indonesia ditinjau dari kemandirian energy dan kemandirian pangan
Post on 02-Jun-2018
212 Views
Preview:
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Indonesia Ditinjau Dari Kemandirian Energy Dan Kemandirian Pangan
1/11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketahanan pangan adalah sebuah kondisi yang terkait dengan ketersediaan bahan pangan
secara berkelanjutan. Kekhawatiran terhadap ketahanan pangan telah ada dalam sejarah.
Sejak 10 ribu tahun yang lalulumbungtelah digunakan di China dengan kekuasaan
penggunaan secara terpusat di peradaban diChina Kuno danMesir Kuno. Mereka
melepaskan suplai pangan di saat terjadinya kelaparan. Namun ketahanan pangan hanya
dipahami pada tingkat nasional, dengan definisi bahwa negara akan aman secara pangan jika
produksi pangan meningkat untuk memenuhi jumlah permintaan dan kestabilan harga.
Definisi baru mengenai ketahanan pangan dibuka pada tahun 1966 di World Food Summit
yang menekankan ketahanan pangan dalam konteks perorangan, bukan negara.
Kemandirian energi adalah kemampuan negara dan bangsa untuk memanfaatkan keaneka
ragaman energi dengan memanfaatkan alam, manusia, sosial, ekonomi dan kearifan lokal
secara bermartabat. Sedangkan kedaulatan energi adalah hak negara dan bangsa untuk secara
mandiri menentukan kebijakan pengelolaan energi untuk mencapai ketahanan dan
kemandirian energi.
1.2 Rumusan Maslah
1. Apa yang dimaksud ketahanan pangna dan energi?
2.
Bagaiana ketahanan pangan dan kemandirian pangan Indonesia?
3. Bagaiana ketahanan pangan dan kemandirian energi Indonesia
1.3
Tujuan Penulisan
1. Memahami mengenai ketahanan pangan dan energi
2. Memahami tentang ketahana pangan dan energi Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Lumbunghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=China_Kuno&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Mesir_Kunohttp://id.wikipedia.org/wiki/Mesir_Kunohttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=China_Kuno&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Lumbung -
8/10/2019 Indonesia Ditinjau Dari Kemandirian Energy Dan Kemandirian Pangan
2/11
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ketahanan Pangan
Salah satu masalah serius yang dihadapi bangsa kita adalah kemandirian dan ketahanan
pangan. Sebagai negara yang dikaruniai sumberdaya alam pertanian yang subur, bangsa kita
justru menghadapi persoalan ketahanan dan kemandirian pangan.
2.1.1Pengertin Ketahana Pangan
Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang untuk
mengaksesnya. Sebuah rumah tangga dikatakan memiliki ketahanan pangan jika penghuninya
tidak berada dalam kondisi kelaparan atau dihantui ancamankelaparan.Ketahanan pangan
merupakan ukuran kelentingan terhadap gangguan di masa depan atau ketiadaan suplai
pangan penting akibat berbagai faktor sepertikekeringan, gangguanperkapalan,
kelangkaan bahan bakar, ketidak stabilanekonomi,peperangan, dan sebagainya. Penilaian
ketahanan pangan dibagi menjadikeswadayaan ataukeswasembadaanperorangan (self-
sufficiency) dan ketergantungan eksternal yang membagi serangkaian faktor risiko. Meski
berbagai negara sangat menginginkan keswadayaan secara perorangan untuk menghindari
risiko kegagalan transportasi, namun hal ini sulit dicapai di negara maju karena profesi
masyarakat yang sudah sangat beragam dan tingginya biaya produksi bahan pangan jika tidak
diindustrialisasikan. Kebalikannya, keswadayaan perorangan yang tinggi tanpa perekonomian
yang memadai akan membuat suatu negara memiliki kerawanan produksi.
World Health Organization mendefinisikan tiga komponen utama ketahanan pangan, yaitu
ketersediaan pangan, akses pangan, dan pemanfaatan pangan. Ketersediaan pangan adalah
kemampuan memiliki sejumlah pangan yang cukup untuk kebutuhan dasar. Akses pangan
adalah kemampuan memiliki sumber daya, secara ekonomi maupun fisik, untuk mendapatkan
bahan pangan bernutrisi. Pemanfaatan pangan adalah kemampuan dalam memanfaatkan
bahan pangan dengan benar dan tepat secara proporsional.FAO menambahkan komponen
keempat, yaitu kestabilan dari ketiga komponen tersebut dalam kurun waktu yang panjang.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelaparanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kekeringanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Perkapalanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Peranghttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Swadaya&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Swasembada&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/World_Health_Organizationhttp://id.wikipedia.org/wiki/FAOhttp://id.wikipedia.org/wiki/FAOhttp://id.wikipedia.org/wiki/World_Health_Organizationhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Swasembada&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Swadaya&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Peranghttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomihttp://id.wikipedia.org/wiki/Bahan_bakarhttp://id.wikipedia.org/wiki/Perkapalanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kekeringanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelaparan -
8/10/2019 Indonesia Ditinjau Dari Kemandirian Energy Dan Kemandirian Pangan
3/11
Kebijakan sebuah negara dapat mempengaruhi akses masyarakat kepada bahan pangan,
seperti yang terjadi diIndia. Majelis tinggi India menyetujui rencana ambisius untuk
memberikan subsidi bagi dua pertiga populasi negara itu. Rancangan Undang-Undang
Ketahanan Pangan ini mengusulkan menjadikan pangan sebagai hak warga negara dan akan
memberikan lima kilogram bahan pangan berharga murah per bulan untuk 800 jutapenduduk
miskinnya.
2.1.2Pilar ketahanan pangan
1.
Ketersediaan
Kambing dapat menjadi sebuah solusi permasalahan ketahanan pangan global karena mudah
dipelihara. Ketersediaan pangan berhubungan dengan suplai pangan melalui produksi,
distribusi, dan pertukaran. Produksi pangan ditentukan oleh berbagai jenis faktor,
termasukkepemilikan lahan dan penggunaannya; jenis danmanajemen tanah; pemilihan,
pemuliaan, dan manajemen tanaman pertanian; pemuliaan dan manajemen hewan ternak;
danpemanenan. Produksi tanaman pertanian dapat dipengaruhi oleh perubahan temperatur
dan curah hujan. Pemanfaatan lahan, air, dan energi untuk menumbuhkan bahan pangan
seringkali berkompetisi dengan kebutuhan lain. Pemanfaatan lahan untuk pertanian dapat
berubah menjadi pemukiman atau hilang akibatdesertifikasi,salinisasi,danerosi tanah karena
praktek pertanian yang tidak lestari.
Produksi tanaman pertanian bukanlah suatu kebutuhan yang mutlak bagi suatu negara untuk
mencapai ketahanan pangan.Jepang danSingapura menjadi contoh bagaimana sebuah negara
yang tidak memiliki sumber daya alam untuk memproduksi bahan pangan namun mampu
mencapai ketahanan pangan. Distribusi pangan melibatkan penyimpanan, pemrosesan,
transportasi, pengemasan, dan pemasaran bahan pangan. Infrastruktur rantai pasokan
dan teknologi penyimpanan pangan juga dapat mempengaruhi jumlah bahan pangan yang
hilang selama distribusi. Infrastruktur transportasi yang tidak memadai dapat menyebabkan
peningkatan harga hingga ke pasar global. Produksi pangan per kapita dunia sudah melebihi
konsumsi per kapita, namun di berbagai tempat masih ditemukan kerawanan pangan karena
distribusi bahan pangan telah menjadi penghalang utama dalam mencapai ketahanan pangan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Indiahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kepemilikan_lahan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Panenhttp://id.wikipedia.org/wiki/Desertifikasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Salinisasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Erosihttp://id.wikipedia.org/wiki/Jepanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Singapurahttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Distribusi_pangan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Godfray_2010-9http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Tweeten_1999-11http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Tweeten_1999-11http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Godfray_2010-9http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Distribusi_pangan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Singapurahttp://id.wikipedia.org/wiki/Jepanghttp://id.wikipedia.org/wiki/Erosihttp://id.wikipedia.org/wiki/Salinisasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Desertifikasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Panenhttp://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Kepemilikan_lahan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/India -
8/10/2019 Indonesia Ditinjau Dari Kemandirian Energy Dan Kemandirian Pangan
4/11
2.
Akses
Akses terhadap bahan pangan mengacu kepada kemampuan membeli dan besarnya alokasi
bahan pangan, juga faktor selera pada suatu individu dan rumah tangga. PBB menyatakan
bahwa penyebabkelaparan danmalnutrisi seringkali bukan disebabkan oleh kelangkaan
bahan pangan namun ketidakmampuan mengakses bahan pangan karena
kemiskinan. Kemiskinan membatasi akses terhadap bahan pangan dan juga meningkatkan
kerentanan suatu individu atau rumah tangga terhadap peningkatan harga bahan
pangan. Kemampuan akses bergantung pada besarnya pendapatan suatu rumah tangga untuk
membeli bahan pangan, atau kepemilikan lahan untuk menumbuhkan makanan untuk dirinya
sendiri. Rumah tangga dengan sumber daya yang cukup dapat mengatasi ketidakstabilan
panen dan kelangkaan pangan setempat serta mampu mempertahankan akses kepada bahan
pangan.
Terdapat dua perbedaan mengenai akses kepada bahan pangan. (1) Akses langsung, yaitu
rumah tangga memproduksi bahan pangan sendiri, (2) akses ekonomi, yaitu rumah tangga
membeli bahan pangan yang diproduksi di tempat lain. Lokasi dapat mempengaruhi akses
kepada bahan pangan dan jenis akses yang digunakan pada rumah tangga tersebut. Meski
demikian, kemampuan akses kepada suatu bahan pangan tidak selalu menyebabkan seseorang
membeli bahan pangan tersebut karena ada faktor selera dan budaya. Demografi dan tingkat
edukasi suatu anggota rumah tangga juga gender menentukan keinginan memiih bahan
pangan yang diinginkannya sehingga juga mempengaruhi jenis pangan yang akan
dibeli. USDA menambahkan bahwa akses kepada bahan pangan harus tersedia dengan cara
yang dibenarkan oleh masyarakat sehingga makanan tidak didapatkan dengan cara
memungut, mencuri, atau bahkan mengambil dari cadangan makanan darurat ketika tidak
sedang dalam kondisi darurat.
3. Pemanfaatan
Ketika bahan pangan sudah didapatkan, maka berbagai faktor mempengaruhi jumlah dan
kualitas pangan yang dijangkau oleh anggota keluarga. Bahan pangan yang dimakan harus
aman dan memenuhi kebutuhan fisiologis suatu individu. Keamanan pangan mempengaruhi
pemanfaatan pangan dan dapat dipengaruhi oleh cara penyiapan, pemrosesan, dan
kemampuan memasak di suatu komunitas atau rumah tangga. Akses kepada fasilitas
http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Gregory_2005-7http://id.wikipedia.org/wiki/Kelaparanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Malnutrisihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-UN_1999-12http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Ecker_and_Breisinger_2012-13http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Garrett_and_Ruel_1999-14http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-FAO_1997-8http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Garrett_and_Ruel_1999-14http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Ecker_and_Breisinger_2012-13http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Garrett_and_Ruel_1999-14http://id.wikipedia.org/wiki/USDAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-autogenerated8-15http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Ecker_and_Breisinger_2012-13http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Keamanan_pangan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Gregory_2005-7http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Gregory_2005-7http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Gregory_2005-7http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Keamanan_pangan&action=edit&redlink=1http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Ecker_and_Breisinger_2012-13http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-autogenerated8-15http://id.wikipedia.org/wiki/USDAhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Garrett_and_Ruel_1999-14http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Ecker_and_Breisinger_2012-13http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Garrett_and_Ruel_1999-14http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-FAO_1997-8http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Tweeten_1999-11http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Garrett_and_Ruel_1999-14http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Ecker_and_Breisinger_2012-13http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-UN_1999-12http://id.wikipedia.org/wiki/Malnutrisihttp://id.wikipedia.org/wiki/Kelaparanhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Gregory_2005-7 -
8/10/2019 Indonesia Ditinjau Dari Kemandirian Energy Dan Kemandirian Pangan
5/11
kesehatan juga mempengaruhi pemanfaatan pangan karena kesehatan suatu individu
mempengaruhi bagaimana suatu makanan dicerna. Misal keberadaan parasit di dalam usus
dapat mengurangi kemampuan tubuh mendapatkan nutrisi tertentu sehingga mengurangi
kualitas pemanfaatan pangan oleh individu. Kualitassanitasijuga mempengaruhi keberadaan
dan persebaran penyakit yang dapat mempengaruhi pemanfaatan pangan sehingga edukasi
mengenai nutrisi dan penyiapan bahan pangan dapat mempengaruhi kualitas pemanfaatan
pangan.
4. Stabilitas
Stabiitas pangan mengacu pada kemampuan suatu individu dalam mendapatkan bahan
pangan sepanjang waktu tertentu. Kerawanan pangan dapat berlangsung secara transisi,
musiman, ataupun kronis (permanen). Pada ketahanan pangan transisi, pangan kemungkinan
tidak tersedia pada suatu periode waktu tertentu. Bencana alam dan kekeringan mampu
menyebabkan kegagalan panen dan mempengaruhi ketersediaan pangan pada tingkat
produksi. Konflik sipil juga dapat mempengaruhi akses kepada bahan
pangan. Ketidakstabilan di pasar menyebabkan peningkatan harga pangan sehingga juga
menyebabkan kerawanan pangan. Faktor lain misalnya hilangnya tenaga kerja atau
produktivitas yang disebabkan oleh wabah penyakit. Musim tanam mempengaruhi stabilitas
secara musiman karena bahan pangan hanya ada pada musim tertentu saja. Kerawanan
pangan permanen atau kronis bersifat jangka panjang dan persisten.
2.1.3Ketahanan Pangan Indonesia
Ditinjau dari kondisi global, konsumsi pangan akan cenderung meningkat di seluruh dunia.
Proyeksi PBB menyebutkan populasi penduduk dunia di tahun 2050 mencapai lebih dari 9
miliar jiwa, memerlukan tambahan pangan sebesar 70% dibandingkan sekarang. Di masa
depan diprediksi akan terjadi kelangkaan pangan yang diakibatkan oleh beberapa hal seperti
kerusakan lingkungan, konversi lahan, tingginya harga bahan bakar fosil, pemanasan iklim
dan lain-lain. Hal ini mengakibatkan negara produsen pangan akan mengamankan
produksinya untuk kebutuhan dalam negeri dan bahkan meningkatkan impor pangan untuk
mengamankan stok dalam negerinya.
Namun dengan keragaman sumberdaya dan kondisi lingkungan yang berbeda-beda maka
setiap negara memiliki cara sendiri untuk mewujudkan ketahanan pangan nasionalnya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-FAO_1997-8http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Tweeten_1999-11http://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-FAO_1997-8http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Tweeten_1999-11http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-FAO_1997-8http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Ecker_and_Breisinger_2012-13http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Ecker_and_Breisinger_2012-13http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Ecker_and_Breisinger_2012-13http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-FAO_1997-8http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Ecker_and_Breisinger_2012-13http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Ecker_and_Breisinger_2012-13http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-FAO_1997-8http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Ecker_and_Breisinger_2012-13http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Ecker_and_Breisinger_2012-13http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Ecker_and_Breisinger_2012-13http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alamhttp://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Ecker_and_Breisinger_2012-13http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-FAO_1997-8http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Tweeten_1999-11http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-FAO_1997-8http://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasihttp://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-Tweeten_1999-11http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan#cite_note-FAO_1997-8 -
8/10/2019 Indonesia Ditinjau Dari Kemandirian Energy Dan Kemandirian Pangan
6/11
Penelitian Zoelick (former President World Bank) yang mengamati progress pertumbuhan
ekonomi di 101 negara pada tahun 1960 dan 2012, menunjukkan, bahwa hanya negara-negara
yang konsisten membangun ketahanan pangannya, menyediakan infrastruktur yang
mengkoneksi antar wilayah dan memberikan perlindungan sosial bagi warga negaranya yang
mampu terlepas dari jeratan "middle income trap".
Indonesia tidak akan terjebak sebagai negara middle income trap karena politik pangan yang
dilaksanakan oleh pemerintah tetap konsisten di jalurnya. Sektor pertanian/pangan menjadi
prioritas dalam pembangunan. Produksi pangan dalam negeri terus ditingkatkan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat yang terus tumbuh baik jumlah maupun
keragaman jenis pangannya.
Golongan menengah di Indonesia juga meningkat, ini berarti konsumsi bahan pangan lebih
banyak lagi. Saat ini Indonesia memiliki 45 juta pangsa klas konsumen dan pada tahun 2030,
akan tumbuh menjadi 135 juta. Demikian pula market opportunities dari 0,5 miliar menjadi
1,8 miliar di tahun 2030.
Sistem logistik dan distribusi pangan menjadi perhatian pemerintah dalam politik pangan
nasional untuk memastikan bahwa ketahanan pangan dinikmati oleh setiap orang di Indonesia
hingga ke pulau terdepan dan di daerah yang sulit terjangkau sekalipun. Untuk
menghubungkan antar wilayah dan mempersingkat waktu tempuh bahan pangan, pemerintah
memfokuskan pada pembangunan infrastruktur dan konektivitas antar wilayah Indonesia.
Menyadari pentingnya penataan sistem logistik dalam persaingan domestik dan internasional,
Indonesia telah menyusun blueprint pengembangan logistik yang menelaah jarak geografis
antara kota-kota besar di Indonesia dan Singapura. Hal ini dilakukan agar biaya translaut dan
kontainer dari sentra produksi ke sentra konsumen tidak lebih mahal jika dibandingkan
pengiriman ke Singapura.
Kekuatan Indonesia
Indonesia diuntungkan oleh bonus demografi dengan tingginya jumlah angkatan muda dan
mulai dirasakan pengaruhnya pada perekonomian nasional. Arus urbanisasi menyebabkan
pertumbuhan daerah perkotaan sehingga menambah pangsa kelas konsumen. Indonesia juga
terbukti mampu mengendalikan laju inflasi, menurunkan tingkat kemiskinan dan angka
-
8/10/2019 Indonesia Ditinjau Dari Kemandirian Energy Dan Kemandirian Pangan
7/11
pengangguran. Untuk mengimbanginya, maka pemenuhan pangan harus dilakukan dengan
cara meningkatkan produksi dan produktivitasnya melalui intensifikasi (bukan
ekstensifikasi), diversifikasi konsumsi melalui pengembangan pangan lokal, peningkatan
daya saing, dan menurunkan kehilangan paska panen dan value-chain.
Pangan lokal dikembangkan karena Indonesia memiliki keragaman hayati yang
sangat kaya dan belum dimanfaatkan secara optimal. Keanekaragaman tersebut mencakup
tingkat ekosistem, tingkat jenis, dan tingkat genetik, yang melibatkan makhluk hidup beserta
interaksi dengan lingkungannya.
Produsen pangan nasional sudah saatnya menghidupkan kembali sumber-sumber pangan
lokal untuk menghentikan kemerosotan keragaman varietas jenis pangan yang dibudidayakan
oleh petani. Apabila kondisi ini terus dikembangkan di seluruh wilayah nusantara, maka
kemampuan nasional untuk meningkatkan produksi pangan pasti akan meningkat sekaligus
menghindarkan ketergantungan terhadap jenis pangan tertentu.
Kekuatan lain yang dimiliki oleh Indonesia adalah konsumen domestik yang besar menjadi
pasar dalam negeri yang potensial untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Disamping itu
pemerintah telah berhasil dalam melakukan pengendalian tingkat inflasi, penurunan tingkat
kemiskinan dan pengangguran. Di sisi lain, situasi dunia akibat perubahan iklim dan faktor-
faktor yang lain, seringkali menyebabkan supply pangan global terganggu sehingga
menimbulkan fluktuasi harga secara cepat.
Perdagangan bebas dan Free Trade Area akan menciptakan global economic
connectivity danborderless state. Asia menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di dunia sehingga
posisi Indonesia yang strategis akan mendapatkan keuntungan. Dependency ratio negara
maju meningkat seiring dengan majunya pertumbuhan ekonomi negara Asia. Situasi ini
mengharuskan Indonesia memenuhi kecukupan pangannya diutamakan dari produksi dalam
negeri. Potensi sumber pangan yang beragam dan letak geografis Indonesia di jalur
khatulistiwa menyebabkan Indonesia relatif aman dari dampak global climate change,
merupakan opportunity yang tidak boleh dilewatkan. Diperkuat dengan meningkatnya
kesadaran terhadap green economy memberikan peluang Indonesia khususnya sebagai negara
penyuplai pangan dunia (feed the world).
-
8/10/2019 Indonesia Ditinjau Dari Kemandirian Energy Dan Kemandirian Pangan
8/11
Kemampuan memproduksi pangan nasional diimbangi dengan keberadaan lembaga
pemerintah yang menjalankan fungsi sebagai stabilisator harga pangan strategis di pasar
dalam negeri sekaligus mengelola sistem logistik pangan pemerintah. Pemerintah saat ini
telah menetapkan Perum BULOG menjalankan fungsi tersebut, agar harga pangan tidak
berfluktuasi dan cadangan pangan untuk kondisi darurat tetap terjaga. Bulog diharapkan
mampu menjaga harga pangan di pasar lokal sehingga petani menerima harga jual yang tetap
memberikan keuntungan bagi usaha taninya dan konsumen dapat membeli pangan dengan
harga terjangkau. Setidaknya untuk beberapa produk pangan strategis seperti beras, jagung,
kedelai, gula, daging sapi dan minyak goreng.
2.2 Ketahanan Energi
Ketahanan energi adalah ketersediaan (availability) dengan indikator sumber pasokan,
kemampuan untuk membeli (affordability) yakni daya beli yang dikorelasikan dengan
pendapatan nasional per kapita, dan adanya akses (accessibility) bagi pengguna energi untuk
menggerakkan kehidupan dan roda ekonomi. Kemandirian energi adalah kemampuan negara
dan bangsa untuk memanfaatkan keaneka ragaman energi dengan memanfaatkan alam,
manusia, sosial, ekonomi dan kearifan lokal secara bermartabat. Sedangkan kedaulatan energi
adalah hak negara dan bangsa untuk secara mandiri menentukan kebijakan pengelolaan
energi untuk mencapai ketahanan dan kemandirian energi.
Suatu negara boleh miskin sumber daya alam atau sumber daya energi, namun memiliki
cadangan penyangga energi yang memadai, dapat dibeli masyarakat pada harga yang tidak
harus murah, serta mampu menunjang demand masyarakat dan industri untuk menggerakkan
pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Kemampuan membeli karena subsidi yang masif
adalah ibarat doping masal ketahanan energi yang semu, ilutif dan meracuni.
Energy Information Administration mengeluarkan secara berkala indeks ketahanan energy
(energy security index) yang mengorelasikan antara konsumsi energi per kapita dengan
produk domestik bruto per kapita. Singapura atau Hong Kong misalnya adalah contoh negara
yang memiliki indeks ketahanan energi yang baik dikaitkan dengan stabilitas dan
diversifikasi pasokan serta kemampuan daya beli. Sebaliknya, Bangladesh tidak terlalu
tergantung kepada energi konvensional, karena hampir 50 persen kebutuhan energi rumah
tangga dipenuhi dari kayu bakar, rerumputan dan kotoran binatang (animal waste).
-
8/10/2019 Indonesia Ditinjau Dari Kemandirian Energy Dan Kemandirian Pangan
9/11
-
8/10/2019 Indonesia Ditinjau Dari Kemandirian Energy Dan Kemandirian Pangan
10/11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Ketahanan pangan adalah ketersediaan pangan dan kemampuan seseorang untuk
mengaksesnya. Pangan lokal dikembangkan karena Indonesia memiliki keragaman hayati
yang sangat kaya dan belum dimanfaatkan secara optimal. Keanekaragaman tersebut
mencakup tingkat ekosistem, tingkat jenis, dan tingkat genetik, yang melibatkan makhluk
hidup beserta interaksi dengan lingkungannya.
Kemandirian energi adalah kemampuan negara dan bangsa untuk memanfaatkan keaneka
ragaman energi dengan memanfaatkan alam, manusia, sosial, ekonomi dan kearifan lokal
secara bermartabat.
-
8/10/2019 Indonesia Ditinjau Dari Kemandirian Energy Dan Kemandirian Pangan
11/11
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan
http://www.setkab.go.id/artikel-6833-politik-pangan-indonesia-ketahanan-pangan-berbasis-
kedaulatan-dan-kemandirian.html
http://ahmadsamantho.wordpress.com/2012/04/27/kedaulatan-kemandirian-dan-ketahanan-
energi-republik-indonesia-pesan-perjuangan-dari-seorang-prof-widjajono-
partowidagdo/
http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_panganhttp://ahmadsamantho.wordpress.com/2012/04/27/kedaulatan-kemandirian-dan-ketahanan-energi-republik-indonesia-pesan-perjuangan-dari-seorang-prof-widjajono-partowidagdo/http://ahmadsamantho.wordpress.com/2012/04/27/kedaulatan-kemandirian-dan-ketahanan-energi-republik-indonesia-pesan-perjuangan-dari-seorang-prof-widjajono-partowidagdo/http://ahmadsamantho.wordpress.com/2012/04/27/kedaulatan-kemandirian-dan-ketahanan-energi-republik-indonesia-pesan-perjuangan-dari-seorang-prof-widjajono-partowidagdo/http://ahmadsamantho.wordpress.com/2012/04/27/kedaulatan-kemandirian-dan-ketahanan-energi-republik-indonesia-pesan-perjuangan-dari-seorang-prof-widjajono-partowidagdo/http://ahmadsamantho.wordpress.com/2012/04/27/kedaulatan-kemandirian-dan-ketahanan-energi-republik-indonesia-pesan-perjuangan-dari-seorang-prof-widjajono-partowidagdo/http://ahmadsamantho.wordpress.com/2012/04/27/kedaulatan-kemandirian-dan-ketahanan-energi-republik-indonesia-pesan-perjuangan-dari-seorang-prof-widjajono-partowidagdo/http://id.wikipedia.org/wiki/Ketahanan_pangan
top related