journal reading sisil-putri
Post on 24-Jul-2015
91 Views
Preview:
TRANSCRIPT
PEDOMAN KLINIS PRAKTIS :PEDOMAN EVALUASI NEURODIAGNOSTIK
PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM SEDERHANA
Sisilia Fitria P.G0007158/E-20-12
Putri Sari W G0007219/E-21-12
JOURNAL READING
ABSTRAK
•Merumuskan guideline tentang diagnosis dan evaluasi KDS pada anak usia 6-60 bln•Merevisi guideline AAP tahun 1996
TUJUAN
•Analisis literatur medis sejak th 1996 - 2009•Beberapa isu diangkat dan dibahas oleh komite disertai bukti yg mendukung (lab darah, neuro imaging, EEG)•Dinilai oleh sub komite yg dibentuk sesuai kebijakan AAP
METODE
ABSTRAK
•Dokter yg melakukan evaluasi thd bayi atau anak yg mengalami KDS harus mengarahkan perhatian mereka pada identifikasi penyebab demam anak.•Meningitis harus dipertimbangkan dalam diferensial diagnosis untuk setiap anak demam, dan pungsi lumbal harus dilakukan jika ada tanda-tanda klinis atau gejala yang mengarahkan•Lumbal pungsi merupakan pilihan bagi anak-anak yang sebelumnya telah mendapatkan perawatan dengan antibiotik.•Pada umumnya, KDS tidak selalu membutuhkan evaluasi lebih lanjut, khususnya EEG, pemeriksaan darah, atau neuroimaging.
KESIMPUL
AN
DEFINISI MASALAH
Memberikan rekomendasi untuk evaluasi neurodiagnostik mengenai status
neurologis bayi dan anak-anak (6 -60 bln) yang mengalami KDS
dievaluasi dalam waktu 12 jam dari saat kejang
DEFINISI MASALAH
•Tidak ditujukan untuk pasien yang mengalami kejang demam kompleks•Tidak berhubungan dengan masalah neurologis sebelumnya•Diketahui memiliki kelainan sistem saraf pusat•Riwayat kejang tanpa demam.
TARGET PELAKU DAN PELAKSANA
Dokter
anak
Dokter
keluarga
Ahli saraf anak
Dokter
IGD
Perawat
Praktisi
kshatan lain
LATAR BELAKANG
kejang disertai demam (suhu 100,4 ° F atau 38 ° C dengan cara apapun), tanpa infeksi sistem saraf pusat, yang terjadi pada bayi dan anak 6 sampai 60 bulan.
Kejang demam sederhana didefinisikan sebagai kejang umum primer yang
berlangsung selama <15 menit dan tidak berulang dalam 24 jam.
Kejang demam kompleks didefinisikan sebagai kejang fokal, yang lama (≥15 menit), dan / atau berulang dalam 24
jam.
Hasil yang diharapkan :
1. • Optimalkan pemahaman dokter tentang dasar ilmiah untuk evaluasi neurodiagnostik anak-anak dengan KDS
2. • Membantu dokter dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan kerangka kerja terstruktur.
3.• Optimalkan evaluasi anak yang mengalami kejang
demam sederhana dengan mendeteksi penyakit yang mendasari, meminimalkan morbiditas, dan meyakinkan orang tua yang cemas dan anak.
4. • Mengurangi biaya kunjungan dokter dan departemen darurat, rawat inap, dan pemeriksaan yang tidak perlu.
5.• Mendidik dokter untuk memahami bahwa kejang demam
sederhana biasanya tidak memerlukan evaluasi lebih lanjut, khususnya electroencephalography, pemeriksaan darah, atau neuroimaging.
METODOLOGI
203 artikel jurnal medis + 372 artikel tambahan telah dibahas. Penekanan diberikan pada artikel yang membedakan kejang demam sederhana dari kejang jenis lain
Keputusan dibuat menurut grading sistematis berdasarkan kualitas bukti dan kekuatan rekomendasi.
KEY ACTION STATEMENT
Pernyataan Tindakan 1a
Lumbal pungsi harus dilakukan pada setiap anak yang menderita kejang dan demam
serta memiliki tanda serta gejala meningeal (misalnya, leher kaku, tanda Kernig,
dan/atau tanda Brudzinki) atau pada setiap anak yang memiliki riwayat atau
pemeriksaan dengan kesan meningitis atau infeksi intrakranial.
Manfaat: tanda dan gejala meningeal memberi kesan meningitis, akan berakibat fatal bila tidak ditangani.
Kerugian/risiko/biaya: lumbal pungsi adalah tindakan yang invasif dan merupakan prosedur yang menyakitkan serta mahal.
Peran dari pilihan pasien: meskipun orang tua tidak ingin lumbal pungsi dilakukan pada anak mereka, penyedia layanan kesehatan harus menjelaskan bahwa apabila lumbal pungsi tidak dilakukan maka meningitis tidak dapat didiagnosis dan diobati, serta bisa
berakibat fatal.
Pernyataan Tindakan 1b
Setiap bayi dengan usia antara 6-12 bulan dengan kejang dan demam, lumbal pungsi
merupakan pilihan ketika ada pertimbangan anak belum mendapat imunisasi Haemophilus influenza tipe b (Hib) atau Streptococcus pneumoniae atau ketika status imunisasi tidak dapat diputuskan
karena peningkatan risiko dari meningitis bakterial.
Manfaat: tanda dan gejala meningeal sangat mengarah ke meningitis, jika bakteri merupakan etiologi, akan berakibat fatal
atau menyebabkan kecacatan jangka panjang bila tidak ditangani.
Kerugian/risiko/biaya: lumbal pungsi adalah tindakan yang invasif dan merupakan prosedur yang menyakitkan serta mahal.
Peran dari pilihan pasien: meskipun orang tua tidak ingin lumbal pungsi dilakukan pada anak mereka, penyedia layanan kesehatan
harus menjelaskan bahwa imunisasi yang tidak lengkap akan berakibat anak memiliki risiko ringgi terkena meningitis bakterial
yang fatal.
Pernyataan Tindakan 1cLumbal pungsi merupakan pilihan untuk anak
dengan kejang dan demam serta mendapat terapi antibiotik, karena terapi antibiotik dapat menutupi tanda dan gejala meningitis.Manfaat: antibiotik dapat menutupi tanda dan gejala tetapi tidak cukup untuk memberantas meningitis, diagnosis dari meningitis,
jika bakteri merupakan etiologi, akan berakibat fatal bila tidak diobati.
Kerugian/risiko/biaya: lumbal pungsi adalah tindakan yang invasif dan merupakan prosedur yang menyakitkan serta mahal.
Peran dari pilihan pasien: meskipun orang tua tidak ingin lumbal pungsi dilakukan pada anak mereka, petugas kesehatan harus
menjelaskan bahwa pemberian terapi antibiotik dapat menutupi tanda dan gejala meningitis. Meningitis apabila tidak diobati dapat
berakibat fatal.
Pernyataan Tindakan 2Elektroencephalogram (EEG) tidak boleh dilakukan untuk mengevaluasi sistem neurologi
pada anak dengan kejang demam sederhana.
Manfaat: sebuah penelitian memperlihatkan sebuah asosiasi antara paroksismal EEG dengan angka tinggi dari kejang demam.
Kerugian/risiko/biaya: EEG membutuhkan biaya yang mahal dan dapat meningkatkan kecemasan orang tua.
Peran dari pilihan pasien: meskipun EEG mungkin memiliki prognosis terbatas pada situasi ini, orang tua harus diedukasi
bahwa penelitian ini tidak akan merubah hasil.
Pernyataan Tindakan 3Tes berikut ini tidak dapat dilakukan secara rutin untuk mengidentifikasi penyebab kejang demam
sederhana: pengukuran serum elektrolit, kalsium, fosfor, magnesium, atau glukosa darah atau
penghitungan sel darah lengkap.Manfaat: penghitungan sel darah lengkap dapat mengidentifikasi anak-anak yang memiliki risiko bakteremia; namun tidak ada perbedaan insiden bakteremia dalam demam pada anak-anak
kurang dari 24 bulan dengan atau tanpa kejang demam.
Kerugian/risiko/biaya: tes laboratorium mungkin invasif dan mahal serta memberikan manfaat yang tidak nyata.
Peran dari pilihan pasien: meskipun orang tua dapat meminta tes darah untuk menjelaskan mengenai kejang, mereka harus
diyakinkan bahwa tes darah harus diarahkan pada identifikasi sumber dari demam anak-anak mereka.
Pernyataan Tindakan 4Neuroimaging seharusnya tidak dilakukan untuk evaluasi rutin pada anak dengan kejang demam
sederhana.
Manfaat: neuroimaging mungkin merupakan deteksi dini dari struktur lesi, seperti displasia, atau abses bahkan tumor.
Kerugian/risiko/biaya: tes neuroimaging membutuhkan biaya yang mahal, CT menghadapkan anak-anak pada radiasi, dan MRI
mugkin memerlukan sedasi.
Peran dari pilihan pasien: meskipun orang tua dapat meminta neuroimaging untuk menjelaskan mengenai kejang, mereka harus diyakinkan bahwa tes ini memiliki risiko dan tidak akan merubah
hasil pada anak mereka.
KESIMPULAN
Dokter yang melakukan evaluasi terhadap bayi atau anak yang
mengalami kejang demam sederhana harus mengarahkan perhatian mereka
pada identifikasi penyebab demam anak.
Meningitis harus dipertimbangkan dalam diferensial diagnosis untuk
setiap anak yang demam, dan pungsi lumbal harus dilakukan jika anak
nampak sakit atau jika ada tanda-tanda klinis atau gejala yang
mengarahkan.Pungsi lumbal merupakan pilihan pada
anak usia 6 sampai 12 bulan yang kekurangan imunisasi Hib dan S
pneumoniae atau untuk anak-anak yang status imunisasinya tidak
diketahui.Pungsi lumbal merupakan pilihan pada
anak yang sebelumnya telah mendapatkan perawatan dengan
antibiotik. Pada umumnya, kejang demam
sederhana tidak selalu membutuhkan evaluasi lebih lanjut, khususnya
elektroencephalografi, pemeriksaan darah, atau neuroimaging.
TERIMA KASIH
top related