identifikasi karakteristik lingkungan permukiman … oleh masyarakat di wilayah studi dan studi...
Post on 13-May-2018
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
1
Abstrak—Perkembangan pusat kota yang merupakan
sentra dari kegiatan ekonomi membawa pengaruh bagi tingginya
arus tenaga kerja, sehingga menjadi daya tarik yang tinggi bagi
masyarakat. Jumlah permukiman yang layak huni tidak
sebanding dengan meningkatnya jumlah penduduk sehingga
mengakibatkan permasalahan lingkungan khususnya pada
kawasan pusat kota. Dengan adanya pernyataan tersebut
merupakan gamabaran yang terjadi di kawasan permukiman
kumuh yang terletak di Kelurahan Tlogopojok (Gresik). Selain
itu, berdasarkan syarat Keputusan Bupati Kabupaten Gresik
tahun 2011 tentang penetapan lokasi lingkungan perumahan dan
permukiman kumuh di Kabupaten Gresik, Kelurahan
Tlogopojok merupakan salah satu permukiman kumuh yang
terdapat di Kecamatan Gresik, dengan luas wilayah ± 78 Ha
(RDTRK Gresik, 2008). Dengan adanya permasalahan
lingkungan permukiman yang teletak di Keluarahan Tlopojok
(Gresik), perlu adanya suatu identifikasi karakteristik
lingkungan permukiman kumuh berdasarkan persepsi
masyarkat di Kelurahan Tlogopojok. Dalam mencapai tujuan
penelitian dilakukan analisa deskriptif kualitatif, sehingga
nantinya dapat diketahui, karakteristik lingkungan berdasarkan
persepsi masyarakat. Dari hasil yang didapatkan dari penelitian
ini yaitu diketahui bahwa karakteristik lingkungan permukiman
berdasarkan persepsi masyarakat di Kelurahan Tlogopojok
menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat yang terdapat
di wilayah penelitian adalah masyarakat pendatang. Selain itu,
kurang meratanya penyediaan prasarana lingkungan di wilayah
penelitian.
Kata Kunci—, permukiman kumuh, karakteristik
lingkungan, persepsi masyarkat.
I. PENDAHULUAN
ERKEMBANGAN pusat kota yang merupakan sentra
dari kegiatan ekonomi, dapat membawa pengaruh bagi
tingginya arus tenaga kerja, sehingga menjadi daya tarik yang
tinggi bagi masyarakat. Masalah lingkungan tidak berdiri
sendiri, tetapi selalu saling terkait erat. Keterkaitan antara
masalah satu dengan yang lain disebabkan karena sebuah
faktor, yang merupakan sebab berbagai masalah, sebuah faktor
mempunyai pengaruh yang berbeda dan interaksi antar
berbagai masalah dan dampak yang ditimbulkan bersifat
kumulatif (Soedradjad, 1999) [1]. Masalah lingkungan yang
saling terkait erat antara lain adalah populasi manusia yang
berlebih, polusi, penurunan jumlah sumberdaya, dan
perubahan lingkungan. Hal tersebut menciptakan kawasan dan
lingkungan kumuh yang dapat diindikasikan dengan
kemunculan permukiman kumuh (slum). Dengan adanya
lingkungan slum di kawasan sekitar, maka diperlukannya cara
untuk mengatasi permasalahan tersebut, agar nantinya dapat
mengurangi permasalahan lingkungan (Abrams, 1964) [2].
Kelurahan Tlogopojok merupakan salah satu permukiman
kumuh yang terdapat di Kecamatan Gresik, dengan luas
wilayah ± 78 Ha (RDTRK Gresik, 2008) [3]. Penggunaan
tanah untuk permukiman kumuh ± 11,70 Ha terdiri dari 6 RW
dari beberapa RW yang ada, serta kepadatan penduduk di
Kelurahan Tlogopojok mencapai 6.968 jiwa. Ditinjau dari
aspek sosial ekonominya masyarakat di sekitar Kelurahan
Tlogopojok dapat dikategorikan sebagai masyarakat
menengah kebawah, dengan sebagian besar bermata
pencaharian sebagai pedagang (Profil Kelurahan Tlogopojok,
2011) [4]. Kelurahan Tlogopojok merupakan kawasan pusat
kota dan berdasarkan Rencana Detail Tata Ruang Kota
(RDTRK) Gresik Tahun 2008 kawasan Kelurahan Tlogopojok
termasuk dalam Satuan Kawasan Pengembangan (SKP) 1
dimana fungsi utamanya adalah sebagai pusat perdagangan
dan jasa. Fungsi kawasan Kelurahan Tlogopojok selain
digunakan untuk permukiman serta perdagangan dan jasa juga
digunakan untuk kawasan industri. Penggunaan untuk lahan
industri adalah seluas ± 64,85 Ha (Profil Kelurahan, 2012)
[5].
Beberapa permasalahan yang terjadi di Kecamatan Gresik
khususnya Kelurahan Tlogopojok mengalami permasalahan
lingkungan permukiman, yang ditandai dengan ciri
perkembangan penduduk yang tinggi, tidak seimbangnya
dengan ketersediaan lahan, kurang optimalnya ketersedian
prasarana lingkungan permukiman dan kurang sadarnya
masyarakat di menjaga serta memelihara lingkungan
permukimannya. Sehingga dengan adanya permasalahan
lingkungan yang terjadi di kelurahan Tlogopojok, dapat
teridentifikasinya karakteristik lingkungan permukiman
kumuh berdasarkan persepsi masyarakat.
II. URAIAN PENELITIAN
Untuk mecapai tujuan penelitian, maka dilakukan
dengan pendekatan rasionalistik dan bersifat deskriptif. Teknik
pengumpulan data pada penelitian ini dapat diperoleh melalui
observasi ataupun pengamatan lapangan, dan pengisian
Identifikasi Karakteristik Lingkungan
Permukiman Kumuh Berdasarkan Persepsi
Masyarakat Di Kelurahan Tlogopojok
Fachrul Irawan Ali dan Ema Umilia
Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: umilia84@gmail.com
P
2
kuesioner oleh masyarakat di wilayah studi dan studi literatur
terkait penelitian.
Dalam menentukan responden masyarakat didalam
pengisian kuesioner dapat menggunakan teknik sampling acak
sederhana (simple random sampling). Dari perhitungan
dengan teknik sampling acak sederhana (simple random
sampling), didapatkan sampel responden masyarakat sebanyak
94 responden.
Teknik ataupun alat analisa dalam penelitian ini
dapat menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif.
Sehingga hasil dari analisa deskriptif kaualitatif dapat
diperoleh dari data pengisian kuesioner yang disebarkan
kepada masyarkat di wilyah penelitian, serta dapat
teridentifikasi karakteristik lingkungan permukiman kumuh
berdasarkan persepsi masyarakat di Kelurahan Tlogopojok.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Orientasi Kelurahan tlogopojok (Kabupaten
Gresik)
Kawasan permukiman Kelurahan Tlogopojok
merupakan kawasan permukiman yang berada di wilayah
administrasi Kecamatan Gresik, Kabupaten Gresik dan
terletak pada pusat Kota Gresik. Luas wilyah dari kawasan
permukiman Kelurahan Tlogopojok itu sendiri adalah ± 78
Ha (Profil Kelurahan, 2012). Kelurahan Tlogopojok terdiri
dari 6 RW dan 20 RT. Adapun lokasi wilayah penelitian
terletak pada RW 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, yang mana RW tersebut
merupakan permukiman informal (perumahan
perkampungan), hal ini dikarenakan kawasan tersebut
merupakan kawasan permukiman yang memiliki karakteristik
kumuh. Adapun batas-batas administrasi kawasan
permukiman Kelurahan Tlogopojok adalah sebagai berikut :
Batas Utara : Kelurahan Lumpur dan Selat Madura
Batas Barat : Kelurahan Karangturi
Batas Timur : Desa Roomo Kecamtan Manyar
Batas Selatan : Kelurahan Karangpoh
Untuk lebih jelasnya, batas kawasan permukiman
Kelurahan Tlogopojok dapat dilihat pada Peta 1.1
Gambar 1. Peta Orientasi Wilayah Penelitian
Sumber: Rencana Pembangunan Kawasan Permukiman
Prioritas (RPKPP) Kabupaten Gresik, 2012
Indentifikasi Karakteristik Lingkumgan Permukiman
Kumuh Berdasarkan Persepsi Masyarakat Di Kelurahan
Tlogopojok
Berdasarkan hasil tinjauan teori didapatkan lima
indikator yang dapat dijadikan untuk mengidentifikasi
karakteristik lingkungan permukiman kumuh di Keluarahan
Tlogopojok yaitu karakteristik kependudukan, sosial,
ekonomi, prasarana dan kondisi fisik permukiman.
a. Kependudukan
Pembahasan mengenai karakteristik kependudukan di
permukiman kumuh Kelurahan Tlogopojok, berdasarkan
kajian teori dapat di jelasakan berdasarkan variabel asal
daerah dan jumlah anggota keluarga.
Asal Daerah
Berdasarkan data karakteristik kependudukan tentang
asal daerah, dari hasil penyeberan kuesioner secara acak, dapat
dilihat pada diagram 1.1 di bawah ini:
Diagram 1.1
Asal Daerah penduduk berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner
Sumber: Hasil Analias, 2013
Dengan adanya data hasil rekapitulasi kuesioner
tersebut, dapat disimpulkan bahwa tidak sedikit penghuni
permukiman kumuh di Kelurahan Tlogopojok merupakan
warga pendatang yaitu berdasarkan rekapitulasi kuesioner dari
total keseluruhan sebanyak 60 responden atau 64% responden,
yang mana pendatang yang ada di permukiman kumuh di
wilayah studi masih berasal dari pulau jawa. Sehingga dengan
3
adanya hal tersebut, menunjukkan bahwa jumlah migrasi yang
masuk ke wilayah penelitian cukup besar dan memberi cukup
memberi pengaruh pada wilayah penelitian.
Jumlah Anggota Keluarga
Berdasarkan data karakteristik kependudukan tentang
jumlah anggota keluarga, dari hasil penyeberan kuesioner
secara acak, dapat dilihat pada diagram 1.2 di bawah ini.
Diagram 1.2
Jumlah Anggota Keluraga Berdasarkan
Rekapitulasi Kuesioner
Sumber: Hasil Analias, 2013
Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner dengan
menggunakan metode secara sampel acak sederhana yang
telah disebarkan di wilayah penelitian, menunjukkan bahwa
sebanyak 31 atau sebesar 33% responden memiliki jumlah
anggota keluarga lebih dari enam orang dari total keseluruhan
responden. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa jumlah
anggota keluarga per unit rumah dapat dikategorikan banyak
di permukiman kumuh Kelurahan Tlogopojok, dengan adanya
hal tersebut dapat menyebabkan tingkat kepadatan penduduk
yang cukup tinggi di wilayah penelitian.
b. Sosial
Pembahasan mengenai indikator karakteristik sosial di
permukiman kumuh Kelurahan Tlogopojok, berdasarkan
kajian teori dapat di jelasakan berdasarkan variabel taraf
pendidikan.
Taraf Pendidikan
Berdasarkan data sekunder, taraf pendidikan
masyarakat di wilayah studi yang paling banyak, hanya
menempuh pendidikan hingga taraf SLTP yaitu sebesar 2.021
jiwa dari total keselurahan penduduk di wilayah penelitian
(Profil Kelurahan Tlogopojok, 2011). Selain itu, hasil
penyebaran kuesioner yang dilakukana secara acak/random,
menunjukkan hasil yang sama dengan data sekunder yang
dimiliki peneliti. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
diagram 1.3
Diagram 1.3
Taraf Tingkat Pendidikan Masyarakat di Wilayah Penelitian
Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner
Sumber: Hasil Analias, 2013
Berdasarkan hasil diagram diatas dapat disimpulkan
bahwa jumlah responden terbesar berada pada tingkat
pendidikan tamat SLTP yaitu sebesar 34 reponden atau 36%
dari total kuesioner, sehingga dengan rendahnya taraf tingkat
pendidikan masyarakat yang dimiliki di permukiman kumuh
Kelurahan Tlogopojok., nantinya dapat berpengaruh pada pola
pikir mereka terkait kebersihan lingkungan permukiman.
c. Ekonomi
Pembahasan mengenai indikator karakteristik
ekonomi di permukiman kumuh Kelurahan Tlogopojok,
berdasarkan kajian teori dapat di jelasakan berdasarkan
variabel jenis pekerjaan dan pendapatan masyarakat.
Jenis Pekerjaan
Berdasarkan data karakteristik ekonomi tentang Jenis
pekerjaan, dari hasil penyeberan kuesioner secara acak, dapat
dilihat pada diagram 1.4 di bawah ini:
Diagram 1.4
Jenis Pekerjaan Masyarakat di Wilayah Penelitian
Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Berdasarkan hasil diagram diatas menunjukkan,
bahwa karakteristik jenis pekerjaan yang paling banyak
dilakukan masayrakat sekitar yaitu pedagan dan jasa. Hal ini
dapat dilihat pada hasil rekapitulasi kuesioner yang
menunjukkan bahwa dari 94 kuesioner, dengan menggunakan
metode sampel acak sederhana (simple random sampling),
sebanyak 42 kuesioner atau sebesar 45% responden bermata
pencaharian sebagai pedagang dan sebanyak 20 kuesioner atau
sebesar 21% responden bekerja dibidang jasa seperti tukang
becak, bengkel, dan supir angkot. Sisanya sebanyak 32
responden atau sebesar 34% bermata pencaharian sebagai
PNS, pertukangan, TNI/Polri, swasta, dan tidak bekerja.
Pendapatan Masyarakat
Dengan keadaan mata pencaharian masyarakat yang
sebagian besar sebagai pedagang dan juga jasa, pendapatan
masyarakat di kawasan studi juga dapat dikatakan rendah.
hasil kuesioner menunjukkan bahwa sebesar 31 responden
atau sebanyak 33% memiliki pendapatan total rumah tangga
bekisar antara Rp. 1.250.000,- s/d Rp. 1.500.000,- per bulan
dari total kesluruan responden.Untuk lebih jelasnya, dapat
dilihat pada diagram 1.5
4
Diagram 1.5
Pendapatan Masyarakat per bulan di Wilayah Penelitian
Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner
Sumber: Hasil Analias, 2013
Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner diatas dapat
disimpulkan, bahwa sebagian besar masyarkat di permukiman
kumuh Keluraha Tlogopojok, memiliki tingkat pendapatan
yang tergolong rendah, sehinnga mempengaruhi kualitas hidup
masyarakat di wilayah penelitian.
d. Prasarana
Pembahasan mengenai karakteristik prasarana dari
permukiman kumuh di Kelurahan Tlogopojok, berdasarkan
kajian teori dapat dilihat melalui beberapa variabel yaitu
kondisi prasarana seperti prasarana jaringan air, persampahan,
drainase, sanitasi dan aksesbilitas (jalan).
Prasarana Jaringan Air
Terdapat beberapa prasarana jaringan air di
kawasan Kelurahan Tlogopojok, seperti jaringan air bersih
PDAM, dan Hipam. Akan tetapi, tidak semua jaringan air
yang berada di kawasan studi ini baik dan layak digunakan.
hal tersebut dikarenakan Jaringan PDAM di kawasan studi
tergolong buruk, dikarenakan jaringan air PDAM dan Hipam
yang terdapat di wilayah penelitian tidak terlayani secara
menyeluruh di setiap permukiman dan diperparah dengan
kurang lancarnya jaringan PDAM tersebut (survei primer,
2013). Selain itu, buruknya ataupun kurangnya jaringan air
bersih berupa PDAM dan hipam, dikarenakan ketersediaan air
bersih tersebut hanya dapat memenuhi kebutuhan pokok air
bersih hanya mencapai kurang dari (<) 60 liter/hari. Sehingga
hal tersebut yang menyebabkan kurangnya pasokan air bersih
berupa PDAM maupun hipam yang terdapat di wilayah
penelitian.
Dengan kurangnya penyediaan air bersih yang
terdapat di wilayah penelitian terdapat alternatif masyarkat di
dalam untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kawasan studi
adalah dengan menggunakan jirigen beli, sumur timba, dan
sumur pompa.Untuk lebih jelasnya, data terkait karakteristik
prasarana alternatif jaringan air dari hasil penyeberan
kuesioner secara acak, dapat dilihat pada diagram 1.6 di
bawah ini:
Diagram 1.6
Alternatif Penggunaan Jaringan Air di Wilayah Penelitian
Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Berdasarkan hasil diagram diatas, menunjukkan bahwa
dari ketiga alternatif ini masyarakat di kawasan studi lebih
banyak mengunakan sumur pompa, sehingga terdapat
masyarakat yang sudah memliki jaringan air PDAM, maupun
hipam, mereka masih menggunakan alternatif jaringan air
tersebut.
Prasarana Persampahan
Sebagian warga di wilayah studi memiliki tong sampah
pribadi untuk pembuangan sampah sehari-hari, akan tetapi
terdapat warga masyarakat yang belum memiliki tong sampah
pribadi (survei primer, 2013). Selain itu dapat dilihat
berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner, sebanyak 53
responden atau sebesar 56% tidak memiliki tong sampah
pribadi dan sisanya sebanyak 41 responden atau sebanyak
44% menyatakan memiliki tong sampah pribadi dari total
kesluruan responden. Untuk lebih jelasnya, dapat diliat pada
diagram 1.7
Diagram 1.7
Prasarana Persampahan di Wilayah Penelitian Berdasarkan
Rekapitulasi Kuesioner
Sumber: Hasil Analias, 2013
Hasil rekapitulasi kuesioner, dapat disimpulkan
bahwa terdapat permasalahan lingkungan di dalam penyediaan
prasarana persampahan, dikarenakan sebagian besar warga
tidak memiliki tong sampah pribadi. Selain itu bedasarkan
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 14 /PRT/M/2010
Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum
Dan Penataan Ruang, prasarana persampahan dapat dikatakan
baik yang terdapat di kawasan prmukiman apabila tersedianya
tong/ bak sampah dan tersedianya fasilitas pengurangan
sampah yang dapat memenuhi kebutuhan persampahan
tersebut.
Prasarana Saluran Drainase
Saluran drainase pada kawasan studi terdiri dari kali
dan selokan lingkungan, sebagian besar kali di wilayah studi
terletak di depan rumah warga dengan ukuran yang cukup
kecil. Selain itu, selokan di kawasan Kelurahan Tlogopojok
juga kurang baik dengan ukuran selokan yang kecil. Selain itu
berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner, menunjukkan bahwa
dari 94 responden masyarakat, sebanyak 47 responden atau
sebesar 50% menyatakan bahwa saluran drainase di kawasan
studi berkondisi buruk, 41 responden atau sebesar 44%
menyatakan kurang baik dan hanya 6 responden atau sebesar
6% menyatakan baik. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada
diagram 1.8
5
Diagram 1.8
Kondisi Prasarana Saluran Drainase
Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner
Sumber: Hasil Analisa, 2013
Hasil rekapitulasi kuesioner pada prasarana saluran
drainase, masyarakat yang berpendapat kurangnya atau
buruknya prasarana saluran drainase, dikarenakan saluran
drainase sering mengalami genangan air lebih dari (<) 30 cm,
dan volume prasarana saluran drainase sangat kecil serta
diperparah dengan adanya kebiasaan masayarakat sekitar,
yang masih membuang sisa kotoran rumah tangganya di
saluran drainase. Sehingga, sering kali sampah dari
masyarakat sekitar di buang di saluran drainase, seperti kali
dan selokan lingkungan. Hal tersebut, akan terjadi
penyumbatan saluran drainase dan menyebabkan banjir pada
saat hujan.
Prasarana Sanitasi
Berdasarkan survei primer yang telah dilakukan, setiap
rumah di wilayah studi sudah memiliki WC pribadi, dan
terdapat WC umum di kawasan Kelurahan Tlogopojok,
dimana WC umum tersebut memiliki kondisi yang kurang
layak ataupun kurang sehat. Hasil rekapitulasi kuesioner
menunjukkan bahwa sebanyak 94 kuesioner menyatakan
memiliki WC pribadi, dengan kondisi sebanyak 82 responden
atau sebesar 87% menyatakan berkondisi baik dan 12
responden atau sebesar 13% menyatakan berkondisi kurang
baik. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada diagram 1.9
Diagram 1.9
Kondisi Prasarana Sanitasi
Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner
Sumber : Hasil Analisa, 2013
Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner, masyarakat
yang beperndapat buruknya ataupun kurangnya prasarana
saluran sanitasi, dikarenakan kurangnya penyediaan prasarana
sanitasi komunal seperti toilet/ MCK maupun septik tank dan
masih terdapat kualitas WC pribadi dan WC umum yang
terdapat di kawasan studi kurang baik ataupun kurang sehat,
untuk digunakan untuk kebutuhan MCK sehari-hari yang
terdapat di wilayah penelitian.
Prasarana Aksebilitas
Kondisi jalan di kawasan Kelurahan Tlogopojok terdiri
dari paving dan aspal, dimana jalan dengan perkerasan aspal
hanya terletak pada jalan raya, sedangkan untuk
perkampungan menggunakan perkerasan paving. Selain itu
dari total responden sebanyak 94, sebanyak 80 responden
atau sebesar 85% menyatakan bahwa kondisi jalan di wilayah
studi baik dan sisanya sebanyak 14 responden atau sebesar
15% menyatakan bahwa kondisi jalan kurang baik
dikarenakan masyarakat berpendapat, bahwa masih terdapat
jalan yang berlubang dan perlu adanya perbaikan. Untuk lebih
jelasnya, dapat dilihat pada diagram 1.10
Diagram 1.10..Kondisi Prasarana Aksebilitas (Jalan)
Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner
Sumber: Hasil Analisis, 2013
d. Kondisi Fisik (Bangunan Permukiman)
Pembahasan mengenai indikator karakteristik kondisi
fisik dari permukiman kumuh di Kelurahan Tlogopojok dapat
dilihat melalui beberapa variabel yaitu kondisi bangunan
permukiman dan kepadatan bangunan.
Kondisi Bangunan
Kondisi bangunan di Kelurahan Tlogopojok Terdapat dua
jenis bangunan yaitu bangunan permanen dan semi permanen.
Selain itu hasil rekapitulasi kuesioner yang
menunjukkan bahwa dari 94 responden berdasarkan metode
sampel acak sederhana (simple random sampling) sebanyak 11
responden atau sebesar 12% memiliki rumah semi permanen
dan sebanyak 83 responden atau sebesar 88% memiliki rumah
permanen Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada diagram
1.11
Diagram 1.11
Jenis Bangunan Rumah Berdasarkan Rekapitulasi Kuesioner
Sumber: Hasil Analisis, 2013
Kepadatan Bangunan
Berdasarkan hasil survei sekunder dan survei primer
menunjukkan bahwa kepadatan bangunan di kawasan studi
cukup tinggi dengan keadaan hampir tidak ada jarak antara
bangunan satu dengan bangunan yang lainnya. Hasil
rekapitulasi kuesioner tersebut menunjukkan bahwa daya tarik
masyarakat untuk memilih bermukim di wilayah studi yaitu,
dikarenakan dekat dengan lokasi pekerjaan, mengingat bahwa
6
sebagian besar masyarakat di Kelurahan Tlogopojok adalah
pendatang. Keadaan tersebut membuat semakin sempitnya
ruang gerak masyarakat, karena dengan bertambahnya
masyarakat membuat semakin banyaknya bangunan rumah.
Hal tersebut, mengakibatkan kepadatan bangunan yang hampir
tidak ada jarak antara bangunan satu dengan bangunan yang
lainnya.
IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
Berdasarkan penelitian ini, Kesimpulan yang dapat
diambil dalam indentifikasi karakteristik lingkungan
permukiman kumuh berdasarkan persepsi masyarakat di
Kelurahan Tlogopojok adalah sebagai berikut:
a. Diketahui bahwa karakteristik penduduk yang terdapat di
area kawasan permukiman kumuh Klurahan Tlogopojok
cukup banyak mayarakat pemdatang. Dilihat dari taraf
jenjang penndidikan yang dimiliki masyarakat sekitar
tergolong rendah, dikarenakan tingkat pendidikan
masyarakat sekitar hanya sebatas tamat SLTP. Serta
berdasarkan jenis pekerjaannya , sebagian besar
masyarkat di wilayah penelitian bermata pencaharian
sebagai pedagang dan jasa, Hal tersebut dikarenakan
Kelurahan Tlogopojok yang terletak di pusat Kota
Gresik, Sehingga dengan adanya hal tersebut banyak
sekali aktifitas kegiatan komersial seperti pasar,
pedagang kaki lima, jasa bengkel, lembaga keuangan dan
kegiatan industri yang dilakukan oleh masyarakat sekitar.
b. Berdasarkan hasil analisa ataupun rekapitulasi kuesioner
yang disebarkan kepada masyarakat setempat, diketahui
bahwa karakteristik lingkungan pada aspek prasarana
lingkungan permukiman kumuh di Kelurahan
Tlogopojok mengalami permasalahan. Hal tersebut
dikarenakan kurang optimalnya pemeliharaan serta
penyediaan prasarana lingkungan permukiman di
wilayah penelitian, antara lain:
- Kurangnya ketersediaan jaringan air bersih seperti
PDAM dan hipam, hal tersbut dikarenakan pasokan
jaringan air tersebut hanya dapat memenuhi
kebutuhan pokok air bersih masyarakat sekitar,
hanya mencapai kurang dari (<) 60 liter/hari.
Sehingga hal tersebut yang menyebabkan kurangnya
pasokan air bersih berupa PDAM maupun hipam
yang terdapat di wilayah penelitian.
- Kurangnya penyediaan prasarana persampahan,
dikarenakan sebagian besar warga tidak memiliki
tong sampah pribadi.
- Terjadi permasalahan pada kondisi prasarana saluran
drainase. Masyarakat yang berpendapat kurangnya
atau buruknya prasarana saluran drainase,
dikarenakan saluran drainase sering mengalami
genangan air lebih dari (<) 30 cm, dan volume
prasarana saluran drainase seperti selokan lingkungan
sangat kecil. Degan adanya hal tersebut, sering terjadi
penyumbatan saluran drainase dan menyebabkan
banjir pada saat hujan di area permukiman kumuh
Kelurahan Tlogopojok.
- Kondisi prasarana sanitasi berupa toilet/ MCK
komunal ataupun milik sendiri, masih terdapat
kurang sehat untuk digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Soedradjad, R. (1999). Lingkungan hidup: suatu
pengantar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
[2] Abrams, C. (1964). Housing In The Modern World.
London: Faber and. Faber
[3] Dinas Cipta Karya. (2008). Rencana Retail Tata Ruang
Kawasan Gresik (RDTRK). Gresik: Dinas Cipta Karya
[4] Kelurahan Tlogopojok. (2011). Profil Kelurahan
Tlogopojok. Kabupatan Gresik
[5] Kelurahan Tlogopojok. (2012). Profil Kelurahan
Tlogopojok. Kabupatan Gresik
top related