hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan …repository.poltekkes-kdi.ac.id/414/1/skripsi.pdfiii...
Post on 12-Jun-2019
230 Views
Preview:
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA
DI RS DR. R ISMOYO KENDARI TAHUN 2016
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma IV Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
OLEH
HARLINA T
P00312016071
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANAN KENDARI
2017
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RS DR. R ISMOYO
KENDARI TAHUN 2016
Diajukan Oleh:
HARLINA T P00312016071
Telah disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi dihadapan Tim
Penguji Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Kendari Jurusan
Kebidanan.
Kendari, 1 Desember 2017
Pembimbing I Pembimbing II
Hj. Nurnasari p, SKM, M.Kes Hj. Syahrianti, S.Si.T,M.Kes Nip. 196909301990022001 Nip. 198010282003122001
Mengetahui Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
Sultina Sarita, SKM, M.Kes Nip. 196806021992032003
iii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RS DR. R ISMOYO
KENDARI TAHUN 2016
Diajukan Oleh:
HARLINA T P00312016071
skripsi ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Politeknik
Kesehatan Kementrian Kendari Jurusan Kebidanan serta diujikan pada
tanggal 8 Desember 2017.
1. Hj. Sitti Rachmi Misbah, S.Kp, M.Kes ...........................................
2. Askrening, SKM, M.Kes ...........................................
3. Dr. Kartini, S.Si.T, M.Kes ...........................................
4. Hj. Nurnasari p, SKM, M.Kes ...........................................
5. Hj. Syahrianti, S.Si.T,M.Kes ...........................................
Mengetahui Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kendari
Sultina Sarita, SKM, M.Kes Nip. 196806021992032003
iv
RIWAYAT HIDUP
Nama : Harlina T
Tempat Tanggal Lahir : Bulo-bulo, 2 April 1977
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Suku/Kebangsaan : Jl. Saranani Lrg Mawar
Pendidikan :
1. SDN Inpres No. 164 Kulanga Tahun 1989
2. S MP PGRI Bulo-Bulo Tahun 1993
3. SPK PPNI Kendari Tahun 1998
4. Akademi Kebidanan Pelamonia Makassar Kesdam VII/Wirabuana
Tahun 2011
5. Politeknik Kesehatan Kendari Jurusan Kebidanan Prodi D-IV
Kebidanan Tahun 2016 hingga sekarang
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nyalah sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan Antara
Anemia Dalam Kehamilan Dengan Kejadian Retensio Plasenta di RS DR.
R Ismoyo Kendari Tahun 2016”.
Dalam proses penyusunan skripsi ini ada banyak pihak yang
membantu, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan segala
kerendahan dan keikhlasan hati mengucapkan banyak terima kasih
sebesar-besarnya terutama kepada Ibu Hj. Nurnasari P, SKM, M.Kes
selaku Pembimbing I dan Ibu Hj. Nurnasari, SKM, M.Kes selaku
Pembimbing II yang telah banyak membimbing sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Pada kesempatan ini pula penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Askrening, SKM. M.Kes sebagai Direktur Poltekkes Kendari.
2. Ibu Sultina Sarita, SKM, M.Kes sebagai Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kendari.
3. DR. H. Jonaidi, Sp.P selaku Direktur di RS DR. R Ismoyo Kendari.
4. Ibu Hj. Sitti Rachmi Misbah, S.Kp, M.Kes selaku penguji 1, Askrening,
SKM, M.Kes selaku penguji 2, Dr. Kartini, S.Si.T, M.Kes selaku penguji
3 dalam skripsi ini.
5. Seluruh Dosen dan Staf Pengajar Politeknik Kesehatan Kendari
Jurusan Kebidanan yang telah mengarahkan dan memberikan ilmu
vi
pengetahuan selama mengikuti pendidikan yang telah memberikan
arahan dan bimbingan.
6. Suamiku (Bapak Sugianto) dan anak-anakku (Muh Fahrian, Sahvira
Julita Putri).
Seluruh teman-teman D-IV Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kendari, yang senantiasa memberikan bimbingan, dorongan,
pengorbanan, motivasi, kasih sayang serta doa yang tulus dan ikhlas
selama penulis menempuh pendidikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan dalam penyempurnaan skripsi ini serta sebagai bahan
pembelajaran dalam penyusunan skripsi selanjutnya.
Kendari, Desember 2017
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................. iii
RIWAYAT HIDUP ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR......................................................................... v
DAFTAR ISI...................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian....................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian..................................................................... 6
E. Keaslian Penelitian.................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................... 8
A. Telaah Pustaka.......................................................................... 8
B. Landasan Teori.......................................................................... 21
C. Kerangka Teori.......................................................................... 22
D. Kerangka Konsep...................................................................... 23
E. Hipotesis Penelitian................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN........................................................ 25
A. Jenis Penelitian......................................................................... 25
B. Waktu dan Tempat Penelitian................................................... 25
C. Populasi dan Sampel Penelitian................................................ 26
D. Variabel Penelitian..................................................................... 26
E. Definisi Operasional.................................................................. 27
F. Jenis dan Sumber Data Penelitian............................................ 26
G. Instrumen Penelitian.................................................................. 28
H. Alur Penelitian........................................................................... 28
viii
I. Pengolahan dan Analisis Data.................................................. 28
BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 32
A. Hasil Penelitian.......................................................................... 32
B. Pembahasan............................................................................. 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN................................................. 43
A. Kesimpulan................................................................................ 43
B. Saran........................................................................................ 43
DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 45
LAMPIRAN
ix
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RS DR. R ISMOYO KENDARI
TAHUN 2016
Harlina T1 Hj. Nurnasari
2 Hj. Syahrianti
2
Latar belakang: Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta
hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hampir sebagian besar gangguan pelepasan plasenta disebabkan oleh gangguan kontraksi uterus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian retensio plasenta di RS dr. R Ismoyo Kendari Tahun 2016. Metode Penelitian: Desain penelitian yang digunakan ialah observasional dengan rancangan case control study. Sampel penelitian adalah ibu bersalin retensio plasenta dan yang tidak mengalami retensio plasenta yang berjumlah 82 orang. Perbandingan sampel kasus kontrol 1:1 (41:41). Instrumen pengumpulan data berupa ceklist tentang kejadian retensio plasenta dan anemia dalam kehamilan. Data dianalisis dengan uji Chi Square dan untuk melihat besarnya risiko mengunakan uji Odds Ratio (OR). Hasil Penelitian: Hasil penelitian menunjukkan Terdapat 41 kasus (13,66%) retensio plasenta dari 300 persalinan di RS Dr. Ismoyo Kendari pada tahun 2016. Terdapat 25 kasus (11,09%) anemia dalam kehamilan dari 210 persalinan di RS Dr. Ismoyo Kendari pada tahun 2016. Ada hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian retensio plasenta di RS dr. R Ismoyo Kendari Tahun 2016 (p=0,038; X
2=4,321). Ibu hamil
dengan anemia berisiko 2,68 kali mengalami retensio plasenta dibandingkan yang tidak mengalami anemia dalam kehamilan (OR=2,68; CI95%=1,045-6,858).
Kata kunci : retensio plasenta, anemia dalam kehamilan
1 Mahasiswa Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kendari
2 Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kendari
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta
hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hampir sebagian
besar gangguan pelepasan plasenta disebabkan oleh gangguan kontraksi
uterus (Nugroho, 2012). Retensio plasenta adalah salah satu penyebab
perdarahan post partum yang dapat menyebabkan kematian pada ibu
bersalin (Anik & Yulianingsih, 2012).
Retensio plasenta merupakan penyebab tersering kedua
perdarahan post partum (20-30% kasus), sedang perdarahan post partum
merupakan salah satu penyebab kematian maternal di Negara
berkembang termasuk Indonesia. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan
indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan ibu dan salah
satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas
pelayanan kesehatan. Angka kematian ibu berdasarkan data survei
demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 sebesar
359/100.000 kelahiran hidup (BKKBN, 2013) dan pada tahun 2015
berdasarkan data SUPAS (Survei Penduduk Antar Sensus) sebesar
305/100.000 kelahiran hidup. Penyebab kematian terbesar adalah
penyebab lain sebesar 40,8% dan perdarahan sebesar 30,3%
(Kemenkes, 2016).
2
Retensio plasenta secara potensial dapat mengancam jiwa, bukan
hanya retensionya saja, tetapi karena berkaitan dengan perdarahan dan
infeksi yang merupakan komplikasi retensio plasenta. Kejadian retensio
plasenta di dunia sebesar 33% (WHO, 2016). Di Indonesia data untuk
retensio belum ada namun retensio merupakan salah satu penyebab
perdarahan post partum sebesar 30,3% sebagai penyebab kematian ibu.
Demikian pula data retensio plasenta di Sulawesi Tenggara tidak ada,
namun kejadian retensio plasenta masih merupakan salah satu penyebab
perdarahan post partum. Perdarahan merupakan penyebab kematian ibu
terbesar di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah pendarahan (dengan
berbagai faktor, salah satunya retensio uteri) penyebab lain-lain dan
eklamsi atau hipertensi dalam kandungan (HDK). Dimana pada tahun
2014 kematian ibu akibat perdarahan terjadi sebanyak 30 dari total 65
kematian ibu atau sebesar 46%. Kemudian sedikit menurun pada tahun
2015 menjadi 22 kematian ibu akibat perdarahan dari total 67 kematian
atau sebesar 33%. Kota Kendari menduduki posisi pertama bersama
dengan Kabupaten Konawe Selatan dengan jumlah 8 kasus kematian ibu
atau sebesar 12% (Dinkes Sultra, 2016).
Penyebab retensio plasenta secara fungsional dapat terjadi karena
his kurang kuat (penyebab terpenting), plasenta sukar terlepas karena
tempatnya (insersi disudut tuba), bentuknya (plasenta membranasea,
plasenta anularis) dan ukurannya (plasenta yang sangat kecil). Plasenta
yang sukar lepas karena penyebab diatas disebut plasenta adhesive
3
(Rukiyah, 2015). Salah satu faktor penyebab terjadinya retensio plasenta
adalah anemia dalam kehamilan. Anemia dalam kehamilan menyebabkan
terjadinya gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh
maupun sel otak. Selain itu anemia menyebabkan oksigen yang diikat
dalam darah kurang sehingga vaskularisasi ke miometrium berkurang,
suplai darah menurun menyebabkan kontraksi uterus tidak adekuat untuk
melahirkan plasenta (Saifuddin, 2012).
Pada ibu hamil, zat besi memiliki peranan yang cukup penting
untuk pertumbuhan janin. Selama hamil, asupan zat besi harus ditambah
mengingat selama kehamilan, volume darah pada tubuh ibu meningkat.
Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan bila tidak diatasi dapat
mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Kondisi ini dapat
meningkatkan risiko kematian pada saat melahirkan (Kemenkes RI, 2015)
Anemia defisiensi besi dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
kadar hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar
hemoglobin <10,5 gr% pada trimester II dan merupakan salah satu
penyebab kematian pada ibu hamil (Kemenkes RI, 2015). Anemia dalam
kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan
dan nifas. Prevalensi anemia yang tinggi berakibat negatif seperti
gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel
otak, kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen
yang dibawa/ditransfer ke sel tubuh maupun ke otak (Manuaba, 2012). Ibu
4
hamil yang menderita anemia memiliki kemungkinan akan mengalami
perdarahan postpartum yang disebabkan karena retensio plasenta.
Dalam rangka mencegah anemia dalam kehamilan maka salah
satu program pemerintah adalah memberikan tablet Fe kepada ibu hamil
untuk mencegah anemia pada kehamilan. Secara nasional cakupan ibu
hamil mendapat tablet Fe tahun 2014 sebesar 85,1%, data tersebut belum
mencapai target program tahun 2014 sebesar 95% (Kemenkes RI, 2015).
Kemudian pada tahun 2015 cakupan ibu hamil mendapat tablet Fe3
sebesar 85,17%, tidak berbeda jauh dibanding tahun 2014 (Kemenkes
RI, 2016). Dimana pada tahun 2014 cakupan pemberian tablet Fe di
Sulawesi Tenggara sebesar 79% dan menurun pada tahun 2015 sebesar
73,9%. Artinya masih ada ibu hamil yang tidak mendapat tablet Fe
sehingga dapat menimbulkan resiko anemia pada kehamilan. Pada tahun
2015 dari 15 puskesmas yang tersebar di Kota Kendari tercatat sebanyak
7.354 ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe dari total 7.877 ibu hamil
atau sebesar 93,36% (Dinkes Sultra, 2016).
Data awal kejadian retensio plasenta di Rumah Sakit dr. R Ismoyo
Kendari menunjukkan adanya peningkatan. Pada tahun 2014 jumlah
kasus retensio sebanyak 25 kasus (12,44%) dari 201 persalinan, tahun
2015 jumlah kasus retensio sebanyak 33 kasus (12,89%) dari 256
persalinan dan pada tahun 2016 jumlah kasus retensio sebanyak 41
kasus (13,66%) dari 300 persalinan. Kejadian anemia dalam kehamilan di
Rumah Sakit dr. R Ismoyo Kendari menunjukkan adanya peningkatan.
5
Pada tahun 2014 jumlah kejadian anemia dalam kehamilan sebanyak 20
kasus (10,01%) dari 198 persalinan, tahun 2015 jumlah kejadian anemia
dalam kehamilan sebanyak 23 kasus (11,44%) dari 201 persalinan dan
pada tahun 2016 jumlah kasus retensio sebanyak 25 kasus (11,09%) dari
210 persalinan. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian Hubungan Anemia dalam Kehamilan dengan
Retensio Plasenta di RS dr. R Ismoyo Kendari tahun 2016.
B. Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan
antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian retensio plasenta di
RS dr. R Ismoyo Kendari Tahun 2016 ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui hubungan antara anemia dalam kehamilan
dengan kejadian retensio plasenta di RS dr. R Ismoyo Kendari
Tahun 2016.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui kejadian anemia dalam kehamilan di RS dr.
R Ismoyo Kendari Tahun 2016.
b. Untuk mengetahui kejadian retensio plasenta di RS dr. R
Ismoyo Kendari Tahun 2016.
6
c. Untuk menganalisis hubungan anemia dalam kehamilan dengan
kejadian retensio plasenta di RS dr. R Ismoyo Kendari Tahun
2016.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan dan
data empiris untuk penelitian selanjutnya.
2. Bagi Insitiusi
Sebagai salah satu bagian dari pengabdian masyarakat untuk
memberikan informasi dan edukasi tentang kesehatan, khususnya
mengenai anemia dan retensio plasenta
3. Bagi Masyarakat
Sebagai tambahan wawasan untuk mengetahui dan menghindari
kejadian retensio plasenta yang merupakan salah satu penyebab
perdarahan post partum terjadi pada dirinya
4. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan untuk dapat lebih meningkatkan upaya
pencegahan terhadap anemia pada masa kehamilan.
E. Keaslian Penelitian
1. Penelitian Nanda dan Wawang (2011) yang berjudul hubungan
antara karakteristik responden dengan kejadian retensio plasenta
pada pasien yang dirawat di Rumah Sakit Al Ikhsan Bandung.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Nanda dan Wawang
7
adalah variable bebas penelitian. Variabel bebas pada penelitian ini
adalah anemia dalam kehamilan, sedangkan penelitian Nanda dan
Wawang adalah usia dan paritas.
2. Penelitian Ayu Wuryanti (2010) yang berjudul hubungan antara
anemia kehamilan dan kejadian perdarahan post partum karena
atonia uteri di RSUD wonogiri. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian Ayu Wuryanti adalah pada variabel terikat. Variabel
terikat pada penelitian Ayu Wuryanti adalah Perdarahan yang
disebabkan atonia uteri, sedangkan pada penelitian ini adalah
retensio plasenta.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Retensio Plasenta
a. Pengertian Retensio Plasenta
Retensio plasenta adalah keadaan di mana plasenta belum
lahir dalam waktu 1 jam setelah bayi lahir. Diagnosis ditegakkan
berdasarkan adanya plasenta tidak lahir spontan dan tidak yakin
apakah plasenta lengkap (Walyani, 2015). Retensio plasenta
adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga melebihi
waktu 30 menit setelah bayi lahir (Pranoto, 2014). Retensio
plasenta adalah keadaan dimana plasenta belum lahir selama
setengah jam setelah janin lahir (Maryunani, 2015).
b. Faktor yang Memengaruhi Terjadinya Retensio Plasenta
Penyebab retensio plasenta secara fungsional dapat terjadi
karena his kurang kuat (penyebab terpenting), plasenta sukar
terlepas karena tempatnya (insersi disudut tuba), bentuknya
(plasenta membranasea, plasenta anularis) dan ukurannya
(plasenta yang sangat kecil). Plasenta yang sukar lepas karena
penyebab diatas disebut plasenta adhesive (Rukiyah, 2015).
Salah satu faktor penyebab lain terjadinya retensio plasenta
adalah anemia dalam kehamilan. Anemia dalam kehamilan
9
menyebabkan terjadinya gangguan dan hambatan pada
pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak. Selain itu anemia
menyebabkan oksigen yang diikat dalam darah kurang sehingga
vaskularisasi ke miometrium berkurang, suplai darah menurun
menyebabkan kontraksi uterus tidak adekuat untuk melahirkan
plasenta (Saifuddin, 2012).
Hasil penelitian Fenny dkk (2017) menyatakan bahwa ada
hubungan anemia dalam kehamilan dengan kejadian retensio
plasenta di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Demikian
pula hasil penelitian Ayu Wuryanti (2010) yang menyatakan adanya
hubungan antara anemia dengan perdarahan post partum.
Anemia menjadi salah satu pemicu terjadinya perdarahan post
partum, karena jumlah oksigen yang diikat dalam darah kurang
sehingga jumlah oksigen jumlah oksigen yang dikirim ke uterus pun
kurang. Hal ini menyebabkan vaskularisasi ke miometrium
berkurang sehingga suplai darah menurun. Penurunan suplai darah
menyebabkan kontraksi uterus tidak adekuat untuk melahirkan
plasenta otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat
(Rukiah, 2015; Saifuddin, 2012).
Menurut Walyani (2015), menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi terjadinya retensio plasenta antara lain:
1) Kelainan dari uterus sendiri, yaitu anomali dari uterus atau
serviks; kelemahan dan tidak efektifnya kontraksi uterus;
10
kontraksi yang tetanik dari uterus; serta pembentukan
constriction ring.
2) Kelainan dari plasenta dan sifat perlekatan plasenta pada
uterus.
3) Kesalahan manajemen kala tiga persalinan, seperti manipulasi
dari uterus yang tidak perlu sebelum terjadinya pelepasan dari
plasenta menyebabkan kontraksi yang tidak rtimik; pemberian
uterotonik yang tidak tepat waktu dapat menyebabkan serviks
kontraksi dan menahan plasenta; serta pemberian anestesi
terutama yang melemahkan kontraksi uterus.
c. Penyebab Retensio Plasenta
Menurut Maryunani (2015), menyatakan bahwa penyebab retensio
plasenta antara lain:
1) Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena melekat dan
tumbuh lebih dalam. Menurut tingkat perlekatannya:
a. Bila plasenta belum lepas sama sekali, tidak akan terjadi
perdarahan tetapi bila sebagian plasenta sudah lepas maka
akan terjadi perdarahan. Ini merupakan indikasi untuk segera
mengeluarkannya.
b. Plasenta mungkin pula tidak keluar karena kandung kemih atau
rektum penuh. Oleh karena itu keduanya harus dikosongkan.
11
c. Melalui periksa dalam atau tarikan pada tali pusat dapat
diketahui apakah plasenta sudah lepas atau belum, dan bila
lebih dari 30 menit maka dapat dilakukan plasenta manual.
2) Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim, namun belum keluar
karena atoni uteri atau adanya konstriksi pada bagian bawah rahim
(akibat kesalahan penanganan kala 3) yang akan menghalangi
plasenta keluar (plasenta inkarserata).
Menurut Sastrawinata (2012), menyatakan bahwa penyebab retensio
plasenta antara lain:
1) Fungsional:
a) His kurang kuat (penyebab terpenting).
b) Plasenta sukar terlepas karena tempatnya (insersi di sudut tuba);
bentuknya (plasenta membranasea, plasenta anularis); dan
ukurannya (plasenta yang sangat kecil).
Plasenta yang sukar lepas karena penyebab di atas disebut
plasenta adhesiva.
2) Patologi-anatomi:
a) Plasenta akreta.
b) Plasenta inkreta.
c) Plasenta perkreta.
d) Jenis Retensio Plasenta
Menurut Pranoto (2014), menyatakan bahwa jenis-jenis retensio
plasenta adalah:
12
1) Plasenta adhesiva, adalah implantasi yang kuat dari jonjot korion
plasenta sehingga menyebabkan kegagalan mekanisme separasi
fisiologis.
2) Plasenta akreta adalah implantasi jonjot korion plasenta hingga
memasuki sebagian lapisan miometrium.
3) Plasenta inkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta sehingga
memasuki atau mencapai miometrium.
4) Plasenta perkreta adalah implantasi jonjot korion plasenta yang
menembus lapisan otot hingga mencapai lapisan serosa dinding
uterus.
5) Plasenta inkarserata adalah tertahannya plasenta dalam kavum
uteri, disebabkan oleh kontraksi ostium uteri.
d. Diagnosis Retensio Plasenta
Menurut Nugroho (2012), menyatakan bahwa tanda dan gejala
yang selalu ada, antara lain:
1) Plasenta belum lahir setelah 30 menit.
2) Perdarahan segera.
3) Kontraksi uterus baik.
Selain tanda dan gejala yang selalu ada, berikut tanda da gejala
yang kadang-kadang ada, antara lain:
1) Tali pusat putus akibat tarikan berlebihan.
2) Inversio terus akibat tarikan.
3) Perdarahan lanjutan.
13
e. Penatalaksanaan Retensio Plasenta
Menurut Pranoto (2014), menyatakan bahwa penatalaksanaan
yang dapat dilakukan pada kasus retensio plasenta adalah:
1) Jika plasenta terlihat dalam vagina, mintalah ibu untuk mengedan,
jika dapat dirasakan plasenta dalam vagina, keluarkan plasenta
tersebut.
2) Pastikan kandung kemih sudah kosong. Jika perlu, lakukan
kateterisasi kandung kemih.
3) Jika plasenta belum keluar, berikan oxitosin 10 unit IM.
4) Lakukan peregangan tali pusat terkendali.
5) Jika belum berhasil, cobalah melakukan pengeluaran plasenta
secara manual.
6) Jika perdarahan terus berlangsung, lakukan uji apembekuan
darah sederhana.
f. Penanganan Retensio Plasenta
Menurut Walyani (2015), menyatakan bahwa penanganan
retensio plasenta atau sebagian plasenta adalah:
1) Resusitasi (pemberian oksigen 100%). Pemasangan IV-line
dengan kateter yang berdiameter besar serta pemberian
cairan kristaloid (sodium klorida isotonik atau larutan ringer
laktat yang hangat, apabila menungkinkan). Monitor jantung,
nadi, tekanan darah dan saturasi oksigen. Tranfusi darah
14
apabila diperlukan yang dikonfirmasi dengan hasil
pemeriksaan darah.
2) Drips oksitosin (oxytocin drips) 20 IU dalam 500 ml larutan
ringer laktat atau NaCL 0,9% (normal saline) sampai uterus
berkontraksi.
3) Plasenta coba dilahirkan dengan Brandt Andrews, jika berhasil
lanjutkan dengan drips oksitosin untuk mempertahankan
uterus.
4) Jika plasenta tidak lepas dicoba dengan tindakan manual
plasenta. Indikasi manual plasenta adalah: perdarahan pada
kala tiga persalinan kurang lebih 400 cc, retensio plasenta
setelah 30 menit anak lahir, setelah persalinan buatan yang
sulit seperti forsep tinggi, versi ekstraksi, perforasi, dan
dibutuhkan untuk eksplorasi jalan lahir, tali pusat putus.
5) Jika tindakan manual plasenta tidak memungkinkan, jaringan
dapat dikeluarkan dengan tang (cunam) abortus dilanjutkan
kuret sisa plasenta. Pada umumnya pengeluaran sisa
plasenta dilakukan dengan kuretase. Kuretase harus
dilakukan di rumah sakit dengan hati-hati karena dinding
rahim relatif tipis dibandingkan dengan kuretase pada abortus.
6) Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta,
dilanjutkan dengan pemberian obat uterotonika melalui
suntikan atau per oral.
15
7) Pemberian antibiotika apabila ada tanda-tanda infeksi dan
untuk pencegahan infeksi sekunder.
g. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelepasan Plasenta
Menurut Pranoto (2014), menyatakan bahwa ada beberapa
faktor yang mempengaruhi pelepasan plasenta antara lain:
1) Kelainan dari uterus sendiri, yaitu anomali dari uterus atau
serviks, kelemahan dan tidak efektifnya kontraksi uterus;
kontraksi yang tetanik dari uterus; serta pembentukan
constriction ring.
2) Kelainan plasenta, misalnya plasenta letak rendah atau
plasenta previa; implantasi di cornu; dan adanya plasenta
akreta.
3) Kesalahan manajemen kala tiga persalinan, seperti manipulasi
uterus yang tidak perlu sebelum terjadinya pelepasan plasenta
menyebabkan kontraksi yang tidak ritmik; pemberian
uterotonik yang tidak tepat waktunya yang juga dapat
menyebabkan serviks kontraksi dan menahan plasenta; serta
pemberian anestesi terutama yang melemahkan kontraksi
uterus.
h. Terapi Retensio Plasenta
Terapi untuk retensio atau inkarserasi adalah 35 unit syntocinon
(oksitosin) IV yang diikuti oleh usaha pengeluaran secara hati-hati
dengan tekanan pada fundus. Jika plasenta tidak lahir, usahakan
16
pengeluaran secara manual setelah 15 menit. Jika ada keraguan
tentang lengkapnya plasenta, lakukan palpasi sekunder (Walyani,
2015).
2. Anemia Dalam Kehamilan
a. Pengertian
Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
kadar haemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3
atau kadar haemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester 2.
Nilai batas tersebut dan perbedaannya dengan wanita tidak
hamil terjadi karena hemodilusi, terutama pada trimester 2
(Saifuddin, 2012).
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang
lazim disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi,
bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan
bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.
Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30%, sel
darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah dalam
kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan
mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36
minggu (Wiknjosastro, 2012).
Secara fisiologis, pengenceran darah ini untuk membantu
meringankan kerja jantung yang semakin berat dengan adanya
17
kehamilan. Penyebab anemia pada umumnya adalah sebagai
berikut:
a) Kurang gizi (malnutrisi)
b) Kurang zat besi dalam diet
c) Malabsorpsi
d) Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid
dan lain-lain
e) Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus,
malaria dan lain-lain
b. Gejala dan tanda
Secara klinik dapat dilihat ibu lemah, pucat, mudah pingsan,
mata kunang-kunang, sementara pada tekanan darah masih dalam
batas normal, perlu dicurigai anemia defisiensi. Untuk menegakkan
diagnosa dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan melakukan
pemeriksaan kadar Hb (Saifuddin, 2012).
c. Klasifikasi anemia dalam kehamilan
Klasifikasi anemia dalam kehamilan menurut Wiknjosastro
(2012), adalah sebagai berikut:
1) Anemia Defisiensi Besi
Anemia yang terjadi akibat kekurangan zat besi dalam
darah. Pengobatannya yaitu, keperluan zat besi untuk wanita
hamil, tidak hamil dan dalam laktasi yang dianjurkan adalah
pemberian tablet besi.
18
(a) Terapi oral adalah dengan memberikan preparat besi
yaituferosulfat, feroglukonat atau Natrium ferobisitrat.
Pemberian preparat besi 60 mg/hari dapat menaikkan kadar
Hb sebanyak 1 gr% tiap bulan. Saat ini program nasional
menganjurkan kombinasi 60 mg besi dan 50 nanogram
asam folat untuk profilaksis anemia (Saifuddin, 2012).
(b) Terapi parenteral baru diperlukan apabila penderita tidak
tahan akan zat besi per oral, dan adanya gangguan
penyerapan, penyakit saluran pencernaan atau masa
kehamilannya tua (Wiknjosastro, 2012). Pemberian preparat
parenteral dengan ferum dextran sebanyak 1000 mg (20 mg)
intravena atau 2 x 10 ml/ IM pada gluteus, dapat
meningkatkan Hb lebih cepat yaitu 2 gr% (Manuaba, 2012).
Untuk menegakkan diagnosa anemia defisiensi besi
dapat dilakukan dengan anamnesa. Hasil anamnesa didapatkan
keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang dan
keluhan mual muntah pada hamil muda. Pada pemeriksaan dan
pengawasan Hb dapat dilakukan minimal 2 kali selama
kehamilan yaitu trimester I dan III. Hasil pemeriksaan Hb, dapat
digolongkan sebagai berikut (Saifuuddin, 2012) :
(a) Hb 11 gr% : Tidak anemia
(b) 9-10 gr% : Anemia ringan
(c) Hb 7 – 8 gr%: Anemia sedang
19
(d) Hb < 7 gr% : Anemia berat
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata
mendekati 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg
diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi
digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal,
kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin
dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan
menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3
kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg
zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288
hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg
sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita
hamil (Manuaba, 2012).
2) Anemia Megaloblastik
Anemia yang disebabkan oleh karena kekurangan asam folat,
jarang sekali karena kekurangan vitamin B12. Pengobatannya:
(a) Asam folat 15 – 30 mg per hari
(b) Vitamin B12 3 X 1 tablet per hari
(c) Sulfas ferosus 3 X 1 tablet per hari
(d) Pada kasus berat dan pengobatan per oral hasilnya lamban
sehingga dapat diberikan transfusi darah.
3) Anemia Hipoplastik
20
Anemia yang disebabkan oleh hipofungsi sumsum tulang,
membentuk sel darah merah baru. Untuk diagnostic diperlukan
pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi
lengkap, pemeriksaan pungsi ekternal dan pemeriksaan
retikulosit.
4) Anemia Hemolitik
Anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel
darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Wanita
dengan anemia hemolitik sukar menjadi hamil; apabila ia hamil,
maka anemianya biasanya menjadi lebih berat. Gejala utama
adalah anemia dengan kelainan-kelainan gambaran darah,
kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi
kelainan pada organ-organ vital. Pengobatannya tergantung
pada jenis anemia hemolitik dan beratnya anemia. Obat-obat
penambah darah tidak member hasil. Tranfusi darah, kadang
dilakukan berulang untuk mengurangi penderitaan ibu dan
menghindari bahaya hipoksia janin.
5) Anemia-anemia lain
Seorang wanita yang menderita anemia, misalnya
berbagai jenis anemia hemolitik herediter atau yang diperoleh
seperti anemia karena malaria, cacing tambang, penyakit ginjal
menahun, penyakit hati, tuberkulosis, sifilis, tumor ganas dan
sebagainya dapat menjadi hamil. Dalam hal ini anemianya
21
menjadi lebih berat dan berpengaruh tidak baik pada ibu dalam
masa kehamilan, persalinan, nifas serta berpengaruh pula bagi
anak dalam kandungan. Pengobatan ditujukan pada sebab
pokok anemianya, misalnya antibiotika untuk infeksi, obat-obat
anti malaria, anti sifilis obat cacing dan lain-lain.
d. Penanganan Anemia Dalam Kehamilan Menurut Tingkat Pelayanan
Menurut Saifuddin (2012) penanganan anemia dalam
kehamilan menurut tingkat pelayanan adalah sebagai berikut :
1) Polindes
(a) Membuat diagnosis klinik dan rujukan pemeriksaan
laboratorium.
(b) Memberikan terapi oral : tablet besi 90 mg/hari.
(c) Penyuluhan gizi ibu hamil dan menyusui.
2) Puskesmas
(a) Membuat dignosis dan terapi.
(b) Menentukan penyakit kronik (malaria, TBC) dan
penanganannya.
3) Rumah Sakit :
(a) Membuat diagnosis dan terapi.
Diagnosis thalasemia dengan elektroforesis Hb, bila ibu ternyata
pembawa sifat, perlu tes pada suami untuk menentukan risiko pada
bayi.
22
B. Landasan Teori
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta
hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hampir sebagian
besar gangguan pelepasan plasenta disebabkan oleh gangguan kontraksi
uterus (Nugroho, 2012). Penyebab retensio plasenta secara fungsional
dapat terjadi karena his kurang kuat (penyebab terpenting), plasenta sukar
terlepas karena tempatnya (insersi disudut tuba), bentuknya (plasenta
membranasea, plasenta anularis) dan ukurannya (plasenta yang sangat
kecil). Plasenta yang sukar lepas karena penyebab diatas disebut
plasenta adhesive (Rukiyah, 2015).
Salah satu faktor penyebab terjadinya retensio plasenta adalah
anemia dalam kehamilan. Anemia dalam kehamilan menyebabkan
terjadinya gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh
maupun sel otak. Selain itu anemia menyebabkan oksigen yang diikat
dalam darah kurang sehingga vaskularisasi ke miometrium berkurang,
suplai darah menurun menyebabkan kontraksi uterus tidak adekuat untuk
melahirkan plasenta (Saifuddin, 2012).
23
C. Kerangka Teori
Gambar 1. Kerangka teori penelitian dimodifikasi dari Nugroho (2012); Rukiyah (2015);
Saifuddin (2012)
Anemia pada kehamilan
Hb kurang sehingga oksigen yang diikat dalam darah kurang
Vaskularisasi ke miometrium berkurang, suplai darah menurun
Kontraksi uterus tidak adekuat untuk melahirkan plasenta
Retensio Plasenta
24
D. Kerangka Konsep
Gambar 2: Kerangka Konsep
Keterangan :
Variabel bebas : Anemia dalam kehamilan
Variabel terikat : Retensio plasenta
E. Hipotesis Penelitian
Ada hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan retensio
plasenta.
Anemia dalam
kehamilan
Retensio Plasenta
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik dengan rancangan
Case Control Study. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
anemia dalam kehamilan dengan retensio plasenta. Penelitian dimulai dari
faktor efek (retensio plasenta) dan akan ditelusuri faktor risikonya (anemia
dalam kehamilan) (Nursalam, 2013)
Gambar 3. Skema rancangan penelitian
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di RS Dr. Ismoyo Kendari yang ini
dilakukan pada 02 s/d 07 Oktober 2017.
Populasi
300 orang
Sampel Retensio Plasenta dan Tidak Retensio Plasenta (82 orang)
Kasus Retensio Plasenta
(41 orang)
Kontrol Tidak Retensio
Plasenta (41 orang)
Anemia dalam kehamilan
Tidak Anemia dalam kehamilan
Tidak Anemia dalam kehamilan
Anemia dalam kehamilan
26
C. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu bersalin di ruang
bersalin RS Dr. Ismoyo Kendari tahun 2016 berjumlah 300 ibu
bersalin.
2. Sampel dalam penelitian adalah ibu bersalin dengan retensio
plasenta dan tidak retensio plasenta yang berjumlah 82 orang.
Perbandingan sampel kasus kontrol 1:1 (41:41).
a. Kasus: ibu bersalin dengan retensio plasenta pada tahun 2016
yang berjumlah 41 orang. Tehnik pengambilan sampel kasus
secara total sampling, dimana seluruh ibu bersalin dengan
retensio plasenta diambil sebagai kasus.
b. Kontrol: ibu bersalin dengan tidak retensio plasenta pada tahun
2016 yang berjumlah 41 orang. Tehnik pengambilan sampel
kontrol secara sistematik random sampling, dimana seluruh ibu
bersalin yang tidak retensio plasenta diurut memakai nomor, lalu
dari 259 orang ibu ibu bersalin dengan tidak retensio plasenta
dibagi jumlah kontrol yang diambil 259:44 = 6,3, sehingga
sampel untuk kontrol adalah kelipatan 6.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel terikat (dependent) yaitu retensio plasenta.
2. Variabel bebas (independent) yaitu anemia dalam kehamilan.
27
E. Definisi Operasional
1. Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya
plasenta hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir
sesuai dengan status ibu. Skala ukur adalah nominal.
Kriteria objektif
a. Retensio plasenta: jika plasenta lahir > 30 menit
b. Tidak retensio plasenta: jika plasenta lahir ≤ 30 menit
(Nugroho, 2012)
2. Anemia dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan kadar
haemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester 1 dan 3 atau kadar
haemoglobin kurang dari 10,5 gr% pada trimester 2 sesuai dengan
status ibu yang diperoleh dari medical record atau rekam medis.
Skala ukur adalah nominal.
Kriteria objektif
a. Anemia dalam kehamilan: jika kadar HB <11 gr%
b. Tidak Anemia dalam kehamilan: jika kadar HB ≥11 gr%
(Saifuddin, 2012)
F. Jenis dan Sumber Data Penelitian
Jenis data adalah data sekunder. Data yang dikumpulkan
adalah data tentang kejadian retensio plasenta, anemia dalam
kehamilan. Data diperoleh dari buku register di Ruang bersalin RS Dr.
Ismoyo Kendari tahun 2016.
28
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelelitian ini adalah lembar
master tabel tentang karakterisitk responden, kejadian retensio plasenta
dan anemia dalam kehamilan.
H. Alur Penelitian
Alur penelitian dijelaskan sebagai berikut:
Gambar 5 : Alur penelitian
I. Pengolahan dan Analisis Data
a. Pengolahan Data
Data yang telah dikumpul, diolah dengan cara manual dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Editing
Populasi Ibu bersalin yang berjumlah 300 orang
Sampel Ibu bersalin retensio plasenta dan tidak retensio plasenta yang berjumlah 82 orang yang terbagi menjadi 2 yaitu ibu bersalin retensio plasenta sebanyak
41 orang dan ibu bersalin tidak retensio plasenta sebanyak 41 orang
Pengumpulan data
Analisis data
Pembahasan
Kesimpulan
29
Dilakukan pemeriksaan/pengecekan kelengkapan data yang
telah terkumpul, bila terdapat kesalahan atau berkurang dalam
pengumpulan data tersebut diperiksa kembali.
2. Coding
Hasil jawaban dari setiap pertanyaan diberi kode angka sesuai
dengan petunjuk.
3. Tabulating
Untuk mempermudah analisa data dan pengolahan data serta
pengambilan kesimpulan data dimasukkan ke dalam bentuk
tabel distribusi.
b. Analisis data
1. Univariat
Data diolah dan disajikan kemudian dipresentasikan dan
uraikan dalam bentuk table dengan menggunakan rumus:
Keterangan :
f : variabel yang diteliti
n : jumlah sampel penelitian
K: konstanta (100%)
X : Persentase hasil yang dicapai
2. Bivariat
Untuk mendeskripsikan hubungan antara independent
variable dan dependent variable. Uji statistik yang digunakan
Kxn
fX
30
adalah Chi-Square. Adapun rumus yang digunakan untuk
Chi-Square koreksi Yates adalah sebagai berikut :
X2 =
Keterangan :
N : Jumlah
A : Kasus positif
B : Kontrol positif
C : Kasus negatif
D : Kontrol negatif
Pengambilan kesimpulan dari pengujian hipotesa
adalah ada hubungan jika p value < 0,05 dan tidak ada
hubungan jika p value > 0,05 atau X2 hitung ≥ X2 tabel maka
H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada hubungan dan X2
hitung < X2 tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak yang berarti
tidak ada hubungan.
Untuk mendeskripsikan risiko independent variable
pada dependent variable. Uji statistik yang digunakan adalah
perhitungan Odds Ratio (OR). Mengetahui besarnya OR
dapat diestimasi factor risiko yang diteliti. Perhitungan OR
menggunakan tabel 2x2 sebagai berikut:
31
Tabel 1 Tabel Kontegensi 2 x 2 Odds Ratio Pada Penelitian
Case Control Study
Faktor risiko Kejadian retensio plasenta
Jumlah Kasus Kontrol
Positif a b a+b
Negatif c d c+d
Keterangan :
a : jumlah kasus dengan risiko positif
b : jumlah kontrol dengan risiko positif
c : jumlah kasus dengan risiko negatif
d : jumlah kontrol dengan risiko negatif
Rumus Odds ratio: Odds case : a/(a+c) : c/(a+c) = a/c
Odds control : b/(b+d) : d/(b+d) = b/d
Odds ratio : a/c : b/d = ad/bc
Estimasi Confidence Interval (CI) ditetapkan pada tingkat
kepercayaan 95% dengan interpretasi:
Jika OR > 1 : faktor yang diteliti merupakan faktor risiko
Jika OR = 1 : faktor yang diteliti bukan merupakan faktor risiko (tidak ada
hubungan)
Jika OR < 1 : faktor yang diteliti merupakan faktor protektif
32
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Lokasi Penelitian
a. Letak Geografis
Rumah Sakit Dr. Ismoyo Kendari adalah rumah sakit tingkat IV
dalam standar perumahsakitan TNI Angkatan Darat (AD) yang disingkat
rumkit Ismoyo namun bagi masyarakat Sulawesi Tenggara khususnya
kota Kendari lebih mengenal dengan sebutan Rumah Sakit Korem, karena
berada di wilayah Korem 143/Haluoleo Kendari.
Rumah Sakit Dr. Ismoyo berdomisili di Kecamatan Mandonga, Kota
Kendari yang merupakan ibu kota Sulawesi Tenggara. Rumah Sakit Dr.
Ismoyo sangat strategis bagi masyarakat karena berada di jalan poros
antar provinsi yakni Jalan Laute Nomor 1 poros jalan antar provinsi dan
Jalan Abdullah Silondae poros utama Kota Kendari.
b. Lingkungan Fisik
Rumah sakit Dr. Ismoyo selain tempatnya strategis, juga berada di
antara pusat perkantoran pemerintahan swasta serta pusat perbelanjaan.
Rumah sakit Dr. Ismoyo terdiri dari tanah seluas 10.215 m2 yang terdiri
dari bangunan kantor Denkesyah, kantor rumah sakit, instalasi gawat
darurat, radiologi, laboratorium, instalasi dapur, instalasi perawatan,
instalasi, bersalin, poliklinik, KIA/KB, apotek pelengkap Kimia Farma,
33
instalasi bedah, gudang, kantin, tempat parker, sarana olahraga dan
instalasi mesin genzet.
c. Status
Rumah sakit Dr. R. Ismoyo adalah rumah sakit milik TNI AD yang
berada di wilayah Korem 143/Haluoleo berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI. No. YM 02.04.3.2.4548 tentang penyerahan
kepada Mabes TNI AD untuk menyelenggarakan rumah sakit umum.
Rumah Sakit Dr. R. Ismoyo sesuai dengan tugas pokoknya
melayani personel TNI, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan keluarganya yang
berada di wilayah Korem 143/Haluoleo. Namun pada perkembangannya
diberikan kebijakan untuk melayani masyarakat umum dan lain-lain.
2. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini, responden merupakan ibu bersalin di ruang
bersalin RS Dr. Ismoyo Kendari tahun 2016. Responden sendiri tidak
diwawancarai secara langsung, melainkan menggunakan data dari rekam
medik pasien yang menjadi dijadikan sampel penelitian.
Responden dalam penelitian ini berjumlah 82 orang ibu bersalin,
dengan perbandingan sampel kasus kontrol 1:1. Yaitu 41 kasus (terjadi
retensio plasenta) dan 41 kontrol (tidak terjadi retensio plasenta).
a. Umur
Dari total 82 responden dalam penelitian ini sebanyak 75
responden atau sebesar 91,46% berumur 20–35 tahun, 3 responden
34
berumur dbawah 20 tahun yaitu 3,66% dan sisanya 4 responden berumur
diatas 35 tahun atau sebesar 4,88% yang tersaji pada tabel 1 berikut.
Tabel 1 Distribusi Umur Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Dr. Ismoyo Kendari
Tahun 2016
Umur Frekuensi Persentase (%)
< 20 tahun 3 3.66 20 – 35 Tahun 75 91.46
> 35 Tahun 4 4.88
Jumlah 82 100
b. Pendidikan
Latar belakang pendidikan responden rata-rata masih belum cukup
tinggi. Rata-rata belum pendidikan masih dibawah SMA, yaitu sebanyak
16 respondenatau 19.51% berpendidikan SD dan sebanyak 26 responden
atau 31.71% berpendidikan SMP. Distribusi pendidikan responden tersaji
dalam tabel 2 berikut :
Tabel 2 Distribusi Pendidikan Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Dr. Ismoyo
Kendari Tahun 2016
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
SD 16 19.51 SMP 26 31.71 SMA 30 35.29
Sarjana 10 12.19
Jumlah 82 100
c. Pekerjaan
Berdasarkan pekerjaan responden, kebanyakan responden adalah
ibu rumah tangga. Hal ini kemungkinan berkaitan dengan tingkat
pendidikan responden yang masih rendah, dimana banyak yang hanya
35
lulusan SMP, bahkan ada juga yang lulusan SD. Dari 82 responden
sebanyak 65 responden atau 79,24% responden ibu rumah tangga.
Sedangkan sisanya sebanyak 16 responden atau sebesar 19,52%
responden bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 1 atau 1,24%
responden bekerja sebagai pedagang. Distribusi status kerja responden
dapat dilihat pada tabel 3 berikut.
Tabel 3 Distribusi Pekerjaan Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Dr. Ismoyo
Kendari Tahun 2016
Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Ibu Rumah Tangga 65 79,24 Pegawai Negeri Sipil 16 19,52
Pedagang 1 1,24
Jumlah 82 100
d. Paritas
Berdasarkan paritasnya, mayoritas responden telah melahirkan
anak lebih dari satu kali tapi tidak lebih dari 5 kali atau multipara sebanyak
44 responden atau 53,65%. Responden primipara atau baru satu kali
melahirkan sebanyak 33 responden atau sebanyak 40.24%, responden
yang belum pernah melahirkan sebanyak 3 orang atau 3.65% dan
responden grandemultipara sebanyak 2 orang atau 2.44%. Distribusinya
tersaji dalam tabel 4 berikut.
36
Tabel 4 Distribusi Paritas Ibu Bersalin di Ruang Bersalin RS Dr. Ismoyo Kendari
Tahun 2016
Paritas Frekuensi Persentase (%)
Belum Pernah 3 3.65 Primipara 33 40.24 Multipara 44 53.65
Grandemultipara 2 2.44
Jumlah 82 100
3. Analisa Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan distribusi
frekuensi masing-masing variabel, baik variabel bebas maupun variabel
terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah anemia dalam
kehamilan. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah retensio
plasenta.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kamar bersalin RS dr.
Ismoyo Kendari tahun 2016, didapatkan hasil ibu dengan anemia dalam
kehamilan sebanyak 28 resonden yang tersaji dalam tabel 5 sebagai
berikut :
Tabel 5 Distribusi Kejadian Anemia dalam Kehamilan di RS dr. Ismoyo Kendari
Tahun 2016
Anemia dalam Kehamilan Frekuensi Persentase (%)
Anemia 28 34.15 Tidak Anemia 54 65.85
Jumlah 82 100
37
4. Analisa Bivariat
Untuk mendeskripsikan risiko independent variable pada
dependent variable. Uji statistik yang digunakan adalah perhitungan Odds
Ratio (OR). Mengetahui besarnya OR dapat diestimasi factor risiko yang
diteliti. Perhitungan OR menggunakan tabel 2x2 sebagai berikut :
Tabel 6 Hubungan Kejadian Anemia pada Kehamilan dan Retensio Plasenta di RS
dr. Ismoyo Kendari Tahun 2016
Anemia Dalam
kehamilan
Retensio Plasenta
p X2 OR CI95% Retensio Tidak
Retensio
n % n %
Anemia 19 46,3 9 24,4 0,038 4,321 2,68 1,045-6,858 Tidak
anemia 22 53,7 32 75,6
Tabel 6 menyatakan bahwa dari 41 orang ibu dengan retensio
plasenta, terdapat 19 orang (46,3%) dengan anemia dalam kehamilan dan
22 orang (53,7%) dengan tidak anemia. Pada 41 orang ibu yang tidak
retensio, terdapat 9 orang (24,4%) dengan anemia dan 32 orang (75,6%)
dengan tidak anemia. Hasil analisis data diperoleh data bahwa ada
hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan retensio plasenta. Ibu
hamil dengan anemia berisiko 2,68 kali mengalami retensio plasenta
dibandingkan yang tidak mengalami anemia dalam kehamilan (p=0,038;
X2=4,321; OR=2,68; CI95%=1,045-6,858).
38
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di di Ruang
Bersalin RS Dr. Ismoyo Kendari Juni 2017, dari 82 responden diperoleh
hasil bahwa ada hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan
kejadian retensio plsenta. Dari 41 orang ibu dengan retensio plasenta,
terdapat 19 orang (46,3%) dengan anemia dalam kehamilan dan 22 orang
(53,7%) dengan tidak anemia. Pada 41 orang ibu yang tidak retensio,
terdapat 9 orang (24,4%) dengan anemia dan 32 orang (75,6%) dengan
tidak anemia. Hasil analisis data diperoleh data bahwa ada hubungan
antara anemia dalam kehamilan dengan retensio plasenta. Ibu hamil
dengan anemia berisiko 2,68 kali mengalami retensio plasenta
dibandingkan yang tidak mengalami anemia dalam kehamilan (p=0,038;
X2=4,321; OR=2,68; CI95%=1,045-6,858).
Hasil penelitian ini sesuai dengan Fenny dkk (2017) yang
menyatakan bahwa ada hubungan anemia dalam kehamilan dengan
kejadian retensio plasenta di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih.
Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian Ayu Wuryanti (2010) yang
menyatakan adanya hubungan antara anemia dengan perdarahan post
partum. Anemia menjadi salah satu pemicu terjadinya perdarahan post
partum, karena jumlah oksigen yang diikat dalam darah kurang. Sehingga
jumlah oksigen jumlah oksigen yang dikirim ke uterus pun kurang. Hal ini
menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi dengan adekuat.
39
Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta
hingga atau melebihi waktu 30 menit setelah bayi lahir. Hampir sebagian
besar gangguan pelepasan plasenta disebabkan oleh gangguan kontraksi
uterus (Nugroho, 2012). Retensio plasenta adalah salah satu penyebab
perdarahan post partum yang dapat menyebabkan kematian pada ibu
bersalin (Anik & Yulianingsih, 2012).
Retensio plasenta merupakan penyebab tersering kedua
perdarahan post partum (20-30% kasus), sedang perdarahan post partum
merupakan salah satu penyebab kematian maternal di Negara
berkembang termasuk Indonesia. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan
indikator yang digunakan untuk mengukur status kesehatan ibu dan salah
satu indikator yang peka terhadap kualitas dan aksesibilitas fasilitas
pelayanan kesehatan. Retensio plasenta secara potensial dapat
mengancam jiwa, bukan hanya retensionya saja, tetapi karena berkaitan
dengan perdarahan dan infeksi yang merupakan komplikasi retensio
plasenta. Kejadian retensio plasenta di dunia sebesar 33% (WHO, 2016).
Penyebab retensio plasenta secara fungsional dapat terjadi karena
his kurang kuat (penyebab terpenting), plasenta sukar terlepas karena
tempatnya (insersi disudut tuba), bentuknya (plasenta membranasea,
plasenta anularis) dan ukurannya (plasenta yang sangat kecil). Plasenta
yang sukar lepas karena penyebab diatas disebut plasenta adhesive
(Rukiyah, 2015). Salah satu faktor penyebab terjadinya retensio plasenta
adalah anemia dalam kehamilan.
40
Anemia dalam kehamilan menyebabkan terjadinya gangguan dan
hambatan pada pertumbuhan, baik sel tubuh maupun sel otak. Selain itu
anemia menyebabkan oksigen yang diikat dalam darah kurang sehingga
vaskularisasi ke miometrium berkurang, suplai darah menurun
menyebabkan kontraksi uterus tidak adekuat untuk melahirkan plasenta
(Saifuddin, 2012). Pada ibu hamil, zat besi memiliki peranan yang cukup
penting untuk pertumbuhan janin. Selama hamil, asupan zat besi harus
ditambah mengingat selama kehamilan, volume darah pada tubuh ibu
meningkat. Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan bila tidak
diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Kondisi ini
dapat meningkatkan risiko kematian pada saat melahirkan (Kemenkes RI,
2015). Anemia defisiensi besi dalam kehamilan adalah kondisi ibu dengan
kadar hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan III atau kadar
hemoglobin <10,5 gr% pada trimester II dan merupakan salah satu
penyebab kematian pada ibu hamil (Kemenkes RI, 2015).
Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat
kehamilan, persalinan dan nifas. Prevalensi anemia yang tinggi berakibat
negatif seperti gangguan dan hambatan pada pertumbuhan, baik sel
tubuh maupun sel otak, kekurangan Hb dalam darah mengakibatkan
kurangnya oksigen yang dibawa/ditransfer ke sel tubuh maupun ke otak
(Manuaba, 2012). Ibu hamil yang menderita anemia memiliki
kemungkinan akan mengalami perdarahan postpartum yang disebabkan
karena retensio plasenta.
41
Darah akan bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim
disebut hidremia atau hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah
kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi
pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah sebagai berikut:
plasma 30%, sel darah 18% dan haemoglobin 19%. Bertambahnya darah
dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai
puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu (Wiknjosastro,
2012).
Pada saat hamil, bila terjadi anemia dan tidak tertangani hingga
akhir kehamilan maka akan berpengaruh pada saat postpartum. Pada ibu
dengan anemia, saat postpartum kontraksi uterus akan menurun sehingga
bisa menyebabkan plasenta tertahan atau tidak lahir. Hal ini disebabkan
karena oksigen yang dikirim ke uterus kurang. Jumlah oksigen dalam
darah yang kurang menyebabkan otot-otot uterus tidak berkontraksi
dengan adekuat sehingga timbul retensio plasenta yang mengakibatkan
perdarahan banyak (Manuaba, 2012).
Kekurangan zat besi sejak sebelum kehamilan bila tidak diatasi
dapat mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Anemia dalam
kehamilan merupakan salah satu risiko kematian ibu (Kemenkes RI,
2016). Menurut Manuaba (2012) pada saat hamil, bila terjadi anemia dan
tidak tertangani hingga akhir kehamilan maka akan berpengaruh pada
saat postpartum. Pada ibu dengan anemia, saat postpartum kontraksi
uterus akan menurun sehingga bisa menyebabkan plasenta tertahan atau
42
tidak lahir. Hal ini disebabkan karena oksigen yang dikirim ke uterus
kurang. Jumlah oksigen dalam darah yang kurang menyebabkan otot-otot
uterus tidak berkontraksi dengan adekuat sehingga timbul retensio
plasenta yang mengakibatkan perdarahan banyak.
43
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Terdapat 28 kasus (34,15%) anemia dalam kehamilan dari 82
persalinan di RS Dr. Ismoyo Kendari pada tahun 2016.
2. Terdapat 41 kasus (13,66%) retensio plasenta dari 300 persalinan
di RS Dr. Ismoyo Kendari pada tahun 2016.
3. Ada hubungan antara anemia dalam kehamilan dengan kejadian
retensio plasenta di RS dr. R Ismoyo Kendari Tahun 2016
(p=0,038; X2=4,321). Ibu hamil dengan anemia berisiko 2,68 kali
mengalami retensio plasenta dibandingkan yang tidak mengalami
anemia dalam kehamilan (OR=2,68; CI95%=1,045-6,858).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara anemia dalam
kehamilan dengan kejadian retensio plasenta di RS dr. R Ismoyo Kendari
Tahun 2016, peneliti menyarankan :
1. Kepada masyarakat, khususnya ibu hamil untuk memeriksakan dirinya
selama kehamilan dan selalu mengkonsumsi makanan bergizi agar
terhindar dari anemia.
2. Kepada petugas kesehatan, khususnya bidan untuk selalu
meningkatkan promosi kesehatan melalui penyuluhan masyarakat,
terutama ibu hamil untuk meningkat pengetahuan ibu hamil mengenai
44
anemia serta mendorong ibu hamil mengkonsumsi tablet zat besi
selama kehamilan dan juga makanan-makanan bergizi.
3. Kepada insitusi dapat melakukan penelitian lebih lanjut mengenai
anemia pada kehamila maupun faktor-faktor lain yang mempengaruhi
retensio plasenta.
45
DAFTAR PUSTAKA
Anik, Yulianingsih, 2012. Asuhan Kegawatdaruratan Dalam Kebidanan.
Jak ar t a : CV Trans Info Media. Ayu, W. (2010). Hubungan antara anemia kehamilan dan kejadian
perdarahan post partum karena atonia uteri di RSUD wonogiri. Naskah Publikasi.
Badan Pusat Statistik, Kantor Menteri Negara Kependudukan/Badan
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, Departemen Kesehatan, & Macro International Inc. 2013. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta.Dinkes Sultra, 2016. Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara Tahun 2015. Kendari: Dinkes SUltra.
Fenny, Atik, M., Wahyu, S., (2017). Hubungan Anemia Dalam Kehamilan
Dengan Kejadian Retensio Plasenta di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih. Naskah Publikasi
Kemenkes RI, 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta:
Kemenkes RI. ___________, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI. Maryunani, A., 2015. Asuhan Pada Ibu Dalam Masa Nifas (Postpartum).
Jakarta: TIM. Manuaba, IBG., 2012. Ilmu Kebinanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC. Nanda, Wawang (2011). Karakteristik Responden Dengan Kejadian
Retensio Plasenta Pada Pasien Yang Dirawat di Rumah Sakit Al Ikhsan Bandung. Naskah Publikasi.
Nugroho, 2013. Panduan Praktis Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Graha
Ilmu. Nursalam, 2013. Pendekatan Praktis Metode Riset Keperawatan.
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. Pranoto, 2014. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawisohardjo.
46
Rumah Sakit dr. R Ismoyo Kendari, 2017. Profil Rumah Sakit dr. R Ismoyo Kendari. Kendari: Rumah Sakit dr. R Ismoyo Kendari.
Rukiyah, A., 2015. Asuhan Kebidanan Patologi. Jakarta: Trans Info Media. Walyani, E.S., 2015. Ilmu Obstetri & Ginekologi Sosial untuk Kebidanan.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Saifuddin, A.B., 2012. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjdo.
Sastrawinata, S., 2012. Obstetri Patologi Ilmu Kesehatan
Reproduksi, ed.2. Jakarta: EGC. World Health Organization, 2016. Maternal Mortality. Geneva: WHO.
LAMPIRAN
MASTER TABEL PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA ANEMIA DALAM KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA DI RS DR. R ISMOYO KENDARI TAHUN 2016
NO. NAMA/INISIAL UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN PARITAS
HB (gr%)
Anemia RETENSIO PLASENTA
1 SM 29 SMP Ibu Rumah Tangga 3 10,2 ya ya
2 S 35 SD Ibu Rumah Tangga 2 10,4 ya ya
3 A 24 SMU Ibu Rumah Tangga 1 11,4 tidak ya
4 Y 22 SMP Ibu Rumah Tangga 0 11,4 tidak ya
5 WSM 26 SMU Ibu Rumah Tangga 0 11,6 tidak ya
6 L 33 SD Ibu Rumah Tangga 2 9,8 ya ya
7 N 28 SMU Pegawai Negeri Sipil 4 10,0 ya ya
8 M 35 SMP Ibu Rumah Tangga 3 9,6 ya ya
9 H 21 SMP Ibu Rumah Tangga 0 11,6 tidak ya
10 R 27 SARJANA Pegawai Negeri Sipil 1 11,6 tidak ya
11 CL 28 SD Ibu Rumah Tangga 2 11,4 tidak ya
12 NW 27 SMP Ibu Rumah Tangga 1 11,6 tidak ya
13 RP 26 SMU Ibu Rumah Tangga 2 11,4 tidak ya
14 HM 26 SD Ibu Rumah Tangga 2 11,8 tidak ya
15 PR 33 SMP Ibu Rumah Tangga 2 9,8 ya ya
16 SC 18 SD Ibu Rumah Tangga 1 10,2 ya ya
17 JM 36 SMU Ibu Rumah Tangga 2 9,4 ya ya
18 AR 29 SMP Ibu Rumah Tangga 3 11,8 tidak ya
19 WA 36 SMU Pedagang 2 9,8 ya ya
20 YN 28 SARJANA Pegawai Negeri Sipil 3 11,8 tidak ya
21 MN 35 SMU Ibu Rumah Tangga 2 9,6 ya ya
22 MT 30 SD Ibu Rumah Tangga 2 10,2 ya ya
23 MD 22 SMP Ibu Rumah Tangga 2 11,8 tidak ya
24 DS 35 SMU Pegawai Negeri Sipil 1 10,4 ya ya
25 KM 28 SMP Ibu Rumah Tangga 1 11,8 tidak ya
26 MD 36 SD Ibu Rumah Tangga 3 9,6 ya ya
27 YN 25 SARJANA Pegawai Negeri Sipil 1 11,8 tidak ya
28 RY 30 SMU Ibu Rumah Tangga 2 10,2 ya ya
29 NT 28 SD Ibu Rumah Tangga 2 11,8 tidak ya
30 RK 20 SMU Ibu Rumah Tangga 1 11,4 tidak ya
31 RG 21 SMU Ibu Rumah Tangga 1 11,4 tidak ya
32 NV 27 SD Ibu Rumah Tangga 1 11,8 tidak ya
33 AW 33 SMP Ibu Rumah Tangga 4 10,2 ya ya
34 NK 26 SMU Ibu Rumah Tangga 3 11,8 ya ya
35 MY 30 SMP Ibu Rumah Tangga 2 10,4 ya ya
36 MRY 30 SMU Ibu Rumah Tangga 2 10,4 ya ya
37 WM 24 SMU Pegawai Negeri Sipil 1 11,8 tidak ya
38 NM 24 SMP Ibu Rumah Tangga 1 11,8 tidak ya
39 SM 31 SARJANA Pegawai Negeri Sipil 1 10,2 ya ya
40 HN 41 SMU Ibu Rumah Tangga 5 9,8 ya ya
41 IS 29 SD Ibu Rumah Tangga 2 11,8 tidak ya
42 RK 29 SARJANA Pegawai Negeri Sipil 2 11,8 tidak tidak
43 AD 27 SMU Ibu Rumah Tangga 1 11,4 tidak tidak
44 AT 28 SMP Ibu Rumah Tangga 1 11,8 tidak tidak
45 RE 24 SARJANA Pegawai Negeri Sipil 2 11,4 tidak tidak
46 ET 28 SMP Ibu Rumah Tangga 1 11,8 tidak tidak
47 CH 18 SMU Ibu Rumah Tangga 1 9,8 ya tidak
48 KH 24 SMU Ibu Rumah Tangga 2 11,8 tidak tidak
49 RN 29 SMP Ibu Rumah Tangga 1 11,8 tidak tidak
50 SW 22 SMU Ibu Rumah Tangga 1 11,8 tidak tidak
51 IR 33 SMP Ibu Rumah Tangga 5 10,4 ya tidak
52 AA 25 SARJANA Pegawai Negeri Sipil 2 11,8 tidak tidak
53 FU 27 SD Ibu Rumah Tangga 1 11,8 tidak tidak
54 FM 26 SMU Ibu Rumah Tangga 3 11,6 tidak tidak
55 HS 22 SMU Ibu Rumah Tangga 1 11,4 tidak tidak
56 YT 32 SMP Ibu Rumah Tangga 3 11,6 tidak tidak
57 RL 31 SMP Ibu Rumah Tangga 3 11,4 tidak tidak
58 HR 35 SD Ibu Rumah Tangga 3 10,2 ya tidak
59 AG 24 SMU Pegawai Negeri Sipil 1 11,4 tidak tidak
60 RI 24 SARJANA Pegawai Negeri Sipil 3 11,6 tidak tidak
61 EJ 26 SMP Ibu Rumah Tangga 2 11,4 tidak tidak
62 FR 22 SMU Ibu Rumah Tangga 1 11,6 tidak tidak
63 SY 29 SD Ibu Rumah Tangga 1 11,4 tidak tidak
64 AD 24 SMP Ibu Rumah Tangga 1 11,6 tidak tidak
65 HL 29 SMU Pegawai Negeri Sipil 2 11,4 tidak tidak
66 SW 34 SARJANA Pegawai Negeri Sipil 3 9,8 ya tidak
67 FZ 26 SMU Ibu Rumah Tangga 1 11,4 tidak tidak
68 NR 25 SMP Ibu Rumah Tangga 2 11,4 tidak tidak
69 LY 26 SMP Ibu Rumah Tangga 2 11,4 tidak tidak
70 IN 24 SMU Ibu Rumah Tangga 1 11,4 tidak tidak
71 SP 31 SMU Ibu Rumah Tangga 2 11,4 tidak tidak
72 AR 28 SMP Ibu Rumah Tangga 2 11,4 tidak tidak
73 HG 22 SD Ibu Rumah Tangga 1 11,4 tidak tidak
74 IJ 28 SMU Ibu Rumah Tangga 1 11,4 tidak tidak
75 DY 28 SD Ibu Rumah Tangga 1 11,6 tidak tidak
76 RK 17 SMP Ibu Rumah Tangga 1 10,2 ya tidak
77 L 23 SARJANA Pegawai Negeri Sipil 3 11,6 tidak tidak
78 IN 31 SMP Ibu Rumah Tangga 4 9,6 ya tidak
79 SW 24 SMP Ibu Rumah Tangga 2 11,6 tidak tidak
80 IA 31 SMU Pegawai Negeri Sipil 1 9,8 ya tidak
81 RDA 31 SMU Ibu Rumah Tangga 3 10,4 ya tidak
82 SI 34 SD Ibu Rumah Tangga 1 9,6 ya tidak
HASIL ANALSIS
Frequencies
Statistics
KAT_UMUR PENDIDIKAN PEKERJAAN PARITAS ANEMIA RETENSIO
N Valid 82 82 82 82 82 82
Missing 0 0 0 0 0 0
Frequency Table
KAT_UMUR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
< 20 TAHUN 3 3,7 3,7 3,7
20-35 TAHUN 75 91,5 91,5 95,1
>35 TAHUN 4 4,9 4,9 100,0
Total 82 100,0 100,0
PENDIDIKAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
SARJANA 10 12,2 12,2 12,2
SD 16 19,5 19,5 31,7
SMP 26 31,7 31,7 63,4
SMU 30 36,6 36,6 100,0
Total 82 100,0 100,0
PEKERJAAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
Ibu Rumah Tangga 65 79,3 79,3 79,3
Pedagang 1 1,2 1,2 80,5
Pegawai Negeri Sipil 16 19,5 19,5 100,0
Total 82 100,0 100,0
PARITAS
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
,00 3 3,7 3,7 3,7
1,00 33 40,2 40,2 43,9
2,00 27 32,9 32,9 76,8
3,00 14 17,1 17,1 93,9
4,00 3 3,7 3,7 97,6
5,00 2 2,4 2,4 100,0
Total 82 100,0 100,0
ANEMIA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
ANEMIA 29 35,4 35,4 35,4
TIDAK ANEMIA 53 64,6 64,6 100,0
Total 82 100,0 100,0
RETENSIO
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid
RETENSIO 41 50,0 50,0 50,0
TIDAK RETENSIO 41 50,0 50,0 100,0
Total 82 100,0 100,0
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
ANEMIA * RETENSIO 82 100,0% 0 0,0% 82 100,0%
ANEMIA * RETENSIO Crosstabulation
RETENSIO Total
RETENSIO TIDAK
RETENSIO
ANEMIA
ANEMIA
Count 19 10 29
% within RETENSIO 46,3% 24,4% 35,4%
% of Total 23,2% 12,2% 35,4%
TIDAK ANEMIA
Count 22 31 53
% within RETENSIO 53,7% 75,6% 64,6%
% of Total 26,8% 37,8% 64,6%
Total
Count 41 41 82
% within RETENSIO 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 50,0% 50,0% 100,0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 4,321a 1 ,038
Continuity Correctionb 3,414 1 ,065
Likelihood Ratio 4,375 1 ,036
Fisher's Exact Test ,064 ,032
N of Valid Cases 82
a. 0 cells (0,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,50.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for ANEMIA
(ANEMIA / TIDAK ANEMIA)
2,677 1,045 6,858
For cohort RETENSIO =
RETENSIO
1,578 1,043 2,389
For cohort RETENSIO = TIDAK
RETENSIO
,590 ,340 1,022
N of Valid Cases 82
top related