hubungan antara kesukaan mendengarkan...
Post on 27-Feb-2018
224 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA KESUKAAN MENDENGARKAN MUSIK
POP DENGAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS
XI SMK MUHAMMADIYAH 3 TANGERANG SELATAN
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Aang Arwani Aminuloh
108013000070
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015
i
A B S T R A K
AANG ARWANI AMINULOH, 108013000070: Hubungan antara Kesukaan Mendengarkan Musik Pop dengan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran 2014/2015. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015.
Tujuan penelitian ini yaitu memperoleh data dan mendeskripsikan
hasil temuan terkait kesukaan mendengarkan musik pop dengan kemampuan menulis puisi siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 27 April sampai dengan
16 Mei 2015 di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan, Banten.
Metode penelitian yang digunakan ialah metode kuantitatif. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang
Selatan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket dan tes.
Penelitian ini dilaksanakan dalam dua tahap, yaitu tahap pengambilan data
dengan angket dan tahap pengambilan data dengan tes. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara kebiasaan mendengarkan musik pop dengan kemampuan menulis puisi. Hal ini dapat dibuktikan melalui indeks korelasi “r” product moment, di mana rxy sama dengan 0,89 (0,887) berada antara posisi 0,70 –
0,90 yang berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi, dengan kontribusi sebesar 79,21% sedangkan sisanya
20,79% ditentukan oleh faktor lain. Jika dikonversi ke rtabel pada taraf signifikansi 5% diperoleh harga
sebesar 0,396, sedangkan pada taraf signifikansi 1% diperoleh harga
sebesar 0,505. Kriteria pengajuan ialah jika rhitung ≥ dari rtabel maka Ha diterima dan Ho ditolak, sebaliknya jika rhitung ≤ dari rtabel maka Ha ditolak
dan Ho diterima. Ternyata rxy yang besarnya 0,887 lebih besar dari rtabel. Karena rxy lebih besar dari rtabel, maka hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nihil ditolak.
Jadi, terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan mendengarkan musik pop dengan kemampuan menulis puisi siswa kelas
XI semester genap SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
Kata kunci: Analisis Korelasional, Musik Pop, Puisi
ii
A B S T R A C T
AANG ARWANI AMINULOH, 108013000070: Relationship between
Pop Music Listening Passions with Poetry Writing Ability in Class XI of
the student of SMK Muhammadiyah 3 South Tangerang academic year
2014/2015. Education majors Indonesian Language and Literature, Faculty
of Tarbiyah and Teaching, State Islamic University of Syarif Hidayatullah
Jakarta, 2015.
The purpose of this study is to obtain data and describe findings
related to the habit of listening to pop music with the ability to write
poetry in class XI of the student of SMK Muhammadiyah 3 South
Tangerang school year 2014/2015.
The research was conducted on April 27 until May 16, 2015 at
SMK Muhammadiyah 3 South Tangerang, Banten. The method used is
quantitative method. The subjects were students of class XI SMK
Muhammadiyah 3 South Tangerang.
Data collection techniques used are questionnaires and tests. The
research was conducted in two stages, namely data collection phase, with
questionnaires and data collection phase with the test.
The research conclude that there is a significant relationship
between the habit of listening to pop music with the ability to write poetry.
This can be evidence through correlation index "r" product moment, where
rxy is equal to 0.89 (0.887) are the positions of 0.70 to 0.90, which means
between variables X and Y there is a strong correlation or high, with a
contribution of 79.21% while the remaining 20.79% is determined by
other factors.
If converted to rtable at significance level of 5% was obtained a
price of 0.396, while the 1% significance level of 0.505 was obtained
price. Submission criteria is if rcount ≥ of rtable then Ha Ho accepted and
rejected, otherwise if rcount ≤ of rtable then rejected and Ha Ho accepted. It
turns out that the amount of 0,887 rxy greater than rtable. Because rxy greater
than rtable, then the alternative hypothesis is accepted and the null
hypothesis is rejected.
So, there is a significant relationship between the habit of listening
to pop music with the ability to write poetry class XI student of SMK
Muhammadiyah 3 South Tangerang.
Keywords: Correlational Analysis, Pop Music, Poetry
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena skripsi yang berjudul:
Hubungan antara Kebiasaan Mendengarkan Musik Pop dengan
Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas XI SMK Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015 telah selesai disusun.
Shalawat dan salam semoga tercurah selalu kepada baginda Nabi Muhammad
SAW, keluarga, sahabat, dan umatnya hingga akhir zaman.
Terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari partisipasi dan kontribusi
belbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Makyun Subuki, M.Hum. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Elvi Susanti, M.Pd. selaku dosen Penasehat Akademik yang
selalu sedia memberikan masukan dan motivasi agar segera
menyelesaikan studi ini.
4. Drs. Cecep Suhendi, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang
dengan sabar memberikan arahan, dorongan, dan semangat agar
skripsi ini cepat selesai.
5. Seluruh dosen di lingkungan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, yang telah berbagi ilmu dan pengetahuan, yang tidak
dapat penulis sebutkan satu per satu namun tidak mengurangi rasa
hormat penulis kepadanya.
6. Rachmat Kartolo, SE., M.Si. selaku kepala sekolah SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan, yang telah mengizinkan
penulis melakukan penelitian di sekolah, sehingga skripsi ini dapat
selesai.
iv
7. Ibunda tercinta Hj. Miah Nurahmi dan Ayahanda KH. Yusmanda,
S.Pd. yang senantiasa memberikan doa, dukungan, serta motivasi
yang tiada henti kepada penulis. Terima kasih pula telah sabar
menunggu putramu ini untuk lulus. Juga kepada kedua kakak
penulis yaitu teh Neneng dan teh Nina Rahmawati (teh Elin),
mudah-mudahan kakak bisa jadi panutan yang baik bagi kami
sebagai adik. Juga kepada kedua adik penulis yang penulis sayangi,
yaitu Lita Alawiyah dan Endah Sri Rahayu, kalian ialah permata
hidup keluarga, terus maju kedua adikku demi masa depan yang
lebih baik. Pun keponakan penulis yaitu Nurul dan Fatmah, kalian
jangan pernah menyerah untuk belajar. Teruslah belajar, kelak
Allah SWT akan tunjukkan jalan terbaik-Nya.
8. Para sahabat PBSI B angkatan 2008, penulis menyampaikan terima
kasih kepada Fuji Lestari, S.Pd., Aristiawati, S.Pd., Silvia Ratna
Juwita, S.Pd., Ariyadih, S.Pd., Muhammad Yusuf Prasetyo, S.Pd.,
Ersha Udiantara, S.Pd., Ainnur Ulum Sugiarto, dan Junaedi
Abdullah. Mudah-mudahan Allah SWT senantiasa memberikan
kebahagiaan, tidak hanya dunia tapi juga akhirat.
9. Seluruh siswa kelas XI Akuntansi SMK Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan yang telah bersedia membantu penulis. Semoga
kalian bisa belajar dengan sungguh-sungguh, sehingga cita-cita dan
harapan kalian terwujud.
Semoga amal kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, baik
secara langsung atau tidak, dapat balasan yang berlipat dari Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, tiada mawar
yang tak berduri, yang berarti skripsi ini pun masih jauh dari kata sempurna.
Namun begitu, penulis berharap skripsi ini bermanfaat adanya.
Jakarta, 22 Juni 2015
Aang Arwani Aminuloh
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN SIDANG MUNAQASAH
SURAT PERNYATAAN
ABSTRAK..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix
DAFTAR DIAGRAM .................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xiii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................. 3
C. Pembatasan Masalah ................................................................. 3
D. Perumusan Masalah .................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ..................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................. 6
A. Musik Pop ................................................................................... 6
B. Puisi.............................................................................................. 10
C. Kerangka Berpikir...................................................................... 22
D. Penelitian yang Relevan ............................................................ 23
BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 24
A. Tempat dan Waktu Penelitian................................................... 24
B. Pendekatan Penelitian ................................................................ 24
C. Desain Penelitian......................................................................... 25
D. Variabel Penelitian ..................................................................... 25
vii
E. Populasi dan Sampel .................................................................. 26
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 27
G. Instrumen Penelitian .................................................................. 27
H. Teknik Analisis Data.................................................................. 30
I. Hipotesis ...................................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 34
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ...................................... 34
B. Deskripsi Data ............................................................................ 36
C. Pengujian Hipotesis.................................................................... 74
D. Interpretasi Data ........................................................................ 77
BAB V PENUTUP......................................................................................... 79
A. Simpulan ...................................................................................... 79
B. Saran ............................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT PENULIS
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Indikator Penilaian Kemampuan Menulis Puisi.................................. 30
Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Terhadap Angka Indeks Korelasi “r”
Product Moment.................................................................................. 31
Tabel 4.1 Jumlah Siswa SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan Tahun
Pelajaran 2014/2015 ............................................................................ 35
Tabel 4.2 Saya suka mendengarkan musik pop ................................................. 36
Tabel 4.3 Mendengarkan musik pop itu sangat menyenangkan hati saya.......... 37
Tabel 4.4 Setelah mendengarkan musik pop, saya selalu memperoleh
kepuasan tertentu sehingga saya bahagia dan tidak stress................... 37
Tabel 4.5 Saya selalu meluangkan waktu khusus untuk mendengarkan
musik pop ............................................................................................ 38
Tabel 4.6 Saya selalu mendengarkan musik pop setiap harinya ......................... 38
Tabel 4.7 Saya sering mendengarkan musik pop daripada menonton serial
drama televise ....................................................................................... 39
Tabel 4.8 Saya sering mengunjungi situs video youtube.com hanya untuk
mendengarkan musik pop dari artis idola saya.................................... 39
Tabel 4.9 Saya merasa selalu lebih rileks dan senang ketika berlama-lama
mendengarkan musik pop di rumah ..................................................... 40
Tabel 4.10 Jika saya senggang, saya selalu menyempatkan waktu untuk
mendengarkan musik pop, baik itu dari televisi, radio, maupun
hand phone saya................................................................................... 40
Tabel 4.11 Saya sering merasa rugi jika waktu senggang saya tersita begitu
saja tanpa mendengarkan musik pop................................................... 41
Tabel 4.12 Jika saya dihadapkan pada dua pilihan antara bermain game di
komputer dan mendengar musik pop, maka saya sering memilih
untuk mendengar musik pop ............................................................... 41
Tabel 4.13 Saya sering mendengarkan musik pop sebelum tidur ....................... 42
Tabel 4.14 Pengetahuan dan kosa kata saya kadang-kadang menjadi lebih
kaya setelah saya mendengarkan musik pop ....................................... 42
x
Tabel 4.15 Lirik lagu musik pop yang menginspirasi, sering saya abadikan
dalam bentuk tulisan, seperti puisi ....................................................... 43
Tabel 4.16 Saya kadang-kadang membuat puisi setelah saya
mendengarkan musik pop tertentu yang berkesan di hati saya ........... 43
Tabel 4.17 Hasil Kebiasaan Mendengarkan Musik Pop .................................... 44
Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi Variabel Kebiasaan Mendengarkan Musik
Pop....................................................................................................... 45
Tabel 4.19 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 47
Tabel 4.20 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 48
Tabel 4.21 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 49
Tabel 4.22 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 50
Tabel 4.23 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 51
Tabel 4.24 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 52
Tabel 4.25 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 53
Tabel 4.26 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 54
Tabel 4.27 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 55
Tabel 4.28 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 56
Tabel 4.29 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 57
Tabel 4.30 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 58
Tabel 4.31 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 59
Tabel 4.32 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 60
Tabel 4.33 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 61
Tabel 4.34 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 62
Tabel 4.35 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 63
Tabel 4.36 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 64
Tabel 4.37 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 65
Tabel 4.38 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 66
Tabel 4.39 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 67
Tabel 4.40 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 68
Tabel 4.41 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 69
Tabel 4.42 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 70
xi
Tabel 4.43 Analisis Kemampuan Menulis Puisi ................................................. 71
Tabel 4.44 Hasil Kemampuan Menulis Puisi...................................................... 72
Tabel 4.45 Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Menulis Puisi ............... 73
Tabel 4.46 Distribusi Korelasi antara Kebiasaan Mendengarkan Musik Pop
dengan Kemampuan Menulis Puisi ...................................................... 75
xii
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.1 Desain Penelitian ............................................................................ 25
Diagram 4.1 Persentase Pengaruh Kebiasaan Mendengarkan Musik Pop
terhadap Kemampuan Menulis Puisi.................................................... 45
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 ttabel dan rtabel dengan taraf signifikansi 1%
Lampiran 2 ttabel dan rtabel dengan taraf signifikansi 5%
Lampiran 3 Angket Kebiasaan Mendengarkan Musik Pop
Lampiran 4 Tes Kemampuan Menulis Puisi
Lampiran 5 Hasil Angket
Lampiran 6 Hasil Angket
Lampiran 7 Hasil Angket
Lampiran 8 Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa
Lampiran 9 Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa
Lampiran 10 Hasil Tes Kemampuan Menulis Puisi Siswa
Lampiran 11 Dokumentasi saat Mengisi Angket dan Menulis Puisi
Lampiran 12 Lirik Lagu Jangan Bilang Bilang
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekarang ini kenyataan bahwa para pelajar menyukai puisi adalah hal
yang sulit dijumpai. Di kalangan pelajar sendiri, mencipta puisi dianggap
sukar. Jalan pintasnya adalah mereka lebih memilih menulis update status di
Facebook atau Twitter, ketimbang menulis puisi. Hal tersebut tentu sebagai
salah satu efek dari kemajuan teknologi yang begitu pesat, dan para pelajar
terlena untuk itu. Hal tersebut kemudian memunculkan pribadi-pribadi baru
pada kalangan pelajar, yaitu mereka lebih tertutup, antisosial, dan cenderung
berani mengungkapkan kekesalan pada seseorang tidak pada orangnya
langsung, melainkan mengungkapkannya di akun media sosial.
Tren media sosial juga merambah pada lahirnya budaya baru yang sulit
untuk ditolak, yaitu lahirnya budaya foto sendiri atau selfie. Selfie seolah jadi
kesukaan baru yang hukumnya wajib di kalangan pelajar. Dengan
menggunakan aplikasi tertentu, semisal B612, maka hasil foto selfie yang
diproduksi menjadi terlihat tidak natural, kulit terlihat lebih putih dari aslinya,
dan membuat mereka terlihat lebih anggun. Anehnya, walaupun itu tidak
natural, mereka sangat menyukainya.
Pertanyaannya kemudian, mau dibawa ke mana masa depan perpuisian
di Indonesia? Bagaimana cara membangkitkan gairah pelajar pada puisi?
Apakah akan dibiarkan begitu saja para pelajar berselfie ria dan melakukan
aktivitas yang sebenarnya kurang bermanfaat? Tentu itu adalah pekerjaan
rumah bagi siapapun yang memilih profesi sebagai guru bahasa Indonesia di
sekolah. Guru bahasa Indonesia dituntut untuk melek teknologi dan tren yang
sedang berkembang di kalangan pelajar masa kini.
Uniknya, musik adalah salah satu saluran yang tidak pernah lekang
dimakan waktu. Musik pop, atau musik populer, masih menjadi primadona
2
bagi sebagian besar pelajar. Musik pop menjadi bagian dari kesukaan mereka
sehari-hari.
Sebagai gambaran, bahwa tidak ada pelajar sekarang ini, terutama
untuk taraf sekolah menengah atas atau sekolah menengah kejuruan, yang
tidak memiliki telepon cerdas. Dalam telepon cerdas yang mereka miliki,
selalu ada musiknya. Musik pop tentu menjadi prioritas.
Ini bisa jadi jalan terang bagi pelajar untuk menyukai puisi. Tentu
pemanfaatannya tidak secara praktis membuat pelajar itu suka terhadap puisi,
melainkan perlu pembiasaan yang berkesinambungan. Namun begitu, guru
bahasa Indonesia bisa memanfaatkan kesukaan mereka mendengarkan musik
pop ini sebagai media pembelajaran pada materi puisi.
Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa perlu untuk melakukan
penelitian. Penelitian yang didasarkan pada pertanyaan apakah ada hubungan
antara kesukaan mendengarkan musik pop dengan kemampuan siswa menulis
puisi, dengan judul skripsi: Hubungan antara Kesukaan Mendengarkan
Musik Pop dengan Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas XI SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat diidentifikasi beberapa
masalah sebagai berikut.
1. Kesukaan mendengarkan musik pop sangat familier di kalangan pelajar,
khususnya pelajar SMK kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang
Selatan.
2. Kesukaan mendengarkan musik pop tidak lekang dimakan zaman, ia selalu
hadir dan up to date di kalangan pelajar, khususnya bagi pelajar kelas XI
SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
3. Menulis puisi masih dianggap sulit di kalangan pelajar, khususnya pelajar
kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
3
4. Ada peluang bahwa musik pop bisa menjadi media alternatif dalam
pembelajaran puisi yang efektif untuk merangsang dan mendorong pelajar
mencipta puisi.
5. Diperlukan latihan yang berkesinambungan untuk menjadikan menulis
puisi sebagai kebutuhan pada pelajar kelas XI SMK Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan.
6. Guru bahasa Indonesia berperan penting dan strategis dalam membentuk
perilaku pelajar, mengarahkannya pada kemampuan pelajar menulis puisi,
khususnya pada pelajar kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang
Selatan.
C. Pembatasan Masalah
Mengacu pada identifikasi masalah di atas, maka demi terarahnya
penelitian ini, penulis perlu membatasi masalah yang akan diteliti, yakni:
1. Subjek penelitian ialah siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang
Selatan semester genap tahun pelajaran 2014/2015.
2. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu angket untuk
mengukur kesukaan mendengarkan musik pop, dan tes untuk mengukur
kemampuan menulis puisi.
D. Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan identifikasi dan pembatasan masalah tersebut,
penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut: Bagaimana
hubungan antara kesukaan mendengarkan musik pop dengan kemampuan
menulis puisi siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
tahun pelajaran 2014/2015?
4
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini difokuskan pada dua hal, yaitu tujuan umum dan
tujuan khusus. Tjuan umum dari penelitian ini ialah untuk mengetahui ada
atau tidaknya hubungan antara kesukaan mendengarkan musik pop dengan
kemampuan menulis puisi siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang
Selatan tahun pelajaran 2014/2015.
Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu memperoleh data dan
mendeskripsikan hasil temuan terkait kesukaan mendengarkan musik pop
dengan kemampuan menulis puisi siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan tahun pelajaran 2014/2015.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mendatangkan manfaat yang cukup
signifikan, terutama untuk siswa, guru, dan sekolah tempat penulis melakukan
penelitian ini. Secara umum, bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan gambaran nyata tentang kemampuan siswa dalam hal
mendengarkan musik pop dan kaitannya dengan kemampuan menulis puisi,
khususnya pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
tahun pelajaran 2014/2015.
Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan medium atau
alat ukur untuk mempertimbangkan media alternatif mendengarkan musik pop
sebagai media pembelajaran menulis puisi, terutama untuk guru mata
pelajaran bahasa Indonesia yang mengajar di kelas XI SMK Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan.
Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan menjadi tolok ukur untuk
membuat kebijakan-kebijakan dalam menyusun strategi pembelajaran dan
kurikulum sekolah, sehingga membuahkan aturan yang tepat guna dan
berdampak positif bagi siswa untuk ke depannya, khususnya dalam
pembelajaran menulis puisi.
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Musik Pop
1. Pengertian Musik Pop
Musik pop atau musik populer adalah nama bagi aliran musik yang
didengar luas oleh pendengarnya dan kebanyakan bersifat komersial. Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, musik pop adalah “musik dengan irama yang
sederhana sehingga mudah dikenal dan disukai orang banyak (umum).”1
Karena sifatnya yang dikenal dan disukai orang banyak itulah, maka musik
populer merupakan jenis musik yang sangat digemari oleh masyarakat. Musik
jenis ini juga merupakan musik yang sesuai dengan keadaan zaman pada saat
ini, sehingga sesuai dengan selera dan selalu enak untuk didengar di setiap
telinga kebanyakan orang.
Rock and roll adalah cikal bakal musik pop, dan mengalami
metamorfosis dalam bentuknya yang modern pada 1950-an. Istilah musik
populer dan musik pop sering digunakan secara bergantian, meskipun yang
pertama adalah deskripsi musik yang populer dan dapat termasuk gaya
apapun, sedangkan yang terakhir adalah genre tertentu yang biasanya
mengacu pada jenis musik yang lebih spesifik, misalnya suatu genre musik
yang sedang berkembang, ditujukan untuk pendengar berusia muda.
Dengan demikian, dapat ditarik simpulan bahwa musik pop adalah
suatu jenis musik yang ringan, bersifat komersil, mudah dikenali, disukai
banyak orang, dan ditujukan untuk pendengar berusia muda.
1 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia ,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), Edisi ke-4, h. 1898.
6
2. Legenda Musik Pop
a) Legenda Musik Pop Dunia
Popularitas musik pop dunia tidak lepas dari nama Michael
Joseph Jackson atau yang lebih dikenal Michael Jackson. Dia lahir di
Indiana, AS, pada 29 Agustus 1958. Lima puluh tahun kemudian, dia
meninggal di California, AS, pada 25 Juni 2009.
Sebagai legenda musik pop dunia, Michael Jackson dijuluki
sebagai The King of Pop. Albumnya yang dirilis pada tahun 1982,
yang berjudul Thriller, adalah album terlaris di dunia, dengan
penjualan melebihi 104 juta kopi di seluruh dunia.
Pada awal tahun 1980-an, dia menjadi figur yang sangat
dominan dalam musik pop dan musisi Afrika-Amerika pertama yang
mempunyai pengaruh kuat di MTV, dan musik-musiknya yang
berjudul Beat It, Billie Jean, dan Thriller selalu diputar dan dianggap
telah mengubah video klip menjadi sebuah bentuk karya seni dan
sebagai alat promosi untuk memopulerkan sebuah saluran televisi.
Pada tahun 1990-an, video-video milik Michael Jackson seperti
Black or White dan Scream membuat Jackson menjadi andalan utama
MTV. Lewat penampilan panggung dan video-video klipnya, Michael
Jackson mempopulerkan sejumlah teknik menari seperti robot dan
moonwalk, dan gerakan ini banyak ditiru oleh banyak penyanyi hip
hop, pop, dan R&B di seluruh dunia.
Penghargaan-penghargaan yang telah dia raih, di antaranya
adalah album terlaris dunia untuk Triller dengan angka penjualan
tertinggi menembus 750 juta unit di seluruh dunia dan tiga belas
Grammy Awards. Hidup Michael Jackson sangat terkenal di seluruh
dunia, kariernya yang sukses, membuatnya menjadi bagian dari
kebudayaan pop selama empat dekade, dan dia termasuk salah satu
pria paling terkenal di dunia.
7
b) Legenda Musik Pop Indonesia
Membicarakan musik pop Indonesia tidak akan lepas dari yang
namanya Koes Plus (dulunya Koes Bersaudara). Oleh karena itu, grup
yang digawangi oleh alm. Tonny Koeswoyo ini disebut sebagai
legenda musik pop Indonesia. Berdiri sejak tahun 1969, Koes Plus
tidak luput dari permasalahan sosial dan politik Indonesia waktu itu, di
mana pada masa Orde Baru, segala bentuk sindiran lewat musik adalah
suatu pembangkangan pada penguasa. Maka tidak heran jika pada
tahun-tahun itu, Koes Plus pernah mengenyam pahitnya hidup di balik
jeruji besi karena lagu-lagunya yang dianggap mewakili aliran politik
kapitalis.
Namun begitu, dalam perjalanannya, Koes Plus menjadi kiblat
dari grup-grup lain pada zamannya, seperti grup Favourites, Panbers,
Mercy's, D'Lloyd. Lagu Nusantara I (Volume 5), Oh Kasihku (Volume
6), Mari-Mari (Volume 7), Diana dan Kolam Susu ( Volume 8)
merajai musik pop waktu itu. Puncak kejayaan Koes Plus terjadi ketika
mereka mengeluarkan album Volume 9 dengan lagu yang sangat
terkenal Muda-Mudi. Disusul lagu Bujangan dan Kapan-Kapan dari
volume 10. Masih berlanjut dengan lagu Nusantara V dari album
Volume 11 dan Cinta Buta dari album Volume 12.
Bersamaan dengan itu, Koes Plus juga mengeluarkan album
pop Jawa dengan lagu yang dikenal dari tukang becak, ibu-ibu rumah
tangga, hinga anak-anak muda, yaitu Tul Jaenak dan Ojo Nelongso.
Belum lagi lagu mereka yang berirama Melayu seperti Mengapa, Cinta
Mulia dan lagu keroncongnya yang berjudul Penyanyi Tua.
8
3. Fungsi Musik Pop
Fungsi musik pop secara umum adalah untuk pengembangan diri dan
kreativitas. Secara khusus, musik pop memiliki fungsi sebagai berikut.
Pertama, fungsi pengungkapan emosional. Dalam hal ini, musik pop
berfungsi sebagai suatu media bagi seseorang untuk mengungkapkan perasaan
atau emosinya.
Kedua, fungsi penghayatan estetis. Karena musik pop adalah suatu
karya seni. Suatu karya dapat dikatakan karya seni apabila dia memiliki unsur
keindahan atau estetika di dalamnya. Melalui musik itu seseorang dapat
merasakan nilai-nilai keindahan, baik melalui melodi ataupun dinamikanya.
Ketiga, fungsi hiburan. Musik memiliki fungsi hiburan mengacu
kepada pengertian bahwa sebuah musik pasti mengandung unsur-unsur yang
bersifat menghibur. Hal ini dapat dinilai saat seseorang mendengarkan musik,
sejujurnya, saat mendengarkan itu siapa pun terhibur.
Keempat, fungsi komunikasi. Musik memiliki fungsi komunikasi yang
berarti bahwa musik yang berlaku di suatu daerah tertentu mengandung
isyarat-isyarat tersendiri yang hanya diketahui oleh masyarakat pendukung
kebudayaan di daerah itu. Hal ini dapat dilihat dari teks atau liriknya.
Kelima, fungsi perlambangan. Hal ini dapat dilihat dari aspek-aspek
musik tersebut, misalnya tempo sebuah musik. Jika tempo sebuah musik
lambat, maka kebanyakan teksnya menceritakan hal-hal yang menyedihkan.
Sehingga musik itu melambangkan akan kesedihan.
Keenam, fungsi reaksi jasmani. Jika sebuah musik dimainkan, musik
itu dapat merangsang sel-sel saraf manusia sehingga menyebabkan tubuh
bergerak mengikuti irama musik tersebut. Jika musiknya cepat maka gerakan
menjadi cepat, begitu pula sebaliknya.
Ketujuh, fungsi yang berkaitan dengan norma sosial. Musik berfungsi
sebagai media pengajaran akan norma-norma atau peraturan-peraturan yang
berlaku pada kelas-kelas sosial tertentu. Penyampaiannya kebanyakan melalui
teks-teks nyanyian yang berisi aturan-aturan yang harus diikuti dan yang tidak,
beserta akibat-akibatnya jika ada yang dilanggar.
9
B. Puisi
1. Pengertian Puisi
Secara etimologis, kata puisi dalam bahasa Yunani berasal dari poesis
yang artinya berati penciptaan. Dalam bahasa Inggris, padanan kata puisi ini
adalah poetry yang erat dengan kata -poet dan -poem. Mengenai kata poet,
Coulter dalam Tarigan menjelaskan bahwa “kata poet berasal dari Yunani
yang berarti membuat atau mencipta.”2 Dalam bahasa Yunani sendiri, kata
poet berarti orang yang mencipta melalui imajinasinya, orang yang hampir-
hampir menyerupai dewa atau yang amat suka kepada dewa-dewa. Dia adalah
orang yang berpenglihatan tajam, orang suci, yang sekaligus merupakan filsuf,
negarawan, guru, orang yang dapat menebak kebenaran yang tersembunyi.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, puisi memiliki tiga
varian pengertian, yaitu sebagai berikut.
“(1) Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait. (2) Gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam
kesadaran orang akan pengalaman hidup dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna kusus. (3)
Sajak.”3
Sementara itu, Sapardi Djoko Damono menyebut puisi sebagai “hasil
upaya manusia untuk menciptakan dunia kecil dan „sepele‟ dalam kata, yang
bisa dimanfaatkan untuk membayangkan, memahami, dan menghayati dunia
yang lebih besar dan lebih dalam.”4 Jacques Maritain (1977) seperti dikutip
Bakdi Soemanto menyebut bahwa puisi adalah “the secret life of each and all
of the arts, another name for what Plato called mousikĕ atau puisi adalah inti
dari setiap seni dan semua seni yang oleh Plato disebut mousikĕ.”5
2 Henry Guntur Tarigan, Prinsip-prinsip Dasar Sastra, (Bandung: Penerbit Angkasa, 1986), h. 4.
3 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia ,
(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2008), Edisi ke-4, h. 1112. 4 Bakdi Soemanto, Sapardi Djoko Damono: Karya dan Dunianya , (Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2006), h. 50. 5 Ibid., h. 59.
10
Pengertian puisi menurut para ahli, terutama para penyair romantik
Inggris, telah dikumpulkan oleh Shahnon Ahmad yang kemudian dikutip
Pradopo sebagai berikut.6
a. Samuel Taylor Coleridge, puisi adalah kata-kata yang terindah
dalam susunan terindah. Penyair memilih kata-kata yang
setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknya, misalnya seimbang,
simetris, antara satu unsur dengan unsur lain sangat erat
berhubungannya, dan sebagainya.
b. Carlyle, puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal. Penyair
menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti
musik dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang
menonjol adalah rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik,
yaitu dengan mempergunakan orkestra bunyi.
c. Wordsworth, puisi adalah pernyataan perasaan yang imajinatif,
yaitu perasaan yang direkakan atau diangankan.
d. Auden, puisi itu lebih merupakan pernyataan perasaan yang
bercampur-baur.
e. Dunton, puisi itu merupakan pemikiran manusia secara konkret
dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama. Misalnya,
dengan kiasan, dengan citra-citra, dan disusun secara artistik
(misalnya selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat, dan
sebagainya), dan bahasanya penuh perasaan, serta berirama seperti
musik (pergantian bunyi kata-katanya berturu-turut secara teratur).
f. Shelley, puisi adalah rekaman detik-detik yang paling indah dalam
hidup. Misalnya saja peristiwa-peristiwa yang sangat mengesankan
dan menimbulkan keharuan yang kuat seperti kebahagiaan,
kegembiraan yang memuncak, percintaan, bahkan kesedihan
karena kematian orang yang sangat dicintai. Semuanya merupakan
detik-detik yang paling indah untuk direkam.
6 Rachmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1997),
h. 6.
11
Dari definisi-definisi di atas tentang puisi dapat disimpulkan bahwa
puisi adalah salah satu ragam sastra yang terdiri atas kata-kata yang tersusun
secara artistik, yang timbul atas perasaan (emosi), penghayatan, dan ekspresi
penulisnya.
2. Unsur Pembentuk Puisi
Secara sederhana, batang tubuh puisi terbentuk dari beberapa unsur,
yaitu kata, larik, bait, bunyi, dan makna. Kelima unsur ini saling
mempengaruhi keutuhan sebuah puisi. Berikut penjelasan mengenai lima
unsur puisi tersebut.
a. Kata. Kata adalah unsur utama terbentuknya sebuah puisi.
Pemilihan kata (diksi) yang tepat sangat menentukan kesatuan dan
keutuhan unsur-unsur yang lain. Kata-kata yang dipilih diformulasi
menjadi sebuah larik. Dalam Kamus Bahasa Indonesia, kata
memiliki beberapa arti, yaitu sebagai berikut.
“(1) unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang
merupakan perwujudan kesatuan perasaan dan pikiran yang dapat digunakan dalam berbahasa. (2) Ujar, bicara. (3)
Morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas.”7
b. Larik. Larik atau baris mempunyai pengertian berbeda dengan
kalimat dalam prosa. Larik bisa berupa satu kata saja, bisa frase,
bisa pula seperti sebuah kalimat. Pada puisi lama, jumlah kata
dalam sebuah larik biasanya empat buah, tapi pada puisi baru tak
ada batasan.
c. Bait. Bait merupakan kumpulan larik yang tersusun harmonis. Pada
bait inilah biasanya ada kesatuan makna. Pada puisi lama, jumlah
larik dalam sebuah bait biasanya empat buah, tetapi pada puisi baru
tidak dibatasi.
7 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, op.cit., h. 648.
12
d. Bunyi. Bunyi dibentuk oleh rima dan irama. Rima (persajakan)
adalah bunyi-bunyi yang ditimbulkan oleh huruf atau kata-kata
dalam larik dan bait, sedangkan irama (ritme) adalah pergantian
tinggi rendah, panjang pendek, dan keras lembut ucapan bunyi.
Timbulnya irama disebabkan oleh perulangan bunyi secara
berturut-turut dan bervariasi (misalnya karena adanya rima,
perulangan kata, perulangan bait), tekanan-tekanan kata yang
bergantian keras lemahnya (karena sifat-sifat konsonan dan vokal),
atau panjang pendek kata.
Dari sini dapat dipahami bahwa rima adalah salah satu
unsur pembentuk irama, namun irama tidak hanya dibentuk oleh
rima. Baik rima maupun irama inilah yang menciptakan efek
musikalisasi pada puisi, yang membuat puisi menjadi indah dan
enak didengar meskipun tanpa dilagukan.
e. Makna. Makna adalah unsur tujuan dari pemilihan kata,
pembentukan larik dan bait. Makna bisa menjadi isi dan pesan dari
puisi tersebut. Melalui makna inilah misi penulis puisi
disampaikan.
Di samping lima unsur yang sudah dijelaskan di atas, yaitu kata, larik ,
bait, bunyi, dan makna, puisi dibangun pula atas enam fondasi, yaitu diksi,
imaji, kata konkret, majas, versifikasi, dan tipografi.
a. Diksi. Secara harfiah, diksi sering dipadupadankan dengan “pilihan
kata”. Tidak salah memang, tapi persoalan pilihan kata itu tidak
berhenti pada apa yang tersirat pada kata “pilihan” dan “kata”,
namun jauh lebih luas dari itu. Gorys Keraf misalnya, menyatakan
bahwa “istilah diksi bukan saja dipergunakan untuk menyatakan
kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide
(gagasan), tetapi juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa,
dan ungkapan.”8
8 Gorys Keraf, Diksi dan Gaya Bahasa, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), Cetakan XVII,
h. 24.
13
Fraseologi melingkupi masalah kata-kata dalam
pengelompokan dan susunannya, atau yang menyangkut cara-cara
khusus membentuk pelbagai ungkapan. Gaya bahasa sebagai
konstituen dari diksi berhubungan akrab dengan istilah-istilah
individual atau yang menjadi karakteristik sesorang dalam
mengungkapkan pikirannya melalui bahasa tulis, atau yang
memiliki nilai artistik tinggi.
Berkaitan dengan ungkapan, apakah ungkapan yang dibuat,
atau setidaknya pilihan kata yang disuguhkan itu dapat diterima
atau tidak oleh pembaca, atau malah diksi itu justru membuat
suasana yang ada menjadi inkondusif. Dengan kata lain, pilihan
kata atau diksi melingkupi pemilihan makna kata-kata yang dipakai
untuk menyampaikan suatu ide, dengan memerhatikan
pembentukan kelompok kata (frasa), gaya bahasa paling sesuai dan
baik, serta ungkapan-ungkapan yang tepat sehingga kompatibel
dengan segala situasi.
Diksi dalam literatur kebahasaan ada dua, yaitu denotatif
dan konotatif. Denotatif secara etimologis diartikan sebagai
“makna sebenarnya”,9 sedangkan konotatif dimaknai sebagai
makna asosiatif yang timbul sebagai konsekuensi dari sikap
kolektif masyarakat, pribadi, atau predikat tambahan yang
disematkan pada suatu kata tertentu. Dengan demikian, konotatif
sangat dipengaruhi oleh konteks atau lingkungan di mana kata
tersebut ada.
b. Imaji. Imaji atau pengimajian pada dasarnya merupakan
pencitraan, di mana kata-kata yang disajikan mampu mewakili
keadaan yang sebenarnya, sehingga pembaca merasakan betul
keadaan yang digambarkan itu, seolah-olah dia melihatnya. Hal ini
memang bukan barang mudah, akan tetapi penggunaan kata-kata
9 Abdul Chaer, Pengantar Semantik Bahasa Indonesia, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 66.
14
yang besinonim, berantonim, metafora, atau personifikasi akan
membantu mewujudkan hal itu.
c. Kata Konkret. Yang dimaksud kata konkret ialah kata yang
sebenarnya menggambarkan situasi suatu peristiwa. Dengan kata
konkret, pembaca diajak untuk empati dengan apa yang dilukiskan
dalam puisi.
d. Majas. Majas dalam hal ini dikenal juga sebagai bahasa figuratif,
yaitu bahasa yang digunakan untuk menyatakan sesuatu dengan
cara yang tidak lazim. Maksudnya, bahwa bahasa yang dipakai itu
tidak langsung menunjuk pada makna aslinya. Hal ini bertujuan
agar puisi yang terbentuk menjadi lebih indah, lebih ambigu, yang
berarti kaya akan makna. Majas yang biasanya dipakai untuk
memperindah puisi itu ialah metafora, personifikasi, metonimi,
sinekdoke, simile, hiperbola, metonimia, dan ironi.
e. Versifikasi. Rima, ritme, dan metrum biasa disebut sebagai
versifikasi.
“Rima merupakan pengulangan bunyi untuk membentuk unsur musik (musikalitas) dalam puisi. Ritme berhubungan
pula dengan pengulangan bunyi, tapi ia lebih luas, karena mencakup kata, frasa, dan kalimat. Ritme dikenal juga dengan irama, yaitu pergantian naik-turun, panjang-pendek,
dan keras-lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur. Sementara itu, metrum atau matra ialah irama yang tetap
pada puisi. Maksudnya, pergantian iramanya sudah ditentukan menurut pola tertentu. Hal tersebut disebabkan oleh jumlah suku kata yang tetap, tekanan yang tetap, serta
alunan suara menaik-menurun yang tetap pula. Dengan demikian, sifat metrum itu statis.”10
f. Tipografi. Pada puisi tertentu, sering dijumpai puisi itu memiliki
bentuk yang unik. Bentuk unik puisi itu bukan tidak disengaja,
karena dalam dunia perpuisian dikenal tipografi. Tipografi atau
ukiran bentuk itu ialah tatanan larik, bait, kalimat, frase, kata, dan
bunyi sehingga menghasilkan bentuk fisik puisi tertentu yang
10
Herman J. Waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Erlangga, 1995), h. 94.
15
mampu mendukung isi, rasa, dan suasana. Dengan begitu, jelas
bahwa fungsi tipografi ialah untuk keindahan indrawi serta
pendukung makna.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa unsur pembentuk puisi
secara sederhana dibentuk oleh lima unsur pokok, yaitu kata, larik, bait, bunyi,
dan makna. Di samping itu, puisi dibangun pula atas fondasi lain, diksi, imaji,
kata konkret, majas, versifikasi, dan tipografi.
3. Jenis-jenis Puisi
Secara umum, puisi Indonesia terbagi ke dalam dua kategori, yaitu
puisi lama dan puisi baru. Puisi lama atau puisi klasik yang termasyhur
dengan aturan ketat dalam penulisannya seperti pantun, syair, dan gurindam.
a. Pantun. Pantun dikenal sebagai karya sastra yang memiliki
karakteristik dengan kriteria: (1) terdiri atas empat larik (baris); (2)
tiap larik terdiri dari delapan sampai sepuluh suku kata; (3) dua
larik pertama disebut sampiran, dua larik berikutnya disebut isi;
dan (4) bersajak akhir (rima) silang a-b-a-b. Persajakan akhir
model ini, dalam pantun disebut abjad atau abab. Maksudnya
bahwa bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris
ketiga, dan bunyi baris kedua sama dengan bunyi akhir baris
keempat. Perhatikan contoh pantun berikut.
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian
b. Syair. Sebagai jenis puisi klasik, syair tentunya memiliki aturan
yang ketat, yaitu setiap bait terdiri atas empat larik yang bersajak
sama, isinya dapat berupa kisahan yang mengandung unsur mitos
16
maupun sejarah, atau merupakan ajaran agama. Contohnya ialah
sebagaimana di bawah ini.
Rahman dan Rahim keduanya sifat
Membawa suka menguraikan nikmat
Melengkapi sekalian laut dan darat
Besar dan kecil dunia akhirat
c. Gurindam. Gurindam adalah puisi lama yang dalam setiap bait
terdiri dari dua baris. Baris pertama menyatakan perbuatan, baris
kedua menyatakan akibat. Isinya berkutat pada nasihat, yang tentu
saja dialamatkan bagi pembacanya. Gurindam Dua Belas karya
Raja Ali Haji merupakan salah satu gurindam paling familier.
Berikut di antara cuplikannya.
...
Kalau terpelihara kuping
Kabar yang jahat tiada damping
Awal diingat akhir tidak
Alamat badan akan rusak
Apabila orang mudah mencacat
Pekerjaan itu membuat sesat
Barang siapa meninggalkan salat
Tiadalah hartanya beroleh berkat
Kurang pikir kurang siasat
Tentu dirimu kelak tersesat
...
17
Jenis kedua selain puisi lama ialah puisi baru. Puisi ini tidak terikat
aturan ketat alias bebas. Puisi baru ini sering disebut sebagai puisi modern,
dan ragamnya pun banyak, di antaranya ada puisi berpola, puisi dramatik,
puisi gelap, puisi prismatis, puisi diaphan, puisi kanak-kanak, puisi bebas,
puisi mbeling, dan puisi prosais.
a. Puisi Berpola. Abdul Rozak Zaidin, dkk., dalam Kamus Istilah
Sastra mendefinisikan puisi berpola sebagai “puisi yang
pengaturan lariknya membentuk gambar tertentu sesuai dengan
judul tema dan pesannya. Larik sajak dapat berupa sepatah kata
atau beberapa kata yang mendukung gagasan tertentu.”11
Puisi berpola dikenal juga sebagai puisi konkret. Sesuai
namanya, “berpola”, puisi ini memang memiliki pola-pola khusus
dalam menyusun lariknya sehingga berbentuk geometris yang
umum dikenal, yaitu belah ketupat, jajaran genjang, bulat telur,
tanda tanya, tanda seru, atau bentuk lain yang geometris.
Implikasinya, penggunaan bahasa sangat dibatasi, karena yang
diperhatikan dalam pembuatan puisi ini ialah kedecakkaguman
atau keutuhan visual yang bertujuan untuk mencuri perhatian
pembaca.
Dengan demikian, banyak puisi berpola yang secara
konvensional sulit untuk dibaca. Hal ini disebabkan karena puisi
tersebut dikonstruksi dari satu kata atau frasa yang urutan hurufnya
diubah-ubah secara sistematis guna membentuk suatu pola tertentu.
Bahkan ada juga yang hanya terdiri dari potongan kata, suku kata
yang tak bermakna, huruf yang berdiri sendiri, angka, atau tanda
baca.
b. Puisi Dramatik. Dalam puisi ini, yang ditekankan ialah tikaian
emosional atau situasi yang tegang, sehingga lahir suatu atmosfir
yang dramatik. Lazimnya puisi dramatik, disertakan dialog,
11
Abdul Rozak Zaidin, dkk., Kamus Istilah Sastra, (Jakarta: Balai Pustaka, 2004), Cetakan IV, h.
160.
18
monolog, dengan menggunakan diksi yang kuat, atau awarima
untuk memperoleh kualitas kedramatikan yang diharapkan.
c. Puisi Gelap. Disebut “gelap” karena pada jenis puisi ini, penulis
puisi (penyair) menggarap karyanya dengan sedemikian rupa,
sehingga tercipta suatu karya yang memperlihatkan
ketidakrelevanan antara satu kata dan kata lainnya, antara satu
baris dan baris lainnya. Penciptaan yang demikian melahirkan
kesukaran yang dalam bagi pembaca. Jangankan untuk
menikmatinya dengan cara ingin mengetahui maksudnya apa,
untuk sekedar pembacaannya saja, pembaca sudah dibuatkan
pening, disebabkan tidak ada korelasi yang jelas antarkata,
antarbaris dalam puisi tersebut. Maka sangat tepat bila kemudian
predikat “puisi gelap” disematkan pada jenis puisi ini.
d. Puisi Prismatis. Sama seperti puisi gelap, puisi prismatis juga sukar
untuk dipahami oleh pembacanya. Jika puisi gelap sulit dimengerti
karena tiadanya korelasi antarkata, antarbaris, maka dalam puisi
prismatis, dominansi penggunaan kata-kata kias, lambang atau
simbol, dan kata berkonotasilah yang menyebabkannya mumet
untuk pembaca. Terangnya, puisi prismatis dibangun oleh
pengarangnya dengan menggunakan kata-kata yang penuh dengan
kias, lambang atau simbol tertentu, atau dari kata-kata konotatif
yang tingkat penggunaannya relatif intens.
e. Puisi Diaphan. Tidak seperti puisi prismatis yang mendayu-dayu
dengan kata kias dan lain sebagainya, puisi diaphan justru
memperlihatkan keluguan asli bahasanya. Ibarat ikan, prismatis itu
arwana, sedangkan diaphan ialah mujair. Itu artinya, bahasa yang
digunakan dalam puisi diaphan ialah bahasa sehari-hari yang sering
dipergunakan dalam pergaulan sosial. Oleh sebab itu, puisi diaphan
sering dikategorikan sebagai puisi dengan penggunaan bahasa yang
terbuka, sehingga memudahkan pembaca untuk memahami makna
yang terkandung di dalamnya.
19
f. Puisi Kanak-kanak. Berdasarkan namanya, dapat diketahui bahwa
objek atau sasaran dari puisi ini ialah kanak-kanak. Maka tak perlu
mengernyitkan dahi (heran) jika diketahui bahwa isi puisi ini
merupakan soal berhitung, permainan, teka-teki, dan yang bersifat
mendidik. Perlu dikemukakan pula bahwa jenis puisi yang terdiri
dari beberapa larik ini lazim dibacakan atau dinyanyikan kepada
anak-anak, sehingga dalam pengklasifikasiannya, puisi ini
tergolong ke tradisi lisan dalam kesusastraan.
g. Puisi Bebas. Puisi bebas tidak lebih dari puisi yang semau-maunya.
Kemunculannya pun tidak lepas dari respon atas rival kuat pada
masanya, yaitu puisi terikat. Puisi terikat, atau puisi lama,
terbelenggu oleh bait, baris, rima, dan irama. Maka dengan adanya
puisi bebas ini, puisi menjadi tidak terbelenggu lagi oleh aturan-
aturan yang kaku tersebut. Dengan kata lain, puisi bebas adalah
puisi yang tidak terikat oleh aturan rima, jumlah larik dalam setiap
bait, dan jumlah suku kata dalam setiap lariknya.
h. Puisi Mbeling. Puisi mbeling sering dijuluki sebagai puisi main-
main atau puisi lugu. Secara, puisi mbeling merupakan puisi ringan
yang dibuat dengan maksud membebaskan rasa tertekan, gelisah,
dan tegang yang dirasakan pengarangnya. Tak ayal jika kemudian
puisi ini mengundang decak tawa dari pembacanya.
Hal ini tidak terlepas dari keringanan bahasa yang
digunakan, juga pembawaan dari puisi mbeling sendiri yang selalu
menginginkan pembacanya untuk berkelakar, tanpa maksud lain
yang disembunyikan. Kekelakaran yang ditimbulkan dalam puisi
ini lahir berkat kepiawaian penulisnya dalam meracik kata-kata,
juga arti, bunyi, dan tifografinya. Kata “mbeling” sendiri terambil
dari bahasa Jawa, yang artinya lebih kurang: nakal, sukar diatur,
suka berontak, agak kurang ajar. Tak mengherankan bila dalam
praktiknya, puisi mbeling merefresentasikan arti katanya itu.
20
Dalam puisi mbeling, apapun dapat dijadikan bahan
penulisan puisi, dengan bahasa yang bagaimanapun: terserah. Hal
inilah yang menjadikan puisi mbeling berbeda dengan puisi jenis
lainnya.
Sungguhpun begitu, puisi mbeling dalam sejarahnya
meupakan bagian dari gerakan mbeling yang dicetuskan oleh
Remy Sylado, suatu gerakan yang dimaksudkan untuk mendobrak
sikap rezim Orde Baru yang dianggap feodal dan munafik.12
i. Puisi Prosais. Seperti halnya prosa, puisi prosais disusun
sedemikian panjang layaknya prosa biasa. Hanya saja, aturan dasar
puisi, seperti adanya bait dan baris, tetap ada. Dengan demikian,
wajahnya sebagai puisi prosais tetap masih bisa dibedakan dari
karya prosa pada umumnya.
j. Puisi esai. Puisi esai adalah puisi yang ditulis berdasarkan fakta
peristiwa tertentu dan dituangkan dalam bahasa komunikasi yang
mudah dipahami. Puisi esai membedakan dirinya dengan puisi lirik
yang memang lebih sering ditulis berdasarkan imajinasi, dan kerap
menggunakan bahasa simbolik atau metafor-metafor yang sulit
dipahami. Walaupun diangkat dari peristiwa faktual, puisi esai
tetaplah fiksi. Fakta peristiwa hanya merupakan latar belakang dari
cerita yang ingin dibangun oleh penulis puisi esai.
12
Remy Sylado, Puisi Mbeling, (Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2004), Cetakan I, dalam
Sekapur Sirih, h. xi.
21
C. Kerangka Berpikir
Kesukaan mendengarkan musik pop adalah sesuatu yang lumrah yang
sering dijumpai di kalangan pelajar. Seolah-olah menu wajib, setiap pagi, sore,
kadang malam sebelum tidur, tidak hentinya musik pop menemani mereka.
Hal tersebut menimbulkan spekulasi bahwa kesukaan mendengarkan musik
pop mempengaruhi perilaku mereka secara umum, semisal pendengaran
mereka yang menjadi kurang, lamban dalam merespon kawan bicara, dan
cenderung asyik sendiri.
Namun, di balik perilaku mereka yang seperti itu, musik pop memiliki
beberapa manfaat yang secara langsung maupun tidak, telah mengambil
bagian dalam pengurangan stres di kalangan pelajar, membuat mereka lebih
bahagia, dan musik pop menjadi inspirasi mereka untuk melakukan sesuatu
yang lebih bermanfaat, misalnya berkaya di bidang musik layaknya bintang
pop yang mereka kagumi, atau hanya sekedar menulis puisi.
Namun tidak dapat dipungkiri bahwa musik pop memiliki daya tarik
yang luar biasa bagi para pelajar. Ia bagaikan magnet yang mampu menarik
banyak massa dan mengumpulkan mereka di satu titik. Contoh yang paling
nyata dari kasus ini adalah saat diadakannya konser bintang pop muda dunia
yaitu Justin Biber di Sentul Internasional Covention Center, Bogor pada
Sabtu, 23 April 2011. Juga pada saat grup boy band asal Inggris yang
beraliran pop, One Direction, mengadakan konser di Stadion Utama Gelora
Bung Karno pada Rabu, 25 Maret 2015. Di sana dapat dilihat sejuta pasang
mata anak muda, yang tidak lain adalah para pelajar itu sendiri, yang sangat
gemar mendengarkan musik pop langsung dari penyayi aslinya.
Sayangnya, kesukaan mendengarkan musik pop di kalangan pelajar,
tidak diimbangi dengan kesukaan mereka menulis puisi, padahal jika mereka
tahu, sesungguhnya lirik lagu pada musik pop itu adalah puisi. Namun, karena
anggapan bahwa puisi itu serius, sulit dibuat, menyebabkan mereka malas saat
ada tugas menulis puisi. Hal tersebut tidak lepas dari pandangan bahwa puisi
haruslah mengandung sesuatu yang bernilai dan estetis. Sementara untuk
menciptakan kandungan itu, mayoritas siswa kebingungan harus memulainya
22
dari mana, dan menentukan kata pertama inilah hal yang paling sulit bagi
kebanyakan mereka. Maka tidak heran jika menulis puisi adalah hal yang
paling malas dilakukan siswa, terlebih jika siswa itu penguasaan kosa katanya
kurang.
Padahal aslinya, menulis puisi tidaklah sesulit yang mereka
bayangkan. Menulis puisi bisa mudah jika siswa dari awal menyukai aktivitas
menulis. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa menulis puisi merupakan
kegiatan menulis yang menyenangkan, karena dengan menulis, emosi, pikiran,
dan apa yang terpendam dalam lubuk hati dapat tersalurkan sehingga tingkat
stres dan depresi pada diri seseorang bisa termobilisasi dengan baik.
Aktivitas menulis puisi juga dipercaya mujarab untuk meningkatkan
daya ingat, sehingga secara otomatis akan memperlambat seseorang dari
kepikunan. Menulis puisi juga diyakini mampu meningkatkan produktivitas
intelektual seseorang, sehingga tingkat kecerdasan seseorang dapat semakin
hari semakin meningkat.
Secara logis, aktivitas menulis puisi akan sangat baik dilakukan
seseorang jika seseorang itu khazanah pengetahuan dan kosa kata yang
dikuasainya mumpuni, dan salah satu jalan untuk menjadi demikian ialah
dengan mendengarkan musik. Oleh karena itu, semakin seseorang terbiasa
dengan mendengarkan musik, semakin baik pula bagi sseorang itu dalam
kemampuannya menulis puisi.
23
D. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis
adalah sebagai berikut.
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Yelchi Amnur, dengan judul
“Hubungan Kemampuan Memahami Puisi dengan Keterampilan Menulis
Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 35 Padang” pada Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah Tinggi Keguruan Dan
Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat, Padang, tahun 2014.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tiga hal sebagai berikut: (1) Siswa kurang
mampu dalam memahami puisi. (2) Kurangnya kemampuan siswa dalam
menggunakan tema, diksi dan citraan yang cocok dengan puisi. (3) Siswa
lebih senang menghafal pengertian dan teori puisi daripada memahami puisi.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kemampuan memahami
puisi siswa kelas X SMP Negeri 35 Padang (2) mendeskripsikan keterampilan
menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang dan (3)
mendeskripsikan hubungan kemampuan memahami puisi dengan
keterampilan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang.Populasi
penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang, dengan sampel
berjumlah 32 orang. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan
metode deskriptif. Data penelitian diperoleh melalui dua jenis tes yaitu tes
objektif dan tes menulis. Tes objektif digunakan untuk mengumpulkan data
kemampuan memahami puisi sedangkan tes menulis digunakan untuk
mengumpulkan data keterampilan menulis puisi.Berdasarkan hasil analisis
data dan pembahasan disimpulkan hal-hal berikut. Pertama, rata-rata tingkat
kemampuan memahami puisi siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang berada
pada kualifikasi baik (83,25%). Kedua, rata-rata keterampilan menulis puisi
siswa kelas VII SMP Negeri 35 Padang berada pada kualifikasi baik
(78,95%). Ketiga, terdapat hubungan yang signifikan antara kemampuan
memahami puisi dengan keterampilan menulis puisi siswa kelas VII SMP
Negeri 35 Padang.
24
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Srihayati Sianturi dengan judul
“Hubungan Penguasaan Diksi terhadap Kemampuan Menulis Puisi oleh Siswa
Kelas X SMA Mulia Pratama Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014” pada
Jurusan Pendidikan dan Pengajaran Sastra Indonesia, Universitas Medan,
tahun 2014. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan
penguasaan diksi terhadap kemampuan menulis puisi. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Populasi dari penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X SMA Mulia Pratama Medan Tahun
Pembelajaran 2013/2014 yang berjumlah 120 orang siswa terbagi atas 4 kelas.
Sampel diambil secara acak kelas yaitu kelas X- 1 yang berjumlah 30 orang.
Instrumen yang digunakan adalah tes objektif pilihan berganda serta
penugasan. Dari pengolahan data diperoleh hasil penguasaan diksi dengan
rata-rata = 69,79, standard deviasi = 9,21 dan termasuk pada kategori 10%
sangat baik, 30% baik, cukup yakni 36,7% dari kategori sangat baik, 52,5%
dari kategori baik, 10% dari kategori cukup dan 23% dari kategori kurang.
Hasil kemampuan menulis puisi dengan rata-rata = 79,67 standard deviasi =
7,63 dengan 36,7% dari kategori sangat baik, 46,7% dari kategori baik, 13,3%
dari kategori cukup, dan 3,3% dari kategori kurang. Dari uji data hasil
penguasaan diksi dan kemampuan menulis puisi didapat kedua hasil
berdistribusi normal. Dan dalam uji linearitas, data penelitian tersebut juga
dinyatakan linear. Setelah melakukan uji persyaratan, yaitu uji normalitas dan
uji linearitas maka dilakukan uji analisis data. Untuk mengetahui tingkat
hubungan variabel X dan Y digunakan rumus korelasi Product Moment (rxy)
dari Carl Pearson. Diperoleh harga rxy= 0,816 yang lebih besar dari harga r
pada tabel Product Moment pada taraf signifikansi 5% (0,361) dan taraf
signifikansi 1% (0,463). Maka persyaratan rxy > rtabel = (0,816> 0,361)
sehingga hipotesis dapat diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan yang signifikan antara penguasaan diksi dengankemampuan
menulis puisi siswa kelas X SMA Mulia Pratama Medan Tahun Pembelajaran
2013/2014.
25
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Diah Ayu Kristina dengan judul
“Hubungan antara Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Menulis Puisi”
pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, tahun 2013. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara
penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis puisi. Penelitian ini
berbentuk Kuantitatif. Penelitian ini dilakukan mulai bulan November hingga
April 2013. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa SD/MI se-
Kecamatan Andong, berdasarkan teknik simple random sampling didapat
empat sekolah sebagai sampel penelitian. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah tes penguasaan kosakata dan tes kemampuan menulis puisi.
Teknik analisis data yang digunakan adalah korelasi sederhana dan regresi.
Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa ada hubungan yang positif antara
penguasaan kosakata dengan kemampuan menulis puisi.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Muhammadiyah 3 Tangerang
Selatan yang beralamat di Jalan Dewi Sartika No. 4 Gang Nangka Cimanggis,
Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, 15411. Waktu penelitian berlangsung dari
tanggal 27 April sampai dengan16 Mei 2015.
B. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu “suatu pendekatan yang didasarkan
pada informasi numerik atau kuantitas-kuantitas, dan biasanya diasosiasikan
dengan analisis-analisis statistik.”1 Dengan demikian, data penelitian akan
diwujudkan dalam bentuk angka-angka dengan statistik.
Untuk mencari kepastian bahwa suatu hubungan antara variabel X dan
variabel Y pada penelitian ini merupakan hubungan yang signifikan atau tidak,
maka digunakanlah pendekatan korelasional. Pendekatan korelasional adalah
“suatu pendekatan yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan
variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi.”2
Dalam penjabarannya, metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode deskriptif. Metode deskriptif merupakan “suatu pendekatan
yang hanya menguraikan (to describe) mengenai sesuatu keadaan atau
masalah.”3 Metode ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan
data-data yang diperoleh, dalam hal ini mendeskripsikan hubungan antara
1 Jane Sokes, How To Do Media and Cultural Studies: Panduan untuk Melaksanakan Penelitian
dalam Kajian Media dan Budaya , Santi Indra Astuti (Penerjemah), (Yogyakarta: Bentang
Pustaka, 2007), Cetakan II, dalam Pengantar, h. xi. 2 Husein Umar, Metode Riset Ilmu Administrasi, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004), h. 40.
3 Rasdihan Rasyad, Metode Statistik Deskriptif untuk Umum, (Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2003), h. 6.
27
kesukaan mendengarkan musik pop dengan kemampuan menulis puisi siswa
kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini didesain secara kuantitatif, sehingga data yang ada diolah
menjadi angka-angka yang kemudian diinterpetasikan menggunakan rumus
product moment. Dengan demikian, maka penelitian ini juga menggunakan
pendekatan korelasional, sebab di dalamnya mencari hubungan dua variabel,
antara variabel X, yaitu kesukaan mendengarkan musik pop, dan variabel Y,
yaitu kemampuan menulis puisi.
Data yang diolah kemudian dideskripsikan sehingga akan terlihat jelas
ada atau tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y. Variabel X ialah
variabel bebas, sedangkan variabel Y ialah variabel terikat. Hubungan antara
kedua variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
Diagram 3.1
Desain Penelitian
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah “objek penelitian atau apa yang menjadi
titik perhatian suatu penelitian.”4 Variabel diartikan juga sebagai “a property
that takes on different values, a variable is a symbol which numeral or values
4 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), h. 126.
28
are assigned, atau sesuatu yang mempunyai nilai berbeda, ia merupakan
simbol yang dilambangkan dengan angka yang sudah ditetapkan.”5
Variabel dapat dibedakan menjadi dua, yaitu variabel independen dan
variabel dependen. Variabel independen, atau yang diwakili dengan variabel
X, merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel lain dalam
hal ini ialah variabel dependen, yang diwakili oleh variabel Y.
Dalam penelitian ini, yang dimaksud variabel X dan variabel Y ialah
sebagai berikut.
1. Variabel X: Kesukaan mendengarkan musik pop siswa kelas XI
SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
2. Variabel Y: Kemampuan menulis puisi siswa kelas XI SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.”6 Populasi
adalah “semua bagian atau anggota dari objek yang akan diamati. Populasi
bisa berupa orang, benda, objek, peristiwa, atau apa pun yang menjadi objek
dari penelitian.”7 Dalam penelitian ini, populasinya ialah siswa SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
Sampel adalah “sebagian atau wakil populasi yang diteliti.”8 Sampel
adalah subunit populasi, atau sampel adalah “elemen-elemen populasi yang
dipilih atas dasar kemampuan mewakilinya.”9 Dalam hal ini, sampelnya ialah
siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan, yang berjumlah 25
orang.
5 W. Gulo, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2000), h. 42.
6 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, (Bandung: Alfabeta, 2006), h. 89.
7 Eriyanto, Teknik Sampling Analisis Opini Publik , (Yogyakarta: LKiS, 2007), h. 61.
8 Arikunto, op.cit., h. 131.
9 Sudarwan Danim, Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodologi , (Jakarta: EGC, 2003), h. 119.
29
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam penelitian ini
ialah teknik angket, tes, dan dokumentasi.
1. Teknik Angket
Teknik angket digunakan untuk memperoleh data mengenai kesukaan
mendengarkan musik pop. Dalam hal ini, siswa langsung mengisi angket
sesuai petunjuk.
2. Teknik Tes
Teknik ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan
menulis puisi. Teknik tes adalah “serentetan pertanyaan atau latihan serta alat
yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.”10
3. Dokumentasi
Teknik dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh
data yang tersedia selama penelitian, seperti foto siswa ketika melakukan
pengisian angket, nilai hasil angket dan tes, serta dokumen hasil tes siswa
terbaik dan terburuk.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan “alat pengumpul data yang disusun
dengan kebutuhan untuk memperoleh data yang sesuai. Data tersebut nantinya
diolah untuk menjadi informasi yang dapat menjelaskan suatu gejala atau
hubungan antargejala.”11 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri atas instrumen penelitian variabel kesukaan mendengarkan musik pop
(variabel X) dan instrumen variabel kemampuan menulis puisi (variabel Y).
10
Sudarwan Danim, Ibid., h. 127. 11
Ibid., h. 197.
30
1. Instrumen Tes Kesukaan Mendengarkan Musik Pop
a. Definisi Konseptual
Kesukaan merupakan sesuatu yang menarik minat hati. Sementara itu
mendengarkan adalah suatu proses menangkap makna pesan dengan penuh
perhatian, pemahaman, interpretasi lambang-lambang lisan, dan apresiasi
untuk mendapatkan fakta, makna isi, serta mereaksi (merespon) atas makna
yang terkandung di dalamnya. Musik pop sendiri merupakan suatu jenis musik
yang ringan, bersifat komersil, mudah dikenali, disukai banyak orang, dan
ditujukan untuk pendengar berusia muda.
Jadi, kesukaan mendengarkan musik pop adalah sesuatu yang menarik
minat hati seseorang untuk mendengarkan suatu jenis musik yang mudah
dikenali oleh pendengar usia muda.
b. Definisi Operasional
Kesukaan mendengarkan musik pop ialah skor jawaban angket siswa
kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
c. Kisi-kisi Instrumen Kesukaan Mendengarkan Musik Pop
Ukuran dalam tes kesukaan mendengarkan musik pop menggunakan
angket, terdiri dari 15 pernyataan, dengan empat pilihan jawaban, yaitu SL
(Selalu), SR (Sering), KK (Kadang-kadang), dan TP (Tidak Pernah). Skor
untuk masing-masing jawaban secara berurutan sebagai berikut: 1 (SL), 2
(SR), 3 (KK), dan 4 (TP). (Lampiran 3)
31
2. Instrumen Tes Kemampuan Menulis Puisi
a. Definisi Konseptual
Kemampuan merupakan kesanggupan seseorang dalam melaksanakan
tugas yang diembankan kepadanya. Menulis adalah bentuk komunikasi tidak
langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan dengan
memanfaatkan struktur bahasa dan kosakata dengan menggunakan simbol-
simbol sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh simbol tersebut.
Puisi adalah salah satu ragam sastra yang terdiri atas kata-kata yang
tersusun secara artistik, yang timbul atas perasaan (emosi), penghayatan, dan
ekspresi penulisnya.
Jadi, kemampuan menulis puisi adalah kecakapan secara menyeluruh
yang dimiliki oleh siswa, yang menuntut sejumlah pengetahuan dan
keterampilan dalam mencatat gagasan ke dalam sebuah karya sastra yang
dalam hal ini ialah puisi dengan penyajian dan bahasa sendiri sesuai dengan
penghayatannya.
b. Definisi Operasional
Kemampuan menulis puisi ialah skor jawaban essay siswa kelas XI
SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
c. Kisi-kisi Instrumen Kemampuan Menulis Puisi
Tes kemampuan menulis puisi didasarkan pada aktivitas
mendengarkan musik pop yang dilakukan siswa. Mekanismenya ialah,
pertama, siswa mendengarkan salah satu lagu yang berkategori musik pop,
dalam hal ini peneliti menggunakan lagu Tiwi (mantan duo T2) yang berjudul
Jangan Bilang Bilang. Lirik lagu, terlampir. (Lampiran 12). Kedua, selesai
menyimak, siswa menulis puisi pada lembar yang tersedia (Lampiran 4),
dengan indikator penilaian sebagai berikut.
32
Tabel 3.1
Indikator Penilaian Kemampuan Menulis Puisi
No Indikator yang Dinilai Skor
1 Kepaduan makna antara baris dan bait 15
2 Kesesuaian judul dan tema dengan isi 15
3 Diksi 15
4 Gaya bahasa 15
5 Citraan/imaji 15
6 Rima 15
7 Amanat/pesan 10
JUMLAH TOTAL SKOR 100
H. Teknik Analisis Data
Data yang masuk akan dianalisis secara kuantitatif dan diwujudkan
dalam bentuk angka-angka dengan menggunakan rumus statistik. Hal tersebut
dimaksudkan untuk mengetahui hubungan antara kesukaan mendengarkan
musik pop dengan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas XI SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
1. Mencari Angka Korelasi
Dalam mencari angka korelasi antara kesukaan mendengarkan musik
pop (variabel X) dengan kemampuan menulis puisi (variabel Y) pada siswa
kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan, peneliti menggunakan
Correlational Product Moment dengan rumus sebagai berikut.
√ } }
Keterangan:
= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah sampel
33
= Jumlah skor item variabel X
= Jumlah skor item variabel Y
= Jumlah kuadrat skor item variabel X
= Jumlah kuadrat skor item variabel Y
= Jumlah perkalian antara skor item variabel X dan variabel Y dan
skor total12
Analisis Product Moment dimaksudkan untuk mencari titik nilai
korelasi antara variabel X dan variabel Y apakah memiliki hubungan yang
sangat kuat, kuat, cukup, lemah, atau sangat lemah.
Setelah nilai rxy diketahui maka penulis memberikan interpretasi
terhadap angka indeks korelasi “r” product moment. Setelah diketahui
hubungannya, kemudian diadakan interpretasi data dengan dua cara sebagai
berikut.
a. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product
moment secara sederhana dengan menggunakan pedoman sebagai
berikut.
Tabel 3.2
Pedoman Interpretasi terhadap
Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
0,90 – 1,00 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi
0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi
0,40 – 0,70 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang
sedang atau cukup
0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah
0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi tersebut diabaikan (dianggap tidak ada
korelasi antara variabel X dan variabel Y)
12
Arikunto, op.cit., h. 170.
34
b. Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product
moment, dengan jalan berkorelasi pada tabel nilai “r” product moment.
Apabila cara kedua ini yang digunakan, maka prosedurnya secara
berturut-turut sebagai berikut.
1) Merumuskan hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nol (Ho).
- Ha = Terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y
- Ho = Tidak terdapat hubungan antara variabel X dan variabel Y
2) Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah
diajukan, dengan melihat tabel “r” product moment, dengan
terlebih dahulu mencari derajat bebasnya (degree of freedom).
Df = N – nr
Keterangan:
Df = Degree of freedom
N = Number of cases
nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan
Setelah itu hasilnya dicocokan dengan nilai koefisiensi “r” product
moment, baik pada taraf signifikansi 1% maupun pada taraf signifikansi 5%.
Karena jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 25 siswa, jika
rhitung lebih besar dari rtabel maka korelasinya dianggap signifikan. Namun jika
rhitung lebih kecil dari rtabel maka korelasinya tidak signifikan atau Ho diterima
dan Ha ditolak.
2. Mencari Analisis Determinasi
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar
persentase hubungan variabel X (kesukaan mendengarkan musik pop) dan
pengaruhnya terhadap variabel Y (kemampuan menulis puisi). Analisis
determinasi diperoleh dari angka indeks korelasi (rxy) product moment.
Koefisiensi determinasi dapat dicari dengan rumus sebagai berikut.
35
KD = r2 x 100%
Keterangan:
KD = Kontribusi variabel X terhadap variabel Y
r2 = Koefisiensi korelasi antara variabel X dan variabel Y
I. Hipotesis
Hipotesis statistik dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
Ho = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kesukaan
mendengarkan musik pop dengan kemampuan menulis puisi siswa
kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
Ha = Terdapat hubungan yang signifikan antara kesukaan mendengarkan
musik pop dengan kemampuan menulis puisi siswa kelas XI SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
36
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
1. SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
a. Visi, Misi, dan Tujuan SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
Visi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang selatan adalah terwujudnya
SMK Muhammadiyah 3 Ciputat Tangerang Selatan yang unggul dalam imtaq
dan iptek, terampil dalam berkarya, dan mampu bersaing di pasar kerja global.
Sementara itu, misi SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan adalah
sebagai berikut.
1. Mengembangkan kepribadian akhlak mulia dengan melatih,
membimbing, dan mendidik siswa dalam rangka penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2. Membina dan mengembangkan potensi peserta didik, sehingga
mampu menggali keunggulan lokal peserta didik (local value).
3. Membina dan meningkatkan tenaga kependidikan yang berkualitas
untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
4. Menjadikan sarana belajar yang memadai untuk mencapai
pembelajaran yang maksimal.
5. Menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif, nyaman, dan
menyenangkan bagi warga sekolah dalam mendukung proses
pembelajaran.
6. Menjalin kerjasama untuk meningkatkan kualitas peran sekolah di
masyarakat.
Visi dan misi tersebut diperkuat lagi dengan tujuan yang ingin dicapai
oleh SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. Tujuan-tujuan itu adalah
sebagai berikut.
1. Menyiapkan siswa untuk lapangan kerja serta pengembangan sikap
profesional.
37
2. Menyiapkan siswa agar mampu memilih karir, mampu
berkomunikasi, dan mampu mengembangkan diri.
3. Menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi
kebutuhan dunia kerja atau industri pada saat ini maupun masa
datang.
4. Menyiapkan tamatan agar menjadi warga negara yang produktif,
adaptif, dan kreatif.
b. Lokasi Sekolah
Jalan Dewi Sartika No. 4 Gang Nangka Cimanggis, Ciputat,
Tangerang Selatan, Banten, 15411. Secara umum, SMK Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan mudah dijangkau, karena letaknya yang cukup strategis,
yaitu berada di dekat pasar Ciputat dan apartemen Grand Lake View Ciputat.
c. Siswa
Tabel 4.1
Jumlah Siswa SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan
Tahun Pelajaran 2014/2015
Kelas X Kelas XI Kelas XII Jumlah
RB L P RB L P RB L P RB L P
4 73 63 5 81 62 4 65 75 13 219 200
Keterangan:
RB = Rombongan belajar
L = Laki-laki
P = Perempuan
38
B. Deskripsi Data
1. Hasil Analisis Kesukaan Mendengarkan Musik Pop
Data kebiasaan mendengarkan musik pop diperoleh dari hasil angket.
Sampel diambil dari 25 responden siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan, khususnya kelas akuntansi. Hasil analisis kebiasaan
mendengarkan musik pop adalah sebagai berikut.
Tabel 4.2
Saya suka mendengarkan musik pop
Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 13 52%
Sering 10 40%
Kadang-kadang 2 8%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa hampir setengah siswa
(52%) menyatakan selalu, sementara sebagian siswa (40%) menyatakan
sering, beberapa siswa (8%) menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada siswa
(0%) menyatakan tidak pernah. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
siswa selalu mendengarkan musik pop.
39
Tabel 4.3
Mendengarkan musik pop itu sangat menyenangkan hati saya
Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 5 20%
Sering 5 20%
Kadang-kadang 15 60%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa hampir setengah siswa
(60%) menyatakan kadang-kadang, sementara sebagian siswa (20%)
menyatakan selalu, sebagian siswa (20%) menyatakan sering, dan tidak ada
siswa (0%) menyatakan tidak pernah. Jadi, siswa kadang-kadang men-
dengarkan musik pop itu sangat menyenangkan hati mereka.
Tabel 4.4
Setelah mendengarkan musik pop, saya selalu memperoleh kepuasan
tertentu sehingga saya bahagia dan tidak stres
Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 2 8%
Sering 12 48%
Kadang-kadang 11 44%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.4 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian siswa (48%)
menyatakan sering, sebagian siswa (44%) menyatakan kadang-kadang,
beberapa siswa (8%) menyatakan selalu, dan tidak ada siswa (0%)
menyatakan tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa sering
memperoleh kepuasan tertentu, seperti bahagia dan tidak stres, setelah mereka
mendengarkan musik pop.
40
Tabel 4.5
Saya selalu meluangkan waktu khusus untuk mendengarkan musik pop
Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 3 12%
Sering 8 32%
Kadang-kadang 12 48%
Tidak Pernah 2 8%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.5 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian siswa (48%)
menyatakan kadang-kadang, sebagian siswa (32%) menyatakan sering,
beberapa siswa (12%) menyatakan selalu, dan sedikit siswa (8%) menyatakan
tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-kadang
meluangkan waktu khusus untuk mendengarkan musik pop.
Tabel 4.6
Saya selalu mendengarkan musik pop setiap harinya
Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 4 16%
Sering 7 28%
Kadang-kadang 9 32%
Tidak Pernah 5 20%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa sebagian siswa (32%)
menyatakan kadang-kadang, sebagian siswa (28%) menyatakan sering,
sebagian siswa (20%) menyatakan tidak pernah, dan beberapa siswa (16%)
menyatakan selalu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-kadang
mendengarkan musik pop setiap harinya.
41
Tabel 4.7
Saya sering mendengarkan musik pop daripada
menonton serial drama televisi
Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 4 16%
Sering 6 24%
Kadang-kadang 12 48%
Tidak Pernah 3 12%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.7 di atas, dapat diketahui bahwa hampir semua siswa
(48%) menyatakan kadang-kadang, sebagian siswa (24%) menyatakan sering,
sebagian siswa (16%) menyatakan selalu, dan beberapa siswa (12%)
menyatakan tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-
kadang mendengarkan musik pop daripada menonton serial drama televisi.
Tabel 4.8
Saya sering mengunjungi situs video youtube.com hanya untuk
mendengarkan musik pop dari artis idola saya
Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 2 8%
Sering 3 12%
Kadang-kadang 15 60%
Tidak Pernah 5 20%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.8 di atas, dapat diketahui bahwa hampir semua siswa
(60%) menyatakan kadang-kadang, sebagian siswa (20%) menyatakan tidak
pernah, sebagian siswa (12%) menyatakan sering, dan beberapa siswa (8%)
menyatakan selalu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-kadang
membuka situs youtube.com untuk mendengarkan musik pop dari artis idola
mereka.
42
Tabel 4.9
Saya merasa selalu lebih rileks dan senang ketika berlama-lama
mendengarkan musik pop di rumah
Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 2 8%
Sering 4 16%
Kadang-kadang 15 60%
Tidak Pernah 4 16%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.9 di atas, dapat diketahui bahwa hampir semua siswa
(60%) menyatakan kadang-kadang, sebagian siswa (16%) menyatakan tidak
pernah, sebagian siswa (16%) menyatakan sering, dan beberapa siswa (8%)
menyatakan selalu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-kadang
merasa rileks dan senang ketika mendengarkan musik pop di rumah.
Tabel 4.10
Jika saya senggang, saya selalu menyempatkan waktu untuk mendengarkan
musik pop, baik itu dari televisi, radio, maupun hand phone saya
Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 6 24%
Sering 5 20%
Kadang-kadang 14 56%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.10 di atas, dapat diketahui bahwa hampir semua siswa
(56%) menyatakan kadang-kadang, sebagian siswa (24%) menyatakan selalu,
sebagian siswa (20%) menyatakan sering, dan tidak ada siswa (0%)
menyatakan tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-
kadang menyempatkan waktu mendengarkan musik pop.
43
Tabel 4.11
Saya sering merasa rugi jika waktu senggang saya tersita begitu saja
tanpa mendengarkan musik pop
Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 2 8%
Sering 6 24%
Kadang-kadang 16 64%
Tidak Pernah 1 4%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa hampir semua siswa
(64%) menyatakan kadang-kadang, sebagian siswa (24%) menyatakan sering,
beberapa siswa (8%) menyatakan selalu, dan ada satu siswa (4%) menyatakan
tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-kadang merasa rugi
jika waktu senggangnya tersita begitu saja tanpa mendengarkan musik pop.
Tabel 4.12
Jika saya dihadapkan pada dua pilihan antara bermain game di komputer
dan mendengar musik pop, maka saya sering memilih untuk mendengar
musik pop
Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 4 16%
Sering 5 20%
Kadang-kadang 6 24%
Tidak Pernah 10 40%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.12 di atas, dapat diketahui bahwa hampir semua siswa
(40%) menyatakan tidak pernah, sebagian siswa (24%) menyatakan kadang-
kadang, sebagian siswa (20%) menyatakan sering, dan sebagian siswa (16%)
menyatakan selalu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa tidak pernah
mendengarkan musik. Mereka lebih memilih bermain game di komputer.
44
Tabel 4.13
Saya sering mendengarkan musik pop sebelum tidur
Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 4 16%
Sering 2 8%
Kadang-kadang 17 68%
Tidak Pernah 2 8%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.13 di atas, dapat diketahui bahwa hampir semua siswa
(68%) menyatakan kadang-kadang, sebagian siswa (16%) menyatakan selalu,
beberapa siswa (8%) menyatakan sering, dan beberapa siswa (8%)
menyatakan tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-
kadang mendengarkan musik pop sebelum tidur.
Tabel 4.14
Pengetahuan dan kosa kata saya kadang-kadang menjadi lebih kaya setelah
saya mendengarkan musik pop
Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 4 16%
Sering 17 68%
Kadang-kadang 4 16%
Tidak Pernah 0 0%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.14 di atas, dapat diketahui bahwa hampir semua siswa
(68%) menyatakan sering, sebagian siswa (16%) menyatakan selalu, sebagian
siswa (16%) menyatakan kadang-kadang, dan tidak ada siswa (0%)
menyatakan tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa sering menjadi
lebih kaya pengetahuan dan kosa katanya setelah mendengarkan musik pop.
45
Tabel 4.15
Lirik lagu musik pop yang menginspirasi, sering saya abadikan dalam
bentuk tulisan, seperti puisi
Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 2 8%
Sering 2 8%
Kadang-kadang 16 64%
Tidak Pernah 5 20%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.15 di atas, dapat diketahui bahwa hampir semua siswa
(64%) menyatakan kadang-kadang, sebagian siswa (20%) menyatakan tidak
pernah, beberapa siswa (8%) menyatakan selalu, dan beberapa siswa (8%)
menyatakan sering. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-kadang
terinspirasi untuk menulis puisi dari lirik lagu.
Tabel 4.16
Saya kadang-kadang membuat puisi setelah saya mendengarkan
musik pop tertentu yang berkesan di hati saya
Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
Selalu 3 12%
Sering 5 20%
Kadang-kadang 15 60%
Tidak Pernah 2 8%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 4.16 di atas, dapat diketahui bahwa hampir semua siswa
(60%) menyatakan kadang-kadang, sebagian siswa (20%) menyatakan sering,
beberapa siswa (12%) menyatakan selalu, dan beberapa siswa (8%)
menyatakan tidak pernah. Jadi, dapat disimpulkan bahwa siswa kadang-
kadang menulis puisi dari musik pop yang berkesan di hati mereka.
46
Data yang diperoleh dari angket kemudian diolah secara kuantitatif,
dengan perincian sebagai berikut.
Tabel 4.17
Hasil Kebiasaan Mendengarkan Musik Pop
No. Nama Responden
Hasil Kebiasaan
Mendengarkan Musik
Pop
1 Febriani 60
2 Amelia Putri 50
3 Dimitri Fakhri Ramadhan 40
4 M. Faiz Irawan 45
5 Farhan Rizky Fadilah 55
6 Agus Suryanto 55
7 M u n a r s i h 50
8 Nabila Yulia Putri 50
9 Fani Octavia 45
10 Rizky Dyah Ardhani 70
11 Tri Hartati 45
12 Fenny Rabiha 40
13 M. Azqi Firdaus 70
14 Muhammad Afif 45
15 Dion Saputra 50
16 Annisa Aprilia 70
17 Amilatun Nasika 65
18 Indah Muflikha 65
19 Assyidatul Haq 65
20 Nur Fadillah 65
21 Sabrina Karina Sandi 55
22 Ade Aulia Agustin 50
23 Prillia Ambarwati 50
24 Fitri Milian Rahayu 65
25 Indah Syafitri 65
1385
47
a. Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 70 – 40
= 30
b. Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 25
= 1 + 3,3
= 4,3 4
c. Panjang Interval (i)
i = Jumlah Rentang (r) : Jumlah Kelas (k)
= 30 : 4
= 7,5 8
d. Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Kebiasaan Mendengarkan
Musik Pop
Tabel 4.18
Distribusi Frekuensi Variabel Kebiasaan Mendengarkan Musik Pop
Kelas Interval Fi Xi Fi Xi
40 – 47 6 43.5 261
48 – 55 9 51.5 463.5
56 – 63 1 59.5 59.5
64 – 71 9 67.5 607.5
∑ 25
1391.5
48
e. Mean
Mean =
=
= 55,6 56
Dari hasil kebiasaan mendengarkan musik pop pada siswa kelas XI
SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan diperoleh nilai rata-rata sebesar
56. Dari hasil nilai rata-rata kebiasaan mendengarkan musik pop tersebut,
kemudian nilai yang diperoleh dikonversi dengan skala penilaian rentang 55-
74. Rentang nilai ini menunjukkan bahwa kebiasaan mendengarkan musik pop
pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan diinterpretasi-
kan cukup.
Baik Sekali = 85-100 Baik = 75-84
Cukup = 55-74 Kurang = 0-54
49
2. Hasil Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Data tentang kemampuan menulis puisi diperoleh dari hasil tes
kemampuan menulis puisi. Sampel diambil dari 25 responden siswa kelas XI
SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan. Berikut ini hasil analisis
kemampuan menulis puisi pada siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3
Tangerang Selatan.
Tabel 4.19
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Febriani
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 10
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 15
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 10
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 65 Cukup
Dari tabel 4.19 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Febriani berjumlah 65. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
puisi yang ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat diketahui dari
hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan jumlah skor 10,
kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 15, diksi dengan
jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 10, citraan/imaji dengan
jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan amanat/pesan dengan jumlah
skor 10.
50
Tabel 4.20
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Amelia Putri
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 10
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 15
3 Diksi 5
4 Gaya bahasa 5
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 55 Cukup
Dari tabel 4.20 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Amelia Putri berjumlah 55. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
puisi yang ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat diketahui dari
hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan jumlah skor 10,
kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 15, diksi dengan
jumlah skor 5, gaya bahasa dengan jumlah skor 5, citraan/imaji dengan jumlah
skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan amanat/pesan dengan jumlah skor 10.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
51
Tabel 4.21
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
D. F.
Ramadhan
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 5
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 10
3 Diksi 5
4 Gaya bahasa 5
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 45 Kurang
Dari tabel 4.21 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi D. F. Ramadhan berjumlah 45. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas puisi yang ditulis berkategori “kurang”. Kategori tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan
jumlah skor 5, kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 10,
diksi dengan jumlah skor 5, gaya bahasa dengan jumlah skor 5, citraan/imaji
dengan jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan amanat/pesan dengan
jumlah skor 10.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
52
Tabel 4.22
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
M. Faiz Irawan
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 5
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 5
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 5
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 45 Kurang
Dari tabel 4.22 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi M. Faiz Irawan berjumlah 45. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas puisi yang ditulis berkategori “kurang”. Kategori tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan
jumlah skor 5, kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 5,
diksi dengan jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 5, citraan/imaji
dengan jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan amanat/pesan dengan
jumlah skor 10.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
53
Tabel 4.23
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Farhan Rizky Fadilah
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 15
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 5
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 5
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 10
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 60 Cukup
Dari tabel 4.23 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Farhan Rizky Fadilah berjumlah 60. Hal ini menunjukkan
bahwa kualitas puisi yang ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan
jumlah skor 15, kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 5,
diksi dengan jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 5, citraan/imaji
dengan jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 10, dan amanat/pesan dengan
jumlah skor 10.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
54
Tabel 4.24
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Agus Suryanto
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 10
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 15
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 5
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 60 Cukup
Dari tabel 4.24 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Agus Suryanto berjumlah 60. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas puisi yang ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan
jumlah skor 10, kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 10,
diksi dengan jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 5, citraan/imaji
dengan jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan amanat/pesan dengan
jumlah skor 15.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
55
Tabel 4.25
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Munarsih
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 15
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 10
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 10
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 65 Cukup
Dari tabel 4.25 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Munarsih berjumlah 65. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
puisi yang ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat diketahui dari
hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan jumlah skor 15,
kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 10, diksi dengan
jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 10, citraan/imaji dengan
jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan amanat/pesan dengan jumlah
skor 10.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
56
Tabel 4.26
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Nabila Yulia Putri
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 10
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 15
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 5
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 10
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 65 Cukup
Dari tabel 4.26 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Nabila Yulia Putri berjumlah 65. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas puisi yang ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan
jumlah skor 10, kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 10,
diksi dengan jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 5, citraan/imaji
dengan jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 10, dan amanat/pesan dengan
jumlah skor 15.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
57
Tabel 4.27
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Fani Octavia
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 10
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 5
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 5
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 50 Kurang
Dari tabel 4.27 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Fani Octavia berjumlah 50. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
puisi yang ditulis berkategori “kurang”. Kategori tersebut dapat diketahui dari
hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan jumlah skor 10,
kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 5, diksi dengan
jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 5, citraan/imaji dengan
jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan amanat/pesan dengan jumlah
skor 10.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
58
Tabel 4.28
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Rizky Dyah Ardhani
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 15
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 15
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 10
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 10
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 75 Cukup
Dari tabel 4.28 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi berjumlah 75. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas puisi yang
ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat diketahui dari hasil
analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan jumlah skor 15,
kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 15, diksi dengan
jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 10, citraan/imaji dengan
jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 10, dan amanat/pesan dengan jumlah
skor 10.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
59
Tabel 4.29
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Tri Hartati
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 10
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 10
3 Diksi 5
4 Gaya bahasa 5
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 50 Kurang
Dari tabel 4.29 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Tri Hartati berjumlah 50. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
puisi yang ditulis berkategori “kurang”. Kategori tersebut dapat diketahui dari
hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan jumlah skor 10,
kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 10, diksi dengan
jumlah skor 5, gaya bahasa dengan jumlah skor 5, citraan/imaji dengan jumlah
skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan amanat/pesan dengan jumlah skor 10.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
60
Tabel 4.30
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Fenny Rabiha
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 10
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 10
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 5
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 55 Cukup
Dari tabel 4.30 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Fenny Rabiha berjumlah 55. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas puisi yang ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan
jumlah skor 10, kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 10,
diksi dengan jumlah skor 5, gaya bahasa dengan jumlah skor 5, citraan/imaji
dengan jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan amanat/pesan dengan
jumlah skor 15.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
61
Tabel 4.31
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
M. Azqi Firdaus
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 15
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 15
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 10
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 70 Cukup
Dari tabel 4.31 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi M. Azqi Firdaus berjumlah 70. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas puisi yang ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan
jumlah skor 10, kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 15,
diksi dengan jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 10,
citraan/imaji dengan jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan
amanat/pesan dengan jumlah skor 15.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
62
Tabel 4.32
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Muhammad Afif
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 10
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 10
3 Diksi 5
4 Gaya bahasa 5
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 50 Kurang
Dari tabel 4.32 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Muhammad Afif berjumlah 50. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas puisi yang ditulis berkategori “kurang”. Kategori tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan
jumlah skor 10, kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 10,
diksi dengan jumlah skor 5, gaya bahasa dengan jumlah skor 5, citraan/imaji
dengan jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan amanat/pesan dengan
jumlah skor 10.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
63
Tabel 4.33
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Dion Saputra
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 10
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 10
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 5
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 55 Cukup
Dari tabel 4.33 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Dion Saputra berjumlah 55. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas puisi yang ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan
jumlah skor 10, kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 10,
diksi dengan jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 5, citraan/imaji
dengan jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan amanat/pesan dengan
jumlah skor 10.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
64
Tabel 4.34
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Annisa Aprilia
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 15
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 15
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 10
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 10
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 75 Cukup
Dari tabel 4.34 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Annisa Aprilia berjumlah 75. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas puisi yang ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan
jumlah skor 15, kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 15,
diksi dengan jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 10,
citraan/imaji dengan jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan
amanat/pesan dengan jumlah skor 15.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
65
Tabel 4.35
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Amilatun Nasika
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 10
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 15
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 10
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 10
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 70 Cukup
Dari tabel 4.35 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Amilatun Nasika berjumlah 70. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas puisi yang ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan
jumlah skor 10, kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 15,
diksi dengan jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 10,
citraan/imaji dengan jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 10, dan
amanat/pesan dengan jumlah skor 10.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
66
Tabel 4.36
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Indah Muflikha
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 10
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 15
3 Diksi 15
4 Gaya bahasa 5
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 10
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 70 Cukup
Dari tabel 4.36 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Indah Muflikha berjumlah 70. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas puisi yang ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan
jumlah skor 10, kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 15,
diksi dengan jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 5, citraan/imaji
dengan jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 10, dan amanat/pesan dengan
jumlah skor 15.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
67
Tabel 4.37
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Assyidatul Haq
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 10
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 15
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 10
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 65 Cukup
Dari tabel 4.37 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Assyidatul Haq berjumlah 65. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas puisi yang ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan
jumlah skor 10, kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 15,
diksi dengan jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 10,
citraan/imaji dengan jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan
amanat/pesan dengan jumlah skor 10.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
68
Tabel 4.38
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Nur Fadillah
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 10
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 15
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 10
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 65 Cukup
Dari tabel 4.38 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Nur Fadilah berjumlah 65. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
puisi yang ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat diketahui dari
hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan jumlah skor 10,
kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 15, diksi dengan
jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 10, citraan/imaji dengan
jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan amanat/pesan dengan jumlah
skor 10.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
69
Tabel 4.39
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
S. K. Sandi
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 10
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 10
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 5
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 55 Cukup
Dari tabel 4.39 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi S. K. Sandi berjumlah 55. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas
puisi yang ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat diketahui dari
hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan jumlah skor 10,
kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 10, diksi dengan
jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 5, citraan/imaji dengan
jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan amanat/pesan dengan jumlah
skor 10.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
70
Tabel 4.40
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Ade Aulia Agustin
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 10
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 10
3 Diksi 5
4 Gaya bahasa 5
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 50 Kurang
Dari tabel 4.40 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Ade Aulia Agustin berjumlah 50. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas puisi yang ditulis berkategori “kurang”. Kategori tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan
jumlah skor 10, kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 10,
diksi dengan jumlah skor 5, gaya bahasa dengan jumlah skor 5, citraan/imaji
dengan jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan amanat/pesan dengan
jumlah skor 10.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
71
Tabel 4.41
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Prillia Ambarwati
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 5
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 10
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 5
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 50 Kurang
Dari tabel 4.41 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Prillia Ambarwati berjumlah 50. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas puisi yang ditulis berkategori “kurang”. Kategori tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan
jumlah skor 5, kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 10,
diksi dengan jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 5, citraan/imaji
dengan jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan amanat/pesan dengan
jumlah skor 10.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
72
Tabel 4.42
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Fitri Milian Rahayu
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 10
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 15
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 10
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 5
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 65 Cukup
Dari tabel 4.42 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Fitri Milian Rahayu berjumlah 65. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas puisi yang ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan
jumlah skor 10, kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 15,
diksi dengan jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 5, citraan/imaji
dengan jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 5, dan amanat/pesan dengan
jumlah skor 15.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
73
Tabel 4.43
Analisis Kemampuan Menulis Puisi
Nama Subjek No. Indikator yang Dinilai Skor Interpretasi
Indah Syafitri
1 Kepaduan makna antara
baris dan bait 15
2 Kesesuaian judul dan tema
dengan isi 15
3 Diksi 10
4 Gaya bahasa 5
5 Citraan/imaji 5
6 Rima 10
7 Amanat/pesan 10
Jumlah 70 Cukup
Dari tabel 4.43 di atas, dapat diketahui bahwa hasil tes kemampuan
menulis puisi Indah Syafitri berjumlah 70. Hal ini menunjukkan bahwa
kualitas puisi yang ditulis berkategori “cukup”. Kategori tersebut dapat
diketahui dari hasil analisis kepaduan makna antara baris dan bait dengan
jumlah skor 10, kesesuaian judul dan tema dengan isi dengan jumlah skor 15,
diksi dengan jumlah skor 10, gaya bahasa dengan jumlah skor 5, citraan/imaji
dengan jumlah skor 5, rima dengan jumlah skor 10, dan amanat/pesan dengan
jumlah skor 15.
Keterangan:
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84
cukup = 55-74
kurang = 0-54
74
Data yang diperoleh dari tes kemampuan menulis puisi kemudian
diolah secara kuantitatif, dengan perincian sebagai berikut.
Tabel 4.44
Hasil Kemampuan Menulis Puisi
No. Nama Responden Hasil Tes Kemampuan
Menulis Puisi
1 Febriani 65
2 Amelia Putri 55
3 Dimitri Fakhri Ramadhan 45
4 M. Faiz Irawan 45
5 Farhan Rizky Fadilah 60
6 Agus Suryanto 60
7 M u n a r s i h 65
8 Nabila Yulia Putri 65
9 Fani Octavia 50
10 Rizky Dyah Ardhani 75
11 Tri Hartati 50
12 Fenny Rabiha 55
13 M. Azqi Firdaus 70
14 Muhammad Afif 50
15 Dion Saputra 55
16 Annisa Aprilia 75
17 Amilatun Nasika 70
18 Indah Muflikha 70
19 Assyidatul Haq 65
20 Nur Fadillah 65
21 Sabrina Karina Sandi 55
22 Ade Aulia Agustin 50
23 Prillia Ambarwati 50
24 Fitri Milian Rahayu 65
25 Indah Syafitri 70
75
a. Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 75 – 45
= 30
b. Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 25
= 1 + 3,3
= 4,3 4
c. Panjang Interval (i)
i = Jumlah Rentang (r) : Jumlah Kelas (k)
= 30 : 4
= 7,5 8
d. Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Hasil Tes Kemampuan
Menulis Puisi
Tabel 4.45
Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Menulis Puisi
Kelas Interval Fi Xi Fi Xi
45 – 52 7 48.5 339.5
53 – 60 6 56.5 339
61 – 68 6 64.5 387
69 – 76 6 72.5 435
∑ 25
1500.5
76
a. Mean
Mean =
=
= 60,02 60
Dari hasil tes kemampuan menulis puisi pada siswa kelas XI SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan diperoleh nilai rata-rata sebesar 60. Dari
hasil nilai rata-rata kemampuan menulis puisi tersebut, kemudian nilai yang
diperoleh dikonversi dengan skala penilaian rentang 55-74. Rentang nilai ini
menunjukkan bahwa kemampuan menulis puisi siswa kelas XI SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan diinterpretasikan cukup.
Baik Sekali = 85-100
Baik = 75-84 Cukup = 55-74 Kurang = 0-54
C. Pengujian Hipotesis
Untuk melakukan uji hipotesis, peneliti melakukan perhitungan untuk
mendapatkan hasil angka indeks korelasi (rxy). Namun, sebelum itu peneliti
terlebih dahulu merumuskan hipotesis nihilnya (Ho) dan hipotesis alternatif
(Ha) sebagai berikut.
Ho = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan
mendengarkan musik pop dengan kemampuan menulis puisi pada
siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
Ha = Terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan mendengarkan
musik pop dengan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas XI
SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
77
Berikut ini, untuk memperoleh angka indeks korelasi (rxy), maka
terlebih dahulu akan dibuatkan tabel perhitungannya sebagai berikut.
Tabel 4.46
Distribusi Korelasi antara Kebiasaan Mendengarkan Musik Pop dengan
Kemampuan Menulis Puisi
No. Nama x Y xy x2 y2
1 Febriani 60 65 3900 3600 4225
2 Amelia Putri 50 55 2750 2500 3025
3 D. F. Ramadhan 40 45 1800 1600 2025
4 M. Faiz Irawan 45 45 2025 2025 2025
5 F. R. Fadilah 55 60 3300 3025 3600
6 Agus Suryanto 55 60 3300 3025 3600
7 Munarsih 50 65 3250 2500 4225
8 Nabila Y. Putri 50 65 3250 2500 4225
9 Fani Octavia 45 50 2250 2025 2500
10 R. D. Ardhani 70 75 5250 4900 5625
11 Tri Hartati 45 50 2250 2025 2500
12 Fenny Rabiha 40 55 2200 1600 3025
13 M. Azqi Firdaus 70 70 4900 4900 4900
14 Muhammad Afif 45 50 2250 2025 2500
15 Dion 50 55 2750 2500 3025
16 Annisa Aprilia 70 75 5250 4900 5625
17 Amilatun Nasika 65 70 4550 4225 4900
18 Indah Muflikha 65 70 4550 4225 4900
19 Assyidatul Haq 65 65 4225 4225 4225
20 Nur Fadillah 65 65 4225 4225 4225
21 Sabrina K. Sandi 55 55 3025 3025 3025
22 Ade A. Agustin 50 50 2500 2500 2500
23 P. Ambarwati 50 50 2500 2500 2500
24 Fitri M. Rahayu 65 65 4225 4225 4225
25 Indah Syafitri 65 70 4550 4225 4900
N = 25 1385
(∑X)
1500
(∑Y)
85025
(∑XY)
79025
(∑X2)
92050
(∑Y2)
78
Setelah keseluruhan dihitung, diperoleh data sebagai berikut.
N = 25
∑X = 1385
∑Y = 1500
∑XY = 85025
∑X2 = 79025
∑Y2 = 92050
Langkah selanjutnya, untuk mengetahui tingkat korelasi antara
kebiasaan mendengarkan musik pop (variabel X) dengan kemampuan menulis
puisi (variabel Y), maka data di atas akan diuji dengan menggunakan rumus
product moment sebagai berikut.
√ } }
√ } }
√ } }
√ } }
√
79
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diperoleh nilai rxy sebesar 0,89.
Hal ini menunjukkan bahwa angka korelasi antara variabel X dan variabel Y
bertanda positif. Ini berarti ada korelasi yang positif antara kebiasaan
mendengarkan musik pop dengan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas
XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
D. Interpretasi Data
Dengan memperhatikan besarnya rxy, maka untuk mengetahui apakah
hubungan antara kedua variabel tersebut signifikan atau tidak, maka rhitung
akan dibandingkan dengan rtabel. Namun sebelum membandingkan, terlebih
dahulu akan dicari derajat bebas atau df (degree of freedom) dengan
menggunakan rumus sebagai berikut.
df = N – nr
= 25 – 2
= 23
Dengan df sebesar 23, maka jika dikonversi ke rtabel pada taraf
signifikansi 5% diperoleh harga sebesar 0,396, sedangkan pada taraf
signifikansi 1% diperoleh harga sebesar 0,505 (Lampiran 1, Lampiran 2).
Kriteria pengajuan ialah jika rhitung ≥ dari rtabel maka Ha diterima dan Ho
ditolak, sebaliknya jika rhitung ≤ dari rtabel maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Ternyata rxy yang besarnya 0,89 (0,887) lebih besar dari rtabel. Karena rxy lebih
besar dari rtabel, maka hipotesis alternatif diterima dan hipotesis nihil ditolak.
Hal ini berarti terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan
mendengarkan musik pop dengan kemampuan menulis puisi pada siswa kelas
XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
Selanjutnya, apabila hasil tersebut diinterpretasikan dengan
mencocokan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product
moment (lihat Tabel 3.2, halaman 31), ternyata besarnya rxy (0,89) berada
80
antara posisi 0,70 – 0,90 yang berarti antara variabel X dan variabel Y
memang terdapat korelasi yang kuat atau tinggi.
Langkah berikutnya, untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang
diberikan variabel X terhadap variabel Y, maka harus diketahui terlebih
dahulu koefisiensi yang disebut dengan koefisiensi determinan atau
koefisiensi penentu (disingkat KD), dengan rumus sebagai berikut.
KD = r2 x 100%
= (0,89)2 x 100%
= 0.7921 x 100%
= 79,21%
Hal ini menunjukkan bahwa kualitas kemampuan siswa dalam menulis
puisi dipengaruhi oleh kebiasaan mendengarkan musik pop sebesar 79,21%
sedangkan sisanya 20,79% ditentukan oleh faktor lain.
Diagram 4.1
Persentase Pengaruh Kebiasaan Mendengarkan Musik Pop terhadap
Kemampuan Menulis Puisi
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
Mendengarkan Musik Pop Faktor lain
Persentase PengaruhKebiasaan Mendengarkan
Musik Pop terhadapKemampuan Menulis Puisi
81
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan uraian pada BAB IV, dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara kebiasaan mendengarkan musik pop dengan
kemampuan menulis puisi. Hal ini dapat dibuktikan melalui indeks korelasi
“r” product moment, di mana rxy sama dengan 0,89 (0,887) berada antara
posisi 0,70 – 0,90 yang berarti antara variabel X dan variabel Y terdapat
korelasi yang kuat atau tinggi, dengan kontribusi sebesar 79,21% sedangkan
sisanya 20,79% ditentukan oleh faktor lain. Jika dikonversi ke rtabel pada taraf
signifikansi 5% diperoleh harga sebesar 0,396, sedangkan pada taraf
signifikansi 1% diperoleh harga sebesar 0,505. Kriteria pengajuan ialah jika
rhitung ≥ dari rtabel maka Ha diterima dan Ho ditolak, sebaliknya jika rhitung ≤ dari
rtabel maka Ha ditolak dan Ho diterima. Ternyata rxy yang besarnya 0,887 lebih
besar dari rtabel. Karena rxy lebih besar dari rtabel, maka hipotesis alternatif
diterima dan hipotesis nihil ditolak. Jadi, terdapat hubungan yang signifikan
antara kebiasaan mendengarkan musik pop dengan kemampuan menulis puisi
siswa kelas XI SMK Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMK
Muhammadiyah 3 Tangerang Selatan, hubungan antara kebiasaan
mendengarkan musik pop dengan kemampuan menulis puisi pada siswa
ternyata sangat signifikan. Oleh karena itu, kebiasaan mendengarkan musik
pop dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran puisi sehingga siswa
bergairah dalam menulis puisi.
82
DAFTAR PUSTAKA
Amnur, Yelchi. “Hubungan Kemampuan Memahami Puisi dengan
Keterampilan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 35
Padang”. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. STKIP PGRI Sumatera Barat. Padang. 2014.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik .
Jakarta: Rineka Cipta. 2006.
Aristya, Ayu R., dkk. “Sejarah dan Perkembangan Musik Pop serta
Synthpop Sebagai Subgenre Musik Pop”. Makalah Program Studi IPS. SMA Negeri 3 Singkawang. 2013. tidak diterbitkan.
Chaer, Abdul. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. 2002.
Danim, Sudarwan. Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodologi. Jakarta:
EGC. 2003.
Eriyanto. Teknik Sampling Analisis Opini Publik . Yogyakarta: LKiS.
2007. Gulo, W. Metodologi Penelitian. Jakarta: Gramedia Widiasarana
Indonesia. 2000.
Keraf, Gorys. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2007. Cetakan XVII.
Kristina, Diah Ayu. “Hubungan antara Penguasaan Kosakata dengan Kemampuan Menulis Puisi”. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar. FKIP. Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2013. Pradopo, Rachmat Djoko. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. 1997.
Rasyad, Rasdihan. Metode Statistik Deskriptif untuk Umum. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia. 2003.
83
Soemanto, Bakdi. Sapardi Djoko Damono: Karya dan Dunianya. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia. 2006. Sokes, Jane. How To Do Media and Cultural Studies: Panduan untuk
Melaksanakan Penelitian dalam Kajian Media dan Budaya. Santi Indra Astuti (Penerjemah). Yogyakarta: Bentang Pustaka. 2007.
Cetakan II.
Sugiyono. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. 2006.
Sylado, Remy. Puisi Mbeling. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. 2004. Cetakan I.
Tarigan, Henry Guntur. Prinsip-prinsip Dasar Sastra. Bandung: Penerbit Angkasa. 1986.
Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2008. Edisi
ke-4.
Umar, Husein. Metode Riset Ilmu Administrasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 2004.
Waluyo, Herman J. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga. 1995.
Zaidin, Abdul Rozak, dkk. Kamus Istilah Sastra. Jakarta: Balai Pustaka.
2004. Cetakan IV.
LAMPIRAN 1
ttabel dan rtabel dengan taraf signifikansi 1%
df t r
0.01 0.01
1 63.65674116 0.999877
2 9.924843201 0.99
3 5.84090931 0.958735
4 4.604094871 0.9172
5 4.032142984 0.874526
6 3.707428021 0.834342
7 3.499483297 0.797681
8 3.355387331 0.764592
9 3.249835542 0.734786
10 3.169272673 0.707888
11 3.105806516 0.683528
12 3.054539589 0.661376
13 3.012275839 0.641145
14 2.976842734 0.622591
15 2.946712883 0.605506
16 2.920781622 0.589714
17 2.89823052 0.575067
18 2.878440473 0.561435
19 2.860934606 0.548711
20 2.84533971 0.5368
21 2.831359558 0.52562
22 2.818756061 0.515101
23 2.807335684 0.505182
24 2.796939505 0.495808
25 2.787435814 0.486932
26 2.778714533 0.478511
27 2.770682957 0.470509
28 2.763262455 0.462892
29 2.756385904 0.455631
30 2.749995654 0.448699
LAMPIRAN 2
ttabel dan rtabel dengan taraf signifikansi 5%
t r
df 0.05 0.05
1 12.7062 0.996917
2 4.302653 0.95
3 3.182446 0.878339
4 2.776445 0.811401
5 2.570582 0.754492
6 2.446912 0.706734
7 2.364624 0.666384
8 2.306004 0.631897
9 2.262157 0.602069
10 2.228139 0.575983
11 2.200985 0.552943
12 2.178813 0.532413
13 2.160369 0.513977
14 2.144787 0.497309
15 2.13145 0.482146
16 2.119905 0.468277
17 2.109816 0.455531
18 2.100922 0.443763
19 2.093024 0.432858
20 2.085963 0.422714
21 2.079614 0.413247
22 2.073873 0.404386
23 2.068658 0.39607
24 2.063899 0.388244
25 2.059539 0.380863
26 2.055529 0.373886
27 2.051831 0.367278
28 2.048407 0.361007
29 2.04523 0.355046
30 2.042272 0.34937
LAMPIRAN 3
ANGKET KEBIASAAN MENDENGARKAN MUSIK POP
(INSTRUMEN I)
NAMA : _______________________
KELAS : _______________________
PENGANTAR
Angket ini bukan merupakan suatu tes dan tidak berpengaruh terhadap hasil belajar
Anda. Isilah angket ini tanpa ada perasaan khawatir, karena di dalamnya tidak ada
jawaban benar atau salah. Anda diharapkan menjawab dengan jujur dan teliti sesuai
dengan keadaan Anda saat ini. Jawaban Anda bersifat pribadi dan dijaga
kerahasiaannya. Oleh karena itu, kerjakanlah angket ini secara sungguh-sungguh
dengan petunjuk pengerjaan di bawah ini.
PETUNJUK PENGISIAN ANGKET
1. Tulislah identitas Anda pada kolom yang tersedia.
2. Bacalah pernyataan-pernyataan dalam angket ini secara cermat dan teliti.
3. Pilihlah jawaban yang paling sesuai dengan keadaan Anda yang sebenarnya,
dengan cara memberi tanda check list () pada salah satu kolom SL (Selalu), SR
(Sering), KK (Kadang-kadang), atau TP (Tidak Pernah).
4. Periksa kembali nomor pernyataan, jangan sampai ada yang terlewatkan.
NO PERNYATAAN
JAWABAN
SL SR KK TP
1 Saya suka mendengarkan musik pop.
2 Mendengarkan musik pop itu sangat menyenangkan hati
saya.
3 Setelah mendengarkan musik pop, saya selalu memperoleh
kepuasan tertentu sehingga saya bahagia dan tidak stres.
SKOR
NO PERNYATAAN
JAWABAN
SL SR KK TP
4 Saya selalu meluangkan waktu khusus untuk
mendengarkan musik pop.
5 Saya selalu mendengarkan musik pop setiap harinya.
6 Saya sering mendengarkan musik pop daripada menonton
serial drama televisi.
7 Saya sering mengunjungi situs video youtube.com hanya
untuk mendengarkan musik pop dari artis idola saya.
8 Saya merasa selalu lebih rileks dan senang ketika berlama-
lama mendengarkan musik pop di rumah.
9
Jika saya senggang, saya selalu menyempatkan waktu
untuk mendengarkan musik pop, baik itu dari televisi,
radio, maupun hand phone saya.
10 Saya sering merasa rugi jika waktu senggang saya tersita
begitu saja tanpa mendengarkan musik pop.
11
Jika saya dihadapkan pada dua pilihan antara bermain
game di komputer dan mendengar musik pop, maka saya
sering memilih untuk mendengar musik pop.
12 Saya sering mendengarkan musik pop sebelum tidur.
13 Pengetahuan dan kosa kata saya kadang-kadang menjadi
lebih kaya setelah saya mendengarkan musik pop.
14 Lirik lagu musik pop yang menginspirasi, sering saya
abadikan dalam bentuk tulisan, seperti puisi.
15
Saya kadang-kadang membuat puisi setelah saya
mendengarkan musik pop tertentu yang berkesan di hati
saya.
--Terima Kasih--
LAMPIRAN 4
TES KEMAMPUAN MENULIS PUISI
(INSTRUMEN II)
PENGANTAR
Puisi merupakan salah satu karya sastra. Puisi menggambarkan tentang
pandangan, pengalaman, pemahaman, dan sikap penulisnya terhadap situasi yang
ada di sekitarnya. Puisi biasanya bersifat kritis, namun diungkapkan dengan bahasa
yang majasi (kiasan), sehingga terkesan futuristic (indah) dengan makna yang dalam.
Terkadang puisi terinspirasi dari hal-hal yang tidak terduga semisal sesudah
mendengarkan alunan musik pop tertentu.
PETUNJUK PENGISIAN
Setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan puisi dan hubungannya dengan
suatu musik pop tertentu, berikut akan diputarkan sebuah lagu yang dibawakan oleh
salah satu penyanyi pop Indonesia, yaitu Tiwi. Judul lagunya Jangan Bilang Bilang.
Tugas Anda adalah membuat puisi dengan menjadikan musik pop tersebut
sebagai sumber inspirasi atas puisi yang Anda buat, dengan memperhatikan
ketentuan sebagai berikut.
1. Tulis identitas Anda di pojok kanan atas Lembar Jawaban.
2. Dengarkan musiknya, selesai musik diputar, silakan memulai menulis puisi
pada lembaran yang sudah disediakan.
3. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. Tulisan harus rapi dan jelas.
5. Selamat membuat puisi.
--Terima Kasih—
LAMPIRAN 4
LEMBAR JAWABAN
TES KEMAMPUAN MENULIS PUISI (INSTRUMEN II)
NAMA : ________________
KELAS : ________________
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………
INDIKATOR PENILAIAN
Kepaduan
makna
antara
baris dan
bait
Kesesuaian
judul dan
tema dengan
isi
Diksi Gaya
bahasa Citraan/imaji Rima Amanat/pesan
SKOR
RIWAYAT PENULIS
Nama lengkap penulis adalah Aang Arwani Aminuloh. Penulis
lahir di Sukabumi, 19 Juni 1989, dari pasangan KH. Syuhada,
S.Pd.I. dan Hj. Miah Nurahmi. Penulis adalah anak ke-3 dari lima
bersaudara.
Sewaktu kecil, penulis bersekolah di SD Negeri Sempurcagak Sukabumi, dan
lulus tahun 2002. Setelah itu, melanjutkan sekolah ke MTs Al-Muhajirin
Sukabumi, dan alhamdulillah tahun 2005 lulus.
Masih di Sukabumi pula, penulis melanjutkan sekolah ke MA Darul Muta’alimin,
dan pada tahun 2008 lulus. Selepas itu, penulis melanjutkan ke perguruan tinggi,
tepatnya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
top related