interaksi sosial imigran asing di kota makassar (studi … · 2020. 12. 5. · judul : interaksi...
Post on 04-Feb-2021
5 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
INTERAKSI SOSIAL IMIGRAN ASING DI KOTA MAKASSAR (STUDI FENOMENOLOGI DI RUMAH PENAMPUNGAN
IMIGRAN KECAMATAN TAMALANREA)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidkan Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh Sri Utami Wulansari NIM. 105381114216
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
OKTOBER, 2020
-
iv
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda-tangan di bawah ini: Nama : SRI UTAMI WULANSARI
Nim : 105381114216
Jenjang : Strata Satu (S1)
Program Studi : Pendidikan Sosiologi
Judul : Interaksi Sosial Imigran Asing di Kota Makassar (Studi Fenomenologi di
Rumah Penampungan Imigran Kecamatan Tamalanrea)
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi ini merupakan hasil penelitian,
pemikiran dan pemaparan asli saya sendiri. Saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-
bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagai bahan
yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah pada Unismuh Makassar atau perguruan tinggi
lainnya.
Apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan
ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai dengan peraturan yang berlaku di
Unismuh Makassar.
Demikian pernyataan ini saya buat.
Makassar, Oktober 2020 Yang membuat Pernyataan,
SRI UTAMI WULANSARI Nim. 105381114216
-
v
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda-tangan di bawah ini: Nama : SRI UTAMI WULANSARI
Nim : 105381114216
Jenjang : Strata Satu (S1)
Program Studi : Pendidikan Sosiologi
Judul : Interaksi Sosial Imigran Asing di Kota Makassar (Studi Fenomenologi di
Rumah Penampungan Imigran Kecamatan Tamalanrea)
Dengan ini menyatakan bahwa:
Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri, bukan
hasil jiblakan dan tidak dibuat oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima
sanksi apabila pernyataan ini tidak benar
Makassar, Oktober 2020 Yang membuat Pernyataan,
SRI UTAMI WULANSARI Nim. 105381114216
-
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Man Jadda, Wajadda
Barang siapa yang bersungguh-sungguh, maka dia akan berhasil
PERSEMBAHAN
Alhamudillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelasaikan skripsi ini dengan baik. Karya sederhana ini
kupersembahkan untuk kedua orang tua tercinta serta ketiga saudaraku
-
vii
ABSTRAK
Sri Utami Wulansari 2020. Interaksi Sosial Imigran Asing di Kota Makassar (Studi Fenomenologi di Rumah Penampungan Imigran Kecamatan Tamalanrea). Skripsi. Jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Pemibimbing I Ibunda Yumriani dan Ayahanda Firdaus sebagai pembimbing II.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses interaksi sosial imigran asing dan dampak interaksi sosial imigran asing terhadap masyarakat sekitar rumah penampungan imigran Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan menggunakan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancaran dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian ini adalah imigran asing dalam melakukan proses interaksi sosial berupa kontak sosial dan komunikasi. Sedangkan dampak interaksi sosial imigran asing terhadap masyarakat yaitu dampak positif dan dampak negatif. Adapun dampak postif yaitu, a. masyarakat mengetahui budaya baru, b. dapat berkomunikasi menggunakan bahasa verbal maupun non verbal, c. menghasilkan pernikahan. Sedangkan dampak negatif yaitu adanya motif perselingkuhan dan penipuan.
Kata Kunci: Interaksi Sosial, Imigran Asing
-
viii
ABSTRACT
Sri Utami Wulansari 2020. Social Interaction of Foreign Immigrants in Makassar City (Phenomenology Study in the Immigrant Shelter House, Tamalanrea District). Thesis. Department of Sociology Education, Faculty of Teacher Training and Education, Muhammadiyah University of Makassar. Advisor I, Mother Yumriani and Father Firdaus as mentors II.
This study aims to determine the social interaction process of foreign immigrants and the impact of social interaction of foreign immigrants on the community around the immigrant shelter, Tamalanrea District, Makassar City. This type of research is descriptive qualitative, using a phenomenological approach. Data collection techniques in this study were observation, interviews and documentation.
The results of this study are foreign immigrants in the process of social interaction in the form of social contact and communication. Meanwhile, the impact of social interactions of foreign immigrants on society is positive and negative. The positive impacts, namely, a. people know the new culture, b. can communicate using verbal and non-verbal language, c. produce marriage. Meanwhile, the negative impact is the motive for infidelity and fraud. Keywords: Social Interaction, Foreign Immigrants
-
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal ini. Shalawat serta salam
tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan sahabatnya. Dalam
penyusunan proposal ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan skripsi ini,
baik dari hal pengetahuan,waktu dan waktu. Karena penulis yakin tapa bantuan
dan dukungan tersebut, sehingga proposal ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu,
penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Bapak Prof. Dr. H. Ambo
Asse, M.Ag serta para Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bapak Erwin Akib, S.Pd.,
M.Pd., Ph. D serta para Wakil Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi Bapak Drs. H. Nurdin, M.Si
dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Sosiologi Bapak Kaharuddin,
S.Pd., M.Pd., Ph. D beserta seluruh staffnya.
4. Ibu Dr. Yumriani, M.Pd sebagai pembimbing I (satu) dan Bapak Firdaus,
S.Pd., M.Pd. selaku pembimbing II (dua) yang telah meluangkan
waktunya untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
-
x
5. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan tang tekah memberikan ilmunya kepada
penulis, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu dalam rahmat dan lindungan
Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah diajarkan dapat bermanfaat
dikemudian hari.
6. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang sangat special penulis
hanturkan dengan rendah hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua
penulis tercinta, Ayahanda Amir Djambia dan Ibunda Ramlah serta Adik
Muhammad Alif Sofyan AR Djambia, dan Nur Azizah Azzahra, dan
Hafizah Azzahra yang segala pengorbanannya tak akan pernah penulis
lupakan atas jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat dan petunjuk dari mereka
yang merupakan dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi
penulis hingga saat ini.
7. Para Informan yang telah memberikan bantuan penulis untuk mendapatkan
informasi yang mendukung penyelesaian skripsi ini.
8. Bapak pimpinan beserta para staf perpustakaan pusat, perpustakaan
Fakultas dan keguruan, atas segala kemudahan yang diberikan kepada
penulis untuk mendapatkan referensi yang mendukung penyelesaian
skripsi ini.
9. Kawan-kawanku mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi
khususnya kawan-kawan seperjuangan kelas D yang selalu memberikan
support kepada penulis.
-
xi
Akhirnya penulis berharap semoga amal baik dari semua pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dan mendapatkan pahala dari
rahmat Allah SWT. Semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin ya Rabbal a’lamin.
Unismuh Makassar, Oktober 2020
Sri Utami Wulansari
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................ iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iv
SURAT PERJANJIAN .................................................................................. v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vi
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ............................................................. vii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS .................................................................. viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 6
E. Definisi Operasional............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 8
A. Konsep Dasar Interaksi Sosial ............................................................. 8
1. Pengertian Interaksi Sosial ............................................................. 8
-
xiii
2. Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial ...................................... 9
3. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ................................................................ 11
4. Faktor Yang Mempengaruhi Interaksi Sosial ............................... 11
5. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial ..................................................... 12
6. Hubungan Tindakan Sosial Dengan Interaksi Sosial ..................... 16
B. Imigran Asing ...................................................................................... 16
C. Landasan Teori ..................................................................................... 18
D. Kerangka Pikir .................................................................................... 21
E. Penelitian Relevan ................................................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 28
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian........................................................... 28
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 29
C. Fokus Penelitian dan Sub Fokus Penelitian ......................................... 30
D. Informan Penelitian .............................................................................. 31
E. Jenis dan Sumber Data Penelitian ........................................................ 31
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 32
G. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 33
H. Teknik Analisis Data ............................................................................ 36
I. Teknik Keabsahan Data ...................................................................... 38
BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN .......................... 40
A. Profil Kota Makassar............................................................................ 40
1. Kota Makassar ................................................................................ 40
-
xiv
2. Letak Geografis .............................................................................. 40
3. Keadaan Penduduk ......................................................................... 42
B. Profil Rumah Penampungan Imigran Kecamatan Tamalanrea ............ 43
1. Rumah Penampungan Imigran Kecamatan Tamalanrea ................ 43
2. Letak Geografis .............................................................................. 44
3. Tugas Serta Fungsi Rumah Penampungan Imigran ....................... 44
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 46
A. Hasil Penelitian .................................................................................... 46
1. Proses Interaksi Sosial Imigran Asing di Rumah Penampungan
Imigran Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar ........................... 46
2. Dampak Interaksi Sosial Imigran Asing Terhadap masyarakat
Sekitar Rumah Penampungan Imigran Kecamatan
Tamalanrea Kota Makassar ............................................................ 54
B. Pembahasan .......................................................................................... 61
1. Proses Interaksi Sosial Imigran Asing di Rumah Penampungan
Imigran Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar ........................... 61
2. Dampak Interaksi Sosial Imigran Asing Terhadap masyarakat
Sekitar Rumah Penampungan Imigran Kecamatan
Tamalanrea Kota Makassar ............................................................ 64
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN........................................................ 68
A. Kesimpulan .......................................................................................... 68
B. Saran ..................................................................................................... 69
-
xv
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 71
LAMPIRAN .................................................................................................... 73
-
xvi
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
Tabel 1.1 Lokasi Penelitian…………………………………………..30
-
xvii
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Halaman
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pikir……………………………………....24
Gambar 1.2 Langkah-langkah Analisis data…………….……………….37
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Migrasi merupakan perpindahan individu atau kelompok dari suatu negara
asal ke negara yang baru bukanlah fenomena yang baru. Selama berabad-abad
tahun, jauh sebelum negara terbentuk individu atau kelompok telah melakukan
perjalanan yang sangat panjang dan jauh untuk mencari kehidupan yang lebih baik
di tempat lain. Proses globalisasi dan kemajuan teknologi telah meningkatkan
faktor yang mendorong para imigran untuk mencari peruntungan di suatu negara,
hal ini dapat menimbulkan aspek positif dan aspek negatif bagi masyarakat yang
menjadi tempat persinggahan para imigran.
Menurut pandangan sosiologis manusia adalah makhluk hidup
berkelompok. kehidupan bersama dalam wilayah memberikan kesempatan setiap
anggota atau warga negara bergerak bebas, sekalipun ada pembatasan untuk tidak
dapat bergerak bebas sebab harus dihormati penguasa suatu wilayah tertentu.
Ketika menuju konsep negara dan kedaulatan atas wilayah tertentu maka dalam
melakukan perlintasan antar negara dan kedaulatan atas wilayah tertentu
digunakan passport yang beri izin melalui pelabuhan atau pintu masuk. Passport
ini biasa memuat identitas, serta negara yang mengeluarkan. Oleh karena itu,
negara yang mengeluarkan berkewajiban melindungi dimanapun pemegang
tersebut berada. Imigran asing yang sering terdengar di masyarakat. Ini membuat
banyak negara melakukan penjagaan ketat atas masuknya imigran. Alasan yang
-
2
sering terdengar mengapa banyak negara melakukan penjagaan karena banyaknya
gejolak yang membuat masyarakat ingin berpindah dan juga harus
menyelamatkan diri dari gejolak tersebut. Peperangan dan pembantaian yang
terjadi di beberapa negara membuat banyak masyarakat di sana mencari tempat
berlindung yaitu dengan berkelana lintas negara baik ke benua amerika, afrika,
dan asia sekalipun.
Data The United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) per
31 Januari 2017 menunjukkan bahwa jumlah imigran atau pengungsi yang masuk
ke Indonesia sebanyak empat belas ribu empat ratus dua puluh lima orang, yang
terdiri atas delapan ribu tiga puluh sembilan pengungsi dan enam ribu tiga ratus
delapan puluh enam pencari suaka. Para pengungsi tersebut menyebar ke seluruh
wilayah Indonesia yaitu dua ribu seratus tujuh puluh tujuh orang berada di rumah
penampungan imigran, dua ribu tiga puluh orang di kantor imigrasi, empat ribu
dua ratus dua puluh lima orang di community house, dan sebanyak lima ribu
sembilan ratus sembilan puluh tiga merupakan imigran mandiri. Dalam hal ini
Indonesia hanya memiliki tiga belas rumah penampungan imigran. Ribuan
pengungsi dan pencari suaka tak semuanya bisa ditampung di tiga belas rumah
penampungan punya pemerintah Indonesia. Karena faktor keterbatasan fasilitas,
maka mereka menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia. Hanya beberapa dari
mereka yang diproses menuju negara baru (Primawardani 2018: 180)
Rumah Penampungan Imigran adalah sebuah penampungan yang menjadi
tempat karantina bagi para imigran yang memasuki wilayah Indonesia. Di Kota
Makassar, imigran dari berbagai negara yang tersebar di beberapa lokasi
-
3
pengungsian per Maret 2014 sebanyak seribu tiga puluh dua jiwa. Berselang lima
tahun, tepatnya Januari 2019 total imigran di Kota Makassar sebanyak seribu
delapan ratus lima puluh empat jiwa. Jumlah terbesar setelah Medan. Data tahun
2016 menyebutkan terbesar kedua setelah Jakarta. Sementara itu, pengungsi yang
terbesar di beberapa titik lokasi pengungsian (shelter) di Kota Makassar per
Februari 2019 berjumlah lima puluh lima orang, terdiri dari dua puluh satu
perempuan dan tiga puluh empat laki-laki (Rafsanjani 2019).
Kebijakan Wali Kota Makassar dalam mengeluarkan izin tinggal bagi para
pengungsi dan pencari suaka di Kota Makassar, berdasarkan penandatanganan
Nota Kesepahaman atau MOU dengan IOM (International Organization for
Migration) terkait penanganan pengungsi di Kota Makassar pada tanggal 23
September 2015, dinilai turut mempengaruhi meningkatnya jumlah pengungsi dan
pencari suaka di Kota Makassar. Selain faktor tersebut, Kota Makassar menjadi
tempat yang banyak diminati para imigran karena dinilai sebagai tempat yang
aman dan tenang serta orang-orangnya ramah, sehingga mereka memberikan
informasi kepada teman-temannya yang berada di tempat lain. Dilihat dari segi
adat istiadat kebudayaan, tutur kata, bahasa, dan nilai-nilai bahkan sampai dengan
cara berbusana. Hal ini menjadi menarik untuk diperhatikan, dimana orang-orang
dari kebudayaan yang berbeda mulai berinteraksi dan berkomunikasi satu sama
lain.
Interaksi sosial harus didahului oleh kontak dan komunikasi. Komunikasi
sebagai usaha untuk membuat satuan sosial dari individu dengan menggunakan
bahasa atau tanda dan memiliki serangkaian peraturan untuk berbagai kegiatan
-
4
mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk
tujuan integrasi intrapersonal dan interpersonal (Rakhmat 2000). Untuk
mendapatkan suatu pola hubungan yang harmonis, seorang individu diharapkan
memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara interpersonal dengan orang
lain sebab dalam hal ini komunikasi merupakan dasar bagi seluruh interaksi antar
manusia.
Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan-perasaan
suatu kelompok manusia atau orang perseorangan dapat diketahui oleh kelompok-
kelompok lain atau orang-orang lainnya (Soekanto 2012: 61). Komunikasi juga
merupakan salah satu syarat terjadinya kerja sama yang perlu dikembangkan pada
diri imigran sehingga kemampuan interaksi sosial imigran dapat berkembang
secara optimal. Kemampuan interaksi sosial merupakan hal yang sangat penting
bagi individu, dimana hal tersebut dapat bergaul dengan orang lain.
Meskipun demikian, dalam aktivitas sehari-hari mereka tetap berusaha
melakukan proses interaksi, bergaul dan bersosialisasi dengan masyarakat lokal
dengan menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan bahkan tidak jarang mereka
menggunakan bahasa non verbal agar dapat mengerti satu sama lain. Cara ini
merupakan salah satu bentuk interaksi antar budaya yang terjadi di antara mereka.
Berbagai hubungan sosial yang berkaitan dengan hubungan antar individu,
antar individu dan kelompok serta kelompok dengan kelompok. Jika tidak ada
interaksi sosial, maka di dunia ini tidak ada kehidupan bersama. Selain itu proses
sosial merupakan interaksi timbal balik yang saling mempengaruhi antara manusia
-
5
yang satu dengan lainnya dan hubungan ini berlangsung seumur hidup di
masyarakat.
Beberapa penelitian terdahulu yang mengkaji seputar imigran gelap dapat
ditelusuri antara lain melalui sejumlah studi mengenai akomodasi komunikasi
antar budaya imigran ilegal asal Afganistan dengan masyarakat pekanbaru
(Yozani dkk 2017) dan perilaku pacaran imigran gelap dengan masyarakat sekitar
(Saqina 2019). Kajian yang lebih spesifik membahas tentang imigran asing di ulas
oleh (Akbari 2016) fokus tentang pola komunikasi asal Afganistan dalam
berinteraksi. Letak kebaruan (novelty) riset ini lebih fokus memotret proses
interaksi sosial imigran asing serta dampak interaksi sosial imigran asing terhadap
masyarakat sekitar rumah penampungan imigran Kelurahan Tamalanrea Kota
Makassar.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis memilih permasalahan yang
berkaitan dengan imigran asing dengan melakukan penelitian yang berjudul
“Interaksi Sosial Imigran Asing di Kota Makassar (Studi Fenomenologi di Rumah
penampungan Imigran Kecamatan Tamalanrea)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari penelitian
ini adalah:
1. Bagaimana proses interaksi sosial imigran asing di rumah penampungan
imigran Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar?
-
6
2. Bagaimana dampak interaksi sosial imigran asing terhadap masyarakat
sekitar rumah penampungan imigran Kecamatan Tamalanrea Kota
Makassar?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab semua permasalahan yang telah
dirumuskan, adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui proses interaksi sosial imigran asing di rumah
penampungan imigran Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.
2. Untuk mengetahui dampak interaksi sosial imigran asing terhadap
masyarakat sekitar rumah penampungan imigran Kecamatan Tamalanrea
Kota Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat
secara teoritis maupun praktis antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat memberikan pembahasan dan menjadi bahan
informasi serta sumbangsi teoritis terkait proses interaksi sosial serta
dampak interaksi sosial imigran asing terhadap masyarakat sekitar
rumah penampungan imigran Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar.
b. Sebagai salah satu sumber referensi bagi mahasiswa Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Jurusan Pendidikan Sosiologi
Universitas Muhammadiyah Makassar.
-
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pemerintah, yakni supaya memperketat jalur masuk melalui
wilayah-wilayah perbatasan baik melalui pintu migrasi ataupun akses
resmi.
b. Bagi masyarakat, dapat mengetahui budaya orang lain serta
meningkatkan cara berkomunikasi menggunakan bahasa inggris.
c. Bagi peneliti lain, dapat dijadikan sebagai pedoman referensi dalam
memahami interaksi sosial serta dampak interaksi sosial imigran asing
terhadap masyarakat.
E. Definisi Operasional
Untuk memberi suatu pemahaman agar memudahkan peneliti maka perlu
adanya beberapa batasan penelitian. Fokus penelitian inilah yang dioperasionalkan
melalui indikator sebagai berikut:
1. Interaksi sosial
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang dilakukan oleh
manusia dalam wujud aksi dan reaksi.
2. Imigran asing
Imigran asing adalah sekelompok pendatang yang masuk atau tinggal
di sebuah negara.
-
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Interaksi Sosial
1. Pengertian interaksi sosial
Proses sosial merupakan suatu proses hubungan antara manusia
dengan manusia lainnya. Proses hubungan tersebut berupa interaksi sosial
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Interaksi sosial adalah hubungan
antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok
dengan kelompok. Abdul Syani (1994: 151) mengemukakan bahwa interaksi
sosial dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara dua belah pihak,
yaitu antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam
rangka mencapai tujuan tertentu. H. Bonner dalam Ahmadi (2007: 49)
berpendapat bahwa interaksi sosial merupakan hubungan antar individu atau
lebih di mana individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau
memperbaiki individu yang lain atau sebaliknya. Hal itu senada dengan
pendapat yang diungkapkan Walgito (2003: 65) yang menyatakan bahwa
interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara individu satu dengan
individu lainnya, dimana individu yang satu dapat mempengaruhi individu
yang lainnya sehingga terjadi hubungan yang saling timbal balik.
“Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, maupun kelompok dengan kelompok”. Kimball Young dan Raymond W. Mack 1959 dalam (Suardi, 2016: 67)
-
9
Pengertian lain dari interaksi sosial menurut Thibaut dan Kelly dalam
(Ali dan Asrori, 2004: 87) yaitu peristiwa saling mempengaruhi satu sama
lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama atau berkomunikasi satu sama
lain. Sedangkan Suranto (2011: 5) menyatakan bahwa interaksi sosial
merupakan suatu proses hubungan yang dinamis dan saling mempengaruhi
antar manusia.
Dari pendapat diatas sehingga dapat disimpulkan bahwa interaksi
sosial adalah hubungan antara individu yang satu dengan individu yang lain,
dimana individu yang satu mempengaruhi individu yang lain atau sebaliknya
sehingga terjadi hubungan yang saling timbal balik.
2. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial
Kimball Young dan Raymond W Mack (1959) dalam (Suardi, 2016:
68-70) mengatakan interaksi sosial dapat terjadi apabila memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut.
a. Adanya kontak sosial (social contact)
Kontak berasal dari kata con atau cun yang berarti
bersama sama, dan tango yang artinya menyentuh. Jadi secara
harfiah kontak berarti saling menyentuh. Dalam sosiologi kontak
tidak hanya bersentuhan fisik saja, kadang-kadang bisa terjadi
tanpa fisik, misalnya berbicara melalui telepon, menulis surat, dan
internet. Kontak hanya dapat berlangsung apabila kedua belah
pihak sadar akan kedudukan atau kondisi masing-masing. Untuk
-
10
itu kontak memerlukan kerja sama dengan orang lain. Kontak
sosial dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Berdasarkan bentuknya kontak dapat dibedakan menjadi
berikut ini antara lain, a) kontak antara individu dengan
individu, b) kontak antar individu dengan kelompok, c)
kontak antara kelompok dengan kelompok.
2) Berdasarkan caranya kontak dibedakan menjadi dua
yaitu sebagai berikut, a) kontak langsung (primer) yaitu
hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung, b)
kontak tidak langsung (sekunder) yaitu hubungan timbal
balik yang memerlukan perantara (media).
3) Berdasarkan sifatnya kontak sosial ada dua macam
yaitu, a) kontak positif yaitu kontak sosial yang
mengarah kepada suatu kerja sama dan b) kontak
negatif yaitu kontak sosial yang mengarah kepada suatu
pertentangan.
b. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan, ide
ataupun gagasan kepada pihak lain agar terjadi saling
mempengaruhi di antara keduanya.
1) Komunikasi dibedakan menjadi dua yaitu, a)
komunikasi lisan (verbal), yaitu komunikasi dengan
menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti oleh
-
11
kedua belah pihak dan b) komunikasi nonverbal
(isyarat) yaitu komunikasi dengan menggunakan
gerak-gerik badan, bahasa isyarat, ataupun
menunjukan sikap tertentu.
2) Syarat-syarat komunikasi dapat berlangsung apabila
memenuhi syarat sebagai berikut, a) komunikator
yaitu pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak
lain, b) komunikan yaitu pihak yang menerima pesan
dari lain, c) pesan adalah isi atau maksud yang akan
akan disampaikan oleh setiap pihak kepada pihak lain
dan d) umpan balik adalah tanggapan dari penerima
pesan atau isi pesan yang disampaikan.
3. Ciri-ciri interaksi sosial
a. Pelakunya lebih dari satu orang.
b. Ada komunikasi diantara pelaku melalui kontak sosial.
c. Mempunyai maksud dan tujuan yang jelas
d. Adanya dimensi waktu (masa lampau, masa kini, dan masa datang).
4. Faktor yang mempengaruhi interaksi sosial
Interaksi sosial sebagai bentuk hubungan manusia yang menimbulkan
aksi dan reaksi yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar individu.
Menurut Soerjono Soekanto (2000: 37) faktor yang mempengaruhi interaksi
sosial ada enam macam antara lain, a. Imitasi adalah proses belajar dengan
cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Imitasi juga dapat berakibat
-
12
positif bila yang ditiru merupakan individu-individu baik menurut pandangan
umum. Tetapi imitasi juga bersifat negatif jika individu yang ditiru
berlawanan dengan pandangan umum, b. Sugesti adalah pemberian pengaruh
pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu sehingga orang
tersebut mengikuti pandangan atau pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang.
c. Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang
untuk menjadi sama dengan individu lain yang ditiru. Orang lain yang
menjadi sasaran identifikasi disebut idola, d. Simpati adalah perasaan tertarik
yang timbul dalam diri seseorang dan membuatnya merasa seolah olah berada
dalam keadaan orang lain. Perasaan simpati dapat disampaikan kepada
seseorang, sekelompok orang, maupun lembaga formal pada waktu khusus, e.
Motivasi merupakan dorongan atau stimulus yang diberikan seseorang
kepada orang lain sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau
melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis serta penuh rasa tanggung
jawab, f. Empati adalah proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam
perasaan orang lain baik suka maupun duka.
5. Bentuk interaksi sosial
Bentuk bentuk interaksi sosial secara garis besar dapat dibedakan
menjadi dua interaksi yaitu interaksi sosial yang bersifat asosiatif dan
interaksi sosial yang bersifat disosiatif (Soerjono Soekanto 2000).
a. Interaksi sosial yang bersifat asosiatif
Interaksi sosial yang bersifat asosiatif dapat berbentuk
kerjasama, akomodasi, asimilasi, dan akulturasi.
-
13
1) Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang
perorangan atau kelompok untuk mencapai tujuan bersama. Kerja
sama dilakukan sejak manusia mulai berinteraksi dengan
sesamanya. Kebiasaan kerja sama dimulai sejak kanak-kanak
yaitu mulai dari dalam kehidupan keluarga lalu meningkat
kelompok sosial yang lebih luas. Bentuk bentuk kerja sama
meliputi antara lain, a) Bargaining yaitu pelaksanaan perjanjian
mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau
lebih, b) Cooperation yaitu penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan dari suatu organisasi untuk menghindari terjadinya
kecurangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan, c)
Coalition yaitu gabungan antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan yang sama, d) Joint venture yaitu kerja sama
dalam usaha proyek proyek tertentu.
2) Akomodasi adalah keseimbangan interaksi sosial dalam
kaitannya dengan norma dan nilai yang ada di masyarakat.
Akomodasi sering terjadi dalam situasi konflik sosial. Akomodasi
merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa
menghancurkan pihak lawan sehingga pihak lawan tidak
kehilangan kepribadiannya. Adapun bentuk-bentuk akomodasi
dalam proses interaksi sosial antara lain, a) Koersi yaitu bentuk
akomodasi yang terjadi karena adanya pelaksanaan dari pihak
yang lebih kuat, b) Kompromi yaitu bentuk akomodasi dimana
-
14
pihak yang mengalami perselisihan mengurangi tuntutannya agar
tercapai suatu penyelesaian, c) Arbitrasi yaitu bentuk akomodasi
yang melibatkan pihak ketiga dalam menyelesaikan suatu konflik,
d) Toleransi yaitu sikap saling menghargai dan menghormati, e)
Mediasi yaitu bentuk akomodasi yang hampir sama dengan
arbitrasi, namun pihak ketiga tidak mempunyai wewenang
memutuskan masalah tetapi hanya sebatas penasihat, e) Konversi
yaitu konflik apabila salah satu pihak bersedia mengalah dan
menerima pendirian pihak lain, f) Konsiliasi yaitu penyelesaian
konflik dengan jalan mempertemukan pihak-pihak yang bertikai
di meja perundingan, g) Ajudikasi yaitu penyelesaian konflik di
meja pengadilan, h) Stalemate yaitu bentuk akomodasi dimana
pihak yang berselisih mempunyai kekuatan seimbang, i)
Segregasi yaitu upaya untuk saling menghindar di antara pihak-
pihak yang bertikai untuk mengurangi ketegangan, j) Ceasefire
yaitu menunda perselisihan dalam jangka waktu tertentu sambil
mengupayakan terselenggaranya penyelesaian konflik, k)
Dispasement yaitu mengakhiri konflik dengan mengalihkan pada
objek masing-masing.
3) Asimilasi adalah proses yang timbul apabila ada
kelompok masyarakat yang latar belakang kebudayaan yang
berbeda dan saling bergaul secara interaktif dalam jangka waktu
yang lama. Faktor-faktor yang mendorong mempermudah proses
-
15
asimilasi (Soerjono Soekanto 2000) adalah sebagai berikut, a)
Toleransi, keterbukaan, saling menghargai, dan menerima unsur-
unsur kebudayaan, b) Kesempatan yang sama dalam bidang
ekonomi, c) Sikap menghargai orang asing dengan
kebudayaannya, d) Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa
dalam masyarakat, e) Perkawinan campuran dari kelompok yang
berbeda kebudayaan, f) Persamaan dalam unsur-unsur
kebudayaan universal. Sedangkan faktor-faktor yang menghambat
terjadinya asimilasi antara lain, a) Kelompok terisolasi atau
terasing, b) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru
yang dihadapi, c) Prasangka negatif terhadap pengaruh budaya, d)
Perasaan primordial bahwa kebudayaan sendiri lebih baik
daripada kebudayaan lain e) Golongan minoritas mengalami
gangguan oleh penguasaan.
4) Akulturasi adalah proses sosial yang timbul karena
penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing tanpa
menghilangkan unsur-unsur kebudayaan asli.
2. Interaksi sosial bersifat disosiatif.
Interaksi sosial yang bersifat disosiatif mengarah kepada
bentuk pertentangan atau konflik yang berwujud persaingan,
kontravensi, pertikaian, dan permusuhan. Interaksi sosial bersifat
disosiatif disebut pula proses oposisi. Konflik atau pertentangan
adalah suatu proses yang terjadi apabila ada individu atau
-
16
kelompok berusaha mencapai tujuan dengan jalan menentang
pihak lawan dengan ancaman atau kekerasan.
6. Hubungan tindakan sosial dengan interaksi sosial
Antara tindakan dan interaksi sosial mempunyai hubungan yang
sangat erat. Tindakan sosial merupakan salah satu bentuk tindakan yang
mempengaruhi atau berkaitan dengan orang lain. Dalam melakukan tindakan-
tindakan sosial, manusia tidak bisa melepaskan peran dirinya sebagai
makhluk individu dan sosial, karena pada hakikatnya manusia tidak bisa
hidup tanpa bantuan dari orang lain. Hal itu disebabkan manusia selalu
melakukan hubungan sosial atau disebut interaksi sosial. Hubungan sosial
dapat dilakukan antara individu dengan individu, antara individu dengan
kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok. Dalam hal ini, Interaksi
sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas atau tindakan-
tindakan sosial.
B. Imigran asing
Imigran adalah orang yang melakukan perpindahan dari suatu negara
ke negara lain yang bukan negaranya. Dalam kamus besar bahasa Indonesia,
imigran adalah orang yang datang dari dari negara lain dan tinggal menetap di
suatu negara. Dahulu istilah imigran tidak terbatas pada manusia sebagai
pelakunya, namun juga dapat digunakan pada hewan dan benda-benda yang
dibawah pindah melintasi suatu negara. Awalnya perpindahan penduduk ini
terjadi disebabkan oleh peperangan dan bencana alam, sehingga para
penduduk mencari wilayah lain yang lebih aman. Kemudian istilah imigran
-
17
dipersempit terbatas pada manusia saja setelah negara-negara mengalami
perkembangan yang secara otomatis juga menciptakan undang-undang dan
peraturan. Imigran sendiri dalam pemetaan jenis-jenis perpindahan manusia
masuk dalam kategori migrasi. Sedangkan proses migrasi sudah berlangsung
sejak jaman dahulu kala dalam sejarah kebudayaan manusia. Gerak
perpindahan dari suku bangsa ke suku bangsa lainya atau dari suatu tempat ke
tempat lainnya di muka bumi. Migrasi tentu juga akan menyebabkan
terjadinya pertemuan antar manusia dengan kebudayaan yang berbeda-beda
sehingga terjadi proses akulturasi. Imigran dapat diklasifikasikan menjadi 2
yaitu,
1. Imigran legal
Imigran legal adalah imigran yang memiliki surat
perjalanan yang sah dan izin tinggal tetap di wilayah Indonesia
dengan maksud dan tujuan yang jelas sebagaimana dicantumkan
dalam visa. Dalam pasal 3 Undang-Undang Keimigrasian diatur
bahwa:
“Setiap orang yang masuk atau keluar wilayah Indonesia wajib memiliki surat perjalanan, atau tanda tertentu yang dapat mengizinkan orang tersebut untuk masuk atau keluar dari wilayah Indonesia, yaitu berupa izin atau tanda bertolak”.
Sedangkan dalam Pasal 8 Undang-Undang Keimigrasian,
pejabat imigrasi berhak menolak atau tidak memberi izin kepada
Warga Negara Asing untuk masuk ke wilayah Indonesia jika
tidak memiliki surat perjalanan yang sah dan visa.
-
18
2. Imigran ilegal atau ilegal immigrant
Imigran gelap adalah orang-orang yang masuk ke
Indonesia baik secara sah maupun tidak yang dikarenakan satu hal
menjadi tidak jelas statusnya. Imigran gelap terbagi menjadi dua
yaitu, 1) Illegal stay yaitu orang asing yang masuk ke Indonesia
secara sah dan berdiam di Indonesia kemudian menjadi tidak sah
karena overstay, dan 2) Illegal Entry yaitu orang asing yang
masuk ke Indonesia dengan tidak sah tanpa surat perjalanan dan
tidak melalui berstatus stateless adalah seorang imigran gelap
yang tidak dianggap warga oleh Negara maupun atau seseorang
yang tidak menikmati hak fundamental seperti warga lainnya di
Negara tempat tinggalnya.
C. Landasan teori
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditetapkan beberapa teori yang
berkaitan sebagai berikut:
1. Teori tindakan sosial
Dari konsep yang telah tertera di atas, maka penelitian ini menggunakan
teori tindakan yang dikemukakan oleh Max Weber dalam memperkenalkan
konsep pendekatan verstehen untuk memahami makna tindakan seseorang,
berasumsi bahwa seseorang dalam bertindak tidak hanya sekedar melaksanakan,
tetapi juga menempatkan diri dalam lingkungan berpikir dan perilaku orang lain.
Konsep pendekatan ini lebih mengarah pada suatu tindakan bermotif pada tujuan
-
19
yang hendak dicapai atau in order to motive (Waters, 1994: 34-35) dalam
(Wirawan, 2012: 134)
Max Weber mengklasifikasikan ada empat jenis tindakan sosial sebagai
berikut:
a. Tindakan rasional bersifat instrumental, adalah tindakan yang
ditujukan pada pencapaian tujuan-tujuan yang secara rasional
diperhitungkan dan diupayakan sendiri oleh individu yang
bersangkutan.
b. Tindakan yang rasional berdasarkan nilai (value rational action) yang
dilakukan untuk alasan-alasan dan tujuan-tujuan yang ada kaitannya
dengan nilai-nilai yang diyakini secara personal tanpa
memperhitungkan prospek-prospek yang ada kaitannya dengan
berhasil atau gagalnya tindakan tersebut.
c. Tindakan afektif, yang ditentukan oleh kondisi-kondisi dan orientasi-
orientasi emosional individu.
d. Tindakan tradisional yang ditentukan oleh kebiasaan-kebiasaan yang
sudah mengakar secara turun temurun dan tindakan tradisional yang
ditentukan kebiasaan-kebiasaan yang sudah mengakar secara turun
temurun (Narwoko, 2011:18)
Max Weber mengakui bahwa empat jenis tindakan sosial yang diutarakan
adalah merupakan tipe ideal dan jarang biasa ditemukan dalam kenyataan. Tetapi,
lepas dari soal itu, apa yang hendak disampaikan Weber adalah bahwa tindakan
-
20
sosial, apapun wujudnya hanya dapat dimengerti menurut arti subjektif dan pola-
pola motivasional yang berkaitan dengan itu.
Menurut penulis berbicara mengenai teori Max Weber tentang tindakan
sosial tersebut sangat erat kaitannya dengan interaksi sosial imigran asing yaitu,
a.) tindakan rasional bersifat instrumental yang dimana aktor dalam melakukan
interaksi sosial ditujukan untuk mencapai suatu tujuan-tujuan yang diinginkan b.)
tindakan rasional berdasarkan nilai yaitu aktor dalam melakukan interaksi sosial
dengan maksud untuk mendapatkan nilai di masyarakat, c.) tindakan afektif yaitu
aktor menggunakan sebuah perasaan dalam melakukan interaksi sosial yang
secara spontan kepada para imigran maupun masyarakat lokal, dan d.) tindakan
tradisional merupakan dimana aktor dalam melakukan interaksi sosial masih
terbiasa menggunakan bahasa mereka sendiri.
2. Teori interaksionisme simbolik
Dari konsep yang tertera di atas, maka penelitian ini menggunakan teori
interaksionisme simbolik yang dikemukakan oleh Herbert Blumer (1962) dalam
(Ritzer 2016: 52) yaitu interaksionisme simbolik menunjuk kepada sifat khas dari
interaksi antar manusia. Kekhasannya adalah bahwa manusia saling
menerjemahkan dan saling mendefinisikan tindakannya yang bukan hanya
sekedar reaksi belaka dari tindakan seseorang terhadap orang lain. Tanggapan
seorang tidak dibuat secara langsung terhadap tindakan orang lain, tetapi
didasarkan atas makna yang diberikan terhadap tindakan orang lain itu. Interaksi
antar individu, diantarai oleh penggunaan simbol-simbol atau dengan saling
berusaha untuk saling memahami maksud dari tindakan masing-masing.
-
21
Dalam masyarakat, setiap manusia atau individu selalu beraktivitas maupun
melakukan perbuatan demi memenuhi kebutuhan hidupnya, untuk itu manusia
berinteraksi satu sama lain. Dalam interaksi sosial, setiap aktivitas atau perbuatan
yang dilakukan manusia pada intinya menunjukkan suatu penyampaian makna
atau maksud kepada manusia lainnya.
Teori interaksionisme simbolik merupakan sebuah teori yang berusaha
menjelaskan tingkah laku manusia melalui analisis makna. Adanya reaksi yang
menimbulkan makna dari individu satu dengan yang lain dapat timbul karena
adanya suatu interaksi sosial.
Inti dari teori interaksionisme simbolik adalah suatu aktivitas yang
merupakan ciri khas manusia, yaitu komunikasi atau pertukaran simbol yang
diberi makna. Hal ini bisa dapat dilihat dari interaksi sosial imigran asing yang
berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan memiliki simbol-simbol tersendiri
dalam berkomunikasi untuk melakukan interaksi dan bahkan mereka
menggunakan simbol-simbol baru yang mereka peroleh dari lingkungan barunya.
D. Kerangka Pikir
Kota Makassar menjadi tempat yang banyak diminati para imigran karena
dinilai sebagai tempat yang aman dan tenang serta orang-orangnya ramah. Mereka
menjalin hubungan dan saling berinteraksi satu sama lain, baik antara para
imigran asing ataupun dengan masyarakat sekitar. Dari situlah kita dapat melihat
betapa uniknya interaksi yang terjalin. Interaksi sosial merupakan hubungan
timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok serta
kelompok dengan kelompok untuk saling mempengaruhi.
-
22
Interaksi sosial adalah kunci semua kehidupan sosial, oleh sebab itu tanpa
adanya interaksi sosial, tidak akan mungkin ada kehidupan bersama. Interaksi
sosial di rumah penampungan imigran Kec. Tamalanrea antara imigran asing
dengan imigran asing lainnya sudah berjalan dengan baik dan bahkan sangat
jarang terjadi perselisihan. Mereka saling mengadakan kontak sosial dan
berkomunikasi satu dengan yang lainnya. Kontak sosial dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung diwujudkan dalam kegiatan sehari-hari mereka
berupa kerjasama dalam hal membersihkan rumah penampungan imigran,
bernyanyi bersama bahkan makan bersama-sama. Melalui kegiatan sehari-hari
mereka dapat mudah untuk berkomunikasi. Komunikasi mempunyai arti bahwa
seseorang dapat memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud
pembicaraan, gerak badan atau sikap, perasaan apa saja yang ingin disampaikan
oleh individu yang kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan yang ingin
disampaikan oleh orang tersebut.
Imigran asing dalam melakukan komunikasi di rumah penampungan
imigran sudah berjalan dengan baik karena mereka tidak pernah mengalami
kesulitan dalam berkomunikasi antara imigran yang berbeda negara. Hal tersebut
dapat dilihat dari komunikasi verbal (kata-kata) maupun non verbal (non kata-
kata). Begitu juga dengan reaksi atau respon dari imigran. Bahkan mereka mau
menanggapi dan mendengarkan tanpa membeda-bedakan antar imigran yang
berbeda negara, hal tersebut dapat bisa terjadi karena cara penyampaian
komunikasi yang baik.
-
23
Imigran asing dalam melakukan interaksi sosial bukan hanya dengan
imigran asing saja, tetapi imigran asing juga berinteraksi dengan masyarakat lokal
sekitar rumah penampungan imigran. Oleh karena itu dengan adanya interaksi
sosial yang terjalin pastinya memberikan berbagai dampak terhadap masyarakat
lokal, baik dampak positif maupun dampak negatif.
Adapun dampak positif interaksi sosial imigran asing terhadap masyarakat
lokal sekitar rumah penampungan imigran Kec. Tamalanrea yaitu, masyarakat
lokal bisa belajar budaya imigran asing tanpa harus pergi ke negara tempat
imigran berasal, masyarakat lokal dalam berkomunikasi dengan imigran asing
sedikit demi sedikit sudah bisa berkomunikasi menggunakan bahasa inggris
maupun bahasa isyarat bahkan seiring berjalannya waktu dengan melakukan
interaksi sosial antara imigran asing dengan masyarakat lokal untuk dapat
memenuhi kebutuhan sehari-hari dan dengan adanya interaksi yang dijalani
sehingga menghasilkan beberapa hubungan, baik hubungan pertemanan,
hubungan kerjasama ekonomi, hingga hubungan pacaran.
Sedangkan dampak negatif adanya interaksi sosial imigran asing dengan
masyarakat sekitar yaitu adanya motif perselingkuhan yang dilakukan imigran
asing dengan istri masyarakat lokal bahkan terdapat pula motif penipuan imigran
asing mendekati perempuan dengan alasan berpacaran tetapi pada dasarnya hal
tersebut hanya semata-mata untuk memenuhi kepentingan pribadi imigran asing.
-
24
Bagan Kerangka Pikir
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pikir
E. Penelitian Relevan
Penelitian terdahulu yang mengkaji seputar imigran gelap dapat ditelusuri
antara lain melalui sejumlah studi mengenai akomodasi komunikasi antar budaya
imigran ilegal asal Afganistan dengan masyarakat pekanbaru (Yozani dkk 2017)
dan perilaku pacaran imigran gelap dengan masyarakat sekitar (Saqina 2019).
Kajian yang lebih spesifik membahas tentang imigran asing di ulas oleh (Akbari
2016) fokus tentang pola komunikasi asal Afganistan dalam berinteraksi.
Rumah Penampungan Imigran (Tamalarea)
Interaksi Sosial
Komunikasi Sosial Kontak Sosial
Dampak Interaki Sosial 1. Positif
a. Kebudayaan baru b. Komunikasi verbal dan non verbal c. Berpacaran/kawin
2. Negatif a. Perselingkuhan b. Penipuan
-
25
Akomodasi komunikasi antar budaya imigran ilegal asal Afganistan
dengan masyarakat kota Pekanbaru (Yozani dkk., 2017). Penelitian ini
menjelaskan suatu proses adaptasi antar budaya dengan adanya bentuk akomodasi
komunikasi. Akomodasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan,
memodifikasi, atau mengatur perilaku seseorang dalam responnya terhadap orang
lain (West dan Tumer, 2008: 217). Communication Accommodation Theory
(CAT) memberikan perhatian pada interaksi memahami antara orang-orang dari
kelompok yang berbeda dengan menilai bahasa, perilaku nonverbal dan
penggunaan paralinguistic dalam hal ini kelompok imigran ilegal asal Afganistan.
Kemampuan Imigran Ilegal asal Afganistan dengan petugas rudenim atau
masyarakat di Kota Pekanbaru tidak selalu lancar dikarenakan mulai dari
perbedaan persepsi, bahasa, perilaku, nonverbal, serta nilai-nilai sosial masyarakat
yang berlaku.
Sementara itu penelitian yang mengkaji tentang perilaku pacaran bagi
imigran gelap dengan warga sekitar rumah detensi di pasar induk puspa agro
(Saqina 2019) yaitu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui cara para
imigran dan warga lokal berpacaran, tujuan para imigran dan warga lokal
berpacaran, serta fungsi pacaran yang dilakukan oleh para imigran dan warga
lokal. Hubungan pacaran ini menarik peneliti karena adanya larangan menikah
bagi imigran dan warga sehingga hubungan mereka berseberangan dengan
peraturan imigrasi. Teori fungsionalisme yang dikemukakan oleh Malinowski
digunakan dalam penelitian ini karena teori tersebut menjelaskan bahwa semua
unsur kebudayaan bermanfaat bagi masyarakat di mana unsur itu terdapat.
-
26
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil yang didapat dari
penelitian ini mengenai cara imigran dan pacarnya berkenalan, yaitu melalui
media sosial atau berkenalan secara langsung. Pacaran yang dilakukan para
imigran bertujuan untuk mengisi waktu luang, bersenang-senang, serta untuk
pemanfaatan ekonomi kepada wanita lokal seperti berbelanja keperluan sehari-
hari imigran. Hubungan seksual menjadi fungsi dalam hubungan yang dijalani
oleh imigran gelap dan lokal.
Adapun penelitian yang mengkaji pola komunikasi pencari suaka asal
Afganistan dalam berinteraksi di rumah detensi imigran pekanbaru (Akbari 2016)
yaitu penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dengan
pemilihan informasi menggunakan teknik purposive sampling, yang menyeleksi
tiga informasi terpilih, yaitu seorang KASUBSI keamanan Rumah Detensi
Imigrasi Pekanbaru, dan dua orang pencari suaka asal Afganistan. Teknik
pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam, serta
dokumentasi. Untuk teknik pengumpulan data, mengacu pada model interaktif
Huberman dan Miles. Untuk pemeriksaan keabsahan data menggunakan teknik
perpanjangan keikutsertaan dan triangulasi. Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa pola komunikasi pencari suaka Afganistan terbagi menjadi dua yaitu, Pola
komunikasi internal yang menggunakan skema semua saluran dimana satu sama
lain bisa saling berinteraksi dan mempengaruhi, kemudian pada pola komunikasi
eksternal leader akan keluar dari lingkaran skema semua saluran dan bertugas
sebagai penerjemah bagi anggota kelompoknya dan pihak eksternal yang menjadi
lawan bicara. Dalam berinteraksi mereka menggunakan komunikasi verbal yang
-
27
dengan bahasa parsi untuk internal kelompok dan bahasa inggris untuk eksternal
kelompok, didukung dengan komunikasi non verbal pesan fersial, gestural dan
postural.
Penelitian ini juga mengkaji tentang imigran asing. Letak kebaruan
(novelty) riset ini lebih fokus memotret proses interaksi sosial imigran asing serta
dampak interaksi sosial imigran asing terhadap masyarakat sekitar rumah
penampungan imigran Kelurahan Tamalanrea Kota Makassar.
-
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan model atau desain penelitian
deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa informasi lisan dari orang–orang dan perilaku yang dapat diamati
memperoleh fakta-fakta dan keterangan-keterangan secara faktual mengenai
Interaksi sosial imigran asing di rumah penampungan imigran Kelurahan
Tamalanrea Kota Makassar.
Menurut Moleong (2005), penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, secara holistic, dan
dengan cara deskripsi dalam dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode
alamiah.
Menurut Sugiyono (2012:9) metode penelitian dengan pendekatan
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,
(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis
data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari
pada generalisasi.
-
29
Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian kualitatif deskriptif
ini yaitu pendekatan fenomenologi. Alasan peneliti menggunakan pendekatan
fenomenologi yaitu untuk mendalami dan menggambarkan tentang interaksi sosial
imigran asing di rumah penampungan imigran Kelurahan Tamalanrea Kota
Makassar. Hasil penelitian ditekankan pada memberikan gambaran secara objektif
tentang keadaan sebenarnya dari objek yang diselidiki.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini terletak di Kelurahan Tamalanrea Kota Makassar.
adapun rancangan kriteria pemilihan lokasi yaitu:
Rancangan Kriteria Pemilihan Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian Penelitian ini terkait dengan interaksi sosial imigran
asing di rumah penampungan imigran Kelurahan
Tamalanrea Kota Makassar.
Peristiwa/
Persoalan (issu)
Kota Makassar merupakan tempat yang banyak
diminati para imigran karena dinilai sebagai tempat
yang aman dan tenang serta orang-orangnya ramah,
sehingga mereka memberikan informasi kepada
teman-temannya yang berada di tempat lain. Dilihat
dari segi adat istiadat kebudayaan, tutur kata, bahasa,
dan nilai-nilai bahkan sampai dengan cara berbusana.
Hal ini menjadi menarik untuk diperhatikan, dimana
orang-orang dari kebudayaan yang berbeda mulai
berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain.
-
30
Meskipun demikian, dalam aktivitas sehari-hari
mereka tetap berusaha melakukan proses interaksi,
bergaul dan bersosialisasi dengan masyarakat lokal
dengan menggunakan bahasa untuk berinteraksi dan
bahkan tidak jarang mereka menggunakan bahasa
non verbal agar dapat mengerti satu sama lain. Cara
ini merupakan salah satu bentuk interaksi antar
budaya yang terjadi di antara mereka.
Tabel 1.1 Lokasi Penelitian
Adapun waktu Penelitian ini mulai dilakukan pada saat surat izin
penelitian terbit yang dimulai pada tanggal 24 Juli – 20 September 2020.
C. Fokus Penelitian dan Sub Fokus Penelitian
Penelitian ini difokuskan bagaimana proses interaksi sosial dan dampak
interaksi sosial imigran asing di rumah penampungan imigran Kelurahan
Tamalanrea Kota Makassar. Oleh karena itu peneliti akan menentukan beberapa
sub fokus penelitian yang dianggap dapat memberikan informasi jawaban yang
sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti antara lain yaitu Imigran asing
yang menyajikan berbagai informasi tentang proses interaksi sosial serta dampak
dari interaksi sosial, masyarakat yang berinteraksi langsung dengan para imigran
di sekitar rumah penampungan imigran Kelurahan Tamalanrea Kota Makassar dan
ketua RT yang dapat memberikan informasi tentang imigran asing.
-
31
D. Informan Penelitian
Dalam pengambilan data digunakan teknik snowball sampling. Dalam
penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang sampel, tetapi karena
dengan dua orang sampel ini belum merasa lengkap terhadap data yang diberikan,
maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi
data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya. Begitu seterusnya,
sehingga jumlah sampel semakin banyak.
Adapun informan dalam penelitian ini antara lain:
1. Informan kunci yaitu ketua RT yang mengetahui interaksi sosial
imigran asing serta dampak interaksi sosial terhadap masyarakat
2. Informan utama yaitu imigran asing yang melakukan interaksi sosial
baik sesame imigran maupun dengan masyarakat lokal sekitar rumah
penampungan imigran
3. Informan pendukung yaitu masyarakat yang melakukan interaksi sosial
dengan imigran asing
E. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung
dari informan melalui wawancara, observasi dan dokumen. Data primer
diperoleh dari hasil penelitian di lapangan secara langsung dari
sumbernya serta pihak-pihak yang bersangkutan dengan masalah yang
-
32
akan dibahas terkait dengan interaksi sosial imigran asing serta dampak
interaksi sosial imigran asing terhadap masyarakat.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang digunakan untuk membantu
menyelesaikan data primer yang didapatkan dari blog, web, hasil telaah
buku referensi, jurnal dan skripsi yang berkaitan dengan interaksi sosial
imigran asing di rumah penampungan imigran Kec. Tamalanrea Kota
Makassar. Untuk memperoleh data sekunder, peneliti mengumpulkan
data melalui informasi secara tertulis, gambar-gambar dan bagan-bagan
yang berhubungan dengan masalah penelitian yaitu interaksi sosial
imigran asing dan dampak interaksi sosial imigran asing dengan
masyarakat.
F. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif instrument utamanya adalah peneliti sendiri,
selanjutnya setelah fokus penelitian menjadi jelas, maka kemungkinan akan di
kembangkan instrumen penelitian sederhana yang dapat melengkapi data serta
membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi maupun
wawancara (Sugiyono 2016: 307).
Instrumen penelitian merupakan alat-alat yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi untuk keperluan penelitian (Ahmadi 2013:
102). Dalam penelitian ini peneliti menggunakan key instrument atau peneliti
sendiri dan dibantu dengan alat antara lain sebagai berikut:
-
33
1. Instrumen yang digunakan dalam proses observasi kualitatif adalah
antara lain, catatan lapangan, pulpen. Catatan lapangan ini merupakan
catatan yang interaksi sosial imigran asing serta dampak interaksi
sosial terhadap masyarakat.
2. Instumen yang digunakan dalam proses wawancara adalah kamera,
yang merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengabadikan atau
merekam sebuah kejadian maupun gambar. Perekam suara, alat yang
digunakan untuk merekam suara secara analog dari informasi
penelitian pada saat pengambilan informasi.
3. Instrumen dokumen merupakan instrumen yang digunakan untuk
menemukan referensi terkait apa diteliti oleh peneliti diantaranya, buku
dan jurnal
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data
yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2015: 62). Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu observasi langsung,
wawancara, dan dokumentasi. Peneliti dapat berinteraksi langsung dengan subjek
penelitiannya, yaitu interaksi sosial imigran asing dan dampak interaksi sosial
imigran terhadap masyarakat sekitar rumah penampungan imigran Kec.
Tamalanrea Kota Makassar.
-
34
a. Observasi
Penelitian ini menggunakan metode observasi. Observasi adalah
proses pengamatan yang dilakukan oleh peneliti (pengamat) terhadap
subjek penelitian (sumber data). Observasi kualitatif adalah peneliti
langsung turun ke lapangan untuk mengamati interaksi sosial imigran
asing di rumah penampungan imigran maupun di lingkungan masyarakat.
Dalam pengamatan ini, peneliti merekam/mencatat secara terstruktur
maupun semi struktur (misalnya, mengajukan sejumlah pertanyaan yang
memang ingin diketahui oleh peneliti), aktivitas-aktivitas di lokasi
penelitian. Para peneliti kualitatif juga terlibat dalam peran-peran yang
beragam, mulai dari sebagai non-informan hingga informan utuh.
Sebagaimana Sugiyono (2014: 145) menjelaskan bahwa dilihat dari segi
proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat dibedakan menjadi
observasi berperan serta non participant observation, selain itu jika dilihat
dari segi instrumentasi yang digunakan, maka observasi dibedakan
menjadi observasi terstruktur dan tidak terstruktur.
Pada umumnya observasi ini bersifat terbuka di mana peneliti
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada informan yang memungkinkan
informan bebas memberikan pandangan-pandangan mereka. Pengamatan
(observasi) dilakukan pada aktivitas interaksi sosial imigran asing di
rumah penampungan imigran serta dampak interaksi sosial imigran asing
terhadap masyarakat di sekitar rumah penampungan imigran Kec.
Tamalanrea Kota Makassar.
-
35
b. Wawancara
Lexy J. Moleong (2012: 186) menjelaskan bahwa wawancara
adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak,
yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dengan terwawancara
yang memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Peneliti
melakukan wawancara berhadap-hadapan, wawancara yang digunakan
dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur, karena peneliti telah
menyiapkan instrumen wawancara berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis
yang disusun secara sistematis. Sebelum melakukan wawancara peneliti
menjadwalkan waktu dan tempat wawancara dengan informan, selain itu
peneliti memberikan penjelasan terlebih dahulu mengenai gambaran
pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti kepada informan yang
bertujuan agar informan dapat mempersiapkan diri untuk menjawab
pertanyaan peneliti. Pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini
berkaitan dengan interaksi sosial imigran asing dan dampak interaksi
sosial imigran asing terhadap masyarakat sekitar rumah penampungan
imigran Kec. Tamalanrea Kota Makassar.
c. Dokumentasi
Selama proses penelitian, peneliti mengumpulkan dokumen-
dokumen kualitatif. Dokumen ini berupa dokumen publik seperti buku,
skripsi, jurnal, artikel, blog ataupun web. Penelitian ini menggunakan
teknik dokumentasi dengan maksud sebagai pelengkap dari penggunaan
teknik pengumpulan data observasi dan wawancara, sehingga data hasil
-
36
penelitian yang diperoleh akan lebih kredibel/ dapat dipercaya.
H. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Tujuan
analisis data adalah untuk menyempitkan dan membatasi penemuan sampai
menjadi suatu data yang teratur serta tersusun sistematis dan lebih rapi. Analisis
data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
menganalisis data, memilah–milah menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain
(Moleong, 2012: 280-281).
Teknik analisis data yang dimaksud adalah proses pengelolaan data yang
telah dikumpulkan oleh peneliti dengan cara mengacu pada aturan atau metode
penelitian yang digunakan. Untuk penelitian kualitatif, analisis data dapat
dilakukan pada gambar berikut yang merupakan model analisis data kualitatif:
Membaca Berulang-Ulang Pengumpulan Data
Transkripsi Data
Tema-tema Data Kategori Data Organisasi Data
Demonstrasi Tingkat Kepercayaan dan Keabsahan Data Tahap Kejenuhan Data
Laporan Hasil Reduksi Data
-
37
Gambar 1.2 Langkah-langkah Analisis Data
Adapun penjelasan bagan di batas yaitu sebagai berikut:
1. Pengumpulan data yaitu kegiatan mencari data di lapangan untuk
memecahkan permasalahan peneliti
2. Transkripsi data adalah peneliti membuat catatan tentang data yang
didapat
3. Membaca berulang-ulang, dimana peneliti membaca berulang-ulang apa
yang peneliti catat
4. Organisasi data merupakan pengelompokkan data-data seperti data
tentang interaksi sosial imigran asing di Kelurahan Tamalanrea Kota
Makassar
5. Kategori data seperti data yang dikelompokkan yaitu data dari informan
kunci, utama, dan tambahan
6. Tema-tema data yakni mengaitkan judul peneliti apa yang didapat
dilapangan
7. Demonstrasi tingkat kepercayaan dan keabsahan data adalah
membuktikan apakah penelitian yang dilakukan benar-benar merupakan
penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang diperoleh
dilapangan
8. Hasil reduksi data yaitu suatu bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan
mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-
kesimpulan finalnya
-
38
9. Laporan merupakan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti
dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan.
I. Teknik Keabsahan Data
Teknik keabsahan data adalah upaya yang dilakukan dengan cara
menganalisa atau memeriksa data, mengorganisasikan data, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting berdasarkan kebutuhan dalam
penelitian dan memutuskan apa yang dapat dipublikasikan. Langkah analisis data
akan melalui beberapa tahap yaitu, mengelompokkannya, memilih dan memilah
data lalu kemudian menganalisanya. Untuk memperkuat keabsahan data, maka
peneliti melakukan usaha-usaha yaitu diteliti kredibilitasnya dengan melakukan
teknik triangulasi data. Triangulasi merupakan teknik yang digunakan untuk
menguji kepercayaan data (memeriksa keabsahan data atau verifikasi data), yang
dapat digunakan untuk keperluan mengadakan pengecekan atau pembanding
terhadap data yang telah dikumpulkan.
Dalam penelitian ini, keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi.
Menurut Sugiyono (2013) triangulasi kredibilitas tersebut diartikan sebagai
pengecekan data dari berbagai sumber, cara dan berbagai waktu. Dengan
demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi waktu dan triangulasi teknik
pengumpulan data. Teknik keabsahan data tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Triangulasi sumber, yaitu mengumpulkan data dari imigran asing
terkait interaksi sosial imigran asing di rumah penampungan imigran
-
39
Kec. Tamalanrea Kota Makassar. Serta mengumpulkan berbagai data
dari masyarakat tentang dampak interaksi sosial imigran asing terhadap
masyarakat.
b. Triangulasi waktu, yaitu data yang dikumpulkan pada tanggal 13
Agustus – 28 Agustus 2020 mengenai interaksi sosial imigran asing
dan dampak interaksi sosial imigran asing terhadap masyarakat sekitar
rumah penampungan imigran Kec. Tamalanrea Kota Makassar.
c. Triangulasi teknik, yaitu untuk menguji keabsahan data yang dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik
yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh melalui wawancara,
kemudian di cek dengan observasi, dan dokumentasi. Bila dengan tiga
keabsahan data tersebut menghasilkan data yang berbeda, maka peneliti
melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan
atau yang lain untuk memastikan data mana yang dianggap benar atau
mungkin semuanya benar karena mempunyai sudut pandang yang
berbeda-beda.
-
40
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Profil Kota Makassar
1. Kota Makassar
Kota Makassar pada masa H. M. Daeng Patompo (1965-1978)
menjabat walikota Madya Makassar yaitu pada tanggal 1 September 1971
berubah nama menjadi Kota Ujung Pandang. Kemudian pada tanggal 13
Oktober 1999 berubah kembali namanya menjadi Kota Makassar. Kota
Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di persimpangan jalur
lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam provinsi di Sulawesi, dari wilayah
kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara
ke wilayah selatan Indonesia. Dengan kata lain, wilayah kota Makassar
berada koordinat 119 derajat bujur timur dan 5.8 derajat lintang selatan
dengan ketinggian yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut.
Kota Makassar merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 -5
derajat ke arah barat, diapit dua muara sungai yakni sungai.Tallo yang
bermuara di bagian utara kota dan sungai Jeneberang yang bermuara di
selatan kota.
2. Letak geografis
Luas wilayah kota Makassar seluruhnya berjumlah kurang lebih
175.77 Km² daratan dan termasuk 11 pulau di selat Makassar ditambah luas
wilayah perairan kurang lebih 100 Km². Jumlah kecamatan di kota Makassar
-
41
sebanyak 14 kecamatan dan memiliki 143 kelurahan. Diantara kecamatan
tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan dengan pantai yaitu kecamatan
Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah, Tallo, Tamalanrea dan Biringkanaya.
Secara geografis wilayah kota Makassar berada pada koordinat
119 derajat bujur timur dan 5.8 derajat lintang selatan dengan ketinggian
yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut. Dengan batas
wilayah :
Utara : Kabupaten Kepulauan Pangkajene
Selatan : Kabupaten Bone
Barat : Selat Makassar
Timur : Kabupaten Maros
Letak Kota Makassar berada di tengah diantara pulau-pulau besar
lain dari wilayah kepulauan nusantara sehingga menjadikan Kota Makassar
dengan sebutan “angin mammiri” ini menjadi pusat pergerakan spasial dari
wilayah Barat ke bagian Timur maupun Utara ke Selatan Indonesia. Dengan
posisi ini menyebabkan Kota Makassar memiliki daya tarik kuat bagi para
imigran dari daerah Sulawesi Selatan itu sendiri maupun daerah lain seperti
provinsi yang ada di kawasan Timur Indonesia untuk datang mencari tempat
tinggal dan lapangan pekerjaan.
Kota Makassar cukup unik dengan bentuk menyudut di bagian
Utara, sehingga mencapai dua sisi pantai yang saling tegak lurus di bagian
Utara dan Barat. Di sebelah Utara kawasan pelabuhan hingga Tallo telah
berkembang kawasan campuran termasuk di dalamnya armada angkutan laut,
-
42
perdagangan, pelabuhan rakyat dan samudra, Sebagai rawa-rawa, tambak,
dan empang dengan perumahan kumuh hingga sedang. Kawasan pesisir dari
arah Tengah ke bagian Selatan berkembang menjadi pusat kota fasilitas
perdagangan, pendidikan, pemukiman, fasilitas rekreasi dan resort yang
menempati pesisir pantai membelakangi laut yang menggunakan lahan hasil
reklamasi pantai.
Hal tersebut menjadikan beban kawasan pesisir Kota Makassar saat
ini dan dimasa mendatang akan semakin berat terutama dalam hal daya
dukung dan aspek fisik lahan termasuk luasnya yang terbatas. Ditambah lagi
pertumbuhan dan perkembangan penduduk sekitarnya yang terus
berkompetisi untuk mendapatkan sumber daya di dalamnya.
3. Keadaan penduduk
Keadaan penduduk Kota Makassar dirinci menurut kecamatan,
menunjukan bahwa penduduk masih terkonsentrasi di wilayah Kecamatan
Tamalate, yaitu sebanyak 154.464 atau sekitar 12,14 persen dari total
penduduk, disusul Kecamatan Rappocini sebanyak 145.090 jiwa. Kecamatan
Panakkukang sebanyak 136.555 jiwa, dan yang terendah adalah Kecamatan
Ujung Pandang sebanyak 29.064 jiwa.
Ditinjau dari kepadatan penduduk Kecamatan Makassar adalah
terpadat yaitu 33.390 jiwa per km persegi, disusul Kecamatan Mariso 30.457
jiwa per km persegi, Kecamatan Bontoala 29.872 jiwa per km persegi.
Sedang Kecamatan Biringkanaya merupakan Kecamatan dengan kepadatan
penduduk terendah yaitu sekitar 2.709 jiwa per km persegi, kemudian
-
43
Kecamatan Tamalanrea 2.841 jiwa per km persegi, Manggala 4.163 jiwa per
km persegi, Kecamatan Ujung Tanah 8.266 jiwa per km persegi, Kecamatan
Panakkukang 8.009 jiwa per km persegi. Wilayah-wilayah yang kepadatan
penduduknya masih rendah tersebut memungkinkan untuk pngembangan
daerah pemukiman terutama di tiga Kecamatan yaitu Biringkanaya,
Tamalanrea, dan Manggala.
B. Profil rumah penampungan imigran Kec. Tamalanrea
1. Rumah penampungan imigran
Rumah penampungan imigran yang berlokasi di Kec. Tamalanrea
Kota Makassar dari segi bangunan sudah baik dengan melihat bangunan yang
cukup memadai dan didirikan berdasarkan dasar hukum yang mengikat dalam
pembentukan rudenim adalah Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi
Manusia RI No.41.M.05.IL.02.01 Tahun 2006 Tentang Rumah Detensi
Imigrasi dan Peraturan Direktur Jenderal Imigrasi Nomor F-1002.PR.02.10
Tahun 2006 tentang tata cara pendetensian orang asing.
Berdasarkan hal tersebut diatas, dibentuklah tiga belas (13) Rumah
Detensi Imigrasi di Indonesia termasuk salah satu diantaranya Rumah Detensi
Imigrasi Makassar. Dengan keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia RI Nomor : M.01.PR.07.04 Tahun 2004 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Rumah Detensi. Rumah Detensi Imigrasi Makassar diresmikan oleh
Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Hamid Awaluddin pada tanggal
26 Januari 2015 dengan wilayah kerjanya diantaranya Provinsi Sulawesi
-
44
Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara, Provinsi Sulawesi Barat, Provinsi
Sulawesi Utara, dan Provinsi Maluku.
2. Letak geografis
Rumah Penampungan imigran yang terletak di Kecamatan
Tamalanrea Kota Makassar mempunyai batas-batas kecamatan sebagai
berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Biringkanaya
Sebelah Timur : Kabupaten Maros
Sebelah Selatan : Kecamatan Panakukang
Sebelah Barat : Selat Makassar
3. Tugas serta fungsi rumah penampungan imigran
Visi
Rumah penampungan imigran Kota Makassar memiliki Visi yaitu
masyarakat Memperoleh Kepastian Hukum.
Misi
Rumah penampungan imigran Kota Makassar memiliki Misi yaitu
Melindungi Hak Asasi Manusia
Rumah penampungan imigran Kota Makassar mempunyai tugas
melaksanakan sebagian tugas pokok Kementrian Hukum dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia di bidang pendetensian orang asing. Sedangkan
Fungsi rumah penampungan imigran Kota Makassar mempunyai fungsi
antara lain:
1. Melaksanakan tugas penindakan
-
45
2. Melaksanakan tugas pengisolasian
3. Melaksanakan tugas pemulangan dan pengusiran/ deportas
-
46
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Proses interaksi sosial imigran asing di rumah penampungan
imigran Kecamatan Tamalanrea Kota Makassar
Pada dasarnya manusia adalah sebagai makhluk individu yang
unik. Manusia merupakan makhluk sosial yang dituntut agar saling
mengadakan hubungan antara individu lain dalam kehidupannya. Maka
dari itu manusia tidak terlepas dengan interaksi individu maupun
interaksi dengan kelompok. Oleh karena itu tanpa kehadiran orang lain ia
merasa kurang berarti, paling tidak pasti akan mengalami berbagai
kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian perlu
adanya proses sosial tentang cara-cara berhubungan yang dilihat apabila
seseorang maupun kelompok sosial saling bertemu dan menentukan
sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut. Adapun bentuk umum
proses sosial yaitu interaksi sosial karena merupakan syarat mutlak yang
paling utama terjadinya aktifitas-aktifitas sosial. Suatu interaksi tidak
mungkin akan dapat terjadi jika tidak memenuhi dua syarat yaitu kontak
sosial serta adanya komunikasi.
Berdasarkan hasil temuan peneliti di lokasi penelitian terkait
dengan tujuan penelitian melalui observasi ditemukan beragam
informasi. Adapun observasi yang telah dilakukan sendiri oleh peneliti di
-
47
rumah penampungan imigran asing di Kecamatan Tamalanrea Kota
Makassar. Hasil observasi yang telah ditemukan peneliti adalah dalam
hal berinteraksi yaitu, peneliti melihat adanya kerjasama yang terbentuk
antara para imigran, seperti ada salah seorang imigran asing yang
membersihkan di rumah penampungan imigran kemudian imigran asing
lain yang melihat segera membantu. Peneliti juga melihat para imigran
saling menyapa satu sama lain, baik secara verbal maupun non verbal,
secara verbal seperti yang didengar peneliti yaitu salah seorang imigran
meminta tolong kepada imigran lain dengan mengatakan “you can help
me please” dan imigran yang ingin membantu mengatakan “yahh of
course”. Sedangkan non verbal seperti mereka menyampaikan pesan
dengan menggunakan mimik wajah. (Observasi, 13 Agustus 2020).
Kemudian peneliti kembali melakukan observasi di sekitaran
rumah penampungan imigran asing. Peneliti melihat adanya
kecenderungan akan rasa pertemanan dan kekeluargaan dengan imigran
lain terlebih dengan imigran yang berasal dari negara yang sama. Serta
interaksi yang terjadi di sekitar rumah penampungan imigran relatif baik
dan sangat mendukung. Terlihat dari para imigran yang jika ketemu
mereka saling menyapa atau menggunakan gerakan tangan bahkan
mimik wajah untuk berinteraksi. Jika mereka berasal dari negara yang
sama, para imigran asing menggunakan bahasa mereka sendiri untuk
berinteraksi. Namun jika dari negara yang berbeda para imigran
cenderung berkomunikasi menggunakan bahasa inggris atau
-
48
menggunakan mimik wajah, seperti mereka saling senyum, atau
mengangkat alis. (Observasi, 15 Agustus 2020).
Selanjutnya peneliti melakukan kembali observasi dengan melihat
tempat imigran asing dan bagaimana para imigran asing melakukan
interaksi dengan masyarakat lokal atau masyarakat sekitar. Sebelum
melakukan observasi peneliti keliling terlebih dahulu di sekitar rumah
masyarakat yang sering dilewati atau di singgahi para imigran asing
untuk berbelanja. Kemudian peneliti singgah di suatau tempat untuk
duduk dan melakukan interaksi. Peneliti memutuskan duduk di warung
yang menjual sayuran, dimana warung tersebut sering di tempati para
imigran asing untuk membeli sayur-sayuran. Peneliti melihat cara
komunikasi antara imigran asing dengan masyarakat menggunakan
bahasa campuran antara bahasa Indonesia dan bahasa inggris. Namun
terkadang, tak jarang para imigran asing menggunakan bahasa non verbal
seperti menunjuk sesuatu yang mereka mau namun mereka tidak tau
bahasa indonesianya. Peneliti melihat bahwa tidak semua para imigran
asing itu lancar berbicara bahasa Indonesia, terlihat dari ada beberapa
imigran asing yang ketika mereka berbicara dengan masyarakat masih
terbata-bata dalam berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dan
kadang struktur kalimatnya tidak teratur karena keterbatasan dalam
berbahasa Indonesia. Serta peneliti melihat masyarakat tidak dapat
menangkap pesan atau memahami yang disampaikan oleh imigran asing
bila dikatakan terlalu cepat. Maka masyarakat biasanya meminta kepada
-
49
imigran asing agar pengucapan katanya mesti di ulang secara pelan
dengan intonasi atau penekanan agar mudah dimengerti. (Observasi, 19
Agustus 2020)
Adapun hasil temuan peneliti di lokasi penelitian terkait dengan
tujuan penelitian melalui wawancara, ditemukan beragam informasi
sebagai bahan untuk dianalisis menjadi hasil penelitian. Hasil wawancara
yang telah dilakukan sendiri oleh peneliti dilapangan, dalam hal ini untuk
melakukan proses interaksi sosial imigran asing di rumah penampungan
imigran dilakukan melalui kontak sosial dan komunikasi, baik
komunikasi verbal maupn non verbal, dan kemudian mampu dipertegas
oleh informan.
Mr. MA, mengatakan bahwa,
“yahh saya itu dalam melakukan interaksi di rumah penampungan imigran biasanya saya membersihkan with my friends, so yah kalau sudah membersihkan saya pergi beli flatbread untuk dimakan with my friends. (Wawancara 20 Agustus 2020) Hasil data wawancara dengan Mr. MA selaku informan dapat
disimpulkan bahwa para imigran asing dalam melakukan interaksi di
rumah penampungan imigran mereka melakukan kerja sama seperti
membersihkan dan terkadang mereka pergi membeli flatbread atau roti
arab untuk dimakan bersama dengan teman imigran lainnya setelah
membersihkan.
Pendapat yang tidak jauh berbeda dari wawancara dengan Mr. AB
mengemukakan bahwa:
-
50
“kalau saya di rumah itu biasa saya and my friends nyanyi untuk menghibur diri sambil cerita when I back to my country, kalau sudah am. Saya juga biasa liat teman saya pikir-pikir kapan go to negara lain America or Australia maybe.(Wawancara, 20 Agustus 2020) Berdasarkan hasil wawancara dengan informan Mr. AB peneliti
menyimpulkan bahwa para imigran di rumah penampungan, mereka
melakukan aktivitas untuk menghibur diri sendiri dengan cara bernyanyi
bersama teman teman imigran untuk menghilangkan rasa stres yang
mereka rasakan, sembari bercerita kapan mereka kembali ke negaranya
masing-masing atau kapan bisa diberangkatkan ke negara tujuan
selanjutnya.
Interaksi sosial merupakan kunci imigran asing untuk mencapai
tujuan yang diinginkan, oleh sebab itu tanpa adanya interaksi sosial tidak
akan mungkin ada kehidupan bersama. Hubungan interaksi sosial
imigran asing di rumah penampungan imigran sudah dapat berjalan
dengan baik dan jarang ada perselisihan di antara mereka. Bahkan
mereka saling mengadakan kontak sosial dan berkomunikasi imigran satu
dengan imigran lainnya. Kontak sosial yang dilakukan imigran asing
dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan diwujudkan
dalam suatu kegiatan sehari-h
top related