imunisasi dan autisme
Post on 23-Oct-2015
12 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
IMUNISASI
Jurnal review
LALU DEDE HERMAWAN
H1A010054
JUDUL:VAKSIN MMR DAN AUTISME
Pendahuluan
Imunisasi adalah salah satu alat paling efektif dalam upaya perlindungan
kesehatan masayarakat. Vaksin bisa di katakan adalah salah satu penemuan
terbesar dalam dunia kesehatan. Program imunisasi saat ini sudah terbukti bisa
mencegah penyakit yang sebelumnya merupakan wabah berbahaya dan
merupakan ancaman kesehatan di seluruh dunia.
Tetapi dengan seiring berkembangnya imunisasi dan manfaat besar yang
di berikan,muncul masalah baru terkait dengan pemberian imunisasi. Karena
sangat efektif dan berguna nya imunisasi selama ini,pemberian secara rutin terus
di berikan hampir di seluruh dunia. Tetapi muncul ketakutan akan keamanan
imunisasi karena vaksin yang cukup banyak di berikan kepada anak – anak yang
usianya masih cukup kecil. Akhirnya muncul pertanyaan apakah imunisasi ini
tidak akan memiliki dampak buruk atau memberikan efek samping kepada anak –
anak yang di berikan imunisasi?.
Kita mulai dari penelitian yang di lakukan oleh Andrew Wakefield dan
rekan – rekannya pada tahun 1998 yang di laporkan pada the lancet medical
journal menemukan delapan anak mengalami gejala autis dan masalah dengan
ususnya setelah menerima vaksin MMR. Hal ini kemudian membuat para peneliti
lain melakukan banyak penelitian untuk meneliti klaim dari Andrew Wakefield
dan rekan – rekannya.
Vaksin yang di curigai memberikan efek samping berupa ASD dan
gangguan usus adalah vaksin MMR dan vaksin yang mengandung timerosal. Mari
kita bahas mulai dari penyakit yang mungkin di sebabkan terlebih dahulu yaitu
autisme.
Autisme
Autisme adalah sebuah penyakit neuropsikologi di mana gejala nya berupa
sekumpulan gangguan pada perilaku. Autisme terjadi pada tahun – tahun pertama
kehidupan biasanya terdeteksi pada usia 3 tahun. Autistic spectrum disorder
memiliki beberapa type yang bervariasi tergantung dari berat ringan gejala yang di
timbulkan. Anak autisme pada umunya memiliki kesulitan dalam berkomunikasi
dan berhubungan dengan orang lain dan cenderung memiliki kebiasaan
mengulang – ulang gerakan dan biasanya sensitif terhadap bunyi dan bising.
(vaccine education center ,2012).
Etiologi
Belum ada penyebab spesifik yang di ketahui yang bisa menyebabkan
ASD tetapi satu hal yang pasti adalah autisme “highly genetic” berdasarkan
penelitian pada anak kembar identik memiliki kemungkinan untuk terkena
autisme 90%. Sedangkan pada kembar tidak identik kemungkinannya menurun
drastis sampai kurang dari 10%.( vaccine education center ,2012)
Vaksin MMR
Vaksin MMR pertama kali di lisensikan di Amerika pada tahun 1971.
Vaksin ini cukup memberikan dampak yang positif pada pencegahan penyakit
mumps,measles,dan rubella. Sebagai contoh kasus measles menurun dari 500.000
dengan 500 kematian tiap tahun menjadi hanya beberapa kasus per tahun,tetapi
pada tahun 2008 di laporkan terdapat 100 kasus,setelah penelusuran dari CDC
kasus tersebut muncul pada orang – orang yang tidak mendapat vaksinasi.
(Stratton,2009 dan 2)
Lalu apakah vaksin MMR dapat menyebabkan autisme? Dari beberapa
penelitian yang sudah di lakukan untuk meneliti hubungan antara vaksin MMR
dan autisme kesimpulannya tidak ada data yang kuat untuk mendukung hipotesis
tersebut.(NCIRS,2009)
Pada tahun 1999 study berbasis populasi yang besar di adakan di Inggris
meneliti status vaksinasi dari 498 anak dengan autisme di Inggris dengan kontrol
nya adalah anak tanpa autisme dan tidak menemukan hubungan antara waktu
pemberian imunisasi MMR dengan onset dari autisme.(generation rescue,2009)
Pada tahun 2004 penelitian di Inggris meneliti 5.500 anak dengan autisme
yang mendatangi dokter praktik umum dan telah di imunisasi MMR menemukan
tidak ada link antara vaksin dan autisme. Pada tahun 1990 an penelitian pada
anak – anak di denmark sebanyak 440.000 anak yang telah di imunisasi dan di
bandingkan denga 96.000 anak yang tidak terimunisasi menemukan tidak ada
hubungan antara vaksin MMR dan autisme.
Penelitian besar di finlandia meneliti hampir 600.000 anak dalam 20 tahun
setelah vaksinasi MMR dan menemukan tidak ada bukti hubungan antara MMR
dan autisme.
Penelitian di Prancis meneliti rerata kejadian IND dan autisme dari 6.100
anak dan hasilnya tidak menemukan asosiasi antara MMR dan penyakit tersebut.
Penelitian di Swedia pada tahun 1998 meneliti prevalensi autisme selama
10 tahun dan menemukan tidak ada perubahan tren penyakit semenjak MMR di
perkenalkan.
Dua kelompok peneliti independen dari UK melakukan penelitian
epidemiologi untuk menentukan apakah ada hubungan antara autism/gejala
penyakit usus dengan MMR. Dua penelitian itu menghasilkan kesimpulan yang
sama tidak ada hubungan.
Penelitian di amerika dan UK menemukan tidak ada korelasi antara
imunisasi MMR pada awal masa kanak – kanak dengan kejadian
autisme,contohnya di California rerata kejadian autisme meningkat 375% selama
15 tahun sedangkan penignkatan jumlah anak yang di imunisasi MMR adalah
hanya 14%.
Sebuah penelitian di USA yang meneliti pasien yang terlahir dengan IBD
selama 32 tahun tidak menemukan vaksinasi dengan MMR atau vaksin yang
mengandung measles tidak meningkatkan resiko IBD.
Penelitan laboratorium menemukan tidak ada virus measles pada spesimen
usus pasien dengan IBD.
Timerosal
Timerosal adalah bahan pengawet vaksin yang paling banyak di gunakan
pada awal kemunculan vaksin sampai beberapa tahun terakhir. Timerosal
mengandung mercury sebanyak 50% berdasarkan beratnya. Yang harus di garis
bawahi dalam hal ini adalah bahwa mercury pada timerosal akan di rubah di
dalam tubuh menjadi etilmercury yang tidak berbahaya bagi tubuh karena akan di
bersihkan dan di keluarkan secara total dari dalam tubuh,mercury yang menjadi
concern adalah metilmercury karena merupakan zat yang bioavailable dan bisa
terakumulasi di otak dan bisa menyebabkan kerusakan saraf.(miller,2009).
Tetapi walaupun timerosal cukup aman pada tahun 1999 CDC
mengeluarkan statement bahwa para produsen vaksin harus mengurangi
penggunaan timerosal khususnya pada vaksin yang di berikan untuk pada
neonatus. Kemudian pada tahun 2001 para produsen vaksin mulai mengurangi
penggunaan timerosal khusunya pada vaksin yang di berikan pada anak usia
kurang dari 6 tahun dan saat ini hampir semua vaksin sudah tersedia bentuk tanpa
timerosal nya.
Walaupun timerosal sudah tidak banyak di gunakan tetapi berdasarkan
banyak penelitian yang di lakukan menunjukkan tidak ada korelasi atau hubungan
yang signifikan antara timerosal dan gangguan neurologi yang mungkin bisa di
timbulkannya.
Pada tahun 2003 stehr-green dan kawan – kawan melakukan penelitian di
denmark dan swedia untuk mencari hubungan antara autisme dan pemberian
vaksin dengan timerosal. Ternyata di dapatkan hasil bahwa data tidak cukup kuat
untuk mengasosiasikan hubungan kedua variabel tersebut. Di Denmark dan
Swedia sendiri timerosal sudah tidak di gunakan sejak 1992 dan angka autisme di
sana terus meningkat.
Pada tahun 2003 Vaccine Safety Datalink melakukan penelitian untuk
mengetahui hubungan antara timerosal dan gangguan ginjal,neurologi,dan
gangguan perkembangan,hasil yang di dapat juga sama tidak ada signifikansi yang
kuat untuk mengatakan variabel tersebut berhubungan.
Pada tahun 2007 CDC melakukan follow up dari penelitian Vestraeten dan
kawan – kawan dan penelitian VSD. Hasil yang di dapatkan juga sama tidak ada
data yang cukup kuat untuk mengasosiasikan timerosal dan gejala autisme
maupun gangguan lainnya.
Thompson dan kawan – kawan pada tahun yang sama juga mengadakan
penelitian hal yang sama dan mendapatkan hasil data tidak cukup kuat untuk
mendukung hipotesis hubungan antara timerosal dan neurodevelopmental
problem pada anak – anak usia 7 – 10 tahun.(miller,2009)
Apakah Pemberian Vaksin Terlalu Banyak Pada Usia Dini Aman?
Pada dasarnya setiap vaksin sebelum di lepas ke masyarakat luas,vaksin
tersebut terlebih dahulu telah di buktikan keamanannya jadi pada dasarnya
pemberian vaksin aman pada anak – anak sejak usia dini.(Stratton,2009)
Tetapi hal ini bukannya tidak menimbulkan keraguan,banyak akhirnya
para orang tua yang menunda memberikan imunisasi kepada anaknya,tetapi hal
iini juga tidak bisa di anggap langkah yang benar karena menunda memberikan
vaksin akan sangat beresiko bagi sang anak.(jurnal Q A autisme)
Berikut data jadwal vaksinasi,angka autisme ,dan angka mortalitas di bawah 5
tahun.(generation rescue,2009)
sumber:generation rescue,2009
Amerika merupakan negara di dunia dengan pemberian imunisasi paling
banyak di dunia dan menduduki peringkat 34 angka mortalitas di bawah 5 tahun
dan memiliki angka prevalensi autism yang tinggi yaitu 1 : 150.
Penelitian ini bisa jadi acuan untuk menyeimbangkan jumlah vaksin yang
di berikan. Sebagai bentuk pencegahan dan peningkatan kualitas pemberian
vaksin dengan jadwal dan dosis pemberian yang lebih aman untuk anak – anak.
Kesimpulan
Menurut rekomendasi WHO dari banyak penelitian yang sudah di lakukan
dan pendapat para ahli bahwa vaksin MMR aman di berikan dan tidak di temukan
hubungan antara pemberian vaksin MMR dan kejadian ASD pada anak yang
mendapat kan vaksin tersebut.(NCIRS,2009)
Daftar Pustaka
Miller L.2009.Autism and Vaccination:Current Evidence. Journal
Compilation.Wiley Periodical.Inc.
NCIRS.2009. MMR vaccine, inflammatory bowel disease and autism.USA
Stratton K.2009. immunization safety review: measles-mumps-rubella vaccine
and autism.Institute Of medicine.
The Authors.2009. autism and vaccines around the world: Vaccine Schedules,
Autism Rates, and Under 5 Mortality.Generation Rescue.
Vaccine education center.2012.Vaccine and Autism :What you should know.the
children hospitalof philadelphia.USA.
top related