kontribusi industrialisasi pedesaan terhadap...

156
KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA (Studi Kasus Desa Benda Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Disusun oleh : Risna Siti Rahmah 11140540000014 JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2018

Upload: trinhtruc

Post on 25-May-2019

250 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN

TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT DESA

(Studi Kasus Desa Benda Kecamatan Cicurug Kabupaten

Sukabumi Provinsi Jawa Barat)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Sosial (S. Sos)

Disusun oleh :

Risna Siti Rahmah

11140540000014

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/2018

Page 2: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
Page 3: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
Page 4: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
Page 5: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

i

ABSTRAK

Risna Siti Rahmah

Kontribusi Industrialisasi Pedesaan terhadap Kehidupan

Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi Kasus Desa Benda

Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa

Barat)

Industrialisasi pedesaan merupakan sebuah langkah

transformasi masyarakat agraris ke masyarakat industri. Tujuan

industialisasi pedesaan mendorong laju pertumbuhan

pembangunan di pedesaan. Dengan industrialiasi masyarakat desa

bisa memanfaatkan sebagai sumber pendapatan, kesempatan

kerja baru, meningkatkan tenaga kerja dan usaha, mengendalikan

urbanisasi dan mengurangi kemiskinan di pedesaan.

Penelitian ini dilakukan di Desa Benda Kecamatan Cicurug

Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Jenis penelitian ini merupakan

penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Berdirinya

industri di Desa Benda menimbulkan beragam perubahan. Selain

itu dengan berdirinya industri di pedesaan juga memberikan

kontribusi dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa.

Pertanyaan penelitian ini adalah (1) Bagimana kontribusi

industrialisasi pedesaan terhadap kehidupan sosial ekonomi

masyarakat desa dan (2) Apa faktor pendukung, penghambat, dan

respons masyarakat dari industrialisasi.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kontribusi dari

industrialisasi pedesaan terhadap kehidupan sosial ekonomi

masyarakat desa adalah lapangan pekerjaan, penghasilan

masyarakat, peluang usaha, kebutuhan sehari-hari, modal kerja,

kegiatan sosial masyarakat, dan sarana umum. Kontribusi

tersebut merupakan bentuk CSR dan kontribusi secara tidak

langsung dari adanya industri. Adapun faktor pendukung

industrialisasi adalah lokasi yang strategis, jumlah penduduk, dan

UMK rendah, serta yang menjadi faktor penghambat

industrialisasi adalah infrastruktur dan Sumber Daya Manusia

(SDM) rendah.

Kata Kunci: Kontribusi, Industrialisasi, Sosial Ekonomi

Page 6: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kepada Allah

Subhanahu wa Ta’ala yang telah memberikan nikmat yang tak

terhitung. Berkat kuasa-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan baik. Shalawat beserta Salam semoga tercurahkan

kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alayhi wa Sallam serta

kepada para keluarganya dan sahabatnya atas teladan yang baik,

sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi dengan lancar.

Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat guna

mendapatkan gelar Sarjana Sosial (S. Sos) di Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak

mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, baik secara moril

maupun materil. Maka penulis mengucapkan terimakasih yang

tak terhingga kepada:

1. Kedua orang tua, Abi Sukandi dan Umi Nurjanah atas

segala perhatian, kasih sayang, semangat, motivasi, dan

do’a kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan

skripsi.

2. Bapak Dr. Arif Subhan, M.A. sebagai Dekan Fakultas

Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta.

Bapak Suparto, M.Ed., sebagai Wakil Dekan Bidang

Akademik. Ph.D. Ibu Dr. Roudhonah, M.Ag. sebagai

Wakil Dekan Bidang Administrasi, dan Bapak Dr.

Page 7: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

iii

Suhaimi, M.Si. sebagai Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan.

3. Ibu Wati Nilamsari, M. Si. sebagai Ketua Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam UIN Jakarta dan

Bapak Hudri, M.Ag. sebagai Sekretaris Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam.

4. Bapak Dr. Tantan Hermansah, M.Si. sebagai dosen

pembimbing yang telah meluangkan waktu dan

memberikan arahan dengan sangat baik sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan.

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Jakarta. Khususnya Jurusan

Pengembangan Masyarakat Islam yang telah

memberikan ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi

penulis.

6. Bagian Tata Usaha (TU) Fakultas Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Jakarta yang telah membuatkan surat-

surat pengantar untuk penelitian di lapangan.

7. Bapak Riki Rachman, S. Sos sebagai Kepala Desa

Benda yang telah memberikan izin penelitian di Desa

Benda. Serta seluruh staff pegawai di Desa Benda yang

telah membantu, mengarahkan, dan memberikan data-

data yang menunjang penulisan skripsi.

8. Para ketua RT, Ketua RW, dan Kepala Dusun (Kadus)

di Desa Benda yang telah meluangkan waktu,

memberikan banyak informasi, dan mengizinkan

melakukan wawancara dengan masyarakat.

Page 8: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

iv

9. Informan masyarakat Desa Benda yang telah

meluangkan waktu dan memberikan banyak informasi

terkait penelitian.

10. Pihak perusahaan, khususnya Bapak Irwan Setiawan

sebagai HRD Legal Manager yang telah meluangkan

waktu dan memberikan banyak informasi mengenai

industialisasi pedesaan.

11. Sahabat penulis Kusnandi ANT III yang telah

menemani, mengantarkan selama penelitian di lapangan

dan memberikan banyak informasi terkait penelitian.

12. Teman-teman PMI 2014, Yuyun, Mia, Asmar, Alfi,

Syifa, Zia, Firoh, Dwi, Azhar, Iqbal, Syahrul, Rizal,

Hendri, Basyid, Hasyim, Aldi, Barizqi, Reza, Ilmam

yang telah memberikan dukungan, do’a, dan motivasi

kepada penulis.

13. Teman-teman Kosan Desta, Silmi, Azmi yang selalu

menemani menyusun skripsi dan memberikan dukungan

kepada penulis.

14. Sahabat-sahabat Ponpes Darussyifa Al-Fithrah Zia,

Ulul, Deby, Lusi, Fatimah, Rifa, Latifah, Gina, Ifda,

Sarah, Ade, Shara, Amanda, Nikmah, Dea yang selalu

memberikan do’a kepada penulis.

15. Sahabat seperjuangan Yuyun Yunena yang selalu

menemani di masa-masa kuliah dan menyusun skripsi.

16. Teman-teman FORSA UIN Jakarta.

Page 9: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

v

17. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan

satu persatu, peneliti mengucapkan terimakasih atasa

bantuan dan informasi yang terkait penelitian.

Semoga semua pihak yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini mendapat balasan kebaikan dari Allah

Subhanahu wa Ta’ala. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat baik bagi penulis, pemerintah desa, masyarakat desa,

dan acuan bagi peneliti lainnya yang hendak menulis skripsi.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Ciputat, 25 November 2018

Penulis

Risna Siti Rahmah

Page 10: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .............................................................. ix

DAFTAR SINGKATAN ........................................................ x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................ 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................ 5

D. Manfaat Penelitian ...................................................... 6

E. Metodologi Penelitian ................................................. 6

F. Tinjauan Pustaka ......................................................... 19

G. Sistematika Penulisan ................................................. 22

BAB II TINJAUAN TEORI

A. Definisi Kontribusi ...................................................... 23

B. Industrialisasi

1. Definisi Industrialisasi .......................................... 24

2. Tujuan Industrialisasi ............................................ 26

3. Jenis Industri ......................................................... 28

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Industri ........ 31

C. Teori Pembangunan W.W. Rostow ............................. 32

D. Kehidupan Sosial Ekonomi ......................................... 36

E. Respons Masyarakat .................................................... 38

Page 11: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

vii

F. Masyarakat Desa

1. Masyarakat ............................................................ 39

2. Desa ....................................................................... 40

3. Masyarakat Desa ................................................... 42

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BENDA

A. Sejarah Desa Benda ..................................................... 46

B. Kondisi Geografis ....................................................... 47

C. Kondisi Demografi ...................................................... 50

D. Kondisi Industri ........................................................... 58

BAB IV TEMUAN LAPANGAN

A. Kontribusi Industrialisasi terhadap Kehidupan Sosial

Ekonomi Masyarakat Desa .......................................... 63

B. Faktor Pendukung, Penghambat, dan Respons Masyarakat

dari Industrialisasi Pedesaan ........................................ 73

BAB V PEMBAHASAN

A. Kontribusi Industrialisasi terhadap Kehidupan Sosial

Ekonomi Masyarakat Desa ......................................... 82

B. Faktor Pendukung, Penghambat, dan Respons Masyarakat

dari Industrialisasi Pedesaan ....................................... 95

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................. 104

B. Implikasi ...................................................................... 107

C. Saran ............................................................................ 108

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1: Informan Desa Benda ............................................. 14

Tabel 2.1: Jenis Industri dalam Tahapan Pembangunan Industri

Prioritas ..................................................................................... 29

Tabel 3.1: Pembagian Luas Wilayah Desa Benda .................... 48

Tabel 3.2: Batas-batas Administratif Desa Benda ................... 48

Tabel 3.3: Jarak dan Waktu Tempuh dari Desa Benda ............ 49

Tabel 3.4: Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ....... 51

Tabel 3.5: Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia ....................... 51

Tabel 3.6: Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan . 54

Tabel 3.7: Jumlah Kelahiran dan Kematian di Desa Benda ..... 54

Tebel 3.8: Migrasi Penduduk Desa Benda ............................... 54

Tabel 3.9: Mata Pencaharian Penduduk Desa Benda ............... 55

Tabel 3.10: Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Benda .......... 57

Tabel 3.11: Jumlah Perusahaan Industri Menurut Klasifikasi di

Setiap Desa Kecamatan Cicurug .............................................. 58

Tabel 3.12: Tenaga Kerja Menurut Desa Di Kecamatan Cicurug

................................................................................................... 61

Tabel 4.1: Jenis Industri di Desa Benda ................................... 69

Page 13: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1: Peta Desa Benda .................................................. 49

Gambar 3.2: Gambar Desa Benda ............................................ 50

Gambar 3.3: Piramida Penduduk Desa Benda ......................... 53

Page 14: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

x

DAFTAR SINGKATAN

PDB : Produk Domestik Bruto

BPS : Badan Pusat Statistik

BPMPT : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu

PAD : Pendapatan Asli Daerah

CSR : Coorporate Social Responsibility

UMK : Upah Minimum Kabupaten/Kota

UMR : Upah Minimum Regional

Page 15: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat-surat

Lampiran 2 Dokumentasi

Lampiran 3 Hasil Observasi

Lampiran 4 Pedoman Wawancara

Lampiran 5 Daftar Informan

Page 16: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelaksanaan pembangunan di Indonesia telah berhasil

mengubah struktur perekonomian secara drastis. Aspek penting

dalam transformasi struktur perekonomian Indonesia salah

satunya adalah peranan sektor industri (Salam dan Fadilah 2009,

49). Sektor industri merupakan sektor utama dalam

perekonomian Indonesia. Sektor industri merupakan penyumbang

terbesar dalam pembentukan PDB Indonesia (Banowati 2013,

172).

Mengenai pembangunan tersebut, proses industrialisasi di

Indonesia merefleksikan secara jelas bahwa strategi

pembangunan selama ini adalah strategi pembangunan yang

menumpukan pertumbuhan ekonomi sebagai fokus utama

pembangunan yaitu memaksimalkan produksi nasional. Faktor

utama pembangunan dalam strategi pembangunan ini adalah

faktor modal dan teknologi (Salam dan Fadilah 2009, 50).

Industrialisasi merupakan posisi sentral ekonomi

masyarakat modern dan merupakan motor penggerak dalam

kesejahteraan dan mobilitas perorangan. Industri sangat penting

sebagai dasar pembangunan (Siska 2013, 479). Perkembangan

industri dalam masyarakat tidak bisa dihindari dalam kehidupan.

Manusia sebagai makhluk sosial berkreasi dalam

mempertahankan kehidupannya. Perkembangan industri

mempengaruhi kehidupan masyarakat sehingga banyak

Page 17: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

2

menimbulkan perubahan, baik perubahan perilaku, psikologis

masyarakat serta perubahan secara fisik. Perilaku masyarakat dari

tradisional menjadi masyarakat modern atau industri, dimana

kehidupannya memerlukan kehidupan serba cepat, terukur, dan

rasional (Nurayati dan Khitam 2015, 8).

Industrialisasi tidak hanya berkembang di daerah perkotaan,

saat ini industrialisasi juga berkembang pesat di daerah pedesaan.

Salah satunya adalah Desa Benda Kecamatan Cicurug Kabupaten

Sukabumi Provinsi Jawa Barat.

Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi di Indonesia

yang berada di Pulau Jawa. Menurut data Kementerian

Perindustrian Republik Indonesia, Jawa Barat merupakan

provinsi dengan jumlah industri terbanyak.

“Dari 74 kawasan industri yang tersebar di

Indonesia, 40 diantaranya berlokasi di Jabar. Dari sisi

luasan wilayah, dari 31.000 ha luas industri di Tanah

Air, 23.000 ha diantaranya berada di Jabar.”

(Kemenperin 2018)

Pembangunan ekonomi di Jawa Barat kontribusi terbesar

diperoleh dari sektor industri pengolahan. Sektor industri

pengolahan merupakan lapangan usaha terbesar kedua yang

banyak menyerap tenaga kerja selain pertanian. Menurut data

Pusdalisbang Jawa Barat.

“Pada Tahun 2005, di Jawa Barat terdapat 3.278

industri besar dengan jumlah tenaga kerja terserap

1.817.571, dengan total investasi sebesar 1.035.571,63

juta rupiah. Sementara itu jumlah industri kecil

menengah sebanyak 195.465 dengan jumlah tenaga

Page 18: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

3

kerja 2.148.684, dengan total investasi 3.447.947,59

juta rupiah.” (Pusdalisbang Jawa Barat 2008)

Sementara itu pada tahun 2007 data dari Dinas

Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat,

perkembangan industri besar masih tetap sama berjumlah 3.278

dengan jumlah tenaga kerja yang diserap hanya sedikit bertambah

sebanyak 1.817.950. Sementara untuk jumlah industri kecil

menengah di Jawa Barat mengalami peningkatan menjadi

198.743 dengan jumlah tenaga kerja 3.966.634. Industri kecil

menengah Kabupaten Sukabumi merupakan jumlah industri

terbanyak dengan jumlah 15.178 dengan tenaga kerja yang

diserap sebanyak 198.035 (Pusdalisbang Jawa Barat 2008).

Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu kabupaten di

wilayah Jawa Barat. Tersedianya bahan baku yang melimpah dan

dukungan potensi sumber daya manusia yang banyak,

menjadikan sektor Industri Kecil Menengah (IKM) di Kabupaten

berkembang cukup pesat beberapa tahun belakangan ini.

Sementara data industri di Kabupaten Sukabumi dari Badan

Penenaman Modal dan Perizinan Terpadu (BPMPT) Kabupaten

Sukabumi.

“Potensi Industri besar di wilayah Kabupaten

Sukabumi berjumlah 121 unit usaha dengan menyerap

tenaga kerja sebanyak 30.001 orang dan jumlah sentra

industri kecil sebanyak 241 sentra yang tersebar di

seluruh wilayah Kabupaten Sukabumi sedangkan untuk

potensi Industri Kecil Menengah dan Industri Rumah

Tangga di wilayah Kabupaten Sukabumi sebanyak

18.778 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja

Page 19: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

4

sebanyak 61.061 orang.” (BPMPT Kab. Sukabumi

2017)

Salah satu kecamatan di Kabupaten Sukabumi yang

menjadi kawasan industri adalah Kecamatan Cicurug yang

terletak di sebelah utara Kabupaten Sukabumi, yang berbatasan

langsung dengan Kabupaten Bogor. Di Kecamatan Cicurug

terdapat 41 industri berskala besar, 23 industri berskala sedang,

116 industri berskala kecil, dan 655 industri rumah tangga (BPS

Kab Sukabumi 2017).

Desa Benda, merupakan sebuah desa yang terletak di

Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi. Di desa ini telah

berdiri industri besar sejak tahun 1989. Semenjak itu telah banyak

bermunculan industri baru, baik industri skala kecil, sedang, dan

besar. Saat ini tercatat industri berskala kecil sebanyak 15,

industri berskala sedang sebanyak 20, industri berskala besar

sebanyak 13, dan industri rumah tangga sebanyak 161 (BPS Kab

Sukabumi 2017).

Kehadiran industri tersebut tentu saja membawa beragam

perubahan pada kondisi masyarakat. Selain itu, keberadaan

industri tentu memberikan kontribusi terhadap kehidupan sosial

ekonomi masyarakat desa. Dengan banyaknya industri di Desa

Benda tentunya berkontribusi bagi masyarakat desa setempat

terutama terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa.

Oleh karena itu, menarik untuk dikaji lebih lanjut mengenai

kontribusi industrialisasi pedesaan terhadap kehidupan sosial

ekonomi masyarakat desa. Maka, penelitian ini berjudul

Page 20: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

5

KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN

TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI

MASYARAKAT DESA (Studi Kasus Masyarakat Desa

Benda Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Provinsi

Jawa Barat).

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Agar penulisan tidak meluas maka peneliti membatasi

masalah hanya pada kontribusi terhadap kehidupan sosial

ekonomi masyarakat Desa Benda sejak berdirinya industri-

industri di Desa Benda. Serta yang menjadi faktor pendukung dan

penghambat, dan respons masyarakat dari industrialiasasi.

Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana kontribusi industrialisasi pedesaan terhadap

kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Benda ?

2. Apa faktor pendukung, penghambat, dan respons

masyarakat dari industrialisasi pedesaan ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui kontribusi industrialisasi pedesaan

terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa

Benda.

2. Untuk mengetahui faktor pendukung, penghambat, dan

respons masyarakat dari industrialisasi pedesaan.

Page 21: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

6

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi

para pihak yang berminat maupun yang terkait masalah

industrialisasi pedesaan, sebagai berikut:

1. Manfaat Akademis

Penelitian ini bermanfaat sebagai proses belajar bagi

peneliti dalam menganalisis kontribusi industrialisasi

pedesaan terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat

desa, dan dapat memberikan informasi bagi penelitian

sejenis.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini semoga bermanfaat untuk pemahaman

masyarakat mengenai pembangunan di pedesaan,

khususnya industrialisasi pedesaan. Bagi pemerintah

penelitian ini dapat menjadi masukan dalam merumuskan

pedoman dan kebijakan untuk pembangunan khususnya

industri di pedesaan. Dan juga bagi manajemen industri

penelitian ini dapat memberi gambaran mengenai keadaan

industrialisasi pedesaan sehingga bagi para pihak yang

berperan dalam industri dapat dijadikan basis perencanaan

maupun tindakan dalam membangun industri di pedesaan.

E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian mengenai kontribusi industrialisasi

pedesaan di Desa Benda menggunakan penelitian studi kasus.

Page 22: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

7

Studi kasus merupakan uraian dan penjelasan yang menyeluruh.

Penjelasan tersebut mengenai berbagai aspek seorang individu,

suatu kelompok, suatu komunitas, satu program atau situasi

sosial. Penelitian studi kasus merupakan penelitian yang berupaya

menelaah dan mencari data yang relevan dan mencari data

sebanyak mungkin mengenai subjek yang diteliti (Mulyana 2010,

201).

Studi kasus (case study) termasuk salah satu jenis penelitian

kualitatif. Jenis penelitian studi kasus memfokuskan secara

intensif pada satu objek tertentu yang mempelajarinya sebagai

suatu kasus. Penelitian ini dimaksudkan untuk mempelajari

secara intensif tentang latar belakang masalah keadaan dan posisi

suatu peristiwa yang sedang berlangsung saat ini serta interaksi di

lingkungan sosial tertentu yang bersifat apa adanya. Penelitian

studi kasus dapat meneliti individu, kelompok, institusi atau

masyarakat (Gunawan 2013, 112).

Penelitian studi kasus adalah studi yang mendalam

mengenai unit sosial tertentu. Hasil penelitiannya bisa

memberikan gambaran yang luas dan mendalam mengenai unit

sosial tertentu. Menurut Danim dalam Gunawan bahwa penelitian

studi kasus, subjek yang diteliti relatif terbatas, namun variabel-

variabel dan fokus yang diteliti sangat luas dimensinya (Gunawan

2013, 112).

Studi kasus merupakan studi yang mendalam hanya pada

kelompok orang atau peristiwa. Teknik studi kasus merupakan

sebuah deskripsi terhadap individu. Penelitian studi kasus seperti

puzzle yang harus dipecahkan. Ada tiga langkah dasar

Page 23: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

8

menggunakan studi kasus yaitu, pengumpulan data, analisis, dan

menulis. Penggunaan studi kasus bagi para peneliti adalah bahwa

kasus yang diteliti harus memiliki masalah yang harus

dipecahkan. Peneliti dapat memahami apa masalahnya, dan

memungkinkan dikembangkan suatu analisis untuk memecahkan

masalah tersebut (Bungin 2007, 132).

Case study merupakan satu metodologi penelitian yang

menggunakan bukti empiris untuk membuktikan apakah suatu

teori dapat diimplementasikan pada suatu kondisi atau tidak.

Case study didefinisikan sebagai pendekatan penelitian yang

melakukan eksplorasi suatu fenomena dan penelitian konteksnya

dengan menggunakan data dari berbagai sumber (Herdiansyah

2012, 76).

Fokus utama case study adalah menjawab permasalahan

penelitian yang dimulai dengan kata tanya bagaimana atau

mengapa. Case study digunakan untuk meneliti peristiwa atau

fenomena terkini dan masih berlangsung. Peneliti tidak dapat

mengendalikannya (tidak seperti dalam penelitian eksperimen)

dan mungkin saja semua kejadian yang diamati terjadi dalam

waktu yang bersamaan (Herdiansyah 2012, 76).

Dalam kehidupan sehari-hari semua peristiwa, kejadian,

dan manusia yang terlibat di dalamnya membentuk kompleksitas

yang mungkin sangat tidak rapi. Kondisi itulah yang menjadi

fokus utama case study. Case study bertujuan menggunakan bukti

empiris untuk memberikan kontribusi bagi ilmu pengetahuan

(Herdiansyah 2012, 76).

Page 24: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

9

Menurut Yin, VanWynsberghe, Khan, Creswell dalam

(Gunawan 2013, 125-130) karakteristik penelitian studi kasus

sebagai berikut: (1) menempatkan objek penelitian sebagai kasus;

(2) memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat

kontemporer; (3) dilakukan pada kondisi kehidupan sebenarnya;

(4) menggunakan berbagai sumber data; (5) menggunakan teori

sebagai acuan penelitian.

2. Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan

kualitatif. Penelitian dengan pendekatan kualitatif adalah

penelitian yang memfokuskan analisis proses dari proses berpikir

secara induktif yang berkaitan dengan dinamika hubungan

antarfenomena yang diamati, dan menggunakan logika ilmiah.

Penelitian kualitatif juga menggunakan data dari kuantitatif untuk

mendukung data kualitatif. Namun, pendekatan kualitatif lebih

ditekankan pada kedalaman berpikir formal dari peneliti dalam

menjawab permasalahan yang dihadapi (Gunawan 2013, 80).

Pendekatan kualitatif merujuk pada konsep “mutu” yang

berarti kualitas. Artinya penelitian kualitatif lebih menekankan

kepada kualitas atau bersifat mutu. Pendekatan kualitatif

berupaya menemukan kebenaran dalam wilayah-wilayah konsep

mutu. Mutu dapat bermakna sebagai segala komponen atau faktor

yang karena kelengkapan unsurnya serta keterkaitannya satu

sama lain sehingga menunjukkan kekuatan dari komponen

tersebut (Farihah 2006, 37).

Page 25: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

10

Penelitian kualitatif bertujuan mengembangkan konsep

sensitivitas pada masalah. Penelitian ini berupaya menjelaskan

kenyataan yang berkaitan dengan teori dan mengembangkan

pemahaman akan satu atau lebih dari fenomena atau peristiwa

yang dihadapi. Penelitian kualitatif biasanya mengungkapkan

permasalahan dalam kehidupan kerja organisasi pemerintah,

swasta, kemasyarakatan, kepemudaan, perempuan, olahraga, seni,

dan budaya. Sehingga dapat dijadikan sebagai kebijakan

kesejahteraan bersama (Gunawan 2013, 80-81)

Penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang dimaksudkan

untuk memahami fenomena yang dilami oleh masyarakat

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain

secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan

memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong 2007, 7).

Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan

terhadap “masalah” yang dibawa peneliti dalam penelitian.

Pertama “masalah” yang dibawa oleh peneliti tetap, artinya

sebelum dimulai penelitian dan setelah selesai penelitian masalah

yang diteliti sama sehingga sejak awal hingga akhir penelitian

tidak berubah. Kedua, “masalah” yang dibawa peneliti setelah

memasuki penelitian berkembang yaitu memperluas dan

memperdalam masalah yang telah disiapkan. Ketiga “masalah”

yang dibawa peneliti lapangan berubah total, sehingga harus

“ganti” masalah (Sugiyono 2014, 205).

Page 26: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

11

3. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Benda Kecamatan Cicurug

Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat.

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama enam bulan terhitung mulai

bulan Mei 2018 sampai dengan November 2018. Untuk

penelitian di lapangan dilakukan selama dua bulan mulai bulan

Juli 2018 sampai September 2018.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini menggunakan sumber

data sebagai berikut:

a. Data primer, data yang diperoleh langsung dari

informan atau narasumber. Data yang diperoleh berupa

hasil dari observasi, baik itu dari apa yang dilihat dan

didengar, serta dari hasil wawancara mendalam dengan

informan. Data primer pada penelitian ini didapat dari

hasil wawancara dengan Pemerintah Desa, Pihak

Industri, masyarakat desa, dan masyarakat desa yang

bekerja di sektor industri.

b. Data sekunder, data sekunder yang diperoleh peneliti

berasal dari buku-buku, company profile, dokumen

pemerintah, data pemerintah yang dipublikasikan

melalui internet, jurnal, artikel,dan internet yang

dianggap relevan oleh peneliti.

Page 27: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

12

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian ini

adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik

pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data

yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono 2014,

224).

Penelitian studi kasus bisa menggunakan berbagai macam

metode. Mulai dari wawancara (riwayat hidup), pengamatan,

penelaahan dokumen, hasil survei, dan data apapun untuk

menguraikan suatu kasus secara terinci. Dengan mempelajari

semaksimal mungkin seorang individu, suatu kelompok, atau

suatu kejadian, peneliti bertujuan memberikan pandangan yang

lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti (Mulyana

2010, 201).

Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan

dalam penelitan ini adalah:

a. Wawancara

Wawancara merupakan percakapan yang dimaksudkan

untuk memperoleh informasi atau memiliki tujuan tertentu.

Percakapan tersebut dilakukan oleh dua pihak, yakni

pewawancara (interviewer) dan terwawancara (interviewee).

Pewawancara adalah orang yang mengajukan pertanyaan

sedangkan terwawancara adalah orang yang memberikan jawaban

dari pertanyaan tersebut (Moleong 2008, 186).

Salah satu metode wawancara adalah wawancara

mendalam. Wawancara mendalam secara umum merupakan

Page 28: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

13

proses memperoleh informasi untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab antara pewawancara dan informan. Wawancara yang

dilakukan bisa menggunakan pedoman atau tidak. Wawancara

dilakukan kepada informan yang terlibat dalam kehidupan sosial

yang relatif lama. Dengan demikian, ciri khusus wawancara

mendalam adalah keterlibatan dalam kehidupan informan

(Bungin 2007, 111).

Informan adalah orang yang diwawancarai oleh

pewawancara. Informan memberikan informasi atau keterangan

mengenai objek yang diteliti. Informan adalah orang yang

diperkirakan menguasai dan memahami data, informasi, ataupun

fakta dari suatu objek penelitian (Bungin 2007, 111).

Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan

kepada beberapa pihak. Untuk memperoleh data yang akurat

wawancara dalam penelitian ini dilakukan kepada:

1) Pemerintah Desa Benda

Wawancara kepada pemerintah Desa Benda dilakukan agar

mendapatkan data yang valid dan akurat mengenai perkembangan

industri di Desa Benda serta kontribusi industrialisasi terhadap

kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa. Pada saat di lapangan

peneliti melakukan wawancara dengan Bapak HS sebagai Kasi

Pemerintahan di Desa Benda.

2) Masyarakat Desa Benda

Wawancara dilakukan kepada masyarakat Desa Benda yang

bekerja di sektor non-industri. Wawancara ini dilakukan kepada

ketua RT, ketua RW untuk mendapatkan informasi mengenai

Page 29: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

14

perkembangan industri dan kontribusi industri kepada

masyarakat.

3) Masyarakat Desa Benda yang bekerja di sektor industri

Wawancara dilakukan kepada sembilan orang kepada

masyarakat Desa Benda yang bekerja di sektor industri yang

tersebar di Desa Benda. Wawancara ini dilakukan untuk

mengetahui bagaimana kontribusi yang dirasakan setelah bekerja

di sektor indsustri terhadap kehidupan sosial ekonominya.

4) Pihak Industri di Desa Benda

Peneliti melakukan wawancara dengan pihak industri yang

ada di Desa Benda. Pertama peneliti melakukan wawancara

dengan salah satu pihak industri berskala besar di Desa Benda.

Kedua peneliti melakukan wawancara dengan pelaku industri

rumah tangga sebanyak dua orang. Wawancara dengan pihak

industri, khususnya industri berskala besar bertujuan untuk

mengetahui kontribusi apa saja yang diberikan untuk masyarakat

desa benda, baik itu berupa CSRnya ataupun kontibusi secara

tidak langsung dari keberadaan industri.

Untuk lebih jelasnya berikut daftar informan wawancara:

Tabel 1.1: Informan Desa Benda

No Informan Jumlah (orang)

1. Pemerintah Desa Benda 1

2. Masyarakat Desa Benda 12

3. Masyarakat Desa yang bekerja di

sektor industri

9

4. Pihak Industri Besar 1

Page 30: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

15

5. Pelaku Industri Rumah Tangga 2

Jumlah 25

b. Observasi

Metode pengumpulan data selanjutnya yang juga digunakan

adalah observasi. Observasi juga termasuk dalam metode

penelitian kualitatif. Observasi atau pengamatan adalah kegiatan

yang dilakukan dengan menggunakan pancaindra mata sebagai

alat indra utamanya. Selain alat indra mata, pengamatan juga bisa

menggunakan pancaindra lainnya seperti telinga, penciuman,

mulut, dan kulit. Maka dari itu observasi merupakan kemampuan

seseorang menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja

pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya.

Peneliti yangmelakukan pengamatan tidak hanya menggunakan

mata saja, tetapi mengaitkan apa yang dilihatnya dengan apa yang

dihasilkan dari pancaindra lainnya, seperti apa yang didengar, apa

yang dirasakan dari sentuhan, apa yang dicium dari

penciumannya, apa yang dicicipi (Bungin 2007, 118).

Metode pengumpulan data observasi adalah pengumpulan

data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian melalui

pengamatan dan pengindraan. Suatu kegiatan pengamatan bisa

dikategorikan sebagai pengumpulan data jika memiliki kriteria

berikut. (1) pengamatan dalam penelitian telah direncanakan

secara matang; (2) pengamatan harus berkaitan dengan tujuan

penelitian yang telah ditetapkan; (3) pengamatan dicatat secara

sistematik dan dihubungkan dengan proporsi umum dan

dipaparkan untuk menarik perhatian (Bungin 2007, 118).

Page 31: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

16

Derajat pengamatan dalam penelitian ini adalah observasi

terus terang. Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan penelitian

menyatakan terus terang kepada sumber data, nara sumber,

bahwa sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti

mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti.

Tetapi dalam suatu saat peneliti juga tidak berterus terang atau

tersamar dalam observasi, hal ini untuk menghindari jika suatu

data yang dicari merupakan data yang masih dirahasiakan.

Kemungkinan jika berterus terang, maka peneliti tidak akan

diizinkan melakukan observasi (Moleong 2008, 176).

Peneliti melakukan observasi berulang kali meliputi kondisi

tempat penelitian, aktifitas yang dilakukan masyarakat Desa

Benda, aktfitas masyarakat yang bekerja di sektor industri pada

saat berangkat dan pulang kerja. Peneliti juga melakukan

observasi di semua wilayah rukun warga (RW) yang ada di Desa

Benda untuk mengetahui persebaran dan letak industri yang ada

di Desa Benda.

c. Studi Dokumentasi

Dokumen merupakan salah satu bentuk atau alat yang

digunakan untuk mengumpulkan data. Dokumen merupakan

sebuah catatan yang berisi pernyataan tertulis yang disusun oleh

seseorang, pemerintah atau lembaga sebagai data tertulis

mengenai profil atau untuk keperluan pengujian suatu peristiwa.

Dokumen memiliki fungsi sebagai sumber data, bukti, informasi

alamiah, dan membuka kesempatan memperluas pengetahuan

terhadap yang diteliti (Sedarmayanti dan Syarifudin 2011, 85).

Page 32: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

17

Studi dokumen adalah salah satu metode pengumpulan data

kualitatif dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen

yang dibuat oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang

subjek. Studi dokumentasi merupakan salah satu cara yang dapat

dilakukan peneliti kualitatif untuk mendapatkan gambaran dari

sudut pandang subjek melalui suatu media tertulis dan dokumen

lainnya yang ditulis atau dibuat langsung oleh subjek yang

bersangkutan (Moleong 2008, 180).

Dalam penelitian ini peneliti studi dokumen yang

digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah dokumen

pemerintah desa, dokumen pemerintah daerah, dokumen BPS,

serta dokumen dari pihak industri.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data yang bersifat deskriptif-kualitatif. Penelitian

kualitatif adalah penelitian yang akan menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis, data tersebut bisa dari orang-

orang dari perilaku yang diamati (Moleong 2008, 3).

Tahapan analisis data merupakan sebuah proses memilih

dari beberapa sumber maupun masalah yang sesuai dari

penelitian yang dilakukan (Sedarmayanti dan Syarifudin 2011,

166). Tesch dalam (Sedarmayanti dan Syarifudin 2011, 166)

analisis data dibutuhkan agar peneliti mampu mengembangkan

atau memperluas kategori-kategori dan dapat dijadikan sebagai

perbandingan untuk menemukan sesuatu yang mendasar dan

memberi gambaran apa adanya.

Page 33: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

18

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan

teknik analisis data deskriptif. Dimana berupa uraian-uraian atau

penjelasan, pemaran dari data yang telah didapatkan. Baik dari

sumber data primer maupun sumber data sekunder.

7. Pemeriksaan Keabsahan Data

Pemeriksaan keabsahan data yang digunakan triangulasi

dengan sumber. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data

itu untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data

itu. Triangulasi yang paling banyak digunakan adalah

pemeriksaan melalui sumber lainnya (Moleong 2008, 330).

Denzin dalam (Moleong 2008, 330) mendefiniksan triangulasi

sebagai gabungan atau kombinasi berbagai metode yang dipakai

untuk mengkaji fenomena yang saling terkait dari sudut pandang

dan perspektif yang berbeda. Menurutnya triangulasi meliputi

empat hal, yaitu: (1) triangulasi metode; (2) triangulasi antar-

peneliti (jika peneliti dilakukan secara berkelompok; (3)

triangulasi sumber data, dan (4) triangulasi teori.

Menurut Patton dalam (Moleong 2008, 330-331) triangulasi

dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik

derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda. Hal tersebut dapat dicapai dengan

jalan (1) membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil

wawancara; (2) membandingkan apa yang dikatakan orang di

depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi; (3)

membandingkan apa yang dikatakan tentang situasi penelitian

Page 34: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

19

dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu; (4) membandingkan

keadaan dan perspektif orang seperti rakyat biasa, orang

berpendidikan, orang berada, orang pemerintahan; (5)

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang

berkaitan. Dalam penelitian ini pemeriksaan keabsahan data

adalah dengan membandingkan data hasil pengamatan dengan

hasil wawancara. Selain itu peneliti juga melakukan pemeriksaan

keabsahan data dengan membandingkan hasil wawancara dengan

dokumen yang berkaitan.

F. Tinjauan Pustaka

Sebagai bahan perbandingan dan bahan kajian dalam

penulisan skripsi ini, maka ada beberapa penelitian yang sudah

dilakukan sebelumnya. Ada beberapa hal yang membedakan

penelitian sebelumnya dengan penelitian ini, berikut beberapa

penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya:

Pertama, skripsi yang berjudul “Pengaruh Industrialisasi

Pedesaan Terhadap Taraf Hidup Masyarakat di RW 01 dan RW

09 Desa Benda Kec. Cicurug Kab. Sukabumi Prov. Jawa Barat”.

Ditulis oleh Rajib Ghandi, Program Studi Sains Komunikasi

Pengembangan Masyarakat pada tahun 2011. Masalah penelitian

yang dibahas dalam skripsi ini adalah (1) sejauhmana pengaruh

dampak industri terhadap respon masyarakat, dan (2) sejauhmana

respon masyarakat terhadap taraf hidup masyarakat. Perbedaan

dengan skripsi yang peneliti tulis adalah mulai dari metode

penelitian yang digunakan, metode penelitian yang digunakan

kuantitatif dan masalah penelitiannya pun berbeda. Namun,

Page 35: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

20

lokasi penelitian dilakukan di lokasi yang sama dengan peneliti,

yaitu di Desa Benda hanya dilakukan di tahun yang berbeda.

Kedua, skripsi yang berjudul “Dampak Industrialisasi

Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Desa (Studi

Kasus: Dampak PT Inalum Terhadap Warga Desa Lalang

Kecamatan Medang Deras”. Ditulis oleh Novi Khairani, Program

Studi Sosiologi Universitas Sumatera Utara (USU) pada tahun

2009. Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah (1)

bagaimana dampak industrialisasi terhadap kehidupan sosial

masyarakat Desa Lalang, dan (2) bagaimana dampak

industrialisasi terhadap kondisi ekonomi masyarakat Desa

Lalang. Persamaan skripsi ini dengan peneliti adalah metodologi

yang digunakan, metodologi yang digunakan pendekatan

kualitatif dan membahas kehidupan sosial ekonomi. Namun,

perbedaannya skripsi tersebut membahas dampak dan peneliti

membahas kontribusi.

Ketiga, skripsi yang berjudul “Dampak Industri Terhadap

Perubahan Sosial dan Ekonomi Masyarakat di Desa Tobat

Kecamatan Balaraja Tangerang Banten”. Ditulis oleh Akhmad

Asep Erista, Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

(IPS) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2014. Masalah

yang diteliti dalam skripsi ini adalah (1) bagaimana dampak

adanya industri terhadap kehidupan sosial masyarakat setempat;

(2)bagaimana dampak perkembangan industri terhadap ekonomi

masyarakat Desa Tobat yang terjadi akibat industri. Perbedaan

skripsi tersebut dengan skripsi peneliti adalah skripsi tersebut

membahas perubahan sosial dari adanya industri sementara

Page 36: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

21

peneliti membahas mengenai kontribusi. Namun memiliki

kesamaan bahasannya mengenai sosial ekonomi.

Keempat, skripsi yang berjudul “Pengaruh Industrialisasi

dan Pondok Pesantren Nahdjussalam Terhadap Budaya Politik

Masyarakat Kampung Panyawungan”. Skripsi ini ditulis oleh

Mohamad Romdoni, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010. Pada

skripsi ini masalah yang diteliti adalah pengaruh industrialisasi

terhadap budaya politik masyarakat dan pengaruh pondok

pesantren terhadap budaya politik masyarakat Panyawungan.

Skripsi tersebut tidak hanya membahas pengaruh dari adanya

industri saja, namun juga membahas pengaruh dari adanya

Pondok Pesantren. Selain itu, masalah yang diteliti mengenai

budaya politik masyarakat.

Kelima, skripsi yang berjudul “Industrialisasi di Pedesaan

dan Perubahan Struktur Masyarakat Petani di Desa Pasawahan

Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Jawa Barat”. Ditulis

oleh Dewi Vivi Vanadiani, Program Studi Sains Komunikasi dan

Pengembangan Masyarakat IPB pada tahun 2011. Masalah yang

diteliti adalah (1) bagaimana hubungan industri di pedesaan dan

perubahan struktur masyarakat petani pada hubungan kerja

pertanian; (2) bagaimana hubungan industri di pedesaan dan

perubahan struktur masyarakat petani pada jenis mata

pencaharian; (3) bagaimana hubungan industri di pedesaan dan

perubahan struktur masyarakat petani pada mobilitas sosial; (4)

bagaimana hubungan industri di pedesaan dan perubahan struktur

masyarakat petani pada pola relasi sosial.

Page 37: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

22

G. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan skripsi sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini membahas latar belakang masalah, batasan dan rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,

metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai teori-teori yang terkait dengan

penelitian ini, yang terdiri dari teori mengenai kontribusi,

industrialisasi, repons masyarakat, kehidupan sosial ekonomi,

teori pembangunan WW Rostow, masyarakat desa.

BAB III GAMBARAN UMUM DESA BENDA

Bab ini membahas mengenai gambaran umum Desa Benda, mulai

dari letak geografis, gamabaran umum mengenai demografi,

kondisi sosial ekonomi, dsb.

BAB IV TEMUAN LAPANGAN

Bab ini membahas mengenai temuan lapangan, yaitu kontribusi

industrialisasi pedesaan terhadap kehidupan sosial ekonomi

masyarakat Desa Benda. Faktor pendukung, penghambat, dan

respons mayarakat.

BAB V PEMBAHASAN

Bab ini membahas analisis dari temuan lapangan di Bab IV yang

dikaitkan dengan teori.

BAB VI PENUTUP

Bab ini membahas mengenai kesimpulan, implikasi dan saran

dari hasil dan temuan yang didapatkan dalam penelitian.

Page 38: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

23

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi Kontribusi

Kontribusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

berarti sumbangan, bantuan, iuran (Tim Penyusun Kamus Pusat

Bahasa 2007, 432). Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

susunan W.J.S. Poerwadarminta kontribusi memiliki arti

sumbangan, berkontribusi berarti mempunyai kontribusi,

mempunyai andil (Poerwadarminta 2014, 730). Sedangkan dalam

Kamus Ilmiah Populer memiliki arti sumbangan atau sokongan

(Hamid, 309).

Kontribusi menurut Dany H, kontribusi bermakna suatu

bentuk bantuan oleh individu maupun kelompok lain (Dany 2006,

264). Kontribusi dalam hal ini tidak terbatas pada aspek materi

saja, karena kontribusi memiliki perspektif luas sesuai paradigma

kajian sosiologis dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari.

Dalam industrialiasi pedesaan kontribusi memiliki makna

sumbangan, bantuan, dan pelibatan industri di pedesaan. Dalam

penelitian ini kontribusi yang diteliti khususnya dalam hal

kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa. Jadi kontribusi

industrialisasi pedesaan bagaimana dengan hadirnya industri bisa

memberikan kontibusi terhadap kehidupan sosial ekonomi

masyarakat desa. Kontribusi apa saja yang didapatkan atau

dirasakan masyarakat desa dari kehadiran industri di pedesaan.

Baik kontribusi langsung dari industri maupun secara tidak

langsung dari keberadaan industri di Desa Benda.

Page 39: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

24

B. Industrialisasi

1. Definisi Industrialisasi

Industrialisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

(KBBI) memiliki makna usaha menggalakkan industri di suatu

negara, pengindustrian. Sedangkan makna dari industri itu sendiri

adalah kegiatan memproses atau mengolah barang dengan

mengunakan sarana dan peralatan (Departemen Pendidikan

Nasional 2008, 534). Jadi industrialiasasi usaha menggalakkan

adanya pengolahan barang dengan menggunakan sarana dan

peralatan. Sedangkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia

susunan W.J.S. Poerwadarminta industrialisasi adalah usaha

untuk menghidupkan industri supaya menjadi pokok untuk

penghidupan negara (Poerwadarminta 2014, 444).

Aliminsyah dan Padji mendefinisikan industrialisasi

(industrialization) adalah proses perkembangan teknologi,

dengan bantuan ilmu pengetahuan yang diterapkan, yang

memiliki ciri melakukan produksi dalam jumlah banyak dengan

menggunakan mesin baik untuk alat produksi maupun benda

konsumsi. Hasil produksi dipasarkan secara luas. Industrialiasasi

terdapat tenaga kerja khusus dengan adanya pembagian kerja.

Industrialisasi juga membawa dampak adanya urbanisasi yang

meningkat (Aliminsyah dan Padji 2005, 77).

Menururt B.N. Marbun industrialiasi adalah proses

pembentukan dan pengembangan industri di sebuah negara atau

wilayah. Dalam proses pembentukan dan pengembangan sering

kali merupakan sebuah fungsi secara geografis. Industrialisasi

pada awalnya berdiri di “persimpangan” transportasi: pelabuhan,

Page 40: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

25

jalan-jalan kereta api yang penting atau persimpangan jalan.

Kemudian berdirilah zona industri atau wilayah industri. Di

negara-negara maju industri tidak lagi mencakup pembangunan

tetapi lebih banyak cerobong asap dan pabrik. Pada saat ini

industri yang ada adalah industri dengan teknologi canggih dan

bersih. Industri yang ada lebih bersifat padat modal daripada

padat karya. Namun, di negara-negara berkembang industri

“kuno” masih tetap dipertahankan dan masih tetap berlangsung

(Marbun 2005, 102).

Menurut UU Nomor 3 tahun 2014 industri adalah seluruh

bentuk kegiatan yang mengolah bahan baku atau memanfaatkan

sumber daya industri sehingga menghasilkan barang yang

mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih tinggi (Keppres

2014, 2). Rahardjo dalam Rasu, Benu, dan Manginsela

industrialiasasi dianggap sebagai motor penggerak dalam

pembangunan ekonomi. Industrialiasi sebagai pintu masuk kearah

kesejahteraan (Rasu, Benu, dan Manginsela 2017, 100).

Pengertian sederhana menurut Lenski dalam Lauer,

industrialisasi adalah pembangunan ekonomi melalui

transformasi sumber daya dan kuantitas energi yang digunakan.

Pada masyarakat agraris sumber energi utamanya adalah tenaga

manusia dan tenaga hewan (Lauer 2003, 411).

Jika masyarakat agraris menggunakan tenaga hewan dan

manusia, maka pada masyarakat industri mesin yang digunakan.

Masyarakat industri merupakan masyarakat yang memproduksi

barang menggunakan mesin dan bahan bakar sebagai energi

Page 41: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

26

utama. Dengan industrialisasi dunia terlihat kecil, banyak

terjadinya mobilisasi (Nurdin dan Abrori 2006, 43).

Teknologi industri telah menaikkan standar hidup 15% dari

masyarakat dunia. Pada umumnya masyarakat industri akan

bekerja sesuai dengan latar pendidikannya. Sebagaimana yang

dibutuhkan industri. Dengan kata lain, pembagian kerja menjadi

lebih spesifik. Industrialisasi selain menghasilkan hal yang positif

juga dapat membawa dampak negatif. Masyarakat yang berjuang

untuk meningkatkan taraf hidupnya akan berkompetisi, saling

bersaing, dana akhirnya muncul individualisme (Nurdin dan

Abrori 2006 , 43).

Ponsioen dalam Ayuningtias dan Murdianto menjelaskan

bahwa industrialisasi pada dasarnya adalah proses kerja

menggunakan teknologi. Pemanfaatan teknologi menjadikan

proses produksi menjadi efisien. Selain itu, industrialisasi bisa

menjadi pemicu terjadinya perubahan sosial. Industrialiasasi

sebagai salah satu dari strategi modernisasi (Ayuningtias dan

Murdianto 2017, 145).

2. Tujuan Industrialiasasi

Tambunan, Djaini dalam Ayuningtias dan Murdianto,

industrialiasasi pedesaan sebuah langkah memajukan masyarakat

agraris ke masyarakat industri. Tujuan industialisasi pedesaan

mendorong laju pertumbuhan pembangunan di pedesaan dengan

industrialiasi masyarakat desa bisa menjadikan sebagai sumber

pendapatan, kesempatan kerja baru, meningkatkan tenaga kerja

Page 42: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

27

dan usaha, mengendalikan urbanisasi dan mengurangi

kemiskinan di pedesaan (Ayuningtias dan Murdianto 2017, 145).

Menurut Eva Banowati pembangunan industri bertujuan

memperbaiki struktur perekonomian Indonesia. Realisasinya

adalah pembangunan industri memberikan dampak yang

menguntungkan antara lain: (1) terbukanya lapangan kerja,

semakin banyak industri yang dibangun membuka kesempatan

kerja bagi masyarakat; (2) terpenuhinya kebutuhan masyarakat;

(3) pendapatan masyarakat meningkat; (4) menghemat devisa

negara; (5) mendorong untuk berpikir maju bagi masyarakat; (6)

terbukanya usaha-usaha lain diluar bidang industri; (7)

pendundaan usia pernikahan (Banowati 2013, 188-189).

Menurut Tulus T.H. Tambuhan Indonesia harus

mengembangkan industri nasional yang kuat. Ada beberapa

alasan mengapa Indonesia harus mengembangkan industri

nasional yang kuat. Pertama, jumlah penduduk Indonesia yang

banyak dan terus bertambah setiap tahun dengan laju yang pesat,

ekonomi Indonesia harus tumbuh pesat untuk menciptakan

kesempatan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.

Kedua, industri dibutuhkan untuk mengolah sumber daya alam

yang ada di Indonesia menjadi barang-barang setengah jadi atau

jadi. Ketiga, industri adalah sumber terpenting dari

perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan dan juga sumber

utama peralihan teknologi dari sektor tersebut ke sektor-sektor

ekonomi lainnya. Keempat, dengan memiliki industri nasional

yang kuat Indonesia bisa mengurangi ketergantungan pada impor

(Tambunan 2012, iv-v).

Page 43: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

28

F. Gunawan Suratmo dalam Siska menjelaskan bahwa sejak

awal perencanaan pembangunan suatu proyek atau industri sudah

memiliki tujuan meningkatkan sosial ekonomi. Jadi dari

keberadaan proyek atau industri harus memberikan dampak yang

positif bagi masyarakat, terutama bagi masyarakat setempat.

Selain itu pula berdampak bagi Provinsi, Nasional, hingga

Internasional (Siska 2013, 483).

Dalam Keppres No 3 Tahun 2014 perindustrian

diselenggarakan dengan tujuan (Keppres 2014, 5): (1)

mewujudkan industri nasional sebagai pilar dan penggerak

perekonomian nasional; (2) mewujudkan kedalaman dan

kekuatan struktur industri; (3) mewujdukan industri yang

mandiri, berdaya saing, dan maju serta industri hijau; (4)

mewujudkan kepastian berusaha, persaingan, yang sehat, serta

mencegah pemusatan atau penguasaan industri oleh suatu

kelompok atau perorangan yang merugikan masyarakat; (5)

membuka kesempatan berusaha dan perluasan kesempatan kerja;

(6) mewujudkan pemerataan pembangunan industri ke seluruh

wilayah Indonesia; (7) meningkatkan kemakmuran dan

kesejahteraan masyarakat secara adil.

3. Jenis Industri

Perusahaan atau usaha industri adalah suatu usaha yang

melakukan kegiatan ekonomi, menghasilkan barang dan jasa,

berada dalam wilayah tertentu, dan mempunyai catatan

administrasi, serta ada orang yang bertanggung jawab atas usaha

tersebut. Perusahaan industri terbagi dalam empat golongan: (1)

Page 44: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

29

Industri Besar, yaitu industri yang memiliki tenaga kerja 100

orang atau lebih; (2) Industri Sedang, yaitu industri yang

memiliki tenaga kerja 20-99 orang; (3) Industri Kecil, yaitu

industri yang memiliki tenaga kerja 5-19 orang; (4) Industri

Rumah Tangga, yaitu industri yang memiliki tenaga kerja 1-4

orang (BPS 2016).

Permen Perindustrian No. 30 Tahun 2017, jenis industri

adalah bagian dari cabang industri yang mempunyai ciri khusus

yang sama atau hasilnya bersifat akhir dalam proses produksi

yang ditetapkan sesuai kelompok dalam Klasifikasi Baku

Lapangan Usaha Indonesia lima digit (Kemenperin 2017, 2).

Adapun jenis industri yang menjadi prioritas dikembangkan

tahun 2015-2035 sebagai berikut (Kemenperin 2015, 27-35):

Tabel 2.1: Jenis Industri dalam Tahapan Pembangunan

Industri Prioritas

No Industri Prioritas Jenis Industri

1. Industri Pangan Industri Pengolahan Ikan; Industri

Pengolahan Susu; Industri Bahan

Penyegar; Industri Pengolahan

Minyak Nabati; Industri Pengolahan

Buah-Buahan dan Sayuran; Industri

Tepung; Industri Gula Berbasis Tebu.

2. Industri Farmasi,

Kosmetik, dan Alat

Kesehatan

Industri Farmasi dan Kosmetik;

Industri Alat Kesehatan.

3. Industri Tekstil, Industri Tekstil; Industri Kulit dan

Page 45: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

30

Kulit, Alas Kaki,

dan Aneka

Alas Kaki; Industri Furnitur dan

Barang Lainnya dari Kayu; Industri

Plastik, Pengolahan Karet, dan barang

dari karet.

4. Industri Alat

Transportasi

Industri Kendaraan Bermotor;

Industri Kereta Api; Industri

Perkapalan; Industri Kedirgantaraan.

5. Industri

Elektronika dan

Telematika/ICT

Industri Elektronika; Industri

Komputer; Industri Peralatan

Komunikasi.

6. Industri

Pembangkit Energi

Industri Alat Kelistrikan

7. Industri Barang

Modal, Komponen,

Bahan Penolong,

dan Jasa Industri

Industri Mesin dan Perlengkapan;

Industri Komponen; Industri Bahan

Penolong; Jasa Industri

8. Industri Hulu Agro Industri Oleofood; Industri

Oleokimia; Industri Kemurgi; Industri

Pakan; Industri Barang dari Kayu;

Industri Pulp dan Kertas.

9. Industri Logam

Dasar dan Bahan

Galian Bukan

Logam

Industri Pengolahan dan Pemurnian

Besi dan Baja Dasar; Industri

Pengolahan dan Pemurnian Logam

Dasar Bukan Besi; Industri Logam

Mulia, Tanah Jarang (Rare Eath), dan

Bahan Bakar Nuklir; Industri Bahan

Page 46: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

31

Galian non logam.

10. Industri Kimia

Dasar Berbasis

Migas dan

Batubara

Industri Petrokimia Hulu; Industri

Kimia Organik; Industri Pupuk;

Industri Resin Sintetik dan Bahan

Plastik; Industri Karet Alam dan

Sintetik; Industri Barang Kimia

Lainnya

Sumber: Pusat Komunikasi Publik Kemenperin 2015

Industri padat karya menjadi pengembangan industri

prioritas dari pemerintah. Hal ini dikarenakan industri padat

karya mampu menyerap banyak tenaga kerja yang besar. Saat ini

industri prioritas menyumbang sepertiga industri di Tanah Air.

Kontribusi yang diberikan industri padat karya sebesar 30%

dalam perumbuhan industri nasional. Ada 108.000.000 juta

tenaga kerja yang bekerja pada industri pengolahan di Indonesia.

Sekitar 14.600.000 bekerja di sektor industri padat karya, seperti

tekstil dan produk tekstil (TPT), alas kaki, furnitur, makanan dan

minuman, serta industri kecil dan menengah (Kemenperin).

4. Faktor Pendukung dan Penghambat Industri

Menurut Eva Banowati industri yang kokoh dibutuhkan

adanya visi yang jauh ke depan. Maka gambaran pembangunan

industri yang diinginkan bisa lebih jelas. Adapun faktor yang

mendukung dan menghambat industrialisasi adalah sebagai

berikut (Banowati 2013, 186-187):

a. Faktor pendukung pembangunan industri di Indonesia

Page 47: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

32

1) Indonesia kaya sumber daya alam.

2) Letak geografis yang menguntungkan.

3) Tersedia pasar di dalam negeri.

4) Jumlah tenaga kerja yang banyak.

5) Tersedia berbagai sarana dan prasarana industri.

6) Tersedia energi listrik dan air yang cukup.

7) Iklim usaha yang menguntungkan.

8) Banyak melakukan berbagai kerjasama dengan

negara-negara lain dalam hal modal, teknologi, dan

lain-lain.

b. Faktor penghambat pembangunan industri di Indonesia

1) Penguasaan teknologi yang masih kurang.

2) Modal yang dimiliki relatif rendah.

3) Sarana dan prasarana yang dibutuhkan belum

tersedia merata di seluruh Indonesia.

4) Mutu barang yang dihasilkan masih kalah bersaing

dengan negara lain.

5) Jenis produk tertentu bahan bakunya masih

menggantungkan datau didatangkan dari negara

lain.

C. Teori Pembangunan W.W Rostow

Rostow merupakan seorang ekonom yang terkenal dengan

karya klasiknya “The Stage of Economic Growth.” Menurut

Rostow dalam (Murodi dan Nilamsari 2007, 28-29) menyatakan

bahwa ada lima tahap pembangunan ekonomi, yaitu mulai dari

Page 48: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

33

masyarakat tradisional, pra kondisi tinggal landas, tinggal landas,

dan dicapai dalam tahap kematangan pertumbuhan, dan terakhir

konsumsi massa tinggi.

Rostow dalam Martono memandang bahwa pembangunan

pada Negara Dunia Ketiga diperlukan untuk mencapai

modernisasi. Pendekatan W. W Rostow mengarah kepada teori

ekonomi pembangunan. Tahapan pembangunan Dunia Ketiga

diperlukan waktu yang panjang. Tahap-tahap yang dikembangkan

berdasarkan studi di negara-negara berkembang. Tahapan

tersebut adalah sebagai berikut (Martono 2012, 61-62):

1. Masyarakat Tradisional (traditional society). Pada

tahap masyarakat tradisional ditandai dengan

pembangunan. Tahap masyarakat tradisional, perubahan

sosial berjalan lambat. Proses produksi belum maksimal

dikarenakan kemampuan masyarakat tradisional dalam

mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi cukup

berkembang.

2. Pra Kondisi Tinggal Landas (the preconditions for take

off). Tahap pra kondisi tinggal landas gagasan mengenai

kemajuan ekonomi sudah mulai tumbuh. Perkembangan

seperti pendidikan, kewirausahaan, dan institusi yang

dapat memobilisasi modal. Selain itu, tahap ini banyak

pengusaha, perluasan pasar, dan pembangunan pada

sektor industri.

3. Tinggal Landas (the take off). Tahap tinggal landas

pertumbuhan ekonomi mulai tinggi, teknologi-teknologi

Page 49: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

34

baru sudah mulai diakses, pertumbuhan modal bagi

perluasan industri.

4. Pematangan pertumbuhan (the drive to maturity). Pada

tahap ini memiliki ciri-ciri ada 10% sampai 20%

pendapatan nasional digunakan untuk investasi.

Pemanfaatan teknologi menjadi kompleks, dan sektor

industri bergerak kearah industri berat.

5. Konsumsi Massa Tinggi (high consumption). Pada

tahap ini memiliki ciri-ciri sektor industri mulai

mengkhususkan pada produksi barang konsumsi dan

penyedian jasa. Pada tahap ini kebutuhan dasar adalah

memberikan pelayanan dan fokus pada kesejahteraan

masyarakat.

Rostow dalam (Suwarsono 1994, 17) menjelaskan diantara

dua kutub tradisional dan konsumsi massa yang tinggi, ada

tahapan yang dianggap kritis, yaitu tahap tinggal landas. Rostow

melihat pembanguan di Dunia ketiga dengan menggunakan

kiasan tersebut. Pertama, ketika berada ada tahapan tradisional

Negara Dunia Ketiga mungkin hanya mengalami sedikit

perubahan sosial. Kemudian perlahan negara tersebut mengalami

perubahan. Hal tersebut bisa disebabkan karena mulai tumbuh

wirausahawan, perluasan pasar, pembangunan industri.

Perubahan ini masih dianggap sebagai pra kondisi mencapai

tahapan berikutnya. Walaupun pertumbuhan ekonomi mulai

nampak, saat bersamaan telah terjadi penurunan mortalitas, selain

angka pertumbuhan penduduk tinggi. Akibatnya untuk

Page 50: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

35

mempertahankan dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang

otonom dan berkelanjutan (Sel-sustained economi growth) kecil.

Hal ini dikarenakan jumlah penduduk tinggi dalam batas-batas

tertentu menyerap surplus ekonomi yang dihasilkan.

Rostow dalam Suwarsono menyatakan jika sebuah negara

hendak mencapai pertumbuhan ekonomi yang otonom dan

berkelanjutan. Negara harus memiliki struktur ekonomi tertentu.

Negara harus mampu memobiliasasi kemampuan modal dan

sumber daya alam sehingga mampu mencapai 10% dari

pendapatan nasionalnya. Jika tidak, pertumbuhan ekonomi yang

akan dicapai tidak akan mengimbangi pertumbuhan penduduk

(Suwarsono 1994, 16).

Cara Negara Dunia Ketiga mampu memperoleh

sumberdaya yang diperlukan, khususnya sumber daya modal

untuk mencapai tingkat investasi produktif yang tinggi adalah

sebagai berikut. Rostow dalam (Murodi dan Nilamsari 2007, 30):

1. Dana untuk investasi dapat digali dengan cara

pemindahan sumber dana secara radikal atau melalui

berbagai kebijakan pajak.

2. Dana investasi yang berasal dari lembaga keuangan

seperti bank, pasar uang dan modal, obligasi

pemerintah, yang dibuat bertujuan memindahkan dana

nasional yang terpendam untuk kegiatan produktif.

3. Dana investasi dapat juga diperoleh mellaui

perdagangan internasional. Pendatan devisa dari

kegiatan ekspor dapat digunakan untuk mendatangkan

teknologi asing dan peralatannya.

Page 51: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

36

4. Dana investasi yang diperoleh dari investasi langsung

modal asing untuk ditanam seperti, pembangunan

prasarana dan pembukaan tambang, dan sektor

produktif lainnya.

Faktor penentu untuk mencapai tahapan tinggal landas dan

pertumbuhan ekonomi yang otonom dan berkelanjutan adalah

pemilikan kemampuan untuk melakukan investasi 10% dari

pendapatan nasional. Rostow menjelaskan bahwa investasi

produktif untuk tahap awal diprioritaskan pada sektor industri.

Sektor industri dianggap paling menguntungkan dan paling tidak

akan merambat ke sektor lain (Suwarsono 1994, 17).

Ketika pertumbuhan ekonomi sudah otonom, tahap

kematangan pertumbuhan telah tercapai. Tahapan ini ditandai

dengan pesatnya perluasan kesempatan kerja, pendapatan

nasional meningkat, peningkatan permintaan konsumen, dan

pembentukan pasar domestik yang tangguh. Kemudian tahap

akhir ini sebagai tahap konsumsi massa tinggi (Suwarsono 1994,

17).

D. Kehidupan Sosial Ekonomi

Kehidupan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal

dari kata hidup yang berarti masih terus ada, bergerak, dan

bekerja sebagaimana mestinya (Departemen Pendidikan Nasional

2008, 496). Pengertian dari kehidupan adalah cara (keadaan, hal)

hidup (Departemen Pendidikan Nasional 2008, 497).

Page 52: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

37

Sosial dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti

berkenaan dengan masyarakat dan perlu adanya komunikasi

dalam usaha menunjang pembangunan ini; suka memperhatikan

kepentingan umum (suka menolong, menderma, dsb) (Tim

Penyusun Kamus Pusat Bahasa 2007, 1085). Istilah sosial dalam

ilmu sosial memiliki makna yang berbeda. Ada yang mengartikan

sosial sebagai objek, sehingga memiliki makna masyarakat.

Sedangkan sosial dalam Departemen Sosial, sosial merupakan

kegiatan sosial yang dilakukan. Kegiatan yang dilakukan untuk

mengatasi masalah kesejahteraan, seperti tuna susila, tuna wisma,

dan lain-lain (Supardan 2009, 27).

Ekonomi sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesian

adalah ilmu mengenai asas-asas produksi, distribusi, dan

pemakaian barang-barang serta kekayaan (seperti hal keuangan,

perindustrian, dan perdagangan); pemanfaatan uang, tenaga,

waktu, dan sebagainya yang berharga; tata cara kehidupan

perekonomian (suatu negara); urusan keuangan rumah tangga

(organisasi negara) (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa 2007,

287).

Jadi dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa

kehidupan sosial ekonomi merupakan suatu cara manusia atau

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya dan untuk

melangsungkan hidupnya. Dalam memenuhi kebutuhannya

dimana ada interaksi masyarakat terjadi, didalamnya ada proses

kegiatan ekonomi yaitu perindustrian, perdagangan, dan lain

sebagainya, serta selalu memperhatikan kepentingan masyarakat.

Page 53: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

38

E. Respon Masyarakat

Respon dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

memiliki arti tanggapan, reaksi, jawaban (Departemen

Pendidikan Nasional 2008). Sedangkan makna dari reaksi itu

sendiri adalah suatu kegiatan (aksi, protes) yang timbul akibat

suatu gejala atau suatu peristiwa, aksi juga bisa bermakna

tanggapan (respons) terhadap suatu aksi, dan perubahan yang

terjadi karena bekerjanya suatu unsur. (Departemen Pendidikan

Nasional 2008, 1150)

Menurut Farida Hamid dalam Kamus Ilmiah Populer

respon berarti reaksi, jawaban, reaksi balik (Hamid, 550). Adapun

dalam kamus psikologi respon (responce) memilki beberapa

pengertian. Pertama, proses otot atau kelenjar yag muncul oleh

suatu perangsang. Kedua, suatu jawaban, yaitu suatu jawaban

dari pertanyaan tes atau kuesioner. Ketiga, sebarang tingkah laku,

baik tingkah laku yang terlihat maupun yang tersembunyi

(Chaplin 2006, 432). Jadi secara umum respon itu berarti

tanggapan, reaksi, jawaban.

Menurut Alisuf Sabri secara umum tanggapan berarti

bayangan atau kesan kenangan dari apa yang pernah kita amati

atau kenali. Selama tanggapan-tanggapan itu berada dalam bawah

sadar disebut tanggapan latent, sedangkan tanggapan yang berad

dalam kesadaran kita adalah tanggapan aktuil (Sabri 1993, 60).

Masyarakat bisa diartikan kelompok-kelompok manusia

yang sangat terkait oleh sistem-sistem, adat istiadat, serta hukum-

hukum khas yang hidup bersama saling berinteraksi dan memiliki

prasarana untuk mencapai tujuan bersama (Adi 2001, 34). Secara

Page 54: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

39

sosiologis masyarakat atau society dapat diartikan sebagai

kelompok individu-individu yang mempunyai beberapa

persamaan kepentingan dan tujuan. Kemudian proses terjadinya

masyarakat karena adanya interaksi yang dilakukan oleh

individu-individu (Koendjoroningrat 2000, 25).

Jadi respon masyarakat adalah tanggapan, jawaban, reaksi,

penerimaan masyarakat dari suatu kegiatan, fenomena atau

peristiwa, baik tanggapan atau reaksi postif maupun negatif.

Dalam penelitian ini jadi respon mayarakat adalah bagaimana

tanggapan, reaksi, serta penerimaan masyarakat dengan hadirnya

industrialisasi pedesaan di desa tersebut.

F. Masyarakat Desa

1. Masyarakat

Masyarakat dapat diartikan sekelompok manusia yang

sangat terkait oleh sistem-sistem, adat istiadat, serta hukum-

hukum khas yang hidup bersama saling berinteraksi dan memiliki

prasarana untuk mencapai tujuan bersama (Adi 2001, 34). Secara

sosiologis masyarakat atau society dapat diartikan sebagai

sekelompok individu-individu yang mempunyai beberapa

persamaan, kepentingan, dan tujuan. Kemudian proses terjadinya

masyarakat karena adanya interaksi yang dilakukan oleh

individu-individu (Koendjoroningrat 2000, 25).

Beberapa ahli dalam (Soekanto 2013, 22) mencoba

mendefinisikan masyarakat (society) seperti berikut ini: Maclver

dan Page mengatakan bahwa masyarakat merupakan suatu sistem

dari kebiasaan dan tata cara, dari wewenang dan kerja sama

Page 55: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

40

antara berbagai kelompok. Masyarakat merupakan jalinan dari

hubungan sosial dan masyarakat selalu berubah.

Ralph Linton mendefiniskan masyarakat sebagai kelompok

manusia yang hidup dan bekerja bersama cukup lama sehingga

mereka dapat mengatur diri mereka sendiri dan menganggap

sebagai kesatuan sosial dengan batas-batas yang dirumuskan

dengan jelas. Selo Soemardjan mendefiniskan masyarakat adalah

orang-orng yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan

(Soekanto 2013, 22).

Menurut Soerjono Soekanto masyarakat mencakup

beberapa unsur. Adapun unsur tersbut adalah (1) masyarakat

merupakan manusia yang hidup bersama. Tidak ada ukuran

mutlak berapa jumlah manusia yang harus ada. Akan tetapi,

secara teoritis minimal dua orang yang hidup bersama; (2)

berkumpul dalam waktu yang cukup lama; (3) mereka menyadari

bahwa mereka sebuah kesatuan; (4) suatu sistem hidup bersama.

Sistem kehidupan bersama menimbulkan kebudayaan karena

setiap manusia merasa dirinya terikat satu dengan yang lainnya

(Soekanto 2000, 22).

2. Desa

Definisi desa banyak didefinisakan oleh para ahli, sehingga

sampai saat ini belum ada kesepakatan umum tentang keberadaan

masyarakat desa. Istilah desa dapat merujuk pada arti yang

berbeda-beda tergantung dari sudut pandang mana dibicarakan.

Secara umum, desa memiliki tiga unsur: (1) Wilayah dan letak,

yang berarti sebagai tanah yang meliputi luas, lokasi, dan batas-

Page 56: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

41

batasnya yang merupakan lingkungan geografis; (2) penduduk,

yang meliputi jumlah, struktur umur, struktur mata pencaharian,

serta pertumbuhannya; (3) tata kehidupan, meliputi corak atau

pola-pola kehidupan, dan ikatan warga desa (Setiadi dan Kholip

2011, 842-843).

Definisi desa secara resmi yang tertuang dalam Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1979, desa didefinisikan sebagai suatu

wilayah yang ditempati sejumlah penduduk sebagai kesatuan

masyarakat, termasuk kesatuan masyarakat hukum, yang

mempunyai organisasi, yang mempunyai organisasi pemerintahan

terendah dibawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah

tangganya sendiri, dalam ikatan Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Itulah definisi desa secara administrasi pemerintah

(Setiadi dan Kholip 2011, 837).

Desa secara umum berarti tempat tinggal manusia yang

terletak di luar kota dan masyarakat berjiwa agraris. Dalam arti

lain desa dapat diartikan suatu bentuk kesatuan administratif yang

serupa dengan kelurahan, desa dipimpin oleh kepala desa atau

lurah. Definisi lain dari desa yang dilihat sebagai tempat tinggal

atau pemukiman adalah daerah dengan masyarakat yang hidup

berkumpul dan hidup bersama dimana mereka menggunakan

lngkungan sebagai tempat mempertahankan, melangsungkan, dan

mengembangkan kehidupan mereka. (Daldjoeni 2014, 49-50)

Definisi tersebut tersirat adanya tiga unsur: penduduk,

tanah, bangunan, karena masing-masing unsur akan mengalami

perubahan, maka desa sebagai pola pemukiman atau tempat

tinggal bersifat dinamis. Secara geografis definisi tersebut dapat

Page 57: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

42

dikatakan bahwa manusia sebagai penghuni desa selalu

melakukan adaptasi spatial dan ekologis sesuai kegiatannya yang

berjiwa agraris. (Daldjoeni 2014, 50)

Menurut Sutardjo Kartohadikusumo dalam Daldjoeni

definisi desa secara administratif dapat diartikan sebagai suatu

kesatuan hukum yang mengatur masyarakat bertempat tinggal

dan memiliki kekuasaan untuk mengatur pemerintahannya sendiri

(Daldjoeni 2014, 50). Adapun Bintarto dalam (Setiadi dan Kolip

2011, 838) mendefinisikan desa sebagai perwujudan atas

kesatuan geografi, sosial, ekonomi, politik, dan kultural yang

terdapat disuatu daerah dan terdapat hubungan serta timbal balik

dengan daerah lain.

Paul H. Landis dalam (Setiadi dan Kolip 2011, 838)

mengemukakan bahwa desa merupakan wilayah yang jumlah

penduduknya kurang dari 2.500 jiwa. Adapun ciri-ciri desa

sebagai berikut: (1) memiliki pergaulan hidup saling mengenal

satu sama lain; (2) memiliki perasaan yang sama tetang kesukaan

terhadap kebiasaan; (3) cara berusaha (ekonomi) mayoritas

adalah agraris yang berhubungan dengan alam.

3. Masyarakat Desa

Menurut Elly M. Setiadi dan Usman kolip, para ahli

sosiologi lebih memusatkan perhatiannya masyarakat desa

“sebagai unit sosial,” yaitu kelompok individu yang hidup

menetap di daerah tertentu. Wilayah administrasinya mencakup

tanah pertanian yang kadang-kadang dikuasai bersama. Adapun

Bintarto dalam Elly dan Usman memberikan batasan desa sebagai

Page 58: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

43

perwujudan atas kesatuan geografi, social, ekonomi, politik, dan

kultural yang terdapat di daerah tersebut serta memiliki hubungan

dan timbal balik dengan daerah lain (Setiadi dan Kholip 2011,

838).

Ciri-ciri kehidupan masyarakat desa menurut N. Daldjoeni

adalah sebagai berikut (Daljoeni 2014, 55):

a) Desa dan masyarakatnya berhubungan erat dengan alam.

Khususnya iklim, karena yang nampak pada permusiman,

hal ini seolah-olah mengatur kegiatan masyarakat dalam

bertani.

b) Masyarakat desa merupakan satu unit sosial atau unit kerja.

Jumlah penduduk relatif rendah dan struktur ekonomi

umumnya agraris. Namun lambat laun karena pengaruh

kota, pendidikan formal desa mengalami perubahan. Dalam

hal tersebut dapat dikatakan desa mengalami proses

perubahan, dapat dilihat dari ciri-ciri kota seperti perubahan

secara fisik, ekonomi maupun budaya.

c) Masyarakat desa membentuk suatu paguyuban atau

menurut sosiologi suat Gemeinschaft, dimana ikatan

kekeluarga erat. Sementara itu proses sosial, perubahannya

yang dimaksud berjalan lambat. Kontrol kemasyarakatan di

desa masih ditentuka oleh adat, moral, dan hukum informal.

Uraian ciri-ciri desa tersebut menggambarkan desa yang

dikenal sejak lama. Namun, konsep desa perlu ditinjau kembali

sesuai dengan perkembangan masa. Bintarto dalam Daldjoeni

menggambarkan desa sekarang, masyarakat desa sekarang

Page 59: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

44

semakin terbuka pemikirannya. Selain itu, ekonomi dan

pendidikan juga mengalami kemajuan. Selama ini desa berfungsi

sebagai pensuplai material dan tenaga kerja. Dalam

perkembangannya desa mengalami keberhasilan pembangunan

dan akan menjadi self sufficing village atau swasembada.

(Daljoeni 2014, 56)

Adapun ciri-ciri kehidupan masyarakat pedesaan di

Indonesia menurut (Sajogyo dan Sajogyo 2002, 24-31) sebagai

berikut:

a) Konflik dan persaingan. Masyarakat desa tinggal di tempat

yang berdekatan dengan orang-orang tetangga, hidup

berdekatan dengan orang-orang kesempatan pertengkaran

sangat banyak dan peristiwa konflik dari keadaan atau

peristiwa sering terjadi.

b) Kegiatan bekerja. Bekerja keras merupakan cara untuk

bertahan hidup dalam masyarakat pedesaan di Indonesia.

Namun, menurut Hoselitz dalam Sajogyo dan Sajogyo,

untuk membangun suatu masyarakat yang ekonominya

terbelakang itu harus menyediakan suatu sistem perangsang

untuk menarik aktivitas masyarakat.

c) Sistem tolong menolong. Tolong menolong merupakan

tenaga bantuan dalam pekerjaan yang tidak dibayar tapi

diminta dari warga desa. Dalam hal ini kompensasinya

bukan bagian dari hasil pekerjaan, juga bukan upah, tetapi

tenaga bantuan.

d) Gotong royong. Aktivitas bekerjasama antara masyarakat

desa untuk menyelesaikan satu kegiatan yang berguna bagi

Page 60: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

45

kepentingan umum. Aktivitas sosial tersebut biasa disebut

“kerja bakti.”

e) Jiwa gotong royong. Jiwa gotong royong diartikan sebagai

peranan rela terhadap sesama masyarakat. Sikap pengertian

terhadap kebutuhan umum dinilai lebih baik dari kebutuhan

individu.

f) Musyawarah dan Jiwa Musyawarah. Keputusan-keputusan

yang diambil harus mencocokkan banyak pendapat dan

menintegritaskan pendapat. Musyawarah harus ada

kekuatan tokoh-tokoh yang dianggap berpengaruh dalam

masyarakat.

Page 61: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

46

BAB III

GAMBARAN UMUM DESA

A. Sejarah Desa Benda

Desa Benda merupakan salah satu desa yang terletak di

Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. Desa

Benda dibentuk pada masa Pemerintahan Hindia Belanda dengan

nama Desa Cicurug Kolot. Desa Cicurug Kolot diambil dari nama

kampung, yaitu Kampung Lembur Kolot. Dimana kampung

tersebut merupakan asal usul penduduk asli Desa Benda.

Sedangkan letak Kecamatan Cicurug terletak di Bojoned dengan

nama camatnya R.A.A. Surya Danuningrat.

Kepala Desa pertama Desa Cicurug Kolot adalah Wirya.

Pada masa pemerintahannya tahun 1896 terjadi jual beli lahan

dan hibah di Desa Cicurug kolot. Pada tahun 1913 Desa Cicurug

Kolot dipindahkan ke Kampung Bangkong Reang dan berubah

nama menjadi Desa Benda.

Dari cerita tokoh masyarakat atau sesepuh di Desa Benda,

asal mula nama Desa Benda diambil dari dua macam asal usul.

Pertama, nama Benda diambil dari nama sebuah pohon. Pada

zaman dahulu di Desa Benda banyak terdapat pohon benda, yaitu

sejenis pohon kluwih timbul atau sukun. Pohon yang terbesar

terdapat di Kp. Benda, sehingga nama daerah tersebut menjadi

Benda. Kedua, asal mula dinamakan Desa Benda adalah

masyarakat Desa Benda hampir seluruhnya adalah pejuang

kemerdekaan. Para pejuang kemerdekaan banyak mengalami

bentrokan dan konflik dengan Belanda, sehingga keluar istilah

Page 62: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

47

dalam bahasa daerah nga-ben dengan Belanda. Nga-ben memiliki

arti perang atau gulat dengan Belanda. Nama Benda diambil dari

ujung kata tersebut “ben”, sehingga didapat nama Benda.

Sumber penghasilan masyarakat Desa Benda sebelum

berdirinya industri-industri di Desa Benda adalah dari sektor

peternakan, perkebunan palawija. Setelah itu mulai berdiri

industri batako, yang menjadikan masyarakat Desa Benda sebagai

produsen batako yang cukup banyak disamping sektor palawija

dan sektor peternakan.

Pada tahun 1989 mulai didirikan PT Hae Wae di Desa

Benda, yang merupakan industri besar pertama yang berdiri di

Desa Benda. Sejak saat itulah mulai banyak industri di Desa

Benda, mulai dari industri besar, industri sedang atau menengah,

industri kecil, dan industri rumah tangga.

B. Kondisi Geografis

Desa Benda adalah desa yang terletak di Kecamatan

Cicurug Kabupaten Sukabumi Provinsi Jawa Barat. Secara

geografis Desa Benda berada disebelah utara dari pusat

Pemerintahan Kabupaten Sukabumi. Desa Benda terdiri dari 4

Dusun, 11 Rukun Warga (RW), dan 47 Rukun Tetangga (RT).

Desa Benda merupakan salah satu desa dari 13 desa yang

ada di Kecamatan Cicurug dengan topografi daerah perbukitan

198,959 Ha/m2

dan dataran rendah 132,64 Ha/m2. Desa Benda

memiliki ketinggian 475 meter diatas permukaan laut (mdpl)

dengan curah hujan rata-rata 5.748 mm/tahun. Suhu udara

minimum di Desa Benda 17o C dan maksimum 31

oC.

Page 63: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

48

Desa Benda memiliki luas wilayah sekitar 331,99 Ha/m2,

adapun pembagian luas sebagai berikut:

Tabel 3.1: Pembagian Luas Wilayah Desa Benda

Lahan/Wilayah Luas (Ha) Ket

Tanah Sawah 16,500

Tanah Kering 133,689

Bangunan/Pekarangan 69,850

Jumlah 331,99

Sumber: BPS Kab. Sukabumi 2017

Desa Benda memiliki batas-batas wilayah administratif

sebagai berikut:

Tabel 3.2: Batas-batas Administratif Desa Benda

Batas Wilayah Ket

Sebelah Utara Desa Wates Jaya Kec. Cigombong Kab.

Bogor

Sebalah Timur Area Kehutanan Gunung Gd.

Pangrango

Sebelah Selatan Desa Tenjo Ayu dan

Desa Naggerang

Kec. Cicurug

Sebelah Barat Desa Kutajaya Kec. Cicurug

Sumber: Data Desa Benda

Adapun jarak dan waktu tempuh dari Desa Benda ke

Kecamatan, Ibu Kota Kabupaten, Ibu Kota Provinsi, dan Ibu Kota

Negara adalah sebagai berikut.

Page 64: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

49

Tabel 3.3: Jarak dan Waktu Tempuh dari Desa Benda

Jarak Waktu Tempuh

Kecamatan 2,5 km 15 menit

Ibu Kota Kabupaten 57,5 km 3 s/d 4 jam

Ibu Kota Provinsi 129 km 7 s/d 8 jam

Ibu Kota Negara 90 km 4 s/d 5 jam

Sumber: Data Desa Benda

Berikut adalah peta Desa benda yang menggambarkan

batas-batas wilayah Desa Benda.

Sumber: Data Desa Benda

Gambar 3.1: Peta Desa Benda

Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa Desa Benda

berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor, lebih tepatnya

Kecamatan Cigombong. Adapun gambar keseluruhan Desa

Benda yang diambil dari Google Earth nampak bagaimana luas

Page 65: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

50

wilayah Desa Benda. Berikut gambar Desa Benda secara

keseluruhan.

Sumber:Google Earth

Gambar 3.2: Gambar Desa Benda

C. Kondisi Demografi

Desa Benda Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi

merupakan salah satu desa dari 13 desa yang ada di Kecamatan

Cicurug. Luas wilayah Desa Benda sekitar 333 Ha/m2. Desa

Benda terdiri dari 4 Dusun, 11 Rukun Warga (RW), dan 47

Rukun Tetangga (RT). Desa Benda memiliki jumlah penduduk

sebanyak 15.274 jiwa dengan kepadatan rata-rata 45/Ha.

Penduduk Desa Benda merupakan penduduk terbanyak

kedua di Kecamatan Cicurug setelah Desa Kuta Jaya yang

memiliki penduduk 17.625 jiwa. Desa Benda terdapat 4.186

kepala keluarga (KK) dengan rata-rata jiwa per rumah tangga

sebanyak 4 jiwa.

Page 66: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

51

Mengenai kondisi demografi Desa Benda terdapat jumlah

penduduk berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk

berdasarkan usia serta piramida penduduknya, jumlah migrasi in

dan migrasi out di Desa Benda, serta informasi mengenai jumlah

kelahiran dan kematian di Desa Benda. Selain itu, terdapat

jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian, dan berdasarkan

pendidikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.4: Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah

(Jiwa) Laki-laki Perempuan

7.779 7.495 15.274

Sumber: Data Desa Benda

Dari jumlah penduduk 15.274 jiwa, di Desa Benda terdapat

4.186 kepala keluarga (KK) dengan rata-rata jiwa per rumah

tangga sebanyak 4 jiwa dan kepadatan rata-rata 45/Ha.

Selanjutnya jumlah penduduk berdasarkan usia di Desa Benda

adalah sebagai berikut.

Tabel 3.5: Jumlah Penduduk Berdasarkan Usia

Kelompok

Umur

Jenis Kelamin Jumlah

Laki-laki Perempuan

0-4 thn 407 391 798

5-9 thn 566 524 1.090

10-14 thn 763 695 1.458

15-19 thn 657 670 1.327

20-24 thn 686 670 1.356

Page 67: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

52

25-29 thn 654 714 1.368

30-34 thn 782 746 1.528

35-39 thn 668 698 1.366

40-44 thn 655 631 1.286

45-49 thn 514 468 982

50-54 thn 406 402 808

55-59 thn 354 341 695

60-64 thn 263 255 518

65 + 404 209 613

Jumlah 7.779 7.495 15.274

Sumber: Data Desa Benda

Dari jumlah penduduk berdasarkan usia dapat diketahui

jumlah penduduk terbanyak terdapat pada usia 30-34 tahun

dengan jumlah penduduk 1.528. Selanjutnya jumlah penduduk

dengan jumlah yang banyak juga di usia 10-14 tahun dengan

jumlah penduduk 1.458 jiwa. Jika dilihat jumlah penduduk

berdasarkan usia dari usia 15-44 tahun jumlah penduduk di usia

tersebut relatif banyak, artinya penduduk Desa Benda lebih

banyak penduduk di usia produktif. Namun, jumlah penduduk

yang berusia 65 tahun keatas juga lebih banyak daripada usia 60-

64 tahun. Jumlah penduduk yang paling sedikit adalah kelompok

usia 60-64 tahun dengan jumlah 518 jiwa. Usia penduduk 0-4

tahun lebih sedikit dari usia 5-14 tahun, artinya tingkat fertilitas

di Desa Benda rendah. Jika jumlah penduduk desa benda

digambarkan dalam model piramida penduduk adalah sebagai

berikut.

Page 68: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

53

PIRAMIDA PENDUDUK DESA BENDA

KECAMATAN CICURUG KABUPATEN SUKABUMI

Gambar 3.3: Piramida Penduduk Desa Benda

Jika dilihat dari bentuknya, piramida penduduk Desa Benda

berbentuk sarang tawon kuno. Bentuk piramida ini dikenal

dengan bentuk sarang tawon kuno (old fashioned beehive).

Piramida ini biasanya terdapat pada negara yang mengalami

penurunan kelahiran dan kematian yang cukup lama. Dasar dari

piramida terlihat jumlah kelahiran begitu rendah. Karakteristik

yang dimiliki piramida ini yaitu umur median sangat tinggi,

dengan rasio ketergantungan yang sangat rendah (Adioetomo dan

Samosir 2010, 34-35).

Dari bentuk piramida penduduk, penduduk Desa Benda

memang lebih banyak pada usia 30-34 tahun dengan jumlah

penduduk 1.528 jiwa. Selanjutnya ciri penduduk menurut bentuk

1000 500 0 500 1000

0-4 THN5-9 THN

10-14 THN15-19 THN20-24 THN25-29 THN30-34 THN35-39 THN40-44 THN45-49 THN50-54 THN55-59 THN60-65 THN

> 65 THN

Perempuan

Laki-laki

Page 69: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

54

piramida penduduk termasuk dalam ciri konstriktif (contrictive).

Ciri konstriktif ini adalah bagian piramida kecil dan sebagian

besar penduduk masih berada dalam kelompok umur muda

(Adioetomo dan Samosir 2010, 36).

Tabel 3.6: Jumlah Penduduk Berdasarkan Kewarganegaraan

Warga Negara Jumlah (Jiwa)

WNI 15.274

WNA -

Jumlah 15.274

Sumber: Data Desa Benda

Tabel 3.7: Jumlah Kelahiran dan Kematian di Desa Benda

Laki-laki Perempuan Jumlah

Kelahiran 25 22 47

Kematian 53 33 86

Sumber: BPS Kab. Sukabumi 2017

Tabel 3.8: Migrasi Penduduk Desa Benda

Migrasi Laki-laki Perempuan Jumlah

Migrasi In 167 179 346

Migrasi Out 179 184 363

Sumber: BPS Kab. Sukabumi 2017

Sebagian besar masyarakat Desa Benda mendapatkan

penghasilan dari bidang industri. Hal ini dikarenakan terdapat

beberapa industri yang ada di Desa Benda dan sekitarnya.

Mayoritas masyarakat di Desa Benda saat ini bekerja di pabrik-

Page 70: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

55

pabrik yang ada di Desa Benda dan sekitarnya. Untuk lebih

jelasnya berikut mata pencaharian masyarakat di Desa Benda.

Tabel 3.9: Mata Pencaharian Penduduk Desa Benda

No Nama Pekerjaan Jumlah (Jiwa)

1. Bidan 4

2. Buruh Harian Lepas 1.488

3. Buruh Nelayan/Perikanan 1

4. Buruh Tani/Perkebunan 850

5. Dokter 2

6. Guru 45

7. Imam Mesjid 36

8. Juru Masak 1

9. Karyawan Swasta 3.089

10. Kepala Desa 1

11. Polisi 7

12. Mekanik 9

13. Mengurus Rumah Tangga 2.303

14. Dukun Melahirkan 7

15. Pedagang 178

16. PNS 84

17. Pelajar/Mahasiswa 2.261

18. Penata Rambut 1

19. Penata Rias 5

20. Pensiunan 43

21. Penyiar Radio 3

22. Perangkat Desa 11

Page 71: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

56

23. Petani/Pekebun 26

24. Supir 93

25. TNI 4

26. Tukang Batu 112

27. Tukang Gigi 13

28. Tukang Kayu 24

29. Tukang Cukur 2

30. Tukang Jahit 25

31. Tukang Las/Pandai Besi 5

32. Ustadz/Mubaligh 26

33. Wartawan 3

34. Wiraswasta 52

35. Anggota DPRD Kab/Kota 2

36. Pekerjaan Lainnya 421

37. Belum/Tidak Bekerja 4.037

Jumlah 15.274

Sumber: Data Desa Benda

Masyarakat Desa Benda paling banyak bermatapencaharian

sebagai karyawan swasta dari sebuah perusahaan atau pabrik

yang ada di Desa Benda. Walaupun sudah menjadi kawasan

industri, masyarakat Desa Benda ternyata masih ada yang

bermatapencaharian sebagai buruh tani atau buruh perkebunan.

Jumlah petani dan buruh tani di Desa Benda masih banyak, yaitu

berjumlah 850 jiwa. Selain itu masyarakat yang bekerja sebagai

buruh lain juga masih banyak, seperti buruh harian lepas ada

Page 72: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

57

1.488 jiwa yang bekerja sebagi buruh harian lepas. Masyarakat

yang tidak atau belum bekerjapun masih banyak ada 4.037 orang

yang belum dan tidak bekerja.

Selanjutnya tingkat pendidikan masyarakat yang ada di

Desa Benda sangat bervariatif. Berikut tingkat pendidikan

penduduk Desa Benda.

Tabel 3.10: Tingkat Pendidikan Penduduk Desa Benda

No Tingkat Pendidikan Jumlah (Jiwa)

1. Tidak/Belum Sekolah 1.522

2. Belum Tamat SD 1.699

3. Tamat SD/Sederajat 3.838

4. SLTP/Sederajat 3.797

5. SLTA/Sederajat 3.578

6. Diploma I/II 183

7. Diploma III/Sarjana Muda 322

8. D IV/S1 312

9. S2 23

Jumlah 15.274

Sumber: Data Desa Benda

Tingkat pendidikan masyarakat di Desa Benda bervariatif.

Pendidikan terakhir Masyarakat Desa Benda masih banyak yang

hanya tamat SD/Sederajat, ada 3.838 orang. Selanjutnya banyak

masyarakat yang tamat di tingkat SLTP sebanyak 3.797 orang

dan SLTA sebanyak 3.578 orang. Walaupun demikian ada

sebagaian masyarakat yang tingkat pendidikannya sudah sampai

S1 dan S2.

Page 73: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

58

D. Kondisi Industri

Desa Benda saat ini sudah menjadi salah satu wilayah

industri yang ada di Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi.

Pada tahun 1989 awal mula berdirinya pabrik di Desa Benda

yatitu PT Hae Wae yang merupakan industri yang memproduksi

garment. Sejak saat itulah banyak pabrik-pabrik didirikan di Desa

Benda.

Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Sukabumi sampai

dengan tahun 2017 sudah tercatat terdapat 13 industri besar, 20

industri sedang, 15 industri kecil, dan 161 industri rumah tangga

dengan beranekaragam jenis usaha (BPS Kab Sukabumi 2017,

52). Jika dibandingkan dengan desa-desa lain yang ada di

Kecamatan Cicurug, industri-industri lebih banyak berada di

Desa Benda, baik industri besar, industri sedang, industri kecil,

dan industri rumah tangga. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut.

Tabel 3.11: Jumlah Perusahaan Industri Menurut Klasifikasi

di Setiap Desa Kecamatan Cicurug

Desa

Industri

Besar Sedang Kecil Rumah

Tangga

Mekarsari 1 - 25 25

Nyangkowek 2 - 5 6

Purwasari 2 - 20 30

Caringin 1 - 2 9

Bangbayang - - 11 36

Page 74: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

59

Cisaat - - 1 37

Tenjolaya 1 - 1 6

Pasawahan 3 - 4 16

Cicurug - 2 24 10

Nanggerang 2 - 2 3

Tenjoayu 14 - 3 16

Benda 13 20 15 161

Kutajaya 5 1 3 300

Jumlah 41 23 116 655

Sumber: BPS Kab. Sukabumi 2017

Berdasarkan data tersebut yang dikutip dari BPS Kabupaten

Sukabumi 2017, jumlah industri di Kecamatan Cicurug ada 41

jumlah industri besar, 23 industri sedang, 116 industri kecil, dan

655 industri rumah tangga (BPS Kab Sukabumi 2017, 52). Jika

dibandingkan desa-desa yang ada di Kecamatan Cicurug jumlah

industri yang ada di Desa Benda lebih banyak baik industri besar,

sedang, kecil, dan rumah tangga.

Untuk mengetahui perkembangan industri di Desa Benda

peneliti melakukan wawancara terhadap pihak terkait seperti

pemerintah desa, tokoh masyarakat, masyarakat setempat,

masyarakat yang bekerja di sektor industri, serta pihak

perusahaan.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan ada beberapa

perbedaan pendapat mengenai perkembangan industri di Desa

Benda. Baik mengenai industri yang pertama berdiri hingga

kapan industri pertama berdiri di Desa Benda. Namun, pada

Page 75: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

60

umumnya lebih banyak yang mengatakan bahwa industri yang

pertama berdiri di Desa Benda adalah PT. Hae Wae pada 1989.

Desa Benda sebelum menjadi kawasan industri, pada

awalnya adalah lahan perkebunan dan industri batako. Batako

merupakan salah satu jenis material bangunan. Informasi ini

disampaikan oleh beberapa pihak mulai dari pemerintah desa,

tokoh masyarakat, dan masyarakat Desa Benda.

“iya dulu disini pabrik batako sama perkebunan karet,

tapi sekarang pabrik batako uda ngak ada....” (Wawancara

dengan Bapak HS, 2018)

Peneliti pertama kali mendapatkan informasi tersebut dari

pihak pemerintah desa. Untuk mencari informasi lebih dalam

peneliti juga melakukan wawancara dengan tokoh masyarakat

setempat seperti Ketua RW, Ketua RT, serta wawancara dengan

masyarakat setempat. Hal selaraspun demikian diungkapkan oleh

beberapa warga.

“dulu itu semua perkebunan, perkebunan karet... dulu

kebanyakan percetakan batako sih...” (Wawancara dengan

Bapak JP, 2018)

“kalau dulu sebelum ada industri pabrik adanya batako,

pabrik batako cuma kaya home industry gitu, setelah

perkembangan zaman kebanyakan pabrik, semua daerah

disini banyak investor yang masuk...” (Wawancara dengan

Bapak OJ, 2018)

“...masih tanah disini dulu kan disini tempat galian buat

teras batako... bapak juga kan waktu dulu kerja di pabrik

batako, lumayan lama juga tahun 1990-1997 lagi bagus-

bagusnya lah produksi batako.” (Wawancara dengan Bapak

Bad, 2018)

Page 76: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

61

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dapat diketahui

bahwa pada awalnya industri yang ada di Desa Benda mulai dari

industri batako. Kemudian semakin berkembang dengan berdiri

industri-industri besar di Desa Benda.

Jenis industri yang ada di Desa Benda mayoritas adalah

industri garment. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya jumlah

tenaga kerja yang bekerja pada industri sandang yang ada di Desa

Benda. Berdasarkan data BPS Kabupaten Sukabumi 2017 di

Kecamatan Cicurug ada 19.322 tenaga kerja yang bekerja di

industri sandang, 5.007 tenaga kerja yang bekerja di industri

pangan, dan 510 tenaga kerja pada industri lainnya. Sedangkan

jumlah tenaga kerja di Desa Benda ada 9.850 di industri sandang

(BPS Kab Sukabumi 2017, 51). Berikut data jumlah tenaga kerja

di Kecamatan Cicurug yang bekerja di bidang industri.

Tabel 3.12: Tenaga Kerja Menurut Desa Di

Kecamatan Cicurug

Desa Jumlah Tenaga Kerja Industri

Sandang Pangan Lainnya

Mekarsari - 1.211 -

Nyangkowek 60 2.261 -

Purwasari 630 21 -

Caringin - 62 -

Bangbayang - - -

Cisaat - - -

Tenjolaya - 72 -

Pasawahan 22 800 500

Page 77: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

62

Cicurug - - -

Nanggerang 480 - -

Tenjoayu 5.700 - -

Benda 9.850 - -

Kutajaya 3.270 580 -

Jumlah 19.322 5.007 510

Sumber: BPS Kab. Sukabumi 2017

Page 78: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

63

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN

A. Kontibusi Indutrialisasi Pedesaan terhadap Kehidupan

Sosial Ekonomi Masyarakat Desa

1. Lapangan Pekerjaan

Peneliti melakukan wawancara terhadap pemerintah desa,

masyarakat yang bekerja di sektor industri, dan pihak perusahaan.

Dari hasil wawancara tersebut bahwa masyarakat Desa Benda

mayoritas bekerja di sektor industri.

Peneliti melakukan wawancara dengan salah satu pihak

perusahaan. Pihak perusahaan juga mengatakan bahwa secara

nyata industri akan membuka kesempaan kerja bagi masyarakat.

“...didirikan pabrik ini tentu komersial ya, tapi

tentunya dengan adanya pabrik ini diharapkan

perusahaan mampu menampung banyak sekali tenaga

kerja atau pengangguran, untuk tenaga kerja yang siap

kerja...” (Wawancara dengan Bapak IS, 2018)

Jenis industri di Desa Benda mayoritas industri garment.

Industri garment merupakan industri yang berorientasi padat

karya. Industri padat karya banyak menyerap tenaga kerja dalam

jumlah besar (Wawancara dengan Bapak IS, 2018). Hal ini

disampaikan oleh salah satu pihak perusahaan besar di Desa

Benda.

“...perusahaan mampu menampung banyak sekali

tenaga kerja atau pengangguran, untuk tenaga kerja

yang siap kerja... masuk industri padat karya. Secara di

Indonesia ini kalau kita kategorikan industri itu ada

Page 79: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

64

dua, satu padat karya kedua padat modal. Kalau padat

karya konotasinya itu satu mesin satu orang, jadi mesin

tidak akan jalan tanpa manusia, manusia tidak akan

jalan tanpa mesin. Kalau padat modal yang kita tahu

adalah high-tech yang dimana pabriknya besar

karyawannya sedikit....” (Wawancara dengan Bapak IS,

2018)

Dengan berdirinya industri di Desa Benda. Masyarakat aktif

mencari informasi mengenai lowongan pekerjaan tersebut.

Informasi mengenai lowongan pekerjaan juga melibatkan peran

kepemudaan di lingkungan tersebut. Jika terdapat lowongan

pekerjaan kepemudaan merekomendasikan masyarakat yang

belum bekerja, tentunya yang memenuhi persyaratan untuk

bekerja (Wawancara dengan Bapak JP, 2018).

“...iya sekarang gini kan setiap ada lowongan dari

pabrik dikasih tahu ke lingkungan, kita rekomendasikan

nih siapa orangnya...” (Wawancara dengan Bapak Mar,

2018)

Kontribusi adanya industri di Desa Benda tentu membuka

lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Masyarakat yang bekerja di

sektor industri terus mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan

ada industri baru yang didirikan di Desa Benda. Selain itu,

perusahaan yang melakukan pelebaran pabrik juga membutuhkan

tenaga kerja baru. (Wawancara dengan Bapak HS, 2018).

Walaupun Desa Benda sudah menjadi kawasan industri.

Namun masyarakat yang belum dan tidak bekerja masih banyak.

“...orang luar juga orang jauh-jauh ada disini yang

kerjanya, kalau semua orang sini mungkin ngak ada

Page 80: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

65

yang pengangguran...” (Wawancara dengan Bapak Jak,

2018)

“...masih banyak rata-rata usia anak baru lulus pasti

tiap tahun juga ada kan baru lulus sedangkan di pabrik

kan lowongannya masih dibatasi kadang ngak punya

skill ngak bisa masuk...” (Wawancara dengan Bapak

Mar, 2018)

Selain itu masyarakat yang belum bekerja di usia produktif

lebih banyak laki-laki dari pada perempuan. Hal ini dikatakan

oleh beberapa informan.

“...perempuan rata-rata yang kerja di pabrik laki-laki

mah jarang jadi masih lumayan banyak aja yang

nganggur...” (Wawancara dengan Bapak UK, 2018)

“...sekarang sih laki-laki yang banyak nganggur...

pengangguran perempuan udah jarang...” (Wawancara

dengan Bapak HS, 2018)

Jika dilihat dari data Desa Benda, jumlah masyarakat yang

belum dan tidak bekerja di Desa Benda ada 4.037 orang (lihat

Tabel 3.9).

2. Penghasilan Masyarakat

Setelah berbicara mengenai bekerja di sektor industri,

bekerja berkaitan dengan mendapat penghasilan. Dari hasil

wawancara yang dilakukan dengan pekerja industri, mereka

mengatakan penghasilan bekerja di sektor industri bisa memenuhi

kebutuhan hidup.

“Jadi waktu dulu pertama kali ada pabrik di Desa

Benda buka lowongan kerja terus coba masuk kerja di

Page 81: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

66

pabrik ya lumayan penghasilannya...” (Wawancara

dengan Ibu YM, 2018)

“...ya cukuplah untuk keluarga mah, bisa 5 sampai 6

lah...” (Wawancara dengan Bapak DS, 2018)

“...kalau saya mau pulang jam berapa aja ngak

diitung lembur, kira-kira 5 juta lah perbulannya...”

(Wawancara dengan Bapak WS)

Dari wawancara yang telah dilakukan dengan sembilan

informan pekerja industri, yang bekerja pada posisi yang

beragam. Peneliti dapat mengetahui rata-rata penghasilan

masyarakat yang bekerja di sektor industri garment, rata-rata

penghasilan diatas UMK Kabupaten Sukabumi. Penghasilan

tersebut selama 8 jam bekerja ditambah dengan lembur. Namun

pada posisi tertentu penghasilan terebut sudah bersih tidak

dihitung lembur. Hal selaraspun dikatakan oleh Pemerintah Desa.

“...kalau dulu si pendapatan tiap bulannya ngak tentu

karena kerjanya serabutan. Kalau dari tani, kebun gitu

kan ngak tetap setiap bulannya, tapi setelah adanya

pabrik lumayan lah tiap bulannya dapat penghasilan

tetap. Kalau tanpa lembur UMR/UMK dapet lah kalau

lembur bisa dapat 4-5 juta tiap bulannya.” (Wawancara

dengan Bapak HS, 2018)

Dari wawancara yang dilakukan dalam satu keluarga

anggota keluarga yang bekerja di sektor industri lebih dari satu.

Sehingga kebutuhan keluarga terpenuhi.

“anak saya kerja yang paling gede... tanggungan

berkurang satu...” (Wawancara dengan Bapak WS,

2018)

Page 82: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

67

Kebutuhan keluarga bisa terpenuhi dikarenakan dalam satu

keluarga lebih dari satu orang yang bekerja di sektor industri.

Penghasilan yang didapatkan dari bekerja di sektor industri juga

bisa mencukupi kebutuhan hidup karena penghasilan minimal

UMK Kabupaten Sukabumi. Belum lagi ditambah dengan usaha

sampingan. Jadi kehidupan sosial ekonomi bisa terpenuhi dari

bekerja di pabrik dan usaha sampingan (Wawancara dengan Ibu

ES, 2018).

Namun, ada beberapa informan yang belum terpenuhi

kebutuhan keluarga. Walaupun bekerja di sektor industri.

“Belum, sebenernya kalau terpenuhi belum. Jadi

kerja di pabrik hanya mempertahankan hidup saja,

kalau untuk meningkatkan belum. Jadi ibaratnya tambal

sulam saja, kadang ngak bisa untuk memenuhi

kebutuhan semuanya. Jadi kadang suka minjem uang ke

orang lain karena kita kan punya jaminan punya gaji

bulanan. Sekarang anak sekolah untuk ongkos kan

setiap hari...” (Wawancara dengan Ibu AS, 2018)

Dari penghasilan yang didapatkan rata-rata digunakan untuk

keperluan biaya pendidikan, kebutuhan harian rumah tangga, ada

pula yang menggunakan untuk membangun atau merenovasi

rumah.

“Kebutuhan sehari-hari seperti makan, biaya anak

sekolah. Kebutuhan pokok bisa terpenuhi.”

(Wawancara dengan Ibu ES, 2018)

“...kita buat sekolah ya, bikin rumah lah segala

macem... kalau buat kita mah cukup ya tergantung kita

yang baginya, uang 7 juta itu buat makan lah, pengen

motor lah, ke depannya juga pengen apa pasti ada lah”

(Wawancara dengan Ibu TTN, 2018

Page 83: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

68

3. Peluang Usaha

Kontribusi dari adanya industri di Desa Benda secara tidak

langsung membuka peluang usaha bagi masyarakat. Banyaknya

pekerja dari luar Desa Benda membuka peluang usaha sebagai

penyedia barang dan jasa bagi masyarakat pendatang.

Berdirinya industri di Desa Benda secara tidak langsung

masyarakat juga memiliki peluang usaha, seperti usaha makanan,

rumah sewa, dan lain sebagainya. Pihak perusahaan mengizinkan

masyarakat yang berjualan di depan pabrik. (Wawancara dengan

Bapak IS, 2018)

Hal selaraspun dikatakan oleh pemerintah desa.

“...positifnya warga jadi ada peluang usaha seperti

dagang, buat kontrakan atau kos-kosan itu kan

banyak.... kebanyakan orang Benda juga sengaja buat

kontrakan disini. Tapi kalau yang jualan itu rata-rata

orang sini...” (Wawancara dengan Bapak HS, 2018)

Masyarakat Desa Benda juga mengatakan bahwa adanya

industri masyarakat bisa membuka usaha baru. Ada banyak

peluang usaha.

“..respons masyarakat dari banyaknya industri ya

alhamdulillah karena dengan adanya industri

perekonomian terangkat lah ya, buka kontrakan,

anaknya banyak yang masuk kerja, bisa ikut jualan

juga, ada peluang usaha lah kaya yang jualan di depan

pabrik...” (Wawancara dengan Bapak DS, 2018)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, peluang usaha dari

adanya industri adalah usaha sewa rumah (kontrakan), usaha jasa

Page 84: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

69

angkutan, usaha warung makan. Berikut data dari Desa Benda

mengenai jenis usaha yang ada di Desa Benda.

Tabel 4.1: Jenis Usaha di Desa Benda

Jenis Usaha Jumlah (unit) Tenaga Kerja

Rumah/Warung Makan 10 27

Toko/Kios/Warung 182 182

Pedagang Keliling 178 178

Jasa angkutan 45 45

Sumber: Data Desa Benda

Selain jenis usaha tersebut (Tabel 4.1) masyarakat juga

membuka usaha sewa rumah atau kontrakan. Dari setiap wilayah

yang terdapat industri, tentu banyak masyarakat yang

menyewakan rumah atau kontrakan.

“...yang punya tanah luas dibuat kos-kosan atau

kontrakan buat yang kerja di pabrik-pabrik... uh banyak

ada kurang lebih 500 pintu...” (Wawancara dengan

Bapak JP, 2018)

“...itu jelas, dari setiap perusahaan juga ada

karyawan dari luar daerah, apalagi deket sini 1 RT

hampir 100 pintu kontrakan, bisa lebih...” (Wawancara

dengan Bapak Pur, 2018)

4. Kebutuhan Sehari-hari

Peneliti melakukan wawancara dengan masyarakat Desa

Benda yang tinggal sekitar pabrik. Salah satu industri garment

memberikan bantuan untuk anak yatim, lansia, dan janda berupa

uang tunai setahun dua kali. Kemudian ada pula industri yang

Page 85: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

70

memberikan berupa sembako secara rutin setiap bulan

(Wawancara dengan Bapak DS, 2018).

“...semacam bantuan untuk jompo, janda, yatim itu

setahun dua kalau... ada nih itu rutin tiap bulan dalam

satu bulan misalkan dikasih 13 orang nanti berputar

bulan ini siapa siapa jadi semua kebagian...”

(Wawancara dengan Bapak DS, 2018)

“...kalau kontribusi untuk masyarakat ada setahun

dua kali menjelang bulan ramadhan atau setelah hari

raya..” (Wawancara dengan Bapak Pur, 2018)

“...kadang-kadang ada sembako kita datang kesana

dipanggil, janda, anak yatim suka ada sumbangan

kesini...” (Wawancara dengan Bapak WS, 2018)

Selanjutnya bantuan yang diberikan salah satu perusahaan

peternakan hampir sama dengan bantuan yang diberikan

perusahaan lain berupa barang konsumsi. Bantuan tersebut

berupa salah satu bahan pokok.

“...terus ada yang berbentuk barang, telur... setiap

mau puasa itu pembagian telur terus kalau mau hari

raya... kalau di kilo sih engga, pokoknya sesuai

kebutuhan aja dan seseuai jumlah aja langsung disuply,

terus kalau ada yang meninggal dikasih satu peti.”

(Wawancara dengan Bapak AF, 2018)

“...mau idul fitri lebaran itu ngasih telur semua

warga... kita kan lihatnya yang deket kalau yang

jaraknya deket ke proyek ayam baunya agak kena itu

dapetnya 2 kilo, kalau rata-rata yang jauh sekilo...”

(Wawancara dengan Bapak UMN 2018)

Penelti kemudian menanyakan hal tersebut kepada

pemerintah desa. Hal selaraspun dikatakan oleh pemerintah desa.

Page 86: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

71

“...Ada, paling CSR hanya untuk masyarakat tapi

ngak semua dapet cuman orang-orang sekitar pabrik itu

aja dan buat orang-orang yang kurang mampu seperti

lansia, janda dan sebagainya, dan itu cuma hanya

sembako....” (Wawancara dengan Bapak HS, 2018)

5. Modal Kerja

Kotribusi dari salah satu industri tidak hanya berupa

kebutuhan pokok dan uang tunai. industri tersebut berkontribusi

dalam pengadaan mesin jahit untuk pelatihan menjahit bagi

masyarakat. Hal ini tentu saja membantu masyarakat agar

memiliki kemampuan menjahit. Jadi ketika industri

membutuhkan tenaga kerja bagian menjahit, masyarakat sudah

siap bekerja (Wawancara dengan Bapak RH, 2018).

Pemberian mesin jahit tentu sebagai modal kerja bagi

masyarakat.

“...emang kadang-kadang dari pabrik saya kemarin

ngeliat ada buat kemajuan masyarakatnya sumbangan

untuk belajar mesin, mesin jahit supaya kalau udah bisa

mesin jahit, jahit, kalau ngak bisa jahit masa kita

masukin kerja... semacan latihan gitu ke desa mesinnya

dari perusahaan, ini mesin buat training orang Benda

kalau misalnya udah bisa nanti ditampung dulu masuk

kerja. Jadi nantinya kalau enak kalau misal perusahaan

dari mana dia udah bisa jahit, cara mengurangi

pengangguran lah supaya dia bisa kerja...” (Wawancara

dengan Bapak WS, 2018)

6. Kegiatan Sosial Masyarakat

Dari hasil wawancara tersebut peneliti juga menemukan

salah satu wilayah yang terdapat industri mendapatkan kontribusi

Page 87: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

72

bagi lingkungan. Bahwa kontribusi dari adanya industri adalah

untuk kegiatan sosial masyarakat.

“...perbulan ada yang buat lingkungan ya kisaran

dua juta buat satu RW dan nanti kan dibagikan ke

masing-masing RT, kan ada 4 RT plus 1 RW ya kita

bagi lima, masing-masing buat KAS...” (Wawancara

dengan Bapak Pur, 2018)

“Kalau Idul Adha suka kurban buat masyarakat

sekitar...” (Wawancara dengan Ibu AS, 2018)

Pada saat penelitian peneliti mendapat kesempatan

melakukan wawancara dengan salah satu pihak perusahaan

berskala besar. Kemudian peneliti menanyakan kontribusi sosial

dari perusahaan kepada masyarakat.

“...tiap bulan ada kontribusi ke RT, saya tidak mau

menyebutkan angkanya tapi setiap RT dapet...”

(Wawancara dengan Bapak IS, 2018)

7. Sarana Umum

Peneliti juga melakukan wawancara dengan masyarakat di

sekitar perusahaan peternakan. Industri tersebut merupakan

industri jenis petenakan, baik itu peternakan sapi maupun

peternakan ayam.

Kontribusi dari perusahaan berkontribusi untuk pengadaan

air bersih. Ketika sudah masuk musim kemarau, air bersih sulit

didapatkan. Perusahaan tersebut memperbolehkan masyarakat

sekitar untuk mengambil air bersih di pabrik mereka.

(Wawancara dengan Bapak UMN, 2018)

“...terus untuk saat ini kan kita kekeringan jadi

proyek ayam sama proyek sapi menyediakan air bersih

Page 88: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

73

buat warga masyarakat disini... itu dibuat satu titik

dibuka keran dari perusahaan terus masyarakat bebas

ngambil air disitu...” (Wawancara dengan Bapak AF,

2018)

“...Alhamdulillah sekarang musim kemarau ya air

tiap hari ngambilin air di proyek sapi...” (Wawancara

dengan Bapak UMN, 2018)

B. Faktor Pendukung, Penghambat, dan Respons

Masyarakat dari Industrialisasi Pedesaan

1. Faktor Pendukung

a. Lokasi yang Strategis

Berdirinya industri di Desa Benda menjadikan Desa Benda

sebagai kawasan industri di Kabupaten Sukabumi. Desa Benda

Kecamatan Cicurug terletak di bagian utara Kabupaten

Sukabumi. Desa Benda dianggap sebagai lokasi yang strategis

karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Bogor. Hal ini

disampaikan oleh pihak perusahaan dan pemerintah desa

mengenai berdirinya industri di Desa Benda.

“Kalau saya selaku HRD Manager tidak tahu pasti.

Tetapi, kalau saya bicara selaku HRD Professional

pintar yang punya pabrik, dia mengambil posisi persis

diperbatasan antara Bogor dan Sukabumi...”

(Wawancara dengan Bapak IS, 2018)

“...ya mungkin Desa Benda karena wilayahnya

perbatasan dengan Bogor...” (Wawancara dengan

Bapak Mar, 2018)

b. Jumlah Penduduk

Berdirinya industri tentu secara nyata membuka lapangan

pekerjaan bagi masyarakat. Terlebih perusahaan biasanya

Page 89: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

74

memprioritaskan penduduk asli wilayah tersebut sebagai tenaga

kerja.

“...ya mungkin pertama tenaga kerjanya banyak di

sini. Terutama kan perempuan dulu tamat SMP aja bisa

kerja di pabrik asal mau....” (Wawancara dengan Bapak

HS, 2018)

Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa jenis industri di

Desa Benda mayoritas adalah industri garment. Industri garment

berorientasi industri padat karya yang membutuhkan banyak

tenaga kerja. Hal ini tentu saja dengan berdirinya industri tersebut

akan menyerap banyak tenaga kerja. Tenaga kerja diutamakan

masyarakat sekitar yang tinggal di Desa Benda (Wawancara

dengan Bapak IS, 2018).

c. Upah Kerja Rendah

Faktor pendukung lainnya yang menjadi alasan mengapa

didirikan industri di Desa Benda adalah upah kerja yang rendah.

Berdirinya industri di Desa Benda selain hanya lokasi yang

strategis dan sebagai penyedia tenaga kerja adalah upah yang

rendah. Dapat diketahui Upah Minimum Regional (UMR)

Kabupaten Sukabumi relatif rendah dibandingkan daerah lainnya

di Jawa barat yang jadi kawasan industri. (Wawancara dengan

Bapak HS, 2018).

Hal tersebut juga dikatakan oleh salah satu pihak

perusahaan skala besar di Desa Benda.

“...pintar yang punya pabrik, dia mengambil posisi

persis diperbatasan antara Bogor dan Sukabumi. Kita

tahu UMK Bogor dan Sukabumi beda jauh, di

Page 90: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

75

Sukabumi hanya sekitar dua koma lima juta sedangkan

Bogor sudah tiga juta lebih. Jadi yang punya pabrik

sangat smart sekali...” (Wawancara dengan Bapak IS,

2018)

2. Faktor Penghambat

a. Infrastruktur

Secara nyata dalam industrialisasi tentu ada Faktor

penghambat. Faktor penghambat dalam industrialiasi menjadi

kendala bagi perusahan.

“Kendalanya banyak karena pemerintah daerah

dalam hal ini setiap tahun mempunyai padangan yang

berbeda, mungkin lima tahun kesana ayo investor

masuk dipermudah dipermudah, karyawannya juga

masih melimpah ruah, begitu sekarang sudah

mendekati apa namanya dikatakan industri ya

dipersulit, pengetatan terhadap dokumen-dokumen atau

izin-izin mendirikan misalnya amdalalin, lingkungan

hidup, kemudian lalu lintas amdalalin, analisa dampak

lalu lintas sulit sekarang....” (Wawancara dengan Bapak

IS, 2018)

Kemudian mereka mengatakan bahwa salah satu faktor

penghambat dari industrialisasi juga mengenai infrastruktur yang

tidak memadai. Infrastruktur yang dimaksud adalah jalan. Sejak

awal industri berdiri hingga sekarang tidak ada pembangunan

jalan baru. Sementara peningkatan kendaraan semakin

meningkat. Namun saat ini sudah dibangun jalan tol diharapkan

memudahkan dalam proses industrialisasi (Wawancara dengan

Bapak IS, 2018).

Beberapa informan juga mengatakan dampak negatif dari

adanya industri adalah kemacetan. Namun, masyarakat justru

Page 91: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

76

mengatakan bahwa kemacetan disebabkan oleh kendaraan umum

dan penjemput yang berhenti sembarangan.

“...dari segi kemacetan memang luar biasa. Kalau

pagi anak sekolah bisa kesiangan, nanti kalau jemput

juga penuh ini motor di lingkungan masyarakat ya

perusahaan tidak menyediakan lahan parkir untuk yang

jemput karyawan nah itu jadi permasalahan juga bagi

saya... jadi kan dari depan sini aktivitas warga jadi

terganggu” (Wawancara dengan Bapak Pur, 2018)

b. Sumer Daya Manusia Rendah

Sumber daya manusia yang rendah merupakan faktor

penghambat dari industrialisasi. Walaupun banyak industri

berdiri di Desa Benda, namun masyarakat sekitar yang bekerja

harus memiliki keahlian dan juga tingkat pendidikan.

“...untuk warga sendiri susah untuk masuk dengan

SDM yang kurang karena disini kan banyak yang SD,

SMP sedangkan perusahaan ditekankan harus SMA itu

kan jadi hambatan juga sebenernya buat masyarakat

disini bener-bener susah...” (Wawancara dengan Bapak

Pur, 2018)

Pihak perusahaan mengutamakan tenaga kerja dari wilayah

sekitar perusahaan. Namun, pekerja yang memiliki keahlian yang

dibutuhkan perusahaan atau sudah siap bekerja dengan skill yang

dimiliki. Selain itu perusahaan juga menetapkan minimal

pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) (Wawancara dengan

Bapak IS, 2018).

Pada awal berdiri industri di Desa Benda masyarakat

dengan pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD) sudah bisa

bekerja. Namun, saat ini industri menerima pekerja dengan

Page 92: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

77

pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA). Kecuali

untuk posisi jahit minimal SMP sudah bisa bekerja. Tetapi

masyarakat yang sudah memiliki pengalaman bekerja di sektor

industri bisa diterima bekerja walaupun pendidikan terakhirnya

Sekolah Dasar (Wawancara Ibu TTN, 2018).

Namun peneliti mendapatkan informasi dari informan yang

bekerja di sektor industri. Pekerja tersebut bekerja sebagai chief

produksi walaupun pendidikan terakhirnya Sekolah Dasar.

“...kalau saya sih SD Cuma kan skill itu kita kan dari

bawah ngeliat skill bagus-bagus gitu pasti diangkat...

pengalaman kita jadi kalau ijazah itu kan dipabrik itu

bukan yang penting skillnya. Oh ini SD ngak bisa?

Ngak, pengalaman kerjanya berapa tahun terus bagian

apa langsung gitu jadi ngak nilai pendidikan. Kecuali

untuk bagian yang lain untuk bagian QC kan itu

pendidikannya minimal SMA ya kalau buat jahit sama

helper sih untuk tahun yang lalu SD bisa tapi untuk

tahun sekarang sih minimal SMP...” (Wawancara

dengan Ibu TTN, 2018)

3. Respons Masyarakat

a. Respons Masyarakat terhadap Industrialisasi

Untuk mengetahui respons masyarakat peneliti melakukan

wawancara dengan pemerintah desa, salah satu pihak perusahan,

tokoh masyarakat, serta masyarakat Desa Benda. Respons

masyarakat terhadap industrialiasasi tentu saja beragam.

“...ya setuju-setuju aja... ya selama ini ngak ada ya

karena memang prosedurnya ditempuh sesuai, izin

lingkungan, izin masyarakat, warga dulu ya kan,

tahapan-tahapannya dilalui sesuai dengan permintaan

warga, kan disini juga ada persetujuan warga juga, buat

IMB dan sebagainya kan berdasarkan izin

Page 93: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

78

lingkungannya dulu...” (Wawancara dengan Bapak Pur,

2018)

Pemerintah Desa Benda mengatakan bahwa pada umumnya

masyarakat menerima adanya industri di Desa Benda. Hal ini bisa

dilihat sejak awal industri berdiri di Desa Benda tidak pernah ada

masalah antara masyarakat dan pihak industri. Keberadaan

industri diterima oleh masyarakat Desa Benda karena secara

nyata membuka kesempatan bekerja di sektor industri. Selain itu,

dengan adanya industri ada peluang usaha bagi masyarakat yang

memiliki modal. Walaupun masyarakat menerima tentu saja ada

dampak negatif dari adanya indsutri. Beberapa kegiatan

masyarakat terganggu seperti kemacetan. Namun, pada umumnya

masyarakat merespons dengan baik adanya industri di Desa

Benda. (Wawancara dengan Bapak HS, 2018)

Salah satu pihak perusahaan juga mengatakan bahwa

tanggapan masyarakat sangat variatif. Selama industri beroperasi

di Desa Benda tidak pernah terjadi masalah yang menimbulkan

dengan masyarakat. Justru dengan adanya industri masyarakat

sekitar bisa bekerja di sektor industri. Pendapatan Asli Daerah

(PAD), pendapatan masyarakat meningkat. Selain itu, secara

tidak langsung masyarakat juga memiliki peluang usaha, seperti

usaha makanan, rumah sewa, dan lain sebagainya. Pihak

perusahaan mengizinkan masyarakat yang berjualan di depan

pabrik. (Wawancara dengan Bapak IS, 2018)

Respons masyarakat yang menerima adanya industri di

Desa Benda paling banyak karena membuka lapangan pekerjaan.

Page 94: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

79

Secara nyata adanya industri di Desa Benda membuka

kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar.

“...mereka semua menerima karena apa ya kalau

dibilang itu anak-anaknya juga bisa bekerja kalau

dibilang ya menerima. Kalau anak-anak yang masih

produktif masih bisa lah bagi perempuan cuma yang itu

ya dia kalau anak laki-laki yang sulit...” (Wawancara

dengan Bapak OJ, 2018)

Selain itu, ada masyarakat yang memberikan tanggapan

bahwa adanya industri masyarakat lebih sadar akan pendidikan.

Masyarakat pernah putus sekolah kembali melanjutkan

pendidikannya.

“...ya disini juga yang putus sekolah adakan ini juga

paket, yang SD depan itu ada paket A, paket B, paket

C... Sabtu Minggu aja...” (Wawancara dengan Bapak

OJ, 2018)

Namun, ada juga masyarakat yang merespons adanya

industri menimbulkan masalah baru. Hal ini karena berdampak

terhadap lingkungan.

“...setelah ada pabrik jadi susah air kalau sudah

musim kemarau, kebutuhan air bersih susah,

masyarakat disini susah air...” (Wawancara dengan

Ibu AS, 2018)

b. Respons Masyarakat terhadap Masyarakat

Pendatang

Setelah berdiri industri Desa Benda menjadi wilayah padat

penduduk. Hal ini dikarekan banyak pendatang di Desa Benda.

Penduduk yang datang ke Desa Benda mayoritas untuk mencari

Page 95: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

80

pekerjaan di sektor industri. Jumlah masyarakat pendatang yang

bekerja di sektor industri sama banyak dengan masyarakat Desa

Benda. (Wawancara dengan Bapak HS, 2018)

Dari hasil wawancara dengan masyarakat Desa Benda,

informan merespons masyarakat pendatang dengan beragam.

“...biasa aja ngak ada masalah kebetulan kan kita

mayoritas muslim jadi ngak ada masalah, justru ada

sumbangsihnya dari pendatang ada kontribusinya... ya

saya sih bersyukur maksudnya banyak kontribusi yang

memang mereka berikan karena disini juga dari segi

keamanan bagus lah...” (Wawancara dengan Bapak Pur,

2018)

“...alhamdulillah kalau hubungan ya baik lah, kan

ada juga yang non-muslim kalau ada PHBI aja

dilibatkan... bahkan kalau tidak dilibatkan dia suka

nanya kenapa saya tidak diikutkan. alhamdulillah baik

ya, setiap pendatang ikut berpartisipasi setiap ada

kegiatan di sini, toleransi juga ya sama warga beda

agama....” (Wawancara dengan Bapak Mar, 2018)

Namun, disamping adanya peluang usaha bagi masyarakat

sebagai penyedia jasa bagi pendatang. Beberapa masyarakat juga

menganggap adanya pendatang justru mengurangi kesempatan

kerja bagi masyarakat Desa Benda.

“...kalau ngak ada pendatang mungkin masyarakat

disini pada kerja disitu semua dikarenakan banyak

orang dari luar itu pendatang jadi disini banyak yang

nganggur...” (Wawancara dengan Bapak Jak, 2018)

Selain itu, dengan adanya pendatang beberapa informan

juga mengatakan sering terjadi tindakan kriminalitas. Walaupun

Page 96: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

81

bukan berarti pendatang yang melakukan tindakan tersebut.

kadang ada orang lain dari luar yang memanfaatkan kesempatan.

“...kalau menurut bapak ada enak nya ada ngaknya,

ada positifnya ada negatifnya juga. Ya kalau negatifnya

kalau ada ribut-ribut antara yang pendatang sama

penduduk asli, RT yang repot, kalau ada pencurian juga

dulu kan jarang pencurian kalau sekarang karena siang

hari sepi ada aja gitu pencurian...” (Wawancara dengan

Bapak UK, 2018)

Page 97: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

82

BAB V

PEMBAHASAN

A. Kontribusi Indutrialisasi Pedesaan terhadap Kehidupan

Sosial Ekonomi Masyarakat Desa

Analisis mengenai kontribusi indusrialiasasi pedesaan

terhadap kehidupan sosial ekonomi menggunakan analisis

deskriptif. Sehingga pembahasan yang disajikan berupa uraian

dan pemaran. Berdirinya industri di Desa Benda menimbulkan

beragam perubahan. Selain itu dengan berdirinya industri di

pedesaan juga memberikan kontribusi dalam kehidupan sosial

ekonomi masyarakat desa.

Proses industrialisasi yang terjadi di Desa Benda terjadi

secara bertahap. Berdasarkan teori pembangunan W.W Rostow

dalam (Martono 2012, 61-62), bahwa ada lima tahap

pembangunan ekonomi. Mulai dari tradisional hingga konsumsi

massa tinggi. Dalam industrialisasi pedesaan di Desa Benda, pada

awalnya masyarakat desa Benda bermatapencaharian sebagai

petani. Artinya sebelum menjadi masyarakat industri, masyarakat

desa Benda merupakan masyarakat tradisonal yang bekerja

sebagai petani.

Tahap pembangunan ekonomi yang kedua adalah pra

kondisi tinggal landas. Pada tahap ini ditandai dengan kemajuan

ekonomi sudah mulai tumbuh. Tahap ini banyak pengusaha,

perluasan pasar, dan pembangunan pada sektor industri. Tahap

pembangunan ekonomi selanjutnya ditandai dengan berdirinya

Page 98: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

83

industri batako, sejenis industri rumah tangga. Masyarakat desa

benda dari petani berkembang menjadi pencetak batako.

Tahap pembangunan ekonomi yang ketiga adalah tinggal

landas. Tahap tinggal landas ditandai dengan pertumbuhan

ekonomi mulai tinggi, teknologi-teknologi baru sudah mulai

diakses, pertumbuhan modal bagi perluasan industri. Kemudian

tahap pembangunan ekonomi di Desa Benda mulai berkembang

dengan berdirinya industri skala besar di Desa Benda. PT. Hae

Wae merupakan industri skala besar pertama yang berdiri di Desa

Benda, sejak saat itulah masyarakat Desa Benda mulai beralih

bekerja di sektor industri. Hal ini tentu menimbulkan perubahan

terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Benda.

Tahap pembangunan ekonomi selanjutnya adalah

pematangan pertumbuhan. Tahap ini kegiatan ekonomi tumbuh

secara terus-menerus. Industri modern berkembang kearah

industri padat modal. Setelah berdiri industri besar sejak saat itu

mulai berdiri industri-industri lainnya mulai dari industri skala

kecil, menengah, dan skala besar. Industri yang terdapat di Desa

Benda terus bertambah, hal ini tentu saja kegiatan ekonomi

tumbuh secara terus-menurus. Walaupun industri yang ada di

Desa Benda semuanya masih berorientasi kepada padat karya,

namun di sebagian wilayah Kecamatan Cicurug mulai berdiri

industri yang berorientasi padat modal.

Tahap terakhir dari tahap pembangunan menurut W.W.

Rostow adalah tahap konsumsi tinggi. Tahap ini ditandai dengan

sektor industri mulai mengkhususkan pada produksi barang

konsumsi dan penyedian jasa. Pada tahap ini kebutuhan dasar

Page 99: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

84

adalah memberikan pelayanan dan fokus pada kesejahteraan

masyarakat. Desa Benda saat ini sudah menjadi salah satu

kawasan industri di Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi.

Masyarakat Desa Benda saat ini mayoritas bekerja di sektor

industri. Penghasilan yang didapatkan dari bekerja di sektor

industri dinilai bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan

primer, sekunder, dan tersier masyarakat bisa dipenuhi dari hasil

bekerja di sektor industri.

Industrialiasasi seperti yang dikemukakan oleh Eva

Banowati (Banowati 2013, 188), berdirinya industri tentu akan

menguntungkan bagi masyarakat. Hal ini berkaitan dengan

kontribusi industrialisasi bagi kehidupan sosial ekonomi

masyarakat desa. Kontibusi seperti sudah dijelaskan

(Poerwadarminta 2014, 730) berarti bantuan, sumbangan,

pelibatan. Kontribusi industrialisasi pedesaan bagaimana dengan

hadirnya industri bisa memberikan kontibusi terhadap kehidupan

sosial ekonomi masyarakat desa. Kontribusi tersebut merupakan

bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Ada pula

kontribusi yang secara tidak langsung dirasakan masyarakat dari

keberadaan industri.

Berikut kontribusi yang dirasakan masyarakat dari

kehadiran industri:

1. Lapangan Pekerjaan

Kontribusi industri berupa terbukanya lapangan pekerjaan

seolah menjadi salah satu unggulan yang diberikan pihak industri

kepada masyarakat. Membuka lapangan pekerjaan, seolah

mengurangi pengangguran yang ada di Desa Benda.

Page 100: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

85

Hal ini juga dikemukakan Eva Banowati (Banowati 2013,

186), pembangunan industri membuka kesempatan kerja.

semakin banyak industri yang dibangun semakin banyak

kesempatan kerja bagi masyarakat. Keberadaan industri di Desa

Benda secara nyata membuka kesempatan kerja bagi masyarakat

sekitar. Masyarakat Desa Benda mayoritas bekerja di sektor

industri. Hal ini mengkonfirmasi yang dikatakan beberapa

narasumber. Semua informan mengatakan bahwa dengan

berdirinya industri membuka lapangan pekerjaan bagi

masyarakat. Hal ini juga dibuktikan dengan jumlah masyarakat

yang bekerja sebagai karyawan swasta di sektor industri yang

tersebar di wilayah Desa Benda. Bisa dilihat pada (Tabel 3.9).

Kesempatan bekerja di sektor industri juga terus meningkat.

Hal ini dikatakan oleh Bapak IS, bahwa perusahaan terus

melakukan pelebaran pabrik. Sehingga membutuhkan banyak

pekerja baru. Selain itu, industri di Desa Benda banyak industri

berskala besar. Industri yang ada mayoritas industri garment yang

berorientasi padat karya. Industri padat karya merupakan industri

yang memberikan kontribusi besar bagi pembangunan karena

banyak menyerap tenaga kerja (Kemenperin).

Seperti yang disampaikan pihak industri Bapak IS, industri

padat karya membutuhkan banyak pekerja. Hal ini tentu

membuka peluang bagi masyarakat untuk bekerja di sektor

industri. Namun, tentunya masyarakat yang sudah siap bekerja

dalam artian memiliki skill. Masyarakat menjadi lebih aktif dalam

mencari informasi pekerjaan. Hal tersebut mengkonfimasi yang

dikatakan informan Bapak WS bahwa informasi mengenai

Page 101: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

86

pekerjaan dikelola oleh kepemudaan setempat. Baik kepemudaan

di tingkat RT, RW, dan di tingkat Desa.

Walaupun dengan berdirinya industri membuka lapangan

pekerjaan, tidak menutup kemungkinan pengangguran masih

banyak di Desa Benda. Pada (tabel 3.9) masyarakat masih ada

yang belum bekerja di usia produktif. Dari data tersebut tercatat

ada 4.037 orang yang belum dan tidak bekerja. Hal ini

mengkonfirmasi yang dikatakan Bapak OJ bahwa masyarakat

setempat sulit untuk bekerja di sektor industri. Hal ini

dikarenakan beberapa hal, mulai dari faktor usia, faktor

pendidikan, faktor keahlian.

Rata-rata perusahaan membatasi usia yang bekerja di sektor

industri maksimal usia tiga puluh lima tahun. Tentu yang

mempunyai kesempatan ini adalah masyarakat yang masih

berusia dibawah tiga puluh tahun. Usia tersebut biasanya adalah

masyarakat yang baru selesai menyelesaikan pendidikan di

tingkat Sekolah Menengah Atas atau di tingkat Sekolah Tinggi.

Hal tersebut dikonfirmasi oleh Ibu TTN, bahwa saat ini

pihak industri menerima pekerja dengan pendididikan terakhir

Sekolah Menengah Atas. Kecuali pada posisi sewing (jahit)

pendidikan minimal SMP. Namun jika memiliki pengalaman

bekerja di sektor industri dengan keahlian yang dimilki bisa

bekerja walaupun pendidikan terakhinrnya rendah.

2. Penghasilan Masyarakat

Bekerja erat kaitannya degan penghasilan. Seperti yang

dikatakan Eva Banowati (Banowati 2013, 186), bahwa dengan

Page 102: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

87

adanya industri pendapatan masyarakat meningkat. Penghasilan

masyarakat yang bekerja di sektor industri memang meningkat

setiap tahun. Hal ini dikarenakan masyarakat yang bekerja di

sektor industri mendapatkan pengahasilan minimal sesuai dengan

UMK.

Keputusan Gubernur tentang Upah Minimum

Kabupaten/Kota di Daerah Jawa Barat tercantum dalam

Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 561 Tahun 2017 (Better

Work 2017, 1). Berdasarkan keputusan gubernur tersebut, Upah

Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Kabupaten Sukabumi

sebesar Rp. 2.583.556,63 (Better Work 2017, 3). Masyarakat

yang bekerja di sektor industri jika bekerja delapan jam sehari

dalam lima hari minimal mendapatkan penghasilan UMK

Sukabumi sebesar RP. 2.583.556,63. Rata-rata pendapatan

tersebut merupakan penghasilan dengan bekerja selama sepuluh

jam sehari. Kecuali posisi security, penghasilan tersebut

mengikuti besaran UMK Kabupaten Sukabumi dan penghasilan

bersih sesudah dipotong administrasi lainnya. Serta jabatan

seperti supervisor dan chief bekerja melebihi delapan jam sehari

tidak dihitung lembur.

Adapun dari penghasilan kerja tersebut rata-rata masyarakat

menggunakan penghasilan tersebut untuk:

a. Biaya Pendidikan

Dari beberapa informan pekerja industri yang masih

memiliki anak usia sekolah, mereka menggunakan penghasilan

dari kerja untuk keperluan pendidikan anaknya. Hal ini

mengkonfirmasi yang dikatakan beberapa informan seperti Ibu

Page 103: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

88

AS, Ibu ES, Ibu TTN, Bapak WS, Bapak RH, Bapak Pur dan

Bapak DS. Penghasilan dari bekerja sebagian digunakan untuk

keperluan sekolah anak. Keperluan sekolah anak menyangkut

biaya SPP perbulan, uang jajan dan ongkos angkutan setiap hari,

biaya buku, biaya ujian, biaya alat tulis.

Biaya yang dikeluarkan untuk SPP rata-rata sebesar Rp.

50.000 sampai Rp. 150.000 untuk tingkat SMA. Sedangkan untuk

tingkat SD dan SMP rata-rata tidak membayar biaya SPP. Biaya

yang dikeluarkan untuk uang jajan dan ongkos sangat bervariatif

mulai dari Rp. 5.000 sampai dengan Rp. 30.000 setiap hari. Biaya

yang dikeluarkan untuk keperluan sekolah lainnya biaya alat

tulis, biaya buku, dan biaya ujian.

Tidak hanya itu, beberapa pekerja industri yang tidak tamat

sekolah melanjutkan kembali pendidikannya dengan mengikuti

Paket A, Paket B, dan Paket C. Hal ini dapat mengkonfirmasi

yang dikatakan Bapak OJ, bahwa banyak masyarakat yang

mengambil program Paket A, Paket B, dan Paket C. masyarakat

yang belajar setiap hari Sabtu dan Minggu.

b. Membangun/ Merenovasi Rumah

Penghasilan masyarakat yang bekerja di sektor industri ada

digunakan untuk membangun atau merenovasi rumah. Hal ini

mengkonfirmasi yang dikatakan oleh Ibu TTN. Bahwa dari

sebagain penghasilannya digunakan untuk membangun dan

memperbaiki rumah mereka.

Ibu TTN bekerja sebagai chief produksi di salah satu

garment di Benda. Dari sebagian pengahasilannya yang

Page 104: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

89

didapatkan minimal Rp. 7.000.000/bulan Ibu TTN digunakan

untuk membangun atau rumah.

c. Kebutuhan Harian Rumah Tangga

Semua informan yang bekerja di sektor industri

mengatakan bahwa dari penghasilan yang diperoleh digunakan

untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan sehari-hari

tersebut merupakan kebutuhan pokok baik itu sandang, dan

pangan. Kebutuhan pangan menyangkut kebutuhan makan yang

dibeli dalam bentuk sembako. Kebutuhan lainnya dari kebutuhan

rumah tangga seperti untuk membayar listik, air, kebutuhan untuk

kesehatan, dan lain-lain.

Menurut BPS pendapatan masyarakat diukur dengan

pengeluaran selama satu bulan. Rata-rata pengeluaran per kapita

sebulan adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua

anggota rumah tangga selama sebulan dibagai dengan banyaknya

anggota rumah tangga. Pengeluaran untuk konsumsi makan

dihitung selama seminggu terakhir, sedangkan konsumsi bukan

makan dihitung sebulan dan setahun terakhir. Baik konsumsi

makan maupun bukan makan selanjutnya dikonversikan ke dalam

pengeluaran rata-rata sebulan. (BPS Kab. Sukabumi 2017, 84)

Sementara rata-rata pengeluaran perkapita sebulan tahun

2017 untuk makanan Rp. 468.854,- dan bukan makanan Rp.

333.850,-. Jadi rata-rata pengeluaran perkapita sebulan tahun

2017 adalah Rp. 802.704,- (BPS Kab. Sukabumi 2017, 82)

Penghasilan masyarakat yang bekerja di sektor industri

rata-rata sudah melebihi dari UMK Kabupaten Sukabumi. Hal ini

Page 105: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

90

dikonfirmasi oleh pekerja industri yang dalam satu keluarga,

anggota keluarga yang bekerja di sektor industri lebih dari satu.

Sehingga kebutuhan keluarga terpenuhi. Walaupun ada informan

yang mengatakan bahwa bekerja di sektor industri tidak serta

merta meningkatkan kesejahteraan, hanya sebatas bisa bertahan

untuk kebutuhan sehari-hari saja. Peneliti melihat hal ini

dikarenakan jumlah tanggungan yang ada dalam keluarga.

Sementara pencari nafkah utama hanya bergantung pada satu

orang saja.

3. Peluang Usaha

Selain itu, kontribusi dari adanya industri di Desa Benda

secara tidak langsung membuka peluang usaha bagi masyarakat.

Banyaknya pekerja dari luar Desa Benda membuka peluang

usaha sebagai penyedia barang dan jasa bagi masyarakat

pendatang. Seperti dikemukakan oleh Eva Banowati (Banowati

2013, 186), berdirinya industri terbukanya usaha-usaha lain diluar

bidang industri. Usaha merupakan suatu unit ekonomi yang

melakukan aktivitas yang bertujuan menghasilkan barang dan

jasa untuk dijual atau ditukar dengan barang lainnya dan ada

seseorang atau lebih yang bertanggung jawab dan punya

kewenangan untuk mengelola usaha tersebut (BPS 2016).

Peluang usaha yang ada dari adanya industri seperti yang

dikatakan oleh beberapa informan adalah usaha rumah sewa atau

kos, usaha rumah atau warung makan, usaha angkutan, dan usaha

lainnya yang dibutuhkan masyarakat pendatang. Jenis usaha di

Desa Benda (Tabel 4.1).

Page 106: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

91

Dari setiap wilayah yang terdapat industri atau perusahaan,

pasti banyak terdapat rumah sewa atau kos-kosan. Semenjak desa

Benda menjadi kawasan industri banyak masyarakat dari luar

wilayah desa Benda bahkan dari luar Kabupaten Sukabumi

mencari pekerjaan di Desa Benda. Tentu saja banyaknya

karyawan dari luar daerah membuka kesempatan masyarakat desa

Benda membuka usaha rumah sewa atau kos-kosan. Namun, dari

informasi yang diperoleh pemilik rumah sewa atau kos-kosan

tidak hanya masyarakat setempat. Masyarakat dari luar daerahpun

sudah banyak yang menderikan rumah sewa atau kos-kosan di

Desa Benda. Dengan berdirinya industri di Desa Benda tentu

menarik para pemilik modal untuk membuka usaha di Desa

Benda.

Selain itu, peluang usaha yang banyak dilakukan seperti

pedagang keliling yang berjualan di depan pabrik dan masyarakat

yang membuka kios atau warung (tabel 4.1). Usaha tersebut juga

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang yang

digunakan sehari-hari, baik bagi masyarakat pendatang ataupun

masyarakat Desa Benda.

Selanjutnya usaha jasa angkutan atau transportasi. Usaha

jasa angkutan yang paling banyak diminati adalah angkutan ojek.

Dari hasil wawancara yang dilakukan pekerja industri biasanya

membayar sewa ojek untuk jangka waktu yang lama, misalkan

membayar jasa ojek untuk satu bulan. Jasa angkutan ojek ini

diminati karena kondisi kemacetan yang parah saat jam masuk

dan pulang kerja. Untuk mengantisipasi keterlambatan bekerja

biasaya masyarakat lebih memilih untuk menggunakan ojek.

Page 107: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

92

Begitu juga ketika jam pulang kerja sudah banyak motor di

sepanjang jalan untuk menjemput karyawan yang bekerja. Hal

ini tentu menimbulkan kemacetan yang sangat parah. Pada saat

observasi peneliti melihat kemacetan terjadi bisa sampai dua jam

lamanya.

Dengan berdirinya industri secara tidak langsung membuka

peluang usaha bagi masyarakat. Namun, peluang usaha tersebut

hanya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang memiliki modal

untuk usaha. Jadi walaupun ada peluang usaha karena adanya

industri tidak semua masyarakat bisa membuka usaha. Nyatanya

usaha hanya dilakukan bagi masyarakat yang memiliki modal

saja dan justru menarik para pemilik modal dari luar daerah untuk

membuka usaha di Desa Benda. Hal ini mengkonfirmasi yang

dikatakan Bapak OJ, bahwa peluang usaha kontrakan hanya bagi

mereka yang memiliki modal saja.

4. Kebutuhan Sehari-hari

Salah satu kontribusi yang dirasakan berupa pemenuhan

kebutuhan sehari-hari. Kebutuhan pokok berupa kebutuhan

sandang, pangan, dan papan. Kontribusi yang diberikan untuk

memenuhi kebutuhan pangan. Bantuan yang diberikan dari

beberapa perusahaan berupa kebutuhan sembako. Hal ini

mengkonfirmasi yang dikatakan oleh Bapak HS, Bapak WS,

Bapak OJ, dan Bapak DS bahwa dari perusahaan memberikan

sembako baik yang secara rutin setiap bulan maupun hanya

menjelang Hari Raya.

Page 108: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

93

Masyarakat menggunakan sembako untuk konsumsi makan

sehari-hari. Sebelum berdiri industri di Desa Benda masyarakat

tentu harus membeli kebutuhan pangan untuk konsumsi makan

sehari-hari. Setelah berdiri industri di Desa Benda masyarakat

mendapat bantuan berupa sembako yang menunjang untuk

konsumsi makan setiap hari. Artinya dengan adanya industri

membantu masyarakat bisa menghemat untuk membeli

kebutuhan pangan. Dengan diberikan bantuan berupa sembako

tersebut mengurangi pengeluaran untuk biaya makan sehari-hari.

Walaupun yang memberikan secara rutin setiap bulan baru satu

perusahaan.

Hal ini mengkonfirmasi yang dikatakan oleh beberapa

narasumber. Beberapa narasumber mulai dari pihak industri,

pihak pemerintah desa, dan masyarakat desa mengatakan bahwa

pihak perusahaan memberikan bantuan berupa sembako. Seperti

beberapa perusahaan garment memberikan sembako.

Sementara itu selain memberikan sembako sebagai

kebutuhan pangan, salah satu industri peternakan ayam

memberikan bantuan berupa telur. Hal ini mengkonfirmasi yang

dikatakan Bapak AF dan Bapak UMN, masyarakat yang tempat

tinggalnya dekat perusahaan peternakan tersebut diberikan

jumlah lebih banyak karena merasakan dampaknya langsung.

Sementara jika ada masyarakat yang meninggal dunia diberikan

satu peti telur dari perusahaan peternakan ayam telur tersebut.

Hal ini tentu membantu masyarakat dalam memenuhi kehidupan

sehari-hari untuk konsumsi makan.

Page 109: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

94

5. Modal Kerja

Kontribusi yang diberikan pihak perusahaan sangat

beragam. Seperti yang diberikan salah satu perusahaan yaitu

pemberian mesin jahit. Kontribusi yang diberikan dalam bentuk

mesin jahit tentu menjadi salah satu modal kerja bagi masyarakat.

Pemberian mesin jahit dimaksudkan melatih masyarakat desa

Benda untuk meningkatkan kemampuannya dalam menjahit agar

bisa diterima bekerja di perusahaan garment yang ada di Desa

Benda.

Industri yang ada di Desa Benda mayoritas adalah industri

garmen. Posisi yang banyak dibutuhkan adalah pada bagian

sewing (menjahit). Jadi pemberian mesin jahit bisa menjadi

modal kerja bagi masyarakat. Jika terdapat lowongan pekerjaan

pada posisi menjahit maka dengan mudah bisa bekerja pada

industri garmen yang ada di Desa Benda. Hal ini dikatakan oleh

Bapak WS dan Bapak RH, bahwa pihak industri yang

memberikan bantuan berupa mesin jahit dimaksudkan untuk

melatih masyarakat agar memiliki skill.

6. Kegiatan Sosial Masyarakat

Kotribusi yang diberikan dari pihak industri selain berupa

barang seperti mesin jahit dan sembako juga berupa uang tunai.

Uang tunai yang diberikan dari pihak perusahaan diberikan untuk

kegiatan masyarakat. Seperti salah satu perusahaan yang

memberikan bantuan berupa uang tunai setiap bulan untuk

wilayah letak perusahaan tersebut. Hal ini mengkonfirmasi yang

dikatakan oleh Bapak Pur, bahwa setiap bulan industri tersebut

Page 110: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

95

memberikan uang tunai tersebut untuk lingkungan. Dana tersebut

disimpan dalam kas RW dan kas RT.

Kemudian dana yang diberikan tersebut digunakan untuk

kegiatan yang ada di masyarakat. Seperti Peringatan Hari Besar

Islam, kegiatan Memperingati Kemerdekaan Indonesia, dan

kegiatan masyarakat lainnya. Jadi dengan adanya industri tersebut

bisa menunjang kegiatan masyarakat dari bantuan yang diberikan.

7. Sarana Umum

Sejak berdiri industri banyak perubahan yang terjadi di

Desa Benda. Salah satunya juga perubahan lingkungan dan

perubahan secara fisik. Hal ini seperti dikatakan oleh beberapa

narasumber, bahwa semenjak berdiri industri masyarakat cukup

kesulitan memperoleh air bersih. Terutama pada saat musim

kemarau. Namun, beberapa pihak perusahaan memberikan

tunjangan sarana umum berupa pengadaan air bersih.

Pada saat musim kemarau salah satu perusahaan yang ada

berkontribusi untuk pengadaan air bersih. Ketika sudah masuk

musim kemarau, air bersih sulit didapatkan. Perusahaan

peternakan tersebut memperbolehkan masyarakat sekitar untuk

mengambil air bersih di pabrik mereka.

B. Faktor Pendukung, Penghambat, dan Respons

Masyarakat dari Industrialisasi Pedesaan

1. Pendukung: Lokasi, Jumlah Penduduk dan UMK

Faktor pendukung dari industrialiasasi adalah lokasi yang

strategis, jumlah penduduk yang banyak, dan upah kerja yang

Page 111: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

96

rendah. Hal ini juga dikemukakan Eva Banowati sebagai faktor

pendukung industrialisasi (Banowati 2013, 186).

Eva Banowati mengemukakan bahwa letak geografis yang

menguntungkan menjadi faktor pendukung pembangunan industri

(Banowati 2013, 186). Lokasi yang strategis dianggap sebagai

salah satu faktor pendukung industrialiasi di Desa Benda. Hal ini

dikarenakan lokasi Desa Benda yang strategis memudahkan

proses distribusi. Desa Benda dilintasi jalan negara dan memiliki

waktu tempuh ke Jalan Tol Jagorawi hanya sekitar tiga puluh

sampai tiga puluh lima menit. Apalagi saat ini di Sukabumi sudah

terdapat akses jalan tol yang memudahkan untuk proses distribusi.

Berdirinya industri di Desa Benda juga merupakan

berdasarkan Perda Kabupaten Sukabumi No. 22 Tahun 2012.

Menurut Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten Sukabumi No: 22

Tahun 2012. Kawasan industri diperuntukan bagi industri besar

terdiri dari kawasan industri Ciambar, kawasan industri

Cikembar, kawasan industri Gunungguruh, kawasan industri

Palabuanratu, kawasan industri Purabaya, kawasan industri

Cibitung, dan Kawasan industri Tegalbuled. (Perda Kab.

Sukabumi 2012, 75)

Industri di luar kawasan industri diarahkan tersebar di

beberapa kecamatan. Salah satunya adalah Kecamatan Cicurug,

Kecamatan Cicurug diperuntukan bagi industri Air Minum Dalam

Kemasan (AMDK) dan minum ringan, industri garmen,

komponen eloktronik, industri boneka, industri rambut palsu,

dengan luas paling tinggi 170 hektar. (Perda Kab. Sukabumi

2012, 77)

Page 112: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

97

Jenis industri di Desa Benda memang lebih banyak garment

dan komponen eloktronik. Tentunya ini berdasarkan Perda

Kabupaten Sukabumi No. 22 Tahun 2012. Bahwa industri di

Kecamatan Cicurug diperuntukan bagi jenis industri tersebut.

Selanjutnya yang menjadi faktor pendukung industrialiasasi

adalah jumlah penduduk yang banyak. Eva Banowati juga

mengemukakan bahwa salah satu faktor pendukung pembanguan

industri adalah tenaga kerja yang banyak (Banowati 2013, 186).

Dapat diketahui pada (Tabel 3.4 & Tabel 3.5), bahwa jumlah

penduduk desa Benda merupakan jumlah penduduk terbanyak

kedua di Kecamatan Cicurug. Jumlah penduduk yang banyak

membuka kesempatan untuk menjadi tenaga kerja di perushaan.

Keberadaan industri di Desa Benda sebagian besar investor

berasal dari luar negeri. Berdirinya industri di Desa Benda tentu

bukan karena ketersediaan bahan baku sebagai sarana produksi.

Sumber bahan baku diimpor dari luar negeri, begitu juga dengan

produk yang dihasilkan diekspor keluar negeri dan tidak

dipasarkan di Indonesia. Jadi pemilihan Desa Benda bisa saja

sebagai lokasi yang dianggap strategis dan sebagai penyedia

tenaga kerja.

Berdirinya industri di Desa Benda selain hanya lokasi yang

strategis dan sebagai penyedia tenaga kerja adalah upah yang

rendah. Dapat diketahui Upah Minimum Regional (UMR)

Kabupaten Sukabumi relatif rendah dibandingkan daerah lainnya

di Jawa barat yang jadi kawasan industri.

Besaran Upah Minimum Kabupaten/Kota ditetapkan oleh

Gubernur. Keputusan Gubernur tentang Upah Minimum

Page 113: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

98

Kabupaten/Kota di Daerah Jawa Barat tercantum dalam

Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 561 Tahun 2017 (Better

Work 2017, 1). Berdasarkan keputusan gubernur tersebut, Upah

Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di Kabupaten Sukabumi

sebesar Rp. 2.583.556,63 (Better Work 2017, 3).

Sementara itu Upah Minimum Kabupaten (UMK) di

Kabupaten Bogor sebesar RP. 3.483.667,39 (Better Work 2017,

3). Padahal Desa Benda berbatasan langsung dengan Kabupaten

Bogor. Namun, selisih upah minimumnya hampir Rp. 1.000.000.

2. Penghambat: SDM dan Infrastruktur

Selain terdapat faktor pendukung industrialisasi, ada pula

faktor penghambat industrialisasi. Seperti dikemukakan oleh Eva

Banowati (Banowati 2013, 187). Salah satu penghambat

industrialisasi adalah sarana dan prasarana yang dibutuhkan

belum tersedia merata di seluruh Indonesia. Hal ini

mengkonfirmasi yang dikatakan oleh pihak perusahaan Bapak IS,

yang menjadi faktor penghambat industralisasi adalah

infrastuktur yang tidak memadai dan sumber daya manusia yang

rendah. Narasumber lainnyapun mengatakan hal tersebut, Bapak

HS dan Bapak Pur.

Infrastuktur yang dimaksud adalah jalan utama yang dilalui

kendaraan. Letak perusahaan rata-rata berada di tepi jalan utama.

Sebelum berdiri industri sampai berdiri industri jalan di Desa

Benda sama. Sementara semenjak berdiri industri jumlah

kendaraan semakin meningkat. Terlebih ditambah dengan

kendaraan dari pabrik seperti truk besar yang melintas di jalan

Page 114: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

99

utama setiap hari. Semua kendaraan perusahaan yang ada di

Kecamatan Cicurug melakukan distribusi melalui jalan utama.

Tentu saja akan menimbulkan kemacetan. Infrstuktur jalan

dianggap sebagai faktor penghambat dari industrialisasi.

Pada saat melakukan observasi peneliti juga melihat kondisi

jalan macet ketika jam masuk dan keluar kerja. Peneliti melihat

kemacetan disebabkan karena letak perusahaan tepat di depan

jalan utama. Selain itu, kemacetan juga disebabkan angkutan

umum dan penjemput yang membawa motor berhenti di sekitar

jalan utama.

Kemacetan terjadi pada jam masuk kerja mulai pukul 06.30

sampai jam 08.00 serta jam pulang kerja mulai pukul 16.00

sampai pukul 18.00. Kemacetan ini terjadi sepanjang jalan raya

Cicurug sampai dengan Kecamatan Cigombong Kabupaten

Bogor.

Selanjutnya faktor penghambat dari industrialisasi adalah

Sumber Daya Manusia (SDM) yang rendah. Hal ini dikemukakan

Dickennson (Dickenson 2014, 252) Di Negara berkembang

memiliki keterbatasan tenaga kerja ahli untuk industri.

Rendahnya tingkat pendidikan umum masyarakat mempersulit

pemakaian mesin dan teknologi modern. Sementara tingkat

kebutuhan semakin tinggi sementara keahlian tidak dimiliki.

Desa Benda memiliki jumlah penduduk 15.274 jiwa.

Jumlah usia produktif di Desa Benda dari usia 15-64 tahun ada

11.234 (Tabel 3.5). Usia produktif merupakan usia antara 15

sampai 64 tahun (BPS 2016). Namun jika dilihat dari tingkat

pendidikan masyarakat di Desa Benda (Tabel 3.10) tingkat

Page 115: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

100

pendidikan masyarakat masih rendah, masyarakat lebih banyak

tamat SD/sederajat. Jumlah masyarakat tamat SD/sederajat

sebanyak 3.838, tamat SLTP/sederajat sebanyak 3.797, dan tamat

SMA/sederajat sebanyak 3.578.

Sumber daya manusia yang rendah merupakan faktor

penghambat dari industrialisasi. Walaupun banyak industri

berdiri di Desa Benda, namun masyarakat sekitar yang bekerja

harus memiliki keahlian dan juga tingkat pendidikan terakhir

Sekolah Menengah Atas (SMA).

3. Respon Masyarakat: Dinamis

Selanjutnya bagaimana respons masyarakat terhadap

industrialisasi. Menurut Chaplin secara umum respons itu berarti

tanggapan, reaksi, jawaban (Chaplin 2006, 432). Berdirinya

industri di Desa Benda tentu mendapatkan respons yang beragam

dari masyarakat. Respons masyarakat berarti tanggapan dari suatu

fenomena, baik tanggpan positif maupun negatif. Dalam

penelitian ini jadi respons mayarakat adalah bagaimana

tanggapan, reaksi, serta penerimaan masyarakat terhadap

industrialisasi pedesaan di desa Benda.

Hal ini dikatakan oleh pemerintah desa, pihak perusahan,

tokoh masyarakat, serta masyarakat Desa Benda. Respons

masyarakat terhadap industrialiasasi tentu saja beragam. Pertama,

respons masyarakat terhadap industialisasi. Kedua, respons

masyarakat terhadap pendatang. Hal ini dikarenakan setelah

menjadi kawasan industri banyak masyarakat dari luar desa

Benda melakukan migrasi ke Desa Benda.

Page 116: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

101

Respons masyarakat yang menerima adanya industri di

Desa Benda paling banyak karena membuka lapangan pekerjaan.

Secara nyata adanya industri di Desa Benda membuka

kesempatan kerja bagi masyarakat sekitar. Seperti teori yang

dikemukanan Eva Banowati (Banowati 2013, 186). Masyarakat

yang menerima industrialisasi di Desa Benda karena bekerja di

sektor industri dan mendapatkan penghasilan yang bisa

memenuhi kebutuhan hidup.

Selain itu, masyarakat yang juga menerima berdirinya

industri di Desa Benda adalah masyarakat yang memiliki usaha

semenjak industri di Desa Benda. Masyarakat yang memiliki

modal bisa membuka usaha baik itu usaha rumah sewa, kios, jasa

angkutan, dan lain-lain. Usaha tersebut tentunya sesuai dengan

kebutuhan masyarakat terutama masyarakat pendatang.

Dari pernyataan salah satu pihak perusahaan yang

mengatakan bahwa masyarakat respons masyarakat beragam.

Namun masyarakat bisa dikatakan menerima dengan baik karena

selama industri beroperasi tidak pernah terjadi masalah yang

menimbulkan dengan masyarakat. Selain itu dengan adanya

industri di Desa Benda, pendapatan asli daerah (PAD) semakin

meningkat. Hal ini juga dibuktikan dengan kontribusi adanya

industri atau perusahaan bagi masyarakat sekitar.

Tanggpan lainnya dari informan yang mengatakan bahwa

saat ini tingkat kesadaran masyarakat terhadap pendidikan

meningkat. Seperti yang sudah dibahas diatas bahwa pihak

perusahaan sudah menetapkan pendidikan minimal untuk bekerja

di sektor industri adalah SMA. Hal inilah yang membuat

Page 117: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

102

masyarakat sudah peduli untuk memperhatikan pendidikannya.

Mengkonfirmasi yang dikatakan Bapak OJ bahwa masyarakat

yang putus sekolah kembali melanjutkan pendidikannya dengan

sekolah Paket A, Paket B, dan Paket C.

Dapat diketahui bahwa respons masyarakat terhadap

industrialisasi beragam. Namun, pada umumnya masyarakat

menerima adanya industri di Desa Benda. Hal ini dikarenakan

selama ada industri di Desa Benda tidak pernah terjadi masalah

antara pihak industri dan masyarakat. Masyarakat menerima

kehadirdan industri karena berkontribusi terhadap kehidupan

sosial ekonomi masyarakat desa.

Selain masyarakat yang menerima tentu ada masyarakat

yang merespons berdirinya industri menimbulkan masalah baru.

Masalah yang ditimbulkan biasanya berkaitan dengan masalah

lingkungan. Seperti yang dikatakan informan bahwa sejak berdiri

industri masyarakat kesulitan air bersih saat musim kemarau. Hal

ini dikarenakan pihak industri juga membutuhkan pasokan air

yang banyak. Pihak industri menggunakan alat-alat yang

memadai untuk pasokan air. Sementara masyarakat menggunakan

sarana yang seadaanya.

Semenjak industri berdiri di Desa Benda membawa banyak

perubahan masyarakat desa. Dengan berdirinya industri di Desa

Benda banyak masyarakat dari luar daerah melakukan migrasi ke

Desa Benda. Hal ini tentu saja untuk mendapat kesempatan

bekerja di sektor industri.

Menurut Rusli dalam Salam dan Amir, migrasi erat

kaitannya dengan mobilitas penduduk dan perekonomian.

Page 118: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

103

Seorang yang melakukan migrasi tentu ada faktor pendorong dan

penarik ditempat tujuan (Salam & Amir 2009, 36).

Dalam hal ini tentu erat kaitannya dengan peluang bekerja

di sektor industri. Hal ini disampaikan oleh beberapa informan,

bahwa Desa Benda semenjak menjadi kawasan industri banyak

penduduk dari luar daerah yang datang dan tinggal di Desa

Benda. Tentu saja masyarakat Desa Benda memiliki respons yang

beragam terhadap masyarakat pendatang.

Dari segi perekonomian adanya pendatang, masyarakat

memiliki peluang usaha untuk menyediakan barang dan jasa.

Kebutuhan akan barang dan jasa para pendatang bisa dipenuhi

oleh masyarakat asli Desa Benda. Namun, disamping adanya

peluang usaha bagi masyarakat sebagai penyedia jasa bagi

pendatang. Beberapa masyarakat juga menganggap adanya

pendatang justru mengurangi kesempatan kerja bagi masyarakat

Desa Benda. Seharusnya perusahaan memprioritaskan penduduk

asli wilayah tersebut sebagai tenaga kerja.

Page 119: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

104

BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdirinya industri di Desa Benda sejak tahun 1989 telah

menimbulkan beragam perubahan dalam kehidupan sosial

masyarakat desa. Selain itu dengan berdirinya industri di

pedesaan juga memberikan kontribusi dalam kehidupan sosial

ekonomi masyarakat desa. Dari hasil penelitian yang telah

dilakukan mengenai kontribusi industrialisasi pedesaan terhadap

kehidupan sosial ekonomi masyarakat Desa Benda dapat

disimpulkan:

1. Kontribusi Industrialisasi terhadap Kehidupan Sosial

Ekonomi Masyarakat Desa

Berikut kontribusi yang dirasakan dari keberadaan industri

di Desa Benda:

a. Lapangan Pekerjaan

Kontribusi adanya industri di Desa Benda tentu membuka

lapangan pekerjaan bagi masyarakat. Masyarakat yang bekerja di

sektor industri terus mengalami peningkatan. Berdirinya industri

di Desa Benda dapat mengurangi pengangguran di Desa Benda.

b. Penghasilan Masyarakat

Penghasilan masyarakat yang bekerja di sektor industri

rata-rata sudah melebihi dari UMK Kabupaten Sukabumi dari

UMK Kabupaten Sukabumi sebesar Rp. 2.583.556,63. Dari

penghasilan yang diperoleh digunakan untuk biaya pendidikan,

Page 120: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

105

membangun atau merenovasi rumah, dan memenuhi kebutuhan

harian rumah tangga.

c. Peluang Usaha

Selain itu, kontribusi dari adanya industri di Desa Benda

secara tidak langsung membuka peluang usaha bagi masyarakat.

Banyaknya pekerja dari luar Desa Benda membuka peluang

usaha sebagai penyedia barang dan jasa bagi masyarakat

pendatang.

d. Kebutuhan Sehari-hari

Sebelum berdiri industri di Desa Benda masyarakat tentu

harus membeli kebutuhan untuk konsumsi makan sehari-hari.

Setelah berdiri industri di Desa Benda masyarakat mendapat

bantuan berupa sembako yang menunjang untuk konsumsi makan

setiap hari. Artinya dengan adanya industri membantu

masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan. Dengan

diberikan bantuan berupa sembako tersebut mengurangi

pengeluaran untuk biaya makan sehari-hari.

e. Modal Kerja

Kontribusi yang diberikan dalam bentuk mesin jahit tentu

menjadi salah satu modal kerja bagi masyarakat. Pemberian

mesin jahit dimaksudkan melatih masyarakat desa Benda untuk

meningkatkan kemampuannya dalam menjahit agar bisa diterima

bekerja di perusahaan garmen yang ada di Desa Benda.

f. Kegiatan Sosial Masyarakat

Kontribusi yang diberikan juga berupa uang tunai.

Kemudian dana yang diberikan tersebut digunakan untuk

kegiatan yang ada di masyarakat.

Page 121: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

106

g. Sarana Umum

Pada saat musim kemarau ada perusahaan yang juga

berkontribusi untuk pengadaan air bersih. Ketika sudah masuk

musim kemarau, air bersih sulit didapatkan. Salah satu

perusahaan memperbolehkan masyarakat sekitar untuk

mengambil air bersih di pabrik mereka.

2. Faktor Pendukung, Penghambat, dan Respons

Masyarakat dari Industrialisasi Pedesaan

a. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dari industrialiasasi adalah lokasi yang

strategis, jumlah penduduk yang banyak, dan upah kerja yang

rendah. Keberadaan industri di Desa Benda sebagian besar

investor berasal dari luar negeri. Berdirinya industri di Desa

Benda bukan karena ketersediaan bahan baku. Sumber bahan

baku diimpor dari luar negeri, begitu juga dengan produk yang

dihasilkan diekspor keluar negeri dan tidak dipasarkan di

Indonesia. Jadi pemilihan Desa Benda bisa saja sebagai lokasi

yang dianggap strategis, sebagai penyedia tenaga kerja, serta

UMK Kabupaten Sukabumi yang rendah. Dapat diketahui Upah

Minimum Regional (UMR) Kabupaten Sukabumi relatif rendah

dibandingkan daerah lainnya di Jawa barat yang jadi kawasan

industri.

b. Faktor Penghambat

Faktor penghambat industralisasi adalah infrastuktur yang

tidak memadai dan sumber daya manusia yang rendah.

Infrastuktur yang dimaksud adalah jalan utama yang dilalui

Page 122: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

107

kendaraan. Letak perusahaan rata-rata berada di tepi jala utama.

Sehingga sering terjadi kemacetan. Walaupun banyak industri

berdiri di Desa Benda, namun masyarakat sekitar yang bekerja

harus memiliki keahlian dan juga tingkat pendidikan.

c. Respons Masyarakat: Dinamis

Selanjutnya bagaimana respons masyarakat teradap

industrialisasi. Pertama, respons masyarakat terhadap

industialisasi. Kedua, respons masyarakat terhadap pendatang.

respons masyarakat terhadap industrialisasi beragam. Namun,

pada umumnya masyarakat menerima adanya industri di Desa

Benda. Hal ini dikarenakan selama ada industri di Desa Benda

tidak pernah terjadi konflik antara pihak industri dan masyarakat.

Masyarakat menerima kehadirdan industri karena berkontribusi

terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat desa.

Respons masyarakat terhadap pendatang juga beragam.

Masyarakat menrima adanya pendatang karena dari segi

perekonomian adanya pendatang, masyarakat memiliki peluang

usaha untuk menyediakan barang dan jasa. Namun, beberapa

masyarakat juga menganggap adanya pendatang justru

mengurangi kesempatan kerja bagi masyarakat Desa Benda.

B. Implikasi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

melihat adanya implikasi yang dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam menentukan kebijakan sehubungan dengan

kontribusi yang diberikan perusahaan terhadap kehidupan sosial

ekonomi. Maka, peneliti dapat berimplikasi beberapa hal berikut:

Page 123: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

108

1. Bagi pihak perusahaan di Desa Benda, kontribusi yang

diberikan pihak perusahaan melalui CSR sudah berjalan

dengan baik, namun CSR tersebut belum merata

dirasakan oleh semua masyarakat Desa Benda. Hal

tersebut diharapkan dapat terus ditingkatkan tidak

hanya warga sekitar perusahaan tetapi menyeluruh ke

seluruh masyarakat Desa Benda.

2. Bagi Pemerintah Desa Benda, komunikasi yang baik

antara pihak pemerintah desa dengan pihak perusahaan

sudah baik membangun kersajasama yang baik dalam

mensejahterakan masyarakat Desa Benda.

3. Bagi masyarakat Desa Benda, dengan adanya kontribusi

yang diberikan perusahaan untuk masyarakat

diharapkan dapat membantu mensejahterakan dan

memenuhi kebutuhan hidup.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Pihak Perusahaan, masih banyak yang harus

diperhatikan dalam industrialisasi di pedesaan. Pihak

perusahaan memperhatikan keluhan masyarakat terkait:

kesempatan kerja di prioritaskan bagi masyarakat

setempat, pemerataan kontribusi yang diberikan bagi

semua masyarakat desa karena masyarakat juga

merasakan dampaknya.

Page 124: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

109

2. Bagi BPS Kabupaten Sukabumi, pihak BPS Kabupaten

Sukabumi alangkah lebih baiknya pengambilan data

selalu disesuaikan dengan pemerintah terendah karena

banyak data statistik yang berbeda dengan data desa.

Salah satu data yang janggal adalah mengenai jumlah

industri dari tahun sebelum-sebelumnya hingga 2017

jumlah industri tidak berubah.

3. Bagi masyarakat, hendaknya memanfaatkan kontribusi

yang diberikan perusahaan dengan bijak

Page 125: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Adioetomo, Sri Moertiningsih dan Omas Bulan Samosir. 2010.

Dasar-Dasar Demografi. Jakarta: Salemba Empat.

Aliminsyah dan Padji. 2015. Kamus Istilah Manajemen.

Bandung: CV YRAMA WIDYA.

Banowati, Eva. 2013. Geografi Indonesia. Yogyakarta: Penerbit

Ombak.

Bungin, M. Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif: Komunikasi,

Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya.

Jakarta: KENCANA.

Daldjoeni, N. 2014. Geografi Kota dan Desa. Yogyakarta:

Ombak.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa

Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Dickenson, JP. C.G. 2014. Geografi Negara Berkembang.

Terjemahan Suharyono. Yogyakarta: Ombak.

Farihah, Ipah. 2006. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan

Praktik. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Herdiansyah, Haris. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif

untuk Ilmu-ilmu Sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

J. P. Chaplin. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Terjemahan

Kartini karton. jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Lauer, Robert H. 2003. Perspektif Tentang Perubahan Sosial.

Terjemahan Alimandan S. U. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Page 126: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

Marbun, B. N. 2005. Kamus Manajemen. Jakarta: Anggota

IKAPI.

Moleong, Lexy J. 2007. Metode Penelitian Kualitatif Edisi

Revisi. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA.

Murodi & Wati Nilam Sari. 2007. Buku Ajar Sosioogi

Pembngunan. Jakarta: Fakultas Dawah dan Komunikasi

UIN Jakarta

Nurdin, Amin dan Ahmad Abrori. 2006.. Mengerti Sosiologi:

Pengantar untuk Memahami Konsep-konsep Dasar.

Jakarta: UIN Jakarta Press.

Nurhayati, Cucu & Husnul Khitam. 2015. Sosiologi Industri.

Tangerang Selatan: UIN Jakarta Press.

Poerwadarminta, W.J.S. 2014. Kamus Umum Bahasa Indonesia

Edisi 3 Cet XII. Jakarta: Balai Pustaka.

Salam, Syamsir & Amir Fadillah. 2009. Sosiologi Pembangunan:

Pengantar Studi Pembangunan Lintas Sektoral. Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Jakarta.

Sajogyo dan Pudjiwati Sajogyo. 2002. Sosiologi Pedesaan:

Kumpulan Bacaan. Yogyakarta: UGM Press.

Sedarmayanati dan Syarifudin Hidayat. 2011. Metodologi

Penelitian. Bandung: CV Mandar Maju.

Setiadi, Elly M dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi:

Pemahaman fakta dan Gejala Permasalahan Sosial Teori,

Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta: KENCANA.

Soekanto, Soerjono. 2000. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta:

Rajawali Pers.

Soetrisno, Loekman. 1995. Menuju Masyarakat Partisipatif.

Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Page 127: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan

R&D Cet ke-20. Bandung: ALFABETA.

Supardan, Dadang. 2009. Pengantar Ilmu Sosial sebuah Kajian

Pendekatan Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2004. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Artikel dan Jurnal

Andreas Rasu, Noortje Marsellanie Benu, Elsje Pauline

Manginsela. “Dampak Industri PT. Global Coconut

Terhadap Masyarakat di Desa Radey, Kecamatan Tenga,

Kabupaten Minahasa Selatan” Agri-SosioEkonomi Unsrat,

ISSN 1907-4298, Volume 13 Nomor 1, Januari 2017: 99-

112.

Siska. “Dampak Industri Batubara Terhadap Sosial Ekonomi

Masyarakat di Sekitar Desa Jembayan Kecamatan Loa Kulu

Kabupaten Kutai Kertanegara.” eJournal Administrasi

Negara, Volume 1, No. 2, 2013: 479-493.

BPMPT Kab. Sukabumi, “Peluang Investasi Sektor Industri

Kabupaten Sukabumi,” artikel diakses pada 11 Januari

2018 dari http://investasi.sukabumikab.go.id/industri.html.

Kemenperin Republik Indonesia, “Jabar Jantung Industri

Nasional,” artikel diakses pada 11 Januari 2018 dari

http://www.kemenperin.go.id/artikel/9664/Jabar-Jantung-

Industri-Nasional.html.

Kemenperin Republik Indoneisa, “Industri Padat Karya Jadi

Prioritas,” artikel diakses pada 20 Oktober 2018 dari

http://www.kemenperin.go.id/5313/Industri-Padat-Karya-

Jadi-prioritas.html.

Dokumen Pemerintah

BPS Kabupaten Sukabumi. 2017. Kecamatan Cicurug Dalam

Angka 2017. Sukabumi: BPS Kabupetan Sukabumi.

Page 128: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

______. 2018. Kecamatan Cicurug Dalam Angka 2018.

Sukabumi: BPS Kabupaten Sukabumi. Dipublikasikan.

______. 2017. Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten

Sukabumi 2017: BPS Kabupaten Sukabumi.

Dipublikasikan.

______. 2017. Kabupaten Sukabumi Dalam Angka 2017.

Sukabumi: BPS Kabupaten Sukabumi. Dipublikasikan.

Pusdalisbang Jawa Barat. 2008. Jawa Barat Dalam Angka 2008.

Bandung: Pusdalisbang Jawa Barat. Dipublikasikan.

.

Pemerintah Desa Benda. Profil Desa Benda 2017.

Pusat Komunikasi Publik Kementrian Perindustrian. 2015.

Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional 2015-

2035. Jakarta: Kementrian Perindustrian. Dipublikasikan.

Undang-undang, Keputusan Pemerintah, Peraturan

Pemerintah, dan Peraturan Daerah

Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 561/Kep.1065-

Yanbangsos/2017.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014

Tentang Perindustrian.

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor

30/M-IND/PER/7/2017 tentang Jenis Industri Dalam

Pembinaan Direktorat Jenderal dan Badan di Lingkungan

Kementrian Perindustrian.

Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor: 22 Tahun 2012

Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten

Sukabumi Tahun 2012-2032.

Page 129: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 130: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

Lampiran 1

Page 131: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
Page 132: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
Page 133: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
Page 134: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
Page 135: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
Page 136: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
Page 137: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
Page 138: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
Page 139: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
Page 140: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
Page 141: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

Lampiran 2

DOKUMENTASI

Kondisi depan industri saat pulang kerja

Page 142: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

Kondisi depan industri sebelum pulang kerja

Proses Wawancara

Page 143: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL
Page 144: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

Pedagang depan Industri

Page 145: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

Lampiran 3

CATATAN OBSERVASI

No Tanggal Mengamati Objek Observasi Deskripsi

1. 20 Juli 2018 Lokasi Kantor Desa Benda

Kondisi lingkungan di

Desa Benda

Kantor Desa Benda terletak di jalan

utama yang menghubungkan Kabupaten

Sukabumi dengan Kabupaten Bogor.

Di dekat Kantor Desa Benda terdapat

perusahaan garment, begitu juga di

sebrang kantor desa terdapat dua

perusahaan garment.

Kondisi lingkungan Desa Benda pada

siang hari terlihat sepi, mulai pukul

15.00 kemacetan mulai terjadi hingga

pukul 18.00

2. 23 Juli 2018 Industri Wilayah RW 02 Wilayah RW 02 berbatasan langsung

dengan Kecamatan Cigombong

Page 146: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

Kabupaten Bogor, di RW 02 peneliti

melihat terdapat satu perusahaan yang

masih beroperasi.

3. 25 Juli 2018 Industri Wilayah RW 11 Di Wilayah RW 11 peneliti melihat

terdapat dua industri skala besar.

Kemacetan terjadi pada saat karyawan

pulang bekerja sekitar pukul 16.00

Peneliti melihat kemacetan bukan hanya

disebabkan oleh karyawan yang pulang

bekerja tetapi juga karena angkutan

umum yang berhenti disepanjang

kawasan pabrik serta kendaraan

bermotor yang menjemput karyawan.

Ditambah lagi dengan banyaknya

pedagang

4. 25 Juli 2018 Industri Wilayah RW 07 Di wilayah RW 07 terdapat dua

perusahaan, di wilayah RW 07 kawasan

industri terlihat sepi walaupun di sore

hari, tidak terlihat sama sekali ada

Page 147: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

karyawan yang keluar masuk pabrik.

5. 27 Juli 2018 Industri Wilayah RW 01 Di Wilayah RW 01 terdapat dua industri

yaitu satu perusahaan garment dan satu

perusahaan gas LPG. Salah satu industri

terlihat sangat sepi, sedangkan di depan

pabrik garment yang letaknya di depan

jalan utama terlihat sangat ramai, mulai

pukul 15.00 mulai terjadi kemacetan

panjang sampai ke Kecamatan

Cigombong.

6. 1 Agustus

2018

Kawasan

Pertanian

Wilayah RW 06 dan

RW 03

Setelah mendapat informasi dari

beberapa pihak, desa Benda masih

terdapat kawasan pertanian yaitu di

wilayah RW 06 dan RW 03. Namun

pada saat melakukan observasi peneliti

melihat di RW 03 ada bangunan pabrik

yang belum selesai. Di Kawasan RW 06

merupakan kawasan pertanian. Peneliti

melihat ada kantor bertulisakan Taman

Page 148: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

Nasional Gunung Gede Pangrango,

daerah di RW 06 terkenal dengan

sebutan Bodogol.

7. 5 Agsustus

2018

Industri Wilayah RW 08 Di RW 08 memang tidak terdapat

industri tetapi bagian belakang salah satu

perusahaan masuk kedalam wilayah RW

08. Namun banyak terdapat kontrakan di

wilayah ini

8. 9 Agustus

2018

Industri Wilayah RW 05 dan

RW 10

Letak RW 05 dan RW 10 berdekatan, di

RW 10 terdapat perusahaan peternakan

ayam dan RW 05 terdapat perusahaan

peternakan sapi. Lokasi di RW ini masih

banyak terdapat lahan kosong. Di

wilayah ini berbatasan dengan Desa

Tenjo Ayu

9. 13 Agustus

2018

Industri Wilayah RW 09 Di wilayah ini menurut beberapa

informasi yang diperoleh merupakan

tempat industri pertama berdiri di Desa

Benda. Namun, sekarang sudah berubah

Page 149: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

nama menjadi Perusahaan lain. Kondisi

industri di wilayah RW 09 sangat sepi

karena letaknya jauh dari jalan utama.

Sehingga tidak dilalui kendaraan umum.

Page 150: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

Lampiran 4

PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA

Kontribusi Industialisasi Pedesaan Terhadap Kehidupan

Sosial Ekonomi Masyarakat Desa

Tujuan : Menggali informasi mengenai sejarah dan kontribusi

industri di Desa Benda

Informan : Pihak Perusahaan

1. Sejak apan didirikannya Perusahaan ini di Desa Benda ?

2. Siapa awal mula pendiri perusahaan ini ?

3. Apa tujuan didirikannya Perusahaan ini?

4. Produk apa saja yang di produksi disini?

5. Mengapa memilih Desa Benda sebagai tempat didirikannya

pabrik Perusahaan?

6. Bagaimana tanggapan masyarakat sekitar tentang adanya

Perusahaan di Desa Benda?

7. Apa saja kendala Perusahaan dalam mendirikan pabrik di Desa

Benda ?

8. Apakah pihak Perusahaan lebih mengutamakan pekerja yang

berasal dari Desa Benda ?

9. Berapa jumah keseluruhan karyawan di Perusahaan ini?

10. Bagaimana pembagian jam kerja karyawan di perusahaan

ini?

11. Fasilitas apa saja yang didapatkan karyawan dari

perusahaan?

12. Apa saja kontribusi Perusahaan terhadap kehidupann

sosial ekonomi masyarakat sekitar khususnya masyarakat Desa

Benda ?

13. Apakah bantuan tersebut diberikan kepada seluruh

masyarakat Desa Benda ?

14. Sudah maksimalkah kontribusi yang diberikan pabrik

kepada masyarakat ?

Page 151: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA

Kontribusi Industialisasi Pedesaan Terhadap Kehidupan

Sosial Ekonomi Masyarakat Desa

Tujuan : Menggali informasi mengenai perkembangan industri

di Desa Benda

Informan : Pemerintah Desa

1. Sejak kapan Desa Benda menjadi salah satu kawasan industri

di Kecamatan Cicurug ?

2. Bagaimana awal perkembangan industri di Desa Benda ?

3. Adakah faktor tertentu yang mendukung berkembangnya

industri di Desa Benda ?

4. Bagaimana respons masyarakat dengan adanya industri

tersebut ?

5. Jenis industri apa saja yang terdapat di Desa Benda ?

6. Bagaimana kondisi Desa Benda sebelum dan sesudah adanya

industri baik secara fisik, sosial, ekonomi?

7. Sejauhmana masyarakat memanfaatkan adanya industri di

Desa Benda ?

8. Apakah Industri di Desa Benda memberikan kontribusi bagi

masyarakat Desa Benda ?

9. Kontribusi seperti apa yang dirasakan dengan hadirnya

industri di Desa Benda ?

10. Timbal balik seperti apa yang diberikan industri kepada

Desa Benda ?

11. Apakah dengan hadirnya industri membuka lapangan

kerja baru ?

12. Apakah Masyarakat ikut bekerja di sektor industri ?

Berapa persentase masyarakat yang bekerja di bidang industri

? apakah jumlahnya mengalami peningkatan atau pengurangan

?

13. Pada posisi mana sajakah biasanya masyarakat desa

Benda bekerja di bidang industri ?

14. Apakah sejak adanya industri pengangguran di Desa

Benda berkurang ?

Page 152: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

15. Sejak adanya industri, apakah jumlah penduduk Desa

Benda mengalami peningkatan? Jika terjadi peningkatan,

apakah karena adanya pendatang yang bekerja di industri?

Darimana pendatang itu berasal?

16. Bagaimana kemudian masyarakat menanggapi hadirnya

pendatang dari luar Desa Benda ?

Page 153: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA

Kontribusi Industialisasi Pedesaan Terhadap Kehidupan

Sosial Ekonomi Masyarakat Desa

Tujuan : Menggali informasi mengenai kondisi kehidupan

sosial ekonomi masyarakat industri di Desa Benda

Informan : Pekerja Industri

1. Apakah anda setuju dengan kehadiran industri di Desa Benda

?

2. Bagaimana pandangan saudara dengan adanya industri di Desa

Benda ?

3. Mengapa memilih bekerja di pabrik tersebut ?

4. Sudah berapa lama bekerja di pabrik tersebut ?

5. Pada bagian atau bertindak sebagai apa di pabrik tersebut?

6. Apakah status tenaga kerja anda di pabrik tersebut ?

7. Berapa gaji yang didapatkan dari pabrik tersebut ?

8. Fasilitas apa yang anda dapatkan dari perusahaan tersebut ?

9. Berapa jam sehari anda bekerja ?

10. Apakah ada anggota keluarga lain yang bekerja ?

11. Berapa penghasilan dari anggota keuarga lainnya ?

12. Selain bekerja di pabrik, apakah ada pekerjaan sampingan

atau usaha lainnya ?

13. Berapa penghasilan dari pekerjaan sampingan atau usaha

yang dilakukan ?

14. Dari penghasilan yang didapatkan digunakan untuk

kebutuhan apa saja ?

15. Bagaimana kehidupan sosial ekonomi keluarga anda

sebelum dan sesudah adanya industri ?

16. Sudah terpenuhikah berbagai kebutuhan keluarga ?

17. Dampak apa saja yang dirasakan setelah adanya industri

(Positif dan Negatif) ?

18. Apakah pihak perusahaan memberikan

kontribusi/sumbangan kepada masyarakat ?

Page 154: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

PANDUAN PERTANYAAN WAWANCARA

Kontribusi Industialisasi Pedesaan Terhadap Kehidupan

Sosial Ekonomi Masyarakat Desa

Tujuan : Menggali informasi mengenai perkembangan industri

dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di Desa Benda

Informan : Masyarakat Desa Benda

1. Sudah berapa lama menetap di Desa Benda ?

2. Dapatkah menceritakan perkembangan industri di Desa

Benda?

3. Apa pekerjaan masyarakat yang paling banyak di Desa Benda?

4. Apakah dengan adanya industri di Desa Benda membuka

lapangan pekerjaan baru ?

5. Apakah ada perubahan pekerjaan pada masyarakat desa (dulu

dan sekarang) ?

6. Desa Benda kini sudah menjadi salah satu kawasan industri,

bagaimana tanggapannya?

7. Bagaimana pula tanggapan dengan adanya pendatang ke Desa

Benda ?

8. Apakah adanya pendatang mempengaruhi kehidupan sosial

ekonomi masyarakat lokal ?

9. Bagaimana hubungan antara masyarakat lokal dengan

pendatang ke Desa Benda ?

10. Bagaimana respons masyarakat dengan hadirnya industri

di Desa Benda?

11. Dampak apa saja yang dirasakan setelah adanya industri

di Desa Benda ?

12. Bagaimana kehidupan sosial ekonomi sebelum dan

sesudah adanya industri ?

13. Kontribusi apa saja yang diberikan pabrik bagi

masyarakat Desa Benda ?

Page 155: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

Lampiran 5

DAFTAR INFORMAN

No Nama Pekerjaan Tanggal

Wawancara

1. Bapak Sut - 25 Juli 2018

2. Bapak HS Pemerintah Desa 26 Juli 2018

3. Bapak JP Wiraswasta 26 Juli 2018

4. Bapak UK Wiraswasta 26 Juli 2018

5. Bapak OJ Wiraswasta 2 Agustus 2018

6. Bapak DS Karyawan Swasta 5 Agustus 2018

7. Ibu AS Karyawan Swasta 5 Agustus 2018

8. Bapak WS Karyawan Swasta 5 Agustus 2018

9. Bapak Mar Wiraswasta 11 Agustus 2018

10. Bapak Pur Karyawan Swasta 12 Agustus 2018

11. Bapak RH Karyawan Swasta 19 Agustus 2018

12. Bapak Bad - 19 Agustus 2018

13. Bapak HB Petani 19 Agustus 2018

14. Bapak AF Wiraswasta 21 Agustus 2018

15. Bapak UMN Wiraswasta 28 Agustus 2018

16. Bapak Jak - 29 Agustus 2018

17. Bapak IS HRD Legal Manager 31 Agustus 2018

18. Bapak NJ Security 2 September 2018

19. Ibu HR Karyawan Swasta 2 September 2018

20. Ibu TTN Karyawan Swasta 2 September 2018

Page 156: KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44009/1/RISNA SITI...KONTRIBUSI INDUSTRIALISASI PEDESAAN TERHADAP KEHIDUPAN SOSIAL

21. Bapak Ate Buruh Harian Lepas 2 September 2018

22. Ibu ES Karyawan Swasta 11 September 2018

23. Ibu Har Wiraswasta 12 Septemebr 2018

24. Bapak Hid Wiraswasta 12 September 2018

25. Ibu YM Karyawan Swasta 12 September 2018