hubungan perilaku kepatuhan pasien diabetes mellitus …
Post on 01-Oct-2021
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN PERILAKU KEPATUHAN PASIEN DIABETES
MELLITUS YANG DIRAWAT JALAN DAN PERAN
PETUGAS KESEHATAN TERHADAP
PELAKSANAAN DIET DI
RSUD RANTAU PRAPAT
SKRIPSI
Oleh
NUR INDAH NASUTION
NIM : 131000065
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
HUBUNGAN PERILAKU KEPATUHAN PASIEN DIABETES
MELLITUS YANG DIRAWAT JALAN DAN PERAN
PETUGAS KESEHATAN TERHADAP
PELAKSANAAN DIET DI
RSUD RANTAU PRAPAT
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh
NUR INDAH NASUTION
NIM : 131000065
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya menyatakan dengan ini bahwa skripsi saya yang berjudul
‘HUBUNGAN PERILAKU KEPATUHAN PASIEN DIABETES
MELLITUS YANG DIRAWAT JALAN DAN PERAN PETUGAS
KESEHATAN TERHADAP PELAKSANAAN DIET DI RSUD RANTAU
PRAPAT’ beserta seluruh isinya adalah benar hasil karya saya sendiri, dan saya
tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan kecuali yang
secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam naskah daftar pustaka.
Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko atau sanksi yang dijatuhkan
kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika
keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya
saya ini.
Medan, Agustus 2018
Nur Indah Nasution
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iii
Telah diuji dan dipertahankan
Pada tanggal : 24 Agustus 2018
TIM PENGUJI SKRIPSI
Ketua : Drs. Eddy Syahrial, Ms
Anggota : 1. Drs. Tukiman, MKM
2. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iv
ABSTRAK
Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan oleh karena peningkatan kadar glukosa darah akibat
penurunan sekresi insulin yang progresif dilatarbelakangi oleh resistensi insulin.
Penyakit Diabetes Mellitus telah menjadi masalah kesehatan di Indonesia.
Insidens dan prevalens penyakit ini terus bertambah terutama di negara sedang
berkembang dan negara yang telah memasuki budaya industrialisasi termasuk
untuk daerah Rantau Prapat. Tujuan penelitian ini adalah unutk mengetahui
kepatuhan pola makan diet pada pasien Diabetes Mellitus yang dirawat jalan di
wilayah kerja Rumah Sakit Umum Rantau Prapat. Faktor-faktor yang diteliti
tersebut meliputi faktor predisposisi (jenis kelamin, umur, pendidikan, lama
menderita, pengetahuan, dan sikap tentang kepatuhan pelaksanaan diet pada
penderita diabetes mellitus), faktor pemungkin (persepsi, sumber informasi,
pengobatan, pelayanan kesehatan) dan faktor kebutuhan (persepsi mengenai
kondisi kesehatan). Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang bersifat
analitik dengan rancangan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh pasien diabetes mellitus di RSUD Rantau Prapat. Teknik yang digunakan
untuk pengambilan sampel adalah simple random sampling dengan jumlah 98
orang. Data diperoleh melalui wawancara dengan menggunakan kuesioner dan uji
data dilakukan dengan menggunakan uji Chi-square. Berdasarkan hasil penelitian
didapat bahwa ada hubungan pengetahuan tentang Kepatuhan Pelaksanaan Diet,
sikap terhadap Kepatuhan Pelaksanaan Diet, persepsi terhadap tindakan petugas
kesehatan, sumber informasi yang diterima dan proses pelayanan terhadap
Kepatuhan Pelaksanaan Diet, dengan p < 0,05 dan tidak ada hubungan jenis
kelamin, umur, lama menderita, dan persepsi kondisi kesehatan terhadap
Kepatuhan Pelaksanaan Diet, dengan p > 0,05. Sesuai dengan penelitian di atas
maka disarankan kepada pihak rektorat USU dan RSUD Rantau Prapat untuk
melakukan sosialisasi kepada masyarakat khususnya pasien penderita Diabetes
Mellitus mengenai jenis pelayanan serta informasi yang tersedia di RSUD Rantau
Prapat, waktu pelayanan di RSUD Rantau Prapat dan informasi lain melalui
media sosialisasi seperti para petugas kesehatan yang berwenang, leaflet, website
RSUD Rantau Prapat, majalah dinding, mitra media dan media lainnya seperti
instagram, twitter, facebook dan lainnya.
Kata kunci : Perilaku, kepatuhan, pasien, DM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v
ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is a collection of symptoms that arise in a
person caused by an increase in blood glucose levels due to a progressive
decrease in insulin secretion due to insulin resistance. Diabetes Mellitus has
become a health problem in Indonesia. The incidence and prevalence of this
disease continue to increase, especially in developing countries and countries that
have entered the industrialization culture including the Rantau Prapat region.
The purpose of this study was to determine dietary dietary compliance in Diabetes
Mellitus patients who were treated on the road in the work area of Rantau Prapat
General Hospital. The factors studied included predisposing factors (gender, age,
education, length of suffering, knowledge, and attitudes about compliance with
diet in patients with diabetes mellitus), enabling factors (perception, source of
information, treatment, service health) and need factors (perception of health
conditions). This type of research is quantitative analytic research with cross-
sectional design. The population in this study were all diabetes mellitus patients
in RSUD Rantau Prapat. The technique used for sampling is simple random
sampling with a total of 98 people. Data were obtained through interviews using
questionnaires and data tests were performed using Chi-square test. Based on the
results of the study found that there is a relationship of knowledge about
compliance with diet implementation, attitudes towards compliance with diet,
perception of the actions of health workers, the source of information received
and the process of service to diet compliance, with p <0.05 and no sex , age,
duration of suffering, and perception of health conditions on diet compliance,
with p> 0.05. In accordance with the research above, it is suggested to the USU
rectorate and Rantau Prapat Hospital to disseminate information to the public,
especially patients with Diabetes Mellitus regarding the types of services and
information available in Rantau Prapat Hospital, the time of service at Rantau
Prapat Hospital and other information through socialization media such as
authorized health workers, leaflets, Rantau Prapat Hospital website, wall
magazines, media partners and other media such as Instagram, Twitter, Facebook
and others.
Keywords: behavior, obediance, patient, DM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul “ HUBUNGAN PERILAKU KEPATUHAN PASIEN
DIABETES MELLITUS YANG DIRAWAT JALAN DAN PERAN
PETUGAS KESEHATAN TERHADAP PELAKSANAAN DIET DI RSUD
RANTAU PRAPAT ”.
Saya berterimakasih kepada pihak-pihak yang mendukung saya. Ini tidak
akan terlepas dari peran serta dan dukungan orang-orang terdekat saya yang selalu
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya.
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M. Hum, selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2. Ibu Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Sumatera Utara.
3. Dr. Lita Sri Andayani, SKM, M.Kes, selaku ketua departemen Pendidikan
Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Sumatera Utara.
4. Drs. Eddy Syahrial, MS, selaku dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan bimbingan dan meluangkan waktu , tenaga serta fikiran
selama penyusunan skripsi ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vii
5. Drs. Tukiman, MKM, selaku dosen Penguji 1 yang telah banyak
memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
6. Drs. Alam Bakti Keloko, M.Kes, selaku dosen Penguji 2 yang telah
banyak memberikan saran dan masukan dalam penulisan skripsi ini.
7. Seluruh staf pengajar di FKM USU dan dosen PKIP khususnya dr. Linda
T. Maas, MPH., Dr. Namora Lumongga Lubis, M.Sc,Ph.D, Dr. Drs. R
Kintoko Rochadi, MKM serta pegawai di PKIP Warsito yang telah sangat
banyak membantu dan mendukung serta memberi nasehat kepada penulis
dalam penulisan skripsi ini.
8. Teristimewa orang tua saya ( Ibunda tercinta Selly Darwati Sipahutar,
ayahanda tercinta Muhammad Nuh Nasution), kaka saya (Nur Ema
Nasution, Rizky Utami Ningsih, Siti Khoirunnisa Dalimunthe ), abg saya (
Raden Aditya Hardiyanto, Rahmat Putra Nasution) adik saya ( Anza Mulia
Nasution dan Nur Qoriah Nasution) yang selalu memberikan dukungan
baik moral maupun material serta kasih sayang yang tiada putusnya dan
juga mendoakan saya untuk menjadi harapan bagi keluarga sehingga hal-
hal tersebut menjadikan alasan saya untuk segera meraih gelar sarjana.
9. Kepada teman-teman yang sangat membantu, terutama untuk kak Aisyah
Herianti Lubis yang telah banyak membantu dan mendukung saya, kepada
teman-teman saya ( Nur Hamidah Ritonga, Patmala Sari Lubis, Cindy
Sahara Nasution, Ika Rolanda, Fitri Handayani Tanjung, Seri Rahmadani
Simamora, Intan Fauziah Nasution, Chairunisah Ritonga, selvia febry
ramadani, Abna Fitriana Dalimunthe, Winda Sutari Hasibuan, Irmayanti
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
viii
Tarigan, Marky, Abanganda Ali Angkat, Abanganda Muhammad Idris
Hasibuan ) yang telah mendukung saya dan menasehati saya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak
yang belum sempurna, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini dan semoga bermanfaat
bagi pihak yang membutuhkan.
Medan, Agustus 2018
Nur Indah Nasution
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ix
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI i
HALAMAN PENGESAHAN ii
HALAMAN PENETAPAN TIM PENGUJI SKRIPSI iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
DAFTAR ISTILAH xvii
RIWAYAT HIDUP xviii
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 7
Tujuan Penelitian 7
Tujuan Umum 7
Tujuan Khusus 7
Manfaat Penelitian 8
TINJAUAN PUSTAKA 9
Perilaku 9
Pengertian Perilaku 9
Perilaku Dalam Bentuk Pengetahuan 10
Determinan Perilaku 12
Konsep Kepatuhan 13
Definisi Kepatuhan 13
Faktor-faktor yang mendukung Kepatuhan 14
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kepatuhan 17
Indikator Kepatuhan 19
Faktor-faktor yang mendukung kepatuhan pasien 21
Pendekatan praktis untuk meningkatkan kepatuhan 22
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan 23
Derajat Ketidakpatuhan ditentukan oleh faktor 24
Diabetes Mellitus 25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
x
Pengertian Diabetes Mellitus 25
Etiologi Diabetes Mellitus 26
Patofisiologi Diabetes Mellitus 28
Klasifikasi Diabetes Mellitus 29
Manifestasi Klinik Diabetes Mellitus 29
Komplikasi Diabetes Mellitus 29
Pengobatan Diabetes Mellitus 30
Diet Diabetes Mellitus 30
Pengertian Diet Diabetes Mellitus 30
Tujuan Diet pada Diabetes Mellitus 32
Jenis-jenis Diabetes Mellitus 32
Syarat Diet Diabetes Mellitus 34
Komposisi Diet Pada Diabetes Mellitus 34
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kebutuhan Kalori 35
Pemenuhan Pola Makan 3J 36
Bahan Makan yang dianjurkan 39
Bahan Makanan yang tidak dianjurkan 39
Nasehat Diet 39
Tujuan Terapi Diet 40
Syarat Penatalaksanaan Diet 41
Makanan Diet Khusus Pasien Diabetes Mellitus 42
LandasanTeori 42
Kerangka Konsep 46
METODE PENELITIAN 47
JenisPenelitian 47
Lokasi dan Waktu Penelitian 47
Populasi dan sampel penelitian 47
Populasi penelitian 47
Sampel 47
Variabel dan Defenisi Operasional 49
Metode Pengumpulan Data 50
Data Primer 50
Data Sekunder 50
Metode Pengukuran 50
Metode Analisis Data 55
Pengolahan data 55
Analisa data 56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xi
HASIL PENELITIAN 57
Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Rantau Prapat 57
Karakteristik Responden 60
Analisa Univariat 61
Sikap Tentang Pelaksanaan Diet di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat 61
Persepsi Tentang Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat 63
Pola Makan Tentang Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat 65
Diet Tentang Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat 69
Tingkat Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus 72
Pengobatan Diabetes Mellitus 74
Peran Petugas Kesehatan 75
Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus 76
Analisa Bivariat 80
Hubungan Antara Jenis Kelamin dengan Pelaksanaan Diet 80
Hubungan Antara Umur dengan Pelaksanaan Diet 81
Hubungan Antara Pendidikan dengan Pelaksanaan Diet 82
Hubungan Antara Lama Menderita dengan Pelaksanaan Diet 83
Hubungan Antara Sikap Responden dengan Pelaksanaan Diet 84
Hubungan Antara Persepsi Responden dengan Pelaksanaan Diet 85
Hubungan Antara Pola Makan Responden dengan Pelaksanaan Diet 85
Hubungan Antara Pengetahuan Responden dengan Pelaksanaan Diet 86
Hubungan Antara Pengobatan Responden dengan Pelaksanaan Diet 87
Hubungan Antara Peran Petugas Kesehatan Responden
dengan Pelaksanaan Diet 88
Hubungan Antara Kepatuhan Responden dengan Pelaksanaan Diet 88
PEMBAHASAN 90
Gambaran Karakteristik Responden 90
Gambaran Sikap Responden 91
Gambaran Persepsi Responden Tentang Pelaksanaan Diet di RS
Umum Rantau Prapat 93
Gambaran Pola Makan Responden Tentang Pelaksanaan Diet
di RS Umum Rantau Prapat 94
Gambaran Diet Pasien Diabetes Mellitus 94
Gambaran Pengetahuan Responden 95
Gambaran Pengobatan Diabetes Mellitus 96
Gambaran Peran Petugas Kesehatan 97
Gambaran Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus 99
Gambaran Hubungan Antara Sikap Respondendengan Pelaksanaan Diet 100
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xii
Gambaran Hubungan Antara Persepsi Responden dengan Pelaksanaan
Diet 102
Gambaran Hubungan Antara Pola Makan Respondendengan
Pelaksanaan Diet 103
Gambaran Hubungan Antara Pengetahuan Responden dengan
Pelaksanaan Diet 105
Gambaran Hubungan Antara Pengobatan Responden dengan
Pelaksanaan Diet 105
Gambaran Hubungan Antara Peran Petugas Kesehatan dengan
Pelaksanaan Diet 107
Gambaran Hubungan Antara Kepatuhan Responden dengan
Pelaksanaan Diet 109
KESIMPULAN DAN SARAN 112
Kesimpulan 112
Saran 113
DAFTAR PUSTAKA 114
DAFTAR LAMPIRAN 117
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xiii
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
1 Kebutuhan Kalori Orang Dengan Diabetes Mellitus 33
2 Komposisi Diet A dan Diet B 35
3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik 60
4 Distribusi Frekuensi Sikap Tentang Pelaksanaan Diet 62
5 Distribusi Frekuensi Persepsi Tentang Pelaksanaan Diet 64
6 Distribusi Frekuensi Pola Makan Tentang Pelaksanaan Diet 66
7 Distribusi Frekuensi Diet Tentang Pelaksanaan Diet 69
8 Distribusi frekuensi Pengetahuan Responden Tentang Diabetes Mellitus 72
9 Distribusi Frekuensi Pengobatan Diabetes Militus 76
10 Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan 77
11 Distribusi Frekuensi Kepatuhan Pasien Diabetes Militus 79
12 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Pelaksanaan Diet 82
13 Tabulasi Silang Umur dengan Pelaksanaan Diet 83
14 Tabulasi Silang Pendidikan dengan Pelaksanaan Diet 84
15 Tabulasi Silang Lama Menderita dengan Pelaksanaan Diet 85
16 Tabulasi Silang Sikap dengan Pelaksanaan Diet 86
17 Tabulasi Silang Persepsi dengan Pelaksanaan Diet 87
18 Tabulasi Silang Pola makan dengan Pelaksanaan Diet 88
19 Tabulasi Silang Pengetahuan dengan Pelaksanaan Diet 88
20 Tabulasi Silang pengobatan dengan Pelaksanaan Diet 89
21 Tabulasi Silang Peran Petugas Kesehatan dengan Pelaksanaan Diet 90
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xiv
22 Tabulasi Silang Kepatuhan dengan Pelaksanaan Diet 91
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xv
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
1 Landasan Teori 46
2 Kerangka Konsep 47
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
1 Kuesioner Penelitian 118
2 Master Data 133
3 Output SPSS 158
4 Surat Permohonan Izin Penelitian 189
5 Surat izin Penelitian dari RSUD Rantau Prapat 190
6 Dokumentasi Penelitian 191
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xvii
DAFTAR ISTILAH
DM Diabetes Mellitus
DMTTI Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin
IDDM Insulin Dependent Diabetes Mellitus
NIDDM Non-insulin Dependent Diabetes Mellitus
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
xviii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Nur Indah Nasution berumur 23 tahun, dilahirkan di
Rantau Prapat pada tanggal 29 April 1995. Penulis beragama Islam, anak ketiga
dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Muhammad Nuh Nasution dan Ibu
Selly Darwati Sipahutar.
Pendidikan formal dimulai dari sekolah dasar di SD Negeri 112136 Rantau
Prapat tahun 2001-2007, sekolah menengah pertama di MTs Negeri Rantau Prapat
tahun 2008-2010, sekolah menengah atas di SMA Negeri 2 Rantau Prapat tahun
2011-2013, selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera
Utara.
Medan, 24 Agustus 2018
Nur Indah Nasution
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
Pendahuluan
Latar Belakang
Salah satu penyakit degenaratif dengan sifat kronis adalah Diabetes
Mellitus yang dalam perjalanannya akan terus meningkat baik prevalensinya
maupun keadaan penyakit itu mulai dari tingkat awal atau yang berisiko Diabetes
Mellitus sampai pada tingkat lanjut atau terjadi komplikasi (Soegondo,2010).
Diabetes Mellitus dapat menimbulkan kerusakan pada semua organ tubuh dan
menimbulkan berbagai keluhan atau komplikasi, seperti komplikasi kronik pada
mata, ginjal, pembuluh darah dan lain-lain.
Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada
seseorang yang disebabkan peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan
sekresi insulin yang progresif dilatarbelakangi oleh resistensi insulin
(Soegondo, 2011). Penyakit Diabetes Mellitus telah menjadi masalah kesehatan
di dunia.Insidens dan prevalens penyakit ini terus bertambah terutama di negara
berkembang dan negara yang telah memasuki budaya industrialisasi (Arisman,
2013).
Menurut WHO (World Health Organization, 2015)Diabetes Mellitus
merupakan suatu penyakit kronis yang terjadi apabila pankreas tidak
memproduksi hormon insulin dalam jumlah yang cukup atau tubuh yang tidak
efektif menggunakan hormon insulin yang sudah dihasilkan. Ketidakmampuan
tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan kadar glukosa dalam darah atau
yang dikenal dengan hiperglikemia.Masalah utama pada pasien Diabetes Mellitus
yaitu adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah yang disebut dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
hiperglikemia. Hiperglikemia yang terjadi pada penderita Diabetes Mellitus dari
waktu ke waktu dapat menyebabkan kerusakan berbagai sistem tubuh terutama
syaraf pembuluh darah dan juga dapat mengenai berbagai organ. Pengendalian
metabolisme yang baik, menjaga agar kadar gula darah berada dalam rentang
normal, maka komplikasi akibat Diabetes Mellitus dapat dicegah (Kemenkes,
2014).
Data terbaru di tahun 2015 yang di tunjukan oleh perkumpulan
Endokrinologi (PERKENI) menyatakan bahwa jumlah penderita Diabetes
Mellitus di Indonesia telah mencapai 9,1 juta orang. Indonesia disebut-sebut telah
bergeser naik dari peringkat ke-7 menjadi peringkat ke-5 teratas diantara negara-
negara dengan jumlah penderita Diabetes terbanyak di dunia.Hal ini tentu sangat
memprihatinkan, karena Indonesia masih berada di urutan ke-10 pada tahun 2011.
Organisasi Kesehatan Dunia WHO (World Health Organization) memperkirakan
jumlah penderita Diabetes di Indonesia akan terus melonjak, dari semula 8,4 juta
penderita di tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta ditahun 2030.
Menurut data dari International Diabetes Federation/ IDF jumlah penderita
Diabetes di tanah air telah mencapai 8.554.155 orang di tahun 2013. Jumlah
penderita Diabetes sebanyak ini otomatis membuat Indonesia menjadi negara
dengan populasi penderita Diabetes terbanyak ke-7 di dunia pada tahun 2013,
setelah china, India, Amerika Serikat, Brazil, Rusia, dan Meksiko.Berdasarkan
International Diabetes Federation / IDF (2014), Jumlah penduduk di seluruh dunia
yang mengalami Diabetes Mellitus saat ini sebanyak 8,3% atau sebanyak 387 juta
jiwa. Sedangkan pada tahun 2014 jumlah pasien Diabetes Mellitus di Indonesia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
menempati urutan ke-5 terbesar setelah China, India, Amerika dan Brazil dengan
jumlah 5,81% atau sekitar 9,1 juta jiwa.
Prevalensi penderita Diabetes Mellitus di Indonesia semakin meningkat
sesuai bertambahnya umur namun mulai umur ≥65 tahun prevalensi Diabetes
Mellitus cenderung menurun. Prevalensi Diabetes Mellitus berdasarkan
diagnosa dan gejala tertinggi berada pada kelompok umur 55-64 tahun yaitu
5,5%. Prevalensi Diabetes Mellitus berdasarkan diagnosa dan gejala cenderung
lebih tinggi pada masyarakat dengan kuintil indeks penghasilan tinggi atau
teratas (3,0%), semakin tinggi kuintil indeks kepemilikan prevalensi Diabetes
Mellitus semakin meningkat jumlah penderita Diabetes Mellitus. Prevalensi
Diabetes Mellitus lebih banyak pada daerah perkotaan (2,5%) dari pada
pedesaan (1,7%) (Balitbangkes, 2013).
Menurut data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2010,
berdasarkan peringkat 10 besar penyakit tidak menular yang menyebabkan rawat
jalan di Rumah Sakit di Indonesia, penyakit Diabetes Mellitus berada pada
peringkat ke tujuh yaitu 2,6%. Berdasarkan peringkat 10 besar jumlah kematian
penyakit tidak menular yang dirawat jalan di rumah sakit tahun 2009 dan tahun
2010, penyakit Diabetes Mellitus menduduki posisi ke enam dengan persentase
7,33% pada tahun 2009 dan 7,89% pada tahun 2010 (Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI, 2012).
Diabetes Mellitus merupakan suatu penyakit menahun yang ditandai
dengan kadar glukosa darah melebihi nilai normal (gula darah normal 80-120
mg%). Apabila penyakit ini dibiarkan tak terkendali maka akan menimbulkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
komplikasi-komplikasi yang berakibat fatal, seperti penyakit jantung, ginjal,
kebutaan dan amputasi. Karena itu Diabetes Mellitus kini sudah merupakan
masalah nasional.Penyakit ini tercantum dalam urutan ke 4 dari prioritas
penelitian nasional untuk penyakit degenerativ.
Meskipun sudah sedemikian majunya riset dibidang pengobatan Diabetes
Mellitus dengan ditemukannya berbagai jenis insulin dan obat oral yang mutakhir,
diet masih tetap merupakan pengobatan yang utama pada penatalaksanaan
Diabetes Mellitus terutama pada Diabetes Mellitus Tidak Tergantung Insulin
(DMTTI).(Arjatmo, 2010).Hal peran diet sangat jelas sekali terutama pada pasien
yang gemuk. Faktor yang menentukan kesuksesan pelaksanaan diet Diabetes
Mellitus adalah kepatuhan pada jumlah, jadwal dan jenis makanan (3J) yang harus
dimakannya. (Soelistijani,2010).
Data di atas memberikan gambaran bahwa masalah penyakit Diabetes
Mellitus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan
perhatian dan penanganan yang baik, mengingat prevalensinya yang tinggi dan
meningkat, dapat menimbulkan komplikasi yang cukup berat ditambah
besarnya biaya yang diperlukan dalam penanganan penderita. Dengan
mengetahui adanya faktor risiko lebih awal maka pengendalian faktor risiko
tersebut dapat dilakukan lebih dini yang pada akhirnya prevalensi Diabetes
Mellitus dapat ditekan.Agar mendapatkan gambaran yang lebih tepat maka
diperlukan penelitian untuk mengetahui sejauh mana faktor umum seperti
faktor pola makan dan aktivitas fisik dapat menimbulkan penyakit Diabetes
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
Mellitus dan faktor mana yang paling berpengaruh terhadap kejadian Diabetes
Mellitus.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Elfian D (2002) tentang
kepatuhan pasien dalam melaksanakan diet pada pasien Diabetes Mellitus yang
dirawat inap di RSUP DR.M.Jamil Padang tahun 2001 didapati bahwa dari 26
responden terdapat 17 orang yang patuh terhadap jumlah makanan yang diberikan
(65,4%), sedangkan 9 orang yang tidak patuh (34,6%). Responden yang patuh
terhadap jadwal makan sebanyak 21 responden (80,8%) dan yang tidak patuh
terhadap jadwal adalah sebanyak 5 responden (19,2%). Sedangkan untuk jenis
bahan makanan (100%) responden sudah patuh. (Elfian,2010).
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu oleh Tera (2011) disalah satu
Puskesmas di Semarang, responden cenderung makan dalam keadaan lapar tanpa
memperhatikan jumlah dan interval makan. Sebagian besar repsonden memiliki
pendapat mengenai penyakitnya yang aman dari ancaman komplikasi karena
Diabetes Mellitus yang mereka miliki adalah jenis kering, sehingga hal ini akan
menurunkan motivasi untuk mematuhi penatalaksanaan Diabetes Mellitus.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dimas Saifunurmazah (2013)
berdasarkan informasi dari dr.Imam Darjito selaku dokter spesialis penyakit
dalam RSUD Dr.Soeselo Slawi mengatakan bahwa angka kematian penderita
Diabetes Mellitus yang terkena komplikasi semakin meningkat dari tahun ke
tahun diakibatkan resiko penyakit Diabetes Mellitus yang tidak diketahui secara
langsung dan kesadaran diri penderita untuk berobat dan melakukan kontrol
secara rutin masih rendah. Sehingga kepatuhan pasien Diabetes Mellitus sangat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
berkontribusi besar terhadap peminimalisiran komplikasi akut Diabetes Mellitus
yang berbahaya serta menjaga kesehatan dan kestabilan gula dalam darah.
Berdasarkan hasil penelitian Sanjes Kumar Anbualakan (2015) tentang
Tingkat Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus tipe II Rawat Jalan Di RSUP
H.Adam Malik Medan pada tahun 2015 tentang hasil Anamnesa gizi yang
dilakukan pada saat konsultasi yang kedua menunjukkan bahwa ternyata
kepatuhan pasien terhadap menjalankan dietnya hanya dilakukan pada saat kadar
gula darahnya tinggi. Sedangkan pasien yang sudah turun kadar gula darahnya
dan kondisinya sudah dirasa baik, maka pasien tidak lagi patuh kepada diet.
Berdasarkan studi pendahuluan pada tanggal 29 juli 2017 di Rumah Sakit
Umum daerah Rantau Prapat merupakan rumah sakit penyandang penyakit
Diabetes Mellitus. Didapatkan Data 10 besar penyakit tidak menular pasien rawat
jalan di RSUD Rantau Prapat, penyakit Diabetes Mellitus menduduki peringkat ke
2 pada tahun 2015 dengan jumlah penderita 4289 pasien rawat jalan yang terdiri
dari 1918 laki-laki dan 2371 perempuan (Profil RSUD Rantau
Prapat,2015).Sedangkan di tahun 2016 penyakit Diabetes Mellitus meningkat
dengan jumlah penderita 5019 pasien rawat jalan yang terdiri dari 1837 laki-laki
dan 3182 perempuan (Profil RSUD Rantau Prapat, 2016).
Data terbaru pada tanggal 02 April 2018 pasien Diabetes Mellitus di tahun
2017 mencapai 5.828 pasien, dan data pada bulan Januari-Februari 2018 mencapai
1.203 penderita Diabetes Mellitus. Pasien Diabetes Mellitus yang berobat jalan ke
Rumah Sakit Umum Rantau Prapat melakukan pemeriksaan KGD (Kadar Gula
Darah) setiap 10 hari sekali.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
Dari hasil survey penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa kepatuhan
dalam melaksanakan diet bagi pasien Diabetes Mellitus ternyata masih sulit untuk
dilakukan.Padahal untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pengobatan
Diabetes Mellitus diperlukan kepatuhan penderita Diabetes Mellitus untuk
menjalankan pengobatan sesuai dengan yang dianjurkan oleh dokter.
Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “ Hubungan Perilaku Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus Yang
dirawat jalan dan Peran Petugas Kesehatan terhadap Pelaksanaan Diet Di RSUD
Rantau Prapat“.
Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka
dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu : Apakah ada Hubungan Perilaku
Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus yang dirawat jalan dan Peran Petugas
Kesehatan terhadap Pelaksanaan Diet Di RSUD Rantau Prapat?
Tujuan Penelitian
Tujuan umum.Mengetahui Hubungan Perilaku Kepatuhan Pasien
Diabetes Mellitus yang di Rawat Jalan dan Peran Petugas Kesehatan Terhadap
Pelaksanaan Diet Di RSUD Rantau Prapat.
Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui kepatuhan pola makan diet pada pasien Diabetes
Mellitus yang dirawat jalan di wilayah kerja Rumah Sakit Umum
Rantau Prapat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
2. Untuk mengetahui sejauh mana aktifitas fisik yang dilakukan pasien
Diabetes Mellitus yang di rawat jalan diwilayah kerja Rumah Sakit
Umum Rantau Prapat.
3. Untuk mengetahui apakah ada Hubungan Perilaku Kepatuhan dengan
Peran Petugas Kesehatan pada pasien Diabetes Mellitus dalam
melaksanakan diet di wilayah kerja Rumah Sakit Umum Rantau
Prapat.
Manfaat Penelitian
1. Bagipihak Rumah Sakit , hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai
sumber informasi mengenai kejadian Diabetes Mellitus di Rumah
Sakit Umum Rantau Prapat, sehingga memberikan masukan untuk
dapat disusun langkah nyata menurunkan serta menganggulangi
penyakit Diabetes Mellitus.
2. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
informasi untuk menambah wawasan tentang pengaruh pola makan
dan aktifitas fisik serta menjalankan diet terhadap kejadian Diabetes
Mellitus.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
Tinjauan Pustaka
Perilaku
Pengertian perilaku.adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme
(mkahluk hidup) yang bersangkutan.Oleh karena itu, dari sudut pandang biologis
semua makhluk hidup mulai tumbuh-tumbuhan, hewan sampai dengan manusia
itu berperilaku, karena mereka punyaaktifitas masing-masing
(Notoatmodjo,2010).
Skinner (1938) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2010) seorang ahli
psikologi, merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang
terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Dengan demikian, perilaku manusia
terjadi melalui proses : Stimulus-Organisme-Respons, sehingga teori Skinner ini
disebut teori “S-O-R” (Stimulus-Organisme-Respons). Berdasarkan teori “S-O-R”
tersebut, maka perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu :
1. Perilaku tertutup (Covert Behaviour)
Perilaku tertutup terjadi bila respons stimulus tersebut masih belum dapat
diamati orang lain (dari luar) secara jelas. Respons seseorang masih
terbatas dalam bentuk perhatian, perasaan, persepsi, pengetahuan, dan
sikap terhadap stimulus bersangkutan.
2. Perilaku terbuka (Overt Behaviour)
Perilaku terbuka ini terjadi bila respons terhadap stimulus sudah berupa
tindakan atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau
“observeable behaviour”.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
Bentuk operasional dalam perilaku dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu :
1. Perilaku dalam bentuk pengetahuan, yaitu dengan mengetahui siatuasi dan
rangsangan.
2. Perilaku dalam bentuk sikap, yaitu tanggapan perasaan terhadap keadaan
atau rangsangan dari luar diri si subjek sehingga alam itu sendiri akan
mencetak perilaku manusia yang hidup didalamnya, sesuai dengan sifat
keadaan alam tersebut (lingkungan fisik) dan keadaan lingkungan sosial
budaya yang bersifat non fisik tetapi mempunyai pengaruh kuat terhadap
pembentukan perilaku manusia. Lingkungan ini merupakan keadaan
masyarakat dan segala budi daya masyarakat itu lahir dan
mengembangkan perilakunya.
3. Perilaku dalam bentuk tindakan, yang sudah konkrit berupa perbuatan
terhadap situasi dan rangsangan dari luar.
Perilaku dalam bentuk pengetahuan.adalah hasil dari tahu dan ini
terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan umumnya datang dari pengalaman juga dapat diperoleh dari
informasi yang disampaikan orang lain, di dapat dari buku,surat kabar, atau media
massa, elektronik.
Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu indera
penglihatan, penciuman, rasa dan raba.Sebagian besar pengetahuan merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt
behaviour).Pada dasarnya pengetahuan terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
memungkinkan seseorang dapat memahami sesuatu gejala dan memecahkan
masalah yang dihadapi.
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung ataupun melalui
pengalaman orang lain. Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui penyuluhan baik
secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan
yang bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga, dan
masyarakat dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
Menurut (Notoatmodjo,2010) pengetahuan mempunyai enam tingkatan yaitu :
1. Tahu (know)
Diartikan sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya
termasuk kedalam pengetahuan ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu
yang spesifik dari seluruh bagian yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima.
2. Pemahaman (comprehension)
Diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek
yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3. Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada siatuasi dan kondisi yang sebenarnya.
4. Analisis
Suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek dalam
komponen-komponen,tetapi masih dalam struktur organisasi, dan masih ada
kaitannya satu sama lain.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
5. Sintesis (synthesis)
Sintetis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk menghubungkan
bagian-bagian ke dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, sintesis kemampuan
untuk menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan-kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian – penilaian ini
berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-
kriteria yang ada.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau
responden.Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat
kita sesuaikan dengan tingkatan-tingkatan diatas (Notoatmodjo,2010).
Determinan perilaku. Teori Lawrence Green Berangkat dari analisis
penyebab masalah kesehatan, Green membedakan adanya dua determinan
masalah kesehatan tersebut, yakni Behavioral Factors (faktor perilaku) dan non
Behavioral Factor ( faktor non-perilaku). Selanjutnya Green menganalisis, bahwa
faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu :
1. faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yaitu faktor-faktor yang
mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara
lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan
sebagainya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
2. faktor-faktor pemungkin(enabling factors) , adalah faktor-faktor yang
memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan, yang
dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau
fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan.
3. faktor-faktor Penguat (Reinforcing factors) adalah faktor-faktor yang
mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. kadang-kadang
meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak
melakukannya.
Konsep Kepatuhan
Definisi kepatuhan.Kepatuhan (adherence) secara umum didefinisikan
sebagai tingkatan perilaku seseorang yang mendapatkan pengobatan, mengikuti
diet, dan melaksanakan gaya hidup sesuai dengan rekomendasi pemberi pelayanan
kesehatan (WHO,2003 dalam syamsiyah 2011). Kepatuhan adalah merupakan
suatu perubahan perilaku dari perilaku yang tidak menaati peraturan keprilaku
yang menaati peraturan (Notoatmodjo,2003). Kepatuhan adalah tingkat seseorang
dalam melaksanakan suatu aturan dan perilaku yang disarankan. Kepatuhan ini
dibedakan menjadi dua yaitu kepatuhan penuh (total compliance) dan penderita
yang tidak patuh (non compliance).
Kepatuhan menurut Trostle dalam Niven (2002), adalah tingkat perilaku
penderita dalam mengambil suatu tindakan pengobatan, misalnya dalam
menentukan kebiasaan hidup sehat dan ketetapan berobat. Dalam pengobatan,
seseorang dikatakan tidak patuh apabila orang tersebut melalaikan kewajibannya
berobat, sehingga dapat mengakibatkan terhalangnya kesembuhan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
Menurut Smet (1994), faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan
yaitu :
1. Komunikasi
Berbagai aspek komunikasi antara pasien dan dokter memengaruhi tingkat
ketidaktaatan, misalnya informasi dengan pengawasan yang kurang,
ketidakpuasan terhadap aspek hubungan emosional dengan dokter,
ketidakpuasan terhadap obat yang diberikan.
2. Pengetahuan
Ketetapan dalam memberikan informasi secara jelas dan eksplisit terutama
sekali penting dalam pemberian antibiotik untuk mencegah timbulnya
penyakit infeksi. Karena sering kali pasien menghentikan obat tersebut
setelah gejala yang dirasakan hilang bukan saat obat bius habis.
3. Fasilitas Kesehatan
Fasilitas kesehatan merupakan sarana penting dimana dalam memberikan
penyuluhan terhadap penderita, diharapkan penderita menerima penjelasan
dari tenaga kesehatan yang meliputi jumlah tenaga kesehatan, gedung
serbaguna untuk penyuluhan dan lain-lain.
Faktor-faktor yang mendukung kepatuhan.Kepatuhan merupakan suatu
perilaku dalam bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari
luar organisme. Dalam memberikan respon sangat bergantung pada karakteristik
atau faktor-faktor lain. Green (1980, dalam Notoadmojo, 2010) menjabarkan
bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu predisposisi, faktor
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
pemungkin dan factorpenguat. Ketiga faktor tersebut akan diuraikan sebagai
berikut :
1. Faktor-faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Faktor Predisposisi merupakan anteseden terhadap perilaku yang menjadi dasar
atau motivasi perilaku.Faktor predisposisi dalam arti umum juga dapat dimaksud
sebagai prefelensi pribadi yang dibawa seseorang atau kelompok kedalam suatu
pengalaman belajar.Prefalensi ini mungkin mendukung atau menghambat perilaku
sehat.Faktor predisposisi melingkupi sikap, keyakinan, nilai-nilai dan persepsi
yang berhubungan dengan motivasi individu atau kelompok untuk melakukan
suatu tindakan.Selain itu status sosial-ekonomi, umur dan jenis kelamin juga
merupakan faktor predisposisi.Demikian juga tingkat pendidikan dan juga tingkat
pengetahuan termasuk kedalam faktor ini.
2. Faktor-faktor Pemungkin (Enabling Factors)
Faktor ini merupakan faktor antedesenden terhadap perilaku yang memungkinkan
aspirasi terlaksana.Termasuk didalamnya adalah kemampuan dan sumber daya
yang dibutuhkan untuk melakukan suatu perilaku.Faktor-faktor pemungkin ini
melingkupi pelayanan kesehatan (termasuk didalamnya biaya, jarak, ketersediaan
transportasi, waktu pelayanan dan keterampilan petugas).
3. Faktor-faktor Penguat (Reinforcing Factors)
Faktor penguat merupakan faktor yang datang sesudah perilaku dalam
memberikan ganjaran atau hukuman atas perilaku dan berperan dalam
menetapkan dan atau lenyapnya perilaku tersebut. Termasuk dalam faktor ini
adalah manfaat sosial dan manfaat fisik serta ganjaran nyata atau tidak nyata yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
pernah diterima oleh pihak lain. Sumber dari faktor penguat dapat berasal dari
tenaga kesehatan, teman, keluarga, atau pimpinan. Faktor penguat bisa positif dan
negatif tergantung pada sikap dan perilaku orang lain yang berkaitan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien termasuk
kepatuhan dalam melaksanakan program dari tenaga kesehatan yaitu pemahaman
tentang intruksi, kualitas interaksi, dukungan sosial keluarga, serta keyakinan,
sikap dan kepribadian pasien (Niven, 2002 dikutip dalam Tumenggung, 2010).
Carpenito (2002 dikutip dalam Maryati,2012) berpendapat bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan adalah segala sesuatu yang dapat
berpengaruh positif sehingga penderita tidak mampu lagi mempertahankan
kepatuhannya, sampai menjadi kurang patuh dan tidak patuh. Adapun faktor-
faktor yang mempengaruhi kepatuhan diantaranya : Pemahaman tentang instruksi,
tingkat pendidikan, kesakitan dan pengobatan, keyakinan, sikap dan kepribadian,
dukungan keluarga, tingkat ekonomi serta dukungan sosial.
Didalam konteks psikologi kesehatan, kepatuhan mengacu kepada situasi
ketika perilaku seorang individu sepadan dengan tindakan yang dianjurkan atau
nasehat yang diusulkan oleh seorang praktisi kesehatan atau informasi yang
diperoleh dari suatu sumber informasi lainnya seperti nasehat yang diberikan
dalam suatu brosur promosi kesehatan melalui suatu kampanye media massa (Ian
& Marcus,2012).
Sedangkan Sarafino (dalam Yetti, dkk 2011) mendefinisikan kepatuhan
sebagai tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang
disarankan oleh dokternya. Dikatakan lebih lanjut, bahwa tingkat kepatuhan pada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
seluruh populasi medis yang kronis adalah sekitar 20% hingga 60% dan pendapat
Sarafino pula (dalam Tritiadi 2007) mendefinisikan kepatuhan atau ketaatan
(compliance atau adherence ) sebagai tingkat pasien melaksanakan cara
pengobatan dan perilaku yang disarankan oleh dokternya atau orang lain.
Menurut Kozier (2010) kepatuhan adalah perilaku individu (misalnya minum
obat, mematuhi diet, atau melakukan perubahan gaya hidup) sesuai anjuran terapi
dan kesehatan. Tingkat kepatuhan dapat dimulai dari tindak mengindahkan setiap
aspek anjuran hingga mematuhi rencana.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan.Menurut Kozier (2010)
faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah sebagai berikut :
1. Motivasi klien untuk sembuh
2. Tingkat perubahan gaya hidup yang dibutuhkan
3. Persepsi keparahan masalah kesehatan
4. Nilai upaya mengurangi ancaman penyakit
5. Kesulitan memahami dan melakukan perilaku khusus
6. Tingkat gangguan penyakit atau rangkaian terapi
7. Keyakinan bahwa terapi yang diprogramkan akan membantu atau tidak
membantu
8. Kerumitan, efek samping yang diajukan
9. Warisan budaya tertentu yang membuat kepatuhan menjadi sulit dilakukan
10. Tingkat kepuasan dan kualitas serta jenis hubungan dengan penyediaan
layanan kesehatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
Dinicola dan Dimatteo dalam Niven (2002) mengusulkan rencana untuk
mengatasi ketidakpatuhan pasien antara lain :
1. Mengembangkan tujuan dari kepatuhan itu sendiri, banyak dari pasien yang
tidak patuh yang memiliki tujuan untuk mematuhi nasehat-nasehat pada
awalnya. Pemicu ketidakpatuhan dikarenakan jangka waktu yang cukup lama
serta paksaan dari tenaga kesehatan yang menghasilkan efek negatife pada
penderita sehingga awal mula pasien mempunyai sikap patuh bisa berubah
menjadi tidak patuh. Kesadaran diri sangat dibutuhkan dari diri pasien.
2. Perilaku sehat, hal ini sangat dipengaruhi oleh kebiasaan, sehingga perlu
dikembangkan suatu strategi yang bukan hanya untuk mengubah perilaku,
tetapi juga mempertahankan perubahan tersebut. Kontrol diri, evaluasi diri
dan penghargaan terhadap diri sendiri harus dilakukan dengan kesadaran diri.
Modifikasi perilaku harus dilakukan antara pasien dengan pemberi pelayanan
kesehatan agar terciptanya perilaku sehat.
3. Dukungan social
Dukungan social dari anggota keluarga, sahabat dalam bentuk waktu,
motivasi dan uang merupakan faktor-faktor penting dalam kepatuhan
pasien.Contoh yang sederhana, tidak memiliki pengasuh, transportasi tidak ada,
anggota keluarga sakit, dapat mengurangi intensitas kepatuhan.Keluarga dan
teman dapat membantu mengurangi ansietas yang disebabkan oleh penyakit
tertentu, mereka dapat menghilangkan godaan pada ketidaktaatan dan mereka
sering kali dapat menjadi kelompok pendukung untuk mencapai kepatuhan.
4. Dukungan keluarga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
Bentuk dukungan keluarga yang diberikan kepada pasien adalah dukungan
infromasional yaitu keluarga berfungsi sebagai sebuah kolektor dan diseminator
(penyabar) informasi tentang dunia.Menjelaskan tentang pemberian saran, sugesti,
informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu masalah.
5. Dukungan tenaga kesehatan
Memberikan saran tentang diet yang baik untuk penderita Diabetes
Mellitus dan memberikan edukasi kelompok maupun konseling kepada pasien
Diabetes Mellitus.
Indikator kepatuhan.Hal-hal yang menunjukan adanya kepatuhan pada
pasien dalam menjalani pengobatan menurut Niven (1994) dibagi menjadi dua
yaitu :
1. Tingkat pasien dalam menjalani pengobatan sesuai aturan yang terdiri dari:
a. Disiplin dalam minum obat
Meminum obat yang diresepkan dokter secara teratur sesuai dengan aturan
pemakaiannya. Tidak dicampur dengan obat lain tanpa konsultasi terlebih
dahulu dengan dokter yang menanganinya.
b. Diet sesuai dengan anjuran dokter
Diet rendah gula seumur hidup sesuai dengan anjuran dokter dan ahli gizi.
Bila kelebihan berat badan maka adanya usaha untuk menurunkan berat badan
secara bertahap melalui cara yang benar. Kunci diet Diabetes Mellitus adalah
memilih karbohidrat yang aman, mengurangi kandungan makanan dengan
lemak yang tinggi yang dapat meningkatkan kolesterol, meninggalkan
makanan manis, dan mengkonsumsi makanan berserat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
c. Mengontrol kadar gula darah
Memonitor Diabetes menyangkut pengujian yang sistematis dan teratur
terhadap tingkat Diabetes oleh pasien sendiri. Ini bisa dilakukan dengan
bantuan lembar uji (test strips) baik untuk urine maupun darah. Tujuan
pengujian urine adalah untuk mendeteksi adanya glukosa atau gula darah. Ini
memungkinkan pasien untuk mengetahui apakah gula darah mereka masih
dalam jangkauan normal.
d. Tingkat pasien dalam menjalankan tingkah lakunya yang disarankan atau
diperintahkan, terdiri dari :Kontrol kedokter secara teratur , Pada penderita
Diabetes pemeriksaan darah untuk mengukur kadar kadar gula darah
dianjurkan setiap bulan.
Olahraga secara benar dan teratur, Melakukan olahraga secara teratur
tetapi jangan berlebihan. Olahraga yang dilakukan sebaiknya mengikuti
prinsip FITT (Frekwensi, intensitas, tempo, dan tipe) berikut:
1. Frekwensi
Lakukan 3-5 kali seminggu dengan teratur. Lebih baik bila selang sehari
dipakai untuk istirahat memulihkan kembali ketegangan otot.
2. Intensitas
Memilih jenis olahraga yang bersifat ringan hingga sedang, yaitu dengan
menghasilkan 60-70% detak jantung maksimum.
3. Tempo
Lamanya berolahraga adalah sekitar 30-60 menit.
4. Tipe
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
Jenis olahraga yang baik bagi penderita Diabetes adalah berjalan kaki,
bersepeda dan berenang.
Selain dapat mengontrol kadar gula darah, olahraga juga membantu
menurunkan berat badan , memperkuat jantung, dan mengurangi stres.
5. Menjaga Kebersihan
Bagi penderita Diabetes menjaga kebersihan anggota badan terutama
kebersihan kaki dan tangan memerlukan perhatian khusus. Karena pada
penderita telah terjadi kerusakan pada syaraf akibat tingginya kadar gula
darah, sehingga terjadi kesemutan, nyeri dan akhirnya mati rasa pada kaki dan
tungkai. Hal ini berbahaya bila terjadi infeksi, penderita tidak akan merasakan
lagi, dan infeksi tersebut mudah berkembang ke tempat lain. Menjaga
kebersihan kaki juga sangat penting terutama setelah berolahraga, karena
kemungkinan besar terjadinya gesekan kaki dengan sepatu yang
mengakibatkan lecet pada kaki.
Faktor-Faktor yang mendukung kepatuhan pasien. Menurut Feuer
Stein, et al (dalam Niven, 2002:198) ada beberapa faktor yang dapat
mendukung sikap patuh pasien, diantaranya :
1. Pendidikan
Pendidikan pasien dapat meningkatkan kepatuhan sepanjang pendidikan
tersebut merupakan pendidikan yang aktif, seperti penggunaan buku dan
lain-lain.
2. Akomodasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien
yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang lebih mandiri, harus
dilibatkan secara aktif dalam program pengobatan sementara pasien yang
tingkat ansietasnya tinggi harus diturunkan terlebih dahulu. Tingkat
ansietas yang terlalu tinggi atau rendah, akan membuat kepatuhan pasien
berkurang.
3. Modifikasi faktor lingkungan dan sosial
Membangun dukungan sosial dari keluarga dan teman-teman sangat
penting kelompok pendukung dapat dibentuk untuk membantu memahami
kepatuhan terhadap program pengobatan, seperti pengurangan berat badan
dan lainnya.
4. Perubahan model terapi
Program pengobatan dapat dibuat sesederhana mungkin dan pasien terlibat
aktif dalam pembuatan program tersebut.
5. Meningkatkan interaksi profesional kesehatan dengan pasien
Adalah suatu yang penting untuk memberikan umpan balik pada pasien
setelah memperoleh informasi diagnosis.
Pendekatan praktis untuk meningkatkan kepatuhan pasien.Menurut
Dinicola dan Dimatteo (dalam Niven, 2002:194), menyebutkan ada beberapa
pendekatan yang dilakukan dalam meningkatkan kepatuhan pasien yaitu :
1. Buat instruksi tertulis yang mudah diinterpretasikan.
2. Berikan informasi tentang pengobatan sebelum menjelaskan hal ini.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
3. Jika seseorang diberi daftar tertulis tentang hal-hal yang harus diingat
maka akan ada keunggulan yaitu mereka akan ada keunggulan dan
berusaha mengingat hal yang pertama ditulis. Efek keunggulan ini telah
terbukti.
4. Instruksi-instruksi harus ditulis dengan bahasa umum (non-medis) dalam
hal yang perlu ditekankan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakpatuhan
1. Pemahaman tentang instruksi
Tidak seorang pun dapat mematuhi instruksi, jika ia salah paham
tentang instruksi yang diterima. Ley dan Spetman (dalam Niven,
2002:193), menemukan bahwa lebih dari 60% yang diwawancarai setelah
bertemu dokter salah mengerti tentang instruksi yang diberikan kepada
mereka. Hal ini disebabkan kegagalan petugas kesehatan dalam
memberikan informasi yang lengkap dan banyaknya instruksi yang harus
diingat dan penggunaan istilah medis.
2. Kualitas Interaksi
Menurut Korsch dan Negrete (dalam Niven 2002:194) kualitas
interaksi antara petugas kesehatan pasien merupakan bagian yang penting
dalam menentukan derajat kepatuhan. Ada beberapa keluhan, antara lain
kurangnya minat yang diperlihatkan oleh dokter, penggunaan istilah medis
secara berlebihan, kurangnya empati, tidak memperoleh kejelasan
mengenai penyakitnya. Pentingnya keterampilan interpersonal dalam
memacu kepatuhan terhadap pengobatan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
3. Isolasi sosial dan keluarga
Keluarga dapat menjadi faktor yang sangat mempengaruhi dalam
menentukan keyakinan dan nilai kesehatan individu serta dapat
menentukan tentang program pengobatan yang dapat mereka terima.
4. Keyakinan, sikap dan kepribadian
Keyakinan seseorang tentang kesehatan berguna untuk memperkirakan
adanya ketidakpatuhan. Orang-orang yang tidak patuh adalah orang yang
mengalami depresi, ansietas sangat memperhatikan kesehatannya,
memiliki ego yang lebih lemah dan yang kehidupan sosialnya lebih
memusatkan perhatian pada diri sendiri (Niven, 2002:195)
Derajat ketidakpatuhan ditentukan oleh faktor.Neil Niven (2002:193)
juga mengungkapkan derajat ketidakpatuhan itu ditentukan oleh beberapa
faktor yaitu :
1. Kompleksitas prosedur pengobatan.
2. Derajat perubahan gaya hidup yang dibutuhkan.
3. Lamanya waktu dimana pasien harus mematuhi program tersebut.
4. Apakah penyakit tersebut benar-benar menyakitkan.
5. Apakah pengobatan itu berpotensi menyelamatkan hidup.
6. Keparahan penyakit yang dipersepsikan sendiri oleh pasien dan bukan
petugas kesehatan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
Diabetes Mellitus
Pengertian diabetes mellitus.Diabetes Mellitus (DM) atau kencing manis
merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh jumlah hormon insulin yang
tidak mencukupi atau tidak dapat bekerja secara normal, padahal hormon ini
memiliki peran utama dalam mengatur kadar glukosa (gula) didalam darah (Fitria,
2009). Diabetes Mellitus (DM) merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang
di tandai dengan peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) akibat
kerusakan pada sekresi insulin, kerja insulin, atau kedua nya (Brunner &
Suddarth, 2013).
Menurut International Diabetes Federation (IDF) tahun 2013 Diabetes
Mellitus merupakan suatu penyakit kronik dimana tubuh tidak dapat
memproduksi insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.Insidens
dan prevalens penyakit ini terus bertambah terutama dinegara sedang berkembang
dan Negara yang sedang memasuki budaya industrialisasi (Arisman, 2013).
Diabetes Mellitus (DM) adalah suatu keadaan hiperglikemia yang
disebabkan penurunan kecepatan insulin oleh sel-sel beta pulau langerhans dalam
pankreas (Guyton, 2014).Diabetes Melltus (DM) merupakan salah satu kelompok
penyakit metabolik yang ditandai oleh hiperglikemia karena gangguan sekresi
insulin, kerja insulin, atau kedua nya. Keadaan Hiperglikemia kronis dari Diabetes
berhubungan dengnan kerusakan jangka panjang, gangguan fungsi dan kegagalan
berbagai organ, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan pembuluh darah,
American Diabetes Association (ADA ,2012).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
Etiologi diabetes mellitus.Menurut Hasdianah (2012) Diabetes Mellitus atau
lebih dikenal dengan istilah penyakit kencing manis mempunyai beberapa faktor
pemicu penyakit tersebut antara lain :
1. Pola Makan
Tubuh merupakan faktor utama penyebab Diabetes Mellitus selain
disfungsipancreas, Pola Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar
kalori yang dibutuhkan oleh tubuh dapat memicu timbulnya Diabetes Mellitus.
Konsumsi makan yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan sekresi insulin
dalan jumlah yang memadai dapat menyebabkan kadar gula dalam darah
meningkat dan pastinya akan menyebabkan Diabetes Mellitus.
2. Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90 kg cenderung memiliki peluang
lebih besar untuk terkena penyakit Diabetes Mellitus, 9 dari 10 orang gemuk
berpotensi untuk terserang Diabetes Mellitus.
3. Faktor Genetis
Diabetes Mellitus dapat diwariskan dari orang tua kepada anak. Gen penyebab
Diabetes Mellitus akan dibawa oleh anak jika orangtuanya menderita Diabetes
Mellitus. Pewarisan Gen ini dapat sampai ke cucunya bahkan cicit walaupun
resikonya sangat kecil.
4. Bahan-bahan kimia dan obat-obatan
Bahan-bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang
pankreas, radang pada pankreas akan mengakibatkan fungsi pankreas menurun
sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang
lama dapat mengiritasi pankreas.
5. Penyakit dan infeksi pada pankreas
Infeksi mikroorganisme dan virus pada pankreas juga dapat menyebabkan radang
pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun sehingga tidak
ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh termasuk insulin.
Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipedemia dapat meningkatkan resiko
terkena Diabetes Mellitus.
6. Pola hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi faktor penyebab Diabetes Mellitus.Jika
orang malas berolahraga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit
Diabetes Mellitus karena olahraga berfungsi untuk membakar kalori yang
berlebihan didalam tubuh.
Patofisiologi diabetes mellitus.Pengolahan bahan makanan dimulai
kemulut kemudian ke lambung dan selanjutnya ke usus.Didalam saluran
pencernaan itu makanan dipecah menjadi bahan dasar dari makanan
itu.Karbohidrat menjadi glukosa, protein menjadi asam amino dan lemak menjadi
asam lemak. Ketiga zat makanan itu akan diserat oleh usus kemudian masuk
kedalam pembuluh darah dan diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan
oleh organ-organ didalam tubuh sebagai bahan bakar. Supaya dapat berfungsi
sebagai bahan bakar, zat makanan itu harus masuk ke dalam sel supaya dapat
diolah. Didalam sel, zat makanan terutama glukosa dibakar melalui proses kimia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
yang rumit, yang hasil akhirnya adalah timbulnya energi, proses ini disebut
metabolisme.
Dalam proses metabolisme, insulin memegang peran yang sangat penting
yaitu bertugas memasukkan glukosa ke dalam sel, untuk selanjutnya dapat
digunakan sebagai bahan bakar. Insulin ini adalah suatu zat atau hormon yang
akan dikeluarkan oleh sel beta pankreas (FKUI, 2012).
Klasifikasi diabetes mellitus.Menurut Susilo dan Wulandari (2011)
terdapat 3 tipe Diabetes Mellitus yaitu sebagai berikut :
1. Diabetes Mellitus tipe 1
Diabetes Mellitus tipe 1, Diabetes anak-anak (Childhood-onset Diabetes,
Junvenile Diabetes, Insulin Dependent Diabetes Mellitus, IDDM) adalah Diabetes
yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat
hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau langerhans pankreas. IDDM
dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
2. Diabetes Mellitus tipe 2
Diabetes Mellitus tipe 2 ini (Adult onset Diabetes, Obesity-related Diabetes,
non-insulin dependent Diabetes Mellitus, NIDDM) merupakan tipe Diabetes
Mellitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin didalam sirkulasi darah,
melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada
banyak gen, termasuk yang menyebabkan disfungsi sel beta, gangguan
pengeluaran hormon insulin, resistensi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh
disfungsi sel jaringan, utamanya pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
serta penekanan pada penyerapan glukosa pada otot lurik, yang meningkatkan
sekresi gula darah oleh hati.
3. Diabetes Mellitus tipe 3
Diabetes Tipe 3 disebut juga dengan Diabetes Gestasional atau Diabetes
Mellitus yang terjadi pada kehamilan, melibatkan kombinasi dari kemampuan
reaksi dan pengeluaran hormon insulin yang tidak cukup, mengikuti ciri-ciri
Diabetes Mellitus tipe 2 dibeberapa kasus. Diabetes Mellitus tipe 3 terjadi selama
kehamilan dan dapat sembuh setelah melahirkan.
Manifestasi klinik diabetes mellitus.Kekurangan insulin dan memiliki
kadar gula darah yang tinggi dalam darah adalah beberapa gejala yang umum bagi
penderita Diabetes Mellitus. Apabila orang mengalami beberapa gejala tersebut,
ada baiknya melakukan pengecekan untuk mengetahui kadar gula darah. Secara
umum, beberapa gejala yang terjadi yaitu sering buang air kecil, sering merasa
sangat haus, sering lapar, sering kesemutan pada kaki dan tangan, mengalami
masalah pada kulit seperti gatal atau borok, jika mengalami luka butuh waktu
lama untuk sembuh dan mudah merasa lelah (fauzi,2014).
Komplikasi diabetes mellitus
1. Komplikasi Akut Diabetes Mellitus
Komplikasi Akut yaitu Hipoglikemia dan Ketoasidosis merupakan keadaan
gawat darurat yang dapat terjadi pada penyandang Diabetes Mellitus dalam
perjalanan penyakitnya.Komplikasi akut ini masih sering dijumpai mengingat
kualitas pelayanan kesehatan yang belum baik.Ketoasidosis Diabetek (KAD)
menempati peringkat pertama komplikasi akut diikuti oleh Hipoglikemia.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
2. Komplikasi kronis Diabetes Mellitus
Komplikasi Diabetes Mellitus akan terjadi jika kadar gula darah tetap tinggi
dalam jangka waktu tertentu. Komplikasi kronik pada dasarnya terjadi diseluruh
tubuh / sistemis ( angiopati diabetic). Untuk memudahkan, angiopati diabetic
dibagi dua yaitu makroangiopati (makrovaskuler) atau mikroangiopati
(mikrovaskuler) walaupun tidak berarti satu sama lain saling terpisah dan tidak
terjadi sekaligus.
Pengobatan diabetes mellitus.Telah diketahui bahwa Diabetes Mellitus
merupakan penyakit degeneratif.Dengan demikian, tidak ada obat yang dapat
menyembuhkan penyakit Diabetes Mellitus. Oleh karena itu, tujuan umum
pengobatan pada Diabetes Mellitus adalah mengendalikan kadar gula darah dan
meningkatkan kualitas hidup penderita. Salah satu caranya dengan pengaturan diet
( Krisnatuti, Yenrina, & Rasjmida, 2014).
Diet Diabetes Mellitus
Pengertian diet diabetes mellitus.Dalam kamus Gizi Pelengkap
Kesehatan Keluarga (2012) keluaran Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), diet
memiliki arti sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan serta minuman
yang dilarang, dibatasi jumlah nya, di modifikasi atau diperbolehkan dengan
jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang diderita kesehatan, atau
penurunan berat badan.
Diet Diabetes Mellitus adalah diet yang diberikan kepada penyandang
Diabetes Mellitus dengan tujuan membantu memperbaiki kebiasaan makan untuk
mendapatkan kontrol metabolik yang lebih baik dengan cara : Menyeimbangkan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
asupan makanan dengan obat penurun glukosa oral ataupun insulin dan aktifitas
fisik untuk mencapai kadar gula darah normal, mencapai dan mempertahankan
kadar lipida dalam normal.
Secara ruang lingkup penyakit Diabetes Mellitus dibagi menjadi 2 antara lain :
1. Diabetes Mellitus Tipe1 (Diabetes Mellitus yang tergantung pada insulin)
2. Diabetes Mellitus Tipe2 (Diabetes Mellitus yang tidak tergantung pada
insulin)
Penyakit Diabetes Mellitus dapat muncul karena adanya beberapa faktor antara
lain :
1. Kegemukan (Obesitas) Statistik menyatakan bahwa 30% penderita Diabetes
Mellitus adalah berbadan subur. Karena lemak menghentikan kemampuan
tubuh untuk menggunakan insulin, jadi orang gendut lebih beresiko terkena
penyakit
2. Pola Hidup yang kurang sehat, dan tidak mau merubah diri ke gaya hidup
yang sehatdan tidak mempedulikan masalah kesehatan.
3. Kebiasaan makan yang tidak sehat, pola makan yang tidak terkontrol
merupakan kontribusi terbesar untuk obesitas. Terlalu banyak lemak, tidak
cukup serat dan terlalu banyak karbohidrat dapat memicu terjadinya penyakit
Diabetes Mellitus.
4. Sejarah keluarga yang memiliki penyakit Diabetes Mellitus merupakan
peluang besar anggota keluarga untuk terkena penyakit Diabetes Mellitus.
Pengetahuan dalam memanajemen Diabetes Mellitus juga memiliki peran
penting karena tingkat pengetahuan yang rendah dapat mempengaruhi perubahan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
gaya hidup seseorang dan mempengaruhi tingkat kesehatannya. Pengetahuan yang
cukup tentang diet Diabetes Mellitus dapat mengendalikan kondisi penyakitnya
dengan mengontrol pola makan (Nurrahmami, 2012).
Tingkat pengetahuan tersebut dapat membentuk cara hidup seseorang
terutama dalam mencegah, mengenali, serta mengelola penyakit Diabetes Mellitus
yang dimilikinya. Pengetahuan yang tinggi akan meningkatkan derajat
kesejahteraan seseorang dengan melaksanakan perawatan yang tepat sesuai
dengan kondisi dirinya sendiri (Notoadmodjo, 2010).
Tujuan diet pada diabetes mellitus.Tujuan Diet pada Diabetes Mellitus
adalah mempertahankan atau mencapai berat badan ideal, mempertahankan kadar
glukosa darah mendekati normal, mencegah komplikasi akut dan kronik serta
meningkatkan kualitas hidup (Hasdianah, 2012).
Jenis-jenis diet.Menurut E Beck (2011) ada tiga jenis terapi diet untuk
penderita Diabetes Mellitus antara lain :
1. Diet Rendah Kalori
Prioritas utama dalam mengatasi pasien Diabetes Mellitus adalah
menurunkan berat badannya.Pasien Diabetes Mellitus yang menjalani diet rendah
kalori harus menyadari perlunya penurunan berat badan dan berat badan yang
sudah turun tidak boleh dibiarkan naik kembali.Bagi para pasien Diabetes
Mellitus yang mempunyai berat badan berlebih, penurunan berat badan harus
diperhatikan dan didorong dengan mengukur berat badan secara teratur.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
Tabel 1
Kebutuhan Kalori Orang Dengan Diabetes Mellitus
Dewasa Kalori/Kg Berat Badan
Kerja Santai Kerja sedang Kerja Berat
Gemuk
Normal
Kurus
25
30
35
30
35
40
35
40
40-50
2. Diet Bebas Gula
Tipe diet ini digunakan untuk pasien Diabetes Mellitus yang berusia lanjut
dan tidak memerlukan suntikan insulin. Diet bebas gula diterapkan berdasarkan
dua prinsip :
a. Tidak memakan gula dan makanan yang mengandung gula
b. Mengkonsumsi makanan sumber hidratarang sebagai bagian dari
keseluruhan.
3. Hidrat Arang secara teratur
Gula ( gula pasir, gula jawa, aren dan lain lain) dan makanan yang
mengandung gula tidak boleh dimakan karena cepat dicerna dan diserap sehingga
dapat menimbulkan kenaikan gula darah yang cepat. Makanan bagi pasien
Diabetes Mellitus harus mengandung hidrat arang dalam interval yang teratur
selama sehari.Jumlah hidrat arang yang diperbolehkan terkandung dalam setiap
hidangan tergantung kepada kebutuhan energy tiap-tiap pasien.
4. Sistem Penukaran Hidrat Arang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
Sistem Penukaran Hidrat arang, digunakan pada pasien-pasien Diabetes
Mellitus yang mendapatkan suntikan insulin atau obat-obat hipoglemik oral
dengan dosis tinggi.Diet yang berdasarkan sistem ini merupakan diet yang lebih
rumit untuk diikuti oleh seorang pasien Diabetes Mellitus, tetapi mempunyai
kelebihan, diet ini lebih bervariasi serta lebih fleksibel dari pada diet bebas
gula.Tujuan dari adanya pembagian penukaran hidratarang ini adalah untuk
mengimbangi aktifitas insulin dengan makanan sehingga dapat mencegah keadaan
hipoglikemia (penurunan tekanan darah) maupun hipergilkemia (peningkatan
tekanan darah).
Syarat diet diabetes mellitus.Menurut Krisnatuti dkk (2014) syarat
umum yang harus dipenuhi dalam penyusunan menu diantaranya sebagai berikut :
1. Kebutuhan kalori disesuaikan dengan keadaan metabolik, umur , berat badan,
dan aktifitas tubuh
2. Jumlah kalori disesuaikan dengan kesanggupan tubuh dalam
menggunakannya
3. Cukup protein, mineral dan vitamin dalam makanan
4. Menggunakan bahan makanan yang mempunyai indeks glikemik rendah.
Komposisi diet pada diabetes mellitus.Komposisi diet yang dianjurkan
untuk penderita Diabetes Mellitus berulang kali mengalami perubahan. Mula-
mula komposisi diet mengacu pada diet Diabetes Mellitus dinegara Barat dengan
komposisi Karbohidrat rendah, sekitar 40-50% dari total energi (diet A). Namun
saat ini dianjurkan persentasi Karbohidrat lebih tinggi sampai 60-70% dari total
kebutuhan energi atau disebut juga (Diet B). Dalam diet tersebut dianjurkan juga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
komposisi protein dan lemak.Disamping anjuran mengenai Karbohidrat, Protein
dan Lemak dianjurkan pula pemakaian karbohidrat kompleks yang banyak
mengandung serat dan rendah kolesterol.
Tabel 2
Komposisi Diet A dan Diet B
NO ZAT GIZI DIET A DIET B
1 KARBOHIDRAT 50% 60-68%
2 PROTEIN 20% 12-20%
3 LEMAK 30% 20%
4 KOLESTEROL 500 mg 100-150%
5 SERAT Sayuran Tipe A Sayuran Tipe B
Komposisi Diet B merupakan diet yang umum di gunakan di Indonesia.
Anjuran penggunaan diet B berdasarkan pada penelitian prospektif dengan crass
over design yang dilakukan pada 260 penderita Diabetes Mellitus yang terawat
baik.Dari penilaian tersebut, diet B mempunyai daya yang kuat untuk menurunkan
kolesterol selain mempunyai efek hipoglikemik. Diet B juga tidak menaikkan
kadar trigliserida darah. Dengan demikian diet B dapat mencapai diet Diabetes
Mellitus. Setiap jenis diet dianjurkan mengandung serat, terutama serat yang
bersifat larut (Krisnatuti dkk, 2014).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan kalori.Menurut
Hasdianah (2012) faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan kalori pada
penderita Diabetes Mellitus antara lain :
1. Jenis Kelamin
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
Kebutuhan kalori pria sebesar 30 kal/kg BB dan wanita sebesar 25 kal/kg BB.
2. Umur
Diabetes diatas 40 tahun kebutuhan kalori dikurangi yaitu usia 40-59 tahun
dikurangi 5% usia 60-69 tahun dikurangi 10% dan lebih 70 tahun dikurangi
20%.
3. Aktifitas fisik
Kebutuhan kalori dapat ditambah sesuai dengan intensitas aktifitas fisik.
Aktifitas ringan ditambahkan 20% , aktifitas sedang 30% dan aktifitas berat di
tambahkan 50%.
4. Berat Badan
Bila kegemukan dikurangi 20-30% tergantung tingkat kegemukan.Bila kurus
ditambah 20-30% sesuai dengan kebutuhan untuk meningkatkan berat badan.
5. Kondisi khusus
Penderita kondisi khusus, misalnya dengan ulkus diabetika atau infeksi, dapat
ditambahkan 10-20%.
Pemenuhan pola makan 3J.Menurut Fauzi (2014) bagi penderita Diabetes,
kecenderungan perubahan kadar gula darah yang drastis akan terjadi pada saat
sehabis makan. Sehabis makan kadar gula akan semakin tinggi. Namun beberapa
lama tidak mendapat asupan makanan maka kadar gula darah akan rendah sekali.
Harus dilakukan penjadwalan makan dengan teratur untuk mencegah terlalu
besarnya rentangan kadar gula darah. Pola 3J harus diingat bagi penderita
Diabetes dalam mengatur pola makan sehari-hari.
1. Jadwal
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
Pengaturan jadwal bagi penderita Diabetes biasanya adalah 6 kali makan.3
kali makan besar dan 3 kali makan selingan. Adapun jadwal waktunya adalah
sebagai berikut :
a. Makan pagi atau sarapan dilakukan pada pukul 07.00
b. Snack pertama dikonsumsi pada pukul 10.00
c. Makan siang dilakukan pada pukul 13.00
d. Snack kedua dikonsumsi pada pukul 16.00
e. Makan malam dilakukan pada pukul 19.00
f. Snack ketiga dikonsumsi pada pukul 21.00
Usahakan makan tepat waktu.Apabila terlambat makan akan bisa terjadi
hipoglikemia atau rendahnya kadar gula darah. Hipoglikemia meliputi gejala
seperti pusing, mual dan pingsan.Apabila ini terjadi segera minum air gula.
2. Jumlah
Jumlah atau porsi makan yang dikonsumsi harus diperhatikan.Jumlah
makanan yang dianjurkan untuk penderita Diabetes adalah porsi kecil tapi sering.
Adapun pembagian kalori untuk setiap kali makan dengan pola menu 6 kali
makan adalah sebagai berikut :
a. Makan pagi atau sarapan jumlah kalori yang dibutuhkan adalah 20% dari total
kebutuhan kalori sehari.
b. Snack pertama jumlah kalori yang dibutuhkan adalah 10% dari total
kebutuhan kalori sehari.
c. Makan siang jumlah kalori yang di butuhkan adalah 25% dari total kebutuhan
kalori sehari.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
38
d. Snack kedua jumlah kalori yang dibutuhkan adalah 10% dari total kebutuhan
kalori sehari.
e. Makan malam jumlah kalori yang dibutuhkan adalah 25% dari total
kebutuhan kalori sehari.
f. Snack ketiga jumlah kalori yang dibutuhkan adalah 10% dari total kebutuhan
kalori sehari.
3. Jenis
Jenis makanan menentukan kecepatan naik atau turunnya kadar gula darah.
Kecepatan suatu makanan dalam menaikkan kadar gula darah disebut indeks
glikemik. Semakin cepat menaikkan kadar gula darah sehabis makan tersebut
dikonsumsi, maka semakin tinggi indeks glikemik makanan tersebut.Hindari
makanan yang berindeks glikemik tinggi, seperti sumber karbohidrat sederhana,
gula, madu, sirup, roti, mie dan lain-lain. Makanan yang berindeks glikemik lebih
rendah adalah makanan yang kaya dengan serat, contohnya sayuran dan buah-
buahan.Pemenuhan pola makan dengan 3J menjamin penderita Diabetes untuk
tetap bisa aktif dalam kehidupan sehari-hari. Jadwal yang tetap memungkinkan
kebutuhan tubuh akan insulin dapat terpenuhi. Sementara itu jumlah dan jenis
makanan akan melengkapi kebutuhan gula darah yang seimbang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
39
Bahan makanan yang dianjurkan.Menurut Instalasi Gizi Perjan RS Dr.
Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia (2012) bahan makanan
yang dianjurkan untuk diet Diabetes Mellitus adalah sebagai berikut :
1. Sumber Karbohidrat kompleks, seperti Nasi, Roti, Mie, Kentang, Singkong,
Ubi dan Sagu.
2. Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tanpa kulit, tempe, tahu dan
kacang-kacangan.
3. Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah
dicerna. Makanan terutama diolah dengan caradikukus.
Bahan makanan yang tidak dianjurkan.Menurut Instalasi Gizi Perjan RS
Cipto Mangunkusumo dan Asosiasi Dietisien Indonesia (2012) bahan makanan
yang tidak di anjurkan, dibatasi atau dihindari untuk diet Diabetes Mellitus adalah
sebagai berikut :
1. Mengandung banyak gula sederhana seperti :
Gula pasir, gula jawa, sirop, jelly, buah-buahan yang diawetkan dengan gula,
susu kental manis, minuman botol, dan ice cream.
2. Mengandung banyak lemak seperti :
cake, makan siap saji (fastfood), goreng-gorengan,
3. Mengandung banyak natrium seperti : ikan asin, telur asin, makanan yang
diawetkan.
Nasehatdiet .Menurut E Beck (2011) menjelaskan beberapa nasehat yang
diperlukan pasien Diabetes Mellitus antara lain :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
40
1. Pasien Diabetes Mellitus yang tidak memerlukan insulin (DM tipe2) tetap
membutuhkan nasehat guna menjamin penggunaan insulin tubuh yang ada
secara efisien.
2. Pasien-pasien Diabetes Mellitus yang memerlukan suntikan insulin
membutuhkan nasehat guna menjamin jadwal makan yang tepat dan jumlah
hidratarang dalam makanan yang sesuai dengan aktifitas hormone insulin
yang disuntikan.
3. Pasien yang obesitas perlu memperoleh nasehat diet untuk mengurangi berat
badan.
Tujuan terapi diet
1. Memulihkan dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisaran nilai
yang normal sehingga mencegah terjadinya glikosuria beserta gejala-
gejalanya.
2. Mengurangi besarnya perubahan kadar glukosa darah postprandial. Tindakan
ini bersama-sama dengan normalisasi kadar glukosa darah, akan membantu
mencegah terjadinya komplikasi lanjut yang mencakup penyakit
mikrovaskuler.
3. Memberikan masukan semua jenis nutrient yang memadai sehingga
memungkinkan pertumbuhan normal dan perbaikan jaringan.
4. Memulihkan dan mempertahankan berat badan normal.
5. Mencapai dan mempertahankan kadar lipid serum normal.
6. Meningkatkan derajat kesehatan secara keseluruhan melalui gizi yang
optimal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
41
7. Menghindari atau menangani komplikasi akut pasien yang menggunakan
insulin seperti hipoglikemia, komplikasi jangka pendek, dan jangka lama
serta masalah yang berhubungan dengan latihan jasmani.
Syarat penatalaksaan diet.Ada beberapa hal yang terkait dengan
penatalaksaan terapi diet, hal ini untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan
dalam melaksanakan diet.Beberapa syarat yang dapat dilakukan dalam
penatalaksaan diet antara lain :
1. Energi cukup untuk mencapai dan mempertahankan berat badan normal.
Kebutuhan energi ditentukan dengan memperhitungkan kebutuhan untuk
metabolisme basal sebesar 25-30 kal/kg BB normal. Makanan dibagi dalam
tiga porsi besar yaitu makanan pagi (20%) siang (25%) dan malam (25%)
serta 2-3 porsi kecil untuk makanan selingan (masing-masing 10-15%).
2. Kebutuhan protein normal yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total.
3. Kebutuhan lemak sedang yaitu antara 20-25% dari kebutuhan energi total.
4. Kebutuhan karbohidrat adalah sisa dari kebutuhan energi total yaitu 60-70%.
5. Penggunaan gula alternatif adalah bahan pemanis selain sukrosa.
6. Asupan serat dianjurkan 25g/hari dengan mengutamakan serat larut air yang
terdapat didalam sayur dan buah.
7. Pasien Diabetes Mellitus dengan tekanan darah normal diperbolehkan
mengkonsumsi natrium dalam bentuk garam dapur seperti orang sehat, yaitu
3000 mg/hari.
8. Cukup vitamin dan mineral. Apabila asupan dari makanan cukup,
penambahan vitamin dan mineral dalam bentuk suplemen tidak diperlukan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
42
Makanan diet khusus untuk pasien diabetes mellitus.Ada tiga kelompok
produk makanan Diabetes Mellitus :
1. Produk makanan bebas gula yang rendah kalori antara lain buah yang
dikalengkan dalam air atau sari buah yang tidak manis, sup rendah kalori, dan
berbagai minuman yang bebas gula (sugar free) dan rendah kalori.
2. Produk makanan khusus Diabetes Mellitus antara lain :
a. Berbagai kue dan biskuit khusus untuk pasien Diabetes Mellitus.
b. Permen dan cokelat khusus untuk pasien Diabetes Melitus, kecap manis, selai
yang khusus untuk pasien Diabetes Mellitus.
3. Pemanis Buatan
Ada beberapa pemanis buatan yang lazim digunakan di Indonesia sebagai
pengganti gula.Bahan-bahan tersebut adalah sakarin (sarimanis), sorbitol,
fruktosa, dan aspartame (equal).Bahan pemanis ini digunakan dalam diet rendah
kalori dan dapat ditambahkan kedalam minuman serta makanan matang.
Landasan Teori
Teori Lawrence Green
Berangkat dari analisis penyebab masalah kesehatan, Green membedakan
adanya dua determinan masalah kesehatan tersebut, yakni Behavioral Factors
(faktor perilaku) dan non Behavioral Factor ( faktor non-perilaku). Selanjutnya
Green menganalisis, bahwa faktor perilaku sendiri ditentukan oleh 3 faktor utama
yaitu :
1. faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yaitu faktor-faktor yang
mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang, antara
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
43
lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan
sebagainya.
2. faktor-faktor pemungkin (enabling factors) , adalah faktor-faktor yang
memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan, yang
dimaksud dengan faktor pemungkin adalah sarana dan prasarana atau
fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan.
3. faktor-faktor Penguat (Reinforcing factors) adalah faktor-faktor yang
mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. kadang-kadang
meskipun seseorang tahu dan mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak
melakukannya.
Menurut Kozier (2010) kepatuhan adalah perilaku individu ( misalnya
minum obat, mematuhi diet atau melakukan perubahan gaya hidup) sesuai anjuran
terapi dan kesehatan.Tingkat kepatuhan dapat dimulai dari tindak mengindahkan
setiap aspek anjuran hingga mematuhi rencana.
Menurut Kozier (2010) faktor yang mempengaruhi kepatuhan adalah
sebagai berikut :
1. Motivasi klien untuk sembuh
2. Tingkat perubahan gaya hidup yang dibutuhkan
3. Persepsi keparahan masalah kesehatan
4. Nilai upaya mengulangi ancaman penyakit
5. Kesulitan memahami dan melakukan perilaku khusus
6. Tingkat gangguan penyakit atau rangkaian terapi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
44
7. Keyakinan bahwa terapi yang diprogramkan akan membantu atau tidak
membantu
8. Kerumitan, efek samping yang diajukan
9. Warisan budaya tertentu yang membuat kepatuhan menjadi sulit dilakukan
10. Tingkat kepuasan dan kualitas serta jenis hubungan dengan penyediaan
layanan kesehatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
45
a. Sikap
b. Motivasi klien untuk sembuh
c. Tingkat perubahan gaya hidup
yang dibutuhkan
d. Nilai upaya mengurangi
ancaman penyakit
e. Kesulitan memahami dan
melakukan perilaku khusus
f. Tingkat gangguan penyakit
atau rangkaian terapi
g. Tingkat kepuasan dan kualitas
serta jenis hubungan dengan
penyediaan layanan kesehatan
Gambar 2.1
Teori Kepatuhan Kozier (2010)
Penderita Diabetes
Mellitus
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
46
Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian ini dibuat berdasarkan teori Lawrence Green
dan kepatuhanKozier (2010) faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien yaitu
motivasi klien untuk sembuh, tingkat perubahan gaya hidup, nilai upaya
mengurangi ancaman penyakit, kesulitan memahami dan melakukan perilaku
khusus, tingkat gangguan penyakit atau rangkaian terapi, tingkat kepuasan dan
kualitas serta jenis hubungan dengan penyediaan layanan kesehatan. Maka pada
penelitian ini dirumuskan kerangka konsep penelitian sebagai berikut :
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
a. Sikap
b. Karakteristik
umum : umur,
jenis kelamin,
pendidikan,
lama
menderita DM
c. Persepsi
pasien
d. Pola makan
e. Diet
f. Pengetahuan
g. Pengobatan
h. Peran petugas
kesehatan
Kepatuhan Pasien
Diabetes Mellitus
dalam pelaksanaan
diet
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
47
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan
cross sectional yaitu pendekatan riset yang pada masa sekarang dan didesain
untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berdasarkan pada kejadian yang
berlangsung saat ini. Dalam hal ini peneliti mencoba untuk mendapatkan jawaban
atas pertanyaan yang ada yaitu mengenai tingkat kepatuhan diet pada pasien rawat
jalan di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat tahun 2018.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat
berlokasi dijalan KH. Dewantara No. 129 Rantau Prapat, Kabupaten Labuhanbatu,
Provinsi Sumatera Utara. Adapun alasanpemilihan lokasi adalah semakin
bertambahnya setiap tahun pasien Diabetes Mellitus yang dirawat jalan. Waktu
penelitian ini dilakukan pada bulan juli 2017 sampai dengan selesai.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian.Populasi dalam penelitian ini adalah pasien Diabetes
Mellitus yang dirawat jalan di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat yang berjumlah
5019 pasien.
Sampel . Sampel penelitian adalah objek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi pada pasien Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Umum
Rantau Prapat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
48
Untuk menentukan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan
rumus yaitu :
Rumus Slovin: n=N / (1 + N.(e)²)
Keterangan :
n= Jumlah Sampel
N= Jumlah Total populasi
e= Batas Toleransi Error
Besar Sampel dalam penelitian ini dihitung dengan rumus :
n=N/(1+N.(e)²)
n=5019 / (1+5019.(10%)²)
n=5019 / (1+5029.(0,1)²)
n=5019 / (1+5019.(0,01))
n=5029 / (1+50,19)
n=5019 / 51,19
=98,04 → 98
Jumlah sampel penelitian ini adalah 98 orang pasien Diabetes Mellitus di
RSUD Rantau Prapat.
Tekhnik Pengambilan Sampel pada penelitian ini diambil dengan tekhnik
simpel random sampling dimana peneliti memilih sampel dengan memberikan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
49
kesempatan yang sama kepada semua anggota populasi untuk ditetapkan sebagai
anggota sampel..
Definisi Operasional
1. Sikap adalah perasaan seseorang terhadap suatu penyakit yang
dideritanya
2. Umur adalah lama hidup responden dari sejak lahir sampai tahun
terakhir yang dinyatakan dalam satuan tahun sesuai dengan pengakuan
responden.
3. Jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dan laki-laki
4. Pendidikan adalah jenjang belajar formal terakhir atau yang diikuti
oleh responden.
5. Lama menderita DM adalah lama nya pasien menderita penyakit
Diabetes Mellitus
6. Persepsi Pasien adalah pandangan pasien untuk kesembuhan.
7. Pola makan adalah untuk mengatur jenis makanan yang bernutrisi
yang baik untuk kesehatan.
8. Diet adalah mengurangi jumlah makanan yang membuat berat badan
turun.
9. Pengetahuan adalah pengetahuan pasien tentang Diabetes Mellitus.
10. Pengobatan adalah upaya yang dilakukan penderita Diabetes Mellitus
dalam rangka memperpanjang angka harapan hidup.
11. Peran Tenaga Kesehatan adalah orang kesehatan yang memberikan
pelayanan kepada pasien baik promotif, preventif dan kuratif.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
50
12. Kepatuhan adalah perilaku seseorang yang dilakukan secara berulang
dan teratur untuk mendapatkan pengobatan.
Metode Pengumpulan Data
Data primer.Data Primer diperoleh dengan melakukan wawancara
dengan membagikan kuesioner atau pertanyaan-pertanyaan kepada pasien
Diabetes Mellitus rawat jalan di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat dalam
melaksanakan diet.
Data sekunder.Data sekunder diperoleh dari laporan rekam medis dan
profil Rumah Sakit Umum Rantau Prapat.
Metode pengukuran
Aspek pengukuran.Aspek pengukuran dari penelitian ini didasarkan pada
jawaban responden terhadap pertanyaan yang ada dikuesioner yang disesuaikan
dengan skor.
Pada penelitian ini kuesioner terdiri dari pertanyaan yang terdiri dari 5
pertanyaan mengenai sikap, 5 pertanyaan mengenai persepsi pasien, 10
pertanyaan mengenai pola makan, 10 pertanyaan mengenai diet, 20 pertanyaan
mengenaipengetahuan, 5 pertanyaan mengenai pengobatan, 5pertanyaan
mengenaiperan petugas kesehatan, 10 pertanyaan mengenai dukungan keluarga
dan 15 pertanyaan mengenai kepatuhan pasien.
Pengukuran sikap .Sikap adalah perasaan seseorang terhadap suatu
penyakit yang dideritanya yang di ukur dengan 5 pertanyaan dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
51
menggunakan skala Guttman dengan item YA dan TIDAK, adapun ketentuan
pemberian bobot nilai pada item jawaban adalah sebagai berikut :
Nilai 1 diberi untuk jawaban YA
Nilai 0 diberi untuk jawaban TIDAK
Berdasarkan total skor jawaban pengobatan dikategorikan sebagai berikut :
1. Baik, jika total skor jawaban respon >50% dari nilai tertinggi seluruh
pertanyaan dengan total nilai 5 yaitu >3
2. Kurang baik, jika total skor jawaban respon >50% dari nili tertinggi
seluruh pertanyaan denga total nilai 5 yaitu ≤3
Pengukuran persepsi pasien.Persepsi Pasien adalah pandangan pasien
untuk dapat sembuh dari penyakit Diabetes Mellitus yang diukur melalui 5
pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman dengan item YA dan TIDAK,
adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada item jawaban adalah sebagai berikut
Nilai 1 diberi untuk jawaban YA
Nilai 0 diberi untuk jawaban TIDAK
Berdasarkan total skor jawaban pengobatan dikategorikan sebagai berikut :
1. Baik, jika total skor jawaban respon >50% dari nilai tertinggi seluruh
pertanyaan dengan total nilai 5 yaitu >3
2. Kurang baik, jika total skor jawaban respon >50% dari nili tertinggi
seluruh pertanyaan denga total nilai 5 yaitu ≤3
Pola makan.Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan
jumlah dan jenis makanan dengan maksud untuk mempertahankan kesehatan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
52
Bentuk pola makan diukur melalui 10 pertanyaan dengan menggunakan skala
Guttman dengan item YA dan TIDAK, adapun ketentuan pemberian bobot nilai
pada item jawaban adalah sebagai berikut
Nilai 1 diberi untuk jawaban YA
Nilai 0 diberi untuk jawaban TIDAK
Berdasarkan total skor jawaban pola makan dikategorikan sebagai berikut :
1. Baik, jika total skor jawaban respon >50% dari nilai tertinggi seluruh
pertanyaan dengan total nilai 10 yaitu >5
2. Kurang baik, jika total skor jawaban respon >50% dari nilai tertinggi
seluruh pertanyaan dengan total nilai 10 yaitu ≤5
Diet .Diet adalah jumlah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang untuk
menurunkan berat badan dan mengatur asupan nutrisi. Bentuk diet diukur melalui
10 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman dengan item YA dan
TIDAK, adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada item jawaban adalah
sebagai berikut
Nilai 1 diberi untuk jawaban YA
Nilai 0 diberi untuk jawaban TIDAK
Berdasarkan total skor jawaban diet dikategorikan sebagai berikut :
1. Baik, jika total skor jawaban respon >50% dari nilai tertinggi seluruh
pertanyaan dengan total nilai 10 yaitu >5
2. Kurang baik, jika total skor jawaban respon >50% dari nilai tertinggi
seluruh pertanyaan dengan total nilai 10 yaitu ≤5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
53
Pengetahuan.Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui pasien
tentang Diabetes Mellitus yang diukur melalui 20 pertanyaan dengan
menggunakan skala Guttman dari nomor 1-20 dengan skor tertinggi adalah
Nilai 2 diberi untuk jawaban yang benar
Nilai 1 diberi untuk jawaban yang mendekati benar
Nilai 0 diberi untuk jawaban yang salah
Berdasarkan total skor jawaban pengetahuan dikategorikan sebagai berikut :
1. Baik, jika total skor jawaban responden >75% dari nilai tertinggi seluruh
pertanyaan dengan total nilai 40 yaitu >31
2. Cukup, jika total skor jawaban responden 40-75% dari nilai tertinggi
seluruh pertanyaan dengan total nilai 40 yaitu 16-30
3. Kurang, jika total jawaban responden <40% dari nilai tertinggi seluruh
pertanyaan dengan total nilai 40 yaitu <15
Pengobatan .Pengobatan adalah upaya yang dilakukan penderita Diabetes
Mellitus dalam rangka memperpanjang angka harapan hidup. Bentuk
pengobatan diukur melalui 5 pertanyaan dengan menggunakan skala Guttman
dengan item YA dan TIDAK, adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada
item jawaban adalah sebagai berikut
Nilai 1 diberi untuk jawaban YA
Nilai 0 diberi untuk jawaban TIDAK
Berdasarkan total skor jawaban pengobatan dikategorikan sebagai berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
54
1. Baik, jika total skor jawaban respon >50% dari nilai tertinggi seluruh
pertanyaan dengan total nilai 5 yaitu >3
2. Kurang baik, jika total skor jawaban respon >50% dari nili tertinggi
seluruh pertanyaan denga total nilai 5 yaitu ≤3
Peran petugas kesehatan.Orang kesehatan yang memberikan pelayanan
kepada pasien baik promotif, preventif dan kuratif. Bentuk peran petugas
kesehatan diukur melalui 5 pertanyaan menggunakan skala Guttman dengan item
YA dan TIDAK, adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada item jawaban
adalah sebagai berikut
Nilai 1 diberi untuk jawaban YA
Nilai 0 diberi untuk jawaban TIDAK
Berdasarkan total skor jawaban peran petugas kesehatan dikategorikan sebagai
berikut :
1. Baik, jika total skor jawaban respon >50% dari nilai tertinggi seluruh
pertanyaan dengan total nilai 5 yaitu >3
2. Kurang baik, jika total skor jawaban respon >50% dari nilai tertinggi
seluruh pertanyaan dengan total nilai 5 yaitu ≤3
Kepatuhan pasien diabetes mellitus.Kepatuhan adalah perilaku
seseorang yang dilakukan secara berulang dan teratur untuk mendapatkan
pengobatan. Bentuk kepatuhan pasien diukur melalui 15 pertanyaan dengan
menggunakan skala Guttman dengan item PERNAH dan BELUM PERNAH,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
55
adapun ketentuan pemberian bobot nilai pada item jawaban adalah sebagai berikut
:
Nilai 1 diberi untuk jawaban PERNAH
Nilai 0 diberi untuk jawaban BELUMPERNAH
Berdasarkan total skor jawaban kepatuhan pasien dikategorikan sebagai berikut :
1. Baik, jika total skor jawaban respon >50%dari nilai tertinggi seluruh
pertanyaan dengan total nilai 15 yaitu>8
2. Tidak baik, jika total skor jawaban respon >50% dari nilai tertinggi
seluruh pertanyaan dengan total nilai 15 yaitu ≤8
Metode Analisis Data
Pengolahan data.Proses pengolahan data dilakukan melalui tahap
sebagai berikut :
1. Pengeditan Data(editing)
Kegiatan ini dilakukan untuk meneliti setiap daftar pertanyaan yang telah
diisi, berkaitan dengan kelengkapan pengisian, kejelasan, relevansi dan
konsistensi jawaban dan koreksi terhadap kesalahan pengisian.
2. Pengkodean Data ( coding )
Pemberian kode yang dimaksudkan untuk mempermudah pada saat
analisis data dan juga mempercepat pada saat entry data, yaitu dengan
memberikan kode pada pertanyaan penelitian dalam kuesioner.
3. Pemasukan Data (entry)
Tahapan ini dilakukan dengan cara memasukkan data kedalam komputer
untuk diolah dan dianalisis melalui program SPSS.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
56
4. Pengecekan Data ( Cleaning )
Adalah pengecakan data yang sudah dientry apakah ada kesalahan atau
tidak.
Analisis data.Data yang diproleh kemudian diolah dengan menggunakan
bantuan program komputer statistik untuk melihat Kepatuhan Pasien Diabetes
Mellitus yang di Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Rantau Prapat dalam
melaksanakan diet, variabel dependen dengan variabel independen.
1. Analisis Univariat, yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal
variabel-variabel dependen dan independen dalam bentuk distribusi
frekuensi.
2. Analisis Bivariat, yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui
keterkaitan dua variabel menggunakan chi square.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
57
Hasil Penelitian
Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Rantau Prapat
RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu didirikan tahun 1957 dan
merupakan satu-satunya rumah sakit Pemda Tk. II Labuhanbatu yang terletak di
kota Rantauprapat. Awalnya rumah sakit ini terletak di jalan Cut Nyak Dien
kecamatan Bilah Hulu.
Pada tahun 1964 rumah sakit pindah lokasi ke jalan K.H. Dewantara No.
129 kecamatan Bilah Hulu (Sekarang Kecamatan Rantau Selatan) hingga saat ini.
Bangunan RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu berdiri diatas area seluas
± 2,3 Ha. Direncanakan di tahun 2014 mendatang, pindah ke lokasi baru yang
berada di jalan H. Adam Malik dengan luas ± 5,4 Ha.
Sejak tahun 1980 sampai dengan 1987 secara bertahap telah ditempatkan 4
(empat) Tenaga Dokter Spesialis Dasar (Penyakit Dalam, Obgyn, Bedah dan
Anak). Berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan pelayanan seperti
pengadaan peralatan medis dan non medis serta sarana fisik lainnya yang
bersumber dari dana APBD, APBN maupun bantuan.
Berbagai hal di atas merupakan upaya dari pihak Rumah Sakit untuk
memperoleh Rumah Sakit kelas C. Pada tahun 1987 berdasarkan surat keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 303/Menkes/IV/1987, RSUD
Rantauprapat ditetapkan sebagai Rumah Sakit kelas C. Di tahun 2009, melalui
keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 373/Menkes/SK/V/2009
tanggal 13 Mei 2009 RSUD Rantau Prapat memperoleh peningkatan dari kelas C
menjadi kelas B Non Pendidikan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
58
Berdasarkan peraturan daerah nomor 04 tahun 2002 RSUD Rantauprapat
berubah status menjadi lembaga teknis daerah yang dipimpin oleh seorang kepala
badan dengan nama Badan Pengelola Rumah Sakit Umum (BPRSU)
Rantauprapat. Dengan berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007
BPRSU Rantauprapat berubah lagi menjadi Satuan Kerja Perangkat Daerah
Pemerintah Kabupaten Labuhanbatu yang namanya berubah menjadi Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu. Berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 32 tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 36 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
Kabupaten Labuhanbatu, maka strukturorganisasi dan tata kerja kelembagaan
RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu mengalami perubahan lagi. Hal ini
dilakukan sebagai tindak lanjut meningkatnya Kelas Rumah Sakit menjadi Kelas
B Non Pendidikan.Saat ini RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu
dipimpin oleh seorang Direktur yang menduduki jabatan eselon II.B.
Upaya peningkatan pelayanan kepada pengguna jasa terus
dilakukan.Penambahan alat-alat medis dan non medis serta pengiriman SDM
mengikuti pendidikan dan pelatihan maupun pelaksanaannya dilingkungan RSUD
Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu.Dalam rangka meningkatkan kualitas SDM
terus dilakukan secara berkesinambungan dan komprehensif. Hal tersebut
tentunya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dalam hal ini pihak manajemen
bersama-sama kepala SMF dan Instalasi serta tenaga lainnya merencanakan
berbagai program dan kegiatan untuk memanfaatkan pengelolaan dana yang
tersedia agar lebih optimal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
59
Dari segi standar pelayanan, sejak tahun 2004 RSUD Rantauprapat
Kabupaten Labuhanbatu telah memperoleh 5 (lima) akreditasi pelayanan. Tahun
2008 memperoleh akreditasi 12 (dua belas) pelayanan dari Departemen Kesehatah
RI melalui Tim Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Kegiatan akreditasi
terus direncanakan dan diprogramkan, sehingga diakhir tahun 2011 RSUD
Rantauprapat kabupaten Labuhanbatu meraih akreditasi 16 (enam belas)
pelayanan dan di tahun 2013 RSUD Rantauprapat menjadi Badan Layanan Umum
Daerah dan Tahun 2016 RSUD Rantauprapat persiapan mengikuti Akreditasi
Versi 2012.
Dengan luas bangunan rumah sakit ± 5.532 m2 dan jumlah tempat tidur
225 buah RSUD Rantauprapat Kabupaten Labuhanbatu akan terus berupaya
meningkatkan pelayanan kesehatan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat.RSUD Rantauprapat adalah Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan
milik Pemerintah Daerah Kabupaten Labuhanbatu, yang dibentuk dengan SK
Permenkes No. 373/Menkes/SK/V/2009 tanggal 13 Mei 2009 tentang
Peningkatan Kelas Rumah Sakit Umum Daerah Rantauprapat Kabupaten
Labuhanbatu.
Semakin kompleks dan rumitnya manajemen keuangan rumah sakit dan
tuntutan perubahan pola manajemen keuangan rumah sakit ke arah Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) sesuai
dengan amanat PP Nomor 58 tahun 2005 dan Permendagri Nomor 61 Tahun
2007. Pola pengelolaan dengan model PPKBLUD menjadi solusi bagi
peningkatan mutu pelayanan rumah sakit, karena fleksibilitas pengelolaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
60
keuangan akan memicu kreativitas dalam menciptakan varian pelayanan yang
semakin bermutu, guna meraih setiap peluang dan potensi yang ada.
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pasien Diabetes Mellitus di RS
Umum Rantau Prapat yang berjumlah 98 orang.Karakteristik tersebut mencakup
Jenis Kelamin, Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Berat badan. Hasilnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik
Karakteristik Jumlah Persen %
1
2
3
4
Jenis Kelamin
1. Laki – laki
2. Perempuan
Umur
1. 45-54 tahun
2. 55-64 tahun
Pendidikan
1. Tidak Sekolah
2. SD
3. SLTP
4. SMA
Lama Menderita
1. 8 bulan
2. 1 tahun
3. 2 tahun
4. 3 tahun
47
51
39
59
6
32
35
25
6
36
47
9
48
52
39,8
60,2
6.1
32.7
35.7
25.5
6,1
36,7
48,0
9,2
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa responden yang melaksanakan diet di RS
Umum RantauPrapat berasal dari 98 responden,yaitu berdasarkan jenis kelamin,
sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yang memilih layanan
pelaksanaan diet di RS Umum Rantau sebanyak 51 orang (52%), sedangkan jenis
kelamin laki-laki sebanyak 47 orang (48%).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
61
Dan untuk umur responden yang memilih layanan pelaksanaan diet di RS
Umum Rantau yang paling dominan adalah umur 55 sampai 64 tahun yaitu
sebanyak 59 orang (60,2%), dan selanjutnya umur 45 sampai 54 tahun sebanyak
39 orang (39,8%).
Berdasarkan untuk pendidikan responden yang memilih layanan
pelaksanaan diet di RS Umum Rantau pada pendidikan yang tidak bersekolah
sebanyak 6 orang (6,1%), tamatan SD sebanyak 32 orang (32,7%),tamatan SLTP
sebanyak 35 orang (35,7%), dan selanjutnya tamatan sebanyak 25 orang (25,5%).
Berdasarkan untuk lama menderita penyakit DM responden yang memilih
layanan pelaksanaan diet di RS Umum Rantau pada lama menderita 8 bulan
sebanyak 5 orang (5%), 1 tahun sebanyak 36 orang (37%), 2 tahun sebanyak 47
orang (48%) serta lama menderita 3 tahun sebanyak 9 orang (9%).
Analisa Univariat
Sikap tentang pelaksanaan diet di Rumah Sakit Umum Rantau
Prapat.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat sikap responden
terhadap Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat seperti pada tabel berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
62
Tabel 2
Distribusi Frekuensi Sikap Tentang Pelaksanaan Diet
PERNYATAAN Jumlah Pesen(%)
Saya selalu rutin melakukan kunjungan ulang
konsultasi gizi
Setuju
Tidak setuju
Saya selalu berolahraga minimal satu kali dalam
seminggu
Setuju
Tidak setuju
Pengobatan yang paling utama saya lakukan
adalah pengaturan diet (makanan)
Setuju
Tidak setuju
Saya selalu memeriksa gula darah minimal
sebulan sekali
Setuju
Tidak setuju
Saya selalu menjaga gula darah agar tidak terjadi
komplikasi
Setuju
Tidak setuju
16 16.3
82 83.7
52
46
94
4
95
3
95
3
53.1
46.9
95.9
4.1
96.9
3.1
96.9
3.1
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui sikap responden terhadap
Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat sebagian besar responden tidak
setuju bila harus selalu rutin melakukan kunjungan ulang konsultasi gizi sebanyak
82 orang (83,7%) yang menjawab tidak setuju serta yang memilih setuju sebanyak
16 orang (16.3%).
Dari penelitian dapat diketahui sikap responden terhadap Pelaksanaan Diet
di RS Umum Rantau Prapat sebagian besar responden setuju bila harus selalu
rutin berolahraga minimal satu kali seminggu sebanyak 52 orang (53,1%) yang
menjawab setuju serta yang memilih tidak setuju sebanyak 46 orang (46.9%).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
63
Dari penelitian dapat diketahui sikap responden terhadap Pelaksanaan Diet
di RS Umum Rantau Prapat sebagian besar responden setuju bila pengobatan
yang paling utama dilakukan adalah pengaturan diet (makanan) sebanyak 94
orang (95,9%) yang menjawab setuju serta yang memilih tidak setuju sebanyak 4
orang (4.1%).
Sebagian besar responden memilih setuju tentang sikap responden
terhadap Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat bila selalu memeriksa gula
darah minimal satu bulan sekali sebanyak 95 orang (96,9%) yang menjawab
setuju serta yang memilih tidak setuju sebanyak 3 orang (3.1%).
Sebagian besar responden memilih setuju tentang sikap responden
terhadap Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat bila selalu menjaga gula
darah agar tidak terjadi komplikasi sebanyak 95 orang (96,9%) yang menjawab
setuju serta yang memilih tidak setuju sebanyak 3 orang (3.1%).
Persepsi tentang pelaksanaan diet di RS Umum Rantau
Prapat.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat persepsi
pasien tentang tindakan pelayanan pelaksanaan diet di RS Umum Rantau Prapat
seperti pada tabel berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
64
Tabel 3
Distribusi Frekuensi Persepsi TentangPelaksanaan Diet
Pernyataan Jumlah Persen %
Menurut saya ketika saya mengeluh sakit, dokter
langsung menangani saya dengan baik
Ya
Tidak
Menurut saya, saat saya merasakan sakit
keluarga saya peduli dengan keadaan saya
Ya
Tidak
Menurut saya, ketika saya makan-makanan
junkfood keluarga saya langsung menegur saya
Ya
Tidak
Menurut saya, sakit adalah kondisi kesehatan
yang tdak terjaga dengan baik
Ya
Tidak
Menurut saya, ketika penyakit saya kambuh saya
hanya perlu minum obat untuk meredakan rasa
sakit
Ya
Tidak
96
2
84
14
84
14
97
1
97
1
98.0
2,0
85,7
14,3
85.7
14.3
99.0
1,0
99,0
1,0
Sumber : Olah data SPSS 2018
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui persepsi responden terhadap
Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat sebagian besar responden setuju
bila ketika mengeluh sakit dokter yang menangani langsung menangani dengan
baik sebanyak 96 orang (98,0%), dan yang tidak setuju sebanyak 2 orang (2,0%).
Dari penelitian tentang Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat
sebagian besar responden setuju bila ketika merasa sakit keluarga peduli dengan
keadan saya sebanyak 96 orang (98,0%), dan yang tidak setuju sebanyak 2 orang
(2,0%).
Sebagian besar responden memilih setuju tentang Pelaksanaan Diet di RS
Umum Rantau Prapat bila ketika makan makanan junk food keluarga saya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
65
langsung menegur saya sebanyak 84 orang (85,7%), dan yang tidak setuju
sebanyak 14 orang (14,3%).
Sebagian besar responden memilih setuju tentang Pelaksanaan Diet di RS
Umum Rantau Prapat bila ketika sakit adalah kondisi kesehatan ang tidak terjaga
dengan baik sebanyak 97 orang (99,0%), dan yang tidak setuju sebanyak 1 orang
(1,0%).
Sebagian besar responden memilih setuju tentang Pelaksanaan Diet di RS
Umum Rantau Prapat bila ketika sakit kambuh, maka hanya memerlukan minum
obat untuk meredakan sakit sebanyak 97 orang (99,0%), dan yang tidak setuju
sebanyak 1 orang (1,0%).
Pola makan tentang pelaksanaan diet di Rs Umum Rantau Prapat.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat pola makan
tentang tindakan pelayanan pelaksanaan diet di RS Umum Rantau Prapat seperti
pada tabel berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
66
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Pola Makan Tentang Pelaksanaan Diet
Pernyataan Jumlah Persen%
Apakah bapak/ibu makan 3 kali dalam sehari?
Ya
Tidak
Apakah jadwal makan bapak/ibu sudah teratur?
Ya
Tidak
94
4
90
8
95.9
4,1
91,9
8,2
Apakah makanan sehari –hari bapak/ibu sudah memenuhi gizi yang baik?
Ya
Tidak
94
4
95,9
4.1
Apakah bapak/ibu selalu menjaga pola makan yang konsumsi setiap hari?
Ya
Tidak
95
3
96,9
3,1
Menurut bapak/ibu apakah pola makan yang dilakukan saat ini berpengaruh terhadap
kesehatan?
Ya
Tidak
92
6
93,8
6,2
Apakah bapak/ibu sering mengkonsumsi makanan cepat saji?
Ya
Tidak
91
7
92,8
7,2
Apakah bapak/ibu setiap hari mengkonsumsi buah dan sayuran?
Ya
Tidak
39
59
40,2
59,8
Apakah bapak/ibu setiap hari menghindari makanan yang banyak mengandung gula?
Ya
Tidak
48
50
48,5
51,5
Apakah bapak/ibu sudah membatasi menu makan setiap hari?
Ya
Tidak
80
18
81,4
18,6
Apakah bapak/ibu sudah menerapkan porsi kecil tapi sering dengan pola menu 6 kali
makan dengan porsi 3x makan selingan?
Ya
Tidak
98
0
100
0
Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui pola makan pasien responden
terhadap Pelasaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat sebagian besar
responden mengatakan Ya pada pertanyaan Apakah Bapak/ibu makan 3 kali
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
67
sehari sebanyak 94 orang (95,9%) dan yang menjawab tidak sebanyak 4 orang
(4.1%).
Dari penelitian tentang pola makan pasien responden terhadap
Pelasaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat sebagian besar responden
mengatakan Ya pada pertanyaan Apakah jadwal makan Bapak/ibu sudah teratur
sebanyak 90 orang (90,2%) dan yang menjawab tidak sebanyak 8 orang (8.8%).
Sebagian besar responden memilih ya tentang pola makan pasien
responden terhadap Pelasaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat pada
pertanyaan Apakah makanan sehari-hari Bapak/ibu sudah memnuhi gizi yang
baik sebanyak 94 orang (95,9%) dan yang menjawab tidak sebanyak 4 orang
(4.1%).
Sebagian besar responden memilih ya tentang pola makan pasien
responden terhadap Pelasaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat pada
pertanyaan Apakah Bapak/ibu selalu menjaga pola makan yang dikonsumsi setiap
hari sebanyak 95 orang (96,9%) dan yang menjawab tidak sebanyak 3 orang
(3.1%).
Sebagian besar responden memilih ya tentang pola makan pasien
responden terhadap Pelasaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat pada
pertanyaan menurut Bapak/ibu apakah pola makan yang dilakukan saat ini
berpengaruh terhadap kesehatan sebanyak 92 orang (93,8%) dan yang menjawab
tidak sebanyak 6 orang (6.2%).
Dapat diketahui pola makan pasien responden terhadap Pelasaksanaan
Diet di RS Umum Rantau Prapat sebagian besar responden mengatakan Ya pada
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
68
pertanyaan Apakah Bapak/ibu sering mengkonsumsi makanan cepat saji sebanyak
91 orang (92,8%) dan yang menjawab tidak sebanyak 7 orang (7.2%).
Dari penelitian tentang pola makan pasien responden terhadap
Pelasaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat sebagian besar responden
mengatakan tidak pada pertanyaan Apakah Bapak/ibu setiap hari mengkonsumsi
buah dan sayuran sebanyak 39 orang (40,2%) dan yang menjawab ya sebanyak 59
orang (59.8%).
Sebagian besar responden memilih menjawab tidak tentang pola makan
pasien responden terhadap Pelasaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat pada
pertanyaan Apakah Bapak/ibu sudah menghindari makanan yang banyak
mengandung gula sebanyak 48 orang (48,2%) dan yang menjawab ya sebanyak 50
orang (51.8%).
Sebagian besar responden memilih ya tentang pola makan pasien
responden terhadap Pelasaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat pada
pertanyaan Apakah Bapak/ibu sudah membatasi menu makan setiap hari sebanyak
80 orang (81,4%) dan yang menjawab tidak sebanyak 18 orang (18.6%).
Seluruh responden memilih ya tentang pola makan pasien responden
terhadap Pelasaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat pada pertanyaan Apakah
Bapak/ibu asudah menerapkan porsi kecil tapi dengan pola menu 6 kali makan
dengan porsi 3x makan besar dan 3x makan selingan sebanyak 98 orang (100%).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
69
Diet tentang pelaksanaan diet di RS Umum Rantau
Prapat.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat diet
tentang tindakan pelayanan pelaksanaan diet di RS Umum Rantau Prapat seperti
pada tabel berikut:
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Diet Tentang Pelaksanaan Diet PERNYATAAN Jumlah Persen
Menurut bapak/ibu perlukah untuk menimbang berat badan?
Ya
Tidak
97
1
99
1
Menurut bapak/ibu apakah mengkonsumsi air minum dapat menurunkan berat badan?
Ya
Tidak
96
2
98
2
Menurut bapak/ibu apakah karbohidrat harus dihindari jika ingin menurunkan berat
badan?
Ya
Tidak
97
1
99
1
Bagaimana dengan makanan berlemak favorit bapak/ibu apakah harus ditinggalkan?
Ya
Tidak
Apakah bapak/ibu berolahraga teratur?
Ya
Tidak
Apakah bapak/ibu sudah menyeimbangkan asupan makanan?
Ya
Tidak
Apakah bapak/ibu sudah melakukan diet rendah kalori?
Ya
Tidak
Apakah bapak/ibu sudah melakukan diet rendah gula?
Ya
Tidak
97
1
13
85
88
10
40
58
50
48
99
1
13,3
86,7
89,8
10,2
40,8
59,2
51
49
Apakah bapak/ibu sudah melakukan diet Hidratarang secara teratur?
Ya
Tidak
Apakah bapak/ibu sudah melakukan terapi diet?
Ya
Tidak
94
4
98
0
95,9
4,1
100
0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
70
Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui diet pasien terhadap Pelasaksanaan
Diet di RS Umum Rantau Prapat sebagian besar responden mengatakan Ya pada
pertanyaan menurut Bapak/Ibu perlukah untuk menimbang berat badansebanyak
97 orang (99%) dan yang menjawab tidak sebanyak 1 orang (1%).
Dari penelitian tentang diet responden terhadap Pelasaksanaan Diet di RS
Umum Rantau Prapat sebagian besar responden mengatakan Ya pada pertanyaan
Menurut Bapak/Ibu apakah mengkonsumsi air minum menurunkan berat badan
sebanyak 96 orang (98%) dan yang menjawab tidak sebanyak 2 orang (2%).
Sebagian besar responden memilih ya tentang diet pasien responden
terhadap Pelasaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat pada pertanyaan
Menurut Bapak/Ibu apakah karbohidrat harus dihindari jika ingin menurunkan
berat badan sebanyak 97 orang (99%) dan yang menjawab tidak sebanyak 1 orang
(1%).
Sebagian besar responden memilih ya tentang diet pasien responden
terhadap Pelasaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat pada pertanyaan
bagaimana dengan makanan berlemak favorit Bapak/ibu apakah harus
ditinggalkan sebanyak 97 orang (99%) dan yang menjawab tidak sebanyak 1
orang (1%).
Sebagian besar responden memilih tidak tentang diet responden terhadap
Pelasaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat pada pertanyaan apakah
Bapak/ibu berolahraga secara teratur sebanyak 85 orang (86,7%) dan yang
menjawab ya sebanyak 13 orang (13.3%).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
71
Dapat diketahui pola makan pasien responden terhadap Pelasaksanaan
Diet di RS Umum Rantau Prapat sebagian besar responden mengatakan Ya pada
pertanyaan Apakah Bapak/ibu sering mengkonsumsi makanan cepat saji sebanyak
91 orang (92,8%) dan yang menjawab tidak sebanyak 7 orang (7.2%).
Dari penelitian tentang diet responden terhadap Pelasaksanaan Diet di RS
Umum Rantau Prapat sebagian besar responden mengatakan ya pada pertanyaan
Apakah Bapak/ibu sudah menyeimbangkan asupan makanan sebanyak 88 orang
(89,8%) dan yang menjawab tidak sebanyak 10 orang (10.2%).
Sebagian besar responden memilih menjawab tidak tentang diet responden
terhadap Pelasaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat pada pertanyaan Apakah
Bapak/ibu sudah melakukan diet rendah kalori sebanyak 58 orang (59,2%) dan
yang menjawab ya sebanyak 40 orang (40.8%).
Sebagian besar responden memilih tidak tentang diet responden terhadap
Pelasaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat pada pertanyaan Apakah
Bapak/ibu sudah melakukan diet rendah gula sebanyak 58 orang (59,2%) dan
yang menjawab ya sebanyak 40 orang (40,8%).
Dari penelitian tentang diet responden terhadap Pelasaksanaan Diet di RS
Umum Rantau Prapat sebagian besar responden mengatakan ya pada pertanyaan
Apakah Bapak/ibu sudah melakukan diet Hidratarang sebanyak 94 orang (95,9%)
dan yang menjawab tidak sebanyak 4 orang (4,1%).
Seluruh responden memilih ya tentang diet responden terhadap
Pelasaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat pada pertanyaan Apakah
Bapak/ibu sudah melakukan terapi diet sebanyak 98 orang (100%).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
72
Tingkat pengetahuan tentang diabetes mellitus.Berdasarkan penelitian
yang dilakukan, maka dapat dilihat pengetahuan responden tentang Diabetes
Mellitus seperti pada table berikut :
Tabel 6
Distribusi frekuensi Pengetahuan Responden PERNYATAAN Jumlah Persen%
Apa nama lain diabetes militus?
Kencing manis
Penyakit gula
Darah tinggi
16
82
0
16,3
83,7
0
Penyakit diabetes militus merupakan penyakit yang bersifat?
Menular dan sangat berbahaya
Tidak menular dan bias disebabkan karena pola hidup yang
tidak sehat
Penyakit keturunan saja
Apakah gejala umum yang terjadi akibat diabetes militus?
Banyak makan, banyak minum, dan banyak kencing
Sering buang air kecil, sering tidur
Sering kerja
Apa saja komplikasi dari diabetes militus?
Kaki bengkak dan katarak
Osteoporosis dan hipertensi
Kanker mulut
Apakah yang membuat diabetes militus?
Umur, jenis kelamin dan jamur
Konsumsi lemak berlebihan, keturunan , umur dan infeksi
Kegemukan. Pola makan yang salah, keturunan dan kurang
aktifitas fisik
1
86
11
70
26
2
91
7
0
3
19
76
1
87,8
11,2
71,4
26,5
2
92,9
7,1
0
3
19,4
77,6
Jumlah konsumsi gula yang diperoleh dalam pengaturan pola makan pada penderita
diabetes militus adalah?
Gula maksimal 12 sendok teh per hari
Tergantung kebutuhan
Gula maksimal 12 sendok makan per hari
79
9
10
80,6
9,2
10,2
Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita diabetes militus dalam pengaturan pola
makan adalah?
Makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat
pembangun serta zat pengatur
Makanan sumber zat tenaga yang mengandung zat gizi
Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein
79
10
9
80,6
10,2
9,2
Bagaimanakah pengaturan pola makan yang baik untuk penderita DM?
Dengan memperhatikan jumlah, jenis dan jadwal makan yang
baik untuk penderita DM
76 77,6
( Bersambung )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
73
Dengan memakan makanan menu diet DM saat kadar
gula darah tidak normal
Dengan meperhatikan menu diet DM sesuai dengan
jumlah, jenis serta jadwal makan yang baik
Fungsi pengaturan pola makan pada DM adalah?
Menurunkan / mengendalikan berat badan
Mengendalikan kadar gula darah atau kolesterol
Untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan
mencegah terjadinya komplikasi akut maupun kronis
4 pilar pengelolaan penyakit Diabetes Militus adalah
Istirahat, mengontrol berat badan, mengurangi makanan
berlemak dan tidur yang cukup
Menjaga kesehatan, istirahat yang cukup, membatasi
kegiatan sehari-hari, dan minum obat
Penyuluhan, edukasi perencanaan makanan, aktifitas
fisik dan intervensi farmakologis
14
8
86
11
1
22
10
66
14,3
8,2
87,8
11,2
1
2,4
10,2
67,3
Komplikasi yang dapat ditimbulkan penyakit diabetes militus adalah?
Gangguan pendengaran
Penyakit paru-paru
Penyakit jantung, gagal ginjal dan kerusakan system
saraf
4
5
89
4,1
5,1
90,8
Apa saja gejala dan tanda seseorang menderita diabetes militus ?
Poliura. Polidipsi, poliphagi
Sering lapar
Sariawan
3
95
0
3,1
96,9
0
Asupan garam yang dianjurkan untuk penderita Diabetes militus yaitu
Kurang dari 1 sendok the setiap hari
1 sendok the setiap hari
Lebih dari 1 sendok the setiap hari
83
13
2
84,7
13,3
2
Jeda antara makanan utama dan makan selingan pad DM adalah?
3 jam
4 jam
5 jam
15
81
2
15,3
82,7
2,0
Cara memasak makanan yang baik untuk penderita DM adalah?
Digoreng
dikukus
Dipanggang
2
95
1
2,0
96,9
1
Dari tabel 6 dapat diketahui dari 98 responden yang menyatakan bahwa
mayoritas pasien Diabetes Mellitus sudah paham tetapi masih tetap butuh
pemberian informasi lebih lanjut mengenai Pelaksanaan Diet sebanyak 98 orang.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
74
Pengobatan Diabetes Mellitus.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
maka dapat dilihat kepada proses responden terhadap pengobatan diabetes
mellitus seperti tabel berikut
Tabel 7
Distribusi Frekuensi Pengobatan Diabetes Mellitus
Item Pertanyaan Ya Tidak Jumlah
N % n % N %
Apakah bapak/ibu teratur minum
obat?
Apakah bapak/ibu sering cek kadar
gula darah setiap bulan?
Apakah bapak/ibu pernah mengikuti
terapi dirumah sakit?
Apakah bapak/ibu sudah menerapkan
diet ?
Apakah bapak/ibu pernah mengikuti
senam diet di Rumah Sakit?
51
88
8
57
5
52
89,8
8,2
58,2
5,1
47
10
90
41
93
48
10,2
91,8
41,8
94,9
98
98
98
98
98
100
100
100
100
100
Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui pengobatan terhadap Pelaksanaan
Diet di RS Umum Rantau Prapat sebagian besar responden menjawab YA pada
pertanyaan Apakah Bapak/Ibu teratur minum obat sebanyak 51 orang atau 47%
dan yang menjawab tidak sebanyak 47 orang atau 48%.
Sebagian besar responden menjawab Ya pada pertanyaan Apakah
Bapak/Ibu sering cek kadar gula darah setiap bulan sebanyak 88 orang atau 89,2
% serta yang menjawab tidak sebanyak 10 orang atau 10,2%.
Dari penelitian diatas pada pernyataan ketiga sebagian besar responden
mengatakan tidak pada pertanyaan Apakah Bapak/ibu pernah mengikuti terapi
dirumah sakit sebanyak 90 orang (91,8%) dan yang menjawab ya sebanyak 8
orang (8.2%).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
75
Sebagian besar responden menjawab Ya pada pertanyaan Apakah
Bapak/Ibu sudah menerapkan diet sebanyak 57 orang atau 58,2 % serta yang
menjawab tidak sebanyak 41 orang atau 41,8%.
Dari penelitian diatas pada pernyataan kelima sebagian besar responden
mengatakan tidak pada pertanyaan Apakah Bapak/ibu pernah mengikuti senam
diet di RS sebanyak 93 orang (94,9%) dan yang menjawab ya sebanyak 5 orang
(5.1%).
Peran Petugas Kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka
dapat dilihat kepada proses responden terhadap Peran Petugas Kesehatan seperti
tabel berikut:
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Peran Petugas Kesehatan
Item Pertanyaan Ya Tidak Jumlah
n % n % n %
Apakah petugas kesehatan (dokter, perawat,
konsultasi gizi) memberikan informasi/ menjelaskan
tentang penyakit yang anda derita (DM)?
Apakah petugas kesehatan (dokter, perawat,
konsultasi gizi) memberikan informasi/ menjelaskan
mengenai pengelolaan Diabetes militus?
Apakah petugas kesehatan (dokter, perawat,
konsultasi gizi) memberikan informasi mengenai
pengaturan pola makan ?
Apakah petugas kesehatan (dokter, perawat,
konsultasi gizi) memberikan informasi mengenai
makanan yang boleh dikonsumsi dan makanan yang
harus dihindari oleh penderita DM?
Apakah petugas kesehatan (dokter, perawat) sering
meminta anda untuk rutin melakukan cek kadar gula
darah?
98
70
98
98
98
100
71,4
100
100
100
0
28
0
0
0
0
28,6
0
0
0
98
98
98
98
98
100
100
100
100
100
Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui peran petugas kesehatan terhadap
Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat seluruh responden menjawab YA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
76
pada pertanyaan Apakah petugas kesehatan (dokter, perawat, konsultasi gizi)
memberikan informasi/ menjelaskan tentang penyakit yang anda derita (DM)
sebanyak 98 orang atau 100%.
Sebagian besar responden menjawab Ya pada pertanyaan Apakah petugas
kesehatan (dokter, perawat, konsultasi gizi) memberikan informasi/ menjelaskan
mengenai pengelolaan Diabetes militus sebanyak 70 orang atau 71,4 % serta yang
menjawab tidak sebanyak 28 orang atau 28,6%.
Dari penelitian diatas pada pernyataan ketiga seluruh responden
mengatakan ya pada pertanyaan Apakah petugas kesehatan (dokter, perawat,
konsultasi gizi) memberikan informasi mengenai pengaturan pola makan
sebanyak 98 orang (100%).
Seluruh responden menjawab Ya pada pertanyaan Apakah petugas
kesehatan (dokter, perawat, konsultasi gizi) memberikan informasi mengenai
makanan yang boleh dikonsumsi dan makanan yang harus dihindari oleh
penderita DM sebanyak 98 orang atau 100 %.
Dari penelitian diatas pada pernyataan kelima seluruh responden
mengatakan ya pada pertanyaan Apakah petugas kesehatan (dokter, perawat)
sering meminta anda untuk rutin melakukan cek kadar gula darah sebanyak 98
orang (100%).
Kepatuhan pasien diabetes mellitus.Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, maka dapat dlihat pernah atau belum pernahnya responden tentang
kepatuhan pasien diabetes mellitus seperti pada tabel berikut :
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
77
Tabel 9
Distribusi Frekuensi Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus
Item Pertanyaan Pernah Belum
pernah
Jumlah
N % n % n %
Saya makan tepat waktu sesuai dengan jadwal yang
sudah dikonsultasikan oleh dokter atau petugas
kesehatan yang lain
Saya makan makanan yang sesuai anjuran dokter atau
petugas kesehatan yang lain
Saya tidak mau mentaati aturan makan penderita DM
karena menyusahkan
Saya terlalu sibuk dengan urusan saya sehingga saya
makan tidak tepat waktu
Saya setiap hari mengkonsumsi makanan dan
minuman yang terasa manis/banyak mengandung gula
Setiap hari mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung minyak/ tinggi lemak seperti makanan
siap saji (fast food) dan gorengan
Saya setiap hari makan lebih dari tiga kali
Saya setiap hari mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung vitamin dan mineral
Saya setiap hari mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung protein, seperti telur dan daging
Saya setiap hari selalu makan sayur dan buah sesuai
dengan anjuran dokter
Setiap bulan saya secara rutin menimbang berat badan
Saya suka makan makanan yang asin-asin
Saya rutin melakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit
Saya sudah melakukan pengambilan obat sesuai
anjuran di apotik RS
Saya sudah melakukan jadwal makan dengan baik
96
95
12
12
14
13
92
3
2
4
89
9
12
93
97
98
96,9
12,2
12,2
14,3
13,3
93,9
3,1
2
4,1
90,8
9,2
12,2
94,9
99
2
3
86
86
84
85
6
95
96
94
9
89
86
5
1
2
3,1
83,7
83,7
85,7
86,7
6,1
96,9
98
95,9
9,2
90,8
87,8
5,1
1
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
98
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
100
Berdasarkan Tabel 9 dapat diketahui kepatuhan pasien diabetes mellitus
terhadap Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat adalah sebagian besar
responden menjawab Pernah pada pertanyaan Saya makan tepat waktu sesuai
dengan jadwal yang sudah dikonsultasikan oleh dokter atau petugas kesehatan
yang lain sebanyak 96 orang atau 98% dan yang menjawab belum pernah
sebanyak 2 orang atau 2%.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
78
Sebagian besar responden menjawab Pernah pada pertanyaan Saya makan
makanan yang sesuai anjuran dokter atau petugas kesehatan yang lain sebanyak
95 orang atau 96,9 % serta yang menjawab tidak sebanyak 3orang atau 3,1%.
Sebagian besar responden menjawab Belum Pernah pada pertanyaan Saya
tidak mau mentaati aturan makan penderita DM karena menyusahkan sebanyak 82
orang atau 83,7 % serta yang menjawab pernah sebanyak 16 orang atau 16,3%.
Dari penelitian diatas bahwa sebagian responden mengatakan Belum
pernah pada pertanyaan Saya terlalu sibuk dengan urusan saya sehingga saya
makan tidak tepat waktu sebanyak 86 orang (87,8%) dan yang pernah sebanyak
12 orang (12,2%).
Sebagian besar responden menjawab Belum Pernah pada pertanyaan Saya
setiap hari mengkonsumsi makanan dan minuman yang terasa manis/banyak
mengandung gula sebanyak 84 orang atau 85,7 % serta yang menjawab pernah
sebanyak 14 orang atau 14,3%.
Dari penelitian diatas bahwa sebagian responden mengatakan Belum
pernah pada pertanyaan Setiap hari mengkonsumsi makanan yang banyak
mengandung minyak/ tinggi lemak seperti makanan siap saji (fast food) dan
gorengan sebanyak 85 orang (86,7%) dan yang pernah sebanyak 13 orang
(13,3%).
Sebagian besar responden menjawab Pernah pada pertanyaan Saya setiap
hari makan lebih dari tiga kali sebanyak 92 orang atau 93,9 % serta yang
menjawab tidak sebanyak 6 orang atau 6,1%.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
79
Sebagian besar responden menjawab Belum Pernah pada pertanyaan Saya
setiap hari mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin dan
mineral sebanyak 95 orang atau 96,9 % serta yang menjawab pernah sebanyak 3
orang atau 3,1%.
Sebagian besar responden menjawab Belum Pernah pada pertanyaan Saya
setiap hari mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung protein, seperti
telur dan daging sebanyak 96 orang atau 98 % serta yang menjawab pernah
sebanyak 2 orang atau 2%.
Dari penelitian diatas bahwa sebagian responden mengatakan Belum
pernah pada pertanyaan Saya setiap hari selalu makan sayur dan buah sesuai
dengan anjuran dokter sebanyak 94 orang (95,9%) dan yang pernah sebanyak 4
orang (4,1%).
Sebagian besar responden menjawab Pernah pada pertanyaan Setiap bulan
saya secara rutin menimbang berat badan sebanyak 89 orang atau 90,8 % serta
yang menjawab tidak sebanyak 9 orang atau 9,2%.
Sebagian besar responden menjawab Belum Pernah pada pertanyaan Saya
suka makan makanan yang asin-asin sebanyak 89 orang atau 90,8 % serta yang
menjawab pernah sebanyak 9 orang atau 9,2%.
Dari penelitian diatas bahwa sebagian responden mengatakan Belum
pernah pada pertanyaan Saya rutin melakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit
sebanyak 86 orang (87,8%) dan yang pernah sebanyak 12orang (12,2%).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
80
Sebagian besar responden menjawab Pernah pada pertanyaan Saya sudah
melakukan pengambilan obat sesuai anjuran di apotik RS sebanyak 93 orang atau
94,9 % serta yang menjawab tidak sebanyak 5 orang atau 5,1%.
Sebagian besar responden menjawab Pernah pada pertanyaan SSaya sudah
melakukan jadwal makan dengan baik sebanyak 97 orang atau 99 % serta yang
menjawab tidak sebanyak 1 orang atau 1%.
Analisa Bivariat
Hubungan antara jenis kelamin dengan pelaksanaan diet .Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara jenis kelamin
dengan pelaksanaan diet seperti pada tabel berikut:
Tabel 10
Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Pelaksanaan Diet
Jenis
Kelamin
Ya Tidak Jumlah P
(Value) n % N % n %
Laki - laki
Perempuan
27
32
57
62
20
19
43
38
47
51
48
52
0,015
Sumber : Hasil Olah data, 2018
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang berjenis
kelamin laki-laki sebagian besar tidak Melakukan pelaksanaan diet dengan
baiksebanyak 20 orang (43%), yang melakukan sebanyak 27 orang (57%) dan
responden yang berjenis kelamin perempuan sebagian besar pernah melakukan
pelaksaaan dietsebanyak 32 orang (62%) serta yang tidak pernah sebanyak 19
orang (38%). Dari hasil analisis Chi Square antara jenis kelamin dengan
pelaksanaan diet di RS Umum Rantau Prapat diperoleh nilai p = 0,015. Karena
nilai p > α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara jenis
kelamin dengan pelaksanaan diet di RS Umum Rantau Prapat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
81
Hubungan antara umur dengan pelaksanaan diet .Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara umur dengan
Pelaksanaan Dietseperti pada tabel berikut:
Tabel 11
Tabulasi Silang Umur dengan Pelaksanaan Diet
Umur Ya Tidak Jumlah P
(Value) N % N % N %
45-54 tahun
55–64 tahun
36
52
92
88
3
7
8
12
39
59
38
62
0,504
Sumber : Hasil Olah data, 2018
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang berada
pada interval umur 45 sampai 54 tahun sebagian besar melakukan pelaksanaan
diet ke RS Umum Rantau Prapat sebanyak 36 orang (92%), yang tidak melakukan
pelaksanaan diet ke RS Umum Rantau Prapat sebanyak 3 orang (8%). Dan untuk
responden yang berada pada interval umur 55 sampai 64 tahun sebagian besar
melakukan pelaksanaan diet ke RS Umum Rantau Prapat sebanyak 52 orang
(88%), yang tidak melakukan pelaksanaan diet ke RS Umum Rantau Prapat
sebanyak 7 orang (12%). Dari hasil analisis Chi Square antara umur dengan
Pelaksanaan Diet diperoleh nilai p =0,504 . Karena nilai p > α (0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pelaksanaan diet dengan umur
seseorang yang menderita diabetes mellitus.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
82
Hubungan antara pendidikan dengan pelaksanaan diet.Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara jenis kelamin
dengan pelaksanaan Diet seperti pada tabel berikut:
Tabel 12
Tabulasi Silang Pendidikan dengan Pelaksanaan Diet
Pendidikan Ya Tidak Jumlah P
(Value) n % n % N %
Tidak Sekolah
SD
SLTP
SMA
Akademi/PT
5
27
31
25
0
83
84
86
100
0
1
5
4
0
0
17
16
14
0
0
6
32
35
25
0
6
33
36
25
0
0,241
Sumber : Hasil Olah data, 2018
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang berada
pada pendidikan Tidak Sekolah sebagian besar melakukan pelaksanaan diet ke RS
Umum Rantau Prapat sebanyak 5 orang (83%), yang tidak melakukan
pelaksanaan diet ke RS Umum Rantau Prapat sebanyak 1 orang (17%). Dan untuk
responden yang berada pada pendidikan SD sebagian besar melakukan
pelaksanaan diet ke RS Umum Rantau Prapat sebanyak 27 orang (84%), yang
tidak melakukan pelaksanaan diet ke RS Umum Rantau Prapat sebanyak 5 orang
(16%),pada pendidikan SLTP sebagian besar melakukan pelaksanaan diet ke RS
Umum Rantau Prapat sebanyak 31 orang (83%), yang tidak melakukan
pelaksanaan diet ke RS Umum Rantau Prapat sebanyak 5 orang (17%). Dan untuk
responden yang berada pada pendidikan SMA seluruhnya melakukan pelaksanaan
diet ke RS Umum Rantau Prapat sebanyak 25 orang (100%),serta untuk
pendidikan Akademi/PT tidak ada didalam penelitian ini. Dari hasil analisis Chi
Square antara pendidikan dengan Pelaksanaan Diet diperoleh nilai p = 0,241
.Karena nilai p > α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
83
antara pelaksanaan diet dengan pendidikan seseorang yang menderita diabetes
militus
Hubungan antara lama menderita dengan pelaksanaan
diet.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan
antara lama menderita dengan pelaksanaan diet seperti pada tabel berikut:
Tabel 13
Tabulasi Silang Lama Menderita dengan Pelaksanaan Diet
Lama Menderita Ya Tidak Jumlah P
(Value) n % n % N %
8 bulan
1 tahun
2 tahun
3 tahun
5
33
41
8
100
90
85
89
0
4
6
1
0
10
15
11
5
37
47
9
5
38
48
9
0,792
Sumber : Hasil Olah data, 2018
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang berada
pada lama menderita selama 8 bulan seluruhnya melakukan pelaksanaan diet ke
RS Umum Rantau Prapat sebanyak 5 orang (100%). Dan untuk responden yang
berada pada lama menderita selama 1 tahun sebagian besar melakukan
pelaksanaan diet ke RS Umum Rantau Prapat sebanyak 33 orang (90%), yang
tidak melakukan pelaksanaan diet ke RS Umum Rantau Prapat sebanyak 4 orang
(10%). Dan untuk responden yang berada pada lama menderita selama 2 tahun
sebagian besar melakukan pelaksanaan diet ke RS Umum Rantau Prapat sebanyak
41 orang (85%), yang tidak melakukan pelaksanaan diet ke RS Umum Rantau
Prapat sebanyak 6 orang (15%).Serta untuk responden yang berada pada lama
menderita selama 3 tahun sebagian besar melakukan pelaksanaan diet ke RS
Umum Rantau Prapat sebanyak 8 orang (89%), yang tidak melakukan
pelaksanaan diet ke RS Umum Rantau Prapat sebanyak 1 orang (11%). Dari hasil
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
84
analisis Chi Square antara pekerjaan dengan Pelaksanaan Diet diperoleh nilai p =
0,838 . Karena nilai p > α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
hubungan antara pelaksanaan diet dengan pekerjaan seseorang yang menderita
diabetes militus.
Hubungan antara sikap responden dengan pelaksanaan diet.Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara sikap
responden dengan pelaksanaan diet seperti pada tabel berikut:
Tabel 14
Tabulasi Silang Sikap dengan Pelaksanaan Diet
Sikap Ya Tidak Jumlah P
(Value) N % n % n %
Setuju
Tidak
Setuju
85
3
90
75
9
1
10
15
94
4
96
4
0,018
Sumber : Hasil Olah data, 2018
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang
mempunyai tingkat sikapresponden yang setuju pada ya dengan pelaksanaan diet
sebanyak 85 orang atau 90% dan untuk tidak sikap setuju sebanyak 9 orang atau
10%. Dan untuk sikap responden yang tidak setuju tetapi menjawab ya dengan
pelaksanaan diet sebanyak 3 orang atau 75% dan kebalikannya sebesar 1 orang
atau 15%. Dari hasil analisis antara sikap responden dengan pelaksanan
dietdiperoleh nilai p = 0,018. Karena nilai p (0,018) < α (0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan pelaksanaan diet.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
85
Hubungan antara persepsi responden dengan pelaksanaan
diet.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan
antara persepsi responden dengan pelaksanaan diet seperti pada tabel berikut:
Tabel 15
Tabulasi Silang Persepsi dengan pelaksanaan diet
Persepsi Ya Tidak Jumlah P
(Value) N % N % N %
Setuju
Tidak
Setuju
88
0
91
0
9
1
9
100
97
1
99
1
0,003
Sumber : Hasil Olah data, 2018
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang
mempunyai tingkat persepsi responden yang setuju pada ya dengan pelaksanaan
diet sebanyak 88 orang atau 91% dan untuk tidak sikap setuju sebanyak 9 orang
atau 9%. Dan untuk sikap responden yang tidak setuju tetapi menjawab ya dengan
pelaksanaan diet sebanyak 0 orang atau 0% dan kebalikannya sebesar 1 orang atau
100%. Dari hasil analisis antara persepsi responden dengan pelaksanan diet
diperoleh nilai p = 0,003. Karena nilai p (0,003) < α (0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara persepsi dengan pelaksanaan diet.
Hubungan antara pola makanresponden dengan pelaksanaan
diet.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan
antara pola makan responden dengan Pelaksanaan Diet seperti pada tabel berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
86
Tabel 16
Tabulasi Silang Pola makan dengan pelaksanaan diet
Pola Makan Ya Tidak Jumlah P
(Value) n % N % n %
Setuju
Tidak
Setuju
85
3
89
60
8
2
11
40
93
5
95
5
0,024
Sumber : Hasil Olah data, 2018
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang
mempunyai tingkat pola makan pasien DM yang setuju pada ya dengan
pelaksanaan diet sebanyak 85 orang atau 89% dan untuk tidak sikap setuju
sebanyak 8 orang atau 11%. Dan untuk sikap responden yang tidak setuju tetapi
menjawab ya dengan pelaksanaan diet sebanyak 3 orang atau 60% dan
kebalikannya sebesar 2 orang atau 40%. Dari hasil analisis antara pola makan
responden dengan pelaksanan diet diperoleh nilai p = 0,024. Karena nilai p
(0,024) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pola
makan dengan pelaksanaan diet.
Hubungan antara pengetahuan responden dengan pelaksanaan
diet.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan
antara pengetahuan responden dengan Pelaksanaan Diet seperti pada tabel berikut:
Tabel 17
Tabulasi Silang Pengetahuan dengan pelaksanaan diet
No Pengetahuan Ya Tidak Jumlah P
(Value) n % N % n %
Setuju
Kurang
Setuju
Tidak Setuju
73
12
3
95
63
100
3
7
0
5
7
0
76
19
3
77
20
3
0,000
Sumber : Hasil Olah data, 2018
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang
mempunyai tingkat pengetahuan pasien DM yang setuju pada ya dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
87
pelaksanaan diet sebanyak 73 orang atau 95% dan untuk tidak kurang setuju
sebanyak 12 orang atau 63%. Dan untuk pengetahuan responden yang tidak setuju
tetapi menjawab ya dengan pelaksanaan diet sebanyak 3 orang atau 100% dan
kebalikannya sebesar 7 orang atau 7%. Dari hasil analisis antara pengetahuan
responden dengan pelaksanan diet diperoleh nilai p = 0,000. Karena nilai p
(0,000) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan pelaksanaan diet.
Hubungan antara pengobatan responden dengan pelaksanaan
diet.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan
antara pengobatan responden dengan Pelaksanaan Diet seperti pada tabel berikut:
Tabel 18
Tabulasi Silang pengobatan dengan pelaksanaan diet
Pengobatan Ya Tidak Jumlah P
(Value) N % N % N %
Setuju
Tidak
Setuju
50
38
86
93
7
3
13
7
57
41
58
42
0,423
Sumber : Hasil Olah data, 2018
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang
mempunyai tingkat pengobatan pasien DM yang setuju pada ya dengan
pelaksanaan diet sebanyak 50 orang atau 86% dan untuk tidak pengobatan setuju
sebanyak 7 orang atau 13%. Dan untuk sikap responden yang tidak setuju tetapi
menjawab ya dengan pelaksanaan diet sebanyak 38 orang atau 93% dan
kebalikannya sebesar 3 orang atau 7%. Dari hasil analisis antara pola makan
responden dengan pelaksanan diet diperoleh nilai p = 0,423. Karena nilai p
(0,423) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
pengobatan dengan pelaksanaan diet.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
88
Hubungan antara peran petugas kesehatanresponden.Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan antara pola makan
responden dengan Pelaksanaan Diet seperti pada tabel berikut:
Tabel 19
Tabulasi Silang Peran Petugas Kesehatan dengan pelaksanaan diet
Peran
Petugas
Kesehatan
Ya Tidak Jumlah P
(Value) N % N % n %
Setuju
Tidak
Setuju
88
10
90
10
10
88
10
90
88
10
90
10
0,004
Sumber : Hasil Olah data, 2018
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang
mempunyai tingkat peran petugas kesehatan terhadap pasien DM yang setuju pada
ya dengan pelaksanaan diet sebanyak 88 orang atau 100% dan untuk tidak sikap
setuju sebanyak 10 orang atau 100%. Dari hasil analisis antara peran petugas
kesehatan responden dengan pelaksanan diet diperoleh nilai p = 0,004. Karena
nilai p (0,004) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
peran petugas kesehatan dengan pelaksanaan diet.
Hubungan antara kepatuhanresponden dengan pelaksanaan
diet.Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat dilihat hubungan
antara kepatuhan responden dengan Pelaksanaan Diet seperti pada tabel berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
89
Tabel 20
Tabulasi Silang Kepatuhan dengan pelaksanaan diet
Pelaksanaan
diet
Ya Tidak Jumlah P
(Value) N % N % n %
Setuju
Tidak Setuju
86
2
90
100
10
0
10
0
96
2
98
2
0,030
Sumber : Hasil Olah data, 2018
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang
mempunyai tingkat kepatuhan pasien DM yang setuju pada ya dengan
pelaksanaan diet sebanyak 86 orang atau 90% dan untuk tidak sikap setuju
sebanyak 10 orang atau 10%. Dan untuk sikap responden yang tidak setuju tetapi
menjawab ya dengan pelaksanaan diet sebanyak 2 orang atau 100% dan
kebalikannya sebesar 0 orang atau 0%. Dari hasil analisis antara kepatuhan
responden dengan pelaksanan diet diperoleh nilai p = 0,030. Karena nilai p
(0,030) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
kepatuhan dengan pelaksanaan diet.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
90
Pembahasan
Dalam pembahasan ini difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan
tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku pasien Diabetes Mellitus dalam hal Pelaksanaan Diet di RS Umum
Rantau Prapat pada tahun 2018 yang dapat dilihat sebagai berikut :
Gambaran Karakteristik Responden Tentang Pelaksanaan Diet
Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari jenis kelamin,
umur, pendidikan, pekerjaan, berat badan dan lama menderita nya pasien diabetes
militus. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 98 orang masyarakat Rantau
Parapat yang terdiri dari 51 orang (52%), sedangkan jenis kelamin laki-laki
sebanyak 47 orang (48%). Dan untuk umur responden yang memilih layanan
pelaksanaan diet di RS Umum Rantau yang paling dominan adalah umur 55
sampai 64 tahun yaitu sebanyak 59 orang (60,2%), dan selanjutnya umur 45
sampai 54 tahun sebanyak 39 orang (39,8%). Berdasarkan untuk pendidikan
responden yang memilih layanan pelaksanaan diet di RS Umum Rantau pada
pendidikan yang tidak bersekolah sebanyak 6 orang (6,1%), tamatan SD sebanyak
32 orang (32,7%),tamatan SLTP sebanyak 35 orang (35,7%), dan selanjutnya
tamatan sebanyak 25 orang (25,5%). Berdasarkan untuk lama menderita penyakit
DM responden yang memilih layanan pelaksanaan diet di RS Umum Rantau pada
lama menderita 8 bulan sebanyak 5 orang (5%), 1 tahun sebanyak 36 orang
(37%), 2 tahun sebanyak 47 orang (48%) serta lama menderita 3 tahun sebanyak 9
orang (9%).
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
91
Menurut peneliti, bahwa jenis kelamin tidak terdapat pengaruh tindakan
penderita diabetes mellitus dalam pengaturan diet pola makan. Hal ini
dikarenakan siapa saja yang sakit dan mengalami kondisi sakit dan sudah tidak
tertahankan baik pria dan wanita yang mana dalam hal ini penderita diabetes
mellitus pastilah membutuhkan pelayanan kesehatan untuk berobat.Hal ini sesuai
dengan penelitian Setiawan (2012) bahwa lingkungan masyarakat luas tidak ada
perbedaan yang konsisten antara laki-laki dan perempuan dalam memanfaatkan
fasilitas rumah sakit, termasuk pelayanan kesehatan di dalam nya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitriana (2008) yang
dilakukan pada klien diabetes mellitus di Poli Penyakit Dalam Rumkit Polpus RS
Sikinto Jakarta menunjukkan bahwa responden berusia 40 tahun yaitu 87
responden sedangkan responden berusia diatas 40 tahun yaitu 9 responden. Ini
menunjukkan bahwa diabetes mellitus dapat terjadi pada semua kelompok umur.
Akan meningkat dengan bertambahnya usia dan manusia yang mengalami
penurunan fisiologis yang akan berakibat menurunnya fungsi endoktrin pancreas
untuk memproduksi insulin.
Gambaran Sikap Responden Tentang Pelaksanaan Diet
Berdasarkan hasil uji statistik dapat diketahui sikap responden terhadap
Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat sebagian besar responden setuju
bila harus selalu rutin melakukan kunjungan ulang konsultasi gizi sebanyak 85
orang (87%) yang menjawab setuju serta yang memilih tidak setuju sebanyak 13
orang (13%).Dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden
setuju tentang sikap penderita diabetes mellitus.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
92
Dari jawaban responden tersebut menurut peneliti bahwa sebenarnya
mayoritas pasien DM terhadap Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat
setuju untuk sikap rutin melakukan pelaksanaan diet. Hal ini sejalan dengan
penelitian Wulandari (2006) yang mengatakan bahwa diabetes mellitus harus
rutin melakukan kunjungan ulang konsultasi gizi demi menjaga kadar gula
darah pada penderita diabetes mellitus. . Hal ini sejalan juga dengan penelitian
Tandra (2008) mengatakan bahwa mengatur pola diet harus lah diimbangi
dengan rutin melakuan konsultasi gizi untuk menjaga dan mengetahui kadar
gula dalam darah penderita diabetes mellitus. Secara nyata sikap itu
menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang
dalam kehidupan sehari hari merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus social.
Dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti, hal ini
menunjukkan bahwa sikap responden Rutin melakukan Kunjungan Ulang
Konsultasi Gizi adalah baik.Karena sebagian besar responden mengetahui
bahwa perlunya diadakan kunjungan ulang konsultasi gizi. Hal tersebut sesuai
dengan teori Notoadmodjo (2010) yang menjelaskan bahwa sikap adalah
respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu, yang
melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang-tidak
senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik,dan sebagainya). Secara nyata sikap
itu menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu
yang dalam kehidupan sehari hari merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap stimulus sosial. Penelitian ini menunjukkan hasil dari sikap penderita
diabetes mellitus untuk pelaksanaan diet sudah cukup baik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
93
Gambaran Persepsi Responden Tentang Pelaksanaan Diet
Pelaksanaaan diet bagi penderita diabetes mellitus merupakan suatu
kewajiban yang harus dilakukan.Tindakan yang dilakukan tentu saja sangat
mempengaruhi perilaku penderita diabetes mellitus yang melaksanakan diet di
RSUD Rantau Prapat.
Berdasarkan uji statistik diketahui bahwa sebanyak 88 orang atau 90%
berpersepsi bahwa tindakan pelaksanaan diet di RSUD baik, dan 10 orang atau
10% bepersepsi bahwa tindakan pelaksanaan diet ini masih tidak baik.
Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa persepsi pasien diabetes militus
mengenai pentingnya pelaksanaan diet di RS Umum Rantau Prapat sudah
sangatlah tinggi.
Hal ini sejalan dengan penelitian Wulandari (2006) yang mengatakan
bahwa Persepsi Responden Tentang Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau
Prapatpada penderita diabetes mellitus. Juga menurut penelitian Tandra (2008)
mengatakan bahwa Persepsi Responden Tentang Pelaksanaan Diet di RS Umum
Rantau Prapat untuk menjaga dan mengetahui kadar gula dalam darah penderita
diabetes mellitus dari para petugas kesehatan.
Dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti, hal ini
menunjukkan bahwa sikap responden tentang Persepsi Responden Tentang
Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapatadalah baik. Karena sebagian
besar responden mengetahui bahwa Persepsi Responden Tentang Pelaksanaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
94
Diet di RS Umum Rantau Prapat.
Gambaran Pola Makan Responden Tentang Pelaksanaan Diet
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat gambaran pola makan tentang
pelaksanaan diet pasien diabetes mellitus sebagian besar dari sepuluh pertanyaan
mayoritas responden menjawab setuju atau ya bahwa pola makan sangat penting
untuk melakukan pelaksanaan diet. Pola Makan Responden Tentang Pelaksanaan
Diet di RS Umum Rantau Prapat. Hal ini sejalan dengan penelitian Bustan (2002)
yang mengatakan bahwa Pola Makan Responden Tentang Pelaksanaan Diet di RS
Umum Rantau Prapat pada penderita diabetes mellitus haruslah baik. Juga
menurut penelitian Tandra (2008) mengatakan bahwa Persepsi Responden
Tentang Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat untuk menjaga dan
mengetahui kadar gula dalam darah penderita diabetes mellitus dari para petugas
kesehatan.
Dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti, hal ini
menunjukkan bahwa sikap responden tentang Pola Makan Responden Tentang
Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat adalah baik. Karena sebagian
besar responden mengetahui bahwa Pola Makan Responden Tentang
Pelaksanaan Diet di RS Umum Rantau Prapat.
Gambaran Diet Pasien Diabetes Mellitus Tentang Pelaksanaan Diet
Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat gambaran diet tentang pelaksanaan
diet pasien diabetes mellitus sebagian besar dari sepuluh pertanyaan mayoritas
responden menjawab setuju atau ya bahwa diet sangat penting untuk dalam
penderita penyakit diabetes mellitus. Walaupun masih ada beberapa penderita
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
95
yang masih kurang peduli tentang pentingnya pelaksanaan diet kepada penderita
diabetes mellitus. Hal ini sejalan dengan penelitian Bustan (2002) yang
mengatakan bahwa pada penderita diabetes mellitus melakukan pola makan diet
teratur haruslah berjalan dengan baik. Juga menurut penelitian Tandra (2008)
mengatakan bahwa gambaran bagi pasien diabetes mellitus melakukan diet untuk
menjaga dan mengetahui kadar gula dalam darah penderita diabetes mellitus.
Dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti, hal ini
menunjukkan bahwa sikap responden tentang Pola diet pasien diabetes mellitus
di RS Umum Rantau Prapat adalah baik. Karena sebagian besar responden
mengetahui bahwa pentingnya Pelaksanaan Diet bagi pasien diabetes mellitus
di RS Umum Rantau Prapat.
Gambaran Pengetahuan Responden Tentang Pelaksanaan Diet
Berdasarkan hasil uji statistik jawaban responden tentang kegunaan
Pelaksanaan Diet bagi penderita diabetes mellitus bahwa didapatkan hasil dari
98 responden, sebanyak 76 orang (77%) sudah memiliki pengetahuan yang
baik, 19 orang atau (20%) sudah memiliki pengetahuan yang kurang baik dan
sebanyak 3 orang (3%) tidak memiliki pengetahuan tentang pelaksanaan diet
diabetes mellitus.
Berdasarkan jawaban reseponden tersebut peneliti berasumsi
pengetahuan responden tentang pengetahuan penderita diabetes mellitus baik
dimana sebagian besar responden menjawab dengan tepat dari beberapa
pertanyaan yang penelliti ajukan. Hal ini merupakan hal yang diketahui
responden secara langsung pada saat berkunjung di RS Umum Rantau Prapat
maupun dari informasi yang diterima oleh responden.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
96
Hal ini sejalan dengan penelitian Wulandari (2006) yang mengatakan
bahwa pelaksanaan diet pada penderita diabetes mellitus haruslah didasari
pengetahuan yang baik. Diabetes mellitus atau sebagian besar masyarakat
sudah memahami dan lebih sering menggunakan kata kencing manis untuk
pasien yang terkena diabetes mellitus. Bagi sebagian masyarakat yang tidak
mengetahui informasi seputar nama lain tentang diabetes mellitus biasanya
mereka adalah masyarakat yang berada jauh wilayah dari kota, maupun
kurangnya informasi memadai yang sampai ke mereka (Burhan, 2009). Hal ini
sesuai dengan teori Notoatmodjo (2007) yang menyatakan bahwa pengetahuan
adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan
terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan terjadi melalui pancaindera
manusia, yakni; indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga
Dengan melihat hasil penelitian yang ditemukan oleh peneliti hal ini
menunjukkan bahwa pengetahuan tentang pelaksanaan diet pada penderita
diabetes mellitus adalah baik.Karena sebagian besar sudah menjawab dengan
benar tentang pengetahuan seputar diabetes mellitus.
Gambaran Pengobatan Diabetes Mellitus Tentang Pelaksanaan Diet
Dari hasil uji statistic diperoleh hasil mengenai pengobatan diabetes
mellitus bahwa sebanyak 57 orang atau (58%) penderita Diabetes Mellitus sudah
baik dalam hal pengobatannya sedangkan sisanya sekitar 41 orang (42%) masih
dalam kategori tidak tepat dalam pengobatan diabetes mellitus.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengobatan bagi penderita diabetes
mellitus mengenai cara pelaksanaan diet penyakit diabetes mellitus masih kurang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
97
efektif. Dalam hal ini seharusnya sudah dilakukan pengobatan dari dokter dan
melakukan pola hidup sehat yang dianjurkan petugas kesehatan.Namun pada
kenyataannya responden hanya mendapatkan informasi mengenai pengaturan pola
makan yang baik disaat awal responden melakukan pengobatan diabetes mellitus.
Hal ini termasuk dalam upaya pencegahan sekunder yaitu upaya
pencegahan atau menghambat timbulnya komplikasi. Pencegahan komplikasi
pada dasarnya sangat diperlukan responden dengan cara deteksi dini dan
memberikan pengobatan sejak awal penyakit. Deteksi dini dilakukan dengan tes
penyaringan terutama pada populasi resiko tinggi. Menurut WHO (2009) untuk
Negara berkembang termasuk Indonesia kegiatan tersebut memerlukan biaya yang
sangat besar, untuk itu diharapkan kepada pihak Rumah Sakit atau yang terkait
untuk dapat lebih memusatkan perhatian terhadap penanggulangan penyakit
diabetes mellitus (PERKENI, 2002).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, peneliti berasumsi bahwa
pengobatan DM yang diterima oleh responden dalam kategori kurang dimana
masih banyaknya pasien DM yang mendapat informasi tentang pelaksanaan
diet dan pengobatan diabetes mellitus dari luar RS Umum Rantau Prapat
dimana kebenarannya belum pasti. Sehingga kedepannya diharapkan mampu
untuk lebih mengikuti arahan dan bimbingan serta mempercayai setiap
pengobatan yang diberikan.
Gambaran Peran Petugas Kesehatan Tentang Pelaksanaan Diet
Berdasarkan hasil uji statistic menunjukkan bahwa peran petugas
kesehatan terhadap pelaksanaan diet bagi penderita diabetes mellitus sudah baik,
bahwa sebanyak 88 orang atau 90% pasien merasa peran petugas kesehatan sudah
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
98
baik dan sisanya sebanyak 10 orang atau 10% merasa peran petugas kesehatan
belum optimal.
Petugas kesehatan berperan dalam memberikan informasi kepada orang
yang datang berobat dan keluarganya. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan
Linton (1936) dalam Mustafa (2008) yang telah mengembangkan teori
peran.Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-aktor
yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan
teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun
kita untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Green didalam
Notoatmodjo (2003), kesehatan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
dan salah satunya adalah adalah faktor-faktor yang meliputi faktor yang berasal
dari luar diri responden yaitu termasuk petugas kesehatan yang dapat
memengaruhi perilaku seseorang.
Petugas kesehatan berperan dalam memberikan informasi kepada orang
yang datang berobat dan keluarganya. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan
Linton (1936) dalam Mustafa (2008) yang telah mengembangkan teori peran.
Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-aktor yang
bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya. Sesuai dengan teori
ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun kita
untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikategorikan yang dapat dilihat bahwa
sebagian petugas pelayanan kesehatan pada RS Umum Rantau Prapat terhadap
Pelaksanaan Diet telah mendukung dan sangat mendukung jika adanya penderita
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
99
yang datang untuk melakukan pelaksanaan diet diabetes mellitus. Hal diatas
menunjukan bahwa penderita diabetes melitus sebenarnya sudah paham dalam
menilai kondisi atau keadaan kesehatan mereka sendiri, paham menyatakan
bahwa apakah diri mereka dalam keadaaan sakit atau sehat dan seharusnya sudah
bisa menentukan tindakan mereka untuk menggunakan pelayanan kesehatan
ketika mereka dalam keadaan sakit.
Gambaran Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus
Dari penelitian diatas bahwa sebagian responden mengatakan Belum
pernah pada pertanyaan Saya rutin melakukan pemeriksaan ke Rumah Sakit
sebanyak 86 orang (87,8%) dan yang pernah sebanyak 12orang (12,2%). Menurut
Green didalam Notoatmodjo (2003), faktor penyebab masalah kepatuhan pasien
terhadap kesehatan adalah faktor perilaku dan non perilaku, faktor pemungkin
atau enabling faktors merupakan salah satu faktor non perilaku yang dapat
mendukung permasalahan kesehatan yang dapat terwujud dalam lingkungan fisik
yang didalamnya termasuk akses sarana pelayanan kesehatan. Akses sarana ke
Rumah Sakit Umum Daerah Rantau Prapat merupakan kemudahan bagi penderita
diabetes mellitus untuk mendapatkan informasi mengenai pengaturan pola makan
yang baik bagi penderita diabetes mellitus. Menurut Notoatmodjo (2003) didalam
tesis Umar (2006) alasan seseorang tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan adalah
sangat jauh dari tempat tinggal orang tersebut.
Menurut Notoatmodjo (2003) menyatakan pengetahuan dan sikap
mengenai kesehatan akan berpengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka
panjang dari pendidikan kesehatan. Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
100
yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.Sikap tidak langsung
dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
tertutup.Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi
terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan
reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.Secara umum sikap dapat
dirumuskan sebagai kecenderungan untuk merespon (secara positif atau negatif)
terhadap orang, objek atau situasi tertentu.Sikap mengandung suatu penelitian
emosional/afektif (senang, benci, sedih, setuju). Selain bersifat positif dan negatif,
sikap memiliki tingkat kedalaman yang berbeda-beda (sangat benci, agak benci,
tidak setuju).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar
responden sudah memiliki kepatuhan terhadap pelaksanaan diet diabetes mellitus.
hal ini sejalan dengan penelitian Mustafa (2008) bahwa tingkat kepatuhan seorang
pasien dalam melaksanakan pelaksanaan diet bagi penderita diabetes mellitus
sangat tergantung dari sikap dan perilaku pasien serta adanya sokongan atau
bantuan dari pihak pelayanan kesehatan yang memadai.
Gambaran Hubungan Antara Sikap Responden dengan Pelaksanaan Diet
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang
mempunyai tingkat sikap responden yang setuju pada ya dengan pelaksanaan diet
sebanyak 85 orang atau 90% dan untuk tidak sikap setuju sebanyak 9 orang atau
10%. Dan untuk sikap responden yang tidak setuju tetapi menjawab ya dengan
pelaksanaan diet sebanyak 3 orang atau 75% dan kebalikannya sebesar 1 orang
atau 15%. Dari hasil analisis antara sikap responden dengan pelaksanan diet
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
101
diperoleh nilai p = 0,018. Karena nilai p (0,018) < α (0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan pelaksanaan diet.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Ismoyowati (2008)
bahwa sikap seseorang sangat memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan
di RSU batang. Pada kerangka konsep diketahui bahwa sikap merupakan faktor
predisposisi yang akan memengaruhi perilaku mahasiswa dalam memanfaatkan
pelaksanaan diet dan pada hasil penelitian juga didapatkan bahwa ada
hubungan antara sikap yang berarti bahwa semakin baik sikap seseorang maka
kecenderungan dalam pelaksanaan diet demi kesehatan semakin baik.
Bertambahnya usia mengakibatkan mundurnya fungsi alat tubuh sehingga
menyebabkan gangguan fungsi pancreas dan kerja dari insulin (Noer, 1996).
Hal ini sesuai dengan Soegondo (2004) yang mengatakan bahwa dalam upaya
pengendalian kadar glukosa darah dan lipid itu harus diutamakan cara-cara non
farmakologis secara maksimal, misalnya diet dan olahraga. Bila tidak berhasil
baru menggunakan obat oral maupun insulin. Diketahui bahwa sikap responden
tentang penderita diabetes mellitus melakukan perencanaan makan untuk
menjaga agar kadar gula darah tidak meningkat sudah baik. Terlihat dari
sebagian besar responden yang setuju dan yang tidak setuju .Pada dasarnya
diabetes mellitus tidak dapat disembuhkan tapi dapat dikendalikan agar tetap
stabil.Dalam hal ini yang paling diperlukan adalah upaya pencegahan
timbulnya komplikasi. Syarat untuk mencegah komplikasi adalah kadar
glukosa darah harus selalu terkendali mendekati angka normal supaya tidak ada
resistensi insulin. Dan cara untuk menjaga agar kadar glukosa darah mendekati
normal adalah dengan melakukan pengaturan atau perencanaan makan yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
102
baik bagi penderita diabetes mellitus (PERKENI, 2002).
Hal ini menunjukan sikap responden dengan pelaksanaan diet tentang
saya selalu rutin melakukan kunjungan ulang konsultasi gizi, berolahraga
minmal satu kali, pengobatan paling utama, memeriksa gula darah dan selalu
menjaga gula darah. Maka dapat disimpulkan bahwa bila sikap dari penderitas
diabetes mellitus baik maka pelaksanaan diet juga akan berjalan dengan baik.
Gambaran Hubungan Antara Persepsi Responden dengan Pelaksanaan Diet
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang
mempunyai tingkat persepsi responden yang setuju pada ya dengan pelaksanaan
diet sebanyak 88 orang atau 91% dan untuk tidak sikap setuju sebanyak 9 orang
atau 9%. Dan untuk sikap responden yang tidak setuju tetapi menjawab ya dengan
pelaksanaan diet sebanyak 0 orang atau 0% dan kebalikannya sebesar 1 orang atau
100%. Dari hasil analisis antara persepsi responden dengan pelaksanan diet
diperoleh nilai p = 0,003. Karena nilai p (0,003) < α (0,05), maka dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara persepsi dengan pelaksanaan diet.
Persepsi masyarakat tentang sehat-sakit ini sangatlah dipengaruhi oleh
unsur pengalaman masa lalu, disamping unsur sosial budaya.Terkadang orang
tidak pergi berobat atau menggunakan sarana kesehatan yang tersedia sebab dia
tidak merasa mengidap penyakit. Atau jika si individu merasa bahwa penyakitnya
itu disebabkan oleh makhluk halus, maka ia akan memilih untuk berobat pada
‘orang pandai’ yang dianggap mampu mengusir makhluk halus tersebut dari
tubuhnya sehingga penyakitnya itu akan hilang (Sarwono, 2004). Menurut
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
103
Suchman dalam Sarwono (2004), ada lima macam reaksi dalam mencari proses
pengobatan sewaktu sakit yaitu:
1. Shoping atau proses mencari beberapa sumber yang berbeda dari medical care
untuk satu persoalan atau yang lain, meskipun tujuannya adalah untuk mencari
dokter yang akan mendiagnosis dan mengobati yang sesuai harapan.
2. Fragmentation atau proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan pada
lokasi yang sama.
3. Self Mediation atau mengobati sendiri dengan berbagai ramuan atau
membelinya di warung obat.
4. Procrastination atau penundaan pencarian pengobatan sewaktu gejala sakit
dirasakan.
5. Discontunity atau proses tidak melanjutkan (menghentikan pengobatan).
Menurut peneliti peran orang-orang terdekat sangat penting bagi
responden untuk memberikan informasi atau saran kepada responden untuk
memeriksakan diri ke dokter/petugas kesehatan ketika ada gejala diabetes
mellitus.
Gambaran Hubungan Antara Pola Makan Responden dengan Pelaksanaan
Diet
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang
mempunyai tingkat pola makan pasien DM yang setuju pada ya dengan
pelaksanaan diet sebanyak 85 orang atau 89% dan untuk tidak sikap setuju
sebanyak 8 orang atau 11%. Dan untuk sikap responden yang tidak setuju tetapi
menjawab ya dengan pelaksanaan diet sebanyak 3 orang atau 60% dan
kebalikannya sebesar 2 orang atau 40%. Dari hasil analisis antara pola makan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
104
responden dengan pelaksanan diet diperoleh nilai p = 0,024. Karena nilai p
(0,024) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pola
makan dengan pelaksanaan diet.
Pola makan adalah pola makan yang seimbang antara zat gizi karbohidrat,
protein, lemak, vitamin dan mineral.Makanan yang seimbang adalah makanan
yang tidak mementingkan salah satu zat gizi tertentu dan dikonsumsi sesuai
dengan kebutuhan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pola diartikan sebagai
suatu sistem, cara kerja atau usaha untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian
pola makan dapat diartikan sebagai suatu cara untuk melakukan kegiatan makan
secara sehat. Pola makan adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah
dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti mempertahankan kesehatan,
status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit. (Bustan, 2002).
Pengaturan makan merupakan pilar utama dalam pengelolaan diabetes
mellitus, namun penderita diabetes mellitus sering memperoleh sumber informasi
yang kurang tepat yang dapat merugikan penderita tersebut seperti penderita
diabetes mellitus sama dengan anjuran makan sehat umumnya yaitu makan menu
seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori masing-masing penderita diabetes
mellitus (Bustan, 2002). Pengaturan diet pada penderita diabetes melitus
merupakan pengobatan yang utama pada penatalaksanaan diabetes mellitus yaitu
mencakup pengaturan dalam jumlah makanan, jenis makanan dan jadwal makan.
Syarat kebutuhan kalori untuk penderita diabetes mellitus harus sesuai
untuk mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
105
Komposisi energi dari karbohidrat 60-70%, protein 10-15%, dan lemak 20-25%
yaitu :
a. Makanan sumber karbohidrat sebanyak 3-8 porsi (1 porsi nasi=100 gram)
b. 2-3 porsi sayur (1 porsi=satu gelas sayur masak yang sudah ditiriskan)
c. 3-5 porsi buah (1 porsi setara satu pisang ambon sedang/50 gram)
d. 2-3 porsi protein hewani (1 porsi setara 50 gram daging sapi)
e. 2-3 porsi protein nabati (1 porsi setara dua potong sedang tempe/50 gr)
f. Gula maksimal 12 sendok teh atau 48 gram per hari (World Health
Organization/WHO, 2009).
Dalam mengatur jumlah makanan juga dapat dilakukan dengan cara
praktis yaitu untuk mengisi separuh piring dengan sayur, seperempatnya dengan
nasi dan sisanya dengan lauk setiap kali makan.
Dari hasil penelitian sangat terlihat bahwa tindakan responden sebagian
besar masih buruk.Karena bukan dengan tidak mengkonsumsi nasi yang banyak
mengandung karbohidrat yang harus dilakukan, namun memakan makanan menu
diet diabetes mellitus. Menu diet diabetes mellitus yang bila dipatuhi aturan
konsumsinya akan tetap menjaga tubuh tetap berstamina, disebabkan terpenuhinya
semua nutrisi yang diperlukan tubuh dengan kadar yang seimbang sehingga kadar
glukosa darah penderita diabetes mellitus tetap normal.
Gambaran Hubungan Antara Pengetahuan Responden dengan Pelaksanaan
Diet
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang
mempunyai tingkat pengetahuan pasien DM yang setuju pada ya dengan
pelaksanaan diet sebanyak 73 orang atau 95% dan untuk tidak kurang setuju
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
106
sebanyak 12 orang atau 63%. Dan untuk pengetahuan responden yang tidak setuju
tetapi menjawab ya dengan pelaksanaan diet sebanyak 3 orang atau 100% dan
kebalikannya sebesar 7 orang atau 7%. Dari hasil analisis antara pengetahuan
responden dengan pelaksanan diet diperoleh nilai p = 0,000. Karena nilai p
(0,000) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
pengetahuan dengan pelaksanaan diet.
Di dalam menggunakan pelayanan kesehatan, seseorang dipengaruhi
oleh perilakunya yang terbentuk dari pengetahuannya.Seseorang cenderung
untuk bersikap tidak menggunakan jasa pelayanan kesehatan disebabkan karena
adanya kepercayaan dan keyakinan bahwa jasa pelayanan kesehatan tidak dapat
menyembuhkan penyakitnya, demikian juga sebaliknya.Wibowo juga
menyebutkan bahwa pengetahuan ibu tentang pelayanan antenatal berhubungan
dengan pemanfaatan antenatal pada bidan (Silitonga, 2001).
Pada penelitian ini juga diketahui bahwa pengetahuan sangat
memengaruhi tindakan penderita diabetes mellitus. Hal ini sesuai dengan
penelitian M Arief (2011) bahwa pengetahuan sangat memengaruhi
pemanfaatan pelayanan kesehatan.Untuk itu hal yang perlu dibenahi adalah
pemberian informasi yang benar kepada penderita diabetes mellitus sehingga
mau melakukan diet diabetes mellitus guna kesehatan yang lebih stabil dan
baik.
Gambaran Hubungan Antara Pengobatan Responden dengan
Pelaksanaan Diet
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang
mempunyai tingkat pengobatan pasien DM yang setuju pada ya dengan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
107
pelaksanaan diet sebanyak 50 orang atau 86% dan untuk tidak pengobatan setuju
sebanyak 7 orang atau 13%. Dan untuk sikap responden yang tidak setuju tetapi
menjawab ya dengan pelaksanaan diet sebanyak 38 orang atau 93% dan
kebalikannya sebesar 3 orang atau 7%. Dari hasil analisis antara pola makan
responden dengan pelaksanan diet diperoleh nilai p = 0,423. Karena nilai p
(0,423) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara
pengobatan dengan pelaksanaan diet.
Menurut Soegondo (2009) usaha pencegahan pada penyakit diabetes
mellitus terdiri dari : pencegahan primordial yaitu pencegahan kepada orang-
orang yang masih sehat agar tidak memilki faktor resiko untuk terjadinya diabetes
mellitus, pencegahan primer yaitu pencegahan kepada mereka yang belum terkena
diabetes mellitus namun memiliki faktor resiko yang tinggi dan berpotensi untuk
terjadinya diabetes mellitus agar tidak timbul penyakit diabetes mellitus,
pencegahan sekunder yaitu mencegah agar tidak terjadi komplikasi walaupun
sudah terjadi penyakit, dan pencegahan tersier yaitu usaha mencegah agar tidak
terjadi kecacatan lebih lanjut walaupun sudah terjadi komplikasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengetahuan responden mengenai
cara menanggulangi penyakit diabetes mellitus masih kurang. Dalam hal ini
seharusnya sudah dilakukan pengobatan dari dokter dan melakukan pola hidup
sehat yang dianjurkan petugas kesehatan. Namun pada kenyataannya responden
hanya mendapatkan informasi mengenai pengaturan pola makan yang baik disaat
awal responden melakukan pengobatan diabetes mellitus. Hal ini termasuk dalam
upaya pencegahan sekunder yaitu upaya pencegahan atau menghambat timbulnya
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
108
komplikasi. Pencegahan komplikasi pada dasarnya sangat diperlukan responden
dengan cara deteksi dini dan memberikan pengobatan sejak awal penyakit.
Deteksi dini dilakukan dengan tes penyaringan terutama pada populasi resiko
tinggi. Menurut WHO (2009) untuk Negara berkembang termasuk Indonesia
kegiatan tersebut memerlukan biaya yang sangat besar, untuk itu diharapkan
kepada pihak Rumah Sakit atau yang terkait untuk dapat lebih memusatkan
perhatian terhadap penanggulangan penyakit diabetes mellitus (PERKENI, 2002).
Gambaran Hubungan Antara Peran Petugas Kesehatan dengan Pelaksanaan
Diet
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang
mempunyai tingkat peran petugas kesehatan terhadap pasien DM yang setuju pada
ya dengan pelaksanaan diet sebanyak 88 orang atau 100% dan untuk tidak sikap
setuju sebanyak 10 orang atau 100%. Dari hasil analisis antara peran petugas
kesehatan responden dengan pelaksanan diet diperoleh nilai p = 0,004. Karena
nilai p (0,004) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
peran petugas kesehatan dengan pelaksanaan diet.
Petugas kesehatan berperan dalam memberikan informasi kepada orang
yang datang berobat dan keluarganya.Hal ini juga sejalan dengan pernyataan
Linton (1936) dalam Mustafa (2008) yang telah mengembangkan teori
peran.Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam terminologi aktor-aktor
yang bermain sesuai dengan apa-apa yang ditetapkan oleh budaya.Sesuai dengan
teori ini, harapan-harapan peran merupakan pemahaman bersama yang menuntun
kita untuk berperilaku dalam kehidupan sehari-hari.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
109
Menurut peneliti bahwa seseorang yang mempunyai peran tertentu
misalnya sebagai petugas kesehatan, teman, orang tua (keluarga), dan lain
sebagainya, diharapkan agar seseorang tadi berperilaku sesuai dengan peran
tersebut sehingga dapat mempermudah dalam menyampaikan informasi kepada
responden tentang pengaturan pola makan yang baik bagi penderita diabetes
mellitus sehingga dapat meningkatka pengetahuan penderita diabetes mellitus.
Menurut hasil penelitian ini sebanyak 88 orang responden mengatakan ya
untuk pernyataan bahwa petugas kesehatan pernah menjelaskan/ memberikan
penyuluhan mengenai pengaturan pola makan diabetes mellitus.Dan disaat awal
responden melakukan pengobatan, petugas kesehatan memberikan panduan
berupa buku menganai terapi diet bagi penderita diabetes mellitus. Hal ini akan
dapat menggambarkan bahwa sebahagian besar responden telah mendapatkan
informasi yang cukup dari petugas tentang pengaturan pola makan diabetes
mellitus.
Gambaran Hubungan Antara Kepatuhan Responden dengan Pelaksanaan
Diet
Berdasarkan pada tabel diatas dapat dilihat bahwa responden yang
mempunyai tingkat kepatuhan pasien DM yang setuju pada ya dengan
pelaksanaan diet sebanyak 86 orang atau 90% dan untuk tidak sikap setuju
sebanyak 10 orang atau 10%. Dan untuk sikap responden yang tidak setuju tetapi
menjawab ya dengan pelaksanaan diet sebanyak 2 orang atau 100% dan
kebalikannya sebesar 0 orang atau 0%. Dari hasil analisis antara kepatuhan
responden dengan pelaksanan diet diperoleh nilai p = 0,030. Karena nilai p
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
110
(0,030) < α (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
kepatuhan dengan pelaksanaan diet.
Menurut Green didalam Notoatmodjo (2003), faktor penyebab masalah
kesehatan adalah faktor perilaku dan non perilaku, faktor pemungkin atau
enabling faktors merupakan salah satu faktor non perilaku yang dapat mendukung
permasalahan kesehatan yang dapat terwujud dalam lingkungan fisik yang
didalamnya termasuk akses sarana pelayanan kesehatan. Akses sarana ke Rumah
Sakit Umum Daerah Rantauprapat merupakan kemudahan bagi penderita diabetes
mellitus untuk mendapatkan informasi mengenai pengaturan pola makan yang
baik bagi penderita diabetes mellitus.Menurut Notoatmodjo (2003) didalam tesis
Umar (2006) alasan seseorang tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan adalah
kepatuhan dari pasien.
Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk penyelenggaraan
upaya kesehatan, yang dapat dibedakan berdasarkan sifatnya yaitu, sarana
pemeliharaan kesehatan primer, sarana pelayanan pemeliharaan kesehatan
sekunder, sarana pemeliharaan kesehatan tersier. Peneliti memiliki pendapat
bahwa akses pelayanan kesehatan untuk mendapatkan informasi mengenai
pengaturan pola makan yang baik bagi penderita diabetes mellitus cenderung
sudah baik. Hal ini dapat dilihat dari 86 orang responden yang mengatakan bahwa
Rumah Sakit Umum Daerah Rantau prapat tidak terlalu jauh dari rumah
responden sehingga memudahkan pasien untuk patuh dan juga dikarenakan
adanya kesadaran dari pasien penderita diabetes mellitus. Sehingga seharusnya
dengan kemudahan ini membuat responden mendapatkan informasi yang lebih
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
111
banyak yang akan dapat mempengaruhi pengetahuannya tentang pengaturan pola
makan bagi penderita diabetes mellitus.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
112
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pelaksanaan diet bagi penderita diabetes mellitus di RS Umum
Rantau Prapat tahun 2018 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan tujuan umum yaitu adanya hubungan perilaku kepatuhan pasien
diabetes mellitus yang dirawat jalan dan peran petugas kesehatan terhadap
pelaksanaan diet di RSUD Rantau Prapat.
Berdasarkan tujuan khusus terbagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Kepatuhan pola makan diet pada pasien Diabetes Mellitus yang
dirawat jalan di wilayah kerja Rumah Sakit Umum Rantau Prapat
sudah cukup baik, namun begitu masih dibutuhkannya peran serta
pelayanan kesehatan dalam memberikan informasi seputar pentingnya
pelaksanaan diet bagi penderita diabetes mellitus.
2. Aktifitas fisik yang dilakukan pasien Diabetes Mellitus yang di rawat
jalan diwilayah kerja Rumah Sakit Umum Rantau Prapat berupa sikap,
persepsi, pola makan pasien, pengetahuan seputar diabetes mellitus,
pengobatan diabetes mellitus, peran petugas kesehatan serta kepatuhan
semuanya erta kaitannya dengan terjadinya pelaksanaan diet bagi
penderita diabetes mellitus di RSUD Rantau Prapat.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
113
3. Ada Hubungan Perilaku Kepatuhan dengan Peran Petugas Kesehatan
pada pasien Diabetes Mellitus dalam melaksanakan diet di wilayah
kerja Rumah Sakit Umum Rantau Prapat.
Saran
Maka dari itu diharapkan kepada pihak RS Umum Rantau Prapat maupun
Petugas Pelayanan Kesehatan untuk dapat melakukan sosialisasi mengenai
pelayanan Pelaksanaan Diet kepada pasien diabetes mellitus terutama pada saat
konsultasi dan menyebarkan informasi secara keseluruhan di lingkungan
masyarakat Rantau Prapat melalui media sosialisasi antara lain majalah dinding,
internet, spanduk, leaflet, poster, media partner, dan media lainnya.
Diharapkan kepada pasien diabetes mellitus untuk lebih aktif dan patuh
dalam memperoleh informasi mengenai Pelaksanaan Diet dan bisa
mempromosikan kepada masyarakat khususnya pasien atau penderita diabetes
mellitus lainnya yang belum tahu mengenai Pelaksanaan Diet.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
114
DAFTAR PUSTAKA
Arisman (2013) .Buku Ajar Ilmu Gizi Obesitas, Diabetes Mellitus, Dislipidemia
Konsep, Teori dan Penanganan Aplikatif. (pp. 30-45). Jakarta : EGC
Ardani, Ardi Tristiadi dkk. (2007) Psikologi Klinis. (pp.20). Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Balitbangkes (2013) Riset Kesehatan Dasar (pp. 87).
Beck, M. (2011) Ilmu Gizi dan Diet Hubungannya dengan Penyakit-penyakit
untuk perawat dan dokter. (pp. 45-55 ). Yogyakarta.
Brunner & Suddarth (2013).Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 2. (pp.60-70)
Jakarta : EGC
Bungin, Burhan (2011) Penelitian Kualitatif. (pp. 30-60). Jakarta : Kencana
Predana Media Group
Elfian D, (2002) Kepatuhan Pasien Dalam Melaksanakan Diet pada Pasien
Diabetes yang di Rawat Inap di RSUP DR.Jamil Padang (Skripsi) FKM-
USU
Fauzi,I.(2014) Buku Pintar Deteksi Dini Gejala & Pengobatan Asam Urat,
Diabetes & Hipertensi. (pp. 30-50) Yogyakarta : ARASKA
Fitria Nita,(2009) Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan (LP Dan SP). (pp. 35-
44).Jakarta: Salemba Medika
Guyton,A.C.,Hall, J.E. (2014) Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12.( PP. 40).
Jakarta: EGC
Hasdianah, H.R.(2012). Mengenal Diabetes Mellitus pada orang Dewasa dan
Anak-anak dengan solusi Herbal. (pp. 15-40 ).Yogyakarta: Nuha Medika
Ian,PA., dan Marcus,M.(2012). Psikologi Kesehatan (pp. 50) Yogyakarta
IDF (2013) IDF Diabetes Atlas Sixth Edition, International Diabetes Federation
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
115
Kemenkes RI (2013) Riset Kesehatan Dasar. Jakarta; Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Kemenkes,RI. (2014). INFODATIN. Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI. HIPERTENSI. Jakarta.
Kemenkes RI.Profil Kesehatan Indonesia tahun (2014). Jakarta
Kozier.(2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Edisi 5. (pp. 70-90 )
.Jakarta : EGC.
Krisnatuti,D., Yenrina,R.,Rasjmida,D.(2014). Diet Sehat untuk Penderita
Diabetes Mellitus.(pp. 55-67). Jakarta Timur : Penebar Swadaya
Niven, Nail. (2002). Psikologi Kesehatan Pengantar untuk perawat dan
professional Kesehatan lain.(pp. 63) Jakarta.
Niven, (1994). Psikologi Kesehatan. (pp. 50) Penerbit Buku Kedokteran
EGC.Jakarta
Maryati.(2012) Hubungan Peran Pendampingan Keluarga terhadap tingkat
Kekambuhan Pasien Hipertensi. (Skripsi)
Ndraha,S.(2014). Diabetes Mellitus Tipe 2 dan Tatalaksana terkini.
Medicians,(pp. 9-16).
Nurrahmani, Ulfah.2012.Stop Hipertensi.(pp. 45). Yogyakarta : Familia
Notoatmodjo.(2010). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan (pp 45-50) Jakarta : PT
Rineka Cipta
. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi (pp. 20) .Jakarta : PT Rineka Cipta
Osterberg,L.,& Blaschke,T.(2005). Adherence to Medication. The New England
Journal of Mediciane.
Riset Kesehatan Dasar. (2013). Laporan Nasional Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Depkes RI.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
116
Saifunurmazah D (2013). Kepatuhan Penderita Diabetes Mellitus dalam
Menjalani Terapi Olahraga dan Diet.(Skripsi) Semarang : Universitas Negri
Semarang;
Sanjes,(2015). Tingkat Kepatuhan Diet Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Rawat
Jalan Di RSUP H.Adam Malik Medan Tahun 2015,(Skripsi) Fakultas
Kedokteran USU : Medan
Soelistijani D.A, (2010), Sehat Dengan Menu Berserat, Trubus Agriwidya,
Jakarta.
Soegondo,S.,(2011).Diagnosis Dan Klasifikasi Diabetes Mellitus Terkini Dalam
Buku Penatalaksanaan Diabetes Terpadu sebagai Panduan
Penatalaksanaan Diabetes Mellitus bagi Dokter maupun Edukator Diabetes
(Skripsi) Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Susilo,Y,Wulandari,A.(2011). Diet Sehat untuk Penderita Diabetes Mellitus,
(Skripsi) Yogyakarta: Andi Yogyakarta
Syamsiyah, (2011). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Diet gagal Ginjal
Kronis (Skripsi)
Tera,B.H.A.,Noer,E.R,.(2011).Determinan Ketidakpatuhan diet Penderita DM
tipe 2.(Skripsi)
Tumenggung (2010). Hubungan Dukungan Keluarga terhadap Kepatuhan
Penderita Hipertensi untuk melakukan Pemeriksaan Kesehatan (Skripsi)
World Health Organization, (2011) Noncomunicable Disease Counrty Profiles
2011
World Health Organization; (2015) World Health Statistics
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
117
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian
HUBUNGAN PERILAKU KEPATUHAN PASIEN DIABETES MELLITUS
YANG DIRAWAT JALAN DAN PERAN PETUGAS KESEHATAN
TERHADAP PELAKSANAAN DIET DI RSUD RANTAU PRAPAT
I. Karakteristik Responden
Berikan tanda ceklist (√) pada kolom yang sudah disediakan.
1. Nama / inisial :
2. Umur : tahun
3. Jenis kelamin : ( ) Laki-laki
( ) Perempuan
4. Pendidikan : ( ) Tidak Sekolah
( ) SD
( ) SLTP
( ) SMA
5. Lama menderita DM : Bulan/tahun
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
118
II. Sikap
Petunjuk :
Isilah dengan memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia dengan
jawaban yang sesuai.
No Item Pertanyaan YA TIDAK
1 0
1. Saya selalu rutin melakukan kunjungan
ulang konsultasi gizi
2. Saya selalu berolahraga minimal satu kali
dalam seminggu
3. Pengobatan yang paling utama saya lakukan
adalah pengaturan diet (makanan)
4. Saya selalu memeriksa gula darah minimal
satu bulan sekali
5. Saya selalu menjaga gula darah agar tidak
terjadi komplikasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
119
III. Persepsi Pasien
Petunjuk :
Isilah dengan memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia dengan
jawaban yang sesuai.
No Item Pertanyaan YA TIDAK
1 0
1. Menurut saya, ketika saya mengeluh sakit,
dokter langsung menangani saya dengan
baik
2. Menurut saya, saat saya merasakan sakit,
keluarga saya peduli dengan saya
3. Menurut saya, ketika saya makan-makanan
junkfood keluarga saya langsung menegur
saya
4. Menurut saya, sakit adalah kondisi kesehatan
yang tidak terjaga dengan baik
5. Menurut saya, ketika penyakit saya kambuh,
saya hanya perlu minum obat untuk
meredakan rasa sakit
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
120
IV. Pola Makan
Petunjuk :
Isilah dengan memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia dengan jawaban yang
sesuai.
No Item Pertanyaan YA TIDAK
1 0
1. Apakah Bapak/Ibu makan 3 kali dalam sehari?
2. Apakah jadwal makan Bapak/Ibu ( pagi, siang,
malam ) sudah teratur?
3. Apakah makanan sehari-hari Bapak/Ibu sudah
memenuhi gizi yang baik?
4. Apakah Bapak/Ibu selalu menjaga pola makan
yang konsumsi setiap hari?
5. Menurut Bapak/Ibu apakah pola makan yang
dilakukan saat ini berpengaruh terhadap
kesehatan ?
6. Apakah Bapak/Ibu sering mengkonsumsi
makanan cepat saji?
7. Apakah Bapak/Ibu setiap hari mengkonsumsi
buah dan sayuran?
8. Apakah Bapak/Ibu sudah menghindari makanan
yang banyak mengandung gula?
9. Apakah Bapak/Ibu sudah membatasi menu
makan setiap hari?
10. Apakah Bapak/Ibu sudah menerapkan porsi kecil
tapi sering dengan pola menu 6 kali makan
dengan porsi 3x makan besar dan 3x makan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
121
selingan?
V. Diet
Petunjuk :
Isilah dengan memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia dengan
jawaban yang sesuai.
No Item Pertanyaan YA TIDAK
1 0
1. Menurut Bapak/Ibu perlu kah untuk
menimbang Berat Badan?
2. Menurut Bapak/Ibu apakah mengkonsumsi
air minum dapat menurunkan berat badan?
3. Menurut Bapak/Ibu apakah karbohidrat harus
dihindari jika ingin menurunkan berat badan?
4. Bagaimana dengan makanan berlemak
favorit Bapak/Ibu apakah harus
ditinggalkan?
5. Apakah Bapak/Ibu berolahraga secara
teratur?
6. Apakah Bapak/Ibu sudah menyeimbangkan
asupan makanan?
7. Apakah Bapak/Ibu sudah melakukan diet
rendah kalori?
8. Apakah Bapak/Ibu sudah melakukan diet
rendah gula?
9. Apakah Bapak/Ibu sudah melakukan diet
Hidratarang secara teratur?
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
122
10. Apakah Bapak/Ibu sudah melakukan terapi
diet?
VI. Tingkat Pengetahuan
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan berikut dengan member tanda (√) pada salah satu
kolom jawaban.
No. Pertanyaan
1. Apa nama lain dari Diabetes Mellitus?
a. Kencing manis ( 2 )
b. Darah manis ( 1 )
c. Darah Tinggi ( 0 )
2. Penyakit Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang bersifat?
a. Menular dan sangat berbahaya ( 0 )
b. Tidak menular dan bisa disebabkan karena pola hidup yang
tidak sehat ( 2 )
c. Penyakit keturunan saja ( 1 )
3. Apakah gejala umum yang terjadi akibat Diabetes Mellitus?
a. Banyak makan, banyak minum, banyak kencing ( 2 )
b. Sering buang air kecil, sering tidur ( 1 )
c. Sering kerja ( 0 )
4. Apa saja komplikasi dari Diabetes Mellitus?
a. Kaki diabetik dan katarak ( 2 )
b. Osteoporosis dan hipertensi ( 1 )
c. Kanker mulut ( 0 )
5. Apakah yang dapat menyebabkan Diabetes Mellitus?
a. Umur, jenis kelamin, jamur ( 0 )
b. Konsumsi lemak berlebihan, keturunan, umur, dan infeksi ( 1
)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
123
c. Kegemukan, pola makan yang salah, keturunan dan kurang
aktifitas fisik ( 2 )
6. Jumlah konsumsi gula yang diperbolehkan dalam pengaturan pola
makan pada penderita Diabetes Mellitus adalah?
a. Gula maksimal 12 sendok teh perhari ( 2 )
b. Tergantung kebutuhan ( 0 )
c. Gula maksimal 12 sendok makan perhari ( 1 )
7. Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Mellitus
dalam pengaturan pola makan adalah ?
a. Makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat
pembangun serta zat pengatur ( 2 )
b. Makanan sumber zat tenaga yang mengandung zat gizi
karbohidrat, lemak dan protein yang bersunber dari nasi ( 1 )
c. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi
protein ( 0 )
8. Bagaimanakah pengaturan pola makan yang baik untuk penderita
Diabetes Mellitus?
a. Dengan memperhatikan jumlah, jenis dan jadwal makan
yang baik untuk penderita Diabetes Mellitus ( 1 )
b. Dengan memakan makanan menu diet Diabetes Mellitus saat
kadar gula darah tidak normal ( 0 )
c. Dengan memperhatikan menu diet Diabetes Mellitus sesuai
dengan jumlah, jenis serta jadwal makan yang baik ( 2 )
9. Fungsi Pengaturan pola makan pada Diabetes Mellitus adalah?
a. Menurunkan / mengendalikan berat badan ( 0 )
b. Mengendalikan kadar gula darah atau kolesterol ( 1 )
c. Untuk meningkatkan kualitas hidup pasien dan mencegah
terjadinya komplikasi akut maupun kronis ( 2 )
10. 4 pilar pengelolaan penyakit Diabetes Mellitus adalah?
a. Istirahat, mengontrol berat badan, mengurangi makanan yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
124
berlemak, tidur yang cukup ( 1 )
b. Menjaga kesehatan, istirahat yang cukup, membatasi
kegiatan sehari-hari, dan minum obat ( 0 )
c. Penyuluhan, edukasi perencanaan makan, aktifitas fisik dan
intervensi farmakologis ( 2 )
11. Komplikasi yang dapat ditimbulkan penyakit Diabetes Mellitus
adalah?
a. Gangguan pendengaran ( 0 )
b. Penyakit paru-paru ( 1 )
c. Penyakit jantung, gagal ginjal, dan kerusakan sistem saraf ( 2
)
12. Apa saja gejala dan tanda seseorang menderita Diabetes Mellitus?
a. Poliura, polidipsi,poliphagi ( 2 )
b. Demam tinggi ( 1 )
c. Sariawan ( 0 )
13. Asupan garam yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Mellitus
yaitu
a. Kurang dari 1 sendok teh setiap hari ( 0 )
b. Lebih dari 1 sendok teh setiap hari ( 2 )
c. Lebih dari 1 sendok makan setiap hari ( 1 )
14. Jeda antara makan utana dan makan selingan pada penderita
Diabetes Mellitus adalah?
a. 2 jam ( 2 )
b. 3 jam ( 1 )
c. 4 jam ( 0 )
15. Cara memasak makanan yang baik untuk penderita Diabetes
Mellitus adalah?
a. Digoreng ( 1 )
b. Dikukus ( 2 )
c. Dipanggang ( 0 )
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
125
16. Zat yang paling banyak dibutuhkan oleh tubuh adalah ?
a. Karbohidrat ( 2 )
b. Protein ( 1 )
c. Lemak ( 0 )
17. Penderita Diabetes dengan BB normal sebaiknya sarapan sebanyak
a. 30% dari kebutuhan total ( 0 )
b. 20% dari kebutuhan total ( 2 )
c. 25% dari kebutuhan total ( 1 )
18. Contoh sumber karbohidrat adalah
a. Nasi ( 2 )
b. Tempe ( 1 )
c. Wortel ( 0 )
19. Urutan menu yang kandungan nutrisinya paling banyak dibutuhkan
tubuh penderita Diabetes Mellitus adalah
a. Lauk pauk, sayuran segar, nasi, buah ( 1 )
b. Sayuran segar, lauk pauk, nasi, buah ( 0 )
c. Nasi, lauk pauk, sayuran segar, buah ( 2 )
20. Jadwal makan utama penderita Diabetes Mellitus adalah
a. 4 jam ( 2 )
b. 5 jam ( 1 )
c. 6 jam ( 0 )
VII. Pengobatan
Petunjuk :
Isilah dengan memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia dengan
jawaban yang sesuai.
No Item Pertanyaan YA TIDAK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
126
1 0
1. Apakah Bapak/Ibu teratur minum obat?
2. Apakah Bapak/Ibu sering cek kadar gula
darah setiap bulan?
3. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti terapi
di Rumah Sakit?
4. Apakah Bapak/Ibu sudah menerapkan diet?
5. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti senam
diet di Rumah Sakit?
VIII. Peran Petugas Kesehatan
Petunjuk :
Isilah dengan memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia dengan
jawaban yang sesuai.
No Item Pertanyaan YA TIDAK
1 0
1. Apakah petuga kesehatan (dokter, perawat,
konsultasi gizi) memberikan informasi /
menjelaskan tentang penyakit yang anda
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
127
derita (Diabetes Mellitus) ?
2. Apakah petugas kesehatan (dokter, perawat,
konsultasi gizi) memberikan informasi
mengenai pengelolaan Diabetes Mellitus ?
3. Apakah petugas kesehatan (dokter, perawat,
konsultasi gizi) memberikan informasi
mengenai pengaturan pola makan Diabetes ?
4. Apakah petugas kesehatan (dokter, perawat,
konsultasi gizi ) memberikan informasi
mengenai makanan yang boleh dikonsumsi
dan makanan yang harus dihindari oleh
penderita Diabetes Mellitus?
5. Apakah petugas kesehatan (dokter, perawat)
sering meminta anda untuk rutin melakukan
cek kadar gula darah?
IX. Kepatuhan Pasien Diabetes Mellitus
Petunjuk :
Isilah dengan memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia dengan
jawaban yang sesuai.
No. Item Pernyataan PERNAH BELUM
PERNAH
1. Saya makan tepat waktu sesuai jadwal
yang sudah dikonsultasikan oleh dokter
atau petugas kesehatan yang lain.
2. Saya makan makanan yang sesuai
anjuran dokter atau petugas kesehatan
yang lain.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
128
3. Saya tidak mau mentaati aturan makan
penderita Diabetes Mellitus karena
menyusahkan.
4. Saya terlalu sibuk dengan urusan saya
sehingga saya makan tidak tepat waktu.
5. Saya setiap hari mengkonsumsi makanan
dan minuman yang terasa manis/banyak
mengandung gula.
6. Saya setiap hari mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung minyak /
tinggi lemak seperti makanan siap saji
(fast food), gorengan, usus, dan hati.
7. Setiap hari saya makan lebih dari tiga
kali.
8. Saya setiap hari mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung vitamin dan
mineral.
9. Saya setiap hari mengkonsumsi makanan
yang banyak mengandung protein, seperti
telur dan daging.
10. Saya setiap hari selalu makan sayur dan
buah sesuai dengan anjuran dokter.
11. Setiap bulan saya secara rutin
menimbang berat badan.
12. Saya suka makan makanan yang asin-
asin.
13. Saya rutin melakukan pemeriksaan ke
Rumah Sakit.
14. Saya rutin melakukan pengambilan obat
sesuai anjuran diapotik Rumah Sakit.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
129
15. Saya sudah melakukan jadwal makan
dengan baik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
130
Lampiran 2 Master Data dan Output SPSS
1. Master Data
a. Karakteristik responden penderita diabetes mellitus
Nama umur jk pendidikan pekerjaan Bb
Lama menderita
DM
Lediman 60 1 2 1 61 1 tahun
Rahayu 55 2 2 1 60 1 tahun
Ratnasari 49 2 2 1 50 1 tahun
Dedi 52 1 2 2 56 2 tahun
Sugiono 60 1 2 2 55 2 tahun
Ayu 55 2 4 1 45 3 tahun
Asnah 52 2 3 1 45 3 tahun
Maryam 56 2 2 1 45 2 tahun
Megawati 48 2 4 1 50 1 tahun
Ade 49 2 4 1 52 1 tahun
Butet 53 2 2 1 48 2 tahun
Anto 63 1 2 2 53 3 tahun
Hendrayanto 55 1 3 2 53 1 tahun
Imah 56 2 2 1 51 2 tahun
Yanto 56 1 2 2 51 1 tahun
Suningsih 50 2 3 1 47 1 tahun
Bahar 56 1 4 2 60 1 tahun
Happen 61 1 3 1 50 2 tahun
Harun 54 1 2 2 56 1 tahun
Evi 52 2 3 1 55 1 tahun
Rahima 55 2 2 1 50 2 tahun
Aswan 55 1 3 2 50 1 tahun
Iwan 56 1 1 2 53 3 tahun
Ratna 50 2 3 1 55 2 tahun
Tini 50 2 3 1 53 2 tahun
Riswanto 50 1 1 2 50 3 tahun
Rusli 61 1 2 2 56 2 tahun
Ridwan 56 1 3 2 53 1 tahun
Elvi 55 2 2 1 51 2 tahun
Risma 53 2 3 1 49 2 tahun
Riski 49 1 3 2 58 1 tahun
Winarsih 55 2 2 1 51 2 tahun
Sundari 53 2 2 1 51 1 tahun
Lurun 56 1 1 2 53 2 tahun
Firman 55 1 3 2 60 1 tahun
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
131
Sutrisno 57 1 2 2 61 2 tahun
Rahman 55 1 3 2 65 1 tahun
Ramin 56 1 2 2 60 1 tahun
Hari 57 1 1 2 61 2 tahun
Sarini 55 2 2 1 50 2 tahun
Tina 53 2 3 1 51 2 tahun
Biyah 50 2 4 1 51 2 tahun
Nurul 54 2 2 1 50 2 tahun
Maya 56 2 1 1 51 2 tahun
Lina 54 2 2 1 48 2 tahun
Rudi 55 1 2 2 52 2 tahun
Rizal 55 1 3 2 60 1 tahun
Wildan 56 1 2 2 61 2 tahun
Yunan 56 1 2 2 63 2 tahun
Irul 55 1 3 2 60 2 tahun
Yuni 51 2 3 1 50 1 tahun
Rini 53 2 2 1 51 1 tahun
Ainun 54 2 3 1 50 2 tahun
Ippah 56 2 2 1 57 2 tahun
Suyanto 57 1 1 2 60 2 tahun
Imran 56 1 2 2 55 2 tahun
Rusdi 60 1 2 2 53 2 tahun
Indra 56 1 3 2 58 2 tahun
Rindy 55 2 4 2 52 2 tahun
Rosmadia 53 2 4 2 50 2 tahun
Asril 57 1 3 2 54 2 tahun
Ratnaputri 56 2 4 1 52 2 tahun
Niar 53 2 4 1 50 2 tahun
Amir 60 1 2 2 57 2 tahun
Nur Aisyah 55 2 3 1 52 1 tahun
Amin 56 1 3 2 55 2 tahun
Riswin 57 1 3 2 60 2 tahun
Jannah 54 2 3 2 50 2 tahun
Isah 54 2 3 2 55 1 tahun
Inun 53 2 4 1 50 2 tahun
Rodiah 55 2 3 1 52 2 tahun
Usman 60 1 4 2 57 2 tahun
yanto 53 1 4 2 60 1 tahun
Kusnidar 57 1 4 2 55 2 tahun
Ani 55 2 4 2 52 3 tahun
Sundari 54 2 4 1 48 2 tahun
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
132
Mimi 49 2 4 1 50 1 tahun
Siti 55 2 3 1 51 2 tahun
Dinar 53 1 4 2 51 2 tahun
Dini 57 2 2 1 50 2 tahun
Solah 57 2 3 2 58 2 tahun
Aswan 55 1 4 2 58 2 tahun
Pohan 57 1 3 2 59 2 tahun
Hindrayatno 55 1 4 2 59 2 tahun
Irwan 57 1 2 2 56 2 tahun
Mira 55 2 4 2 50 2 tahun
Nining 53 2 4 1 50 2 tahun
Desy 55 2 4 1 48 2 tahun
Dwihanda 52 2 3 1 48 2 tahun
Sarni 55 2 4 1 47 2 tahun
Bahar 57 1 3 2 55 1 tahun
Sabarudin 55 1 3 2 57 2 tahun
Miswanto 56 1 2 2 55 2 tahun
Santi 53 2 4 1 48 1 tahun
Syukur 55 1 3 2 57 2 tahun
Toni 53 1 3 2 57 8 bulan
Lestari 55 2 3 1 50 1 tahun
Zulkarnaen 60 1 3 2 56 1 tahun
b. Sikap
p1 p2 p3 p4 p5 X1
0 1 1 1 1 4
0 0 1 1 1 3
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
1 1 1 1 1 5
0 1 1 1 1 4
0 0 1 0 0 1
0 0 1 1 1 3
1 0 1 1 1 4
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
133
0 0 0 0 0 0
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
1 1 1 1 1 5
0 0 1 1 1 3
0 1 1 1 1 4
0 0 1 1 1 3
1 1 1 1 1 5
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 1 1 1 1 4
0 0 1 1 1 3
0 1 1 1 1 4
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
1 1 1 1 1 5
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
0 1 1 1 1 4
1 1 1 1 1 5
0 0 0 1 1 2
1 1 1 1 1 5
1 1 0 1 1 4
0 0 1 1 1 3
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
134
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 0 1 1 1 3
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 0 1 1 1 3
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 1 1 1 1 4
0 1 1 1 1 4
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 0 1 1 1 3
0 1 1 1 1 4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
135
0 1 1 1 1 4
c. Persepsi responden
p1 p2 p3 p4 p5 X2
1 1 0 1 1 4
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 0 1 1 4
1 1 0 1 1 4
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
0 0 0 1 1 2
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 0 1 1 0 3
1 1 1 0 1 4
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 0 1 1 4
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 0 1 1 4
1 1 1 1 1 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
136
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 0 1 1 4
1 1 0 1 1 4
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 0 1 1 4
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 0 1 1 4
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
0 1 1 1 1 4
1 1 1 1 1 5
1 1 0 1 1 4
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 0 1 1 4
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 0 1 1 4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
137
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
1 1 1 1 1 5
d. Pola makan
p1 p1 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 X3
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 7
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 7
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
138
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 4
1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 5
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 3
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7
1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 6
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 6
1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6
1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 6
0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2
1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 7
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 7
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5
1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
139
1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 7
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 7
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 7
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
140
e. Diet
no nama p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 X4
1 Lediman 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
2 Rahayu 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6
3 Ratnasari 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
4 Dedi 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
5 Sugiono 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
6 Ayu 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6
7 Asnah 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
8 Maryam 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
9 Megawati 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
10 Ade 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
11 Butet 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
12 Anto 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
13 Hendrayanto 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
14 Imah 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
15 Yanto 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
16 Suningsih 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
17 Bahar 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
18 Happen 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
19 Harun 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
20 Evi 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
21 Rahima 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
22 Aswan 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 3
23 Iwan 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
24 Ratna 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 6
25 Tini 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
26 Riswanto 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
27 Rusli 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
28 Ridwan 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
29 Elvi 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
30 Risma 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
31 Riski 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
32 Winarsih 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
33 Sundari 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5
34 Lurun 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
35 Firman 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
36 Sutrisno 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
37 Rahman 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
141
38 Ramin 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
39 Hari 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
40 Sarini 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
41 Tina 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
42 Biyah 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
43 Nurul 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 6
44 Maya 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
45 Lina 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
46 Rudi 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 5
47 Rizal 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 6
48 Wildan 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 5
49 Yunan 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 6
50 Irul 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 6
51 Yuni 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
52 Rini 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
53 Ainun 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 6
54 Ippah 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 6
55 Suyanto 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
56 Imran 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
57 Rusdi 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6
58 Indra 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8
59 Rindy 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
60 Rosmadia 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 7
61 Asril 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
62 Ratnaputri 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
63 Niar 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
64 Amir 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
65 Nur Aisyah 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
66 Amin 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
67 Riswin 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
68 Jannah 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
69 Isah 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
70 Inun 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
71 Rodiah 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
72 Usman 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
73 Yatno 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6
74 Kusnidar 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
75 Ani 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
76 Sundari 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
77 Mimi 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
78 Siti 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
142
79 Dinar 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
80 Dini 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
81 Solah 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
82 Aswan 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
83 Pohan 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
84 Hindrayatno 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
85 Irwan 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
86 Mira 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
87 Nining 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
88 Desy 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
89 Dwihanda 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
90 Sarni 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
91 Bahar 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
92 Sabarudin 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
93 Miswanto 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
94 Santi 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
95 Syukur 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 5
96 Toni 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 7
97 Lestari 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7
98 Zulkarnaen 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 7
f. Tingkat pengetahuan
no nama p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 X5
1 Lediman 1 1 1 1 1 1 1 0 0 2 0 1 1 1 2 2 2 2 1 1 22
2 Rahayu 1 0 2 2 2 2 0 0 0 0 2 1 0 1 2 1 0 1 1 2 20
3 Ratnasari 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
4 Dedi 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
5 Sugiono 1 1 1 2 2 0 0 0 0 0 1 1 2 1 0 0 2 2 1 1 18
6 Ayu 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 2 1 2 1 2 2 0 2 0 1 20
7 Asnah 1 1 1 1 0 2 0 0 0 1 2 1 0 1 2 2 0 2 0 1 18
8 Maryam 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 2 1 2 2 0 2 0 1 17
9 Megawati 1 1 1 2 1 2 0 0 0 1 2 1 2 1 2 2 0 2 1 2 24
10 Ade 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
11 Butet 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
12 Anto 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
13 Hendrayanto 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
14 Imah 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
15 Yanto 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
16 Suningsih 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
17 Bahar 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
143
18 Happen 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
19 Harun 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
20 Evi 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
21 Rahima 2 2 1 2 1 1 1 2 0 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 30
22 Aswan 1 1 1 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 27
23 Iwan 2 2 1 2 1 0 1 1 2 1 0 1 2 2 2 1 2 2 1 2 28
24 Ratna 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 33
25 Tini 1 1 1 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 0 0 2 1 2 25
26 Riswanto 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
27 Rusli 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
28 Ridwan 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
29 Elvi 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
30 Risma 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
31 Riski 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
32 Winarsih 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
33 Sundari 2 1 2 2 1 2 1 1 0 1 2 1 0 2 2 2 0 2 1 2 27
34 Lurun 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
35 Firman 1 1 1 1 2 0 2 1 0 1 0 2 0 1 2 2 0 2 1 1 21
36 Sutrisno 1 1 1 2 2 0 2 1 0 0 2 1 0 1 2 2 0 2 1 1 22
37 Rahman 1 1 1 2 2 2 0 0 0 0 2 2 0 1 2 2 0 2 1 1 22
38 Ramin 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
39 Hari 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
40 Sarini 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
41 Tina 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
42 Biyah 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
43 Nurul 1 1 1 2 1 2 2 0 0 1 1 1 0 2 2 2 0 2 1 2 24
44 Maya 2 1 1 2 1 2 2 1 0 1 2 1 0 2 2 2 0 2 1 2 27
45 Lina 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 0 2 2 2 0 2 1 2 28
46 Rudi 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 1 0 1 2 2 0 1 1 2 28
47 Rizal 2 1 1 1 1 2 2 2 1 0 2 1 0 2 2 2 0 2 1 2 27
48 Wildan 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 29
49 Yunan 2 2 1 2 2 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 2 0 2 1 2 31
50 Irul 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 2 0 2 1 2 31
51 Yuni 2 2 2 2 1 1 2 1 0 1 2 1 0 2 2 2 0 2 1 2 28
52 Rini 2 2 2 2 1 2 2 0 0 1 2 1 0 2 2 2 0 2 1 2 28
53 Ainun 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 0 2 2 2 0 2 1 2 30
54 Ippah 2 2 1 2 1 2 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 0 2 1 2 31
55 Suyanto 2 2 2 2 1 2 1 0 1 1 2 1 0 2 2 2 2 0 2 2 29
56 Imran 1 1 1 2 1 2 2 1 0 1 2 1 0 2 2 2 0 2 1 1 25
57 Rusdi 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
58 Indra 1 1 0 2 0 0 0 0 1 1 0 1 2 1 2 2 0 2 1 1 18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
144
59 Rindy 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
60 Rosmadia 1 1 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 1 0 1 2 0 2 1 2 24
61 Asril 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
62 Ratnaputri 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
63 Niar 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
64 Amir 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
65 Nur Aisyah 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
66 Amin 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
67 Riswin 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
68 Jannah 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
69 Isah 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
70 Inun 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
71 Rodiah 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
72 Usman 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
73 Yatno 1 1 1 2 2 0 0 2 0 1 2 1 0 0 2 2 0 2 1 1 21
74 Kusnidar 1 1 0 2 2 0 1 0 0 0 1 1 2 2 2 2 2 2 0 1 22
75 Ani 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
76 Sundari 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
77 Mimi 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
78 Siti 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
79 Dinar 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
80 Dini 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
81 Solah 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
82 Aswan 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 2 1 0 1 2 2 0 2 1 1 16
83 Pohan 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
84 Hindrayatno 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
85 Irwan 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
86 Mira 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
87 Nining 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
88 Desy 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
89 Dwihanda 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
90 Sarni 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
91 Bahar 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
92 Sabarudin 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
93 Miswanto 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
94 Santi 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
95 Syukur 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
96 Toni 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
97 Lestari 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 2 0 2 1 2 28
98 Zulkarnaen 1 1 2 2 2 2 2 1 0 2 2 1 0 1 2 0 0 2 1 2 26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
145
g. Pengobatan
no nama p1 p2 p3 p4 p5 X6
1 Lediman 1 1 0 1 0 3
2 Rahayu 1 1 1 1 0 4
3 Ratnasari 1 1 0 1 0 3
4 Dedi 1 1 0 1 0 3
5 Sugiono 1 1 1 1 0 4
6 Ayu 1 1 0 1 0 3
7 Asnah 1 0 0 1 0 2
8 Maryam 1 0 0 1 0 2
9 Megawati 1 0 0 1 0 2
10 Ade 1 1 0 1 0 3
11 Butet 0 1 0 0 0 1
12 Anto 0 1 0 0 0 1
13 Hendrayant
o 0 1 0 0 0 1
14 Imah 0 1 0 0 0 1
15 Yanto 0 1 0 0 0 1
16 Suningsih 0 1 0 0 0 1
17 Bahar 0 1 0 0 0 1
18 Happen 0 1 0 0 0 1
19 Harun 0 1 0 0 0 1
20 Evi 0 1 0 0 0 1
21 Rahima 1 1 0 1 0 3
22 Aswan 0 0 0 0 0 0
23 Iwan 0 0 0 0 0 0
24 Ratna 0 0 0 0 0 0
25 Tini 0 1 0 0 0 1
26 Riswanto 0 1 0 0 0 1
27 Rusli 0 1 0 0 0 1
28 Ridwan 0 1 0 0 0 1
29 Elvi 1 1 0 1 0 3
30 Risma 1 1 0 1 0 3
31 Riski 1 1 0 1 0 3
32 Winarsih 1 1 0 1 0 3
33 Sundari 1 1 0 1 0 3
34 Lurun 0 1 0 1 0 2
35 Firman 1 1 0 1 0 3
36 Sutrisno 1 0 0 1 0 2
37 Rahman 1 1 0 1 0 3
38 Ramin 1 1 0 1 0 3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
146
39 Hari 1 1 0 1 0 3
40 Sarini 1 1 0 1 0 3
41 Tina 1 1 0 1 0 3
42 Biyah 1 1 0 1 0 3
43 Nurul 1 1 0 1 0 3
44 Maya 1 1 0 1 0 3
45 Lina 1 1 0 1 0 3
46 Rudi 1 1 1 1 1 5
47 Rizal 0 0 0 1 0 1
48 Wildan 0 1 0 1 0 2
49 Yunan 1 1 1 1 1 5
50 Irul 1 1 1 1 0 4
51 Yuni 1 1 0 1 0 3
52 Rini 1 1 0 1 0 3
53 Ainun 1 1 0 1 1 4
54 Ippah 1 1 0 1 0 3
55 Suyanto 1 1 0 1 0 3
56 Imran 1 1 0 1 0 3
57 Rusdi 1 1 0 1 0 3
58 Indra 0 1 0 1 0 2
59 Rindy 1 1 0 1 0 3
60 Rosmadia 1 1 0 1 0 3
61 Asril 1 1 0 1 0 3
62 Ratnaputri 1 1 0 1 0 3
63 Niar 1 1 1 1 1 5
64 Amir 0 1 0 0 0 1
65 Nur Aisyah 0 1 0 0 0 1
66 Amin 0 1 0 0 0 1
67 Riswin 1 1 0 0 0 2
68 Jannah 0 1 0 0 0 1
69 Isah 1 1 0 1 0 3
70 Inun 0 1 0 0 0 1
71 Rodiah 0 1 0 0 0 1
72 Usman 1 1 0 1 0 3
73 Yatno 1 1 0 1 0 3
74 Kusnidar 0 1 0 1 0 2
75 Ani 1 1 0 1 0 3
76 Sundari 1 0 1 0 0 2
77 Mimi 0 1 0 1 0 2
78 Siti 0 1 0 0 0 1
79 Dinar 0 1 0 1 0 2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
147
80 Dini 0 1 0 1 0 2
81 Solah 0 1 0 0 0 1
82 Aswan 0 1 0 0 0 1
83 Pohan 0 1 0 0 0 1
84 Hindrayatno 0 1 0 0 0 1
85 Irwan 0 1 0 0 0 1
86 Mira 0 1 0 0 0 1
87 Nining 0 1 0 0 0 1
88 Desy 0 1 0 0 0 1
89 Dwihanda 0 1 0 0 0 1
90 Sarni 0 1 0 0 0 1
91 Bahar 0 1 0 0 0 1
92 Sabarudin 0 1 0 0 0 1
93 Miswanto 0 1 0 0 0 1
94 Santi 0 1 0 0 0 1
95 Syukur 0 1 0 0 0 1
96 Toni 1 0 1 1 1 4
97 Lestari 1 1 0 1 0 3
98 Zulkarnaen 1 1 0 1 0 3
h. Peran petugas kesehatan
no nama p1 p2 p3 p4 p5 X7
1 Lediman 1 1 1 1 1 5
2 Rahayu 1 1 1 1 1 5
3 Ratnasari 1 0 1 1 1 4
4 Dedi 1 1 1 1 1 5
5 Sugiono 1 1 1 1 1 5
6 Ayu 1 1 1 1 1 5
7 Asnah 1 1 1 1 1 5
8 Maryam 1 1 1 1 1 5
9 Megawati 1 1 1 1 1 5
10 Ade 1 1 1 1 1 5
11 Butet 1 1 1 1 1 5
12 Anto 1 1 1 1 1 5
13 Hendrayanto 1 1 1 1 1 5
14 Imah 1 1 1 1 1 5
15 Yanto 1 1 1 1 1 5
16 Suningsih 1 1 1 1 1 5
17 Bahar 1 1 1 1 1 5
18 Happen 1 1 1 1 1 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
148
19 Harun 1 1 1 1 1 5
20 Evi 1 1 1 1 1 5
21 Rahima 1 1 1 1 1 5
22 Aswan 1 0 1 1 1 4
23 Iwan 1 1 1 1 1 5
24 Ratna 1 1 1 1 1 5
25 Tini 1 1 1 1 1 5
26 Riswanto 1 1 1 1 1 5
27 Rusli 1 1 1 1 1 5
28 Ridwan 1 1 1 1 1 5
29 Elvi 1 0 1 1 1 4
30 Risma 1 1 1 1 1 5
31 Riski 1 0 1 1 1 4
32 Winarsih 1 0 1 1 1 4
33 Sundari 1 1 1 1 1 5
34 Lurun 1 1 1 1 1 5
35 Firman 1 0 1 1 1 4
36 Sutrisno 1 1 1 1 1 5
37 Rahman 1 0 1 1 1 4
38 Ramin 1 0 1 1 1 4
39 Hari 1 0 1 1 1 4
40 Sarini 1 1 1 1 1 5
41 Tina 1 0 1 1 1 4
42 Biyah 1 0 1 1 1 4
43 Nurul 1 1 1 1 1 5
44 Maya 1 1 1 1 1 5
45 Lina 1 1 1 1 1 5
46 Rudi 1 1 1 1 1 5
47 Rizal 1 1 1 1 1 5
48 Wildan 1 1 1 1 1 5
49 Yunan 1 1 1 1 1 5
50 Irul 1 1 1 1 1 5
51 Yuni 1 1 1 1 1 5
52 Rini 1 1 1 1 1 5
53 Ainun 1 1 1 1 1 5
54 Ippah 1 1 1 1 1 5
55 Suyanto 1 1 1 1 1 5
56 Imran 1 1 1 1 1 5
57 Rusdi 1 0 1 1 1 4
58 Indra 1 1 1 1 1 5
59 Rindy 1 1 1 1 1 5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
149
60 Rosmadia 1 1 1 1 1 5
61 Asril 1 1 1 1 1 5
62 Ratnaputri 1 1 1 1 1 5
63 Niar 1 1 1 1 1 5
64 Amir 1 1 1 1 1 5
65 Nur Aisyah 1 1 1 1 1 5
66 Amin 1 1 1 1 1 5
67 Riswin 1 1 1 1 1 5
68 Jannah 1 0 1 1 1 4
69 Isah 1 1 1 1 1 5
70 Inun 1 1 1 1 1 5
71 Rodiah 1 1 1 1 1 5
72 Usman 1 0 1 1 1 4
73 Yatno 1 0 1 1 1 4
74 Kusnidar 1 1 1 1 1 5
75 Ani 1 0 1 1 1 4
76 Sundari 1 0 1 1 1 4
77 Mimi 1 0 1 1 1 4
78 Siti 1 1 1 1 1 5
79 Dinar 1 0 1 1 1 4
80 Dini 1 0 1 1 1 4
81 Solah 1 1 1 1 1 5
82 Aswan 1 0 1 1 1 4
83 Pohan 1 1 1 1 1 5
84 Hindrayatno 1 1 1 1 1 5
85 Irwan 1 1 1 1 1 5
86 Mira 1 1 1 1 1 5
87 Nining 1 1 1 1 1 5
88 Desy 1 0 1 1 1 4
89 Dwihanda 1 0 1 1 1 4
90 Sarni 1 1 1 1 1 5
91 Bahar 1 0 1 1 1 4
92 Sabarudin 1 1 1 1 1 5
93 Miswanto 1 1 1 1 1 5
94 Santi 1 0 1 1 1 4
95 Syukur 1 1 1 1 1 5
96 Toni 1 0 1 1 1 4
97 Lestari 1 0 1 1 1 4
98 Zulkarnaen 1 0 1 1 1 4
i. Kepatuhan pasien diabetes mellitus
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
150
no
nama p1
p2
p3
p4
p5
p6
p7
p8
p9
p10
p11
p12
p13
p14
p15
Y
1 Lediman 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
2 Rahayu 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
3 Ratnasari 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
4 Dedi 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 5
5 Sugiono 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
6 Ayu 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 9
7 Asnah 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
8 Maryam 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 6
9 Megawat
i 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1
10
10
Ade 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
11
Butet 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
12
Anto 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
13
Hendrayanto
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
14
Imah 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
15
Yanto 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
16
Suningsih
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
17
Bahar 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
18
Happen 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
19
Harun 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
20
Evi 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
21
Rahima 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 8
22
Aswan 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
23
Iwan 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 6
24
Ratna 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 8
25
Tini 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
2 Riswanto 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
151
6
27
Rusli 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
28
Ridwan 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
29
Elvi 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
30
Risma 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
31
Riski 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
32
Winarsih 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 10
33
Sundari 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 7
34
Lurun 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5
35
Firman 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
36
Sutrisno 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
37
Rahman 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
38
Ramin 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 8
39
Hari 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
40
Sarini 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
41
Tina 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
42
Biyah 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
43
Nurul 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 8
44
Maya 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 7
45
Lina 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 8
46
Rudi 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 10
47
Rizal 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 8
48
Wildan 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 7
4 Yunan 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
152
9
50
Irul 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
51
Yuni 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 7
52
Rini 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 9
53
Ainun 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 10
54
Ippah 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 12
55
Suyanto 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 12
56
Imran 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 9
57
Rusdi 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
58
Indra 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
59
Rindy 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
60
Rosmadia
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
61
Asril 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 8
62
Ratnaputri
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
63
Niar 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
64
Amir 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
65
Nur Aisyah
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
66
Amin 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
67
Riswin 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
68
Jannah 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 7
69
Isah 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
70
Inun 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 7
71
Rodiah 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
7 Usman 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
153
2
73
Yatno 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
74
Kusnidar 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
75
Ani 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
76
Sundari 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
77
Mimi 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
78
Siti 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
79
Dinar 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
80
Dini 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
81
Solah 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 8
82
Aswan 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 8
83
Pohan 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
84
Hindrayatno
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
85
Irwan 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
86
Mira 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
87
Nining 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
88
Desy 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
89
Dwihanda
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
90
Sarni 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
91
Bahar 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
92
Sabarudin
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
93
Miswanto
1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
94
Santi 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
9 Syukur 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
154
5
96
Toni 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 8
97
Lestari 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 6
98
Zulkarnaen
1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
155
2. Output SPSS Univariate
Statistics
UMUR JENISKELAMIN PENDIDIKAN PEKERJAAN BB
LAMAMENDERI
TADM
N Valid 98 98 98 98 98 98
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 1.60 1.52 2.81 1.53 2.03 2.62
Median 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00 3.00
Std. Deviation .492 .502 .893 .502 .527 .728
Minimum 1 1 1 1 1 1
Maximum 2 2 4 2 3 4
Sum 157 149 275 150 199 254
UMUR
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 45 - 54 THN 39 39.8 39.8 39.8
55 - 64 THN 59 60.2 60.2 100.0
Total 98 100.0 100.0
JENISKELAMIN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid LAKI-LAKI 47 48.0 48.0 48.0
PEREMPUAN 51 52.0 52.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid TIDAK SEKOLAH 6 6.1 6.1 6.1
SD 32 32.7 32.7 38.8
SLTP 35 35.7 35.7 74.5
SMA 25 25.5 25.5 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
156
Total 98 100.0 100.0
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid IRT 46 46.9 46.9 46.9
WIRASWASTA 52 53.1 53.1 100.0
Total 98 100.0 100.0
BB
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 40-49 KG 12 12.2 12.2 12.2
50-59 KG 71 72.4 72.4 84.7
60-69 KG 15 15.3 15.3 100.0
Total 98 100.0 100.0
LAMAMENDERITADM
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 8 BULAN 5 5.1 5.2 5.2
1 TAHUN 36 36.7 37.1 42.3
2 TAHUN 47 48.0 48.5 90.7
3 TAHUN 9 9.2 9.3 100.0
Total 97 99.0 100.0
Missing System 1 1.0
Total 98 100.0
Statistics P1 P2 P3 P4 P5 X1
N Valid 98 98 98 98 98 98
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean .16 .53 .96 .97 .97 3.59
Median .00 1.00 1.00 1.00 1.00 4.00
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
157
Variance .138 .252 .040 .030 .030 .863
Minimum 0 0 0 0 0 0
Maximum 1 1 1 1 1 5
Sum 16 52 94 95 95 352
sikap1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 82 83.7 83.7 83.7
1 16 16.3 16.3 100.0
Total 98 100.0 100.0
sikap2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 46 46.9 46.9 46.9
1 52 53.1 53.1 100.0
Total 98 100.0 100.0
sikap3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 4 4.1 4.1 4.1
1 94 95.9 95.9 100.0
Total 98 100.0 100.0
sikap4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 3 3.1 3.1 3.1
1 95 96.9 96.9 100.0
Total 98 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
158
sikap5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 3 3.1 3.1 3.1
1 95 96.9 96.9 100.0
Total 98 100.0 100.0
Correlations P1 P2 P3 P4 P5 X1
P1 Pearson Correlation 1 .360** -.048 .078 .078 .613**
Sig. (2-tailed) .000 .636 .442 .442 .000
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
159
N 98 98 98 98 98 98
P2 Pearson Correlation .360** 1 .116 .189 .189 .779**
Sig. (2-tailed) .000 .255 .062 .062 .000
N 98 98 98 98 98 98
P3 Pearson Correlation -.048 .116 1 .562** .562** .467**
Sig. (2-tailed) .636 .255 .000 .000 .000
N 98 98 98 98 98 98
P4 Pearson Correlation .078 .189 .562** 1 1.000** .627**
Sig. (2-tailed) .442 .062 .000 .000 .000
N 98 98 98 98 98 98
P5 Pearson Correlation .078 .189 .562** 1.000** 1 .627**
Sig. (2-tailed) .442 .062 .000 .000 .000
N 98 98 98 98 98 98
X1 Pearson Correlation .613** .779** .467** .627** .627** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000
N 98 98 98 98 98 98
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Statistics P1 P2 P3 P4 P5 X2
N Valid 98 98 98 98 98 98
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean .98 .98 .86 .99 .99 4.80
Median 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 5.00
Minimum 0 0 0 0 0 2
Maximum 1 1 1 1 1 5
Sum 96 96 84 97 97 470
Persepsi1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 2 2.0 2.0 2.0
1 96 98.0 98.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
160
Persepsi2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 2 2.0 2.0 2.0
1 96 98.0 98.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
Persepsi3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 14 14.3 14.3 14.3
1 84 85.7 85.7 100.0
Total 98 100.0 100.0
Persepsi4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 1 1.0 1.0 1.0
1 97 99.0 99.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
Persepsi5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 1 1.0 1.0 1.0
1 97 99.0 99.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
161
Correlations P1 P2 P3 P4 P5 X2
P1 Pearson Correlation 1 .490** .147 -.015 -.015 .525**
Sig. (2-tailed) .000 .148 .886 .886 .000
N 98 98 98 98 98 98
P2 Pearson Correlation .490** 1 .147 -.015 .703** .671**
Sig. (2-tailed) .000 .148 .886 .000 .000
N 98 98 98 98 98 98
P3 Pearson Correlation .147 .147 1 -.041 -.041 .776**
Sig. (2-tailed) .148 .148 .685 .685 .000
N 98 98 98 98 98 98
P4 Pearson Correlation -.015 -.015 -.041 1 -.010 .164
Sig. (2-tailed) .886 .886 .685 .920 .108
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
162
N 98 98 98 98 98 98
P5 Pearson Correlation -.015 .703** -.041 -.010 1 .369**
Sig. (2-tailed) .886 .000 .685 .920 .000
N 98 98 98 98 98 98
X2 Pearson Correlation .525** .671** .776** .164 .369** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .108 .000
N 98 98 98 98 98 98
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Statistics P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 X3
N Valid 98 98 98 98 98 98 98 98 97 97 97
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean .97 .92 .97 .98 .95 .07 .40 .48 .81 .00 6.56
Median 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 .00 .00 .00 1.00 .00 6.00
Std. Deviation .174 .277 .174 .143 .222 .260 .493 .502 .391 .000 1.338
Minimum 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1
Maximum 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
Sum 94 89 94 95 92 7 39 47 79 0 636
Polamakan1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 3 3.1 3.1 3.1
1 94 96.9 96.9 100.0
Total 98 100.0 100.0
Polamakan2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 8 8.2 8.2 8.2
1 89 91.8 91.8 100.0
Total 98 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
163
Polamakan3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 3 3.1 3.1 3.1
1 94 96.9 96.9 100.0
Total 98 100.0 100.0
Polamakan4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 2 2.1 2.1 2.1
1 95 97.9 97.9 100.0
Total 98 100.0 100.0
Polamakan5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 5 5.2 5.2 5.2
1 92 94.8 94.8 100.0
Total 98 100.0 100.0
Polamakan6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 90 92.8 92.8 92.8
1 7 7.2 7.2 100.0
Total 97 100.0 100.0
Polamakan7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 58 59.8 59.8 59.8
1 39 40.2 40.2 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
164
Total 98 100.0 100.0
Polamakan7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 58 59.8 59.8 59.8
1 39 40.2 40.2 100.0
Total 98 100.0 100.0
Polamakan9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 18 18.6 18.6 18.6
1 79 81.4 81.4 100.0
Total 98 100.0 100.0
Polamakan10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 98 100.0 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
165
diet1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 1 1.0 1.0 1.0
1 97 99.0 99.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
diet2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 2 2.0 2.0 2.0
1 96 98.0 98.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
166
Total 98 100.0 100.0
diet3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 1 1.0 1.0 1.0
1 97 99.0 99.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
diet4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 1 1.0 1.0 1.0
1 97 99.0 99.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
diet5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 85 86.7 86.7 86.7
1 13 13.3 13.3 100.0
Total 98 100.0 100.0
diet6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 10 10.2 10.2 10.2
1 88 89.8 89.8 100.0
Total 98 100.0 100.0
diet7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
167
Valid 0 58 59.2 59.2 59.2
1 40 40.8 40.8 100.0
Total 98 100.0 100.0
diet8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 50 51.0 51.0 51.0
1 48 49.0 49.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
diet9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 94 95.9 95.9 95.9
1 4 4.1 4.1 100.0
Total 98 100.0 100.0
diet10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 98 100.0 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
168
P1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 82 83.7 83.7 83.7
2 16 16.3 16.3 100.0
Total 98 100.0 100.0
P2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 1 1.0 1.0 1.0
1 86 87.8 87.8 88.8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
169
2 11 11.2 11.2 100.0
Total 98 100.0 100.0
P3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 2 2.0 2.0 2.0
1 26 26.5 26.5 28.6
2 70 71.4 71.4 100.0
Total 98 100.0 100.0
P4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 7 7.1 7.1 7.1
2 91 92.9 92.9 100.0
Total 98 100.0 100.0
P5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 3 3.1 3.1 3.1
1 19 19.4 19.4 22.4
2 76 77.6 77.6 100.0
Total 98 100.0 100.0
P6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 11 11.2 11.2 11.2
1 3 3.1 3.1 14.3
2 84 85.7 85.7 100.0
Total 98 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
170
P7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 9 9.2 9.2 9.2
1 10 10.2 10.2 19.4
2 79 80.6 80.6 100.0
Total 98 100.0 100.0
P8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 14 14.3 14.3 14.3
1 76 77.6 77.6 91.8
2 8 8.2 8.2 100.0
Total 98 100.0 100.0
P9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 86 87.8 87.8 87.8
1 11 11.2 11.2 99.0
2 1 1.0 1.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
P10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 10 10.2 10.2 10.2
1 22 22.4 22.4 32.7
2 66 67.3 67.3 100.0
Total 98 100.0 100.0
P11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
171
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 4 4.1 4.1 4.1
1 5 5.1 5.1 9.2
2 89 90.8 90.8 100.0
Total 98 100.0 100.0
P12
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 95 96.9 96.9 96.9
2 3 3.1 3.1 100.0
Total 98 100.0 100.0
P13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 83 84.7 84.7 84.7
1 2 2.0 2.0 86.7
2 13 13.3 13.3 100.0
Total 98 100.0 100.0
P14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 2 2.0 2.0 2.0
1 81 82.7 82.7 84.7
2 15 15.3 15.3 100.0
Total 98 100.0 100.0
P15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 1 1.0 1.0 1.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
172
1 2 2.0 2.0 3.1
2 95 96.9 96.9 100.0
Total 98 100.0 100.0
P16
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 3 3.1 3.1 3.1
1 3 3.1 3.1 6.1
2 92 93.9 93.9 100.0
Total 98 100.0 100.0
P17
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 90 91.8 91.8 91.8
1 1 1.0 1.0 92.9
2 7 7.1 7.1 100.0
Total 98 100.0 100.0
P18
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 1 1.0 1.0 1.0
1 2 2.0 2.0 3.1
2 95 96.9 96.9 100.0
Total 98 100.0 100.0
P19
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 4 4.1 4.1 4.1
1 93 94.9 94.9 99.0
2 1 1.0 1.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
173
Total 98 100.0 100.0
P20
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 13 13.3 13.3 13.3
2 85 86.7 86.7 100.0
Total 98 100.0 100.0
P1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
174
Valid 0 47 48.0 48.0 48.0
1 51 52.0 52.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
P2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 10 10.2 10.2 10.2
1 88 89.8 89.8 100.0
Total 98 100.0 100.0
P3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 90 91.8 91.8 91.8
1 8 8.2 8.2 100.0
Total 98 100.0 100.0
P4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 41 41.8 41.8 41.8
1 57 58.2 58.2 100.0
Total 98 100.0 100.0
P5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 93 94.9 94.9 94.9
1 5 5.1 5.1 100.0
Total 98 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
175
P1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 98 100.0 100.0 100.0
P2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 28 28.6 28.6 28.6
1 70 71.4 71.4 100.0
Total 98 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
176
P3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 98 100.0 100.0 100.0
P4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 98 100.0 100.0 100.0
P5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1 98 100.0 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
177
P1
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 2 2.0 2.0 2.0
1 96 98.0 98.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
P2
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 3 3.1 3.1 3.1
1 95 96.9 96.9 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
178
Total 98 100.0 100.0
P3
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 82 83.7 83.7 83.7
1 16 16.3 16.3 100.0
Total 98 100.0 100.0
P4
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 86 87.8 87.8 87.8
1 12 12.2 12.2 100.0
Total 98 100.0 100.0
P5
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 84 85.7 85.7 85.7
1 14 14.3 14.3 100.0
Total 98 100.0 100.0
P6
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 85 86.7 86.7 86.7
1 13 13.3 13.3 100.0
Total 98 100.0 100.0
P7
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
179
Valid 0 6 6.1 6.1 6.1
1 92 93.9 93.9 100.0
Total 98 100.0 100.0
P8
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 95 96.9 96.9 96.9
1 3 3.1 3.1 100.0
Total 98 100.0 100.0
P9
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 96 98.0 98.0 98.0
1 2 2.0 2.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
P10
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 94 95.9 95.9 95.9
1 4 4.1 4.1 100.0
Total 98 100.0 100.0
P11
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 9 9.2 9.2 9.2
1 89 90.8 90.8 100.0
Total 98 100.0 100.0
P12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
180
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 89 90.8 90.8 90.8
1 9 9.2 9.2 100.0
Total 98 100.0 100.0
P13
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 86 87.8 87.8 87.8
1 12 12.2 12.2 100.0
Total 98 100.0 100.0
P14
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 5 5.1 5.1 5.1
1 93 94.9 94.9 100.0
Total 98 100.0 100.0
P15
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 0 1 1.0 1.0 1.0
1 97 99.0 99.0 100.0
Total 98 100.0 100.0
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
181
Hasil Output Bivariate Jenis kelamin
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 72.990a 7 .015
Likelihood Ratio 16.754 7 .019
Linear-by-Linear Association 4.876 1 .027
N of Valid Cases 98
a. 13 cells (81.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .02.
umur
Chi-Square Tests
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
182
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 64.432a 7 .504
Likelihood Ratio 56.211 7 .000
Linear-by-Linear Association 53.392 1 .000
N of Valid Cases 98
a. 12 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .16.
Pendidikan
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 63.722a 7 .241
Likelihood Ratio 50.182 7 .000
Linear-by-Linear Association 45.501 1 .000
N of Valid Cases 98
a. 12 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .12.
Pekerjaan
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 60.433a 7 .838
Likelihood Ratio 53.395 7 .000
Linear-by-Linear Association 47.780 1 .000
N of Valid Cases 98
a. 12 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .14.
Berat badan
Chi-Square Tests
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
183
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 62.489a 7 .447
Likelihood Ratio 48.469 7 .000
Linear-by-Linear Association 28.009 1 .000
N of Valid Cases 98
a. 12 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .13.
Lama Menderitas
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 48.538a 7 .792
Likelihood Ratio 20.478 7 .005
Linear-by-Linear Association 3.022 1 .082
N of Valid Cases 98
a. 13 cells (81.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .06.
Sikap responden
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 39.509a 7 .018
Likelihood Ratio 11.844 7 .106
Linear-by-Linear Association .007 1 .933
N of Valid Cases 98
a. 13 cells (81.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .03.
Persepsi responden
Chi-Square Tests
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
184
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 11.297a 7 .003
Likelihood Ratio 7.618 7 .367
Linear-by-Linear Association .890 1 .346
N of Valid Cases 98
a. 13 cells (81.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .02.
Pola makan
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 57.558a 7 .024
Likelihood Ratio 23.518 7 .001
Linear-by-Linear Association .049 1 .824
N of Valid Cases 98
a. 13 cells (81.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .04.
Pengetahuan
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 42.018a 7 .000
Likelihood Ratio 27.521 7 .000
Linear-by-Linear Association .165 1 .684
N of Valid Cases 98
a. 12 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .09.
Pengobatan
Chi-Square Tests
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
185
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 42.018a 7 .423
Likelihood Ratio 27.521 7 .000
Linear-by-Linear Association .165 1 .684
N of Valid Cases 98
a. 12 cells (75.0%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .09.
Peran petugas kesehatan
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 11.297a 7 .004
Likelihood Ratio 7.618 7 .067
Linear-by-Linear Association .890 1 .046
N of Valid Cases 98
a. 13 cells (81.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .02.
Kepatuhan responden
Chi-Square Tests
Value df
Asymptotic
Significance (2-
sided)
Pearson Chi-Square 57.558a 7 .030
Likelihood Ratio 23.518 7 .001
Linear-by-Linear Association .049 1 .824
N of Valid Cases 98
a. 13 cells (81.3%) have expected count less than 5. The minimum
expected count is .04.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
top related