penyelesaian kasus illegal logging secara adat di...

75
PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI HUTAN GUGUK DITINJAU DARI HUKUM ISLAM (Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin) SKRIPSI AKHDIAT NANDA MIHARJA SHP. PEMBIMBING: Dr. ROBIATUL ADAWIYAH, M.H.I NURAIDA FITRIHABI, S.Ag., M.Ag PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

Upload: others

Post on 06-Dec-2020

15 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

ii

PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT

DI HUTAN GUGUK DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kecamatan

Renah Pembarap Kabupaten Merangin)

SKRIPSI

AKHDIAT NANDA MIHARJA

SHP.

PEMBIMBING:

Dr. ROBIATUL ADAWIYAH, M.H.I

NURAIDA FITRIHABI, S.Ag., M.Ag

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

Page 2: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Akhdiat Nanda Miharja

NIM : SHP.

Jurusan : Hukum Pidana Islam

Fakultas : Syariah

Alamat : Desa Langling I, Kec. Bangko, Kab. Merangin

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsiyang berjudul: “Penyelesaian

Kasus Illegal Logging Secara Adat Di Hutan Guguk Ditinjau Dari Hukum

Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab.

Merangin)” adalah hasil karya pribadi yang tidak mengandung plagiarisme dan

tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis orang lain, kecuali kutipan

yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang dibenarkan secara

ilmiah.

Apabila pernyataan ini tidak benar, maka peneliti siap

mempertanggungjawabkanya sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN

Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari

skripsi ini.

Jambi, September

Yang Menyatakan,

Akhdiat Nanda Miharja

NIM. SHP.

Page 3: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

iii

Pembimbing I : Dr. Robiatul Adawiyah, M.H.I

Pembimbing II : Nuraida Fitrihabi, S.Ag., M.Ag

Alamat : Fakultas Syariah UIN STS Jambi

Jl. Jambi- Muara Bulian KM. Simp. Sei Duren

Jaluko Kab. Muaro Jambi Telp. ( )

Jambi, September

Kepada Yth.

Dekan Fakultas Syariah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di-

JAMBI

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Assalamualaikum wr wb.

Setelah membaca dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka skripsi saudara

Akhdiat Nanda Miharja, SHP. yang berjudul:

“Penyelesaian Kasus Illegal Logging Secara Adat Di Hutan Guguk Ditinjau

Dari Hukum Islam (Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah

Pembarap, Kab. Merangin)”

Telah disetujui dan dapat diajukan untuk dimunaqasahkan guna melengkapi

syarat-syarat memperoleh gelar sarjana starata satu (S ) dalam jurusan Hukum Keluarga

Islam Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Demikianlah, kami ucapkan terima kasih semoga bermanfaat bagi kepentingan

Agama, Nusa dan Bangsa.

Wassalamualaikum wr wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Robiatul Adawiyah, M.H.I Nuraida Fitrihabi, S.Ag., M.Ag

NIP. NIP.

Page 4: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

iv

PENGESAHAN TUGAS AKHIR

Skripsi yang berjudul “PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING

SECARA ADAT DI HUTAN GUGUK DITINJAU DARI HUKUM ISLAM

STUDI KASUS HUTAN ADAT GUGUK, KEC. RENAH PEMBARAP,

KAB. MERANGIN” telah diujikan pada Sidang Munaqasah Fakultas Syariah

UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi pada . Skripsi ini telah diterima sebagai

salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Satu (S. ) dalam Jurusan Hukum

Pidana Islam.

Jambi,

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syariah

Dr. A. A. Miftah, M. Ag.

NIP:

Panitia Ujian:

. Ketua Sidang : ……………………………… (.....................)

NIP.

. Sekretaris Sidang :…...………………………….. (.....................)

NIP.

. Pembimbing I : Dr. Robiatul Adawiyah, M.HI (.....................)

NIP.

. Pembimbing II : Nuraida Fitrihabi, S.Ag, M.Ag (.....................)

NIP.

. Penguji I :………………………………. (.....................)

NIP.

. Penguji II :………………………………. (.....................)

NIP.

Page 5: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

v

MOTTO

قريب من المحسنين ولتفسدوافي الرض بعداصلحهاوادعوه خوفاوطمعا, ان رحمت الل

Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah

(Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada -Nya dengan rasa takut

(tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya

rahmat Allah Amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik ”.

Page 6: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

vi

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Penyelesaian Kasus Illegal Logging Secara Adat Di Hutan

Guguk Ditinjau Dari Hukum Islam (Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec.

Renah Pembarap, Kab. Merangin”. Permasalahan mengenai penyelesaian kasus

Illegal Logging secara adat dan pandangan Hukum Islam terhadap Hukum Adat

tersebut. Terdapat suatu kebiasaan adat di desa Guguk dalam hal penyelesain

kasus Illegal Logging, dimana dalam prakteknya melibatkan tokoh adat, tokoh

Agama, dan masyarakat setempat. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui penyelesaian kasus Illegal Logging secara adat di Desa Guguk dan

untuk mengetahui pandangan Hukum Islam mengenai hukum adat tersebut.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan menggunakan metode

penelitian kualitatif tipe pendekatan yuridis empiris. Jenis dan sumber data yang

digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Instrumen pengumpulan data

yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari reduksi data (data

reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (verifikasi).

Adapun hasil dari penelitian ini. Pertama, praktik Hukum Adat dilakukan di

Balai Adat Desa Guguk dan diikuti oleh masyarakat setempat dan diakhiri

dengan acara makan bersama dari denda yang dibayar oleh pelaku Illegal

Logging berupa satu ekor sapi, beras gantang dan selemak semanisnya.

Kedua, hukum adat yang dilakukan oleh masyarakat Desa Guguk tidak

bertentangan dengan Al-Qur’an dan Hadits. Namun, hukum adat tersebut

dijelaskan dalam ‘Urf dan diklasifikasikan sebagai ‘Urf Shahih.

Kata Kunci: Hukum Adat, Hukum Islam, Illegal Logging.

Page 7: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

vii

KATA PENGANTAR

الحمد الل الذ ي أنز ل الهدى في قلو ب العلم. والصل ة والسل م على اشرف ال نبيا ء والمر

سلين سيد نا محمد وعلى اله و صحبه والتا بعين لهم با حسا ن الى يوم الد ين. أشهد ان ل اله

.ال الل وأشهد ان سيد نا محمدا عبده ورسو له

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam

penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula iringan shalawat serta salam

penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini diberi judul “Penyelesaian kasus Illegal Logging secara Adat di

Hutan Guguk ditinjau dari hukum Islam (studi kasus hutan adat Guguk di

Kec.Renah Pembarap, Kab.Merangin)” merupakan penyelesaian kasus Illegal

Logging secara adat dan pandangan Hukum Islam terhadap Hukum Adat tersebut.

Penyelesaian kasus Illegal Logging tersebut berbeda dengan penyelesaian secara hukum

positif. Masyarakat Desa Guguk lebih memilih menyelesaikan kasus tersebut secara Adat

ketimbang melalui jalur Pengadilan. Karena masyarakat Desa Guguk memiliki landasan

hukum sendiri berupa Piagam Kesepakatan. Penyelesain kasus tersebut membuat penulis

merasa tertarik untuk meneliti bagaimana pandangan hukum Islam terhadap sanksi adat

penyelesaian kasus Illegal Logging di Desa Guguk.

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikit hambatan dan

rintangan yang penulis temui baik dalam mengumpulkan data maupun dalam

penyusunannya, dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak, terutama bantuan dan

bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka skripsi ini dapat diselesaikan

dengan baik.

Page 8: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

viii

Oleh karena itu, hal yang pantas penulis ucapkan adalah kata terima kasih kepada

semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini, terutama sekali kepada Yang

Terhormat:

. Bapak Prof. Dr. H.Su’aidi As’ari, MA., Ph. D. sebagai Rektor Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

. Bapak Dr. A. A. Miftah, M. Ag, sebagai Dekan Fakultas Syariah Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

. Bapak H. Hermanto Harun, Lc., M. HI., Ph. D, sebagai Wakil Dekan Bidang

Akademik.

. Ibu Dr. Rahmi Hidayati, S. Ag., M. HI, sebagai Wakil Dekan Bidang

Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan.

. Ibu Dr. Yuliatin, S. Ag., MHI, sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan

dan Kerjasama.

. Ibu Dr. Robiatul Adawiyah, M. HI. sebagai Ketua sekaligus Pembimbing I

skripsi dan Bapak Juharmen, S.HI., M.SI sebagai Sekretaris Prodi Hukum

Pidana Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

. Ibu Nuraida Fitrihabi, S.Ag., M.Ag sebagai Pembimbing II skripsi ini.

. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh Karyawan/Karyawati

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung

maupun tidak langsung.

Di samping itu, disadari juga bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak untuk dapat memberikan kontribusi

pemikiran demi perbaikan skripsi ini. Kepada Allah SWT kita memohon ampunan-Nya,

Page 9: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

ix

dan kepada manusia kita memohon kemaafannya. Semoga amal kebajikan kita dinilai

seimbang oleh Allah SWT.

Jambi, September

Penulis

Akhdiat Nanda Miharja

SHP.

Page 10: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

x

PERSEMBAHAN

Senantiasa sembah sujud serta puji syukurku kehadirat Allah SWT yang menciptakanku dengan bekal yang begitu teramat sempurna. Kasih sayang serta cinta yang begitu besar yang telah memberikanku kesehatan, kekuatan, serta semangat pantang menyerah yang memberkatiku dengan ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Atas karunia serta kemudahan yang telah Engkau berikan dan akhirnya tugas akhir ini dapat diselesaikan. Sholawat serta salam selalu saya limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW.

Saya mengucapkan ribuan terimakasih kepada kedua ciptaan Allah yang berwujud malaikat yakni bapak dan mamak, yang selama ini telah berjuang demi kelancaran perkuliahanku. Anakmu mohon maaf yang sebesar-besarnya kepadamu wahai kedua malaikatku, karena tidak bisa menyelesaikan perkuliahan tepat pada waktunya. Wahai mamak Endawati yang senantiasa berdoa tak henti-hentinya demi tercapainya semua yang anakmu ini cita-citakan, wahai bapak amiruddin setiap keringat yang menetes disetiap kerja kerasmu menjadi penyemangatku dalam mencari ilmu. Semoga kedua orangtuaku selalu diberikan keberkahan dalam segala hal di dunia maupun akhirat nanti.

Sekuntum doa juga tercurahkan kepada seluruh guru yang telah memberikan ilmunya kepadaku, mulai dari awal kuliah hingga selesainya perkuliahan. Ilmu yang telah diberikan kepada muridmu ini takkan pernah disia-siakan dan hanya doa lah yang mampu anakmu ini panjatkan semoga semua di berikan balasan oleh Allah SWT. Untuk keluargaku tercinta nenek, mamang, bibi serta sepupu-sepupuku yang tak pernh berhenti untuk menyemangatiku dan senantiasa menuntunku kejalan yang benar.

Sebait harapan untuk adikku tersayang Resti Lathifah. Aa’ ucapkan terimakasih selama ini kepadamu telah senantiasa memberikan suport serta doa agar aa’ selesai perkuliahannya. Dan aa’ berharap kelak suatu saat nanti engkau akan menjadi adik yang sholeha serta membanggakan keluarga kita semua.

Page 11: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR ......................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ................................................................................................... x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ...............................................................................

B. Rumusan Masalah ........................................................................................

C. Batasan Masalah ...........................................................................................

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................................

E. Kerangka Konseptual .................................................................................

F. Tinjauan Pustaka ........................................................................................

G. Jadwal Penelitian ........................................................................................

BAB II METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................

B. Pendekatan Penelitian ................................................................................

C. Jenis dan Sumber Data ...............................................................................

Page 12: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

xii

D. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................

E. Teknis Analisis Data ..................................................................................

F. Sistematika Penulisan .................................................................................

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Historis dan Geografis................................................................................

B. Visi dan Misi Pengelolaan Hutan Guguk ...................................................

C. Maksud dan Tujuan Pengelolaan Hutan Guguk.........................................

D. Dasar Pengelolaan Hutan Guguk ...............................................................

E. Struktur Organisasi Pengelola Hutan Adat ................................................

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Proses Penyelesaian Kasus Illegal Logging Secara Adat

di Hutan Guguk ..........................................................................................

B. Pandangan Hukum Islam Mengenai Proses Penyelesaian Kasus

Illegal Logging yang Dikenakan Sanksi Secara Adat di Hutan

Adat Desa Guguk .......................................................................................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................

B. Saran ...........................................................................................................

C. Kata Penutup ..............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 13: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Hutan merupakan sumber daya alam yang menempati posisi yang

sangat strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Nilai penting

yang dimiliki hutan semakin bertambah, dikarenakan hutan merupakan hajat

hidup orang banyak dan dijadikan modal dasar dalam melaksanakan

pembangunan Nasional, baik ditinjau dari aspek ekonomi, sosial, budaya

maupun ekologi, guna meningkatkan kemakmuran rakyat.1 Hal ini sesuai

dengan bunyi Pasal ayat ( ) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun yaitu, “Bumi, air dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai Negara dan dipergunakan sebesar-

besarnya untuk kemakmuran rakyat”.

Sejalan dengan pernyataan di atas, lebih lanjut dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor Tahun tentang kehutanan disebutkan

bahwa, “Hutan sebagai karunia dan amanah Tuhan Yang Maha Esa yang

dianugerahkan kepada bangsa Indonesia, merupakan kekayaan alam yang

dikuasai oleh Negara, memberikan manfaat serbaguna bagi umat manusia,

karenanya wajib disyukuri, diurus, dipelihara, dan dimanfaatkan secara

optimal, serta dijaga kelestariannya untuk kemakmuran rakyat, bagi generasi

sekarang maupun generasi yang akan datang.

1 Aji Prasetyo Pujiyono da Amiek Soemarni, Penegakan Hukum Tindak Pidana

Pembalakan Hutan di Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur, Volume , Nomor , Tahun ,

hal

Page 14: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

Pengertian illegal logging diterangkan dalam Pasal angka Undang-

Undang nomor tahun tentang pencegahan dan pemberantasan

perusakan hutan yang berbunyi, “ pembalakan liar adalah semua kegiatan

pemanfaatan hasil hutan kayu secara tidak sah yang terorganisasi”.

Departemen kehutanan mengungkapkan, pembalakan ilegal dilakukan oleh

suatu bisnis kegiatan kriminal yang dikelola dengan baik dan memiliki

pendukung yang kuat secara fisik mengancam otoritas hukum kehutanan.2

Berdasarkan pengertian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa illegal logging adalah rangkain kegiatan penebangan dan

pengangkutan kayu ketempat pengolahan hingga adanya kegiatan ekspor

kayu yang dalam hal ini tidak mempunyai izin yang kuat dari pihak yang

berwenang.

Pemerintah daerah memiliki kewenangan untuk melakukan kegiatan

pemberantasan pembalakan liar (illegal Logging) di Indonesia. Kewenangan

yang dimiliki pemerintah tersebut diatur dalam Pasal dan Pasal

Undang-Undang Nomor tahun tentang kehutanan. Undang-undang

nomor tahun tentang pemerintah daerah yang diatur secara spesifik

dalam peraturan pemerintah Nomor Tahun tentang pembagian

urusan pemerintah antara pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah

daerah Kabupaten/Kota. Keberadaan Indonesia yang menggunakan sistem

desentralisasi dengan konsep Negara kesatuan membuat pemerintah dalam

hal penyerahan kewenangan yang dimilki tidak melaksanakan prinsip

2 Ibid., hal

Page 15: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

desentralisasi murni, melainkan masih memberi pembatas terhadap

kewenangan yang dimiliki, namun demikian Undang-Undang yang ada di

Indonesia memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk

melakukan kegiatan pemberantasan pembalakan liar (illegal logging).3

Perda nomor tahun tentang pengelolaan lingkungan hidup di

Provinsi Jambi menyebutkan bahwa perusakan lingkungan hidup adalah

tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung

terhadap sifat fisik dan atau hayatinya yang mengakibatkan lingkungan

hidup tidak berfungsi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.

Larangan eksploitasi hutan secara berlebihan, walau telah

mendapatkan surat izin pemanfaatan kayu, pengusaha tetap dilarang

melakukan usaha sampai merusak ekosistem alam. Misalnya dengan

membakar, atau melakukan penebangan sehingga hutan gundul. Larangan

menggunakan obat-obat kimia yang bisa menyebabkan pencemarah udara

dan air. Karena semua perbuatan ini termasuk Ifsad Fi Al-Arḍl (berbuat

kerusakan di muka bumi). Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-A’raf

ayat :

قريب من ولتفسدوافي الرض بعداصلحهاوادعوه خوفاوطمعا, ان رحمت الل

المحسنين

Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,

sesudah (Allah) memperbaikinya dan Berdoalah kepada -Nya

dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan

3 Ryfina Natalia Woy, “Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Upaya Pemberantasan

Pembalakan Liar (Illegal Logging)”, (PPs Universitas Sam Ratulangi Manado Tahun ,

Jurnal, juli-september ), hal

Page 16: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah Amat dekat kepada

orang-orang yang berbuat baik ”.

Ayat ini melarang pengrusakan di bumi. Alam raya yang telah

diciptakan Allah SWT dalam keadaan yang sangat harmonis, serasi, dan

memenuhi kebutuhan makhluk. Allah telah menjadikannya baik, bahkan

memerintahkan hamba-hamba Nya untuk memperbaikinya. Bentuk

perbaikan yang dilakukan Allah adalah dengan mengutus para Nabi untuk

meluruskan dan memperbaiki kehidupan yang kacau dalam masyarakat.4

Sebagaimana pendapat Al-Qurthubi yang dikutip oleh Ahsin Sakho

Muhammad bahwa larangan dalam ayat ini berlaku mutlak. Maksudnya,

Allah melarang manusia merusak kelestarian alam, baik sedikit ataupun

banyak. Al- Qurthubi juga menyebutkan dalam tafsirnya bahwa,

penebangan pohon juga merupakan tindakan pengrusakan yang

mengakibatkan adanya mudharat.5 Tindakan merusak lingkungan hidup

dapat dikatagorikan sebagai tindak pidana (jinayah) apabila memenuhi

unsur-unsur tindak pidana. Para ulama di MUI berpendapat bahwa amar

makruf nahi munkar meliputi semua bidang kehidupan, termasuk bidang-

bidang yang langsung atau tidak langsung mempengaruhi kesejahteraan

hidup manusia pribadi, masyarakat dan kelangsungan pembangunan. MUI

juga melihat bahwa lingkungan persekitaran dan kependudukan yang serasi

dan aman adalah dasar untuk keberhasilan pembangunan dalam segala

4 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Volume , (Jakarta: Lentera Hati, ) hal

5 Ahsin Sakho Muhammad dkk (ed), Fiqh Lingkungan (Fiqh Al-Bi’ah).., hal

Page 17: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

bidang, termasuk upaya memberantas praktik illegal logging adalah

merupakan amal makruf nahi munkar.6

Di Provinsi Jambi khususnya di Kabupaten Merangin. Masyarakat

Desa Guguk Kecamatan Renah Pembarap yang saat ini dulunya Kecamatan

Sungai Manau, konon berasal dari keturunan Mataram dan Minangkabau

Sumatera Barat dinilai gigih dalam upaya melawan sebuah perusahaan

pemegang hak pengusahaan hutan (HPH). Demi menjaga kelestarian hutan

dan lingkungan mereka, desa Guguk di Kecamatan Renah Pembarap

Kabupaten Merangin ini merupakan sebuah Desa yang berada di kawasan

penyangga Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS).7

Tatanan Adat istiadat Desa masih melekat dan dipertahankan dalam

kehidupan masyarakat adat di Desa Guguk, dengan Undang-undang Nomor

Tahun tentang Pemerintahan daserah dimanfaatkan oleh

masyarakat Adat Desa Guguk untuk mempertahankan eksistensinya hukum

adat dengan merumuskan Peraturan Desa (Perdes). Perumusan peraturan

desa dilakukan dengan melibatkan seluruh masyarakat termasuk para tokoh

adat melalui rembuk desa, salah satu Perdes yang dihasilkan adalah tentang

pengelolaan dan pengawasan Hutan Adat, Desa Guguk berbatasan wilayah

dengan :

. Sebelah Utara berbatasan dengan Muara Bantan

6 Ruknizar, Bentuk-Bentuk Perlindungan Hutan Dalam Hukum Islam Dan Hukum Positif, (

Skripsi Fakultas Syari’ah Dan Hukum Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam - Banda

Aceh ) Hal -

7 gugukforest.blogspot.com Diakses pada tanggal desember pada jam . wib

Page 18: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Lubuk Beringin dan HPH

PT. Injabsin

. Seelah Timur berbatasan dengan Desa Marus Jaya (Pemekaran dari

Desa Guguk)

. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Simpang Parit dan Desa

Parit Ujung Tanjung.

Desa Guguk dengan jumlah penduduk . jiwa dan jumlah kepala

keluarga KK, dengan luas wilayah . Ha (Enam puluh tiga ribu)

Hektar. Desa Guguk dilalui oleh jalan Provinsi yang menghubungkan

Kabupaten Merangin – Kabupatn Kerinci. Desa Guguk mempunyai hutan

yang luas yang berada di sebelah Selatan Desa dipinggir sungai Merangin,

untuk mempertahankan kawasan Hutan Adat Desa Guguk menempuh

perjalanan yang panjang dan berliku dari tahun masyarakat adat Desa

Guguk telah mempertahankan kawasan Bukit Tapanggang dari sebahagian

arial dikuasai oleh HPH PT.Injapsin lebih kurang Ha dimasukkan

kedalam kawasan Hutan adat sesuai dengan persetujuan HPH PT.Injabsin

dengan surat Nomor. /Js/IX/ . Pada tahun itu juga masyarakat

Desa Guguk mengajukan Surat Permohonan kepada Bapak Bupati

Merangin tentang Hutan Adat Desa Guguk dikukuhkan, akan tetapi lain

pihak tapal batas Hutan Adat Desa Guguk masih terkendala antara Desa

Parit Ujung Tanjung dengan Desa Guguk, maka Bupati Merangin

membentuk tim terpadu dengan Surat Keputusan Nomor. Tahun

tanggal februari , tentang penyelesaian Tapal Batas antara Desa Parit

Page 19: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

Ujung Tanjung dengan Desa Guguk, dengan demikian kedua belah pihak

membuat kesepakatan tapal batas yang dituangkan dalam berita acara dan

Peta tapal batas yang sudah ditandatangani oleh kedua belah pihak.8

Dari hasil kesepakatan tersebut dengan Surat Keputusan Bupati

Merangin Nomor: Tahun tanggal November , tentang

kawasan Bukit Tapanggang seluas Ha ditetapkan menjadi Hutan Adat

Desa Guguk, dan tanggal November dilaksanakan pengukuhan oleh

Bupati Merangin H. Rotani Yutaka, S.H secara Adat.

Pada tanggal Agustus , Hutan Adat Desa Guguk memperoleh

Penghargaan CBFM Award dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia,

dan setelah mendapat payung hukum pengelolaan Hutan Adat, Akhirnya

masyarakat Desa Guguk menerbitkan Surat Keputusan Bersama Nomor.

/kb/VII/ , tentang pembentukan kelompok pengelolaan Hutan Adat.

Pada tahun tepatnya awal tahun terjadi pembalakan liar atau Illegal

logging yang dilakukan oleh oknum masyarakat yang lokasinya berbatasan

dengan Hutan Adat Guguk yakni warga Kecamatan Muara Siau. Mereka

menebang pohon serta mengambil kayu hasil penebangan tersebut,

mendengar laporan warga yang melihat kegiatan penebangan hutan adat

mereka, pengurus Hutan Adat segera mendatangi lokasi penebangan

tersebut. Pengurus Hutan Adat langsung menyita barang-barang yang

dijadikan sebagai alat untuk melakukan kegiatan penebangan liar tersebut.

Melalui proses yang kurang lebih minggu, barulah sampai pada titik akhir

8 Dokumen Piagam kesepakatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Hutan Adat Guguk

Kecamatan Renah Pembarap Kabupatn Merangin.

Page 20: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

penyelesain kasus. Oknum masyarakat yang melakukan penebangan liar

tersebut di kenakan sanksi berupa ekor kerbau, gantang beras,

buah kelapa serta selemak semanis yang lainnya sesuai dengan yang

tercantum pada Piagam Kesepakatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Hutan

Adat Desa Guguk Kecamatan Sungai Manau Kabupaten Merangin yang kini

menjadi Kecamatan Renah Pembarap.

Dengan adanya musyawarah antara Ninek mamak kedua belah pihak

maka denda tersebut diganti dengan uang sejumlah harga Kerbau dan yang

lainnya. Proses penyelesain kasus ini dihadiri oleh seluruh warga Desa

Guguk yang dalam penyelesaian nya yaitu dengan makan bersama seluruh

warga dari denda tersebut. Sisa uang denda itu dimasukkan ke dalam kas

pengurus hutan adat dan untuk keperluan pengelolaan Hutan Adat tersebut.9

Sehubungan dengan latar belakang diatas, menarik perhatian penulis

untuk menyusun skripsi yang berjudul: “Penyelesain Kasus Illegal Logging

Secara Adat Di Hutan Guguk Ditinjau Dari Hukum Islam.”

B. Rumusan Masalah

. Bagaimana proses penyelesaian kasus illegal logging secara adat di

hutan Guguk ?

. Bagaimana pandangan hukum Islam mengenai proses penyelesaian

kasus illegal logging yang dikenakan sanksi secara adat di Hutan adat

Desa Guguk?

9 Wawancara dengan Sopian Hadi, Ketua Pengelola Hutan Adat Desa Guguk, Maret

.

Page 21: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

C. Batasan Masalah

Mengingat persoalan mengenai kasus illegal logging ini sangat

banyak dan sangat luas, maka agar dalam pembahasan dan penyelesainnya

lebih terarah dan tersusun , maka diberi pembatasan masalah yang mana

pembatasan ini akan dibatasi pada penyelesaian kasus illegal logging secara

adat di hutan Guguk ditinjau dari hukum Islam.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dan kegunaan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui proses penyelesaian kasus illegal logging secara

adat di hutan adat Guguk.

b. Untuk mengetahui pandangan hukum Islam mengenai kasus illegal

logging yang di selesaikan melalui hukum adat di Desa Guguk.

. Kegunaan Penelitian

a. Dari sisi akademis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi

sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum di

Indonesia khususnya di Provinsi Jambi dan dapat menjadi

kontribusi dalam memperkaya pengetahuan mengenai sanksi-

sanksi hukum dalam kasus illegal logging secara adat.

b. Dari sisi penulis, bukan hanya menambah wawasan tetapi juga

hasil penelitian ini sebagai syarat untuk menyelesaikan program

Page 22: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

studi strata satu (S ) pada prodi Hukum Pidana Islam Fakultas

Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

E. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual sebagai pedoman bagi penulis dalam melakukan

penelitian guna untuk mengetahui maksud yang terkandung dalam judul

proposal dan menghindari penafsiran yang berbeda sehingga penulisan ini

terarah dan lebih baik maka skripsi ini sangat perlu untuk diperhatikan

kerangka konsep dibawah ini:

. Illegal logging

Aktifitas penebangan kayu, pencurian kayu dan pembalakan kayu

yang diambil dari kawasan hutan dengan tidak sah atau tanpa izin yang

sah dari pemerintah kemudian berdasarkan hasil beberapa kali seminar

dikenal dengan istilah illegal logging.10

Illegal logging terjadi karena

adanya kerjasama antara masyarakat lokal berperan sebagai pelaksana

dilapangan dengan para cukong bertindak sebagai pemodal yang akan

membeli kayu-kayu hasil tebangan tersebut, adakalanya cukong tidak

hanya menampung dan membeli kayu-kayu hasil tebangan namun juga

mensuplai alat-alat berat kepada masyarakat untuk kebutuhan

pengangkutan.

Untuk mengatasi maraknya tindak pidana illegal logging jajaran

aparat penegak hukum (penyidik Polri maupun penyidik PPNS yang

10 Diakses melalui alamat https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pembalakanliar

Page 23: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

lingkup tugasnya bertanggung jawab terhadap pengurus hutan,

Kejaksaan maupun Hakim) telah mempergunakan Undang-Undang

No. Tahun tentang kehutanan diubah dengan Undang-Undang

No. Tahun tentang peraturan Pemerintah. Kedua Undang-

Undang tersebut tentang kehutanan sebagai instrumen hukum untuk

menanggulangi tindak pidana illegal logging, meskipun secara limitatif

(bersifat membatasi) Undang-Undang tersebut tidak menyebutkan

adanya istilah illegal logging.

. Hukum Adat

Hukum adat menurut istilah merupakan terjemahan dari adatrecht

yang pertama kali diperkenalkan oleh Prof. Dr. C. Snouck Hurgronje

pada tahun . Kemudian digunakan oleh Prof. Cornelis van

Vollenhen yang dikenal sebagai penemu hukum adat dengan sebutan

bapak hukum adat dan penulis buku Het adatrecht nam Nederlands

Indie.11

Jadi dapat disimpulkan pengertian hukum adat adalah tampak

dalam penetapan (putusan-putusan) petugas hukum, misalnya putusan

kepala adat, putusan hakim perdamain desa dan sebagainya sesuai

dengan lapangan kompetensinya masing-masing.

Didalam pengambilan keputusan, para pemberi keputusan

berpedoman pada nilai-nilai universal yang dipakai oleh tetua adat,

antara lain:

11 Dr. St. Laksanto Utomo, Hukum Adat, (PT Rajagrafindo Persada, Jakarta: ) hal

Page 24: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

a. Asas gotong royong,

b. Fungsi sosial manusia dan milik dalam masyarakat,

c. Asas persetujuan sebagai dasar dari kekuasaan umum

(musyawarah),

d. Asas perwakilan dan permusyawaratan.

Terdapat perbedaan pendapat dalam hal pengertian hukum adat,

antara lain sebaagai berikut:

a. Menurut kamus besar bahasa indonesia, adat adalah aturan

(perbuatan dan sebagainya) yang lazim dituruti dan dilakukan sejak

dulu kala, cara (kelakuan dan sebagainya) yang sudah menjadi

kebiasaan, wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai

budaya, norma, hkum, dan aturan yang satu dengan lainnya

berkaitan menjadi suatu sistem. Karena istilah adat yang telah

diserap kedalam bahasa indonesia menjadi kebiasaan maka istilah

hukum adat dapat disamakan dengan hukum kebiasaan.

b. Menurut Van Djik, kurang tepat bila hukum adat diartikan sebagai

hukum kebiasaan. Menurutnya hukum kebiasaan adalah kompleks

peraturan hukum yang timbul karena kebisaan berarti demikian

lamanya orang bisa bertingkah laku menurut suatu caa tertentu

sehingga lahir suatu peraturan yang diterima dan juga diinginkan

oleh masyarakat. Jadi menurut Van Djik, hukum adat dan hukum

kebiasaan itu memiliki perbedaan.

Page 25: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

c. Menurut Soejono Soekanto, hukum adat hakikatnya merupakan

hukum kebiasaan, namun kebiasaan yang mempunyai akibat

hukum (das sein das sollen). Berbeda dengan kebiasaan (dalam arti

biasa), kebiasaan yang merupakan penerapan dari hukum adat

adalah perbuatan-perbuatan yang dilakukan berulang-ulang dalam

bentuk yang sama menuju kepada Rechtsvaardige Ordening Der

Semenleving.

d. Menurut Syekh Jalaluddin menjelaskan bahwa hukum adat

pertama-tam merupakan persambungan rali antara dulu dengan

kemudian, pada pihak adanya atau tiadanya yang dilihat dari hal

yang dilakukan berulang-ulang. Hukum adat tidak terletak pada

peristiwa tersebut melainkan pada apa yang tidak tertulis

dibelakang peristiwa tersebut, sedang yang tiddak tertulis itu adalah

ketentuan keharusan yang dibelakang fakta-fakta yang menentukan

bertautnya suatu peristiwa dengan peristiwa yang lain.12

Adat atau dalam bahasa arab disebut dengan ‘uruf dari segi

bahasa berarti kelaziman-kelaziman. Adapun menurut istilah, adat

berarti perbuatan yang secara terus menerus dan berulang-ulang

dikerjakan oleh manusia dalam masalah-masalah yang dapat diterima

oleh akal. Pendapat lain mengatakan bahwa ‘uruf ialah sesuatu yang

telah dikenal oleh masyarakat dan merupakan kebiasaan dikalangan

mereka baik berupa perkataan maupun perbuatan.

12 Ibid hal -

Page 26: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

Hasbi ash Shiddiqy membedakan istilah ‘uruf dan adat kebiasaan.

‘uruf ialah urusan yang disepakatinya oleh segolongan manusia dalam

perkembangan hidupnya. Sedangkan adat ialah “pekerjaan yang

berulang-ulang dilakukan oleh perorangan dan oleh golongan-

golongan”.

Didalam al-Quran perkataan ‘uruf terdapat dalam surah Al-a’raf

ayat :

الجا هلين وامربا لعرف واعرض عن

Artinya:“Dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf (terkenal baik)

serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh”.13

Dalam qaidah-qaidah Fiqh para ulama ada yang menggunakan

‘uruf dan ada yang menggunakan adat (‘adah) seperti

عرف كالت عيين بالن ص عيين بال الت

“Yang telah tetap berdasarkan kebiasaan sama dengan yang telah

tetap berdasarkan nash”

المعروف عرفاكالمشروط شرطا

“Sesuatu perbuatan yang dipandang baik sebagai kebiasaan

sebagaimana sesuatu yang disyaratkan itu menjadi syarat”.

مة ال عادةمحك

13

H. Sulaiman Abdullah, Sumber Hukum Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, ) hal

Page 27: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

“Adat kebiasaan itu dapat ditetapkan sebagai hukum”.

Dari beberapa pengertian ‘uruf atau adat kebiasaan yang

diberikan oleh beberapa ulama dan yang ada dalam nash dapat

dikemukakan bahwa: adat kebiasaan adalah perbuatan yang

dilaksanakan secara berulang-ulang dan menjadi kebiasaan yang

disepakati pelaksanaannya sehingga cenderung merupakan hukum yang

tidak tertulis dengan adanya sanksi bagi yang melanggarnya.14

Mengenai persoalan penegakan hukum adat Indonesia, ini

memang sangat prinsipal karena adat merupakan salah satu cermin

bangsa, adat merupakan identitas bagi bangsa, dan identitas bagi tiap

daerah.

. Hukum Islam

Kata hukum Islam sebenarnya tidak ditemukan sama sekali dalam

alquran, sunnah dan literatur hukum dalam islam. Akan tetapi, yang ada

dalam al-Quran adalah kata syariah, fiqh, hukum Allah, dan yang

seakar dengannya. Kata hukum islam merupakan terjemahan dari term

islamic Law dari literatur barat. Dewasa ini, hukum Islam

diidentifikasikan dengan peraturan perundang-undangan islam.

Hukum Islam menemui urgensinya ketika melihat betapa

beragamanya mazhab dan interpretasi fiqih dalam masyarakat.

Masyarakat akan terhindar dari kebingungan akan beraturan berbagai

14

Amir Mu’allim, Adat Kebiasaan Dan Kedudukannya Dalam Perkembangan Huku Islam

Di Indonesia, . Hal -

Page 28: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

fatwa dan fanatisme mashab. Oleh karena pilihan mazhab dan unifikasi

hukum ditentukan oleh negara.15

F. Tinjaun Pustaka

Studi relevan adalah uraian hasil-hasil penelitian terdahulu (peneliti-

peneliti lain) yang terkait dengan penelitian ini padaa aspek fokus/tema yang

diteliti. Di bawah ini adalah tiga penelitian yang memiliki keterkaitan

dengan penelitian ini, yaitu:

Moch. Ridwan Almurtaqi ( ) dengan skripsi berjudul Penegakan

Hukum Bagi pelaku Pembalakan Liar Perspektif Hukum Positif dan Filsafat

Hukum Islam. Dari penelitian ini menunjukkan hasil, yaitu: Pertama,

pembalakan liar merupakan praktek kejahatan yang terorganisir. Data

menunjukkan bahwa pelaku pembalakan liar melibatkan oknum penegak

hukum. Hal tersebutlah yang menjadikan kendala dan hambatan dalam

proses pebegakan hukumnya. Kedua, Undang-undang Kehutanan yang ada

sekarang ini belum secara tegas menanggulangi penegakan hukum

pembalakan liar. Hal tersebut dapat dilihat pada pasal Undang-undang

No. Tahun tentang Kehutanan, menunjukkan bahwa sanksi

terhadap pelaku pembalakan liar masih kurang tegas, karena belum adanya

sanksi minimal. Ketiga, dampak ekologis dari adanya pembalakan liar

adalah banjir bandang, tanah longsor dan semakin menipisnya persediaan air

disekitar kawasan hutan. Tak sedikit nyawa yang melayang yang disebabkan

15

Warkum Sumitro, Hukum Islam di Tengah Dinamika Politik di Indonesia, Jatim. hal

Page 29: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

akibat gundulnya hutan yang menimbulkan banjir dan longsor. Keempat,

dalam hukum islam praktik pembalakan liar dikategorikan sebagai tindak

pidana hirabah, karena pembalakan liar tindakan kejahatan yang

menyebabkan kekacauan dan kerusakan di muka bumi ini, yang menjadi

korbannya adlah seluruh makhluk hidup di bumi ini, seebagaimana yang

dijelaskan dalam Al-Quran surh Al-Ma’idah ayat dan ayat , yang

secara tegas mengatur tentang hukuman mati terhadap pelaku kerusakan di

bum ini.

Eka Putra Doni ( ) dengan skripsi berjudul Pelaksanaan

Penyidikan Terhadap Tindak Pidana Penebangan Liar (Studi Kasus di

Polres Aro Suka Solok). Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa

pelaksanaan penyidikan terhadap pidana penebangan liar ini sangat

didominasi oleh pidahk penyidik polri, koordinasi terpenting dalam

penydikan tindak pidana penebangan liar adalah koordinasi dalam

mendatangkan saksi ahli oleh penyidik pegawai nnegeri sipil kehutanan,

serta terdapatnya kendala-kendala yang dihadapi penyidik dalam penyidikan

tindak pidana penebangan liar ini serta supaya yang dilakukan oleh penyidik

dalam menanggulangi kendala-kendala tersebut. Kendala utama yang

dihadapi penyidik adalah sulitnya pengungkapan beberapa kasus tindak

pidana penebangan liar karena penyidik hanya menemukan barang bukti dan

tidak menemukan tersangka pemilik barang bukti tersebut.

Zahrotun Nazia ( ) dengan skripsi berjudul Kajian Yuridis

Mengenai Illegal Logging di Kawasan Hutan (Studi Kasus Illegal Loging di

Page 30: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

Balai Taman Nasional Meru Betiri Kabupaten Jember). Kesimpulan yang

diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah yang pertama, faktor utama yang

sangat mempengaruhi terjadinya illegal logging adalah konflik teritorial

hutan, karena tingginya angka kemiskinan dan rendahnya sumber daya

manusian yang ada di daerah sekitar kawasan hutan. Kedua, diperlukan

upaya yang sungguh-sungguh untuk mengatasi masalah penebangan liar

yaitu melalui upaya preventif, dengan pendekatna kesadaran dan

kesejahteraan masyarakat, upaya perbaikan sislem pengelolaan kehutanan

dan perangkat perundang-undangan. Dalam hal ini upaya untuk mengatasi

kerusakan hutan atau illegal logging yang sudah dilakukan pemerintah

khususnya Balai Taman Nasional Meru Betiri sudah sesuai dengan pasal

ayat Undang-Undang Nomor Tahun tentang kehutanan yaitu

pemerintah wajib mendorong peran serta masyarakat melalui berbagai

kegiatan di bidang kehutanan yang berdaya guna dan berhasil guna. Antara

lain yaitu peran serta dalam mengatasi permasalahan perusakan hutan, dan

Polhut dari Balai Taman Nasional Meru Betiri sudah mengikutsertakan

masyarakat sekitar kawasan penyangga di Taman Nasional Meru Betiri

dalam mengatasi permasalahan yang ada.

Bambang Tri Bawono, SH,. MH. dan Anis Mashdurohatun, SH.,

M.Hum dalam jurnal nya yang berjudul Penegakan Hukum Pidana di

Bidang Illegal Logging Bagi Kelestarian Lingkungan Hidup dan Upaya

Penanggulangannya. Kesimpulan yang dapat diambil dari Jurnal ini adalah

Pertama, ketentuan dalam KUHP tindak pidana terhadap kehutanan adalah

Page 31: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

tindak pidana khusus yang diatur dengan ketentuan khusus. Ada dua kriteria

yang menunjukkan hukum pidana khusus itu. Yaitu pertama, orang-

orangnya atau subjeknya yang khusus, dan kedua perbuatannya yang

khusus. Kedua, terdapat unsur-unsur tindak pidana umum dalam KUHP

yakni pengrusakan, pencurian, penyelundupan, pemalsuan dan penadahan.

Ketiga, dampak Illegal Logging yang dirasakan masyarakat Indonesia pada

musim hujan seperti banjir dan tanah longsor, belum lagi berkurangnya

sumber mata air di daerah perhutanan dan hilangnya lapisan tanah yang

subur akibat banjir dan tanah longsor.

Dari beberapa penelitian di atas penulis memang menemukan

kesamaan dibagian tema yakni membahas tentang pembalakan liar atau

illegal logging, namun berbeda dengan penelitian yang akan penulis

lakukan yakni bertujuan untuk mengetahui peran adat atau lembaga adat

masyarakat dalam menyelesaikan kasus pembalakan liar atau bisa disebut

juga dengan illegal logging (studi kasus hutan adat desa guguk kecamatan

renah pembarap kabupaten merangin).

Kemudian tidak hanya itu dalam penyelesain kasus illegal logging

secara adat tersebut penulis juga mencamtumkan pandangan hukum islam

tentang penyelesain kasus illegal logging yang secara adat tersebut.

Page 32: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

G. Jadwal Penelitian

Untuk mempermudah langkah-langkah dalam penelitian ini, maka

penulis menyusun jadwal penelitian sebagai berikut:

Tabel I

Jadwal Penelitian

N

o Kegiatan

Tahun -

September-

desember januari Februari Maret-juni

Juli-

agustus Agustus

Pengajuan

Judul

X

Pembuatan

Proposal

X

Pra Riset

X

Perbaikan

dan seminar

X

Surat izin

riset

X

Pengumpula

n data

X

Pengolahan

dan analisis

data

lanjutan

X

Bimbingan

dan

perbaikan

X

Agenda dan

Ujian

Perbaikan

dan

penjilidan

Page 33: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Desa Guguk, Kecamatan Renah

Pembarap, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi dengan pertimbangan

bahwa tempat atau lokasi tersebut dapat memperoleh data yang

diperlukan untuk menyusun serta menyelesaikan skripi.

. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari – Mei .

B. Pendekatan Penelitian

Dalam sebuah penelitian, maka pendekatan penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah pendekatan yuridis empiris yang akan fokus

pada perilaku (behavior) yang berkembang dalam masyarakat, atau

bekerjanya hukum dalam masyarakat. Jadi hukum dikonsepkan sebagai

perilaku nyata (actual behavior) yang meliputi perbuatan dan akibatnya

dalam hubungan hidup bermasyarakat.16

Penilitian ini menggunakan bahan-bahan hukum, baik yang tertulis

maupun tidak tertulis maupun dari bahan hukum primer dan sekunder.

Didalam penelitian ini hukum akan di lihat sebagai das sollen das sein yang

16

Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi Tesis serta Disertasi

(Kerinci: STAIN KERINCI PRESS ) hal

Page 34: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

berkesinambungan antar norma dan sosial dalam Penyelesain Kasus Illegal

Logging Secara Adat di Hutan Adat desa Guguk ditinjau Dari Hukum Islam

(Studi Kasus desa Guguk, kec. Renah Pembarap, kab. Merangin).

C. Jenis dan Sumber Data

. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penulisan ini terdiri dari data

primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang berasal dari data

lapangan dan diperoleh dari para responden,17

ataupun data yang didapat

langsung dari masyarakat sebagai sumber pertama.18

Sedangkan data

sekunder adalah data yang diperoleh sumber perantara dan diperoleh

dengan cara mengutip dari sumber lain.19

. Sumber Data

Sumber data dalam penulisan ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer terdiri dari:

a. Al-Qur’an dan Hadits

b. Wawancara dengan Ketua Pengelola Hutan Adat Guguk

c. Wawancara dengan Ketua Lembaga Adat Desa Guguk

d. Wawancara dengan Tokoh Agama Desa Guguk

e. Wawancara dengan Masyarakat Umum Desa Guguk

17

Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, serta Disertasi,

(Bandung: Alfabeta, ), hal . 18

Suratman dan Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum, (Bandung: Alfabeta, ),

hal . 19

Sayuti Una (ed.), Pedoman Penulisan Skripsi(Edisi Revisi), (Jambi: Syariah Press dan

Fakultas Syariah IAIN STS Jambi, ), hal - .

Page 35: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

f. Dokumen Piagam kesepakatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Hutan

Adat Guguk Kecamatan Renah Pembarap Kabupatn Merangin.

g. Arsip dari Kelompok Pengelola Hutan Adat Guguk dan Dokumen

Piagam Kesepakatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Hutan Adat

Guguk.

Sumber data sekunder dalam penelitian ini yang diperoleh dengan

melakukan studi kepustakaan yaitu melakukan kegiatan membaca,

mengutip, mencatat buku-buku, menelaah perundang-undangan yang

berkaitan dengan permasalahan penelitian dan data sekunder ini hanya

diperlukan sebagai penunjang atau pendukung data primer.20

D. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk

mengumpulkan dan fakta penelitian. Beberapa alat atau instrument tentang

pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah tiga istrumen sebagai

berikut.21

. Penelitian Pustaka

Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan teknik

penelitian pustaka dengan menelaah dan mengkaji buku-buku yang

berkaitan dengan karya ilmiah ini. Buku-buku tersebut bisa diperoleh

peneliti dari perpustakaan UIN STS Jambi, perpustakaan wilayah Jambi

20 Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi Tesis serta Disertasi (Kerinci:

STAIN KERINCI PRESS ) hal . 21

Nasution, Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara, . hal .

Page 36: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

dan buku-buku khusus milik pribadi penulis sendiri sebagai bahan

rujukan dan acuan dalam penyelesaian penelitian ini.

. Penelitian Lapangan

a. Observasi

Observasi dalam penelitian ini adalah instrument untuk

mendapatkan data utama dalam menilai. Teknik yang digunakan

dalam penelitian ini adalah teknik observasi non partisipasi.

Kedudukan peneliti hanya sebagai pengamat dan selama proses

observasi akan dibuat catatan-catatan untuk keperluan analisis dan

pengecekan data kembali mengenai Penyelesain Kasus Illegal

Logging Secara Adat di Hutan Adat desa Guguk ditinjau Dari

Hukum Islam (Studi Kasus desa Guguk, kec. Renah Pembarap,

kab. Merangin).

b. Wawancara

Instrumen ini digunakan untuk mendapatkan data mentah

dari informan, sehingga dapat ditemukan data baru yang tidak

terdapat dalam dokumen. Informan dalam penelitian ini adalah

orang yang mengetahui dengan pasti persoalan yang terjadi. Oleh

karena itu, secara khusus wawancara ini ditujukan kepada

masyarakat dan ketua pengurus Hutan Adat desa Guguk. Terkait

dengan permasalahan dalam penelitian tentang Penyelesain Kasus

Illegal Logging Secara Adat di Hutan Adat desa Guguk ditinjau

Dari Hukum Islam (Studi Kasus desa Guguk, kec. Renah

Page 37: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

Pembarap, kab. Merangin), baik prosesnya dan kendala-kendala

apa saja yang terjadi dalam proses pemenuhan hak tersebut.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data melalui data

peninggalan tertulis seperti arsip, dan termasuk buku-buku tentang

pendapat, teori, dan lain-lain yang berhubungan dengan penelitian.

Dalam penelitian ini dokumentasi penelitian didapat dari arsip-

arsip kasus illegal logging dan bentuk penyelesaiannya.

E. Teknis Analisis Data

Analisis data sebagai bagian dari isi penelitian, mendasarkan

analisisnya dari data yang disajikan.22

Menganalisis data merupakan suatu

langkah yang sangat kritis dalam penelitian.23

Dalam menganalisis data,

penulis menggunakan teknik analisis data versi Miles dan Huberman

sebagai berikut:24

. Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak,

untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci, untuk itu perlu

segera dilakukan analisis data melalui reduksi data yang berarti

merangkum dan memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan

22

Suratman dan Philips Dillah, Suratman dan Philips Dillah, Metode Penelitian Hukum,

(Bandung: Alfabeta, ), hal . 23

Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Pers, ), hal . 24

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:

Bumi Aksara, ), hal - .

Page 38: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

membuang yang tidak perlu.25

Reduksi data atau data reduction dapat

diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data merupakan suatu

bentuk analisis yang menajamkan menggolongkan,

mengkategorisasikan, mengarahkan, membuang data yang tidak perlu,

dan mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga akhirnya data

yang terkumpul dapat diverifikasi.

. Penyajian Data (Data Display)

Penyajian data atau data display adalah pendeskripsian

sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data dapat

juga berbentuk matriks, grafik, jaringan, dan bagan. Semuanya

dirancang guna menggabungkan informasi tersusun dalam bentuk yang

padu dan mudah dipahami.

. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)

Penarikan kesimpulan atau verifikasi merupakan kegiatan di akhir

penelitian kualitatif.Peneliti harus sampai pada kesimpulan dan

melakukan verifikasi, baik dari segi makna maupun kebenaran

25

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan

R&D), (Bandung: Alfabeta, ), hal .

Page 39: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

kesimpulan yang disepakati oleh subjek tempat penelitian itu

dilaksanakan.

F. Sistematika Penulisan

Guna mengetahui dan memahami isi dalam skripsi ini, maka perlu

diperhatikan sistematika penulisan dibawah ini:

Bab I Pendahuluan, dalam bab ini diuraikan tentang: latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, kerangka

konsep dan tinjauan pustaka.

Bab II Metode Penelitian, dalam bab ini diuraikan tentang: tempat dan

waktu penelitian, pendekatan penelitian, jenis data dan sumber data, metode

pengumpulan data, metode analisis data, sistematika penulisan dan jadwal

penelitian.

Bab III merupakan tinjauan umum tentang gambaran umum penelitian

dan lokasi penelitian mengenai penyelasain kasus illegal logging secara adat

di hutan adat guguk ditinjau dari hukum islam

Bab IV pembahasan dan hasil penelitian, mengenai penyelasaian

kasus illegal logging secara adat di hutan adat guguk ditinjau dari hukum

islam.

Bab V Penutup, pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari bab-bab

sebelumnya dan dari kesimpulan yang diperoleh tersebut penulis akan

memberikan saran sebagai refleksi bagi semua pihak baik yang terlibat

langsung maupun tidak langsung.

Page 40: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Historis Dan Geografis

. Historis Hutan Adat desa Guguk

Desa Guguk Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin

Provinsi Jambi merupakan salah satu desa tua yang dulunya dikenal

dengan pusat pemerintahan Marga Pembarap. Sampai tahun masih

kita jumpai bangunan kantor tempat Ninik Mamak sidang untuk

memutuskan perkara. Menurut tetua adat nenek moyang masyarakat

desa Guguk berasal dari Mataram dan Minangkabau. Pada waktu itu

pusat pemerintahan Marga Pembarap berada disisi selatan sungai

Merangin yaitu di Paligai Panjang. Disinilah berdiri gubuk-gubuk

tempat mereka menetap, Kemudian pemukiman berangsur pindah

kesebelah utara sungai Merangin yaitu dusun Guguk sekarang dan

Pemukiman yang lama Paligai Panjang tidak dihuni oleh warga lagi

sampai kini masih ada satu bangunan Tua yang masih kokoh yang

berdiri di dusun Paligai Panjang dan makam para leluhur nenek moyang

masyarakat Desa Guguk.26

Desa Guguk merupakan pusat pemerintahan Marga Pembarap,

Marga adalah bentuk pemerintahan kecil di Jambi saat itu, Undang-

26

gugukforest.blogspot.com Diakses pada tanggal Desember pada jam . wib

Page 41: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

Undang Nomor Tahun Tentang Pemerintahan Desa maka Marga

Pembarap dilebur menjadi Desa yaitu Desa Guguk, Desa Parit Ujung

Tanjung, Desa Baru Air Batu, dan Desa Merkeh. Pada Tahun -

dengan pemekaran kecamatan yang dulunya tergabung di dalam

kecamatan Sungai Manau Lama tahun - menjadi kecamatan

Renah Pembarap dengan desa yaitu desa Guguk, desa Simpang Parit,

desa Parit Ujung Tanjung, desa Air Batu, desa Marus Jaya, desa

Merkeh dan Desa Reamnah Medan.27

Secara Administrasi Desa Guguk berbatas dengan :

a. Sebelah Utara Berbatas dengan Desa Muara Bantan

b. Sebelah Selatan Berbatas dengan Desa Lubuk beringin dan exs.

HPH INJAPSIN

c. Sebelah Timur berbatas dengan Desa Marus Jaya dan Desa Baru

Air Batu

d. Sebelah Barat Berbatas dengan Desa Simpang Parit dan Desa Parit

Ujung Tanjung.

Hutan Adat desa Guguk berada di Bukit Tapanggang yang

dulunya Sebagian kawasan Hutan adat berada di areal Konsespi HPH.

INJAPSIN.CO. dengan menempuh perjalanan panjang dan berliku

berawal dari ide seorang tokoh masyarakat yaitu Datuk H. Abu Bakar

(almarhum) untuk memperjuangkan bahwa ini tanah adat kami katanya

nanti kita ambil kita punya bukti yaitu Piagam Lantak Sepadan dan Peta

27

Dokumen Piagam Kesepakatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Hutan Adat Guguk

Kecamatan Renah Pembarap Kabupatn Merangin.

Page 42: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

wilayah pada zaman penjajahan Belanda, maka HPH INJAPSIN. CO

mangakui bahwa mereka salah masuk kedalam wilayah adat desa

Guguk tanpa permisi sesuai dengan kata adat “Masuk Kandang

Kambing Mengembek dan masuk Kandang Kerbau menguek”. Dengan

persetujuan HPH INJAPSIN.Co dengan nomor Surat /Js/IX/

kawasan Hutan Adat ± Ha masuk kedalam Kawasan Hutan Adat

desa Guguk “Hutan Adat Bukit Tapanggang” dengan Luas Ha.

Setelah HPH. INJAPSIN. Co menyerahkan areal konsesinya

maka dengan gerak cepat pemerintahan desa, BPD dan Ketua Lembaga

adat serta kelompok pengelola mengajukan kepada Bupati Merangin

untuk mengukuhkan kawasan Hutan Adat Bukit Tapanggang. Karena

masih ada persoalan tapal batas dengan desa tetangga maka Bupati

Merangin Membentuk Tim Terpadu dengan surat Keputusan Nomor

Tahun tanggal Februari tentang penyelesaian tapal batas

antara desa Parit Ujung Tanjung dan desa Guguk dengan berita acara

yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak.

Dari hasil kesepakatan tersebut pada tanggal November

ditetapkanlah Kawasan Hutan Adat Bukit Tapanggang dengan luas

Ha sesuai dengan SK Bupati Merangin H. ROTANI YUTAKA, SH

Nomor Tahun dengan Upacara Adat.28

28

Dokumen Piagam kesepakatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Hutan Adat Guguk

Kecamatan Renah Pembarap Kabupatn Merangin.

Page 43: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

B. Visi dan Misi Pengelolaan Hutan Guguk

. Visi

“Terselenggaranya Pengelolaan Kawasan Hutan Adat Desa

Guguk yang Maju, Mandiri dan Bermartabat Menuju Desa Guguk

menjadi Desa Wiasata”

. Misi

Misi Kelompok Pengelola Hutan Adat Desa Guguk

a. Melaksanakan pengamanan kawasan secara terus menerus

b. Mewujudkan Lembaga Pengelolaan secara transparan

c. Mendorong peran serta masyarakat dalam mendukung kegiatan

Pengelolaan Hutan Adat Desa Guguk

d. Mewujudkan Fungsi kawasan Sebagai Tempat perlindungan Flora

Fauna

e. Melakukan kerjasama pihak terkait untuk mendukung

keberlangsungan pengelolaan kawasan Hutan Adat Desa Guguk.29

C. Maksud dan Tujuan Pengelolaan Hutan Guguk

. Maksud dibentuk Rencana kerja Kelompok Pengelola Hutan adat desa

Guguk adalah sebagai pedoman pengelolaan kawasan untuk periode

tahun yaitu periode s/d

. Tujuan disusun Rencana Kerja Kelompok Pengelola Hutan Adat adalah

untuk mewujudkan keberlangsungan fungsi kawasan Hutan agar Hutan

29

Program Kerja Kelompok Pengelola Hutan Adat Desa Guguk.

Page 44: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

Adat Desa Guguk untuk dikembangkan menjadi tempat penelitian,

wisata, dan cadangan kayu masa depan bagi masyarakat desa Guguk.

. Memberikan informasi kepada pihak-pihak yang terkait untuk

membantu masyarakat dalam mewujudkan pengelolaan kawasan Hutan

Adat Guguk agar lebih maju, mandiri serta bermartabat.

D. Dasar Pengelolaan Hutan Guguk

. Undang-Undang Nomor Tahun tentang Penataan Ruang

Pengelolaan dan kawasan budidaya ( Kawasan Hutan Lindung antara

lain Taman Nasional, swaka alam, taman hutan raya dan wisata alam ).

. Undang-Undang Nomor Tahun tentang Konservasi Sumber

Daya Alam Hayati dan ekosistemnya.

. Undang-Undang Nomor Tahun tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

. Undang-Undang Nomor Tahun tentang diakuinya masyarakat

adat, beserta kedaulatan ( politik, ekonomi, dan hokum ) atas

wilayahnya.

. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P. /Menhut-II/ tantang Tata

cara perizinan usaha pemamfaaatan penyerapan dan/atau penyimpanaan

karbon pada hutan produksi dan hutan lindung.

. Peraturan Daerah Kabupaten Merangin Nomor tahun , tentang

Pengurusan hutan dan retribusi Hasil Hutan.

Page 45: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

. Keputusan Bupati Merangin Nomor Tahun , tentang

Pengukuhan Kawasan Bukit Tapanggang sebagai hutan adat Desa

Guguk Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin.

. Keputusan Bersama Kepala Desa Guguk, BPD Desa Guguk, dan

Lembaga Adat Desa Guguk Nomor /KB/III/ , tentang Penetapan

Kelompok Pengelola Hutan Adat (KPHA) Desa Guguk periode -

.30

30

Program Kerja Kelompok Pengelola Hutan Adat Desa Guguk Masa Bakti – .

Page 46: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

E. Struktur Organisasi Pengelola Hutan Adat

Struktur Organisasi

Kelompok Pengelola Hutan Adat (Kpha)

Desa Guguk Kec.Renah Pembarap Kabupaten Merangin Periode -

PEMBAHASAN

M.RISAL BIKRI, S.Pd

SEKRETARIS

KEPALA DESA GUGUK

PELINDUNG

BPD DESA GUGUK

LEMBAGA ADAT DESA

GUGUK

KETUA KALDU MALINDAN

PENASEHAT

KETUA KALBU SANGARAHAN

KETUA KALBU MANGKA’I

SEKSI-SEKSI

SOFIAN HADI, S.Pd

KETUA

WAKIL KETUA

RAZALI, S.Pd

NUR ASIAH. AK, A,Ma

BENDAHARA

SAMSURI, S.Pd

WAKIL SEKRETARIS

BIDANG

PERLENGKAPA

N

KOORDINATOR

M.DONG

ANGGOTA

SAIDINA USMAN

RUNADI

HAMZAH

AL-FIRMAN

HIBRULLAH,S.Pd

MAHALLI SIDIKI

ISMAIL FAHMI

M.RIDO AGUSTI

KEPALA DUSUN GUGUK

PEMBINA

K. DUSUN PALIGAI PANJANG

K. DUSUN TALANG SEMBILAN

K. DUSUN SIMPANG GUGUK

W. KONSERVASI INDONESIA

PENDAMPING

PENYULUH KEHUTANAN

PENYULUH PERKEBUNAN

PENYULUH PERTANIAN

MAHMUDI

ZAHABUDDIN

IRAWAN

IWAN HERMAWAN

FAISOL

KOORDINATOR

BIDANG

PEMBIBITAN

Ismed Khuswen,S.Pd

ANGGOTA

ARIFIN

AJRULLAH

EDI KADAFI,S.Pd

FAJAR SIDDIK

ROMI JULIZA

MERI DIANA,S.Pd

KOORDINATOR

PENELITIAN

PENGEMBANGA

N

M. HAFIZ,A.Md

ANGGOTA

SOPYA RAHMAN,S.Pd

KHOLIK,S.Pd

SOBIRIN,S.Pd

ISNAINI

RIAN SUSETIA

LIGAC

FEBRUISMI,S.Pd

KOORDINATOR

BIDANG

PARIWISATA

Rizki Agus Setiadi,S.Pd

ANGGOTA

SURAIYAH,S.Pd

ROSMANI,S.Pd

ROMA JULIZA

MIFTAHUL HUSNA

ERMAYANTI

KOORDINATOR

BIDANG

PEMONDOKAN

Drs.M.AMIN

ANGGOTA

SUMARNO,S.Pd

RIDUAN.Z.

ZULPAINI,S.Pd

NAJAMUDIN

AMAR KADAFI

AGUS RUDI,S.Pd

KOORDINATOR

BIDANG

HUMAS

Drs.MUSLIM

ANGGOTA

ANSORI

ABDUL HADI

SYAFUAN HADI

YOHANER SURI

M.ZAKI

ARI AKBAR

RONI HENG

KOORDINATOR

KEAMANAN

DAN

PENGAWASAN

ZULKIFLI ABBAS

ANGGOTA

Page 47: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Proses Penyelesaian Kasus Illegal Logging Secara Adat Di Hutan

Guguk

Hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan

berisi sumber daya alam hayati yang didominasi dalam kelompok alam

lingkungannya, yang mana antara satu dengan yang lainnya tidak dapat

dipisahkan. Dalam kedudukannya sebagai salah satu penentu sistem

penyangga kehidupan, hutan telah memberikan manfaat yang besar bagi

umat manusia. Hutan mempunyai tiga fungsi pokok, yaitu:

. Hutan Lindung, yaitu kawasan hutan yang mempunyai fungsi

pokok sebagai pelindung kehidupan dan untuk tata air, mencegah

banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara

kesuburan tanah.

. Hutan Koservasi, yaitu kawasan hutan yang mempunyai fungsi

pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta

ekosistemnya.

. Hutan Produksi merupakan kawasan/areal hutan yang dipertahankan

sebagai kawasan hutan dan berfungsi untuk menghasilkan hasil hutan

bagi konsumsi masyarakat, industri dan ekspor atau dengan kata lain

Page 48: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

hutan produksi mempunyai fungsi pokok dalam memproduksi hasil

hutan.31

Secara umum fungsi hutan untuk kehidupan adalah sebagai bagian

dari cagar lapisan biosfer, hutan memiliki banyak fungsi yang sangat

bermanfaat bagi kehidupan makhluk di muka bumi. Bukan hanya manusia,

hewan dan tumbuhan pun sangat memerlukan hutan untuk kelangsungan

hidupnya. Ketiga hutan di atas dilindungi oleh pemerintah. Dalam buku

perlindungan dan pengamanan hutan yang ditulis oleh Mappotoba Sila

menjelaskan bahwa Perlindungan hutan merupakan usaha, kegiatan, dan

tindakan untuk mencegah dan membatasi kerusakan-kerusakan hutan

dan hasil hutan yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak,

kebakaran, daya-daya alam, hama dan penyakit, serta untuk

mempertahankan dan menjaga hak-hak negara atas hutan dan hasil hutan.

Dalam halaman yang lain Beliau juga memaparkan bahwa yang

dimaksud dengan hasil hutan yaitu hasil-hasil yang diperoleh dari hutan

seperti yang diuraikan di bawah ini:

. Hasil nabati seperti perkakas, kayu industri, kayu bakar, bamboo,

rotan, rumput-rumputan, dan lain-lain bagian dari tumbuh-tumbuhan

atau yang dihasilkan oleh tumbuhan yang berada di dalam hutan,

termasuk hasil berupa minyak.

. Hasil hewan seperti satwa buruan dan lain-lain serta bagian-

bagiannya atau yang dihasilkannya.

31

Peraturan Pemerintah RI No. tahun tentang Tata Hutan dan Penyusunan

Rencana Pengelolaan Hutan, Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan Hutan Pasal ayat

( )

Page 49: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

Pentingnya perlindungan atau konservasi sebagaimana dijelaskan

dalam dalam buku Fachruddin Majeri Mangunjaya memang sudah lama

disadari karena perubahan musim di Indonesia yang kerap kali ekstrem.

Terkadang diikuti oleh kebakaran hutan yang menyebabkan masalah

lingkungan hingga ke negara tetangga. Pembukaan lahan hutan yang

dilakukan dengan cara membakar mengakibatkan masalah lingkungan

yang tidak dapat dikendalikan. Asap dan sisa pembakaran yang

ditimbulkan juga merugikan kesehatan, sehingga banyak masyarakat

yang menderita gangguan saluran pernafasan (ISPA). Kerugian dalam

bidang pariwisata dan transportasi juga ikut terganggu akibat asap

kebakaran hutan.

Memburuknya kondisi lingkungan ini menurut pendapat beliau

merupakan akibat dari perbuatan manusia sendiri yang tidak lagi

bersahabat dengan alam, padahal kita mengetahui, bahwa keberadaan

hutan sangatlah penting bagi kehidupan di dunia ini di antaranya

sebagai paru-paru dunia, mengendalikan bencana alam, rumah bagi flora

fauna, dan masih banyak lagi. Hutan alam yang tadinya berfungsi sebagai

pelindung telah berubah menjadi perkampungan dan tempat tinggal.

Sementara itu di hutan-hutan Indonesia masih berlangsungnya

pembalakan liar (Illegal Logging) dan pembakaran hutan yang

Page 50: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

kemudian lebih memperburuk kondisi alam Indonesia karena kawasan-

kawasan alami telah turut dicuri kayunya dan diperdagangkan.32

Hal ini juga terjadi di kawasan hutan Adat yang berada di Desa Guguk

Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin. Pada bulan Januari

sampai Maret di tahun , kawasan hutan adat Guguk dirambah oleh

sekelompok masyarakat luar daerah Desa Guguk yaitu masyarakat Desa

Muara Siau.33

Kasus serupa juga terjadi diawal tahun tepatnya pada

bulan Februari sampai Maret, hutan adat Guguk menjadi sasaran pihak-

pihak yang tidak bertanggung jawab. Mereka menebang kayu, mengambil

kayu, serta membuka lahan perkebunan yang mana lahan tersebut masuk

dalam kawasan hutan Guguk.34

Dalam proses penyelesaian kasus ini pihak pengelola hutan Adat

Guguk masih menggunakan proses yang tradisional, yaitu menggunakan

proses adat yang telah turun temurun dipakai masyarakat setempat apabila

terjadi Illegal Logging. Dalam Piagam Kesepakatan Pemeliharaan dan

Pengelolaan Hutan Adat Guguk Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten

Merangin dijelaskan bahwa apabila terdapat sekelompok masyarakat atau

oknum masyarakat baik dari Desa setempat maupun Masyarakat luar Desa

32

Fachrudin Majeri Mangunjaya, Ekopesantre: Bagaimana Merancang Pesantren Ramah

Lingkungan, (DKI Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, ) hal . 33

Wawancara dengan Sopian Hadi, Ketua Pengelola Hutan Adat Desa Guguk, Maret

. 34

Wawancara dengan Sopian Hadi, Ketua Pengelola Hutan Adat Desa Guguk, Maret

.

Page 51: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

yang melakukan pelanggaran atas ketentuan hutan adat akan dikenakan

sanksi berupa:35

. Barangsiapa yang melakukan penebangan liar dengan maksud untuk

menjual kayu hasil tebangan tersebut di dalam kawasan hutan Adat,

dikenakan sanksi menurut hukum adat dengan satu ekor kerbau, beras

gantang36

, kelapa buah, serta selemak semaninya37

, atau denda

Rp. . . ,- dan kayu serta alat penebangan disita untuk Desa.

. Barangsiapa yang menebang hutan Adat untuk membuat humo atau

kebun dikenakan sanksi menurut hukum adat satu ekor kerbau, beras

gantang, kelapa buah, serta selemak semanisnya atau denda

Rp. . . ,-.

. Barangsiapa mengambil hasil hutan Adat tanpa izin dikenakan sanksi

denda setinggi tingginya satu ekor kambing, gantang beras, buah

kelapa, dan selemak semanisnya.

. Barangsiapa yang mengambil buah-buahan dengan menebang dan

merusak pohonnya dikenakan sanksi satu ekor kambing, gantang

beras dan selemak semanisnya.

. Apabila ketentuan sanksi tidak dilaksanakan maka pelaku pelanggaran

akan diajukan ke hukum Negara oleh Kepala Desa, BPD dan Lembaga

Adat setelah mendapat laporan masukan dari Kelompok Pengelola

Hutan Adat.

35

Dokumen Piagam Kesepakatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Hutan Adat Guguk

Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin. 36

Gantang adalah satuan isi atau ukuran dalam beras. gantang sama dengan Kg. 37

Page 52: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

Terdapat juga mengenai Ketentuan Tambahan bagi yang melakukan

pelanggaran atas ketentuan hutan adat akan dikenakan sanksi berupa:38

. Dalam membuat keputusan terhadap pelanggaran dan perubahan

terhadap Piagam kesepakatan ini dilakukan melalui musyawarah tingkat

Desa.

. Pembagian hasil denda dan hasil dari izin pemanfaatan hutan Adat

dengan ketentuan untuk kas Desa, untuk kas Kelompok

Pengelola Hutan Adat, untuk Kas Kalbu, dan untuk Kas

Karang Taruna.

Pada kasus ini sanksi yang dikenakan terhadap pelaku penebangan liar

terdapat pada poin yaitu “Barangsiapa yang melakukan penebangan liar

dengan maksud untuk menjual kayu hasil tebangan tersebut di dalam

kawasan hutan Adat, dikenakan sanksi menurut hukum adat dengan satu

ekor kerbau, beras gantang, kelapa buah, serta selemak semanisnya,

atau denda Rp. . . ,- dan kayu serta alat penebangan disita untuk

Desa.

Pada penyelesaian kasusnya di lapangan pihak pengelola hutan adat

menyita barang atau alat yang digunakan pelaku dalam proses penebangan

liar serta memerintahkan utusan atau Ninik Mamak dari pihak pelaku untuk

datang dengan tujuan bermusyawarah dalam menyelesaikan kasus ini. Pihak

pengelola memberikan jangka waktu kepada pelaku untuk mendatangkan

utusan atau Ninik Mamak selama minggu. Apabila pelaku tidak

38

Dokumen Piagam Kesepakatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Hutan Adat Guguk

Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin.

Page 53: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

mengindahkan perintah tersebut maka pihak pengelola Hutan Adat Desa

Guguk akan menyerahkan kasus ini pada pihak yang berwajib.

Pada musyawarah antara Ninik Mamak pihak pelaku dan Ninik

Mamak pihak Desa Guguk terjadi negosiasi jumlah denda adat dari

Rp. . . ,- menjadi Rp. . . ,-, hal ini disebabkan karena luas

kawasan Hutan Adat Guguk yang dirambah oleh pelaku tidak begitu luas

yaitu seluas hektar dan kayu yang diambil juga tidak terlalu banyak.

Setelah ditentukannya sanksi atau denda yang harus dibayar oleh

pelaku maka denda uang Rp. . . ,- tersebut diserahkan kepada Ketua

pengelola Hutan Adat Guguk untuk membagikan sesuai dengan bagian

masing-masing yang tercantum dalam Piagam Kesepakatan. Untuk denda

ekor kerbau, gantang beras, buah kelapa, dan selemak semanisnya

dikelola oleh masyarakat Desa Guguk dengan cara diolah menjadi masakan

dan disantap bersama oleh masyarakat Desa Guguk dan pihak pelaku

penebangan liar atau Illegal Logging.

Tujuan diadakannya makan bersama tersebut agar semua kalangan

masyarakat dapat merasakan hasil perjuangan mereka dalam melindungi

hutan dari sekelompok orang yang ingin merusak dan memanfaatkan hasil

hutan demi kepentingan mereka.39

39

Dokumen Piagam Kesepakatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Hutan Adat Guguk

Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin.

Page 54: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

B. Pandangan Hukum Islam Mengenai Proses Penyelesaian Kasus Illegal

Logging yang Dikenakan Sanksi Secara Adat di Hutan Adat Desa

Guguk

Tujuan hukum Islam pada umumnya adalah menegakkan keadilan

berdasarkan kemauan Pencipta manusia sehingga terwujudnya ketertiban

dan ketentraman masyarakat40

. Oleh karena itu, putusan hakim harus

mengandung rasa keadilan agar dipatuhi oleh masyarakat. Masyarakat yang

patuh terhadap hukum berarti mencintai keadilan. Hal ini, berdasarkan

hukum yang bersumber dari Al-Qur’an surah An-Nisa ayat

موك فيماشجربينهم ثم لايجدوافى أنف فلاوربك لايؤ سهم منون حتى يحك

اقضيت ويسلمواتسليما م حرجام

Artinya: Maka demi Tuhanmu, mereka pada hakikatnya tidak beriman

hingga mereka menjadikan kamu hakim dalam perkara yang

mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa keberatan

dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan

mereka menerima dengan sepenuhnya.41

Dalil hukum dari ayat Al-Qur’an di atas, dapat diketahui dan dipahami

bahwa Allah menjelaskan walaupun ada orang-orang yang mengaku

beriman, tetapi pada hakikatnya tidaklah beriman selama mereka tidak mau

mematuhi putusan hakim yang adil, seperti putusan Nabi Muhammad SAW.

40

Asmawi, Perbandingan Ushul Fiqh, (Jakarta: Amzah, Tahun ), hal

41

Ibid., hal

Page 55: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

sebagai Rasul yang pernah menetapkan penyelesaian perselisihan di antara

umatnya42

.

Dalam hukum Islam terdapat pembagian jarimah, yaitu jarimah

Hudud, jarimah Qisas dan jarimah Ta’zir. Penulis menganalisa bahwa

hukum adat termasuk dalam jarimah ta’zir yang mana dalam penyelesain

hukumnya diselesaikan oleh penguasa atau hakim.

Hukum adat adalah hukum yang tidak tertulis yang hidup dan

berkembang dalam masyarakat. Menurut hukum adat untuk menentukan

salah atau benar sesuatu perbuatan diteliti (disimak) dari ungkapan-

ungkapan dalam pepatah dan petitih serta seloko adat yang ada kaitannya

dengan kejadian tersebut.43

. Terpijak benang arang, hitam kapak. Tesuruk digunung kapur, putih

tengkuk.

. Sia-sia negeri alah. Tateko hutang tumbuh.

Ungkapan-ungkapan demikian menjadi pedoman dalam hukum adat

yang bersendi syarak dan syarak bersendi kitabullah. Hukum syarak adalah

hukum yang berdasarkan pada Al-Qur’an dan Hadits dan hukum adat

berdasarkan pada pepatah petitih serta selokonya.

Berdasarkan hukum Islam, praktik adat masyarakat Desa Guguk

termasuk ke dalam dalil ‘Urf. Praktik adat ini tidak ditemukan dalam empat

dalil syara’ yaitu Al-Qur’an, Sunnah, Ijma’ dan Qiyas. Amir Syarifuddin

lebih memasukkan ‘urf ke dalam jenis metode ijtihad. Hal ini ia kutip

42 Ibid., hal 43

Lembaga Adat Provinsi Jambi dan Pemerintah Daerah Tingkat I Jambi, Buku Pedoman

Adat Jambi, (Jambi: tnp., ), hal .

Page 56: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

berdasarkan pernyataan dari Imam Al-Ghazali mengenai metode ijtiihad itu

adalah “apa yang dikira dalil, namun tidak teramasuk dalam dalil”.44

‘Urf (kebiasaan masyarakat) adalah sesuatu yang berulang-berulang

dilakukan oleh masyarakat daerah tertentu, dan terus menerus dijalani oleh

mereka, baik hal demikian terjadi sepanjang masa atau pada masa tertentu

saja. Kata “sesuatu” mencakup sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk,

mencakup pula hal yang bersifat perkataan (qauliy) dan hal yang bersifat

perbuatan (fi’liy). Ungkapan “masyarakat” mengekslusi (menyingkirkan)

kebiasaan individual dan kebiasaan individual dan kebiasaan sekelompok

kecil orang. Ungkapan “daerah tertentu” menunjuk kepada ‘urf ‘amm.

Contohnya ialah:

. Mudarabah, yang menjadi ‘urf masyarakat Baghdad

. Qirad, yang menjadi ‘urf masyarakat Hijaz

. Bai’u al-salam, yang menjadi ‘urf masyarakat Hijaz

. Bai’u al-Istina’, yang menjadi ‘urf masyarakat Hijaz.45

‘Urf “ditinjau dari keabsahannya terbagi menjadi dua bagian, yaitu:

. ‘Urf Shahih (‘Urf yang Absah)

Yaitu adat kebiasaan masyarakat yang sesuai dan tidak

bertentangan dengan aturan-aturan hukum Islam. Dengan kata lain, ‘urf

yang tidak mengubah ketentuan yang haram menjadi halal, atau

sebaliknya, mengubah ketentuan yang halal menjadi yang haram.

Misalnya, kebiasaan yang terdapat dalam suatu masyarakat, hadiah

44 Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh , (Jakarta: Kencana, ), hal . 45

Asmawi, Perbandingan Ushul Fiqh, Jakarta, Amzah, Tahun , hal .

Page 57: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

(hantaran) yang diberikan kepada pihak wanita ketika peminangan,

tidak dikembalikan kepada pihak laki-laki, jika peminangan dibatalkan

oleh pihak oleh laki-laki. Sebaliknya, jika yang membatalkan

peminangan adalah pihak wanita, maka “hantaran” yang diberikan

kepada wanita yang dipinang dikembalikan dua kali lipat jumlahnya

kepada pihak laki-laki yang meminang. Demikian juga, dalam jual beli

dengan cara pemesanan (inden), pihak pemesan memberi uang muka

atau panjar atas barang yang dipesannya.

. ‘Urf Fasidh (‘Urf yang Salah)

Yaitu adat kebiasaan masyarakat yang bertentangan dengan

ketentuan dan dalil Syara’. Sebalik dari ‘Urf Shahih, maka adat

kebiasaan yang salah adalah yang mengahalalkan hal-hal yang haram,

atau menharamkan yang halal. Misalnya, kebiasaan berciuman antara

laki-laki dan perempuan yang bukan mahram dalam acara pertemuan-

pertemuan pesta. Demikian juga, adat masyarakat yang mengharamkan

perkawinan antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram, hanya

karena keduanya berasal dari satu komunitas adat yang sama (pada

masyarakat adat Riau tertentu), atau hanya karena keduanya semarga

(pada masyarakat adat Tapanuli, Sumatera Utara). Sejalan dengan

perkembangan zaman dan semakin membaiknya pemahaman terhadap

hukum Islam pada kedua komunitas masyarakat tersebut, secara

berangsur-angsur adat kebiasaan tersebut telah mereka tinggalkan.

Page 58: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

Para Ulama sepakat, bahwa ‘Urf Fasidh tidak dapat menjadi landasan

hukum, karena kebiasaan tersebut batal demi hukum. Oleh karena itu, dalam

rangka meningkatkan pemasyarakatan dan pengamalan hukum Islam pada

masyarakat, sebaiknya dilakukan dengan cara yang ma’ruf, diupayakan

mengubah adat kebiasaan yang bertentangan dengan ketentuan ajaran Islam

tersebut, dan menggantikannya dengan adat kebiasaan yang sesuai dengan

syariat Islam.46

Kedudukan ‘Urf sebagai Dalil Syara’ pada dasarnya, semua Ulama

menyepakati kedudukan ‘Urf sebagai salah satu dalil Syara’. Akan tetapi, di

antara mereka terdapat perbedaan pendapat dari segi intensitas

penggunaannya sebagai dalil. Dalam hal ini, ulama Hanafiyah dan

Malikiyah adalah yang paling banyak menggunakan ‘Urf sebafai dalil,

dibandingkan dengan Ulama Syafi’i fan Hanabilah.

Adapun kehujjahan ‘Urf sebagai dali syara’, didasarkan atas argumen-

argumen berikut ini.

. Firman Allah dalam surah Al-A’raf ( ):

خذالعفووامربالعرف واعرض عن الجهلين

Artinya: Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang

ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang

bodoh.47

46

Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh, (Jakarta: Amzah ), hal - .

47

Ibid., hal

Page 59: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

Melalui ayat ini Allah memerintakan kaum muslimin untuk

mengerjakan yang ma’ruf. Sedangkan yang disebut sebagai ma’ruf itu

sendiri ialah, yang dinilai oleh kaum muslimin sebagai kebaikan,

dikerjakan berulang-berulang, dan ridak bertentangan dengan watak

manusia yang benar, dan yang dibimbing oleh prinsip-prinsip umum

ajaran Islam.

. Ucapan sahabat Rasulullah SAW, Abdullah bin Mas’ud :

حسن ومارآه الم سيء فماراهالمسلمون حسنافهوعندالله سلمون سيءفهوعندالله

Artinya: “Sesuatu yang dinilai baik oleh kaum muslimin adalah baik di

sisi Allah, dan sesuatu yang mereka nilai buruk maka ia buruk

di sisi Allah”.48

Ungkapan Abdullah bin Mas’ud r.a di atas baik dari segi redaksi

maupun maksudnya menunjukkan bahwa kebiasaan-kebiasaan baik

yang berlaku dalam masyarakat muslim yang sejalan dengan tuntunan

umum syariat Islam, adalah juga sesuatu yang baik di sisi Allah.

Sebaliknya hal-hal yang bertentangan dengan kebiasaan yang dinilai

baik oleh masyarakat, akan melahirkan kesulitan dan kesempitan dalam

kehidupan sehari-hari padahal dalam pada itu, Allah SWT berfirman

pada surah Al-Maidah ( ):

ن حرج ولكن يريدليطهركم وليتم نعمته,عليكم لعل ك م ليجعل عليكم م م ايريدالله

كرون تش

48

Ibid., hal .

Page 60: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

Artinya:"Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak

membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya

bagimu, supaya kamu bersyukur.

Berdasarkan dalil-dalil kehujjahan ‘urf di atas sebagai dalil

hukum, maka ulama, terutama ulama Hanafiyyah dan Malikiyyah

merumuskan kaidah hukum yang berkaitan dengan al-‘urf, antara lain,

berbunyi:49

مة العدةمحك

Adat kebiasaan dapat menjadi hukum

الث ابت بالعرف ثابت بدليل شرعي

Yang berlaku berdasarkan ‘urf, (seperti)berlaku berdasarkan dalil

syara’.

اولاضابط له فيه ولافي اللغة يرجع فيه الى العرف كل ماوردبه الش رع مطلق

Semua keentuan syara’ yang bersifat mutlak, dan tidak ada pembatasan

di dalamnya, bahkan juga tidak ada pembatasan dari segi kebahasaan,

maka pemberlakuannya dirujukkan kepada ‘urf.

‘Adah adalah perkara yang berulang-ulang dan terus menerus terjadi,

yang bukan merupakan hubungan yang rasional. Ungkapan “perkara yang

berulang-ulang dan terus menerus terjadi” menunjuk kepada segenap kadar

cakupannya, yakni baik yang bersifat kolektif maupun individual, baik yang

bersifat perkataan maupun perbuatan, baik yang besifat positif-konstruktif

maupun yang bersifat negatif-destruktif. Ungkapan “yang bukan merupakan

49 Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh, (Jakarta: Amzah ), hlm. - .

Page 61: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

hubungan yang rasional” mengeklusi/menyingkirkan perihal yang

merupakan hubungan rasional, seperti hukum kausalitas, hukum gravitasi

dan hukum perubahan energi.

Para Ulama mazhab fiqh, pada dasarnya bersepakat untuk menjadikan

‘urf secara global sebagai dalil hukum Islam (hujjah syar’iyyah). Perbedaan

pendapat diantaranya mereka terjadi mengenai limitasi dan lingkup aplikasi

dari ‘urf itu sendiri. Dalam kasus ini, perlu dikemukakan hal-hal sebagai

berikut:

. Perihal kebiasaan (custom) masyarakat Arab terdahulu yang kemudian

dikonfirmasi secara positif oleh syariat sehingga ia menjadi hukum

syara’. Mengenai hal ini, para ulama bersepakat bahwa kebiasaan

tersebut mengikat secara syar’iy segenap muslim. Kebiasaan semacam

ini tetap kukuh dan valid, tidak berubah sebagaimana berubahnya

waktu dan tempat.

. Perihal kebiasaan (custom) masyarakat Arab terdahulu yang kemudian

dinegasikan secara eksplisit oleh syari’at sehingga ia menjadi haram

hukumnya. Mengenai hal ini, para ulama bersepakat bahwa kebiasaan

semacam ini harus dijauhkan oleh segenap kaum muslim, inilah yang

disebut ‘urf fasid.50

Aplikasi dari kaidah ‘urf yang terakhir di atas, misalnya: syara’ tidak

memberi batasan pengertian yang disebut al-hirz (barang yang terpelihara),

berkaitan dengan situasi barang yang dicuri, sehingga hukuman potong

50

Asmawi, Perbandingan Ushul Fiqh, Jakarta, Amzah, Tahun , hal - .

Page 62: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

tangan dapat dijatuhkan terhadap pencuri. Oleh karena itu, untuk

menentukan batasan pengertiannya diserahkan kepada ketentuan ‘urf.

Demikian juga tentang lamanya masa tenggang waktu maksimum tanah

yang ditelantarkan oleh pemilik tanah pertama, untuk bolehnya orang lain

menggarap tanah tersebut (ihya’ al-mawat), ditentukan oleh ‘urf yang

berlaku dalam masyarakat.

Contoh penggunaan ‘urf lainnya sebagai pedoman ialah, tentang usia

wanita yang haid, usia mimpi dewasa (ihtilam), masa haid, nifas dan suci,

ditinjau dari masa minimal dan maksimalnya, ukuran yang dipandang

membatalkan shalat, tentang ukuran sedikitnya najis yang dimaafkan,

tentang batasan-batasan waktu, tentang tenggang waktu dalam hal berurutan

(al-muwalah) ketika berwudhu dan ijab-kabul, tentang tenggang waktu

pengembalian barang yang telah dibeli karena cacat, tentang bolehnya

memungut buah-buahan milik orang lain yang jatuh (gugur), dan tentang

ukuran berat dan sukatan, yang semuanya itu belum dikenal pada masa

Rasulullah SAW. Semuanya itu, menurut pendapat yang terkuat,

berpedoman kepada adat yang yang berlaku pada suatu tempat.

Sebelumnya telah dijelaskan, bahwa al-‘urf ada yang berlaku secara

umum (al-‘urf al-‘amm) dan ada pula yang berlaku khusus (‘urf al-khashsh)

dalam komunitas tertentu saja. Demikian pula, ada al-‘urf al-‘urf shahih

(‘urf yang benar) dan ada pula ‘urf al-fasid (‘urf yang salah). Dalam kaitan

ini perlu ditegaskan, bahwa ‘urf yang disepakati seluruh ulama

keberlakuannya adalah ‘urf al-shahih al-‘amm al-mutharid (‘urf yang benar,

Page 63: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

berlaku umum (sejak masa sahabat dan seterusnya) dan bersifat konstan),

tidak bertentangan dengan nash syara’ yang bersifat qath’i, dan tidak pula

bertentangan dengan kaidah-kaidah syara’ yang bersifat prinsip. Apabila

suatu ‘urf memenuhi kriteria-kriteria tersebut, maka, menurut ulama

Hanafiyyah, ‘urf tersebut bukan saja dapat menjadi dalil syara’, tetapi juga

dapat mengenyampingkan hukum yang didasarkan atas qiyas dan dapat pula

men-takhshish dalil syara’ lainnya.

Adapun ‘urf yang bersifat khusus, maka ia hanya dapat

mengenyampingkan pendapat-pendapat mazhab yang didasarkan atas hasil

ijtihad terhadap nashsh yang zhanni saja. Dengan demikian, berbeda dengan

al-‘urf al-‘amm yang berlaku bagi semua masyarakat secara umum dan

dapat mengenyampingkan qiyas dan dalil syara’, maka al-‘urf al-khashsh,

selain hanya berlaku pada suatu komunitas tertentu, ia juga tidak dapat

mengenyempingkan nashsh syara’ dan ketentuan qiyas, serta tidak pula

dapat menjadi pen-takhshish terhadap atsar (yang berlaku di kalangan

sahabat). Sementara itu, sebagaimana telah disebutkan, al-‘urf al-fasid (‘urf

yang salah) sama sekali tidak diakui keberadaannya dalam hukum dan mesti

ditolak.51

Jadi berdasarkan penjelasan di atas, praktik hukum adat yang

diterapkan pada masyarakat desa Guguk termasuk ke dalam ‘urf shahih .

‘urf shahih menurut hukum islam adalah adat kebiasaan masyarakat yang

sesuai dan tidak bertentangan dengan aturan-aturan hukum Islam. Dengan

51

Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh, (Jakarta: Amzah ), hlm. - .

Page 64: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

kata lain, ‘urf yang tidak mengubah ketentuan yang haram menjadi halal,

atau sebaliknya, mengubah ketentuan yang halal menjadi yang haram.

Dalam hal ini, penulis memberikan kesimpulan bahwa dalil yang

menegaskan praktik hukum adat masyarakat desa Guguk adalah ungkapan

sahabat Rasulullah SAW yaitu Abdullah bn Mas’ud

سيء حسن ومارآه المسلمون سيءفهوعندالله فماراهالمسلمون حسنافهوعندالله

“Sesuatu yang dinilai baik oleh kaum muslimin adalah baik di sisi Allah,

dan sesuatu yang mereka nilai buruk maka ia buruk di sisi Allah”.

Alasan penulis memberikan pernyataan demikian karena bisa dilihat

dari pengertian ‘Urf Shahih adalah hukum adat yang berlaku di suatu tempat

dan tidak bertentangan dengan agama atau syara’. Para ulama sepakat yakni

ulama Malikiyyah, ulama hanafiyyah dan Imam Syafi’i bahwa ‘Urf yang

bisa dijadikan dasar hujjah adalah ‘Urf Shahih selama tidak bertentangan

dengan syara’. Namun dalam hal ‘Urf Fasid, maka tidak menjadikan

sebagai dasar hujjah.

Page 65: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan analisis yang telah dipaparkan pada bab-bab

sebelumnya tentang “Penyelesain Kasus Illegal Logging Secara Adat Di

Hutan Guguk Ditinjau Dari Hukum Islam”, maka penulis mengambil

kesimpulan dari pembahasan atau hasil dari penelitian sebagai berikut:

. Proses penyelesaian kasus ini pihak pengelola hutan Adat Guguk masih

menggunakan proses yang tradisional, yaitu menggunakan proses adat

yang telah turun temurun dipakai masyarakat setempat apabila terjadi

Illegal Logging. Pada kasus ini sanksi yang dikenakan terhadap pelaku

penebangan liar berupa satu ekor kerbau, beras gantang, kelapa

buah, serta selemak semanisnya, atau denda Rp. . . ,- dikelola

oleh masyarakat Desa Guguk dengan cara diolah menjadi masakan dan

disantap bersama oleh masyarakat Desa Guguk dan pihak pelaku

penebangan liar atau Illegal Logging dan kayu serta alat penebangan

disita untuk Desa.

. Praktik hukum adat yang diterapkan pada masyarakat desa Guguk

termasuk ke dalam ‘urf shahih . ‘urf shahih menurut hukum islam adalah

adat kebiasaan masyarakat yang sesuai dan tidak bertentangan dengan

aturan-aturan hukum Islam. Dengan kata lain, ‘urf yang tidak mengubah

ketentuan yang haram menjadi halal, atau sebaliknya, mengubah

Page 66: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

ketentuan yang halal menjadi yang haram. Dalam hal ini, penulis

memberikan kesimpulan bahwa dalil yang menegaskan praktik hukum

adat masyarakat desa Guguk adalah ungkapan sahabat Rasulullah SAW

yaitu Abdullah bn Mas’ud

حسن ومارآه المسلمون سيءفهو سيء فماراهالمسلمون حسنافهوعندالله عندالله

“sesuatu yang dinilai baik oleh kaum muslimin adalah baik di sisi

Allah, dan sesuatu yang mereka nilai buruk maka ia buruk di sisi

Allah”.52

Alasan penulis memberikan pernyataan demikian karena bisa

dilihat dari pengertian ‘Urf Shahih adalah hukum adat yang berlaku di

suatu tempat dan tidak bertentangan dengan agama atau syara’. Para

ulama sepakat yakni ulama Malikiyyah, ulama hanafiyyah dan Imam

Syafi’i bahwa ‘Urf yang bisa dijadikan dasar hujjah adalah ‘Urf Shahih

selama tidak bertentangan dengan syara’. Namun dalam hal ‘Urf Fasid,

maka tidak menjadikan sebagai dasar hujjah.

B. Saran

Berdasarkan permasalahan dalam penelitian ini, maka perkenankanlah

untuk memberikan saran-saran yang penting untuk diperhatikan sebagai

berikut:

52

Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh, (Jakarta: Amzah ), hal - .

Page 67: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

. Mengigat ‘urf sangat penting untuk dikembangkan, maka kepada

masyarakat Islam umumnya disarankan untuk dapat mempelajari dan

sekaligus mengamalkan sesuai dengan ketentuan syariat Islam.

. Kepada para tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat hendaknya

mampu memberikan penyuluhan dan pemahaman tentang hukum adat

yang tidak menyalahi aturan hukum Islam atau syara’.

C. Kata Penutup

Ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya untuk Allah, Tuhan

seru sekalian alam, yang telah senantiasa melimpahkan nikmat, rahmat, dan

karunia-Nya kepada penulis dan kita semua, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir karya ilmiah ini yang berbentuk skripsi sebagai

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (SI) pada

prodi hukum pidana islam. Sholawat serta Salam semoga dilimpahkan

kepada nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan kita para

pengikut sunnah nya sampai akhir zaman.

Setelah sekian lama penulis berusaha menyelesaikan skripsi ini

dengan semaksimal mungkin, mengeluarkan tenaga dan pikiran yang

dikemukakan dalam tugas akhir ini. Meskipun demikian penulis menyadari

dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan dan

jauh dari kesempurnaan, karena penulis menyadari masih kurang

pengetahuan mengenai masalah ini serta keterbatasan kadar dan

kemampuan dan kelemahan penulis.

Page 68: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

Maka dari itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya jika pada

penulisan, penjelasan, pemahaman, serta dalam analisi data yang diperoleh

penulis dan sebagainya terdapat kekeliruan dan kekhilafan yang tidak sesuai

dengan pembaca. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik

yang sifatnya membangun dari pembaca guna menyempurnakan

pembahasan skripsi ini dimasa yang akan datang.

Semoga karya yang sederhana ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca, menjadi amal ibadah bagi penulis, serta menjadi bahan tambahan

rujukan hazanah keilmuan untuk penelitian di masa yang akan datang.

Kepada Allah saya mohon ampun. Ihdinash-shirothol-mustaqim. Aamiin

Page 69: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur/Buku dan Kitab

Abd. Rahman Dahlan, Ushul Fiqh, Jakarta: Amzah, .

Abu Abdullah Muhammad, Shahih Bukhari, terj, Nur Cholis, Jakarta:

Shahih, .

Ahsin Sakho Muhammad dkk, Fiqh Lingkungan, Fiqh al-bi’ah.

Aji Prasetyo pujiyono dkk, Penegakan Hukum Tindak Pidana

Pembalakan Hutan di Wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur,

Volume , Nomor , .

Amir Mu’allim, Adat Kebiasaan dan Kedudukannya Dalam

Perkembangan Hukum Islam di Indonesia, .

Amir Syaifuddin, Ushul Fiqh , Jakarta: Kencana .

Asmawi, Perbandingan Ushul Fiqh, Jakarta: Amzah, .

Aziz Syamsudin, Tindak Pidana Khusus, Jakarta: Sinar Grafika, .

Fachrudin Majeri Mangunjaya, Ekopesantre: Bagaimana Merancang

Pesantren Ramah Lingkungan, DKI Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Indonesia, .

Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara,

.

Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, serta

Disertasi, Bandung: Alfabeta, .

Laksanto Utomo, Hukum Adat, Jakarta: Rajagrafindo Persada, .

Page 70: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

Lembaga Adat Provinsi Jambi dan Pemerintah Daerah TinLembaga Adat

Provinsi Jambi dan Pemerintah Daerah Tinggkat I Jambi, Buku

Pedoman Adat Jambi, Jambi: tnp, .

M. Quraish Shiihab, Tafsir Al-Mishbah, Volume , Jakarta: Lentera Hati,

.

Muhammad Imarah, Islam dan Keamanan Sosial, terj, Abdul Hayyie Al-

Kattani, Jakarta: Gema Insani Press, .

Nasution, Metode Redearch (Penelitian Ilmiah), Jakarta: Bumi Aksara,

.

Piagam Kesepakatan Pemeliharaan dan Pengelolaan Hutan Adat Guguk

Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin.

Program Kerja Kelompok Pengelola Hutan Adat Desa Guguk.

Salim, Dasar-dasar Hukum Kehutanan, Edisi Revisi, Jakarta: Sinar

Grafika, .

Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi: Edisi Revisi, Jambi: Syariah

Pres, .

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Alfabeta, .

Sulaiman Abdullah, Sumber Hukum Islam, Jakarta: Sinar Grafika, .

Sumadi Suryabrata, Metode Penelitian, Jakarta: Rajawali Pers, .

Suratman dkk, Metode Penelitian Hukum, Bandung: Alfabeta, .

Wahbah Al-Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu: Jilid , terj, Abdul

Hayyie Al-Kattani, dkk, Depok: Gema Insani, .

Page 71: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

Warkum Sumitro, Hukum Islam di Tengah Dinamika Politik di

Indonesia, Jatim.

B. Skripsi, Jurnal dan Peraturan Perundang-undangan

Randy H. Salim, “Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Illegal

Logging Di Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah”, Skripsi

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin Makassar,

.

Ruknizar, “Bentuk-Bentuk Perlindungan Hutan Dalam Hukum Islam

Dan Hukum Positif”, Skripsi Mahasiswa Fakultas Syari’ah Dan

Hukum Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam - Banda

Aceh .

Ryfina Natalia Woy, “Kewenangan Pemerintah Daerah Dalam Upaya

Pemberantasan Pembalakan Liar”, PPs Universitas Sam Ratulangi

Manado Tahun , Jurnal, )

Pasal Ayat , Undang-undang Negara Republik Indonesia Tahun

.

Peraturan Pemerintah RI No. tahun , tentang Tata Hutan dan

Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Pemanfaatan Hutan dan

Penggunaan Kawasan Hutan, Pasal ayat ( )

C. Wawancara

Wawancara dengan Sopian Hadi, Ketua Pengelola Hutan Adat Desa

Guguk, Maret .

Page 72: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

Wawancara dengan Ketua Lembaga Adat Desa Guguk, Maret

Wawancara dengan Tokoh Agama Desa Guguk, Maret

Wawancara dengan Masyarakat Umum Desa Guguk, Maret

D. Website

Gugukforest.blogspot.com Diakses pada tanggal desember pada

jam . WIB.

https://id.m.wikipedia.org/wiki/pembalakanliar.

Page 73: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

DAFTAR INFORMAN

No Nama Informan Jabatan

. Sopian Hadi, S.Pd Ketua Pengelola Hutan Adat

. Datuk Samsudin Ketua Lembaga Adat

. Mahmudi Tokoh Agama

. Ahmad Masyarakat

Page 74: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

LAMPIRAN

Wawancara Dengan Ketua Pengelola Hutan Adat Guguk

Balai Adat Desa Guguk

Page 75: PENYELESAIAN KASUS ILLEGAL LOGGING SECARA ADAT DI …repository.uinjambi.ac.id/1669/1/SHP.151851_AKHDIAT...Islam(Studi Kasus Hutan Adat Guguk di Kec. Renah Pembarap, Kab. Merangin)”

CURRIKULUM VITAE

DATA PRIBADI

Nama : Akhdiat Nanda Miharja

TempatTagalLahir : Ma. Bulian, Januari

JenisKelamin : Laki-Laki

Agama : Islam

Tingg iBadan : Cm

Berat Badan : Kg

Alamat : DesaLangling I, Kec. Bangko ,Kab. Merangin, Jambi.

Nand Phone : - -

Status : Belum Menikah

E_Mail : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

SLTA : MAN I Merangin -

SLTP : MTSN Bangko -

Sekolahdasar (SD) : SDN /VI Langling I -