iv. hasil dan pembahasan 4.1. - uksw · 2019. 7. 2. · 25 iv. hasil dan pembahasan 4.1. gambaran...
Post on 05-Mar-2021
2 Views
Preview:
TRANSCRIPT
25
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Desa Bageng yang terletak di Kecamatan Gembong,Kabupaten Pati,
Provinsi Jawa Tengah mempunyai luas wilayah 645,04 Ha terdiri dari sawah 20,7
Ha, bukan sawah 509,9 Ha dan pemukiman 114,4 Ha.Sebagai salah satu desa dari
11 desa di wilayah Kecamatan Gembong, secara geografis Desa Bageng terletak
pada dataran tinggi di kaki dan lereng Gunung Muria berkisar 40 s/d 220
mdpl.Desa Bageng termasuk kategori desa swasembada dengan batas wilayah:
- Sebelah utara : Ds Klakahkasihan
- Sebelah timur : Ds Pohgading
- Sebelah Selatan : Ds Gembong
- Sebelah barat : Ds Plukaran
Jumlah penduduk Desa Bageng pada akhir 2017 sejumlah 4.132 jiwa
dengan rincian laki-laki 2.054 jiwa sedangkan penduduk perempuan 2.078 jiwa
dengan KK sebanyak 1.387. Kepadatan penduduk mencapai 550 Jiwa/Km2
dengan jumlah penduduk produktif (umur 15–64 tahun) sejumlah 2.421 jiwa.
Sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani dan terdapat
1.028 jiwa yang mempunyai lahan pertanian.Luas tanaman utama dan tanaman
produksi rakyat di Desa Bageng adalah sebagai berikut:
Tabel 4.1. Jenis tanaman utama
Jenis Tanaman Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen
(Ha)
Hasil rata – rata
(Ton)
Padi 2 Ha 2 Ha 2 Ton
Jagung 42 Ha 42 Ha 4 Ton
Ketela Pohon 182 Ha 182 Ha 11 Ton
Ketela Rambat - - -
Kedelai - - -
Kacang Tanah 8 Ha 8 Ha 1 Ton
Sayuran - - -
Buah 20 Ha 20 Ha 2 Ton
Buah Jeruk Pamelo Bageng 25 Ha 25 Ha 125 Ton
Tabel 4.2. Jenis tanaman produksi rakyat
Jenis Tanaman Jumlah Pohon Produksi (Kg)
Cengkeh 210 2.100
Pala - -
26
Kelapa 205 2.780
Kopi 600.000 400.000.000
Coklat - -
Kapuk Randu 600 30.000
Mangga 200 2.000
Rambutan 300 5.000
Lainnya 1.100 77.000
4.2. Kelompok Tani Pengelola Program KBR
Kelompok pengelola program KBR (Kebun Bibit Rakyat) ini adalah
kelompok tani kopi dengan nama kelompok tani “Karya Utama Bageng’.
Perkumpulan kelompok tani ‘Karya Utama Bageng’ yang semula bernama
Kelompok Tani ‘Karya Utama’ terbentuk pada tanggal 12 Maret 2001 dengan
didasari oleh SK Kepala Desa No 05 / Tahun 2001 tanggal 12 Maret 2001. Seiring
berjalannya waktu, pemerintah mewajibkan kelompok tani harus berbadan
hukum. Untuk memenuhi syarat berbadan hukum tersebut kelompok tani harus
memiliki nama kelompok yang terdiri dari 3 suku kata, atas dasar keinginan
masyarakat di Dukuh Pondokan Desa Bageng untuk dapat lebih maju dan
berkembang serta meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan maka pada
tahun 2015 kelompok tani ‘Karya Utama’ berganti nama menjadi ‘Karya Utama
Bageng’ yang berbentuk badan hukum dengan nomor SK KemenkumHam AHU-
0005303.AH.01.07. Tahun 2015 Tanggal 19 September 2015. Kelompok Tani
‘Karya Utama Bageng’ beranggotakan 48 petani terdiri dari 27 petani laki - laki
dan 21 petani perempuan (KWT) dengan komoditas unggulan yaitu tanaman kopi.
Pada saat pelaksanaan program KBR hanya 31 petani yang mengikuti program
tersebut.
Pelaksanaan kegiatan pada tahun 2017 di Desa Bageng Kecamatan
Gembong Kabupaten Pati ini bertujuan untuk menyediakan bibit berkualitas
melalui rehabilitasi lahan sekaligus belajar untuk menjadi supplier bibit
berkualitas. Program KBR di tahun 2017 yang berasal dari pemerintah BPDAS
hanya dijalankan oleh satu kelompok tani terpilih dalam satu kabupaten, dengan
bagan pengorganisasian pada program KBR terdiri atas penanggung jawab, ketua
kelompok, sekertaris, bendahara, seksi penanaman, seksi hama penyakit, seksi
umum.
27
Gambar 4.1. Susunan Organisasi
4.3. Gambaran Responden
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi bahwa responden dalam
penelitian ini ialah kelompok tani kopi yang menjalankan program KBR di Desa
Bageng. Kelompok tani ‘Karya Utama Bageng’ ini merupakan satu – satunya
kelompok tani yang terpilih dalam menjalankan program KBR di Kabupaten Pati
pada tahun 2017. Adapun gambaran umum responden mencakup tempat tinggal,
usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan frekuensi
pengawasan responden terhadap program KBR. Semua responden bertempat
tinggal di Dukuh Pondokan, Desa Bageng, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati.
4.3.1. Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Berdasarkan data dari hasil penelitian diketahui bahwa usia responden
beragam, mulai dari usia 28 tahun hingga 65 tahun. Berdasarkan data interval usia
responden, menunjukkan bahwa dari 31 responden sebagian besar berusia antara
46 – 51 tahun, hingga mencapai 11 orang (35,48%). Sehingga anggota kelompok
tani ‘Karya Utama Bageng’ tergolong petani dengan usia produktif. Adapun
distribusi responden berdasarkan usia dapat dilihat pada grafik 4.1.
28
Grafik 4.1. Distribusi responden berdasarkan usia
4.3.2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi responden berdasarkan jenis
kelamin didominasi oleh petani laki – laki. Dari 31 responden, jumlah petani laki-
laki sebesar 27 dan sisanya adalah 4 petani perempuan, atau dengan presentase
yaitu 87,10% petani laki-laki dan 12,90% petani perempuan. Adapun distribusi
responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada grafik 4.2.
Grafik 4.2. Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin
4.3.3. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian, distribusi responden berdasarkan tingkat
pendidikan, lulusan Sekolah Dasar (SD) sebesar 35,48% (11 petani),
SMP/Sederajat sebesar ada 29,03% (9 petani), SMU sederajat 25,81% (8 petani),
tidak tamat sekolah sebesar 6,45% (2 petani), Akd / Sarjana (D3/S1) sebesar
3,23% (1 petani), dan tidak ada petani dengan tingkat pendidikan Pasca
29
Sarjana(S2/S3). Dengan kata lain, sebagian besar petani memiliki tingkat
pendidikan Sekolah Dasar (SD). Adapun distribusi responden berdasarkan tingkat
pendidikan dapat dilihat pada grafik 4.3.
Grafik 4.3. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
4.3.4. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Berdasarkan hasil penelitian,pekerjaan responden terbagi menjadi 2 yaitu:
(tani, tani dan wiraswasta). Distribusi responden berdasarkan pekerjaan memiliki
perbandingan 2 : 1 dimana responden yang bekerja sebagai petani berjumlah 14
orang dan sisanya 7 orang bekerja sebagai petani dan juga berwiraswasta. Adapun
distribusi responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada grafik 4.4.
Grafik 4.4. Distribusi responden berdasarkan pekerjaan
4.3.5. Distribusi Responden Berdasarkan Pendapatan
Berdasarkan hasil penelitian,terdapat distribusi pendapatan responden
yang memiliki kecenderungan menyebar. Pada kategori pendapatan ≤ 1,5 juta
30
dengan presentase 29% (9 petani), kategori pendapatan>1,5-3 juta dengan
presentase 35,48% (11 petani) responden, kategori pendapatan >3 - 4,5 juta
dengan presentase 9,68% (3 petani), kategori pendapatan >4,5 – 6 juta dengan
presentase 16,13% (5 petani),kategori pendapatan >6 -7 juta dengan presentase
6,45% (2 petani), dan kategori pendapatan >7,5 juta dengan presentase 3,23% (1
petani). Artinya mayoritas petani memiliki pendapatan >1,5-3 juta. Adapun
distribusi responden berdasarkan pendapatan dapat dilihat pada grafik 4.5.
Grafik 4.5. Distribusi responden berdasarkan pendapatan
4.3.6. Distribusi Responden Berdasarkan Frekuensi Pengawasan
Berdasarkan hasil penelitian, frekuensi pengawasan yang dilakukan
anggota petani pada program KBR beragam. Frekuensi pengawasan terdiri atas 1
kali, 2 kali, 3 kali, 4 kali, 5 kali, dan >5 kali dalam satu minggu. Untuk frekuensi
pengawasan 1 kali ada 4 petani, frekuensi pengawasan 2 kali ada 3 petani,
frekuensi pengawasan 3 kali ada 5 petani, frekuensi pengawasan 4 kali ada 4
petani, frekuensi pengawasan 5 kali ada 4 petani, frekuensi pengawasan >5 kali
ada 11 petani. Sebagian besar dari mereka melakukan pengawasan >5 kali dalam
satu minggu. Sehingga dapat dikatakan bahwa mereka sering melakukan
pengawasan program KBR. Adapun distribusi responden berdasarkan frekuensi
pengawasan dapat dilihat pada grafik 4.6.
05
10152025303540
≤ 1,5 jt > 1,5 - 3jt
> 3 - 4,5jt
> 4,5 - 6jt
> 6 - 7jt > 7,5 jt
Jumlah Petani 9 11 3 5 2 1
Presentase 29.03 35.48 9.68 16.13 6.45 3.23
31
Grafik 4.6. Distribusi responden berdasarkan frekuensi pengawasan
Pengawasan ini dilakukan oleh anggota kelompok tani ‘Karya Utama
Bageng’ yang menjalankan program KBR. Bentuk pengawasannya adalah dengan
datang langsung ke lahan pembibitan, melakukan monitoring mengenai
permasalahan yang mungkin terjadi di lahan seperti: (hama, kematian bibit,
saluran air).
4.4. Deskripsi Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat 5 variabel yang diteliti. Variabel tersebut
terdiri 1 variabel terikat dan 4 variabel bebas. Variabel-variabel tersebut adalah
kinerja petani sebagai varaiabel terikat (Y) dan fungsi manajemen meliputi:
perencanaan (X1), pengorganisasian (X2), pelaksanaan (X3), dan pengawasan (X4)
sebagai variabel bebas. Melalui kuesioner yang telah disebarkan, diperoleh data
mengenai variabel-variabel tersebut sebagai berikut:
1. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja Petani (Y)
Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel kinerja petani
didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti yang
terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada 31 responden. Variasi jawaban
responden untuk variabel kinerja petani dapat dilihat pada tabel 4.3
32
Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Kinerja Petani (Y)
No. Indikator Jawaban Responden Total Modus
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F % F % F % F %
1 Y1 0 0 2 6,5 3 9,7 14 45,2 12 38,7 31 100 4
2 Y2 0 0 0 0 3 9,7 20 64,5 8 25,8 31 100 4
3 Y3 0 0 0 0 4 12,9 7 22,6 20 64,5 31 100 5
4 Y4 0 0 0 0 1 3,2 15 48,4 15 48,4 31 100 4
5 Y5 0 0 0 0 3 9,7 20 64,5 8 25,8 31 100 4
6 Y6 0 0 0 0 3 9,7 21 67,7 7 22,6 31 100 4
7 Y7 0 0 0 0 7 22,6 16 51,6 8 25,8 31 100 4
8 Y8 0 0 0 0 5 16,1 15 48,4 11 35,5 31 100 4
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui:
1. Pada pernyataan indikator Y1: kuantitas (jumlah) bibit sengon yang hidup
tergolong tinggi. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan tersebut
adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak
14 responden atau 45,2% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan petani
setuju bahwa kuantitas (jumlah) bibit sengon yang hidup tergolong tinggi.
2. Pada pernyataan indikator Y2 : kuantitas (jumlah) bibit kopi yang hidup
tergolong tinggi. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan tersebut
adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak
20 responden atau 64,5% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan petani
setuju bahwa kuantitas (jumlah) bibit kopi yang hidup tergolong tinggi.
3. Pada pernyataan indikator Y3 : saya merasa kualitas bibit sengon pada
program KBR sangat baik dan bermutu. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 5 atau dapat dikatakan sangat setuju. Untuk
jawaban tertinggi yaitu sebanyak 20 responden atau 64,5% menyatakan
sangat setuju. Hal ini menunjukkan petani sangat setuju bahwa kualitas bibit
sengon pada program KBR sangat baik dan bermutu.
4. Pada pernyataan indikator Y4: saya merasa kualitas bibit kopi pada program
KBR sangat baik dan bermutu. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban
tertinggi yaitu sebanyak 15 responden atau 48,4% menyatakan setuju. Hal ini
menunjukkan petani setuju bahwa kualitas bibit kopi pada program KBR
sangat baik dan bermutu.
33
5. Pada pernyataan indikator Y5: saya merasa perencanaan program KBR secara
keseluruhan sudah terstruktur. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban
tertinggi yaitu sebanyak 20 responden atau 64,5% menyatakan setuju. Hal ini
menunjukkan petani setuju bahwa perencanaan program KBR secara
keseluruhan sudah terstruktur.
6. Pada pernyataan indikator Y6: saya merasa pelaksanaan program KBR secara
keseluruhan sudah terstruktur. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban
tertinggi yaitu sebanyak 21 responden atau 67,7% menyatakan setuju. Hal ini
menunjukkan petani setuju bahwa pelaksanaan program KBR secara
keseluruhan sudah terstruktur.
7. Pada pernyataan indikator Y7: penyerahan hasil laporan akhir dilakukan tepat
waktu. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan tersebut adalah 4
atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 16
responden atau 51,6% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan petani setuju
bahwa penyerahan hasil laporan akhir dilakukan tepat waktu.
8. Pada pernyataan indikator Y7: visi dan misi program KBR oleh kelompok
tani sudah tercapai dengan baik. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban
tertinggi yaitu sebanyak 15 responden atau 48,4% menyatakan setuju. Hal ini
menunjukkan petani setuju bahwa visi dan misi program KBR oleh kelompok
tani sudah tercapai dengan baik.
2. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Perencanaan (X1)
Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel perencanaan
didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti yang
terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada 31 responden. Variasi jawaban
responden untuk variabel perencanaan dapat dilihat pada tabel 4.4
34
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Perencanaan (X1)
No. Indikator Jawaban Responden Total Modus
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F % F % F % F %
1 X1.1 0 0 0 0 6 19,4 19 61,3 6 19,4 31 100 4
2 X1.2 0 0 1 3,2 5 16,1 12 38,7 13 41,9 31 100 5
3 X1.3 0 0 0 0 5 16,1 18 58,1 8 25,8 31 100 4
4 X1.4 0 0 0 0 4 12,9 11 35,5 16 51,6 31 100 5
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui:
1. Pada pernyataan indikator X1.1 : seluruh anggota kelompok tani telah diikut
sertakan dalam penyusunan RUKK. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban
tertinggi yaitu sebanyak 19 responden atau 61,3% menyatakan setuju. Hal ini
menunjukkan petani setuju bahwa seluruh anggota kelompok tani telah diikut
sertakan dalam penyusunan RUKK.
2. Pada pernyataan indikator X1.2: saya merasa fasilitas sudah lengkap dan
memadai untuk menjalankan program KBR. Nilai modus jawaban responden
pada pernyataan tersebut adalah 5 atau dapat dikatakan sangat setuju. Untuk
jawaban tertinggi yaitu sebanyak 13 responden atau 41,9% menyatakan
sangat setuju. Hal ini menunjukkan petani sangat setuju bahwa fasilitas sudah
lengkap dan memadai untuk menjalankan program KBR..
3. Pada pernyataan indikator X1.3: saya merasa sarana dan prasarana yang
disediakan oleh program sudah memadai. Nilai modus jawaban responden
pada pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban
tertinggi yaitu sebanyak 18 responden atau 58,1% menyatakan setuju. Hal ini
menunjukkan petani setuju bahwa sarana dan prasarana yang disediakan oleh
program sudah memadai.
4. Pada pernyataan indikator X1.4: melalui sosialisasi, saya menjadi lebih
mengerti mengenai program KBR. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 5 atau dapat dikatakan sangat setuju. Untuk
jawaban tertinggi yaitu sebanyak 16 responden atau 51,6% menyatakan
sangat setuju. Hal ini menunjukkan petani sangat setuju bahwa melalui
sosialisasi, saya menjadi lebih mengerti mengenai program KBR.
35
3. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Pengorganisasian (X2)
Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel pengorganisasian
didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti yang
terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada 31 responden. Variasi jawaban
responden untuk variabel pengorganisasian dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Pengorganisasian (X2)
No. Indikator Jawaban Responden Total Modus
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F % F % F % F %
1 X2.1 0 0 0 0 4 12,9 19 61,3 8 25,8 31 100 4
2 X2.2 0 0 0 0 4 12,9 17 54,8 10 32,3 31 100 4
3 X2.3 0 0 1 3,2 6 19,4 10 32,3 14 45,2 31 100 5
4 X2.4 0 0 0 0 7 22,6 11 35,5 13 41,9 31 100 5
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui:
1. Pada pernyataan indikator X2.1 : dibentuk susunan kelompok kerja sesuai
dengan pembagian tugas yang sama rata. Nilai modus jawaban responden
pada pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban
tertinggi yaitu sebanyak 19 responden atau 61,3% menyatakan setuju. Hal ini
menunjukkan petani setuju bahwa dibentuk susunan kelompok kerja sesuai
dengan pembagian tugas yang sama rata.
2. Pada pernyataan indikator X2.2: pertemuan atau rapat dalam membahas
program KBR sering dilakukan. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban
tertinggi yaitu sebanyak 17 responden atau 54,8% menyatakan setuju. Hal ini
menunjukkan petani setuju bahwa pertemuan atau rapat dalam membahas
program KBR sering dilakukan.
3. Pada pernyataan indikator X2.3 : kelompok tani memiliki aturan dan norma
dan yang ditaati bersama dengan baik. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 5 atau dapat dikatakan sangat setuju. Untuk
jawaban tertinggi yaitu sebanyak 14 responden atau 45,2% menyatakan
sangat setuju. Hal ini menunjukkan petani sangat setuju bahwa kelompok tani
memiliki aturan dan norma dan yang ditaati bersama dengan baik.
4. Pada pernyataan indikator X2.4: kelompok tani memiliki catatan /
pengadministrasian dengan rapih. Nilai modus jawaban responden pada
36
pernyataan tersebut adalah 5 atau dapat dikatakan sangat setuju. Untuk
jawaban tertinggi yaitu sebanyak 13 responden atau 41,9% menyatakan
sangat setuju. Hal ini menunjukkan petani sangat setuju bahwa: kelompok
tani memiliki catatan / pengadministrasian dengan rapih.
4. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Pelaksanaan (X3)
Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel pelaksanaan
didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti yang
terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada 31 responden. Variasi jawaban
responden untuk variabel pelaksanaan dapat dilihat pada tabel 4.6
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Pelaksanaan (X3)
No. Indikator Jawaban Responden Total Modus
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F % F % F % F %
1 X3.1 0 0 0 0 6 19,4 18 58,1 7 22,6 31 100 4
2 X3.2 0 0 0 0 4 12,9 16 51,6 11 35,5 31 100 4
3 X3.3 0 0 0 0 3 9,7 18 58,1 10 32,3 31 100 4
4 X3.4 0 0 0 0 3 9,7 16 51,6 11 35,5 31 100 4
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui:
1. Pada pernyataan indikator X3.1 : realisasi penanaman bibit sesuai waktu yang
ditetapkan oleh pemerintah. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan
tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu
sebanyak 18 responden atau 58,1% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan
petani setuju bahwa realisasi penanaman bibit sesuai waktu yang ditetapkan
oleh pemerintah.
2. Pada pernyataan indikator X3.2: peran ketua kelompok tani yang sebagai
pemimpin dalam kelompok selalu memberi motivasi bagi anggotanya. Nilai
modus jawaban responden pada pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat
dikatakan setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 16 responden atau
51,6% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan petani setuju bahwa peran
ketua kelompok tani yang sebagai pemimpin dalam kelompok selalu memberi
motivasi bagi anggotanya.
3. Pada pernyataan indikator X3.3 : apabila mendapati permasalahan seperti
kerusakan dan kematian bibit, langsung dikomunikasikan terhadap anggota
37
lain terutama kepada ketua kelompok. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban
tertinggi yaitu sebanyak 18 responden atau 58,1% menyatakan setuju. Hal ini
menunjukkan petani setuju apabila mendapati permasalahan seperti kerusakan
dan kematian bibit, langsung dikomunikasikan terhadap anggota lain
terutama kepada ketua kelompok.
4. Pada pernyataan indikator X3.4: penyerahan laporan kegiatan dilakukan tepat
waktu. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan tersebut adalah 4
atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 16
responden atau 51,6% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan petani setuju
apabila mendapati permasalahan seperti kerusakan dan kematian bibit,
langsung dikomunikasikan terhadap anggota lain terutama kepada ketua
kelompok.
5. Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Pengawasan (X4)
Analisis deskripsi jawaban responden tentang variabel pengawasan
didasarkan pada jawaban responden atas pernyataan-pernyataan seperti yang
terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada 31 responden. Variasi jawaban
responden untuk variabel pengawasan dapat dilihat pada tabel 4.7
Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Pada Variabel Pengawasan (X4)
No. Indikator Jawaban Responden Total Modus
STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F % F % F % F %
1 X4.1 0 0 0 0 6 19,4 14 45,2 11 35,5 31 100 4
2 X4.2 0 0 1 3,2 1 3,2 16 51,6 13 41,9 31 100 4
3 X4.3 0 0 1 3,2 3 9,7 22 71,0 5 16,1 31 100 4
4 X4.4 0 0 0 0 4 12,9 19 61,3 8 25,8 31 100 4
Sumber: Data Primer Penelitian 2018
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui:
1. Pada pernyataan indikator X4.1 : monitoring terhadap kegiatan dilakukan
secara intensif dan terus-menerus. Nilai modus jawaban responden pada
pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban
tertinggi yaitu sebanyak 14 responden atau 45,2% menyatakan setuju. Hal ini
menunjukkan petani setuju bahwa monitoring terhadap kegiatan dilakukan
secara intensif dan terus-menerus.
38
2. Pada pernyataan indikator X4.2: penilaian terhadap kegiatan dilakukan secara
terbuka dan terus-menerus. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan
tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu
sebanyak 16 responden atau 51,6% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan
petani setuju bahwa penilaian terhadap kegiatan dilakukan secara terbuka dan
terus-menerus.
3. Pada pernyataan indikator X4.3 : jadwal pengawasan tiap anggota kelompok
tani sudah dilakukan dengan teratur sesuai jadwal. Nilai modus jawaban
responden pada pernyataan tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju.
Untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak 22 responden atau 71,0%
menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan petani setuju bahwa jadwal
pengawasan tiap anggota kelompok tani sudah dilakukan dengan teratur
sesuai jadwal.
4. Pada pernyataan indikator X4.4 :pengendalian yang dilakukan kelompok sudah
dilakukan dengan baik. Nilai modus jawaban responden pada pernyataan
tersebut adalah 4 atau dapat dikatakan setuju. Untuk jawaban tertinggi yaitu
sebanyak 19 responden atau 61,3% menyatakan setuju. Hal ini menunjukkan
petani setuju bahwa pengendalian yang dilakukan kelompok sudah dilakukan
dengan baik.
4.5. Pengolahan Data
4.5.1. Hasil Uji Validitas
Berdasarkan pada hasil uji validitas yang telah dilakukan,dari 24 item
pertanyaan yang telah diujihasilnya menunjukkan bahwa nilai r hiutng > nilai r
tabel. Dimana nilai n = 31 pada tingkat kepercayaan 5%, didapat nilai r tabel =
0,355. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa seluruh item pertanyaan lolos
uji validitas. Gambaran keseluruhan hasil pengujian validitas instrument
penelitian secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.8.
39
Tabel 4.8. Hasil Uji Validitas
Variabel Butir
Pertanyaan
R hitung R tabel Keterangan
Kinerja Petani (Y) Item_1 .706**
.355 Valid
Item_2 .744**
.355 Valid
Item_3 .729**
.355 Valid
Item_4 .530**
.355 Valid
Item_5 .744**
.355 Valid
Item_6 .783**
.355 Valid
Item_7 .813**
.355 Valid
Item_8 .742**
.355 Valid
Perencanaan (X1) Item_9 .774**
.355 Valid
Item_10 .845**
.355 Valid
Item_11 .840**
.355 Valid
Item_12 .802**
.355 Valid
Pengorganisasian (X2) Item_13 .773**
.355 Valid
Item_14 .844**
.355 Valid
Item_15 .891**
.355 Valid
Item_16 .897**
.355 Valid
Pelaksanaan (X3) Item_17 .691**
.355 Valid
Item_18 .794**
.355 Valid
Item_19 .810**
.355 Valid
Item_20 .888**
.355 Valid
Pengawasan (X4) Item_21 .779**
.355 Valid
Item_22 .837**
.355 Valid
Item_23 .756**
.355 Valid
Item_24 .735**
.355 Valid
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4.5.2. Hasil Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas dari item pertanyaan dilakukan dengan
menggunakan teknik analisis Cronbach’s Alpha dengan jumlah sampel 31
responden. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9. Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Koefisien Alpha Keterangan
Kinerja Petani (Y) 0,866 Reliabel
Perencanaan (X1) 0,828 Reliabel
Pengorganisasian (X2) 0,871 Reliabel
Pelaksanaan (X3) 0,808 Reliabel
Pengawasan (X4) 0,781 Reliabel
40
Dari data hasil yang diperoleh dari pengujian reliabilitas instrumen penelitian,
dimana menurut (Kaplan dan Saccuzo dalam Siregar, 2013) nilai koefisien
reliabilitas > 6,0 dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini dinyatakan
reliabel atau dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data.
4.6. Hasil Uji Regresi Linear Berganda
4.6.1. Hasil Uji F
Hasil uji F dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
memiliki pengaruh secara bersama - sama (simultan) terhadap variabel dependen.
Parameter yangdigunakan pada uji F ini adalah nilai kolom F dan sig. (taraf
signifikansi) pada tabel ANOVA. Hasil uji Fmenunjukkan nilai Fhitung sebesar
44,427dengan nilai signifikansi 0,000 dan nilai Ftabel sebesar 2,73 (α=5%). Karena
nilai Fhitung> Ftabel atau signifikansi <0,05 maka H1 diterima dan H0 di tolak
artinya variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel
terikat. Dengan demikian variabel independent secara simultan berpengaruh nyata
terhadap kinerja petani.
4.6.2. Hasil Uji t
Hasil uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel, atau untuk menguji hipotesis apakah variabel perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan secara individual berpengaruh
terhadap variabel kinerja petani.Uji t dilakukan pada tingkat probabilitas
signifikansi 0,05.
Berdasarkan hasil uji statistik secara parsial, t hitung pada variabel
perencanaan (X1) sebesar 0,033 sedangkan untuk nilai t tabel nya diperoleh
sebesar2,055. Karena nilai t hitung < t tabel yaitu 0,033 <2,055 maka H0 diterima
dan H1 di tolak artinya secara parsial variabel perencanaan tidak berpengaruh
nyata terhadap variabel terikat. t hitung pada variabel pengorganisasian (X2)
sebesar 2,274. Nilai tabel nya diperoleh sebesar 2,055. Karena nilai t hitung > t
tabel yaitu 2,274 > 2,055 maka H1 diterima dan H0 ditolak artinya variabel
pengorganisasian secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. t
hitung pada variabel pelaksanaan (X3) sebesar 2,229. Nilai tabel nya diperoleh
41
sebesar 2,055. Karena nilai t hitung > t tabel yaitu 2,229 > 2,055 maka H1
diterima dan H0 ditolak artinya variabel pelaksanaan secara individu berpengaruh
nyata terhadap variabel terikat. t hitung pada variabel pengawasan (X4) sebesar
2,068. Nilai tabel nya diperoleh sebesar 2,055. Karena nilai t hitung > t tabel yaitu
2,229 > 2,055 maka H1 diterima dan H0 ditolak artinya variabel pengawasan
secara individu berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.
4.7. Hasil Analisisdan Pembahasan
Pada bagian ini akan disajikan hasil analisis dan pembahasan terhadap
penelitian yang telah dilakukan dengan menguraikan model dari analisis regresi
linear berganda.
4.7.1. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda ini untuk menunjukkan pengaruh dari
variabel bebas yaitu: Perencanaan (X1), Pengorganisasian (X2), Pelaksanaan (X3),
dan Pengawasan (X4) terhadap variabel terikat Kinerja Petani (Y) pada program
Kebun Bibit Rakyat, dengan menggunakan SPSS 16.0. Hasil regresi linear
berganda ini sudah lolos uji asumsi klasik yaitu: uji normalitas, uji autokorelasi,
uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas.
Adapun hasil uji normalitas menunjukkan nilai asymp. Sig (2-tailed)
sebesar 0,966 (0,966 > 0,05)dan berdasarkan grafik P-P Plot menggambarkan
bahwa titik sebaran pengamatan mendekati atau menyentuh garis diagonalnya
yang berarti data tersebut terdistribusi normal. Hasil uji autokorelasi menunjukkan
nilai DW sebesar 1,772. Untuk nilai dL = 1,160 , dU= 1,735 , (4-dU) = 2,265.
Karena nilai DW terletak diantara dU dan (4-dU) maka hasil uji autokorelasi
dinyatakan tidak terjadi korelasi. Hasil uji multikolinearitas menunjukkan nilai
VIF>10 dan tolerance 0,1 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinearitas antar variabel independen dalam model regresi. Hasil uji
heteroskedastisitas melalui grafik scatterplots titik-titik menyebar secara acak dan
tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat
diambil kesimpulan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
Hasil uji asumsi klasik dapat dilihat dilampiran.Adapun hasil uji regregi linear
berganda sebagai berikut:
42
Tabel 4.10. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Variabel Nilai
Koefisien
Regresi (B)
Nilai t
hitung
Sig. Keterangan
Konstanta 5,527 2,354 0,026* Signifikan
Perencanaan (X1) 0,008 0,033 0,974 Tidak Signifikan
Pengorganisasian (X2) 0,579 2,274 0,031* Signifikan
Pelaksanaan (X3) 0,648 2,229 0,035* Signifikan
Pengawasan (X4) 0,462 2,068 0,049* Signifikan
R2 adjusted =0,872 Fhitung = 44,427 Ftabel = 2,73 t tabel = 2,055
Keterangan: tanda * menunjukan bahwa variabel tersebut berpengaruh signifikan
pada tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05). Berdasarkan perhitungan regresi linier
berganda didapat hasil seperti berikut ini:
Y = 5,527 + 0,008X1 + 0,579X2* + 0,648X3
*+ 0,462X4
*
Dari persamaan regresi linier berganda diketahui nilai konstanta sebesar 5,527 yang
artinya variabel dependen (Y) tanpa variabel independen (X) memiliki nilai sebesar
5,527.
4.7.2. Pengaruh Perencanaan (X1) Terhadap Kinerja Petani (Y) pada
Program Kebun Bibit Rakyat (KBR)
Variabel perencanaan (X1) berdasarkan tabel 4.10 pada tingkat
kepercayaan 95% atau (α=0,05) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,974. Karena
nilai signifikansi 0,974 > 0,05 maka variabel perencanaan dinyatakan tidak
signifikan atau tidak memiliki pengaruh terhadap variabel kinerja petani (Y).
Perencanaan tidak signifikan terhadap kinerja petani dikarenakan adanya sistem
top down planning yang artinya perencanaan dilakukan oleh lembaga pemerintah
sebagai pemberi gagasan awal serta pemerintah berperan lebih dominan dalam
mengatur jalannya program pada tahap perencanaan, dimana peran anggota petani
kurang begitu berpengaruh. Dengan adanya top down planning inilah maka tahap
perencanaan yang dilaksanakan oleh kelompok tani dalam program KBR tidak
berpengaruh terhadap kinerja petani.
Pihak pemerintah memegang peranan penting yaitu merumuskan dan
menetapkan tujuan program (yaitu melakukan rehabilitasi lahan sekaligus
kegiatan pemberdayaan untuk anggota petani dan masyarakat sekitar),
merencanakan waktu keseluruhan pelaksanaan program (pelaksanaan program
43
selama 6 bulan), menetapkan kuantitas bibit atau jumlah bibit yang harus hidup
(30.000 bibit yang harus hidup). Dimana penetapan tujuan program adalah hal
penting pada tahap perencanaan sehingga peran pemerintah pada tahap
perencanaan ini lebih dominan. Sedangkan peran petani pada tahap perencanaan,
seperti: membuat perencanaan tentang di lahan siapa pembibitan dilakukan,
memebuat perencanaan mengenai jumlah bibit yang akan ditanam agar untuk
mengantisipasi kematian tetapi juga dapat mencapai jumlah target bibit yang
ditentukan pemerintah, membuat rincian biaya, melengkapi data-data anggota
kelompok tani untuk dicantumkan didalam proposal pengajuan program. Pada
tahap perencanaan inilah anggota kelompok tani mengalami kendala dalam
mengurus pencairan dana yang diberikan oleh pemerintah karena banyak
persyaratan yang harus diurus dan harus menunggu dana cair dari pihak atas
(pemerintah).
Hal ini berdampak pada jadwal pelaksanaan program keseluruhan tidak
sesuai yang sudah direncanakan, dimana seharusnya tahap perencanaan hanya
memiliki waktu 1 bulan, tetapi dengan adanya kendala tersebut tahap perencanaan
membutuhkan waktu 1,5 bulan, sehingga kegiatan yang telah direncanakan tidak
berjalan dengan perencanaan yang telah dibuat. Perencanaan di dalam program
Kebun Bibit Rakyat (KBR) ini dijalankan hanya dalam beberapa waktu saja atau
menurut dimensi waktu dikatakan perencanaan dengan jangka waktu pendek
karena dilakukan dalam kurun waktu 1,5 bulan. Menurut Wiludjeng (2007)
perencanaan dalam jangka waktu pendek dilakukan kurang dari satu tahun.
4.7.3. Pengaruh Pengorganisasian (X2) Terhadap Kinerja Petani (Y) pada
Program Kebun Bibit Rakyat (KBR)
Variabel pengorganisasian (X2) berdasarkan tabel 4.10 pada tingkat
kepercayaan 95% atau (α= 0,05) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,031. Karena
nilai signifikansi 0,031 < 0,05 maka variabel pengorganisasian dinyatakan
signifikan atau memiliki pengaruh terhadap variabel kinerja petani (Y).
Pengorganisasian berpengaruh signifikan terhadap kinerja petani karena
dibentuknya pembagian kerja berdasarkan pengelompokan tugas dan bagian
dalam bentuk peta organisasi, dimana peta organisasi digunakan untuk
44
memvisualisasikan struktur organisasi yang terdiri dari: ketua kelompok,
sekertaris, bendahara, seksi penanaman, seksi hama penyakit, dan seksi umum.
Sehingga melalui pembagian tugas yang sesuai ini kinerja mereka menjadi
terstruktur dan baik karena adanya seksi yang memiliki tanggung jawab sehingga
risiko didalam menjalankan program KBR akan semakin kecil.
Hal ini sejalan dengan pernyataan Siswanto (1999) mengemukakan bahwa
adanya pembagian kerja yang baik pada suatu organisasi dapat memberikan
penjelasan untuk dapat melaksanakan tugas dengan baik, sesuai dengan beban
kerja dan tanggung jawab sehingga dapat meningkatkan kinerja. Pendapat ini
menyiratkan bahwa pembagian kerja yang sesuai dengan kemampuan dan mudah
dipahami juga akan meningkatkan kinerja. Dan sejalan dengan penelitian
Budiman (2016) yang menyatakan bahwa pembagian kerja berpengaruh tinggi
terhadap kinerja sehingga pengorganisasian memiliki peran penting bagi
peningkatan kinerja.
Selain itu, kelompok tani ‘Karya Utama Bageng’ memiliki
pengadministrasian yang baik dan rapi dalam bentuk data yang lengkap seperti:
data diri anggota kelompok, jumlah luas lahan yang dimiliki anggota kelompok,
data mengenai jumlah kas kelompok tani, dan juga memiliki buku tamu untuk
tamu yang hadir saat kegiatan perkumpulan kelompok tani yang diadakan satu
bulan sekali setiap tanggal 15. Pengadministrasian yang baik dan rapi ini
dibuktikan melalui prestasi kelompok tani ‘Karya Utama Bageng’ yang pernah
mendapat juara 1 dalam kategori kelompok tani kopi berprestasi, dimana dalam
penilaian lomba tersebut terdapat kriteria pengadministrasian yang baik. Oleh
karena itu pengorganisasian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
petani karena ditunjang oleh pengadministrasian yang baik dan rapi.
4.7.4. Pengaruh Pelaksanaan (X3) Terhadap Kinerja Petani (Y) pada
Program Kebun Bibit Rakyat (KBR)
Variabel pelaksanaan (X3) berdasarkan tabel 4.10 pada tingkat
kepercayaan 95% atau (α= 0,05) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,035. Karena
nilai signifikansi 0,035 < 0,05 maka variabel pelaksanaan dinyatakan signifikan
atau memiliki pengaruh terhadap variabel kinerja petani (Y). Pelaksanaan
45
berpengaruh signifikan terhadap kinerja petani dikarenakan adanya peran penting
dari pemimpin (ketua kelompok tani) didalam menggerakkan anggotanya dalam
bentuk motivasi. Menurut Terry (2010) untuk menggerakkan orang–orang agar
mau bekerja dengan sendirinya atau dengan kesadaran secara bersama- sama
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif dibutuhkan
kepemimpinan (leadership).
Motivasi yang diberikan oleh pemimpin (ketua kelompok tani) kepada
anggotanya dalam bekerja seperti: selalu memberikan semangat bagi anggota
kelompok tani dalam bekerja agar program KBR berjalan sukses atau sesuai
dengan tujuan yang sudah direncanakan, membuat suasana kelompok menjadi
menyenangkan, memberikan contoh yang baik bagi anggota dengan selalu datang
ke lahan pembibitan hampir setiap hari, dan datang lebih awal saat adanya
perkumpulan. Kepemimpinan yang dilakukan oleh ketua kelompok tani ini
merupakan kepemimpinan personal leadership atau kepemimpinan pribadi.
Personal leadership atau kepemimpinan pribadi yaitu motivasi dan petunjuk yang
diberikan melalui kontak pribadi dengan pribadi karena suatu hubungan yang
dekat antara pemimpin dan setiap anggota kelompok (Terry dan Leslie, 2010).
Atas dasar tempat tinggal mereka yang saling berdekatan sehingga pemimpin
melakukan komunikasi informal dengan cara kontak langsung dengan petani.
Menurut Terry (2010) komunikasi pada dasarnya dilakukan untuk mempengaruhi
perilaku. Artinya pemimpin dapat memberikan pengaruh yang baik melalui
motivasi yang diberikan kepada anggota petani agar anggota petani dapat mampu
melaksanakan program KBR sesuai tujuan.
Selain itu, variabel pelaksanaan ini berpengaruh terhadap kinerja petani
dikarenakan seluruh anggota kelompok terlibat aktif didalam kegiatan pembibitan,
dibuktikan dari keterlibatan seluruh anggota kelompok tani yang bersama–sama
membersihkan lahan, melakukan pengisian pada polibag, hingga tahap
persemaian dilakukan seluruh anggota kelompok tani yang melaksanakan
program KBR, kemudian adanya laporan kemajuan kegiatan sebagai bentuk nyata
telah dilaksanakannya penanaman bibit dan juga memberi informasi sejauh mana
kondisi bibit atau sejauh mana program berjalan. Dari beberapa hal inilah maka
pelaksanaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja.
46
4.7.5. Pengaruh Pengawasan (X4) Terhadap Kinerja Petani (Y) pada
Program Kebun Bibit Rakyat (KBR)
Variabel pengawasan (X4) berdasarkan tabel 4.10 pada tingkat
kepercayaan 95% atau (α= 0,05) memiliki nilai signifikansi sebesar 0,049. Karena
nilai signifikansi 0,049 < 0,05 maka variabel pengawasan dinyatakan signifikan
atau memiliki pengaruh terhadap variabel kinerja petani (Y). Pengawasan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja petani dikarenakan masing – masing
anggota memiliki peran dalam mengawasi KBR. Tiap petani memiliki frekuensi
masing – masing dalam melakukan pengawasan kebun, terdiri dari: 1 kali, 2 kali,
3 kali, 4 kali, 5 kali, dan lebih dari 5 kali dalam satu minggu, dimana frekuensi
pengawasan terbanyak adalah lebih dari 5 kali dalam satu minggu yaitu sebanyak
11 orang.
Berdasarkan fakta dilapangan, kelompok tani Karya Utama Bageng telah
melakukan pengawasan dari sebelum tahap kegiatan program hingga akhir
program. Pengawasan pendahuluan (feedforward control) yang dilakukan oleh
mereka dengan melakukan pengawasan pendahuluan bahan, berupa pertimbangan
jumlah bibit dan pupuk untuk mengantisipasi masalah-masalah atau
penyimpangan. Pengawasan pada saat kerja berlangsung (cocurrent control)
denganmelakukan monitoring yang artinya melaporkan bila ada permasalahan
pada bibit yang ditanam, sehingga kondisi bibit dapat diketahui dan dilaporkan
kepada seksi yang bersangkutan atau kepada ketua kelompok taninya. Dengan
adanya monitoring dari anggota yang mendapati suatu masalah terhadap bibit
yang sedang ditanam sangat membantu dan masalah tersebut bisa dibahas didalam
rapat sehingga dapat dicari tahu bagaimana jalan keluarnya. Kemudian mereka
juga melakukan pengawasan umpan balik (feedback control) dengan membuat
laporan akhir atau laporan secara keseluruhan atau laporan pertanggung jawaban
atas program yang mereka kerjakan.
Dari beberapa pengawasan yang telah dilakukan oleh kelompok taniini
sangat berpengaruh terhadap kinerja mereka dalam menjalankan program KBR.
Hal ini sejalan dengan penelitian Akbar, dkk (2014) bahwa jika terdapat masalah
dalam hal pengawasan akan berdampak langsung terhadap kinerja, karena
47
pengawasan bertujuan untuk meminimalisir terjadinya kesalahan agar segala
kegiatan didalam suatu organisasi dapat berjalan sesuai yang direncanakan.
top related