hubungan antara konformitas dengan...
Post on 03-Dec-2020
13 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU
DELINKUEN PADA SUPORTER SEPAK BOLA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas PsikologiUniversitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Oleh :
DANNY NOVIANTO
F. 100 080 005
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU
DELINKUEN PADA SUPORTER SEPAK BOLA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Oleh :
DANNY NOVIANTO
F 100 080 005
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2012
1
HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DENGAN PERILAKU
DELINKUEN PADA SUPORTER SEPAK BOLA
Danny Novianto
Fakultas Psikologi
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAK
Sepak bola merupakan salah satu olah raga yang banyak digemari oleh
masyarakat dari berbagai kalangan. Seiring dengan perkembangan sepak bola,
banyak para suporter yang memberikan dukungan langsung kepada tim
kesayangannya. Namun, dalam memberikan dukungan sering mengacu perusakan
dan tindak kriminal. Perilaku yang dilakukan oleh para suporter tersebut disebut
dengan perilaku delinkuen. Perilaku delinkuen tersebut dipengaruhi oleh beberapa
faktor, salah satunya adalah yaitu pengaruh dari kelompoknya. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konformitas dengan
perilaku delinkuen pada suporter sepak bola. Hipotesis yang diajukan dalam
penelitian ini adalah ada hubungan positif antara konformitas dengan perilaku
delinkuen pada suporter sepak bola.
Subyek penelitian ini adalah anggota suporter sepak bola PASBOY yang
berusia 13-21 tahun yang berjumlah 50 subyek. Alat ukur yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu skala konformitas dan skala perilaku delinkuen.
Berdasarkan hasil analisis data menggunakan analisis product moment,
diperoleh hasil rxy = 0,58; p=0,000 (p<0,01). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan positif yang sangat signifikan antara konformitas dengan perilaku
delinkuen pada suporter sepak bola. Sumbangan efektif konformitas terhadap
perilaku delinkuen sebesar 58,1%. Dimana masih terdapat 41,9% yang
mempengaruhi perilaku delinkuen seperti identitas negatif, kontrol diri rendah,
usia, jenis kelamin, harapan dan nilai-nilai yang rendah terhadap pendidikan,
pengaruh orangtua dan keluarga, status sosial ekonomi serta lingkungan dimana
subyek tinggal. Hasil perhitungan kategorisasi yang digunakan diperoleh hasil
bahwa rerata hipotetik konformitas diperoleh hasil 125 dan rerata empirik sebesar
121,78, hal ini berarti bahwa konformitas yang dimiliki oleh subyek tergolong
sedang. Variabel perilaku delinkuen diperoleh hasil bahwa rerata hipotetik sebesar
125 dan nilai rerata empirik sebesar 121,58, hal ini berarti bahwa perilaku
delinkuen yang dimiliki oleh subyek tergolong sedang.
Kata kunci : Konformitas dan Perilaku Delinkuen.
2
PENDAHULUAN
sepak bola merupakan salah
satu olah raga yang banyak digemari
oleh masyarakat dari berbagai
kalangan, baik anak-anak, remaja,
dewasa, sampai orangtua. Seiring
dengan perkembangan olah raga
sepak bola, banyak masyarakat yang
turut memberikan dukungan di
dalam stadion atau yang sering
disebut dengan suporter. Harapan
dari suporter kadang kala tidak
sesuai dengan hasil yang diperoleh
tim kesangannya, sehingga hal ini
kerap kali menimbulkan sikap-sikap
yang tidak logis dengan melakukan
berbagai cara agar melihat tim
kesayangannya menang. Oleh
karena itu, hal tersebut dapat
menimbulkan perselisihan antar
suporter yang dapat berujung pada
kekerasan.
Banyaknya pemberitaan yang
membahas tentang perkelahian antar
suporter dipicu oleh beberapa hal
yang kurang rasional yang dapat
mengganggu jalannya pertandingan
berlangsung. Selain itu tidak hanya
perkelahian antar suporter namun
sering kali melibatkan warga atau
masyarakat sekitar.
Perkelahian antar suporter
merupakan suatu hal yang
memperhatinkan dalam dunia sepak
bola. Dimana dalam olah raga sepak
bola yang seharusnya menjunjung
tinggi suportivitas dan fair play
harus ternoda dengan aksi para
suporter.
Perselisihan suporter juga
pernah terjadi pada Pasukan
Suporter Boyolali (PASBOY)
dimana dari hasil interview
diperoleh hasil bahwa anggota dari
PASBOY tidak pernah lepas dari
tawuran anatar suporter, meskipun
ketua atau pimpinana dari organisasi
tersebut telah berusaha untuk
menjaga kelancaran pertandingan
tim kesayangannya dengan
mengingat latar belakang, tingkat
pendidikan dan tingkat usia yang
berbeda-beda pula.
Pertandingan sepak bola
benar-benar melibatkan emosi para
penontonnya dan tidak jarang
melahirkan berbagai reaksi
perusakan dan tindak kriminalitas
3
yang banyak dilakukan oleh anak-
anak muda yang belum dewasa atau
sering disebut dengan perilaku
delinkuen.
Perilaku delinkuen yang
dilakukan oleh para anggota
suporter sepak bola dipengaruhi
oleh dua faktor, salah satunya yaitu
faktor eksternal yaitu adanya suatu
tuntutan kekompakan dari
kelompoknya. Rahayu (2008)
mengungkapkan bahwa suporter
yang melakukan suatu pelanggaran
dikarenakan ikut-ikutan teman
ketika peristiwa dipertandingan.
Seorang suporter yang mampu
membangun suasana yang baik saat
pertandingan berlangsung akan
mengurangi terjadinya tindak
terjadinya tindak negatif dari
suporter.
Berdasarkan uraian diatas,
dapat diketahui bahwa perilaku
suporter sepak bola mengarah pada
perilaku delinkuen. Dimana
perilakunya melanggar nilai-nilai
tatanan hukum yang berlaku,
misalnya kerusakan pada fasilitas
umum. Banyaknya perilaku tersebut
dikarenakan hanya ikut-ikutan
dengan kelompoknya saat peristiwa
tersebut. Oleh karena itu penulis
membuat pertanyaan penelitian :
“Apakah ada hubungan antara
konformitas dengan perilaku
delinkuen pada suporter sepak
boal?”. Berdasarkan rumusan
masalah tersebut maka penulis
tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul “Hubungan antara
Konformitas Dengan Perilaku
Delinkuen Pada Suporter Sepak
Bola.”
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara
konformitas dengan perilaku
delinkuen, untuk mengetahui peran
konformitas terhadap perilaku
delinkuen, untuk mengetahui tingkat
konformitas dan perilaku delinkuen
pada suporter sepak bola, untuk
mengetahui sumbangan efektif
antara konformitas dengan perilku
delinkuen pada suporter sepak bola.
4
Perilaku Delinkuen
Pengertian
Delinkuen menurut Kartono
(2009) berasal dari kata deliquere
yang berarti terabaikan,
mengabaikan, yang kemudian
diperluas artinya menjadi jahat, a-
susila, kriminal, pelanggaran aturan,
pembuat ribut, pengacau, peneror,
tidak dapat diperbaiki lagi, durjana,
dursila dan lain-lain.
Kemudian menurut Mulyono
(1992) perilaku delinkuen
mempunyai arti khusus dan terbatas
pada suatu masa tertentu, yaitu masa
remaja sekitar umur 13-15 tahun
sampai dengan sekitar umur 21
tahun. Arti kata perilaku delinkuen
juga tidak dapat disamakan oleh
orang dewasa, sebab harus
dibedakan sifat dan bentuk
perbuatan seorang anak (remaja)
dengan perbuatan orang dewasa.
Aspek-aspek Perilaku Delinkuen
Menurut Sudarsono (1990)
aspek-aspek perilaku delinkuen
adalah :
1. Hukum
perilaku yang menyimpang
terhadap hukum yang
ditentukan oleh pemerintah,
baik yang bersifat lokal, daerah
atau tingkat nasional.
2. Sosial
Perbuatan yang dianggap
tidak sesuai dengan kebiasaan-
kebiasaan tata aturan yang ada
dalam masyarakat, disebabkan
oleh pengaruh struktur sosial
defiatif, tekanan kelompok,
peranan sosial setiap individu di
tengah masyarakat dan status
ditengah kelompoknya.
3. Agama
Orangtua yang kurang peduli
dengan pentingnya pendidikan
agama bagi anak-anak, akan
melemahkan hati nuraninya
yang akan berakibat pada
kenakalan yang dilakukan oelh
remaja.
Faktor - Faktor Yang
Mempengaruhi Perilaku
Delinkuen
Menurut Santrock (2005)
faktor-faktor yang mempengaruhi
delinkuen, yaitu :
5
1. Faktor internal, meliputi :
Identitas Negatif, Kontrol diri
rendah, Usia, Jenis kelamin.
2. Faktor eksternal, meliputi :
Harapan dan nilai-nilai yang
rendah terhadap pendidikan,
Pengaruh orangtua dan
keluarga, status ekonomi sosial,
Kualitas lingkungan sekitar
tempat tinggal, Pengaruh dari
kelompoknya
Konformitas
Pengertian
Konformitas merupakan
suatu bentuk pengaruh sosial
dimana individu berusaha mengubah
sikap dan tingkah laku mereka agar
sesuai dengan norma sosial yang ada
(Baron & Byrne, 2005).
Aspek-aspek Konformitas
Menurut Baron & Byrne
(2005) konformitas memiliki dua
aspek yaitu :
1. Normatif
Dorongan bagi individu untuk
berpegang teguh pada norma
yang berlaku dalam kelompok
karena ingin memenuhi
harapan dan mendapatkan
penerimaan dari kelompok.
2. Informasional
Dorongan bagi individu untuk
menyesuaikan diri dengan
norma kelompok yang
didasarkan pada penerimaan
pribadi terhadap bukti nyata
yang ditunjukkan oleh
kelompok mengenai
kebenaran suatu norma.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi konformitas
Menurut Rakhmat (2000)
faktor-faktor yang mempengaruhi
konformitas yaitu : faktor
situasional dan faktor personal.
Subyek Penelitian
subyek penelitian yang
digunakan yaitu anggota suporter
PASBOY yang berusia 13-21 tahun.
Dan teknik sampling yang
digunakan yaitu nin random dengan
teknik insidental. Dimana teknik
sampling insidental adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan siapa
yang secara kebetulan atau
insidental bertemu
6
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu:
1. Skala Konformitas
Skala konformitas ini dibuat
berdasarkan aspek yang
dikemukakan oleh Baron &
Byrne (2005) yaitu Normatif
dan informasional.
2. Skala Perilaku Delinkuen
Skala delinkuen ini disusun
berdasarkan aspek yang
dikemukakan oleh Sudarsono
(1990) yaitu hukum, sosial, dan
agama.
Laporan Penelitian
Langkah pertama yang
dilakukan yaitu try out. Dari hasil
try out diperoleh hasil bahwa untuk
skala konformitas dari 60 aitem,
dinyatakan gugur ada 10 aitem
sehingga 50 aitem dinyatakan valid.
Kemudian untuk skala perilaku
delinkuen yang berjumlah 66 aitem,
yang dinyatakan gugur berjumlah 16
aitem dan yang dinyatakan valid
berjumlah 50 aitem.
Koefisien validitas aitem
skala konformitasberkisar antara
(rbt) 0,285 sampai 0,686 dengan
p<0,05, dengan koefisien reliabilitas
(rtt) 0,936. Kemudian koefisien
korelasi validitas aitem skala
perilaku delinkuen berkisar antara
rbt 0,298 sampai 0,705 dengan
p<0,05, dan koefisien reliabilitas
(rtt) 0,947.
Setelah diketahui aitem
gugur dan valid melalui perhitungan
validitas dan reliabilitas, selanjutnya
aitem valid dari masing-masing
skala dicari jumlah totalnya dan
kemudian dikorelasikan.
Analisis Data
Perhitungan dilakukan dengan
menggunakan bantuan komputer
SPSS (Statistical Package for Social
Science) for Windows 12.0
a. Normalitas
Dari hasil uji normalitas
diperoleh hasil bahwa sebaran
data skala konformitas
dinyatakan normal dengan hasil
0,789 dengan p>0,05.
Kemudian untuk hasil skala
perilaku delinkuen diperoleh
7
hasil 0,714 dengan p>0,05
sehingga sebaran datanya
dinyatakan normal.
b. Uji Linieritas
Uji linieritas dilakukan untuk
mengetahui hubungan variabel
antara variabel konformitas
dengan variabel perilaku
delinkuen, diperoleh hasil
bahwa p<0,05, sehingga
sebaran datanya dinyatakan
linier.
c. Uji Hipotesis
Dari hasil analisis product
moment dengan bantuan
program SPSS (Statistic
Program for Social Science) for
windows 12.0 diperoleh hasil
rxy= 0,581; p=0,000 (p<0,01).
Sumbangan efektif antara
konformitas dengan perilaku
delinkuen diperoleh hasil
sebesar 58,1% dimana masih
terdapat 41,9% yang
mempengaruhi perilaku
delinkuen selain pengaruh
kelompoknya yang memebntuk
suatu konformitas, seperti
identitas negatif, kontrol diri
rendah, usia, jenis kelamin,
harapan dan nilai-nilai yang
rendah terhadap pendidikan,
pengaruh orangtua dan
keluarga, status sosial ekonomi
dan lingkungan.
Hasil yang diperoleh untuk
rerata hipotetik konformitas
yaitu 125 dan nilai rerata
empirik sebesar 121,78 hal ini
berarti bahwa konformitas yang
dimiliki oleh subyek tergolong
sedang. Kemudian nilai rerata
hipotetik variabel perilaku
delinkuen sebesar 125 dan nilai
rerata empirik sebesar 121,58
dimana hal ini berarti bahwa
perilaku delinkuen yang
dimiliki oleh subyek tergolong
sedang.
Kesimpulan
1. Ada hubungan yang sangat
signifikan antara konformitas
dengan perilaku delinkuen.
2. Tingkat konformitas yang
dimiliki oleh subyek tergolong
sedang.
3. Tingkat perilaku delinkuen
yang dimiliki oleh subyek
tergolong sedang.
8
4. Sumbangan efektif antara
konformitas dengan perilaku
delinkuen sebesar 58,1%.
DAFTAR PUSTAKA
Baron, R. A., & Byrne, D. 2005.
Psikologi Sosial Jilid II.
(Alih Bahasa : Ratna
Djuwita, et, al.) Jakarta :
Erlangga.
Kartono. K. 2009. Psikologi
Abnormal dan Abnormalitas
Seksual. Banding : CV.
Mandar Maju.
Mulyono, B. 1992. Pendekatan
Analisis Kenakalan Remaja
Dan Penanggulangannya.
Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.
Rahayu, C. D. 2008. Hubungan
Antara Kematangan Emosi
Dan Konformitas Dengan
Perilaku Agresi Pada
Suporter Sepak Bola. Thesis
(tidak diterbitkan). Surakarta
: Fakultas Psikologi UMS.
Rakhmat, J. 2000. Psikologi
Komunikasi.Bandung : CV.
Remaja Karya.
Santrock, J.W. 2005. Life Span
Development perkembangan
masa hidup. Jakarta :
Erlangga.
Sudarsono. 1990. Kenakalan
Remaja, Prevensi,
Rehabilitasi dan Sosialisasi.
Jakarta : Rineka Cipta.
top related