internet
Post on 20-Dec-2015
15 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
Pengertian saponin
Saponin antara lain terdapat pada tanaman yang termasuk familia Liliaceae,
Amaryllidaceae, danDioscoreceae. Saponin dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu
saponin triterpenoid dan saponnin steroid.Saponin steroid mempunyai aktivitas
sebagai hormon. Saponin triterpenoid sering dimanfaatkan sebagai ekspektoran
mengangkat lendir kotoran (obat batuk). Saponin untuk obat luar dapat bersifat
membersihkan. Disamping itu tanaman yang mengadung saponin sering
dimanfaatkan untuk meracuni ikan. Contoh tanaman yang mengandung saponin
adalah daun mangkokan , nilam, jenu, gandung, dan bangkoang.
Saponin merupakan senyawa glikosida triterpenoida ataupun glikosida steroida
yang merupakan senyawa aktif permukaan dan bersifat seperti sabun serta dapat
dideteksi berdasarkan kemampuannya membentuk busa dan menghemolisa sel
darah merah. Pola glikosida saponin kadang-kadang rumit, banyak saponin yang
mempunyai satuan gula sampai lima dan komponen yang umum ialah asam
glukuronat. Glikosida saponin adalah glikosida yang aglikonnya berupa
sapogenin. Saponin tersebar luas di antara tanaman tinggi, keberadan saponin
sangat mudah ditandai dengan pembentukan larutan koloidal dengan air yang
apabila dikocok menimbulkan buih yang stabil. Saponin merupakan senyawa
berasa pahit menusuk dan dapat menyebabkan bersin dan bersifat racun bagi
hewan berdarah dingin, banyak di antaranya digunakan sebagai racun ikan.
Senyawa saponin dapat pula diidentifikasi dari warna yang dihasilkannya dengan
pereaksi Liebermann-Burchard. Saponin adalah suatu glikosida yang mungkin ada
pada banyak macam tanaman. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan
konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas
tanaman dan tahap pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui,
mungkin sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau merupakan waste product
dari metabolisme tumbuh-tumbuhan. Ke-mungkinan lain adalah sebagai
pelindung terhadap serangan serangga.
Jenis jenis Saponin
Warna biru-hijau menunjukkan saponin steroida, dan warna merah, merah muda,
atau ungu menunjukkan saponin triterpenoida (Farnsworth, 1966) Saponin
memiliki berat molekul tinggi, dan berdasarkan struktur aglikonnya, saponin
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu tipe steroida dan tipe triterpenoida.
Kedua senyawa ini memiliki hubungan glikosidik pada atom C- 3 dan memiliki
asal usul biogenetika yang sama lewat asam mevalonat dan satuan-satuan
isoprenoid (Gunawan dan Mulyani, 2004). . Macam-macam saponin berbeda
sekali komposisi kimiawi-nya, yaitu berbeda pada aglikon (sapogenin) dan juga
karbo-hidratnya, sehingga tumbuh-tumbuhan tertentu dapat mem-punyai macam-
macam saponin yang berlainan, seperti: · Quillage saponin : campuran dari 3 atau
4 saponin · Alfalfa saponin : campuran dari paling sedikit 5 saponin · Soy bean
saponin : terdiri dari 5 fraksi yang berbeda dalam sapogenin, atau karbohidratnya,
atau dalam kedua-duanya. Kematian pada ikan, mungkin disebabkan oleh
gangguan pernafasan. Ikan yang mati karena racun saponin, tidak toksik untuk
manusia bila dimakan. Tidak toksiknya untuk manusia dapat diketahui dari
minuman seperti bir yang busanya disebabkan oleh saponin. Contoh glikosida lain
adalah tioglikosida dan bensiltiogli-kosida. Bila dihidrolisa dengan enzim
menghasilkan tiosianat, isotiosianat dan bensilsianat yang merupakan racun dan
mempunyai sifat antitiroid. Zat-zat toksik tersebut ada pada Cermin Dunia
Kedokteran No.58 1989 26 bawang, selada air, kacang-kacangan seperti kacang
tanah, kacang kedele dan juga pada macammacam kol. 4. Saponin Sebagian besar
saponin ditemukan pada biji-bijian dan tanaman makanan ternak seperti alfalfa,
bunga matahari, kedelai, kacang tanah . Saponin umumnya mempunyai
karakteristik yaitu rasa pahit, sifat iritasi mucosal, sifat penyabunan, dan sifat
hemolitik dan sifat membentuk komplek dengan asam empedu dan kolesterol.
Saponin mempunyai efek menurunkan konsumsi ransum karena rasa pahit dan
terjadinya iritasi pada oral mucosa dan saluran pencernaan. Pada anak ayam yang
diberi 0,9 % triterpenoid saponin bisa menurunkan konsumsi ransum,
menurunkan pertambahan berat badan, menurunkan kecernaan lemak,
meningkatkan ekskresi cholesterol dan menurunkan absorpsi vitamin A dan D.
Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan. Saponin
memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan
dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama.Saponin mudah larut
dalam air dan tidak larut dalam eter. Saponin memiliki rasa pahit menusuk dan
menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir. Saponin merupakan racun
yang dapat menghancurkan butir darah atau hemolisis pada darah. Saponin
bersifat racun bagi hewan berdarah dingin dan banyak diantaranya digunakan
sebagai racun ikan. Saponin yang bersifat keras atau racun biasa disebut sebagai
Sapotoksin.
Tipe aglikon senyawa saponin dapat dilihat pada gambar dibawah ini
(Farnsworth, 1966): COOH
Saponin steroida
terdapat pada tumbuhan monokotil maupun dikotil, contohnya diosgenin yang
terdapat pada Dioscorea hispida, dan hecogenin yang terdapat pada Agave
americana (Gunawan dan Mulyani, 2004).
Saponin Triterpenoida
Saponin triterpenoida banyak terdapat pada tumbuhan dikotil seperti: gipsogenin
terdapat pada Gypsophylla sp., dan asam glisiretat terdapat pada Glycyrrhiza
glabra (Gunawan dan Mulyani, 2004).
Sifat-sifat Saponin adalah: 1) Mempunyai rasa pahit
2) Dalam larutan air membentuk busa yang stabil
3) Menghemolisa eritrosit
4) Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
5) Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidrok-sisteroid lainnya
6) Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
7) Berat molekul relatif tinggi, dan analisis hanya menghasil-kan formula empiris
yang mendekati. Toksisitasnya mungkin karena dapat merendahkan tegangan
permukaan (surface tension). Dengan hidrolisa lengkap akan dihasilkan sapogenin
(aglikon) dan karbohidrat (hexose, pentose dan saccharic acid). Berdasarkan atas
sifat kimiawinya, saponin dapat dibagi dalam dua kelompok: 1) Steroids dengan
27 C atom. 2) Triterpenoids, dengan 30 C atom. Saponin diklasifikasikan menjadi
2 yaitu : saponin steroid dan saponin triterpenoid. Saponin steroid tersusun atas
inti steroid (C 27) dengan molekul karbohidrat. Steroid saponin dihidrolisis
menghasilkan suatu aglikon yang dikenal sebagai saraponin. Tipe saponin ini
memiliki efek anti jamur. Pada binatang menunjukkan penghambatan aktifitas
otot polos. Saponin steroid diekskresikan setelah konjugasi dengan asam
glukoronida dan digunakan sebagai bahan baku pada proses biosintesis dari obat
kortikosteroid. Contoh senyawa saponin steroid diantaranya adalah :
Asparagosides (Asparagus officinalis), Avenocosides (Avena sativa), Disogenin
(Dioscorea floribunda dan Trigonella foenum graceum). Saponin triterpenoid
tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat. Dihidrolisis
menghasilkan suatu aglikon yang disebut sapogenin. Ini merupakan suatu
senyawa yang mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat dimurnikan.
Tipesaponin ini adalah turunan β-amyirine. Contoh senyawa triterpen steroid
adalah : Asiaticoside (Centella asiatica), Bacoside (Bacopa monneira), Cyclamin
(Cyclamen persicum).
Saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang tersebar luas pada
tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan koloidal dalam air dan
membentuk busa yang mantap jika dikocok dan tidak hilang dengan penambahan
asam (Harbrone,1996). Saponin merupakan golongan senyawa alam yang rumit,
yang mempunyai massa dan molekul besar, dengan kegunaan luas (Burger
et.al,1998) Saponin diberi nama demikian karena sifatnya menyerupai sabun
“Sapo” berarti sabun. Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat dan
menimbulkan busa bila dikocok dengan air. Beberapa saponin bekerja sebagai
antimikroba. Dikenal juga jenis saponin yaitu glikosida triterpenoid dan glikosida
struktur steroid tertentu yang mempunyai rantai spirotekal. Kedua saponin ini
larut dalam air dan etanol, tetapi tidak larut dalam eter. Aglikonya disebut
sapogenin, diperoleh dengan hidrolisis dalam suasana asam atau hidrolisis
memakai enzim (Robinson,1995).
Di kehidupan sehari-hari kita sering melihat peristiwa buih yang disebabkan
karena kita mengkocok suatu tanaman ke dalam air. Secara fisika buih ini timbul
karena adanyapenurunan tegangan permukaan pada cairan (air). Penurunan
tegangan permukaan disebabkan karena adanya senyawa sabun (bahasa latin =
sapo) yang dapat mengkacaukan iktan hidrogen pada air. Senyawa sabun ini
biasanya memiliki dua bagian yang tidak sama sifat kepolaranya. Dalam
tumbuhan tertentu mengandung senyawa sabun yang biasa disebut
saponin. Saponin berbeda struktur dengan senywa sabun yang ada. Saponin
merupakan jenis glikosida. Glikosida adalah senyawa yang terdiri daro glikon
(Glukosa, fruktosa,dll) dan aglikon (senyawa bahan aalam lainya).
Saponin umumnya berasa pahit dan dapat membentuk buih saat dikocok dengan
air. Selain itu juga bersifat beracun untuk beberapa hewan berdarah dingin (Najib,
2009). Saponin merupakan glikosida yang memiliki aglikon berupa steroid dan
triterpen. Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C 27) dengan molekul
karbohidrat. Steroid saponin dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang dikenal
sebagai saraponin.
Saponin triterpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat.
Dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang disebut sapogenin. Masing-masing
senyawa ini banyak dihasilkan di dalam tumbuhan (Hartono, 2009). Tumbuhan
yang mengandung sponin ini biasanya memiliki Genus Saponaria dari Keluarga
Caryophyllaceae. Senywa saponin juga ditemui pada famili
sapindaceae, curcurbitaceae, dan araliaceae.
Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian
tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan tahap pertumbuhan. Fungsi
dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui mungkin sebagai penyimpan karbohidrat
atau merupakan weste product dan metabolism tumbuh-tumbuhan kemungkinan
lain adalah sebagai pelindung terhadap serangan serangga.
Sifat-sifat Saponin :
a. Mempunyai rasa pahit
b. Dalam larutan air membentuk busa stabil
c. Menghemolisa eritrosit
d. Merupakan racun kuat untuk ikan dan amfibi
e. Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksiteroid lainya
f. Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi
g. Berat molekul relative tinggi dan analisi hanya menghasilkan formula empiris
yang mendekati
Toksisitasnya mungkin karena dapat merendahkan tegangan permukaan (Surface
tenstn) dengan hidrolisis lengkap akan dihasilkan sapogenin (aglikon) dan
karbohidrat (heksosa, pentose, dan Saccharic acid) (Kim Nio,1989).
KLASIFIKASI
Saponin diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia menjadi dua yaitu saponin
steroid dan saponin triterpenoid.
Saponin steroid tersusun atas inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat.
Steroid saponin dihidrolisis menghasilkan satu aglikon yang dikenal sebagai
sapogenin. Tipe saponin ini memiliki efek antijamur. Pada binatang menunjukan
penghambatan aktifitas otot polos. Saponin steroid diekskresikan setelah
koagulasi dengan asam glukotonida dan digunakan sebagai bahan baku pada
proses biosintetis obat kortikosteroid. Saponin jenis ini memiliki aglikon berupa
steroid yang di peroleh dari metabolisme sekunder tumbuhan. Jembatan ini juga
sering disebut dengan glikosida jantung, hal ini disebabkan karena memiliki efek
kuat terhadap jantung.
Salah satu contoh saponin jenis ini adalah Asparagosida (Asparagus sarmentosus),
Senyawa ini terkandung di dalam ttumbuhan Asparagus sarmentosus yang hidup
dikawasan hutan kering afrika. Tanaman ini juga biasa digunkan sebagai obat anti
nyeri dan rematik oleh orang afrika (Anonim, 2009).
Saponin tritetpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat.
Dihidrolisis menghasilkan suatu aglikon yang disebut sapogenin ini merupakan
suatu senyawa yang mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat
dimurnikan. Tipe saponin ini adalah turunan -amyrine (Amirt Pal,2002).
Salah satu jenis contoh saponin ini adalah asiatosida. Senyawa ini terdapat pada
tumbuhan Gatu kola yang tumbuh didaerah India. Senyawa ini dapat dipakai
sebagai antibiotik (Anonim, 2009).
BIOSINTESIS
Biosintesis pada kedua jenis senyawa ini hampir sama baik saponin denga steroid
maupun triterpen. Semua senyawa ini melalui jalur asam mevalonat yang
diperoleh dari asetil CoA . Sebelum membentuk steroid biosintesis ini membentuk
senyawa squalen yang merupakan jenis triterpen yang merupakan gabungan Dari
dua farnesil piroposfat. Setelah membentuk squalen, maka terjadi reaksi oksidasi
pada atom C nomor 3 sehingga terbentuk OH, setelah itu terjadi pembentukan
epoksidasqualen. Senyawa ini akan terjadi siklisasai menjadi lanosterol yang
merupakan bentuk dasar dari senyawa steroid(Arifin, 1986). Sedangkan
perbedaannya dengan triterpen adalah pada jumlah cincin dan bnetuk cincin
keempat dan kelima, pada triterpen masing-masing cincin tersebut memiliki 5
atom karbon
MACAM SAPONIN
Macam-macam saponin berbeda sekali komponen kimianya, yaitu berbeda pada
aglikon (sapogenin) dan juga karbohidratnya sehingga tumbuhan-tumbuhan
tertentu dapat mempunyai macam-macam saponin yang berlainan seperti :
a. Quilage saponin, Campuran dari 3 atau 4 saponin
b. Alfafa saponin, Campuran dari paling sedikit 5 saponin
c. Soy Bean saponin, terdiri dari 5 fraksi yang berbeda dengan sapogenin atau
karbohidratnya, atau dalam kedua-duanya.
Kematian pada ikan, mungkin disebabkan oleh gangguan pernapasan. Ikan yang
mati karena racun saponin , tidak toksik untuk manusia bila dimakan. Tidak
toksiknya untuk manusia dapat diketahui dari minuman seperti bir yang busanya
disebabkan oleh saponin. Contoh glikosida lain adalah tioglikosida dan
bessiltioglikosida. Bila dihidrolisis dengan enzim akan menghasilkan tiosianat,
isotiosianat dan bensitiosianat yang merupakan racun dan mempunyai sifat
antitiroid. Zat-zat toksik tersebut ada pada bawang, selada air, kacang-kacangan
(seperti : Kacang tanah,kacang kedelai), dan juga macam-macam kol (Kim
Nio,1989).
Saponin dalam bentuk gugus triterpenoid dan glikosida adalah steroid umum
dalam produk tumbuh-tumbuhan. Berupa efek biologi telah dianggap dari
saponin. Penelitian yang efektif telah dilakukan pada membrane permeable,
sebagai pertanahan tubuh (sistim imun), antikangker, sifat antikolesterol dari
saponin. Saponin juga telah terbukti secara signifikan mempengaruhi
pertumbuhan, konsumsi makanan dan reproduksi pada hewan percobaan.
Beragam senyawa struktur saponin juga telah diamati untuk membunuh protozoa,
moluska, antioksidan, merusak pencernaan protein dan penyerapan vitamin dan
mineral dalam usus. Menyebabkan hipoglikemia dan bertindak sebagai anti jamur
dan anti virus (Yoshiki et al,1998). Peran Fisiologi saponin pada tananman belum
sepenuhnya di pahami meskipun ada sejumlah publikasi menggambarkan
identifikasi saponin dan beberapa efek pada sel hewan, jamur dan bakteri. Hanya
sedikit yang diketahui fungsi saponin untuk tumbuhan itu sendiri. Banyak saponin
diketahui antimikroba untuk menghambat jamur dan untuk melindungi tanaman
dari serangga. Saponin dianggap sebagai dari sistim pertahanan tanaman dan
dengan demikiandimasukan dalam kelompok besar mol pelindung pada sel
tumbuhan (Morrisey & Osboun,1999). Cara identifikasi saponin, timbang 500 mg
serbuk simplisia masukan kedalam tabung reaksi, tambahkan 10 ml air panans,
dinginkan kemudian kocok kuat-kuat selama 10 detik terbentuk buih putih yang
stabil tidak kurang dari 10 menit sehingga 1-10 cm. Pada penambahan 1 tetes
asam klorida 2 N buih tidak hilang, menunjukan bahwa dalam simplisia tersebut
mengandung saponin.
PENUTUP
Suatu glikosida yang memiliki aglikon berupa sapogenin disebut saponin. Saponin
dapat menurunkan tegangan permukaan air, sehingga akan mengakibatkan
terbentuknya buih pada permukaan air setelah dikocok. Senyawa saponin dibagi
menjadi 2 berdasarkan jenis sapogenisnya yang menempel pada molekulnya yaitu
saponin steroid dan saponin triterpen. Saponin steroid biasanya bersifat netral, dan
disebut juga sebagai glikosida jantung kaerana mempengaruhi kerja otot jantung.
Yang kedua adalah saponin triterpen yang merupakan saponin yang mememiliki
sapogenis berupa triterpen. Kedua jenis saponin diatas disintesis melalui jalur
asam mevalonat yang berasal dari asam asetat. Sebelum membentuk
sapogeninnya asam mevalonat akan membentuk rantai triterpen yang disebit
squalen. Squalen ini mengalami oksidasi menjadi epoksidasqualen setelah itu
terjadi siklisisasi dan dibagi menjadi dua jalur. Jalur pertama akan di
peroleh lanosterol dan jalur kedua akan membentuk triterpen dengan berbagai
bentuk.
Saponin adalah jenis glikosida yang banyak ditemukan dalam tumbuhan.
Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan
dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama. Saponin mudah larut
dalam air dan tidak larut dalam eter (Hartono, 2009).
Saponin memberikan rasa pahit pada bahan pangan nabati. Sumber utama
saponin adalah biji-bijian khususnya kedele. Saponin dapat menghambat pertumbuhan
kanker kolon dan membantu kadar kolesterol menjadi normal. Tergantung pada jenis
bahan makanan yang dikonsumsi, seharinya dapat mengkonsumsi saponin sebesar 10-
200 mg (Arnelia, 2011).
top related