jurnal ilmiah satya negara indonesia...etika profesi menurut arens et.al, (2012:60) etika profesi...
Post on 28-Jan-2021
8 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
JURNAL ILMIAH SATYA NEGARA INDONESIA merupakan Jurnal Ilmiah
yang menyajikan artikel original tentang pengetahuan dan informasi penelitian
atau aplikasi penelitian dan pengembangan terkini yang berhubungan dengan
bidang yang ada di Universitas Satya Negara Indonesia yang memiliki empat
Fakultas yaitu FakultasTeknik, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Fakultas
Ekonomi dan Fakultas Ilmu Sosia ldan Ilmu Politik. Jurnal ini merupakan sarana
publikasi dan ajang berbagi karya riset dan pengembangannya di Universitas
Satya Negara Indonesia (USNI).
Pemuatan artikel di Jurnal ini dapat dikirim kealamat Penerbit. Informasi lebih
lengkap untuk pemuatan artikel dan petunjuk penulisan artikel tersedia pada
halaman terakhir yakni pada Pedoman Penulisan Jurna lIlmiah atau dapat dibaca
pada setiap terbitan. Artikel yang masuk akan melalui proses seleksi editor atau
mitra bestari.
Jurnal ini terbi tsecara berkala sebanyak dua kali dalam setahun yakn iJuni dan
Desember. Jurnal Ilmiah Satya Negara Indonesia merupakan peningkatan dari
Jurnal USNI sebelumnya.
Alamat Penerbit / Redaksi
Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM)
Universitas Satya Negara Indonesia
Jl. Arteri Pondok Indah No.11 Kebayoran Lama Utara
Jakarta Selatan 12240 – Indonesia
Telp. (021) 7398393/7224963. Hunting, Fax 7200352/7224963
Homepage : http://www.usni.ac.id
E-mail : lppm@usni.ac.id
FrekuensiTerbit
2 kali setahun :JunidanDesember
-
Vol. 9 No. 2 Desember2016 ISSN : 1979-5246
JURNAL ILMIAH
SATYA NEGARA INDONESIA
Pelindung
Prof. Dr. Lijan P. Sinambela, MM, M.Pd
(Rektor)
PenanggungJawab
Dr. Yusriani Sapta Dewi, M. Si
(Ketua LPPM)
Penasihat
Prof. Dr. Ir. Supriyono Eko Wardoyo, M.Aq
DewanRedaksi
Teguh Budi Santoso, S.Kom.,M.Kom
Prionggo Hendradi, S.Kom.,M.Kom
Ir. RienaF.Telussa, M.Si
Bertha Komala Sinambela, S.Sos. M.Si
Guston Sitorus, SE.,M.Si
MitraBestari
Prof. Dr. Irwan Abdullah, M.Sc (UGM)
Dr.Ir. Rofiq Sunaryanto (BPPT)
Prof. Dr. Ir. Rosmawati Paranginangin, M.S (BalaiRiset DKP)
Dr. Dedi Setia Permana, M.Sc (LIPI)
PenyuntingPelaksana
Nurul Chafid,S.Kom.,M.Kom
Mulyana Adnan,SE
-
DAFTAR ISI
Sistem Pengolahan Data Keluhan Pelanggan Berbasis Android Pada
CV. Constructa Builders 1-5 Berlin Sitorus
Efektifitas Komunikasi Antar Budaya di PasarTradisional Kebayoran Lama Dengan
Keanekaragaman Suku dan Budaya Antara Penjual Dan Pembeli 6-15
Bertha Komala Sinambela
Pengaruh Kebijakan Larangan Impor Babi Dari Meksiko Oleh Indonesia Terhadap
Industri Produk Olahan Babi Meksiko 16-25
Djoesept Harmat Tarigan
Pengaruh Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasi dan
Etika Profesi Terhadap Kinerja Auditor 26-38
Adolpino Nainggolan, Heriston Sianturi
Implementasi Sistem Manajemen Proyek Pada PT. Multikarya Asia Pasifik Raya
(MKAPR) Dengan Menggunakan ERP Idempiere 39-46
Prionggo Hendradi, Syahnan Syarip Siadari
Sistem Penunjang Keputusan Penentuan Lokasi Indomaret Dengan Metode Topsis 47-53
RiamaSibarani
Gaya Kepemimpinan, Pengambilan Keputusan dan Peran Pemimpin (Kerangka Evaluasi
Kepemimpinan di Universitas Satya Negara Indonesia) 54-61
Semuel A. M. Littik
Implementasi Load Balancing Dua Line Internet Service Provider (ISP) Menggunakan
Mikrotik RB 750 62-67
Sukarno BahatNauli, Andi Diyansah
Alat Pengiriman Status Gunung Berapi Melalui Media SMS Berbasis MIKRO KONTROLLER
ATMEGA 328 68-75
Teguh Budi Santoso, RikoRudyanto
Penurunan COD, TSS Pada Penyaringan Air Limbah Produksi Tempe di Dusun
Wates Desa Pancawati Kecamatan Klari Kabupaten Karawang 76-79
Yusriani Sapta Dewi, Ika Runtika
-
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 26
PENGARUH PEMAHAMAN GOOD
GOVERNANCE, GAYA KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN
ETIKA PROFESI TERHADAP KINERJA AUDITOR Adolpino Nainggolan
1), Heriston Sianturi
2)
Univesitas Satya Negara Indonesia
Email: adolpino_nainggolan@yahoo.co.id
Univesitas Satya Negara Indonesia
Email: bertonray@gmail.com
Abstrak
Kinerja KAP berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja auditor. Idealnya dalam profesi, auditor harus
mempertimbangkan prinsip-prinsip dasar pemerintahan yang baik dari gaya kepemimpinan, budaya organisasi
dan etika profesi dalam KAP. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja di 50 KAP, di
wilayah Jakarta. Metode purposive sampling, Teknik sampling yang digunakan adalah pengambilan sampel
berdasarkan pertimbangan (judgment sampling) peneliti. Total sampel 120 responden penelitian ini. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian pemahaman tata kelola yang baik, gaya kepemimpinan dan etika
profesi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor, tetapi budaya organisasi tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja auditor. Tetapi sekaligus memahami pemerintahan yang baik, gaya kepemimpinan, budaya
organisasi dan etika profesi berpengaruh signifikan terhadap kinerja auditor.
Kata kunci: Pemahaman Good Governance, Gaya Kepemimpinan, Budaya Organisasidan Etika Profesi
dan Kinerja Auditor
Abstract
KAP-quality performance is largely determined by the performance of auditors. Ideally in the
profession, the auditor should consider the basic principles of good governance, leadership styles,
organizational culture and ethics of the profession in the KAP. The population in this study were all
auditors working in 50 KAP, in the Jakarta area. The sampling technique used purposive sampling
method is sampling based on the consideration (judgment sampling) researchers. The total sample of
120 respondents of this research. The results showed that partially understanding of good
governance, leadership style and professional ethics significant effect on the performance of auditors,
but the culture of the organization has no significant effect on the performance of auditors. But
simultaneously understanding of good governance, leadership styles, organizational culture and
ethics of the profession have a significant effect on the performance of auditors.
Keywords : Understanding of Good Governance, Leadership Styles, Organizational Culture
and Ethics of The Profession and Performance of Auditors
mailto:adolpino_nainggolan@yahoo.co.idmailto:bertonray@gmail.com
-
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 27
PENDAHULUAN
Profesi akuntan publik merupakan profesi
kepercayaan masyarakat, dari profesi inilah
masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas
tidak memihak terhadap informasi yang
disajikan oleh manajemen perusahaan dalam
laporan keuangan (Mulyadi, 2006:4).Seorang
auditor atau suatu Kantor Akuntan Publik lalai
atau gagal mempertahankan sikap indepen-
densinya, maka kemungkinan besar anggapan
masyarakat bahwa semua akuntan publik tidak
independen.
Kasus pelanggaran ketidak independen
auditor adalah kasus Enron dan beberapa kasus
di Indonesia seperti kasus Kimia Farma dan
Bank Lippo, dengan melibatkan kantor-kantor
akuntan yang selama ini diyakini memiliki
kualitas audit tinggi. Kasus keterlibatan 10 KAP
yang melakukan audit terhadap Bank Beku
Operasi (BBO) dan bank beku kegiatan usaha,
dalam kasus ini melibatkan KAP papan atas
(Winarto, dalam Sri Trisnaningsih (2007).
Berdasarkan kasus di atas, kepercayaan
para pemakai laporan keuangan auditan mulai
menurun, sehingga para pemakai laporan seperti
investor dan kreditur mempertanyakan sikap
independensi auditor. Hal ini dapat terjadi
karena auditor belum optimal dalam mewujud-
kan good governance, gaya kepemimpinan,
budaya organisasi dan etika profesi dalam
melaksanakan kinerjanya
Kinerja KAP yang berkualitas sangat
ditentukan oleh kinerja auditor. Secara ideal di
dalam menjalankan profesinya, seorang auditor
hendaknyamemperhatikan prinsip dasargood
governance,gaya kepemimpinan, budaya orga-
nisasidalam KAPtersebut. Peran profesi auditor
dalam hal ini harus lebih diberdayakan antara
lain pemahaman good governance yang lebih
baik, tanggungjawab yang lebih besar dan
kebebasan mengkreasi pekerjaan dalam mem-
bantu stakeholder namun tidak menyalahi etika
profesi yang ada, gaya kepemimpinan sangat
diperlukan karena dapat memberikan nuansa
pada kinerja auditor yang cenderung bisa formal
maupun informal, menciptakan pengembangan
budaya organisasi yang efektif yang dapat
memperkuat KAP beserta perangkat kerjanya,
menciptakan perbedaan yang jelas antara auditor
dengan kliennya,dan memberi standar dan kode
etik yang tepat mengenai apa yang harus
dijadikan sebagai ukuran dalam menjalankan
tugasnya, dan sebagai mekanisme pembuat
kendali yang memadu dan membentuk sikap dan
perilaku auditor.
Oleh karena itu, isu sentral dari penelitian
ini adalah: (1) Peneliti ingin membuktikan
secara empiris, pemahaman good governance,
gaya kepemimpinan, budaya organisasi dan etika
profesi berpengaruh terhadap kinerja auditor. (2)
Mengembangkan dan melakukan kajian lebih
lanjut penelitian terdahulu,dan (3) Membuktikan
secara empiris, hasil penelitian selanjutnya akan
sama ataukah berbeda dengan hasil penelitian
terdahulu.
KAJIAN LITERATUR
Good Governance (GG)
Good Governance adalah suatu konsep
yang mengacu kepada proses pencapaian
keputusan dan pelaksanaannya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara bersama. Pema-
haman GG merupakan wujud respek terhadap
sistem dan struktur yang baik untuk mengelola
perusahaan dengan tujuan meningkatkan pro-
duktivitas usaha.
Adapun prinsip dasar konsep Good
Governancepada organisasi KAP meliputi:
a. Fairness(keadilan): akuntan publik dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan yang diperiksa, harus
bersikap independen dan menegakkan ke-
adilan terhadap kepentingan klien, pemakai
laporan keuangan, maupun terhadap kepen-
tingan akuntanpublik itu sendiri.
b. Transparency (transparansi): hendaknya berusaha untuk selalu transparansi terhadap
informasi laporan keuangan klien yang
diaudit.
c. Accountability:menjelaskan peran dan tanggung jawabnya dalam melaksakan
pemeriksaan dan kedisiplinan dalam me-
lengkapi
d. Responsibility(pertanggungjawaban): me-mastikan dipatuhinya prinsip akuntansi
yang berlaku umum dan standar profesional
akuntan publik selama menjalankan
profesinya.
Dengan menegakkan sistem Good
Governance dalam suatu organisasi diharapkan
terjadi peningkatan dalam hal :
a. Efisiensi, efektivitas dan kesinambungan suatu organisasi dalam memberikan kon-
tribusi kepada terciptanya kesejahteraan
masyarakat, pegawai dan stakeholder lain-
-
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 28
nya dan merupakan kolusi yang elegan
dalam menghadapi tantangan organisasi
kedepannya.
b. Legitimasi organisasi yang dikelola dengan terbuka, adil dan dapat dipertanggung-
jawabkan
c. Mengakui dan melindungi hak dan kewa-jiban para stakeholder.
d. Pendekatan yang terpadu berdasarkan kaidah-kaidah demokrasi, pengelolaan dan
partisipasi organisasi secara legitimate.
Gaya Kepemimpinan (Leadership Style)
Gaya kepemimpinan (leadership styles)
merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi
orang lain/bawahannya sedemikian rupa sehing-
ga orang tersebut mau melakukan kehendak
pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi
meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin
tidak disenangi. Teori kepemimpinan perilaku
(behavioral) mengatakan bahwa gaya
kepemimpinan seorang manajer akan berpe-
ngaruh langsung terhadap efektivitas kelompok
kerja. Kelompok kerja dalam perusahaan
merupakan pengelompokan kerja dalam bentuk
unit kerja dan masing-masing unit kerja itu
dipimpin oleh seorang manajer. Gayamanusia
dalam suatu unit kerja akan berpengaruh pada
peningkatan kinerja unit, yang pada akhirnya
akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara
keseluruhan. Selanjutnya, teori kepemimpinan
perilaku (behavioral) berasumsi bahwa gaya
kepemimpinan oleh seorang manajer dapat
dikembangkan dan diperbaiki secara sistematik.
Budaya Organisasi (Organization Culture)
Budaya organisasi adalah pola dasar yang
diterima oleh organisasi untuk bertindak dan
memecahkan masalah, membentuk karyawan
yang mampu beradaptasi dengan lingkungan dan
mempersatukan anggota-anggota organisasi.
Untuk itu harus diajarkan kepada anggota
termasuk anggota yang baru sebagai suatu cara
yang benar dalam mengkaji, berpikir dan
merasakan masalah yang dihadapi. Ada bebe-
rapa pengertian yang menjelaskan tentang hal ini
Menurut Sutrisno (2010:2), budaya
organisasi dapat didefinisikan sebagai perangkat
sistem nilai-nilai, keyakinan-keyakinan dan
asumsi-asumsi atau norma-norma yang telah
relatif lama berlakunya, dianut bersama anggota
organisasi sebagai perilaku dalam
menyelesaikan masalah-masalah organisasi.
Menurut Luthans (2006:124), menyatakan
bahwa budaya organisasi adalah pola asumsi
dasar diciptakan atau dikembangkan oleh
kelompok tertentu saat mereka menyesuaikan
diri dengan masalah-masalah eksternal dan
integrasi internal yang telah bekerja cukup baik
serta dianggap berharga, dan karena itu
diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang
benar untuk menyadari, berpikir dan merasakan
hubungan dengan masalah tersebut.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan
beberapa ahli tersebut maka dapat disimpulkan
sebagai perangkat sistem nilai-nilai, keyakinan-
keyakinan dan asumsi-asumsi atau norma-norma
yang telah relatif lama berlakunya, maka budaya
organisasi akan menciptakan pola keyakinan dan
perilaku yang sama pada karyawan dalam
menjalankan aktivitas-aktivitas perusahaan
kembangkan oleh pimpinan puncak.
Etika Profesi
Menurut Arens et.al, (2012:60) etika
profesi adalah seperangkat prinsip-prinsip moral
atau nilai-nilai.Etika profesi bagi praktik akuntan
di Indonesia disebut dengan istilah kode etik dan
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI). Kode Etik Profesi Akuntan Publik adalah
aturan etika yang harus diterapkan oleh anggota
Institut Akuntan Publik Indonesia atau IAPI dan
staf profesional (baik yang anggota IAPI
maupun yang bukan anggota IAPI) yang bekerja
pada satu Kantor Akuntan Publik.
Prinsip-prinsip Dasar Etika Profesi IAI
Kode Etik IAI dibagi menjadi empat bagian
yaitu: (1) Prinsip Etika, (2) Aturan Etika, (3)
Interpretasi Aturan Etika, dan (4) Tanya dan
Jawab. Prinsip Etika memberikan rerangka dasar
bagi Aturan Etika yang mengatur pelaksanaan
pemberian jasa profesional oleh anggota.
Menurut Mulyadi (2001:53), prinsip etika
profesi terdiri dari delapan prinsip yaitu:
a. Tanggung Jawab profesi Setiap anggota harus senantiasa mengguna-
kan pertimbangan moral dan profesional
dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
b. Kepentingan Publik Setiap anggota berkewajiban untuk senan-
tiasa bertindak dalam kerangka pelayanan
kepada publik, menghormati kepercayaan
-
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 29
publik, dan menunjukan komitmen atas
profesionalisme.
c. Integritas Integritas merupakan kualitas yang melan-
dasi kepercayaan publik dan merupakan
patokan (benchmark) bagi anggota dalam
menguji keputusan yang diambilnya.
d. Objektivitas Setiap anggota harus menjaga obyektivitas-
nya dan bebas dari benturan kepentingan
dalam pemenuhan kewajiban profesional-
nya.
e. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional Setiap anggota harus melaksanakan jasa
profesionalnya dengan berhati-hati, kompe-
tensi dan ketekunan, serta mempunyai
kewajiban untuk mempertahankan penge-
tahuan dan ketrampilan profesional pada
tingkat yang diperlukan untuk memastikan
bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh
manfaat dari jasa profesional dan teknik
yang paling mutakhir.
f. Kerahasiaan Setiap anggota harus menghormati keraha-
siaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh
memakai atau mengungkapkan informasi
tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila ada
hak atau kewajiban profesional atau hukum
untuk mengungkapkannya.
g. Perilaku Profesional Setiap anggota harus berperilaku yang
konsisten dengan reputasi profesi yang baik
dan menjauhi tindakan yang dapat mendis-
kreditkan profesi.Kewajiban untuk menjauhi
tingkah laku yang dapat mendiskreditkan
profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai
perwujudan tanggung jawabnya kepada
penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang
lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat
umum.
h. Standar Teknis Setiap anggota harus melaksanakan jasa
profesionalnya sesuai dengan standar teknis
dan standar profesional yang relevan. Sesuai
dengan keahliannya dan dengan berhati-
hati, anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa
sejalan dengan prinsip integritas dan
objektivitas
Kinerja Auditor
Kinerja auditor merupakan tindakan atau
pelaksanaan tugas pemeriksaan yang telah
diselesaikan oleh auditor dalam kurun waktu
tertentuPengertian kinerja auditor menurut
Mulyadi (2006:11) adalah akuntan publik yang
melaksanakan penugasan pemeriksaan (exami-
nation) secara obyektif atas laporan keuangan
suatu perusahaan atau organisasi lain dengan
tujuan untuk menentukan apakah laporan
keuangan tersebut menyajikan secara wajar
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum, dalam semua hal yang material, posisi
keuangan dan hasil usaha perusahaan.
Pinsip dasar penilaian kinerja (Umbara,
Hidayat, dan Suharti, 2008:29) sebagai berikut:
a. Penilaian kinerja merupakan proses dinamis serta memerlukan bimbingan atau
pengarahan yang aktif, analitis dan penuh
pertimbangan dalam mengambil keputusan.
b. Sistem penilaian prestasi kinerja harus menjamin bahwa sasaran setiap hasil kerja
dan standar kerja setiap individu mengacu
pada sasaran unit kerja, sedangkan sasaran
setiap unit kerja harus menyatu atau
terintegrasi secara langsung dengan sasaran
perusahaan.
c. Pimpinan dan karyawan harus mengetahui sasaran-sasaran dan standar dari unit yang
bersangkutan agar dapat menjadi pedoman
bagi mereka dalam melaksanakan tugas.
d. Memonitor secara periodik perkembangan-perkembangan yang telah dicapai dan
membandingkannya dengan sasaran-sasaran
dan hasil-hasil akhir tahun.
e. Penilaian prestasi kerja harus diseleng-garakan secara jujur, konsisten objektif dan
bersikap membantu, serta harus dilihat atau
diletakkan sebagai tanggung jawab langsung
dari pimpinan.
f. Pimpinan harus secara teratur mendorong mereka yang mempunyai prestasi kerja baik
dan sebaliknya, harus secara tegas
memperbaiki mereka yang mempunyai pres-
tasi kerja kurang baik.
Kerangka Penelitian
Kinerja KAP yang berkualitas sangat
ditentukan oleh kinerja auditor. Secara ideal di
dalam menjalankan profesinya, seorang auditor
hendaknya memperhatikan prinsip dasar good
governance dalam melaksanakan pekerjaannya.
Terkait dengan good governance, gaya
-
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 30
kepemimpinan juga dapat mempengaruhi
kinerja, gaya kepemimpinan dan budaya seorang
pimpinan, etika profesi dapat berpengaruh
terhadap kinerja bawahannya. Dengan
kerangkapemikiran yang demikian, maka dapat
diasumsikan pengaruh good governance, gaya
kepemimpinan, budaya organisasi dan etika
profesi terhadap kinerja auditor secara parsial
maupun simultan.
Gambar 1.Kerangka Penelitian Keterangan gambar :
: Pengaruh secara simultan
: Pengaruh secara parsial
METODE PENELITIAN
Penelitianini dilakukan pada bulan Juli
sampai Oktober 2016 diKAP di wilayah Jakarta.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
auditor yang bekerja di 50 KAP, di wilayah
Jakarta. Teknik pengambilan sampel
menggunakan metode Purposive Sampling yaitu
pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan
(judgement sampling) peneliti, tipe pemilihan
sampel secara acak yang informasinya diperoleh
dengan menggunakan pertimbangan tertentu,
yaitu telah memiliki pengalaman minimal 2
(dua) tahun.Jumlah sampel penilitian ini 120
responden.Pengolahan data
penelitianmenggunakan program (Statistical
Package for the Social Sciences (SPSS).
Uji Instrumen Penelitian
Pengujianinstrumen penelitian dilakukan
untuk menguji apakah instrumen yang diper-
gunakan memenuhi syarat-syarat sebagai alat
ukur yang baik atau tidak. Instrumen dikatakan
baik apabila instrumen penelitian tersebut
memenuhi beberapa sifat yaitu reliabel dan
valid.
Uji Data Penelitian/Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mem-
perlihatkan bahwa sampel diambil dari
populasi yang berdistribusi normal (Joko
Sulistyo, 2002:50). Normalitas dapat dike-
tahui dengan melihat tabel One-
SampleKolmogorov - Smirnov Test pada
kolom Asymp Sig (2-tailed) yaitu jika p
value (sig) > 0.05 maka dapat disimpulkan
bahwa data yang diambil dari populasi
terdistribusi normal.
Good
Governance
(X1) Gaya
Kepemimpinan
(X2) Budaya
Organisasi (X3)
Kinerja
Auditor
(Y)
Etika Profesi
(X4)
-
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 31
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas adalah uji yang ber-
tujuan untuk menguji apakah pada model
regresi ditemukan adanya korelasi antar
variabel bebas (independen).Untuk menguji
multikolinieritas dapat dilihat dari nilai
tolerance dan nilai VIF (Variance Inflation
Faktor). Berdasarkan nilai tolerance, nilai
yang terbentuk harus di atas 10% dan bila
menggunakan VIF, nilai yang terbentuk
harus kurang dari 10, bila tidak maka akan
terjadi multikolinieritas dan model regresi
tidak layak untuk digunakan.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji
apakah dalam model regresi terjadi keti-
daksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Satu cara
untuk mendeteksi ada tidaknya heteros-
kedastisitas adalah dengan melihat grafik
plot antara nilai prediksi dengan residualnya
dan dasar untuk menganalisanya adalah jika
ada pola tertentu (bergelombang, melebar
kemudian menyempit) maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedas-
tisitas. Jika tidak ada pola serta titik yang
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heteros-
kedastisitas.
Metode Analisis Hasil Penelitian
Untuk mengetahui hasil penelitian apakah
dapat menjawab rumusan masalah dan hipotesis
penelitian sehingga dapat ditarik kesimpulan
penelitian, maka peneliti melakukan analisis
hasil penelitian dengan tahapan-tahapan sebagai
berikut:
Uji Hipotesis
Ujihipotesisdigunakan untukmenentukan
apakahhipotesisyangdiajukan merupakan
pernyataan/dugaanyangbenarsehinggahipotesiste
rsebutharusditerimaatau
merupakanpernyataan/dugaanyangsalahsehingga
hipotesistersebutharus ditolak.
Selanjutnyauntuk
mengetahuisignifikansipengaruhatauhubunganan
taravariabeldilakukandengankriteriapengujianseb
agai berikut:
a. Jikathitung< ttabel atau nilaiprobabilitas (sig.)pada tabel coefficient output
SPSS>nilaiprobabilitas0.05,maka
Hoditerima dan Ha ditolak.
b. Jikathitung> ttabel atau nilaiprobabilitas (sig.)pada tabel coefficient output
SPSSnilaiprobabilitas0 .0 5 ,maka
Hoditerima dan Ha ditolak.
d. JikaFhitung> Ftabel atau nilaiprobabilitas( sig.)pada tabel Anova
output SPSS
-
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 32
ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat ukur suatu
kuesioner yang merupakanindikator dari variabel
atau konstruk. Suatu konstrukdikatakan reliable
apabila memberikan nilai Cronbach's Alpha≥
0,60. Sedangkan jika sebaliknya data tersebut
dikatakan tidak reliabel (Imam Ghozali,
2005:41-42). Hasil perhitungan reliabilitas
kueioner penelitian sebagai berikut:
Tabel 2. Pengujian Reliabilita
Sumber Data : Output SPSS
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
Cronbach's Alpha≥ 0,60. Dapat disimpulkan
bahwa pernyataan-pernyataandalam variabel
penelitian adalah reliabel.
Uji Validitas
Uji validitas ini dilakukan dengan mem-
bandingkan nilai rhitung dengan rtabel untuk df = n-
k-1. Dalam penelitian ini df = 120 – 4 - 1 atau df
= 115 dengan α 0,05 didapat rtabel sebesar 0,182.
Jika rhitung lebih besar dari rtabel berarti
pernyataan tersebut dikatakan valid. Dari hasil
output SPSS rhitung > rtabel untuk seluruh variabel
penelitian.
Uji Normalitas
Dari hasilAsymp. Sig (2-tailed)output SPSS
dipeoleh hasil variabel Good Governance (X1) =
0.110> 0,05, Gaya Kepemimpinan (X2) =
0.309> 0,05, Budaya Organisasi (X3) = 0.106 >
0,05, Etika Profesi (X4) = 0.2524 > 0,05 dan
Kinerja Auditor (Y) = 0.102> 0,05, maka dapat
disimpulkan data yang diambil dari populasi
berdistribusi normal.
Uji Multikolinieritas
Dari output SPSS dapat diketahui bahwa
nilai variance inflation factor (VIF) keempat
adalah lebih kecil dari 10, dan nilai tolerance
diatas 10% sehingga dapat disimpulkan bahwa
antar variabel good governance, gaya kepemim-
pinan, dan budaya organisasi tidak terjadi
persoalan multikolinearitas.
Uji Heteroskedastisitas
Untuk mengetahui apakah terdapat
heteroskedastisitas atau tidak pada model regresi
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Sumber data : Output SPSS
Variabel Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
Good Governance (X1) .830
Gaya Kepemimpinan (X2) .782
Budaya OrganisasiAuditor (X3) .602
Etka Profesi (X4) .782
Kinerja Auditor (Y) .686
-
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 33
Dari output di atas dapat diketahui bahwa titik-
titik tidak membentuk pola yang jelas, dan titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu
Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
heteroskedastisitas dalam model regresi.
Uji Auto Korelasi
Dari hasil output SPSS didapat nilai DW yang
dihasilkan dari model regresi adalah 1.713. Hal ini
disimpulkan bahwa nilai DW atau 1.713 terletak
diantara dU 1.634 dan 4-dU atau 1.771, sehingga
hipotesis nol diterima, yang berarti tidak ada
autokorelasi.
Pengujian HipotesisSecara Parsial (Uji t)
dengan t tabel, jika t hitung> t tabel, maka dapat
disimpulkan terdapat pengaruh antara variabel
independen dengan variabel dependen atau
sebaliknya jika t hitung < t tabel maka tidak terdapat
pengaruh antara variabel independen terhadap
variabel dependen.t tabel dapat dilihat pada tabel
statistik pada signifikansi 0.05 / 2 = 0.025 dengan
derajat kebebasan (df) = n-k-1 = 120-4-1 = 115.
Hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 1.980,
sedangkan t hitung dapat dilihat dari hasil output
SPSS pada tabel 3 coefficients sebagai berikut:
Tabel 3
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 24.139 5.400 4.470 .000
X1_GG .159 .143 .332 3.719 .000 .936 1.069
X2_GP .148 .115 .386 3.465 .003 .940 1.064
X3_BO .135 .120 .102 1.124 .263 .912 1.097
X4_EP .188 .109 .472 2.892 .025 .908 1.101
a. Dependent Variable: Y_KA
Sumber Data : Output SPSS
a. PengaruhGood governance (X1) Terhadap Kinerja Auditor (Y)
thitung variabel good governance auditor
sebesar 3.719dengan tingkat signifikansi 0,000,
kemudian dibandingkan dengan t tabel sebesar
1.980 ternyata nilai thitung (3.719) >ttabel, maka
Ha1 diterima dan Ho1 ditolak, artinya bahwa
pemahaman good governance auditorberpe-
ngaruh secara signifikan terhadap kinerja
auditor.
Hasil ini menunjukan bahwa seorang
auditor yang memiliki pemahaman good
governance akan memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan yang
diperiksa dengan menegakkan keadilan,
melaksanakan pemeriksaan bersikap adil dalam
pembagian tugas antar rekan kerja seprofesi,
transparansi terhadap informasi laporan
keuangan klien yang diaudit dan pembagian fee
antar partner, senior auditor dan auditor junior,
bertanggungjawab dalam pelaksanaan
pemeriksaan dan kedisiplinan dalam
melengkapi pekerjaan dan pelaporan, dalam
menjalankan tugasnya harus mempertahankan
integritas, objektivitas dan independensi,
berpedoman pada standar profesi akuntan
publik (SPAP) dan prinsip akuntansi yang
berlaku umum, mentaati aturan etika profesi
audit, memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan yang diperiksa
bersikap independen serta pelaporan bebas dari
perasaan kewajiban untuk memodifikasi.
b. PengaruhGaya Kepemimpinan Auditor (X2) Terhadap Kinerja Auditor (Y)
thitung variabel gaya kepemimpinan auditor
sebesar 3.465 dengan tingkat signifikansi
0.003kemudian dibandingkan dengan t tabel
sebesar 1.980ternyata nilai thitung(3.465) >ttabel,
maka Ha2 diterima dan Ho2 ditolak, artinya
bahwa gaya kepemimpinan auditor berpengaruh
secara signifikan terhadap kinerja auditor.
Gaya kepemimpinan yang berbeda pada
setiap pimpinan akan mempengaruhi kinerja
auditor. Banyak tipe-tipe gaya kepemimpinan
yang dimiliki oleh pimpinan, antara lain
kepemimpinan otoriter, kepemimpinan
partisipatif, kepemimpinan delegatif, yang
-
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 34
masing-masing mempunyai karakteristik
berbeda. Berbagai gaya kepemimpinan dalam
KAP menjadi faktor dalam pembentukan
kinerja auditor dan akan mempengaruhi kinerja
auditor.
c. PengaruhBudaya Organisasi Auditor (X3) Terhadap Kinerja Auditor (Y)
thitung variabel budaya organisasi auditor
sebesar 1.124 dengan tingkat signifikansi
0.253kemudian dibandingkan dengan t tabel
sebesar 1.980 ternyata nilaithitung(1.124) Ftabel (24.780 > 2,450), dengan demikian Ho
ditolak dan Ha diterima, sehingga terbukti bahwa
Pemahaman Good Governance, Gaya
Kepemimpinan, Budaya Organisasi, dan Etika
Profesi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
Auditor.
Dalam meningkatkan kinerja auditor,
pemahaman good governance sangat diperlukan
agar tidak mudah terpengaruh oleh pihak manapun
-
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 35
dan auditor memiliki prinsip good governance
dalam menjalankan pekerjaan audit. Demikian juga
dalam hal bersikap, gaya kepemimpinan pada
pimpinan juga dapat mempengaruhi kinerja auditor
dalam bekerja. Dan budaya organisasi dapat
mempengaruhi kinerja auditor jika auditor tersebut
mempunyai komitmen terhadap organisasinya.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh Sri
Trisnaningsih (2007) menyatakan bahwa good
governance, gaya kepemimpinan dan budaya
organisasi secara bersama-sama memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap kinerja auditor.
Analisis Regresi Linier Berganda
Dengan menggunakan Statistical Package For
The Sosial Science (SPSS) diperoleh hasil koefisien
regresi pada tabel 3 diatas, dapat diketahui model
persamaan regresi linier berganda sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3+ β4X4+ɛ atau
Y= 24.139 + 0.159X1 + 0.148X2 +
0.135X3+0.188X4+ɛ
Persamaan diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Konstanta sebesar 24.139 merupakan potongan garis regresi dengan sumbu (Y), yang
menunjukan variabel Good Governance (X1),
Gaya Kepemimpinan (X2), Budaya Organisasi
(X3) dan Etika Profesi (X4), maka nilai Kinerja
Auditor (Y) sebesar 24.139
Nilai Koefisiensi regresi variabel Good Governance (X1) sebesar 0,159 dengan tingkat
Signifikan 0,000< 0,05, sehingga bernilai
positif, ini dapat diartikan bahwa setiap
peningkatan Good Governance sebesar 1, maka
Kinerja Auditor mengalami peningkatan
sebesar 0.159
Nilai Koefisiensi regresi variabel Gaya Kepemimpinan (X2) sebesar 0,148 dengan
tingkat Signifikan 0,003< 0,05, sehingga
bernilai positif, ini dapat diartikan bahwa setiap
peningkatan Gaya Kepemimpinan sebesar 1,
maka Kinerja Auditor mengalami peningkatan
sebesar 0.148
Nilai koefisien regresi variabel Budaya Organisasi (X3) sebesar 0,135 dengan tingkat
signifikan 0,263> 0,05 sehingga bernilai
negatif, ini dapat diartikan bahwa setiap
penurunan Budaya Organisasi sebesar 1, maka
Kinerja Auditor akan mengalami penurunan
sebesar 0,135
Nilai koefisien regresi variabel Etika Profesi (X3) sebesar 0,188 dengan tingkat signifikan
0,025 > 0,05 sehingga bernilai positif, ini dapat
diartikan bahwa setiap peningkatan Etika
Profesi sebesar 1, maka Kinerja Auditor
mengalami peningkatan sebesar 0.188
Koefisien Determinasi (Uji Adjusted R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur
seberapa jauh kemampuan model dapat menjelaskan
variasi variabel dependen. Nilai R² mempunyai
interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R² ≤ 1). Jika nilai R²
bernilai besar (mendekati 1) berarti variabel bebas
dapat memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen.
Sedangkan jika Adjusted R² bernilai kecil berarti
kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan
variabel dependen sangat terbatas (Ghozali,
2009:87). Koefisien determinasi adalah kuadrat
dari nilai korelasi pada tabel Model Summary
output SPSS yang dikalikan dengan 100%. Hasil
output SPSS yang dihasilkan adalah sebagai berikut:
Model R R
Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .605a .366 .329 89.93936
a. Predictors: (Constant), X4_EP, X2_GP, X1_GG, X3_BO
Sumber Data : Output SPSS
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat besar R
sebesar 0.605, memiliki R square atau koefisien
determinasi sebesar 0.366. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa variabel-variabel independen
meliputi good governance, gaya kepemimpinan dan
budaya organisasi dan etika profesi mempengaruhi
kinerja auditor sebesar 36.60% sedangkan sisanya
63.40% dipengaruhi oleh faktor lain di luar model
penelitian.
Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, tidak bisa
dipungkiri bahwa terdapat keterbatasan di
dalamnya. Berikut ini peneliti bermaksud untuk
menjelaskan keterbatasan-keterbatasan yang dialami
diantaranya :
Penelitian ini menggunakan metode survey melalui kuesioner, peneliti tidak terlibat secara
langsung dalam aktivitas di organisasi KAP,
sehingga kesimpulan yang diambil hanya
berdasarkan pada data yang dikumpulkan
melalui penggunaan instrumen secara tertulis.
-
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 36
Hasil penelitian ini hanya dapat dijadikan analisis pada obyek penelitian yang terbatas
profesi auditor pada kantor akuntan publik dan
pemilihan sampelnya hanya pada kantor
akuntan publik di wilayah Jakarta, sehingga
memungkinkan adanya perbedaan hasil
penelitian dan kesimpulan apabila penelitian
dilakukan pada obyek penelitian yang berbeda
dengan profesi yang berbeda pula.
Kesulitan dalam mencari responden, karena banyak auditor di Kantor Akuntan Publik
sedang sibuk mendatangi kliennya.
Keterbatasan sampel penilitian hanya 120 responden, sehingga proses pengolahan data,
analisisis dan interprestasi hasil masih dianggap
kurang memadai.
Tingkat partisipasi responden yang masih kurang responsif, khususnya dari sisi waktu
pengembalian hasil jawaban kuesioner yang
cenderung lambat.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Pemahaman Good Governance memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
auditor. Artinya Artinya seorang auditor yang
memiliki pemahaman good governance akan
memberikan pendapat mengenai kewajaran
laporan keuangan yang diperiksa dengan
menegakkan keadilan, melaksanakan
pemeriksaan bersikap adil dalam pembagian
tugas antar rekan kerja seprofesi, transparansi
terhadap informasi laporan keuangan klien yang
diaudit dan pembagian fee antar partner, senior
auditor dan auditor junior, bertanggungjawab
dalam pelaksanaan pemeriksaan dan
kedisiplinan dalam melengkapi pekerjaan dan
pelaporan, dalam menjalankan tugasnya harus
mempertahankan integritas, objektivitas dan
independensi, berpedoman pada standar profesi
akuntan publik (SPAP) dan prinsip akuntansi
yang berlaku umum, mentaati aturan etika
profesi audit, memberikan pendapat mengenai
kewajaran laporan keuangan yang diperiksa
bersikap independen serta pelaporan bebas dari
perasaan kewajiban untuk memodifikasi
Gaya Kepemimpinan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor. Artinya
gaya kepemimpinan dalam KAP sebagai faktor
yang dominan dalam menentukan dan
pembentukan karakter perusahaan. Selanjutnya
karakter perusahaan akan mempengaruhi output
dari kinerja auditor. Gaya kepemimpinan yang berbeda pada setiap pimpinan akan
mempengaruhi kinerja auditor. Banyak tipe-tipe
gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh
pimpinan, antara lain kepemimpinan otoriter,
kepemimpinan partisipatif, kepemimpinan
delegatif, yang masing-masing mempunyai
karakteristik berbeda. Berbagai gaya
kepemimpinan dalam KAP menjadi faktor
dalam pembentukan kinerja auditor dan akan
mempengaruhi kinerja auditor.
Budaya organisasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor.
Artinya budaya organisasi yang ditetapkan
untuk pembentukan perilaku karyawan, sebagai
dasar standar perilaku, pencapaian target kerja,
peraturan – peraturan dalam organisasi yang
diterapkan tidak memberatkan karyawan belum
bisa dijadikan komitmen bagi auditor dalam
menjalankan pekerjaaannya. Hal ini
mengindikasikan bahwa budaya organisasi
belum dapat mempengaruhi kinerja auditor
sesuai dengan kebijakan yang dibuat oleh
organisasi dan target kerja dengan penuh
perhitungan.
Etika profesi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja auditor.
Artinyaauditor sudah melaksanakan tugasnya
sesuai dengan etika profesi yang dimiliki
auditor dimana seorang auditor harus memiliki
pertanggungjawaban terhadap profesi dan klien,
bekerja dalam kesatuan, bersikap objektif dan
profesional dalam pengambilan keputusan,
menerapkan tahap-tahap pemeriksaan laporan
sesuai standar teknis, serta melaksanakan dan
menafsirkan kode etik profesi dengan
tepat.Setiap auditor bertanggung jawab
terhadap profesi dan klien misalnya seperti
menjaga informasi rahasia bagi klien. Hal ini
harus dilakukan agar auditor mendapatkan
kepercayaan dari klien sehingga dengan
kepercayaan tersebut, auditor akan
mendapatkan motivasi tersendiri dalam
melaksanakan penugasan audit dan hasil dari
penugasan audit tentu akan semakin baik.
Auditor dalam melaksanakan tugas audit akan
bekerja dalam suatu kesatuan dan memiliki
tugas yang terbagi dengan jelas sehingga
kenerja auditor akan semakin efektif.
Terdapat pengaruh korelasi kuat antara good governance, gaya kepemimpinan dan budaya
organisasi terhadap Kinerja Auditor secara
simultan sebesar 24,78%, sedangkan sisanya
-
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 37
sebesar 75,22% dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain yaitu: kemampuan, komitmen profesional,
motivasi, kepuasan kerja, akuntabilitas, sistem
pengendalian, perilaku individu dan lain
sebagainya yang turut mempengaruhi kinerja
auditor.
Saran
Saran penelitian ada dua hal, yaitu penelitian
lanjutan (pengembangan ilmu) dan saran untuk
kebijakan manajerial (kegunaan ilmu).
Untuk Penelitian Lanjutan (Pengembangan
Ilmu)
Penelitian lebih lanjut disarankan untuk menambahkan variabel-variabel yang ber-
pengaruh terhadap kinerja auditor diantaranya
kemampuan, komitmen profesional, motivasi,
kepuasan kerja, akuntabilitas, sistem
pengendalian, perilaku individu dan lain
sebagainya.
Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat memperluas daerah survey, sehingga hasil
penelitian lebih mungkin untuk disimpulkan
lebih umum atau luas.
Hendaknya penelitian selanjutnya lebih mempersiapkan banyak biaya dan waktu dalam
melakukan penelitian empiris guna lebih
meningkatkan perolehan data dari responden.
Penelitian selanjutnya disarankan untuk mendapatkan data berupa wawancara dari
beberapa auditor yang menjadi responden
penelitian agar bisa mendapatkan data yang
lebih nyata bisa keluar dari pertanyaan-
pertanyaan kuesioner yang mungkin yang lebih
sempit atau kurang menggambarkan keadaan
yang sesungguhnya.
Untuk Kebijakan Manajerial
Dari hasil penelitian ini diketahui dari ketiga faktor yang diduga mempengaruhi kinerja
auditor, ternyata terdapat dua faktor yang
mempengaruhi kinerja auditor yaitu good
governance dan gaya kepemimpinan sedangkan
budaya organisasi tidak memiliki pengaruh
terhadap kinerja auditor.
Untuk meningkatkan kinerja auditor diperlukan adanya peningkatan pemahaman prinsip-prinsip
good governance dan gaya kepemimpinan yang
baik pada seorang pemimpin.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. auditing jilid I & II (Pemeriksaan
Akuntansi) Oleh Akuntan Publik, Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. 2007.
Apollo Daito, Prof. Dr. MS.i. SE. Ak, 2007,
Metodologi Penelitian Penyusunan Skripsi/
Tesis /Disertasi, Jakarta, Univeritas Budi
Luhur, halaman 20, 56, dan 54
Arens Alvin,Beasley S. Mark, Elder J. Randal. Jasa
Audit dan Assurance Pendekatan Terpadu.
Adaptasi Amir Abadi Jusuf. Penerbit Salemba
Empat, Tahun 2012. Jakarta
Directory Ikatan Akuntansi Indonesia. 2013. Ikatan
akuntan Indonesia, Kompartemen akuntan
Indonesia.
Donni Juni Priansa, S.Pd., S.E., M.M. dan Dr. H.
Suwatno, Manajemen SDM Dalam Organisasi
Publik dan Bisnis, Alfabeta, Bandung, 2011
Edy Sutrisna, M, S.I, Sumber Daya Manusia, Edisi
3, Kencana Prenada Media Grup, Jakarta,
2011
Elder, Randel J., Mark S. Beasley and Alvin A.
Arens. 2012, “Auditing and assurance service,
An Integrated Aprroach”. Thirteenth Edition,
Pearson Education Inc., New Jersey,2010
Elder, Randel J., Mark S. Beasley and Alvin A.
Arens. 2012, “. Jasa Audit dan Assurance
Pendekatan Terpadu. Adaptasi Amir Abadi
Jusuf. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Fernando, J., Mulki, J.P ., dan Marshall, G.W. 2005.
A Meta-Analysis of the Relationship Between
Organizational Commitment and Salesperson
Job Performance. Journal of Bussiness
Research, (58) : 705-714
Flamholtz, E., dan Narasimhan, R.K. 2005.
Differential Impact of Cultur Elements on
Financial Performance. European Managenent
Journal. (23) :50-64
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
Multivariate Dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang
Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber
Daya Manusia, BPFE UGM, Yogyakarta,
2000
Henri, J. Francois. 2006. Organizational Cultur and
Performance Measurement Systems.
Accounting Organizations and Seciety, (31):
77-103
Ikatan Akuntan Indonesia, Standar Profesinal
Akuntan Publik, Salemba Empat, halaman
319.2
-
Jurnal Universitas Satya Negara Indonesia Vol. 9 No. 2 Desember 2016 Hal 26 – 38 38
Jason A. Colquitt et, Jeffery A. Lepine, dan Michael
J. Wesson, 2009, Organizational Behavior,
McGraw-Hill Irwin, halaman 67
Kreitner dan Kinichi, 2005 Organization Behavior,
Irvin, MC Graw-Hill, Boston
Kisnawati, Baiq. 2012. Pengaruh Kompetensi,
Independensi dan Etika Auditor terhadap
Kualitas Audit. Jurnal Bisnis dan
Kewirausahaan. Vol.8 No.3
Kusuma, Novanda Friska Bayu Aji. PENGARUH
PROFESIONALISME AUDITOR, ETIKA
PROFESI DAN PENGALAMAN AUDITOR
TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT
MATERIALITAS. Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta. Tahun 2012.
Yogyakarta
Ludigdo, Unti. 2006. Strukturasi Praktik Etika di
Kantor Akuntan Publik: Sebuah Studi
Interpretif. Simposium Nasional Akuntansi IX.
Universitas Andalas, Padang.
Luthans, Fred, Organizational behavior, ninth
Edition McGraw-Hill. Inc, New York, 2002
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi
Kinerja SDM. Cetakan Pertama. PT. Refika
Aditama Bandung.
M.S. P. Hasibuan, Manajemen SDM, Edisi Revisi
PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2007.
Mulyadi, 2006. Auditing Buku Satu. Jakarta:
Salemba Empat
Sugiyono.2011.Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D,Alfabeta.Salemba
Empat.Bandung.
Satyo. 2005. Mendorong good governance dengan
Mengembangkan Etika di KAP. Media
Akuntansi. Edisi Oktober : 39-42
Sri Yuliawati, 2009 Metodologi Penelitian, STKIP
Purnamam Cetakan Pertama, Jakarta
Sutrisno, Edy. 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia. Edisi Pertama Cetakan Kesatu.
Kencana Prenada Media Group. Jakarta
Soewadji, Jusuf. 2012. Pengantar Metodologi
Penelitian. Mitra Wacana Media. Jakarta.
Sthepen P. Robbins dan Timoty A. Judge, 2007,
Organizational Behavior, Pearson Prentice
Hill, Perason Education International, halaman
74
Sujarweni, Wiratna. 2014. SPSS Untuk Penelitian,
Pustaka Baru Press, Yogyakarta
Suwarsilah Nur K, 2013, Pengaruh Kompetensi dan
Independensi Auditor terhadap Kualitas Audit. Fakultas Ekonomi Universitas Satya
Negara Indonesia, Jakarta
Trimanto, Putri. 2011. Pengaruh Pengalaman dan
Pertimbangan Profesional Auditor Terhadap
Kualitas Bahan Bukti Yang Dikumpulkan
(Studi Kasus Pada Kantor Akuntan Publik di
Bandung). Jurnal Ilmiah
Trisnaningsih, S., 2007. Independensinya Dan
Komitmen Terhadap Organisasinya Sebagai
Mediasi Pengaruh Pemahaman good
governance, Budaya Organisasi, Terhadap
Kinerja Auditor (Studi Empiris pada Kantor
Akuntan Publik di Indonesia).
JurnalSimposium Akuntansi X, Makasar),
halaman 1 – 56.
Uman, Khairul. 2011. Pengaruh Kompetensi,
Independensi dan Akuntabilitas terhadap
Kualitas Audit. (Skripsi Universitas Syahrif
Hidayahtullah. Jakarta)
Wood, Wallace, Zeffane Schermerhorn, Hunt, dan
Osborn, 2006, Organizational Behavior, Jhon
Willey & Sons Australia, Ltd, 2 Nd Edition
top related