inventarisasi wilayah rawan bencana banjir...
Post on 06-Mar-2018
223 Views
Preview:
TRANSCRIPT
Galih Suma Telada 3505 100 027
SEMINAR TUGAS AKHIR
INVENTARISASI WILAYAH RAWAN
BENCANA BANJIR DAN LONGSOR
DI JAWA TIMUR MENGGUNAKAN
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Jawa Timur merupakan salah satu propinsi di Pulau
Jawa yang memiliki tingkat kerawanan bencana alam
cukup tinggi di Indonesia.
Untuk mengantisipasi terjadinya bencana banjir dan
longsor dibutuhkan pemantauan curah hujan secaratemporal yang up to date di wilayah-wilayah yang rawan
banjir dan longsor.
Aplikasi yang dapat digunakan adalah denganinventarisasi lokasi terdampak menggunakan Sistem
Informasi Geografis yang memiliki kemampuan untukmemberikan informasi tersebut dengan mudah, cepat
dan lengkap.
2. Rumusan Masalah
Bagaimana membuat Sistem Informasi banjir dan
longsor di Jawa Timur dengan efektif, lengkap dan
informatif.
3. Batasan Masalah
Wilayah studi penelitian adalah Propinsi Jawa Timur.
Peta yang digunakan adalah peta digital Jawa Timur
skala 1:500.000
Sistem Informasi yang disajikan adalah mengenai
persebaran daerah terdampak banjir di sekitar wilayahaliran Kali Brantas dan longsor di beberapa lokasi paling
rentan menggunakan ArcView 3.3, MapObject 2.0 dan
Microsoft Visual Basic 6.0.
4. Tujuan Penelitian
Memberikan informasi mengenai lokasi terdampak
banjir/longsor di Propinsi Jawa Timur dengan penyajian
yang menarik, sehingga dapat diketahui informasimengenai bencana tersebut dengan cepat, lengkap
dan mudah digunakan (user-friendly).
5. Manfaat Penelitian
Terwujudnya sistem informasi yang dapat menjadi
sentra informasi bagi pengguna, sehingga nantinya
dapat berperan dalam upaya mitigasi bencana bagidaerah yang dimaksud.
Metodologi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian Tugas Akhir ini adalah di wilayah Propinsi Jawa Timur
yang terletak pada 7° 12’ LS - 8° 48’ LS dan 111° 0 BT - 114° 4’ BT.
Batas wilayah Provinsi Jawa Timur adalah:
Sebelah Timur berbatasan dengan Pulau Bali
Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah
Sebelah Utara Laut Jawa dan Provinsi Kalimantan Selatan
Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia.
2. Data
Data yang dibutuhkan dalam penelitian Tugas Akhir ini antara lain :
Peta yang digunakan adalah peta digital Jawa Timurskala 1:500.000.
Data tabular mengenai banjir dan longsor milik BalaiBesar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas dan dataprakiraan potensi tanah longsor Dinas Energi danSumber Daya Mineral (ESDM) Jatim.
3. Peralatan
Perangkat Keras (Hardware)
1 unit PC (Personal Computer) prosesor AMDAthlon™ XP 2100+ 1,73 GHz memori DDR1 1024 MBHarddisk 100 GB
Printer Epson C 45
Perangkat Lunak (Software)
Sistem Operasi Windows XP Professional
Autodesk Land Desktop 2004
ArcView 3.3
Microsoft Visual Basic 6.0
MapObject 2.2
CorelDraw X4
Microsoft Access 2007
Microsoft Word 2007
4. Diagram Alur Pembuatan SIG
Data non
spasial
Peta digital Jawa
Timur skala
1:500.000
Data spasial
Konversi file .dwg
ke .dxf
Pengolahan di
ArcView
Konversi file .dxf ke
.shp
Tahap Pengumpulan Data
Data
Prakiraan
Potensi
Longsor
Data Lokasi
Banjir
Pembuatan Interface
dengan VB dan
MapObject
Inventarisasi
Tahap Pengolahan Data
Tahap Akhir dan Hasil
Tidak
Sesuai
Pembuatan Database
dengan Ms. Access
Sistem Informasi Persebaran Banjir
dan Longsor
Parameter Banjir dan
Longsor
Hasil
1. Tahap Pengumpulan Data
Peta digital propinsi Jawa Timur skala 1:500.000
maupun data non spasial/data tabular yang berupa
informasi-informasi mengenai banjir, longsor besertacurah hujan.
2. Tahap Pengolahan Data
o Pembuatan Basis Data (Tabular)
o Pengolahan Data Spasial
• Konversi data dari format (*.dwg) ke (*.shp)
• Pengkodean file (*.shp)
• Pembuatan interface
• Pemrograman
• Implementasi sistem
• Pengujian sistem
3. Tahap Akhir
Analisa
Mengetahui sebaran lokasi beserta informasi luasan
wilayah terdampak banjir maupun longsor untuk kemudian
dibandingkan dengan luasan tiap kecamatan, sehingga
dari perbandingan tersebut akan diperoleh kesimpulan
atas status wilayah terdampak sesuai kategori (cukup
bahaya, bahaya sedang, atau bahaya tinggi) .
Hasil
Penyajian program aplikasi, dimana hasil dan aplikasi
program telah dianalisa dan diuji, sehingga program
tersebut siap untuk digunakan. Selain itu juga berupa hasil
yang diperoleh dari penelitian ini serta kekurangan dan
kendala yang dihadapi untuk kemudian dituangkan dalam
bentuk laporan Tugas Akhir
Hasil dan Analisa
Skenario Uji Coba
Pengecekan fungsi-fungsi pada aplikasi apakah bisa
berjalan dengan benar. Tolok ukur fungsi tersebut benar
adalah apabila fungsi-fungsi dalam aplikasi itu telah berjalan sesuai dengan alur permintaan dari pengguna
aplikasi.
Proses Uji Coba
Menguji data objek dalam tabel banjir dan longsor dalam
Microsoft Access dengan aplikasi Visual Basic yang dijalankan, dengan cara menguji sejumlah tools peta dan
informasi yang disajikan
Analisa Uji Coba Program
o Tools yang terdapat pada program ini adalah zoom in,
zoom out, zoom extend, tab banjir, longsor, serta exit.
o Dalam menentukan pilihan tab banjir atau longsor
terdapat perbedaan dalam penyajiannya. Tab banjir
menampilkan informasi melalui tombol Detail Info,sedangkan Tab longsor menampilkan informasi setelah
peta diklik, tanpa ada tombol.
o Penampilan lokasi longsor telah dilakukan proseskategorisasi status bencana, sehingga terdapat
perbedaan warna tiap lokasi longsor sesuai denganstatusnya.
Analisa Data Bencana Banjir
o Area banjir tertinggi terjadi pada tahun 2001, yakni
kecamatan Gondang, Nganjuk sebanyak 11 desa yang
terdampak. Adapun luas area yang terdampak adalah
seluas 6587,178 hektar atau sekitar 76,98 % dari total
luas kecamatan Gondang keseluruhan.
o Sungai yang menjadi sumber kejadian banjirnya
diantaranya adalah K. Widas.
Analisa Data Bencana Longsor
o Tingkat bahaya (hazard) didapat dari susceptibility
daerah yang dikaji yang meliputi topografi dan
karakteristik kelongsoran atau gerakan tanah.
o Tingkat risiko (Disaster Risk Index/DRI) untuk gerakan
tanah/ longsor dihitung berdasarkan kombinasi tingkatancaman (hazard), kerentanan (vulnerability) dan
kemampuan (capacity) yang dimiliki daerah tersebut.
Secara matematis diperoleh melalui hubungan:
Capacity
Hazard x Vulnerability
DRI =
Tingkat ancaman diklasifikasikan menjadi 3 kriteria, yaitu Tingkat Ancaman Rendah, Tingkat Ancaman
Sedang, dan Tingkat Ancaman Tinggi. Dasar dari
penentuan tingkat kategori ancaman adalah sebagai
berikut:
Skala 1 (rendah): apabila daerah memiliki luas potensi gerakan tanah menengah dan atau tinggi < 25%
Skala 2 (sedang): apabila daerah memiliki luas
potensi gerakan tanah menengah dan atau tinggi antara 25% sampai 75%
Skala 3 (tinggi): apabila daerah memiliki luas potensi gerakan tanah menengah dan atau tinggi > 75%
Dari analisa yang dilakukan, didapatkan beberapa kecamatan
yang memiliki potensi terjadi longsor tertinggi, yakni
kecamatan Sawoo (Ponorogo), Mojo (Kediri), Bendungan
(Trenggalek), Ngebel (Ponorogo), Poncol (Magetan), Kare
(Madiun), seluas 44.120, 736 hektar atau sekitar 81,13 % dari
total seluruh kecamatan rawan longsor.
PenutupKesimpulan
1. Pada penelitian ini telah dilakukan pembuatan Sistem Informasi Banjir dan Longsor Jawa Timur
dengan memuat sejumlah informasi yang perlu untuk disajikan kepada pengguna.
2. Berdasarkan inventarisasi bencana banjir selama tahun 2000 hingga 2008 dapat diketahui bahwa
tiap wilayah kecamatan yang mengalami banjir genangan rata-rata tiap tahun sebanyak satu kali
banjir genangan, kecuali pada kecamatan Bangsal, terjadi dua kali pada tahun 2004 dan 2005.
3. Untuk bencana longsor selama tahun 2000 hingga tahun 2008 telah terjadi masing-masing di
delapan kecamatan, yakni kecamatan Bendungan, Kare, Poncol, Mojo, Ngadirojo, Ngebel,
Ngrayun, dan Sawoo, dengan tingkat status bencana yang berbeda-beda (tingkat rendah, sedang,
dan tinggi).Banjir tertinggi terjadi pada tahun 2001, yakni kecamatan Gondang, Nganjuk sebanyak
11 desa yang terdampak. Adapun luas area yang terdampak adalah seluas 6587,178 hektar atau
sekitar 58,4 % dari total luas kecamatan Gondang keseluruhan.
4. Banjir tertinggi terjadi pada tahun 2001, yakni kecamatan Gondang, Nganjuk sebanyak 11 desa
yang terdampak bencana banjir genangan seluas 6.587,178 hektar atau sekitar 76,98 % dari total
luas kecamatan Gondang keseluruhan.Longsor tertinggi terjadi yakni pada kecamatan kecamatan
Sawoo (Ponorogo), Mojo (Kediri), Bendungan (Trenggalek), Ngebel (Ponorogo), Poncol
(Magetan), Kare (Madiun), seluas 44120, 736 hektar atau sekitar 81,13 % dari total seluruh
kecamatan rawan longsor.
5. Longsor terparah yakni terjadi pada kecamatan Sawoo (Ponorogo), Mojo (Kediri), Bendungan
(Trenggalek), Ngebel (Ponorogo), Poncol (Magetan), Kare (Madiun), seluas 62.523,148 hektar
atau sekitar 69,87 % dari total seluruh kecamatan terdampak longsor.
Saran
1. Pengadaan dan ketersediaan data yang dipakai
hendaknya selalu mendekati kebenaran dan up to date
agar dalam penyajian data didapatkan kebenaran
informasi yang akurat.
2. Diperlukan data informasi tambahan sebagai pelengkap
terwujudnya Sistem Informasi ini, seperti data topografi
wilayah dan kondisi lingkungan setempat.
top related