implementasi model pembelajaran kooperatif tipe …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/7992/1/ade...
Post on 23-Jan-2021
0 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI HIMPUNAN
PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 2 TUNTANG
KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN 2019/2020
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
Ade Metty Dharmayanti
NIM. 23070150081
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
iv
v
vi
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila
kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-
sungguh (urusan yang lain).”
(QS. Al-Insyirah: 6-7)
La tahzan, innallaha ma’ana.
(Ustadz Hannan Attaki)
“Tidak ada keluarga yang sempurna, namun tanpa keluarga hidup
kita tidaklah sempurna.”
(Super Familly 100)
vii
PERSEMBAHAN
Untuk Ayah (Basir) dan Mamiku (Etick Pujiastuti) tercinta, yang telah
memberi kasih sayang, doa dan segala bentuk dukungan, aku bangga menjadi
anak kalian. Terimakasih telah menjadi orang tua terbaik untuk anak-anakmu.
Untuk Grandpa (Bingat) dan Grandma (Suti Munjiati) setra keluargaku
tersayang. Terimakasih kalian selalu ada untukku selama ini.
Untuk adik-adikku Binar dan Umam serta adik-adik ponakan Indah, Bagas,
Fadel, Dita, Reza, Ayu, dan Rifqo. Jadilah generasi penerus yang berprestasi
dan dapat bermanfaat bagi orang lain.
Untuk sahabat-sahabatku di SD, SMP, SMA, dan yang pasti sahabat-sahabatku
tersayang yaitu Pratiwi Santi Yastuti dan Dwi Iin Andriyani. Serta teman-
teman baikku yaitu Nur Azizah, Lailatis Sa’adah dan Muhammad Arif Ridlo.
Terimakasih atas semua waktu, dukungan, motivasi, kasih sayang dan
kebersamaan yang kita lalui bersama dalam banyak hal.
Untuk teman-teman Tadris Matematika khususnya angkatan 2015 yang
memberikan kebersamaan, bantuan dan dukungannya selama ini, semoga
persaudaraan ini akan tetap terjaga selamanya.
Untuk teman-teman PPL (Melinda, Nana, Iftach, Desy, Colis, Rozaq, Roni,
Eko, Soma) dan KKN (Elisa, Nayyir, Aman, Atul, Ulyn, Zen, Mahdi) serta
keluarga Racana dan Brigsus yang telah memberikan masa-masa indahnya
kebersamaan dan kekompakkan.
viii
KATA PENGANTAR
اب الله شم يم ح الر حمن الر
Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, berkat rahmat Allah SWT serta
nikmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
dengan judul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Himpunan pada
Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
2019/2020”.
Tidak lupa shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi
agung Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, serta para pengikutnya yang
selalu setia dan menjadikannya suri tauladan yang mana beliau satu-satunya umat
manusia yang dapat mereformasi umat manusia dari zaman kegelapan menuju
zaman terang benerang yakni dengan ajaran agama Islam.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan
memperoleh gelar Sarjana pada IAIN Salatiga, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan, Program Studi Tadris Matematika. Penulis menyadari bahwa tanpa
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, penyusunan skripsi ini tidak dapat
berjalan dengan lancar. Oleh karena itu, penulis secara tulus menyampaikan rasa
hormat dan terimakasih kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag.
2. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga, Prof. Dr. Mansur,
M.Ag.
ix
3. Ketua Program Studi Tadris Matematika IAIN Salatiga, Dr. Winarno, S.Si.,
M.Pd.
4. Ibu Wulan Izzatul Himmah, M.Pd. selaku pembimbing akademik yang telah
mengarahkan dengan sabar dalam setiap berkonsultasi pada tiap semester.
5. Bapak Muhammad Istiqlal, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang telah
membimbing, mengarahkan dan meluangkan waktunya untuk penulis sehingga
skripsi ini terselesaikan.
6. Bapak Selamat Pujiono, S.Pd. dan ibu Tri Muah, S.Pd. yang telah memberikan
inspirasi dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Bapak dan ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta
karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang
pendidikan S1.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,
maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga
hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pengembangan pendidikan dalam rangka
peningkatan mutu/kualitas sumber daya manusia.
Salatiga, 29 Agustus 2019
Penulis
Ade Metty Dharmayanti
x
ABSTRAK
Dharmayanti, Ade Metty. 2019. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Think Pair Share (TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Materi Himpunan pada Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2
Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2019/2020. Skripsi, Salatiga:
Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Muhammad Istiqlal,
M.Pd.
Kata Kunci: Think Pair Share (TPS), Hasil Belajar, Himpunan, Matematika
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pelaksanaan pembelajaran yang kurang
maksimal sehingga hasil belajar masih rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui pelaksanaan dan hasil belajar matematika materi Himpunan pada siswa
kelas VII B SMP Negeri 2 Tuntang Tahun Ajaran 2019/2020 melalui implementasi
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa
kelas VII B yang berjumlah 34 siswa. Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini adalah teknik tes, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan
menggunakan statistika perbandingan sederhana, rata-rata, dan persentase.
Indikator untuk mengukur keberhasilan penelitian ini apabila 85% dari
seluruh siswa mencapai KKM ≥ 64. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa.
Hal ini terlihat pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa sebesar 73,53, kemudian
pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa meningkat menjadi 82,91. Ketuntasan
belajar siswa pada siklus I sebanyak 24 siswa (70,59%), meningkat menjadi 30
siswa (88,24%) pada siklus II. Kesimpulannya bahwa implementasi model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil
belajar matematika materi Himpunan pada siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tuntang
tahun ajaran 2019/2020.
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR LOGO IAIN.................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ iv
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... v
MOTTO............................................................................................................ vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
ABSTRAK ....................................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 6
D. Manfaat Hasil Penelitian ................................................................. 7
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............................. 8
F. Metode Penelitian ............................................................................ 9
1. Rancangan Penelitian ............................................................... 9
2. Subjek Penelitian ...................................................................... 10
3. Langkah-langkah Penelitian ..................................................... 10
4. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 14
5. Instrumen Penelitian ................................................................. 14
6. Analisis Data ............................................................................ 16
G. Sistematika Penulisan ...................................................................... 18
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 20
A. Kajian Teori ..................................................................................... 20
xii
1. Pembelajaran Kooperatif .......................................................... 20
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share .......... 23
3. Hasil Belajar Matematika ......................................................... 28
4. Materi Pembelajaran “Himpunan” ........................................... 33
B. Kerangka Berpikir ........................................................................... 36
C. Penelitian yang Relevan .................................................................. 39
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ...................................................... 41
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................ 41
B. Penyajian Data ................................................................................. 43
1. Subjek Penelitian ...................................................................... 43
2. Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 45
BAB IV PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................................. 58
A. Deskripsi Hasil ................................................................................ 58
1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I ........................................... 58
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II .......................................... 67
B. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................................... 75
1. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran .................................. 75
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa .............................................. 75
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 79
A. Kesimpulan ...................................................................................... 79
B. Saran ................................................................................................ 80
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 82
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................... 85
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Kategori Hasil Belajar Kognitif Siswa............................................. 17
Tabel 1.2 Kriteria Ketuntasan Minimal ........................................................... 18
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif ......................... 22
Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS ......... 25
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Tuntang ................... 44
Tabel 3.2 Jadwal Alokasi Waktu Penelitian .................................................... 45
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I .................................................... 58
Tabel 4.2 Lembar Observasi Siswa Siklus I .................................................... 61
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ..................................................... 62
Tabel 4.4 Keterangan Skor dan Kategori Perolehan Skor ............................... 63
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I ...................................................... 63
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ...................................................... 64
Tabel 4.7 Keterangan Skor dan Kategori Perolehan Skor ............................... 65
Tabel 4.8 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II ................................................... 67
Tabel 4.9 Lembar Observasi Siswa Siklus II ................................................... 70
Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II ................................................. 71
Tabel 4.11 Keterangan Skor dan Kategori Perolehan Skor ............................. 72
Tabel 4.12 Lembar Observasi Guru Siklus II .................................................. 72
Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ................................................... 73
Tabel 4.14 Keterangan Skor dan Kategori Perolehan Skor ............................. 74
Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Siswa ............................... 76
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Alur Siklus PTK ........................................................................... 14
Gambar 2.1 Macam-macam Bentuk Diagram Venn ........................................ 35
Gambar 2.2 Alur Kerangka Berpikir ................................................................ 37
Gambar 4.1 Grafik Persentase Ketuntasan Klasikal ........................................ 77
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa ........................................................... 77
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ..................... 86
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ................... 97
Lampiran 3 Kisi-kisi Tes .................................................................................. 108
Lampiran 4 Instrumen Tes ............................................................................... 110
Lampiran 5 Lembar Jawab Siswa .................................................................... 113
Lampiran 6 Pedoman Penskoran Tes ............................................................... 117
Lampiran 7 Alternatif Jawaban Instrumen ....................................................... 120
Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa .............................................................. 122
Lampiran 9 Lembar Observasi Guru................................................................ 126
Lampiran 10 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, Siklus II ..................... 130
Lampiran 11 Dokumentasi ............................................................................... 132
Lampiran 12 Surat Izin Penelitian.................................................................... 135
Lampiran 13 Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 137
Lampiran 14 Surat Keterangan Lulus Ujian Komprehensif ............................ 139
Lampiran 15 Daftar Nilai SKK ........................................................................ 141
Lampiran 16 Lembar Konsultasi Skripsi ......................................................... 148
Lampiran 17 Daftar Riwayat Hidup ................................................................. 150
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur’an merupakan kitab suci umat Islam yang berfungsi sebagai
pedoman hidup bagi manusia. Bahkan, Al-Qur’an sudah menjadi sumber bagi
segala ilmu pengetahuan. Menurut Mas’ud (2008:15) Al-Qur’an mengabarkan
tentang segala hal dan informasi. Informasi tersebut pada zaman sekarang telah
dikelompokkan menjadi beberapa disiplin ilmu. Termasuk ilmu matematika yang
berisi bilangan serta operasinya bersumber dari Al-Qur’an. Seperti yang dapat
ditemukan dalam Al-Qur’an surat Al-Fajr ayat 3:
الشفع والوتر و
“Demi yang genap dan yang ganjil” (QS. Al-Fajr ayat 3)
Ayat di atas memberi informasi kepada ilmu matematika mengenai
bilangan genap dan bilangan ganjil. Bilangan semacam itu sudah tidak asing dalam
matematika. Bahkan hingga saat ini bilangan tersebut telah diterapkan dalam dunia
pendidikan. Matematika itu sendiri merupakan salah satu mata pelajaran yang
penting dan wajib ada dalam dunia pendidikan.
Menurut Sudayana (2014:2) matematika merupakan salah satu komponen
dari serangkaian mata pelajaran yang mempunyai peran penting dalam
pendidikan. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang mendukung
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Meskipun demikian, hingga saat
ini mata pelajaran matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit
2
dan tidak menyenangkan bagi kebanyakan siswa. Masih banyaknya siswa yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal matematika menyebabkan mata
pelajaran matematika dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit.
Sirajuddin dan Samparadja (2015:84) menyebutkan bahwa mata pelajaran
matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk
membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis,
kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Diharapkan peserta didik dapat
memiliki kemampuan memperolah, mengelola, dan memanfaatkan informasi
dengan mempergunakan kompetensi tersebut. Ketika mata pelajaran matematika
diberikan sejak sekolah dasar diharapkan peserta didik memperoleh bekal
pengetahuan, konsep dan keterampilan matematika untuk melanjutkan ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Ibrahim dan Suparni (2012:36) menyatakan bahwa secara umum,
pendidikan matematika dari mulai sekolah dasar hingga sekolah menengah atas
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep
atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan
masalah. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika. Memecahkan masalah yang meliputi
kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan
model menafsirkan solusi yang diperoleh. Mengomunikasikan gagasan dengan
simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
3
Dan memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta
sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Tujuan dari pembelajaran matematika di atas telah menunjukkan bahwa
mata pelajaran matematika memegang peranan penting dalam dunia pendidikan.
Namun, rendahnya hasil belajar peserta didik di Indonesia dapat dilihat dari data
Ujian Nasional (UN) dari tahun 2016-2018. Menurut pemaparan Kepala Balitbang
Kemendikbud, Totok Suprayitno (Putri, 2018), hasil pelaksanaan UN untuk SMP
Negeri dan swasta di tahun 2016 dengan jumlah sekolah 890, rata-rata UN yang
diperoleh yaitu 65,05. Pada tahun 2017 dengan jumlah sekolah yang mengikuti UN
sejumlah 8.992 sekolah, rata-rata yang diperoleh yaitu 55,51. Sedangkan pada
tahun 2018 dengan jumlah sekolah yang melaksanakan UN sebanyak 17.760, rata-
rata yang diperoleh 52,96. Hasil UN di SMP negeri tersebut, peningkatan nilai
hanya di pelajaran bahasa Inggris, sedangkan matematika dan IPA mengalami
penurunan, secara rata-rata nilai UN di SMP negeri mengalami penurunan. Hasil
UN tersebut menunjukkan bahwa masih rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia yang tidak dipungkiri akan berdampak pada rendahnya hasil belajar
peserta didik pada mata pelajaran matematika.
Berdasarkan observasi pada guru dan peserta didik di SMP Negeri 2
Tuntang, permasalahan yang sering dihadapi pada mata pelajaran matematika
yaitu dalam proses pembelajaran. Menurut ibu Tri Muah sebagai guru mata
pelajaran matematika di SMP tersebut, bahwa mata pelajaran matematika
dianggap sulit dan tidak mudah dipahami. Selain itu, terdapat faktor yang
4
mempengaruhi peserta didik dalam memahami mata pelajaran ini, baik dari faktor
guru ataupun faktor peserta didik itu sendiri.
Keberhasilan kegiatan pembelajaran di kelas memang tidak bisa lepas dari
peran guru. Salah satunya adalah penyajian model pembelajaran serta pengelolaan
kelas oleh guru. Contoh model pembelajaran yang masih sering digunakan dalam
pembelajaran matematika yaitu pembelajaran yang berpusat pada guru. Apabila
seringnya guru menggunakan model tersebut menyebabkan siswa cenderung pasif
sehingga peserta didik kurang berinteraksi dengan peserta didik lain dalam
pembelajaran. Hal ini merupakan faktor yang mempengaruhi kurangnya keaktifan
siswa sehingga menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran
matematika. Di sini guru sudah seharusnya mampu menyajikan kegiatan
pembelajaran melalui model pembelajaran yang tepat.
Kurangnya ketertarikan peserta didik terhadap mata pelajaran matematika
juga mempangaruhi peserta didik dalam mempelajari mata pelajaran matematika.
Kebanyakan dari peserta didik masih menganggap bahwa mata pelajaran
matematika itu sulit dipahami. Hal tersebut diperkuat oleh Maharani (2015:2) yang
menyatakan bahwa siswa menganggap pelajaran matematika sangat sulit dipahami
dan menakutkan karena ilmu matematika selalu berhubungan dengan rumus-rumus
yang sulit dimengerti, sehingga membuat siswa kurang berminat atau tidak suka
dengan pelajaran matematika.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan peneliti di SMP Negeri 2
Tuntang Kabupaten Semarang tepatnya di kelas VII B diketahui bahwa hasil
ulangan harian matematika siswa pada materi sebelum materi himpunan tergolong
5
masih rendah dan banyak yang belum mencapai KKM. Dimana jumlah siswa yang
tuntas hanya 12 siswa atau sekitar 35,29% dari 34 siswa.
Beberapa permasalahan yang muncul tersebut memerlukan adanya
tindakan yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar matematika yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS). Model pembelajaran ini diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif
dalam pembelajaran matematika dengan berpikir secara individu kemudian
berdiskusi berpasangan dengan teman sebangkunya. Melalui model ini siswa
dapat melatih kemampuan berpikir, membuat siswa bertanggung jawab,
bekerjasama, berpendapat, memahami materi secara individu maupun melalui
bantuan orang lain.
Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ini dikembangkan
pertama kali oleh Frank Lyman dari University of Maryland. Siswa diberikan
banyak kesempatan untuk menyelesaikan permasalahan secara mandiri sebelum
berdiskusi dengan pasangannya (tahap think). Setelah itu masing-masing siswa
dapat berdiskusi atau berbagi pendapat dengan pasangannya (tahap pair). Tahapan
selanjutnya yaitu tahap share, perwakilan dari kelompok dapat menjelaskan
jawaban mereka di depan kelas, sedangkan kelompok lain dapat menanggapi dan
bertanya kepada kelompok yang mempresentasikan jawabannya (Sirajuddin dan
Samparadja, 2015:84). Dengan menggunakan model pembelajaran ini, diharapkan
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa karena sudah dibuktikan
dengan adanya penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa model
pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
6
Berdasarkan pemaparan di atas maka peneliti berkolaborasi dengan guru
matematika untuk mengadakan penelitian yang dituangkan ke dalam judul
“Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Materi Himpunan pada Siswa
Kelas VII B SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
2019/2020”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, ada permasalahan yang
perlu dikaji untuk dapat ditemukan solusi permasalahannya, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika materi Himpunan pada
siswa kelas VII B di SMP Negeri 2 Tuntang dengan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar matematika materi Himpunan pada siswa
kelas VII B di SMP Negeri 2 Tuntang setelah mengikuti pembelajaran
matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini anatara lain:
1. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran matematika materi Himpunan pada
siswa kelas VII B di SMP Negeri 2 Tuntang dengan model pembelajaran
7
kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatkan hasil belajar matematika
siswa.
2. Mengetahui peningkatan hasil belajar matematika materi Himpunan pada
siswa kelas VII B di SMP Negeri 2 Tuntang setelah mengikuti pembelajaran
matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share.
D. Manfaat Hasil Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Memberikan informasi pengetahuan bahwa dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat meningkatkan
hasil belajar siswa dan dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian-
penelitian berikutnya.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Guru Bidang Studi
Menambah wawasan guru mengenai model pembelajaran
khususnya model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
sehingga dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar di kelas.
b. Bagi Siswa
Membantu siswa dalam memahami dan menguasai materi pelajaran
di kelas. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
8
bisa meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran di kelas
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika.
c. Bagi Lembaga Pendidikan
Sebagai referensi dan menjadi tambahan wawasan yang berguna
untuk meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, menciptakan
pembelajaran yang efektif dan aktif, terciptanya suasana pembelajaran
yang menyenangkan dan meningkatkan hasil belajara matematika siswa.
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis adalah dugaan sementara dari hasil penelitian yang akan
dilakukan, hal ini juga dijelaskan oleh Sugiyono (2013:96) bahwa hipotesis
merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, setelah
penelitian mengemukakan landasan teori dan kerangka berpikir.
1. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hipotesis dalam penelitian
ini adalah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi Himpunan pada
siswa kelas VII SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang tahun ajaran
2019/2020.
2. Indikator Keberhasilan
Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
dikatakan berhasil apabila indikator yang diharapkan telah tercapai. Indikator
keberhasilan tindakan ini yaitu apabila setelah pelaksanaan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share terjadi peningkatan hasil
9
belajar matematika siswa pada materi Himpunan yang dilihat dari
peningkatan hasil post test pada siklus I dan siklus II. Apabila hasil tindakan
ini mengalami peningkatan ketuntasan siswa dan nilai rata-rata kelas telah
melebihi KKM yang ditentukan yaitu ≥ 64 dari siklus I hingga siklus II maka
tindakan ini dinyatakan berhasil, dimana siswa yang dinyatakan tuntas yaitu
seluruhnya atau setidak tidaknya 85% siswa memiliki nilai sama dengan atau
di atas KKM pada mata pelajaran matematika yaitu 64.
F. Metode Penelitian
Metode penelitian memaparkan mengenai prosedur penelitian yang akan
dilaksanakan. Metodologi penelitian memuat beberapa unsur diantaranya yaitu
rancangan penelitian, metode pengumpulan data, instrumen penelitian,
pengumpulan data dan analisi data.
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto (2012:2) penelitian
tindakan kelas merupakan satu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas
secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan
dari guru yang dilakukan oleh siswa. Tampubolon (2014:19) menyatakan
bahwa PTK adalah penelitian praktis di dalam kelas untuk memperbaiki
kualitas proses pembelajaran, meningkatkan hasil belajar, dan menemukan
model pembelajaran inovatif untuk memcahkan masalah yang dialami oleh
pendidik dan peserta didik. Dalam pelaksanaan PTK ini secara garis besar
10
terdapat empat tahapan yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3)
pengamatan dan (4) refleksi.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII B di SMP Negeri 2
Tuntang Kabupaten Semarang yang berlokasi di Jalan Mertokusumo RT 01/
RW 11 Candirejo Kec. Tuntang Kab. Semarang. Siswa kelas VII B berjumlah
34 siswa, 18 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan serta seorang guru yang
mengampu mata pelajaran matematika di kelas tersebut. Karakteristik siswa
kelas VII B pada umumnya memiliki hasil belajar matematika yang terbilang
rendah, siswa masih kesulitan dalam memahami pelajaran yang disampaikan
oleh guru. Siswa juga jarang untuk bertanya kepada guru jika terdapat hal
yang belum dipahami. Hanya beberapa siswa yang terlihat aktif, sedangkan
siswa yang lain cenderung kurang memperhatikan pembelajaran di kelas.
Waktu pelaksanaan penelitian ini pada bulan Juli hingga Agustus semester
ganjil tahun ajaran 2019/2020.
3. Langkah-langkah Penelitian
Terdapat langkah penting dalam PTK menurut Sukardi (2010:212)
terdapat meliputi perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan
(observing), dan terakhir adalah refleksi (reflecting). Dengan menggunakan
teknik ini apabila masih ditemukan adanya kekurangan, maka tahap
perencanaan dan pelaksanaan tindakan perbaikan masih dapat dilanjutkan
pada siklus berikutnya sampai target yang diinginkan tercapai.
11
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini rencana tindakan yang akan dilakukan dalam
penelitian yaitu meliputi observasi awal, menentukan tujuan
pembelajaran, membuat rencana pembelajaran, dan merancang
instrumen. Adapun rincian langkah-langkah yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut:
1) Observasi dan pengamatan mengenai kondisi sekolah, kondisi
kelas, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang mendukung
pembelajaran dan metode yang digunakan dalam pembelajaran.
2) Merumuskan tujuan pembelajaran yakni untuk meningkatkan
Hasil Belajar siswa pada Materi Himpunan melalui pelaksanaan
model Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.
3) Mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dengan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share yang
akan digunakan guru sebagai pedoman dalam pelaksanaan
proses pembelajaran.
4) Menyiapkan sumber belajar berupa ringkasan materi pembelajaran
dan membuat lembar kerja siswa.
5) Menyusun tes yang akan dikerjakan siswa secara individu dan
lembar kerja siswa yang dikerjakan secara berkelompok.
b. Tindakan (Acting)
Pada tahap tindakan, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, yaitu kegiatan
12
pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share. Pada tahap tindakan ini mencakup seluruh pelaksanaan dari
perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksaaan kegiatan belajar
dilaksanakan oleh guru sesuai RPP yang telah dibuat dengan
memperhatikan pertimbangan dosen pembimbing dan guru mata
pelajaran matematika di sekolah bersangkutan. Pelaksanaan tindakan ini
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.
c. Pengamatan (Observing)
Pengamatan dilakukan bersamaan pada waktu tindakan sedang
dilakukan. Pelaksanaan tahap ini dilakukan oleh peneliti dengan
menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar pengamatan
ini membutuhkan lembar observasi tentang aktivitas siswa dan guru.
Pengamatan ini bertujuan untuk memperoleh informasi dan data yang
akurat. Fokus dari dilakukan pengamatan ini yaitu peningkatan hasil
belajar dalam pelajaran matematika melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share di kelas VII B SMP Negeri 2 Tuntang.
d. Refleksi (Reflecting)
Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara peneliti dan guru
matematika yang bersangkutan. Diskusi tersebut bertujuan untuk
mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan yaitu dengan cara
melakukan penilaian terhadap proses yang terjadi, masalah yang muncul,
dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang telah dilakukan.
13
Guru siap mengatakan kepada peneliti mengenai hal-hal yang dirasa sudah
berjalan baik dan yang belum. Setelah itu mencari solusi terhadap
masalah-masalah yang mungkin timbul pada tiap siklus agar dapat
diperbaiki pada siklus selanjutnya. Jika hasil refleksi menunjukkan telah
tercapainya kreteria keberhasilan yang ditentukan maka penelitian dapat
dihentikan. Namun, jika hasilnya menunjukkan bahwa belum mencapai
kreteria keberhasilan maka perlu dilakukan perbaikan tindakan pada
siklus selanjutnya.
Siklus penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini dapat
digambarkan sebagai berikut: (Tampubolon, 2014:28)
Gambar 1.1 Alur Siklus PTK
Siklus II
Pengamatan
Pelaksanaan
Pengamatan
Siklus I Refleksi
Refleksi
Perencanaan
Masalah
Perencanaan
Pelaksanaan
?
14
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam PTK ini adalah sebagai berikut:
a. Tes
Menurut Sudjana (2011:35) tes digunakan untuk menilai dan
mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif. Tes yang
dilakukan bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah
dilaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
dalam proses pembelajaran. Tes yang akan dilakukan yaitu pada akhir
siklus I dan siklus II.
b. Observasi
Teknik observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas siswa dan
guru di kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share. Observasi digunakan untuk mengetahui ketercapaian
model pembelajaran ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
c. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan sebagai penguat data yang diperoleh
selama kegiatan observasi berlangsung. Dokumentasi berupa daftar nama
siswa, nilai siswa maupun foto ketika kegiatan pembelajaran sedang
berlangsung.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh data tentang hasil belajar matematika. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi:
15
a. Lembar Observasi
Lembar observasi ini terdiri dari lembar pengamatan aktivitas siswa
dan guru pada saat pelaksanaan tindakan dalam kelas berlangsung
dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Pada
lembar pelaksanaan observasi terdapat langkah-langkah pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share yang dilakukan
oleh guru dan siswa. Dengan lembar ini peneliti dapat mengetahui
apakah penerapannya sudah berhasil apa kurang berhasil. Jika kurang
maka akan direvisi kekurangannya dan pelaksanaan pada siklus
selanjutnya dapat berjalan dengan baik dan hasil belajar siswa
meningkat. Format lembar observasi siswa dapat dilihat pada Lampiran 8
dan format lembar observasi guru dapat dilihat pada Lampiran 9.
b. Tes Tertulis
Tes yang digunakan berupa soal-soal untuk mengukur tinggi
rendahnya hasil belajar matematika siswa dan mengukur seberapa jauh
pemahaman siswa terhadap materi himpunan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share. Pada siklus I dengan
submateri himpunan kosong, himpunan semesta dan diagram Venn. Pada
siklus II dengan submateri sifat-sifat himpunan. Melalui tes ini dapat
diketahui kekurangan dan solusi yang mungkin agar pembelajaran
menjadi lebih baik.
16
c. Dokumentasi
Dokumentasi yang dipilih peneliti yaitu berupa gambar. Gambar
tersebut diambil melalui foto yang berisi kegiatan pembelajaran yang
sedang berlangsung dengan menggunakan model pembelajaran Think
Pair Share.
6. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis statistik
deskriptif. Data hasil penelitian disajikan sesuai fakta kemudian dianalisis
secara deskriptif. Pada pengumpulan data kuantitatif dalam pelaksanaan
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share digunakan untuk
mencari nilai rata-rata dan persentase keberhasilan belajar siswa dan dapat
disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Menurut Sugiyono (2013:250)
penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk tabel, grafik, dan sebagainya.
Penilaian tes dilakukan untuk menganalisis data dengan cara melakukan
penskoran nilai tes yang diperoleh dari jawaban yang benar. Dari penskoran
tersebut didapat skor nilai siswa kemudian digunakan dalam penghitungan.
Untuk mengetahui nilai hasil tes siswa dapat menggunakan:
a. Penilaian Tes Individu
Nilai hasil belajar siswa dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
Skor yang diperolehNilai 100
Skor maksimal
17
Tabel 1.1 Kategori Hasil Belajar Kognitif Siswa
No Nilai Angka Kategori
1 81-100 Sangat Baik
2 66-80 Baik
3 51-65 Cukup
4 0-50 Kurang
(Sumber: Kemendikbud, 2014:108)
b. Menghitung Rata-rata Kelas
Nilai rata-rata kelas dapat diperoleh dengan menggunakan rumus:
xMean
N
Keterangan:
Mean = Nilai rata-rata
x = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa
c. Menghitung Persentase Pencapaian KKM
Persentase pencapaian KKM diperoleh dengan rumus:
(%) 100%p
Pn
Keterangan:
(%)P = Ketuntasan belajar
p = Jumlah siswa yang tuntas belajar
n = Jumlah seluruh siswa
100% = Bilangan tetap
18
Peningkatan hasil belajar dapat dilihat dari hasil perolehan nilai
pada siklus I dan II. Apabila hasil belajar yang diperoleh mengalami
peningkatan ketuntasan siswa dan nilai rata-rata kelas telah melebihi
KKM yang ditentukan yaitu ≥ 64 dari siklus I hingga siklus II maka
tindakan ini dikatakan berhasil. Persentase ketuntasan digunakan untuk
mengukur berapa jumlah siswa yang telah mencapai KKM yang telah
ditetapkan. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila persentase siswa
yang tuntas belajar telah lebih atau sama dengan 85% (≥ 85%).
Tabel 1.2 Kriteria Ketuntasan Minimal
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kriteria
≥ 64 Tuntas
< 64 Tidak Tuntas
G. Sistematika Penulisan
Bab I berisi pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat hasil penelitian, hipotesis tindakan dan
indikator keberhasilan, metode penelitian yang diuraikan menjadi 6 yaitu
rancangan penelitian, subjek penelitian, langkah-langkah penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, analisis data dan bagian akhir pada bab
ini yaitu sistematika penulisan.
Bab II berisi landasan teori yang berisikan kajian teori dan kajian materi
penelitian. Kajian teori mencakup tentang model pembelajaran kooperatif tipe
19
Think Pair Share (TPS), kajian materi penelitian dan hasil belajar. Selain itu juga
terdapat kerangka berpikir dan penelitian yang relevan.
Bab III yaitu berisi pelaksanaan penelitian, meliputi deskripsi umum lokasi
penelitian. Kemudian dilanjutkan deskripsi pelaksanaan siklus I (perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi) dan deskripsi pelaksanaan siklus II.
Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Meliputi deskripsi
per siklus yang menguraikan tentang data hasil penelitian dan refleksi serta
pembahasan.
Bab V berisikan bagian penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
20
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
mengutamakan siswa bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil dan
saling membantu satu sama lain. Sanjaya (2017:242) menyebutkan bahwa
pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai
enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis
kelamin, ras, atau suku yang berbeda (heterogen).
Menurut Hosnan (2014:234) model pembelajaran kooperatif merupakan
suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-
kelompok. Sedangkan Ibrahim (dalam Rusman, 2012:208) menjelaskan
bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu aktivitas pembelajaran yang
menggunakan pola belajar siswa berkelompok untuk menjalin kerja sama
dan saling ketergantungan dalam struktur tugas, tujuan dan hadiah.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran yang
menggunakan sistem pengelompokan untuk menjalin kerja sama demi
mencapai tujuan bersama. Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan
21
mengandalkan kerja sama siswa pada setiap kelompok untuk mendorong
mereka berinteraksi sosial, berpikir dan berdiskusi dalam menyelesaikan
masalah yang dihadapi agar terciptanya pemahaman yang bermakna dan
tumbuh sikap saling menghargai pada setiap siswa.
b. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
Adanya suatu pembelajaran pasti memiliki suatu tujuan, begitu juga
dengan model pembelajaran juga memiliki tujuan yang berbeda-beda.
Rusman (2012:210) memaparkan bahwa tujuan pembelajaran kooperatif
yaitu untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerja dan kolaborasi.
Dengan adanya pembelajaran kooperatif dapat memunculkan ketrampilan
kooperatif. Fungsi dari keterampilan kooperatif yaitu untuk melancarkan
hubungan, kerja dan tugas. Sebab pembelajaran kooperatif tidak hanya
sebatas mempelajari materi saja.
Slavin (dalam Taniredja, 2012:60) menyatakan tujuan dari
pembelajaran kooperatif yaitu menciptakan situasi dimana keberhasilan
individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya.
Dalam hal ini setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab
perseorangan yang harus dikerjakan. Serta dapat melatih siswa untuk
berpartisipasi aktif dengan melakukan interaksi dan diskusi untuk saling
memberi dan menerima informasi dari anggota lain demi mencapai
keberhasilan kelompok.
Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran kooperatif bertujuan untuk mengajarkan kepada siswa dimana
22
keberhasilan individu ditentukan oleh keberhasilan kelompok. Selain itu
melatih setiap siswa agar mempunyai tanggung jawab yang sama dan
membutuhkan siswa lain untuk mencapai keberhasilan bersama. Sehingga
setiap siswa dapat berpartisipasi aktif demi tercapainya tujuan bersama.
c. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang
bersifat kerja sama dalam kelompok. Berikut ini adalah langkah-langkah
dalam pembelajaran kooperatif menurut Ibrahim dalam (Trianto, 2010:66)
diantaranya:
Tahap 1 menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa.
Tahap 2 menyampaikan informasi.
Tahap 3 mengorganisasikan siswa ke dalam beberapa kelompok belajar.
Tahap 4 membimbing siswa ke dalam beberapa kelompok belajar.
Tahap 5 melakukan evalusai.
Tahap 6 memberikan penghargaan.
Menurut Trianto (2014:121) terdapat enam langkah utama atau fase
pokok dalam pembelajaran kooperatif yang akan disajikan dalam Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif
Fase-Fase Perilaku Guru
Fase 1: Menyampaikan
tujuan dan mempersiapkan
peserta didik
Menyampaikan semua tujuan pembelajaran
dan mempersiapkan peserta didik untuk siap
belajar.
Fase 2: Menyajikan
informasi
Mempresentasikan informasi kepada peserta
didik secara verbal.
Fase 3: Mengorganisir
peserta didik ke dalam
Memberikan penjelasan kepada peserta didik
tentang tata cara pembentukan tim belajar dan
23
Fase-Fase Perilaku Guru
tim-tim belajar membantu kelompok melakukan transisi yang
efisien.
Fase 4: Membantu kerja tim
dan belajar
Membantu tim-tim belajar selama peserta
didik mengerjakan tugasnya.
Fase 5: Mengevaluasi Menguji pengetahuan peserta didik mengenai
materi yang telah dipelajari atau masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil
kerjanya.
Fase 6: Memberikan
penghargaan
Mempersiapkan cara untuk menghargai baik
upaya maupun hasil belajar individu dan
kelompok.
Pemaparan Tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa suatu pembelajaran
dapat dikatakan pembelajaran kooperatif apabila telah memenuhi enam
langkah utama. Enam langkah tersebut yaitu penyampaian tujuan, menyajikan
informasi, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok, membimbing
kelompok bekerja dan belajar, evaluasi, dan memberikan penghargaan.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share ini
dikembangkan pertama kali oleh Frank Lyman dari University of Maryland
(dalam Huda, 2016:132). Siswa diberikan banyak kesempatan untuk
menyelesaikan permasalahan secara mandiri sebelum berdiskusi dengan
kelompoknya (tahap think). Setelah itu masing-masing siswa dapat
berdiskusi atau berbagi pendapat dengan kelompoknya (tahap pair).
Tahapan selanjutnya yaitu tahap berbagi (tahap share) yaitu
mempresentasikan hasil kerjanya.
24
Huda (2016:206) juga mendefinisikan model pembelajaran Think Pair
Share adalah suatu gagasan tentang waktu tunggu atau berpikir (wait or
think time) yang menjadi salah satu faktor ampuh dalam meningkatkan
respon siswa terhadap pertanyaan. Model pembelajaran tipe Think Pair
Share dapat memberi lebih banyak kesempatan kepada siswa untuk berpikir
kritis dan kreatif dalam merespon suatu pertanyaan. Sehingga model
pembelajaran tipe Think Pair Share dapat mempengaruhi pola interaksi
siswa.
Prosedur yang dimiliki model pembelajaran Think Pair Share memberi
siswa waktu untuk berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain.
Adanya prosedur tersebut diharapkan siswa mampu dalam bekerja secara
individu, bekerja sama, saling membutuhkan, saling bergantung pada
kelompoknya secara kooperatif. Oleh karena itu model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) adalah suatu pembelajaran yang
memberi siswa waktu untuk berpikir dan merespon kemudian adanya saling
bantu antar siswa. Model pembelajaran Think Pair Share (TPS)
mengedepankan kemampuan siswa untuk memecahkan suatu masalah itu
sendiri dan membagi hasil dari pemecahan masalah tersebut kepada orang
lain kemudian berbagi pengetahuan atau memberikan informasi kepada
seluruh anggota kelas dengan menggunakan bahasanya sendiri. Dalam
model pembelajaran tipe TPS ini peran guru sangatlah penting, guru harus
membimbing siswa melakukan diskusi berpasangan sehingga terciptanya
suasana belajar yang lebih hidup, aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
25
b. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
(TPS)
Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share memiliki tiga
langkah utama yang terdapat pada proses pembelajaran. Langkah-langkah
tersebut menurut Trianto (2014:130) dapat dijabarkan dalam Tebel 2.2.
Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS
Langkah-langkah Perilaku Guru
1. Langkah 1:
Berpikir
(Thinking)
Guru mengajukan suatu pertanyaan atau permasalahan
yang dikaitkan dengan materi yang baru dipelajari, dan
meminta siswa menggunakan waktu beberapa menit
untuk berpikir sendiri dalam menjawaban dari
permasalahan yang diberikan.
2. Langkah 2:
Berpasangan
(Pairing)
Selanjutnya guru meminta untuk berpasangan dan
mendiskusikan apa yang telah mereka peroleh.
Interaksi selama waktu yang disediakan dapat
menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan yang
diajukan atau menyatukan gagasan apabila suatu
masalah khusus yang diidentifikasi. Secara normal
guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit
untuk berpasangan.
3. Langkah 3:
Berbagi
(Sharing)
Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan
untuk berbagi dengan keseluruhan kelas yang telah
mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling
ruangan dari pasangan kepasangan dan melanjutkan
sampai sekitar sebagian pasangan mendapat
kesempatan untuk melaporkan.
Penjelasan Tabel 2.2 dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah
pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share diawali dengan
siswa berpikir (thinking) secara mandiri mengenai masalah yang diberikan
oleh guru, kemudian siswa diminta untuk berpasangan (pairing) untuk
26
mendiskusikan jawaban, selanjutnya siswa berbagi (share) jawaban yang
telah didiskusikan dengan pasangannya. Inti dari Think Pair Share (TPS)
yaitu membantu mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir secara
terstruktur dalam diskusi dan memberikan kesempatan untuk bekerja sendiri
ataupun dengan orang lain. Model pembelajaran tipe Think Pair Share
(TPS) menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran, disini siswa belajar
berkomunikasi dengan baik, berinteraksi dengan siswa lain, dan memiliki
tanggung jawab atas diri sendiri maupun dalam mengkomunikasikan
informasi kepada orang lain.
c. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share (TPS)
Suatu permasalahan yang terdapat dalam proses pembelajaran dapat
diatasi dengan penggunaan berbagai metode, teknik dan model
pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan akan membangun minat
dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang menyenangkan dan
bisa mengaktifkan siswa dapat tercipta dengan menggunakan model
pembelajaran. Salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share yang menurut Istarani (2012:68) memiliki kelebihan sebagai
berikut:
1. Dapat meningkatkan daya nalar siswa, daya kritis siswa, daya imajinasi
siswa, dan daya analis terhadap suatu permasalahan.
27
2. Meningkatkan kerjasama antar siswa karena mereka dibentuk dalam
kelompok.
3. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami dan menghargai
pendapat orang lain.
4. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyampaikan pendapat
sebagai implementasi ilmu pengetahuan.
5. Guru lebih memungkinkan untuk menambahkan pengetahuan anak
ketika selesai diskusi.
Menurut Istarani (2012:69) model pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share memiliki kekurangan sebagai berikut:
1. Sulit menentukan permasalahan yang cocok dengan tingkat pemikiran
siswa.
2. Bahan-bahan yang berkaitan dengan permasalahan yang ada tidak
dipersiapkan baik oleh guru.
3. Kurang terbiasa memulai pelajaran dengan suatu permasalahan yang riil
atau nyata.
4. Pengalaman siswa dalam menyelesaikan masalah relatif rendah.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share dengan beberapa kelebihannya dapat dijadikan salah
satu pilihan model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa khususnya materi Himpunan. Selain dapat meningkatkan
interaksi dan sosialisasi antar siswa dalam kelas, model pembelajaran ini
juga dapat meningkatkan keberanian siswa untuk berpendapat. Sebab siswa
28
memiliki kesempatan untuk mencari pendapat secara mandiri sebelum
didiskusikan dengan temannya dan keberanian dalam mengomunikasikan
hasil diskusinya di depan kelas. Untuk meminimalisir kekurangan pada
model pembelajaran ini dapat dilakukan dengan mengupayakan guru
menyiapkan dengan baik bahan-bahan yang berkaitan seperti LKPD dan
mengupayakan siswa sudah memahami materi yang sedang dipelajari dan
mengerti tentang langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share.
3. Hasil Belajar Matematika
a. Pengertian Belajar
Belajar merupakan hal yang paling mendasar dan penting bagi manusia.
Belajar dilakukan oleh manusia demi menghadapi perubahan yang terjadi
setiap waktu. Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, “belajar adalah
menuntut ilmu, melatih diri, berusaha memperoleh ilmu, berlatih, berubah
tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”. Menurut
Daryanto (2009:2) belajar merupakan suatu proses perubahan sikap dan
perilaku yang berdasarkan pengetahuan dan pengalaman.
Gronbach (dalam Khadijah, 2013:22) mengemukaan pengertian belajar
yaitu “learning is show by change in behavior as a result of experience”.
Inti dari hal tersebut yaitu belajar merupakan ditunjukkan dengan perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Hal tersebut didukung oleh
pendapat Sagala (2010:13) yang menyatakan bahwa belajar terjadi bila
29
tampak tanda-tanda perilaku manusia berubah sebagai akibat terjadinya
proses pembelajaran.
Menurut Susanto (2014:4) belajar merupakan suatu aktivitas yang
dilakukan seseorang dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep,
pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang
terjadinya perubahan perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa,
maupun dalam bertindak.
Pemaparan para ahli di atas mengenai pengertian belajar terdapat
kesamaan yaitu belajar merupakan perubahan perilaku. Dapat dikatakan
bahwa belajar dapat merubah perilaku seseorang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang ditampakkan dalam
perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan individu lain dan
lingkungannya.
b. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan indikator untuk mengukur keberhasilan siswa
dalam proses belajar. Menurut Suprijono (2012:5) hasil belajar adalah pola-
pola perubahan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan
keterampilan. Susanto (2013:5) menyatakan hasil belajar merupakan
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
aspek kognitif, afektif maupun psikomotor sebagai hasil dari kegiatan
belajar. Nawawi (dalam Susanto, 2013:5) mengartikan hasil belajar sebagai
30
tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal sejumlah
materi pelajaran tertentu.
Pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah menerima
pengalaman belajar baik yang dapat diukur maupun diamati dalam ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor. Perubahan ini terjadi melalui proses
belajar yang dapat dilihat dari hasil belajar yang berupa evaluasi.
2) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Berbagai faktor dapat mempengaruhi tinggi atau rendahnya hasil belajar
seseorang. Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam diri seseorang
(faktor internal) dan faktor dari luar diri seseorang (faktor eksternal).
Menurut Amri (2013:25) faktor-faktor tersebut diuraikan sebagai berikut:
a) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang berada dalam diri individu yang
sedang belajar. Faktor internal meliputi faktor jasmaniah (kesehatan dan
cacat tubuh) dan faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat,
motif, kematangan, dan kelelahan).
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berada diluar individu yang
sedang belajar. faktor eksternal meliputi: keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
31
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tinggi atau rendahnya hasil
belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara
lain yaitu faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil
belajar siswa baik secara langsung ataupun tidak langsung.
c. Hasil Belajar Matematika
Kata matematika berasal dari bahasa latin yaitu manthanein atau
mathema yang artinya “belajar atau hal yang dipelajari”. Menurut Uno
(2011:129) matematika adalah suatu bidang ilmu yang merupakan alat pikir,
berkomunikasi, alat untuk memecahkan berbagai persoalan praktis, yang
unsur-unsurnya logika dan intuisi, analisis dan konstruksi, generalitas dan
individualitas, serta mempunyai cabang-cabang antara lain aritmatika,
aljabar, geometri dan analisis.
Menurut Ismail (dalam Hamzah dan Mushlisraini, 2014:48)
matematika adalah ilmu yang membahas angka-angka dan perhitungannya,
membahas masalah-masalah numerik, mengenai kuantitas dan besaran,
mempelajari hubungan pola, bentuk dan struktur, sarana berpikir, kumpulan
sistem, struktur, dan alat.
Hamzah dan Mushliraini (2014:47) menyatakan bahwa pengertian
matematika tidak didefinisikan secara mudah dan tepat, mengingat ada
banyak fungsi dan peranan matematika terhadap bidang studi yang lain.
beberapa orang mendefinisikan matematika berdasarkan struktur
matematika, pola pikir matematika, pemanfaatannya bagi bidang lain, dan
32
sebagainya. Atas dasar pertimbangan itu maka ada beberapa definisi
matematika yaitu:
1) Matematika adalah cabang pengetahuan eksak dan terorganisani.
2) Matematika adalah ilmu tentang keluasan atau pengukuran dan letak.
3) Matematika adalah ilmu tentang bilangan-bilangan dan hubungan-
hubungannya.
4) Matematika berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur, dan hubungan-
hubungannya.
5) Matematika adalah ilmu deduktif yang tidak menerima generalisasi
yang didasarkan pada observasi (induktif) tetapi diterima generalisasi
yang didasarkan kepada pembuktian secara deduktif.
6) Matematika adalah ilmu tentang struktur yang terorganisasi mulai dari
unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan, ke aksioma
atau postulat akhirnya ke dalil teorema.
7) Matematika adalah ilmu tentang logika mengenai bentuk, susunan
besaran, dan konsep-konsep hubungan lainnya yang jumlahnya banyak
dan terbagi ke dalam tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu pasti
yang mempelajari angka, bilangan dan hubungan-hubungannya. Matematika
juga merupakan ilmu pengetahuan yang memiliki aturan-aturan yang ketat
dan terdefinisi dengan baik, penalaran yang jelas dan sistematis, dan
struktur atau keterkaitan anatar konsep yang kuat.
33
Penjabaran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar
matematika adalah kemampuan siswa baik dalam ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik setelah menerima pengalaman belajar matematika. Atau dapat
dikatakan bahwa hasil belajar matematika adalah tingkat keberhasilan siswa
dalam bidang studi matematika setelah menempuh proses belajar yang dapat
ditinjau dari nilai yang diperoleh melalui hasil belajarnya. Hasil belajar disini
yaitu hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mempelajari materi
Himpunan di kelas VII SMP Negeri 2 Tuntang.
4. Materi Pembelajaran “Himpunan”
a. Pengertian Himpunan
Georg Cantor (1845-1918) adalah ahli matematika Jerman yang
sekaligus penemu teori himpunan. Himpunan adalah kumpulan benda atau
objek yang dapat didefinisikan dengan jelas. Anggota himpunan disebut
anggota atau elemen himpunan.
Contoh: kumpulan buah-buahan dimana anggota dari himpunan tersebut
yaitu jeruk, jambu, apel, dan anggur.
Himpunan tersebut dapat dituliskan dengan
A = {jeruk, jambu, apel, anggur}
b. Penyajian Himpunan
Himpunan dapat disajikan dengan 3 cara, yaitu:
1) Menyebutkan anggota himpunan (enumerasi)
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan menyebutkan semua
anggotanya yang dituliskan dalam kurung kurawal.
34
Contoh: A = {3, 5, 7}
B = {2, 3, 5, 7}
C = {a, i, u, e, o}
D = {…, –3, –2, –1, 0 , 1, 2, 3, …}
2) Menuliskan sifat anggota himpunan
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan menyebutkan sifat yang
dimiliki anggotanya.
3) Notasi pembentuk himpunan
Suatu himpunan dapat dinyatakan dengan menuliskan syarat
keanggotaan himpunan tersebut. Notasi ini biasanya berbentuk umum
{x|P(x)} dimana x mewakili anggota dari himpunan, dan P(x)
menyatakan syarat yang harus dipenuhi oleh x agar bisa menjadi
anggota himpunan tersebut. Simbol x bisa diganti oleh variabel yang
lain seperti y, z, dan lain-lain.
c. Himpunan Kosong dan himpunan Semesta
1. Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki anggota.
Himpunan kosong dinotasikan dengan atau { }.
Contoh: Himpunan bilangan ganjil yang habis dibagi 2.
Himpunan siswa laki-laki kelas VII yang memakai rok.
2. Himpunan semesta atau semesta pembicaraan adalah himpunan yang
memuat semua anggota atau objek himpunan yang dibicarakan.
Himpunan semesta biasanya dilambangkan dengan S atau U.
Himpunan semesta pembicaraan mempunyai anggota yang sama atau
35
lebih banyak dari himpunan yang sedang dibicarakan. Himpunan S
disebut himpunan semesta dari himpunan A jika setiap anggota yang
ada di A terdapat di dalam S.
Contoh: Misalkan A = {1, 3, 5, 7}, maka himpunan semesta yang
mungkin adalah S = {1, 3, 5, 7} atau S = {bilangan ganjil}
d. Diagram Venn
Diagram Venn digunakan untuk menyajikan himpunan berupa gambar
atau diagram. Diagram Venn diperkenalkan oleh pakar matematika Inggris
bernama John Venn (1834 – 1923). Cara membuat diagram Venn yaitu:
1) Himpunan semesta (S) dinyatakan dengan daerah persegi panjang dan
huruf S diletakkan di sudut kiri atas.
2) Setiap himpunan dinyatakan dengan daerah kurva tertutup sederhana.
3) Anggota himpunan dinyataan dengan titik-titik di dalamnya.
4) Macam-macam bentuk diagram Venn adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 Macam-macam Bentuk Diagram Venn
e. Kardinalitas Himpunan
Kardinalitas himpunan adalah bilangan yang menyatakan banyaknya
anggota dari suatu himpunan dan dinotasikan dengan n(A).
36
Misal himpunan A = {1, 2, 3, 4, 5}
maka, 4 A dan 8 A dengan n(A) = 5
f. Himpunan Bagian
Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan
hanya jika setiap anggota himpunan A merupakan anggota himpunan dari
B. Atau dikatakan B memuat A dan dilambangkan A B, dan dapat ditulis:
A B jhj x A maka x B
Contoh: Diketahui P = {1, 2, 3, 4, 5, 6}, Q = {1, 2, 3}, R = {5, 6, 7}
Maka Q P, R P
g. Himpunan Kuasa
Himpunan Kuasa dari himpunan A ditulis P(A) adalah himpunan yang
anggotanya terdiri dari semua himpunan bagian dari himpunan A.
Contoh: Diberikan himpunan A = {p, q}
Himpunan bagian dari himpunan A adalah , {p}, {q}, {p,q}
Maka himpunan kuasa dari himpunan A adalah
P(A) = {, {p}, {q}, {p,q}}
Dengan n(P(A)) = 4
Jika A adalah himpunan dengan n(A) = n, maka banyaknya anggota
himpunan kuasa dari A, ditulis n(P(A)) = 2 n
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru dan siswa di SMP
Negeri 2 Tuntang, pembelajaran matematika masih dianggap sulit untuk
37
dipahami. Seperti yang telah dijabarkan di atas bahwa banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan atau hasil belajar siswa. Salah satunya yaitu siswa
kurang aktif dan berpartisipasi dalam proses belajar mengajar matematika ketika
sedang berlangsung di kelas. Informasi lain yang diperoleh adalah kebanyakan
rata-rata nilai matematika masih sangat rendah. Dimana KKM untuk mata
pelajaran matematika yaitu 64.
Secara sederhana kerangka pikir dalam penelitian tindakan kelas ini
dapat dilihat pada diagram kerangka pikir sebagai berikut:
Gambar 2.2 Alur Kerangka Berpikir
INPUT
1. Pembelajaran masih berpusat pada guru.
2. Siswa kurang terlibat secara aktif dan
cenderung mencari kesempatan untuk
mengobrol dengan teman.
3. Partisipasi siswa dalam kelas masih
rendah.
4. Hasil belajar siswa rendah.
5. Guru masih belum optimal dalam
mengadakan variasi model, strategi,
metode dan media pembelajaran.
PROSES
OUTPUT
Pelaksanaan model pembelajaran
kooperatif tipe
Think Pair Share pada mata pelajaran
matematika materi Himpunan
Meningkatnya hasil belajar matematika
siswa pada materi Himpunan
38
Implementasi pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif mengajak siswa untuk dapat berpikir secara mandiri dan menuangkan
pemikirannya dalam suatu kelompok agar dapat menyelesaikan suatu masalah
yang diberikan oleh guru. Hal tersebut bertujuan agar siswa mendapatkan hasil
belajar yang maksimal dalam suatu proses pembelajaran. Sebab, dengan adanya
cara mengajar guru yang baik akan diasumsikan bahwa siswa akan memperoleh
hasil belajar yang baik pula.
Berdasarkan pokok pemikiran di atas, memungkinkan bahwa peneliti
melakukan perbaikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe think pair share untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Diharapkan
model pembelajaran kooperatif tipe think pair share ini dapat mendorong siswa
saling bekerjasama untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru setelah
memikirkannya secara mandiri. Pada hasil akhirnya yaitu siswa diharapkan
mampu mempresentasikan hasil diskusinya bersama kelompok di depan kelas.
Alur kerangka pikir di atas dapat dijelaskan bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dengan langkah-langkah
pelaksanaan yang diawali dengan siswa berpikir (thinking), selanjutnya siswa
diminta untuk berpasangan (pairing) dan yang terakhir berbagi (share).
Dimana faktor-faktor yang menjadi permasalahan dalam pembelajaran dapat
teratasi dengan adanya model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share.
Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP
Negeri 2 Tuntang.
39
C. Penelitian yang Relevan
Berikut ini adalah penelitian terdahulu yang mendukung penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Hasil penelitian Esi
Nofi Rahmawati (2016), dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share
(TPS) pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Mlati”. Hasil penelitian ini
menunjukkan peningkatan hasil belajar matematika pada materi teorema
Pythagoras, terbukti pada hasil ketuntasan belajar siswa pada siklus I sebesar
67,44% meningkat menjadi 81,22% pada siklus II.
Hasil penelitian Cecep Hendra Kusuma (2016), dengan judul “Penerapan
Model Cooperatif Learning Tipe Think Pair Share untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Matematika Kelas IV SD Negeri 1
Ratna Chaton Tahun Pelajaran 2015/2016”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan hasil belajar kognitif yang ditunjukkan pada persentase
ketuntasan mencapai 70,00% pada siklus I dan meningkat sebesar 15,00%
menjadi 85,00% pada siklus II.
Hasil penelitian Sri Yuliana Dewi (2017), dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa Pada Materi Himpunan di kelas VII SMP Muhammadiyah 7
Medan Tahun Ajaran 2016/2017”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
memperoleh nilai rata-rata 81,25 sedangkan kelas yang menggunakan model
pembelajaran konvensional memperoleh nilai rata-rata 62,00. Peneliti ini
40
dikatakan relevan karena penelitian di atas mengukur hasil belajar matematika
siswa dan menggunakan model pembelajaran yang sama yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS).
Hasil penelitian Uswatun Kasanah (2017), dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share (TPS) dengan Teknik Mind
Mapping untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN
1 Gondang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil
belajar dimana nilai rata-rata siswa pada siklus I yaitu 71,35 meningkat menjadi
80,2 pada siklus II. Ketuntasan hasil belajar pada siklus I yaitu 54,4% mengalami
peningkatan menjadi 89,7% pada siklus II.
Hasil penelitian Leli Yanti (2018), dengan judul “Pengaruh Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) terhadap Hasil Belajar
Matematika Siswa pada Materi Kubus dan Balok di Kelas VIII MTS Al-Jihad
Medan Tahun Pelajaran 2017/2018”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelas
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
memperoleh rata-rata 85,7, sedangkan kelas yang menggunakan pembelajaran
ekpositori memperoleh rata-rata 68,16. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dan meningkatkan nilai rata-rata siswa pula.
Kebaruan dari penelitian ini yang tidak terdapat pada penelitian terdahulu
yaitu terletak pada pemberian reward. Siswa yang terlibat aktif selama proses
pembelajaran akan diberi reward. Dengan adanya reward ini siswa lebih semangat
untuk terlibat aktif selama proses pembelajaran.
41
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
SMP Negeri 2 Tuntang merupakan sebuah lembaga pendidikan
Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada di bawah naungan Dinas
Pendidikan Kabupaten Semarang. SMP Negeri 2 Tuntang terletak di
Candirejo, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Sekolah ini memiliki
sarana dan prasarana yang cukup kondusif untuk menunjang kegiatan belajar
siswa dan merupakan sekolah dengan akreditasi A. Lokasi SMP Negeri 2
Tuntang cukup strategis, karena dapat dijangkau dengan menggunakan jenis
kendaraan apapun. Sekolah ini dekat dengan jalan raya, namun letaknya sedikit
menjorok ke dalam sehingga adanya kendaraan yang melintas tidak
menyebabkan kebisingan hingga ke ruang kelas.
Data kegiatan belajar mengajar di SMP Negeri 2 Tuntang yaitu:
Kurikulum yang digunakan : Kurikulum 2013
Durasi Tatap Muka : 40 menit
Jam Belajar : 07.00 – 13.00
Buku Penunjang Pembelajaran
Buku Teks Siswa : Kurang Lengkap
Buku Teks Guru : Lengkap
Buku Referensi Lainnya : Kurang Lengkap
42
SMP Negeri 2 Tuntang mempunyai Visi “Terselenggaranya
Pendidikan yang Bermutu yang Ditandai dengan Meningkatnya Prestasi dan
Budi Pekerti Luhur”. Sedangkan Misi dari SMP Negeri 2 Tuntang diantaranya
yaitu:
1. Mewujudkan pengembangan kurikulum yang adaptif.
2. Meningkatkan pengembangan tenaga pendidik dan kependidikan.
3. Mengupayakan penyelenggaraan proses pembelajaran aktif, inovatif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan.
4. Mewujudkan peningkatan fasilitas pendidikan.
5. Mewujudkan peningkatan kompetensi kelulusan.
6. Mewujudkan manajemen berbasis sekolah yang tangguh.
7. Memperdayakan peran serta masyarakat dalam peningkatan pembiayaan
pendidikan yang memadai, wajar, dan adil.
8. Meningkatkan pengembangan penilaian.
9. Mewujudkan pendidikan karakter dan intaq yang terintegrasi dengan
semua mata pelajaran dengan baik.
Tujuan dari sekolah ini mengacu pada visi dan misi sekolah, serta
tujuan umum pendidikan menengah. Tujuan SMP Negeri 2 Tuntang adalah
memberikan pelayanan pendidikan yang optimal yang bermutu untuk
mengantarkan peserta didik menjadi insan yang beriman dan bertaqwa,
berbudi pekerti luhur dan berakhlak mulia, berkarakter kebangsaan serta
memiliki kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, serta ketrampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
43
SMP Negeri 2 Tuntang pada tahun ajaran 2019/2020 mempunyai 21
kelas yang terdiri dari 7 kelas untuk kelas VII yaitu kelas VII A, VII B, VII
C, VII D, VII E, VII F, dan VII G, 7 kelas untuk kelas VIII yaitu kelas VIII
A, VIII B, VIII C, VIII D, VIII E, VIII F, dan VIII G, dan 7 kelas untuk kelas
IX yaitu kelas IX A, IX B, IX C, IX D, IX E, IX F, dan IX G. Sedangkan
sarana prasarana yang terdapat di SMP Negeri 2 Tuntang pada dasarnya
sudah cukup memadahi untuk menunjang kegiatan pembelajaran bagi siswa.
Sarana yang terdapat di SMP Negeri 2 Tuntang antara lain perpustakaan,
laboratorium komputer, taman baca, dan lain sebagainya. Sarana prasarana
pendukung pembelajaran di dalam kelas juga cukup memadahi untuk
menunjang kegiatan pembelajaran seperti papan tulis, meja, kursi dan lain
sebagainya. Meski belum tersedia LCD untuk setiap kelas, namun
pembelajaran tetap dapat berlangsung dengan baik. Adanya sarana prasarana
yang cukup memadahi tersebut maka kondisi pembelajaran yang
dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tuntang cukup kondusif.
B. Penyajian Data
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian di SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang
Tahun Ajaran 2019/2020 ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 2
Tuntang yang berjumlah 34 siswa, dengan keterangan 18 siswa laki-laki
dan 16 siswa perempuan.
44
Tabel 3.1 Daftar Nama Siswa Kelas VII B SMP Negeri 2 Tuntang
No Nama Siswa Jenis Kelamin
P L
1 A01 L
2 A02 P
3 A03 L
4 A04 L
5 A05 P
6 A06 P
7 B01 L
8 C01 P
9 D01 L
10 F01 L
11 F02 P
12 H01 L
13 I01 P
14 I02 P
15 L01 P
16 L02 L
17 M01 P
18 M02 L
19 M03 L
20 M04 L
21 M05 L
22 M06 L
23 N01 L
24 N02 P
25 P01 P
26 R01 L
27 R02 P
28 S01 L
29 S02 P
30 S03 P
31 V01 P
32 W01 L
33 W02 L
34 Z01 P
45
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2019 - Agustus 2019, tempat
pelaksanaan penelitian ini adalah SMP Negeri 2 Tuntang.
Tabel 3.2 Jadwal Alokasi Waktu Penelitian
No Kegiatan Waktu
Juli Agustus
1 Perencanaan 3
2 Siklus I
Perencanaan 25
Pelaksanaan 30
Observasi 30
Refleksi 1
3 Siklus II
Perencanaan 2
Pelaksanaan 6
Observasi 6
Refleksi 8
4 Analisis Data 10
5 Penyusunan Hasil 12
Berdasarkan jadwal alokasi waktu di atas, penelitian tindakan kelas
terdiri dari empat langkah penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Langkah-langkah penelitiannya akan diuraikan
sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Mempersiapkan RPP.
2) Mempersiapkan sumber belajar.
3) Merancang instrumen.
46
b. Pelaksanaan
Pembelajaran dilaksanaan berdasarkan RPP yang terdiri dari tiga
kegiatan yaitu pendahuluan, inti dan penutup.
c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan bersamaan pada waktu tindakan sedang
berlangsung.
d. Refleksi
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.
2) Evaluasi.
3) Menganalisis hasil pembelajaran dan memperbaiki kekurangan pada
siklus sebelumnya.
Tahap pelaksanaan dapat dibagi menjadi 2 siklus yaitu kegiatan siklus I,
dan siklus II. Namun sebelum dilaksanakannya siklus tersebut, peneliti
terlebih dahulu telah mempersiapkan data hasil belajar siswa sebelum
dilaksanakannya tindakan. Kemudian dilanjutkan tahap selanjutnya yaitu
tahap siklus. Kegiatan pada tahap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Siklus II akan dilaksanakan jika pada akhir siklus I
masih terdapat kurang dari 85% siswa pada kelas tersebut yang hasil
belajarnya masih di bawah KKM. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan
sebagai berikut:
a. Siklus I
1) Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan tindakan ini yaitu:
47
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada materi
Himpunan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
Think Pair Share (TPS).
b) Menyiapkan media pembelajaran yang berupa Lembar Kegiatan
Peserta Didik (LKPD) materi Himpunan dengan memperhatikan
pertimbangan dosen pembimbing dan guru.
c) Menyusun tes yang akan dikerjakan siswa pada setiap akhir
siklus.
2) Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan ini guru menjelaskan secara singkat
mengenai metode pembelajaran yang akan digunakan. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru
melaksanakan rancangan pembelajaran matematika dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share
(TPS) dengan menggunakan media Lembar Kerja Peserta Didik
(LKPD) berdasarkan RPP yang telah disepakati guru dengan peneliti
yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Think
Siswa diberikan lembar kerja peserta didik (LKPD)
kemudian siswa diberikan kesempatan untuk berpikir mandiri
mengenai permasalahan yang ada dalam LKPD dalam bentuk
catatan kecil yang nantinya menjadi bahan untuk diskusi dengan
pasangan.
48
b) Pair
Siswa dipasangkan dengan kelompoknya atau teman
sebangkunya yang sudah dibagi secara heterogen berdasarkan
nilai akademiknya. Siswa mendiskusikan hasil pemikirannya
yang telah diperoleh pada tahap think dengan cara bertukar
pendapat dengan pasangannya, agar memperoleh kesepakatan
kelompok.
c) Share
Setelah siswa mendiskusikan dan menyepakati hasil
pemikiran kelompok dalam menyelesaikan permasalahan yang
diberikan maka siswa diberikan kesempatan untuk membagikan
atau share hasil diskusinya dengan teman di kelas. Setelah selesai
berdiskusi maka kelompok lain dapat menyampaikan tanggapan
atau pertanyaan kepada kelompok yang sedang presentasi.
Pada tindakan kelas siklus I dilaksanakan di ruang kelas VII B
SMP Negeri 2 Tuntang. Penelitian berlangsung selama dua kali tatap
muka (2 x 40 menit) dengan materi yang disajikan yaitu himpunan
kosong dan himpunan semesta dan diagram Venn. Berikut langkah-
langkah pelaksanaan siklus I.
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru memberi salam dan mengawali dengan doa.
b. Guru memeriksa kehadiran siswa.
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
49
d. Apersepsi
i. Guru memberikan contoh kumpulan yang ada dalam
kehidupan sehari-hari yang akan dikaitkan dengan materi
himpunan.
ii. Guru memancing siswa agar memikirkan hal-hal yang
akan dikaitkan dengan materi pada pertemuan hari itu.
iii. Guru menanyakan apa yang kalian pikirkan mengenai
contoh-contoh kumpulan yang telah disebutkan di awal?
2. Kegiatan Inti (60 menit)
a. Guru menjelaskan alur pembelajaran dengan model
pembelajaran Think Pair Share.
b. Guru memberikan penjelasan melalui contoh mengenai
himpunan yang dibahas pada pertemuan hari itu.
c. Guru mendorong siswa agar menanyakan mengenai hal yang
mereka pikirkan berdasarkan contoh yang diberikan.
Tahap Think (Berpikir)
d. Guru memberikan LKPD.
e. Guru memberikan instruksi, membagikan media berupa
kertas LKPD kepada masing-masing siswa.
f. Secara mandiri siswa membaca buku paket matematika,
memikirkan dan mencari solusi untuk memecahkan
permasalahan pada LKPD.
50
g. Siswa diminta menyelesaikan latihan yang terdapat pada
LKPD.
Tahap Pair (Berpasangan)
h. Guru memberi instruksi bahwa siswa mendiskusikan hasil
pemikirannya dengan kelompok yang berjumlah 2 orang atau
teman sebangkunya.
i. Siswa dapat bertukar pemikiran dan pendapat mengenai
permasalahan dan latihan yang terdapat dalam LKPD.
j. Siswa akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
dengen berdiskusi dan menyepakati hasil dari diskusi dengan
teman sebangkunya.
Tahap Share (Berbagi)
k. Beberapa perwakilan kelompok dipilih secara acak untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
l. Kelompok lain yang terpilih dapat menanggapi hasil diskusi
kelompok yang presentasi.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan dalam
bentuk catatan mengenai pembelajaran hari ini.
b. Guru meminta siswa belajar mandiri di rumah.
c. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
dipertemuan berikutnya.
51
d. Guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca
alhamdulillah serta memberikan pesan jangan lupa beribadah,
membantu orang tua dan tetap belajar.
e. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
3) Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan alat
bantu berupa lembar pengamatan tentang aktivitas siswa dan guru.
Untuk mendukung pengamatan, peneliti melakukan proses
dokumentasi, dengan membuat catatan hasil foto-foto kegiatan
pembelajaran dan dokumentasi hasil tes pada siswa.
4) Refleksi
Refleksi dilakukan setelah tes pada siklus I dilaksanakan.
Refleksi ini bertujuan untuk menemukan masalah, penyebab
masalah, dan mencari solusi dari permasalahan yang terdapat dari
hasil tindakan siklus I. Pelaksanaan refleksi berupa diskusi antara
peneliti dengan guru.
b. Siklus II
Siklus II disusun berdasarkan hasil refleksi yang telah dilakukan
pada siklus I. Kegiatan yang dilakukan pada siklus II dimaksudkan
sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan model pembelajaran kooperatif
tipe Think Pair Share (TPS) pada siklus I. Pada siklus II, penelitian
tentang pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
52
Share sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII B
SMP Negeri 2 Tuntang dapat dikatakan berhasil apabila telah terjadi
peningkatan minimal 85% dari jumlah siswa. Nilai rata-rata hasil belajar
siswa keseluruhan juga telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yaitu sebesar 64. Jika pada akhir siklus II belum mencapai
indikator keberhasilan dimungkinkan akan dilaksanakan siklus III.
Peneliti dalam membuat RPP harus memperhatikan beberapa tahap
yaitu mempelajari Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada
silabus matematika kelas VII SMP. Merumuskan indikator pembelajaran,
menemtukan tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, menyusun RPP
dan mengkonsultasikannya dengan dosenpembimbing dan guru.
Selain RPP, peneliti dalam membuat LKPD juga harus
memperhatikan langkah-langkah seperti mempelajari model
pembelajaran Think Pair Share, mempelejari materi, membuat soal-soal
yang berkaitan dengan materi yang diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar matematika siswa. Mengkonsultasikan draf LKPD dengan dosen
pembimbing dan guru serta merevisi LKPD juga diperlukan. Dalam
pelaksanaan siklus ini terdapat empat tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Langkah-langkah tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
1) Perencanaan
Sub materi yang dipelajari pada siklus II berbeda dengan sub
meteri pada siklus I, pada siklus I mempelajari mengenai himpunan
53
kosong, himpunan semesta, dan menyajikan diagram Venn.
Sedangkan pada siklus II mempelajari sifat-sifat himpunan. Pada
siklus II tahapan perencanaan tindakan berdasarkan hasil refleksi
siklus I dan merupakan perbaikan pelaksanaan dari siklus I. Kegiatan
perencanaannya yaitu membuat RPP dan menyiapkan sarana
pendukung yang diperlukan dalam pembelajaran.
2) Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus II tidak jauh berbeda dengan siklus I,
hanya terdapat tambahan mengenai beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan ditekankan berdasarkan melihat hasil refleksi pada
siklus I.
Pada tahap ini guru menjelaskan secara singkat mengenai
metode pembelajaran yang akan digunakan. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Guru melaksanakan
rancangan pembelajaran matematika dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dengan
menggunakan media Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
berdasarkan RPP yang telah disepakati guru dengan peneliti yang
dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Think
Siswa diberikan lembar kerja peserta didik (LKPD)
kemudian siswa diberikan kesempatan untuk berpikir mandiri
mengenai permasalahan yang ada dalam LKPD dalam bentuk
54
catatan kecil yang nantinya menjadi bahan untuk diskusi dengan
pasangan.
b) Pair
Siswa dipasangkan dengan teman sebangkunya yang sudah
dibagi secara heterogen berdasarkan nilai akademiknya. Siswa
mendiskusikan hasil pemikirannya yang telah diperoleh pada
tahap think dengan cara bertukar pendapat dengan pasangannya,
agar memperoleh kesepakatan kelompok.
c) Share
Setelah siswa mendiskusikan dan menyepakati hasil
pemikiran kelompok dalam menyelesaikan permasalahan yang
diberikan maka siswa diberikan kesempatan untuk membagikan
atau share hasil diskusinya dengan teman di kelas. Setelah selesai
berdidkusi maka kelompok lain dapat menyampaikan tanggapan
atau pertanyaan kepada kelompok yang sedang presentasi.
Rencana kegiatan pembelajaran bersifat fleksibel dan terbuka
terhadap perubahan. Pada tindakan kelas siklus II dilaksanakan di
ruang kelas VII B SMP Negeri 2 Tuntang. Penelitian berlangsung
selama dua kali tatap muka (2 x 40 menit) dengan sub materi sifat-
sifat himpunan. Berikut langkah-langkah pelaksanaan siklus II.
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru memberi salam dan mengawali dengan doa.
b. Guru memeriksa kehadiran siswa.
55
c. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
d. Apersepsi
2. Kegiatan Inti (60 menit)
a. Guru menjelaskan alur pembelajaran dengan model
pembelajaran Think Pair Share.
b. Guru memberikan pemaparan mengenai sifat-sifat himpunan.
c. Guru menjelaskan dan menberikan contoh mengenai sifat-
sifat himpunan.
Tahap Think (Berpikir)
d. Guru memberikan LKPD.
e. Siswa memperhatikan dan memahami permasalahan yang
ada pada LKPD.
f. Secara mandiri siswa membaca buku paket matematika,
memikirkan dan mencari tahu gambaran solusi dalam
menyelesaikan permasalahan pada LKPD.
g. Setelah menemukan solusi, siswa dapat mengerjakan
permasalahan yang ada dalam LKPD dan dapat menanyakan
kepada guru mengenai hal yang dirasa kurang jelas.
Tahap Pair (Berpasangan)
h. Guru memberi instruksi bahwa siswa mendiskusikan hasil
pemikirannya dengan kelompok yang berjumlah 2 orang atau
teman sebangkunya.
56
i. Siswa berinteraksi dan berdiskusi dengan kelompoknya
mengenai solusi dari permasalahan yang terdapat dalam
LKPD.
j. Siswa akan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya
dengen berdiskusi.
k. Siswa akan menyepakati hasil dari diskusi dengan
kelompoknya yang merupakan teman sebangkunya.
Tahap Share (Berbagi)
l. Beberapa perwakilan kelompok dipilih secara acak untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas.
m. Kelompok lain yang terpilih dapat menanggapi hasil diskusi
kelompok yang presentasi.
3. Kegiatan Akhir (10 menit)
a. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan dalam
bentuk catatan mengenai pembelajaran hari ini.
b. Guru meminta siswa belajar mandiri di rumah.
c. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
dipertemuan berikutnya.
d. Guru mengakhiri pembelajaran dengan membaca
alhamdulillah serta memberikan pesan jangan lupa beribadah,
membantu orang tua dan tetap belajar.
e. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
57
3) Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan alat
bantu berupa lembar pengamatan tentang aktivitas siswa dan guru.
Untuk mendukung pengamatan, peneliti melakukan proses
dokumentasi dengan membuat catatan hasil foto-foto kegiatan
pembelajaran dan dokumentasi hasil tes pada siswa. Serta
mengamati aktivitas siswa ketika berlangsungnya model
pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) baik ketika
diskusi maupun dalam mengerjakan tugas.
4) Refleksi
Refleksi dilaksanakan setelah siklus II dilaksanakan. Tujuan
refleksi yaitu untuk menemukan masalah, penyebab masalah, dan
mencari solusi dari permasalahan setelah tindakan siklus II. Refleksi
dilakukan dengan diskusi antara peneliti dengan guru.
58
BAB IV
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil
Penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 2 Tuntang ini merupakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan di kelas VII B. Penelitian
tindakan kelas ini menggunakan model pempelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share. Penelitian dilakukan melalui 2 siklus untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa materi Himpunan. Data hasil belajar matematika siswa yang
ditunjukkan dalam tes siklus I dan tes siklus II sebagai berikut:
1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
Siklus I dilaksanakan mulai hari Selasa, tanggal 30 Juli 2019.
Pelaksanaan tindakan pada siklus I menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share untuk mengukur hasil belajar siswa kelas
VII B materi Himpunan. Peneliti melakukan penelitian dan pengamatan
terhadap hasil belajar siswa, aktivitas siswa, dan aktivitas guru. Hasil
pengamatan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan instrumen soal tes pada siklus I didapatkan nilai siswa
kelas VII B di SMP Negeri 2 Tuntang sebagai berikut:
Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 A01 29 Tidak Tuntas
59
No Nama Siswa Nilai Keterangan
2 A02 94 Tuntas
3 A03 66 Tuntas
4 A04 71 Tuntas
5 A05 89 Tuntas
6 A06 91 Tuntas
7 B01 83 Tuntas
8 C01 97 Tuntas
9 D01 83 Tuntas
10 F01 43 Tidak Tuntas
11 F02 66 Tuntas
12 H01 40 Tidak Tuntas
13 I01 86 Tuntas
14 I02 91 Tuntas
15 L01 100 Tuntas
16 L02 31 Tidak Tuntas
17 M01 89 Tuntas
18 M02 60 Tidak Tuntas
19 M03 31 Tidak Tuntas
20 M04 89 Tuntas
21 M05 89 Tuntas
22 M06 60 Tidak Tuntas
23 N01 94 Tuntas
24 N02 94 Tuntas
25 P01 100 Tuntas
26 R01 37 Tidak Tuntas
27 R02 51 Tidak Tuntas
28 S01 69 Tuntas
29 S02 77 Tuntas
60
No Nama Siswa Nilai Keterangan
30 S03 77 Tuntas
31 V01 86 Tuntas
32 W01 94 Tuntas
33 W02 54 Tidak Tuntas
34 Z01 89 Tuntas
Jumlah 2500
Rata-rata 73,53
Jumlah siswa yang tuntas 24
Jumlah siswa yang tidak tuntas 10
Persentase ketuntasan klasikal 70,59%
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dihitung:
1) Nilai rata-rata tes siklus I
jumlah semua nilai siswa
jumlah siswa
xMean
N
2500
34Mean
= 73,53
2) Persentase pencapaian KKM pada tes siklus I
jumlah siswa yang tuntas(%) 100%
jumlah seluruh siswa
pP
n
24(%)
34P
= 70,59%
61
Data nilai pada siklus I dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa
ditunjukkan oleh nilai rata-rata dan persentase ketuntasan klasikal.
Siswa yang tuntas pada siklus I sebanyak 24 siswa sedangkan 10 siswa
belum mencapai KKM. Nilai rata-rata hasil belajar pada siklus I sudah
mencapai 73,53 namun belum mencapai ketuntasan belajar secara
klasikal. Persentase ketuntasan klasikalnya yaitu 70,59%. Oleh karena
itu, untuk meningkatkan hasil belajar siswa harus dilanjutkan pada
tindakan berikutnya yaitu pada siklus II.
b. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Siswa
Hasil pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti pada siswa kelas VII B dapat diketahui melalui Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Lembar Observasi Siswa Siklus I
No Aspek Yang
Diamati Uraian Kegiatan
Skor Perolehan
1 2 3 4
1 Kegiatan
Awal
a. Siswa termotivasi untuk
belajar
b. Memperhatikan instruksi
guru
c. Menjawab pertanyaan guru
2 Kegiatan Inti a. Memahami materi yang
disajikan guru
b. Kesiapan dan kesanggupan
siswa dalam belajar
c. Melaksanakan perintah guru
dalam membentuk
kelompok
62
No Aspek Yang
Diamati Uraian Kegiatan
Skor Perolehan
1 2 3 4
d. Berpartisipasi dalam kerja
kelompok
e. Kemampuan mengeluarkan
pendapat
f. Keberanian mengajukan
pertanyaan serta menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari
guru dan temannya
3 Kegiatan
Akhir
a. Menyimpulkan materi
b. Menyelesaikan tes yang
diberikan guru
Jumlah Skor 4 6 1 0
Data tersebut diperoleh berdasarkan hasil pengisian lembar
observasi siswa yang memuat beberapa uraian kegiatan. Data di atas
dapat disajikan dalam Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
No Tahap Pengamatan Siswa
1 2 3 4
1 Kegiatan Awal 2 1 0 0
2 Kegiatan inti 2 4 0 0
3 Kegiatan Akhir 0 1 1 0
Jumlah Skor 4 6 1 0
Jumlah Perolehan Skor (4 x 1) + (6 x 2) + (1 x 3) + (4 x 0) = 19
Kategori Cukup
63
Berdasarkan Tabel 4.3 aktivitas siswa yang memperoleh skor 1
sebanyak 4 butir, yang memperoleh skor 2 sebanyak 6 butir, yang
memperoleh skor 3 sebanyak 1 butir, dan yang memperoleh skor 4 tidak
ada. Sehingga dapat dikatakan aktivitas siswa pada siklus I dengan
jumlah perolehan skor 19 masih tergolong ke dalam kategori cukup.
Tabel 4.4 Keterangan Skor dan Kategori Perolehan Skor
Keterangan Skor: Kategori Perolehan Skor:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
1 – 11 = Kurang
12 – 22 = Cukup
23 – 33 = Baik
34 – 44 = Sangat Baik
c. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Guru
Hasil pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti pada guru mata pelajaran matematika kelas VII B yaitu ibu Tri
Muah pada siklus I dapat diketahui melalui Tabel 4.5.
Tabel 4.5 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aspek Yang
Diamati Uraian Kegiatan
Skor Perolehan
1 2 3 4
1 Kegiatan
Awal
a. Membuka pelajaran,
menyampaikan tujuan
pembelajaran dan
memotivasi siswa
b. Mengaitkan materi yang
dipelajari dengan kehidupan
sehari-hari
64
No Aspek Yang
Diamati Uraian Kegiatan
Skor Perolehan
1 2 3 4
2 Kegiatan Inti a. Guru menyajikan materi
himpunan
b. Mengajar dengan model
pembelajaran Think Pair
Share sesuai dengan prosedur
c. Membimbing siswa
menyelesaikan LKPD
d. Menjelaskan hal-hal yang
belum dipahami siswa
3 Kegiatan
Akhir
a. Membimbing siswa dalam
menyimpulkan materi
b. Menilai tugas yang diberikan
kepada siswa
4 Pengelolaan
Waktu dan
Model
Pembelajaran
a. Menggunakan waktu
pembelajaran secara efektif
dan efisien
b. Melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan RPP
Jumlah Skor 2 6 2 0
Data tersebut diperoleh berdasarkan hasil pengisian lembar
observasi guru yang memuat beberapa uraian kegiatan. Data di atas dapat
disajikan dalam Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru Siklus I
No Tahap Pengamatan Guru
1 2 3 4
1 Kegiatan Awal 1 1 0 0
65
No Tahap Pengamatan Guru
1 2 3 4
2 Kegiatan inti 1 2 1 0
3 Kegiatan Akhir 0 1 1 0
4 Pengelolaan Waktu dan
Model Pembelajaran 0 2 0 0
Jumlah Skor 2 6 2 0
Jumlah Perolehan Skor (2 x 1) + (6 x 2) + (2 x 3) + (0 x 4) = 20
Kategori Cukup
Berdasarkan Tabel 4.6 jumlah perolehan skor yang diperoleh guru
adalah 20. Aktivitas yang memperoleh skor 1 ada 2 butir, yang
memperoleh skor 2 ada 6 butir, yang memperoleh skor 3 ada 2 butir, dan
yang memperoleh skor 4 ada 0 butir. Maka dapat dikatakan aktivitas guru
pada siklus I masih tergolong ke dalam kategori cukup.
Tabel 4.7 Keterangan Skor dan Kategori Perolehan Skor
Keterangan Skor: Kategori Perolehan Skor:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
1 – 10 = Kurang
11 – 20 = Cukup
21 – 30 = Baik
31 – 40 = Sangat Baik
d. Refleksi Tindakan Siklus I
Refleksi tindakan yang dilakukan pada siklus I bertujuan untuk
mengetahui tingkat keberhasilan dan hal-hal yang perlu dievaluasi untuk
tindakan selanjutnya. Berikut adalah hasil refleksi pada siklus I:
66
1) Hasil Belajar Siswa
a) Perolehan rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I yaitu 73,53.
b) Persentase jumlah siswa yang tuntas belajar yaitu 70,59%.
2) Hasil Pengamatan Siswa
a) Siswa masih jarang bertanya kepada guru mengenai materi yang
belum dipahami ketika guru menyampaikan materi.
b) Ketika siswa diinstruksikan untuk berdiskusi dengan teman
sebangkunya, justru beberapa siswa terlihat bergurau dan
berbicara dengan temannya, sehingga tahap pair belum berjalan
dengan baik.
c) Siswa kurang berani bertanya maupun menjawab pertanyaan
ketika ada kelompok yang presentasi di depan kelas, sehingga
tahap share belum berjalan dengan baik.
3) Hasil Pengamatan Guru
a) Guru belum menyampaikan tujuan dan manfaat mempelajari
materi Himpunan di awal pembelajaran.
b) Guru belum melaksanakan model pembelajaran sesuai dengan
RPP serta pengelolaan waktu yang belum efektif dan efisien.
Belum tercapainya kreteria keberhasilan pada siklus I maka perlu
dilakukan perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pada siklus selanjutnya
tidak terjadi kekurangan yang sama. Berikut beberapa perbaikan untuk
siklus selanjutnya:
67
1) Dalam melaksanakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share ini guru harus lebih memperhatikan pengelolaan waktu dan
melaksanakan model pembelajaran sesuai dengan RPP.
2) Guru harus lebih tegas kepada siswa yang tidak melaksanakan
instruksi dengan baik. Diharapkan siswa dapat melaksanakan tahap
pair dengan baik untuk memperoleh hasil diskusi yang lebih baik.
3) Jumlah siswa yang tuntas harus mencapai 85% dari 34 siswa.
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II
Hasil penelitian siklus I masih belum mencapai indikator keberhasilan.
Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan siklus II. Siklus II dilaksanakan
mulai hari Selasa, tanggal 6 Agustus 2019. Pada siklus II ini akan lebih
dimaksimalkan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair
Share. Dengan melakasanakan beberapa perbaikan berdasarkan evaluasi pada
siklus I. Tindakan yang dilakukan pada siklus II sama seperti pada siklus I,
yang mana perolehan data berupa hasil tes evaluasi atau post tes. Deskripsi
pada penelitian tindakan siklus II dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Deskripsi Data Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan instrumen soal tes pada siklus II didapatkan nilai
siswa kelas VII B di SMP Negeri 2 Tuntang sebagai berikut:
Tabel 4.8 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Siswa Nilai Keterangan
1 A01 90 Tuntas
68
No Nama Siswa Nilai Keterangan
2 A02 97 Tuntas
3 A03 93 Tuntas
4 A04 97 Tuntas
5 A05 97 Tuntas
6 A06 93 Tuntas
7 B01 97 Tuntas
8 C01 80 Tuntas
9 D01 87 Tuntas
10 F01 73 Tuntas
11 F02 60 Tidak Tuntas
12 H01 80 Tuntas
13 I01 97 Tuntas
14 I02 100 Tuntas
15 L01 70 Tuntas
16 L02 63 Tidak Tuntas
17 M01 67 Tuntas
18 M02 87 Tuntas
19 M03 80 Tuntas
20 M04 73 Tuntas
21 M05 90 Tuntas
22 M06 87 Tuntas
23 N01 97 Tuntas
24 N02 83 Tuntas
25 P01 90 Tuntas
26 R01 67 Tuntas
27 R02 60 Tidak Tuntas
28 S01 67 Tuntas
29 S02 83 Tuntas
30 S03 50 Tidak Tuntas
69
No Nama Siswa Nilai Keterangan
31 V01 87 Tuntas
32 W01 87 Tuntas
33 W02 90 Tuntas
34 Z01 100 Tuntas
Jumlah 2819
Rata-rata 82,91
Jumlah siswa yang tuntas 30
Jumlah siswa yang tidak tuntas 4
Persentase ketuntasan klasikal 88,24%
Berdasarkan Tabel 4.8 dapat dihitung:
1) Nilai rata-rata tes siklus II
jumlah semua nilai siswa
jumlah siswa
xMean
N
2819
34Mean
= 82,91
2) Persentase pencapaian KKM pada tes siklus II
jumlah siswa yang tuntas(%) 100%
jumlah seluruh siswa
pP
n
30(%)
34P
= 88,24%
Berdasarkan Tabel 4.8 diperoleh nilai rata-rata siswa yaitu 82,91 dan
telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal yaitu 88,24% atau
70
sebanyak 30 siswa dari 34 siswa. Pada siklus II ini tujuan penelitian
sudah tercapai dengan ketuntasan klasikal ≥ 85%, maka tindakan
diberhentikan pada siklus ini.
b. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Siswa
Hasil pengamatan proses pembelajaran siklus II yang dilakukan
oleh peneliti pada siswa kelas VII B dapat diketahui melalui Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Lembar Observasi Siswa Siklus II
No Aspek Yang
Diamati Uraian Kegiatan
Skor Perolehan
1 2 3 4
1 Kegiatan
Awal
a. Siswa termotivasi untuk
belajar
b. Memperhatikan instruksi
guru
c. Menjawab pertanyaan guru
2 Kegiatan Inti a. Memahami materi yang
disajikan guru
b. Kesiapan dan kesanggupan
siswa dalam belajar
c. Melaksanakan perintah guru
dalam membentuk
kelompok
d. Berpartisipasi dalam kerja
kelompok
e. Kemampuan mengeluarkan
pendapat
f. Keberanian mengajukan
pertanyaan serta menjawab
71
No Aspek Yang
Diamati Uraian Kegiatan
Skor Perolehan
1 2 3 4
pertanyaan-pertanyaan dari
guru dan temannya
3 Kegiatan
Akhir
a. Menyimpulkan materi
b. Menyelesaikan tes yang
diberikan guru
Jumlah Skor 0 2 7 2
Data tersebut diperoleh berdasarkan hasil pengisian lembar
observasi siswa yang memuat beberapa uraian kegiatan. Data di atas dapat
disajikan dalam Tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
No Tahap Pengamatan Siswa
1 2 3 4
1 Kegiatan Awal 0 0 3 0
2 Kegiatan inti 0 2 3 1
3 Kegiatan Akhir 0 0 1 1
Jumlah Skor 0 2 7 2
Jumlah Perolehan Skor (0 x 1) + (2 x 2) + (7 x 3) + (2 x 4) = 33
Kategori Baik
Berdasarkan Tabel 4.10 aktivitas yang memperoleh skor 1 tidak
ada, yang memperoleh skor 2 sebanyak 2 butir, yang memperoleh skor 3
sebanyak 7 butir, dan yang memperoleh skor 4 sebanyak 2 butir.
Sehingga dapat dikatakan aktivitas siswa pada siklus II tergolong ke
dalam kategori baik dengan perolehan skor sebanyak 33.
72
Tabel 4.11 Keterangan Skor dan Kategori Perolehan Skor
Keterangan Skor: Kategori Perolehan Skor:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
1 – 11 = Kurang
12 – 22 = Cukup
23 – 33 = Baik
34 – 44 = Sangat Baik
c. Deskripsi Data Hasil Pengamatan Guru
Hasil pengamatan proses pembelajaran yang dilakukan oleh
peneliti terhadap guru mata pelajaran matematika kelas VII B yaitu ibu
Tri Muah pada siklus II dapat diketahui melalui Tabel 4.12.
Tabel 4.12 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aspek Yang
Diamati Uraian Kegiatan
Skor Perolehan
1 2 3 4
1 Kegiatan
Awal
a. Membuka pelajaran,
menyampaikan tujuan
pembelajaran dan
memotivasi siswa
b. Mengaitkan materi yang
dipelajari dengan kehidupan
sehari-hari
2 Kegiatan Inti a. Guru menyajikan materi
himpunan
b. Mengajar dengan model
pembelajaran Think Pair
Share sesuai dengan prosedur
c. Membimbing siswa
menyelesaikan LKPD
73
No Aspek Yang
Diamati Uraian Kegiatan
Skor Perolehan
1 2 3 4
d. Menjelaskan hal-hal yang
belum dipahami siswa
3 Kegiatan
Akhir
a. Membimbing siswa dalam
menyimpulkan materi
b. Menilai tugas yang diberikan
kepada siswa
4 Pengelolaan
Waktu dan
Model
Pembelajaran
a. Menggunakan waktu
pembelajaran secara efektif
dan efisien
b. Melaksanakan pembelajaran
sesuai dengan RPP
Jumlah Skor 0 1 6 3
Data tersebut diperoleh berdasarkan hasil pengisian lembar
observasi guru yang memuat beberapa uraian kegiatan. Data di atas dapat
disajikan dalam Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Guru Siklus II
No Tahap Pengamatan Guru
1 2 3 4
1 Kegiatan Awal 0 1 1 0
2 Kegiatan inti 0 0 3 1
3 Kegiatan Akhir 0 0 0 2
4 Pengelolaan Waktu dan
Model Pembelajaran 0 0 2 0
Jumlah Skor 0 1 6 3
Jumlah Perolehan Skor (0 x 1) + (1 x 2) + (6 x 3) + (3 x 4) = 32
Kategori Sangat Baik
74
Berdasarkan Tabel 4.13 jumlah perolehan skor yang diperoleh guru
adalah 32. Aktivitas yang memperoleh skor 1 tidak ada, yang
memperoleh skor 2 ada 1 butir, yang memperoleh skor 3 ada 6 butir, dan
yang memperoleh skor 4 ada 3 butir. Maka dapat dikatakan aktivitas guru
pada siklus I tergolong ke dalam kategori sangat baik.
Tabel 4.14 Keterangan Skor dan Kategori Perolehan Skor
Keterangan Skor: Kategori Perolehan Skor:
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
1 – 10 = Kurang
11 – 20 = Cukup
21 – 30 = Baik
31 – 40 = Sangat Baik
d. Refleksi Tindakan Siklus II
Hasil penelitian dan hasil analisis pada siklus II, diperoleh hasil
bahwa pelaksanaan kegiatan pembelajaran matematika materi Himpunan
di SMP Negeri 2 Tuntang dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share telah berjalan dengan baik dibandingkan
dengan pelaksanaan kegiatan pada siklus I. Selama proses pembelajaran,
terlihat bahwa hampir semua siswa terlibat aktif dan antusias dalam
segala kegiatan pembelajaran. Siswa juga terlihat aktif dan bersemangat
selama kegiatan pembelajaran materi berlangsung. Dengan demikian
pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)
telah mencapai indikator keberhasilan dan hipotesis tindakannya telah
tercapai.
75
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran
Secara umum, hasil observasi kegiatan pembelajaran siklus I
menunjukkan bahwa guru masih kurang maksimal dalam pembelajaran. Hal
tersebut ditunjukkan pada pelaksanaan model pembelajaran yang belum
sesuai RPP, seperti guru belum optimal dalam memandu jalannya diskusi dan
pengelolaan waktu yang belum efektif dan efisien. Sedangkan pada kegiatan
pembelajaran siklus II guru sudah optimal dalam pembelajaran. Hal ini
dibuktikan dengan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan RPP yang telah
disepakati. Guru lebih trampil dalam memandu jalannya diskusi dan
pengelolaan waktu lebih efektif dan efisien. Oleh karena itu kegiatan
mengajar guru sudah dapat dikatakan baik.
Begitu pula dengan aktivitas belajar siswa. Pada siklus I masih ada
beberapa siswa yang belum optimal melakukan pembelajaran. Hal ini terlihat
ketika pembelajaran berlangsung masih ada siswa yang tidak mendengarkan
penjelasan guru dan mereka lebih cenderung mengobrol sendiri. Sedangkan
pada siklus II siswa sudah mulai tertib melaksanakan pembelajaran. Siswa
juga lebih terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran serta dalam diskusi
sehingga sudah sesuai dengan tujuan penelitian.
2. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika
materi Himpunan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
76
Think Pair Share pada siklus I dan siklus II dapat dilihat dalam Tabel
rekapitulasi data hasil belajar matematika siswa pada Tabel 4.15.
Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Belajar Matematika Siswa
No Data Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Jumlah siswa yang tuntas 12 24 30
2 Jumlah siswa yang tidak tuntas 22 10 4
3 Jumlah nilai 1753 2500 2819
4 Rata-rata 51,56 73,53 82,91
5 Persentase ketuntasan klasikal 35,29% 70,59% 88,24%
Berdasarkan Tabel 4.15 dapat terlihat dengan jelas perbedaan
peningkatan hasil belajar matematika siswa. Jumlah siswa yang tuntas
belajar berawal dari 12 siswa dengan persentase 35,29%, setelah diberi
tindakan siklus I diperoleh jumlah siswa yang tuntas yaitu 24 siswa
dengan persentase 70,59%. Sehingga dilakukan tindakan selanjutnya
yaitu siklus II dengan jumlah siswa yang tuntas belajar sebanyak 30
siswa dengan persentase 88,24% dari 34 siswa. Ketuntasan hasil belajar
ini berdasarkan ketentuan KKM yaitu 64. Siswa yang memperoleh hasil
tes ≥ 64 dinyatakan mencapai ketuntasan belajar. Pada pra siklus
perolehan nilai rata-rata kelas hanya 51,56 sedangkan pada siklus I rata-
rata perolehan nilai meningkat menjadi 73,53 dan pada siklus II rata-rata
perolehan nilai meningkat menjadi 82,91. Untuk lebih jelasnya
peningkatan persentase ketuntasan klasikal dapat dilihat pada Gambar
4.1.
77
Gambar 4.1 Grafik Persentase Ketuntasan Klasikal
Peningkatan ketuntasan hasil belajar matematika siswa dapat
dilihat pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan grafik yang disajikan pada Gambar 4.2 dapat dilihat
bahwa hasil belajar matematika siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Tuntang
menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan pada setiap siklus.
Dimana pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dapat dikatakan semakin
membaik dibandingkan pada siklus I. Hal tersebut ditunjukkan dengan
aktivitas siswa yang lebih tertib dan terlibat aktif selama kegiatan
0,00%
20,00%
40,00%
60,00%
80,00%
100,00%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
35,29%
70,59%
88,24%
Persentase Ketuntasan Klasikal
Ketuntasan
Hasil Belajar
12
24
30
22
10
40
5
10
15
20
25
30
35
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Jumlah Siswa Tuntas
Jumlah Siswa Tidak
Tuntas
78
pembelajaran berlangsung. Guru juga lebih trampil dalam memandu
jalannya pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think pair Share dimana setiap tahap dalam
model pembelajaran tersebut dapat dilaksanakan dengan baik oleh guru
maupun siswa. Jadi dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Think pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VII B materi Himpuanan.
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dalam pembelajaran
matematika melalui model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share di
SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat
membangkitkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran matematika.
Pada penelitian ini diperoleh adanya peningkatan skor dari hasil
penskoran pada observasi aktivitas siswa. Pada siklus I skor yang
diperoleh dari penskoran termasuk dalam kategori cukup, kemudian pada
siklus II skor yang diperoleh dari penskoran termasuk dalam kategori
baik. Pelaksanaan pembelajaran dapat dikatakan semakin membaik pada
setiap siklusnya.
2. Hasil belajar siswa setelah diberikan tindakan dengan pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share semakin meningkat mulai dari siklus I
hingga siklus II. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata siswa yaitu 73,53
dengan persentase ketuntasan klasikalnya yaitu 70,59% atau sebanyak 24
siswa tuntas belajar dan 10 siswa lainnya tidak tuntas belajar. Pada siklus
II hasil belajar siswa meningkat dengan nilai rata-rata siswa yaitu 82,91
dengan persentase ketuntasan klasikalnya yaitu 88,24% atau sebanyak 30
80
siswa tuntas dalam belajar dan 4 siswa lainnya tidak tuntas dalam belajar.
Pada siklus inilah persentase ketuntasan klasikalnya telah mencapai ≥
85%. Oleh karena itu dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan hasil belajar
matematika siswa kelas VII di SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten
Semarang.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberikan saran
kepada berbagai pihak antara lain:
1. Bagi Siswa
Siswa kelas VII diharapkan dapat dengan serius dalam mengikuti
pelajaran terutama dalam kegiatan diskusi dan presentasi di depan kelas.
Siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan
berkomunikasinya secara lebih optimal agar dapat meningkatkan prestasi
terutama hasil belajarnya.
2. Bagi Guru
Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share dapat
dijadikan alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan guru.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa model
pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Guru
diharapkan juga lebih kreatif dan inovatif dalam pelaksanaan
pembelajaran agar siswa tidak bosan dalam proses pelajaran.
81
3. Bagi Sekolah
Sekolah diharapkan dapat menyediakan sarana dan prasarana
pendidikan yang lebih memadahi untuk peningkatan kualitas
pembelajaran di sekolah. Penyediaan ini dapat berupa alat yang
digunakan guru untuk mengajar yang memadahi maupun lingkungan
pendukung kegiatan belajar mengajar yang mampu mengembangkan
ketrampilan ilmiah siswa.
82
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan. 2013. Pengembangan & Model Pembelajaran dalam Kurikulum
2013. Jakarta: PT Prestasi Pustakakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
Aksara.Mas’ud, Muhammad. 2008. Subhanallah Quantum Bilangan-
Bilangan Al-Qur’an. Yogyakarta: Diva Press.
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran. Jakarta: A V Publisher.
Dewi, Sri Yuliana. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think
Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Pada Materi
Himpunan di kelas VII SMP Muhammadiyah 7 Medan Tahun Ajaran
2016/2017. Skripsi tidak diterbitkan. Medan: Jurusan Pendidikan
Matematika UIN SU Medan.
Hamzah, Ali & Mushlisraini. 2014. Perencanaan dan Strategi Pembelajaran
Matematika. Jakarta: Rajawali Pers.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad
21. Bogor: Ghalia Indonesia.
Huda, Miftahul. 2016. Cooperatif Learning (Metode, Teknik, Struktur dan Model
Terapan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ibrahim & Suparni. 2016. Pembelajaran Matematika Teori dan Aplikasinya.
Yogjakarta: Suka-Press UIN Sunan Kalijaga.
Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
Kasanah, Uswatun. 2017. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Think Pair
Share (TPS) dengan Teknik Mind Mapping untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMPN 1 Gondang. Skripsi tidak
diterbitkan. Tulungagung: Jurusan Tadris Matematika IAIN
Tulungagung.
Kemendikbud. 2014. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013.
Jakarta: Kemendikbud.
Khadijah. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Citapustaka Media.
Kusuma, Cecep Hendra. 2016. Penerapan Model Cooperatif Learning Tipe Think
Pair Share untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil
Belajar Matematika Kelas IV SD Negeri 1 Ratna Chaton Tahun
83
Pelajaran 2015/2016. Skripsi tidak diterbitkan. Lampung: Jurusan Ilmu
Pendidikan Universitas Lampung.
Maharani, Ema. 2015. Penerapan Model Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
pada Pembelajaran Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Muara
Kelingi Tahun Pelajaran 2014/2015. Artikel Ilmiah, Lubuklinggau:
STKIP-PGRI Lubuklinggau.
Mas’ud, Muhammad. 2008. Subhanallah...Quantum Bilangan-Bilangan Al-
Qur’an. Yogyakarta: Diva Press.
Putri, Zunita Amalia. 2018. Kemendikbud: Nilai Rata-rata UN SMP 2018 Alami
Penurunan. Detiknews, hlm. 1.
Rahmawati, Esi Novi. 2016. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika
Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
pada Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 1 Mlati. Skripsi tidak diterbitkan.
Yogyakarta: Jurusan Pendidikan Matematika Universitas PGRI
Yogyakarta.
Rusman. 2012. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sanjaya, Wina. 2017. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.
Sirajuddin, Nurasia & Hafiludin Samparadja. 2015. Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-
Share (TPS) Siswa Kelas VII E SMP Negeri 7 Kediri. Penelitian
Pendidikan Matematika, (Online), Vol. 3, No. 3, (http://www.jppm.hol.es,
diakses 5 Mei 2019).
Sudayana, Rostina. 2014. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran
Matematika. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Sukardi. 2010. Metodolodi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Suprijono, Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
84
Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Taniredja, Tukiran. 2012. Penelitian Tindakan Kelas untuk Pengembangan Profesi
Guru. Bandung: Alfabeta.
Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Pendidik dan Keilmuan. Jakarta: Erlangga.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
2014. Mendesain Model Pembelajaran Inovativ, Progresif, dan
Kontekstual. Jakarta: Prenadamedia Group.
Uno, Hamzah B. 2011. Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara.
Yanti, Leli. 2018. Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair
Share (TPS) terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa pada Materi Kubus
dan Balok di Kelas VIII MTS Al-Jihad Medan Tahun Pelajaran
2017/2018. Skripsi tidak diterbitkan. Medan: Jurusan Pendidikan
Matematika UIN SU Medan.
85
86
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Tuntang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/I
Materi Pokok : Himpunan
Alokasi Waktu : 2 JP (2 kali pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI.1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI.2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI.3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI.4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.4 Menjelaskan himpunan,
himpunan bagian, himpunan
semesta, himpunan kosong,
komplemen himpunan, dan
3.4.1. Menyajikan himpunan kosong
dan himpunan semesta
3.4.2. Menyajikan himpunan dalam
bentuk diagram Venn
87
melakukan operasi biner pada
himpunan menggunakan
masalah kontekstual.
4.4 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan himpunan, himpunan
bagian, himpunan semesta,
himpunan kosong, komplemen
himpunan dan operasi biner
pada himpunan.
4.4.1. Memahami himpunan kosong
dan himpunan semesta
4.4.2. Menentukan penyajian
himpunan dengan
menggunakan diagram Venn
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran materi himpunan, peserta didik
diharapkan dapat:
1. Memahami konsep himpunan kosong dan himpunan semesta.
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan konsep himpunan kosong
dan himpunan semesta.
3. Menyajikan himpunan dengan menggunakan diagram Venn.
D. Materi Pelajaran
1. Himpunan Kosong dan Himpunan Semesta
a. Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak mempunyai anggota.
Himpunan kosong dinotasikan dengan atau { }.
Contoh : Himpunan bilangan bulat lebih dari 0 dan kurang dari 1
Himpunan bilangan ganjil yang habis dibagi 2
Himpunan siswa laki-laki kelas VII B yang memakai rok
b. Himpunan semesta atau semesta pembicaraan adalah himpunan yang
memuat semua anggota atau objek himpunan yang dibicarakan.
Himpunan semesta biasanya dilambangkan dengan S atau U.
Himpunan semesta pembicaraan mempunyai anggota yang sama atau
lebih banyak dari himpunan yang sedang dibicarakan.
88
Himpunan S disebut himpunan semesta dari himpunan A jika setiap
anggota yang ada di A terdapat di dalam S.
Contoh: Misalkan A = { 1, 3, 5, 7}, maka himpunan semesta yang
mungkin dari himpunan A adalah
S = { 1, 3, 5, 7}
S = { bilangan asli}
S = {bilangan ganjil}
2. Diagram Venn
Diagram Venn digunakan untuk menyajikan himpunan berupa gambar
atau diagram.
Diagram Venn diperkenalkan oleh pakar matematika Inggris bernama John
Venn (1834 – 1923). Cara membuat diagram Venn yaitu:
a. Himpunan semesta (S) dinyatakan dengan daerah persegi panjang dan
huruf S diletakkan di sudut kiri atas.
b. Setiap himpunan dinyatakan dengan daerah kurva tertutup sederhana.
c. Anggota himpunan dinyataan dengan titik-titik di dalamnya.
d. Macam-macam bentuk diagram Venn adalah sebagai berikut:
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode Pembelajaran : Diskusi
3. Model Pembelajaran : Think Pair Share (TPS)
F. Media, Alat dan Bahan Pembelajaran
Media dan Alat : Whiteboard, alat tulis (spidol, penggaris, dll)
Bahan pembelajaran : Buku pegangan siswa, Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD)
89
G. Sumber Belajar
1. Buku Siswa: As’ari, Abdur Rahman, dkk. 2016. Matematika Untuk
SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi 2016. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta : Puskur dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Halaman 113 – 185.
2. Buku Guru: As’ari, Abdur Rahman, dkk. 2016. Buku Guru Matematika
Untuk SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi 2016. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta : Puskur dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Halaman 111 – 185.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Awal
1. Guru memberi salam dan mengawali pertemuan
dengan doa.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Apersepsi
a. Guru mengingatkan kembali materi
dipertemuan sebelumnya.
b. Guru memberikan contoh kumpulan yang akan
dikaitkan dengan materi himpunan pada
pertemuan hari itu.
10
menit
Kegiatan
Inti
1. Guru menjelaskan alur pembelajaran dengan
model pembelajaran Think Pair Share.
2. Guru memancing siswa agar menemukan konsep
himpunan kosong dan himpunan semesta.
3. Siswa diminta memberikan contoh mengenai
60
menit
90
Kegiatan Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu
himpunan kosong dan himpunan semesta.
Tahap Think
4. Guru membagikan LKPD.
5. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada dalam
LKPD secara mandiri.
6. Siswa dapat membaca buku paket matematika dan
menemukan solusi dari permasalahan yang ada
pada LKPD.
Tahap Pair
7. Siswa diminta berkelompok yang beranggota 2
orang yaitu teman sebangkunya.
8. Siswa dapat bertukar pemikiran dan pendapat
dengan kelompoknya.
9. Siswa diminta menyimpulkan hasil diskusi
berdasarkan informasi yang telah diperoleh selama
berdiskusi.
Tahap Share
10. Beberapa perwakilan kelompok dipilih secara acak
untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas.
11. Kelompok yang lain dapat menanggapi hasil
diskusi dari kelompok yang berpresentasi.
Kegiatan
Akhir
1. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan
dalam bentuk catatan pembelajaran hari ini.
2. Siswa diminta untuk tetap belajar dirumah.
3. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
10
menit
91
Kegiatan Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu
dipertemuan selanjutnya.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dan menutup
dengan salam.
Pertemuan II
Kegiatan Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Awal
1. Guru memberi salam dan mengawali pertemuan
dengan doa.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Apersepsi
a. Guru memotivasi siswa mengenai pentingnya
mempelajari himpunan.
b. Guru mengingatkan kembali materi dipertemuan
sebelumnya.
10
menit
Kegiatan
Inti
1. Guru memberikan stimulus berupa cara-cara
menyajikan himpunan ke dalam diagram Venn.
2. Siswa diminta memahami contoh penyajian
himpunan ke dalam diagram Venn pada buku paket.
3. Siswa diminta menyajikan himpunan ke dalam
diagram Venn.
Tahap Think
4. Guru membagikan LKPD.
5. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada dalam LKPD
60
menit
92
Kegiatan Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu
secara mandiri.
6. Siswa dapat membaca buku paket matematika dan
menemukan solusi dari permasalahan yang ada pada
LKPD.
Tahap Pair
7. Siswa diminta berkelompok yang beranggota 2 orang
yaitu teman sebangkunya.
8. Siswa dapat bertukar pemikiran dan pendapat dengan
kelompoknya.
9. Siswa diminta menyimpulkan hasil diskusi
berdasarkan informasi yang telah diperoleh selama
berdiskusi.
Tahap Share
10. Beberapa perwakilan kelompok dipilih secara acak
untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan
kelas.
11. Kelompok yang lain dapat menanggapi hasil diskusi
dari kelompok yang berpresentasi.
Kegiatan
Akhir
1. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan
dalam bentuk catatan pembelajaran hari ini.
2. Siswa diminta untuk tetap belajar dirumah.
3. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
dipertemuan selanjutnya.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dan menutup dengan
salam.
10
menit
93
I. Penilaian
1) Teknik : Teknik Tes / Berbentuk Tertulis
2) Bentuk Instrumen : Uraian
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Pertemuan I
1. Diketahui himpunan sebagai berikut:
Himpunan siswa laki-laki kelas VII B yang memakai rok.
Himpunan bilangan bulat lebih dari 0 dan kurang dari 1.
Berdasarkan himpunan di atas, himpunan kosong adalah . . . .
2. Diketahui himpunan A = {1, 2, 3, 4}
Himpunan semesta dari himpunan A yaitu:
S = {1, 2, 3, 4}
S = {bilangan asli}
Berdasarkan contoh yang diberikan, himpunan semesta adalah . . . .
3. Notasi dari himpunan kosong dan himpunan semesta yaitu . . . .
4. Buatlah 3 contoh himpunan kosong!
5. Dipunyai A = {2, 4, 6, 8}. Buatlah 3 himpunan semesta yang mungkin dari
himpunan A!
Pertemuan II
1. Buatlah 3 langkah membuat diagram Venn!
2. Buatlah diagram Venn dari himpunan S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9},
himpunan C = {2, 3, 4} dan D = {6, 7, 8}!
3. Buatlah diagram Venn dari himpunan S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9},
himpunan C = {2, 3, 4, 5} dan D = {5, 6, 7, 8}!
4. Buatlah diagram Venn dari himpunan S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9},
himpunan C = {2, 3, 4} dan D = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}!
5. Buatlah diagram Venn dari himpunan S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9},
himpunan C = {2, 3, 4, 5} dan D = {2, 3, 4, 5}!
94
3) Alternatif Jawaban
Pertemuan I
Jawab Skor
1. Himpunan kosong adalah himpunan yang tidak memiliki
anggota
2. Himpunan semesta adalah himpunan yang memuat semua
anggota atau objek himpunan yang dibicarakan
3. Himpunan kosong = / { } dan himpunan semesta = S /
U
4. - Himpunan bilangan ganjil yang habis dibagi 2
- Himpunan bilangan cacah kurang dari 0
- Himpunan bilangan asli antara 1 sampai 2
5. S = {2, 4, 6, 8}
S = {bilangan genap}
S = {bilangan asli}
4
4
4
4
4
Pertemuan II
1. - Himpunan semesta dilambangkan (S) dan dinyatakan
dengan daerah persegi panjang dan huruf S disebelah
kiri atas 2
- Setiap himpunan dinyatakan dengan daerah kurva
tertutup sederhana 1
- Anggota himpunan dinyatakan dengan titik 1
2. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, C = {2, 3, 4}, D = {6, 7, 8}
S C D
4
• 2 • 3 • 6 • 7
• 4 • 8
• 1 • 5 • 9
95
3. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, C = {2, 3, 4, 5},
D = {5, 6, 7, 8}
S C D 4
• 2 • 5 • 6
• 3 • 4 • 7 • 8
• 1 • 9
4. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, C = {2, 3, 4},
D = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}
S D 4
C • 1
• 5
• 2 • 6
• 3 • 7
• 4
5. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}, C = {2, 3, 4, 5},
D = {2, 3, 4, 5}
S C D
4
• 2 • 1
• 3 • 6
• 4 • 7
• 5 • 8
• 9
96
97
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Tuntang
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VII/I
Materi Pokok : Himpunan
Alokasi Waktu : 2 JP (2 kali pertemuan)
A. Kompetensi Inti
KI.1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI.2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI.3: Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata
KI.4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori
B. Kompetensi Dasar Dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
3.4 Menjelaskan himpunan, himpunan
bagian, himpunan semesta,
himpunan kosong, komplemen
3.4.1. Memahami konsep
kardinalitas himpunan
3.4.2. Memahami konsep
98
himpunan, dan melakukan operasi
biner pada himpunan menggunakan
masalah kontekstual.
himpunan bagian
3.4.3. Memahami konsep
himpunan kuasa
4.4 Menyelesaikan masalah kontekstual
yang berkaitan dengan himpunan,
himpunan bagian, himpunan
semesta, himpunan kosong,
komplemen himpunan dan operasi
biner pada himpunan.
4.4.1. Menggunakan konsep
himpunan dalam
pemecahan masalah
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran materi himpunan, peserta didik
diharapkan dapat:
1. Siswa dapat menentukan kardinalitas himpunan.
2. Siswa dapat menentukan himpunan bagian dari suatu himpunan.
3. Siswa dapat menentukan banyaknya himpunan bagian dari suatu
himpunan (himpunan kuasa).
D. Materi Pelajaran
1. Kardinalitas Himpunan atau Banyaknya Anggota Himpunan
adalah bilangan yang meyatakan banyaknya anggota dari suatu himpunan
dan dinotasikan dengan n(A).
Contoh : Misal A = {1, 2, 3, 4, 5}, maka, 4 A dan 8 A
dengan n(A) = 5
Himpunan berhingga adalah himpunan yang memiliki anggota berhingga
(finite set)
Contoh : A = {1, 2, 3, 4}
Himpunan tak hingga adalah himpunan yang memiliki anggota tak hingga
(infinite set)
Contoh : A = {1, 2, 3, 4, ...}
Kardinalitas himpunan hanya untuk himpunan yang berhingga (finite set).
99
2. Himpunan Bagian
Himpunan A dikatakan himpunan bagian dari himpunan B jika dan hanya
jika setiap anggota himpunan A merupakan anggota himpunan dari B.
Atau dikatakan B memuat A dan dilambangkan A B, dan dapat ditulis
A B jhj x A maka x B
Contoh: Diketahui A = {1, 2, 3, 4, 5, 6},
B = {1, 2, 3},
C = {5, 6, 7},
D = {2, 4, 6}, maka
B A, C A, D A
3. Himpunan Kuasa
Himpunan Kuasa dari himpunan A ditulis dengan P(A) adalah himpunan
yang anggotanya terdiri dari semua himpunan bagian dari himpunan A.
Contoh:
Diberikan himpunan A = {p, q}
Himpunan bagian dari himpunan A adalah , {p}, {q}, {p,q}
Maka himpunan kuasa dari himpunan A adalah
P(A) = {, {p}, {q}, {p,q}}
Dengan n(P(A)) = 4
Jika A adalah himpunan dengan n(A) = n, maka banyaknya anggota
himpunan kuasa dari A, ditulis n(P(A)) = 2 n
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode Pembelajaran : Diskusi
3. Model Pembelajaran : Think Pair Share (TPS)
F. Media, Alat dan Bahan Pembelajaran
Media dan Alat : Whiteboard, alat tulis (spidol, penggaris, dll)
Bahan pembelajaran : Buku pegangan siswa, Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD)
100
G. Sumber Belajar
1. Buku Siswa: As’ari, Abdur Rahman, dkk. 2016. Matematika Untuk
SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi 2016. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta : Puskur dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Halaman 113 – 185.
2. Buku Guru: As’ari, Abdur Rahman, dkk. 2016. Buku Guru Matematika
Untuk SMP/MTs Kelas VII Edisi Revisi 2016. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan. Jakarta : Puskur dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
Halaman 111 – 185.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan I
Kegiatan Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Awal
1. Guru memberi salam dan mengawali pertemuan
dengan doa.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Apersepsi
a. Guru mengingatkan kembali materi dipertemuan
sebelumnya.
b. Guru memberikan contoh himpunan yang akan
dikaitkan dengan sifat-sifat himpunan pada
pertemuan hari itu.
10
menit
Kegiatan
Inti
1. Guru memberikan arahan bahwa pembelajaran hari
ini menggunakan model pembelajaran Think Pair
Share.
2. Guru memancing siswa agar menemukan konsep
kardinalitas himpunan dan konsep himpunan bagian.
60
menit
101
Kegiatan Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu
3. Siswa diminta menyelesaikan contoh mengenai
kardinalitas himpunan dan himpunan bagian.
Tahap Think
4. Guru membagikan LKPD.
5. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada dalam LKPD
secara mandiri.
6. Siswa dapat membaca buku paket matematika dan
menemukan solusi dari permasalahan yang ada pada
LKPD.
Tahap Pair
7. Siswa diminta berkelompok yang beranggota 2 orang
yaitu teman sebangkunya.
8. Siswa dapat bertukar pemikiran dan pendapat dengan
kelompoknya.
9. Siswa diminta menyimpulkan hasil diskusi
berdasarkan informasi yang telah diperoleh selama
berdiskusi.
Tahap Share
10. Beberapa perwakilan kelompok dipilih secara acak
untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
11. Kelompok yang lain dapat menanggapi hasil diskusi
dari kelompok yang berpresentasi.
Kegiatan
Akhir
1. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan
dalam bentuk catatan pembelajaran hari ini.
2. Siswa diminta untuk tetap belajar dirumah.
10
menit
102
Kegiatan Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu
3. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
dipertemuan selanjutnya.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dan menutup dengan
salam.
Pertemuan II
Kegiatan Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan
Awal
1. Guru memberi salam dan mengawali pertemuan
dengan doa.
2. Guru memeriksa kehadiran siswa.
3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
4. Apersepsi
a. Guru memotivasi siswa mengenai pentingnya
mempelajari himpunan.
b. Guru mengingatkan kembali materi dipertemuan
sebelumnya.
10
menit
Kegiatan
Inti
1. Guru memberikan contoh himpunan bagian yang akan
dikaitkan dengan himpunan kuasa.
2. Siswa diminta memahami contoh mengenai konsep
himpunan kuasa.
3. Siswa diminta menyelesaikan contoh menentukan
banyaknya himpunan kuasa.
Tahap Think
4. Guru membagikan LKPD.
5. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk
menyelesaikan permasalahan yang ada dalam LKPD
60
menit
103
Kegiatan Uraian Kegiatan Alokasi
Waktu
secara mandiri.
6. Siswa dapat membaca buku paket matematika dan
menemukan solusi dari permasalahan yang ada pada
LKPD.
Tahap Pair
7. Siswa diminta berkelompok yang beranggota 2 orang
yaitu teman sebangkunya.
8. Siswa dapat bertukar pemikiran dan pendapat dengan
kelompoknya.
9. Siswa diminta menyimpulkan hasil diskusi
berdasarkan informasi yang telah diperoleh selama
berdiskusi.
Tahap Share
10. Beberapa perwakilan kelompok dipilih secara acak
untuk mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas.
11. Kelompok yang lain dapat menanggapi hasil diskusi
dari kelompok yang berpresentasi.
Kegiatan
Akhir
1. Guru bersama-sama siswa membuat kesimpulan
dalam bentuk catatan pembelajaran hari ini.
2. Siswa diminta untuk tetap belajar dirumah.
3. Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari
dipertemuan selanjutnya.
4. Guru mengakhiri pembelajaran dan menutup dengan
salam.
10
menit
104
I. Penilaian
1) Teknik : Teknik Tes / Berbentuk Tertulis
2) Bentuk Instrumen : Uraian
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
Pertemuan I
1. Diketahui himpunan Z = {bilangan cacah kurang dari 5}
Maka anggota himpunan Z = {0, 1, 2, 3, 4}
Kardinalitas atau jumlah anggota himpunan Z yaitu n(Z) = 5
Tentukan anggota dari himpunan berikut dan tentukan kardinalitasnya!
a. A = {-2, -1, 0, 1, 2, ..., 13, 14} n(A) = . . . .
b. B = {bilangan asli kurang dari 6} n(B) = . . . .
c. C = { x| x ≤ 20 dan x ∈ bilangan genap} n(C) = . . . .
d. D = {kumpulan huruf vokal} n(D) = . . . .
e. E = { x| -3 < x ≤ 13 dan x ∈ bilangan bulat} n(E) = . . . .
2. Tentukan himpunan bagian ( ) atau bukan himpunan bagian ( ) dari
pernyataan berikut!
a. {2, 4, 6} . . . . {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7}
b. b . . . . {a, b, c, d}
c. {-2, 2} . . . . {0,1, 2, 3, 4, 5}
d. { } . . . . {a, b, c, d, e}
e. {3, 4, 5} . . . . {1, 3, 5, 7, 9, 11}
105
Pertemuan II
1. Diketahui himpunan A = {1, 2}
Himpunan bagian dari A yang banyak anggotanya 0, yaitu { }
Himpunan bagian dari A yang banyak anggotanya 1, yaitu {1}, {2}
Himpunan bagian dari A yang banyak anggotanya 2, yaitu {1, 2}
Tentukan semua himpunan bagian dari K = {a, b, c} yang memiliki dua
anggota!
2. Tentukan semua himpunan bagian dari L = {1, 2, 3, 4} yang memiliki tiga
anggota!
3. Berdasarkan nomor 1, dipunyai himpunan A = {1, 2}
Himpunan kuasa dari himpunan A yaitu P(A) = { { }, {1}, {2}, {1, 2} }
Tentukan himpunan kuasa dari himpunan M = {1, 2, 3}!
4. Tentukan himpunan kuasa dari himpunan N = {a, b}!
5. Tentukan banyaknya himpunan bagian dari himpunan O = {a, b, c, d}!
106
3) Alternatif Jawaban
Pertemuan I
Jawab Skor
1. a. A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} n(A) = 10
b. B = {2, 4, 6, 8, 10, 12, 14} n(B) = 7
c. C = {1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 21} n(C) = 11
d. D = {-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} n(D) = 14
e. E = {m, a, t, e, i, k} n(E) = 6
2. a.
b.
c.
d.
e.
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
Pertemuan II
Jawab Skor
1. Himpunan K yang banyak anggotanya 2, yaitu {a, b}, {a,
c}, {b, c}
2. Himpunan L yang banyak anggotanya 3, yaitu {1, 2, 3}, {1,
2, 4}, {2, 3, 4}, {1, 3, 4}
3. P(M) = { { }, {1}, {2}, {3}, {1, 2}, {1, 3}, {2, 3}, {1, 2, 3}
}
4. P(N) = { { }, {a}, {b}, {a, b} }
5. n(P(O)) = 2n
= 24
= 16
4
4
4
4
4
107
108
Lampiran 3
KISI-KISI TES SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Tuntang
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Himpunan
Kelas/ Semester : VII/ Ganjil
No Indikator Nomor
Soal
Aspek Kognitif
C1 C2 C3
1.
Siswa mampu menentukan
himpunan kosong dan himpunan
semesta
1, 2, 4, 5
2.
Siswa mampu menyebutkan
notasi himpunan kosong dan
himpunan semesta
3
3. Siswa mampu menyajikan
himpunan ke dalam diagram Venn 6, 7, 8, 9, 10
Keterangan: C1 = Pengetahuan
C2 = Pemahaman
C3 = Penerapan
109
KISI-KISI TES SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SMP Negeri 2 Tuntang
Mata Pelajaran : Matematika
Pokok Bahasan : Himpunan
Kelas/ Semester : VII/ Ganjil
No Indikator Nomor
Soal
Aspek Kognitif
C1 C2 C3
1.
Siswa mampu menyebutkan
anggota dan banyaknya anggota
himpunan
1
2.
Siswa mampu menentukan
himpunan bagian dan bukan
himpunan bagian
2
3. Siswa mampu menentukan semua
himpunan kuasa 3, 4
4. Siswa mampu menentukan
banyaknya himpunan bagian 5
Keterangan: C1 = Pengetahuan
C2 = Pemahaman
C3 = Penerapan
110
Lampiran 4
INSTRUMEN TES SIKLUS I
Mata Pelajaran : Matematika
Waktu : 60 Menit
Materi : Himpunan
Petunjuk:
Tulislah terlebih dahulu identitas pada lembar jawaban yang telah disediakan.
Bacalah soal dengan baik, jika terdapat hal yang kurang jelas tanyakan kepada
pengawas.
Soal
1. Buatlah 2 himpunan yang merupakan himpunan kosong!
2. Buatlah 2 himpunan semesta yang mungkin dari himpunan Z = {1, 4, 9, 16,
36}!
3. Tuliskan notasi dari himpunan kosong dan himpunan semesta!
4. Tentukan himpunan semesta yang mungkin dari himpunan A = {sepeda
motor, mobil, truk, kapal}
5. Tentukan himpunan semesta yang mungkin dari himpunan B = {-4, -3, -2, -1,
0, 1, 2, 3, 4}
Gambarlah diagram Venn dari keterangan berikut:
6. P adalah himpunan semua bilangan ganjil yang lebih dari 1 dan kurang dari 8
sedangkan himpunan semestanya adalah bilangan ganjil kurang dari 15.
7. Himpunan S = {bilangan cacah kurang dari 10}, himpunan A = {bilangan asli
kurang dari 5}, B = {bilangan asli lebih dari 3 dan kurang dari 8}.
111
8. Himpunan S = {3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}, himpunan A = {4, 5, 6}, himpunan B =
{3, 4, 5, 6, 7}.
9. Himpunan S = {bilangan asli kurang dari 10}, himpunan A = {1, 2, 3, 4, 5},
himpunan B = {1, 2, 3, 4, 5}.
10. Himpunan S = {1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15}, himpunan A = {3, 5, 7}, himpunan
B = {9, 11, 13}.
-Selamat Mengerjakan-
112
INSTRUMEN TES SIKLUS II
Mata Pelajaran : Matematika
Waktu : 60 Menit
Materi : Himpunan
Petunjuk:
Tulislah terlebih dahulu identitas pada lembar jawaban yang telah disediakan.
Bacalah soal dengan baik, jika terdapat hal yang kurang jelas tanyakan kepada
pengawas.
Soal
1. Sebutkan anggota dari himpunan berikut dan tentukan kardinalitasnya!
a. A = {bilangan asli kurang dari 11} n(A) = . . . .
b. B = { x| x ≤ 14 dan x ∈ bilangan genap} n(B) = . . . .
c. C = {1, 3, 5, 7, 9, ..., 19 ,21} n(C) = . . . .
d. D = { x| - 4 < x ≤ 10 dan x ∈ bilangan bulat} n(D) = . . . .
e. E = {m, a, t, e, m, a, t, i, k, a} n(E) = . . . .
2. Tentukan himpunan bagian atau bukan himpunan bagian dari pernyataan
berikut!
a. {3, 4, 5} . . . . {1, 3, 5, 7, 9, 11}
b. {-4, 0, 5} . . . . {-4, -3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5}
c. d . . . . {a, b, c, d}
d. {1, 2} . . . . {0,1, 2, 3, 4, 5}
e. { } . . . . {a, b, c, d, e}
3. Tentukan semua himpunan bagian dari A = {a, b, c, d} yang memiliki dua
anggota!
4. Tentukan himpunan kuasa dari himpunan B = {1, 2, 3}!
Tentukan banyaknya himpunan bagian dari himpunan C = {a, i, u, e, o}!
-Selamat Mengerjakan-
113
114
115
116
117
Lampiran 6
PEDOMAN PENSKORAN
TES SIKLUS I
Jawab Skor
1. – Himpunan bilangan asli antara 5 sampai 6.
– Himpunan siswa laki-laki kelas VII yang memakai rok.
1
1
2. S = {1, 4, 9, 16, 36}
S = {hasil kuadrat bilangan asli}
1
1
3. – / { }
– S / U
1
1
4. S = {alat-alat transportasi} 2
5. S = {bilangan bulat} 2
6. P = {3, 5, 7}
S = {1, 3, 5, 7, 9, 11, 13}
1
4
7. S = {0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
A = {1, 2, 3, 4}
B = {4, 5, 6, 7}
1
4
118
8. S = {3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10}
A = {4, 5, 6}
B = {3, 4, 5, 6, 7}
1
4
9. S = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9}
A = {1, 2, 3, 4, 5}
B = {1, 2, 3, 4, 5}
1
4
10. S = {1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15}
A = {3, 5, 7}
B = {9, 11, 13}
1
4
Skor Maksimal 35
Perolehan Nilai Siswa:
Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
119
PEDOMAN PENSKORAN
TES SIKLUS II
Jawab Skor
1. a. A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} n(A) = 10
b. B = {2, 4, 6, 8, 10, 12, 14} n(B) = 7
c. C = {1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 21} n(C) = 11
d. D = {-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} n(D) = 14
e. E = {m, a, t, e, i, k} n(E) = 6
2
2
2
2
2
2. a.
b.
c.
d.
e.
1
1
1
1
1
3. Himpunan bagian yang banyak anggotanya 2, yaitu {a, b},
{a, c}, {a, d}, {b, c}, {b, d}, {c, d}
5
4. P(B) = { { }, {1}, {2}, {3}, {1, 2}, {1, 3}, {2, 3}, {1, 2, 3} } 5
5. n(P(C)) = 2n
= 25
= 32
5
Skor Maksimal 35
Perolehan Nilai Siswa:
Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100
120
Lampiran 7
ALTERNATIF JAWABAN TES SIKLUS I
121
ALTERNATIF JAWABAN SIKLUS II
1. a. A = {1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} n(A) = 10
b. B = {2, 4, 6, 8, 10, 12, 14} n(B) = 7
c. C = {1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, 15, 17, 19, 21} n(C) = 11
d. D = {-3, -2, -1, 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10} n(D) = 14
e. E = {m, a, t, e, i, k} n(E) = 6
2. a.
b.
c.
d.
e.
3. Himpunan bagian yang banyak anggotanya 2, yaitu {a, b}, {a, c}, {a, d},
{b, c}, {b, d}, {c, d}
4. P(B) = { { }, {1}, {2}, {3}, {1, 2}, {1, 3}, {2, 3}, {1, 2, 3} }
5. n(P(C)) = 2n
= 25
= 32
122
Lampiran 8
Lembar Observasi Siswa Pada Siklus I
Sekolah / Kelas : SMP Negeri 2 Tuntang / VII B
Nama Guru : Tri Muah, S.Pd.
Nama Peneliti : Ade Metty Dharmayanti
Petunjuk : Berilah tanda cek () pada kolom yang sesuai!
No Aspek Yang
Diamati Uraian Kegiatan
Skor Perolehan
1 2 3 4
1 Kegiatan
Awal
d. Siswa termotivasi untuk belajar
e. Memperhatikan instruksi guru
f. Menjawab pertanyaan guru
2 Kegiatan Inti g. Memahami materi yang
disajikan guru
h. Kesiapan dan kesanggupan
siswa dalam belajar
i. Melaksanakan perintah guru
dalam membentuk kelompok
j. Berpartisipasi dalam kerja
kelompok
k. Kemampuan mengeluarkan
pendapat
l. Keberanian mengajukan
pertanyaan serta menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari guru
dan temannya
3 Kegiatan
Akhir
c. Menyimpulkan materi
d. Menyelesaikan tes yang
diberikan guru
123
124
Lembar Observasi Siswa Pada Siklus II
Sekolah / Kelas : SMP Negeri 2 Tuntang / VII B
Nama Guru : Tri Muah, S.Pd.
Nama Peneliti : Ade Metty Dharmayanti
Petunjuk : Berilah tanda cek () pada kolom yang sesuai!
No Aspek Yang
Diamati Uraian Kegiatan
Skor Perolehan
1 2 3 4
1 Kegiatan
Awal
a. Siswa termotivasi untuk belajar
b. Memperhatikan instruksi guru
c. Menjawab pertanyaan guru
2 Kegiatan Inti a. Memahami materi yang
disajikan guru
b. Kesiapan dan kesanggupan
siswa dalam belajar
c. Melaksanakan perintah guru
dalam membentuk kelompok
d. Berpartisipasi dalam kerja
kelompok
e. Kemampuan mengeluarkan
pendapat
f. Keberanian mengajukan
pertanyaan serta menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari guru
dan temannya
3 Kegiatan
Akhir
a. Menyimpulkan materi
b. Menyelesaikan tes yang
diberikan guru
125
126
Lampiran 9
Lembar Observasi Guru Pada Siklus I
Sekolah / Kelas : SMP Negeri 2 Tuntang / VII B
Nama Guru : Tri Muah, S.Pd.
Nama Peneliti : Ade Metty Dharmayanti
Petunjuk : Berilah tanda cek () pada kolom yang sesuai!
No Aspek Yang
Diamati Uraian Kegiatan
Skor Perolehan
1 2 3 4
1 Kegiatan
Awal
c. Membuka pelajaran,
menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi
siswa
d. Mengaitkan materi yang dipelajari
dengan kehidupan sehari-hari
2 Kegiatan Inti e. Guru menyajikan materi
himpunan
f. Mengajar dengan model
pembelajaran Think Pair Share
sesuai dengan prosedur
g. Membimbing siswa
menyelesaikan LKPD
h. Menjelaskan hal-hal yang belum
dipahami siswa
3 Kegiatan
Akhir
c. Membimbing siswa dalam
menyimpulkan materi
d. Menilai tugas yang diberikan
kepada siswa
127
128
Lembar Observasi Guru Pada Siklus II
Sekolah / Kelas : SMP Negeri 2 Tuntang / VII B
Nama Guru : Tri Muah, S.Pd.
Nama Peneliti : Ade Metty Dharmayanti
Petunjuk : Berilah tanda cek () pada kolom yang sesuai!
No Aspek Yang
Diamati Uraian Kegiatan
Skor Perolehan
1 2 3 4
1 Kegiatan
Awal
a. Membuka pelajaran,
menyampaikan tujuan
pembelajaran dan memotivasi
siswa
b. Mengaitkan materi yang dipelajari
dengan kehidupan sehari-hari
2 Kegiatan Inti a. Guru menyajikan materi
himpunan
b. Mengajar dengan model
pembelajaran Think Pair Share
sesuai dengan prosedur
c. Membimbing siswa
menyelesaikan LKPD
d. Menjelaskan hal-hal yang belum
dipahami siswa
3 Kegiatan
Akhir
a. Membimbing siswa dalam
menyimpulkan materi
b. Menilai tugas yang diberikan
kepada siswa
129
130
Lampiran 10
HASIL BELAJAR PRA SIKLUS, SIKLUS I DAN SIKLUS II
No Nama Siswa KKM Pra
Siklus
Tuntas/
Tidak
Tuntas
Siklus I
Tuntas/
Tidak
Tuntas
Siklus II
Tuntas /
Tidak
Tuntas
1 A01 64 69 Tuntas 29 Tidak Tuntas 90 Tuntas
2 A02 64 81 Tuntas 94 Tuntas 97 Tuntas
3 A03 64 26 Tidak Tuntas 66 Tuntas 93 Tuntas
4 A04 64 28 Tidak Tuntas 71 Tuntas 97 Tuntas
5 A05 64 89 Tuntas 89 Tuntas 97 Tuntas
6 A06 64 89 Tuntas 91 Tuntas 93 Tuntas
7 B01 64 61 Tidak Tuntas 83 Tuntas 97 Tuntas
8 C01 64 59 Tidak Tuntas 97 Tuntas 80 Tuntas
9 D01 64 51 Tidak Tuntas 83 Tuntas 87 Tuntas
10 F01 64 75 Tuntas 43 Tidak Tuntas 73 Tuntas
11 F02 64 33 Tidak Tuntas 66 Tuntas 60 Tidak Tuntas
12 H01 64 44 Tidak Tuntas 40 Tidak Tuntas 80 Tuntas
13 I01 64 44 Tidak Tuntas 86 Tuntas 97 Tuntas
14 I02 64 76 Tuntas 91 Tuntas 100 Tuntas
15 L01 64 35 Tidak Tuntas 100 Tuntas 70 Tuntas
16 L02 64 37 Tidak Tuntas 31 Tidak Tuntas 63 Tidak Tuntas
17 M01 64 67 Tuntas 89 Tuntas 67 Tuntas
131
No Nama Siswa KKM Pra
Siklus
Tuntas/
Tidak
Tuntas
Siklus I
Tuntas/
Tidak
Tuntas
Siklus II
Tuntas /
Tidak
Tuntas
18 M02 64 41 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 87 Tuntas
19 M03 64 15 Tidak Tuntas 31 Tidak Tuntas 80 Tuntas
20 M04 64 32 Tidak Tuntas 89 Tuntas 73 Tuntas
21 M05 64 51 Tidak Tuntas 89 Tuntas 90 Tuntas
22 M06 64 39 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas 87 Tuntas
23 N01 64 32 Tidak Tuntas 94 Tuntas 97 Tuntas
24 N02 64 41 Tidak Tuntas 94 Tuntas 83 Tuntas
25 P01 64 88 Tuntas 100 Tuntas 90 Tuntas
26 R01 64 25 Tidak Tuntas 37 Tidak Tuntas 67 Tuntas
27 R02 64 69 Tuntas 51 Tidak Tuntas 60 Tidak Tuntas
28 S01 64 35 Tidak Tuntas 69 Tuntas 67 Tuntas
29 S02 64 15 Tidak Tuntas 77 Tuntas 83 Tuntas
30 S03 64 30 Tidak Tuntas 77 Tuntas 50 Tidak Tuntas
31 V01 64 80 Tuntas 86 Tuntas 87 Tuntas
32 W01 64 77 Tuntas 94 Tuntas 87 Tuntas
33 W02 64 38 Tidak Tuntas 54 Tidak Tuntas 90 Tuntas
34 Z01 64 81 Tuntas 89 Tuntas 100 Tuntas
Jumlah 1753 2500 2819
Rata-Rata 51,56 73,53 82,91
Persentase Ketuntasan 35,29% 12 70,59% 24 88,24% 30
Persentase Ketidaktuntasan 64,71% 22 29,41% 10 11,76% 4
132
Lampiran 11
DOKUMENTASI PENELITIAN
Gambar 1. Guru Sedang Menyampaikan Materi
Gambar 2. Guru Sedang Memberikan Tes Pra Siklus
Gambar 3. Tahap Think pada Siklus I
133
Gambar 4. Tahap Pair pada Siklus I
Gambar 5. Tahap Share pada Siklus I
Gambar 6. Tahap Think pada Siklus II
134
Gambar 7. Tahap Pair pada Siklus II
Gambar 8. Tahap Share pada Siklus II
135
136
137
138
139
140
141
142
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Ade Metty Dharmayanti Jurusan : Tadris Matematika
NIM : 23070-15-0081 Dosen PA : Wulan Izzatul H., M.Pd.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1.
Seminar Nasional “Pemuda,
Peradaban Islam, dan
Kemandirian” oleh KARIMA
Learning & Training Center
2 September
2015
Peserta 8
2.
Seminar Nasional “Pembangunan
Karakter Bangsa Upaya
Mewujudkan Generasi Muda yang
Berbudaya untuk Indonesia
Bermartabat” oleh HMI Cabang
Salatiga
9 April 2016 Peserta 8
3.
Seminar Nasional “Esensi Dakwah
Kontemporer” oleh LDK Fathir Ar-
Rasyid IAIN Salatiga
21 Mei 2016 Peserta 8
4.
Seminar Nasional “Penerapan
Nilai-nilai Lingkungan Kepada
Individu” oleh Mapala Mitapasa
IAIN Salataiga
21 September
2016
Peserta 8
5.
Seminar Nasional “Dimanakah
Kiblat Pendidikan Kita?” oleh
DEMA FTIK IAIN Salatiga
9 November
2016
Peserta 8
6.
Seminar Nasional “Bersama
Merajut Asa Memberantas Korupsi
di Indonesia” oleh DEMA Fakultas
Syari’ah IAIN Salatiga
10 November
2016
Peserta 8
143
7.
Seminar Nasional Problematika
Hakim dan Peradilan “Rekontruksi
Ideal Sistem Peradilan di
Indonesia” oleh Fakultas Syari’ah
IAIN Salatiga
22 September
2016
Peserta 8
8.
Seminar Nasional Hari Bumi
“Dengarkanlah Bisikan Alam
Tenteng Manusia” oleh Mapala
Mitapasa IAIN Salatiga
29 April 2017 Peserta 8
9.
Seminar Nasional “Menakar
Untung Rugi Pemilu Serentak
Tahun 2019 untuk Kehidupan
Demokrasi Indonesia di Masa
Depan” oleh HMJ HTN IAIN
Salatiga
12 Oktober 2017 Peserta 8
10.
Seminar Nasional “Inovasi
Pembelajaran dan Media
Pembelajaran Matematika Berbasis
IT” oleh HMJ Tadris Matematika
IAIN Salatiga
11 November
2017
Peserta 8
11.
Seminar Nasional Peringatan “Hari
Hutan Dunia 2018” oleh Mapala
Mitapasa IAIN Salatiga
24 Maret 2018 Peserta 8
12.
Seminar Nasional “Ketrampilan
Komunikasi Bagi Calon Guru” oleh
HMJ BKI IAIN Salatiga
9 April 2018 Peserta 8
13.
Seminar Nasional “Matematika
Enterprenur dan Aplikasi
Pembelajaran Matematika
Mutakhir” oleh Progdi Tadris
Matematika
8 Mei 2018 Peserta 8
14. Surat Keputusan OPAK IAIN
Salatiga Tahun 2017
27 Juli 2017 Panitia 6
144
15.
Pendidikan Tamu Racana
(DIKTARA) 2017 oleh Racana
Kusuma – Dilaga Woro Srikandhi
IAIN Salatiga
21–25
September 2017
Panitia 6
16.
Surat Keputusan Pengenalan
Jurusan dan Keakraban HMJ Tadris
Matematika
2 September
2016
Panitia 6
17.
Intensive English Language
Program oleh UPTPB IAIN
Salatiga
22 Februari – 10
Juni 2016
Peserta 6
18.
Gladian Pimpinan Pandega (GPP)
2018 Racana Kusuma Dilaga -
Woro Srikandhi IAIN Salatiga
31 Maret – 1
April 2018
Panitia 6
19.
Memperingati HUT-RI Ke-73
“Menyatu dalam Bhinneka Tunggal
Ika” oleh SMP N 2 Tuntang
14–16 Agustus
2018
Panitia 6
20.
Penerimaan Seleksi Calon Brigsus
(PSCB) Ke-25 oleh Brigsus Naga
Sandhi Racana KD-WS IAIN
Salatiga
29–30
September 2018
Panitia 6
21.
Gladi Wira Brigsus (GWB) Ke-25
oleh Brigsus Naga Sandhi Racana
KD-WS IAIN Salatiga
12–15 Oktober
2018
Panitia 6
22.
Pengajian Muslimat Desa Pengkol
dan Pelepasan Mahasiswa KKN
dengan tema “Masjid sebagai
Sentral Penguatan Kelembagaan
Sosial, Pendampingan Masyarakat
dan Keluarga”
17 Februari 2019 Panitia 6
23.
Gladi Wira Brigsus (GWB) Ke-24
oleh Brigsus Naga Sandhi Racana
KD-WS IAIN Salatiga
27–30 Oktober
2017
Peserta 5
145
24.
Pendidikan dan Latihan Calon
Pramuka Pandega (PLCPP) XXVI
oleh Racana Kusuma Dilaga –
Woron Srikandhi IAIN Salatiga
30 September –
2 Oktober 2016
Peserta 4
25. Pelatihan Kepramukaan oleh FTIK
IAIN Salatiga
19–21 Juli 2018 Peserta 4
26.
Pembrivetan dan Pelantikan
(VETTIK) Ke-24 oleh Brigsus Naga
Sandhi Racana KD-WS IAIN
Salatiga
11–12
November 2017
Peserta 3
27.
Lomba Media Pembelajaran
“Inovasi Pembelajaran dan Media
Pembelajaran Matematika Berbasis
IT” oleh HMJ Tadris Matematika
IAIN Salatiga
9 November
2017
Peserta 3
28.
Lomba Media Pembelajaran
“Inovasi Pembelajaran dan Media
Pembelajaran Matematika Berbasis
IT” oleh HMJ Tadris Matematika
IAIN Salatiga
9 November
2017
Juara I 3
29.
Gladian Pimpinan Pandega (GPP)
2017 oleh Racana Kusuma Dilaga –
Woro Srikandhi IAIN Salatiga
8–9 April 2017 Peserta 3
30.
Surat Keputusan Brigade Khusus
Naga Sandhi Racana Kusuma
Dilaga - Woro Srikandhi IAIN
Salatiga
21 November
2017
3
31.
Konservasi Alam “Mewujudkan
Generasi Pramuka yang Peduli
Lingkungan” oleh Brigsus Naga
Sandhi Racana KD-WS IAIN
Salatiga
2 Desember
2017
Peserta 3
146
32.
Seminar dan Bedah Film dengan
tema “Menggugah Jiwa
Nasionalisme Pemuda di Era
Moderenitas” oleh HMI Cabang
Salatiga
14 November
2015
Peserta 3
33.
Ramadhan in Campus 2017 “Jalani
Bulan Suci dengan Muhasabah Diri
Menuju Jiwa yang Suci” oleh
DEMA FTIK IAIN Salatiga
15 Juni 2017 Peserta 3
34.
Charity Seminar dengan tema “Stay
Positive! Can’t Live a Positive Life
with a Negative Mind”
8 Desember
2015
Peserta 3
35.
FORMULA (Forum Diskusi
Bulanan Matematika) “Aktualisasi
Berpikir Matematika dalam Ranah
Tulisan dan Penelitian untuk
Membudayakan Literasi
Mahasiswa” oleh HMJ Tadris
Matematika
10 April 2018 Peserta 3
36. Seminar “Stay Positive” oleh
Fakultas Dakwah IAIN Salatiga
26 Mei 2016 Peserta 3
37.
OPAK Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga 2015 oleh
DEMA FTIK IAIN Salatiga
13 Agustus 2015 Peserta 3
38.
OPAK IAIN Salatiga 2015 dengan
tema “Peningkatan Nilai-nilai Ialam
Indonesia Menuju Negara yang
Aman dan Damai”
14 Agustus 2015 Peserta 3
39.
Latihan Keprotokolan dan Master of
Ceremony “Membentuk dan
Menumbuhkan Pribadi Pramuka”
oleh Racana Kusuma – Dilaga Woro
Srikandhi IAIN Salatiga
19–20 Agustus
2017
Peserta 3
147
148
149
150
Lampiran 17
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ade Metty Dharmayanti
Tempat / Tanggal Lahir : Salatiga, 13 November 1996
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Jl. KH Jumadi Tamrin, Randuacir, Kec. Argomulyo
Salatiga
Nama Ayah : Basir
Nama Ibu : Etick Puji Astuti
Alamat Orang Tua : Karang Ujung-ujung, Kec. Pabelan, Kab. Semarang
Anak ke dari : 1 dari 3 bersaudara
Riwayat Pendidikan
Pendidikan Dasar : SD Negeri Jetak 02 (2002 – 2008)
Pendidikan Menengah : SMP Negeri 8 Salatiga (2008 – 2011)
SMA Negeri 2 Salatiga (2011 – 2014)
Pendidikan Tinggi : Institut Agama Islam Negeri
Salatiga (2015 – 2019)
top related