hubungan dukungan suami terhadap · pdf fileseluruh staf dan karyawan akademik yang telah...
Post on 05-Mar-2018
221 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP KEBERHASILAN
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PRIMIPARA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PISANGAN
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)
OLEH :
RATU UMMU HANI
NIM: 1110104000015
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/ 2014 M
ii
iii
FACULTY OF MEDICINE AND HEALTH SCIENCES
SCHOOL OF NURSING
SYARIF HIDAYATULLAH STATE ISLAMIC UNIVERSITY JAKARTA
Undergraduate Thesis, July 2014
Ratu Ummu Hani, NIM: 1110104000015
The Relationship of Husband’s Support towards The Success of Exclusive
Breastfeeding of Primiparous Mothers in the Work Area of Pisangan Health
Center
xviii + 70 pages + 15 tables + 3 charts + 8 appendixes
ABSTRACT
Exclusive breastfeeding is the best nutrition for infants during the first six months
of life for healthy growth and development. Many factors believed can affect the
success of exclusive breastfeeding. This study aims to find the relationship of
husband’s support towards the success of exclusive breastfeeding of primiparous
mothers.
This study is conducted in the work area of Pisangan health center. The sample
used are 34 primiparous mothers who has been through a period of exclusive
breastfeedings. The sampling method used in this study is accidental sampling
method. This study is a quantitative research with cross sectional approach. In this
study, questionnaire research instruments are used as collecting data method. This
study uses chi square with statistical application program in its processing as data
analysis technique.
The results of this study showed that mothers got good support were 91,2%, quite
good support were 8,8%, and no mother got less support from her husband, and
also mothers succeeded to provide exclusive breastfeeding were 23,5% and did
not succeed to do so were 76,5%. Statistical test results showed that there was no
relationship between the husband's support towards the success of exclusive
breastfeeding in primiparous mothers with a p value of 1.00 or Sig> 0.05.
The researcher suggests health workers to improve health promotion to mothers
and their husband on exclusive breastfeeding by involving volunteer and society.
Keyword: Husband’s Support, Exclusive Breastfeeding, Primiparous
References: 38 (years 1996-2014)
iv
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Skripsi, Juli 2014
Ratu Ummu Hani, NIM: 1110104000015
Hubungan Dukungan Suami terhadap Keberhasilan Pemberian ASI
Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan
xviii + 70 halaman + 15 tabel + 3 bagan + 8 lampiran
ABSTRAK
ASI eksklusif merupakan nutrisi terbaik untuk bayi pada masa enam bulan
pertama kehidupan untuk pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Banyak
faktor yang dipercaya dapat mempengaruhi keberhasilan pemberian ASI eksklusif
ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan dukungan suami
terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara.
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Sampel penelitian
yang digunakan adalah ibu primipara yang telah melewati masa pemberian ASI
eksklusif sebanyak 34 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik
accidental sampling. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
pendekatan cross sectional. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian berupa kuesioner. Teknik analisa data yang digunakan adalah chi
square dengan menggunakan bantuan program aplikasi statistik dalam
pengolahannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang mendapatkan dukungan suami
yang baik sebanyak 91,2%, dukungan suami yang cukup 8,8%, dan tidak ada ibu
yang kurang mendapatkan dukungan suami, serta ibu yang berhasil memberikan
ASI eksklusif sebanyak 23,5% dan tidak berhasil memberikan ASI eksklusif
sebanyak 76,5%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu
primipara dengan p value sebesar 1,00 atau Sig>0,05.
Peneliti menyarankan agar para tenaga kesehatan meningkatkan promosi
kesehatan kepada ibu dan suami mengenai ASI eksklusif dengan
mengikutsertakan para kader dan masyarakat.
Kata Kunci: Dukungan Suami, ASI Eksklusif, Primipara
Daftar Bacaan: 38 (tahun 1996-2014)
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : RATU UMMU HANI
Tempat, tanggal Lahir : Jakarta, 10 Juli 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jalan Parang Tritis Raya no. 135 Kecamatan Rawalumbu
Kelurahan Sepanjang Jaya Bekasi
HP : 085691596814
Email : ratuummuhani@yahoo.com
Fakultas/Jurusan : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan/
Program Studi Ilmu Keperawatan
PENDIDIKAN
1. Sekolah Dasar Negeri Sepanjang Jaya VIII Bekasi 1998 - 2004
2. SMP Negeri 2 Bekasi 2004 - 2007
3. SMA Negeri 2 Bekasi 2007 – 2010
4. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2010 – sekarang
ORGANISASI
1. IKREMA 2007 - 2009
2. PMR 2007 - 2009
3. BEM IK 2012 - 2013
4. BEM PSIK 2013 - 2014
ix
KATA PENGANTAR
السالم عليكن ورحمة هللا وبركاته
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat,
hidayah, dan kekuatan kepada penulis, karena hanya dengan izin-Nya penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Dukungan
Suami terhadap Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di
Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan”. Sholawat serta salam juga selalu
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, baik
dari segi isi maupun metodologi. Oleh karena itu segala kritik dan saran yang
membangun mengenai tulisan ini sangat penulis harapkan.
Banyak pihak yang telah memberi bantuan, dorongan, doa, serta kerjasama
yang luar biasa dalam proses penyusunan skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Orang tua tercinta, Ibunda Maesaroh dan Ayahanda Tubagus Ilham, yang
selalu memeberikan doa, dukungan, dan semangat kepada penulis dalam
menyelesaikan perkuliahan dan tugas akhir ini. Tak lupa, kepada kakak-
kakak tersayang, dan seluruh keluarga besar, yang senantiasa juga selalu
memberikan dukungan dan doanya dalam menyelesaikan skripsi ini.
2. Prof. Dr. dr, MK. Tadjudin, Sp. And. selaku Dekan Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Ns. Waras Budi Utomo, S.Kep., MKM selaku Ketua Program Studi
Ilmu Keperawatan UIN Sayarif Hidayatullah Jakarta.
x
4. Ibu Puspita Palupi, M.Kep, Ns. Sp. Kep. Mat dan Ibu Gusrina Komara
Putri, MSN selaku dosen pembimbing skripsi yang selalu bersedia
meluangkan waktu dan dengan sabar memberikan arahan, saran, dan
perbaikan serta motivasi kepada penulis selama proses penyusunan
sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Bapak Jamaludin, S.Kp, M.Kep selaku dosen pembimbing akademik yang
telah membimbing selama di bangku perkuliahan.
6. Seluruh Staf Pengajar Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya kepada
penulis selama kuliah.
7. Seluruh Staf dan Karyawan Akademik yang telah banyak memberi
kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh Staf Puskesmas Pisangan dan Puskesmas Ciputat yang selalu
bersedia membantu dan memberi masukan dalam proses pengambilan data
penelitian.
9. Seluruh warga Kelurahan Pisangan dan Cirendeu yang bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini.
10. Kepada seluruh Keluarga besar PSIK, Kakak-Kakak, Adik-Adik,
KOMDA FKIK, BEM Ilmu Keperawatan, dan khususnya teman-teman
seperjuangan Program Studi Ilmu Keperawatan angkatan 2010, yang telah
membantu dan memotivasi dalam mencapai cita-cita.
Mudah-mudahan segala bantuan, bimbingan, motivasi, dan doa yang
telah diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari Allah SWT.
xi
Akhirnya, penulis berharap mudah-mudahan tulisan ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan penulis khususnya.
والسالم عليكن ورحمة هللا وبركاته
Ciputat, Juli 2014
Ratu Ummu Hani
xii
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul ............................................................................................... i
Pernyataan Keaslian Karya ............................................................................ ii
Abstract .......................................................................................................... iii
Abstrak............................................................................................................ iv
Pernyataan Persetujuan................................................................................... v
Lembar Pengesahan........................................................................................ vi
Daftar Riwayat Hidup..................................................................................... viii
Kata Pengantar................................................................................................ ix
Daftar Isi......................................................................................................... xii
Daftar Singkatan............................................................................................. xiv
Daftar Tabel.................................................................................................... xv
Daftar Bagan................................................................................................... xvii
Daftar Lampiran.............................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 6
D. Manfaat Penelitian.............................................................................. 7
E. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI Eksklusif...................................................................................... 9
1. Definisi ASI Eksklusif.................................................................... 9
2. Jenis-jenis ASI................................................................................ 10
3. Fisiologi Laktasi............................................................................. 11
4. Manfaat ASI Eksklusif................................................................... 13
5. Kendala Pemberian ASI Eksklusif................................................. 15
6. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif.........................................................................................
20
B. Teori Maternal Role Attainment-Becoming a Mother.................... 23
C. Dukungan Sosial ................................................................................ 26
1. Pengertian Dukungan Sosial......................................................... 26
2. Faktor Pendukung Dukungan Sosial........................................... 27
3. Sumber-sumber Dukungan Sosial................................................ 28
4. Dukungan Sosial Suami................................................................ 28
D. Primipara............................................................................................. 30
E. Kerangka Teori................................................................................... 31
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN
HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep................................................................................ 32
B. Definisi Operasional........................................................................... 33
xiii
C. Hipotesis............................................................................................. 35
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian................................................................................ 36
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 36
C. Populasi dan Sampel........................................................................... 36
D. Instrumen Penelitian........................................................................... 37
E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas..................................................... 40
F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data.............................................. 42
G. Etika Penelitian................................................................................... 44
H. Pengolahan Data................................................................................. 44
I. Analisis Data....................................................................................... 45
BAB V HASIL PENELITIAN
A. Profil Puskesmas Pisangan................................................................. 47
B. Hasil Analisis Univariat...................................................................... 48
C. Hasil Analisis Bivariat........................................................................ 55
BAB VI PEMBAHASAN
A. Analisis Univariat............................................................................... 57
B. Analisis Bivariat.................................................................................. 68
C. Keterbatasan Penelitian....................................................................... 69
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 70
B. Saran .................................................................................................. 70
Daftar Pustaka
Lampiran
xiv
DAFTAR SINGKATAN
WHO : World Health Organization
AKB : Angka Kematian Bayi
MDG : Millenium Development Goals
ASI : Air Susu Ibu
PP : Peraturan Pemerintah
Depkes : Departemen Kesehatan
Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar
IDAI : Ikatan Dokter Anak Indonesia
RSUD : Rumah Sakit Umum Daerah
ANC : Antenatal Care
UIN : Universitas Islam Negeri
UNICEF : United Nations International Children’s Emergency
Fund
PASI : Pengganti ASI
MPASI : Makanan Pendamping ASI
PKM : Puskesmas
DKI : Daerah Istimewa Jakarta
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMA : Sekolah Menengah Atas
PNS : Pegawai Negeri Sipil
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
3.1 Definisi Operasional 33
4.1 Kisi-kisi Instrumen Variable Penelitian 38
4.2 Bobot Nilai 39
5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia Ibu Primipara di
Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014
48
5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Suami Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun
2014
49
5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Ibu
Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014
49
5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Pekerjaan Suami
Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014
50
5.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Pekerjaan Ibu
Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014
51
5.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami yang Didapatkan oleh Ibu
Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Tahun 2014
52
5.7 Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional yang Didapatkan oleh
Ibu Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Tahun 2014
53
5.8 Distribusi Frekuensi Dukungan Informasi yang Didapatkan oleh Ibu
Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Tahun 2014
53
5.9 Distribusi Frekuensi Dukungan Fisik yang Didapatkan oleh Ibu
Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Tahun 2014
54
5.10 Distribusi Frekuensi Dukungan Penilaian yang Didapatkan oleh Ibu
Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
54
xvi
Puskesmas Pisangan Tahun 2014
5.11 Distribusi Frekuensi Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada
Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014
55
5.12 Hubungan Dukungan Suami terhadap Keberhasilan Pemberian ASI
Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
56
xvii
DAFTAR BAGAN
Halaman
2.1 Model of Maternal Role Attainment.................................................... 25
2.2 Kerangka Teori Penelitian................................................................... 31
3.1 Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat................ 32
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumen Perizinan
Lampiran 2. Formulir Persetujuan Menjadi Peserta Penelitian
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Instrumen
Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Lampiran 6. Hasil Uji Normalitas Data
Lampiran 7. Hasil Olahan SPSS Univariat
Lampiran 8. Hasil Olahan SPSS Bivariat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
World Health Organization (WHO) tahun 2014 menyatakan bahwa
jumlah angka kematian bayi (AKB) di Indonesia pada tahun 2012 berada
pada angka 26 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Jumlah ini masih belum
memenuhi target AKB dalam Millenium Development Goals (MDGs), yang
mana target AKB sendiri yaitu 24 kematian per 1.000 kelahiran hidup
(Menkokesra, 2013). Beberapa faktor dapat menyebabkan kematian bayi,
seperti diare, penyakit infeksi, dan pneumonia. Pencegahan, deteksi dini, serta
penanganan yang cepat dan tepat dapat menekan kematian yang disebabkan
penyakit ini. Salah satu pencegahan yang dapat dilakukan guna menghindari
bayi dari berbagai penyakit ini adalah dengan pemberian air susu ibu (ASI)
(Gizikia, 2011).
ASI eksklusif merupakan air susu ibu yang diberikan kepada bayi
sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan atau mengganti
dengan makanan atau minuman lain (PP Nomor 33 tahun 2012). ASI
merupakan makanan terbaik bagi bayi karena mengandung zat gizi paling
sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi (Depkes, 2004). ASI juga
merupakan makanan terbaik yang dapat diberikan ibu kepada bayi yang baru
dilahirkannya. ASI jika diberikan dengan baik dan benar sebagai makanan
tunggal dapat memenuhi kebutuhan bayi untuk tumbuh secara optimal secara
optimal sampai enam bulan (Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2013).
2
Data menyusui eksklusif dalam Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)
tahun 2010 menunjukkan bahwa pada usia 0 bulan, presentasi pemberian ASI
sebesar 82,5%, usia 1 bulan 75,1%, usia 2 bulan 74%, usia 3 bulan 66,9, usia
4 bulan 66,8%, dan usia 5 bulan 54,8%. Dari data tersebut terlihat bahwa
pemberian ASI pada umur 0-5 bulan semakin lama semakin rendah
presentasinya.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tahun 2013 menyatakan bahwa
dalam kenyataannya, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan pertama
kehidupan bayi memiliki banyak kendala, seperti ibu kurang memahami tata
laksana laktasi yang benar, ibu bekerja, dan produksi ASI yang kurang.
Beberapa faktor diduga menyebabkan berkurangnya produksi ASI, yaitu
faktor menyusui, faktor psikologis ibu, faktor fisik ibu, dan faktor bayi.
Faktor psikologis seperti stres, khawatir, ketidakbahagiaan ibu pada periode
menyusui sangat berperan dalam menyukseskan pemberian ASI eksklusif
(IDAI, 2013).
Bahiyatun (2009) mengungkapkan bahwa ibu yang baru melahirkan
bayi pertamanya mungkin mengalami berbagai masalah, hanya karena tidak
mengetahui cara-cara yang sebenarnya sangat sederhana, seperti cara
menaruh bayi pada payudara ketika menyusui, isapan bayi yang
mengakibatkan puting susu terasa nyeri, dan masih banyak masalah lainnya.
Setelah melahirkan, ibu akan melewati tiga fase psikologis ibu, yaitu taking
in, taking hold, dan letting go. Fase taking in berlangsung pada 1-2 hari
setelah ibu melahirkan. Pada fase ini, ibu umumnya masih bersifat pasif dan
tergantung serta perhatian ibu masih tertuju pada kekhawatiran akan dirinya.
3
Fas taking hold terjadi pada 2-4 hari setelah melahirkan. Pada fase ini, ibu
mulai memperhatikan kemampuannya menjadi orang tua. Pada fase inilah,
ibu agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam merawat bayinya, seperti
kemampuannya dalam menyusui bayi. Fase terakhir yaitu fase letting go.
Fase ini terjadi setelah ibu pulang ke rumah dan sangat berpengaruh terhadap
waktu dan perhatian yang diberikan oleh keluarga (Rubin, 1977 dalam
Bahiyatun, 2009).
Penelitian yang dilakukan oleh Anggraini (2011) di RSUD kota
Surakarta didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
tingkat kecemasan dalam proses menyusui pada ibu primipara dan multipara
dimana tingkat kecemasan dalam proses menyusui pada ibu primipara lebih
tinggi daripada ibu multipara. Ibu memerlukan seseorang yang dapat
memberikan dukungan dalam merawat bayi, termasuk dalam menyusui.
Orang yang dapat memberikannya dukungan adalah orang yang berpengaruh
besar dalam kehidupannya atau yang disegani, seperti suami atau
keluarga/kerabat terdekat (Bahiyatun, 2009).
Arora, et al., (2000) mengungkapkan hasil penelitiannya bahwa
adanya pengaruh peran ayah dalam keputusan ibu untuk menyusui bayi.
Februhartanty (2008) juga mengungkapkan bahwa keterlibatan suami dalam
pembuatan keputusan mengenai cara pemberian makan anak saat ini
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi praktek pemberian ASI
eksklusif. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Mira, et al
(2012) di wilayah kerja Puskesmas Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu.
Pada penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa rendahnya dukungan suami
4
dalam pemberian ASI eksklusif bisa disebabkan karena suami yang sibuk
bekerja sehingga menyarankan ibu untuk memberikan susu formula pada bayi
0-6 bulan. Destriatania (2010) juga mengungkapkan hasil penelitian yang
dilakukan di wilayah urban Jakarta Selatan bahwa praktik pemberian ASI
eksklusif cenderung 1,4 kali lebih tinggi pada ayah yang memiliki
pengetahuan postnatal tinggi dibandingkan ayah yang memiliki pengetahuan
postnatal rendah.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Rahayu dan Sudarmiati (2012)
adalah sebanyak 63,33% ibu primipara mengetahui bahwa faktor psikologis
dapat mempengaruhi produksi ASI. Pada penelitian lainnya disebutkan
bahwa terdapat beberapa studi observasional yang menyatakan bahwa ayah
merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi produksi ASI (Bar-
Yam, 1997 dan Bentley, 1999 dalam Februhartanty, et al, 2007). Arora S, et
al (2000) juga menyatakan dalam penelitiannya bahwa adanya pengaruh
persepsi ibu terhadap sikap ayah terhadap keberlangsungan ASI eksklusif.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Puskesmas
Pisangan didapatkan data bahwa program ASI Eksklusif merupakan salah
satu program utama puskesmas tersebut. Petugas puskesmas menyatakan
bahwa pihak puskesmas selalu mendorong ibu untuk memberikan ASI
Eksklusif pada bayi. Bentuk dorongan yang diberikan petugas puskesmas
berupa penyuluhan ketika Antenatal Care (ANC) berupa manfaat ASI
eksklusif, cara, dan teknik menyusui yang benar. Hasil wawancara yang
dilakukan pada lima ibu primipara, hanya dua dari lima ibu primipara yang
telah melewati masa 6 bulan kelahiran anak pertamanya, sukses memberikan
5
ASI eksklusif, sedangkan tiga lainnya tidak memberikan ASI eksklusif pada
bayinya karena berbagai faktor, seperti ibu mulai bekerja dan rasa tidak
percaya diri dalam memberikan ASI. 1 dari 2 ibu yang berhasil memberikan
ASI eksklusif mengaku suami selalu memberikan perhatian dan membantu
ibu dalam merawat bayi, sedangkan ibu lainnya mengaku bahwa suami jarang
memberikan bantuan dikarenakan suami yang sibuk bekerja. Pada tiga ibu
yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif didapatkan data bahwa 2 dari
3 ibu mengaku mendapatkan bentuk dukungan yang baik dari suami. Hal ini
ditunjukkan dengan motivasi yang diberikan suami ketika ibu menyusui dan
sering menemani ibu ketika menyusui bayi pada tengah malam.
Penelitian-penelitian mengenai ASI eksklusif telah banyak dilakukan,
baik di Indonesia maupun di luar negeri. Akan tetapi, penelitian mengenai
dukungan suami terhadap ASI eksklusif pada ibu primipara masih belum
banyak dilakukan. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti lebih
dalam terkait hubungan dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif
pada ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Pisangan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan dari latar belakang di atas, ASI eksklusif
merupakan kebutuhan bayi yang harus dipenuhi oleh ibu guna memenuhi
kebutuhan bayi. ASI ini dapat memberikan banyak manfaat kepada ibu
maupun bayi, salah satunya menurunkan AKB di dunia hingga mencapai
target dari MDGs. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya pemberian ASI
eksklusif ini memiliki berbagai macam kendala. Ibu yang baru memiliki anak
6
pertama dapat mengalami berbagai masalah dalam merawat bayinya,
termasuk dalam hal menyusui.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mira, et al (2012) di wilayah
kerja Puskesmas Rakit Kulim Kabupaten Indragiri Hulu adalah terdapatnya
hubungan yang signifikan antara dukungan suami dengan motivasi ibu dalam
memberikan ASI eksklusif. Penelitian mengenai ASI eksklusif sudah banyak
dilakukan tetapi penelitian mengenai dukungan suami terhadap keberhasilan
ASI eksklusif pada ibu primipara belum peneliti temukan. Berdasarkan hal
tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai hubungan dukungan
suami terhadap keberhasilan ASI eksklusif pada ibu primipara di wilayah
kerja Puskesmas Pisangan.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan
suami terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara
di wilayah kerja Puskesmas Pisangan.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya karakteristik ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan.
b. Diketahuinya bentuk dukungan yang diberikan suami pada ibu dalam
memberikan ASI eksklusif.
c. Diketahuinya keberhasilan praktik pemberian ASI eksklusif oleh ibu
primipara.
7
d. Diketahuinya hubungan dukungan suami terhadap pemberian ASI
eksklusif pada ibu primipara.
D. Manfaat Penelitian
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai evidence-based
dalam perkembangan ilmu keperawatan.
2. Secara praktis
a. Bagi Pelayanan Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan landasan bagi profesi
kesehatan, khususnya perawat dalam memberikan promosi
kesehatan pada ibu primipara dan keluarganya dalam pemberian
ASI eksklusif.
b. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini diharapkan mampu menjadi landasan dalam
pengembangan kurikulum pendidikan keperawatan serta menjadi
dasar instrumen dalam keperawatan Maternitas.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan oleh mahasiswa Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif
Hidayatullah yang bertujuan bertujuan untuk mengetahui hubungan
dukungan suami dalam pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara di
Kelurahan Pisangan. Penelitian ini bersifat analitik kuantitatif dengan
desain cross sectional. Pengumpulan data menggunakan instrumen
8
penelitian berupa kuesioner. Subjek yang diteliti adalah semua ibu
primipara yang telah melalui masa ASI eksklusifnya di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI Eksklusif
1. Definisi ASI Eksklusif
ASI eksklusif merupakan air susu ibu yang diberikan kepada
bayi sejak dilahirkan selama enam bulan, tanpa menambahkan dan
atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (PP Nomor 33
tahun 2012). United Nations International Children's Emergency Fund
(UNICEF) tahun 2013 dan WHO tahun 2013 menyatakan bahwa ASI
eksklusif merupakan cara yang sempurna untuk memberikan makanan
terbaik untuk bayi pada masa enam bulan pertama kehidupan untuk
pertumbuhan dan perkembangan yang sehat. Pemberian ASI secara
eksklusif ini diberikan pada bayi sejak lahir hingga bayi berumur enam
bulan dan dianjurkan dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun
(Depkes, 2004).
Pemberian ASI eksklusif ini dianjurkan untuk terus diberikan
sampai usia enam bulan, dengan terus menyusui disertai dengan
makanan pendamping yang tepat hingga dua tahun atau lebih.
Pemberian ASI eksklusif sejak lahir hingga usia 6 bulan dan Inisiasi
Menyusui Dini adalah dua praktek pemberian ASI yang penting untuk
kelangsungan hidup (Lawrence dan Lawrence, 2005; Edmond et al.,
2006 dalam Februhartanty, 2008).
10
Dari beberapa pengertian di atas, penulis menyimpulkan
bahwa ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu yang diberikan
selama enam bulan pertama kehidupan bayi tanpa diberikan makanan
atau minuman lain. Dalam hal ini, bayi tidak diperkenankan untuk
diberi makanan apapun selain ASI, baik itu air putih maupun makanan
lainnya.
2. Jenis-jenis ASI
a. Kolostrum
Kolostrum adalah cairan yang pertama kali yang disekresi
oleh kelenjar payudara dari hari ke-1 sampai ke-3. Kolostrum ini
merupakan cairan kental dengan warna kekuning-kuningan dan
lebih kuning daripada susu yang matur. Komposisi kolostrum ini
akan selalu berubah dari hari ke harinya. Kolostrum memiliki
protein yang lebih banyak dan berbeda dari ASI yang matur dan
mengandung lebih banyak antibodi daripada ASI yang matur.
Selain itu, kolostrum juga memiliki mineral dan vitamin yang larut
lemak lebih tinggi daripada ASI matur. Akan tetapi, kolostrum ini
memiliki kadar karbohidrat dan lemak lebih rendah daripada ASI
matur (Bahiyatun, 2009).
b. Air Susu Masa Peralihan
Air susu masa peralihan merupakan ASI peralihan dari
kolostrum menjadi ASI yang matur. ASI jenis ini disekresi dari hari
ke-4 sampai dengan hari ke-10 dari masa laktasi. Kadar protein
dalam ASI jenis ini semakin rendah, tetapi kadar karbohidrat dan
11
lemak serta volume juga meningkat dibandingkan kolostrum
(Bahiyatun, 2009).
c. Air Susu Matur
Air susu matur merupakan jenis ASI yang disekresi pada
hari ke-10 dan seterusnya dengan komposisi yang relatif konstan.
ASI jenis ini merupakan cairan berwarna putih kekuningan yang
berasal dari Ca-kasein, riboflavin, dan karoten yang terdapat di
dalamnya. Air susu matur ini tidak menggumpal jika dipanaskan
dan dalam ASI jenis ini terdapat beberapa faktor antimikrobial
(Bahiyatun, 2009).
3. Fisiologi Laktasi
Selama kehamilan, estrogen kadar tinggi mendorong
perkembangan duktus, sementara progesteron kadar tinggi merangsang
pembentukan alveolus-lobulus. Peningkatan konsentrasi prolaktin dan
human chorionic somatomammotropin juga ikut berperan dalam
perkembangan kelenjar mamalia dengan menginduksi enzim-enzim
yang dibutuhkan (Sherwood, 2009).
Sebagian besar perubahan di payudara terjadi pada paruh
pertama kehamilan sehingga pada pertengahan kehamilan kelenjar
mamalia telah mampu menghasilkan susu. Akan tetapi, sekresi susu
tidak terjadi sampai persalinan. Konsentrasi estrogen dan progesteron
yang tinggi pada akhir kehamilan mencegah laktasi dengan
menghambat efek stimulatorik prolaktin pada sekresi susu. Estrogen
12
dan progesteron akan turun secara drastis ketika plasenta keluar
sehingga memicu terjadinya laktasi (Sherwood, 2009).
Setelah produksi susu dimulai setelah persalinan, hormon
prolaktin dan oksitosin berperan penting dalam mempertahankan
laktasi. Prolaktin berguna untuk meningkatkan sekresi susu, sedangkan
oksitosin berperan dalam peyemprotan (ejeksi) susu. Pelepasan kedua
hormon ini dirangsang oleh refleks neuroendokrin yang dipicu oleh
penghisapan puting payudara oleh bayi (Sherwood, 2009 dan Bobak,
2005).
Tiga refleks maternal utama sewaktu menyusui adalah sekresi
prolaktin, ereksi puting susu, dan refleks let-down. Prolaktin
merupakan hormon laktogenik yang berfungsi untuk memulai dan
mempertahankan susu. Prolaktin dilepaskan oleh hipofisis anterior
yang dipicu oleh hipotalamus. Jumlah prolaktin yang disekresi dan
jumlah susu yang diproduksi berkaitan dengan besarnya stimulus
isapan, yaitu frekuensi, intensitas, dan lama bayi menghisap (Bobak,
2005).
Kontraksi sel-sel mioepitel khusus yang mengelilingi setiap
alveolus menyebabkan susu keluar dari alveolus, masuk ke duktus, dan
menuju ke puting payudara. Penghisapan payudara oleh bayi
merangsang ujung saraf sensorik di puting, menimbulkan potensial
aksi yang merambat melalui medula spinalis ke hipotalamus.
Kemudian hipotalamus memicu hipofisis posterior untuk
mengeluarkan oksitosin. Oksitosin ini merangsang kontraksi sel
13
mioepitel di payudara untuk penyemprotan susu (refleks let-down).
Refleks letdown ini berlanjut selama bayi terus menyusui (Sherwood,
2009 dan Bobak, 2005). Ibu dapat merasakan sensasi refleks let-down
dapat dirasakan sebagai sensasi kesemutan. Tanda-tanda lain let-down
adalah tetesan susu dari payudara sebelum bayi mulai memperoleh
susu dari payudara ibu dan susu menetes dari payudara lain yang tidak
sedang dihisap oleh bayi (Bobak, 2005).
4. Manfaat ASI
ASI eksklusif ini banyak memberikan manfaat pada beberapa
pihak, seperti pada bayi, ibu, dan lingkungan.
a. Manfaat bagi bayi
Roesli (2000) menyatakan manfaat terpenting pemberian
ASI eksklusif yang diperoleh bayi, diantaranya:
1) ASI sebagai nutrisi untuk memenuhi semua kebutuhan
pertumbuhan bayi sampai usia enam bulan
ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan
pertumbuhan bayi. ASI adalah makanan bayi yang paling
sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya. Dengan tata
laksana menyusui yang benar, ASI sebagai makanan tunggal
akan cukup memenuhi kebutuhan bayi normal sampai usia enam
bulan. Setelah usia enam bulan, bayi harus mulai diberi
makanan padat, tetapi ASI dapat diteruskan sampai usia dua
tahun atau lebih.
14
2) ASI meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung
berbagai zat anti-kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit
Bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat
imunoglobulin dari ibunya melalui plasenta. Namun, kadar zat
ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan
bayi sendiri baru membuat zat kekebalan cukup banyak berusia
sekitar sembilan sampai dua belas bulan.
3) ASI meningkatkan kecerdasan, daya penglihatan, dan
kepandaian bicara
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kecerdasan,
yaitu faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik
menentukan potensi genetik atau bawaan yang diturunkan oleh
orang tua yang tidak dapat direkayasa, sedangkan faktor
lingkungan merupakan faktor yang dapat menentukan apakah
faktor genetik akan dapat tercapai secara optimal yang dapat
direkayasa. Secara garis besar, terdapat tiga jenis kebutuhan
untuk faktor lingkungan, yaitu kebutuhan untuk pertumbuhan
fisik-otak, kebutuhan untuk perkembangan emosional dan
spiritual, dan kebutuhan untuk perkembangan intelektual dan
sosialisasi.
4) Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang
Bayi yang sering dalam dekapan ibu karena menyusu
akan merasakan kasih sayang ibunya. Ia juga akan merasa aman
dan tenteram. Perasaan terlindung dan disayangi inilah yang
15
akan menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk
kepribadian yang percaya diri dan dasar spiritual yang baik.
b. Manfaat bagi ibu
Pemberian ASI dapat membantu ibu memulihkan diri dari
proses persalinannya. Pemberian ASI selama beberapa hari pertama
membuat rahim berkontraksi dengan cepat dan memperlambat
perdarahan. Pemberian ASI juga merupakan cara yang penting bagi
ibu untuk mencurahkan kasih sayangnya pada bayi dan membuat
bayi merasa nyaman (Bahiyatun, 2009).
c. Manfaat bagi semua orang
ASI selalu bersih dan bebas dari hama yang menyebabkan
infeksi. Pemberian ASI tidak memerlukan persiapan khusus dan
selalu tersedia sehingga dapat memudahkan orang-orang di sekitar
(Bahiyatun, 2009).
5. Kendala Pemberian ASI Eksklusif
Pemberian ASI eksklusif sering mengalami kendala yang
sering membuat ibu pada akhirnya memutuskan untuk berhenti
memberikan ASI eksklusif. Berikut adalah beberapa alasan yang
menyebabkan ibu tidak memberikan ASI secara eksklusif:
a. Rasa takut yang tidak berdasar bahwa ASI yang mereka hasilkan
tidak cukup dan/atau memiliki mutu yang jelek.
Arab, et al (2005) menyatakan bahwa kepercayaan ini dapat
dikaitkan dengan penampakan kolostrum yang terlihat encer dan
menyerupai air. Ibu harus memahami bahwa perubahan pada
16
komposisi ASI akan terjadi ketika bayinya mulai menghisap puting
ibu. Ibu juga harus memahami bahwa jumlah ASI dapat
dipertahankan melalui isapan puting (suckling) yang sering. IDAI
(2013) mengungkapkan bahwa keyakinan ibu terhadap
ketidakmampuannya memberikan ASI secara eksklusif dapat
berdampak pada produksi ASI yang kurang. Stres, khawatir,
ketidakbahagiaan ibu pada periode menyusui sangat berperan
dalam mensukseskan pemberian ASI eksklusif. Beberapa faktor
yang perlu diidentifikasi sebagai penyebab berkurangnya ASI,
seperti:
1) Faktor menyusui
Hal-hal yang dapat mengurangi produksi ASI adalah
tidak melakukan inisiasi menyusu dini, menjadwal pemberian
ASI, memberikan minuman prelaktal, kesalahan pada posisi dan
perlekatan bayi pada saat menyusu, dan tidak mengosongkan
salah satu payudara saat menyusui.
2) Faktor psikologis ibu
Persiapan psikologis ibu sangat mennetukan keberhasilan
menyusui. Perasaan ibu pada periode ini sangat mempengaruhi
dalam keberhasilan ASI eksklusif.
3) Faktor fisik ibu
Faktor fisik ibu seperti ibu sakit, lelah, ibu yang
menggunakan pil kontrasepsi atau alat kontrasepsi lain yang
mengandung hormon, ibu menyusui yang hamil, peminum
17
alkohol, perokok, atau ibu dengan kelainan anatomis payudara
dapat mengurangi produksi ASI.
b. Teknik pemberian ASI yang salah
Pemberian ASI merupakan kiat yang harus dipelajari. Baik
ibu maupun bayi perlu belajar bagaimana cara pemberian ASI yang
berhasil. Ibu yang kurang memahami teknik laktasi yang benar
dapat menyebabkan nyeri pada payudara ibu, lecet pada puting
susu ibu, dan pembengkakan payudara karena bayi tidak mampu
meminum ASI secara efektif dari dalam payudara tersebut (Arab.,
et al, 2005).
c. Kepercayaan yang keliru bahwa bayi mereka haus dan memerlukan
cairan tambahan.
Kepercayaan ini berdampak kepada perilaku ibu maupun
anggota keluarga lain untuk memberikan minuman selain ASI. Hal
ini berakibat pada sedikitnya jumlah ASI yang dihisap oleh bayi
dan periode menyusu juga relatif lebih singkat (Arab., et al, 2005).
d. Pemasaran susu formula pengganti ASI
Pemasaran formula pengganti ASI (PASI) telah
menimbulkan anggapan bahwa PASI lebih unggul daripada ASI
sehingga menghalangi praktik pemberian ASI. WHO Assembly
pada tahun 1981 telah menyusun aturan pemasaran PASI yang
bertujuan untuk mengontrol promosi makanan buatan tersebut.
Prinsip aturan ini adalah untuk melindungi anak terhadap
penyalahgunaan produk semacam itu. Secara khusus, aturan
18
tersebut bertujuan untuk turut memberikan kontribusi kepada
pengadaan nutrisi yang aman dan memadai bagi bayi melalui
proteksi dan promosi ASI, dan untuk memastikan pemakaian PASI
yang tepat (Arab., et al, 2005).
e. Bayi terlanjur mendapatkan prelakteal feeding (pemberian air
gula/dekstrosa, susu formula pada hari-hari pertama kelahiran)
Seringkali sebelum ASI keluar bayi sudah diberikan air
putih,air madu, atau susu formula dengan dot. Hal ini tidak
diperbolehkan karena selain akan menyebabkan bayi malas
menyusu, dikhawatirkan akan menyebabkan reaksi alergi (IDAI,
2013).
f. Kelainan ibu; puting ibu lecet, puting ibu luka, payudara bengkak,
engorgement, mastitis, dan abses.
Kendala lainnya yang bisa menghambat produksi ASI
adalah kelainan ibu, seperti puting lecet, payudara bengkak, dan
mastitis. Ibu yang mengalami puting lecet akan merasakan sakit
saat menyusui. Hal ini disebabkan karena perlekatan yang kurang
baik.untuk mengatasi kendala ini, pengobatan yang sesuai harus
segera diberikan. Membangkitkan rasa percaya ibu dan
memberikan penjelasan bahwa kelainan hanya bersifat sementara
akan membantu ibu melanjutkan menyusui bayi. Posisikan bayi
agar mulut bayi melekat dengan baik sehingga rasa nyeri akan
segera berkurang. Ibu tidak perlu mengistirahatkan payudara, akan
tetapi tetaplah memberi ASI sesuai kebutuhan bayi (IDAI, 2013).
19
Kendala lainnya yaitu payudara penuh dan bengkak.
Payudara penuh berbeda dengan payudara bengkak. Payudara
penuh terjadi beberapa hari setelah persalinan dan ditandai dengan
payudara terasa nyeri berat, keras tetapi ASI masih bisa keluar,
serta ibu tidak mengalami demam. Payudara bengkak atau
engorgement ditandai dengan payudara yang nampak merah,
mengkilat, dan sangat nyeri. Payudara bengkak ini disebabkan
karena adanya bendungan pada pembuluh darah dan limfe dan
pengeluaran ASI yang tidak sempurna. Cara menangani kedua
kendala ini adalah dengan menyusui bayi sesuai kebutuhan bayi.
Ajarkan ibu cara perlekatan dengan bayi secara benar (IDAI,
2013).
g. Ibu hamil ketika masih menyusui
IDAI (2013) mengungkapkan hal-hal yang harus
diperhatikan pada ibu hamil yang masih menyusui, di antaranya:
1) Bila bayi belum berusia enam bulan, ibu dianjurkan untuk terus
menyusui karena ASI masih merupakan makanan tunggal.
2) Bila bayi berusia 6-12 bulan, ibu dianjurkan untuk terus
menyusui karena ASI masih merupakan makanan utama.
3) Bila bayi sudah berusia lebih dari dua belas bulan, ibu boleh
menyapih anak tersebut.
4) Volume ASI dapat berkurang karena pengaruh hormon ibu
hamil.
5) Puting ibu akan lecet.
20
6) Ibu akan mengalami keletihan.
7) Rasa ASI berubah ke arah kolostrum.
8) Terjadi kontraksi rahim karena hormon ibu hamil.
h. Ibu bekerja
Kembalinya ibu bekerja dapat mempengaruhi keberhasilan
ASI Eksklusif. Ketika ibu kembali bekerja, tingkat stres akan
meningkat sehingga akan berpengaruh kepada produksi ASI
sendiri.
i. Kelainan bayi; bayi sakit, abnormalitas bayi.
6. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI
Eksklusif
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pemberian ASI
secara eksklusif. Faktor-faktor ini perlu diperhatikan agar keberhasilan
ASI eksklusif dapat tercapai.
a. Faktor sosiodemografik
Faktor sosiodemografik yang berpengaruh terhadap
keberhasilan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif adalah usia ibu,
status pekerjaan ibu, dan paritas. Kurniawan (2013) dalam
penelitiannya di Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan
menyatakan bahwa faktor usia ibu dan status pekerjaan ibu
memiliki hubungan negatif dengan keberhasilan ibu memberikan
ASI Eksklusif. Pada penelitian tersebut dijelaskan bahwa semakin
bertambah usia ibu, frekuensi kegagalan pemberian ASI Eksklusif
akan meningkat.
21
Status pekerjaan ibu juga memiliki hubungan negatif
terhadap keberhasilan ibu dalam memberikan ASI Eksklusif. Hasil
ini menunjukkan bahwa ibu yang bekerja meningkatkan frekuensi
kegagalan pemberian ASI Eksklusif. Ibu yang bekerja akan
mengalami kendala dalam memberikan ASI Eksklusif kepada
bayinya, seperti alokasi waktu, kualitas kebersamaan dengan bayi,
beban kerja, stres, dan keyakinan ibu untuk memberikan ASI
Eksklusif akan terpengaruh. Ida (2012), dalam penelitiannya juga
mengungkapkan bahwa paritas merupakan faktor predisposisi yang
berpengaruh terhadap pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian
yang dilakukan Ida ini adalah ibu yang memiliki paritas lebih dari
satu kali berpeluang 2,333 kali lebih besar berperilaku memberikan
ASI eksklusif enam bulan dibandingkan dengan ibu yang memiliki
paritas satu kali.
b. Faktor prenatal dan postnatal
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2013),
terdapat beberapa faktor pre/postnatal yang berpengaruh terhadap
keberhasilan ibu memberikan ASI eksklusif, seperti pemberian
susu formula selama perawatan postpartum di instansi pelayanan
kesehatan, permasalahan menyusui dan kunjungan ke klinik laktasi,
pemberian MPASI pada bayi < 6 bulan, dan pemakaian empeng.
Selain itu, faktor pemungkin, seperti inisiasi menyusu dini dan
rawat gabung berpengaruh pada pemberian ASI eksklusif (Ida,
2012).
22
c. Faktor psikososial
Kurniawan (2013) menyatakan bahwa keinginan dan
keyakinan ibu yang kuat untuk memberikan ASI eksklusif
didapatkan pada sebagian besar ibu yang berhasil memberikan ASI
eksklusif. Keyakinan ibu yang kuat merupakan faktor determinan
yang penting terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif
(Blyth, et al., dan Dennis dalam Kurniawan, 2013). Pada penelitian
yang dilakukan oleh Forster, et al., (2006 dalam Kurniawan, 2013)
menyatakan bahwa pada ibu yang memiliki keyakinan yang kuat
lebih sedikit mengalami permasalahan dalam menyusui.
Kurniawan (2013) menyatakan bahwa social support system
termasuk dukungan suami dan orang tua ibu memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap keberhasilan ibu memberikan ASI
eksklusif. Pada penelitian yang dilakukan Binns, et al., (2007,
dalam Kurniawan 2013) menunjukkan bahwa dukungan suami dan
orang tua ibu adalah support system yang mendorong ibu
menginisiasi dan mempertahankan laktasi, terutama pada ibu yang
baru akan memulai laktasi.
Hasil penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ida. Ida (2012) mengungkapkan bahwa faktor
penguat yang berhubungan dengan pemberian ASI eksklusif adalah
dukungan suami, dukungan sarana dan tenaga kesehatan, dukungan
teman, dan dukungan keluarga (ibu dan ibu mertua). Pada
penelitian ini didapatkan bahwa ibu yang didukung baik oleh
23
suaminya berpeluang 3,737 kali lebih besar berperilaku
memberikan ASI Eksklusif enam bulan dibandingkan dengan ibu
yang dukungan suaminya kurang.
B. Teori Maternal Role Attainment-Becoming a Mother
Teori Maternal Role Attainment – Becoming a Mother (pencapaian
peran Ibu-menjadi seorang ibu) dikemukakan oleh Mercer pada tahun
1991. Tomey dan Alligood (2006) mengemukakan bahwa Mercer
menempatkan teori ini pada lingkaran sarang Bronfenbrenner (1979) yang
di dalamnya terdapat aspek mikrosistem, mesosistem, dan makrosistem
yang digambarkan pada bagan 2.1
1. Mikrosistem adalah lingkungan terdekat di mana pencapaian peran ibu
terjadi. Faktor-faktor yang termasuk dalam mikrosistem adalah fungsi
keluarga, hubungan ibu-ayah, dukungan sosial, status ekonomi, nilai-
nilai keluarga, dan stressor. Variabel yang terkandung dalam
lingkungan terdekat ini berinteraksi dengan satu atau lebih variabel
lain dalam mempengaruhi transisi yang terjadi pada ibu.
2. Mesosistem meliputi pengaruh dan interaksi dengan orang-orang yang
termasuk mikrosistem ini. Interaksi mesosistem ini dapat
mempengaruhi apa yang terjadi pada pengembangan peran ibu dan
anak. Mesosistem meliputi penitipan anak, sekolah, lingkungan kerja,
tempat ibadah. Misalnya bagaimana ibu memanfaatkan fasilitas umum
untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
24
3. Makrosistem mengacu pada bentuk asli yang ada dalam budaya
tertentu atau konsistensi budaya yang sudah ditransmisikan.
Makrosistem meliputi pengaruh sosial, politik, dan budaya. Misalnya
adanya beberapa pantangan makanan yang harus dihindari selama
pemberian ASI eksklusif.
Terdapat empat tahap yang dilalui dalam pencapaian peran ibu ini,
di antaranya:
1. Anticipatory
Tahap anticipatory ini dimulai selama kehamilan dan termasuk
di dalamnya penyesuaian sosial dan psikologis awal terhadap
kehamilan. Pada tahap ini ibu belajar mengenai peran yang diharapkan
dan mulai membayangkan peran tersebut.
2. Formal
Tahap formal dimulai ketika bayi lahir, termasuk ketika ibu
belajar dan mulai menjalankan peran seorang ibu dalam mengasuh
bayinya.
3. Informal
Tahap ini dimulai ketika ibu mulai mengembangkan caranya
sendiri dalam menjalankan peran seorang ibu tanpa mencontoh peran
ibu yang lain. Ibu menjadikan peran barunya sesuai dengan gaya
hidupnya sekarang berdasarkan pengalaman masa lalu dan tujuan masa
depannya.
25
4. Personal
Tahap personal terjadi ketika ibu sudah menginternalisasi
perannya ke dalam kehidupannya. Ibu merasakan harmoni,
kepercayaan, dan kemampuan pada cara ibu menjalankan perannya
dan pencapaian perannya.
Sikap dan perilaku baik ibu maupun bayi dapat mempengaruhi
identitas masing-masing. Sikap dan perilaku ibu pada teori Mercer ini
meliputi empati, sensitivitas terhadap isyarat bayi, harga diri, konsep diri,
Hubungan ibu ayah
Fungsi keluarga
Konsistensi pengaruh budaya
IBU
Empati/ peka pada isyarat bayi
harga diri/konsep diri
pengasuhan
kedewasaan dan fleksibilitas
sikap
kehamilan dan pengalaman
kelahiran
kesehatan secara keseluruhan dan konflik peran/ketegangan
ANAK Temperamen /perangai
Kemampuan untuk
memberikan isyarat Penampilan
Karakteristik
Daya tanggap
Kesehatan
KOMPONEN PERAN
IBU
Kompetensi dalam
perilaku ibu
Mengekspresikan
kepuasan
Keterikatan pada bayi
HASIL PADA ANAK
Kognitif / mental
Pengembangan
Perilaku
Kesehatan
Kompetensi
sosial
Mesosistem
Mikrosistem
stres Dukungan
sosial
Makrosistem
seko
lah
perawat
an
Pengaturan kerja orang tua
Bagan 2.1 Model of Maternal Role Attainment
26
sikap orang tua dalam menerima bayi, kedewasaan dan fleksibilitas, sifat,
kehamilan dan pengalaman melahirkan, kesehatan, depresi, dan konflik
peran. Respon perkembangan bayi yang berhubungan dengan
perkembangan identitas peran ibu berupa kontak mata bayi dengan ibu,
refleks menggenggam, refleks tersenyum dan sikap tenang ibu dalam
menjalankan perawatan, perilaku interaktif bayi dengan ibu. Adapun sifat
bayi yang dapat mempengaruhi identitas peran ibu berupa temperamen,
kemampuan mengirimkan isyarat, penampilan, karakteristik umum,
tanggung jawab, dan kesehatan (Mercer, 1991 dalam Alligood dan Tomey,
2006).
C. Dukungan Sosial
1. Pengertian Dukungan Sosial
Dukungan sosial didefinisikan sebagai informasi verbal atau
non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang
diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam
lingkungan sosialnya dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan
emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya
(Gottlieb,1983 dalam Nurmadina, 2010). Sarason (1983 dalam
Nurmadina, 2010) mengemukakan bahwa dukungan sosial adalah
keberadaan, kesediaan, kepedulian dari orang-orang yang dapat
diandalkan, menghargai, dan menyayangi kita, sedangkan menurut
Rice (1987 dalam Nurmadina, 2010) mengartikan dukungan sosial
27
sebagai bantuan yang diberikan oleh pasangan (suami/istri), orang tua,
dan teman-teman.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai dukungan
sosial, penulis menyimpulkan bahwa dukungan sosial adalah
dukungan yang diberikan kepada seseorang yang dapat membuat
individu merasa nyaman, dihargai, dan merasa dicintai.
2. Faktor Pendukung Dukungan Sosial
Mercer (1986), dalam teorinya, mengemukakan bahwa
terdapat empat faktor pendukung pada variabel dukungan sosial , di
antaranya:
a. Dukungan emosional adalah perasaan mencintai, penuh perhatian,
percaya, dan mengerti.
b. Dukungan informasi adalah membantu individu untuk menolong
dirinya sendiri dengan memberi informasi yang berguna dan
berhubungan dengan masalah atau situasi.
c. Dukungan fisik adalah pertolongan yang langsung, seperti merawat
bayi. Misalnya, suami membantu ibu dalam mengganti popok
bayi.
d. Dukungan penilaian adalah informasi yang menjelaskan tentang
peran pelaksanaan, bagaimana ia menampilkan perannya. Hal ini
memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri
yang berhubungan dengan penampilan peran orang lain.
28
3. Sumber-sumber Dukungan Sosial
Kahn dan Antonucci (dalam Nurmadina, 2010) menyatakan
bahwa seorang individu dikelilingi oleh suatu pengiring yang selalu
mendukung atau menyerttai individu tersebut sepanjang masa
hidupnya, dimana anggota pengiring ini dapat datang dan pergi seiring
dengan berjalannya waktu. Kahn dan Antonucci membagi sumber-
sumber dukungan sosial menjadi tiga kategori yaitu:
a. Sumber dukungan sosial yang stabil sepanjang waktu perannya,
yaitu yang selalu ada sepanjang hidupnya yang menyertai dan
mendukung individu tersebut, seperti keluarga dekat, pasangan
(suami/istri) atau teman dekat.
b. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang
sedikit berperan dalam hidupnya dan cenderung berubah sesuai
sepanjang waktu, seperti teman kerja, tetangga, sanak keluarga
dan teman sepergaulan.
c. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang
sangat jarang memberi dukungan dan emmiliki peran yang sangat
cepat berubah. Sumber dukungan ini misalnya tenaga
ahli/profesional dan keluarga jauh dan sesama pekerja.
4. Dukungan Sosial Suami
Secara psikologis, seorang ibu yang didiukung suami atau
keluarga akan lebih termotivasi untuk memberikan ASI Eksklusif
kepada bayinya (Prasetyono dalam Sari, 2011). Februhartanty (2008)
mengemukakan bahwa untuk memenuhi ASI Eksklusif diperlukan
29
adanya keharmonisan hubungan pola menyusui tripartit, yaitu antara
ayah, ibu, dan bayi.
Keberhasilan menyusui sangat ditentukan oleh peran ayah
karena ayah akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran
ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu.
Ayah dapat berperan aktif dalam membantu ibu dalam memberikan
ASI Eksklusif dengan memberikan dukungan-dukungan emosional dan
bantuan-bantuan praktis lainnya, seperti mengganti popok,
menyendawakan bayi, menggendong, dan menenangkan bayi yang
gelisah, memandikan bayi, memberikan ASI perah, membawa bayi
jalan-jalan di taman, dan memijat bayi. Pengertian tentang perannya
yang penting ini merupakan langkah pertama bagi seorang ayah untuk
dapat mendukung ibu agar berhasil menyusui secara eksklusif (Roesli,
2001).
Seorang ayah punya peran penting dalam keberhasilan ibu
menyusui. Perasaan dan semangat ibu untuk menyusui dan untuk terus
memberikan yang terbaik bagi anaknya sangat bergantung pada peran
ayah untuk terus menjaga suasana kondusif. Proses menyusui menjadi
terhambat bila kondisi ayah dan ibu tidak harmonis, ibu tidak
mendapat dukungan dari suami, tidak bisa berkomunikasi dengan baik,
dan perasaan ibu yang tidak aman dan nyaman (Hartono, 2009 dalam
Sari, 2011).
Dukungan suami yang merupakan faktor pendukung dalam
keberhasilan ASI Eksklusif merupakan suatu kegiatan yang bersifat
30
emosional maupun psikologis yang diberikan kepada ibu menyusui
dalam memberikan ASI. Hal ini berkaitan dengan pikiran, perasaan,
dan sensasi yang dapat memperlancar produksi ASI (Roesli, 2000).
Suami merupakan orang terdekat bagi ibu menyusui yang diharapkan
selalu ada di sisi ibu dan selalu siap memberi bantuan. Keberhasilan
ibu dalam menyusui tidak terlepas dari dukungan yang terus-menerus
dari suami. Jika ibu mendapatkan kepercayaan diri dan mendapat
dukungan penuh dari suami, motivasi ibu untuk menyusui akan
meningkat (Swasono, 2008 dalam Sari, 2011).
D. Primipara
Primipara adalah seorang wanita yang telah pernah melahirkan satu
kali dengan janin yang telah mencapai batas viabilitas, tanpa mengingat
janinnya hidup atau mati pada waktu lahir (Forte dan Oxorn, 2010).
E.
31
F. Kerangka Teori
Sumber dukungan
sosial yang stabil
sepanjang waktu
perannya, seperti
pasangan dan keluarga
Individu lain yang jarang
memberi dukungan dan
memiliki peran yang
sangat cepat berubah,
seperti tenaga ahli
Individu lain yang sedikit
berperan dalam hidupnya
dan cenderung berubah
sesuai waktu, seperti
tetangga dan teman kerja
Sumber dukungan sosial
Suami
Manfaat ASI Eksklusif :
a. ASI sebagai nutrisi untuk
memenuhi semua
kebutuhan pertumbuhan
bayi sampai usia enam
bulan
b. ASI meningkatkan daya
tahan tubuh karena
mengandung berbagai zat
anti-kekebalan sehingga
akan lebih jarang sakit
c. ASI meningkatkan
kecerdasan, daya
penglihatan dan
kepandaian bicara d. Menyusui meningkatkan
jalinan kasih sayang
Keberhasilan ASI
Ekslusif
Aspek dukungan sosial:
a. Dukungan emosional
b. Dukungan informasi
c. Dukungan fisik
d. Dukungan penilaian
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pemberian ASI Eksklusif:
a. Faktor sosiodemografik, yaitu
usia ibu, status ibu dan paritas
b. Faktor pre/postnatal, yaitu
inisiasi menyusu dini dan
rawat gabung
c. Faktor psikososial, yaitu
dukungan suami, dukungan
sarana dan tenaga kesehatan,
dukungan teman, dan
dukungan keluarga (ibu dan
ibu mertua).
Bagan 2.2 Kerangka Teori Penelitian Hubungan Dukungan Suami terhadap Keberhasilan ASI Eksklusif
pada Ibu Primipara (dimodifikasi dari Kurniawan, 2013; Ida, 2012; Mercer, 1986; Roesli, 2000)
32
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL, DAN HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Variabel bebas (independen) yang ingin diketahui pada penelitian ini
adalah dukungan suami mengenai pemberian ASI eksklusif, sedangkan
variabel terikat (dependen) yang akan diteliti adalah keberhasilan ASI
eksklusif pada ibu primipara. Hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat digambarkan dalam bentuk bagan seperti pada bagan 3.1 di bawah ini.
Dukungan Suami:
1. Dukungan Emosional
2. Dukungan Fisik
3. Dukungan Informasi
4. Dukungan Penilaian
Keberhasilan ASI
Eksklusif
Bagan 3.1. Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat
Faktor perancu:
Usia, tingkat pendidikan ibu
dan suami, status pekerjaan
ibu dan suami
33
B. Definisi Operasional
No Variabel Definisi
Operasional Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur
Skala
Ukur
1 Dukungan
suami
Penilaian ibu
terhadap
tindakan dan
sikap ayah
yang dapat
membantu
ibu dalam
memberikan
ASI eksklusif
pada bayi
Mengguna
kan skala
Likert
dengan
total
pertanyaan
sebanyak
29
pertanyaan
, yang
terbagi
dalam
empat
aspek
Kuesioner
B
Penilaian:
1. Baik = jika
skor jawaban ≥
98
2. Cukup = jika
skor jawaban
78 ≤ x < 98
3. Kurang = jika
skor jawaban
< 78
(Azwar, 2012)
Ordinal
a. Dukungan
Emosional
Perasaan
menyayangi,
mencintai,
dan penuh
perhatian
yang
diberikan
oleh suami
kepada istri
Mengguna
kan skala
Likert
dengan
jumlah
pertanyaan
sebanyak
tujuh
pertanyaan
Kuesioner
B
Penilaian:
1. Baik = jika
skor jawaban ≥
23
2. Cukup = jika
skor jawaban
19 ≤ x < 23
3. Kurang = jika
skor jawaban <
19
(Azwar, 2012)
Ordinal
b. Dukungan
Fisik
Dukungan
yang
diberikan
oleh suami
dalam bentuk
bantuan
secara
langsung
Mengguna
kan skala
Likert
dengan
jumlah
pertanyaan
sebanyak
tujuh
pertanyaan
Kuesioner
B
Penilaian:
1. Baik = jika
skor jawaban ≥
26
2. Cukup = jika
skor jawaban
22 ≤ x < 26
3. Kurang = jika
skor jawaban <
22
(Azwar, 2012)
Ordinal
Tabel 3.1. Definisi Operasional
34
c. Dukungan
Informasi
Dukungan
yang
diberikan
oleh suami
dalam bentuk
pemberian
informasi
yang
berkaitan
dengan ASI
eksklusif
Mengguna
kan skala
Likert
dengan
jumlah
pertanyaan
sebanyak
delapan
pertanyaan
Kuesioner
B
Penilaian:
1. Baik = jika
skor jawaban ≥
24
2. Cukup = jika
skor jawaban
18 ≤ x < 24
3. Kurang = jika
skor jawaban <
18
(Azwar, 2012)
Ordinal
d. Dukungan
Penilaian
Dukungan
yang
diberikan
suami dalam
bentuk
penyampaian
informasi
mengenai
peran yang
seharusnya
dilakukan
oleh ibu
dalam
menyusui
anaknya
Mengguna
kan skala
Likert
dengan
jumlah
pertanyaan
sebanyak
tujuh
pertanyaan
Kuesioner
B
Penilaian:
1. Baik = jika
skor jawaban ≥
24
2. Cukup = jika
skor jawaban
18 ≤ x < 24
3. Kurang = jika
skor jawaban <
18
(Azwar, 2012)
Ordinal
2 Keberhasil
an ASI
eksklusif
Keberhasilan
pemberian
Air susu ibu
kepada bayi
selama enam
bulan, tanpa
diberi
makanan/min
uman
tambahan
apapun
Mengguna
kan
pertanyaan
terbuka
yang telah
tersedia
pilihan
jawabanny
a
Kuesioner
C
Penilaian:
1. Tidak
berhasil =
jika bayi
mendapatkan
makanan
tambahan
selain ASI
pada masa
enam bulan
pertama
kehidupan
bayi
2. Berhasil =
jika bayi
hanya
diberikan
ASI selama
enam bulan
Nominal
35
pertama
(PP No. 33
Tahun 2012)
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu penelitian (Setiadi,
2007). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Hipotesis alternatif (Ha): ada hubungan antara dukungan suami
terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara di
Wilayah kerja Puskesmas Pisangan.
36
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian
kuantitatif ini merupakan studi analitik dengan metode pendekatan cross
sectional. Metode cross sectional adalah rancangan penelitian dengan
melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (Hidayat,
2007). Penelitian analitik cross sectional dapat dilakukan di rumah sakit
atau di lapangan. Penelitian ini menggunakana pendekatan cross sectional
dengan tujuan untuk mencari adanya hubungan antara dukungan suami
terhadap keberhasilan ASI Eksklusif (Budiarto, 2003).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni 2014 di Puskesmas
Pisangan yang beralamat di Perumahan Pondok Hijau Kel. Pisangan Kec.
Ciputat Timur Tangerang Selatan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti (Wasis,
2006). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu primipara yang
telah melewati masa ASI Eksklusif yang datang ke Puskesmas
37
Pisangan dan posyandu yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi, yang diambil dengan cara-
cara tertentu (Budiarto, 2003). Pengambilan sampel dalam penelitian
ini menggunakan teknik accidental sampling atau sampling aksidental
yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan kebetulan
bertemu (Hidayat, 2007). Sampel dalam penelitian ini adalah semua
ibu primipara yang telah melewati masa pemberian ASI Eksklusif
yang datang ke Puskesmas Pisangan maupun ke posyandu yang berada
di wilayah kerja Pisangan. Jumlah sampel yang digunakan dalam
penelitian ini berjumlah 34 orang.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data
adalah dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah daftar
pertanyaan yang telah disusun untuk memperoleh data sesuai yang
diinginkan peneliti (Budiarto, 2008). Kuesioner yang digunakan adalah
kuesioner tertutup yang mana jawaban dari kuesioner tersebut telah
disediakan (Budiarto, 2008). Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari
tiga bagian, yaitu:
1. Kuesioner A berisi pertanyaan tentang identitas responden berupa data
demografi responden.
38
2. Kuesioner B berisi pertanyaan mengenai dukungan suami yang didapat
oleh ibu yang menyusui. Kuesioner ini menyangkut empat aspek
dukungan sosial yang terdapat dalam teori Mercer, yaitu mengenai
aspek dukungan emosional terdapat pada nomor P1 – P7, aspek
dukungan informasi terdapat pada nomor P8 – P14, aspek dukungan
fisik pada nomor P15 – P22, dan aspek dukungan penilaian berada
pada nomor P23 – P29. Total pertanyaan pada kuesioner B ini
sebanyak 29 pertanyaan. Kuesioner ini dikembangkan oleh peneliti
berdasarkan dengan teori Mercer mengenai pencapaian peran ibu. Kisi-
kisi instrumen dari variabel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1
Variabel Komponen Nomor Item
Jumlah Favorable Unfavorable
Dukungan
Suami
Emosional 1, 5, 6, 7 2, 3, 4 7
Informasi 8, 9, 10, 11,
13 12,14 7
Fisik 15, 16, 19,
20, 21, 22 17, 18 8
Penilaian 23, 24, 25,
27, 28 26, 29 7
Jumlah 20 9 29
Pernyataan-pernyataan yang dibuat untuk memperoleh data
tentang dukungan suami yang didapat ibu primipara selama masa
pemberian ASI eksklusif ini dalam bentuk skala Likert dengan
memberi bobot pada setiap jawaban. Instrumen dukungan suami ini
menggunakan skala 1-5, dengan kategori:
a. Selalu (SL) yang berarti sangat sesuai/sangat memadai/sangat
tinggi.
Tabel 4.1 Kisi-kisi Instrumen Variabel Penelitian
39
b. Sering (SR) yang berarti sesuai/memadai/tinggi.
c. Kadang-kadang (KD) yang berarti cukup sesuai/cukup memadai.
d. Jarang (JR) yang berarti kurang sesuai/kurang memadai.
e. Tidak pernah (TP) yang berarti tidak sesuai/tidak memadai.
Perolehan skor dari item-item berdasarkan dari jawaban yang
dipilih sesuai dengan jenis pernyataan yaitu favorable dan
unfavorable. Skor yang dipilih dapat dilihat dalam tabel 4.2.
Dukungan suami ini akan dikategorikan menjadi:
a. Baik = jika skor jawaban x ≥ (μ+1.0σ)
b. Cukup = jika skor jawaban (μ-1.0σ) ≤ x < (μ+1.0σ)
c. Kurang = jika skor jawaban x < (μ-1.0σ) (Azwar, 2012)
dimana:
μ = 1/2 (Xmaks+Xmin) x total item pertanyaan
σ = 1/6 (Imaks - Imin)
Xmaks = skor tertinggi pada 1 item pernyataan
Xmin = skor terendah pada 1 item pernyataan
Imaks = jumlah total skor tertinggi
Imin = jumlah total skor terendah
3. Kuesioner C berisi pertanyaan terkait keberhasilan pemberian ASI
Eksklusif. Pertanyaan pada kuesioner ini bersifat terbuka, namun telah
disediakan juga pilihan jawabannya. Penilaian menggunakan skala
Kategori respon SL SR KD JR TP
Favorable
Unfavorable
5
1
4
2
3
3
2
4
1
5
Tabel 4.2 Bobot Nilai
40
nominal dengan dua kategori, yaitu 1 = jawaban selain ASI (tidak
berhasil ASI eksklusif) dan 2 = hanya ASI saja (berhasil ASI
eksklusif).
E. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas Instrumen
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai
standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas
data (Hidayat, 2007). Validitas merupakan apa yang seharusnya
diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid jika instrumen itu mampu
mengukur apa-apa yang seharusnya diukur menurut situasi dan kondisi
tertentu (Setiadi, 2007). Metode yang digunakan pada pengujian
validitas instrumen menggunakan rumus Pearson Product Moment.
Pengambilan keputusan dilakukan dengan melihat hasil perhitungan r
hitung. Pertanyaan valid apabila r hitung > r tabel, sedangkan
pertanyaan dianggap tidak valid jika r hitung < r tabel.
Peneliti menggunakan validitas konstruk dan validitas isi
dalam menguji validitas variabel dukungan suami dalam instrumen ini.
Uji coba instrumen dilakukan pada tanggal 19 Mei – 4 Juni 2014. Uji
coba dilakukan terhadap 15 orang ibu primipara di Puskesmas Ciputat.
Lokasi tersebut berada di wilayah Ciputat sama seperti Puskesmas
Pisangan, sehingga responden yang telah diteliti dalam uji instrumen
ini tidak termasuk responden dalam penelitian.
41
Saat diuji validitas secara konstruk, nilai batas validitas untuk
responden sebanyak 15 orang (n = 15) pada signifikan 5% adalah
0,514. Nilai ini kemudian dibandingkan dengan masing-masing nilai r
tabel sehingga terdapat 14 pertanyaan yang tidak valid karena nilai
korelasinya < 0,514. Pertanyaan yang tidak valid ini kemudian peneliti
modifikasi pertanyaannya. Setelah peneliti modifikasi, dilakukanlah uji
validitas isi terhadap kuesioner ini dengan mengajukan kuesioner ini
kepada orang yang ahli dalam bidang ini. Hasil dari validitas isi ini
adalah 3 dari 14 pertanyaan yang tidak valid dalam kuesioner ini
dihilangkan. Jadi, peneliti menggunakan 29 pertanyaan dalam
kuesioner ini untuk dijadikan instrumen penelitian.
Peneliti menggunakan validitas isi untuk menguji validitas
variabel keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Pertanyaan variabel ini
hanya berupa satu pertanyaan. Pertanyaan ini berupa pertanyaan semi-
terbuka yang mana pilihan jawaban pertanyaan ini sudah peneliti
siapkan, tetapi responden bisa memilih jawaban lebih dari satu ataupun
jawaban di luar pilihan itu.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Setelah mengukur validitas, peneliti perlu mengukur
realibilitas instrumen. Reliabilitas merupakan indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau
dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran
itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.
42
Pengukuran reliabilitas menggunakan rumus Alpha Cronbach. Suatu
variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach >
0,60 (Hidayat, 2007). Hasil uji reliabilitas pada variabel dukungan
suami dalam kuesioner ini adalah α = 0,882. Berdasarkan nilai
tersebut, pertanyaan mengenai variabel dukungan suami dianggap
reliabel, dapat dipercaya, dan dapat diandalkan karena nilai Alpha
Cronbach > 0,60.
F. Langkah-Langkah Pengumpulan Data
1. Setelah proposal penelitian disetujui oleh penguji, peneliti mengajukan
surat permohonan ijin penelitian ke Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Peneliti menyerahkan surat permohonan ijin penelitian kepada Kepala
Dinas Kesehatan Tangerang Selatan sebagai surat pengantar untuk
melakukan penelitian di Puskesmas Pisangan dan surat pengantar
untuk melakukan uji validitas di Puskesmas Ciputat
3. Setelah surat ijin penelitian dan surat ijin uji validitas disetujui oleh
pihak Dinas Kesehatan Tangerang Selatan, peneliti diberikan surat
pengantar oleh Dinas Kesehatan Tangerang Selatan untuk diberikan
kepada Kepala Puskesmas Ciputat dan Puskesmas Pisangan.
4. Setelah ijin uji validitas disetujui oleh Kepala Puskesmas Ciputat,
peneliti melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen di
puskesmas ini dengan responden ibu primipara.
43
5. Setelah instrumen dinyatakan valid dan reliabel, peneliti mulai
mengumpulkan data di Puskesmas Pisangan.
6. Peneliti menggunakan teknik accidental sampling atau sampling
aksidental dalam mengumpulkan sampel sehingga semua ibu
primipara yang datang ke puskesmas dan posyandu dijadikan sampel
dalam penelitian ini.
7. Setelah mendapatkan calon responden sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan, peneliti melakukan informed consent terhadap calon
responden. Jika calon responden bersedia menjadi responden, mereka
dapat membaca lembar persetujuan kemudian menandatanganinya.
8. Setelah responden menandatangani lembar persetujuan, responden
selanjutnya diberikan penjelasan mengenai cara pengisian kuesioner
dan responden dianjurkan bertanya apabila ada pertanyaan ataupun
pernyataan yang kurang jelas.
9. Waktu pengisian kuesioner selama kurang lebih 15 menit untuk
masing-masing responden, sedangkan proses pengambilan data
dilakukan sebelas hari disesuaikan dengan kondisi di Puskesmas
Pisangan.
10. Responden diharapkan menjawab seluruh pertanyaan di dalam
kuesioner. Setelah responden selesai, lembar kuesioner dikembalikan
kepada peneliti.
11. Kuesioner yang telah diisi selanjutnya diolah dan dianalisa oleh
peneliti.
44
G. Etika Penelitian
Beberapa prinsip penelitian pada manusia yang harus dipahami
oleh peneliti (Hidayat, 2007):
1. Prinsip manfaat
Segala bentuk penelitian yang dilakukan peneliti diharapkan
dapat dimanfaatkan untuk kepentingan manusia. Prinsip ini ditegakkan
dengan membebaskan, tidak memberikan atau menimbulkan kekerasan
pada manusia, tidak menjadikan manusia untuk dieksploitasi.
2. Prinsip menghormati manusia
Manusia memiliki hak dan merupakan makhluk yang mulia
yang harus dihormati. Manusia berhak menentukan pilihan antara
bersedia atau tidak untuk diikutsertakan menjadi subjek penelitian.
3. Prinsip keadilan
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan
manusia seperti dengan menghargai hak menjaga privasi manusia.
H. Pengolahan Data
Terdapat beberapa langkah-langkah dalam proses pengolahan data
yang harus dilakukan, yaitu:
1. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang
diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
2. Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap
data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat
45
penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan komputer.
Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan artinya
dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali melihat
lokasi dan arti suatu kode dari suatu variabel.
3. Entry data adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan
ke dalam master tabel atau data base komputer, kemudian membuat
distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel
kontigensi.
4. Melakukan teknik analisis. Pada tahap ini, analisis dilakukan dengan
menggunakan ilmu statistik terapan terhadap data penelitian yang
disesuaikan dengan tujuan yang hendak dianalisis. Penelitian ini
bersifat analisis analitik sehingga menggunakan statistika inferensial.
Statistika inferensial adalah statistika yang digunakan untuk
menyimpulkan parameter (populasi) berdasarkan statistika (sampel)
atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan inferensial.
I. Analisis Data
Analisa data sebagai tahapam pengolahan data untuk melihat
hubungan antara dua variabel. Teknik analisa yang digunakan adalah:
1. Analisis univariat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan setiap
variabel yang diteliti dalam penelitian yaitu melihat gambaran
distribusi frekuensi variabel independen (dukungan suami) dan
46
dependen (keberhasilan ASI Eksklusif) yang disajikan secara
deskriptif dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara
variabel independen dan dependen, yaitu hubungan dukungan suami
terhadap keberhasilan ASI Eksklusif. Teknik analisis dilakukan dengan
uji Chi Square. Uji chi square (X2) digunakan untuk menentukan ada
atau tidaknya asosiasi antar dua variabel dengan menggunakan derajat
kepercayaan 95% dengan α 5% sehingga jika nilai P (p value) < 0,05
berarti hasil perhitungan statistik bermakna (signifikan) atau
menunjukkan ada hubungan antara variabel independen dengan
variabel dependen. Akan tetapi, jika nilai p value > 0,05 berarti hasil
perhitungan statistik tidak bermakna atau tidak ada hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen. Uji Chi Square ini
digunakan untuk data yang berskala kategorik-kategorik dan tidak
melihat distribusi dari data tersebut (Dahlan, 2008 dan Polit, 1996).
47
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Profil Puskesmas Pisangan
Puskesmas Pisangan adalah puskesmas yang ada di Kecamatan
Ciputat Timur, yang terletak di sebelah tenggara Tangerang, dengan luas
wilayah 1.685 Ha. Puskesmas Pisangan ini meliputi dua kelurahan, yaitu
Kelurahan Pisangan dan Kelurahan Cirendeu. Puskesmas Pisangan ini
beralamat di Perumahan Pondok Hijau, Kelurahan Pisangan Ciputat Timur.
Adapun letak Puskesmas Pisangan berada dengan batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah Barat : Wilayah Kerja PKM Ciputat (Kecamatan Ciputat)
2. Sebelah Timur : DKI Jakarta
3. Sebelah Utara : Wilayah kerja PKM Jurangmangu Timur (Kec.
Pondok Aren)
4. Sebelah Selatan : Wilayah Kerja PKM Pamulang (Kel. Pondok Cabe
Hilir)
Puskesmas Pisangan ini memiliki visi dan misi sebagai berikut:
Visi:
Dengan iman dan taqwa mewujudkan masyarakat Pisangan setia, amanah,
siaga, mandiri, hidup sehat melalui akselerasi, upaya kesehatan guna
mewujudkan Tangerang Selatan sehat 2015.
Misi:
1. Menggerakkan serta membudayakan peran serta dan potensi di
masyarakat dalam bidang kesehatan.
48
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Usia Ibu
Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
2. Mengupayakan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata, dan
terjangkau.
3. Menjalin kemitraan dengan lintas program, lintas sektoral, dan swasta
untuk mendukung pembangunan berwawasan kesehatan
B. Hasil Analisa Univariat
1. Karakteristik Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas
Pisangan
a. Usia Ibu
Karakteristik responden berdasarkan usia dapat dilihat
pada Tabel 5.1
Rentang Usia Frekuensi Persentase (%)
20 tahun – 24 tahun
25 tahun – 29 tahun
30 tahun – 34 tahun
35 tahun – 39 tahun
40 tahun – 44 tahun
14
13
6
0
1
41,2
38,2
17,6
0
2,9
Total 34 100,0
Data pada Tabel 5.1 memperlihatkan bahwa dari 34
responden, mayoritas ibu primipara berusia di antara 20 tahun –
24 tahun dengan jumlah 14 orang (41,2%). Selain itu, terdapat 13
ibu primipara (38,2%) yang berusia di antara 25 tahun – 29 tahun,
6 ibu primipara (17,6%) berusia 30 tahun – 34 tahun, dan 1 ibu
primipara (2,9%) yang berusia di antara 40 tahun – 44 tahun.
49
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan Suami
Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pendidikan
Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
b. Tingkat Pendidikan Suami
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan
suami dapat dilihat pada Tabel 5.2
Pada Tabel 5.2 terlihat bahwa sebagian besar tingkat
pendidikan suami ibu primipara tersebut adalah SMA sebanyak 15
orang (44,1 %).
c. Tingkat Pendidikan Ibu
Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan ibu
primipara dapat dilihat pada Tabel 5.3
D
a
Tingkat Pendidikan Suami Frekuensi
(n) Persentase (%)
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Diploma/Sarjana
1
3
10
15
5
2,9
8,8
29,4
44,1
14,7
Total 34 100,0
Rentang Usia Frekuensi Persentase
(%)
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Diploma/Sarjana
0
3
8
18
5
0
8,8
23,5
52,9
14,7
Total 34 100,0
50
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Pekerjaan
Suami Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014
(n=34)
Tabel 5.3 memperlihatkan bahwa mayoritas tingkat
pendidikan ibu primipara adalah SMA yang berjumlah 18 orang
(52,9%).
d. Pekerjaan Suami
Karakteristik responden berdasarkan status pekerjaan suami
ibu primipara dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 memperlihatkan bahwa sebagian besar status
pekerjaan suami dari para ibu primipara adalah pegawai swasta
yang berjumlah 19 orang (55,9%).
e. Pekerjaan Ibu
Karakteristik responden berdasarkan status pekerjaan ibu
primipara dapat dilihat pada Tabel 5.5.
Rentang Usia Frekuensi Persentase
(%)
Tidak bekerja
PNS
Wiraswasta
Pegawai swasta
Lain-lain
0
0
13
19
2
0
0
38,2
55,9
5,9
Total 34 100,0
51
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Status Pekerjaan Ibu
Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
Tabel 5.5 memperlihatkan bahwa dari 34 ibu primipara, 27
ibu (79,4%) di antaranya tidak memiliki pekerjaan, sedangkan ibu
primipara lainnya memiliki pekerjaan sebagai wiraswasta, pegawai
swasta, dan lain – lain.
2. Gambaran Dukungan Suami
Sebelum peneliti melakukan analisis univariat terhadap
variabel dukungan suami, peneliti melakukan uji normalitas terlebih
dahulu. Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Peneliti menggunakan uji Shapiro-
Wilk dalam melakukan uji normalitas data karena sampel yang
digunakan dalam penelitian ini berjumlah < 50 responden, yaitu 34
orang. Data dikatakan terdistribusi secara normal jika nilai kemaknaan
(p) pada uji Shapiro-Wilk ini > 0,05 dan begitu juga sebaliknya
(Dahlan, 2008). Hasil uji normalitas dari variabel dukungan suami ini
adalah 0,019 sehingga distribusi dari variabel ini tidak normal.
Gambaran distribusi jawaban responden terhadap pernyataan
variabel dukungan suami dapat dilihat pada Tabel 5.6
Rentang Usia Frekuensi Persentase
(%)
Tidak bekerja
PNS
Wiraswasta
Pegawai swasta
Lain-lain
27
0
2
3
2
79,4
0
5,9
8,8
5,9
Total 34 100,0
52
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Dukungan Emosional yang Didapatkan oleh
Ibu Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Dukungan Suami yang Didapatkan oleh Ibu
Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Pisangan Tahun 2014 (n=34)
Tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa sebanyak 31 ibu
primipara (91,2%) mendapatkan dukungan suami dengan baik,
sedangkan 3 ibu primipara lainnya (8,8%) mendapatkan dukungan
suami yang cukup.
Pernyataan kuesioner mengenai variabel dukungan suami ini
terdapat 29 pertanyaan yang terdiri dari empat aspek, yaitu aspek
dukungan emosional, aspek dukungan informasi, aspek dukungan
fisik, dan aspek dukungan penilaian. Berikut ini akan peneliti
gambarkan distribusi masing-masing aspek dari variabel dukungan
suami.
a. Aspek Dukungan Emosional
Gambaran distribusi jawaban responden terhadap
pernyataan variabel dukungan suami pada aspek dukungan
emosional dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Dukungan Emosional Frekuensi Presentase
(%)
Baik
Cukup
Kurang
30
4
0
88,2
11,8
0
Total 34 100,0
Dukungan Suami Frekuensi Presentase
(%)
Baik
Cukup
Kurang
31
3
0
91,2
8,8
0
Total 34 100,0
53
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Dukungan Informasi yang Didapatkan oleh
Ibu Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
Data yang ada pada Tabel 5.6 di atas terlihat bahwa 30 ibu
primipara (88,2%) mendapatkan dukungan emosional yang baik
dari suaminya, 4 ibu primipara lainnya (11,8%) mendapatkan
dukungan emosional yang cukup, dan tidak ada ibu primipara yang
mendapatkan dukungan emosional yang kurang.
b. Aspek Dukungan Informasi
Gambaran distribusi jawaban responden terhadap
pernyataan variabel dukungan suami pada aspek dukungan
informasi dapat dilihat pada Tabel 5.8.
Tabel 5.8 di atas memperlihatkan bahwa 24 ibu primipara
(70,6%) mendapatkan dukungan informasi yang baik dari
suaminya, 7 ibu primipara (20,6%) mendapatkan dukungan
informasi yang cukup, dan 3 ibu primipara lainnya (8,8%)
mendapatkan dukungan informasi yang kurang.
Dukungan Informasi Frekuensi Presentase
(%)
Baik
Cukup
Kurang
24
7
3
70,6
20,6
8,8
Total 34 100,0
54
Tabel 5.10 Distribusi Frekuensi Dukungan penilaian yang Didapatkan oleh
Ibu Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
Tabel 5.9 Distribusi Frekuensi Dukungan Fisik yang Didapatkan oleh Ibu
Primipara dalam Memberikan ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas
Pisangan Tahun 2014 (n=34)
c. Aspek Dukungan Fisik
Gambaran distribusi jawaban responden terhadap
pernyataan variabel dukungan suami pada aspek dukungan fisik
dapat dilihat pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9 di atas memperlihatkan bahwa semua ibu
primipara (100%) mendapatkan dukungan fisik yang baik dari
suaminya.
d. Aspek Dukungan Penilaian
Gambaran distribusi jawaban responden terhadap
pernyataan variabel dukungan suami pada aspek dukungan
penilaian dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Tabel di atas memperlihatkan bahwa 28 ibu primipara
(70,6%) mendapatkan dukungan penilaian yang baik dari
Dukungan Fisik Frekuensi Presentase
(%)
Baik
Cukup
Kurang
34
0
0
100,0
0,0
0,0
Total 34 100,0
Dukungan Penilaian Frekuensi Presentase
(%)
Baik
Cukup
Kurang
28
4
2
82,4
11,8
5,9
Total 34 100,0
55
Tabel 5.11 Distribusi Frekuensi Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif
pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014
(n=34)
suaminya, 4 ibu primipara (11,8%) mendapatkan dukungan
penilaian yang cukup, dan 2 ibu primipara lainnya (5,9%)
mendapatkan dukungan informasi yang kurang.
3. Keberhasilan ASI Eksklusif
Keberhasilan ASI Eksklusif dikategorikan menjadi dua, yaitu
berhasil dan tidak berhasil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
sebanyak 26 responden (76,5%) tidak berhasil dalam memberikan ASI
eksklusif, sedangkan 8 responden lainnya (23,5%) berhasil
memberikan ASI eksklusif. Gambaran distribusi keberhasilan ASI
eksklusif dapat dilihat pada tabel 5.11.
C. Hasil Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk menganalisis data dari dua
variabel yang berbeda. Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara dukungan suami terhadap keberhasilan
pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Teknik
analisis bivariat ini dilakukan dengan menggunakan uji Chi square (x2).
ASI Eksklusif Frekuensi Presentase
(%)
Berhasil
Tidak Berhasil
8
26
23,5
76,5
Total 34 100,0
56
Tabel 5.12 Hubungan Dukungan Suami terhadap Keberhasilan Pemberian
ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Pisangan Tahun 2014 (n=34)
1. Hubungan antara Dukungan Suami terhadap Keberhasilan
Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Primipara di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan
Tabel 5.12 di atas didapatkan hasil bahwa ibu primipara yang
berhasil memberikan ASI eksklusif pada anaknya dan mendapatkan
dukungan suami yang baik sebanyak 8 orang (23,5%) dan tidak ada
ibu primipara yang berhasil memberikan ASI eksklusif dan
mendapatkan dukungan suami yang cukup, sedangkan ibu primipara
yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif dan mendapatkan
dukungan suami yang baik sebanyak 23 orang (74,2%) dan ibu
primipara yang tidak berhasil memberikan ASI eksklusif dan
mendapatkan dukungan suami yang cukup sebanyak 3 orang (100%).
Hasil uji analisis Chi-Square menunjukkan nilai p value = 1,00
sehingga Ha ditolak (p > 0,05).. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan antara variabel dukungan suami dengan variabel
keberhasilan ASI Eksklusif.
Dukungan
Suami
Keberhasilan ASI Eksklusif Total P value
Berhasil Tidak Berhasil
Baik
Cukup
8 (25,8%)
0 (0,0%)
23 (74,2%)
3 (100,0%)
31 (100,0%)
3 (100,0%) 1,00
Total 8 (23,5%) 26 (76,5%) 34 (100,0%)
57
BAB VI
PEMBAHASAN
Pembahasan pada penelitian ini difokuskan pada pembahasan mengenai
dukungan suami terhadap pemberian ASI eksklusif, keberhasilan pemberian ASI
eksklusif oleh ibu primipara, serta hubungan dukungan suami terhadap
keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara.
A. Analisis Univariat
1. Gambaran Karakteristik Ibu Primipara di Wilayah Kerja
Puskesmas Pisangan
a. Usia Ibu
Responden dalam penelitian ini adalah ibu-ibu primipara
yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Jumlah
responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah 34 orang.
Hasil statistik pada penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian
besar ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Pisangan ini
berada di rentang usia 20 tahun-24 tahun dan 25 tahun-29 tahun.
Usia 20-30 tahun merupakan rentang usia aman untuk
bereproduksi. Pada umumnya, ibu pada usia tersebut memiliki
kemampuan laktasi yang lebih baik daripada yang berumur lebih
dari 30 tahun sehingga ibu yang berusia 20-30 tahun memiliki
58
peluang yang lebih besar untuk memberikan ASI eksklusif kepada
bayinya (Roesli, 2000).
b. Tingkat Pendidikan Suami
Hasil penelitian di atas memperlihatkan bahwa sebagian
besar pendidikan suami ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan adalah SMA. Data yang peneliti dapatkan berupa ibu
primipara dengan suami yang memiliki tingkat pendidikan SMA
sejumlah 15 orang atau 44,1% dan hanya dua di antaranya yang
berhasil memberikan ASI eksklusif, sedangkan ibu primipara
dengan suami yang berada pada pendidikan tinggi berjumlah lima
orang dan tiga di antaranya berhasil memberikan ASI eksklusif.
Notoatmodjo (2003, dalam Zakiyah 2012) mengungkapkan
bahwa pendidikan berdampak pada peningkatan wawasan atau
pengetahuan seseorang. Seseorang yang berpendidikan lebih tinggi
akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas dibandingkan
dengan seseorang yang pendidikannya lebih rendah.
c. Tingkat Pendidikan Ibu
Berdasarkan hasil penelitian di atas, mayoritas ibu
primipara berpendidikan menengah dengan jumlah 18 orang
(52,9%). Akan tetapi, dari 18 ibu primipara yang berpendidikan
SMA, hanya tiga di antaranya yang berhasil memberikan ASI
eksklusif. Pada hasil penelitian ini juga didapatkan data bahwa
59
terdapat empat dari lima ibu primipara yang berpendidikan tinggi
yang berhasil memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
Penelitian yang dilakukan oleh Zakiyah (2012) di
Kelurahan Semanan, Jakarta Barat didapatkan hasil bahwa adanya
hubungan yang bermakna antara status pendidikan ibu dengan
keberhasilan ASI eksklusif. Hal ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Kurniawan (2013) di Rumah Sakit Lamongan. Pada
penelitian tersebut didapatkan data bahwa mayoritas ibu yang
berhasil memberikan ASI eksklusif memiliki tingkat pendidikan
yang tinggi (diploma/sarjana). Akan tetapi, pada penelitian yang
dilakukan oleh Ida (2012) di wilayah kerja Puskesmas Kemiri
Muka Kota Depok menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
status pendidikan ibu dengan pemberian ASI eksklusif.
d. Status Pekerjaan Ibu
Hasil penelitian di atas menunjukkan data bahwa mayoritas
ibu primipara sebanyak 27 orang (79,4%) tidak memiliki pekerjaan
dan lima di antaranya berhasil memberikan ASI eksklusif,
sedangkan terdapat tiga ibu primipara yang memiliki pekerjaan
yang berhasil memberikan ASI eksklusif.
Khomsan (2004) menyatakan bahwa kesibukan akibat
bekerta di luar rumah menghambat ibu untuk menyusui anaknya
dengan baik. Azwar (2003 dalam Zakiyah 2012) juga
mengungkapkan bahwa terbatasnya waktu cuti hamil dan
60
melahirkan bagi ibu-ibu bekerja menyebabkan masa pemberian
ASI eksklusif tidak dapat berlangsung lama karena ibu harus
kembali bekerja. Hal ini mengakibatkan terhambatnya upaya untuk
memberikan ASI secara eksklusif. Kurniawan (2013) juga
mengungkapkan bahwa presentase keberhasilan ASI eksklusif pada
ibu yang bekerja lebih rendah daripada ibu yang tidak bekerja,
yaitu sebesar 16,6%.
2. Gambaran Dukungan Suami terhadap Keberhasilan ASI
Eksklusif
Suami merupakan orang terdekat bagi ibu menyusui yang
kehadirannya selalu diharapkan ada di sisi ibu dan selalu siap memberi
bantuan. Dukungan yang suami berikan secara terus-menerus dapat
mempengaruhi keberhasilan ibu dalam menyusui (Swasono, 2008
dalam Sari, 2011). Dykes (2003 dalam Zakiyah, 2012) menyatakan
bahwa ibu membutuhkan dukungan emosional, informasi, dan bantuan
dari suami. Dukungan ini akan efektif jika terjadi hubungan saling
mendukung antara ibu dan suami. Roesli (2000) juga mengungkapkan
bahwa keterlibatan dan dukungan suami sangat dibutuhkan untuk
memotivasi ibu dalam memberikan ASI eksklusif pada bayinya.
Dukungan suami merupakan faktor pendukung dalam
keberhasilan ASI eksklusif. Dukungan suami ini merupakan suatu
kegiatan yang bersifat emosional maupun psikologis yang diberikan
kepada ibu menyusui dalam memberikan ASI. Hal ini berkaitan
61
dengan pikiran, perasaan, dan sensasi yang dapat memperlancar
produksi ASI (Roesli, 2000)
Seorang ayah mempunyai peranan penting dalam keberhasilan
ibu menyusui. Peran ayah mempengaruhi perasaan dan semangat ibu
untuk menyusui dan untuk terus memberikan yang terbaik bagi
anaknya. Proses menyusui bisa terhambat apabila hubungan ayah dan
ibu tidak harmonis dan ibu tidak mendapatkan dukungan suami
(Hartono, 2009 dalam Sari, 2011).
Berdasarkan hasil penelitian di atas, didapatkan data bahwa
sebanyak 31 dari 34 orang ibu primipara (91,2%) mendapatkan
dukungan suami dengan baik. Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sari (2011) di wilayah kerja Puskesmas
Talang Kabupaten Solok yang menyatakan bahwa dukungan ayah
yang didapatkan oleh ibu menyusui sudah baik, yaitu 70,3%. Selain
itu, Ida (2012) juga mengungkapkan hal yang sama dalam
penelitiannya. Hasil penelitian yang dilakukan Ida (2012) di wilayah
kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok dengan sampel 172 orang
adalah sebanyak 90 orang ibu menyusui (52,3%) sudah mendapatkan
dukungan suami dengan baik.
Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Zakiyah (2012) di wilayah Kelurahan Semanan Jakarta Barat dengan
jumlah sampel 82 orang. Zakiyah (2012) menyatakan bahwa ibu
menyusui yang kurang mendapatkan dukungan suami lebih banyak
daripada ibu menyusui yang mendapatkan dukungan suami dengan
62
baik. Ibu menyusui yang kurang mendapatkan dukungan suami
berjumlah sebanyak 38 orang (46,3%), sedangkan ibu menyusui yang
mendapatkan dukungan suami dengan baik berjumlah 36 orang
(43,9%).
Berdasarkan jawaban dari tiap responden terhadap kuesioner
penelitian ini, dukungan suami yang baik dapat ditunjukkan dengan
perilaku suami yang selalu bersikap mesra kepada ibu selama masa
menyusui, suami selalu memberikan suasana yang tenang saat ibu
menyusukan bayinya, dan suami selalu mengantar ibu untuk
berkonsultasi ke petugas kesehatan mengenai ASI. Bentuk perilaku
dukungan suami yang baik juga ditunjukkan dengan suami ikut
merawat bayi, seperti mengganti popok dan suami menyarankan ibu
untuk memberikan ASI sesuai kebutuhan bayi. Bentuk dukungan ini
diakui ibu dilakukan oleh para suami meskipun sebagian besar suami
bekerja sebagai pegawai swasta (di luar rumah).
Bentuk perilaku dukungan suami yang cukup antara lain
perilaku suami yang jarang bersikap mesra kepada ibu, suami tidak
pernah memberikan suasana yang tenang selama ibu menyusui, dan
suami jarang mengantar ibu untuk berkonsultasi kepada petugas
kesehatan. Suami yang jarang menggendong bayi jika bayi menangis
dan jarang menganjurkan ibu untuk terus memberikan ASI eksklusif
pada ibu juga merupakan bentuk dukungan suami yang cukup dalam
mendukung keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
63
Variabel dukungan suami dalam penelitian ini memiliki empat
aspek yang berbeda. Aspek-aspek tersebut adalah aspek dukungan
emosional, aspek dukungan informasi, aspek dukungan fisik, dan
aspek dukungan penilaian. Dukungan emosional merupakan dukungan
yang berupa rasa kasih sayang, mencintai, dan memberikan perhatian.
Hasil penelitian di atas didapatkan data bahwa sebanyak 30 orang ibu
primipara (88,2%) telah mendapatkan dukungan emosional dengan
baik dari suaminya. Bentuk dukungan emosional yang baik
berdasarkan hasil jawaban dari responden dapat ditunjukkan dengan
suami yang sering memberikan pujian kepada ibu setiap selesai
menyusui, suami sering memperhatikan jenis dan makanan ibu selama
masa menyusui, dan perilaku suami yang selalu bersikap mesra kepada
ibu selama masa menyusui. Hasil penelitian di atas menggambarkan
bahwa suami ibu primipara yang berada di wilayah kerja Puskesmas
Pisangan sudah mampu memberikan rasa kasih sayang dan perhatian
yang baik kepada ibu menyusui.
Hasil penelitian di atas sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Nadzifah dan Kurniati (2012) di wilayah kerja
Puskesmas Kota Semarang dengan jumlah sampel 34 orang. Pada
penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa ibu menyusui yang
mendapatkan dukungan emosional yang baik sebanyak 17 orang
(50,0%). Nadzifah dan Kurniati (2012) mengungkapkan bahwa hasil
penelitian ini telah menjelaskan bahwa suami dapat mengayomi dan
melindungi ibu dalam memberikan ASI kepada bayinya.
64
Dukungan informasi adalah bentuk dukungan yang dilakukan
dengan cara memberikan informasi yang berguna dan berhubungan
dengan masalah yang dihadapi oleh seseorang Berdasarkan hasil
penelitian di atas, didapatkan data bahwa sebanyak 24 ibu primipara
(70,6%) telah mendapatkan dukungan informasi dengan baik dari
suaminya. Bentuk dukungan informasi yang bisa ditunjukkan suami
kepada ibu menyusui adalah dengan memberikan informasi atau
sumber informasi kepada ibu mengenai ASI. Mayoritas ibu primipara
mengaku bahwa suami mendapatkan informasi tersebut dari pelayanan
kesahatan maupun dari media massa.
Jumlah ibu menyusui yang mendapatkan dukungan informasi
lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah ibu yang mendapatkan
dukungan lainnya. Hal ini dapat disebabkan karena suami yang sibuk
bekerja dan masih menganggap bahwa urusan mengurus bayi dan
kesehatan bayi merupakan tanggung jawab ibu sehingga suami jarang
memberikan informasi atau mencari informasi mengenai hal ini,
termasuk ASI. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Warren (2004) di Irlandia Selatan yang mana
banyaknya dukungan informasi yang diterima oleh ibu sebanyak 23%
dari total sampel 135 orang. Selain itu, Februhartanty (2008) dalam
penelitiannya di Jakarta, mengungkapkan bahwa kurang dari 50%
suami masih menaruh perhatian mengenai pencarian informasi tentang
masalah pemberian ASI atau pemberian makan pada bayi.
Februhartanty (2008) menjelaskan bahwa rendahnya partisipasi suami
65
dalam mencari informasi mengenai kesehatan anak bisa diakibatkan
karena adanya anggapan bahwa segala sesuatu yang berhubungan
dengan kesejahteraan anak lebih menjadi tanggung jawab ibu daripada
suami.
Dukungan fisik adalah bentuk dukungan yang diberikan suami
dengan memberikan pertolongan secara langsung. Hasil penelitian ini
menjelaskan bahwa sebanyak 34 ibu primipara (100%) telah
mendapatkan dukungan fisik dengan baik. Dukungan fisik ini
merupakan dukungan yang paling banyak ibu primipara terima
dibandingkan dengan dukungan lainnya. Bentuk dukungan fisik yang
suami berikan adalah seperti suami membantu mengganti popok bayi,
menggendong bayi jika bayi menangis, dan mau
membuatkan/mengambilkan makanan/minuman untuk ibu selagi ibu
menyusui bayinya. Hasil penelitian ini didukung dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Februhartanty (2008) di daerah Jakarta.
Februhartanty mengemukakan bahwa lebih dari 50% suami lebih
sering terlibat melakukan berbagai kegiatan pengasuhan bayi
dibandingkan dengan membantu urusan pekerjaan rumah tangga.
Dukungan penilaian berupa dukungan yang suami berikan
dalam membantu ibu melaksanakan perannya dalam memberikan ASI
eksklusif pada bayinya. Hasil penelitian ini didapatkan data bahwa
terdapat 28 ibu primipara (82,4%) yang mendapatkan dukungan
penilaian yang baik. Bentuk perilaku dukungan penilaian yang baik ini
ditunjukkan dengan suami selalu menyarankan ibu untuk memberikan
66
ASI sesuai kebutuhan bayi dan suami selalu memotivasi ibu ketika
ASI tidak keluar. Hasil di atas memberikan gambaran bahwa dukungan
suami dalam hal penilaian sudah berjalan dengan baik. Hasil penelitian
ini sejalan dengan hasil penelitian Nadzifah dan Kurniati (2012) di
wilayah kerja Puskesmas Kota Semarang. Pada penelitian ini
didapatkan hasil bahwa sebanyak 52,3% ibu menyusui telah
mendapatkan dukungan penilaian yang baik selama masa menyusui.
3. Gambaran Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu
Primipara
ASI eksklusif adalah pemberian air susu ibu saja kepada bayi
selama enam bulan pertama kehidupan bayi tanpa memberikan
makanan atau cairan lain, kecuali vitamin, mineral, dan obat yang telah
diizinkan (WHO, 2010). ASI eksklusif adalah pemberian ASI secara
eksklusif pada bayi sejak lahir hingga bayi berumur enam bulan dan
dianjurkan dilanjutkan sampai anak berusia 2 tahun (Depkes, 2004).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 8 orang
(23,5%) ibu primipara yang berhasil memberikan ASI eksklusif dan
sebanyak 24 ibu primipara (76,5%) tidak berhasil memberikan ASI
secara eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pisangan. Hasil penelitian
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zakiyah (2012) di
wilayah Kelurahan Semanan Jakarta Barat dengan jumlah sampel 82
orang. Zakiyah (2012) mengungkapkan bahwa jumlah ibu menyusui
yang tidak memberikan ASI eksklusif lebih banyak daripada jumlah
67
ibu yang memberikan ASI eksklusif. Ibu yang tidak memberikan ASI
eksklusif sejumlah 53 orang (64,6%), sedangkan ibu yang memberikan
ASI eksklusif sejumlah 29 orang (35,4%).
Penelitian yang dilakukan Ida (2011) di wilayah kerja
Puskesmas Kemiri Muka Kora Depok dengan responden 172 orang
juga menyatakan hal yang sama. Terdapat 128 ibu (74,4%) tidak
memberikan ASI eksklusif pada bayinya dan 44 ibu memberikan ASI
eksklusif pada bayinya (25,6%). Selain itu, Pertiwi (2012) juga
mengungkapkan hasil penelitiannya yang sejalan dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh Pertiwi (2012) di Kelurahan Kunciran Tangerang
dengan jumlah responden sebanyak 106 orang adalah jumlah ibu yang
memberikan ASI eksklusif sebanyak 31,1% dan ibu yang tidak
memberikan ASI eksklusif sebanyak 68,9%.
Sebagian besar ibu primipara di wilayah Pisangan memberikan
ASI eksklusif sampai bayi berusia 3-4 bulan. Berdasarkan hasil
wawancara dengan responden, rendahnya angka keberhasilan ibu
dalam memberikan ASI eksklusif ini diduga karena belum optimalnya
pemahaman ibu mengenai ASI eksklusif, terdapatnya mitos-mitos
yang beredar di masyarakat, serta rasa takut ibu terhadap ASI yang
dihasilkannya kurang.
68
B. Analisis Bivariat
1. Hubungan Dukungan Suami terhadap Keberhasilan Pemberian
ASI Eksklusif pada Ibu Primipara
Keberhasilan menyusui sangat ditentukan oleh peran ayah
karena ayah akan turut menentukan kelancaran refleks pengeluaran
ASI yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu.
Ayah dapat berperan aktif dalam membantu ibu dalam memberikan
ASI Eksklusif dengan memberikan dukungan-dukungan emosional dan
bantuan-bantuan lainnya (Roesli, 2000).
Hasil penelitian mengenai hubungan antara dukungan suami
terhadap keberhasilan pemberian ASI Eksklusif pada ibu primipara
menunjukkan bahwa responden yang mendapatkan dukungan suami
yang baik dan berhasil memberikan ASI eksklusif sebanyak 3 orang
(17,6%). Setelah dilakukan penghitungan uji statistik, didapatkan hasil
bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami terhadap
keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara. Hal ini
diartikan bahwa dukungan suami yang didapatkan oleh ibu primipara
tidak memiliki hubungan dengan keberhasilan pemberian ASI
eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Pisangan.
Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Rachmawati (2011 dalam Zakiyah, 2012) di kelurahan Telogosari
Kulon dengan 41 responden bahwa tidak ada hubungan antara
dukungan suami dengan pemberian ASI eksklusif. Hasil penelitian
yang dilakukan oleh Sartono dan Utaminingrum (2012) di Kelurahan
69
Muktiharjo Kidul Kecamatan telogosari Kota Semarang dengan
responden 64 orang juga menyatakan hal yang sama. Sartono dan
Utaminingrum menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
dukungan suami terhadp keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Sari (2011)
mengungkapkan hasil yang berbeda bahwa ada hubungan antara
dukungan suami dengan keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Ida
(2011) juga mengungkapkan hal yang sama bahwa terdapat hubungan
antara dukungan suami terhadap keberhasilan pemberian ASI
eksklusif. Perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari dan Ida
dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat disebabkan
oleh beberapa kendala, yaitu masih kurangnya pemahaman ibu
mengenai ASI eksklusif, adanya rasa takut ibu yang tidak berdasar
bahwa ASI yang dihasilkan tidak cukup untuk bayinya dan
kepercayaan yang keliru bahwa bayi mereka memerlukan cairan
tambahan selain ASI (Arab., et al, 2005).
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu
tidak terdapatnya data yang pasti mengenai jumlah populasi ibu primipara
di wilayah tersebut sehingga peneliti mengalami sedikit kesulitan dalam
mengumpulkan responden.
70
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan
pada bab-bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini
adalah sebanyak 91,2% ibu primipara di wilayah kerja Puskesmas Pisangan
mendapatkan dukungan suami dengan baik, akan tetapi terdapat 76,5% ibu
primipara di wilayah kerja Puskesmas Pisangan yang tidak berhasil
memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Hasil uji statistik bivariat
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan suami terhadap
keberhasilan pemberian ASI eksklusif pada ibu primipara di wilayah kerja
Puskesmas Pisangan.
B. Saran
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Tenaga kesehatan, seperti dokter, perawat, bidan, dan ahli gizi
perlu meningkatkan promosi kesehatan mengenai manfaat ASI ekslusif
dan pengertian dari ASI eksklusif kepada ibu primipara dan suami.
Promosi kesehatan ini dilakukan dalam upaya meningkatkan
pengetahuan suami dan ibu mengenai ASI eksklusif dan hal-hal yang
berhubungan dengan pemberian ASI sehingga keberhasilan pemberian
ASI eksklusif dapat tercapai. Langkah ini bertujuan juga untuk
71
meminimalisir mitos-mitos yang beredar di dalam masyarakat.
Partisipasi kader dan masyarakat juga harus ditingkatkan guna
mendukung keberhasilan ASI eksklusif ini. Kelompok-kelompok
pendukung ASI eksklusif juga diperlukan guna memberikan motivasi
kepada ibu dalam memberikan ASI eksklusif, khususnya pada ibu
primipara
2. Untuk penelitian selanjutnya
Perlunya penelitian lain yang mengkaji mengenai pemahaman
ibu primipara, kepercayaan diri ibu primipara, dan motivasi ibu
primipara dalam memberikan ASI eksklusif dengan wawancara
mendalam menggunakan metode kualitatif. Hal tersebut penting diteliti
karena dapat membantu petugas kesehatan dalam mengidentifikasi
informasi yang salah yang masih beredar dalam masyarakat.
3. Untuk praktik keperawatan
Perawat perlu meningkatkan perannya sebagai counselor dan
dapat ikut serta dalam promosi kesehatan mengenai ASI eksklusif.
DAFTAR PUSTAKA
AIMI. (2010). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang
Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Indonesia (diakses dari http://aimi-
asi.org/wp-content/uploads/2013/01/10-kepmenkes-450.pdf diunduh pada
28 Juni 2014).
Alligood dan Tomey. (2006). Nursing Theorists and Their Work. Mosby: USA.
Anggraini, Shinta Ratna. (2011). Perbedaan Tingkat Kecemasan dalam Proses
Menyusui antara Ibu Primipara dan Multipara di RSUD Kota Surakarta
(diakses dari http://digilib.uns.ac.id diunduh pada 7 November 2013).
Arab, Lonore, et al.,. (2005). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC.
Arora S., et al. Major Factors Influencing Breastfeeding Rates: Mother's
Perception Of Father's Attitude And Milk Supply (diakses dari
www.pediatrics.org/cgi/content/full/106/5/e67 diunduh pada 12 Maret
2014).
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Bahiyatun. (2009). Buku Ajar Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Bobak, et al.,. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.
Budiarto, Eko. (2003). METODOLOGI PENELITIAN KEDOKTERAN Sebuah
Pengantar. Jakarta: EGC.
Dahlan, S. (2008). Langkah-Langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Agung Seto.
DEPKES. (2010). Peraturan pemerintah tentang ASI Eksklusif (diakses dari
http://www.depkes.go.id/downloads/advertorial/adv_pp_asi.pdf diunduh
pada 11 November 2013).
DEPKES. (2013). Riset Kesehatan Dasar 2013. (diakses dari
http://depkes.go.id/downloads/riskesdas2013/Hasil%20Riskesdas%202013
.pdf diakses pada 12 November 2013).
Destriatania, Suci. (2007). Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ayah
terhadap Praktik Inisiasi Menyusu Segera dan Pemberian ASI eksklusif di
Wilayah Urban Jakarta Selatan (diakses dari http://lib.ui.ac.id diunduh
pada 5 Februari 2014)
Februhartanty, J. (2008). Peran Strategis Ayah Dalam Optimalisasi Praktek
Pemberian ASI: Sebuah Studi di daerah Urban Jakarta (diakses dari
http://www. gizinet/makalah/download/Summary-Eng-Indo-Yudhi. pdf,
pada 10 November 2013).
Forte, William R dan Oxorn, Harry. (2010). ILMU KEBIDANAN: Patologi
&Fisiologi Persalinan. Yayasan Essentia Medica.Yogyakarta.
GIZIKIA. (2012). Materi Advokasi BBL (diakses dari
http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-
content/uploads/downloads/2011/01/Materi-Advokasi-BBL.pdf diunduh
pada 20 Desember 2013).
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik
Analisa Data. Penerbit Salemba Medika: Jakarta.
Ida. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemberian Asi Eksklusif 6
Bulan Di Wilayah Kerja Puskesmas Kemiri Muka Kota Depok Tahun 2011
(diakses dari http://lib.ui.ac.id diunduh pada 5 Februari 2014).
IDAI. (2012). Klinik Pemberian ASI pada Berbagai Situasi (diakses dari
http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/pemberian-air-susu-ibu-asi-pada-
berbagai-situasi-dan-kondisi.html diunduh pada 12 November 2013).
IDAI. (2012). Kendala Pemberian ASI Eksklusif (diakses dari
http://idai.or.id/public-articles/klinik/asi/kendala-pemberian-asi-
eksklusif.html diunduh pada 12 November 2013).
Kurniati, Lingga dan Nadzifah, Siti. (2012). Hubungan Dukungan Suami dalam
Proses Laktasi dan Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Kota Semarang (diunduh pada 11 Maret 2014).
Kurniawan, Bayu. (2013). Determinan Keberhasilan Pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif (diakses dari http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/365
diunduh pada 7 November 2013).
MENKOKESRA. (2012). Penyebab Tingginya Angka Kematian Ibu dan Bayi
(diakses dari http://www.menkokesra.go.id/content/penyebab-tingginya-
angka-kematian-ibu-dan-bayi diunduh pada 20 Desember 2013).
Mira, et al., (2012). Hubungan Dukungan Suami terhadap Motivasi Ibu Memberi
ASI pada Bayi 0-6 Bulan. diunduh pada tanggal 4 Desember 2013.
Nurmadina, Mira. (2010). Hubungan Antara Dukungan Sosial Suami Dengan
Kecemasan Pada Wanita Menopause (diakses pada
http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/17450 diunduh pada 14
Maret 2014).
Pertiwi, Putri. (2012). Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemberian
ASI Eksklusif di Kelurahan Kunciran Indah Tangerang diakses dari
http://lib.ui.ac.id diunduh pada 5 Maret 2014)
Polit, Denise F. (1996). Data Analysis & statistics for Nursing Research. New
York.
Purwanti, Hubertin Sri. (2004). Konsep Penerapan Asi Eksklusif Buku Saku
untuk Bidan. Jakarta: EGC.
Rahayu, Rizka Yulianti dan Sudarmiati, Sari. (2012). Pengetahuan Ibu Primipara
tentang Faktor-Faktor yang dapat Mempengaruhi Produksi ASI (diakses
dari http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnursing diunduh pada tanggal
12 November 2013).
Roesli, Utami. (2000). Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Niaga Swadaya.
Sari, Reni Restu. (2011). Hubungan Karakteristik, Pengetahuan, Sikap, Dan
Dukungan Ayah Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja
Puskesmas Takang Kabupaten Solok Tahun 2011(diakses dari
http://lib.ui.ac.id diunduh pada 5 Maret 2014).
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Graha Ilmu:
Yogyakarta.
Sherwood, Lauralee. (2009). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 6. EGC:
Jakarta.
UNICEF. (2013). Infant and Young Child Feeding.
http://www.unicef.org/nutrition/index_breastfeeding.html diakses pada 10
Desember 2013.
Warren, Patricia Leahy. (2004). First-time Mothers: Social Support and Vonfident
in Infant Care (diakses dari http://nursing.ovid.com/ diunduh pada 2April
2014).
WHO. (2014). Child Mortality Estimate (diakses dari
http://www.childmortality.org/index.php?r=site/graph&ID=IDN_Indonesi
a diunduh pada tanggal 28 Juni 2014).
WHO. (2013). Breastfeeding. http://www.who.int/topics/breastfeeding/en diakses
pada 10 Desember 2013
Zakiyah. (2012). Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI
Eksklusif di Kelurahan Semanan Kecamatan Kalideres Jakarta Barat
Tahun 2012 (diakses dari http://lib.ui.ac.id diunduh pada 5 Februari 2014).
Lampiran 2
FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN
Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah satu kegiatan
dalam menyelesaikan tugas akhir di Program Studi Ilmu Keperawatan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan
dukungan suami terhadap keberhasilan ASI Eksklusif pada ibu primipara.
Saya mengharapkan jawaban/tanggapan yang Ibu berikan adalah
berdasarkan pengalaman Ibu sendiri tanpa dipengaruhi orang lain. Saya menjamin
kerahasiaan jawaban dan identitas Ibu. Informasi yang Ibu berikan hanya akan
digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan dipergunakan
untuk maksud-maksud lainnya.
Partisipasi Ibu dalam penelitian ini bersifat bebas, Ibu dipersilahkan
memilih untuk bersedia menjadi peserta penelitian atau menolak tanpa ada sanksi
apa pun. Jika Ibu bersedia menjadi peserta penelitian ini, silahkan Ibu
menandatangani formulir persetujuan di bawah ini.
Ciputat, 2014
Peneliti
(Ratu Ummu Hani)
Peserta
( )
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN
A. Identitas Responden
Nama (inisial) : ......................................
Usia : ......... tahun
Agama : 1. ( ) Islam 4. ( ) Hindu
2. ( ) Kristen Protestan 5. ( ) Budha
3. ( ) Katolik 6. ( ) Tionghoa
Suku Bangsa : WNI/WNA
Pendidikan : Suami : 1. ( ) SD 3. ( ) SMU
2. ( ) SMP 4. ( ) Diploma/Sarjana
Istri : 1. ( ) SD 3. ( ) SMU
2. ( ) SMP 4. ( ) Diploma/Sarjana
Pekerjaan : Suami : 1. ( ) Tidak Bekerja
2. ( ) PNS
3. ( ) Wiraswasta
4. ( ) Pegawai Swasta
5. ( ) lain-lain, sebutkan ................
Istri : 1. ( ) Tidak Bekerja
2. ( ) PNS
3. ( ) Wiraswasta
4. ( ) Pegawai Swasta
5. ( ) lain-lain, sebutkan ................
Memberikan ASI Eksklusif: ( ) Ya
( ) Tidak
Petunjuk Pengisian
1. Isilah semua nomor dalam angket ini sesuai dengan pengalaman yang
pernah Ibu alami ketika memberikan ASI eksklusif pada anak pertama
Ibu dan jangan ada yang terlewatkan dengan memberi tanda SILANG
(X) pada setiap pernyataan.
2. Pilihlah:
SL, jika Anda SELALU mendapatkan pernyataan tersebut.
SR, jika Anda SERING mendapatkan pernyataan tersebut.
KD, jika Anda KADANG-KADANG mendapatkan pernyataan
tersebut
JR, jika Anda JARANG mendapatkan pernyataan tersebut.
TP, jika Anda TIDAK PERNAH mendapatkan pernyataan tersebut.
3. Dalam hal ini tidak ada penilaian benar atau salah, baik atau buruk,
sehingga tidak ada jawaban yang dianggap salah. Semua jawaban
adalah benar, jika Anda memberikan jawaban sesuai dengan
pengalaman yang pernah Anda rasakan.
4. Informasi yang diberikan melalui pengisian kuesioner ini tidak
berdampak pada siapapun. Kami akan menjaga kerahasiaan jawaban
Anda.
Atas partisipasi dan kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini, saya
mengucapkan terima kasih
B. Dukungan Suami
Berikan tanda silang (X) pada kolom jawaban yang dipilih
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SL SR KD JR TP
1. Suami memberikan kata-kata
pujian kepada ibu setiap kali
selesai menyusui
2. Suami memberikan komentar
terhadap badan ibu yang
bertambah gemuk setelah
melahirkan
3. Saat ibu menyusukan bayinya
pada tengah malam, suami hanya
tidur saja
4. Suami terlihat merasa terganggu
saat bayi menangis tengah malam
5. Suami tetap bersikap mesra
selama ibu menyusui
6. Suami memberikan suasana yang
tenang saat ibu menyusukan
bayinya, seperti tidak berisik
7. Suami memperhatikan jenis dan
jumlah makanan ibu selama masa
menyusui kepada ibu
8. Suami memberikan bacaan tentang
ASI dan menyusui, seperti buku,
majalah, tabloid, dll
9. Suami memberikan informasi
kepada ibu tentang ASI dan cara
menyusui
10. Suami mencari informasi tentang
kesehatan anak dan menyusui
11. Suami selalu mendampingi selama
ibu menyusukan bayinya
12. Suami melarang ibu bertanya
kepada siapapun mengenai ASI
13. Suami mengantar ibu untuk
berkonsultasi pada petugas
kesehatan mengenai cara
memberikan ASI
14. Suami marah ketika ibu membeli
majalah/buku mengenai menyusui
15. Suami ikut merawat bayi, mis:
membantu mengganti popok
16. Suami menggendong bayi jika
bayi menangis
17. Suami merasa jijik ketika
membuang popok bayi
18. Suami memberikan makanan
selain ASI kepada bayi selama
enam bulan pertama kehidupan
19. Suami mau
membuatkan/mengambilkan
makanan/minuman untuk ibu
selagi ibu menyusukan bayinya
20. Suami membelikan makanan
tambahan/suplemen/susu untuk
ibu selama masa menyusui
21. Suami membantu ibu dalam
pekerjaan rumah tangga
22. Suami melakukan pekerjaan
rumah tangga dengan menggerutu
23. Suami mendorong ibu untuk
menyusukan bayinya segera
mungkin setelah bayi lahir
24. Suami menyarankan ibu untuk
memberikan ASI sesuai kebutuhan
bayi
25. Suami memperhatikan kebutuhan
gizi ibu selama menyusui
26. Ketika jumlah ASI sedikit, suami
menyarankan untuk memberikan
susu formula
27. Suami menyarankan ibu untuk
tetap memberikan ASI secara
eksklusif
28. Suami menganjurkan ibu
memberikan susu formula pada
bayi ketika bayi menangis
29. Suami memotivasi ibu ketika ASI
tidak keluar
C. Keberhasilan ASI Eksklusif
Makanan atau minuman apa saja yang Ibu berikan pada bayi selama enam
bulan pertama kehidupan bayi?
Hanya air susu ibu (ASI) saja
Air tajin
Buah-buahan, seperti pisang, jeruk, dll
Biskuit
Air putih
Madu
Susu formula
dan lain-lain, sebutkan .................
Lampiran 4
HASIL UJI VALIDITAS VARIABEL DUKUNGAN SUAMI
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16
P1
Pearson Correlation 1 -,491 ,202 ,343 ,440 ,316 ,131 ,755 ,210 ,258 ,557 ,672 -,044 -,243 ,675 -,040
Sig. (2-tailed) ,063 ,470 ,210 ,101 ,251 ,641 ,001 ,452 ,352 ,031 ,006 ,878 ,382 ,006 ,886
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P2
Pearson Correlation -,491 1 ,391 ,016 -,252 -,165 -,081 -,213 ,384 ,158 ,294 -,346 ,057 ,160 -,313 ,656
Sig. (2-tailed) ,063 ,149 ,955 ,365 ,556 ,774 ,447 ,158 ,574 ,287 ,206 ,840 ,570 ,256 ,008
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P3
Pearson Correlation ,202 ,391 1 ,128 -,029 -,111 ,433 ,189 ,123 ,212 ,402 ,221 ,227 ,408 ,093 ,549
Sig. (2-tailed) ,470 ,149 ,650 ,918 ,694 ,107 ,500 ,662 ,449 ,138 ,428 ,416 ,132 ,743 ,034
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P4
Pearson Correlation ,343 ,016 ,128 1 ,316 -,342 -,252 ,090 ,137 -,015 ,280 -,245 -,644 -,490 ,018 ,128
Sig. (2-tailed) ,210 ,955 ,650 ,251 ,212 ,365 ,751 ,626 ,958 ,312 ,379 ,010 ,064 ,950 ,650
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P5
Pearson Correlation ,440 -,252 -,029 ,316 1 ,269 ,095 ,119 ,467 -,150 ,161 ,075 ,189 -,176 ,334 -,205
Sig. (2-tailed) ,101 ,365 ,918 ,251 ,332 ,737 ,674 ,079 ,595 ,566 ,791 ,500 ,530 ,224 ,464
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P6 Pearson Correlation ,316 -,165 -,111 -,342 ,269 1 ,115 ,340 ,493 ,097 ,203 ,345 ,253 ,188 ,499 -,059
Sig. (2-tailed) ,251 ,556 ,694 ,212 ,332 ,683 ,215 ,062 ,730 ,469 ,208 ,362 ,503 ,058 ,835
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P7
Pearson Correlation ,131 -,081 ,433 -,252 ,095 ,115 1 ,084 ,017 ,304 ,116 ,359 ,631 ,753 ,512 ,204
Sig. (2-tailed) ,641 ,774 ,107 ,365 ,737 ,683 ,766 ,952 ,270 ,682 ,189 ,012 ,001 ,051 ,465
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P8
Pearson Correlation ,755** -,213 ,189 ,090 ,119 ,340** ,084 1 ,334 ,616 ,736** ,671 ,007 ,018 ,727 ,143**
Sig. (2-tailed) ,001 ,447 ,500 ,751 ,674 ,215 ,766 ,223 ,014 ,002 ,006 ,981 ,948 ,002 ,610
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P9
Pearson Correlation ,210 ,384 ,123 ,137 ,467 ,493 ,017 ,334 1 ,361 ,663 ,062 ,117 ,054 ,391 ,304
Sig. (2-tailed) ,452 ,158 ,662 ,626 ,079 ,062 ,952 ,223 ,186 ,007 ,828 ,679 ,848 ,149 ,271
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P10
Pearson Correlation ,258 ,158 ,212 -,015 -,150 ,097 ,304 ,616 ,361 1 ,497 ,189 -,083 ,444 ,473 ,644
Sig. (2-tailed) ,352 ,574 ,449 ,958 ,595 ,730 ,270 ,014 ,186 ,059 ,501 ,769 ,097 ,075 ,010
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P11
Pearson Correlation ,557* ,294 ,402 ,280 ,161 ,203* ,116 ,736 ,663 ,497 1* ,497 ,112 -,078 ,638 ,324*
Sig. (2-tailed) ,031 ,287 ,138 ,312 ,566 ,469 ,682 ,002 ,007 ,059 ,059 ,692 ,782 ,011 ,239
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P12
Pearson Correlation ,672** -,346 ,221 -,245 ,075 ,345** ,359 ,671 ,062 ,189 ,497** 1 ,497 ,039 ,710 -,212**
Sig. (2-tailed) ,006 ,206 ,428 ,379 ,791 ,208 ,189 ,006 ,828 ,501 ,059 ,059 ,891 ,003 ,449
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 Skor_total
P1
Pearson Correlation ,265 ,600 -,058 -,388 ,600 ,444 ,622 ,519 -,055 ,556 ,065 -,370 ,408 ,525 ,203 ,526 ,567
Sig. (2-tailed) ,339 ,018 ,838 ,153 ,018 ,097 ,013 ,047 ,846 ,031 ,819 ,175 ,131 ,045 ,468 ,044 ,027
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P2
Pearson Correlation ,120 -,464 ,395 -,014 -,364 ,321 ,033 -,300 ,376 -,297 -,169 ,175 ,082 -,240 -,018 -,259 ,083
Sig. (2-tailed) ,669 ,082 ,145 ,960 ,182 ,244 ,907 ,277 ,167 ,283 ,546 ,532 ,770 ,389 ,949 ,351 ,770
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P3
Pearson Correlation ,090 ,085 ,150 -,152 ,165 ,374 ,452 -,105 -,010 -,069 -,553 ,016 ,468 -,056 -,090 ,015 ,349
Sig. (2-tailed) ,750 ,764 ,593 ,589 ,556 ,170 ,091 ,710 ,971 ,807 ,032 ,956 ,078 ,843 ,750 ,958 ,202
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P4
Pearson Correlation -,126 -,051 -,240 -,470 -,157 ,120 ,097 -,100 -,032 -,146 -,130 -,106 ,254 -,280 ,226 -,258 -,044
Sig. (2-tailed) ,656 ,858 ,388 ,077 ,575 ,670 ,730 ,723 ,911 ,603 ,644 ,706 ,362 ,312 ,417 ,352 ,875
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P5
Pearson Correlation ,090 ,030 -,083 ,200 -,060 -,180 ,164 ,665 ,159 ,000 ,000 ,069 ,095 ,000 ,926 -,058 ,321
Sig. (2-tailed) ,749 ,916 ,768 ,474 ,832 ,521 ,560 ,007 ,572 1,000 1,000 ,807 ,736 1,000 ,000 ,836 ,244
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P6
Pearson Correlation ,502 ,464 ,365 ,019 ,528 ,377 ,329 ,790 ,066 ,523 ,077 -,314 ,300 ,680 ,259 ,682 ,560
Sig. (2-tailed) ,056 ,082 ,181 ,946 ,043 ,166 ,231 ,000 ,816 ,045 ,784 ,254 ,277 ,005 ,351 ,005 ,030
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P7
Pearson Correlation ,146 ,512 -,061 ,130 ,503 ,083 ,606 ,166 -,182 ,168 -,166 ,322 ,342 ,249 -,005 ,299 ,481
Sig. (2-tailed) ,603 ,051 ,829 ,645 ,056 ,768 ,017 ,555 ,515 ,550 ,555 ,242 ,212 ,371 ,987 ,279 ,069
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P8
Pearson Correlation ,547 ,528 ,244 -,425 ,565** ,673 ,648 ,479 ,149 ,727** ,322 -,290 ,153 ,758 -,016** ,726 ,702
Sig. (2-tailed) ,035 ,043 ,381 ,115 ,028 ,006 ,009 ,071 ,595 ,002 ,242 ,295 ,586 ,001 ,953 ,002 ,004
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P9
Pearson Correlation ,455 ,022 ,335 -,091 ,040 ,457 ,362 ,545 ,400 ,152 -,010 -,014 ,139 ,346 ,555 ,237 ,605
Sig. (2-tailed) ,088 ,939 ,223 ,748 ,887 ,087 ,185 ,036 ,139 ,590 ,973 ,960 ,621 ,207 ,032 ,394 ,017
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P10
Pearson Correlation ,126 ,236 -,055 -,119 ,256 ,643 ,475 ,205 -,139 ,455 ,297 -,062 ,013 ,547 -,275 ,510 ,496
Sig. (2-tailed) ,654 ,397 ,846 ,674 ,357 ,010 ,073 ,464 ,620 ,088 ,282 ,825 ,965 ,035 ,322 ,052 ,060
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P11
Pearson Correlation ,650 ,345 ,444 -,568 ,384* ,763 ,725 ,276 ,423 ,416* ,041 -,122 ,262 ,481 ,190* ,453 ,753
Sig. (2-tailed) ,009 ,208 ,098 ,027 ,157 ,001 ,002 ,320 ,117 ,123 ,883 ,664 ,346 ,070 ,497 ,090 ,001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P12
Pearson Correlation ,579 ,748 ,375 -,244 ,827** ,330 ,735 ,430 ,227 ,646** ,215 ,091 ,238 ,701 ,015** ,692 ,702
Sig. (2-tailed) ,024 ,001 ,168 ,381 ,000 ,230 ,002 ,109 ,417 ,009 ,441 ,748 ,393 ,004 ,958 ,004 ,004
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17
P13
Pearson Correlation -,044 ,057 ,227 -,644 ,189 ,253 ,631 ,007 ,117 -,083 ,112 ,497 1 ,439 ,349 -,138 ,394
Sig. (2-tailed) ,878 ,840 ,416 ,010 ,500 ,362 ,012 ,981 ,679 ,769 ,692 ,059 ,102 ,202 ,625 ,146
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P14
Pearson Correlation -,243 ,160 ,408 -,490 -,176 ,188 ,753 ,018 ,054 ,444 -,078 ,039 ,439 1 ,179 ,408 ,052
Sig. (2-tailed) ,382 ,570 ,132 ,064 ,530 ,503 ,001 ,948 ,848 ,097 ,782 ,891 ,102 ,523 ,132 ,853
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P15
Pearson Correlation ,675 -,313 ,093 ,018 ,334 ,499 ,512 ,727 ,391 ,473 ,638 ,710 ,349 ,179 1 -,056 ,671
Sig. (2-tailed) ,006 ,256 ,743 ,950 ,224 ,058 ,051 ,002 ,149 ,075 ,011 ,003 ,202 ,523 ,842 ,006
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P16
Pearson Correlation -,040 ,656 ,549 ,128 -,205 -,059 ,204 ,143 ,304 ,644 ,324 -,212 -,138 ,408 -,056 1 -,171
Sig. (2-tailed) ,886 ,008 ,034 ,650 ,464 ,835 ,465 ,610 ,271 ,010 ,239 ,449 ,625 ,132 ,842 ,542
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P17
Pearson Correlation ,265 ,120 ,090 -,126 ,090 ,502 ,146 ,547 ,455 ,126 ,650 ,579 ,394 ,052 ,671 -,171 1
Sig. (2-tailed) ,339 ,669 ,750 ,656 ,749 ,056 ,603 ,035 ,088 ,654 ,009 ,024 ,146 ,853 ,006 ,542
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P18
Pearson Correlation ,600 -,464 ,085 -,051 ,030 ,464 ,512 ,528 ,022 ,236 ,345 ,748 ,298 ,139 ,798 -,146 ,496
Sig. (2-tailed) ,018 ,082 ,764 ,858 ,916 ,082 ,051 ,043 ,939 ,397 ,208 ,001 ,280 ,621 ,000 ,603 ,060
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P19
Pearson Correlation -,058 ,395 ,150 -,240 -,083 ,365 -,061 ,244 ,335 -,055 ,444 ,375 ,354 ,022 ,302 -,118 ,862
Sig. (2-tailed) ,838 ,145 ,593 ,388 ,768 ,181 ,829 ,381 ,223 ,846 ,098 ,168 ,195 ,939 ,274 ,675 ,000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P20 Pearson Correlation -,388** -,014 -,152 -,470 ,200 ,019** ,130 -,425 -,091 -,119 -,568** -,244 ,294 ,357 -,356 ,003** -,486
Sig. (2-tailed) ,153 ,960 ,589 ,077 ,474 ,946 ,645 ,115 ,748 ,674 ,027 ,381 ,287 ,191 ,193 ,993 ,066
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P21
Pearson Correlation ,600 -,364 ,165 -,157 -,060 ,528 ,503 ,565 ,040 ,256 ,384 ,827 ,323 ,209 ,758 -,065 ,514
Sig. (2-tailed) ,018 ,182 ,556 ,575 ,832 ,043 ,056 ,028 ,887 ,357 ,157 ,000 ,240 ,456 ,001 ,817 ,050
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P22
Pearson Correlation ,444 ,321 ,374 ,120 -,180 ,377 ,083 ,673 ,457 ,643 ,763 ,330 -,078 ,080 ,491 ,621 ,416
Sig. (2-tailed) ,097 ,244 ,170 ,670 ,521 ,166 ,768 ,006 ,087 ,010 ,001 ,230 ,781 ,778 ,063 ,013 ,123
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P23
Pearson Correlation ,622* ,033 ,452 ,097 ,164 ,329* ,606 ,648 ,362 ,475 ,725* ,735 ,393 ,253 ,823 ,294* ,593
Sig. (2-tailed) ,013 ,907 ,091 ,730 ,560 ,231 ,017 ,009 ,185 ,073 ,002 ,002 ,148 ,362 ,000 ,287 ,020
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P24
Pearson Correlation ,519** -,300 -,105 -,100 ,665 ,790** ,166 ,479 ,545 ,205 ,276** ,430 ,273 ,100 ,645 -,105** ,420
Sig. (2-tailed) ,047 ,277 ,710 ,723 ,007 ,000 ,555 ,071 ,036 ,464 ,320 ,109 ,324 ,724 ,009 ,710 ,119
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 Skor_total
P13
Pearson Correlation ,298 ,354 -,388 ,323 -,078 ,393 ,273 ,264 ,049 -,078 ,435 -,037 ,190 ,294 ,178 ,440
Sig. (2-tailed) ,280 ,195 ,153 ,240 ,781 ,148 ,324 ,341 ,861 ,783 ,105 ,896 ,497 ,288 ,525 ,101
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P14
Pearson Correlation ,139 ,022 -,014 ,209 ,080 ,253 ,100 -,185 ,138 -,097 ,214 ,192 ,252 -,227 ,272 ,299
Sig. (2-tailed) ,621 ,939 ,960 ,456 ,778 ,362 ,724 ,510 ,623 ,732 ,444 ,493 ,365 ,415 ,327 ,280
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P15
Pearson Correlation ,798 ,302 -,152 ,758 ,491 ,823 ,645 ,153 ,727 ,285 ,021 ,222 ,773 ,248 ,800 ,854
Sig. (2-tailed) ,000 ,274 ,589 ,001 ,063 ,000 ,009 ,587 ,002 ,302 ,939 ,427 ,001 ,374 ,000 ,000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P16
Pearson Correlation -,146 -,118 -,470 -,065 ,621 ,294 -,105 -,215 -,069 -,192 -,151 ,321 ,014 -,264 ,015 ,224
Sig. (2-tailed) ,603 ,675 ,077 ,817 ,013 ,287 ,710 ,442 ,807 ,492 ,592 ,243 ,961 ,341 ,958 ,422
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P17
Pearson Correlation ,496 ,862 ,200 ,514 ,416 ,593 ,420 ,702 ,612 ,223 ,132 ,115 ,657 ,244 ,650 ,743
Sig. (2-tailed) ,060 ,000 ,474 ,050 ,123 ,020 ,119 ,004 ,015 ,425 ,639 ,682 ,008 ,380 ,009 ,002
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P18
Pearson Correlation 1 ,143 ,019 ,929 ,409 ,764 ,421 -,125 ,564 ,037 ,032 ,281 ,671 -,095 ,723 ,614
Sig. (2-tailed) ,612 ,946 ,000 ,130 ,001 ,118 ,656 ,028 ,896 ,910 ,311 ,006 ,736 ,002 ,015
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P19
Pearson Correlation ,143 1 ,130 ,242 ,255 ,310 ,220 ,807 ,442 ,206 ,209 ,063 ,424 ,174 ,440 ,518
Sig. (2-tailed) ,612 ,645 ,386 ,360 ,261 ,430 ,000 ,099 ,462 ,455 ,824 ,115 ,535 ,101 ,048
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P20 Pearson Correlation -,430 -,302 -,425 -,295** -,514 -,375 ,202 -,252 -,283** ,198 ,231 -,099 -,229 ,217** -,273 -,213
Sig. (2-tailed) ,110 ,275 ,115 ,285 ,050 ,169 ,470 ,365 ,306 ,480 ,407 ,725 ,411 ,437 ,325 ,446
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P21
Pearson Correlation ,929 ,242 -,091 1 ,470 ,796 ,455 -,084 ,670 ,148 -,043 ,484 ,756 -,157 ,816 ,694
Sig. (2-tailed) ,000 ,386 ,748 ,077 ,000 ,089 ,767 ,006 ,599 ,879 ,068 ,001 ,575 ,000 ,004
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P22
Pearson Correlation ,409 ,255 -,119 ,470 1 ,638 ,221 -,027 ,424 -,032 -,437 ,340 ,527 -,225 ,569 ,598
Sig. (2-tailed) ,130 ,360 ,674 ,077 ,010 ,429 ,924 ,115 ,911 ,103 ,214 ,043 ,421 ,027 ,019
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P23
Pearson Correlation ,764 ,310 -,568 ,796* ,638 1 ,432 ,152 ,546* ,067 ,130 ,500 ,637 ,097* ,652 ,896
Sig. (2-tailed) ,001 ,261 ,027 ,000 ,010 ,108 ,588 ,035 ,812 ,643 ,057 ,011 ,730 ,008 ,000
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P24
Pearson Correlation ,421 ,220 -,244 ,455** ,221 ,432 1 ,097 ,531** ,335 -,050 ,201 ,634 ,603** ,601 ,684
Sig. (2-tailed) ,118 ,430 ,381 ,089 ,429 ,108 ,730 ,042 ,222 ,858 ,472 ,011 ,017 ,018 ,005
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18
P25
Pearson Correlation -,055 ,376 -,010 -,032 ,159 ,066 -,182 ,149 ,400 -,139 ,423 ,227 ,264 -,185 ,153 -,215 ,702 -,125
Sig. (2-tailed) ,846 ,167 ,971 ,911 ,572 ,816 ,515 ,595 ,139 ,620 ,117 ,417 ,341 ,510 ,587 ,442 ,004 ,656
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P26
Pearson Correlation ,556 -,297 -,069 -,146 ,000 ,523 ,168 ,727 ,152 ,455 ,416 ,646 ,049 ,138 ,727 -,069 ,612 ,564
Sig. (2-tailed) ,031 ,283 ,807 ,603 1,000 ,045 ,550 ,002 ,590 ,088 ,123 ,009 ,861 ,623 ,002 ,807 ,015 ,028
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P27
Pearson Correlation ,065 -,169 -,553 -,130 ,000 ,077 -,166 ,322 -,010 ,297 ,041 ,215 -,078 -,097 ,285 -,192 ,223 ,037
Sig. (2-tailed) ,819 ,546 ,032 ,644 1,000 ,784 ,555 ,242 ,973 ,282 ,883 ,441 ,783 ,732 ,302 ,492 ,425 ,896
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P28
Pearson Correlation -,370 ,175 ,016 -,106 ,069 -,314 ,322 -,290 -,014 -,062 -,122 ,091 ,435 ,214 ,021 -,151 ,132 ,032
Sig. (2-tailed) ,175 ,532 ,956 ,706 ,807 ,254 ,242 ,295 ,960 ,825 ,664 ,748 ,105 ,444 ,939 ,592 ,639 ,910
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P29
Pearson Correlation ,408 ,082 ,468 ,254 ,095 ,300 ,342 ,153 ,139 ,013 ,262 ,238 -,037 ,192 ,222 ,321 ,115 ,281
Sig. (2-tailed) ,131 ,770 ,078 ,362 ,736 ,277 ,212 ,586 ,621 ,965 ,346 ,393 ,896 ,493 ,427 ,243 ,682 ,311
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P30
Pearson Correlation ,525 -,240 -,056 -,280 ,000 ,680 ,249 ,758 ,346 ,547 ,481 ,701 ,190 ,252 ,773 ,014 ,657 ,671
Sig. (2-tailed) ,045 ,389 ,843 ,312 1,000 ,005 ,371 ,001 ,207 ,035 ,070 ,004 ,497 ,365 ,001 ,961 ,008 ,006
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P31
Pearson Correlation ,203 -,018 -,090 ,226 ,926 ,259 -,005 -,016 ,555 -,275 ,190 ,015 ,294 -,227 ,248 -,264 ,244 -,095
Sig. (2-tailed) ,468 ,949 ,750 ,417 ,000 ,351 ,987 ,953 ,032 ,322 ,497 ,958 ,288 ,415 ,374 ,341 ,380 ,736
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P32 Pearson Correlation ,526** -,259 ,015 -,258 -,058 ,682** ,299 ,726 ,237 ,510 ,453** ,692 ,178 ,272 ,800 ,015** ,650 ,723
Sig. (2-tailed) ,044 ,351 ,958 ,352 ,836 ,005 ,279 ,002 ,394 ,052 ,090 ,004 ,525 ,327 ,000 ,958 ,009 ,002
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Skor_total
Pearson Correlation ,567 ,083 ,349 -,044 ,321 ,560 ,481 ,702 ,605 ,496 ,753 ,702 ,440 ,299 ,854 ,224 ,743 ,614
Sig. (2-tailed) ,027 ,770 ,202 ,875 ,244 ,030 ,069 ,004 ,017 ,060 ,001 ,004 ,101 ,280 ,000 ,422 ,002 ,015
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 Skor_total
P25
Pearson Correlation ,807 -,252 -,084 -,027 ,152 ,097 1 ,265 ,251 ,350 -,073 ,215 ,402 ,112 ,362
Sig. (2-tailed) ,000 ,365 ,767 ,924 ,588 ,730 ,339 ,368 ,201 ,795 ,442 ,137 ,690 ,184
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P26
Pearson Correlation ,442 -,283 ,670 ,424 ,546 ,531 ,265 1 ,588 -,183 ,292 ,916 -,080 ,930 ,675
Sig. (2-tailed) ,099 ,306 ,006 ,115 ,035 ,042 ,339 ,021 ,514 ,291 ,000 ,777 ,000 ,006
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P27
Pearson Correlation ,206 ,198 ,148 -,032 ,067 ,335 ,251 ,588 1 ,163 -,165 ,476 ,056 ,433 ,234
Sig. (2-tailed) ,462 ,480 ,599 ,911 ,812 ,222 ,368 ,021 ,561 ,558 ,073 ,844 ,107 ,402
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P28
Pearson Correlation ,209 ,231 -,043 -,437 ,130 -,050 ,350 -,183 ,163 1 -,294 -,107 ,228 -,182 ,111
Sig. (2-tailed) ,455 ,407 ,879 ,103 ,643 ,858 ,201 ,514 ,561 ,288 ,704 ,414 ,516 ,693
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P29
Pearson Correlation ,063 -,099 ,484 ,340 ,500 ,201 -,073 ,292 -,165 -,294 1 ,236 -,002 ,304 ,423
Sig. (2-tailed) ,824 ,725 ,068 ,214 ,057 ,472 ,795 ,291 ,558 ,288 ,396 ,995 ,271 ,116
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P30
Pearson Correlation ,424 -,229 ,756 ,527 ,637 ,634 ,215 ,916 ,476 -,107 ,236 1 -,065 ,962 ,774
Sig. (2-tailed) ,115 ,411 ,001 ,043 ,011 ,011 ,442 ,000 ,073 ,704 ,396 ,819 ,000 ,001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P31
Pearson Correlation ,174 ,217 -,157 -,225 ,097 ,603 ,402 -,080 ,056 ,228 -,002 -,065 1 -,128 ,314
Sig. (2-tailed) ,535 ,437 ,575 ,421 ,730 ,017 ,137 ,777 ,844 ,414 ,995 ,819 ,650 ,255
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
P32
Pearson Correlation ,440 -,273 ,816** ,569 ,652 ,601 ,112 ,930** ,433 -,182 ,304 ,962 -,128** 1 ,756
Sig. (2-tailed) ,101 ,325 ,000 ,027 ,008 ,018 ,690 ,000 ,107 ,516 ,271 ,000 ,650 ,001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
Skor_total
Pearson Correlation ,518 -,213 ,694 ,598 ,896 ,684 ,362 ,675 ,234 ,111 ,423 ,774 ,314 ,756 1
Sig. (2-tailed) ,048 ,446 ,004 ,019 ,000 ,005 ,184 ,006 ,402 ,693 ,116 ,001 ,255 ,001
N 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15 15
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Lampiran 5
HASIL UJI RELIABILITAS
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 15 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 15 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
P1 120,40 350,400 ,529 ,876
P2 119,47 369,695 ,008 ,887
P3 121,20 358,314 ,296 ,880
P4 120,60 376,829 -,119 ,890
P5 119,07 363,781 ,286 ,880
P6 119,47 347,267 ,514 ,876
P7 119,67 348,381 ,423 ,878
P8 120,00 336,571 ,662 ,872
P9 121,20 341,314 ,556 ,875
P10 120,53 348,695 ,442 ,877
P11 120,40 327,400 ,713 ,870
P12 119,93 338,210 ,664 ,873
P13 120,93 348,067 ,371 ,879
P14 118,93 366,067 ,272 ,881
P15 119,47 331,695 ,834 ,869
P16 119,20 363,743 ,168 ,883
P17 119,87 332,552 ,706 ,871
P18 119,67 347,381 ,576 ,875
P19 119,33 349,952 ,471 ,877
P20 119,87 388,410 -,292 ,896
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,882 32
P21 119,47 343,981 ,662 ,874
P22 119,80 344,314 ,553 ,875
P23 119,93 331,924 ,883 ,869
P24 119,67 334,095 ,638 ,873
P25 119,33 356,381 ,305 ,880
P26 119,13 353,552 ,654 ,876
P27 119,33 363,810 ,181 ,882
P28 120,67 367,667 ,012 ,891
P29 121,20 347,029 ,345 ,880
P30 119,13 345,838 ,754 ,873
P31 119,60 356,686 ,243 ,882
P32 119,27 340,638 ,729 ,872
Lampiran 6
HASIL UJI NORMALITAS DATA
Variabel Dukungan Suami:
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
skor_duksuami ,162 34 ,024 ,922 34 ,019
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 7
HASIL OLAHAN SPSS UNIVARIAT
usia
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
20-24 tahun 14 41,2 41,2 41,2
25-29 tahun 13 38,2 38,2 79,4
30-34 tahun 6 17,6 17,6 97,1
40-44 tahun 1 2,9 2,9 100,0
Total 34 100,0 100,0
pendsuami
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
SD 3 8,8 8,8 8,8
SMP 10 29,4 29,4 38,2
SMA 15 44,1 44,1 82,4
diploma/sarjana 5 14,7 14,7 97,1
tidak sekolah 1 2,9 2,9 100,0
Total 34 100,0 100,0
pendist
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
SD 3 8,8 8,8 8,8
SMP 8 23,5 23,5 32,4
SMA 18 52,9 52,9 85,3
diploma/sarjana 5 14,7 14,7 100,0
Total 34 100,0 100,0
peksuami
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Wiraswasta 13 38,2 38,2 38,2
pegawai swasta 19 55,9 55,9 94,1
lain-lain 2 5,9 5,9 100,0
Total 34 100,0 100,0
pekist
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
tidak bekerja 27 79,4 79,4 79,4
Wiraswasta 2 5,9 5,9 85,3
pegawai swasta 3 8,8 8,8 94,1
lain-lain 2 5,9 5,9 100,0
Total 34 100,0 100,0
skorduk1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
cukup 3 8,8 8,8 8,8
baik 31 91,2 91,2 100,0
Total 34 100,0 100,0
skoremo1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
cukup 4 11,8 11,8 11,8
baik 30 88,2 88,2 100,0
Total 34 100,0 100,0
skorinfo1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
kurang 3 8,8 8,8 8,8
cukup 7 20,6 20,6 29,4
baik 24 70,6 70,6 100,0
Total 34 100,0 100,0
skorfis1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid baik 34 100,0 100,0 100,0
skorpen1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
kurang 2 5,9 5,9 5,9
cukup 4 11,8 11,8 17,6
baik 28 82,4 82,4 100,0
Total 34 100,0 100,0
kebasieks
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
tidak ASI eksklusif 26 76,5 76,5 76,5
ASI eksklusif 8 23,5 23,5 100,0
Total 34 100,0 100,0
Lampiran 8
HASIL OLAHAN SPSS BIVARIAT
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
skorduk1 * kebasieks 34 100,0% 0 0,0% 34 100,0%
skorduk1 * kebasieks Crosstabulation
kebasieks Total
tidak berhasil
ASI eksklusif
berhasil ASI
eksklusif
skorduk1
cukup Count 3 0 3
% within skorduk1 100,0% 0,0% 100,0%
baik Count 23 8 31
% within skorduk1 74,2% 25,8% 100,0%
Total Count 26 8 34
% within skorduk1 76,5% 23,5% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1,012a 1 ,314
Continuity Correctionb ,086 1 ,769
Likelihood Ratio 1,697 1 ,193
Fisher's Exact Test 1,000 ,434
Linear-by-Linear
Association ,983 1 ,322
N of Valid Cases 34
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,71.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
For cohort kebasieks = tidak
berhasil ASI eksklusif 1,348 1,095 1,659
N of Valid Cases 34
top related