implementasi nilai-nilai pancasila dalam …eprints.uny.ac.id/49035/1/imron wahyono.pdf ·...
Post on 05-Feb-2018
340 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATA N PEMBELAJARAN DI SDN 1 SEKARSULI
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Imron Wahyono 13108241128
PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2017
ii
iii
iv
v
HALAMAN MOTTO
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kadar
kesanggupannya (Terjemahan Q. S Al-Baqarah: 286)
Nilai luhur dan budaya adalah warisan yang tidak ternilai harganya.
Melestarikannya adalah kewajiban kita generasi penerus bangsa.
(Penulis)
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa atas kelancaran
dalam menyusun skripsi ini, skripsi ini kupersembahkan untuk Bapak dan Ibu
tercinta yang selalu memberikan doa dan dukungan kepada saya, keluarga yang
selalu mendukung dan mendoakan, serta teman-teman mahasiswa Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Kelas B 2013 Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
menemani saya dalam perjalanan menempuh pendidikan di Universitas Negeri
Yogyakarta. Tidak lupa skripsi ini aku persembahkan untuk almamater Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.
vii
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SDN 1 SEKARSULI
Oleh: Imron Wahyono
NIM. 13108241128
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran, faktor pendukung dalam implementasi nilai-nilai Pancasila, dan faktor penghambat dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di Sekolah Dasar Negeri 1 Sekarsuli.
Jenis Penelitian ini yaitu penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian menggunakan purposive, yaitu penentuan subjek penelitian dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan yang digunakan antaralain subjek mengerti masalah dan paham terhadap masalah yang ditelili. Subjek dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, tiga guru, dan empat siswa. Guru dan siswa diambil dari kelas tinggi dan kelas rendah karena karakteristik siswa kelas tinggi dan kelas rendah berbeda. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data dianalisis dengan cara reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran dilakukan dalam beberapa kegiatan pembelajaran di sekolah. Guru mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dengan memasukkannya dalam metode mengajar yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila, sikap terhadap siswa dan kegiatan rutin sekolah. Guru juga selalu mengingatkan siswa yang melanggar nilai-nilai Pancasila. Faktor pendukung dari implementasi nilai-nilai Pancasila ini yaitu adanya kesadaran, dukungan dan upaya dari kepala sekolah, guru, dinas pendidikan, serta lingkungan sekolah yang mendukung. Hambatan yang dihadapi sekolah yaitu adanya beberapa anak yang sulit dinasehati dan beberapa kebiasaan anak diluar sekolah yang kurang baik terbawa ke sekolah. Sekolah mengatasi hambatan tersebut dengan terus melakukan pembiasaan, bimbingan, dan pembinaan kepada anak.
Kata kunci : nilai-nilai, Pancasila, Sekolah Dasar
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat
rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi
dengan judul “IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM
KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SDN 1 SEKARSULI”. Skripsi ini disusun
untuk memenuhi sebgaian dari persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana
pendidikan pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu
Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.
Penulisan skripsi ini tidak dapat terlaksana tanpa adanya dukungan dari
beberapa pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada
yang terhormat sebagai berikut :
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menempuh pendidikan di Universitas
Negeri Yogyakarta.
2. Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta yang
telah memberikan izin untuk saya dapat menyelesaikan skripsi ini.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar (PSD) Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan izin serta
memotivasi peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
4. Drs. Sigit Dwi Kusrahmadi M.Si, Dosen pembimbing yang dengan sabar
dan ikhlas membimbing dan memotivasi peneliti dalam menyelesaikan
skripsi.
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………......... i
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………………………….. ii
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………… iv
HALAMAN MOTTO……………………………………………………… v
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………… vi
HALAMAN ABSTRAK……………………………………………………. vii
HALAMAN KATA PENGANTAR………………………………………. viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL………………………………………………………….. xiii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….. xv
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………... 1
A. Latar Belakang…………………………………………………………… 1 B. Identifikasi Masalah……………………………………………………… 6 C. Fokus Masalah..…………………………………………………….…… 6 D. Rumusan Masalah……………………………………………………….. 6 E. Tujuan Penelitian………………………………………………………… 7 F. Manfaat Penelitian………………………………………………………. 7 G. Penegasan Istilah………………………………………………………… 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 10
A. Kajian tentang Pancasila………………………………………………… 10 1. Pengertian Pancasila………………………………………………….. 10 2. Pancasila sebagai Dasar Negara…………………………………….... 12 3. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa…………………………………… 14
B. Kajian tentang Nilai-nilai Pancasila…………………………………….. 16
1. Pengertian Nilai……………………………………………………... 16 2. Sistem Nilai dalam Pancasila……………………………………….. 16 3. Perkembangan Unsur-unsur pembentuk nilai Pancasila……………. 19
xi
4. Makna sila Pancasila………………………………………………... 21 5. Implementasi Nilai-nilai Pancasila…………………………………. 26
C. Tinjauan Tentang Sekolah Dasar……………………………………….. 34 1. Pengertian Sekolah Dasar…………………………………………... 35 2. Tujuan Pendidikan Sekolah Dasar………………………………….. 36 3. Karakteristik Anak Sekolah Dasar…………………………………. 37 4. Pembelajaran di Sekolah Dasar…………………………………….. 38 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar anak Sekolah Dasar…… 49
D. Penelitian yang Relevan………………………………………………… 42 E. Kerangka Berfikir………………………………………………………. 42 F. Pertanyaan Penelitian…………………………………………………… 44
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………. 45
A. Jenis Penelitian………………………………………………………….. 45 B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………………... 45 C. Subjek Penelitian………………………………………………………… 46 D. Metode Pengumpulan Data……………………………………………… 47 E. Instrumen Penelitian……………………………………………………... 49 F. Teknik Analisis data……………………………………………………... 52 G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data…………………………………… 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………………… 55
A. Hasil Penelitian………………………………………………………….. 55 1. Gambaran Umum Sekolah…………………………………………… 55
a. Visi dan Misi Sekolah……………………………………………. 55 b. Sarana dan Prasarana Sekolah……………………………………. 56 c. Potensi Siswa…………………………………………………….. 58 d. Potensi Guru……………………………………………………... 59
2. Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan Pembelajaran…. 60 a. Pengamamalan sila 1……………………………………………. 62 b. Pengamalan sila ke 2……………………………………………. 65 c. Pengamalan sila ke 3……………………………………………. 68 d. Pengamalan sila ke 4…………………………………………….. 73 e. Pengamalan sila ke 5…………………………………………….. 76
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi………………….. 77 a. Faktor Pendukung Implementasi Nilai-Nilai Pancasila…………. 77 b. Faktor Penghambat dan upaya mengatasi hambatan……………. 79
B. Pembahasan……………………………………………………………... 81 1. Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan Pembelajaran….. 82
a. Pengamamalan sila 1……………………………………………. 83 b. Pengamalan sila ke 2……………………………………………. 85 c. Pengamalan sila ke 3……………………………………………. 87
xii
d. Pengamalan sila ke 4……………………………………………. 89 e. Pengamalan sila ke 5……………………………………………. 91
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi…………………. 92 a. Faktor Pendukung Implementasi Nilai-Nilai Pancasila………… 93 b. Faktor Penghambat dan upaya mengatasi hambatan…………… 94
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 96
A. Kesimpulan…………………………………………………………….. 96 B. Saran…………………………………………………………………… 96
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………… 97
LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 99
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 1 Indikator Kaedah Implementasi Nilai-nilai Pancasila………... 31
2. Tabel 2 Kisi-kisi Pedoman Observasi………………………………… 49
3. Tabel 3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara………………………………. 51
4. Tabel 4 Jumlah Siswa SDN 1 Sekarsuli……………………………… 58
5. Tabel 5 Daftar Nama Guru dan Karyawan SDN 1 Sekarsuli………… 59
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 1 Kerangka Berfikir…………………………………………. 43
2. Gambar 2 Komponen Dalam Analisis Data………………………….. 53
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Pedoman Memperoleh Data……………..………………….. 100
Lampiran 2 Pedoman Wawancara Kepala Sekolah……………………… 102
Lampiran 3 Pedoman Wawancara Guru…………………………………. 104
Lampiran 4 Pedoman Wawancara Siswa……………………………….. 107
Lampiran 5 Hasil Observasi…………………………………………….. 109
Lampiran 6 Transkrip Wawancara………………………………………. 125
Lampiran 7 Reduksi Hasil Observasi…………………………………… 151
Lampiran 8 Reduksi Hasil Wawancara…………………………………. 166
Lampiran 9 Dafar Ruangan SDN 1 Sekarsuli…………………………… 188
Lampiran 10 Dokumentasi Foto Lingkungan, Kegiatan dan dokumen….. 190
Lampiran 11 Denah Lokasi Penelitian………………………………….. 196
Lampiran 12 Surat Ijin Penelitian………………………………………. 197
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pancasila adalah Dasar Negara Republik Indonesia, yang terdiri dari lima
sila negara yang perumusannya tercantum dalam pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945. Pancasila merupakan jati diri dan kepribadian bangsa Indonesia.
Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia dihayati sebagai corak yang khas dan
tidak bisa dipisahkan dari bangsa Indonesia. Pancasila juga berfungsi sebagai
pandangan hidup bangsa yang didalamnya terkandung konsepsi dasar mengenai
kehidupan yang dicita-citakan, terkandung dasar pikiran terdalam dan gagasan
mengenai wujud kehidupan yang dianggap baik. Oleh karena Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa merupakan suatu kristalisasi dari nilai-nilai luhur budaya
bangsa yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Indonesia. Pancasila juga
merupakan perjanjian luhur rakyat Indonesia yang disetujui oleh wakil-wakil
rakyat Indonesia menjelang dan sesudah proklamasi kemerdekaan.
Pancasila memiliki nilai-nilai luhur dalam setiap sila pancasila yang harus
diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia agar dapat mencapai tujuan hidup
bangsa. Pancasila mengandung nilai-nilai luhur bangsa yaitu nilai ketuhanan,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai Pancasila tersebut
tumbuh dan berkembang dari dalam diri bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila
bagi bangsa Indonesia manjadi landasan, dasar, serta motivasi atas segala
perbuatan baik dalam kehidupan sehari-hari dan dalam kehidupan kenegaraan.
Dengan perkataan lain, nilai-nilai Pancasila merupakan das “Sollen” atau cita-cita
2
tentang kebaikan yang harus diwujudkan menjadi suatu kenyataan atau das “Sein”
(Rukiyati, dkk 2013: 57).
Pancasila sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta
harus tertanam dalam diri setiap warga negara Indonesia dan diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari berbangsa dan bernegara. Berbagai upaya sudah pernah
dilakukan oleh para pemimpin bangsa agar Pancasila dapat tertanam dalam diri
setiap warga negara Indonesia seperti dengan adanya Pendidikan Moral Pancasila
(PMP) dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor II/MPR/1978
tentang Ekaprasetia Pancakarsa yang menjabarkan kelima asas dalam Pancasila
menjadi 36 butir pengamalan sebagai pedoman praktis bagi pelaksanaan
Pancasila. Pada tahun 2003 Tap MPR Nomor II/MPR/1978 dicabut dengan Tap
MPR Nomor I/MPR/2003 dengan 45 butir pengamalan Pancasila, namun dalam
kenyataannya tidak dipublikasikan kajian mengenai butir-butir Pancasila benar-
benar diamalkan dalam keseharian masyarakat di Indonesia atau tidak.
Permasalahan yang dihadapi akhir-akhir ini yaitu mulai kurangnya
pengamalan dan pengetahuan mengenai Pancasila. Indikasi mulai berkurangnya
pengetahuan dan pengamalan pancasila pada warga negara antaralain masih
ditemukan warga negara yang tidak hafal sila pancasila, mulai lunturnya rasa
persatuan dan kesatuan bangsa dan berkurangnya sikap cinta tanah air dan
terjadinya degradasi moral di masyarakat. Selain hal tersebut indikasi mulai
lunturnya jiwa Pancasila dalam diri masyarakat Indonesia yaitu semakin
banyaknya masyarakat yang bangga terhadap budaya luar dan kurang tertarik
untuk melestarikan budaya Indonesia sendiri. Semakin lunturnya jiwa Pancasila
3
dalam diri warga negara Indonesia akan mengancam keuutuhan dan
keberlangsungan hidup bangsa, Indonesia dapat terpecah belah dan keadaan
menjadi kacau. Hal ini jika tidak segera ditangani akan berdampak sangat serius
bagi bangsa Indonesia pada masa yang akan datang.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah
dengan menamamkan dan memberikan pengetahuan mengenai Pancasila sejak
usia dini. Penanaman nilai Pancasila sejak usia dini akan lebih efektif dalam
membentuk karakter bangsa. Pada anak usia dini pengalaman dan kejadian-
kejadian yang pernah ia alami akan menentukan perkembangan anak selanjutnya.
Apabila karakter-karakter yang ditanamkan sejak kecil baik, maka karakter-
karakter tersebut akan melekat pada proses pendewasaan selanjutnya. Penanaman
nilai sila Pancasila sejak usia dini dapat dilakukan melalui lingkungan keluarga,
lingkungan tempat tinggal anak, dan lembaga pendidikan anak.
Berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sisdiknas pasal 2 yaitu Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Hal ini mengisyaratkan
besarnya peran lembaga pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai luhur
Pancasila. Para siswa harus memahami, memaknai, dan mengamalkan nilai-nilai
pancasila dalam kehidupannnya agar dapat menjadi pedoman hidup dan dapat
terhindar dari pengaruh-pengaruh yang dapat merusak moral. Sekolah dasar
sebagai sebuah lembaga pendidikan dasar mempunyai peranan penting dalam
penananaman dan pengetahuan nilai-nilai Pancasila. Penanaman nilai Pancasila
dan pengetahuan mengenai Pancasila di sekolah dasar dilakukan melalui mata
4
pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) dan dikembangkan
dalam proses pembelajaran serta kegiatan ekstra kurikuler. Mata pelajaran
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) di Sekolah dasar memuat
beberapa materi mengenai Pancasila seperti sila-sila pancasila, lambang setiap sila
Pancasila, makna lambang Pancasila, pengamalan sila Pancasila dan lain-lain.
Materi mengenai Pancasila ini diajarkan secara bertahap dari hal yang paling
sederhana kemudian menjadi hal yang lebih mendalam pada jenjang kelas yang
lebih tinggi. Palajaran Pancasila dalam pembelajaran di kelas jika tidak
disampaikan dengan baik maka akan dapat menimbulkan kebosanan dan materi
tidak dapat diterima dan diamalkan dengan baik oleh peserta didik. Guru
memberikan pengetahuan mengenai Pancasila dalam mata pelajaran Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan, namun selain itu guru harus dapat menanamkan
sikap wujud dari pengamalan sila Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di
kelas. Guru dapat mengembangkan pengamalan sila Pancasila di kelas dengan
memahami terlebih dahulu makna sila Pancasila dan mengembangkannya dalam
kegaitan pembelajaran.
Dilain pihak, Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sekarsuli yang terletak di jalan
Wonosari Kilometer (Km) 7 Mantup, Baturetno, Banguntapan, Bantul. Sekolah
Dasar Negeri (SDN) 1 Sekarsuli bertempat di lokasi yang strategis karena berada
dipinggir jalan raya Jogja - Wonosari dan dekat dengan UPT (Unit Pelayanan
Teknis) tingkat Kecamatan Banguntapan. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1
Sekarsuli mempunyai sumber daya dari siswa, guru, dan lingkungan sekolah.
Siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sekarsuli mempunyai karakteristik yang
5
beragam dan berasal dari latar belakang keluarga dan budaya masyarakat yang
berbeda-beda. Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sekarsuli juga mempunyai
beberapa kegiatan sekolah seperti pramuka, latihan membaca Al-Quran, dan
menari. Kegiatan tesebut dapat mengembangkan potensi yang dimiliki siswa.
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sekarsuli masih dijumpai beberapa siswa
yang belum menampilkan akhlak yang mencerminkan pengamalan sila Pancasila.
Sikap ramah, sopan santun, suka menolong, dan menghormati orang lain
sepertinya masih kurang melekat pada diri sebagian siswa tersebut. Namun
demikian, banyak juga siswa yang sudah menampilkan akhlak terpuji yang
mencerminkan pengamalan sila Pancasila.
Berdasarkan uraian permasalahan di atas peneliti berpendapat bahwa
sekolah juga mempunyai peran yang sangat penting dalam mengimplementasikan
nilai-nilai Pancasila. Kegiatan yang dilakukan anak di sekolah juga akan
berdampak pada perkembangan moral dan kepribadian anak. Pendidikan dan
pengamalan nilai-nilai luhur bangsa yang terkandung dalam Pancasila sangat
penting untuk diterapkan dan dibiasakan pada anak. Mengingat pentingnya
implementasi nilai-nilai Pancasila di Sekolah Dasar (SD) dan untuk mengetahui
lebih lanjut mengenai pengamalan nilai-nilai pancasila di Sekolah Dasar (SD)
maka peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian “IMPLEMENTASI
NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN D I
SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) 1 SEKARSULI”
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan observasi dan mencari dari beberapa sumber ditemukan
beberapa permasalahan mengenai implementasi nilai-nilai Pancasila di SDN 1
Sekarsuli. Permasalahan tersebut diantaranya :
1. Implementasi nilai-nilai Pancasila di Sekolah Dasar masih kurang optimal.
2. Persiapan pembelajaran yang dilakukan guru masih kurang.
C. Fokus Masalah
Adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka peneliti memfokuskan
penelitian ini hanya pada Impementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan
Pembelajaran Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Sekarsuli.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah di atas,
maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di
SD Sekarsuli 1?
2. Apa saja faktor pendukung dan hambatan yang ditemui sekolah dalam
implementasi nilai-nilai Pancasila di SDN 1 Sekarsuli?
7
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mendeskripsikan bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli.
2. Mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat yang ditemui sekolah
dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di SDN 1 Sekarsuli.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
gambaran implementasi nilai-nilai Pancasila pada kegiatan pembelajaran di SDN
1 Sekarsuli.
2. Manfaat Praktis
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan
sebagai berikut:
a. Bagi siswa
1) Siswa dapat memperoleh tambahan pengetahuan mengenai Pancasila dan
diharapkan dapat lebih meningkatkan pengamalan nilai-nilai sila
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari di sekolah maupun di masyarakat.
8
b. Bagi guru/peneliti
1) Dapat menjadi masukan atau informasi tambahan bagi guru untuk
selanjutnya dapat memperbaiki kegiatan di sekolah dalam mengajarkan
Pancasila ke arah yang lebih baik lagi.
c. Bagi sekolah
1) Dapat menjadi masukan dan informasi mengenai implementasi
pengamalan nilai-nilai Pancasila dan mengajarkannya pada peserta didik.
G. Penegasan Istilah
Meghindari adanya kesalahan penafsiran maka perlu adanya penegasan
istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian yaitu:
1. Implementasi
Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya
mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu
kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan (Nurdin Usman,
2002: 70). Implementasi yang dimaksud dalam skripsi ini adalah kegiatan
pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai Pancasila.
2. Nilai-nilai Pancasila
Pancasila pada hakikatnya merupakan nilai atau prinsip yang jumlahnya
lima sehingga dalam bahasa inggris disebut The Five Principle. Lima nilai atau
prinsip tersebut adalah 1) Ketuhanan, 2) Kemanusiaan, 3) Persatuan, 4)
Kerakyatan, dan 5) Keadilan (Winarno Narmoatmjo, 2014: 70).
9
3. Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Undang-Undang No 20 Tahun
2003).
4. Sekolah dasar
Sekolah dasar adalah sebuah organisasi sosial yang mempunyai tujuan yang
telah ditetapkan. Tujuan utama sekolah dasar adalah memberikan pendidikan yang
berkualitas kepada peserta didik di sekolah dasar. Sekolah dasar mempunyai
sumber daya sendiri baik finasial, material, dan fisik (Arita Marini, 2014: 2).
10
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Pancasila
1. Pengertian Pancasila
a. Pengertian Pancasila Secara Etimologis
Pengertian Pancasila secara etimologis berarti memaknai Pancasila
berdasarkan asal usul kata Pancasila. Secara etimologis istilah “Pancasila” berasal
dari bahasa Sansekerta. Menurut Muhammad Yamin, dalam bahasa Sansekerta
Pancasila memiliki 2 macam arti secara leksikal yaitu :
“panca” artinya “lima”
“syila” vokal i pendek artinya “batu sendi”, “alas”, atau “dasar”
“syiila” vockal I panjang artinya “peraturan tingkah laku yang baik, yang
penting atau yang senonoh” (Kaelan, 2011: 21).
Kata-kata tersebut kemudian diserap dalam bahasa Indonesia dan diartikan
“susila” yang berkaitan dengan moralitas. Oleh karena hal tersebut secara
etimologis diartikan sebagai “Panca Syila” yang memiliki makna berbatu sendi
lima atau secara harafiah berarti “dasar yang memiliki lima unsur”. Berdasarkan
Penjelasan di atas maka secara etimolgis Pancasila dapat diartikan sebagai
dasar/landasan hidup yang berjumlah lima unsur atau memiliki lima unsur.
b. Pengertian Pancasila Secara Historis
Proses perumusan pancasila dimulai pada sidang pertama Badan Penyelidik
Usaha Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang diketuai oleh dr Radjiman
Widyodiningrat. Pada sidang Badan Penyelidik Usaha Kemerdekaan Indonesia
11
(BPUPKI) yang pertama dibahas mengenai masalah rumusan dasar negara yang
akan dibentuk. Pada sidang BPUPKI ini ada tiga tokoh yang mengusulkan
rumusan dasar negara yaitu Mohammad Yamin, Ir. Soekarno, dan Dr. Soepomo.
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno berpidato mengenai calon rumusan
dasar negara yang diberi nama Pancasila. Pancasila memiliki arti lima dasar. Pada
tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka dan pada tanggal 18 Agustus 1945
disahkan Undang-Undang dasar 1945 termasuk Pembukaaan Undang-Undang
dasar 1945. Dalam Pembukaan Undang-Undang dasar 1945 termuat lima prinsip
dasar yang dijadikan dasar negara yang kemudian dikenal dengan istilah
Pancasila. Sejak saat itu Pancasila menjadi istilah umum walaupun dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tidak disebutka istilah “Pancasila”,
namun dasar negara Indonesia dikenal dengan istilah Pancasila.
c. Pengertian Pancasila Secara Terminologis
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 melahirkan
negara Republik Indonesia. Negara Republik Indonesia membutuhkan
seperangkat alat-alat perlengkapan sebagai negara seperti negara-negara lain yang
merdeka. Dalam sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
tanggal 18 Agustus 1945 berhasil mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945.
12
Pada Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 tercantum rumusan
Pancasila yaitu :
(1) Ketuhanan Yang Maha Esa
(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
(3) Persatuan Indonesia
(4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Rumusan Pancasila sebagimana tercantum dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 inilah yang secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar
negara Republik Indonesia, yang disahkan oleh PPKI yang mewakili seluruh
rakyat Indonesia (Kaelan, 2010: 26).
2. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Sejak awal kemerdekaan kedudukan Pancasila yang paling utama yaitu
sebagai dasar negara Indonesia. Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat
ditemukan dalam landasan konstitusional yang pernah berlaku di Indonesia.
Dalam dokumen-dokumen tersebut tidak disebutkan istilah Pancasila namun
dengan penyebutan sila-sila Pancasila, dengan demikian dokumen-dokumen
tersebut memuat dasar negara Pancasila.
Pancasila sebagai dasar negara mengandung makna bahwa nilai-nilai
Pancasila dijadikan sebagai landasan dasar dalam penyelenggaraan negara. Nilai
dasar Pancasila bersifat abstrak dan normatif. Pancasila sebagai dasar negara
berarti seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan harus
13
mencerminkan nilai-nilai Pancasila dan tidak boleh bertentangan dengan
Pancasila.
Makna atau peran Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia
menurut Bambang Suteng Sulasmono (2015: 68) adalah sebagai berikut:
a. Dasar berdiri dan tegaknya negara
Pancasila merupakan tonggak berdirinya negara Republik Indonesia.
Sejarah menunjukkan bahwa Pancasila berperan sebagai dasar pembentukan
negara Indonesia merdeka. Pancasila diharapkan dapat menjadi landasan bagi
pengelolaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pancasila harus dijadikan dasar
dalam setiap kegiatan bernegara.
b. Dasar kegiatan penyelenggaraan negara
Negara Indonesia didirikan untuk mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional
bangsa yang dirumuskan dalam Pembukaan Undang Undang Dasar (UUD) 1945.
Para penyelenggara negara dituntut untuk memimpin pencapaian tujuan itu. Agar
penyelenggaran negara benar-benar dapat mewujudkan tujuan nasional,
penyelenggara negara harus mendasarkan semua kegiatan pemerintahan negara
kepada Pancasila. Setiap kegiatan penyelenggara negara harus didasarkan dan
mempertimbangkan Pancasila sebagai acuan dasar dalam penyelenggaraan
negara.
c. Dasar partisipasi warga negara
Warga negara Indonesia mempunyai hak dan kewajiban yang sama untuk
mempertahankan negara dan berpartisipasi dalam upaya bersama mencapai tujuan
bangsa. Dalam menggunkan hak dan menunaikan kewajibannya itu seluruh warga
14
negara harus berpedoman kepada dasar negara Pancasila. Warga negara harus
dapat mengembangkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam partisipasi
upaya mencapai tujuan bangsa Indonesia.
d. Dasar Pergaulan antar warga negara
Pancasila tidak hanya menjadi dasar perhubung antara warga negara dengan
negara, melainkan juga dasar perhubungan antar warga negara. Dalam pergaulan
sehari-hari tentunya setiap warga negara akan berhubungan dengan warga negara
lainnya, dalam hal ini Pancasila dapat dijadikan landasan dasar dalam bergaul
dengan warga negara lain.
e. Dasar dan sumber hukum nasional
Seluruh aktivitas penyelenggara negara dan warga negara dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara haruslah didasarkan pada hukum yang
berlaku. Peraturan perundang-undangan atau hukum yang dibentuk untuk
penyelengaraan negara harus berdasarkan pada Pancasila. Peraturan yang ada di
Indonesia harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila.
3. Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa
Ideologi berasal dari kata idea yang berarti gagasan, konsep, pengertian
dasar, cita-cita, dan logos yang berarti ilmu. Secara harafiah ideologi dapat
diartikan sebagai ilmu tentang pengertian dasar atau ide. Ideologi dalam
kehidupan sehari-hari dapat diartikan dengan cita-cita. Cita-cita yang dimaskud
adalah cita-cita yang bersifat tetap dan yang harus dicapai, cita-cita tersebut juga
dijadikan sebagai dasar/ pandangan hidup.
15
Makna Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah bahwa nilai-nilai yang
terkandung dalam pancasila menjadi cita-cita normatif penyelenggaraan
bernegara. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada hakikatnya
merupakan gambaran bagaimana kehidupan bernegara harus dijalankan. Pancasila
sebagai suatu ideologi tidak bersifat kaku dan tertutup, namun Pancasila dapat
bersifat dinamis, reformatif, dan terbuka.
Pancasila dapat berperan sebagai pemersatu bangsa, menjaga persatuan dan
kesatuan, serta dapat mengarahkan bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan yang
dicita-citakan. Pancasila dapat memberi gambaran cita-cita dan dapat dijadikan
motivasi dan tekad untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia. Sebagain Ideologi
Pancasila juga dapat memberikan tekad untuk menjaga identitas bangsa. Pancasila
dapat dijadikan gambaran identitas bangsa, sehingga dengan Pancasila
masyarakat dapat mengembangkan karakter dan identitas bangsa Indonesia
sendiri. Dalam era globalisasi menjaga identitas bangsa sangat penting unruk
dapat menjaga keutuhan bangsa dan dapat menjadikan ciri khas bangsa Indonesia
yang berbeda dengan bangsa lain.
Pancasila memuat gagasan tentang bagaimana cara mengelola kehidupan
bernegara. Rumusan-rumusan dalam Pancasila tidak langsung operasional maka
dari itu harus dilakukan penafsiran ulang terhadap pancasila sesuai perkembangan
zaman.
16
B. Tinjauan tentang nilai-nilai Pancasila
1. Pengertian Nilai
Kehidupan setiap manusia dan masyarakat pasti berkaitan dengan nilai.
Dalam filsafat ada salah satu cabang filsafat yang mempelajari dan membahas
tentang nilai, cabang filsafat tersebut disebut dengan aksiologi. Filsafat sering
juga diartikan sebagai ilmu tentang nilai-nilai. Istilah nilai dipakai untuk
menunjukkan kata benda abstrak yang artinya “Keberhargaan” atau kebaikan.
Disamping itu nilai juga menunjuk kata kerja yang artinya suatu tindakan
kejiwaan tertentu dalam menilai atau melakukan penilaian (Rukiyati, 2013: 51).
Nilai pada hakikatnya adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu
objek. Jadi bukan objek itu sendiri yang dinamakan nilai. Misalnya lukisan itu
indah, dan perbuatan itu susila. Indah dan susila adalah kualitas yang melekat
pada lukisan dan perbuatan. Dalam nilai terkandung cita-cita, harapan serta
keharusan, maka jika berbicara tentang nilai maka yang dibicarakan tentang hal
yang ideal. Nilai dipakai manusia sebagai landasan, motivasi dan pedoman dalam
segala perbuatan dalam hidupnya
Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa nilai adalah sifat
yang melekat pada suatu objek yang didalamnya terdapat cita-cita, harapan dan
keharusan dan sesuatu yang dianggap ideal.
2. Sistem Nilai dalam Pancasila
Sistem nilai adalah konsep atau gagasan yang menyeluruh mengenai apa
yang dipandang baik, berharga, dan penting dalam hidup yang ada dalam pikiran
seseorang atau sebagian masyarakat. Pancasila sebagai suatu sistem nilai termasuk
17
ke dalam nilai moral atau nilai kebaikan dan merupakan nilai-nilai dasar yang
bersifat abstrak.
Pancasila sebagai suatu sitem nilai mengandung serangkain nilai yag saling
berkaitan satu sama lain dan tidak terpisahkan. Serangkaian nilai yang terdapat
dalam Pancasila yaitu: nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Pancasila sebagai sistem nilai juga mengakui nilai-lainnya secara
lengkap dan harmonis, yaitu nilai kebenaran, estetis, etis, maupun religius.
Kualitas nilai-nilai Pancasila bersifat objektif dan subjektif. Nilai-nilai dasar
Pancasila, yaitu: ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan
yang bersifat universal. Objektif, artinya nilai-nilai tersebut dapat dipakai dan
diakui oleh negara-negara lain, walaupun tentunya tidak diberinama Pancasila,
misalnya saja nilai kemanusiaan di negara lain diberi nama humanisme.
Kaelan (2001: 182) mengatakan bahwa nilai-nilai Pancasila bersifat
objektif dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Rumusan dari sila-sila Pancasila itu sebenarnya hakikat maknanya yang
terdalam menunjukkan adanya sifat-sifat yang umum universal dan abstrak,
karena pada hakikatnya Pancasila adalah nilai.
b. Inti Nilai-nilai Pancasila berlaku tidak terikat oleh ruang, artinya
keberlakuannya sejak jaman dahulu, masa kini, dan juga untuk masa yang akan
datang untuk bangsa Indonesia dan boleh jadi untuk negara lain yang secara
eksplisit tampak dalam adat istiadat, kebudayaan, tata hidup kenegaraan dan
tata hidup beragama.
18
c. Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945, menuntut ilmu
hukum memenuhi syarat sebagai pokok kaidah negara yang fundamental,
sehingga merupakan suatu sumber hukum positif di Indonesia. Oleh karena itu
hierarki suatu tertib hukum Indonesia berkedudukan sebagai tertib hukum
tertinggi, maka secara objektif tidak dapat diubah secara hukum, sehingga
terletak pada kelangsungan hidup negara.
Pancasila bersifat subjektif, artinya bahwa nilai-nilai Pancasila itu terletak
pada pembawa dan pendukung nilai Pancasila itu sendiri yaitu, masyarakat,
bangsa , dan negara Indonesia. Darmdihardjo dalam Rukiyati dkk (2013: 56)
mengatakan bahwa :
a. Nilai-nilai Pancasila timbul dari bangsa Indonesia sendiri, sehingga bangsa
Indonesia sebagai kausa materialis. Nilai-nilai tersebut sebagai hasil pemikiran,
penilaian, dan refleksi filosofis bangsa Indonesia. Jika dihadapkan atau
disejajarkan dengan ideologi lainnya, maka tampak perbedaan Pancasila
dengan ideologi lainnya.
b. Nilai-nilai Pancasila merupakan filsafat (pandangan hidup) bangsa Indonesia
sehingga menjadi jatidiri bangsa, yang diyakini sebagai sumber nilai atas
kebenaran, kebaikan, keadilan dan kebijaksanaan dalam hidup
bermasyarakat,berbangsa dan bernegara
c. Nilai-nilai Pancasila sesungguhnya merupakan nilai-nilai yang sesuai dengan
hati nurani bangsa Indonesia, karena bersumber pada kepribadian bangsa.
19
3. Perkembangan Unsur-unsur Pembentuk Nilai dalam Pancasila
Pada zaman sebelum masuknya kebudayaan Hindu di Indonesia, berbagai
suku bangsa yang ada di Indonesia telah mengenal nilai-nilai kehidupan yang
selanjutnya dapat disebut embrio dari Pancasila. Unsur-unsur pembentuk
Pancasila sudah ada sejak dahulu dan terus berkembang sejalan dengan
berkembangnya peradaban manusia Indonesia. Unsur-unsur tersebut sebenarnya
bersifat universal atau umum.
Pancasila secara sah menjadi dasar Negara Republik Indonesia pada tanggal
18 Agustus 1945, namun unsur-unsur pembentuk Pancasila sudah adaa dan
berkembang serta dilaksanakan oleh masyarakat Indonesia sejak sebelum
kemerdekaan.
Sarinah dkk (2016 : 7 – 9) unsur-unsur tersebut dapat kita lihat dari sejarah
bangsa Indonesia dalam berbagai alat misalnya tulisan, kesenian, adat istiadat,
kepercayaan, dan kebudayaan pada umumnya misalnya:
a. Masyarakat Indonesia tidak pernah putus-putusnya orang percaya kepada
Tuhan, bukti-buktinya : bangunan, kitab suci dari berbagai agama dan aliran
kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, upacara keagamaan pada
peringatan hari besar agama, pendidikan agama, rumah-rumah ibadah, tulisan
karangan sejarah/dongeng yang mengandung nilai-nilai agama. Hal ini
menunjukkan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Bangsa Indonesia terkenal ramah tamah, sopan santun, lemah lembut dengan
sesama manusia, bukti-buktinya misalnya bangunan padepokan, pondok-
pondok, semboyang aja dumeh, aja adigang adigung adiguna, aja kementhus,
20
aja kemaki, aja sawiyah-wiyah dan sebagainya, tulisan Bharatayuda,
Ramayana, Malin Kundang, Batu Pagat, Anting Malela, Bontu Sinaga, Danau
Toba, Cinde Laras, Riwayat Dangkalan Metsyaha, membantu fakir miskin,
membantu orang sakit dan sebagainya, hubungan luar negeri semisal
perdagangan perkawinan, kegiatan kemanusiaan; semua meng-indikasikan
adanya Kemanusiaan yang adil dan beradab.
c. Bangsa Indonesia juga memiliki ciri-ciri guyub, rukun, bersatu, dan
kekeluargaan, sebagai bukti-buktinya bangunan candi Borobudur, Candi
Prambanan, dan sebagainya, tulisan sejarah tentang pembagian kerajaan,
Kahuripan menjadi Daha dan Jenggala, Negara Nasional Sriwijaya, Negara
Nasional Majapahit, semboyan bersatu teguh bercerai runtuh, crah agawe
bubrah rukun agawe santhosa, bersatu laksana sapu lidi, sadhumuk bathuk
sanyari bumi, kaya nini lan mintuna, gotong royong mambangun negara
Majapahit, pembangunan rumah-rumah ibadah, pembangunan rumah baru,
pembukaan ladang baru menunjukkan adanya sifat persatuan.
d. Unsur-unsur demokrasi sudah ada dalam masyarakat kita, bukti-buktinya:
bangunan Balai Agung dan Dewan Orang-orang Tua di Bali untuk
musyawarah, Nagari di Minangkabau dengan syarat adanya Balai, Balai Desa
di Jawa, tulisan tentang Musyawarah Para Wali, Puteri Dayang Merindu, Loro
Jonggrang, Kisah Negeri Sule, perbuatan musyawarah di balai,
menggambarkan sifat demokratis Indonesia.
e. Dalam Hal Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bangsa Indonesia
dalam menunaikan tugas hidupnya terkenal lebih bersifat sosial dan berlaku
21
adil terhadap sesama, bukti-buktinya adanya bendungan air, tanggul sungai,
tanah desa, sumur bersama, lumbung desa, tulisan sejarah kerajaan Kalingga,
Sejarah Raja Erlangga, Sunan Kalijaga, Ratu Adil, Jaka Tarub, Teja Piatu, dan
sebagainya, penyediaan air kendi di muka rumah, selamatan, dan sebaginya.
4. Makna Sila Pancasila
Sebagai suatu dasar filsafat negara, maka Pancasila merupakan suatu sistem
nilai. Dalam sila-sila Pancasila mengandung nilai-nilai yang memiliki perbedaan
satu sama yang lainnya tetapi nilai-nilai tersebut merupakan sautu kesatuan yang
sistematis. Nilai-nilai sila Pancasila tidak dapat dilepaskan keterkaitannya dengan
nilai-nilai pada sila Pancasila yang lain. Nilai-nilai yang terkandung dalam setiap
sila Pancasila adalah sebagai berikut:
a. Sila Ketuhanan Yang maha Esa
Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai-nilai yang menjiwai
keempat sila lainnya. Negara didirikan sebagai penjawantahan tujuan manusia
sebagai Makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Segala hal yang berkaitan dengan
penyelenggaraan negara harus dijiwai oleh nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.
Rukiyati, dkk (2013: 58) arti dan makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa
antara lain adalah sebagai berikut:
1) Mengakui adanya Tuhan Yang Maha Esa yang merupakan pencipta seluruh
apa yang ada di alam semesta.
2) Menjamin penduduk untuk dapat memeluk suatu agama dan dapat
menjalankan ibadah sesuai denagn agamanya masing-masing.
3) Warga negara wajib mempunyai agama dan tidak dierbolehkan atheis.
22
4) Menjamin tumbuh dan berkembangnya agama dan saling toleransi antar umat
beragama.
5) Negara menjadi fasilitator tumbuh dan berkembangnya agama serta menjadi
moderator jika terjadi konflik antar agama.
Mausia ada di dunia ini diciptakan oleh sang pencipta yaitu Tuhan. Sebagai
makhluk ciptaan Tuhan manusia wajib menjalankan perintah Tuhan dan menjauhi
segala larangan Tuhan. Masyarakat Indonesia sudah mengenal kepercayaan
terhadap Tuhan sejak dahulu dengan berkembangnya ajaran animisme, dinamisme
dan paham politheisme. Masa selanjutnya, masuklah agama-agama Hindu, Budha,
Islam, dan Nasrani ke Indonesia. Dalam bernegara berdasarkan Pancasila, maka
negara menjamin hak-hak warga negara untuk dapat menjalankan keyakinan yang
dianutnya. Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin setiap warga negara
untuk dapat memeluk agama sesuai yang diinginkannya dan dapat menjalankan
peribadatan agamanya dengan baik.
b. Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung arti kesadaran
sikap dan perilaku manusia sesuai nilai-nilai moral dengan memperlakukan
sesuatu dengan semestinya. Dalam sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
terkandung nilai-nilai bahwa negara harus dapat menjunjung tinggi harkat dan
martabat manusia. Dalam peraturan perundang-undangan di Indonesia harus dapat
mewujudkan tujuan tercapainya harkat dan martabat manusia. Hak asasi manusia
adalah hal yang paling dasar yang harus dijamin dalam pemerintahan di
23
Indonesia. Nilai kemanusiaan yang adil dan beradab merupakan perwujudan
manusia yang bermoral, berbudaya dan beragama.
Kehidupan berbangsa dan bernegara harus dilandasi oleh sifat adil karena
hakikat manusia sebagai makhluk yang beradab dan berbudaya harus mempunyai
sifat adil. Dalam hukum di Indonesia manusia mempunyai kedudukan yang sama
serta mempunyai hak yang sama sebagai warga negara Indonesia. Manusia harus
bersikap adil terhadap diri sendiri, sesama manusia, masyarakat bangsa dan
negara, lingkungan serta kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Darmdiharjo (1996) dalam Kaelan (2010: 81) bahwa konsekuensi nilai yang
terkandung dalam Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan, menjunjung tinggi hak asasi
manusia, menghargai kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, agama,
ras keturunan, dan status sosial. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama
manusia, saling meghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
c. Sila Persatuan Indonesia
Makna persatuan artinya menjadi satu dan tidak terpecah atau terpisah-
pisah. Makna Persatuan Indonesia sering dikaitkan degan rasa Nasionalisme.
Nasionalisme merupakan rasa cinta tanah air dan adanya perasaan bersatu sebagai
suatu bangsa atau negara. Nilai-nilai nasionalisme harus tercermin dalam segala
aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
24
Rukiyati dkk (2013: 61) menyatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang
terkandung dalam sila Persatuan Indonesia adalah nasionalisme, cinta bangsa dan
tanah air, menggalang persatuan dan kesatuan bangsa, menghilangkan penonjolan
atau kekuasaan keturunan dan perbedaan warna kulit serta menumbuhkan rasa
senasib dan seperjuangan.
Berdasarkan berbagai keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa sila
Persatuan Indonesia mengandung nilai-nilai yang dapat menjadikan Indonesia
bersatu, tidak terpecah belah dan menumbuhkan sikap rasa nasionalisme serta
kebersamaan sebagai suatu bangsa. Persatuan Indonesia menghendaki warga
masyarakat bersatu padu demi mencapai tujuan bersama sebagai bangsa dan
negara yang berdaulat.
d. Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan
Nilai filosofis yang terkandung dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan adalah bahwa hakikat
negara adalah perwujudan dari sifat manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial. Rakyat merupakan sekelompok manusia yang hidup bersama di
suatu wilayah negara untuk mencapai tujuan bersama. Rakyat adalah kekuatan
terbesar negara. Negara adalah oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Dalam
sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan terkandung nilai demokrasi. Demokrasi dalam
negara harus dijamin secara bebas namun demokrasi juga harus disertai dengan
rasa tanggung jawab oleh warga negara.
25
Sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan juga mengandung pokok pikiran tentang
permusyawaratan yang artinya mengusahakan keputusan bersama secara bulat
yang dilakukan dengan pengambilan keputusan secara bersama. Dalam
menjalankan keputusan bersama harus disertai dengan rasa kejujuran dan
tanggung jawab bersama.
Dapat disimpulkan dalam sila Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan menngandung nilai demokrasi
yang bertanggung jawab bagi warga negara, penjaminan hak warga negara untuk
berpendapat dimuka umum, dan pengambilan suatu keputusan secara bulat dan
bijaksana serta dilaksanakan dengan penuh rasa kejujuran dan tanggung jawab.
e. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Keadilan artinya dalah memberikan sesuatu hal kepada seseorang sesuai
dengan haknya. Dalam sila kelima niai keadilan harus terwujud dalam kehidupan
bersama (kehidupan sosial). Keadilan tersebut harus dijiwai oleh hakikat keadilan
yaitu adil terhadap diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kepada Tuhan
yang Maha Esa.
Rukiyati dkk (2013: 63) menyatakan pokok pikiran yang perlu dipahami
dalam sila kelima ini adalah kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam
arti dinamis dan meningkat, seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan
bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing, serta melindungi yang
lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai bidangnya.
26
Kaelan (2010: 83) disebutkan bahwa konsekuensi nilai-nilai keadilan yang
harus terwujud dalam hidup bersama adalah keadilan distributif, keadilan legal,
dan keadilan komutatif. Keadilan distributif adalah suatu hubungan keadilan
antara negara terhadap warganya, dalam arti pihak negaralah yang wajib
memenuhi keadilan dalam bentuk keadilan membagi, dalam bentuk kesejahteraan,
bantuan, subsidi, serta kesempatan dalam hidup bersama yang didasarkan pada
hak dan kewajiban. Keadilan legal adalah yaitu suatu keadilan hubungan antara
warga negara dengan negara dan dalam masalah ini pihak wargalah yang wajib
memenuhi keadilan dalam bentuk mentaati peraturan perundang-undangan yang
berlaku dalam negara. Keadilan komutatif, yaitu suatu hubungan keadilan antara
warga satu dengan lainnya secara timbal balik.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa nilai-nilai keadilan
harus diwujudkan dalam kehidupan sosial atau kehidupan bersama warga negara.
Negara juga harus memberikan keadilan kepada setiap warga negara sesuai
dengan hak dan kewajibannya. Nilai-nilai keadilan juga harus dapat dijadikan
dasar oleh negara untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mensejahterakan seluruh
rakyat, melindungi seluruh rakyat, dan juga mencerdaskan seluruh rakyat
Indonesia.
4. Implementasi Nilai-nilai Pancasila
Implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya
mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu
kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan (Nurdin Usman,
2002: 70). Menurut Muhammad Joko Susilo (2008: 174) Implementasi
27
merupakan penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan
praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan,
keerampilan, maupun nilai dan sikap.
Berdasarkan definisi implementasi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa
implementasi nilai-nilai Pancasila adalah pelaksanaan atau pengamalan nilai-nilai
Pancasila yang dilaksanakan dalam suatu kegiatan atau aktivitas. Pancasila sangat
penting untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari untuk kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pancasila harus dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan agar cita-cita dan harapan bangsa Indonesia dapat
tercapai.
Butir-butir pengamalan sila Pancasila berdasarkan Tap MPR Nomor
I/MPR/2003:
a) Sila pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
28
b) Sila kedua: Kemanusiaan yang adil dan beradab
1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia. 4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira. 5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain. 6. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. 7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. 8. Berani membela kebenaran dan keadilan. 9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat
manusia. 10. Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerjasama dengan
bangsa lain.
c) Sila ketiga: Persatuan Indonesia
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa. 4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air
Indonesia. 5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi, dan keadilan sosial. 6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika. 7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d) Sila keempat: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaran / perwakilan
1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain. 3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk
kepentingan bersama. 4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan. 5. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai
sebagai hasil musyawarah.
29
6. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
7. Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
10. Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
e) Sila kelima: Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1. Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Mengembangkan sikap adil terhadap sesama. 3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban. 4. Menghormati hak orang lain. 5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri. 6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat
pemerasan terhadap orang lain. 7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan
dan gaya hidup mewah. 8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau
merugikan kepentingan umum. 9. Suka bekerja keras. 10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan
dan kesejahteraan bersama. 11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang
merata dan berkeadilan sosial. (Tap MPR no 1/MPR/2003)
Secara umum, pengamalan sila Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Pengamalan secara objektif
Pengamalan objektif dilakukan dengan menataati peraturan perundang-
undangan sebagai norma hukum negara yang berdasarkan Pancasila. Menurut
Kaelan (2010: 259) menyatakan bahwa pengamalan Pancasila yang obyektif yaitu
30
aktualisasi Pancasila dalam berbagai bidang kehidupan bernegara yang meliputi
kelembagaan negara dan bidang-bidang lainnya seperti ekonomi, politik, hukum
terutama penjabarannya dalam undang-undang.
Pengamalan secara objektif membutuhkan dukungan kekuasaan negara
dalam menerapkannya. Setiap warga negara atau penyelenggara negara tidak
boleh menyimpang dari peraturan perundang-undangan, jika menyimpang maka
akan dikenakan sanksi. Pengamalan secara objektif bersifat memaksa artinya jika
ada yang melanggar aturan hukum maka akan dikenakan sanksi. Pengamalan
secara objektif ini merupakan konsekuensi dari mewujudkan nilai pancasila
sebagai norma hukum negara.
b. Pengamalan secara subjektif
Pengamalan secara subjektif adalah dengan menjalankan nilai-nilai
Pancasila secara pribadi atau kelompok dalam berperilaku atau bersikap pada
kehidupan sehari-hari. Pengamalan secara subjektif dilakukan oleh siapa saja baik
itu warga negara biasa, aparatur negara, kalangan elit politik maupun yang
lainnya.
31
Pancasila menjadi sumber etika dalam bersikap dan berperilaku dalam
kehidupan sehari-hari. Melanggar norma etik tidak mendapat sanksi hukum
namun akan mendapat sanksi dari diri sendiri. Adanya pengamalan secara
subjektif ini merupakan konsekuensi dari mewujudkan nilai dasar Pancasila
sebagai norma etik bangsa dan negara.
Inti nilai-nilai Pancasila beserta Indikator kaedah implementasinya menurut
Ketut Rindjin (2012: 192-193) sebagai berikut:
Tabel 1. Indikator kaedah implementasi nilai-nilai Pancasila Pancasila Nilai-nilai Kaidah Implementasi
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Ketaqwaan Personal 2. Ketaqwaan Sosial/
Publik
1) Sembahyang, berdoa, membaca buku suci, berguru pada tokoh agama.
2) Mengakui kebebasan beragama/ berkepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
1) Menyanyangi semua makhluk ciptaan Tuhan YME
2) Mengakui keberagaman agama / kepercayaan pada Tuhan YME
3) Mempunyai toleransi agama/ kepercayaan pada Tuhan YME
4) Membantu yang lemah, menderita, dan miskin.
32
Pancasila Nilai-Nilai Kaidah Implementasi 2. Kemanusiaan Yang
Adil dan Beradab 1. Kemanusiaan
2. Keadilan dan
keberadaban
1) Mengakui kesamaan derajad manusia
2) Menyayangi, menolong, kerja sama sesama manusia
3) Mengakui kebutuhan rohani-jasmani dan individu-sosial
4) Memengang teguh dan menerapkan kejujuran, kebenaran, dan keadilan.
1) Memberlakukan semua manusia sama.
2) Memberlakukan aturan emas
3) Menaati semua norma yang berlaku
4) Mengakui hak atas perlindungan dari kekerasan, mengembangkan diri dan memeroleh pendidikan.
5) Berlaku sopan, santun, ramah, tamah dan rendah hati.
3. Persatuan Indonesia
1. Persatuan
1) Mengakui negara persatuan
2) Menyatupadukan semua unsur yang berbeda
3) Mengakui manfaat persatuan
4) Mengutamakan kepentingan masyarakat dan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
33
Pancasila Nilai-Nilai Kaidah Implementasi 2. Kecintaan Pada
Indonesia 1) ACBI (Aku Cinta Bangsa
Indonesia) 2) ACTAI (Aku Cinta Tanah
Air Indonesia 3) ACBI & BI ( Aku Cinta
Budaya Indonesia dan Bahasa Indonesia)
4) ACPI (Aku Cinta Produk Indonesia)
5) ABNKRI (Aku Bela NKRI)
4. Kerakyatan yang
Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan
1. Kerakyatan 2. Dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
1) Mengakui Daulat Rakyat 2) Kekuasaan berasal dari
rakyat dan untuk rakyat 3) Kebebasan berserikat,
berkumpul, dan menyatakan pendapat.
1) Mengambil keputusan berdasarkan pikiran yang rasional dan bijaksana.
2) Mengutamakan pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah mufakat
3) Mengikutsertakan anggota/rakyat dalam kehidupan berorganisasi, bernegara dan berbangsa.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
1. Pengakuan hak hidup manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya.
2. Pengakuan hukum kerja dan etos kerja
3. Menganjurkan kerja gotong royong.
1) Menciptakan pekerjaan sendiri, tetapi pemerintah mencptakan lapangan pekerjaan serta memberikan jaminan sosial.
2) Mereka yang nganggur diberi pelatihan kerja.
34
Pancasila Nilai-Nilai Kaidah Implementasi 4. Pengakuan justitia
distributive dan creative.
3) Menerapkan kerja gotong royong dan yang kuat membantu yang lemah (sistem bapak/ anak angkat)
4) Memberi imbalan/penghargaan dengan peran dan kontribusinya serta kreativitas yang inovatif
C. Tinjauan tentang Sekolah Dasar
1. Pengertian Sekolah Dasar
Sekolah Dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan
formal di Indonesia. Pendidikan di Sekolah Dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun.
Sekolah dasar adalah sebuah organisasi sosial yang mempunyai tujuan yang telah
ditetapkan. Tujuan utama Sekolah Dasar adalah memberikan pendidikan yang
berkualitas kepada peserta didik di sekolah dasar. Sekolah dasar mempunyai
sumber daya sendiri baik finansial, material, dan fisik (Arita Marini, 2014: 2).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Sekolah
Dasar adalah sebuah lembaga pendidikan dasar yang ditempuh dalam waktu 6
tahun dan bertujuan untuk mempersiapakan peserta didik ke jenjang pendidikan
berikutnya dengan memberikan pendidikan yang berkualitas dan dapat
mengembangkan potensi peserta didik.
35
2. Tujuan Pendidikan di Sekolah Dasar
Tujuan pendidikan merupakan rumusan yang menyatakan gambaran ideal
tentang manusia dan masyarakat yang dicita-citakan. Menurut Undang-Undang
No 20 Tahun 2003, tujuan pendidikan Nasional adalah: mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan Nasional tersebut dapat diwujudkan jika diimplementasikan dalam
setiap jenjang satuan pendidikan. Tujuan masing-masing lembaga pendidikan
formal disebut tujuan institusional. Tujuan Institusional suatu lembaga pendidikan
dapat dilihat dari standar kompetensi lulusan, pada sekolah dasar tujuan
institusional dapat dilihat pada standar kompetensi lulusan sekolah dasar.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 20 Tahun 2016 yang
dimaksud dengan Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai
kualifikasi, kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan
ketrampilan. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 20 Tahun 2016 juga
ditulisakan standar kompetensi lulusan untuk Sekolah Dasar. Standar kompetensi
lulusan sekolah dasar dibagi menjadi tiga dimensi yaitu dimensi sikap,
pengetahun, dan ketrampilan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 20 Tahun 2016 menyebutkan bahwa
ada beberapa kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang harus dimiliki
siswa.
36
Kompetensi lulusan dimensi sikap pada pendidikan di Sekolah Dasar yaitu:
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2. berkarakter, jujur, dan peduli,
3. bertanggungjawab,
4. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. sehat jasmani dan rohani sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkunganalam sekitar,
bangsa, dan negara.
Kompetensi lulusan dimensi pengetahuan pada pendidikan di Sekolah Dasar
yaitu :
Memiliki pengetahuan fakual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat dasar berkenaan dengan:
1. ilmu pengetahuan,
2. teknologi,
3. seni, dan
4. budaya.
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.
37
Kompetensi lulusan dimensi keterampilan pada pendidikan di Sekolah
Dasar yaitu :
Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak :
1. kreatif,
2. produktif,
3. kritis,
4. mandiri,
5. kolaboratif, dan
6. komunikatif melaluii pendekatan ilmiah sesuai dengan tahap
perkembangan anak yang relevan dengan tugas yang diberikan.
3. Karakteristik Anak Sekolah Dasar
Anak usia Sekolah Dasar mempunyai karakteristik yang berbeda dari anak
usia Sekolah Menengah Pertama, hal ini sesuai dengan perkembangan usia anak.
Anak Sekolah Dasar pada umumnya berusia 6 – 13 tahun. Karakteristik anak usia
Sekolah Dasar dapat dibagi lagi kedalam karakteristik anak kelas rendah dan
karakteristik anak kelas tinggi.
Adapun ciri-ciri anak masa kelas-kelas rendah sekolah dasar menurut Rita
Eka dkk (2013: 115) adalah :
a. Adanya hubungan antara keadaan fisik siswa dengan prestasi belajarnya di
sekolah.
b. Bangga terhadap diri dan suka memuji diri sendiri.
c. Tugas yang tidak dapat dikerjakannya atau sulit dikerjakan dianggap tidak
penting.
38
d. Suka membandingkan dirinya dengan orang lain jika menguntungkan bagi
dirinya.
e. Kadang suka meremehkan orang lain.
Adapun ciri-ciri anak masa kelas-kelas tinggi Sekolah dasar adalah :
a. Menaruh perhatian pada kehidupan praktis sehari-hari.
b. Mempunyai rasa ingin tahu, ingin belajar dan realistis.
c. Menaruh minat minat kepada pelajaran-pelajaran khusus.
d. Anak memandang nilai sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi belajarnya
di sekolah.
e. Anak-anak suka membuat kelompok dan membuat peraturan sendiri dalam
kelompoknya.
4. Pembelajaran di Sekolah Dasar
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Undang-Undang No 20 Tahun
2003). Menurut Oemar Hamalik (2010: 57) pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan,
dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia
terlibat dalam sistem pembelajaran yaitu seperti siswa dan guru. Material meliputi
buku-buku, papan tulis, kapur, dan benda lain yang digunakan dalam
pembelajaran. Fasilitas atau perlengkapan meliputi ruangan kelas, perlengkapan
audio visual, dan lain-lain. Prosedur, meliputi jadwal kegiatan, metode
pembelajaran, ujian dan lain-lain.
39
Pembelajaran di sekolah dasar adalah interaksi antara pendidik dengan
peserta didik dalam lingkungan belajar dan melibatkan beberapa unsur untuk
dapat mencapai tujuan pendidikan atau pembelajaran di sekolah dasar.
Pembelajaran di sekolah dasar dapat dilakukan di dalam kelas maupun di luar
kelas. Pembelajaran tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara dan teknik
tertentu oleh pendidik.
Menurut Oemar Hamalik (2010: 57-64), Teori-teori pembelajaran ada
beberapa teori seperti:
a. Mengajar adalah upaya menyampaikan pengetahuan kepada peserta didik di
sekolah.
b. Mengajar adalah mewariskan kebudayaan kepada generasi muda melalui
lembaga pendidikan sekolah.
c. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan
kondisi belajar bagi peserta didik. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan
peserta didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik.
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar anak SD
Faktor yang mempengaruhi belajar anak ada banyak, namun secara umum
dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri anak dan faktor eksternal
adalah faktor yang berasal dari luar diri anak. Faktor internal antara lain:
kematangan atau pertumbuhan, intelegensi, sifat-sifat pribadi dan motivasi belajar.
Faktor eksternal antara lain: keadaan keluarga anak, masyarakat kelompok sebaya,
dan pemujaan anak terhadap pribadi acuan di luar keluarga.
40
a. Faktor Internal
1) Kematangan atau pertumbuhan
Anak selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan, baik pertumbuhan
dan perkembangan jasmani maupun rohani. Tiap organ jasmani dikatakan sudah
matang apabila sudah dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Guru sekolah
dasar tidak dapat memberikan materi pelajaran yang terlalu abstrak karena anak
sekolah dasar masih pada tahap praoperasional konkret dan belum bisa berfikir
abstrak. Anak tidak dapat dipaksakan untuk berkembang ke tahap perkembangan
berikutnya sebelum jasmani dan rohaninya matang untuk melakukan kegiatan itu.
2) Intelegensi
Setiap anak mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda walaupun usia anak
sama atau sebaya. Perbedaan ini dikarenakan anak sudah memiliki potensi-potensi
yang berbeda sejak lahir. Perbedaan intelegensi dapat mempengaruhi belajar anak.
3) Sifat-sifat pribadi seseorang
Setiap anak mempunyai sifat dan kepribadian yang berbeda-beda
Keperibadian setiap orang unik dan khas. Sifat-sifat kepribadian anak itu
bermacam-macam dan beda antara satu dengan yang lainnya. Beberapa anak ada
yang mempunyai sifat keras kepala, lembut, tekun, dan ulet.
4) Motivasi Belajar
Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak
melakukan sesuatu. Seorang anak mau belajar dan membaca karena adanya
motivasi dalam dirinya. Dengan adanya motivasi akan mempengaruhi seseorang
untuk bertindak/berbuat dan menentukan arah perbuatan.
41
b. Faktor Eksternal
1) Keadaan keluarga anak
Keadaan keluarga anak sangat beragam. Perbedaan tersebut dapat terletak
pada tingkat pendidikan orangtua, status sosial, pola pendidikan dalam keluarga
dan lain-lain. Perbedaan ini akan dapat mempengaruhi keberhasilan anak dalam
belajar.
2) Masyarakat kelompok sebaya
Anak dalam kehidupannya pasti berinteraksi dengan lingkungan sekitar baik
di rumah maupun di sekolah. Pergaulan anak di sekolah dan di masyarakat akan
mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar. Pergaulan dengan orang yang
baik akan membawa anak kearah yang baik sedangkan dengan yang tidak baik
akan membawa dampak yang tidak baik pula.
3) Pemujaan anak terhadap pribadi acuan di luar keluarga
Anak biasanya ingin mengidentifikasi diri dengan orang lain atau tokoh
yang menjadi idolanya. Misalnya ada seseorang yang mengidolakan tokoh
budayawan tertentu, maka anak akan berusaha untuk meniru atau mencontoh
idolanya tersebut.
42
D. Penelitian Yang Relevan
Penelitiaan yang relevan dengan penelitian ini salah satunya yaitu Skripsi
Dian Susanti (2013) yang berjudul Implementasi nilai-niali Pancasila dalam
kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) di desa Kunir
Kecamatan Dempet Kabupaten Demak. Skripsi ini menggambarkan pengamalan
sila Pancasila dalam kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga,
hambatan dalam implementasi pengamalan sila Pancasila dan pihak-pihak yang
terlibat dalam proses pengamalan sila Pancasila pada kegiatan Pemberdayaan dan
Kesejahteraan Keluarga tersebut.
Hasil penelitian tersebut peneliti jadikan pijakan, perbedaan penelitian
tersebut dengan penelitian ini yaitu penelitian Dian Susanti melakukan penelitian
pada kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga sedangkan penelitian
ini meneliti implementasi nilai-nilai Pancasila pada proses pembelajaran siswa
sekolah dasar.
E. Kerangka Berfikir
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang bersumber dari nilai-nilai
luhur budaya bangsa. Pancasila juga merupakan ideologi bangsa Indonesia yang
dijadikan sebagai pandangan hidup dan pedoman dalam setiap kehidupan
berbangsa dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila harus tertanam dalam diri setiap
warga negara. Penanaman Nilai-nilai Pancasila harus dimulai sejak usia dini agar
hasilnya maksimal. Cara yang dapat dilakukan yaitu melalui proses pembelajaran
di sekolah. Sekolah Dasar sebagai salah satu lembaga pendidikan dimana peserta
43
didiknya masih berusia anak-anak mempunyai tanggung jawab yang besar dalam
penanaman nilai Pancasila tersebut. Namun dalam kenyataanya penanaman nilai-
nilai sila Pancasila masih kurang optimal. Selain ditanamkan nilai-nilainya sejak
kecil, pengetahuan mengenai Pancasila juga diberikan di sekolah dasar melaui
mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Oleh karena
pentingnya penanaman Pancasila sejak usia dini, maka peneliti perlu meneliti
pengetahuan dan pengamalan nilai-nilai Pancasila pada saat proses pembelajaran
agar kita dapat mendapatkan gambaran yang jelas mengenai pengetahuan dan
pengamalan Pancasila pada saat proses pembelajaran di sekolah dasar.
Gambar 1. Kerangka berfikir
44
F. Pertanyaan Penelitian`
Pertanyaan yang muncul pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pandangan guru mengenai pentingnya implementasi nilai-nilai
Pancasila di Sekolah Dasar Negeri 1 Sekarsuli?
2. Bagaimana strategi sekolah dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila
dalam kegiatan pembelejaran di Sekolah Dasar Negeri 1 Sekarsuli?
3. Bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di
Sekolah Dasar Negeri 1 Sekarsuli?
4. Apa saja faktor-faktor pendukung dalam implementasi nilai-nilai Pancasila
dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 1 Sekarsuli?
5. Apa saja hambatan-hambatan dalam implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
kegiatan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri 1 Sekarsuli?
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Metode penelitian
kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.
Teknik pengumpulan data menggunakann triangulasi. Pada penelitian kulaitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2013: 15). Peneliti
akan mendeskripsikan bagaimana implementasi nilai-nilai sila pancasila dalam
pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli, faktor pendukung implementasi nilai-nilai
Pancasila, faktor penghambat implementasi nilai-nilai Pancasila, serta cara
sekolah untuk mengatasi hambatan-hambatan dalam implementasi nilai-nilai
Pancasila. Data yang akan disajikan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-
angka. Data tersebut dapat berasal dari naskah wawancara, observasi, dan
dokumentasi.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SDN 1 Sekarsuli, Kecamatan Banguntapan,
Kabupaten Bantul. SDN 1 Sekasrsuli beralamat di jalan Wonosari Km.7 Mantup,
Baturetno. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2017. SDN 1
Sekarsuli dipilih karena SDN 1 Sekarsuli merupakan SD yang mempunyai siswa
dari latar belakang yang beragam dan mempunyai karakteristik yang berbeda-
46
beda, selain itu SDN 1 Sekarsuli berlokasi strategis di Jalan Wonosari dan dekat
dengan Unit Pelayanan Teknis kecamatan Banguntapan, selain hal-hal tersebut
SDN 1 Sekarsuli juga mempunyai beberapa program pendidikan karakter yang
unik seperti pembiasaan shalat dhuha, membaca buku, dan menari tradisional. Hal
ini menarik peneliti untuk dapat meneliti lebih lanjut mengenai implementasi
nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dilakukan dengan menggunakan purposive atau
pengambilan subjek dari sumber data dengan pertimbangan tertentu.
Pertimbangan yang digunakan antara lain sampel mengerti masalah dan paham
masalah yang akan diteliti.
Subjek penelitian ini adalah Kepala Sekolah, tiga guru, dan empat siswa
SDN 1 Sekarsuli. Kepala sekolah dipilih karena kepala sekolah merupakan
pemegang kekuasaan tertinggi di sekolah, semua kebijakan sekolah biasanya
selalu ditentukan atau melalui persetujuan kepala sekolah. Kepala sekolah
mempunyai peranan yang penting dalam upaya mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila. Guru juga merupakan subjek penelitian yang penting dalam penelitian
ini karena guru merupakan pelaksana dalam kegiatan pembelajaran langsung
kepada siswa. Guru yang dijadikan sumber informan pada penelitian ini berjumlah
tiga orang. Terdiri dari satu guru kelas tinggi dan dua guru kelas rendah. Guru
diambil dari kelas tinggi dan kelas rendah karena anak usia kelas tinggi dan kelas
rendah mempunyai karakteristik yang berbeda. Siswa juga merupakan subjek
47
penelitian karena siswa merupakan sasaran dari pengamalan nilai-nilai sila
Pancasila. Siswa yang dijadikan sampel berjumlah empat orang. Siswa yang
dijadikan sampel terdiri dari satu siswa kelas rendah dan tiga siswa kelas tinggi.
Siswa yang dijadikan sampel terdiri dari tiga laki-laki dan satu perempuan, serta
dari satu siswa beragama Islam, dua siswa beragama Kristen, dan satu siswa
beragama Katolik.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: observasi,
wawancara, dan dokumentasi.
a. Observasi
Observasi atau pengamatan, meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Menurut Harris Herdiansyah
(2013: 131), Observasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses melihat,
mengamati, dan mencermati serta “merekam” perilaku secara sistematis untuk
suatu tujuan tertentu. Observasi ialah suatu kegiatan mencari data yang dapat
digunakan untuk memberikan suatu kesimpulan atau diagnosis, Jadi,
mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran,
peraba, dan pengecap. Observasi yang dilakukan di SDN 1 Sekarsuli dilakukan
untuk mencari data mengenai profil sekolah, program sekolah, implementasikan
nilai-nilai Pancasila, faktor pendukung dan penghambat implementasi nilai-nilai
Pancasila dalam kegiatan pembelajaran, serta cara sekolah dalam mengatasi
48
hambatan-hambatan tersebut. Observasi akan dilakukan secara langsung oleh
peneliti.
b. Wawancara
Menurut Herdiansyah (2013: 31), wawancara adalah sebuah proses interaksi
komunikasi yang dilakukan oleh setidaknya dua orang, atas dasar ketersediaan
dan dalam setting alamiah, dimana arah pembicaraan mengacu kepada tujuan
yang telah ditetapkan dengan mengedepankan trust sebagai landasan utama dalam
proses memahami. Wawancara akan dilakukan peneliti kepada kepala sekolah,
guru dan siswa SDN 1 Sekarsuli. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data
berupa keterangan langsung dari pelaksana dalam implementasi nilai-nilai
Pancasila dalam pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli. Wawancara akan dilakukan
secara langsung oleh peneliti dengan menggunakan panduan wawancara.
c. Dokumentasi
Dokumentasi, dari asal kata dokumen, yang artinya barang-barang tertulis.
Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda
tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, catatan harian,
dan sebagainya. Dokumen akan dijadikan data tambahan dalam penelitian ini
untuk memperkuat data yang diperoleh dari observasi dan wawancara. Pada
penelitian ini peneliti akan menganalisis dokumen berupa foto kegiatan, foto
lingkungan sekolah, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat
oleh guru.
49
E. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan suatu metode.
Alat yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data yaitu lembar observasi,
pedoman wawancara, dan dokumentasi. Alat utama dalam penelitian kualitatif ini
yaitu peneliti itu sendiri. Adapun Instrumen lain yang digunakan peneliti untuk
membantu peneliti dalam pengumpulan data antaralain :
1. Pedoman Observasi
Pedoman Observasi digunakan peneliti agar dapat memfokuskan pada data
apa yang akan dicari dari kegiatan observasi tersebut. Pedoman Observasi berisi
tentang apa saja hal-hal yang harus diamati dan dapat dijadikan data dalam
penelitian. Pada penelitian ini peneliti melakukan observasi di dalam kelas dan di
luar kelas. Observasi di dalam kelas meliputi observasi kegiatan belajar mengajar,
cara guru mengajar, dan pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran di
dalam kelas.
Tabel 2. Kisi-kisi pedoman observasi
No. Aspek yang diamati Kegiatan yang diamati Deskripsi
1 Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
Kegiatan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas dan di luar kelas.
2 Pengamalan nilai-nilai Pancasila
Kegiatan pembelajaran yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila.Ketuhanan
3 Faktor pendukung implementasi nilai-nilai Pancasila
Pihak-pihak yang mendukung, lingkungan sekolah, sarana dan prasarana.
4 Faktor penghambat dan cara guru mengatasi hambatan
Hambatan dalam implementasi nilai-nilai Pancasila dan bagaimana cara guru mengatasi hambatan tersebut.
50
2. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara dibuat oleh peneliti dengan menyajikan beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan fokus masalah yang akan diteliti yaitu
mengenai implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di SDN
1 Sekarsuli. Pedoman wawancara dalam penelitian ini ada 3 yaitu pedoman
wawancara untuk Kepala Sekolah, Guru, dan Siswa.
51
Tabel 3. Kisi-kisi pedoman wawancara
No Kisi-kisi Pertanyaann Jawaban
1 Strategi sekolah dalam mengimplementasinakan nilai-nilai Pancasila.
Strategi yang dilakukan sekolah dan guru dalam. implementasi nilai-nilai sila Pancasila.
Peran guru dan kepala sekolah dalam implementasi. nilai-nilai Pancasila.
Wujud konkrit usaha sekolah.
2 Implementasi nilai-nilai sila Pertama.
Berdoa. Membaca kitab suci. Sholat/beribadah.
3 Implementasi nilai-nilai sila Kedua.
Kepedulian terhadap sesama. Persamaan derajad manusia.
4 Implementasi nilai-nilai sila Ketiga.
Cinta tanah air. Persatuan.
5 Implementasi nilai-nilai sila Keempat.
Demokrasi. Musyawarah mufakat. Kepengurusan kelas.
6 Implementasi nilai-nilai sila Kelima.
Keadilan guru terhadap siswa. Keadilan dalam berteman.
7 Faktor Pendukung implementasi nilai-nilai Pancasila.
Peran dan usaha sekolah. Pemanfaatan lingkungan. Pemanfaatan sarana dan prasarana.
8 Faktor penghambat dan usaha guru dalam menghadapi hambatan dalam implementasi nilai-nilai sila Pancasila.
52
3. Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi digunakan peneliti untuk memudahkan dokumen-
dokumen apa saja yang harus dicari dan dapat membantu memperjelas data dalam
penelitian kualitatif ini. Dokumen yang dicari berupa foto kegiatan, rencana
pelaksanaan pembelajaran, profil sekolah dan dokumen lain yang mendukung
penelitian.
F. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan deskriptif
kualitatif. Menelaah data yang didapat dari beberapa sumber seperti hasil
observasi pada saat pembelajaran, dan wawancara. Peneliti akan menganalisis
data dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi. Proses analisis data dalam
penelitian ini adalah:
1. Analisis sebelum di lapangan
Analisis sebelum di lapangan dilakukan dengan mencari informasi mengenai
hasil penelitian terdahulu terhadap nilai-nilai Pancasila dan observasi awal di
sekolah tempat penelitian. Analisis sebelum dilapangan untuk memeproleh
gambaran
53
2. Analisis selama di lapangan
Analisis selama dilapangan dilakukan dengan langkah-langkah sebagi berikut:
Gambar 2. Komponen dalam analisis data (interactive model)
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan berbagai cara
seperti observasi, wawancara dan dokumentasi. Data dicatat secara objektif dan
sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Data didapat dari berbagai sumber
yang terkait dengan penelitian ini seperti Kepala sekolah, guru, siswa, dan
lingkungan sekolah. Data yang dikumpulkan berkaitan dengan implementasi nilai-
nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli.
b. Reduksi Data
Dalam tahap reduksi data, data yang diperoleh peneliti dipilih mana yang
penting dan yang tidak perlu digunakan dalam penelitian ini. Peneliti akan
memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang
yang tidak perlu.
54
c. Penyajian Data
Data yang diperoleh dari tahap reduksi data maka data selanjutnya disajikan
dan dibandingkan dengan kajian teori yang telah dibuat.
d. Penarikan Kesimpulan dan verifikasi
Data yang telah diolah dan disajikan tersebut kemudian akan ditarik
kesimpulan yang dapat menjawab fokus masalah atau rumusan masalah dalam
penelitian ini.
G. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data
Keabsahan pemeriksaan data dilakukan agar data yang diperoleh dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan mempunyai berbagai data pendukung
yang kuat. Teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan
teknik Triangulasi. Menurut (Lexy J. Moleong, 2007: 330) bahwa ”Triangulasi
adalah teknik pemerikasaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain
di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai perbandingan terhadap
data itu”. Triangulasi yang digunakan peneliti adalah triangulasi teknik dan
triangulasi sumber.
Triangulasi teknik dilakukan dengan mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Pada penelitian ini peneliti membandingkan
data dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi. Triangulasi sumber
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber.
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab hasil penelitian ini akan dituliskan secara deskriptif hasil
penelitian menegenai profil sekolah, Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
kegiatan Pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli dan faktor pendukung dan penghambat
dalam implementasi nilai-nilai Pancasila di SDN 1 Sekarsuli. Hasil penelitian ini
diperoleh dengan berpedoman pada triangulasi sumber dan dan triangulasi teknik.
1. Gambaran Umum Sekolah
SD Negeri 1 Sekarsuli beralamat di jalan Wonosari Km. 7 Mantup,
Baturetno, Banguntapan, Bantul. Lokasi sekolah cukup strategis yang berada di
pinggir jalan Wonosari – Jogja. SDN 1 Sekarsuli berada di samping Unit
Pelayanan Teknis (UPT) kecamatan Banguntapan, Bantul.
a. Visi dan Misi Sekolah
SDN 1 Sekarsuli mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut:
1) Visi Sekolah
Terwujudnya Insan yang Berakhlak Mulia, Cerdas , Terampil, Berkarakter,
dan Berwawasan Global.
56
Indikator:
a. Unggul Dalam Bidang Keilmuwan dan Ketaqwaan Terhadap Tuhan yang Maha Esa.
b. Unggul Dalam Bidang Akademik. c. Unggul Dalam Keterampilan, Seni, Kerajinan serta Olahraga. d. Unggul Dalam Sikap cinta Budaya Yogyakarta dan Berkepribadian
Bangsa. e. Unggul dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
2) Misi Sekolah
a. Meningkatkan Pelaksanaan Ibadah Sesuai Dengan Agama dan Kepercayaan Masing-masing.
b. Meningkatkan Pelaksanaan Pembelajaran Untuk Semua Mata Pelajaran. c. Mengimplementasikan Pembelajaran Yang Berwawasan Lingkungan. d. Menumbuhkan Rasa Didiplin, Cinta Seni, Terampil, Sehingga Mampu
Berkarya dan Berkreasi. e. Melaksanakan Pendampingan Siswa Dalam Pengembangan Diri Untuk
Peningkatan Potensi Dirinya Dengan Memberikan Wadah Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler.
f. Menumbuhkan Cinta Budaya Yogyakarta dan Keterampilan Batik. g. Melaksanakan Budaya Budi Pekerti Guna Membentuk Perilaku Siswa
Yang Berkarter. h. Melaksanakan Pendampingan Siswa dalam Peningkatan Kemampuan
TIK.
b. Sarana dan Prasarana Sekolah
SDN 1 Sekarsuli sudah mempunyai ruang kelas yang cukup baik, ruang
kelas di SDN 1 Sekarsuli berjumlah enam (Ruang kelas 1 sampai kelas 6). Pada
ruang kelas terdapat meja dan kursi yang cukup untuk siswa walaupun kondisinya
kurang baik. Dalam ruang kelas juga terdapat perlengkapan pembelajaran yang
cukup lengkap, ada papan tulis, alat tulis, penghapus dan papan data kelas. Selain
itu, di dalam kelas juga terdapat gambar burung garuda, Foto presiden dan wakil
presiden, serta beberapa karya siswa juga di pajang di dinding samping dan
belakang setiap kelas. Fasilitas lain seperti kipas angin dan alat bersih-bersih juga
ada namun kondisinya kurang baik. Sekolah juga mempunyai Liquid Crystal
57
Display (LCD) proyektor, namun hanya berjumlah 1 sehingga jika guru ingin
menggunkan harus bergantian dan bongkar pasang tidak menetap di kelas.
Halaman SD sekarsuli cukup bersih dengan adanya taman kecil di depan
kelas. Adanya taman ini dapat memperindah suasana sekolah, selain itu di depan
ruang kelas juga disediakan tempat untuk cuci tangan beserta sabun cuci tangan
untuk dapat mendukung kebersihan lingkungan serta kebersihan anggota warga
sekolah. Pada halaman sekolah juga terdapat arena permainan gobak sodor dan
engklek yang kadang digunakan siswa untuk bermain.
Ruang guru dan ruang kepala sekolah terletak berdekatan. Kondisi ruang
guru sudah bagus. Penataan meja dan kursi tersebar di sekeliling ruang sehingga
memudahkan setiap siswa yang akan bertemu dengan gurunya serta mudah untuk
dikondisikan ketika ada rapat sekolah. Ruang kepala sekolah terpisah dengan
ruang guru.
SDN 1 Sekarsuli juga mempunyai masjid di selatan ruang kelas 1. Kondisi
masjid cukup bagus dan bersih. Fasilitas yang ada di Masjid yaitu adanya karpet
sajadah yang cukup, kamar mandi, tempat wudhu yang cukup banyak untuk
siswa, kipas angin dan tersedianya beberapa sandal untuk wudhu. Masjid setiap
hari dimanfaatkan untuk melaksanan sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah
oleh siswa dan guru.
Secara keseluruhan sarana dan prasarana yang ada di SDN 1 Sekarsuli
sudah cukup baik. Namun dalam pemanfaatanya masih kurang optimal dan perlu
ditingkatkan. Pemanfaatan yang perlu ditingkatkan seperti pemanfaatan
58
perpustakaan, komputer yang tersedia, serta pemanfaatan media pembelajaran
yang ada di sekolah.
c. Potensi Siswa
Jumlah siswa SDN 1 Sekarsuli tidak begitu banyak. Sekolah sudah
memfasilitasi potensi yang dimiliki siswa dengan beberapa ekstra kurikuler seperti
Pramuka, Batik, Seni Tari dan belajar membaca Al-Quran. Dengan adanya
berbagai kegaitan ekstra diharapkan potensi siswa dapat lebih dikembangankan.
Tabel 4. Jumlah Siswa SD Negeri1 Sekarsuli No. Kelas Jumlah Siswa
1. Kelas I (satu) 14
2. Kelas II (dua) 14
3. Kelas III (tiga) 10
4. Kelas IV (empat) 21
5. Kelas V (lima) 27
6. Kelas VI (enam) 21
59
d. Potensi Guru dan Karyawan
Berikut adalah daftar nama guru dan karyawan SD Negeri 1 Sekarsuli
tahun ajaran 2016/2017:
Tabel 5. Daftar Nama Guru dan Karyawan
No. Nama Jabatan
1. Muhinnah, S.Pd. Kepala Sekolah dan Guru IPS
2. Ananda Galuh, S.Pd Guru Kelas I
3. Windyarti Setyaningrum, S.Pd. Guru Kelas II
4. Milani Dyan Rahatu, S.Pd. Guru Kelas III
5. Fitri Maryatun, A.Ma. Guru Kelas IV
6. Wulan Pranajmitha, S.Pd. Guru Kelas V
7. Sri Tentrem, S.Pd. SD. Guru Kelas VI
8. Celine Guru PJOK
9. Romanus Krismantoro Pendidikan Agama Katolik
10. Aslim, S.Ag. Pendidikan Agama Islam
11. Rud Yuniatari, M.Th. Pendidikan Agama Kristen
12. Tutik Sundari Guru Seni Tari
13. I Nyoman Suyasa, M.Sn. Guru Seni Lukis
14. Ika Wahyuti, S.Pd. Guru Bahasa Inggris
15. Ismanto Tenaga Administrasi
16. Suradi Penjaga Sekolah
60
2. Implementasi Nilai-nilai Sila Pancasila dalam Kegiatan Pembelajaran
di Sekolah Dasar Negeri 1 Sekarsuli
Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di Sekolah
sangat penting untuk dilaksanakan. Hal ini juga sesuai dengan Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 pasal 2 yaitu Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila
dan Undang-undang Dasar. Menurut Kepala Sekolah SDN 1 Sekarsuli,
penanaman nilai-nilai Pancasila sangat penting dilakukan. Penanaman nilai
Pancasila bukan hanya pada pelajaran Pkn saja melainkan harus pada semua mata
pelajaran dan kegiatan sekolah. (wawancara, Selasa 31 Januari 2017 di Ruang
Kepala Sekolah SDN 1 Sekarsuli).
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Bu ST selaku wali kelas 6 yang
menyatakan bahwa guru merasa bahwa penanaman nilai-nilai Pancasila penting
agar anak memiliki rasa, jiwa pratiotisme, kemanusiaaan, dan jiwa sosial
(wawancara, Senin 30 Januari 2017 di Ruang Guru). Pendapat Bu ST didukung
oleh pendapat dari Bu WS selaku wali kelas 2 yang menyatakan guru merasa
penanaman nilai-nilai sila Pancasila sangat penting karena kalau tidak ditanamkan
sejak dini nanti anak tidak mengenal nilai-nilai Pancasila (wawancara, Rabu 1
Februari 2017 di Ruang Kelas 2).
Pemaparan dari beberapa narasumber diatas dapat disimpulkan bahwa
penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan Pembelajaran sangat penting
untuk dilaksanakan karena Pancasila merupakan nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia. Pancasila dapat dijadikan pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-
hari dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara.
61
Implementasi Nilai-nilai Pancasila di dalam pembelajaran agar dapat
diterima siswa dengan baik tentunya harus dilakukan dengan strategi yang tepat.
Menurut Kepala Sekolah SDN 1 Sekarsuli strategi sekolah dalam
mengimplementasikan nilai-nilai sila Pancasila yaitu dengan membiasakan siswa
dan dimasukkan dalam beberapa materi pelajaran, selain itu implementasi nilai-
nilai Pancasila dapat dilakukan guru dengan mengembangkan metode
pembelajaran yang sesuai (wawancara, Selasa 31 Januari 2017 di Ruang Kepala
Sekolah SDN 1 Sekarsuli).
Menurut Bu ST yang merupakan guru kelas 6, guru menanamkan nilai
Pancasila dengan memasukkannya dalam kegiatan pembelajaran seperti kegiatan
berkelompok dan belajar di perpustakaan (wawancara,Senin 30 Januari 2017 di
Ruang Guru). Menurut Bu WS, Guru memasukkan penanaman nilai Pancasila
dalam pembelajaran, misalnya saat materi upacara bendera, guru sambil
menanamkan pada anak sikap disiplin, memberi contoh hormat yang benar,
menjaga ketertiban, dan lain-lain (wawancara, Rabu 1 Februari 2017 di Ruang
Kelas 2).
Berdasarkan wawancara dari beberapa sumber diatas dapat disimpulkan
bahwa Strategi yang ditetapkan guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai sila
Pancasila dalam kegiatan Pembelajaran dapat dilaksanakan dengan
mengembangkan metode pembelajaran yang digunkan, kegiatan-kegiatan saat
pembelajaran, dan dalam materi pelajaran.
Pelaksanaan atau pengamalan Pancasila dibedakan menjadi dua yaitu
pengamalan secara obyektif dan secara subyektif. Pengamalan Pancasila dalam
62
kegiatan di SDN 1 Sekarsuli dapat berupa pengamalan secara obyektif dan
subyektif.
a. Pengamalan Nilai-nilai Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa) di SDN 1
Sekarsuli
Siswa di SDN 1 Sekarsuli menganut agama yang berbeda-beda, ada yang
beragama Islam, Kristen, dan Katolik. Sebagian besar siswa beragama Islam.
Kebiasaan mengucapkan salam di SDN 1 Sekarsuli sudah diterapkan dalam
berbagai kegiatan sekolah seperti diadakannya salam pagi, sebelum memulai dan
mengakhiri pembelajaran, dan dalam berbagai aktivitas sekolah lainnya.
Hal ini sesuai dengan wawancara terhadap guru kelas 3 dan kelas 6
(wawancara, Senin 30 Januari 2017 di Ruang Guru) dan guru kelas 2 (wawancara,
Rabu 1 Februari 2017 di Ruang Kelas 2) yang menyatakan bahwa guru selalu
memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan salam). Hal ini juga
didukung dengan hasil Observasi (31 Januari – 2 Februari 2017) di lapangan
bahwa guru selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan mengucapkan
salam, selain itu siswa juga mengucapkan salam ketika kegiatan salam pagi di
halaman sekolah.
Dalam pembelajaran dan kegiatan di sekolah, guru juga mengawali dan
mengakhiri kegiatan dengan berdoa bersama. Hal ini berdasarkan observasi yang
dilakukan dalam pembelajaran di sekolah (31 Januari – 2 Februari 2017). Hal ini
juga didukung dengan hasil wawancara terhadap guru kelas 3 dan kelas 6
(wawancara, Senin 30 Januari 2017 di Ruang Guru) dan guru kelas 2 (wawancara,
63
Rabu 1 Februari 2017 di Ruang Kelas 2) yang menyatakan bahwa guru selalu
memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan berdoa).
Pembelajaran di kelas dimulai pukul 07.00, sebelum membahas materi
pelajaran diadakan kegiatan membaca surat Al-Fathihah dan Surat-Surat Pendek
bagi yang muslim. Berdasarkan Wawancara kepada guru kelas 6 (wawancara,
Senin 30 Januari 2017 di Ruang Guru) yang menyatakan bahwa sebelum
pembelajaran siswa dibiasakan tadarus terlebih dahulu dan guru kelas 2
(wawancara, Rabu 1 Februari 2017 di Ruang Kelas 2) yang menyatakan bahwa
sebelum pembelajaran siswa dibiasakan membaca juz ama. Hal ini juga didukung
dengan hasil observasi (31 Januari – 3 Februari 2017) bahwa siswa dalam
memulai pembelajaran selalu diawali dengan membaca surat Al- Fathihah dan
beberapa Surat Pendek. Guru yang memimpin dalam kegiatan ini.
Kegiatan sholat dan kegiatan keagamaan yang lain juga dibiasakan di SDN
1 Sekarsuli. Siswa dan guru setiap hari melaksanakan sholat dhuha dan sholat
dhuhur secara berjamaah di masjid. Dalam kegiatan sholat ini siswa berbaur
antara satu kelas dengan kelas lainnya, namun dalam kegiatan sholat ini masih
banyak siswa yang kurang tertib sehingga harus selalu diingatkan oleh guru. Pada
kegiatan sholat dhuha juga dilaksanakan kegiatan berdzikir dan membaca doa-
doa. Siswa yang beragama nonmuslim diminta untuk membaca kitab sucinya
masing-masing, namun untuk kegiatan ini kurang begitu terawasi oleh guru
(observasi 31 Januari – 3 Februari 2017).
Hal ini juga didukung dengan wawancara kepada siswa Z siswi kelas 3 yang
menyatakan selalu mengikuti sholat dhuha dan kegiatan keagamaan (wawancara,
64
Selasa 31 Januari 2017 di Ruang Kelas 3) dan siswa ZLS, A, dan YSP siswa kelas
4 dan 6 yang menyatakan bahwa ia kerap mengikuti kegiatan keagamaan seperti
doa pagi dan doa di perpustakaan (wawancara, 30 Januari 2017).
Selain kegiatan diatas masih ada kegiatan lain seperti Taman Pendidikan Al-
Quran (TPA) untuk yang muslim dan membaca kitab suci untuk yang non
muslim. Kegiatan TPA diikuti oleh setiap kelas sesuai dengan jadwalnya masing-
masing, saat siswa yang muslim melaksanakan kegiatan TPA di dalam kelas,
maka siswa yang nonmuslim akan melaksanakan kegiatan di perpustakaan.
Kegiatan TPA yaitu kegiatan membaca Al-quran atau Iqro yang dibimbing oleh
salah satu karyawan SDN 1 Sekarsuli dan untuk Agama non muslim dibimbing
oleh guru agama masing-masing (observasi, Rabu 1 Februari 2017).
Hal ini juga di dukung dengan wawancara terhadap kepala sekolah sebagai
berikut:
“Misalnya zakat fitrah, kemudian nanti diberikan kepada anak kembali kepada anak yang tidak mampu. Misalnya Infak juga diberikan untuk anak yang sakit. Infak biasanya dilaksanakan hari senin dan jumat. Hari senin untuk Qurban, dan hari jumat untuk sosial. Tpa juga wajib untuk semua kelas (Wawancara, Selasa 31 Januari 2017 di Ruang Kepala Sekolah SDN 1 Sekarsuli)”.
Berdasarkan wawancara kepada kepala sekolah juga didapatkan Informasi
bahwa sekolah juga melaksanakan zakat fitrah dan kegiatan infak. Kegiatan Infak
dilaksanakan setiap hari senin dan jumat. Hari senin untuk kegiatan Qurban dan
hari jumat untuk kegiatan sosial.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa implementasi nilai-
nilai sila pertama pancasila yaitu dengan membiasakan budaya mengucapkan
salam, berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, membaca surat pendek
65
sebelum memulai pembelajaran, sholat dhuha berjamaah, sholat dhuhur
berjamaah kegiatan keagaamaan untuk non muslim, TPA, kegiatan Infak dan
Qurban saaat hari Raya. Kegiatan tersebut sudah menjadi kebiasaan dan menjadi
budaya di sekolah.
b. Pengamalan Nilai-nilai Sila 2 (Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab) di
SDN 1 Sekarsuli
Sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengandung arti kesadaran sikap
dan perilaku manusia sesuai nilai-nilai moral dengan memperlakukan sesuatu
dengan semestinya. Nilai yang ada dalam sila ini adalah menjunjung tinggi harkat
dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan, menjunjung tinggi hak asasi
manusia, menghargai kesamaan hak dan derajad tanpa membedakan suku, agama,
ras, dan status sosial. Mengembangkan sikap saling menghargai dan mencintai
sesama manusia serta menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
Kegiatan pembelajaran di sekolah sebagai perwujudan sila kedua ini dapat
dilakukan dengan meningkatkan kepedulian terhadap sesama, menghormati orang
yang lebih tua, serta menjunjung tinggi nlai-nilai kemanusiann lainnya. Dalam
kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli kegiatan yang dilakukan dengan
membiasakan anak untuk melakukan budaya senyum, salam dan sapa setiap pagi.
Hal ini berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti (observasi 31 Januari – 3
Februari) yang memperlihatkan setiap pagi anak melakukan kegiatan salam pagi,
yaitu berjabat tangan dengan guru serta mengucapkan salam. Kegiatan ini
dilakukan setiap pagi, namun berdasarkan hasil observasi tidak semua guru ikut
dalam kegiatan di pagi hari ini, beberapa guru hanya melaksanakan kegiatan ini
66
kepada siswa kelasnya saja. Kegiatan ini juga untuk menumbuhkan sikap
menghormati kepada orang lain dan orang yang lebih tua, selain itu dapat
mengajarkan nilai kesopanan kepada siswa. Hal ini juga didukung dengan
wawancara kepada Z siswa kelas 3 (wawancara, Selasa 31 Januari 2017 di Ruang
Kelas 3) dan ZLS, A, dan YSP siswa kelas 4 dan 6 (wawancara, 30 Januari 2017
di Ruang Kelas 4) yang menyatakan bahwa siswa selalu melakukan kegiatan
salam pagi dengan guru. Kegiatan salam pagi ini sudah menjadi kegiatan rutin
yang dilakukan setiap pagi.
Nilai dari sila kedua yang lain yaitu dengan tidak membeda-bedakan anak
dan menjunjung tinggi hak tanpa melihat suku, agama, ras dan status sosial.
Dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli, hal ini dilakukan guru dengan
memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk menyampaikan pendapat
di depan kelas dan siswa mempunyai hak yang sama di kelas (observasi 31
Januari – 3 Februari 2017). Hal ini didukung dengan wawancara terhadap 3 guru
SDN 1 Sekarsuli yang menyatakan bahwa mereka memberi kesempatan yang
sama kepada seluruh siswa jika ingin menyampaikan pendapatnya.
Makna dari sila kedua ini juga terdapat nilai saling menghargai hak orang
lain. Dalam kegiatan di SDN 1 Sekarsuli, siswa mau tertib dalam baris masuk ke
kelas dan saat berwudhu sebagai wujud saling menghargai hak dan kewajiban
masing-masing (observasi 31 Januari – 3 Februari 2017). Selain hal tersebut
berdasarkan hasil wawancara kepada siswa kepada Z siswa kelas 3 (wawancara,
Selasa 31 Januari 2017 di Ruang Kelas 3) dan ZLS, A, dan YSP siswa kelas 4 dan
67
6 (wawancara, 30 Januari 2017 di Ruang Kelas 4) menyatakan bahwa mereka mau
menghargai orang lain yang berbeda pendapat dengannya.
Sikap saling peduli terhadap sesama juga dilaksanakan di sekolah dengan
berbagai kegiatan seperti siswa yang sudah paham terhadap suatu materi mau
mengajari siswa lain yang belum paham (observasi, 31 Januari 2017 di kelas 3),
hal lain juga ditunjukkan oleh guru dengan membiasakan agar anak mau berbagi,
seperti saat kegiatan mewarnai anak yang mempunyai pewarna mau meminjami
anak yang belum punya atau tidak membawa pewarna (observasi, 1 Februari
2017), serta kesadaran dalam diri anak akan peduli sesama juga terlihat saat
peneliti akan mengembalikan dan membereskan alat-alat untuk upacara, ada anak
yang tanpa diminta mau membantu dalam tugas ini (observasi, Senin 6 Februari
2017). Sikap saling peduli terhadap sesama manusia sudah tercermin dalam
beberapa kegiatan siswa, selain itu sekolah juga membiasakan siswa untuk mau
menjenguk siswa yang sedang sakit, seperti hasil wawancara dengan guru kelas 6
Bu ST yang menyatakan bahwa guru membiasakan anak menjenguk ke rumah
siswa lain yang sedang sakit jika sakitnya lumayan parah seperti pada hari itu guru
dan siswa akan menjenguk siswa S yang sakit karena terjatuh saat bermain di
sekolah (wawancara, 30 Januari 2017). Hal ini juga didukung oleh keterangan dari
ibu W yang mengatakan bahwa siswa akan diajak menjenguk jika ada yang sakit
lebih dari 4 hari (wawancara, 1 Februari 2017).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Implementasi nilai-nilai
Pancasila Implementasi Nilai-nilai sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
dengan membiasakan siswa untuk mengembangkan budaya senyum, salam, sapa,
68
dan menghormati kepada orang yang lebih tua serta hak-hak orang lain. Guru juga
membiasakan siswa untuk bersikap sopan dan menegur siswa yang tidak sopan.
Guru juga memberikan kesempatan yang sama kepada siswa tanpa memandang
latar belakang siswa, jenis kelamin, dan lain sebagainya dalam kegiatan
pembelajaran atau melaksankan suatu tugas. Siswa juga terlihat sudah ada
kepedulain dengan sesama dengan mau mengajari teman yang tidak bisa,
membagi makanan, maupun membantu dalam orang yang sedang butuh bantuan.
Sekolah juga membiasakan anak untuk menjenguk temannya yang sedang sakit,
hal ini akan dapat menumbuhkan rasa saling menyayangi antar sesama manusia.
c. Pengamalan Nilai-nilai Sila 3 (Persatuan Indonesia) di SDN 1 Sekarsuli
Sila Persatuan Indonesia mengandung nilai-nilai yang dapat menjadikan
Indonesia bersatu, tidak terpecah belah dan menumbuhkan rasa nasionalisme serta
kebersamaan sebagai suatu bangsa. Persatuan Indonesia menghendaki warga
masyarakat bersatu padu demi mencapai tujuan bersama sebagai suatu bangsa dan
negara berdaulat, sesuai dengan semboyang “Bhineka Tunggal Ika”.
Pengamalan sila ketiga dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Seakrsuli
yaitu dengan wujud cinta tanah air dan bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan
dengan berbagai kegiatan sekolah seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya setiap
akan memulai pembelajaran (observasi 31 Januari – 3 Februari). Hal ini sesuai
dengan wawancara terhadap bu ST yang mengatahan bahwa:
“Ada mas, kita ada apa namanya implementasi itu hlo. Doa, kemudian tadarus, dan membaca bersama, terus menyanyikan lagu Indonesia Raya terus menghormati bendera sang merah putih kalau saya. Jadi sebelum pembelajaran dimulai kita berdoa, setelah berdoa kita menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian menghormati pada sang merah putih, setelah itu tadarus sebentar, setelah tadarus sebentar kita membaca buku sebentar, yang
69
kita baca pelajaran yang hari itu akan dilakukan. (Wawancara, 30 Januari 2017 di ruang guru)”.
Hal ini juga didukung dengan keterangan dari ibu W yang mangatakan
bahwa sekarang sudah dibiasakan sebelum pembelajaran dimulai itu ada
menyanyikan lagu Indonesia Raya (wawancara, 1 Februari 2017 di ruang kelas 2).
Hal ini juga didukung dengan keterangan dari siswa mengenai lagu-lagu wajib
nasional yang mereka tahu, seperti wawancara terhadap siswa A dan SYP yang
hafal Siswa hafal lagu Indonesia Raya, Berkibarlah Benderaku, Satu Nusa, Satu
Bangsa, dan Garuda Pancasila (wawancara, 30 Januari 2017). Selain itu
penanaman nilai-nilai sila ketiga ini dilakukan dengan kegiatan rutin upacara
bendera setiap hari senin. Hal ini sesuai denga hasil observasi berikut:
“Kegiatan atau susunan acara dalam upacara bendera antara lain, masing masing pemimpin menyiapkan barisannya, hormat kepada pemimpin upacara, Pengibaran Bendera Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan, Pembacaan Pembukaan UUD 1945, Pembacaan Pancasila, pembacaan doa dan amanat pembina upacara. Pada saat amanat Pembina upacara menyampaikan agar siswa selalu menjaga kebersihan,kesehatan dan ketertiban (Observasi, 6 Februari 2017)”.
Kegiatan lain yang dilakukan untuk menanamkan cinta tanah air dan
persatuan yaitu dengan mengembangkan sikap gotong royong dalam menjaga
kebersihan lingkungan sekolah. Siswa setiap hari diberi giliran untuk menjalankan
piket kelas. Hal ini didukung dengan wawancara terhadap bu ST yang
menyatakan:
“Ada yang jelas ya mas. Kita bagi sesui dengan tempat tinggal mas kalau saya. Jadi kita bagi adil rata kalu rumahnya jauh kita bareng dengan yang dekat. Jadi biar piket itu dapat terlaksana semua. Jadi jangan yang dekat semua, kasihan nanti yang jauh semua kephontal-phontal. Jadi kita bagi rata yang dekat kita campur yang jauh agar dapat melaksanakan piket dengan baik (wawancara, 30 Januari 2017)”.
70
Berdasarkan hasil observasi, siswa memang terlihat melaksankan piket
kelasnya masing-masing. Mereka ada yang menyapu lantai, membuang sampah,
atau membagikan buku kepada teman-temannya (observasi 31 Januari – 3
Februari). Berdasarkan wawancara dengan Z siswa kelas 3 (wawancara, Selasa,
31 Januari 2017 di Ruang Kelas 3) dan ZLS, A, dan YSP siswa kelas 4 dan 6
(wawancara, 30 Januari 2017 di Ruang Kelas 4) menyatakan bahwa mereka selalu
melakukan piket kelas sesuai dengan jadwal mereka masing-masing.
Pada setiap kelas di SDN 1 Sekarsuli juga dipasang gambar foto Presiden,
Wakil Presiden, dan Burung Garuda Pancasila sebagai wujud rasa cinta terhadap
tanah air. Pada dinding setiap ruang kelas juga di pajang beberapa karya siswa
seperti batik ikat celup, hasil menggambar siswa, dan hasil mewarnai siswa. Hal
ini akan menumbuhkan rasa bangga terhadap diri siswa, dengan dibuktikan pada
saat peneliti ada di kelasnya ada salah satu siswa yang mengatakan bahwa
karyanya bagus (observasi 31 Januari – 3 Februari 2017).
SDN 1 Sekarsuli juga mempunyai berbagai macam tanaman yang
diletakkan di depan ruang kelas dan ada kelompok tanaman obat yang ditanam di
depan ruang kelas 1. Dalam kegiatan merawat tanaman guru juga melibatkan
siswa dalam perawatannya, hal ini sesuai dengan wawancara terhadap bu ST yang
menyatakan sebagai berikut:
“Ya mas, terutama kalu ada pelanggaran, anak yang misalnya kurang tertib dalam pembelajaran kita suruh langsung membersihkan taman sambil menata bunga-bunganya (Wawancara, 30 Januari 2017)”.
Wawancara dari bu ST juga sejalan dengan bu W yang menyatakan bahwa
siswa dilibatkan dalam merawat tanaman yang ada di halaman, biasanya setelah
71
upacara hari senin (wawancara, 1 Februari 2017). Berdasarkan hasil observasi,
pada saat upacara kepala sekolah juga menyampaikan pengumuman bahwa siswa
yang tidak tertib saat upacara diminta membersihkan lingkungan dan menata
tanaman yang ada di halaman didampingi oleh guru. Hal itu dilaksanakan setelah
kegiatan upacara berlangsung terlihat siswa dengan didampingi beberapa guru
melakukan kegiatan merawat tanaman tersebut dengan gotong royong (observasi,
6 Februari 2017).
Guru juga memasukkan pengamalan nilai-nilai Pancasila sila ke tiga ini
dalam kegiatan pembelajaran seperti terlihat di kelas 2 pada materi bahasa
Indonesia mengajarkan siswa untuk tertib saat upacara, berpakaian rapi, cara
hormat yang benar dan mengenai lagu Indonesia Raya serta mengheningkan cipta
dalam pembelajaran (observasi, 1 Februari 2017 di ruang kelas 2). Contoh lainnya
terjadi saat kegiatan olahraga, siswa bermain permainan tradisional gobak sodor.
Permainan ini dapat meningkatkan kerjasama siswa dan kekompakan siswa
(observasi, 2 Februari 2017). Kegiatan lain yang dilaksanakan sekolah untuk
mempererat rasa persatuan dan kesatuan siswa yaitu dengan kegiatan sholat dhuha
dan sholat dhuhur berjamaah. Dalam kegiatan sholat ini siswa bercampur jadi satu
tidak dipisah berdasarkan kelas. Sekolah juga memasukkan pelajaran membatik
dan tari sebagai pengembangan diri siswa. Kegiatan tari dilaksanakan setiap hari
sabtu dan batik dibagi sesuai jadwal masing-masing kelas, namun untuk saat ini
kegiatan membatik baru sampai membuat pola di kertas gambar (observasi 31
Januari – 3 Februari). Hal ini juga didukung dengan wawancara terhadap siswa
ZLS yang menyatakan suka dengan permainan atau tari-tarian daerah, siswa
72
mengikuti ekstra di sekolah (wawancara, 30 Januari 2017), hal ini juga didukung
dengan keterangan dari siswa A dan YSP yang mengatakan siswa suka permainan
tradisional seperti cublak-cublak suweng dan Jamuran (wawancara, 30 Januari
2017).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Implementasi nilai-nilai
Pancasila sila Persatuan Indonesia dilaksankan dengan berbagai cara diantaranya
membudayakan kegiatan gotong royong dalam piket, mengajarkan cinta tanah air
dan lingkungan dengan berbagam cara seperti menyanyikan lagu Indonesia Raya,
kegiatan Upacara Bendera dan menjaga kebersihan lingkungan. Selain itu sekolah
juga mengadakan kegiatan sholat bersama yang dapat menjadikan antar siswa
lebih akrab dan dapat membaur. Sekolah juga membiasakan untuk tertib dalam
upacara maupun dalam kegiatan lainnya. Dalam setiap kelas juga dipasang foto
Presiden, Wakil Presiden, serta Burung Garuda sebagai wujud bangga terhadap
bangsa Indonesia, selain itu di dalam kelas juga dipajang berbagai karya siswa
seperti hasil batik ikat celup, hasil mewarnai dan lain sebaginya yang dapat
menumbuhkan rasa bangga siswa terhadap karyanya. Guru juga mengajarkan
nilai-nilai sila ketiga ini dalam pembelajaran yang sesuai contohnya saat ada
materi Upacara Bendera, saat olahraga dan bermain permainan tradisional gobak
sodor. Siswa juga diajarkan dengan budaya yang ada di Indonesia seperti tari-tari
dan juga batik. Siswa juga hafal beberapa lagu wajib nasional serta menyukai
permainan tradisonal Indonesia.
73
d. Pengamalan Nilai-nilai Sila 4 (Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan) di SDN
1 Sekarsuli
Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanann Dalam
Permusyawaratan Perwakilan terkandung nilai demokrasi. Demokrasi harus
dijamin secara bebas tetapi juga harus disertai dengan rasa tanggung jawab,
menjamin hak warga negara untuk menyampaikan pendapat, dan pengambilan
keputusan dilaksanakan secara bulat dan bijaksana disertai dengan rasa kejujuran
dan tanggung jawab.
Kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli berdasarkan observasi langsung
ke lapangan, guru selalu memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam kelas. Hal itu terlihat dengan
banyaknya siswa yang bertanya dan menyampaikan pendapatnya di dalam proses
pembelajaran. Guru juga menanggapi pertanyaan ataupun masukan dari siswa
(observasi 31 Januari – 3 Februari). Hal ini sesuai dengan wawancara terhadap bu
ST dan bu MD (wawancara, 30 Januari 2017), dan bu W (wawancara 1 Februari
2017) yang menyatakan bahwa mereka memberi kesempatan siswa untuk
mengajukan pertanyaan atau berpendapat dalam proses pembelajaran di sekolah.
Wawancara terhadap siswa Z siswa kelas 3 (wawancara, Selasa, 31 Januari 2017
di Ruang Kelas 3) dan ZLS, A, dan YSP siswa kelas 4 dan 6 (wawancara, 30
Januari 2017 di Ruang Kelas 4) juga mengatakan bahwa mereka berani
menyampaikan pendapat di depan kelas ataupun sekedar bertanya kepada guru.
74
Susunan kepengurusan kelas yang terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan
Bendahara ada dalam setiap kelas. Dalam hal ini anak dilatih untuk dapat
memimpin dan menjalankan tugasnya di kelas. Dalam pemilihan pengurus kelas
dilakukan dengan musyawarah kelas, seperti yang dikemukakan oleh bu ST
sebagai berikut:
“Kita pilihnya secara musyawarah mas. Musyawarah satu kelas menentukan yang menjadi ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi kita melalui musyawarah (wawancara, 30 Januari 2017)”.
Hal senada juga disampaikan oleh Bu W sebagai berikut:
“Musyawarah kelas mas. Jadi teman-teman siapa yang mau jadi ketua. Terus temen-temen, pakai itu mas kertas. Saya bagikan kertas siapa yang mau jadi ketua terus yang polling suara terbanyak jadi ketua, kedua sekretaris, kayak gitu (Wawancara, 1 Februari 2017)”. Berdasarkan keterangan diatas dapat diketahui bahwa guru sudah
melaksanakan kegiatan musyawarah dalam penentuan kepengurusan di kelas.
Selain itu, di dalam kelas sering terjadi konflik antar siswa, hal ini menuntut guru
untuk dapat menyelesaikannya secara bijaksana. Berdasarkan wawancara terhadap
bu ST yang menyatakan sebagai berikut:
“Ya, pernah ada, biasa mas perbedaan pendapat mereka, tapi tidak sampai menjurus ke hal-hal yang lebih parah hanya sampai sebatas berbeda pendapat ya kita selesaikan. Kita selesaikan secara musyawarah juga penyelesaiannya. Kita rembug bareng-bareng mana yang kurang pas kita paskan biar mereka juga terus tidak ada kesalahpahaman lagi tidak ada masalah lagi (wawancara, 30 Januari 2017)”.
75
Hal senada disampaikan juga oleh ibu W sebagai berikut:
“Ya sering mas. Contohnyakan anak-anak sering berkelahi misalnya gak sengaja njegal atau apa. Terus kemarin itu Dandi gak sengaja jatuhin tas Kiki ternyata tempat pensilnya Kiki sampai rusak, terus sampai di rumah dimarahin orangtuanya, terus bilang disini rame lagi kayak gitu. Cuma saya kasih tahu Kiki, maafan dulu yang pertama, biasanya anak-anak saya suruh maaafan dulu terus yang kedua Kiki saya tanya, saya konfirmasi dulu permasalahannya apa, kalau sudah Dandi sama Kiki biasannya saya ajak ngobro (wawancara, 1 Februari 2017)”.
Berdasarkan keterangan diatas dan dari hasil observasi, guru dalam
menyelesaikan konflik atau permasalahan di kelas dilaksanakan dengan
musyawarah dan mengedepankan rasa kekeluargaan kepada siswa. Guru juga
tidak hanya melihat dari satu pihak saja, tetapi guru melihat dari setiap anak yang
mempunayi konflik tersebut dan dapat diselesaikan secara bijaksana.
Hal lain yang sudah dilakukan sekolah yaitu dengan melatih siswa untuk
berani memimpin teman-temannya. Hal itu dilakukan dengan kegiatan memimpin
baris masuk ke kelas dan memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum
memulai pembelajaran. Siswa mendapatkan giliran secara bergantian setiap hari
untuk melaksankan tugas tersebut. Berdasarkan observasi, siswa sudah
melaksankan hal tersebut dengan baik (observasi 31 Januari – 3 Februari).
Berdasarkan uraian keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa
implementasi nilai-nilai Pancasila sila Kerakyatan Yang dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan dalam kegitan pembelajaran
di SDN 1 Sekarsuli yaitu guru memberikan kesempatan yang sama kepada siswa
untuk dapat menyampaikan pendapatnya, di dalam kelas juga terdapat susunan
kepengurusan kelas yang ditentukan dengan cara musyawarah, dan penyelesaian
masalah dengan musyawarah untuk mendapat keputusan yang adil dan bijaksana.
76
Guru juga memberikan tanggung jawab kepada siswa untuk berani memimpin
temannya secara bergantian dalam beberapa kegiatan sekolah seperti memimpin
baris dan memimpin bernyanyi.
e. Pengamalan Nilai-nilai sila 5 (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia) di SDN 1 Sekarsuli
Keadilan artinya memberikan sesuatu hal kepada seseorang sesuai dengan
haknya. Keadilan harus dijiwai oleh hakikat keadilan yaitu adil terhadap diri
sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Keadilan harus diberikan sesuai dan kewajibannya.
Kegiatan Pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli, guru memberikan kesempatan
yang sama kepada siswa dalam berpendapat dan guru juga menanggapi
pertanyaan atau pendapat siswa tersebut tanpa membeda-bedakan siswa
(observasi 31 Januari – 3 Februari). Hal ini juga sejalan dengan yang disampaikan
bu ST sebagai berikut:
“Ya, kita beri kesempatan yang sama. Baik laki-lakin maupun perempuan kita beri kesempatan yang sama. Kita selalu menawarkan waktu mas, monggo yang belum jelas, atau mau berpendapat atau yang mau mengusulkan idenya terserah (wawancara, 30 Januari 2017)”.
Keterangan dari bu ST juga sejalan dengan wawancara terhadap bu MD
(wawancara, 30 Januari 2017) dan bu W (wawancara, 1 Februari 2017) yang
menyatakan bahwa setiap siswa diberi kesempatan yang sama untuk
menyampaikan pendapatnya. Dalam kegitan memimpin baris berbaris dan
menyanyikan lagu Indonesia Raya, guru juga membagi tugasnya dengan adil
dengan cara siswa bergantian setiap harinya, jadi semua siswa akan dapat
merasakan pengalaman yang sama dalam memimpin temannya. Guru juga
77
bersikap adil dengan memberikan pujian kepada siswa yang rajin serta menegur
atau memberikan motivasi kepada beberapa siswa yang malas (observasi 31
Januari – 3 Februari).
Dalam kegiatan sehari-hari siswa juga tidak memilih-milih dalam berteman.
Siswa mau berteman dengan siapa saja di dalam lingkungan sekolah (observasi 31
Januari – 3 Februari). Hal ini juga disampaikan oleh kepada Z siswa kelas 3
(wawancara, Selasa, 31 Januari 2017 di Ruang Kelas 3) dan ZLS, A, dan YSP
siswa kelas 4 dan 6 (wawancara, 30 Januari 2017 di Ruang Kelas 4) yang
menyatakan bahwa mereka tidak pilih-pilih dalam berteman. Siswa mau berteman
dengan siapa saja tanpa memandang status sosial atau perbedaan lainnya.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa implementasi nilai-nilai
sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia dalam kegiatan pembelajaran
diwujudkan guru dengan memberikan kesempatan yang sama kepada anak untuk
berpendapat dan berlaku adil terhadap anak. Guru juga memberikan kesempatan
sama kepada anak untuk dapat memimpin temannya dalam menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan memimpin barisan. Siswa juga terlihat tidak pilih-pilih dalam
berteman.
3. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Nilai-nilai Pancasila
dalam Pembelajaran
a. Faktor Pendukung Implementasi Nilai-nilai Pancasila
Upaya mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan
pembelajaran tentunya ada faktor pendukung agar tujuan tersebut dapat tercapai.
Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti terdapat beberapa hal yang
78
mendukung implementasi nilai-nilai Pancasila di SDN 1 Sekarsuli yaitu adanya
dukungan dari Kepala Sekolah, Guru, dan Dinas Pendidikan serta sarana dan
prasarana sekolah yang cukup mendukung. Dukungan dari Kepala Sekolah dan
pemerintah ditunjukkan dengan diadakannya beberapa program sekolah yang
dapat mengembangkan nilai-nilai Pancasila anak seperti kegiatan sholat
berjamaah, menjaga kebersihan lingkungan, pengembangan 18 karakter mulia
yang di dalamnya juga bersumber dari nilai-nilai luhur Pancasila. Dukungan dari
guru yaitu dengan membimbing anak untuk dapat mengembangkan potensi yang
ada dalam dirinya dan membiasakan anak untuk mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dengan berbagai kegiatan pembelajaran dan dengan pembiasaan di
sekolah. Selain itu, sarana dan prasarana yang ada di sekolah juga sudah cukup
mendukung dalam pengamalan nilai-nilai Pancasila. (observasi 31 Januari – 6
Februari 2017).
Hal ini sejalan dengan wawancara terhadap bu M kepala SDN 1 Sekarsuli
yang menyatakan:
“Dari guru, lingkungan, orangtua, dan dari anak sendiri. Kalau dari pemerintah misalnya untuk pelaksanaan sholat dhuaha kemarinkan belum begitu banyak, tapi waktu itu pengawasnya tahu. Maka pengawas memberikan satu lembar kertas yang berisi dao-doa dan diperbanyak dan dibagikan ke siswa sehingga anak-anak hafal doa-doa. Dari dinaspun juga ikut andil, terutama untuk sila pertama ya (wawancara, 31 Januari 2017)”.
Berdasarkan wawancara terhada bu MD menyatakan bahwa faktor
pendukung implementasi nilai-nilai Pancasila ini yaitu faktor lingkungan dan guru
bagaimanan memberi contoh (wawancara, 30 Januari 2017), hal senada juga
disampaikan bu ST yang menyatakan bahwa faktor pendukung dalam
implementasi nilai-nilai Pancasila yaitu dari masyarakat dan dari lingkungan
79
sekolah. Dari lingkungan sekolah misalnya dengan pemanfaatan sarana dan
prasarana yang ada di sekolah (wawancara, 30 Januari 2017).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor pendukung
implementasi nilai-nilai Pancasila di SD Sekarsuli datang dari Kepala Sekolah,
Guru, Dinas Pendidikan, dan lingkungan sekolah yang mendukung dalam
implementasi nilai-nilai Pancasila. Kepala Sekolah dan dinas Pendidikan
mendukung dengan mengadakan program atau kebijakan sekolah yang dapat
meningkatkan pengamalan nilai-nilai Pancasila, guru sebagai pelaksana
menanamkan dalam diri siswa dalam berbagai kegiatan yang ada serta
memanfaatkan lingkungan yang ada di sekolah untuk mengimplementasikan nilai-
nilai Pancasila pada anak.
b. Faktor Penghambat dan Upaya Sekolah Mengatasi Hambatan Dalam
Implementasi Nilai-nilai Pancasila
Pada berbagai kegiatan sekolah untuk mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila, ditemukan berbagai hambatan atau masalah. Berdasarkan wawancara
terhadap bu M yang mengatakan sebagai berikut:
“Hambatannya kalau lingkungan anak kalau tidak dominan otomatis untuk penanaman disini agak sulit, misalnya menghormati guru, mengolok-olok teman itu karena sudah biasa di rumah jadi agak sulit, tergantung lingkungannya juga (wawancara, 31 Januari 2017)”.
Kepala sekolah menyatakan bahwa lingkungan anak di rumah yang kurang
baik dan kebiasaan di rumah anak yang kurang baik akan terbawa ke sekolah, hal
itu akan menyulitkan guru dalm upaya implementasi nilai-nilai Pancasila di
sekolah. Hal ini juga seperti yang disampaikan bu W yang menyatakan bahwa
lingkungan anak di laur sekolah yang kurang mendukung akan menghambat guru
80
di sekolah, contohnya setelah liburan, kebiasaan anak yang sudah dibentuk di
sekolah seperti dilupakan. Anak kembali ke kebiasaanya di rumah yang tidak
semua baik (wawancara, 1 Februari 2017). Bu MD juga mendukung pendapat dari
bu M dan ST dengan mengatakan bahwa karakter anak dan kebiasaan anak yang
kurang baik di lingkungan luar sekolah akan dapat menghambat implementasi
nilai-nilai sila Pancasila di sekolah (wawancara, 30 Januari 2017). Berdasarkan
observasi dilapangan memang ditemukan beberepa siswa yang mempunyai sifat
sulit diatur dan kurang sopan walaupun sudah diingatkan guru berulang kali. Guru
harus berulangkali menasehati siswa tersebut, seperti harus berkata sopan, tertib
dalam pelajaran, dan tidak menggangu temannya (observasi 31 Januari – 6
Februari 2017).
Dalam mengatasi hambatan tersebut sekolah tentunya mempunyai strategi
untuk meminimalisirrnya, upaya yang dilakukan sekolah dengan terus
membiasakan anak dan melaksanakan beberapa program sekolah yang
mendukung implementasi nilai-nilai Pancasila (observasi 31 Janurai – 6 Februari
2017). Hal ini senada dengan yang disampaikan bu MD dan W yang meyatakan
untuk mengatasi hambatan tersebut harus dilakukan pembiasaan lagi di sekolah.
Pembiasaan dilakukan dengan terus mengingatkan siswa jikia ada yang kurang
baik. Sedangkan menurut bu M sebagai Kepala Sekolah menyatakan bahwa upaya
sekolah untuk mengatasi hambatan tersebut dengan ada pembinaan dari pihak
sekolah. Jadi misal ada anak-anak yang melanggar itu harus langsung dibina agar
tidak melakukannya kembali (wawancara, 31 Januari 2017). Wawancara dengan
bu ST, untuk mengatasi hambatan tersebut dengan cara konsultasi kepada kepala
81
sekolah atau guru yang lebih senior, guru tanya dulu bagaimana cara
menyelesaikannya, setelah itu guru menerapkannya pada siswa (wawancara, 30
Januari 2017).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hambatan yang dialami
sekolah dalam implementasi nilai-nilai Pancasila yaitu jika lingkungan anak di
rumah atau masyarakat kurang mendukung maka akan sulit untuk menanamkan
nilai-nilai Pancasila di sekolah, selain itu karakter anak dan kebiasaan anak di luar
sekolah yang kurang baik yang kadang ada yang sulit untuk dinasehati juga
menjadi hambatan bagi guru dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila di
sekolah. Upaya yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu
dengan pembiasaan di sekolah, diingatkan di sekolah, dan dilakukan pembinaan
oleh sekolah.
B. PEMBAHASAN
Pancasila merupakan dasar negara republik Indonesia, yang didalamnya
mengandung nilai-nilai luhur yang harus diamalkan oleh seluruh rakyat Indonesia.
Pancasila mengandung nilai-nilai luhur bangsa yaitu ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai Pancasila merupakan gambaran
bagaimana kehidupan bernegara harus dijalankan. Nilai-nilai Pancasila tersebut
akan tidak berarti apabila kita sebagai warga negara tidak mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Pada masa sekarang, nilai-nilai luhur Pancasila tampaknya sudah mulai
hilang dari kepribadian masyarakat Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan
82
banyaknya penyimpangan-penyimpangan dan pelanggaran-pelanggaran terhadap
nilai-nilai Pancasila. Keutuhan negara serta kedamaian negara akan terganggu jika
hal ini terus terjadi dalam masyarakat Indonesia, dan bukan tidak mungkin kelak
akan sangat mengancam kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Nilai-nilai Pancasila haruslah menjadi pedoman dalam bertindak, untuk itu
dilakukan beberapa cara untuk dapat menanamkan dan mengimplementasikan
nilai-nilai Pancasila pada generasi sekarang. Cara yang dilakukan yaitu dengan
mengimplementasikannya melalui pendidikan formal, salah satunya Pendidikan
Dasar. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sisdiknas
pasal 2 yaitu Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-undang
Dasar Negara Republik Indonesia. Hal ini menunjukkan betapa besar peran
lembaga pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila.
Berdasarkan hasil penelitian terhadap informan kepala sekolah, guru, dan
siswa SDN 1 Sekarsuli serta dilakukannya observasi dan pengumpulan beberapa
dokumen maka diperoleh informasi dan pembahasan sebagai berikut:
1. Implementasi Nilai-nilai Pancasila Dalam Pembelajaran di SDN 1
Sekarsuli
Berdasarkan hasil penelitian, SDN 1 Sekarsuli sudah berupaya
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dari sila I sampai sila ke V. Sekolah
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam berbagai kegiatan
pembelajaran. Implementasi nilai-nilai Pancasila juga dicerminkan dari hubungan
keseharian antar anggota sekolah, baik antara guru dengan guru, guru dengan
siswa, maupun siswa dengan siswa lainnya. Mengimplementasikan nilai-nilai
83
Pancasila di sekolah sepertinya tidak sulit dilakukan oleh guru dan siswa. Hal ini
sependapat dengan Kaelan (2010: 259) yang menyatakan pengamalan Pancasila
secara subjektif adalah pengamalan Pancasila dalam pada setiap individu terutama
dalam aspek moral dalam kaitannya dengan hidup negara dan masyarakat.
Kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli setiap harinya juga
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila. Guru memasukkannya dalam metode
mengajar, materi ajar, dan memanfaatkan lingkungan sekolah. Guru membiasakan
siswa untuk dapat mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dan terus
melakukan pembinaan di sekolah.
a. Pengamalan Nilai-nilai Sila 1 (Ketuhanan Yang Maha Esa) di SDN 1
Sekarsuli
Sila I yaitu “ Ketuhanan Yang Maha Esa” . Sejak zaman dahulu masyarakat
Indonesia tidak pernah putus-putusnya percaya kepada Tuhan. Sila pertama ini
mengandung nilai-nilai yang menjiwai keempat sila lainnya. Negara didirikan
sebagai penjawantahan tujuan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
Dalam kegiatan bernegara berdasarkan Pancasila, maka negara menjamin hak-hak
warga negara untuk dapat menjalankan keyakinan yang dianutnya.
Bedasarkan hasil Penelitian, kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli
yang mengimplementasikan nilai-niali Pancasila sila I ini yaitu dengan
membiasakan budaya mengucapkan salam dan berdoa sebelum dan setelah
pembelajaran. Kegiatan ini selalu dilakukan setiap hari. Pembelajaran dimulai
dengan dilaksanakan kegiatan membaca surat pendek bagi yang muslim dan
berdoa untuk yang non Islam. Dalam kegiatan ini juga terlihat toleransi antar
84
siswa yang Islam dan non Islam, dengan terbukti siswa tidak saling menggangu
dalam kegiatan beribadah. Selain itu, di sekolah juga diadakan kegiatan sholat
dhuha dan sholat dhuhur berjamaah di masjid sekolah. Siswa sudah terbiasa setiap
hari mengikuti kegiatan ini sehingga tidak perlu diminta guru, setiap jam sholat
mereka langsung menuju masjid. Pada kegiatan sholat juga dilaksanakan kegiatan
dzikir dan membaca doa bersama-sama yang dipimpin dan diawasi oleh guru.
Siswa non muslim yang tidak melaksanakan sholat juga terlihat sangat
menghormati dan tidak menggangu siswa yang sedang sholat. Sealin kegiatan
tersebut, di SDN 1 Sekarsuli juga diadakan kegiatan TPA yang melatih siswa
untuk belajar membaca Al-quran sebagai kitab suci umat muslim. Kegiatan
implementasi nilai-nilai Pancasila sila pertama di SDN 1 Sekarsuli sudah
mencerminkan beberapa nilai-nilai Pancasila sila pertama.
Hasil penelitian sesuai dengan arti dan makna sila Ketuhanan Yang Maha
Esa diantaranya Pengakuan adanya kausa prima yaitu Tuhan Yang Maha Esa,
menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah
menurut agamanya (Rukiyati dkk, 2010: 58). Hal ini juga sejalan dengan kaedah
implementasi nilai-nilai Pancasila sila pertama menurut Ketut Rindjin yaitu
sembahyang, berdoa, membaca buku suci, berguru pada tokoh agama, serta
mempunyai toleransi agama/ kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (Ketut
Ridjin, 2012: 192).
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teori dapat disimpulkan bahwa
implementasi nilai-nilai sila pertama Pancasila di SDN 1 Sekarsuli dilakukan
dengan membiasakan anak berdoa, mengucapkan salam, beribadah menurut
85
kepercayaan masing-masing siswa, membaca kitab suci, serta mengembangkan
rasa toleransi antar umat beragama dalam setiap kegiatan pembelajaran di sekolah.
Guru melakukan pengawasan pada setiap kegiatan pembelajaran siswa. Pada saat
kegiatan sholat berjamaah, guru selalu mengingatkan siswa untuk tertib mengikuti
kegiatan, membimbing siswa secara langsung dalam membaca kitab suci, serta
memeberikan contoh perilaku yang baik sesuai nilai-nilai sila pertama dengan ikut
langsung dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa.
b. Pengamalan Nilai-nilai Sila 2 (Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab) di
SDN 1 Sekarsuli
Kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli menunjukkan adanya
implementasi nilai-nilai sila kedua. Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat
bahwa implementasi nilai-nilai Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab dengan
membiasakan siswa untuk mengembangkan budaya senyum, salam, sapa, dan
menghormati kepada yang lebih tua. Kegiatan senyum salam sapa dibiasakan
dalam kegiatan sehari-hari siswa di sekolah. Budaya untuk menghormati orang
yang lebih tua dan menghormati hak-hak orang lain juga dibiasakan dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah. Menghormati hak orang lain dilakukan dengan
membiasakan mengantri dan menghargai pendapat oranglain.
Guru juga membiasakan siswa untuk bersikap sopan dan menegur siswa
yang tidak sopan. Guru membiasakan siswa untuk sopan dalam berbagai hal
seperti dalam kegiatan di dalam kelas maupun di luar kelas. Dalam kegiatan
pembelajaran ada beberapa siswa yang kurang sopan seperti berkata kasar dan
bercanda saat kegiatan sholat, guru langsung menegur dan mengingatkan siswa.
86
Guru juga memberikan kesempatan yang sama kepada siswa tanpa
memandang latar belakang siswa, jenis kelamin, dan lain sebagainya dalam
kegiatan pembelajaran atau melaksankan suatu tugas. Hal itu terlihat ketika guru
memberikan kesempatan kepada semua siswa dalam berpendapat, memimpin
siswa lain secara bergiliran, dan pembagian tugas piket secara adil. Siswa juga
terlihat sudah ada kepedulain dengan sesama dengan mau mengajari teman yang
tidak bisa, membagi makanan, maupun membantu dalam orang yang sedang
butuh bantuan. Sekolah juga membiasakan anak untuk menjenguk temannya yang
sedang sakit, hal ini akan dapat menumbuhkan rasa saling menyayangi antar
sesama manusia. Siswa biasanya diajak kerumah untuk menjenguk, namun jika
rumahnya jauh hanya perwakilan beberapa siswa saja yang menjenguk.
Darmdiharjo (1996) dalam Kaelan (2010: 81) bahwa konsekuensi nilai yang
terkandung dalam Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab adalah menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia sebagai makhluk Tuhan, menjunjung tinggi hak asasi
manusia, menghargai kesamaan hak dan derajat tanpa membedakan suku, agama,
ras keturunan, dan status sosial. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama
manusia, saling meghormati, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teori dapat disimpulkan bahwa
implementasi nilai-nilai sila kedua dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1
Sekarsuli dilakukan dengan membudayakan senyum, salam, sapa dalam kegiatan
pembelajaran. Guru juga membiasakan siswa untuk menghargai hak orang lain,
peduli terhadap sesama, serta berlaku adil. Kegiatan pembelajaran ini sesuai
87
dengan hakikat sila kedua yaitu menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan,
mengembangkan rasa saling mencintai, dan rasa saling menghormati.
c. Pengamalan Nilai-nilai Sila 3 (Persatuan Indonesia) di SDN 1 Sekarsuli
Implementasi nilai-nilai Pancasila sila Persatuan Indonesia di SDN 1
Sekarsuli dilaksanakan dengan berbagai cara. Menanamkan rasa cinta bangsa dan
tanah air, guru memulainya dengan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar yaitu
dengan mengadakan piket, merawat tanaman di sekolah, menjaga kebersihan
lingkungan, menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kegiatan piket diadakan di semua
kelas dengan pembagian setiap siswa mendapat bagian yang sama setiap
minggunya dan untuk pembagian kelompok setiap guru mempunyai pertimbangan
tersendiri sesuai keadaan siswa. Kegiatan merawat tanaman dilaksanakan setiap
hari senin setelah upacara, dan dilakukan oleh siswa dan guru. Pada pagi hari, saat
akan memulai pembelajaran materi, siswa juga menyanyikan lagu Indonesia Raya
secara bersama-sama dengan dipimpin oleh salah seorang siswa yang maju
kedepan. Siswa yang memimpin setiap harinya berganti sesuai gilirannya. Secara
tidak langsung sekolah juga mengajarkan rasa cinta tanah air dan bangga sebagai
bangsa Indonesia dengan dipasang foto Presiden, Wakil Presiden, serta Burung
Garuda di setiap kelas. Selain itu, di dalam kelas juga dipajang berbagai karya
siswa seperti hasil batik ikat celup, hasil mewarnai dan lain sebaginya yang dapat
menumbuhkan rasa bangga siswa terhadap karyanya
Nilai yang terkandung dalam sila ketiga yang lain yaitu nilai persatuan,
sekolah juga mengadakan kegiatan sholat bersama yang dapat menjadikan antar
siswa lebih akrab dan dapat membaur. Kegiatan sholat bersama ini dilakukan
88
setiap hari di masjid sekolah, yaitu sholat dhuha berjamaah dan sholat dhuhur
berjamaah. Dalam kegiatan sholat ini semua siswa dari berbagai kelas dijadikan
satu dan tidak dipisah berdasarkan kelas, jadi siswa dapat berbaur dengan siswa
lain dan merasa menjadi satu kesatuan sebagai siswa. Hal lain yang dilakukan
untuk menanamkan nilai persatuan yaitu dengan membiasakan gotong royong
dalam berbagai hal seperti dalam kegiatan piket dan merawat tanaman yang ada di
sekolah. Guru membiasakan untuk tertib dalam melaksanakan setiap kegitan
sekolah tersebut.
Guru juga mengajarkan nilai-nilai sila ketiga ini pada saat ada materi
pembelajaran yang sesuai contohnya saat ada materi Upacara Bendera di kelas 2,
guru mengajarkan bagaimana cara hormat yang benar, bagaimana sikap yang baik
saat upacara, mengenalkan lebih lanjut tentang lagu Indonesia Raya dan maksud
dari mengheningkan cipta. Contoh lain terlihat ketika kegiatan olahraga, guru juga
mengenalkan permainan tradisional gobak sodor. Dalam permainan ini juga
dituntut kerjasama antar siswa dalam tim dan sekaligus dapat mengenalkan
permainan tradisional pada anak. Pada halaman sekolah juga sudah disediakan
area bermain gobak sodor dan engklek. Berdasarkan wawancara dengan siswa
juga menunjukkan data bahwa siswa juga hafal beberapa lagu wajib nasional serta
menyukai permainan tradisonal Indonesia. Siswa juga diajarkan dengan budaya
yang ada di Indonesia seperti tari-tari dan juga batik. Kegiatan tari dilaksanakan
setiap hari sabtu sedangkan batik setiap kelas ada jadwalnya masing-masing. Pada
saat penelitian ini kegiatan membatik baru sampai belajar membauat pola di
kertas.
89
Hasil penelitian sesuai dengan nilai-nilai sila ketiga menurut Rukiyati dkk
(2013: 61) menyatakan bahwa pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam sila
Persatuan Indonesia adalah nasionalisme, cinta bangsa dan tanah air, menggalang
persatuan dan kesatuan bangsa, menghilangkan penonjolan atau kekuasaan
keturunan dan perbedaan warna kulit serta menumbuhkan rasa senasib dan
seperjuangan.
Inti dari nilai-nilai sila ketiga yaitu persatuan dan nasionalisme. Guru
mengimplementasikan nilai-nilai sila ketiga ini dengan berbagai kegiatan yaitu
pengenalan lagu wajib nasional, permainan tradisional, mencintai lingkungan
sekitar, dan membiasakan siswa untuk bergotong royong. Dengan berbagai
kegiatan diatas dan dengan bimbingan guru diharapkan nilai-nilai sila ketiga ini
dapat dipahami serta tertanam dalam diri siswa. Siswa juga diharapkan dapat
mengamalkannya dalam kegiatan sehari-hari. Dengan pengamalan nilai-nilai sila
ketiga ini siswa akan mempunyai rasa nasionalisme, persatuan, cinta bangsa dan
tanah air serta bangga sebagai bangsa Indonesia.
d. Pengamalan NIiai-nilai Sila 4 (Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan) di SDN
1 Sekarsuli
Implementasi nilai-nilai Pancasila sila Kerakyatan Yang dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Perwakilan dalam kegiatan
pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli yaitu yang pertama guru memberikan
kesempatan yang sama kepada siswa untuk dapat menyampaikan pendapatnya.
Guru memberikan kesempatan siswa menyampaikan pendapatnya, seperti pada
90
saat pembelajaran siswa dibolehkan bertanya, menyampaikan jawabannya dan
menyampaikan idenya. Siswa juga terlihat sudah berani menyampaikan
pendapatnya di dalam kelas.
Pada ruang kelas juga terdapat susunan kepengurusan kelas yaitu ketua,
sekretaris dan bendahara. Penentuan pengurus kelas dilaksanakan secara
musyawarah. Menurut penuturan guru kelas 6, guru hanya sebgai fasilitator, siswa
yang menentukan berdasarkan pilihannya. Guru kelas 2 juga menyampaikan
bahwa pemilihan pengurus kelas dilakukan dengan pemilihan. Siswa diminta
menuliskan nama siswa yang ia tunjuk di selembar kertas, kemudian dihitung.
Siswa yang paling banyak dipilih menjadi ketua, kemudia selanjutnya menjadi
sekretaris dan bendahara. Namun pada kelas rendah, susunan kepengurusan kelas
belum dapat sepenuhnya berjalan. Selain hal tersebut, guru juga memberikan
tanggung jawab kepada siswa untuk berani memimpin temannya secara
bergantian dalam beberapa kegiatan sekolah seperti memimpin baris dan
memimpin bernyanyi. Siswa secara bergantian melaksanakan tugas ini setiap hari.
Setiap siswa akan mendapat giliran sehingga pada akhirnya semua dapat
merasakan menjadi seorang pemimpin walupun dalam kegiatan kecil dan
sederhana.
Pada saat pembelajaran di sekolah tentunya pernah ada suatu masalah.
Masalah dapat terjadi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, maupun
guru dengan guru. Namun yang paling sering terjadi adalah masalah antar siswa.
Siswa sering berbeda pendapat, mengejek, dan bermain berlebihan yang pada
akhirnya dapat menimbulkan konflik dan permusuhan antar siswa. Dalam
91
menghadapi konflik antar siswa tersebut guru menyelesaikan masalah antar siswa
tersebut dengan musyawarah untuk mendapat keputusan yang adil dan bijaksana.
Guru akan mencari informasi dari kedua belah pihak yang berselisih dan
menyelesaikan masalahnya dengan musyawarah dan seadil mungkin, sehingga
tidak menimbulkan permasalahan lain bagi siswa.
Hasil penelitian sesuai dengan pendapat Kelan (2010: 82), menyatakan
bahwa dalam sila kerakyatan terkandung nilai demokrasi yang secara mutlak
harus dilaksanakan dalam hidup bernegara. Rukiyati (2013: 62) juga menyatakan
bahwa hakikat utama sila keempat ini adalah demokrasi dan permusyawaratan.
Demokrasi dalam arti umum yaitu, pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat. Permusyawaratan artinya mengusahakan putusan bersama secara
bulat, baru setelah itu diadakan tindakan bersama.
Inti dari nilai-nilai sila keempat yaitu demokrasi dan musyawarah mufakat.
Kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli mengimplementasikan nilai-nilai sila
keempat ini dengan memberikan kesempatan yang sama kepada siswa untuk
menyampaikan pendapat, mengajarkan demokrasi, serta menyelesaikan masalah
dengan mengedepankan musyawarah mufakat. Guru dalam kegiatan pembelajaran
selalu menerima masukan dari siswa dan berusaha bersikap bijaksana dalam
menghadapi setiap permasalahan dalam kegiatan pembelajaran.
e. Pengamalan Nilai-nilai sila 5 (Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia) di SDN 1 Sekarsuli
Implementasi nilai-nilai sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli diwujudkan guru dengan
92
memberikan kesempatan yang sama kepada anak untuk berpendapat dan berlaku
adil terhadap anak. Guru menanggapi jawaban siswa tanpa membeda-bedakan
siswa. Contoh lain yaitu guru pada saat pembelajaran di kelas 3 ada beberapa
siswa yang tidak membawa penggaris, guru berusaha meminjami penggaris untuk
semua siswa yang tidak membawa penggaris. Guru juga memberikan kesempatan
sama kepada anak untuk dapat memimpin temannya dalam menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan memimpin barisan secara bergiliran.
Siswa juga terlihat tidak pilih-pilih dalam berteman. Siswa mau berteman
dengan siapa saja di dalam kelas. Siswa juga mau berbagi dengan temannya, hal
ini ditunjukkan saat siswa kelas 2 ada kegiatan menggambar siswa mau membagi
pewarnanya dengan siswa lain serta siswa juga mau bermain bersama mainan
milik salah satu siswa. Dengan berbagai kebiasaan dan kegiatan tersebut
diharapkan siswa dapat menerapkan nilai-nilai keadilan sosial dalam
kehidupannya sehari-hari.
Rukiyati dkk (2013: 63) menyatakan pokok pikiran yang perlu dipahami
dalam sila kelima ini adalah kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam
arti dinamis dan meningkat, seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan
bagi kebahagiaan bersama menurut potensi masing-masing, serta melindungi yang
lemah agar kelompok warga masyarakat dapat bekerja sesuai bidangnya. Nilai
keadilan harus tercermin dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan hasil penelitian dan kajian teori dapat disimpulkan bahwa
implementasi nilai-nilai sila kelima dilakukan dengan guru bersikap adil terhadap
semua siswa dan mengajarkan siswa untuk mau berbagi dengan sesama. Siswa
93
juga sudah terlihat tidak pilih-pilih dalam berteman dan sudah muncul rasa peduli
terhadap sesama teman lainnya dengan mau berbagi. Keadilan dapat diwujudkan
dengan memberikan hak kepada orang lain sesuai haknya, berlaku adil, tidak
menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum, suka bekerja keras, suka menghargai hasil karya orang lain yang
bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
2. Faktor Pendukung dan Penghambat Implementasi Nilai-nilai sila
Pancasila dalam Pembelajaran
Ada beberapa pendukung dan penghambat dalam implementasi nilai-nilai
sila Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di SDN 1 Sekarsuli. Hal ini dapat
dilihat sebagai berikut:
a. Faktor Pendukung Implementasi Nilai-nilai sila Pancasila
Faktor pendukung implementasi nilai-nilai Pancasila di SDN 1 Sekarsuli
datang dari kepala sekolah, guru, Dinas Pendidikan, dan lingkungan sekolah yang
mendukung dalam implementasi nilai-nilai Pancasila. Kepala Sekolah dan dinas
Pendidikan mendukung dengan mengadakan program atau kebijakan sekolah
yang dapat meningkatkan pengamalan nilai-nilai Pancasila. Pemerintah juga
mengembangkan pendidikan karakter yang didalamnya mengandung dari nilai-
nilai luhur Pancasila. Kepala Sekolah juga mengadakan kebijakan seperti kegiatan
pengembangan seni anak dan kegiatan keagamaan. Dinas Pendidikan juga
memantau kegiatan sekolah seperti contohnya pada saat kegiatan sholat
berjamaah, saat ada petugas dari Dinas, kemudian petugas tersebut memberikan
bacaan doa-doa untuk di fotocopy agar siswa dapat hafal dan mengerti doa-doa
94
setelah sholat. Hal ini menunjukan kepedulian Dinas Pendidikan terhadap
penyelenggaraan pendidikan di Sekolah.
Guru sebagai pelaksana menanamkan dalam diri siswa dalam berbagai
kegiatan. Guru menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di
sekolah, seperti yang telah diuraikan pada bagian implementasi di atas. Guru
memasukkan nilai-nilai Pancasila dalam memilih metode mengajar,
mengembangkan kegiatan siswa yang mengimplementasikan nilai-nilai sila
Pancasila, serta memasukkannya dalam materi pelajaran.
Lingkungan sekolah juga sudah cukup mendukung dalam implementasi
nilai-nilai sila Pancasila. Guru sudah memanfaatkan lingkungan yang ada di
sekolah untuk mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pada anak. Guru
memanfaatkan lingkungan seperti menanamkan anak untuk cinta lingkungan,
menjaga lingkungan dan mengenalkan permainan tradisional pada anak. Guru
juga sudah memanfaatkan lingkungan yang ada di sekolah seperti masjid,
perpustakaan, taman, dan berbagai buku bacaan yang ada di sekolah.
b. Faktor Penghambat dan Upaya Sekolah Mengatasi Hambatan Dalam
Implementasi Nilai-nilai Pancasila
Hambatan yang dialami sekolah dalam implementasi nilai-nilai Pancasila
yaitu jika lingkungan anak di rumah atau masyarakat kurang mendukung maka
akan sulit untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila di sekolah. Guru sudah
menanamkan nilai-nilai Pancasila di sekolah namun apabila di rumah anak
mendapatkan contoh yang kurang baik dari lingkungan keluarga maupun
lingkungan tempat tinggal anak, maka hal ini akan mempengaruhi keberhasilan
95
penanaman nilai-nilai Pancasila pada anak. Hal ini sependapat dengan pendapat
Rita Eka dkk (2013: 16) yang menyatakan bahwa salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan anak yaitu pola asuh dan kasih sayang dari orang
tua. Bagaimana Individu terbentuk dapat dipengaruhi oleh pembiasaan-
pembiasaan yang terjadi pada situasi rumah.
Hal lain yang menjadi hambatan guru dalam implementasi nilai-nilai
Pancasila di SDN 1 Sekarsuli yaitu karakter anak. Setiap anak tentunya
mempunyai karakter yang berbeda-beda. Berdasarkan observasi, ada anak yang
sulit dinasehati. Anak yang sulit diberi nasihat ini akan meyulitkan guru dalam
mengarahkan anak untuk dapat mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
Upaya yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan tersebut yaitu
dengan pembiasaan disekolah, diingatkan di sekolah, dan dilakukan pembinaan
oleh sekolah. Anak setiap hari dibiasakan di sekolah agar dapat mengamalkan
nilai-nilai Pancasila dengan berbagai kegiatan. Selain itu, guru juga selalu
berusaha untuk terus mengingatkan dan menasehati siswa yang bertindak
melanggar nilai-nilai Pancasila. Diharapkan dengan pembiasaan di sekolah anak
dapat mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-harinya.
96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Implementasi nilai-nilai Pancasila di SDN 1 Sekarsuli dilakukan melaui
beberapa kegiatan pembelajaran di sekolah. Guru memasukkan nilai-nilai
Pancasila dalam metode mengajar dan dalam pembelajaran sehari-hari siswa.
Faktor pendukung dari implementasi nilai-nilai Pancasila berasal dari Dinas
Pendidikan, kepala sekolah, guru, dan lingkungan. Hambatan dari implementasi
nilai-nilai Pancasila yaitu pengaruh lingkungan anak di luar sekolah yang kurang
mendukung akan berpengaruh pada anak saat di sekolah.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan , peneliti dapat memberikan
saran yaitu sebagai berikut:
1. Guru diharapkan dapat terus meningkatkan upaya dalam
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran.
2. Guru diharapkan lebih dapat mempersiapkan pembelajaran dengan baik serta
mengembangkan metode mengajar yang baik dan inovatif.
3. Masyarakat hendaknya mendukung dalam implementasi nilai-nilai Pancasila
dengan membiasakannya juga di rumah dan membimbing anak di rumah
dengan baik.
97
Daftar Pustaka
Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Burhanuddin Salam. 1996. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: CV Rineka Cipta.
Daryono. (2008). Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Diana, R. (1992). Pancasila Dasar Filsafat Negara. Jakarta: CV Rajawali.
Eka, R, et al. (2013). Perkembangan PesertaDidik.Yogyakarta: UNY Press.
Hadi, P.H. (1994). Hakikat dan Muatan Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Kanisius.
Hamalik, O. (2010). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Herdiansyah, Harris. (2015). Wawancara, Observasi, dan focus groups sebagai instrument Penggalian Data Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
ht tp:/ / www.kemendikbud.go.id/ main/ sekolah-dasar. diakses pada 7 Januari 2017
Kaelan. (2010). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Kaelan. (1996). Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Paradigma.
Ketetapan Majelis Perwusyawaratan Rakyat Nomor 1 Tahun 2003
Marini, A. (2014). Manajemen Sekolah Dasar. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
Narmoatmojo, W. (2014). Seri Pendidikan Politik buku 1 Pancasila dan UUD 1945.Yogyakarta: Ombak.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016.
Rindjin, K. (2012).Pendidikan Pancasila untuk perguruan tinggi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rukiyati, Purwastuti, L.A., Dwikurniani,D., et al. (2013). Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY Press.
Sarinah, Muhtar Dahri, & Harmaini. (2016). Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Deepublish .
Sugihartono, Fathiyah, K.N., Setiawati, F.A. (2013). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Sugiyono.(2013).Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alvabeta.
98
Sulasmono, B.S. (2015). Dasar Negara Pancasila. Sleman: PT Kanisius.
Sunoto. (1995). Mengenal Filsafat Pancasila: Pendekatann Melalui Metafisika, Logika dan Etika. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya.
Suparman. (2012). Pancasila. Jakarta Timur: Balai Pustaka.
Susanti, D. (2013). ”Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan PKK di desa Kunir Kecamatan Dempet Kabupaten Demak”. Diambil dari lib.unnes.ac.id/19978/3301409054.pdf pada 10 Januari 2017.
Susilo, M.J. (2008). Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.
Usman, N. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Winarno.(2007). Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Bumi Aksara.
99
LAMPIRAN
100
Lampiran 1
PEDOMAN MEMPEROLEH DATA
IMPLEMENTASI PENGAMALAN NILAI- NILAI SILA PANCASILA
DALAM KEGAIATAN PEMBELAJARAN DI SDN 1 SEKARSULI
A. Kegiatan Observasi mencari informasi tentang :
1. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran
2. Kesiapan guru dalam mengajar
3. Metode yang digunakan guru dalam mengajar
4. Interaksi antara guru dan peserta didik
5. Respon peserta didik saat pembelajaran
6. Pembelajaran pengamalan nilai-nilai pancasila
B. Kegiatan mengumpulkan Dokumen tentang :
1. Profil Sekolah
2. Visi dan Misi Sekolah
3. Kurikulum Sekolah
4. Jadwal pelajaran di Sekolah
5. Sarana dan Prasarana Sekolah
6. Bahan Ajar
7. Media Pembelajaran
8. Catatan kegiatan
9. Foto-foto kegiatan
101
10. Dokumen pendukung lainnya yang dianggap perlu dan mendukung
penelitian
C. Pedoman Wawacara diajukan kepada :
1. Kepala Sekolah SDN 1 Sekarsuli
2. Guru SDN 1 Sekarsuli
3. Siswa SDN 1 Sekarsuli
102
Lampiran 2
PEDOMAN WAWANCARA
A. Nama Responden : Kepala Sekolah
B. Pelaksanaan :
Hari/ Tanggal :
Waktu :
Tempat :
1. Bagaimana sejarah perkembangan sekolah SDN 1 Sekarsuli?
2. Apa saja yang menjadi visi dan misi SDN 1 Sekarsuli?
3. Kurikulum apa yang digunakan di SDN 1 Sekarsuli?
4. Menurut ibu apakah penting untuk dilakukan penanaman nilai-nilai
Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
5. Bagaimana strategi sekolah dalam mengimplementasikan pengamalan
sila Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
6. Bagaimana peran kepala sekolah dan guru dalam
mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah?
7. Apa saja wujud konkrit yang telah dilakukan sekolah dalam
mengimplementasikan pengamalan nilai sila Pancasila dalam
pembelajaran di sekolah?
8. Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah yang
mendukung implementasi pengamalan nilai-nilai sila Pancasila?
103
9. Apakah lingkungan yang ada di sekolah sudah mendukung dalam
pengamalan nilai sila Pancasila di Sekolah?
10. Menurut ibu, apakah bapak ibu guru di SDN 1 Sekarsuli sudah
memanfaatkan lingkungan sekolah dan sarana prasarana yang ada di
sekolah untuk mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila
dengan baik?
11. Menurut ibu, apakah teladan dari guru penting dan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan pengamalan nilai-nilai sila pancasila pada anak?
12. Apakah sekolah pernah mengadakan suatu kegiatan khusus yang dapat
menanamkan nilai-nilai Pancasila pada anak?
13. Apa saja faktor-faktor pendukung dalam implementasi pengamalan
sila pancasila di sekolah?
14. Apa hambatan yang dialami sekolah dalam mengimplementasikan
pengamalan nilai-nilai Pancasila di Sekolah?
15. Apa upaya yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan-
hambatan tersebut?
104
Lampiran 3
PEDOMAN WAWANCARA
A. Nama Responden : Guru
B. Pelaksanaan :
Hari/ Tanggal :
Waktu :
Tempat :
1. Menurut ibu apakah penting untuk dilakukan penanaman nilai-nilai
Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
2. Apa strategi pembelajaran yang sering ibu gunakan di dalam
pembelajaran?
3. Apakah ada kegiatan yang dilakukan siswa dan guru sebelum
pembelajaran dimulai? Jika ada kegiatan apa?
4. Apakah ibu selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa bersama?
5. Apakah ibu memberikan kesempatan siswa untuk mengajukan
pertanyaan atau berpendapat? Jika iya, biasanya pada saat apa hal itu
dilakukan?
6. Apakah ibu memberikan kesempatan yang sama kepada siswa jika
ingin menyampaikan pendapat?
7. Apakah ibu sering meminta siswa untuk bekerja kelompok saat
mengerjakan tugas di sekolah?
105
8. Apakah ada jadwal piket untuk membersihkan kelas? Jika ada
bagaimana pembagian tugas siswa dalam piket?
9. Bagaimana dengan susunan kepengurusan kelas di kelas ibu?
10. Pada saat pembentukan kepengurusan kelas, apakah dilakukan dengan
musyawarah kelas atau langsung ditentukan?
11. JIka ada siswa yang sakit, apakah siswa biasanya diajak menjenguk
kerumah?
12. Di depan kelas ada tanaman, apakah siswa dilibatkan secara langsung
dalam merawat tanaman yang ada di depan kelas?
13. Apakah sering ada konflik antar siswa di dalam kelas? Jika ada
bagaimana biasanya masalah tersebut diselesaikan?
14. Apakah ada pembelajaran yang berkaitan dengan budaya atau
kesenian yang ada di lingkungan sekitar?
15. Bagaimana sikap ibu dalam menghadapi siswa siswi yang melanggar
nilai-nilai Pancasila?
16. Menurut ibu, apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah
mendukung dalam pengamalan nilai-nilai sila Pancasila pada anak?
17. Apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh siswa dan guru?
18. Apa faktor pendukung dalam mengimplementasikan pengamalan
nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran?
106
19. Apa saja hal-hal yang menjadi hambatan dalam pengamalan nilai-nilai
sila Pancasila dalam pembelajaran?
20. Bagaimana usaha ibu dalam mengatasi hambatan atau masalah
tersebut?
107
Lampiran 4
PEDOMAN WAWANCARA
A. Nama Responden : Siswa
B. Pelaksanaan :
Hari/ Tanggal :
Waktu :
Tempat :
1. Apakah kamu selalu mengikuti salam pagi bersama guru? Apa yang
kamu lakukan saat salam pagi?
2. Apakah kamu selalu berdoa sebelum memulai mengikuti pelajaran?
3. Apakah kamu suka bekerja sama dengan temanmu?
4. Apakah kamu suka menyampaikan pendapat di dalam kelas?
5. Apakah kamu suka mencontek dalam pembelajaran?
6. Apakah kamu selalu melaksanakan piket kelas?
7. Jika di dalam kelas ada yang berbeda pendapat denganmu, bagaimana
sikapmu terhadap perbedaan itu?
8. Apakah kamu ikut merawat tanaman yang ada di depan kelasmu?
9. Jika ada temanmu yang sakit, apa yang akan kamu lakukan?
10. Apakah kamu memilih-milih orang dalam berteman?
11. Apakah ada kegiatan sekolah yang menarik minatmu? Jika ada
kegiatan apa?
12. Apakah kamu mau meminta maaf jika punya salah terhadap teman?
108
13. Apakah kamu selalu mengikuti upacara bendera dengan tertib?
14. Apa saja lagu-lagu wajib nasional yang kamu ketahui?
15. Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah seperti
sholat dhuha di masjid sekolah?
16. Apakah kamu menaati peraturan yang ada di sekolah?
17. Apakah kamu suka dengan permainan tradisional atau tari-tarian
daerah?
18. Apa saja fasilitas yang ada di sekolah yang sering kamu gunakan?
109
Lampiran 5
HASIL OBSERVASI
(Observasi 1)
Tanggal 30 Januari 2017, peneliti selesai mengurus ijin dari Bappeda
kabupaten Bantul. Peneliti kemudian datang ke sekolah untuk mengkonfirmasi
tanggal mulai penelitian dan dua orang guru SDN 1 Sekarsuli pada hari itu.
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas 3 dan guru kelas 6 SDN 1
Sekarsuli. Guru dan Kepala Sekolah sangat ramah dalam menanggapi wawancara.
Pada saat itu saya juga bertemu dengan beberapa siswa, siswa-siswa SDN 1
Sekarsuli menyapa dan berjabat tangan. Pada hari itu saya juga melanjutkan
observasi mengenai lingkungan sekolah dan mengumpulkan beberapa data
observasi lingkungan sekolah seperti jadwal pelajaran, visi dan misi sekolah, dan
lain-lain.
110
HASIL OBSERVASI
(Observasi 2)
Observasi tanggal 31 Januari 2017, dimulai sejak pagi hari yaitu pukul
06.30. Pada pagi hari kegiatan dimulai dengan diadakannya salam pagi yang
berlangsung di halaman sekolah. Salam pagi merupakan kegiatan rutin yang
dilakukan setiap pagi sebelum anak masuk sekolah. Kegiatan salam pagi
dilakukan dengan siswa berjabat tangan dengan guru di halaman sekolah. Siswa
berjabat tangan dan biasanya mengucapkan selamat pagi atau assalamualaikum.
Pada kesempatan ini guru menanyakan kabar siswa dan menyapanya sambil
tersenyum. Namun kegiatan salam pagi pada tanggal 31 Januari 2017 hanya
dilakukan oleh beberapa guru saja belum semua guru melakukan kegiatan salam
pagi ini. Kegiatan salam pagi ini merupakan salah satu cara untuk mewujudkan
kebiasaan senyum, salam sapa. Tulisan senyum salam, dan sapa juga tertempel
pada pintu masuk ruang kelas 1.
Pada pagi hari juga terlihat aktivitas siswa melakukan kegiatan bersih-bersih
di kelas sesuai jadwal piket. Pada pagi ini siswa kelas 6 yang terlihat sangat rajin
membersihkan kelas. Terlihat siswa saling bergotong royong menyapu dan
membuang sampah yang ada dikelas. Namun piket kelas ini belum terlihat pada
siswa kelas rendah seperti kelas 1 dan kelas 2. Siswa kelas 1 dan kelas 2 masih
suka berlari-larian di halaman sekolah, hal ini dimaklumi karena memang mereka
masih pada tahap anak yang suka bergerak dan bermain.
Setelah jam menunjukkan pukul 07.00 bel masuk berbunyi. Semua siswa
baris didepan kelas mereka masing-masing. Pada saat baris, ada salah satu siswa
yang memimpin barisan di depan. Salah satu siswa tersebut memberikan aba-aba
untuk merapikan barisan dan masuk dengan tertib. Pada saat masuk kelas, siswa
berjabat tangan dengan guru kelas masing-masing. Siswa masuk dengan tertib ke
kelas masing-masing.
111
Setelah siswa masuk kelas, guru kemudian juga mengikuti masuk ke kelas
masing-masing. Pada pagi ini saya melakukan observasi di kelas 3 SDN 1
Sekarsuli. Setelah masuk kelas, guru kelas 3 meminta siswa berdoa bersama
untuk mengawali pembelajaran. Doa ini dipimpin oleh salah satu siswa kelas 3.
Setelah selesai berdoa, guru mengucapkan selamat pagi dan Assalamualaikum
untuk membuka pelajaran. Setelah salam, siswa dan guru bersama-sama membaca
surat Al-Fathihah. Setelah membaca al-Fathihah salah satu siswa diminta
memimpin membaca surat ad-dhuha. Setelah selesai membaca surat Ad-dhuha,
semua yang ada di kelas diminta berdiri oleh guru dan bersama-sama
menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pada saat menyanyikan lagu Indonesia Raya
ini ada salah satu siswa yang mempimpin di depan yang pada saat itu
mendapatkan giliran memimpin. Jadi yang menjadi pemimpin dalam
menyanyikan lagu Indonesia Raya digilir bergantian setiap hari. Setelah
menyanyikan lagu, guru menanyakan kabar siswa. Pada hari itu ada siswa yang
tidak masuk yang berinisial N, siswa tersebut menurut perkataan guru sering tidak
masuk. Guru meminta jika ada siswa yang bertemu dengannya untuk menanyakan
kabarnya dan memintanya untuk segera masuk ke sekolah.
Mata pelajaran pertama pada hari selasa adalah matematika. Guru
memeriksa tugas yang telah diberikan sebelumnya, ternyata ada siswa yang belum
mengerjakan tugas tersebut. Kemudian guru menyita sementara uang saku siswa
tersebut, namun sepertinya hal tersebut sudah menjadi kesepakatan bersama
sebelumnya, karena semua siswa sudah tahua apa yang harus dilakukan jika tidak
mengerjakan PR. Setelah itu siswa yang bersangkutan diminta segera
mengerjakan PRnya tersebut. Siswa secara bergiliran mencocokkan PR
matematika mengenai membaca pecahan, tanda pertidaksamaan pecahan dan
operasi hitung pecahan biasa. Suara guru saat mencocokan soal sangat lantang.
Dari hasil pekerjaan siswa ternyata ada beberapa siswa yang belum paham
mengenai materi operasi penjumlahan pecahan biasa, untuk itu guru memberikan
soal tambahan dan mencontohkan cara mengerjakannya di depan kelas. Guru
mencontohkan cara mengerjakannya dengan menulisnya di papan tulis. Pada saat
mencocokkan latihan yang kedua, guru menawarkan pada siswa siapa yang ingin
112
maju ke depan kelas. Kemudian siswa satu persatu mengerjakan soal di depan
kelas. Setelah selesai guru memberikan latihan soal lagi mengenai operasi
penjumlahan pecahan biasa.
Sementara siswa mengerjakan latihan soal, Peneliti mengobservasi
lingkungan ruang kelas 3 SDN 1 Sekarsuli. Di dalam kelas terdapat beberapa
fasilitas untuk belajar seperti meja, kursi, papan tulis, alat tulis, almari, buku-
buku, penggaris, dan penghapus. Selain alat-alat untuk pembelajaran, di ruang
kelas juga terdapat garuda Pancasila, Presiden, Wakil Presiden, beberapa tokoh
wayang, daftar program karakter yang coaba dikembangkan, dan tulisan huruf
jawa Hanacaraka. Hal yang menarik selanjutnya yang ada dikelas yaitu
dipajangnya beberapa karya siswa yang pernah dibuat seperti : batik ikat celup,
gambar mozaik, hasil mewarnai, hasil anyaman, dan hasil karya siswa lainnya.
Hal ini menimbulkan kebanggan siswa tersendiri karena pada saat melihat karya
tersebut ada salah satu siswa yang menyatakan pada saya bahwa gambarnya
bagus.
Siswa kemudaian diminta mengerjakan di depan kelas, terutama yang
ditunjuk guru yang terlihat rame sendiri dan belum bisa. Guru juga membimbing
siswa yang belum bisa saat maju mengerjakan di depan kelas. Guru juga mencoba
memotivasi agar salah satu siwa mau mengerjakan dengan memanggil “ayo cah
bagus”. Suasana di dalam kelas cukup kondusif, namun ada beberapa siswa yang
rame, kemudian diingatkan oleh guru serta ada salah satu siswa berinisial F yang
selama pelajaran tidak memperhatikan dan selalu tertinggal dalam mengerjakan
walupun sudah berkali-kali ditegur dan diingatkan guru. Guru sudah mencoba
menyuruh siswa untuk maju dan duduk di depan guru untuk diajari, namun siswa
tersebut tetap tidak mau.
Setelah hasil pekerjaan dicocokkan, siswa kemudian diberi tugas
mengerjakan soal yang ada di buku, materi mengenai bangun datar. Siswa diminta
menjiplak dan menggambar bangun datar yang ada dalam buku tersebut. Pada
kegiatan kali ini terlihat ada siswa yang sudah bisa mengajari siswa yang belum
paham. Guru memberikan siswa waktu untuk menngerjakan sampai istirahat, jika
113
tidak selesai dijadikan PR. Pada kesempatan ini guru juga meminjami siswa yang
tidak membawa penggaris.
Pada pukul 09.00 semua siswa keluar kelas dan menjalankan sholat dhuha
bersama di masjid. Sholat dhuha ini merupakan kegiatan rutin di SDN 1 Sekarsuli.
Siswa tanpa diminta guru sudah dengan sendirinya menuju ke masjid dan
membawa perlengkapan sholat mukena untuk yang putri. Sebelum sholat siswa
juga terlihat tertib dalam mengantri wudhu dan tidak berebut, walaupun ada
beberapa siswa yang masih bercanda bermain air dengan temannya. Setelah
semua siswa selesai wudhu siswa melaksanakan sholat dhuha berjamaah yang
dipimpin oleh salah satu staff SDN 1 Sekarsuli yaitu pak Ismanto. Sholat
dilakukan dengan dua rakaat. Setelah sholat, siswa melakukan dzikir dan
membaca doa-doa secara bersama-sama. Pada saat dzikir dan membaca doa ada
beberapa siswa yang bercanda dan tidak serius sehingga ditegur oleh salah satu
guru dan diminta melafalkan kembali dzikir dan doa yang tadi telah dibaca.
Setelah selesai sholat, siswa istirahat di luar kelas dengan jajan di kantin maupun
mengobrol bersama teman di halaman sekolah.
Setelah bel masuk berbunyi, siswa masuk ke kelas masing-masing. Siswa
kelas 3 masuk ke kelas dan melanjutkan pelajaran selanjutnya yaitu bahasa jawa.
Pelajaran bahasa jawa dilakukan dengan mengerjakan soal-soal. Pada saat
mengerjakan ada siswa yang berasal dari luar daerah yang baru saja pindah ke
SDN 1 Sekarsuli, untuk itu guru membimbingnya dalam mengerjakan di depan
kelas dan dibantu menterjemahkan dalam memahami soal bahasa jawa. Pada
pelajaran bahasa Jawa ini banyak siswa yang bertanya mengenai maksud suatu
kata dan guru menanggapi semua siswa yang bertanya. Guru juga sempat
menegur siswa yang kurang sopan. Setelah semua selesai soal dicocokkan dan
diberi nilai. Cara mencocokkannya dengan menukarkan pekerjaannya dengan
siswa lain.
Setelah jam pelajaran bahasa jawa selesai, siswa melanjuutkan pelajaran
Bahasa Indonesia. Pada awal pembelajaran bahasa Indonesia guru mengingatkan
materi sebelumnya dan menjelaskan beberapa pengertian dari suatu kata. Siswa
114
diminta membuat puisi mengenai benda yang ada di sekitarnya setelah terlebih
dahulu diberi contoh oleh guru. Siswa diminta mengamati lingkungan yang ada
disekitarnya dan membuat puisi sederhana 2 bait dengan masing-masing bait
berjumlah 4 baris. Siswa menulisnya diselembar kertas kemudian dikumpulkan
kepada guru. Pada pukul 11.00 siswa istirahat kedua, pada kesempatan ini peneliti
melakukan wawancara kepada salah satu siswa di kelas 3 dan juga kepala sekolah
SDN 1 Sekarsuli. Setelah jam masuk kembali berbunyi, siswa melanjutkan tugas
mereka membuat puisi tentang benda yang ada di lingkungan kelas siswa.
Pada pukul 12.00 siswa kelas 3 bersiap-siap untuk sholat dhuhur di masjid.
Setelah imam datang dan siswa kelas lain juga sudah siap siswa dan guru
bersama-sama melaksanakan sholat dhuhur di masjid. Setelah sholat dhuhur,
dilakukan kegiatan dzikir dan membaca doa bersama seperti pada sholat dhuha.
Setelah selesai sholat, siswa kelas 3 kembali ke kelas. Guru kemudian menutup
pelajaran dengan berdoa bersama-sama.
115
HASIL OBSERVASI
(Observasi 3)
Observasi tanggal 1 Februari 2017, dimulai pukul 06.30 pagi. Pada pagi hari
seperti biasa kegiatan di sekolah dimulai dengan kegiatan salam pagi di halaman
sekolah. Para siswa berangkat sekolah dan bersalaman dengan beberapa guru dan
peneliti. Pada kesempatan ini hanya ada beberapa guru yang ikut dalam kegiatan
salam pagi. Pada kegiatan salam pagi ini siswa berjabat tangan dan mengucapkan
salam atau hanya sekedar tersenyum. Pada pagi ini juga terlihat beberapa aktivitas
siswa yang sedang bersih-bersih kelas, ada juga siswa yang baru saja membuang
sampah dari tong sampah ke pembuangan sampah bersama di sekolah. Selain
siswa bersih-bersih, ada beberapa siswa terlihat duduk-duduk dan mengobrol
tentang suatu hal serta ada yang bermain bersama teman-teman terutama untuk
anak usia kelas rendah. Pada saat siswa berangkat siswa ada yang diantar dan ada
yang menggunakan sepeda atau jalan kaki. Siswa yang menggunkan sepeda
memarkinkan sepedanya di tempat biasanya dengan rapi walaupun ada beberapa
siswa yang memarkinnya dengan kurang rapi.
Jam 07.00 jam masuk berbunyi. Siswa langsung berbaris di depan kelas
masing-masing dan bersiap masuk kelas. Ada siswa yang bertugas mengatur
barisan. Siswa yang guru kelasnya sudah hadir langsung masuk ke kelas sambil
berjabat tangan dengan guru kelasnya, namun bagi yang guru kelasnya belum
hadir siswa langsung masuk saja ke dalam kelas. Pada pagi ini peneliti melakukan
observasi pada kelas 2 SDN 1 Sekarsuli. Pada pagi ini guru kelas 2 belum datang,
tetapi siswa secara mandiri sudah melakukan apa yang menjadi kebiasaan mereka
setiap pagi yaitu berdoa bersama dan menyanyikan lagu Indonesia Raya. Pada
saat menyanyikan lagu Indonesia Raya, ada salah satu siswa yang memimpin di
depan kelas. Pembagian siapa yang memimpin di kelas dilakukan dengan cara
bergiliran, jadi setiap siswa nantinya akan mendapatkan giliran untuk memimpin.
Setelah selesai menyanyikan lagu Indonesia Raya semua siswa mengucapkan
“Terima kasih mas Dandi, Mas Dandi hebat”. Dandi adalah siswa yang bertugas
116
pada hari ini. Hal itu merupakan wujud penghargaan kepasa siswa yang telah
memimpin di depan.
Pada saat siswa selesai menyanyikan lagu Indonesia Raya, Guru kelas 2
baru masuk ke kelas. Bu guru langsung menyapa siswa dan berkeliling berjabat
tangan dengan siswa. Setelah berkeliling, guru berdoa sendiri di depan karena
siswa yang lain telah berdoa sebelum guru datang. Setelah itu, kegiatan
selanjutnya yaitu siswa dan guru bersama-sama membaca surat al-Fathihah dan
membaca beberapa surat pendek. Setelah membaca surat pendek, guru
mengucapkan terimakasih karena semua siswa datang dan mengingatkan siswa
untuk menjaga kesehatan. Guru selanjutnya menanyakan siswa yang hari ini mau
menabung, kemudian siswa mengumpulkan buku tabungannya di depan kelas
bagi siswa yang akan menabung. Sebelum pelajaran dimulai guru mengingatkan
perjanjian kepada siswa agar tidak rame dan jika rame akan mendapat hukuman
yaitu menulis atau menyapu kelas.
Siswa yang piket pada hari itu diminta guru untuk membagikan buku paket
bahasa Indonesia kepada teman-temannya. Siswa diminta membaca terlebih
dahulu bacaan yang ada di buku tersebut. Setelah selesai kegiatan membaca guru
meminta siswa membuka buku paket halaman 24 tentang teks Upacara Bendera.
Siswa diminta membacanya dan guru mengingatkan agar siswa memperhatikan
tanda baca bacaan dalam membaca. Selanjutnya guru meminta siswa untuk
membacakannya denganlantang, semua siswa mengacungkan tangan berebut
untuk membaca. Guru kemudian menunjuk siswa secara bergantian untuk
membaca teks tersebut. Guru menanyakan kepada siswa upacara bendera
dilaksanakan setiap hari apa dan juga menanyakan ketertiban siswa dalam
upacara. Guru juga mengingatkan agar siswa selalu tertib dalam mengikuti
upacara, sikap yang baik dan berpakaian yang rapi.. Guru dan siswa saling
berkomunikasi tentang upacara dan siswa berani bercerita dan menyampaikannya
kepada guru. Guru kemudian menanyakan apa saja kelengkapan upacara, dan
siswa secara bersaut-sautan menjawab pertanyaan guru seperti sepatu hitam, ikat
pinggang, topi, dan lain-lain. Guru memberikan contoh cara hormat bendera yang
117
benar dan siswa mengikuti apa yang dilakukan guru, guru juga membenarkan cara
hormat siswa yang salah juga menegur siswa yang hormat dengan menggunkan
tangan kiri. Guru kemudian melakukan tanya jawab mengenai lagu Indonesia
Raya dan menanyakan siapa penciptanya. Banyak siswa yang belum tahu siapa
pencipta lagu Indonesia raya, kemudian guru memberitahu bahwa pencipta lagu
Indonesia Raya yaitu WR. Supratman. Guru menjelaskan bahwa lagu Indonesia
Raya merupakan lagu kebangsaan Republik Indonesia. Saat guru membahsa lagu
mengheningkan cipta, siswa tanpa diminta secara serempak menyanyika lagu
mengheningkan cipta. Guru menjelskan bahwa lagu mengheningkan cipta
merupakan lagu untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur. Setelah
selesai membaca dan mendapat penjelasan dari guru, siswa mengerjakan soal
yang ada di LKS. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas. Setelah
semua siswa selesai mengerjakan siswa diminta menukar pekerjaan dan
mencocokannya secara bersama-sama. Dalam mencocokkan soal siswa berebut
ingin menjawab, kemudain guru memilih siswa yang paling tenang dan tidak
rame. Setelah di cocokkan pekerjaan dinilai dan dikembalikan ke siswa.
Pelajaran selanjutnya yaitu pelajaran agama, guru kelas diganti dengan guru
agam apda jam pelajaran agama. Guru agama masuk dan mengucapkan salam.
Guru kemudian mengabsen siswa. Siswa membaca surat al-fathihah kemudian
diminta untuk duduk rapid an tenang. Guru kemudian meminta dua siswa yang
berinisial D dan R untuk mengulang membaca surat al-fathihah sendiri karena saat
yang lainmembaca siswa tersebut tidak ikut melafalkan. Setelah itu siswa dan
guru bersama-sama membaca doa untuk kedua orang tua secara bersama-sama.
Guru mengingatkan pelajaran lalu tentang menulis huruf sambung. Guru
menanyakan apakah ada siwa yang belum bisa dan mengingatkan agar
memperhatikan guru. Siswa dan guru membaca bersama huruf arab, guru
mencontohkan cara membaca dan diikuti oleh siswa, namun ada beberapa siswa
yang belum bisa dan guru kembali mengingatkan untuk memperhatikan jika di
jelaskan. Guru kemudian meminta salah satu siswa untuk mencoba membaca,
siswa yang dapat membaca diberi penguatan dengan mengatakan “bagus:. Siswa
lain yang tidak membaca diminta untuk menyimak. Siswa mengerjakan PR di
118
depan kelas, guru membimbing dan menjelaskan ulang karena siswa banyak yang
belum paham.
Pukul 08.50 siswa bersiap-siap untuk sholat dhuha. Siswa dengan sendiri
melepas alas kaki dan ditaruh di belakang kelas dan mengambil perlengkapan
sholat mereka. Saat siswa kelas 2 ke masjid ternyata disana sudah banyak siswa
lain. Semua siswa antri untuk wudhu dan ada siswa yang bercanda dan bermain
air sampai bajunya basah. Setelah wudhu siswa, sholat bersama di masjid, namun
banyak siswa yang masih rame sehingga guru harus mengingatkan siswa berkali-
kali. Setelah selesai sholat siswa membaca dzikir dan doa doa.
Setelah sholat dhuha, peneliti kembali ke kelas 2 dan melihat aktivitas
siswa. Siswa di kelas ternyata sedang bermain bersama mainan yang baru saja
mereka beli, ada juga anak yang sedang makan belak ataupun jajan dari kantin.
Dari beberapa anak ada salah satu anak yang mau membagi makanannya kepada
temannya. Pada kesempatan ini peneliti juga melakukan observasi kepada fasilitas
yang ada di kelas. Di kelas 2 terdapat lambang garuda, bendera merah putih,
gambar presiden dan wakil presiden, papan tulis, alat tulis dan penghapus. Selain
itu di dalam kelas juga dipajang beberapa karya siswa seperti mewarnai gambar
hewan.
Pukul 09.15 bel masuk berbunyi. Guru masuk ke kelas dan meminta siswa
yang piket untuk membagikan buku paket. Guru menanyakan siapa yang tadi
malam belajar. Siswa menanggapi pertanyaan guru. Pada saat mengangkat tangan
ada yang menggunakan tangan kiri, kemudian guru mengingatkan agar siswa
menggunakan tangan kanan. Guru menayakan materi sebelumnya yaitu tentang
keluarga. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai tugas masing-masing
anggota keluarga. Siswa saling menyampaikan pendapatnya, ada yang tepat ada
yang kurang tepat atau menjawab asal. Guru kemudian meminta siswa untuk
membaca teks mengenai keluarga dan meminta siswa mengerjakan latihan soal
yang ada di dalamnya. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai kegiatan
siswa membantu orang tua dirumah dan siapa yang sudah dapat merapikan baju
sendiri. Siswa saling bercerita masing-masing, ada yang bercerita di rumah
119
membantu menyapu, memasak dan atau membelikan bumbu masak. Guru dan
siswa mencocokkan jawaban. Guru mengingatkan siswa agar dalam mengerjakan
soal tidak boleh mencontek.
Setelah selesai mencocokan jawaba, kemudian pelajaran selanjutnya yaitu
menggambar. Siswa diberi selembar kertas kemudaian diminta menggambar
sesuatu dan mewarnainya. Da siswa yang menggambar bus, hewan, kartun, dan
lain-lain. Pada kegiatan ini juga terlihat siswa yang mempunyai pewarna mau
berbagi kepada teman lain yang tidak membawa atau belum punya pewarna.
Pelajaran pada hari itu berakhirt dan diakhiri dengan berdoa bersama.
Setelah selesai, peneliti lalu pergi ke perpustakaan sekolah. Pada saat di
perpustakaan peneliti bertemu dengan tiga siswa yang sedang membaca di
perpustakaan. Tiga siswa tersebut merupakan siswa kelas 1, mereka menunggu
jemputan dan belum pulang. Setelah peneliti dekati, ternyata mereka membaca
buku cerita tentang hewan, namun dalam cerita tersebut mengandung nilai-nilai
moral. Peneliti mencoba melihat proses membaca mereka dengan mendekati dan
mendengarkan cara mereka membaca, ternyata salah satu siswa tersebut hanya
melihat gambarnya saja, setelah peneliti tanya dan selidiki ternyata ia belum bisa
membaca dan hanya baru mengerti huruf. Di perpustakaan juga ada 2 siswa non
muslim kelas 4 yang ke perpustakaan karena pada jam itu kelas 4 ada kegiatan
rutin TPA. TPA adalah kegiatan membaca al quran atau iqro bagi siswa yang
dibimbing oleh guru. Kedua siswa yang nonmuslim tadi ke perpustakan
menunggu guru agama mereka untuk kajian sendiri, namun guru mereka tidak
hadir pada jam tersebut.
Pukul 12.20 semua siswa muslim pergi ke masjid dan menjlankan sholat
dhuhur bersama. Seperti biasa siswa antri wudhu dan sholat berjamaah. Setelah
sholat siswa membaca dzikir dan berdoa bersama. Setelah kegiatan selesai siswa
yang masih ada jadwal kembali ke kelas masing-masing dan yang sudah tidak ada
jadwal diperbolehkan untuk pulang.
120
HASIL OBSERVASI
(Observasi 4)
Observasi tanggal 2 Februari 2017, observasi dimuali pukul 06.30. Pada
pagi ini suasana hujan sehingga salam pagi yang biasanya dilakukan tidak dapat
dilakukan. Pada pagi ini terlihat siswa ada yang bermain dan ada yang sarapan
bersama di depan kelas. Terlihat juga saat salah satu guru dan kepala sekolah
datang, siswa langsung menyambut ke parkiran dan berjabat tangan.
Pada pukul 07.00 bel masuk berbunyi, siswa baris di depan kelas untuk
masuk ke kelas, namun barisnya sekarang menyamping karena sedang hujan.
Siswa masuk ke dalm kelas dan berdoa, membaca surat surat pendek dan
menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Pada paagi ini siswa kelas 5 ada pelajaran agama, siswa yang muslim
melaksanakan pembelajaran di dalam kelas, sedangkan siswa yang non muslim
melakukan pembelajaran agama di dalam perpustakaan. Pada pagi ini peneliti
berada di ruang perpustakaan jadi dapat mendengarkan dan menyaksikan
pelajaran agama Kristen di perpustakaan. Guru membuka pelajaran dengan
berdoa, setelah itu guru mengingatkan siswa untuk merapikan pakainnya, ada
salah satu siswa yang diingatkan untuk merapikan ikat pinggang yang kurang rapi.
Pembelajaran selanjutnya diawali dengan membaca kitab suci dan dilanjutkan
dengan menghafal salah satu ayat kitab suci tersebut.
Pada pagi itu juga terlihat salah satu siswa kelas 3 mengambil alat pel untuk
membersihkan ruang kelas. Setelah selesai membersihkan kelas siswa kelas tiga
cuci tangan di depan ruang guru. Saat hujan sudah reda, siswa kelas 3 yang pagi
itu ada jadwal untuk olahraga melakukan kegiatan bermain gobak sodor di
halaman sekolah SDN 1 Sekarsuli. Di halaman sekolah kebetulan sudah ada area
bermain gobak sodor tersebut. Siswa terlihat sangat gembira bermain. Siswa
dibagi menjadi dua tim untuk bermain gobak sodor ini.
121
Pada pukul 09.00 seperti biasa siswa melakukan shalat dhuha berjamaah di
masjid. Siswa menagntri wudhu dan sambil bermain air. Pada pagi itu kebetulan
pak Ismanto tidak dapat menjadi imam untuk sholat dhuha maka peneliti
mendapat kesempatan untuk menjadi imam pagi ini. Sebelum sholat siswa rame
sehingga beberapa kali diingatkan oleh guru untuk tenang. Setelah selesai sholat
siswa membaca doa-doa seperti biasa. Waktu istirahat sampai pukul 09.30 jadi
setelah sholat siswa masih dapat jajan dan bermain dengan teman.
Pada pukul 09.30 bel masuk berbunyi, peneliti masuk ke kelas 5 untuk
observasi pembelajaran di kelas. Pada pelajaran kali ini materi yang disampaikan
yaitu operasi hitung pecahan campuran. Siswa mengerjakan latihan soal dan
mencocokkan PR. Setelah PR dicocokan ternyata masih banyak siswa yang salah
menjawab dan kurang paham, untuk itu siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai materi tersebut, guru menjelaskan ulang dan memberikan latihan soal
kepada siswa. Siswa terlihat tidak canggung dalam menyampaikan pendapat atau
bertanya kepada guru. Guru juga membimbing siswa jika ada yang bertanya ke
depan kelas saat ada yang ia belum paham. Siswa yang belum paham terlihat ada
yang bertanya dengan temannya, kemudian teman tersebut mau menjelaskan
kepada temannya yang belum paham.
Pelajaran selesai pada pukul 11.00, setelah itu peneliti kembali ke
perpustakaan. Setelah pukul 12.15 siswa bersama-sama dengan guru
melaksanakan sholat dhuhur bersama seperti biasa.
122
HASIL OBSERVASI
(Observasi 5)
Observasi tanggal 6 Februari 2017, observasi dimuali pukul 06.45, pada saat
peneliti datang, sudah ada Kepala Sekolah yang melakukan kegiatan salam pagi di
halaman selain itu ada penjaga sekolah yang sedang mempersiapkan alat-alat
untuk upacara bendera. Pada kegiatan salam pagi hanya diikuti oleh Kepala
Sekolah, pagi itu guru tidak ikut salam pagi.
Pada pukul 07.00, bel masuk berbunyi, namun ada beberapa guru yang
belum datang sampai upacara dimulai. Ada dua guru dan beberapa siswa yang
terlambat mengikuti upacara. Siswa kemudian berbaris dengan rapi sambil diatur
oleh beberapa guru. Pada pagi ini siswa yang bertugas yaitu siswa kelas
6.Pemimpin upacara pada pagi itu yaitu seorang perempuan. Kegaiatan atau
susunan acara dalam upacara bendera antara lain, masing masing pemimpin
menyiapkan barisannya, hormat kepada pemimpin upacara, Pengibaran Bendera
Merah Putih diiringi lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta untuk mengenang
jasa para pahlawan, Pembacaan Pembukaan UUD 1945, Pembacaan Pancasila,
pembacaan doa dan amanat pembina upacara. Pada saat amanat Pembina upacara
menyampaikan agar siswa selalu menjaga kebersihan,kesehatan dan ketertiban.
Pada saat upacara kepala sekolah juga menyampaikan pengumuman bahwa siswa
yang tidak tertib saat upacara diminta membersihkan lingkungan dan menata
tanaman yang ada di halaman didampingi oleh guru. Kepala Sekolah juga
menyampaikan bahwa sekolah akan dijadikan sekolah Adiwiyata Mandiri tingkat
kabupaten, untuk itu saat membuang sampah siswa harus memisahkan menjadi
sampah plastik, sampak organik, dan sampah kertas pada tempat sampah yang
berbeda-beda.
Setelah selesai upacara, siswa membantu mengembalikan peralatan upacara.
Sebelum memulai pelajaran, siswa dan guru terlihat bersama-sama membersihkan
rumput di halaman dan menata serta merawat tanaman. Ada beberapa guru yang
ikut membersihkan dan menata tanaman bersama siswa. Setelah selesai
123
membersihkan tanaman, guru kelas 1 membimbing siswa untuk cuci tangan
sebelum masuk kedalam kelas.
Setelah siswa masuk kedalam kelas, siswa melakukan kegiatan seperti biasa
yaitu berdoa, membaca surat pendek, dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Observasi pagi ini berakhir pada pukuln 08.00 karena peneliti ada urusan
mengurus surat ke kampus.
124
Lampiran 6
TRANSKRIP WAWANCARA KEPALA SEKOLAH
A. Nama Responden : Muhinnah S.Pd (M)
B. Pelaksanaan :
Hari/ Tanggal : Selasa, 31 Januari 2017
Waktu : 11.00 – 11.10
Tempat : Ruang Kepala Sekolah SDN 1 Sekarsuli
1. Bagaimana sejarah perkembangan sekolah SDN 1 Sekarsuli?
Jawab : Perkembangannya, untuk dari tahun ke tahun
perkembangannya ya ada meskipun tidak begitu signifikan tapi ada
perkembangannya, baik dalam tingkah laku siswa maupun prestasi
akademik dan non akademik.
2. Apa saja yang menjadi visi dan misi SDN 1 Sekarsuli?
Jawab : Mewujudkan Insan yang Berakhlak Mulia, cerdas, Terampil,
Berkarakter dan berwawasan Global.
3. Kurikulum apa yang digunakan di SDN 1 Sekarsuli?
Jawab : KTSP dan Kurikulum2013. KTSP untuk kelas dua, tiga, dan
enam. Untuk kelas 1 dan 4 menggunakan kurikulum 2013.
4. Menurut ibu apakah penting untuk dilakukan penanaman nilai-nilai
Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
125
Jawab : Iya, sangat penting sekali karena itu juga diwajibkan untuk
menanmankan 18 karakter sehingga 18 karakter tersebut harus
diwujudkan bukan hanya dalam pelajaran Pkn tapi di semua mata
pelajaran harus diisi dengan karakter itu tadi.
5. Bagaimana strategi sekolah dalam mengimplementasikan pengamalan
sila Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
Jawab : Dalam Pembiasaan, maupun dimasukkan dalam
pembelajaran. Dalam penyampaian materi itu juga ada dan
dimasukkan dalam metode-metode itu. Misalnya kerjasama dan dalam
diskusi, sudah termasuk dalam situ.
6. Bagaimana peran kepala sekolah dan guru dalam
mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah?
Jawab : Otomatis kita selalu berkaitan, dalam mengajar kita langsung
ikut penanaman di situ. Kita secara tidak langsung sudah menanamkan
itu sudah tercover dalam pembelajaran, terutama dimasukikan dalam
metode. Misalnya mau menyampaikan diskusi itu sudah ada karakter
yang ditanamkan, kerjasama dalam kelompok, mandiri, rela berkorban
kalau dalam kelompok itu kalau tidak ada yang mau maju otomatis
anak harus ada yang rela untuk maju kedepan.
126
7. Apa saja wujud konkrit yang telah dilakukan sekolah dalam
mengimplementasikan pengamalan nilai sila Pancasila dalam
pembelajaran di sekolah?
Jawab : khususnya pembiasaan, pembiasaan itu, kemudian untuk
ketaqwaan pembiasaaan dalam sholat, tegur sapa, menjaga kebersihan,
dalam pembiasaan juga ada disitu.
8. Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah yang
mendukung implementasi pengamalan nilai-nilai sila Pancasila?
Jawab : Ya, kalau prasarananya kurang, tapi kalau untuk sholat kita
sudah ada. Kalau misalnya dalam sosial kita tidak memerlukan sarana
dan prasarana yang begitu banyak. Kita langsung menggunakan yang
ada di lingkungan sekitar.Kalau untuk yang lainnya gak ada.
9. Apakah lingkungan yang ada di sekolah sudah mendukung dalam
pengamalan nilai sila Pancasila di Sekolah?
Jawab ; Ya, sudah lumayan.
10. Menurut ibu, apakah bapak ibu guru di SDN 1 Sekarsuli sudah
memanfaatkan lingkungan sekolah dan sarana prasarana yang ada di
sekolah untuk mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila
dengan baik?
Jawab : Sudah, meskipun belum seratus persen.
127
11. Menurut ibu, apakah teladan dari guru penting dan sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan pengamalan nilai-nilai sila pancasila pada anak?
Jawab : Iya jelas, memang keteladanan dari guru sangat penting sekali
kalu tidak anak-anak tidak akan melaksanakan kalu tidak dicontohkan.
12. Apakah sekolah pernah mengadakan suatu kegiatan khusus yang dapat
menanamkan pengamalan nilai-nilai Pancasila pada anak?
Jawab : Misalnya zakat fitrah, kemudian nanti diberikan kepada anak
kembali kepada anak yang tidak mampu. Misalnya Infak juga
diberikan untuk anak yang sakit. Infak biasanya dilaksanakan hari
senin dan jumat. Hari senin untuk Qurban, dan hari jumat untuk sosial.
Tpa juga wajib untuk semua kelas.
13. Apa saja faktor-faktor pendukung dalam implementasi pengamalan
sila pancasila di sekolah?
Jawab : Dari guru, lingkungan, orangtua, dan dari anak sendiri. Kalau
dari pemerintah misalnya untuk pelaksanaan sholat dhuaha
kemarinkan belum begitu banyak, tapi waktu itu pengawasnya tahu.
Maka pengawas memberikan satu lembar kertas yang berisi dao-doa
dan diperbanyak dan dibagikan ke siswa sehingga anak-anak hafal
doa-doa. Dari dinaspun juga ikut andil, terutama untuk sila pertama
ya.
128
14. Apa hambatan yang dialami sekolah dalam mengimplementasikan
pengamalan nilai-nilai Pancasila di Sekolah?
Jawab : Hambatannya kalau lingkungan anak kalau tidak dominan
otomatis untuk penanaman disini agak sulit, misalnya menghormati
guru, mengolok-olok teman itu karena sudah biasa di rumah jadi agak
sulit, tergantung lingkungannya juga.
15. Apa upaya yang dilakukan sekolah untuk mengatasi hambatan-
hambatan tersebut?
Jawab : ada pembinaan dari pihak sekolah. Jadi misal ada anak-anak
yang melanggar itu harus langsung dibina agar tidak melakukannya
kembali.
129
TRANSKRIP WAWANCARA
A. Nama Responden : Milani Dyan Rahatu, S.Pd. (MD guru kelas 3)
B. Pelaksanaan :
Hari/ Tanggal : Senin, 30 Januari 2017
Waktu : 08.24 – 08.32
Tempat : Ruang guru SD
1. Menurut ibu apakah penting untuk dilakukan penanaman nilai-nilai
Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
Jawab : Ya, harus memang untuk penanaman Pancasila itu penting
sekali mas, terutama untuk anak-anak SD ya, itu sangat penting.
2. Apa strategi pembelajaran yang sering ibu gunakan di dalam
pembelajaran?
Jawab : Kalau kita menanamkan pertama itu moral dulu mas,
karenakan pembelajaran Pancasila itukan kita menanamkan moral,
kejujuran dan lain sebagainya itu to. Cuma itu dulu.
3. Apakah ada kegiatan yang dilakukan siswa dan guru sebelum
pembelajaran dimulai? Jika ada kegiatan apa?
Jawab : biasanya kita menanamkan perbuatan sehari-hari tadi,
misalnya kalian hari ini sudah berbuat apa yang mencerminkan nilai
kejujuran apa dan sebagainya itu juga termasuk dalam Pkn juga to.
Pengamalan yang termasuk Pancasila yaitu kerjasama, tolong
menolong, itu kita tanyakan terlebih dahulu ibaratnya untuk apersepsi
130
ya kalau dalam pembelajaran ya, kalau misalnya ada yang bertanya
atau kalau tidak. Ya pokoknya yang berkaitan dengan moral lah mas.
4. Apakah ibu selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa bersama?
Jawab : Ya
5. Apakah ibu memberikan kesempatan siswa untuk mengajukan
pertanyaan atau berpendapat? Jika iya, biasanya pada saat apa hal itu
dilakukan?
Jawab : Ya, biasanya saat pelajaran, akhir pelajaran atau pada saat
pelajaran berlangsung.
6. Apakah ibu memberikan kesempatan yang sama kepada siswa jika
ingin menyampaikan pendapat?
Jawab : Ya
7. Apakah ibu sering meminta siswa untuk bekerja kelompok saat
mengerjakan tugas di sekolah?
Jawab : Ya, untuk beberapa mata pelajaran
8. Apakah ada jadwal piket untuk membersihkan kelas? Jika ada
bagaimana pembagian tugas siswa dalam piket?
Jawab : Ada, Pembagiannya laki-laki dan perempuan sesuai dengan
anak.
9. Bagaimana dengan susunan kepengurusan kelas di kelas ibu?
Jawab : Pengurusnya ya biasa ada ketua, sekretaris dan bendahara
seperti itu mas.
131
10. Pada saat pembentukan kepengurusan kelas, apakah dilakukan dengan
musyawarah kelas atau langsung ditentukan?
Jawab : Kita menggunakan musyawarah
11. Jika ada siswa yang sakit, apakah siswa biasanya diajak menjenguk
kerumah?
Jawab : Ya, kalau dekat, kalau jauh biasanya perwakilan.
12. Di depan kelas ada tanaman, apakah siswa dilibatkan secara langsung
dalam merawat tanaman yang ada di depan kelas?
Jawab : Ya
13. Apakah sering ada konflik antar siswa di dalam kelas? Jika ada
bagaimana biasanya masalah tersebut diselesaikan?
Jawab : Sering mas, kalau cuma konflik kan anak biasa ya, kita
menyelesaikannya ya gimana ya kita lihat kesalahannya gitu lho. Ya
kita lihat kesalahannya lalu kita akhiri dengan minta maaf.
14. Apakah ada pembelajaran yang berkaitan dengan budaya atau
kesenian yang ada di lingkungan sekitar?
Jawab : Ada, Cuma untuk materi kelas tiga tidak ada. Kalu di kelas
tiga materinya norma, kalau gak salah disiplin ya.
15. Bagaimana sikap ibu dalam menghadapi siswa siswi yang melanggar
nilai-nilai Pancasila?
Jawab : Kita beri sanksi, sesui dengan urutan to mas. Pertama kita
tegur dulu, kedua kita memanggilnya untuk kita tindak lanjuti.
132
16. Menurut ibu, apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah
mendukung dalam pengamalan nilai-nilai sila Pancasila pada anak?
Jawab : Insyaallah sudah
17. Apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh siswa dan guru?
Jawab : Ada yang dimanfaatkan ada yang kurang. Ya contohnya
lingkungan masyarakat gitu kan kalau Pkn kitakan hubungannya
dengan kehidupan sehari-hari. sama teman, sama orang tua, sama adat
istiadat yang ada di lingkungan itu, bagimana mensikapinya mas.
18. Apa faktor pendukung dalam mengimplementasikan pengamalan
nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran?
Jawab : Faktor yang mendukung ya kayak faktor lingkungan, gurunya
juga bagaimana memberikan contoh.
19. Apa saja hal-hal yang menjadi hambatan dalam pengamalan nilai-nilai
sila Pancasila dalam pembelajaran?
Jawab : Karakter anak dan keluarga, latar belakang. Karena kebiasaan
anak akan jadi berpengaruh.
20. Bagaimana usaha ibu dalam mengatasi hambatan atau masalah
tersebut?
Jawab : Pembiasaan
133
TRANSKRIP WAWANCARA
A. Nama Responden : Sri Tentrem, S.Pd. SD. (ST guru kelas 6)
B. Pelaksanaan :
Hari/ Tanggal : Senin, 30 Januari 2017
Waktu : 08.32 – 08.40
Tempat : Ruang guru
1. Menurut ibu apakah penting untuk dilakukan penanaman nilai-nilai
Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
Jawab : Menurut saya sangat penting mas, agar anak memiliki rasa
jiwa pratiotisme, kemanusiaaan, jiwa sosial.
2. Apa strategi pembelajaran yang sering ibu gunakan di dalam
pembelajaran?
Jawab : untuk pembelajaran Pancasila ini mas. Kita ada belajar
kelompok, belajar di luar, belajar di perpustakaan.
3. Apakah ada kegiatan yang dilakukan siswa dan guru sebelum
pembelajaran dimulai? Jika ada kegiatan apa?
Jawab : Ada mas, kita ada apa namaanya implementasi itu hlo. Doa,
kemudian tadarus, dan membaca bersama, terus menyanyikan lagu
Indonesia Raya terus menghormati bendera sang merah putih kalau
saya. Jadi sebelum pembelajaran dimulai kita berdoa, setelah berdoa
kita menyanyikan lagu Indonesia Raya, kemudian menghormati pada
sang merah putih, setelah itu tadarus sebentar, setelah tadarus sebentar
134
kita membaca buku sebentar, yang kita baca pelajaran yang hari itu
akan dilakukan.
4. Apakah ibu selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa bersama?
Jawab : Ya, dari pagi kalau kita pagi mengucapkan selamat pagi
berdoa. Kalau siang kita berdoa dulu, baru selamat siang.
5. Apakah ibu memberikan kesempatan siswa untuk mengajukan
pertanyaan atau berpendapat? Jika iya, biasanya pada saat apa hal itu
dilakukan?
Jawab : Banyak mas, iya kita memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dalam banyak hal ini mas dalam pelajaran ada dalam
musyawarah juga ada. Jadi kalu dalam pelajran misalnya setelah kita
selesai memberi penjelasan, kita memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya jika ada yang kurang jelas atau memberi pendapat.
6. Apakah ibu memberikan kesempatan yang sama kepada siswa jika
ingin menyampaikan pendapat?
Jawab : Ya, kita beri kesempatan yang sama. Baik laki-lakin maupun
perempuan kita beri kesempatan yang sama. Kita selalu menawarkan
waktu mas, monggo yang belum jelas, atau mau berpendapat atau
yang mau mengusulkan idenya terserah.
7. Apakah ibu sering meminta siswa untuk bekerja kelompok saat
mengerjakan tugas di sekolah?
Jawab : Iya,tapi ini gak selalu ya tapi sering.
135
8. Apakah ada jadwal piket untuk membersihkan kelas? Jika ada
bagaimana pembagian tugas siswa dalam piket?
Jawab : Ada yang jelas ya mas. Kita bagi sesui dengan tempat tinggal
mas kalau saya. Jadi kita bagi adil rata kalu rumahnya jauh kita bareng
dengan yang dekat. Jadi biar piket itu dapat terlaksana semua. Jadi
jangan yang dekat semua, kasihan nanti yang jauh semua kephontal-
phontal. Jadi kita bagi rata yang dekat kita campur yang jauh agar
dapat melaksanakan piket dengan baik.
9. Bagaimana dengan susunan kepengurusan kelas di kelas ibu?
Jawab : Kita pilihnya secara musyawarah mas. Musyawarah satu kelas
menentukan yang menjadi ketua, sekretaris, bendahara dan seksi-seksi
kita melalui musyawarah.
10. Pada saat pembentukan kepengurusan kelas, apakah dilakukan dengan
musyawarah kelas atau langsung ditentukan?
Jawab : Ya, dengan musyawarah sesui pilihan anak-anak. Kita hanya
sebagai fasilitator
11. Jika ada siswa yang sakit, apakah siswa biasanya diajak menjenguk
kerumah?
Jawab : Ya, kemarin njenengan sudah ikut to kerumah mas taufik.Ini
nanti kita rencana mau menegok mas stevanus. Kemarin saat kita ada
rapat dia jatuh jadi kita mau menengok kesana.
136
12. Di depan kelas ada tanaman, apakah siswa dilibatkan secara langsung
dalam merawat tanaman yang ada di depan kelas?
Jawab : Ya mas, terutama kalu ada pelanggaran, anak yang misalnya
kurang tertib dalam pembelajaran kita suruh langsung membersihkan
taman sambil menata bunga-bunganya.
13. Apakah sering ada konflik antar siswa di dalam kelas? Jika ada
bagaimana biasanya masalah tersebut diselesaikan?
Jawab : Ya, pernah ada, biasa mas perbedaan pendapat mereka, tapi
tidak sampai menjurus ke hal-hal yang lebih parah hanya sampai
sebatas berbeda pendapat ya kita selesaikan. Kita selesaikan secara
musyawarah juga penyelesaiannya. Kita rembug bareng-bareng mana
yang kurang pas kita paskan biar mereka juga terus tidak ada
kesalahpahaman lagi tidak ada masalah lagi.
14. Apakah ada pembelajaran yang berkaitan dengan budaya atau
kesenian yang ada di lingkungan sekitar?
Jawab : Ada, kita ada tari. Tapi untuk kelas 6 karena kita
mempersiapkan UN jadi kita hanya lagu-lagu daerah saja yang kita
ajarkan, lagu daerah dari Yogyakarta.
15. Bagaimana sikap ibu dalam menghadapi siswa siswi yang melanggar
nilai-nilai Pancasila?
Jawab : Kalau saya kita panggil dulu, kita beri penjelasan nasihat. Kita
beri Pandangan bahwa sikap itu kurang baik harus berubah menjadi
yang baik dan tidak diulangi lagi.
137
16. Menurut ibu, apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah
mendukung dalam pengamalan nilai-nilai sila Pancasila pada anak?
Jawab : Kalau mendukung atau tidaknya ya tergantung dari kita ya
mas. Kalau kita hanya untuk apa ya sudah mendukung tetapi kalau
untuk lebih luasnya ya mungkin belum, tergantung dari kita sendiri.
Kalau kita untuk mempaskan ya sudah pas sudah ada, ya tapi kalau
kita ingin lebih luas lagi ya mungkin belum.
17. Apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh siswa dan guru?
Jawab : Sudah
18. Apa faktor pendukung dalam mengimplementasikan pengamalan
nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran?
Jawab : banyak mas faktor pendukungnya, bisa lingkungan, bisa
masyarakat . Bisa lingkungan sekolah, bisa lingkungan masyarakat
bisa alat-alat yang ada di sekolahyang bisa kita manfaatkan. Kalau
lingkungan sekolah misalnya, ini kan ada masjid mas, kita sholat
berjamaah bareng dengan masyarakat. Kita bisa memanfaatkan itu
untuk menanamkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa. Dengan sholat
berjamaah, dengan masyarakat.
19. Apa saja hal-hal yang menjadi hambatan dalam pengamalan nilai-nilai
sila Pancasila dalam pembelajaran?
Jawab : Hambatannya. Kalau dimana-mana setiap sesuatu ada
hambatannya ya mas. Terutama hambatannya untuk Pancasila ini
138
kadang-kadang kalau kita menanamkan pada anak kalau tidak
langsung praktekkan langsung itu sulit jadi kita langsung ke
prakteknya. Langsung memberi contoh langsung praktek langsung.
20. Bagaimana usaha ibu dalam mengatasi hambatan atau masalah
tersebut?
Jawab : Ya kita konsultasi sama kepala sekolah atau guru yang lebih
senior kita tanya dulu bagaimana cara menyelesaikannya nanti kalau
sudah kita langsung ke permasalahannya keanak.
139
PEDOMAN WAWANCARA
A. Nama Responden : Windyarti Setyaningrum, S.Pd. (WS guru kelas 3)
B. Pelaksanaan :
Hari/ Tanggal : Rabu, 1 Februari 2017
Waktu : 11.00 – 11.10
Tempat : Ruang kelas 2 SDN 1 Sekarsuli
1. Menurut ibu apakah penting untuk dilakukan penanaman nilai-nilai
Pancasila dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
Jawab : Ya penting, soalnya sambil ya menerapkan, takutnya nanti
kalau gak diretapin mereka gak tahu nilai-nilai Pancasila itu dalam
kehidupan sehari-hari apa, takutnya malah gak diterapkan di kelas dan
di pelajaran.
2. Apa strategi pembelajaran yang sering ibu gunakan di dalam
pembelajaran?
Jawab : Ya, kaya tadi itu mas kan misalnya kebetulan tadi materinya
tentang upacara terus anak-anak saya masukkan ke nilai Pancasilanya.
Contohnya kayak lagu Indonesia raya, menyanyikan lagu Indonesia
raya, terus ketika upacara harus tertib, terus ketika mengheningkan
cipta ya mengheningkan cipta, terus sikapnya ketika upacara sikapnya
yang baik.
3. Apakah ada kegiatan yang dilakukan siswa dan guru sebelum
pembelajaran dimulai? Jika ada kegiatan apa?
140
Jawab : Ada, kalau sekarang sudah dibiasakan sebelum pembelajaran
dimulai itu ada menyanyikan lagu Indonesia Raya sama membaca juz
ama. Kemudian setelah itu membaca buku.
4. Apakah ibu selalu memulai dan mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan berdoa bersama?
Jawab : Iya.
5. Apakah ibu memberikan kesempatan siswa untuk mengajukan
pertanyaan atau berpendapat? Jika iya, biasanya pada saat apa hal itu
dilakukan?
Jawab : Iya, ketika pelajaran atau kalau nggak pas pelajaranpun
kadang-kadang mereka, ya kaya tadi itu sebelum pelajaran saya
flashback dulu.
6. Apakah ibu memberikan kesempatan yang sama kepada siswa jika
ingin menyampaikan pendapat?
Jawab : Iya.
7. Apakah ibu sering meminta siswa untuk bekerja kelompok saat
mengerjakan tugas di sekolah?
Jawab : kalau itu jarang mas. Soalnya kalau pas dikerjakan kelompok
itu mereka malah gak bekerja, malah gak dikerjakan, malah pada rame
jadinya lebih ke individu masing-masing dulu kalau sudah biasanya
kelompoknya Cuma dua anak-dua anak aja.
8. Apakah ada jadwal piket untuk membersihkan kelas? Jika ada
bagaimana pembagian tugas siswa dalam piket?
141
Jawab : Ada, pembagian siswa pas nyapu atau apa itu,. Kan ada 4
anak. Ada sapu tiga itu mas, biasanya yang 3 anak nyapu yang lainnya
merapikan meja kursi, menghapus papan tulis, sama membuang
sampah, sama yang menyerok di luar itu.
9. Bagaimana dengan susunan kepengurusan kelas di kelas ibu?
Jawab : Udah dibentuk, tapi yang berjalan itu menarikki infak itu
seperti Dandi dan Riski itu saya beri kepercayaan untuk menariki
infak, tapi kalau untuk anak kelas dua untuk menjadi ketua, sekretaris,
bendahara itu belum bisa.
10. Pada saat pembentukan kepengurusan kelas, apakah dilakukan dengan
musyawarah kelas atau langsung ditentukan?
Jawab : Musyawarah kelas mas. Jadi teman-teman siapa yang mau
jadi ketua. Terus temen-temen, pakai itu mas kertas. Saya bagikan
kertas siapa yang mau jadi ketua terus yang polling suara terbanyak
jadi ketua, kedua sekretaris, kayak gitu.
11. Jika ada siswa yang sakit, apakah siswa biasanya diajak menjenguk
kerumah?
Jawab : iya, kalau sakitnya lebih dari 4 sampai 5 hari biasanya saya
ajak njenguk.
12. Di depan kelas ada tanaman, apakah siswa dilibatkan secara langsung
dalam merawat tanaman yang ada di depan kelas?
Jawab ; Iya, kalau setiap hari senin biasanya. Setiap hari senin itu
setelah upacara biasanya pada bersihin di depan.
142
13. Apakah sering ada konflik antar siswa di dalam kelas? Jika ada
bagaimana biasanya masalah tersebut diselesaikan?
Jawab : Ya sering mas. Contohnyakan anak-anak sering berkelahi
misalnya gak sengaja njegal atau apa. Terus kemarin itu Dandi gak
sengaja jatuhin tas Kiki ternyata tempat pensilnya Kiki sampai rusak,
terus sampai di rumah dimarahin orangtuanya, terus bilang disini rame
lagi kayak gitu. Cuma saya kasih tahu Kiki, maafan dulu yang
pertama, biasanya anak-anak saya suruh maaafan dulu terus yang
kedua Kiki saya tanya, saya konfirmasi dulu permasalahannya apa,
kalau sudah Dandi sama Kiki biasannya saya ajak ngobrol.
14. Apakah ada pembelajaran yang berkaitan dengan budaya atau
kesenian yang ada di lingkungan sekitar?
Jawab : Ada, seni tari. Setiap hari sabtu. Itu masuk ekstra.
15. Bagaimana sikap ibu dalam menghadapi siswa siswi yang melanggar
nilai-nilai Pancasila?
Jawab : biasanya saya beri sanksi mereka nulis di buku tulis terus saya
carikan bacaan tentang pendidikan Pancasila. Misalnya rame atau
gojek dengan temannya saya carikan artikel yang tentang itu. Mereka
tak suruh nulis terus tak suruh membaca. Biar mereka itu tahu.
16. Menurut ibu, apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah
mendukung dalam pengamalan nilai-nilai sila Pancasila pada anak?
Jawab : Sudah.
143
17. Apakah sarana dan prasarana yang ada di sekolah sudah dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh siswa dan guru?
Jawab : Sudah
18. Apa faktor pendukung dalam mengimplementasikan pengamalan
nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran?
Jawab : Peraturan sekolah belum terlalau bagus. Misalnya kalau anak
nakalkan harus di skor atau apa tapi kalau disini belum. Jadi masih
kaya hubungannya dengan wali kelas sendiri, nanti baru kalau yang
komplek banget baru sampai ke kepala sekolah. Itupun gak berani
mngeluarkan kalau sekolah sini mas. Cuma ditegur, tapi ya masih
diulang lagi tapi ya Cuma yaudah. Ya kalau untuk aturan belum
tertalu.
19. Apa saja hal-hal yang menjadi hambatan dalam pengamalan nilai-nilai
sila Pancasila dalam pembelajaran?
Jawab : Hambatannya itu, mereka kalau di sekolah kan sudah
dibentuk. Kaya aku udah sering nanya nanya, tapi ribetnya kalau
setelah hari minggu atau liburan, kebiasaan mereka di rumah kebawa
ke sekolah. Entah mereka di lingkungan luar sana bagaimana
keadaannya kan mas. Mereka jadi lupa apa kebiasaan yang ada di
sekolah. Mereka jadi kaya liar lagi. Jadi kebiasaan kebiasaan di luar
itu masuk semua.
20. Bagaimana usaha ibu dalam mengatasi hambatan atau masalah
tersebut?
144
Jawab : Tak ulang ulang terus, jadi kalau di sekolah diingatkan.
Diingatkan kemarin kita sudah kesepakatan apa, kita sudah begini
begini begini. Ayo kaya gitu lagi kebiasaanya. Ini sudah mending
mas, sebelumnya itu mereka misalnya terlambat langsung masuk gitu
aja,terus saya biasakan kalau terlambat itu kalau masih berdoa
ditunggu di luar , kalau sudah selesai ketok pintu, assalamualaikum,
permisi bu. Terus kalau terlambat salim sama temen-temennya. Kalau
sebelum. makan cuci tangan, malah mereka yang sekarang yang
sering ngingetin kalau sebelum makan cuci tangan.
145
TRANSKRIP WAWANCARA SISWA
A. Nama Responden : Zefanya Lanang Sungsang (ZLS siswa kelas 4)
B. Pelaksanaan :
Hari/ Tanggal : 30 Januari 2017
Waktu : 08.57 – 09.03
Tempat : Ruang Kelas 4 SDN Sekarsuli
1. Apakah kamu selalu mengikuti salam pagi bersama guru? Apa yang
kamu lakukan saat salam pagi?
Jawab : iya, menyapa guru.
2. Apakah kamu selalu berdoa sebelum memulai mengikuti pelajaran?
Jawab : Iya
3. Apakah kamu suka bekerja sama dengan temanmu?
Jawab : Iya, pada saat kerja kelompok
4. Apakah kamu suka menyampaikan pendapat di dalam kelas?
Jawab : Suka, dengan mengacungkan tangan
5. Apakah kamu suka mencontek dalam pembelajaran?
Jawab : Tidak
6. Apakah kamu selalu melaksanakan piket kelas?
Jawab : Selalu, setiap jumat
7. Jika di dalam kelas ada yang berbeda pendapat denganmu, bagaimana
sikapmu terhadap perbedaan itu?
Jawab :Menghargainya
8. Apakah kamu ikut merawat tanaman yang ada di depan kelasmu?
Jawab : ikut, menyiram tanaman
9. Jika ada temanmu yang sakit, apa yang akan kamu lakukan?
Jawab : Menjenguknya ke rumah
10. Apakah kamu memilih-milih orang dalam berteman?
Jawab : Tidak
146
11. Apakah ada kegiatan sekolah yang menarik minatmu? Jika ada
kegiatan apa?
Jawab : Tidak, eehm pramuka
12. Apakah kamu mau meminta maaf jika punya salah terhadap teman?
Jawab : Mau
13. Apakah kamu selalu mengikuti upacara bendera dengan tertib?
Jawab : Selalu
14. Apa saja lagu-lagu wajib nasional yang kamu ketahui?
Jawab : Indonesia Raya, Berkibarlah Benderaku
15. Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah seperti
sholat dhuha di masjid sekolah?
Jawab : Tidak karena non, biasanya baca kitab suci di perpustakaan.
16. Apakah kamu menaati peraturan yang ada di sekolah?
Jawab : Iya
17. Apakah kamu suka dengan permainan tradisional atau tari-tarian
daerah?
Jawab : Suka, ikut ekstra
18. Apa saja fasilitas yang ada disekolah yang sering kamu gunakan?
Jawab : Bola, Raket Badminton
147
TRANSKRIP WAWANCARA SISWA
A. Nama Responden : Arya dan Yeriko Saka Pradana (A dan YS siswa
kelas 6)
B. Pelaksanaan :
Hari/ Tanggal : 30 Januari 2017
Waktu : 08.05 – 09.10
Tempat : Ruang Kelas 4 SDN Sekarsuli
1. Apakah kamu selalu mengikuti salam pagi bersama guru? Apa yang
kamu lakukan saat salam pagi?
Jawab : iya, mengucapkan selamat pagi, berjabat tangan.
2. Apakah kamu selalu berdoa sebelum memulai mengikuti pelajaran?
Jawab : Iya
3. Apakah kamu suka bekerja sama dengan temanmu?
Jawab : Iya, Kerja Kelompok
4. Apakah kamu suka menyampaikan pendapat di dalam kelas?
Jawab : Iya
5. Apakah kamu suka mencontek dalam pembelajaran?
Jawab :Tidak
6. Apakah kamu selalu melaksanakan piket kelas?
Jawab : Iya
7. Jika di dalam kelas ada yang berbeda pendapat denganmu, bagaimana
sikapmu terhadap perbedaan itu?
Jawab : Menghargai
8. Apakah kamu ikut merawat tanaman yang ada di depan kelasmu?
Jawab : Iya
9. Jika ada temanmu yang sakit, apa yang akan kamu lakukan?
Jawab : Menjenguk dan mendoakannya supaya cepat sembuh
148
10. Apakah kamu memilih-milih orang dalam berteman?
Jawab : Tidak
11. Apakah ada kegiatan sekolah yang menarik minatmu? Jika ada
kegiatan apa?
Jawab : Tidak
12. Apakah kamu mau meminta maaf jika punya salah terhadap teman?
Jawab : Iya
13. Apakah kamu selalu mengikuti upacara bendera dengan tertib?
Jawab : Iya
14. Apa saja lagu-lagu wajib nasional yang kamu ketahui?
Jawab : Indonesia Raya, Berkibarlah Benderaku, Satu nusa satu
bangsa, Garuda Pancasila
15. Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah seperti
sholat dhuha di masjid sekolah?
Jawab : Iya, Misalnya doa pagi
16. Apakah kamu menaati peraturan yang ada di sekolah?
Jawab : Iya, contohnya tidak terlambat sekolah, mengikuti upacara
dengan tertib, disiplin
17. Apakah kamu suka dengan permainan tradisional atau tari-tarian
daerah?
Jawab : Suka, Cublak-cublak suweng, Jamuran.
18. Apa saja fasilitas yang ada disekolah yang sering kamu gunakan?
Jawab : Buku, meja belajar.
149
TRANSKRIP WAWANCARA SISWA
A. Nama Responden : Zahra ( Z siswi kelas 3)
B. Pelaksanaan :
Hari/ Tanggal : 31 Januari 2017
Waktu : 10.54 – 10.58
Tempat : Ruang Kelas 3 SDN Sekarsuli
1. Apakah kamu selalu mengikuti salam pagi bersama guru? Apa yang
kamu lakukan saat salam pagi?
Jawab : Iya, selamat pagi
2. Apakah kamu selalu berdoa sebelum memulai mengikuti pelajaran?
Jawab : Iya
3. Apakah kamu suka bekerja sama dengan temanmu?
Jawab : Suka, pas kerja kelompok
4. Apakah kamu suka menyampaikan pendapat di dalam kelas?
Jawab : Kadang
5. Apakah kamu suka mencontek dalam pembelajaran?
Jawab : Tidak
6. Apakah kamu selalu melaksanakan piket kelas?
Jawab : Selalu, senin sama kamis
7. Jika di dalam kelas ada yang berbeda pendapat denganmu, bagaimana
sikapmu terhadap perbedaan itu?
Jawab : menghormatinya
8. Apakah kamu ikut merawat tanaman yang ada di depan kelasmu?
Jawab : Nggak, Nggak pernah
9. Jika ada temanmu yang sakit, apa yang akan kamu lakukan?
Jawab : Menjenguknya
10. Apakah kamu memilih-milih orang dalam berteman?
Jawab : Tidak
150
11. Apakah ada kegiatan sekolah yang menarik minatmu? Jika ada
kegiatan apa?
Jawab : Ada, menggambar
12. Apakah kamu mau meminta maaf jika punya salah terhadap teman?
Jawab : Mau
13. Apakah kamu selalu mengikuti upacara bendera dengan tertib?
Jawab : Selalu
14. Apa saja lagu-lagu wajib nasional yang kamu ketahui?
Jawab : Indonesia Raya, Dari Sabang Sampai Merauke
15. Apakah kamu selalu mengikuti kegiatan keagamaan di sekolah seperti
sholat dhuha di masjid sekolah?
Jawab : Ikut, setiap hari
16. Apakah kamu menaati peraturan yang ada di sekolah?
Jawab : Iya, disiplin, mengerjakan PR
17. Apakah kamu suka dengan permainan tradisional atau tari-tarian
daerah?
Jawab : Suka, misalnya egrang
18. Apa saja fasilitas yang ada disekolah yang sering kamu gunakan?
Jawab : membaca buku, sama sholat
151
Lampiran 7
REDUKSI HASIL OBSERVASI
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN P EMBELAJARAN
DI SDN 1 SEKARSULI
No Aspek Yang Diamati Deskripsi Kesimpulan
1 Implementasi Nilai-nilai sila
Ketuhanan Yang Maha Esa
Observasi 2
Guru kelas 3 mengawali dan mengakhiri
Pembelajaran dengan salam dan berdoa bersama
dipimpin oleh salah seorang siswa.
Guru kelas 3 dan siswa secara bersama-sama
membeca surat Al-Fathihah dan surat-surat pendek
sebelum memulai pelajaran.
Siswa dan guru melaksanakan sholat dhuha
berjamaah di Masjid yang ada di Lingkungan
sekolah.
Siswa dan guru melaksanakan sholat dhuhur
berjamaah.
Implementasi nilai-nilai sila
Ketuhahan yang Maha Esa di
SDN 1 Sekarsuli yaitu dengan
guru membiasakan
mengucapkan salam dan berdoa
sebelum dan sesudah
pembelajaran, selain itu sebelum
memulai pembelajran siswa
diminta membeca bersama-sama
surat Al-Fathihah dan Surat-
surat Pendek. Kegiatan sholat
dhuha dan sholat dhuhur
152
Setelah selesai sholat dhuha dan sholat dhuhur siswa
bersama-sama membaca dzikir dan doa-doa.
Observasi 3
Guru kelas 2 mengawali pembelajaran dengan
berdoa dan mengucapkan salam, pada pagi itu guru
sedikit terlambat jadi guru berdoa sendiri karena
siswa sudah berdoa terlebih dahulu.
Guru dan siwa membca surat Al-Fathihan dan surat-
surat pendek sebelum pembelajaran di mulai.
Siswa dan guru melaksanakan sholat dhuha dan
sholat dhuhur berjamaah di masjid.
Setelah sholat dhuha dan sholat dhuhur siswa
bersama-sama membaca dzikir dan doa-doa.
Pada pembelajaran agama Islam siswa paad hari ini
memperlajari cara membaca dan menulis huruf arab
sederhana.
Siswa kelas 5 pada hari itu mendapat jadwal
berjamaah bagi yang muslim
diadakan setiap hari di masjid
dan bagi yang non muslim ada
kegiatan pembinaan tersendiri.
SDN 1 Sekarsuli juga
mengadakan kegiatan TPA bagi
semua kelas dengan dibagi
berdasarkan jadwal. Kegiatan
TPA ini merupakan kegiatan
latihan membaca Iqro dan Al-
Quran, dan pada saaat
dilaksanakan TPA, biasanya
siswa non muslim akan pergi ke
perpustakaan untuk mengadakan
kegiatan keagamaan tersendiri
seperti membaca kitab suci
agamanya masing-masing.
153
pelajaran TPA, yang merupakan kegiatan membaca
iqro dan Al-Quran, siswa yang non islam kemudian
ke perpustakaan untuk mengadakan kegiatan
keagamaan tersendiri.
Observasi 4
Guru mengawali pembelajaran dengan berdoa.
Kelas 5 pada jam pertama adalah mata pelajaran
agama, untuk yang beragama Islam siswa
melaksanakan pembelajaran di dalam kelas dan
untuk yang beragama nonislam siswa melaksanakan
pembelajaran di ruang perpustakaan.
Guru agama non islam membuka pelajaran dengan
salam dan membaca kitab suci, serta dilanjutkan
dengan menghafal salah satu ayat di kitab suci.
Guru dan siswa yang beragama Islam melaksankana
sholat dhuha dan sholat dhuhur berjamaah di masjid.
Setelah sholat dhuha dan sholat dhuhur siswa sevara
154
bersama-sama membaca dzikir dan doa-doa.
2 Implementasi Nilai-nilai
sila Kemanusiaan Yang
Adil dan Beradab
Observasi 2
Adanya kegiatan salam pagi yang mengembangkan
budaya senyum, salam , dan sapa antar warga
sekolah.
Guru membiasakan siswa untuk sopan terbukti
dengan guru memberikan teguran saat ada siswa
yang bertingkah kurang sopan.
Guru kelas 3 menanggapi semua pertanyaan siswa
dan tidak membeda-bedakan
Siswa yang sudah bisa mau mengajari siswa lain
yang belum paham.
Siswa mau tertib dalam baris masuk ke kelas dan
saat berwudhu sebagai wujud saling menghargai hak
dan kewajiban masing-masing.
Implementasi Nilai-nilai sila
KemanusiaanYang Adil dan
Beradab dengan mebiasakan
siswa untuk mengembangkan
budaya senyum, salam, sapa,
dan menghormati kepada orang
yang lebih tua serta hak-hak
orang lain. Guru juga
membiasakan siswa untuk
bersikap sopan dan menegur
siswa yang tidak sopan. Guru
juga memberikan kesempatan
yang sama kepada siswa tanpa
memandang latar belakang
siswa, jenis kelamin, dan lain
sebagainya dalam kegiatan
pembelajaran atau melaksankan
155
Observasi 3
Guru dan siswa melaksanakan kegiatan salam pagi
untuk mengembangkan budaya senyum, salam, dan
sapa.
Guru tidak membeda-bedakan siswa dalam
pembelajaran dengan menganggapi dan memberi
perhatian kepada seluruh siswa.
Anak mau meminjamkan dan bermain bersama
dengan mainan yang dibelinya.
Ada anak yang sedang makan dan membagi
makanannya kepada siswa lain.
Guru mengingatklan siswa yang mengangkat tangan
dengan tangan kiri saat akan menjawab agar
menggunkan tangan kanan sesuai dengan norma
kesopanan yang berlaku umum di masyarakat
Indonesia.
Guru membiasakan agar anak mau berbagi, seperti
saat kegiatan mewarnai anak yang mempunyai
suatu tugas. Siswa juga terlihat
sudah ada kepedulain dengan
sesama dengan mau mengajari
teman yang tidak bisa, membagi
makanan, maupun membantu
dalam orang yang sedang butuh
bantuan mereka.
156
pewarna mau meminjami anak yang belum punya
atau tidak membawa pewarna.
Siswa mau tertib dalam baris masuk ke kelas dan
saat berwudhu sebagai wujud saling menghargai hak
dan kewajiban masing-masing.
Observasi 4
Kegiatan salam pagi pada hari ini tidak dapat
dilaksanakan karena hujan.
Guru memberikan hak yang sama kepada siswa
untuk bertanya.
Siswa baris dengan tertib saat masuk kedalam kelas
dan mengantri berwudhu.
Siswa yang sudah paham terhadap materi mau
mengajari siswa lain yang belum paham.
157
Observasi 5
Guru dan siswa melaksanakan kegiatan salam pagi.
Pemimpin upacara pada waktu itu perempaun,
mengindikasikan sekolah memberi kesempatan yang
sama untuk setiap anak dalam bertugas tidak
membedakan-bedakan.
Siswa dengan sukarela dan tanpa diminta bantuan
mau membantu penneliti mengembalikan
perlengkapam untuk kegiatan upacara.
3 Implementasi Nilai-nilai
Pancasila sila Persatuan
Indonesia
Observasi 2
Siswa menjaga kebersihan kelas dengan
melaksankan kegiatan piket sebagai wujud dari cinta
lingkungan.
Siswa mengerjakan piket kelas dengan bergotong
royong satu sama lain.
Siswa baris dengan tertib saat masuk ke kelas dan
tidak saling berebutan.
Siswa sebelum memulai pembelajaran menyanyikan
Implementasi nilai-nilai
Pancasila sila Persatuan
Indonesia dilaksankan dengan
berbagai cara diantaranya
membudayakan kegiatan gotong
royong dalam piket,
mengajarkan cinta tanah air dan
lingkungan dengan berbagam
cara seperti menyanyikan lagu
158
lagu Indonesia Raya terlebih dahulu.
Karya siswa di pajang di dalam kelas berupa hasil
batik ikat celup, anyaman, dan gambar mozaik, hal
ini menimbulkan kebanggan tersendiri bagi siswa.
Di dalam kelas juga dipasang foto Presiden dan
Wakil Presiden serta Gambar Burung Garuda
sebagai wujud bangga terhadap tanah iar Indonesia.
Siswa bersama-sama melaksanakan kegiatan sholat
berjamaah dengan tertib dan semua kelas membaur
jadi satu tidak dipisah-pisah.
Observasi 3
Siswa melaksanakan kegiatan piket dengan
bergotong royong dan sesuai dengan tanggung
jawabnya.
Siswa baris dengan tertib saat masuk kedalam kelas.
Sebelum memulai pembelajaran dengan
menyanyikan lgu Indonesia Raya.
Indonesia Raya, kegiatan
Upacara Bendera dan menjaga
kebersihan lingkungan. Selain
itu sekolah juga mengadakan
kegiatan sholat bersama yang
dapat menjadikan antar siswa
lebih akrab dan dapat membaur.
Sekolah juga membiasakan
untuk tertib dalam upacara
maupun dalam kegiatan lainnya.
Di dalam setiap kelas jiga
dipasng foto Presiden, Wakil
Presiden, serta Burung Garuda
sebagai wujud bangga terhadap
bangsa Indonesia, selain itu di
dalam kelas juga dipajang
berbagai karya siswa seperti
hasil batik ikat celup, hasil
mewarnai dan lain sebaginya
159
Guru kelas 2 mengajarkan siswa untuk tertib saat
upacara, berpakaian rapi, cara hormat yang benar
dan mengenai lagu Indonesia Raya serta
mengheningkan cipta dalam pembelajaran.
Di dalam kelas juga dipasang foto Presiden dan
Wakil Presiden serta Gambar Burung Garuda
sebagai wujud bangga terhadap tanah iar Indonesia.
Siswa melaksanakan sholat berjamaah, saat sholat
bercampur antar kelas tidak menyendiri.
Di dalam kelas dipasang berbagai hasil karya siswa
seperti hasil karya mewarnai dan menggambar.
Observasi 4
Siswa melaksanakan kebersihan kelas dengan
bergotong royong seperti ada siswa yang mengambil
alat pel unntuk memgepel kelas.
Siswa baris dengan tertib saat masuk ke kelas.
Sebelum memulai Permbelajarran menyanyikan
yang dapat menumbuhkan rasa
bangga siswa terhadap
karyanya.Guru juga
mengajarkan nilai-nilai sila ke
tiga ini dalam pembelajaran
yang sesuai contohnya saat ada
materi Upaya Bendera, saat
Olahraga dan bermain
permainan tradisional gobak
sodo.
160
Lagu Indonesia Raya terlebih dahulu.
Sholat berjamah secra bersama-sama.
Siswa kelas 3 pada jam Olahrag bermain permainan
Gobak Sodor, kebetulan dalam halaman sekolah
sudah ada arena bermain gobak sodor.
Observasi 5
Siswa mengikuti kegiatan upacara dengan tertiub
walaupun ada beberapa siswa yang kurang tertib.
Dalam Upacara ada berbagai acara seperti
Menyanyikan Lagu Indonesia Raya, Pengibaran
Bendera Merah Putih, Pembacaan Pembukaan UUD
45, Pembacaan Pancasila dan mengheningkan cipta
yang dapat emumpuk rasa bangga sebagai warga
negara Indonesia.
Setelah Upacara, Siswa dan guru bersama-sama
membersihkan dan menata tanaman yang ada di
sekolah, untuk siswa terutama yang saat upacara
161
tidak tertib atau kelengkapan upacara kurang.
4 Implementasi Nilai-nilai
sila Kerakyatan yang
Dipimpin Oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/
Perwakilan.
Observasi 2
Ada siswa yang memimpin di saat mengatur barisan,
memimpin berdoa, dan memimpin lagu Indonesia
Raya.
Guru memberikan kesempatan siswa untuk
menyampaikan pendapat.
Siswa berani menyampaikan pendapatnya di depan
kelas.
Adanya kepengurusan di kelas seperti ketua,
sekretaris dan bendahara walupun perannya belum
maksimal.
Observai 3
Ada siswa yang memimpin di saat mengatur barisan,
memimpin berdoa, dan memimpin lagu Indonesia
Implementasi Nilai-nilai sila
Kerakyatan yang Dipimpin Oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/ Perwakilan
dalm kegiatan pembelajaran
diantaranya Guru memberikan
tanggung jawab kepada siswa
untuk berani memimpin
temannya secara bergantian,
guru memberikan kesempatan
yang sama kepada siswa untuk
dapat menyampaikan
pendapatnya, di dalam kelas
juga terdapat susunan
kepengurusan kelas serta
mengedepankan cara
162
Raya.
Guru memberikan kesempatan siswa untuk
menyampaikan pendapat.
Siswa berani menyampaikan pendapatnya di depan
kelas.
Guru menghargai setiap pendapat siswa.
Adanya kepengurusan di kelas seperti ketua,
sekretaris dan bendahara walupun perannya belum
maksimal.
Observai 4
Ada siswa yang memimpin di saat mengatur barisan,
memimpin berdoa, dan memimpin lagu Indonesia
Raya.
Guru memberikan kesempatan siswa untuk
menyampaikan pendapat.
Siswa berani menyampaikan pendapat di depan
kelas.
bermusyawarah dalam
menyelesaikan suatu masalah.
163
Siswa menyelesaikan suatu masalah dengan
berdiskusi atau musyawarah.
5 Implementasi Nilai-nilai sila
Keadilan Sosial bagi
Seluruh Rakyat Indonesia
Observasi 2
Guru bersikap adil dengan memberikan kesempatan
yang sama kepada siswa untuk menyampaikan
pendapat.
Guru memberikan kesempatan yang sama kepada
siswa untuk memimpin saat menyanyikan lagu
Indonesia Raya maupaun saat mengatur barisan.
Guru meminjami semua siswa yang tidak membawa
penggaris.
Siswa dalam berteman tidak pilih-pilih.
Guru memberikan pujian kepada siswa yang rajin
dan memberi nasihat pada siswa yang malas
mengerjakan tugas.
Guru mengingatkan siswa agar tidak menggangu
siswa lain saat mengerjakan.
Implementasi Nilai-nilai sila
Keadilan Sosial bagi Seluruh
Rakyat Indonesia dalam
kegiatan pembelajaran
diwujudkan guru dengan
memberikan kesempatan yang
sama kepada anak untuk
berpendapat dan berlaku adil
terhadap anak. Guru juga
memberikan kesempatan sama
kepada anak untuk dapat
memimpin temannya dalam
menyanyikan lagu Indonesia
Raya dan memimpin barisan.
Siswa juga terlihat tidak pilih-
164
Observasi 3
Guru bersikap adil dengan memberikan kesempatan
yang sama kepada siswa untuk menyampaikan
pendapat.
Guru memberikan kesempatan yang sama kepada
siswa untuk memimpin saat menyanyikan lagu
Indonesia Raya maupaun saat mengatur barisan.
Siswa terlihat tidak pilih-pilih dalam berteman di
dalam kelas.
Observasi 4
Guru bersikap adil dengan memberikan kesempatan
yang sama kepada siswa untuk menyampaikan
pendapat.
Guru memberikan kesempatan yang sama kepada
siswa untuk memimpin saat menyanyikan lagu
Indonesia Raya maupaun saat mengatur barisan.
Siswa terlihat tidak pilih-pilih dalam berteman di
dalam kelas.
pilih dalm berteman.
165
6 Faktor Pendukung
Implementasi Nilai-nilai
Pancasila dalam kegiatan
pembelajaran di Sekolah
Faktor pendukung pelaksanaan implementasi nilai-nilai
Pancasila yaitu adanya dukungan guru dan kepala
sekolah dan pemerintah dalam upaya
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila, selain itu
sarana dan prasarana yang ada di sekolah jika
dimanfaatkan dengan baik akan dapat mendukung
dalam implementasi nilai-nilai Pancasila
Adanya dukungan dari Kepala
Sekolah, Guru, dan Pemerintah,
serta sarana dan prasarana
sekolah yang cukup mendukung.
7 Faktor Penhambat atau
masalah dalam
Implementasi Nilai-nilai
Pancasila dalam kegiatan
pembelajaran di Sekolah
Faktor penghambat atau masalah dalam implementasi
nilai-niali Pancasila yaitu beberapa karakter anak yang
tidak mau atau sulit mendengarkan nasihat guru,
terbawanya kebiasaan kurang baik anak di luar sekolah,
tidak semua guru mau benar-benar memperhatikan
seluruh siswa yang ada.
Kebiasaan anak yang kurang
baik terbawa ke sekolah,
karakter beberapa anak yang
sulit dinasehati, dan beberapa
guru yang tidak menaruh
perhatian pada seluruh anak.
166
Lampiran 8
REDUKSI WAWANCARA KEPALA SEKOLAH SDN 1 SEKARSULI
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN P EMBELAJARAN
DI SDN 1 SEKARSULI
No Pertanyaan Reduksi
1 Bagaimana sejarah perkembangan sekolah SDN 1
Sekarsuli?
Perkembangan SDN 1 Sekarsuli dari tahun ke tahun terus
berkembang walaupun tidak signifikan. Perkembangan terjadi baik
dalam peningkatan prestasi akademik dan non akademik.
2 Apa saja yang menjadi visi dan misi SDN 1
Sekarsuli?
Mewujudkan Insan yang Berakhlak Mulia, cerdas, Terampil,
Berkarakter dan berwawasan Global.
3 Kurikulum apa yang digunakan di SDN 1
Sekarsuli?
SDN 1 Sekarsuli menggunkan dua kurikulum. Kurikulum KTSP
untuk kelas 2, kelas 3, kelas 5, dan 6 sedangkan kurikulum 2013
digunakan untuk kelas 1 dan kelas 4.
4 Menurut ibu apakah penting untuk dilakukan
penanaman nilai-nilai Pancasila dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah?
Penanaman nilai-nilai Pancasila sangat penting dilakukan. Sekolah
juga mempunyai program 18 karakter mulia yang dikembangkan.
Penanaman nilai Pancasila bukan hanya pada pelajaran Pkn saja
167
melainkan harus pada semua mata pelajaran dan kegiatan sekolah.
5 Bagaimana strategi sekolah dalam
mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila
dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
Strategi sekolah dalam mengimplementasikan nilai-nilai sila
Pancasila yaitu dengan membiasakan siswa dan dimasukkan dalam
beberapa materi pelajaran, selain itu implementasi nilai-nilai
Pancasila dapat dilakukan guru dengan mengembangkan metode
pembelajaran yang sesuai.
6 Bagaimana peran kepala sekolah dan guru dalam
mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila
dalam kegiatan pembelajaran di sekolah?
Peran kepala sekolah dan guru saling berkaitan dalam
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila pada anak, kepala
sekolah dan guru sebagi pelaksana dalam pengimplementasian nilai-
nilai Pancasila di sekolah. Kepala sekolah dan guru membimbing
anak di sekolah.
7 Apa saja wujud konkrit yang telah dilakukan
sekolah dalam mengimplementasikan pengamalan
nilai sila Pancasila dalam pembelajaran di sekolah?
Wujud konkrit yang dilakukan sekolah dalam implementasi nilai-
nilai Pancasila adalah pembiasaan sholat berjamaah, senyum salam
sapa, ketertiban, menjaga kebersihan dan berbagai pembiasaan
lainnya.
8 Bagaimana dengan sarana dan prasarana yang ada
di sekolah yang mendukung implementasi
Sarana dan prasarana menurut kepala sekolah masih kurang untuk
penanaman yang lebih kepada siswa, namun sekolah sudah
168
pengamalan nilai-nilai sila Pancasila? berusaha memanfaatkan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Sekolah juga memanfaatkan lingkungan sosial untuk
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
9 Apakah lingkungan yang ada di sekolah sudah
mendukung dalam pengamalan nilai sila Pancasila
di Sekolah?
Lingkungan sekolah sudah cukup mendukung dalam
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.
10 Menurut ibu, apakah bapak ibu guru di SDN 1
Sekarsuli sudah memanfaatkan lingkungan sekolah
dan sarana prasarana yang ada di sekolah untuk
mengimplementasikan pengamalan sila Pancasila
dengan baik?
Guru sudah cukup baik dalam mamanfaatkan lingkungan sekolah
dan sarana prasarana yang ada di sekolah walaupun belum
maksimal.
11 Menurut ibu, apakah teladan dari guru penting dan
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
pengamalan nilai-nilai sila pancasila pada anak?
Keteladanan dari guru sangat penting dalam keberhasilan
pengamalan nilai-nilai sila Pancasila.
12 Apakah sekolah pernah mengadakan suatu kegiatan
khusus yang dapat menanamkan pengamalan nilai-
nilai Pancasila pada anak?
Sekolah mengadakan zakat fitrah dan Qurban, selain itu sekolah
mengadakan infaq yang dilaksanakan setiap hari senin dan jumat.
TPA juga salah satu kegiatan rutin yang dilaksanakan di sekolah.
169
Sekolah berupaya mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam
berbagai kegiatan sekolah tersebut.
13 Apa saja faktor-faktor pendukung dalam
implementasi pengamalan sila pancasila di sekolah?
Faktor yang mendukung yaitu dari pihak guru, lingkungan,
orangtua, dan kesadaan anak itu sendiri. Selain itu dari pihak dinas
juga memberi dukungan dengan peraturan tau kebijakan-kebijakan
serta memberi bantuan secra real di sekolah seperti melakukan
pengawasan.
14 Apa hambatan yang dialami sekolah dalam
mengimplementasikan pengamalan nilai-nilai
Pancasila di Sekolah?
Hambatran dalam mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila yaitu
apabila lingkungan di rumah maupun kebiasaan anak di rumah tidak
mendukung maka akan sulit dalam mengimplementasikan nilai-nilai
Pancasila di sekolah. Misalnya kebiasaan anak mengolok-olok
temannya di rumah akan terbawa ke sekolah.
15 Apa upaya yang dilakukan sekolah untuk mengatasi
hambatan-hambatan tersebut?
Upaya yang dilakukan sekolah yaitu dengan melakukan pembinaan
kepada anak dan pembiasaan kembali di sekolah.
170
REDUKSI WAWANCARA GURU SDN 1 SEKARSULI
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN P EMBELAJARAN
DI SDN 1 SEKARSULI
No Pertanyaaan Guru Kelas III Guru Kelas VI Guru Kelas II K esimpulan
1 Menurut ibu apakah penting
untuk dilakukan penanaman
nilai-nilai Pancasila dalam
kegiatan pembelajaran di
sekolah?
Guru merasa bahwa
penanaman nilai-nilai
Pancasila sangat
penting untuk anak
sekolah dasar.
Guru merasa bahwa
penanaman nilai-nilai
Pancasila penting agar
anak memiliki rasa,
jiwa pratiotisme,
kemanusiaaan, dan jiwa
sosial.
Guru merasa
penanaman nilai-nilai
sila Pancasila sangat
penting karena kalau
tidak ditanamkan sejak
dini nanti anak tidak
mengenal nilai-nilai
Pancasila.
Guru merasa penanaman
nilai-nilai Pancasila dalam
pembelajaran di sekolah
sangat penting agar anak
mempunyai jiwa
nasionalisme, patriotisme,
kemanusiaan, dan jiwa
sosial yang baik.
171
2 Apa strategi pembelajaran
yang sering ibu gunakan di
dalam pembelajaran?
Guru menanamkan
moral terlebih dahulu
pada anak, misalnya
kejujuran.
Guru menanamkan nilai
Pancasila dengan
memasukkannya dalam
kegiatan pembelajaran
seperti kegiatan
berkelompok dan
belajar di perpustakaan.
Guru memasukkan
penanaman nilai
Pancasila dalam
pembelajaran, misalnya
saat materi upacara
bendera, guru sambil
menanamkan pada anak
sikap disiplin, memberi
contoh hormat yang
benar, menjaga
ketertiban, dan lain-
lain.
Strategi yang guru lakukan
untuk
mengimplementasikan
nilai-nilai Pancasila
dilakukan dengan berbagai
metode pembelajaran dan
dalam materi-materi
pelajaran. Guru juga
mengajarkanj moral yang
mendasar terlebih dahulu
pada anak seperti
kejujuran dan kedisiplinan.
172
3 Apakah ada kegiatan yang
dilakukan siswa dan guru
sebelum pembelajaran
dimulai? Jika ada kegiatan
apa?
Guru biasanya
menanyakan terlebih
dahulu hal-hal apa yang
telah dilakukan siswa
seperti menanyakan
perbuatan baik apa
yang telah dilakukan
siswa dan hal lain yang
berkaiatn dengan moral
sebagai apersepsi dalam
pembelajaran.
Guru dan siswa berdoa,
kemudian tadarus,
membaca bersama,
menyanyikan lagu
Indonesia Raya,
menghormati bendera
sang merah putih.
Guru sebelum
pembelajaran sudah
membiasakan
menyanyikan lagu
Indonesia Raya,
membaca juz ama.
Kemudian setelah itu
membaca buku.
Sebelum memulai
pembelajaran Guru dan
siswa melakukan kegiatan
berdoa, menyanyikan lagu
Indonesia Raya, membaca
surat-surat pendek,
membaca juz ama,
membaca awal materi
yang akan dipelajari, atau
apersepsi dari guru.
4 Apakah ibu selalu memulai
dan mengakhiri
pembelajaran dengan
mengucapkan salam dan
berdoa bersama?
Guru selalu memulai
dan mengakhiri
pembelajaran dengan
berdoa.
Guru selalu memulai
dan mengakhiri
pembelajaran dengan
berdoa dan
mengucapkan salam.
Guru selalu memulai
dan mengakhiri
pembelajarn dengan
berdoa.
Guru selalu memulai dan
mengakhiri pembelajaran
dengan berdoa dan
mengucapkan salam.
173
5 Apakah ibu memberikan
kesempatan siswa untuk
mengajukan pertanyaan atau
berpendapat? Jika iya,
biasanya pada saat apa hal
itu dilakukan?
Guru memberikan
kesempatan siswa
bertanya saat
pembelajaran.
Guru memberi
kesempatan siswa
bertanya saaat
pembelajaran jika ada
yang belum jelas atau
pada saat musyawarah
kelas.
Guru memberi
kesempatan siswa untuk
bertanya dan
menyampaikan
pendapat.
Guru memberikan
kesempatan siswa untuk
bertanya dan
menyampaikan pendapat
dalam beberapa
kesempatan seperti saat
pelajaran atau musyawarah
kelas.
6 Apakah ibu memberikan
kesempatan yang sama
kepada siswa jika ingin
menyampaikan pendapat?
Guru memberi
kesempatan yang sama
kepada siswa untuk
menyampaikan
pendapat.
Guru memberi
kesempatan yang sama
kepada siswa baik laki-
laki maupun perempaun
untuk menyampaikan
pendapat atau usulan.
Guru memberi
kesempatan yang sama
kepada siswa untuk
menyampaikan
pendapat.
Guru memberin
kesempatan yang sama
kepada siswa untuk
menyampaikan pendapat.
174
7 Apakah ibu sering meminta
siswa untuk bekerja
kelompok saat mengerjakan
tugas di sekolah?
Guru meminta siswa
untuk kerja kelompk
dalam beberapa mata
pelajaran.
Guru sering meminta
siswa untuk
mengerjakan tugas
secara berkelompok.
Guru jarang meminta
siswa mnegerjakan
kelompok, karena kalu
mengerjakan tugas
kelompok siswa
biasanya rame.
Guru kadang meminta
siswa untuk berkerja
kelompok dalam beberapa
mata pelajaran tetapi ada
guru yang jarang
menggunakan metode
berkelompok karena
pertimbangan siswa akan
rame jika berkelompok.
Kegiatan berkelompok
digunakan dengan melihat
materi pembelajaran dan
situasi siswa di kelas.
8 Apakah ada jadwal piket
untuk membersihkan kelas?
Jika ada bagaimana
pembagian tugas siswa
dalam piket?
Ada jadwal piket di
kelas III dengan
pembagian laki-laki dan
perempuan
disendirikan.
Ada Jadwal piket di
kelas VI dengan
pembagian kelompok
berdasarkan tempat
tinggal, yang jauh
Ada jadwal piket di
kelas II dengan
pembagian tugas dibagi
oleh guru seperti ada
Ada jadwal piket disetiap
kelas, setiap anak
mendapat jadwal piket dan
untuk pembagian tugas
dan kelompok piket guru
175
dicampur dengan yang
dekat agar dapat
melaksanakan tugas
dengan baik.
yang menyapu,
membersihkan papan
tulis.
mempeunyai
pertimbangan tersendiri
dengan melihat situasi dan
kondisi yang ada.
9 Bagaimana dengan susunan
kepengurusan kelas di kelas
ibu?
Ada pengurus ketua,
sekretaris dan
bendahara.
Ada pengurus kelas
ketua, sekretaris,
bendahara dan seksi-
seksi.
Ada pengurus kelas,
namun belum dapat
menjalankan tugasnya
secara optimal karena
masih kecil, belum
paham tugas dan
tanggung jawab.
Sudah ada kepengurusan
dalam kelas yaitu Ketua,
Sekretaria dan bendahara,
namun dalam
pelaksanaannya belum
berjalan secara optimal
mengenai masing-masing
peran tersebut.
176
10 Pada saat pembentukan
kepengurusan kelas, apakah
dilakukan dengan
musyawarah kelas atau
langsung ditentukan?
Pembentukan pengurus
kelas dengan cara
musyawarah.
Pembentukan pengurus
kelas dengan cara
musyawarah dan guru
hanya berperan sebagai
fasilitator.
Pembentukan pengurus
kelas dilakukan dengan
cara musyawarah, siswa
diberi kertas dan
menulis siapa
pilihannya.
Pembentukan pengurus
kelas dilakukan dengan
musyawarah, guru hanya
berperan sebagai
fasilitator.
11 Jika ada siswa yang sakit,
apakah siswa biasanya
diajak menjenguk kerumah?
Guru dan siswa
menjenguk siswa yang
sakit jika rumahnya
dekat, jika jauh hanya
perwakilan saja.
Guru dan siswa
menjenguk siswa yang
sakit seperti siang ini
akan menjenguk siswa
yang jatuh saat di
sekolah.
Guru dan siswa
menjenguk siswa yang
sakitnya lebih dari 4
sampai 5 hari.
Guru membaisakan
mengajak siswa
menjenguk teman yang
sakit beberapa hari atau
yang mengalami sakit
cukup parah, jika
rumahnya jauh maka
hanya perwakilan siswa
yang ikut menjenguk.
177
12 Di depan kelas ada tanaman,
apakah siswa dilibatkan
secara langsung dalam
merawat tanaman yang ada
di depan kelas?
Siswa dilibatkan secara
langsung dalam
merawat tanaman yang
ada di depan kelas.
Siswa dilibatkan
langsung dalam
merawat dan
membersihkan taman
sambil menata bunga-
bunga.
Siswa dilibatkan dalam
merawat tanaman
kalau setiap hari senin.
Setiap hari senin itu
setelah upacara
biasanya ada kegiatan
membersihkan dan
menata taman.
Siswa dilibatkan secara
langsung dalam merawat
lingkungan sekolah seperti
merawat tanaman yang ada
di depan kelas. Kegiatan
itu dilaksanakan setiap
hari senin setelah upacara
bendera, khususnya untuk
anak-anak yang tidak tertib
saat upacara.
13 Apakah sering ada konflik
antar siswa di dalam kelas?
Jika ada bagaimana biasanya
masalah tersebut
diselesaikan?
Sering terjadi konflik,
guru kemudian melihat
seberapa jauh
kesalahannya dan
diselesaikan dengan
minta maaf.
Siswa sering terjadi
konflik dan biasanya
diselesaikan dengan
musyawarah.
Siswa sering terjadi
konflik, biasanya
diselesaikan dengan
musyawarah dan
meminta maaf , guru
juga memberi contoh
konflik yang belum
lama ini terjadi.
Sering terjadi konflik antar
siswa,guru biasanya
menyelesaikannya dengan
musyawarah atau diminta
saling memamafkan.
178
14 Apakah ada pembelajaran
yang berkaitan dengan
budaya atau kesenian yang
ada di lingkungan sekitar?
Kelas III hanya ada
pelajaran tentang
norma.
Ada pembelajaran seni
tari, tapi untuk kelas 6
tidak ikut karena
mempersiapkan UN,
guru hanya
mengajarkan lagu-lagu
daerah khususnya
daerah Yogyakarta.
Ada kegiatan seni tari. Ada kegiatan seni tari di
sekolah yang dilaksanakan
setiap hari sabtu, termasuk
dalam kegiatan ekstra.
15 Bagaimana sikap ibu dalam
menghadapi siswa siswi
yang melanggar nilai-nilai
Pancasila?
Guru akan memberi
sanksi sesuai
pelanggaran siswa.
Guru akan memanggil
siswa dan
menasihatinya. Guru
juga akan memberikan
pandangan agar siswa
dapat terbuka
pikirannya dan
diharapkan dapat
berubah menjadi lebih
baik lagi.
Guru biasanya memberi
sanksi siswa dengan
menulis di buku dan
dicarikan bacaan yang
berkaitan dengan nilai
yang siswa langgar agar
siswa mengerti.
Guru akan menasihati
siswa yang melanggar
nilai-nilai Pancasila dan
jika cukup berat akan
diberi sanksi sesuai
pelanggarannya.
179
16 Menurut ibu, apakah sarana
dan prasarana yang ada di
sekolah sudah mendukung
dalam pengamalan nilai-
nilai sila Pancasila pada
anak?
Sarana dan prasarana
yang ada di sekolah
sudah mendukung.
Sarana dan prasarana
yang ada di sekolah
tergantung guru yang
memanfaatkannya,
tetapi untuk hal-hal
yang sederhana
mungkin sudah
mendukung, dan untuk
hal-hal yang lebih
komplek belum
mendukung.
Sarana dan prasarana
yang ada di sekolah
sudah mendukung.
Sarana dan prasarana di
sekolah sudah cukup
mendukung, namun
optimal atau tidaknya
pemanfaatannya
tergantung dari masing-
masing guru dalam
memanfaatkannya.
17 Apakah sarana dan
prasarana yang ada di
sekolah sudah dapat
dimanfaatkan dengan baik
oleh siswa dan guru?
Ada yang dimanfaatkan
ada yang kurang.
Guru dan siswa sudah
memanfaatkan sarana
dan prasarana yang ada
di sekolah dengan baik.
Guru dan siswa sudah
memanfaatkan sarana
dan prasarana yang ada
di sekolah dengan baik.
Sarana dan prasarana yang
ada di sekolah sudah
dimanfaatkan oleh siswa
dan guru dengan cukup
baik, namun ada beberapa
sarana dan prasarana yang
kurang dimanfaatkan.
180
18 Apa faktor pendukung
dalam
mengimplementasikan
pengamalan nilai-nilai
Pancasila dalam
pembelajaran?
Faktor yang
mendukung yaitu faktor
lingkungan dan guru
juga bagaimana
memberikan contoh.
Faktor lingkungan
masyarakat, lingkungan
sekolah dan sarana dan
prasarana yang ada di
sekolah seperti
pemanfaatan masjid.
Pada pertanyaa ini guru
malah menjelaskan
bahwa peraturan
sekolah kurang tegas.
Faktor lingkungan sekolah
dan masyarakat bisa
dijadikan faktor
pendukung dalam
implementasi nilai-nilai
Pancasila jika
dimanfaatkan dengan baik.
19 Apa saja hal-hal yang
menjadi hambatan dalam
pengamalan nilai-nilai sila
Pancasila dalam
pembelajaran?
Karakter anak dan
keluarga, latar
belakang, dan
kebiasaan anak dapat
menjadi hambatan
dalam pengamalan nila-
nilai Pancasila.
Hambatannya jika tidak
dipraktekkan secara
langsung, anak susah
memahaminya.
Hambatannya pengaruh
dari lingkungan luar
anak yang kurang baik,
guru memberi contoh
kasus.
Hambatan dari
implementasi nilai-nilai
Pancasila yaitu lingkungan
yang kadang kurang
mendukung, kebiasaan
anak di lingkungan,
pengaruh dari luar dan jika
tidak dipraktekkan
langsung anak kurang
dapat memahami nilai-
nilai Pancasila.
181
20 Bagaimana usaha ibu dalam
mengatasi hambatan atau
masalah tersebut?
Guru mengatasi
masalah dengan
pembiasaan pada anak.
Guru mengatasi
masalah tersebut
dengan konsultasi
kepada kepala sekolah
atau guru yang lebih
senior, guru tanya dulu
bagaimana cara
menyelesaikannya,
setelah itu guru
menerapkannya pada
siswa.
Guru mengatasi maslah
tersebut dengan cara
pembiasaan dan terus
mengingatkan siswa.
Guru mengatasi hambatan
tersebut dengan
melakukan pembiasaan
pada anak dan terus
mengingatkan, dan
biasanya guru juga
berdiskusi dengan kepasla
sekolah atau guru senior
dalam mengatasi hambatan
yang ada.
182
REDUKSI WAWANCARA SISWA SDN 1 SEKARSULI
IMPLEMENTASI NILAI-NILAI PANCASILA DALAM KEGIATAN P EMBELAJARAN
DI SDN 1 SEKARSULI
No Pertanyaan ZLS A dan SYP Z Kesimpulan
1 Apakah kamu selalu mengikuti
salam pagi bersama guru? Apa
yang kamu lakukan saat salam
pagi?
Siswa selalu mengikuti
salam pagi dan
mengucapkan selamat
pagi kepada guru.
Siswa mengikuti
salam dengan berjabat
tangan dan
mengucapkan salam
kepada guru.
Siswa selalu
mengikuti salam
pagi, pada saat salam
pagi mengucapkan
selamat pagi kepada
guru.
Siswa selalu
mengikuti salam pagi
dan kegiatan yang
dilakukan yaitu
berjabat tangan
dengan guru atau
menyapa
mengucapkan selamat
pagi.
183
2 Apakah kamu selalu berdoa
sebelum memulai mengikuti
pelajaran?
Siswa selalu berdoa
sebelum memulai
pelajaran.
Siswa selalu berdoa
sebelum memulai
pelajaran.
Siswa selalu berdoa
sebelum memulai
pelajaran.
Siswa selalu memulai
pelajaran dengan
berdoa.
3 Apakah kamu suka bekerja
sama dengan temanmu?
Siswa suka bekerja
sama saat kerja
kelompok di kelas.
Siswa suka bekerja
sama saat kerja
kelompok di kelas.
Siswa suka bekerja
sama saat kerja
kelompok di kelas.
Siswa suka
bekerjasama saat
mengerjakan tugas
kelompok di sekolah.
4 Apakah kamu suka
menyampaikan pendapat di
dalam kelas?
Siswa suka
menyampaikan
pendapat di depan
kelas, dengan cara
mengangkat tangan
terlebih dahulu.
Siswa suka
menyampaikan
pendapat di depan
kelas.
Siswa kadang suka
menyampaikan
pendapat di depan
kelas.
Siswa sudah berani
menyampaikan
pendapatnya di depan
kelas.
5 Apakah kamu suka mencontek
dalam pembelajaran?
Siswa tidak suka
mencontek.
Siswa tidak suka
mencontek.
Siswa tidak suka
mencontek.
Siswa tidak suka
mencontek dalam
pembelajaran.
184
6 Apakah kamu selalu
melaksanakan piket kelas?
Siswa selalu
melaksanakan piket,
piketnya setiap hari
jumat.
Siswa selalu
melaksanakan piket
kelas.
Siswa selalu
melaksanakan piket
setiap hari senin
sama kamis.
Siswa melaksanakan
piket sesuai jadwal
mereka masing-
masing.
7 Jika di dalam kelas ada yang
berbeda pendapat denganmu,
bagaimana sikapmu terhadap
perbedaan itu?
Siswa mau
menghargainya
pendapat orang lain
yang berbeda.
Siswa mau
menghargai pendapat
orang lain.
Siswa menghormatin
pendapat orang lain
yang berbeda
dengannya.
Siswa mau
menghargai pendapat
oranglain yang
berbeda dengannya.
8 Apakah kamu ikut merawat
tanaman yang ada di depan
kelasmu?
Siswa ikut merawat
tanaman, dengan
menyirami tanaman
tersebut.
Siswa ikut merawat
tanaman yang ada di
halaman.
Siswa mearsa tidak
pernah ikut dalam
merawat tanaman di
halaman sekolah.
Siswa ada yang ikut
berpartisipasi dalam
merawat tanaman tapi
belum semua siswa
benar-benar dilibatkan
dalam merawat
tanaman.
185
9 Jika ada temanmu yang sakit,
apa yang akan kamu lakukan?
Siswa mau menjenguk
temannya yang sedang
sakit.
Siswa menjenguk dan
mendoakan temannya
supaya cepat sembuh
Siswa mau
menjenguk
temannya yang sakit.
Siswa mau menjenguk
teman yang sedang
sakit.
10 Apakah kamu memilih-milih
orang dalam berteman?
Siswa tidak memilih-
milih dalam berteman.
Siswa tidak memilih-
milih dalam berteman.
Siswa tidak
memilih-milih orang
dalam berteman.
Siswa tidak memilih-
milih orang dalam
berteman.
11 Apakah ada kegiatan sekolah
yang menarik minatmu? Jika
ada kegiatan apa?
Siswa awalnya
menjawab tidak suka,
namun setelah diberi
contoh kegiatan sekolah
itu apa, ia kemudian
menyebutkan pramuka.
Siswa tidak tertarik
pada kegiatan di
sekolah.
Siswa tertarik pada
kegiatan
menggambar.
Siswa kurang
berminat pada
kegiatan sekolah,
namun ada siswa yang
mempunyai minat
khusus pada kegiatan
seperti menggambar
dan pramuka.
12 Apakah kamu mau meminta
maaf jika punya salah terhadap
teman?
Siswa mau meminta
maaf jika punya salah.
Siswa mau meminta
maaf jika punya salah.
Siswa mau meminta
maaf jika punya
salah.
Siswa mau meminta
maaf jika punya salah
terhadap teman.
186
13 Apakah kamu selalu mengikuti
upacara bendera dengan tertib?
Siswa mengikuti
upacara dengan tertib.
Siswa mengikuti
upacara dengan tertib.
Siswa mengikuti
upacara dengan
tertib.
Siswa selalu
mengikuti upacara
bendera dengan tertib.
14 Apa saja lagu-lagu wajib
nasional yang kamu ketahui?
Siswa hafal lagu
Indonesia Raya,
Berkibarlah Benderaku
Siswa hafal lagu
Indonesia Raya,
Berkibarlah
Benderaku, Satu nusa
satu bangsa, Garuda
Pancasila
Siswa hafal lagu
Indonesia Raya, Dari
Sabang Sampai
Merauke
Siswa mengetahui
lagu wajib nasional
walupun tidak banyak.
15 Apakah kamu selalu mengikuti
kegiatan keagamaan di sekolah
seperti sholat dhuha di masjid
sekolah?
Siswa tidak mengikuti
sholat dhuha karena
non muslim, tetapi ada
kegiatan doa di
perpustakaan.
Siswa mengikuti
kegiatan doa pagi
Siswa selalu ikut
dalam kegiatan
sholat berjamaah di
sekolah.
Siswa selalu
mengikuti kegiatan
keagaaman di sekolah
seperti sholat
berjamaah dan
membaca kitab suci.
187
16 Apakah kamu menaati
peraturan yang ada di sekolah?
Siswa menaati
peraturan sekolah.
Siswa menaati
peraturan sekolah dan
memberi contohnya
yaitu tidak terlambat
sekolah, mengikuti
upacara dengan tertib,
disiplin
Siswa menaati
peraturan sekolah
seperti mengerjakan
PR dan disiplin.
Siswa mentaati
peraturan yang ada di
sekolah seperti datang
tidak terlambat,
mengikuti upacara
dengan tertib, dan
disiplin.
17 Apakah kamu suka dengan
permainan tradisional atau tari-
tarian daerah?
Siswa suka dengan
permainan atau tari-
tarian daerah, siswa
mengikuti ekstra di
sekolah.
Siswa suka permainan
tradisional seperti
cublak-cublak suweng
dan Jamuran.
Siswa suka
permainan
tradisional misalnya
egrang.
Siswa menyukai
beberapa permainan
tradisional seperti
cublak-cublak
suweng, jamuran, dan
egrang.
18 Apa saja fasilitas yang ada
disekolah yang sering kamu
gunakan?
Siswa menggunakan
fasilitas sekolah Bola,
Raket Badminton.
Siswa menggunakan
fasilitas buku, meja
belajar.
Siswa menggunkan
fasilitas sekolah
seperti buku, dan
mushola.
Siswa sudah
menggunakan fasilitas
sekolah namun belum
optimal.
188
Lampiran 9 Daftar Ruang SDN 1 Sekarsuli
Daftar Ruangan SD Negeri 1 Sekarsuli
No. Infrastruktur Jumlah Keterangan
1. Ruang Kelas I 1 Baik
2. Ruang Kelas II 1 Baik
3. Ruang Kelas III 1 Baik
4. Ruang Kelas IV 1 Baik
5. Ruang Kelas V 1 Baik
6. Ruang Kelas VI 1 Baik
7. Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
8. Ruang Guru 1 Baik
9. Ruang Tata Usaha
1
Baik, ruang ini berada di samping ruang
kepala sekolah tepatnya berada menjadi
satu dengan ruang tamu kepala sekolah.
10. Ruang Perpustakaan
1
Baik, sudah cukup banyak buku yang
tersedia, namun buku yang baru masih
kurang.
11. Masjid 1 Baik
12. Ruang Ekstrakulikuler 1
Kurang baik, karena masih meminjam
ruang kelas biasa
189
No. Infrastruktur Jumlah Keterangan
13. Ruang Laboratorium
IPA dan Komputer -
Belum memiliki laboratorium IPA dan
Komputer, komputer ada tapi tidak dapat
dimanfaatkan hanya di perpustakaan.
14. Ruang UKS 1
Kurang baik, karena belum berfungsi
secara optimal.
15. Koperasi Sekolah
1
Baik, sudah mulai beroperasi di depan
ruang kepala sekolah. Koperasi sekolah
juga belum mempunyai ruangan khusus.
16. Kantin
1
Kurang memadai, karena tempatnya
terlalu sempit dan kecil. Selain itu
makanan sehat yang dijual masih kurang.
17. Ruang Parkir
1
Baik, namun penataan kendaraan masih
kurang rapi.
18. Kamar Mandi/WC 6 Cukup baik
19. Gudang 1 Kurang baik dan kurang tertata rapi.
20. Dapur 1 Baik, namun terlalu sempit.
190
Lampiran 10 Dokumentasi Foto Lingkungan dan Kegiatan
Foto-Foto Lingkungan Sekolah
191
Foto-foto Kegiatan
192
193
Foto Dokumen yang ada di Sekolah
194
195
196
Lampiran 11 Denah Lokasi Sekolah
Peta Lokasi Sekolah
UKS
Ruang
Kelas 2
Ruang
Kelas 1
Ruang
Kelas 6
Ruang
Kelas 5
Ruang
Kelas 4
Ruang
Kelas 3
Kant in
Ruang
Guru
Ruang
Kepala
Sekolah
Kamar
M andi
Perpustakaan
Tempat Parkir
M asjid
U
Halaman Sekolah
197
Lampiran 12 Surat Izin Penelitian
198
199
200
top related