industrialisasi dalam islam

Post on 21-Jul-2015

40 Views

Category:

Economy & Finance

1 Downloads

Preview:

Click to see full reader

TRANSCRIPT

Proses Industrialisasi dalam Islam

Presented by:

Muhammad Azzam

Bazari Azhar

Faruq Anshori

Iqbal Prayogi

Content

Preface

Theory

Case Study

Conclusion

• Islam mengatur bagaimana menjalankan kegiatan perekonomian dalam hidup manusia

• Islam mengatur hubungan antara pelaku usaha dalam proses industrialisasi dengan dasar saling mementingkan masing-masing stakeholder secara adil, yaitu:

1. Memenuhi kepentingan pemilik modal

2. Karyawan; dan

3. Lingkungannya

• Semua dijalankan dengan profesional

• Proses industrialisasi yang dijalankan oleh suatu negara, baik negara-negara maju maupun negara-negara sedang berkembang merupakan sebuah proses alamiah yang ditujukan untuk mencapai kemakmuran perekonomian bangsanya

• Sering terjadi permasalahan antara pemilik modal dengan kalangan buruh

• Hal ini disebabkan oleh kesalahan dalam penetapan dasar pengelolaanya yang tidak merujuk pada kaidah-kaidah keadilan dan kearifan terhadap faktor-faktor produksi dan lingkungan itu sendiri

Konsep Ekonomi Islam

Hubungan Industrial Islam

Tujuan Industrialisasi dalam Islam

Etika Islam dalam Industrialisasi

Mannan 1986

• Ekonomi Islam merupakan ilmu sosial yang mengkaji persoalan-persoalan ekonomi orang-orang yang didasarkan pada nilai-nilai Islam.

Siddiqi 1992

• Ekonomi Islam adalah tanggapan pemikir-pemikir Muslim terhadap tantangan ekonomi pada zamannya. Dalam usaha ini mereka dibantu oleh Al-Qur’an dan hadis, serta rasio dan pengalaman.

Metwally1995

• ”Ekonomi Islam adalah llmu yang mempelajari perilaku Muslim yang beriman dalam suatu masyarakat Islam yang mengikuti Al-Qur’an, hadis Nabi Muhammad saw, ijma’, dan Qiyas

ISLAM

AQIDAH SHARIAH AKHLAQ

MUAMALAH IBADAH MAHDLAH

SPECIAL RIGHTS PUBLIC RIGHTS

CIVIL LAWS CRIMINAL LAWS INTERIOR AFFAIRS EXTERIOR AFFAIRS

INTERNATIONAL RELATION

POLITICS

FINANCE

SOCIAL

LEASING INSURANCE BANKING MORTGAGE VENTURE CAPITAL

ECONOMICS CULTURE ETC

• Islam memandang bahwa faktor-faktor produksi dalam aktivitas perekonomian (termasuk di dalam industrialisasi) pada dasarnya adalah kepunyaan Allah, dan kepada-Nya (kepada aturan-Nya) dikembalikan segala urusan

• Firman Allah SWT:

• “Kepunyaan Allah-lah segala yang ada di langit dan di bumi, dan kepada Allah-lah dikembalikan segala urusan.” (Q.S. Ali ‘Imran (3): 109)

• Ilmu ekonomi Islam sangat memperhatikan pengelolaan sumberdaya-sumberdaya ekonomi dan hubungan antara pelaku ekonomi dalam sebuah industri, demi tercapainya tujuan yang ingin dicapai, dengan dasar saling menguntungkan satu sama lain (win win solution)

• Ciri Utama Ekonomi Islam: Ekonomi Rabbani

• Ekonomi Rabbani = yaitu ekonomi Tauhid, dimana cerminan watak “Ketuhanan” di sini bukan terletak pada aspek pelaku ekonominya, tetapi terletak pada aspek aturan atau sistem yang harus dipedomani para pelaku ekonomi, yaitu aturan Allah dan Rasul-Nya dalam Al Qur’an dan Sunnah Rasul.

Menurut Payaman J. Simanjuntak (2009),Hubungan Industrial adalah hubungan semuapihak yang terkait atau berkepentingan atasproses produksi barang atau jasa di suatuperusahaan.

• Hubungan Industrial Islami merupakan hubunganantara pihak-pihak yang saling berkepentingandalam proses bisnis dengan adanya batasan dalamcara perolehan komoditas barang/jasa yang sesuaidengan syariat Islam.

“Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagianyang lain di antara kamu dengan cara yang batil dan(janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepadahakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripadaharta benda orang lain itu dengan jalan berbuat dosa,padahal kamu mengetahui”. (Q.S. Al Baqarah (2) :188)

• Hubungan industrial Islami menjunjung tinggisemangat saling percaya dan berkeadilan.Termasuk diantaranya dalam soal pengupahan,dimana perusahaan memberikan tingkat upahyang lebih tinggi kepada seorang pegawai yangtelah berkeluarga dan memiliki anak,dibandingkan kepada karyawan yang belummenikah.

• Dan untuk kesejahteraan pegawai wanita,diberikan hak cuti/libur bagi perempuan yangmelahirkan atau sakit dengan tetap mendapat gajipenuh.

1. Adanya perbedaan gaji yang diterima antarakaryawan yang masih single dengan yang sudahberkeluarga.

2. Adanya pengakuan masa kerja jika karyawantersebut memang memiliki catatan kinerja yangbaik.

3. Pemberian gaji penuh terhadap karyawati yangcuti karena melahirkan.

1. Adanya perbedaan gaji yang diterima antarakaryawan yang masih single dengan yang sudahberkeluarga (Ada, berbentuk pendapatan non-upah atau tunjangan. Diatur dalam SE Menaker07/1990 dan UU No. 3 Tahun 1992 jo UU No.13/2003 tentang Ketenagakerjaan Pasal 99)

2. Adanya pengakuan masa kerja jika karyawantersebut memang memiliki catatan kinerja yangbaik (Ada. Hal ini diatur pada Pasal 88 ayat (1)UU No. 13/2003)

3. Pemberian gaji penuh terhadap karyawati yangcuti karena melahirkan (Ya, karyawati tetapmendapatkan gaji penuh meskipun cuti karenahamil dan persalinan. Hal ini diatur pada Pasal153 ayat 1 huruf e UU No. 13/2003. Bahkankaryawati memiliki hak untuk mendapatkantanggungan dari perusahaan atas biayapersalinannya. Hal ini tertulis pada Pasal 4 ayat 1UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan SosialTenaga Kerja dan Pasal 2 ayat 3 PeraturanPemerintah No. 14 Tahun 1993 tentangPenyelenggaraan Program Jaminan Sosial TenagaKerja)

• Dalam Islam, Allah SWT merupakan pemilik utama harta yang ada di bumu dan faktor-faktor produksi, manusia sebagai khalifah dan produsen memegang amanah untuk memanfaatkannya.

• Tujuan Industrialisasi dalam Islam:

1. Memenuhi Kebutuhan Hidup

2. Memperoleh Laba dengan cara yang diperbolehkan syariat Islam

3. Tidak lalai dengan perintah Allah SWT dan rakus

4. Menjaga harta amanah dari Allah SWT

5. Tidak melanggar syariat Islam dalam berbisnis

• Perusahaan yang dibangun tidak lain ditujukan untuk mendapatkan profit atau laba dengan maksimum (MC = MR)

• Islam pada dasarnya sangat toleran terhadap pencapai laba yang hendak dicapai oleh setiap seseorang pengelola perusahaan atau industri,

• Firman Allah SWT tentang hal ini:

• “Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka apabila telah bertolak dari ‘Arafat, berdzikirlah kepada Allah di Masy’arilharam. Dan berdzikirlah (dengan menyebut Allah) sebagaimana ditunjukkan-Nya kepadamu; dan sesungguhnya kamu sebelum itu benar-benar termasuk orang-orang yang sesat.” (Q.S. Al Baqarah (2) : 198).

• Siddiqi berusaha untuk mendefinisikan laba yang memuaskan dengan mengacu pada batasan-batasan tertentu, yaitu batas atas dan batas bawah.

• Dimana batas atas merupakan laba tertinggi yang diperbolehkan dalam berbagi kondisi maupun keadaan yang ada

• Batas bawah adalah keuntungan yang tidak begitu besar, dimana masih terdapat sejumlah kewajiban yang harus diselesaikan

• Hubungan antarpelaku industri yang terbagi ke dalam dua kelompok besar, yaitu:

1. Pertama, hubungan internal antara pihak manajemen perusahaan dengan karyawannya

2. Kedua, hubungan ekstenal yaitu hubungan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya dalam sebuah lingkup industri

• Penggabungan etika dan hubungan industrial Islam = cara memasukan norma-norma Islam dalam kegiatan bisnis, seperti pengaturan etika profesi bisnis, peningkatan profesionalitas karyawan, maupun penjalinan kerjasama anatarperusahaan dengan dasar saling menguntungkan

• Hal yang dilarang karena tidak sesuai dengan etika Islam dalam bisnis:

1. Pelanggaran komitmen kontrak sosial yang menjadi janji bersama

2. Pengurangan gaji karyawan secara sepihak

3. Penipuan

4. Praktek-praktek monopoli

5. Tender yang tidak transparan

6. Unfair Competition, seperti: Ba’i Najasy, Ihtikar (penimbunan), talaqqi rukban, ghisy (curang), siyasah ighraq (politik dumping)

• Etika bisnis dalam pandangan Islam, mengajarkan dan mengingatkan antarpelaku usaha untuk saling bersikap jujur, pelayanan kepada masyarakat (konsumen) secara optimal dan bertanggungjawab kepada masyarakat dan negara

• Dan Islam juga melarang pelaku usaha bersikap khianat dan melayani masyarakat dengan pelayanan yang merugikan dan mengecewakan

• Keteladanan sifat nabi bagi pelaku ekonomi dan bisnis:

1. Siddiq (Benar dan Jujur)2. Amanah (Tanggung Jawab, Kepercayaan, &

Kredibilitas)3. Fathanah (Kecerdikan, Bijaksana, dan Intelek)4. Tabligh (Komunikasi dan Keterbukaan)

• Click to edit Master text styles

– Second level

• Third level– Fourth level

» Fifth level

• Click to edit Master text styles

– Second level

• Third level– Fourth level

» Fifth level

Perkembangan pesat ekonomi dan keuangan Islam merupakan tren global.

Lebih dari 500 institusi keuangan syariah di lebih 75 negara mengelola asset sekitar USD 822 miliar, dengan laju pertumbuhan 28,6% di tahun 2009.

Estimasi volume industry keuangan syariah secara global: menguasai sekitar 1% dari total aset keuangan global dengan pertumbuhan rata-rata tahunan sebesar 20% sejak tahun 2000. Diperkirakan pada 2012, asset keuangan syariah global akan mencapai USD 1,6 triliun dengan revenue sebesar USD 120 miliar.

Berkembangnya pusat-pusat keuangan syariah di berbagai kawasan: Bahrain, Inggris, Indonesia, Malaysia, Hongkong, Singapura, dll.

Perkembangan pesat ekonomi keuangan Islam di Indonesia mengikuti tren global. (Ascarya, 2013)

• Click to edit Master text styles

– Second level

• Third level– Fourth level

» Fifth level

Asumsi Makroekonomi Indonesia dalam APBN 2014 (pemerintah dan DPR-RI):

Pertumbuhan ekonomi ditetapkan sebesar 6,0 persen;

Laju inflasi sebesar 5,5 persen;

Nilai tukar rupiah sebesar Rp 10.500,- per dollar AS;

Harga ICP minyak sebesar 105 US$ per barrel

• Click to edit Master text styles

– Second level

• Third level– Fourth level

» Fifth level

Indikator Pesimis Normal Optimis

Pertumbuhan Asset

34,7% 40,7% 50,7%

Pertumbuhan DPK

32,7% 40,46% 47,46%

PertumbuhanPembiayaan

37,46% 47,21% 55,61%

Financing to Deposit Ratio

80 – 100% 100 – 105% 100 – 105%

Market Share 5 – 5,5% 6 – 6,5% 7 – 7,5%

• Kegiatan ekonomi diatur dalam Islam, dalam hal ini Al Qur’an dan Sunnah Rasul menjadi pedoman utama dalam ekonomi Islam

• Hubungan industrial Islami menjunjung tinggi semangat saling percaya dan berkeadilan

• Tujuan industrialisasi dalam Islam untuk memenuhi kebutuhan hidup, tanpa mengesampingkan nilai-nilai Islam dalam cara meraih keuntungan

• Etika bisnis dalam pandangan Islam, mengajarkan dan mengingatkan antarpelaku usaha untuk saling bersikap jujur, pelayanan kepada masyarakat (konsumen) secara optimal dan bertanggungjawab kepada masyarakat dan negara

top related