya
berlangsung secara kolaboratif
dalam kelompok yang heterogen,
untuk itu guru sebagai fasilitator
dituntut untuk meluangkan waktu
semaksimal mungkin dalam
menciptakan suasana belajar yang
manarik dan bermakna.
b. Motivasi belajar merupakan aspek
yang penting berkaitan dengan
performa akademik siswa. Oleh
karena itu, variabel ini
dipertimbangkan sebagai salah satu
faktor penting yang mempengaruhi
hasil belajar dan proses
pembelajaran di SMA, untuk itu
guru hendaknya terus
mempertahankan dan meningkatkan
siswa yang memiliki tingkat
motivasi beprestasi tinggi,
sedangkan siswa yang memiliki
tingkat motivasi berprestasi rendah
menuntut upaya kreasi guru agar
tingkat motivasi berprestasi siswa
tidak selamanya rendah.
2. Saran untuk penelitian lanjutan
a. Efektivitas pembelajaran berbasis
masalah dalam meningkatkan hasil
belajar sebagai temuan dalam
penelitian kiranya dapat diterapkan
untuk mata pelajaran yang lain,
untuk melihat efektifitas strategi
pembelajaran berbasis masalah lebih
lanjut, dapat melibatkan variabel-
variabel lain seperti sikap, gaya
belajar, kemampuan kognitif, latar
belakang siswa dan lain-lain.
Demikian pula untuk variabel hasil
belajar perlu dilihat kemampuan
kerjasama dan hasil belajar
efektifnya.
b. Penerapan strategi pembelajaran
dalam penelitian ini, menggunakan
pelajaran ekonomi kelas X IPS
SMA Negeri 1 Sakra Timur sebagai
kontennya. Oleh karena itu,
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 94
pelajaran yang berbeda, atau
kompetensi keahlian yang lain,
seperti IPA, Bahasa, dan Agama
baik pada sekolah menengah
maupun perguruan tinggi.
c. Hasil dalam penelitian ini tidak
ditemukan interaksi antara variabel
bebas dengan variabel moderator
dan variabel terikat, sehingga
disarankan dalam penelitian lanjutan
untuk memvariasikan variabel
penelitian dengan tetap
mempertimbangkan kondisi
pembelajaran serta kajian materi
yang berbeda. Variabel moderator
perlu dipertimbangkan dalam
penentuan strategi pembelajaran,
namun demikian posisi utama
interaksi tetap lebih dahulu harus
memperhatikan sifat konten.
Penemuan strategi pembelajaran
sebaiknya berdasarkan jenis konten
yang harus diajarkan atau tujuan
dari pembelajaran, sementara
variabel moderator digunakan untuk
menyempurnakan strategi
pembelajaran yang diterapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Bogdan, R.C. Biklen, dan Knopp, S. 1982.
Qualitative Reaserch for
Education; an Introduction to
Theory and Methods, Boston:
Allyn and Bacon Inc.
Akinnoglu, O. & Tandongan, R.O. 2007.
The Effect Problem Based
Learning Active Learning in
Science Education on Students
Academic Achievement, Attitude
and Concept Learning. Eurasia
Journal of Mathematics, Science
& Technology Education, 3 (1):
71-81.
Al-Shabatat, M. Ahmad, A.M. & Ismail,
H.N. 2010. The Direct and Indirect
Effects of the Achievement
Motivation on Nurturing
Intellectual Giftedness.
International Journal of Human
and Social Sciences, 5(9): 580-
589.
Atkinson, J.W. & Litwin, G.H. 1960.
Achievement Motive and Test
Anxiety Conceived as Motive to
Approach Success and Motive to
Avoid Failure. Journal of
Abnormal and Social Psychology,
60 (1): 52-63.
Akcay, B. 2009. Problem Based Learning
in Science Education. Journal Of
Turkish Science Education, 6 (1):
26-36.
Ali, A.H. & Rubani, S.N.K. 2009.
Student-Centred Learning: An
Approach In Physics Learning
Style Using Problem Based
Leraning (PBL) Method.
Malaysian on Line Journal of
Instruction Technology, 6 (2): 109-
121.
Arends, R. 2008. Learning to teach. Sixth
Edition. New York : McGrawHill.
Anderson, L.W., Krathwohl. D.R.,
Airasian, P.W., Cruikshank, K.A.,
Mayer, R.E., Pintrich, P.R., Raths,
J., dan Wittrock, M.C. 2001. A
Taxonomy of Learning Teaching,
And Assessing: A Revision of
Bloom‟s Taxonomy of Educational
Objectives. New York: Addision
Wesley Logman, Inc.
Barrows, H. S. & Tamblyn, R. M. 1980.
Problem Based Learning. New
York: Springer.
Bereiter, C. 2002. Education and Mind in
The Knowledge Age. New Jersey:
Lawrence Erlbaum Associates,
Inc.
Beringer, J. 2007. Application of Problem
Based Learning Through Research
Investigation. Journal of
Geography in Higher Education,
31 (3): 445-457.
Budiastana, 2008. Peningkatan Aktivitas
dan Hasil Mata Pelajaran
Ekonomi Melalui Penerapan
Strategi Pembelajaran Berbasis
Masalah Dikelas VIIC SMP
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 95
Negeri 4 Tejakula. Tesis tidak
diterbitkan. Malang: PPs UM.
Boud, D. & Felletti, G.I. 1997. The
Challenge of Problem Based
Learning, 2nd
Edition, London:
Morgan Page.
BSNP. 2006. Badan Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
BSNP, 2010. Paradigma Pendidikan
Nasional Abad XXI. Badan
Standar Nasional Pendidikan.
Jakarta : Depdiknas.
Cohen, L. 1976. Educational Research In
Classroom And Schools: A Manual
Of Material And Method. New
York: Happer & Row Publisher.
Danielson, J.A., Bender, H.S., Mills,
E.M., Vermeer, P.J. & Loocke,
B.B. 2003. A Tool for Helping
Veterinary Learning Diagnostic
Problem Solving. Journal
Educational Technology Reseach
& Development, 51(3): 63-81.
Darmawan, 2010. Penggunaan
Pembelajaran Berbasis Masalah
dalam Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Siswa pada Mata
Pelajaran IPS Di MI Darussadah
Pandeglang. Jurnal Penelitian
Pendidikan, 11(2): 1-10,
(http://www.um.ac.id), diakses 25
Januari 2013.
Dobb, V. 2008. Comparing Student
Achievement in the Problem Based
Learning Classroom and
Traditional Teaching Methods
Classroom, Dissertation, Doctoral
Study Submited in Partial
Fulfillment of the Requirements of
the Degree of Doctor of education
Specialization in Teacher
Leadership Walden University.
Demirel, M. & Turan, B. A, 2010. The
Effect of Problem Based Learning
on Achievement, Attitudes,
Metacoginitive Awareness and
Motivation. Journal of Education,
38 (3): 55-66.
Degeng, I.N.S. 1991. Karakteristik
Belajar Mahasiswa Berbagai
Perguruan Tinggi di Indonesia.
Jakarta: PAU-UT Dirjen Dikti
Depdikbud.
Eaton, M.J. & Dembo, M.H. 1997.
Differences in Motivational Belief
of Asian, American and Non-
Asian Students. Journal of
Educational Psychology, 89 (3):
433-440.
Ennis, R.H. 2000 . An Outline of Goal for
a Critical Thingking Curiculum
and Its Assesment, (Online),
(http://www.criticalthingking.net),
diakses 12 Februari 2013.
Facione, P.A. 2011. Critical Thinking:
What It Is and Why It Counts.
California: Measured Reasonsn
and The California Academic
Press.
Fatchurrahman, R. 2011. Pengaruh
Motivasi Berprestasi Terhadap
Kesiapan Belajar, Pelaksanaan
Prakerin Dan Pencapaian
Kompetensi Mata Pelajaran
Produktif, jurnal INVOTEC, VII
(2): 175-188.
Feng, D. 2005. Implementing Problem
Based Learning In Principal
Training: The First Pilot Program
In China. US-China Education
journal, 2 (3): 13-19.
Folashade, A. & Akinbobola, A. O. 2009.
Contructivist Problem Based
Learning and The Academic
Achievement Of Physics Student
With Low Ability Level In
Negerian Secondary Schools.
Eurasian Journal of Physics and
Chemistry Education, 1(1): 45-
51.
Franz, D.P., Hopper, P.F. & Kritsonis,
W.A. 2007. National Impact:
Creating Teacher Leaders
Through The Use Of Problem
Based Learning. National Forum
of Applied Educational Research
Journal, 20 (3): 1-9.
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 96
Gani, H.S. 1999. Motivasi Berprestasi
Siswa SLTA Di Sulawesi
Selatan. Jurnal Teknologi
Pembelajaran: Teori dan
Penelitian. IKIP Malang,7(1): 33
42.
Gijselaers, W.H. 1996. Connecting
Problem Based Learning
Practices with Educational
Theory. New Directions for
Teaching and Learning, Jossey-
Bass No. 68. 13-21.
Good, T.L. & Broopy J.E. 1990.
Educational Psychology: A
Realistic Approach. New York:
Longman.
Hamsu, A.G. 1999. Motivasi Berprestasi
Siswa SLTA di Propinsi Sulawesi
Selatan. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: PPs UM
Hamsu, A.G. 1999. Motivasi Berprestasi
Siswa SLTA di Propinsi Sulawesi
Selatan. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: PPs UM.
Hung, W. 2011. Theory To Reality: A Few
Issues In Implementing Problem
Based Learning. Education Tech
Research Dev, (Online), 59 (1):
529-552, (http://DOI
10.1007/s11423-011-9198-10),
diakses 19 Agustus 2011.
Kaufman, D.M. & Mann, K.V. 1999.
Achievement of Students in a
Conventional and Problem Based
Learning Curriculum. Advances
in Health Sciences Education (4):
245-260.
Karmana, I.W.2010. Pengaruh strategi
PBL dan Integrasinya dengan
STAD terhadap kemampuan
pemecahan masalah, kemampuan
berpikir kritis, kesadaran
metkognitif dan hasil belajar
kognitif biologi pada siswa kelas
X SMA 4 Mataram. Tesis tidak
diterbitkan. Malang: Program
pascasarjana Universitas Negeri
Malang.
Keziah, A.A. 2010. A Comparative Study
of Problem Based and Lecture-
Based Learning in Secondary
School Students’ Motivation to
Learn Science. International
Journal of Science and
Technology Education Research,
1 (6): 126-131.
Kristian. 1995. Pengaruh Metode
Mengajar dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Perolehan
Belajar Ilmu Ukur Tanah. Jurnal
Teknologi Pembelajaran, Teori
dan Penelitian. 3 (1): 45-50.
Kwan, C.Y. 2000. What is Problem Based
Learning. Journal Centre for
Development of Teaching and
Learning, 3(3): 1-15.
Ibrahim & Nur. 2000. Pengajaran
Berdasarkan Masalah.
Surabaya: Pusat sains dan
matematika sekolah, program
pascasarjana UNESA,
University Press.
Lee. Hung-Wen, Liu, Ching-Hsiang.
2009. The Relationship Among
Achievement Motivation,
Psychological Contract And
Work Attitudes. Journal Social
Behavior and Personality
Research, 37 (3): 321-328.
Machmudah, Umi. 2010. Pengaruh Metode
Pembelajaran Kooperatif Model
STAD Vs Konvensional dan
Motivasi Berprestasi terhadap
Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa
Kelas X SMAN 1 Malang.
Disertasi tidak diterbitkan Malang:
PPs UM.
Mantzer, N. & Becker, K. 2010. Academic
Preparedness as a Predictor of
Achievement in an Engineering
Design Challenge, Journal of
Technology Education, 22(1): 22-
42
Mayo, P., Donnely, N.B., Nash, PP. &
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 97
Schwartz, R.W. 1993.Student
Perceptions of Tutor Effectiveness
in Problem Based Sugery
Clerksship, Teaching and Learning
In Medicine, (Online), 5(4): 227-
233, (http://www.tanddf.co.uk/
journals), diakses 2 September
2013.
Margetson, D. 1997. Why is Problem Based
Learning a Challenge? Dalam
Baud, D & Felletti, G.I. The
Challenge of problem based
learning, 2 tnd
Edition. London:
Kogan Page.
Malinowski, J. & Johnson, M. 2001.
Navigating the Active Learning
Swamp. Journal of College
Science
Teaching,(Online),31(3):20-38,
(http:// www.Ejmste.com/v3nl/
EJMSTEv3n1 Akinoglu. Pdf),
diakses 3 September 2014.
Major, C.H., Baden, M.S. & Mackinnon,
M. 2000. Issues in Problem Based
Learning: A Message from Guest
Edition. Journal on Excellence in
College Teaching. USA, WEB
Edition, (online), 11(2): 2-10,
(http://www.tandf.co.uk/jounals),
diakses 27 September 2011.
Machmudah, Umi. 2010. Pengaruh Metode
Pembelajaran Kooperatif Model
STAD Vs Konvensional dan
Motivasi Berprestasi terhadap
Hasil Belajar Bahasa Arab Siswa
Kelas X SMAN 1 Malang.
Disertasi tidak diterbitkan Malang:
PPs UM.
Mechling, K. 1995. Teaching Science
Backwards: Constructivism and
Learning Cycle. European Council
of International Schools,
Montreux, Switzerland. (online),.
(http:
//www.ericdigests.org/1993/inquir
y.htm), diakses 4 juli 2013.
McCleclland, D.C. 1972. What is the Effect
of Achievement Motivation
Training in The Schools?.
Teachers College Record. 74, 129-
145.
McCleclland, D.C., 1975. The Achievement
Motivation. NewYork: Irvington
Moon, J. 2008. Critical Thinking: An
exploration of theory and practice.
New York: Routledge.
Nichbuhr. 1995. The Effecto of Motivation
on The Relationship Of School
Climate, Family Environment, and
Student Characteristic To
Academic Achievement. Eric
Documen Reproduction Service ed
393 202.
(http://www.sciencedirect.com),
diakses 15 Februari 2013.
Nurhadi, Yasin. & Senduk. 2003.
Pembelajaran Kontekstual Dan
Penerapannya Dalam KBK.
Malang : Penerbit UM.
Ngurawan, S. 2007. Pengaruh Metode
Pembelajaran Dan Motivasi
Berprestasi Terhadap Hasil
Belajar IPS Di SMP. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran,
Universitas Negeri Malang, 14
(1): 75-88.
Savery, J.R. 2006. Overview of Problem
Based Learning: Definition and
Distinction. The Interdiciplinary
Journal Of Problem Based
Learning,1 (2): 9-18.
Sutiani. 2000. Pengaruh Penggunaan
Media Terhadap Hasil belajar
matematika pada siswa SD yang
bermotivasi tinggi dan rendah.
Tesis tidak diterbitkan. Malang:
PPS UM.
Schunk, D.H. Pintrich, Paul R. Meece,
Judith L. 2008. Motivation in
Education: Theory, Resarch, and
Application. Boston: Pearson
Education Inc.
Sudarma, K. & Fitria, N. 2005. Pengaruh
Motivasi Berprestasi Dan
Strategi Belajar Efektif Terhadap
Prestasi Belajar Akuntansi.
Laporan Penelitian Fakultas
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 98
Ekonomi Universitas Negeri
Semarang.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi
Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Smaldino, S.E, Russel, J.D., Heinich R. &
Molenda, M. 2008. Instructional
Technology and Media for
learning (8thn
edition). New Jersey:
Prentice Hall Inc.
Potvin, P.,Riopel., Masson, S. & Fournier,
F. 2010. Problem- Centered
Learning Vc. Teaching–Centered
Learning In Science At The
Secondary Level: An Analysis Of
The Dynamic Of Doubt. Journal
of Applied Research on Learning,
3 (5): 1-24.
Ross, Bob. 1997. Toward a Framework
for Problem Based Curricula.
Dalam Baud, D & Felletti, ed.
The Challenge of Problem Based
learning, 2nd
Edition London:
Morgan Page.
Rusydiyah, Evi Fatimatur. 2012.
Pengaruh Strategi Pembelajaran
Dan Motivasi Berprestasi
Terhadap Prestasi Belajar
Masail Fiqhiyah. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: PPs UM.
Tan, O.S., Chye, S. & Teo, C.T. 2009.
Problem Based Learning and
Creativity: A Review of the
Literature. In Oon Seng Tan (ed),
Problem-Based Learning and
Creativity (Page 15-38)
Singapore: Thomsen.
Tempelaar, D.T., Schim van der Loeff, S.,
Gijselaer, W.H. & Nijhuis,
W.H.J. 2010. On Subject
Variations in Achievement
Motivation: A Study in Business
Subjects. Resh high education.
DOI 10.1007/s11162-010-9199-
7.
Tegeh, M. 2009. Perbandingan Prestasi
Belajar Mahasiswa yang diajar
dengan menggunakan Problem
Based Learning dan Ekspositori
yang memiliki Gaya Kognitif
Berbeda. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: PPs UM.
Tohirin. 2014. Penerapan Model
Pembelajaran Pembelajaran
Berbasis Masalah Dengan
Pendekatan Inkuiri Pada
Pembelajaran IPS Untuk
Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Dan Hasil Belajar
Siswa. Tesis Tidak diterbitkan.
Malang: PPs UM.
Torp, L. & Sage, S.M (1998). Problem as
possibilities. Alexandria, VA:
Association for supervision and
curiculum Development.
Tuckman, B.W. 1999. Conducting
Educational Research. Fifth
Edition. New York : Harcourt
Brace College Publisher.
Trianto. 2011. Model Pembelajaran
Terpadu: Konsep, strategi dan
implementasinya dalam
kerikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP). Jakarta:
Bumi Aksara.
Uno, Hamzah B. 2007. Model
Pembelajaran Menciptakan
Proses Belajar Mengajar Yang
Kreatif Dan Efektif: Jakarta: Bumi
Aksara.
Van Til, C.T., Van Der Vlueten, P.M., &
Van Berkel, H.J.M. 1997. Problem
Based Learning Behavior: The
Impact of Differences in Problem
Based Learning Style and Activity
on Student‟s Achievement.
Jamaluddin. 2009. Pengaruh pembelajaran
pemberdayaan berfikir melalui
pertanyaan dipadukan strategi
kooperatif dan kemampuan
akademik terhadap keterampilan
metakognitif, berfikir kreatif,
Hasil belajar kognitif IPA-
Biologi, dan Retensi siswa SD di
Mataram. Disertasi tidak
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 99
diterbitkan. Malang:PPs
Universitas Negeri Malang.
Kurniawan, R.Y. 2007. Penerapan
Metode pembelajaran ekonomi
dengan pendekatan problem
based learning untuk
meningkatkan kemampuan
berpikir kritis dan prestasi
belajar siswa kelas X SMA
Negeri 5 Malang. Skripsi tidak
diterbitkan. Malang: Fakultas
Ekonomi. UM.
Kerlinger, F.N. & Lee, H.B. 2000.
Foundation of Behavioral
Research. Fourth Edition.
California: Wads Worth
Publishing Company.
Putra, M. 2002. Pengaruh penggunaan
bahan ajar dan motivasi
berprestasi terhadap hasil
belajar pembelajaran PPKn
mahasiswa D2 PGSD IKIP
Singaraja. Malang: PPS UM.
Suardana, I.N. 2006. Penerapan Strategi
Pembelajaran Berbasis Masalah
Dengan Pendekatan Kooperatif
Berbantuan Modul Untuk
Meningkatkan Kualitas Proses
Dan Hasil Belajar Mahasiswa
Pada Perkuliahan Kimia Fisika I.
Jurnal Pendidikan dan
pengajaran, 4 (3): 751-765.
Pohl, M. (2000). Teaching Complex
Thinking: Critical, Creative,
Caring. Cheltenham, Vic:
Hawker Brownlow.
Heckhausen, H.1967. The Anatomy of
Achievemen Motivation, dalam A.
Maher (Ed) Personality and
Psychopathology, New York :
Academic Press.
Herman, T. 2007. Pembelajaran Berbasis
Masalah Untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Matematis
Tingkat Tinggi. Jurnal
Educationist, 1(1): 47-56.
Jamaluddin. 2009. Pengaruh
Pembelajaran Pemberdayaan
Berfikir Melalui Pertanyaan
dipadukan Strategi Kooperatif
dan Kemampuan Akademik
terhadap Keterampilan
Metakognitif, Berpikir Kreatif,
Hasil Belajar Kognitif IPA-
Biologi, dan Retensi Siswa SD di
Mataram. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang: PPs UM.
Savery, J.R. & Duffy, T.M. 1995.
Problem Based Learning: an
Instructional model and its
Contructivist
Framework.Educational
Technology, September, p.31-
38.e
Setiawan, I.G.A. 2008. Penerapan
Pengajaran Kontekstual Berbasis
Masalah Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Biologi Siswa
Kelas X2 SMA Laboratorium
Singaraja. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pendidikan, 2
(2): 42-59.
Setyosari, P.2009. Pembelajaran
kolaborasi: Landasan untuk
mengembangkan keterampilan
sosial, rasa saling menghargai,
dan tanggung jawab, pidato
pengukuhan Guru Besar dalam
bidang Ilmu Teknologi
Pembelajaran pada Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri
Malang, Malang, 14 Mei 2009.
Schunk, D.H. 2012. Learning Theories an
Educational Perspective, Sixth
Education. Boston: Pearson
Education, Inc.
Sujarwo. 2011. Pengaruh Srategi
Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Dan Ekspositori Terhadap Hasil
Belajar Sosiologi Pada Siswa
Yang Memiliki Tingkat Motivasi
Berprestasi Dan Kreativitas
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 100
Berbeda. Disertasi tidak
diterbitkan. Malang:PPs UM.
Skrutvold, K. 1995. Teaching Student
Science: A Project- Based
Approach. European Council of
International Scholls. Montreux,
Switzeland, (Online), 16 (1) 12-
21, (http://www.tandf.co.uk/
jounals), diakses 27 September
2012.
Kharida & Rusilowati. (2009). Penerapan
Model Pembelajaran Berbasis
Masalah untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Pokok
Bahasan Elastisitas Bahan,
Jurnal pendidikan fisika
Indonesia, 5 (2): 83-89.
Warouw, Z.W.M. 2009. Pengaruh
Pembelajaran Metakognitif
dengan Strategi Cooperative
Script, Dan Reciprocal Teaching
Pada Kemampuan Akademik
Berbeda Terhadap Kemampuan
Dan Keterampilan Metakognitif,
Berpikir Kritis. Hasil Belajar
Biologi Siswa, Serta Retensinya Di
SMP Negeri Manado. Disertasi
tidak diterbitkan. Malang. PPs
UM.
Yadav, A., Subedi, D. Lundeberg, A. &
Bunting, C.F. 2011. Problem
Based Learning: Influence on
Student Learning in an Elektrical
Engineering Course. Journal of
Engineering Education, 100 (2):
253-280.
Zahri. 2010. Pengaruh Model
Pembelajaran Learning Cycle
Terhadap Kualitas Proses, Hasil
Belajar Dan Retensi Hasil Belajar
Siswa Pada Materi Pokok Asam
Basa Kelas XI IPA SMAN 1
Indrapuri Aceh Besar. Tesis tidak
diterbitkan. Malang: PPs UM
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 171
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN MATARAM
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Jurnal Paedagogy Gedung Dwitiya Lt.3. Jln Pemuda 59A Mataram-NTB 83125 Tlp (0370) 638991.
e-mail: jurnal.fip.ikipmataram@gmail.com
PEDOMAN PENULISAN
1. Naskah merupakan hasil penelitian atau kajian kepustakaan di bidang
pendidikan, pengajaran dan pembelajaran,
2. Naskah merupakan tulisan asli penulis dan belum pernah dipublikasikan
sebelumnya dalam jurnal ilmiah lain,
3. Naskah dapat ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris.
4. Penulisan naskah mengikuti ketentuan sebagai berikut:
Program MS Word
Font Times New Roman
Size 12
Spasi 1.0
Ukuran kertas A4
Margin kiri 3.17 cm
Margin kanan 3.17 cm
Margin atas 2.54 cm
Margin bawah 2.54 cm
Maksimum 20 halaman
5. Naskah ditulis dengan sistematika sebagai berikut: Judul (huruf biasa dan
dicetak tebal), nama-nama penulis (tanpa gelar akademis), instansi penulis
(program studi, jurusan, universitas), abstrak, kata kunci, pendahuluan (tanpa
sub-judul), metode penelitian (tanpa sub-judul), hasil dan pembahasan,
simpulan dan saran (tanpa sub-judul), dan daftar pustaka.
Judul secara ringkas dan jelas menggambarkan isi tulisan dan ditulis dalam
huruf kapital. Keterangan tulisan berupa hasil penelitian dari sumber dana
tertentu dapat dibuat dalam bentuk catatan kaki. Fotokopi halaman pengesahan
laporan penelitian tersebut harus dilampirkan pada draf artikel.
Nama-nama penulis ditulis lengkap tanpa gelar akademis.
Alamat instansi penulis ditulis lengkap berupa nama sekolah atau program
studi, nama jurusan dan nama perguruan tinggi. Penulis yang tidak berafiliasi
pada sekolah atau perguruan tinggi dapat menyertakan alamat surat elektronik.
Abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia. Panjang abstrak tidak lebih dari 200
kata.
Kata kunci (key words) dalam bahasa sesuai bahasa yang dipergunakan dalam
naskah tulisan dan berisi 3-5 kata yang benar-benar dipergunakan dalam naskah
tulisan.
Daftar Pustaka ditulis dengan berpedoman pada Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah IKIP Mataram.
Jurnal Paedagogy
Volume 2 Nomor 2 Edisi Oktober 2015
Fakultas Ilmu Pendidikan IKIP Mataram
Halaman | 2
top related